1. Terapi somatik untuk penyakit jiwa termasuk penggunaan obat, ECT, terapi cahaya, teknik modifikasi tidur, dan psychosurgery. Pengobatan berfokus pada mengurangi gejala psikotik dan mencegah kekambuhan, dengan mempertimbangkan karakteristik individu pasien.
2. Studi menunjukkan efektivitas antipsikotik baru dalam mengobati gejala psikotik, negatif, dan tidak teratur pada
- Hipokondriasis merupakan salah satu dari enam gangguan somatoform yang dikategorikan dalam PPDGJ-III dan DSM-IV-R. Hipokondriasis ditandai dengan preokupasi seseorang mengenai rasa takut menderita penyakit berat atau keyakinan memiliki penyakit berat.
- Hipokondriasis dapat diobati dengan beberapa terapi seperti psikoterapi kelompok, pemeriksaan fisik rutin, farmakoterapi seperti SS
1. Terapi somatik untuk penyakit jiwa termasuk penggunaan obat, ECT, terapi cahaya, teknik modifikasi tidur, dan psychosurgery. Pengobatan berfokus pada mengurangi gejala psikotik dan mencegah kekambuhan, dengan mempertimbangkan karakteristik individu pasien.
2. Studi menunjukkan efektivitas antipsikotik baru dalam mengobati gejala psikotik, negatif, dan tidak teratur pada
- Hipokondriasis merupakan salah satu dari enam gangguan somatoform yang dikategorikan dalam PPDGJ-III dan DSM-IV-R. Hipokondriasis ditandai dengan preokupasi seseorang mengenai rasa takut menderita penyakit berat atau keyakinan memiliki penyakit berat.
- Hipokondriasis dapat diobati dengan beberapa terapi seperti psikoterapi kelompok, pemeriksaan fisik rutin, farmakoterapi seperti SS
Dokumen tersebut membahas tentang definisi, etiologi, gejala, dan penatalaksanaan skizofrenia. Skizofrenia adalah gangguan psikotik yang ditandai dengan gangguan pikiran, emosi, dan perilaku akibat interaksi faktor genetik dan lingkungan.
Dokumen tersebut membahas peran psikolog di rumah sakit jiwa, meliputi pelayanan kepada berbagai pasien, proses anamnesis dan diagnosis, intervensi psikologis seperti konseling dan psikoterapi, hasil pemeriksaan psikologis, serta rujukan ke ahli lain jika diperlukan.
Dokumen ini berisi data pasien dengan gangguan jiwa di Kabupaten Sukabumi tahun 2018. Data menunjukkan jumlah pasien yang sudah mendapat pengobatan dan belum di lima puskesmas, di mana jumlah terbanyak pasien belum diobati berada di Puskesmas Tamanjaya dan Surade.
Dokumen ini memberikan data pasien dengan gangguan jiwa di Kabupaten Sukabumi tahun 2018. Data menunjukkan jumlah pasien yang sudah mendapat pengobatan dan belum di lima puskesmas berbeda, dengan jumlah terbanyak belum diobati di Tamanjaya dan Surade.
Dokumen ini memberikan data pasien dengan gangguan jiwa di Kabupaten Sukabumi tahun 2018. Data menunjukkan jumlah pasien yang sudah mendapat pengobatan dan belum di lima puskesmas berbeda, dengan jumlah terbanyak belum diobati di Tamanjaya dan Surade.
Dokumen ini memberikan data pasien dengan gangguan jiwa di Kabupaten Sukabumi tahun 2018. Data menunjukkan jumlah pasien yang sudah mendapat pengobatan dan belum di lima puskesmas berbeda, dengan jumlah terbanyak belum diobati di Tamanjaya dan Surade.
Dokumen ini memberikan data pasien dengan gangguan jiwa di Kabupaten Sukabumi tahun 2018. Data menunjukkan jumlah pasien yang sudah mendapat pengobatan dan belum di lima puskesmas berbeda, dengan jumlah terbanyak belum diobati di Tamanjaya dan Surade.
Dokumen ini memberikan data pasien dengan gangguan jiwa di Kabupaten Sukabumi tahun 2018. Data menunjukkan jumlah pasien yang sudah mendapat pengobatan dan belum di lima puskesmas berbeda, dengan jumlah terbanyak belum diobati di Tamanjaya dan Surade.
Skizofrenia adalah gangguan psikotik yang menyebabkan gangguan berfikir, persepsi, dan perilaku. Faktor penyebabnya meliputi faktor biologis, psikologis, lingkungan, dan organik. Ciri-cirinya antara lain delusi, halusinasi, dan disorganisasi pikiran. Pengobatannya meliputi terapi obat, terapi elektrokonvulsif, dan rehabilitasi sosial.
Paper ini bertujuan untuk menganalisis pencemaran udara akibat pabrik aspal. Analisis ini akan fokus pada emisi udara yang dihasilkan oleh pabrik aspal, dampak kesehatan dan lingkungan dari emisi tersebut, dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara
More Related Content
Similar to ppt skizofrenia-ppt-kelompok 1 stif 2023
Dokumen tersebut membahas tentang definisi, etiologi, gejala, dan penatalaksanaan skizofrenia. Skizofrenia adalah gangguan psikotik yang ditandai dengan gangguan pikiran, emosi, dan perilaku akibat interaksi faktor genetik dan lingkungan.
Dokumen tersebut membahas peran psikolog di rumah sakit jiwa, meliputi pelayanan kepada berbagai pasien, proses anamnesis dan diagnosis, intervensi psikologis seperti konseling dan psikoterapi, hasil pemeriksaan psikologis, serta rujukan ke ahli lain jika diperlukan.
Dokumen ini berisi data pasien dengan gangguan jiwa di Kabupaten Sukabumi tahun 2018. Data menunjukkan jumlah pasien yang sudah mendapat pengobatan dan belum di lima puskesmas, di mana jumlah terbanyak pasien belum diobati berada di Puskesmas Tamanjaya dan Surade.
Dokumen ini memberikan data pasien dengan gangguan jiwa di Kabupaten Sukabumi tahun 2018. Data menunjukkan jumlah pasien yang sudah mendapat pengobatan dan belum di lima puskesmas berbeda, dengan jumlah terbanyak belum diobati di Tamanjaya dan Surade.
Dokumen ini memberikan data pasien dengan gangguan jiwa di Kabupaten Sukabumi tahun 2018. Data menunjukkan jumlah pasien yang sudah mendapat pengobatan dan belum di lima puskesmas berbeda, dengan jumlah terbanyak belum diobati di Tamanjaya dan Surade.
Dokumen ini memberikan data pasien dengan gangguan jiwa di Kabupaten Sukabumi tahun 2018. Data menunjukkan jumlah pasien yang sudah mendapat pengobatan dan belum di lima puskesmas berbeda, dengan jumlah terbanyak belum diobati di Tamanjaya dan Surade.
Dokumen ini memberikan data pasien dengan gangguan jiwa di Kabupaten Sukabumi tahun 2018. Data menunjukkan jumlah pasien yang sudah mendapat pengobatan dan belum di lima puskesmas berbeda, dengan jumlah terbanyak belum diobati di Tamanjaya dan Surade.
Dokumen ini memberikan data pasien dengan gangguan jiwa di Kabupaten Sukabumi tahun 2018. Data menunjukkan jumlah pasien yang sudah mendapat pengobatan dan belum di lima puskesmas berbeda, dengan jumlah terbanyak belum diobati di Tamanjaya dan Surade.
Skizofrenia adalah gangguan psikotik yang menyebabkan gangguan berfikir, persepsi, dan perilaku. Faktor penyebabnya meliputi faktor biologis, psikologis, lingkungan, dan organik. Ciri-cirinya antara lain delusi, halusinasi, dan disorganisasi pikiran. Pengobatannya meliputi terapi obat, terapi elektrokonvulsif, dan rehabilitasi sosial.
Paper ini bertujuan untuk menganalisis pencemaran udara akibat pabrik aspal. Analisis ini akan fokus pada emisi udara yang dihasilkan oleh pabrik aspal, dampak kesehatan dan lingkungan dari emisi tersebut, dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
5. • Skizofrenia (schizophrenia; dibaca “skit-se-fri-
nia”) adalah salah satu gangguan jiwa berat
yang dapat mempengaruhi pikiran, perasaan
dan perilaku individu.
• Skizofrenia adalah bagian dari gangguan
psikosis yang terutama ditandai dengan
kehilangan pemahaman terhadap realistis dan
hilangnya daya tilik diri (insight) (sadock et al,
2014).
• Menurut pedoman penggolongan dan
diagnosis gangguan jiwa-III (PPDGJ-III),
skizofrenia adalah suatu deskripsi sindroma
dengan variasi penyebab (banyak belum
diketahui) dan perjalanan penyakit (tak selalu
bersifat kronis) yang luas, serta sejumlah akibat
yang tergantung pada perimbangan pengaruh
genetic, fisik dan social budaya (Departemen
Kesehatan RI, 1998).
Yudhantara, D. Surya. Istiqomah, Ratri. 2018. Synopsis Skizofrenia. Malang : UB Press.
8. ● Beberapa penelitian mengemukakan hubungan beberapa etiologi sehingga
menyebabkan perubahan neurobiologis pada skizofrenia.
● Hubungan itu Antara lain adalah infeksi prenatal (first hit) dimana dengan gen
“rentan” tertentu akan menyebabkan inflamasi dan terjadi perubahan
neurobiologis dan proses tersebut akan berlanjut apabila pada masa dewasa
seseorang terpapar factor-factor seperti trauma, stressor social, dan aktivitas
inflamasi (secondary hit) sehingga akan menginduksi perubahan neurobiologis
lebih lanjut oleh karena proses neuroimunologis seperti penurunan
neurogenesis, peningkatan sinyal glutaminergik pernurunan aktivitas GABA,
penurunan myelinisasi, dan banyak aktivitas reseptor lainnya yang akan
berujung pada fase psikosis dari skizofrenia (Anderson dan Maes, 2013).
Yudhantara, D. Surya. Istiqomah, Ratri. 2018. Synopsis Skizofrenia. Malang : UB Press.
10. Kesehatan jiwa merupakan suatu keadaan individu yang
tidak hanya terhindar dari penyakit maupun kecatatan,
namun juga sejahtera secara fisik, sosial dan mental.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI,
2013), menyatakan bahwa Kesehatan jiwa menjadi salah
satu masalah kesehatan di setiap negara, termasuk
Indonesia. Menurut data WHO 2017, terdapat sekitar 35
juta orang terkena depresi, 60 juta orang terkena bipolar,
21 juta terkena skizofrenia, serta 47,5 juta terkena
demensia.
Kemenkes. 2013. Penyajian pokok-pokok hasil riset dasar kesehatan 2013. Jakarta: Badan penelitian dan
pengembangan kesehatan Kementrian keseharan RI.
11. Di Indonesia prevalensi terkait gangguan kecemasan menurut hasil Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013 menunjukkan bahwa sebesar
6% untuk usia 15 tahun ke atas atau sekitar 14 juta penduduk di Indonesia
mengalami gangguan mental emosional yang ditunjukkan dengan gejala-gejala
kecemasan dan depresi Pada penderita gangguan jiwa berat terjadi gangguan
dalam fungsi alam pikiran berupa disorganisasi (kekacauan) dalam isi pikiran
dengan gejala gangguan pemahaman (delusi, waham), gangguan persepsi
seperti halusinasi dan gangguan aktifitas motorik salah satu gangguan jiwa
yang paling sering ditemukan di hampir semua rumah sakit jiwa adalah
skizofrenia (Meliala, 2018).
Meliala, A.R.B., 2018. Perbedaan Simtom Kecemasan Dan Depresi Pada Mahasiswa Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Sumatera Utara Angkatan 2014 Dan 2016 Dengan Menggunakan The Beck Depression Iventory Ii Dan The Beck Anxiety
lventory: Medan
13. Patofisiologi skizofrenia adanya ketidakseimbangan neurotransmiter di otak,
terutama norepinefrin, serotonin, dan dopamin (Sadock, 2015). Namun, proses
patofisiologi skizofrenia masih belum diketahui secara pasti. Secara umum,
penelitian telah menemukan bahwa skizofrenia dikaitkan dengan penurunan
volume otak, terutama bagian temporal (termasuk mediotemporal), bagian
frontal, termasuk substansia alba dan grisea. Dari sejumlah penelitian ini,
daerah otak yang secara konsisten menunjukkan kelainan adalah daerah
hipokampus dan parahipokampus (Abrams, Rojas, & Arciniegas, 2008).
Abrams, D., Rojas, D., & Arciniegas, D. 2008. Is Schizoaffective disorder a distinct clinicalcondition? Journal of Neuropsychiatric
Disease and Treatment, 1089 – 1109.
Sadock, B. J. 2015. Mood disorder. In: Greb JA, et al, editors. Kaplan & Sadock’s synopsis of psychiatry: beha-vioral
sciences/clinical psychiatry. 11th ed. Philadelphia: Wolters Kluwer Publications.
15. Manifestasi Klinis
Secara umum, gekala serangan skizofrenia dibagi menjadi 4:
1. Gejala Positif
Gejala psikosis seperti halusinasi, delusi, dan kemampuan bicara dan kelakuan
yang tidak teratur.
• Halusinasi adalah pengalaman panca indra tanpa adanya rangsangan.
Penderita skizofrenia merasa melihat, mendengar, mencium,meraba atau
menyentuh sesuatu yang tidak ada.
• Delusi adalah suatu keyakinan yang tidak rasional. Meskipun telah dibuktikan
bahwa kepercayaan itu tidak logis, namun penderita tetap meyakini
kebenarannya.
• Disorganisasi pikiran dan pembicaraan meliputi tidak runtutnya pola
pembicaraan dan penggunaan bahasa yang tidak lazim pada orang dengan
skizofrenia
• Disorganisasi perilaku meliputi aktivitas psikomotor yang tidak biasa
dilakukan orang normal, seperti gelisah,tidak dapat diam, gaduh
16. Manifestasi Klinis
2. Gejala Negatif
Gejala negative dikaitkan dengan gangguan pada emosi normal dan
gejalagejala ini lebih sulit untuk dikenali sebagi bagian dari gangguan dan dapat
disalahartikan sebagai depresi atau kondisi lainnya.
• “Efek datar” (berkurangnya ekspresi emosi melalui ekspresi wajah atau nada
suara)
• Penarikan diri (emosional withdrawal)
• Apatis (merasa acuh tak acuh atau kurang emosi)
• Kurang berbicara
• Anhedonia (kehilangan atau penurunan dalam minat, motivasi dan
kesenangan dalam beraktivitas)
17. Manifestasi Klinis
3. Gejala Kognitif
Gejala kognitif melibatkan masalah memori dan perhatian. Gejala ini mungkin
yang paling mengganggu pada pasien skizofrenia karena mempengaruhi
kemampuan penderita untuk melakukan tugas sehari-hari seperti masalah
memahami informasi dan menentukan pilihan, kesulitan dalam memberikan
perhatian, dan masalah ingatan.
4. Gejala Mood
Gejala mood yang ditunjukkan dengan kegembiraan atau kesedihan berlebihan
yang sulit untuk dipahami. Hal tersebut sering menimbulkan depresi pada
pasien.
19. Diagnosis
Pedoman diagnostic menurut DSM-V :
Karakteristik gejala
masing-masing terjadi dalam kurun
waktu yang signifikan selama 1
bulan (atau kurang bila telah
berhasil diobati). Paling tidak salah
satunya harus (1), (2), atau (3) :
Delusi/waham
Halusinasi
Bicara kacau
Perilaku yang sangat kacau atau
katatonik
Gejala negatif, (yaitu: ekspresi
emosi yang berkurang atau
kehilangan minat)
Disfungsi Sosial/pekerjaan
Selama kurun waktu yang signifikan sejak
awitan gangguan, terdapat satu atau
lebih disfungsi pada area fungsi utama;
seperti pekerjaan, hubungan
interpersonal, atau perawatan diri, yang
berada jauh di bawah tingkat yang
dicapai sebelum awitan (atau jika awitan
pada masa anak-anak atau remaja, ada
kegagalan untuk mencapai beberapa
tingkat pencapaian hubungan
interpersonal, akademik, atau pekerjaan
yang diharapkan).
20. Diagnosis
Durasi
Tanda kontinu gangguan
berlangsung selama setidaknya 6
bulan. Periode 6 bulan ini harus
mencakup setidaknya 1 bulan
gejala (atau kurang bila telah
berhasil diobati).
Eksklusi gangguan mood dan
skizoafektif
Gangguan skizoafektif dan gangguan
depresif atau bipolar dengan ciri
psikotik telah disingkirkan baik karena :
a) Tidak ada episode depresif manik,
atau campuran mayor yang terjadi
bersamaan dengan gejala fase aktif,
maupun
b) b) Jika episode mood terjadi selama
gejala fase aktif durasi totalnya relatif
singkat dibandingkan durasi periode
aktif dan residual
21. Diagnosis
Eksklusi kondisi medis
umum/zat
Gangguan tersebut tidak
disebabkan efek fisiologis
langsung suatu zat (contoh: obat
yang disalahgunaan, obat medis)
atau kondisi medis umum.
Hubungan dengan keterlambatan
perkembangan global
Jika terdapat riwayat gangguan autistik
atau keterlambatan perkembangan
global lainnya, diagnosis tambahan
skizofrenia hanya dibuat bila waham
atau halusinasi yang prominen juga
terdapat selama setidaknya satu bulan
(atau kurang bila telah berhasil diobati).
(Sadock, et al., 2015) .
22. Diagnosis menurut PPDGJ-III
Instrumen alat bantu diagnostik skizofrenia di Indonesia adalah dengan
menggunakan PPDGJ-III, berikut kriteria diagnosis skizofrenia:
Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua
gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas):
a. Thought echo, yaitu isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam
kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama, namun
kualitasnya berbeda ; atau thought insertion or withdrawal, yaitu isi pikiran yang
asing dari luar masuk ke dalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil
keluar oleh sesuatu dari luar dirinya (withdrawal); dan thought broadcasting,
yaitu isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain atau umum
mengetahuinya;
23. Diagnosis menurut PPDGJ-III
b. Delusion of control, yaitu waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu
kekuatan tertentu dari luar; atau delusion of influence yaitu waham tentang
dirinya dipengaruhi oleh suatukekuatan tertentu dari luar; atau delusion of
passivitiy, yaitu waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap
suatu kekuatan dari luar; (tentang ”dirinya” dimana secara jelas merujuk ke
pergerakan tubuh / anggota gerak atau ke pikiran, tindakan, atau penginderaan
khusus); delusional perception, yaitu pengalaman inderawi yang tidak wajar,
yang bermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau mukjizat;
c. Halusinasi auditorik antara lain (1) Suara halusinasi yang berkomentar secara
terus menerus terhadap perilaku pasien, atau (2) Mendiskusikan perihal pasien-
pasien di antara mereka sendiri (di antara berbagai suara yang berbicara), atau
(3) Jenis suara halusinasi lain yang berasal dan salah satu bagian tubuh
24. Diagnosis menurut PPDGJ-III
d. Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat
dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal keyakinan
agama atau politik tertentu, atau kekuatan dan kemampuan di atas manusia
biasa (misalnya mampu mengendalikan cuaca, atau berkomunikasi dengan
mahluk asing dan dunia lain);
e. Adanya gejala-gejala khas tersebut di atas telah berlangsung selama kurun
waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik
prodromal)
26. A. FASE AKUT
1. Skizoafektif, Tipe Manik atau Tipe Campuran
a. Farmakoterapi
Injeksi
• Olanzapin, dosis 10 mg/mL injeksi intramuskulus, dapat diulang
setiap 2 jam, dosis maksimum 30mg/hari
• Aripriprazol, dosis 9,75 mg/mL injeksi intramuskulus, dapat diulang
setiap 2 jam, dosis maksimum 29,25 mg/hari.
27. • Haloperidol, dosis 5mg/mL injeksi intramuskulus, dapat diulang
setiap setengah jam, dosis maksimum 20mg/hari.
• Diazepam 10mg/2 mL injeksi intravena/intramuskulus, dosis
maksimum 30mg/hari.
Oral
• Olanzapin 1 x 10 – 30 mg / hari atau risperidone 2 x 1- 3 mg / hari atau
quetiapin hari I (200mg), hari II (400 mg), hari III (600 mg) atau hari I
(1x300 mg-XR), dan seterusnya dapat dinaikkan menjadi 1x600 mg-XR)
atau aripirazol 1 x 10-30 mg / hari.
29. Lama pemberian obat untuk fase akut adalah 2-8 minggu
atau sampai tercapai remisi absolut yaitu YMRS ≤ 9 atau
MADRS ≤ 11 dan PANSS-EC ≤ 3 per butir PANSS-
EC.
30. 2. Skizoafektif, Tipe Depresi
a. Farmakoterapi
Injeksi
• Olanzapin, dosis 10 mg/mL injeksi intramuskulus, dapat diulang
setiap 2 jam, dosis maksimum 30mg/hari
• Aripriprazol, dosis 9,75 mg/mL injeksi intramuskulus, dapat diulang
setiap 2 jam, dosis maksimum 29,25 mg/hari.
31. • Haloperidol, dosis 5mg/mL injeksi intramuskulus, dapat diulang
setiap setengah jam, dosis maksimum 20mg/hari.
• Diazepam 10mg/2 mL injeksi intravena/intramuskulus, dosis
maksimum 30mg/hari.
Oral
• Litium 2 x 400 m g/hari, dinaikkan sampai kisaran terapeutik 0,8-1,2
mEq/L (biasanya dicapai dengan dosis litium karbonat 1200-1800
mg/hari, pada fungsi ginjal normal) atau divalproat dengan dosis awal 3
x 250 mg/hari dan dinaikkan setiap beberapa hari hingga kadar plasma
mencapai 50-100 mg/L
32. atau karbamazepin dengan dosis awal 300-800 mg/hari dan dosis dapat
dinaikkan 200 mg setiap dua –empat hari hingga mencapai kadar plasma 4-
12 µg/mL sesuai dengan karbamazepin 800-1600 mg/hari atau Lamotrigin
dengan dosis 200-400 mg/ hari
• Antidepresan, SSRI, misalnya fluoksetin 1 x 10-20 mg/hari
• Antipsikotika generasi kedua, olanzapin 1 x 10 – 30 mg/hari atau
risperidone 2 x 1-3 mg/hari atau quetiapin hari I (200mg), hari II (400
mg), hari III (600 mg) dan seterusnya atau aripirazol 1 x 10-30 mg/hari.
33. • Haloperidol 5-20 mg/hari.
Lama pemberian obat untuk fase akut adalah 2-8
minggu atau sampai tercapai remisi absolut yaitu
YMRS ≤ 9 atau MADRS ≤ 11 dan PANSS-EC ≤ 3
untuk tiap butir PANSS-EC.
34. A. FASE LANJUTAN
1. Psikofarmaka
Terapi (monoterapi)
• Litium karbonat 0,6-1 mEq/L biasanya dicapai dengan dosis 900-
1200 mg / hari sekali sedengan dosis 500 mg/ hari
• Olanzapin 1 x 10 mg/hari
• Quetiapin dengan dosis 300 – 600 mg/hari
• Risperidon dengan 1-4 mg/hari
• Aripirazol dengan dosis 10-20 mg/hari
35. Terapi Kombinasi
Kombinasi obat-obat di atas. Penggunaan antidepresan jangka panjang
untuk skizoafektif tipe episode depresi mayor tidak dianjurkan karena
dapat menginduksi terjadinya episode manik.
• Klozapin dosis 300-750mg/hari (pasien yang refrakter)
36. Lama pemberian obat fase lanjutan 2-6 bulan sampai
tercapai recovery yaitu bebas gejala selama 2 bulan.
• Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan. Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di
Indonesia (PPDGJ) III. Cetakan Pertama. 1993.
• American Psychiatric Associatio. Scizoaffective Disorder. Dalam: Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder, 4th Edition,
Text Revision, Washington, DC, American Psychiatric Association, 2000, hal. 319-323
• Fening S, Fochtmann LJ, Carlson GA. Schizoaffective Disorder. Dalam: Kaplan dan Sadock’s Comprehensive Textbook of
Psychiatry, Sadock BJ, Sadock VA. 8th Ed, Lippincott Williams dan Wilkins, A Wolters Cluwer Company, 2005: hal.
1633-1536 .
38. Pemaparan tahap-tahap :
Tahap 1 : Episode pertama psikosis
• gunakan Antipsikotik tunggal. Antipsikotik atipikal (SGA) sebagai drug of choice. SGA =
Second Generation Antipsychotic=Antipsikotik atipikal (contoh: aripiprazole, olanzapine,
clozapine, quatiapine, risperidone atau ziprasidone)
Tahap 2: gunakan Tipikal atau atipikal tunggal
• (bukan antipsikotik pada Tahap 1). FGA = First Generation Antipsychotic= Antipsikotik
Tipikal (contoh : loxapine, perphenazine, molindone, haloperidol, trifluoperazine, thiothixine,
chlorpromazine
Tahap 3
• gunakan CLOZAPINE
Tahap 4
• gunakan CLOZAPINE + (FGA, SGA atau ECT)
Tahap 5
• gunakan Tipikal atau atipikal tunggal (tidak digunakan pada Tahap 1 atau 2)
Tahap 6
• gunakan Terapi kombinasi Contoh : SGA + FGA, Kombinasi dari SGA, (FGA atau SGA) + ECT,
(FGA + SGA) + agen lain (seperti mood stabilizer)
Sumber: Dipiro, 2008
39. Pendekatan psikososial
Bertujuan untuk memberikan
dukungan emosional kepada pasien
sehingga pasien mampu
meningkatkan fungsi sosial dan
pekerjaannya dengan lebih baik. Ada
beberapa jenis pendekatan
psikososial yang biasa dilakukan
pada pasien skizofrenia, diantaranya
yaitu Program for Assertive
Community Treatment (PACT),
intervensi keluarga, terapi perilaku
kognitif (cognitive behavioural
therapy), dan pelatihan keterampilan
sosial.
ECT (Electro Convulsive Therapy)
Penggunaan ECT yang dikombinasi
dengan obat-obatan antipsikotik bisa
dijadikan pilihan terapi bagi pasien
yang menginginkan perbaikan umum
dan pengurangan gejala dengan cara
yang cepat
40. Terapi alternatif
- Pengembangan Layanan Rawat Harian (Day Care)
Pengembangan layanan day care atau rawat harian merupakan sebuah bentuk
upaya peningkatan mutu layanan berorientasi komunitas. Secara umum, empat fungsi
utama layanan day care adalah sebagai alternatif perawatan bagi pasien akut,
memerpendek durasi perawatan pasien akut, merehabilitasi dan memelihara fungsi dari
pasien kronik, dan mengupayakan tatalaksana yang lebih baik pada pasien yang kurang
mendapatkan manfaat dari layanan rawat jalan.
Terdapat enam bentuk layanan day care untuk ODGJ yaitu:
1. Perawatan akut harian di RS,
2. Perawatan transisi di RS,
3. Program rehabilitasi vokasional,
4. Pusat layanan day care,
5. Layanan step up dan step down,
6. Drop in centre.