Macam-Macam Gangguan Jiwa - oleh dr. Ida Rochmawati, SpKJ(K)Lautan Jiwa
PowerPoint yang menjelaskan secara dasariah macam-macam gangguan kejiwaan. Berkas dipresentasikan pada Seminar Awam III Tahun II Yayasan Cahaya Jiwa pada tanggal 17 Juli 2017 di Cianjur, Jawa Barat.
Booklet (buku kecil) dalam Bahasa Indonesia sederhana yang menjelaskan gangguan jiwa skizofrenia, termasuk apa saja gejalanya, cara penanganannya, serta harapan akan pengobatan skizofrenia di masa depan.
Karena booklet ini dibuat oleh NIMH maka berkasnya berada pada ranah publik dan dapat dibagikan dan disebarluaskan tanpa harus meminta izin terlebih dahulu.
Mengenal Lebih Dalam Masalah dan Gangguan JiwaLautan Jiwa
PowerPoint oleh dr. Lahargo Kembaren, SpKJ, psikiater di RS Marzoeki Mahdi, Bogor. Dipresentasikan di Seminar Awam Kesehatan Jiwa “Lebih Dalam tentang Macam dan Gejala Gangguan Jiwa” yang diselenggarakan oleh Yayasan Cahaya Jiwa pada tanggal 23 Januari 2017 di Cianjur, Jawa Barat.
Apakah gangguan/masalah kejiwaan itu? Apa sajakah jenis-jenis gangguan/masalah kejiwaan itu? PowerPoint ini menjelaskan hal-hal tersebut dengan bahasa yang mudah dipahami. Ini adalah dokumen yang sangat lengkap, yang memperkenalkan definisi, cara menguji apakah seseorang mengalami gangguan/masalah kejiwaan atau tidak, serta penjelasan secara agak detail tentang jenis-jenis gangguan/masalah kejiwaan yang sering ditemui di masyarakat.
Dokumen ini tidak berada dalam domain publik, oleh karena itu harap cantumkan nama penulisnya, dan silakan minta izin kepada penulisnya tersebut jika ingin mereproduksi presentasi ini. Silakan kontak penulisnya melalui Facebook di https://www.facebook.com/lahargo.kembaren .
Buku kecil ini mengandung informasi tanda dan gejala dari depresi, pengobatan dan pilihan dukungan yang bisa diambil, dan daftar sumber-daya tambahan lainnya. Buku kecil ini ditulis dengan tujuan hanya sebagai informasi dan hendaknya jangan dijadikan sebagai panduan untuk membuat keputusan. Mohon tinjau informasi ini dan diskusikanlah dengan dokter atau dengan layanan kesehatan Anda.
Informasi Obat-obatan Kesehatan Jiwa (Edisi ke-4)Lautan Jiwa
Buku kecil yang menginformasikan obat-obatan kesehatan jiwa, termasuk manfaat, efek samping, dan bagaimana mengatasi efek sampingnya. Ditulis oleh Prof. David Castle (guru besar di psikiatri di Universitas Melbourne) dan Nga Tran (seorang apoteker senior di RS St. Vincent, Melbourne). Buku kecil ini aslinya dalam Bahasa Inggris, diterjemahkan dan disebarluaskan dengan izin Prof. Castle.
Macam-Macam Gangguan Jiwa - oleh dr. Ida Rochmawati, SpKJ(K)Lautan Jiwa
PowerPoint yang menjelaskan secara dasariah macam-macam gangguan kejiwaan. Berkas dipresentasikan pada Seminar Awam III Tahun II Yayasan Cahaya Jiwa pada tanggal 17 Juli 2017 di Cianjur, Jawa Barat.
Booklet (buku kecil) dalam Bahasa Indonesia sederhana yang menjelaskan gangguan jiwa skizofrenia, termasuk apa saja gejalanya, cara penanganannya, serta harapan akan pengobatan skizofrenia di masa depan.
Karena booklet ini dibuat oleh NIMH maka berkasnya berada pada ranah publik dan dapat dibagikan dan disebarluaskan tanpa harus meminta izin terlebih dahulu.
Mengenal Lebih Dalam Masalah dan Gangguan JiwaLautan Jiwa
PowerPoint oleh dr. Lahargo Kembaren, SpKJ, psikiater di RS Marzoeki Mahdi, Bogor. Dipresentasikan di Seminar Awam Kesehatan Jiwa “Lebih Dalam tentang Macam dan Gejala Gangguan Jiwa” yang diselenggarakan oleh Yayasan Cahaya Jiwa pada tanggal 23 Januari 2017 di Cianjur, Jawa Barat.
Apakah gangguan/masalah kejiwaan itu? Apa sajakah jenis-jenis gangguan/masalah kejiwaan itu? PowerPoint ini menjelaskan hal-hal tersebut dengan bahasa yang mudah dipahami. Ini adalah dokumen yang sangat lengkap, yang memperkenalkan definisi, cara menguji apakah seseorang mengalami gangguan/masalah kejiwaan atau tidak, serta penjelasan secara agak detail tentang jenis-jenis gangguan/masalah kejiwaan yang sering ditemui di masyarakat.
Dokumen ini tidak berada dalam domain publik, oleh karena itu harap cantumkan nama penulisnya, dan silakan minta izin kepada penulisnya tersebut jika ingin mereproduksi presentasi ini. Silakan kontak penulisnya melalui Facebook di https://www.facebook.com/lahargo.kembaren .
Buku kecil ini mengandung informasi tanda dan gejala dari depresi, pengobatan dan pilihan dukungan yang bisa diambil, dan daftar sumber-daya tambahan lainnya. Buku kecil ini ditulis dengan tujuan hanya sebagai informasi dan hendaknya jangan dijadikan sebagai panduan untuk membuat keputusan. Mohon tinjau informasi ini dan diskusikanlah dengan dokter atau dengan layanan kesehatan Anda.
Informasi Obat-obatan Kesehatan Jiwa (Edisi ke-4)Lautan Jiwa
Buku kecil yang menginformasikan obat-obatan kesehatan jiwa, termasuk manfaat, efek samping, dan bagaimana mengatasi efek sampingnya. Ditulis oleh Prof. David Castle (guru besar di psikiatri di Universitas Melbourne) dan Nga Tran (seorang apoteker senior di RS St. Vincent, Melbourne). Buku kecil ini aslinya dalam Bahasa Inggris, diterjemahkan dan disebarluaskan dengan izin Prof. Castle.
Gangguan campuran ansietas dan depresi merupakan gejala kecemasan dan depresi yang bermakna secara klinis tetapi tidak memenuhi kriteria untuk gangguan mood spesifik atau gangguan kecemasan spesifik
Gangguan campuran ansietas dan depresi merupakan gejala kecemasan dan depresi yang bermakna secara klinis tetapi tidak memenuhi kriteria untuk gangguan mood spesifik atau gangguan kecemasan spesifik
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratEldi Mardiansyah
Di dalamnya mencakup Presentasi tentang Pendampingan Individu 2 Pendidikan Guru Penggerak Aangkatan ke 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat tahun 2024 yang bertemakan Visi dan Prakarsa Perubahan pada SMP Negeri 4 Ciemas. Penulis adalah seorang Calon Guru Penggerak bernama Eldi Mardiansyah, seorang guru bahasa Inggris kelahiran Bogor.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
1. DATA PASIEN ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA DI SUKABUMI TAHUN 2018
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memenuhi Mata Kuliah SIK
1. Anggi Putri Utami
2. Ega Mulyana
3. M. Faisal Akbar
4. Trisha Yasmin
5. Zaenudin N
(4A – S1 Keperawatan)
PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI
SUKABUMI
2019
2. BAB I
PENDAHULUAN
Gangguan jiwa adalah respon maladaptif dari lingkungan internal dan eksternal,
dibuktikan melalui pikiran, perasaan dan perilaku yang tidak sesuai dengan norma lokal atau
budaya setempat dan mengganggu fungsi sosial, pekerjaan dan atau fisik (Townsend, 2005
dalam Wiyati dkk, 2010). Pengertian ini menjelaskan Pasien dengan gangguan jiwa akan
menunjukan perilaku yang tidak sesuai dengan norma masyarakat dimana perilaku tersebut
mengganggu fungsi sosialnya. Masalah kesehatan terutama gangguan jiwa insidennya masih
cukup tinggi. Data American Psychiatric Association (APA) tahun 1995 menyebutkan 1%
penduduk dunia akan mengidap skizofrenia. Jumlah tiap tahun makin bertambah dan akan
berdampak bagi keluarga dan masyarakat (Kaplan & Saddock, 2005 dalam Wiyati dkk, 2010).
Di Wilayah Sukabumi khususnya di kecamatan Jampang Tengah terdapat 19 warga yang
di kerangkeng oleh keluarganya. Hal tersebut terjadi karena penderita sering mengamuk,
sehingga keluarga menganggap tindakan tersebut untuk memproteksi baik yang jiwanya
terganggu maupun orang-orang di sekitarnya (Dinas kesehatan Kabupaten Sukabumi 2016).
RSUD R Syamsudin SH adalah rumah sakit umum daerah rujukan. Sejak tahun 2006, di
RSUD R Syamsudin SH dibuka ruang perawatan khusus psikiatri dengan kapasitas tempat
tidur berjumlah 25 tempat tidur dengan 2 kamar isolasi yang biasa dikhususkan untuk pasien-
pasien yang sedang tahap akut. Untuk data rekapituasi jumlah pasien yang dirawat di ruang
kemuning RSUD R Syamsudin SH pada tahun 2014 – 2015 mengalami peningkatan,
3. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian gangguan jiwa
Menurut Maramis (2010) Gangguan jiwa menurut PPDGJ III adalah sindrom pola
perilaku seseorang yang secara khas berkaitan dengan suatu gejala penderitaan (distress) atau
hendaya (impairment) di dalam satu atau lebih fungsi yang penting dari manusia, yaitu fungsi
21psikologik, perilaku, biologi, dan gangguan itu tidak hanya terletak di dalam hubungan
antara orang itu tetapi juga dengan masyarakat. Gangguan jiwamerupakan deskripsi sindrom
dengan variasi penyebab. Banyak yang belum diketahui dengan pasti dan perjalanan penyakit
tidak selalu bersifat kronis. Pada umumnya ditandai adanya penyimpangan yang
fundamental, karakteristik dari pikiran dan persepsi, serta adanya afek yang tidak wajar atau
tumpul (Yusuf, 2015).
Gangguan Jiwa adalah kondisi dimana proses fisiologik atau mentalnya kurang berfungsi
dengan baik sehingga mengganggunya dalam fungsi sehari-hari. Gangguan ini sering juga
disebut sebagai gangguan psikiatri atau gangguan mental dan dalam masyarakat umum
kadang disebut sebagai gangguan saraf. Gangguan jiwa yang dialami oleh seseorang bisa
memiliki bermacam -macam gejala, baik yang tampak jelas maupun yang hanya terdapat
dalam pikirannya. Mulai dari perilaku menghindar dari lingkungan, tidak mau
berhubungan/berbicara dengan orang lain dan tidak mau makan hingga yang mengamuk
dengan tanpa sebab yang jelas. Mulai dari yang diam saja hingga yang berbicara dengan
tidak jelas. Ada pula yang dapat diajak bicara hingga yang tidak perhatian sama sekali dengan
lingkungannya.
B. Tanda dan gejala
1. Alam perasaan (affect) tumpul dan mendatar. Gambaran alam perasaan ini dapat terlihat
dari wajahnya yang tidak menunjukkan ekspresi.
2. Menarik diri atau mengasingkan diri (with drawn). Tidak mau bergaul atau kontak
dengan orang lain, suka melamun (day dreaming).
4. 3. Delusi atau Waham yaitu keyakinan yang tidak rasional (tidak masuk akal) meskipun
telah dibuktikan secara obyektif bahwa keyakinannya itu tidak rasional, namun penderita
tetap meyakini kebenarannya. Sering berpikir/melamun yang tidak biasa (delusi).
4. Halusinasi yaitu pengalaman panca indra tanpa ada rangsangan misalnya penderita
mendengar suara-suara atau bisikan-bisikan di telinganya padahal tidak ada sumber dari
suara/bisikan itu.
5. Merasa depresi, sedih atau stres tingkat tinggi secara terus-menerus.
6. Kesulitan untuk melakukan pekerjaan atau tugas sehari-hari walaupun pekerjaan tersebut
telah dijalani selama bertahun-tahun.
7. Paranoid (cemas/takut) pada hal-hal biasa yang bagi orang normal tidak perlu ditakuti
atau dicemaskan.
8. Suka menggunakan obat hanya demi kesenangan.
9. Memiliki pemikiran untuk mengakhiri hidup atau bunuh diri.
10. Terjadi perubahan diri yang cukup berarti.
11. Memiliki emosi atau perasaan yang mudah berubah-ubah.
12. Terjadi perubahan pola makan yang tidak seperti biasanya.
13. Pola tidur terjadi perubahan tidak seperti biasa.
14. Kekacauan alam pikir yaitu yang dapat dilihat dari isi pembicaraannya, misalnya
bicaranya kacau sehingga tidak dapat diikuti jalan pikirannya.
15. Gaduh, gelisah, tidak dapat diam, mondar-mandir, agresif, bicara dengan semangat dan
gembira berlebihan.
16. Kontak emosional amat miskin, sukar diajak bicara dan pendiam.
17. Sulit dalam berpikir abstrak.
18. Tidak ada atau kehilangan kehendak (avalition), tidak ada inisiatif, tidak ada
upaya/usaha, tidak ada spontanitas, monoton, serta tidak ingin apa-apa dan serba malas
dan selalu terlihat sedih
C. Jenis-jenis gangguan jiwa
1. Skizofrenia
Merupakan bentuk psikosa fungsional paling berat, dan menimbulkan disorganisasi
personalitas yang terbesar. Skizofrenia juga merupakan suatu bentuk psikosa yang
5. sering dijumpai dimana mana sejak dahulu kala. Meskipun demikian pengetahuan
kita tentang sebab dan patogenisanya sangat kurang (Maramis, 1994).
2. Depresi
Merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan alam
perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk perubahan pada pola tidur dan
nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, kelelahan, rasa putus asa dan tak berdaya,
serta gagasan bunuh diri (Kaplan, 1998).
3. Kecemasan
Pengalaman psikis yang biasa dan wajar, yang pernah dialami oleh setiap orang
dalam rangka memacu individu untuk mengatasi masalah yang dihadapi sebaik-
baiknya (Maslim, 1991). Suatu keadaan seseorang merasa khawatir dan takut sebagai
bentuk reaksi dari ancaman yang tidak spesifik (Rawlins 1993).
4. Gangguan Kepribadian
Klinik menunjukkan bahwa gejala-gejala gangguan kepribadian (psikopatia) dan
gejala-gejala nerosa berbentuk hampir sama pada orang-orang dengan intelegensi
tinggi ataupun rendah. Jadi boleh dikatakan bahwa gangguan kepribadian, nerosa dan
gangguan intelegensi sebagaian besar tidak tergantung pada satu dan lain atau tidak
berkorelasi.
5. Gangguan Mental Organik
Merupakan gangguan jiwayang psikotik atau non-psikotik yang disebabkan oleh
gangguan fungsi jaringan otak (Maramis, 1994).
6. Gangguan Psikosomatik
Merupakan komponen psikologik yang diikuti gangguan fungsi badaniah (Maramis,
1994). Sering terjadi perkembangan neurotik yang memperlihatkan sebagian besar
atau semata-mata karena gangguan fungsi alat-alat tubuh yang dikuasai oleh susunan
saraf vegetatif.
7. Retardasi Mental
Retardasi mental merupakan keadaan perkembangan jiwa yang terhenti atau tidak
lengkap, yang terutama ditandai oleh terjadinya rendahnya daya keterampilan selama
masa perkembangan, sehingga berpengaruh pada tingkat kecerdasan secara
6. menyeluruh, misalnya kemampuan kognitif, bahasa, motorik dan sosial
(Maslim,1998).
8. Gangguan Perilaku Masa Anak dan Remaja
Anak dengan gangguan perilaku menunjukkan perilaku yang tidak sesuai dengan
permintaan, kebiasaan atau norma-norma masyarakat (Maramis, 1994). Anak dengan
gangguan perilaku dapat menimbulkan kesukaran dalam asuhan dan pendidikan.
Gangguan perilaku mungkin berasal dari anak atau mungkin dari lingkungannya,
kedua faktor ini saling mempengaruhi. Diketahui bahwa ciri dan bentuk anggota
tubuh serta sifat kepribadian yang umum dapat diturunkan dari orang tua kepada
anaknya.
D. Penyebab gangguan jiwa
Gangguan jiwa bukanlah suatu keadaan yang mudah untuk ditentukan penyebabnya.
Banyak faktor yang saling berkaitan yang dapat menimbulkan gangguan jiwa pada
seseorang. Faktor kejiwaan (kepribadian), pola pikir dan kemampuan untuk mengatasi
masalah, adanya gangguan otak, adanya gangguan bicara, adanya kondisi salah asuh, tidak
diterima dimasyarakat, serta adanya masalah dan kegagalan dalam kehidupan mungkin
menjadi faktor-faktor yang dapat menimbulkan adanya gangguan jiwa. Faktor-faktor diatas
tidaklah dapatberdiri sendiri; tetapi dapat menjadi satu kesatuan yang secara bersama-sama
menimbulkan gangguan jiwa. Karena banyak sekali faktor yang dapat mencetuskan
gangguan jiwa; maka petugas kesehatan kadang kala tidak dapat dengan mudah menemukan
penyebab dan mengatasi masalah yang dialami oleh pasien. Disamping itu tenaga kesehatan
sangat memerlukan sekali bantuan dari keluarga dan masyarakat untuk mencapai keadaan
sehat jiwa yang optimal bagi pasien (Nurgazali, 2012). Gejala utama atau gejala yang
menonjol pada gangguan jiwa terdapat pada unsur kejiwaan, tetapi penyebab utamanya
mungkin di badan (somatogenik), di lingkungan sosial (sosiogenik) ataupun psikis
(psikogenik), (Maramis, 1994). Biasanya tidak terdapat penyebab tunggal, akan tetapi
beberapa penyebab sekaligus dari berbagai unsur itu yang saling mempengaruhi atau
kebetulan terjadi bersamaan, lalu timbullah gangguan jiwa.
7. BAB III
TABEL GRAFIK
1. TABEL
2. GRAFIK
0
5
10
15
20
25
30
35
ciemas tamanjaya ciracap waluran surade
yg sudah diobati
yg blm diobati
NO PUSKESMAS YG SDH DIOBATI YG BLM DIOBATI
1 Ciemas 12 12
2 Tamanjaya 15 30
3 Ciracap 25 28
4 Waluran 29 7
5 Surade 32 30
8. BAB IV
PEMBAHASAN
Berdasarkan data diatas,pasien ODGJ di kabupaten Ciemas yang sudah melakukan dan belum
melakukan pengobatan memiliki jumlah yang sama,dan di kabupatn Tamanjaya pasien ODGJ
yang sudah melakukan pengobatan berjumlah 15 orang dan yang belum diobati sebanyak 30
orang. Di kabupaten Ciracap pasien ODGJ yang sudah diobati sebanyak 25 orang,dan yang
belum diobati sebanyak 28 orang. Sesangkan di kabupaten Waluran yang sudah diobati sebanyak
27 orang dan yang belum diobati sebanyak 7 orang. Di kabupaten Surade,pasien ODGJ yang
sudah diobati sebanyak 32 orang,dan yang belum diobati sebanyak 30 orang.
9. BAB V
KESIMPULAN
Dari keseluruhan data diatas dapat disimpulkan bahwa penyakit ODGJ banyak diderita
warga kabupaten Sukabumi, diantaranya Ciemas, Tamanjaya, Ciracap, Waluran, dan Surade.
Masih banyak pasien ODGJ yang tidak melakukan pengobatan sehingga masih banyak yang
mengidap gangguan jiwa. Dan daerah yang paling banyak sudah melakukan pengobatan ada
didaerah Waluran. Sedangkan daerah yang paling banyak tidak melakukan pengobatan di daerah
Surade & Tamanjaya.