SlideShare a Scribd company logo
Farmakoterapi
gangguan sistem
syaraf, kulit dan THT
OLEH :
KELOMPOK 1 (S1-6A)
ADINDA ABIA UTAMI 1901001
DIANTI MARESA DODIRA 1901008
INDAH WAHYUNI 1901015
MUHAMMAD RAKES 1901021
VINOLIA PRATIWI 1901038
Dosen Pengampu : apt. Dra. Syilfia Hasti, M.Farm
SKHIZOPRENIA
Definisi
&
Etiologi
01
Pokok pembahasan
Epidemiologi
&
Patofisiologi
02
Penatalaksanaan
04
Manifestasi
klinis
&
Diagnosis
03
Definisi
Skizofrenia
• Skizofrenia (schizophrenia; dibaca “skit-se-fri-
nia”) adalah salah satu gangguan jiwa berat
yang dapat mempengaruhi pikiran, perasaan
dan perilaku individu.
• Skizofrenia adalah bagian dari gangguan
psikosis yang terutama ditandai dengan
kehilangan pemahaman terhadap realistis dan
hilangnya daya tilik diri (insight) (sadock et al,
2014).
• Menurut pedoman penggolongan dan
diagnosis gangguan jiwa-III (PPDGJ-III),
skizofrenia adalah suatu deskripsi sindroma
dengan variasi penyebab (banyak belum
diketahui) dan perjalanan penyakit (tak selalu
bersifat kronis) yang luas, serta sejumlah akibat
yang tergantung pada perimbangan pengaruh
genetic, fisik dan social budaya (Departemen
Kesehatan RI, 1998).
Yudhantara, D. Surya. Istiqomah, Ratri. 2018. Synopsis Skizofrenia. Malang : UB Press.
TANDA DAN
GEJALA
Yudhantara, D. Surya. Istiqomah, Ratri. 2018. Synopsis Skizofrenia. Malang : UB Press.
Etiologi
Skizofrenia
● Beberapa penelitian mengemukakan hubungan beberapa etiologi sehingga
menyebabkan perubahan neurobiologis pada skizofrenia.
● Hubungan itu Antara lain adalah infeksi prenatal (first hit) dimana dengan gen
“rentan” tertentu akan menyebabkan inflamasi dan terjadi perubahan
neurobiologis dan proses tersebut akan berlanjut apabila pada masa dewasa
seseorang terpapar factor-factor seperti trauma, stressor social, dan aktivitas
inflamasi (secondary hit) sehingga akan menginduksi perubahan neurobiologis
lebih lanjut oleh karena proses neuroimunologis seperti penurunan
neurogenesis, peningkatan sinyal glutaminergik pernurunan aktivitas GABA,
penurunan myelinisasi, dan banyak aktivitas reseptor lainnya yang akan
berujung pada fase psikosis dari skizofrenia (Anderson dan Maes, 2013).
Yudhantara, D. Surya. Istiqomah, Ratri. 2018. Synopsis Skizofrenia. Malang : UB Press.
EPIDEMIOLOGI
Kesehatan jiwa merupakan suatu keadaan individu yang
tidak hanya terhindar dari penyakit maupun kecatatan,
namun juga sejahtera secara fisik, sosial dan mental.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI,
2013), menyatakan bahwa Kesehatan jiwa menjadi salah
satu masalah kesehatan di setiap negara, termasuk
Indonesia. Menurut data WHO 2017, terdapat sekitar 35
juta orang terkena depresi, 60 juta orang terkena bipolar,
21 juta terkena skizofrenia, serta 47,5 juta terkena
demensia.
Kemenkes. 2013. Penyajian pokok-pokok hasil riset dasar kesehatan 2013. Jakarta: Badan penelitian dan
pengembangan kesehatan Kementrian keseharan RI.
Di Indonesia prevalensi terkait gangguan kecemasan menurut hasil Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013 menunjukkan bahwa sebesar
6% untuk usia 15 tahun ke atas atau sekitar 14 juta penduduk di Indonesia
mengalami gangguan mental emosional yang ditunjukkan dengan gejala-gejala
kecemasan dan depresi Pada penderita gangguan jiwa berat terjadi gangguan
dalam fungsi alam pikiran berupa disorganisasi (kekacauan) dalam isi pikiran
dengan gejala gangguan pemahaman (delusi, waham), gangguan persepsi
seperti halusinasi dan gangguan aktifitas motorik salah satu gangguan jiwa
yang paling sering ditemukan di hampir semua rumah sakit jiwa adalah
skizofrenia (Meliala, 2018).
Meliala, A.R.B., 2018. Perbedaan Simtom Kecemasan Dan Depresi Pada Mahasiswa Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Sumatera Utara Angkatan 2014 Dan 2016 Dengan Menggunakan The Beck Depression Iventory Ii Dan The Beck Anxiety
lventory: Medan
PATOFISIOLOGI
Patofisiologi skizofrenia adanya ketidakseimbangan neurotransmiter di otak,
terutama norepinefrin, serotonin, dan dopamin (Sadock, 2015). Namun, proses
patofisiologi skizofrenia masih belum diketahui secara pasti. Secara umum,
penelitian telah menemukan bahwa skizofrenia dikaitkan dengan penurunan
volume otak, terutama bagian temporal (termasuk mediotemporal), bagian
frontal, termasuk substansia alba dan grisea. Dari sejumlah penelitian ini,
daerah otak yang secara konsisten menunjukkan kelainan adalah daerah
hipokampus dan parahipokampus (Abrams, Rojas, & Arciniegas, 2008).
Abrams, D., Rojas, D., & Arciniegas, D. 2008. Is Schizoaffective disorder a distinct clinicalcondition? Journal of Neuropsychiatric
Disease and Treatment, 1089 – 1109.
Sadock, B. J. 2015. Mood disorder. In: Greb JA, et al, editors. Kaplan & Sadock’s synopsis of psychiatry: beha-vioral
sciences/clinical psychiatry. 11th ed. Philadelphia: Wolters Kluwer Publications.
MANIFESTASI KLINIK
Manifestasi Klinis
Secara umum, gekala serangan skizofrenia dibagi menjadi 4:
1. Gejala Positif
Gejala psikosis seperti halusinasi, delusi, dan kemampuan bicara dan kelakuan
yang tidak teratur.
• Halusinasi adalah pengalaman panca indra tanpa adanya rangsangan.
Penderita skizofrenia merasa melihat, mendengar, mencium,meraba atau
menyentuh sesuatu yang tidak ada.
• Delusi adalah suatu keyakinan yang tidak rasional. Meskipun telah dibuktikan
bahwa kepercayaan itu tidak logis, namun penderita tetap meyakini
kebenarannya.
• Disorganisasi pikiran dan pembicaraan meliputi tidak runtutnya pola
pembicaraan dan penggunaan bahasa yang tidak lazim pada orang dengan
skizofrenia
• Disorganisasi perilaku meliputi aktivitas psikomotor yang tidak biasa
dilakukan orang normal, seperti gelisah,tidak dapat diam, gaduh
Manifestasi Klinis
2. Gejala Negatif
Gejala negative dikaitkan dengan gangguan pada emosi normal dan
gejalagejala ini lebih sulit untuk dikenali sebagi bagian dari gangguan dan dapat
disalahartikan sebagai depresi atau kondisi lainnya.
• “Efek datar” (berkurangnya ekspresi emosi melalui ekspresi wajah atau nada
suara)
• Penarikan diri (emosional withdrawal)
• Apatis (merasa acuh tak acuh atau kurang emosi)
• Kurang berbicara
• Anhedonia (kehilangan atau penurunan dalam minat, motivasi dan
kesenangan dalam beraktivitas)
Manifestasi Klinis
3. Gejala Kognitif
Gejala kognitif melibatkan masalah memori dan perhatian. Gejala ini mungkin
yang paling mengganggu pada pasien skizofrenia karena mempengaruhi
kemampuan penderita untuk melakukan tugas sehari-hari seperti masalah
memahami informasi dan menentukan pilihan, kesulitan dalam memberikan
perhatian, dan masalah ingatan.
4. Gejala Mood
Gejala mood yang ditunjukkan dengan kegembiraan atau kesedihan berlebihan
yang sulit untuk dipahami. Hal tersebut sering menimbulkan depresi pada
pasien.
DIAGNOSIS
Diagnosis
Pedoman diagnostic menurut DSM-V :
Karakteristik gejala
masing-masing terjadi dalam kurun
waktu yang signifikan selama 1
bulan (atau kurang bila telah
berhasil diobati). Paling tidak salah
satunya harus (1), (2), atau (3) :
 Delusi/waham
 Halusinasi
 Bicara kacau
 Perilaku yang sangat kacau atau
katatonik
 Gejala negatif, (yaitu: ekspresi
emosi yang berkurang atau
kehilangan minat)
Disfungsi Sosial/pekerjaan
Selama kurun waktu yang signifikan sejak
awitan gangguan, terdapat satu atau
lebih disfungsi pada area fungsi utama;
seperti pekerjaan, hubungan
interpersonal, atau perawatan diri, yang
berada jauh di bawah tingkat yang
dicapai sebelum awitan (atau jika awitan
pada masa anak-anak atau remaja, ada
kegagalan untuk mencapai beberapa
tingkat pencapaian hubungan
interpersonal, akademik, atau pekerjaan
yang diharapkan).
Diagnosis
Durasi
Tanda kontinu gangguan
berlangsung selama setidaknya 6
bulan. Periode 6 bulan ini harus
mencakup setidaknya 1 bulan
gejala (atau kurang bila telah
berhasil diobati).
Eksklusi gangguan mood dan
skizoafektif
Gangguan skizoafektif dan gangguan
depresif atau bipolar dengan ciri
psikotik telah disingkirkan baik karena :
a) Tidak ada episode depresif manik,
atau campuran mayor yang terjadi
bersamaan dengan gejala fase aktif,
maupun
b) b) Jika episode mood terjadi selama
gejala fase aktif durasi totalnya relatif
singkat dibandingkan durasi periode
aktif dan residual
Diagnosis
Eksklusi kondisi medis
umum/zat
Gangguan tersebut tidak
disebabkan efek fisiologis
langsung suatu zat (contoh: obat
yang disalahgunaan, obat medis)
atau kondisi medis umum.
Hubungan dengan keterlambatan
perkembangan global
Jika terdapat riwayat gangguan autistik
atau keterlambatan perkembangan
global lainnya, diagnosis tambahan
skizofrenia hanya dibuat bila waham
atau halusinasi yang prominen juga
terdapat selama setidaknya satu bulan
(atau kurang bila telah berhasil diobati).
(Sadock, et al., 2015) .
Diagnosis menurut PPDGJ-III
Instrumen alat bantu diagnostik skizofrenia di Indonesia adalah dengan
menggunakan PPDGJ-III, berikut kriteria diagnosis skizofrenia:
Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua
gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas):
a. Thought echo, yaitu isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam
kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama, namun
kualitasnya berbeda ; atau thought insertion or withdrawal, yaitu isi pikiran yang
asing dari luar masuk ke dalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil
keluar oleh sesuatu dari luar dirinya (withdrawal); dan thought broadcasting,
yaitu isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain atau umum
mengetahuinya;
Diagnosis menurut PPDGJ-III
b. Delusion of control, yaitu waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu
kekuatan tertentu dari luar; atau delusion of influence yaitu waham tentang
dirinya dipengaruhi oleh suatukekuatan tertentu dari luar; atau delusion of
passivitiy, yaitu waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap
suatu kekuatan dari luar; (tentang ”dirinya” dimana secara jelas merujuk ke
pergerakan tubuh / anggota gerak atau ke pikiran, tindakan, atau penginderaan
khusus); delusional perception, yaitu pengalaman inderawi yang tidak wajar,
yang bermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau mukjizat;
c. Halusinasi auditorik antara lain (1) Suara halusinasi yang berkomentar secara
terus menerus terhadap perilaku pasien, atau (2) Mendiskusikan perihal pasien-
pasien di antara mereka sendiri (di antara berbagai suara yang berbicara), atau
(3) Jenis suara halusinasi lain yang berasal dan salah satu bagian tubuh
Diagnosis menurut PPDGJ-III
d. Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat
dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal keyakinan
agama atau politik tertentu, atau kekuatan dan kemampuan di atas manusia
biasa (misalnya mampu mengendalikan cuaca, atau berkomunikasi dengan
mahluk asing dan dunia lain);
e. Adanya gejala-gejala khas tersebut di atas telah berlangsung selama kurun
waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik
prodromal)
PENATALAKSANAAN
A. FASE AKUT
1. Skizoafektif, Tipe Manik atau Tipe Campuran
a. Farmakoterapi
 Injeksi
• Olanzapin, dosis 10 mg/mL injeksi intramuskulus, dapat diulang
setiap 2 jam, dosis maksimum 30mg/hari
• Aripriprazol, dosis 9,75 mg/mL injeksi intramuskulus, dapat diulang
setiap 2 jam, dosis maksimum 29,25 mg/hari.
• Haloperidol, dosis 5mg/mL injeksi intramuskulus, dapat diulang
setiap setengah jam, dosis maksimum 20mg/hari.
• Diazepam 10mg/2 mL injeksi intravena/intramuskulus, dosis
maksimum 30mg/hari.
 Oral
• Olanzapin 1 x 10 – 30 mg / hari atau risperidone 2 x 1- 3 mg / hari atau
quetiapin hari I (200mg), hari II (400 mg), hari III (600 mg) atau hari I
(1x300 mg-XR), dan seterusnya dapat dinaikkan menjadi 1x600 mg-XR)
atau aripirazol 1 x 10-30 mg / hari.
 Terapi (monoterapi)
• Olanzapin, Risperidon, Quetiapin, Aripiprazol
• Litium, Divalproat.
 Terapi kombinasi
• Olz +; Li/Dival Olz + Lor; Olz + Li/Dival+Lor
• Ris + Li/Dival; Ris + Lor; Ris + Li/Dival + Lor
• Que + Li/Dival
• Aripip + Li/Dival; Aripip + Lor; Aripip + Li/Dival + Lor
Lama pemberian obat untuk fase akut adalah 2-8 minggu
atau sampai tercapai remisi absolut yaitu YMRS ≤ 9 atau
MADRS ≤ 11 dan PANSS-EC ≤ 3 per butir PANSS-
EC.
2. Skizoafektif, Tipe Depresi
a. Farmakoterapi
 Injeksi
• Olanzapin, dosis 10 mg/mL injeksi intramuskulus, dapat diulang
setiap 2 jam, dosis maksimum 30mg/hari
• Aripriprazol, dosis 9,75 mg/mL injeksi intramuskulus, dapat diulang
setiap 2 jam, dosis maksimum 29,25 mg/hari.
• Haloperidol, dosis 5mg/mL injeksi intramuskulus, dapat diulang
setiap setengah jam, dosis maksimum 20mg/hari.
• Diazepam 10mg/2 mL injeksi intravena/intramuskulus, dosis
maksimum 30mg/hari.
 Oral
• Litium 2 x 400 m g/hari, dinaikkan sampai kisaran terapeutik 0,8-1,2
mEq/L (biasanya dicapai dengan dosis litium karbonat 1200-1800
mg/hari, pada fungsi ginjal normal) atau divalproat dengan dosis awal 3
x 250 mg/hari dan dinaikkan setiap beberapa hari hingga kadar plasma
mencapai 50-100 mg/L
atau karbamazepin dengan dosis awal 300-800 mg/hari dan dosis dapat
dinaikkan 200 mg setiap dua –empat hari hingga mencapai kadar plasma 4-
12 µg/mL sesuai dengan karbamazepin 800-1600 mg/hari atau Lamotrigin
dengan dosis 200-400 mg/ hari
• Antidepresan, SSRI, misalnya fluoksetin 1 x 10-20 mg/hari
• Antipsikotika generasi kedua, olanzapin 1 x 10 – 30 mg/hari atau
risperidone 2 x 1-3 mg/hari atau quetiapin hari I (200mg), hari II (400
mg), hari III (600 mg) dan seterusnya atau aripirazol 1 x 10-30 mg/hari.
• Haloperidol 5-20 mg/hari.
Lama pemberian obat untuk fase akut adalah 2-8
minggu atau sampai tercapai remisi absolut yaitu
YMRS ≤ 9 atau MADRS ≤ 11 dan PANSS-EC ≤ 3
untuk tiap butir PANSS-EC.
A. FASE LANJUTAN
1. Psikofarmaka
 Terapi (monoterapi)
• Litium karbonat 0,6-1 mEq/L biasanya dicapai dengan dosis 900-
1200 mg / hari sekali sedengan dosis 500 mg/ hari
• Olanzapin 1 x 10 mg/hari
• Quetiapin dengan dosis 300 – 600 mg/hari
• Risperidon dengan 1-4 mg/hari
• Aripirazol dengan dosis 10-20 mg/hari
 Terapi Kombinasi
Kombinasi obat-obat di atas. Penggunaan antidepresan jangka panjang
untuk skizoafektif tipe episode depresi mayor tidak dianjurkan karena
dapat menginduksi terjadinya episode manik.
• Klozapin dosis 300-750mg/hari (pasien yang refrakter)
Lama pemberian obat fase lanjutan 2-6 bulan sampai
tercapai recovery yaitu bebas gejala selama 2 bulan.
• Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan. Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di
Indonesia (PPDGJ) III. Cetakan Pertama. 1993.
• American Psychiatric Associatio. Scizoaffective Disorder. Dalam: Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder, 4th Edition,
Text Revision, Washington, DC, American Psychiatric Association, 2000, hal. 319-323
• Fening S, Fochtmann LJ, Carlson GA. Schizoaffective Disorder. Dalam: Kaplan dan Sadock’s Comprehensive Textbook of
Psychiatry, Sadock BJ, Sadock VA. 8th Ed, Lippincott Williams dan Wilkins, A Wolters Cluwer Company, 2005: hal.
1633-1536 .
ALGORITMA TERAPI SKIZOFRENIA
Pemaparan tahap-tahap :
Tahap 1 : Episode pertama psikosis
• gunakan Antipsikotik tunggal. Antipsikotik atipikal (SGA) sebagai drug of choice. SGA =
Second Generation Antipsychotic=Antipsikotik atipikal (contoh: aripiprazole, olanzapine,
clozapine, quatiapine, risperidone atau ziprasidone)
Tahap 2: gunakan Tipikal atau atipikal tunggal
• (bukan antipsikotik pada Tahap 1). FGA = First Generation Antipsychotic= Antipsikotik
Tipikal (contoh : loxapine, perphenazine, molindone, haloperidol, trifluoperazine, thiothixine,
chlorpromazine
Tahap 3
• gunakan CLOZAPINE
Tahap 4
• gunakan CLOZAPINE + (FGA, SGA atau ECT)
Tahap 5
• gunakan Tipikal atau atipikal tunggal (tidak digunakan pada Tahap 1 atau 2)
Tahap 6
• gunakan Terapi kombinasi Contoh : SGA + FGA, Kombinasi dari SGA, (FGA atau SGA) + ECT,
(FGA + SGA) + agen lain (seperti mood stabilizer)
Sumber: Dipiro, 2008
Pendekatan psikososial
Bertujuan untuk memberikan
dukungan emosional kepada pasien
sehingga pasien mampu
meningkatkan fungsi sosial dan
pekerjaannya dengan lebih baik. Ada
beberapa jenis pendekatan
psikososial yang biasa dilakukan
pada pasien skizofrenia, diantaranya
yaitu Program for Assertive
Community Treatment (PACT),
intervensi keluarga, terapi perilaku
kognitif (cognitive behavioural
therapy), dan pelatihan keterampilan
sosial.
ECT (Electro Convulsive Therapy)
Penggunaan ECT yang dikombinasi
dengan obat-obatan antipsikotik bisa
dijadikan pilihan terapi bagi pasien
yang menginginkan perbaikan umum
dan pengurangan gejala dengan cara
yang cepat
Terapi alternatif
- Pengembangan Layanan Rawat Harian (Day Care)
Pengembangan layanan day care atau rawat harian merupakan sebuah bentuk
upaya peningkatan mutu layanan berorientasi komunitas. Secara umum, empat fungsi
utama layanan day care adalah sebagai alternatif perawatan bagi pasien akut,
memerpendek durasi perawatan pasien akut, merehabilitasi dan memelihara fungsi dari
pasien kronik, dan mengupayakan tatalaksana yang lebih baik pada pasien yang kurang
mendapatkan manfaat dari layanan rawat jalan.
Terdapat enam bentuk layanan day care untuk ODGJ yaitu:
1. Perawatan akut harian di RS,
2. Perawatan transisi di RS,
3. Program rehabilitasi vokasional,
4. Pusat layanan day care,
5. Layanan step up dan step down,
6. Drop in centre.
THANKS

More Related Content

Similar to ppt skizofrenia-ppt-kelompok 1 stif 2023

Schizopherenia -skizofrenia
Schizopherenia  -skizofreniaSchizopherenia  -skizofrenia
Schizopherenia -skizofrenia
Agilannadarajan4
 
Makalah sik odgj
Makalah sik odgjMakalah sik odgj
Makalah sik odgj
zaenudinnurfalah
 
Perasaan kehilangan dan berduka pada kondisi rentan
Perasaan kehilangan dan berduka pada kondisi rentanPerasaan kehilangan dan berduka pada kondisi rentan
Perasaan kehilangan dan berduka pada kondisi rentan
DikaYanuar1
 
Psikologi di rsj bk
Psikologi di rsj bkPsikologi di rsj bk
Psikologi di rsj bk
argopusoro
 
Makalah sik odgj
Makalah sik odgjMakalah sik odgj
Makalah sik odgj
trisha yasmin
 
Makalah ega
Makalah egaMakalah ega
Makalah ega
egamulyana14
 
Makalah sik odgj dikonversi
Makalah sik odgj dikonversiMakalah sik odgj dikonversi
Makalah sik odgj dikonversi
muhammadfaisal662
 
Penyajian data sik
Penyajian data sikPenyajian data sik
Penyajian data sik
PahmiRamdan
 
Penyajian Data SIK
Penyajian Data SIKPenyajian Data SIK
Penyajian Data SIK
trisha yasmin
 
Penyajian Data SIK
Penyajian Data SIKPenyajian Data SIK
Penyajian Data SIK
anggibandi
 
Makalah sik odgj dikonversi
Makalah sik odgj dikonversiMakalah sik odgj dikonversi
Makalah sik odgj dikonversi
zaenudinnurfalah
 
Makalah sik odgj dikonversi
Makalah sik odgj dikonversiMakalah sik odgj dikonversi
Makalah sik odgj dikonversi
muhammadfaisal662
 
Makalah sik odgj
Makalah sik odgjMakalah sik odgj
Makalah sik odgj
egamulyana14
 
Makalah sik odgj
Makalah sik odgjMakalah sik odgj
Makalah sik odgj
faisalakbar101
 
Makalah SIK
Makalah SIKMakalah SIK
Makalah SIK
anggibandi
 
Makalah sik odgj dikonversi
Makalah sik odgj dikonversiMakalah sik odgj dikonversi
Makalah sik odgj dikonversi
muhammadfaisal662
 
Psikologi abnormal dan metode terapi
Psikologi abnormal dan metode terapiPsikologi abnormal dan metode terapi
Psikologi abnormal dan metode terapi
Angel Purwanti
 
Skizofrenia fix
Skizofrenia fixSkizofrenia fix
Skizofrenia fix
wahyu9652
 
Panduan kesehatan jiwa bagi pemuka agama
Panduan kesehatan jiwa bagi pemuka agamaPanduan kesehatan jiwa bagi pemuka agama
Panduan kesehatan jiwa bagi pemuka agama
Bagus Utomo
 

Similar to ppt skizofrenia-ppt-kelompok 1 stif 2023 (20)

Schizopherenia -skizofrenia
Schizopherenia  -skizofreniaSchizopherenia  -skizofrenia
Schizopherenia -skizofrenia
 
Makalah sik odgj
Makalah sik odgjMakalah sik odgj
Makalah sik odgj
 
Perasaan kehilangan dan berduka pada kondisi rentan
Perasaan kehilangan dan berduka pada kondisi rentanPerasaan kehilangan dan berduka pada kondisi rentan
Perasaan kehilangan dan berduka pada kondisi rentan
 
Psikologi Klinis_Skizofrenia
Psikologi Klinis_SkizofreniaPsikologi Klinis_Skizofrenia
Psikologi Klinis_Skizofrenia
 
Psikologi di rsj bk
Psikologi di rsj bkPsikologi di rsj bk
Psikologi di rsj bk
 
Makalah sik odgj
Makalah sik odgjMakalah sik odgj
Makalah sik odgj
 
Makalah ega
Makalah egaMakalah ega
Makalah ega
 
Makalah sik odgj dikonversi
Makalah sik odgj dikonversiMakalah sik odgj dikonversi
Makalah sik odgj dikonversi
 
Penyajian data sik
Penyajian data sikPenyajian data sik
Penyajian data sik
 
Penyajian Data SIK
Penyajian Data SIKPenyajian Data SIK
Penyajian Data SIK
 
Penyajian Data SIK
Penyajian Data SIKPenyajian Data SIK
Penyajian Data SIK
 
Makalah sik odgj dikonversi
Makalah sik odgj dikonversiMakalah sik odgj dikonversi
Makalah sik odgj dikonversi
 
Makalah sik odgj dikonversi
Makalah sik odgj dikonversiMakalah sik odgj dikonversi
Makalah sik odgj dikonversi
 
Makalah sik odgj
Makalah sik odgjMakalah sik odgj
Makalah sik odgj
 
Makalah sik odgj
Makalah sik odgjMakalah sik odgj
Makalah sik odgj
 
Makalah SIK
Makalah SIKMakalah SIK
Makalah SIK
 
Makalah sik odgj dikonversi
Makalah sik odgj dikonversiMakalah sik odgj dikonversi
Makalah sik odgj dikonversi
 
Psikologi abnormal dan metode terapi
Psikologi abnormal dan metode terapiPsikologi abnormal dan metode terapi
Psikologi abnormal dan metode terapi
 
Skizofrenia fix
Skizofrenia fixSkizofrenia fix
Skizofrenia fix
 
Panduan kesehatan jiwa bagi pemuka agama
Panduan kesehatan jiwa bagi pemuka agamaPanduan kesehatan jiwa bagi pemuka agama
Panduan kesehatan jiwa bagi pemuka agama
 

Recently uploaded

Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
Annisa Syahfitri
 
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawanpelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
EvaMirzaSyafitri
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
ahyani72
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
YuristaAndriyani1
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
maulatamah
 
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remajamateri penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
DewiInekePuteri
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptxPOWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
cikgumeran1
 
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
indraayurestuw
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
GusniartiGusniarti5
 
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptxRENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
mukminbdk
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Sosdiklihparmassdm
 
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptxPemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
ssuser4dafea
 
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdfKONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
AsyeraPerangin1
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
irvansupriadi44
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
NavaldiMalau
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
NiaTazmia2
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
 
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
 
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawanpelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
 
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remajamateri penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptxPOWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
 
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
 
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptxRENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
 
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptxPemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
 
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdfKONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
KONSEP TEORI TERAPI KOMPLEMENTER - KELAS B KELOMPOK 10.pdf
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
 

ppt skizofrenia-ppt-kelompok 1 stif 2023

  • 2. OLEH : KELOMPOK 1 (S1-6A) ADINDA ABIA UTAMI 1901001 DIANTI MARESA DODIRA 1901008 INDAH WAHYUNI 1901015 MUHAMMAD RAKES 1901021 VINOLIA PRATIWI 1901038 Dosen Pengampu : apt. Dra. Syilfia Hasti, M.Farm SKHIZOPRENIA
  • 5. • Skizofrenia (schizophrenia; dibaca “skit-se-fri- nia”) adalah salah satu gangguan jiwa berat yang dapat mempengaruhi pikiran, perasaan dan perilaku individu. • Skizofrenia adalah bagian dari gangguan psikosis yang terutama ditandai dengan kehilangan pemahaman terhadap realistis dan hilangnya daya tilik diri (insight) (sadock et al, 2014). • Menurut pedoman penggolongan dan diagnosis gangguan jiwa-III (PPDGJ-III), skizofrenia adalah suatu deskripsi sindroma dengan variasi penyebab (banyak belum diketahui) dan perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronis) yang luas, serta sejumlah akibat yang tergantung pada perimbangan pengaruh genetic, fisik dan social budaya (Departemen Kesehatan RI, 1998). Yudhantara, D. Surya. Istiqomah, Ratri. 2018. Synopsis Skizofrenia. Malang : UB Press.
  • 6. TANDA DAN GEJALA Yudhantara, D. Surya. Istiqomah, Ratri. 2018. Synopsis Skizofrenia. Malang : UB Press.
  • 8. ● Beberapa penelitian mengemukakan hubungan beberapa etiologi sehingga menyebabkan perubahan neurobiologis pada skizofrenia. ● Hubungan itu Antara lain adalah infeksi prenatal (first hit) dimana dengan gen “rentan” tertentu akan menyebabkan inflamasi dan terjadi perubahan neurobiologis dan proses tersebut akan berlanjut apabila pada masa dewasa seseorang terpapar factor-factor seperti trauma, stressor social, dan aktivitas inflamasi (secondary hit) sehingga akan menginduksi perubahan neurobiologis lebih lanjut oleh karena proses neuroimunologis seperti penurunan neurogenesis, peningkatan sinyal glutaminergik pernurunan aktivitas GABA, penurunan myelinisasi, dan banyak aktivitas reseptor lainnya yang akan berujung pada fase psikosis dari skizofrenia (Anderson dan Maes, 2013). Yudhantara, D. Surya. Istiqomah, Ratri. 2018. Synopsis Skizofrenia. Malang : UB Press.
  • 10. Kesehatan jiwa merupakan suatu keadaan individu yang tidak hanya terhindar dari penyakit maupun kecatatan, namun juga sejahtera secara fisik, sosial dan mental. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI, 2013), menyatakan bahwa Kesehatan jiwa menjadi salah satu masalah kesehatan di setiap negara, termasuk Indonesia. Menurut data WHO 2017, terdapat sekitar 35 juta orang terkena depresi, 60 juta orang terkena bipolar, 21 juta terkena skizofrenia, serta 47,5 juta terkena demensia. Kemenkes. 2013. Penyajian pokok-pokok hasil riset dasar kesehatan 2013. Jakarta: Badan penelitian dan pengembangan kesehatan Kementrian keseharan RI.
  • 11. Di Indonesia prevalensi terkait gangguan kecemasan menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013 menunjukkan bahwa sebesar 6% untuk usia 15 tahun ke atas atau sekitar 14 juta penduduk di Indonesia mengalami gangguan mental emosional yang ditunjukkan dengan gejala-gejala kecemasan dan depresi Pada penderita gangguan jiwa berat terjadi gangguan dalam fungsi alam pikiran berupa disorganisasi (kekacauan) dalam isi pikiran dengan gejala gangguan pemahaman (delusi, waham), gangguan persepsi seperti halusinasi dan gangguan aktifitas motorik salah satu gangguan jiwa yang paling sering ditemukan di hampir semua rumah sakit jiwa adalah skizofrenia (Meliala, 2018). Meliala, A.R.B., 2018. Perbedaan Simtom Kecemasan Dan Depresi Pada Mahasiswa Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Angkatan 2014 Dan 2016 Dengan Menggunakan The Beck Depression Iventory Ii Dan The Beck Anxiety lventory: Medan
  • 13. Patofisiologi skizofrenia adanya ketidakseimbangan neurotransmiter di otak, terutama norepinefrin, serotonin, dan dopamin (Sadock, 2015). Namun, proses patofisiologi skizofrenia masih belum diketahui secara pasti. Secara umum, penelitian telah menemukan bahwa skizofrenia dikaitkan dengan penurunan volume otak, terutama bagian temporal (termasuk mediotemporal), bagian frontal, termasuk substansia alba dan grisea. Dari sejumlah penelitian ini, daerah otak yang secara konsisten menunjukkan kelainan adalah daerah hipokampus dan parahipokampus (Abrams, Rojas, & Arciniegas, 2008). Abrams, D., Rojas, D., & Arciniegas, D. 2008. Is Schizoaffective disorder a distinct clinicalcondition? Journal of Neuropsychiatric Disease and Treatment, 1089 – 1109. Sadock, B. J. 2015. Mood disorder. In: Greb JA, et al, editors. Kaplan & Sadock’s synopsis of psychiatry: beha-vioral sciences/clinical psychiatry. 11th ed. Philadelphia: Wolters Kluwer Publications.
  • 15. Manifestasi Klinis Secara umum, gekala serangan skizofrenia dibagi menjadi 4: 1. Gejala Positif Gejala psikosis seperti halusinasi, delusi, dan kemampuan bicara dan kelakuan yang tidak teratur. • Halusinasi adalah pengalaman panca indra tanpa adanya rangsangan. Penderita skizofrenia merasa melihat, mendengar, mencium,meraba atau menyentuh sesuatu yang tidak ada. • Delusi adalah suatu keyakinan yang tidak rasional. Meskipun telah dibuktikan bahwa kepercayaan itu tidak logis, namun penderita tetap meyakini kebenarannya. • Disorganisasi pikiran dan pembicaraan meliputi tidak runtutnya pola pembicaraan dan penggunaan bahasa yang tidak lazim pada orang dengan skizofrenia • Disorganisasi perilaku meliputi aktivitas psikomotor yang tidak biasa dilakukan orang normal, seperti gelisah,tidak dapat diam, gaduh
  • 16. Manifestasi Klinis 2. Gejala Negatif Gejala negative dikaitkan dengan gangguan pada emosi normal dan gejalagejala ini lebih sulit untuk dikenali sebagi bagian dari gangguan dan dapat disalahartikan sebagai depresi atau kondisi lainnya. • “Efek datar” (berkurangnya ekspresi emosi melalui ekspresi wajah atau nada suara) • Penarikan diri (emosional withdrawal) • Apatis (merasa acuh tak acuh atau kurang emosi) • Kurang berbicara • Anhedonia (kehilangan atau penurunan dalam minat, motivasi dan kesenangan dalam beraktivitas)
  • 17. Manifestasi Klinis 3. Gejala Kognitif Gejala kognitif melibatkan masalah memori dan perhatian. Gejala ini mungkin yang paling mengganggu pada pasien skizofrenia karena mempengaruhi kemampuan penderita untuk melakukan tugas sehari-hari seperti masalah memahami informasi dan menentukan pilihan, kesulitan dalam memberikan perhatian, dan masalah ingatan. 4. Gejala Mood Gejala mood yang ditunjukkan dengan kegembiraan atau kesedihan berlebihan yang sulit untuk dipahami. Hal tersebut sering menimbulkan depresi pada pasien.
  • 19. Diagnosis Pedoman diagnostic menurut DSM-V : Karakteristik gejala masing-masing terjadi dalam kurun waktu yang signifikan selama 1 bulan (atau kurang bila telah berhasil diobati). Paling tidak salah satunya harus (1), (2), atau (3) :  Delusi/waham  Halusinasi  Bicara kacau  Perilaku yang sangat kacau atau katatonik  Gejala negatif, (yaitu: ekspresi emosi yang berkurang atau kehilangan minat) Disfungsi Sosial/pekerjaan Selama kurun waktu yang signifikan sejak awitan gangguan, terdapat satu atau lebih disfungsi pada area fungsi utama; seperti pekerjaan, hubungan interpersonal, atau perawatan diri, yang berada jauh di bawah tingkat yang dicapai sebelum awitan (atau jika awitan pada masa anak-anak atau remaja, ada kegagalan untuk mencapai beberapa tingkat pencapaian hubungan interpersonal, akademik, atau pekerjaan yang diharapkan).
  • 20. Diagnosis Durasi Tanda kontinu gangguan berlangsung selama setidaknya 6 bulan. Periode 6 bulan ini harus mencakup setidaknya 1 bulan gejala (atau kurang bila telah berhasil diobati). Eksklusi gangguan mood dan skizoafektif Gangguan skizoafektif dan gangguan depresif atau bipolar dengan ciri psikotik telah disingkirkan baik karena : a) Tidak ada episode depresif manik, atau campuran mayor yang terjadi bersamaan dengan gejala fase aktif, maupun b) b) Jika episode mood terjadi selama gejala fase aktif durasi totalnya relatif singkat dibandingkan durasi periode aktif dan residual
  • 21. Diagnosis Eksklusi kondisi medis umum/zat Gangguan tersebut tidak disebabkan efek fisiologis langsung suatu zat (contoh: obat yang disalahgunaan, obat medis) atau kondisi medis umum. Hubungan dengan keterlambatan perkembangan global Jika terdapat riwayat gangguan autistik atau keterlambatan perkembangan global lainnya, diagnosis tambahan skizofrenia hanya dibuat bila waham atau halusinasi yang prominen juga terdapat selama setidaknya satu bulan (atau kurang bila telah berhasil diobati). (Sadock, et al., 2015) .
  • 22. Diagnosis menurut PPDGJ-III Instrumen alat bantu diagnostik skizofrenia di Indonesia adalah dengan menggunakan PPDGJ-III, berikut kriteria diagnosis skizofrenia: Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas): a. Thought echo, yaitu isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama, namun kualitasnya berbeda ; atau thought insertion or withdrawal, yaitu isi pikiran yang asing dari luar masuk ke dalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya (withdrawal); dan thought broadcasting, yaitu isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain atau umum mengetahuinya;
  • 23. Diagnosis menurut PPDGJ-III b. Delusion of control, yaitu waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan tertentu dari luar; atau delusion of influence yaitu waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatukekuatan tertentu dari luar; atau delusion of passivitiy, yaitu waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar; (tentang ”dirinya” dimana secara jelas merujuk ke pergerakan tubuh / anggota gerak atau ke pikiran, tindakan, atau penginderaan khusus); delusional perception, yaitu pengalaman inderawi yang tidak wajar, yang bermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau mukjizat; c. Halusinasi auditorik antara lain (1) Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap perilaku pasien, atau (2) Mendiskusikan perihal pasien- pasien di antara mereka sendiri (di antara berbagai suara yang berbicara), atau (3) Jenis suara halusinasi lain yang berasal dan salah satu bagian tubuh
  • 24. Diagnosis menurut PPDGJ-III d. Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal keyakinan agama atau politik tertentu, atau kekuatan dan kemampuan di atas manusia biasa (misalnya mampu mengendalikan cuaca, atau berkomunikasi dengan mahluk asing dan dunia lain); e. Adanya gejala-gejala khas tersebut di atas telah berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik prodromal)
  • 26. A. FASE AKUT 1. Skizoafektif, Tipe Manik atau Tipe Campuran a. Farmakoterapi  Injeksi • Olanzapin, dosis 10 mg/mL injeksi intramuskulus, dapat diulang setiap 2 jam, dosis maksimum 30mg/hari • Aripriprazol, dosis 9,75 mg/mL injeksi intramuskulus, dapat diulang setiap 2 jam, dosis maksimum 29,25 mg/hari.
  • 27. • Haloperidol, dosis 5mg/mL injeksi intramuskulus, dapat diulang setiap setengah jam, dosis maksimum 20mg/hari. • Diazepam 10mg/2 mL injeksi intravena/intramuskulus, dosis maksimum 30mg/hari.  Oral • Olanzapin 1 x 10 – 30 mg / hari atau risperidone 2 x 1- 3 mg / hari atau quetiapin hari I (200mg), hari II (400 mg), hari III (600 mg) atau hari I (1x300 mg-XR), dan seterusnya dapat dinaikkan menjadi 1x600 mg-XR) atau aripirazol 1 x 10-30 mg / hari.
  • 28.  Terapi (monoterapi) • Olanzapin, Risperidon, Quetiapin, Aripiprazol • Litium, Divalproat.  Terapi kombinasi • Olz +; Li/Dival Olz + Lor; Olz + Li/Dival+Lor • Ris + Li/Dival; Ris + Lor; Ris + Li/Dival + Lor • Que + Li/Dival • Aripip + Li/Dival; Aripip + Lor; Aripip + Li/Dival + Lor
  • 29. Lama pemberian obat untuk fase akut adalah 2-8 minggu atau sampai tercapai remisi absolut yaitu YMRS ≤ 9 atau MADRS ≤ 11 dan PANSS-EC ≤ 3 per butir PANSS- EC.
  • 30. 2. Skizoafektif, Tipe Depresi a. Farmakoterapi  Injeksi • Olanzapin, dosis 10 mg/mL injeksi intramuskulus, dapat diulang setiap 2 jam, dosis maksimum 30mg/hari • Aripriprazol, dosis 9,75 mg/mL injeksi intramuskulus, dapat diulang setiap 2 jam, dosis maksimum 29,25 mg/hari.
  • 31. • Haloperidol, dosis 5mg/mL injeksi intramuskulus, dapat diulang setiap setengah jam, dosis maksimum 20mg/hari. • Diazepam 10mg/2 mL injeksi intravena/intramuskulus, dosis maksimum 30mg/hari.  Oral • Litium 2 x 400 m g/hari, dinaikkan sampai kisaran terapeutik 0,8-1,2 mEq/L (biasanya dicapai dengan dosis litium karbonat 1200-1800 mg/hari, pada fungsi ginjal normal) atau divalproat dengan dosis awal 3 x 250 mg/hari dan dinaikkan setiap beberapa hari hingga kadar plasma mencapai 50-100 mg/L
  • 32. atau karbamazepin dengan dosis awal 300-800 mg/hari dan dosis dapat dinaikkan 200 mg setiap dua –empat hari hingga mencapai kadar plasma 4- 12 µg/mL sesuai dengan karbamazepin 800-1600 mg/hari atau Lamotrigin dengan dosis 200-400 mg/ hari • Antidepresan, SSRI, misalnya fluoksetin 1 x 10-20 mg/hari • Antipsikotika generasi kedua, olanzapin 1 x 10 – 30 mg/hari atau risperidone 2 x 1-3 mg/hari atau quetiapin hari I (200mg), hari II (400 mg), hari III (600 mg) dan seterusnya atau aripirazol 1 x 10-30 mg/hari.
  • 33. • Haloperidol 5-20 mg/hari. Lama pemberian obat untuk fase akut adalah 2-8 minggu atau sampai tercapai remisi absolut yaitu YMRS ≤ 9 atau MADRS ≤ 11 dan PANSS-EC ≤ 3 untuk tiap butir PANSS-EC.
  • 34. A. FASE LANJUTAN 1. Psikofarmaka  Terapi (monoterapi) • Litium karbonat 0,6-1 mEq/L biasanya dicapai dengan dosis 900- 1200 mg / hari sekali sedengan dosis 500 mg/ hari • Olanzapin 1 x 10 mg/hari • Quetiapin dengan dosis 300 – 600 mg/hari • Risperidon dengan 1-4 mg/hari • Aripirazol dengan dosis 10-20 mg/hari
  • 35.  Terapi Kombinasi Kombinasi obat-obat di atas. Penggunaan antidepresan jangka panjang untuk skizoafektif tipe episode depresi mayor tidak dianjurkan karena dapat menginduksi terjadinya episode manik. • Klozapin dosis 300-750mg/hari (pasien yang refrakter)
  • 36. Lama pemberian obat fase lanjutan 2-6 bulan sampai tercapai recovery yaitu bebas gejala selama 2 bulan. • Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan. Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia (PPDGJ) III. Cetakan Pertama. 1993. • American Psychiatric Associatio. Scizoaffective Disorder. Dalam: Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder, 4th Edition, Text Revision, Washington, DC, American Psychiatric Association, 2000, hal. 319-323 • Fening S, Fochtmann LJ, Carlson GA. Schizoaffective Disorder. Dalam: Kaplan dan Sadock’s Comprehensive Textbook of Psychiatry, Sadock BJ, Sadock VA. 8th Ed, Lippincott Williams dan Wilkins, A Wolters Cluwer Company, 2005: hal. 1633-1536 .
  • 38. Pemaparan tahap-tahap : Tahap 1 : Episode pertama psikosis • gunakan Antipsikotik tunggal. Antipsikotik atipikal (SGA) sebagai drug of choice. SGA = Second Generation Antipsychotic=Antipsikotik atipikal (contoh: aripiprazole, olanzapine, clozapine, quatiapine, risperidone atau ziprasidone) Tahap 2: gunakan Tipikal atau atipikal tunggal • (bukan antipsikotik pada Tahap 1). FGA = First Generation Antipsychotic= Antipsikotik Tipikal (contoh : loxapine, perphenazine, molindone, haloperidol, trifluoperazine, thiothixine, chlorpromazine Tahap 3 • gunakan CLOZAPINE Tahap 4 • gunakan CLOZAPINE + (FGA, SGA atau ECT) Tahap 5 • gunakan Tipikal atau atipikal tunggal (tidak digunakan pada Tahap 1 atau 2) Tahap 6 • gunakan Terapi kombinasi Contoh : SGA + FGA, Kombinasi dari SGA, (FGA atau SGA) + ECT, (FGA + SGA) + agen lain (seperti mood stabilizer) Sumber: Dipiro, 2008
  • 39. Pendekatan psikososial Bertujuan untuk memberikan dukungan emosional kepada pasien sehingga pasien mampu meningkatkan fungsi sosial dan pekerjaannya dengan lebih baik. Ada beberapa jenis pendekatan psikososial yang biasa dilakukan pada pasien skizofrenia, diantaranya yaitu Program for Assertive Community Treatment (PACT), intervensi keluarga, terapi perilaku kognitif (cognitive behavioural therapy), dan pelatihan keterampilan sosial. ECT (Electro Convulsive Therapy) Penggunaan ECT yang dikombinasi dengan obat-obatan antipsikotik bisa dijadikan pilihan terapi bagi pasien yang menginginkan perbaikan umum dan pengurangan gejala dengan cara yang cepat
  • 40. Terapi alternatif - Pengembangan Layanan Rawat Harian (Day Care) Pengembangan layanan day care atau rawat harian merupakan sebuah bentuk upaya peningkatan mutu layanan berorientasi komunitas. Secara umum, empat fungsi utama layanan day care adalah sebagai alternatif perawatan bagi pasien akut, memerpendek durasi perawatan pasien akut, merehabilitasi dan memelihara fungsi dari pasien kronik, dan mengupayakan tatalaksana yang lebih baik pada pasien yang kurang mendapatkan manfaat dari layanan rawat jalan. Terdapat enam bentuk layanan day care untuk ODGJ yaitu: 1. Perawatan akut harian di RS, 2. Perawatan transisi di RS, 3. Program rehabilitasi vokasional, 4. Pusat layanan day care, 5. Layanan step up dan step down, 6. Drop in centre.