4. KONDISI
GEOGRAFIS DAN TOPOGRAFIS
Kelurahan Menteng Dalam : 2.100 Km2
Kelurahan Tebet Barat : 1.716 Km2
Kelurahan Tebet Timur : 1.389 Km2
Kelurahan Kebon Baru 1.293 Km2
Kelurahan Bukit Duri : 1.070 Km2
Kelurahan Manggarai Selatan : 0,514 Km2
Kelurahan Manggarai : 0,953 Km2
Kecamatan Tebet merupakan salah satu kecamatan di wilayah
Kotamadya Jakarta Selatan, Sesuai dengan Surat Keputusan Gubernur
Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor : 171 Tahun 2008, maka
luas wilayah Kecamatan Tebet adalah 9,035 km2 yang terdiri atas 80 RW
dan 936 RT dengan luas kelurahan sebagai berikut:
5. KONDISI DEMOGRAFIS
Usia 0-4 tahun berjumlah 16.544
Usia 5-9 tahun berjumlah 19.724
Usia 10-14 berjumlah 19.708
Usia 15-19 berjumlah 18.810
Usia 20-24 berjumlah 18.238
Usia 25-29 berjumlah 17.369
Usia 30-34 berjumlah 17.317
Usia 35-39 berjumlah 20.253
Jumlah dan Usia Penduduk
Usia 40-44 berjumlah 20.067
Usia 45-49 berjumlah 19.267
Usia 50-54 berjumlah 17.207
Usia 55-59 berjumlah 13.807
Usia 60-64 berjumlah 9.534
Usia 65-69 berjumlah 6.315
Usia 70-74 berjumlah 3.763
Usia 75-79 berjumlah 4.329
Jadi, total jumlah penduduk usia 0 tahun - 79 tahun keseluruhan
di kecamatan Tebet pada tahun 2020 adalah 242.252 jiwa.
6. KONDISI DEMOGRAFIS
Menurut Data Hasil Penduduk yang Berasal
dari Kecamatan Lain namun bersekolah di
kecamatan ini dikarenakan Kecamatan Tebet
ini memiliki SMA/MA/SMK unggulan diminati
dari siswa kecamatan lain dengan rincian
SMA/MA/SMK sebesar 331 jiwa penduduk.
Mobilitas Penduduk Tingkat Pendidikan
Agama yang Dianut tahun 2022 yang disajikan
terdapat 222.066 jiwa yang menganut agama
Islam. sedangkan untuk Kristen sebanyak 13.072
jiwa, Katolik sebanyak 5.858 jiwa, Budha
sebanyak 778 jiwa, Hindu sebanyak 209 jiwa, dan
Khonghucu sebanyak 13 jiwa.
Agama yang dianut
Tingkat Pendidikan
SLTA/Sederajat sebanyak 95,613 jiwa; Diploma IV/Strata 1 sebanyak 32.953 jiwa; SLTP/Sederajat
sebanyak 25.800 jiwa; Belum tamat SD sebanyak 14.865; Akademi/Diploma III sebanyak 10.574 jiwa,
dsb.
7. KONDISI EKONOMI
penghasilan penduduk 2,5 juta – 5 juta
per bulan: 6569 jiwa.
penghasilan penduduk 5,5 juta – 7,5 juta
per bulan: 5792 jiwa.
penghasilan penduduk 1 juta – 2,5 juta
per bulan: 4765 jiwa.
Karyawan Swasta : 65.705 jiwa
Mengurus Rumah Tangga : 43.069 jiwa
Pelajar/Mahasiswa : 42.288 jiwa
Wiraswasta : 15.944 jiwa
Buruh Harian Lepas : 4.135 jiwa
Pegawai Negeri Sipil : 3.142 jiwa
Pensiun : 2.463 jiwa
Guru : 1.907 jiwa
Karena kota administrasi Jakarta Selatan memiliki karakteristik yaitu kawasan
wilayah industri, sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata penduduk
kecamatan Tebet memenuhi wilayah industri di kota administrasi Jakarta Selatan.
8. KONDISI POLITIS
Tebet adalah nama kecamatan yang terletak di Kota
Administrasi Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota
Jakarta, Indonesia. Kecamatan ini memiliki luas wilayah
9.53 km², yang terdiri atas 7 kelurahan: Tebet Barat, Tebet
Timur, Kebon Baru, Bukit Duri, Manggarai, Manggarai
Selatan dan Menteng Dalam.
9. Dari segi pendidikan rata-rata penduduknya sudah memenuhi wajib
belajar 12 tahun. Bahkan Jika dilihat berdasarkan fasilitas atau sarana
prasarana, pendidikan di Kecamatan Tebet juga sudah cukup baik. Dalam
artian semua wilayah sudah mendapatkan fasilitas sarana prasarana yang
mumpuni serta wilayah daerah kecamatan tebet juga sudah terintegrasi
dengan transportasi umum sehingga memudahkan mobilitas peserta didik
untuk sekolah. Dengan melihat banyaknya factor yang cukup baik maka
dapat disimpulkan, perencanaan pendidikan di Kecamatan Tebet dapat
dilaksanakan dengan melihat ketersediaan factor pendukung dalam proses
pendidikan di Kecamatan Tebet.
KONDISI PENDIDIKAN
14. ANALISIS
KEBUTUHAN
ANALISIS
KEBUTUHAN
Metode analisis yang digunakan
pada tugas akhir ini di
kecamatan tebet yaitu dengan
metode analisis swot dan
analisis kombinasi antara
kuantitatif dan kualitatif.
UU No. 20 Tahun 2003 tentang
SISDIKNAS
UU No. 25 Tahun 2000 tentang
PROPENAS Tahun 2000-2004
Kepmendiknas RI Nomor 087/O/2003
tanggal 4 Juli 2003 tentang Lembaga
Penjamin Mutu Pendidikan
Konsep dan Implementasi
KBK/Kurikulum 2004
UU Sistem Pendidikan Nasional No. 14
Tahun 2005
1.
2.
3.
4.
5.
Metode Analisis Dasar Hukum
15. HASIL
HASIL
ANALISIS
ANALISIS
Rasio guru – siswa yang terlalu tinggi, akan mengurangi
efektivitas program pembelajaran.
Angka siswa tinggal kelas dan putus sekolah belum mencapai
0%
Analisis perhitungan kohort persentase dilihat dari latar
belakang 15 pendidikannya di Kecamatan Tebet masih terdapat
sekitar 7% penduduk yang tidak menyelesaikan jenjang Sekolah
Dasar.
APK Kecamatan Tebet di tahun 2022, yaitu pada jenjang SD
mencapai 63%.
APM Kecamatan Tebet di tahun 2022 yaitu, SD 61%. Artinya
masih terdapat sekitar 39% penduduk usia sekolah yang belum
mengenyam bangku pendidikan
Jumlah standar prasarana yang dimiliki oleh Kecamatan Tebet
tampaknya secara keseluruhan sudah memenuhi untuk dapat
menunjang proses kegiatan belajar mengajar secara lebih
optimal.
Berdasarkan hasil survei di Kecamatan Tebet pada tahun 2023,
maka ada beberapa hal kesenjangan atau permasalahan yang
terjadi di Kecamatan Tebet, yaitu sebagai berikut :
24. ACTION PLAN/RENCANA PENDIDIKAN
DI KECAMATAN TEBET
Alternatif
Pemecahan Masalah
Usulan
Program Pendidikan
Usulan
Proyek Pendidikan
Siswa Putus Sekolah
Beban Mengajar Guru
Sarana Prasarana
yang Rusak
Rasio Siswa Guru
Tidak Ideal
Usulan program
pendidikan di Kecamatan
Tebet berfokus pada
peningkatan kualitas
pendidikan
Sapa Masyarakat
Sekitar (SMS)
Ruang Publik Terpadu
Ramah Anak (RPTRA)
Bimbingan Teknis
Peningkatan
Komptensi dan
Profesionalitas Guru
25. CONCLUSION
Dalam pengamatan yang telah kami lakukan, kami
mendapatkan banyak informasi terkait sistem pendidikan
di Kecamatan Tebet. Selanjutnya data tersebut kami
olah dan kami menemukan bahwa kondisi pendidikan
pada kecamatan Tebet terlihat masih memiliki beberapa
kesenjangan, khususnya pada kasus anak putus sekolah
yang berada pada persentase 0,03%.
Dengan demikian kami merekomendasikan usulan
program pendidikan di Kecamatan Tebet ini berfokus
pada masyarakat putus sekolah melalui dua proyek
kegiatan yakni Proyek Sapa Masyarakat Sekitar (SMS)
dan Proyek Ruang Publik Terpadu Ramah Anak
(RPTRA). Diharapkan anak yang putus sekolah tetap
memiliki akses layanan pendidikan untuk
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan diri
dalam mewujudkan SDM yang unggul dan berdaya
saing.