SlideShare a Scribd company logo
KERJA PRAKTIK
PT. MITSUBISHI CHEMICAL INDONESIA
Yuliana
Nur Amanah
NIM. 161411061
2
Ranggi
Octaviani Pratiwi
NIM. 161411046
3
POKOK
BAHASAN
1
2
3
4
5
LATAR BELAKANG
BAHAN BAKU DAN PRODUK
SISTEM PROSES PLANT PET
UTILITAS PET
PENGELOLAAN LINGKUNGAN
LATAR BELAKANG
4
1
5
2
4
9
1 8
3
5
April 1989
Mulai Persiapan Lahan Pabrik
Juni 1990
Mendapat persetujuan dari BKPM
6
7
Maret 1991
Berdirinya PT. Bakrie Kasei
Februari 1994
Pabrik TPA-1 mulai beroperasi
komersial
April 1994
Berdirinya PT. Bakrie Kasei PET
Corporation
November 1995
Pabrik PET mulai beroperasi
komersial
Juli 1996
Pabrik TPA-2 beroperasi
komersial
Desember 1996
PT. Bakrie Kasei dengan PT.
Bakrie Kasei PET Corporation
bergabung
Maret 2001
Perubahan Nama menjadi PT.
Mitsubishi Chemical Indonesia
SEJARAH
TUJUAN KERJA PRAKTIK
6
1. Mendapat gambaran nyata tentang proses kimia secara langsung pada suatu sarana
produksi.
2. Mendapat pengalaman untuk beradaptasi dengan budaya lingkungan industri sebagai
bekal untuk memasuki dunia kerja.
3. Memahami tahapan proses produksi dan sarana pendukung proses yang digunakan
selama proses produksi di Proses PET PT. Mitsubishi Chemical Indonesia.
BAHAN BAKU DAN PRODUK
7
2
BAHAN BAKU UTAMA
8
1. Purified Terephthalic Acid (PTA)
PTA adalah hasil pemurnian dari asam tereftalat
yang merupakan suatu padatan yang berbentuk serbuk
berwarna putih yang digunakan sebagai baku polyester
atau PET.
Kapasitas 46.500 ton/tahun
Sumber Plant PTA-1 atau PTA-2
Kemasan Flexible Bag
Penyimpanan Warehouse
BAHAN BAKU UTAMA
9
2. Ethylene Glycol (EG)
Etilen glikol merupakan senyawa organik dengan
rumus kimia (CH2OH)2 yang merupakan bahan baku utama
pada proses produksi PET.
Kapasitas 18.500 ton/tahun
Sumber Impor
Transportasi Lorry
Penyimpanan Tangki
BAHAN BAKU PENDUKUNG
10
1. Isophtalic Acid (IPA)
Bahan ini tidak berwarna dan merupakan
isomer dari asam fatalat dan asam terftalat.
• Berpengaruh terhadap transparansi dan tingkat
ketahanan panas.
Kapasitas 730 ton/tahun
Sumber Lotte Titan Chemical
Kemasan Flexible Bag
Penyimpanan Warehouse (suhu ruang)
2. Phosphoric Acid
Asam Phospat merupakan senyawa anorganik
dengan rumus kimia H3PO4. Bahan ini merupakan
asam yang tidak beracun.
• Menambah ketahanan panas produk PET
Kapasitas 4,5 ton/tahun
Sumber Impor
Konsentrasi 85%
Kemasan Jerigen plastik
BAHAN BAKU PENDUKUNG
11
4. Dietjylene Glycol
Penambahan Diethylen Glycol tujuannya untuk
mempengaruhi struktur produk polimer. Dengan
penambahan DEG crystallinity dari PET akan
meningkat.
Kapasitas 270 ton/tahun
Sumber Impor
Penyimpanan Tangki
3. Katalis
Katalis yang digunakan dapat berupa antimony
trioksida (Sb2O3) atau tetrabuthyl orthotitanate TBT
tergantung grade plastik yang diinginkan.
TBT Sb2O3
Kapasitas 1,681 ton/tahun 12,5 ton/tahun
Sumber Impor Impor
Kemasan Kemasan Kaleng Kantong Kertas
Penyimpanan Catalyst Storage
BAHAN BAKU PENDUKUNG
12
5. Ethyl Acetate Phospat
Ethyl Acid Phoshate (EAP) digunakan dalam
proses pembuatan PET sebagai pengganti H3PO4
ketika katalis yang digunakan adalah Tetrabuthyl
Orthotitanate (TBT).
Kapasitas 650 ton/tahun
Sumber Impor
Kemasan Kaleng
Penyimpanan Catalyst Storage (suhu ruang)
6. Magnesium Acetate
Sebagai activator katalis TBT yang
memungkinkan katalis untuk bekerja pada reaksi
polikondensasi.
Kapasitas 1258 ton/tahun
Sumber Impor
Kemasan Kardus
Penyimpanan Catalyst Storage (suhu ruang)
BAHAN BAKU PENDUKUNG
13
7. Cobalt Acetate
Cobalt Acetate merupakan pewarna yang
digunakan pada produk dengan katalis Antimoni
Trioksida (Sb2O3).
Kapasitas 2,7 ton/tahun
Sumber Impor
Kemasan Kantong Kertas
Penyimpanan Catalyst Storage (suhu
ruang)
8. Pewarnaa Organik
Zat warna yang digunakan terdiri dari warna,
polysynthren BLUE yang berwarna biru dan macrolex
RED yang berwarna merah.
01
03
02
14
PRODUK
Melt State Polycondensation (MSP) Solid State Polycondensation (SSP)
MSP merupakan produk PET yang
terpolikondensasi dalam keadaan lelehan.
SSP merupakan produk hasil dari proses
kristalisasi dan polikondensasi dalam
bentuk padatan.
01
03
02
15
PRODUCT GRADE
1 2
3 4
Free Antimony Grades
(BK-5180B dan BK-6180B)
Strong Bottle Grade
(BK-2185P)
Common Bottle Grades
(BK-2170 dan BK-2180)
Film (Special) Grade
(BK-7064)
SISTEM OPERASI PET
16
3
DIAGRAM BLOK PROSES PET
17
Melt State Polycondensation (MSP)
Solid State Polycondensation (SSP)
18
MIXING
• Pencampuran TPA dan IPA dengan EG
menghasilkan slurry.
• Penambahan bahan additive sesuai grade
• Kondisi Operasi
• Slurry Density dikontrol oleh DC-111
Waktu Tinggal 2 jam
Outlet Temp 40 – 60 °C
19
ESTERIFIKASI
• TPA dan EG bereaksi membentuk oligomer
• Kondisi Operasi
• Didukung oleh unit recovery EG
Parameter R-120 R-130
Rasio outlet (%) 87.5 ± 1.0 96.5 ± 1.0
Volume (m3) 46,2 15,7
Waktu Tinggal (jam) 6 2,2
Temperatur (°C) 260 – 266 260
Tekanan (kg/cm2G) 0.8 – 1.75 0.05
20
POLIKONDENSASI
• Oligomer membentuk polimer
• EG di-recovery seluruhnya
• Kondisi Operasi
Parameter R-200 R-210 R-220
Waktu Tinggal (jam) 1,3 1,3 1,3
Temperatur (°C) 275 275 275
Tekanan (torr) 20 3 1
Derajat polimerisasi 15 55 97,8
21
KRISTALISASI
• Terjadi penyusunan kembali rantai molekul
pada polimer chip.
• Pemanasan pada temperature spesifik
160°C.
• Kecepatan rotasi tinggi karena chip yang
lengket (Temp. Transisi Glass 60°C).
• Pemanas menggunakan sirkulasi thermo
oil.
22
PENGERINGAN
• Proses pengeringan dan penghilangan AA
(deacetaldehyde).
• Kondisi Operasi
• Media pemanas gas nitrogen yang
dialirkan dari bawah.
• Gas Nitrogen disirkulasikan kembali ke
hopper dryer.
Waktu Tinggal 4 jam
Temperature 167 °C
23
PRE-HEATING
• Temperatur chip dinaikan hingga mencapai
temperature reaksi polikondensasi yaitu
210°C.
• Pemanasan bertahap 200°C pada K-430
dan 210°C pada reaktor kedua.
• Media pemanas SK-Oil mengalir pada jaket
dan torus disk shaft.
24
POLIKONDENSASI
• Proses bertujuan untuk meningkatkan
derajat polimerisasi
• Kondisi Operasi
• Media pemanas SK-Oil mengalir pada
jaket.
Waktu Tinggal (jam) 18
Temperatur (°C) 210
25
COOLING
• Pendinganan dilakukan untuk menghentikan
reaksi polikondensasi.
• Media pendingin WT mengalir pada jaket
dan torus disk shaft.
• Disk berotasi dengan kecepatan rotasi
rendah.
26
BAGGING
• Unit untuk pengemasan
• Produk dikemas dalam jumbo bag
Line B Untuk SSP Packing
Line A Untuk SSP Packing (Jika line A
bermasalah)
Line D Untuk MSP Packing
T-580 Untuk proses recharging
UTILITAS PET
27
4
UTILITAS DI PLANT PET
28
Steam
Boiler
SK Boiler
Air
Pressure
(AP)
Cooling
Water
(WT)
Chilling
Water
(WC)
Brine
Water
(RB)
UTILITAS DARI PLANT PTA
29
Boiler
Water
(WB)
Energi
Listrik
Deep
Well
Water
General
Water
(WG)
Sea
Water
(SW)
Instru-
ment
Air (AI)
UTILITAS DARI PIHAK KETIGA
30
Gas
Nitrogen
Natural
Gas
Deep
Well
Water
Energi
Listrik
PENGELOLAAN LINGKUNGAN
31
5
PENGOLAHAN LIMBAH
Limbah Cair dan Limbah Padat
32
LIMBAH CAIR
33
Limbah Cair Diolah pada Unit Waste Water Treatment
Limbah Cair
PET
Limbah Cair
PTA
Equalization
Tank
UASB
Hybrid
Nutrition
Injection
Aerobic
Tank
Sedimenta
tion
Filtration
LIMBAH PADAT
Limbah Padat
PET
Ekonomis Non Ekonomis
Waste Chips, Drain Catch Pot, dan Powder Kemasan Bahan Kimia, Majun, dll
35
Penanganan
Limbah B3 Kebisingan
Sumber
Waste bag katalis, waste oil, dan majun yang
terkontaminasi bahan kimia ataupun oli.
Penyimpanan
Limbah B3 di simpan di TPS sebelum di
transportasikan ke pihak ke tiga
Terdapat SOP dan perlengkapan keselamatan
Penanganan
Diserahkan ke pihak ketiga
Sumber
Peralatan proses
Penanganan
1. Disediakan APD lengkap
2. Terdapat peringatan pada aera bising
(peringatan penggunaan APD, tingkat
kebisingan, waktu maksimal bekerja pada
area tersebut)
36
TERIMA KASIH
ANALISIS BEBAN KERJA OPERATOR PRO-PET
DENGAN METODE FULL TIME EQUIVALENT
GUNA MENGEVALUASI KINERJA KARYAWAN
BERDASARKAN JOB DESCRIPTION
Yuliana
Nur Amanah
NIM. 161411061
38
Ranggi
Octaviani Pratiwi
NIM. 161411046
39
POKOK
BAHASAN
1
2
3
4
5
LATAR BELAKANG DAN TUJUAN
RUANG LINGKUP
BEBAN KERJA
METODOLOGI
ANALISIS BEBAN KERJA DAN
PEMBAHASAN
LATAR BELAKANG
40
1
41
LATAR BELAKANG
Pekerja yang terampil dan
mampu bekerja secara efektif
serta efisien
PT. Mitsubishi Chemical
Indonesia berkomitmen tinggi
terhadap standar kualitas yang
baik. Agar kualitas produk
terjaga.
Analisis beban kerja dilakukan
agar beban kerja yang diterima
operator dapat bekerja secara
optimal.
TUJUAN ANALSIS BEBAN KERJA
42
01
Mengetahui beban kerja operator proses di seksi ProPET.
Mengetahui pengaruh shift terhadap beban kerja operator proses di
seksi ProPET.
Mengevaluasi kesesuaian antara beban kerja dengan jumlah
operator proses tersedia di seksi ProPET.
01
03
02
RUANG LINGKUP
43
2
Job Description baik regular work
maupun additional work
Pengambilan data pada log book
25 Februari – 3 Maret 2019
Analisis beban kerja dilakukan menggunakan
metode FTE (Full Time Equivalent) pada setiap
shift operator proses di seksi Pro-PET
PT. Mitsubishi Chemical Indonesia.
ANALISIS BEBAN KERJA DILAKUKAN BERDASARKAN
3
2
1
TINJAUAN PUSTAKA
45
3
46
BEBAN KERJA
WORKLOAD
ANALYSIS
Beban kerja adalah besaran pekerjaan
yang harus dipikul oleh suatu
jabatan/unit organisasi dan merupakan
hasil kali antara volume kerja dan norma
waktu.
Analisa beban kerja adalah suatu teknik
manajemen yang dilakukan secara
sistematis untuk memperoleh informasi
mengenai tingkat efektivitas dan
efisiensi kerja organisasi berdasarkan
volume kerja.
47
Full Time Equivalent
Menurut Dwi dan Satya (2012) Full Time Equivalent
adalah salah satu metoda analisis beban kerja
berdasarkan waktu dengan cara mengukur lama waktu
penyelesaian pekerjaan kemudian waktu tersebut
dikonversikan ke dalam indeks nilai FTE.
FTE bertujuan untuk menyederhanakan pengukuran
kerja dengan mengubah jam beban kerja ke jumlah orang
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu
(Adawiyah,2013).
Implikasi dari nilai FTE terbagi menjadi 3 jenis yaitu :
• Overload >1,28
• Normal/Fit 1-1.28
• Underload 0-0.99
METODOLOGI
48
4
49
PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data dibagi
menjadi dua, yaitu :
▰ Pengumpulan Data Primer
▰ Pengumpulan Data Sekunder
No. Data Primer Data Sekunder
1 Log book Studi literatur
2 Wawancara Buku
3 Regular Work Sheet Skripsi
4 Job Description Jurnal
5 Situs-situs internet
50
Tahapan pengolahan data sebagai berikut :
PENGOLAHAN DATA
Identifikasi
Job
Description
Raw Data
Penentuan
Allowance
Perhitungan
Beban Kerja
Analisis
DIAGRAM KEGIATAN
ANALISIS BEBAN KERJA
52
5
SHIFT 1
53
Hari
FTE
Indeks
Beban Kerja
Senin 1.0 Fit/Normal
Selasa 0.9 Underload
Rabu 0.9 Underload
Kamis 0.7 Underload
Jumat 0.8 Underload
Sabtu 0.9 Underload
Minggu 0.8 Underload
1.0
0.9 0.9
0.7
0.8 0.9 0.8
S E NI N S E LA S A RA B U K A MI S J UMA T S A B TU MI NGGU
FTE
INDEKS
HARI KERJA
FTE INDEKS SHIFT 1
54
ANALISIS BEBAN KERJA PER SHIFT
Setelah dilakukan perhitungan beban kerja dan pengolahan data seperti diagram diatas, maka dapat di
analisa sebagai berikut.
SHIFT 1
• Terjadi Underload pada hari Selasa sampai hari minggu.
• Pada hari Senin beban kerja Normal/Fit.
• Dari hasil wawancara dan pengamatan di lapangan, beban kerja operator pada shift 1 lebih berat
dibanding shift lainnya.
• Dilihat dari tanggal 25 Februari sampai 3 Maret 2019 rata-rata beban kerja pada shift 1 yaitu 0.9.
SHIFT 2
55
Hari
FTE
Indeks
Beban Kerja
Senin 0.8 Underload
Selasa 0.7 Underload
Rabu 0.9 Underload
Kamis 0.7 Underload
Jumat 0.8 Underload
Sabtu 0.8 Underload
Minggu 0.8 Underload
0.8
0.7
0.9
0.7
0.8
0.8
0.8
S E NI N S E LA S A RA B U K A MI S J UMA T S A B TU MI NGGU
FTE
INDEX HARI KERJA
FTE INDEKS SHIT 2
56
ANALISIS BEBAN KERJA PER SHIFT
Setelah dilakukan perhitungan beban kerja dan pengolahan data seperti diagram diatas, maka dapat di
analisa sebagai berikut.
• Beban kerja pada hari Senin sampai Minggu Underload. Hal ini terjadi karena pada hari senin sampai
minggu persentase regular work dan additional work yang kecil dibandingkan di shift yang lain.
• Dilihat dari tanggal 25 Februari sampai 3 Maret 2019 rata-rata beban kerja pada shift 2 yaitu 0.8.
SHIFT 2
SHIFT 3
57
0.9
0.7 0.7 0.6
0.7
0.9
0.7
S E NI N S E LA S A RA B U K A MI S J UMA T S A B TU MI NGGU
FTE
INDEKS
HARI KERJA
FTE INDEKS SHIFT 3
Hari
FTE
Indeks
Beban Kerja
Senin 0.9 Underload
Selasa 0.7 Underload
Rabu 0.7 Underload
Kamis 0.6 Underload
Jumat 0.7 Underload
Sabtu 0.9 Underload
Minggu 0.7 Underload
58
ANALISIS BEBAN KERJA PER SHIFT
Setelah dilakukan perhitungan beban kerja dan pengolahan data seperti diagram diatas, maka dapat di
analisa sebagai berikut.
• Beban kerja pada shift 3 setiap harinya dari tanggal 25 Februari sampai 3 Maret 2019 Underload.
• Hal ini terjadi karena shift 3 bekerja dari jam 24.00 sampai jam 08.00, pada waktu tersebut proses hanya
perlu dikontrol lewat DCS.
• Dilihat dari tanggal 25 Februari sampai 3 Maret 2019 rata-rata beban kerja pada shift 3 yaitu 0.7 .
SHIFT 3
59
1. Perusahaan juga memperhatikan dan meneliti beban kerja mental dan beban kerja fisik yang terintegrasi agar
beban kerja pekerja dapat di lihat secara keseluruhan.
2. Perusahaan melakukan peninjauan ulang dalam membuat kebijakan rekruitmen pekerja di tahun mendatang.
3. Menurut kami perlu penyusunan kembali Job description pada bagian-bagian yang telah diukur sehingga
beban kerja dapat tersebar dan merata pada tiap operator di per shift-nya. (dilakukan pemerataan beban
kerja pada setiap shift). Agar bisa menyeimbangkan antara kerja efektif, aman, dan efesien.
SARAN
KESIMPULAN
Berdasarkan pengolahan serta analisa data, maka didapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
Beban kerja pada shift 1 rata-rata adalah 0.9
Beban kerja pada shift 2 rata-rata adalah 0.8
Beban kerja pada shift 3 rata-rata adalah 0.7
Pada hasil beban kerja di atas maka perlu dilakukan pemerataan beban kerja pada setiap shift.
Agar menyeimbangkan tugas kerja yang akan didapat setiap shift.
61
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Bab 1 laporan kerja praktek informatika
Bab 1 laporan kerja praktek informatikaBab 1 laporan kerja praktek informatika
Bab 1 laporan kerja praktek informatika
khafid10
 
Pengembangan Sistem Informasi Manajemen
Pengembangan Sistem Informasi ManajemenPengembangan Sistem Informasi Manajemen
Pengembangan Sistem Informasi Manajemen
Rahmi Septhianingrum
 
Rekayasa Perangkat Lunak RPL Sistem Pembelian Barang
Rekayasa Perangkat Lunak RPL Sistem Pembelian BarangRekayasa Perangkat Lunak RPL Sistem Pembelian Barang
Rekayasa Perangkat Lunak RPL Sistem Pembelian Barangsmk negeri 42 jakarta
 
Analisis Pieces Terhadap Sistem Informasi Lukman Hermanto 55518110066
Analisis Pieces Terhadap Sistem Informasi Lukman Hermanto 55518110066Analisis Pieces Terhadap Sistem Informasi Lukman Hermanto 55518110066
Analisis Pieces Terhadap Sistem Informasi Lukman Hermanto 55518110066
LukmanHermanto
 
Metodologi Penelitian pada Bidang Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi
Metodologi Penelitian pada Bidang Ilmu Komputer dan Teknologi InformasiMetodologi Penelitian pada Bidang Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi
Metodologi Penelitian pada Bidang Ilmu Komputer dan Teknologi InformasiAlbaar Rubhasy
 
Analisis Kebutuhan Sistem Informasi
Analisis Kebutuhan Sistem InformasiAnalisis Kebutuhan Sistem Informasi
Analisis Kebutuhan Sistem Informasi
Universitas Teknokrat Indonesia
 
jurnal tugas akhir
jurnal tugas akhirjurnal tugas akhir
jurnal tugas akhir
dodik triyantono
 
Sejarah perkembangan basis data
Sejarah perkembangan basis dataSejarah perkembangan basis data
Sejarah perkembangan basis dataDayu Ratna
 
Proposal Project Management Plan
Proposal Project Management PlanProposal Project Management Plan
Proposal Project Management Plan
SariWahyuningsih4
 
Perancangan dan Analisa Sistem
Perancangan dan Analisa SistemPerancangan dan Analisa Sistem
Perancangan dan Analisa Sistemguestb7aaaf1e
 
Bab 6 Dokumentasi Sistem Informasi Akuntansi_Flowchart
Bab 6   Dokumentasi Sistem Informasi Akuntansi_FlowchartBab 6   Dokumentasi Sistem Informasi Akuntansi_Flowchart
Bab 6 Dokumentasi Sistem Informasi Akuntansi_FlowchartBudianto Budie
 
Kebutuhan
KebutuhanKebutuhan
Kebutuhan
Fajar Baskoro
 
Presentasi proposal tugas akhir
Presentasi proposal tugas  akhirPresentasi proposal tugas  akhir
Presentasi proposal tugas akhirlukman88
 
Contoh jurnal ilmiah its
Contoh jurnal ilmiah itsContoh jurnal ilmiah its
Contoh jurnal ilmiah its
Ahmad Rupat
 
Project charter-Contoh
Project charter-ContohProject charter-Contoh
Project charter-Contoh
Fajar Baskoro
 
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa IndonesiaPancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa IndonesiaRiska Yuliatiningsih
 
Presentasi manajemen pemasaran bab 3
Presentasi manajemen pemasaran   bab 3Presentasi manajemen pemasaran   bab 3
Presentasi manajemen pemasaran bab 3
mawan1991
 
Bab 2
Bab 2Bab 2
Bab 2
Mrirfan
 
Kualitas informasi
Kualitas informasiKualitas informasi
Kualitas informasi
Imam Nursyihab
 

What's hot (20)

Bab 1 laporan kerja praktek informatika
Bab 1 laporan kerja praktek informatikaBab 1 laporan kerja praktek informatika
Bab 1 laporan kerja praktek informatika
 
Pengembangan Sistem Informasi Manajemen
Pengembangan Sistem Informasi ManajemenPengembangan Sistem Informasi Manajemen
Pengembangan Sistem Informasi Manajemen
 
Rekayasa Perangkat Lunak RPL Sistem Pembelian Barang
Rekayasa Perangkat Lunak RPL Sistem Pembelian BarangRekayasa Perangkat Lunak RPL Sistem Pembelian Barang
Rekayasa Perangkat Lunak RPL Sistem Pembelian Barang
 
Analisis Pieces Terhadap Sistem Informasi Lukman Hermanto 55518110066
Analisis Pieces Terhadap Sistem Informasi Lukman Hermanto 55518110066Analisis Pieces Terhadap Sistem Informasi Lukman Hermanto 55518110066
Analisis Pieces Terhadap Sistem Informasi Lukman Hermanto 55518110066
 
Metodologi Penelitian pada Bidang Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi
Metodologi Penelitian pada Bidang Ilmu Komputer dan Teknologi InformasiMetodologi Penelitian pada Bidang Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi
Metodologi Penelitian pada Bidang Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi
 
Analisis Kebutuhan Sistem Informasi
Analisis Kebutuhan Sistem InformasiAnalisis Kebutuhan Sistem Informasi
Analisis Kebutuhan Sistem Informasi
 
Ppt seminar kp
Ppt seminar kpPpt seminar kp
Ppt seminar kp
 
jurnal tugas akhir
jurnal tugas akhirjurnal tugas akhir
jurnal tugas akhir
 
Sejarah perkembangan basis data
Sejarah perkembangan basis dataSejarah perkembangan basis data
Sejarah perkembangan basis data
 
Proposal Project Management Plan
Proposal Project Management PlanProposal Project Management Plan
Proposal Project Management Plan
 
Perancangan dan Analisa Sistem
Perancangan dan Analisa SistemPerancangan dan Analisa Sistem
Perancangan dan Analisa Sistem
 
Bab 6 Dokumentasi Sistem Informasi Akuntansi_Flowchart
Bab 6   Dokumentasi Sistem Informasi Akuntansi_FlowchartBab 6   Dokumentasi Sistem Informasi Akuntansi_Flowchart
Bab 6 Dokumentasi Sistem Informasi Akuntansi_Flowchart
 
Kebutuhan
KebutuhanKebutuhan
Kebutuhan
 
Presentasi proposal tugas akhir
Presentasi proposal tugas  akhirPresentasi proposal tugas  akhir
Presentasi proposal tugas akhir
 
Contoh jurnal ilmiah its
Contoh jurnal ilmiah itsContoh jurnal ilmiah its
Contoh jurnal ilmiah its
 
Project charter-Contoh
Project charter-ContohProject charter-Contoh
Project charter-Contoh
 
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa IndonesiaPancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
 
Presentasi manajemen pemasaran bab 3
Presentasi manajemen pemasaran   bab 3Presentasi manajemen pemasaran   bab 3
Presentasi manajemen pemasaran bab 3
 
Bab 2
Bab 2Bab 2
Bab 2
 
Kualitas informasi
Kualitas informasiKualitas informasi
Kualitas informasi
 

Similar to PPT KP FIX.pptx

PPT LAPORAN PKL RU III.pptx
PPT LAPORAN PKL RU III.pptxPPT LAPORAN PKL RU III.pptx
PPT LAPORAN PKL RU III.pptx
EgaAryaPangestu
 
PPT KP SALSA INTAN FADILLA.pptx
PPT KP SALSA INTAN FADILLA.pptxPPT KP SALSA INTAN FADILLA.pptx
PPT KP SALSA INTAN FADILLA.pptx
RiniN4
 
Seminar of Final Report Monica Allen Gunawan 11203031 Teknik Kimia
Seminar of Final Report Monica Allen Gunawan 11203031 Teknik KimiaSeminar of Final Report Monica Allen Gunawan 11203031 Teknik Kimia
Seminar of Final Report Monica Allen Gunawan 11203031 Teknik KimiaMonica Allen Gunawan
 
Seminar of Practical Working Monica Allen Gunawan 111203031 Teknik Kimia
Seminar of Practical Working Monica Allen Gunawan 111203031 Teknik KimiaSeminar of Practical Working Monica Allen Gunawan 111203031 Teknik Kimia
Seminar of Practical Working Monica Allen Gunawan 111203031 Teknik KimiaMonica Allen Gunawan
 
Analisis Metode Produksi Dimetil Ester Tereftalat (DMT)
Analisis Metode Produksi Dimetil Ester Tereftalat (DMT)Analisis Metode Produksi Dimetil Ester Tereftalat (DMT)
Analisis Metode Produksi Dimetil Ester Tereftalat (DMT)
Rhoma Dhianah
 
Presentasi_Tugas_Akhir_Pra_Rancangan_Pab (1).pptx
Presentasi_Tugas_Akhir_Pra_Rancangan_Pab (1).pptxPresentasi_Tugas_Akhir_Pra_Rancangan_Pab (1).pptx
Presentasi_Tugas_Akhir_Pra_Rancangan_Pab (1).pptx
AksaArka
 
PPT PRARANCANGAN PABRIK.pptx
PPT PRARANCANGAN PABRIK.pptxPPT PRARANCANGAN PABRIK.pptx
PPT PRARANCANGAN PABRIK.pptx
Andinurwidiyah
 
KERJA PRAKTEK SESION 3.ppt
KERJA PRAKTEK SESION 3.pptKERJA PRAKTEK SESION 3.ppt
KERJA PRAKTEK SESION 3.ppt
robykusuma3
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Review Jurnal Fractination of Populus tremuloides at the Pilot Plant Scale_Ke...
Review Jurnal Fractination of Populus tremuloides at the Pilot Plant Scale_Ke...Review Jurnal Fractination of Populus tremuloides at the Pilot Plant Scale_Ke...
Review Jurnal Fractination of Populus tremuloides at the Pilot Plant Scale_Ke...
AriefWidjaja1
 
Presentasi Seminar hasil
Presentasi Seminar hasil Presentasi Seminar hasil
Presentasi Seminar hasil Porda Gusnedy
 
Proses pembuatan bahan Material Semen (kelompok 1).pptx
Proses pembuatan bahan Material Semen (kelompok 1).pptxProses pembuatan bahan Material Semen (kelompok 1).pptx
Proses pembuatan bahan Material Semen (kelompok 1).pptx
FaizalFakhri3
 
Perancangan Pabrik Isopropil Asetat Dari Asam Asetat dan Propilen Dengan Kap...
Perancangan Pabrik Isopropil Asetat Dari Asam Asetat dan  Propilen Dengan Kap...Perancangan Pabrik Isopropil Asetat Dari Asam Asetat dan  Propilen Dengan Kap...
Perancangan Pabrik Isopropil Asetat Dari Asam Asetat dan Propilen Dengan Kap...
RBMelaniPutri001
 
Kiman siregar b2 01-s3-1-room b for ecobalance seminar_yokohama_22 nov 2012 e...
Kiman siregar b2 01-s3-1-room b for ecobalance seminar_yokohama_22 nov 2012 e...Kiman siregar b2 01-s3-1-room b for ecobalance seminar_yokohama_22 nov 2012 e...
Kiman siregar b2 01-s3-1-room b for ecobalance seminar_yokohama_22 nov 2012 e...
Kiman Siregar
 
Perpindahan panas edit untuk kampus siaran
Perpindahan panas edit untuk kampus siaranPerpindahan panas edit untuk kampus siaran
Perpindahan panas edit untuk kampus siaran
delphijean1
 
Bab i pendahuluan
Bab i pendahuluanBab i pendahuluan
Bab i pendahuluan
ridwan mansyur
 
pembuatan bioetanol dari salak busuk
pembuatan bioetanol dari salak busukpembuatan bioetanol dari salak busuk
pembuatan bioetanol dari salak busukAnggi Dharma Roesadi
 

Similar to PPT KP FIX.pptx (20)

PPT LAPORAN PKL RU III.pptx
PPT LAPORAN PKL RU III.pptxPPT LAPORAN PKL RU III.pptx
PPT LAPORAN PKL RU III.pptx
 
PPT KP SALSA INTAN FADILLA.pptx
PPT KP SALSA INTAN FADILLA.pptxPPT KP SALSA INTAN FADILLA.pptx
PPT KP SALSA INTAN FADILLA.pptx
 
Seminar of Final Report Monica Allen Gunawan 11203031 Teknik Kimia
Seminar of Final Report Monica Allen Gunawan 11203031 Teknik KimiaSeminar of Final Report Monica Allen Gunawan 11203031 Teknik Kimia
Seminar of Final Report Monica Allen Gunawan 11203031 Teknik Kimia
 
Seminar of Practical Working Monica Allen Gunawan 111203031 Teknik Kimia
Seminar of Practical Working Monica Allen Gunawan 111203031 Teknik KimiaSeminar of Practical Working Monica Allen Gunawan 111203031 Teknik Kimia
Seminar of Practical Working Monica Allen Gunawan 111203031 Teknik Kimia
 
Analisis Metode Produksi Dimetil Ester Tereftalat (DMT)
Analisis Metode Produksi Dimetil Ester Tereftalat (DMT)Analisis Metode Produksi Dimetil Ester Tereftalat (DMT)
Analisis Metode Produksi Dimetil Ester Tereftalat (DMT)
 
Presentasi_Tugas_Akhir_Pra_Rancangan_Pab (1).pptx
Presentasi_Tugas_Akhir_Pra_Rancangan_Pab (1).pptxPresentasi_Tugas_Akhir_Pra_Rancangan_Pab (1).pptx
Presentasi_Tugas_Akhir_Pra_Rancangan_Pab (1).pptx
 
Bab i bab iii 2003
Bab i bab iii 2003Bab i bab iii 2003
Bab i bab iii 2003
 
PPT PRARANCANGAN PABRIK.pptx
PPT PRARANCANGAN PABRIK.pptxPPT PRARANCANGAN PABRIK.pptx
PPT PRARANCANGAN PABRIK.pptx
 
KERJA PRAKTEK SESION 3.ppt
KERJA PRAKTEK SESION 3.pptKERJA PRAKTEK SESION 3.ppt
KERJA PRAKTEK SESION 3.ppt
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Review Jurnal Fractination of Populus tremuloides at the Pilot Plant Scale_Ke...
Review Jurnal Fractination of Populus tremuloides at the Pilot Plant Scale_Ke...Review Jurnal Fractination of Populus tremuloides at the Pilot Plant Scale_Ke...
Review Jurnal Fractination of Populus tremuloides at the Pilot Plant Scale_Ke...
 
Persiapan Pelaksanaan PKM 2013
Persiapan Pelaksanaan PKM 2013Persiapan Pelaksanaan PKM 2013
Persiapan Pelaksanaan PKM 2013
 
Presentasi Seminar hasil
Presentasi Seminar hasil Presentasi Seminar hasil
Presentasi Seminar hasil
 
Proses pembuatan bahan Material Semen (kelompok 1).pptx
Proses pembuatan bahan Material Semen (kelompok 1).pptxProses pembuatan bahan Material Semen (kelompok 1).pptx
Proses pembuatan bahan Material Semen (kelompok 1).pptx
 
Perancangan Pabrik Isopropil Asetat Dari Asam Asetat dan Propilen Dengan Kap...
Perancangan Pabrik Isopropil Asetat Dari Asam Asetat dan  Propilen Dengan Kap...Perancangan Pabrik Isopropil Asetat Dari Asam Asetat dan  Propilen Dengan Kap...
Perancangan Pabrik Isopropil Asetat Dari Asam Asetat dan Propilen Dengan Kap...
 
Kiman siregar b2 01-s3-1-room b for ecobalance seminar_yokohama_22 nov 2012 e...
Kiman siregar b2 01-s3-1-room b for ecobalance seminar_yokohama_22 nov 2012 e...Kiman siregar b2 01-s3-1-room b for ecobalance seminar_yokohama_22 nov 2012 e...
Kiman siregar b2 01-s3-1-room b for ecobalance seminar_yokohama_22 nov 2012 e...
 
Perpindahan panas edit untuk kampus siaran
Perpindahan panas edit untuk kampus siaranPerpindahan panas edit untuk kampus siaran
Perpindahan panas edit untuk kampus siaran
 
Bab i pendahuluan
Bab i pendahuluanBab i pendahuluan
Bab i pendahuluan
 
Presentasi poli propilena (pp)
Presentasi poli propilena (pp)Presentasi poli propilena (pp)
Presentasi poli propilena (pp)
 
pembuatan bioetanol dari salak busuk
pembuatan bioetanol dari salak busukpembuatan bioetanol dari salak busuk
pembuatan bioetanol dari salak busuk
 

PPT KP FIX.pptx

  • 1. KERJA PRAKTIK PT. MITSUBISHI CHEMICAL INDONESIA
  • 3. 3 POKOK BAHASAN 1 2 3 4 5 LATAR BELAKANG BAHAN BAKU DAN PRODUK SISTEM PROSES PLANT PET UTILITAS PET PENGELOLAAN LINGKUNGAN
  • 5. 5 2 4 9 1 8 3 5 April 1989 Mulai Persiapan Lahan Pabrik Juni 1990 Mendapat persetujuan dari BKPM 6 7 Maret 1991 Berdirinya PT. Bakrie Kasei Februari 1994 Pabrik TPA-1 mulai beroperasi komersial April 1994 Berdirinya PT. Bakrie Kasei PET Corporation November 1995 Pabrik PET mulai beroperasi komersial Juli 1996 Pabrik TPA-2 beroperasi komersial Desember 1996 PT. Bakrie Kasei dengan PT. Bakrie Kasei PET Corporation bergabung Maret 2001 Perubahan Nama menjadi PT. Mitsubishi Chemical Indonesia SEJARAH
  • 6. TUJUAN KERJA PRAKTIK 6 1. Mendapat gambaran nyata tentang proses kimia secara langsung pada suatu sarana produksi. 2. Mendapat pengalaman untuk beradaptasi dengan budaya lingkungan industri sebagai bekal untuk memasuki dunia kerja. 3. Memahami tahapan proses produksi dan sarana pendukung proses yang digunakan selama proses produksi di Proses PET PT. Mitsubishi Chemical Indonesia.
  • 7. BAHAN BAKU DAN PRODUK 7 2
  • 8. BAHAN BAKU UTAMA 8 1. Purified Terephthalic Acid (PTA) PTA adalah hasil pemurnian dari asam tereftalat yang merupakan suatu padatan yang berbentuk serbuk berwarna putih yang digunakan sebagai baku polyester atau PET. Kapasitas 46.500 ton/tahun Sumber Plant PTA-1 atau PTA-2 Kemasan Flexible Bag Penyimpanan Warehouse
  • 9. BAHAN BAKU UTAMA 9 2. Ethylene Glycol (EG) Etilen glikol merupakan senyawa organik dengan rumus kimia (CH2OH)2 yang merupakan bahan baku utama pada proses produksi PET. Kapasitas 18.500 ton/tahun Sumber Impor Transportasi Lorry Penyimpanan Tangki
  • 10. BAHAN BAKU PENDUKUNG 10 1. Isophtalic Acid (IPA) Bahan ini tidak berwarna dan merupakan isomer dari asam fatalat dan asam terftalat. • Berpengaruh terhadap transparansi dan tingkat ketahanan panas. Kapasitas 730 ton/tahun Sumber Lotte Titan Chemical Kemasan Flexible Bag Penyimpanan Warehouse (suhu ruang) 2. Phosphoric Acid Asam Phospat merupakan senyawa anorganik dengan rumus kimia H3PO4. Bahan ini merupakan asam yang tidak beracun. • Menambah ketahanan panas produk PET Kapasitas 4,5 ton/tahun Sumber Impor Konsentrasi 85% Kemasan Jerigen plastik
  • 11. BAHAN BAKU PENDUKUNG 11 4. Dietjylene Glycol Penambahan Diethylen Glycol tujuannya untuk mempengaruhi struktur produk polimer. Dengan penambahan DEG crystallinity dari PET akan meningkat. Kapasitas 270 ton/tahun Sumber Impor Penyimpanan Tangki 3. Katalis Katalis yang digunakan dapat berupa antimony trioksida (Sb2O3) atau tetrabuthyl orthotitanate TBT tergantung grade plastik yang diinginkan. TBT Sb2O3 Kapasitas 1,681 ton/tahun 12,5 ton/tahun Sumber Impor Impor Kemasan Kemasan Kaleng Kantong Kertas Penyimpanan Catalyst Storage
  • 12. BAHAN BAKU PENDUKUNG 12 5. Ethyl Acetate Phospat Ethyl Acid Phoshate (EAP) digunakan dalam proses pembuatan PET sebagai pengganti H3PO4 ketika katalis yang digunakan adalah Tetrabuthyl Orthotitanate (TBT). Kapasitas 650 ton/tahun Sumber Impor Kemasan Kaleng Penyimpanan Catalyst Storage (suhu ruang) 6. Magnesium Acetate Sebagai activator katalis TBT yang memungkinkan katalis untuk bekerja pada reaksi polikondensasi. Kapasitas 1258 ton/tahun Sumber Impor Kemasan Kardus Penyimpanan Catalyst Storage (suhu ruang)
  • 13. BAHAN BAKU PENDUKUNG 13 7. Cobalt Acetate Cobalt Acetate merupakan pewarna yang digunakan pada produk dengan katalis Antimoni Trioksida (Sb2O3). Kapasitas 2,7 ton/tahun Sumber Impor Kemasan Kantong Kertas Penyimpanan Catalyst Storage (suhu ruang) 8. Pewarnaa Organik Zat warna yang digunakan terdiri dari warna, polysynthren BLUE yang berwarna biru dan macrolex RED yang berwarna merah.
  • 14. 01 03 02 14 PRODUK Melt State Polycondensation (MSP) Solid State Polycondensation (SSP) MSP merupakan produk PET yang terpolikondensasi dalam keadaan lelehan. SSP merupakan produk hasil dari proses kristalisasi dan polikondensasi dalam bentuk padatan.
  • 15. 01 03 02 15 PRODUCT GRADE 1 2 3 4 Free Antimony Grades (BK-5180B dan BK-6180B) Strong Bottle Grade (BK-2185P) Common Bottle Grades (BK-2170 dan BK-2180) Film (Special) Grade (BK-7064)
  • 17. DIAGRAM BLOK PROSES PET 17 Melt State Polycondensation (MSP) Solid State Polycondensation (SSP)
  • 18. 18 MIXING • Pencampuran TPA dan IPA dengan EG menghasilkan slurry. • Penambahan bahan additive sesuai grade • Kondisi Operasi • Slurry Density dikontrol oleh DC-111 Waktu Tinggal 2 jam Outlet Temp 40 – 60 °C
  • 19. 19 ESTERIFIKASI • TPA dan EG bereaksi membentuk oligomer • Kondisi Operasi • Didukung oleh unit recovery EG Parameter R-120 R-130 Rasio outlet (%) 87.5 ± 1.0 96.5 ± 1.0 Volume (m3) 46,2 15,7 Waktu Tinggal (jam) 6 2,2 Temperatur (°C) 260 – 266 260 Tekanan (kg/cm2G) 0.8 – 1.75 0.05
  • 20. 20 POLIKONDENSASI • Oligomer membentuk polimer • EG di-recovery seluruhnya • Kondisi Operasi Parameter R-200 R-210 R-220 Waktu Tinggal (jam) 1,3 1,3 1,3 Temperatur (°C) 275 275 275 Tekanan (torr) 20 3 1 Derajat polimerisasi 15 55 97,8
  • 21. 21 KRISTALISASI • Terjadi penyusunan kembali rantai molekul pada polimer chip. • Pemanasan pada temperature spesifik 160°C. • Kecepatan rotasi tinggi karena chip yang lengket (Temp. Transisi Glass 60°C). • Pemanas menggunakan sirkulasi thermo oil.
  • 22. 22 PENGERINGAN • Proses pengeringan dan penghilangan AA (deacetaldehyde). • Kondisi Operasi • Media pemanas gas nitrogen yang dialirkan dari bawah. • Gas Nitrogen disirkulasikan kembali ke hopper dryer. Waktu Tinggal 4 jam Temperature 167 °C
  • 23. 23 PRE-HEATING • Temperatur chip dinaikan hingga mencapai temperature reaksi polikondensasi yaitu 210°C. • Pemanasan bertahap 200°C pada K-430 dan 210°C pada reaktor kedua. • Media pemanas SK-Oil mengalir pada jaket dan torus disk shaft.
  • 24. 24 POLIKONDENSASI • Proses bertujuan untuk meningkatkan derajat polimerisasi • Kondisi Operasi • Media pemanas SK-Oil mengalir pada jaket. Waktu Tinggal (jam) 18 Temperatur (°C) 210
  • 25. 25 COOLING • Pendinganan dilakukan untuk menghentikan reaksi polikondensasi. • Media pendingin WT mengalir pada jaket dan torus disk shaft. • Disk berotasi dengan kecepatan rotasi rendah.
  • 26. 26 BAGGING • Unit untuk pengemasan • Produk dikemas dalam jumbo bag Line B Untuk SSP Packing Line A Untuk SSP Packing (Jika line A bermasalah) Line D Untuk MSP Packing T-580 Untuk proses recharging
  • 28. UTILITAS DI PLANT PET 28 Steam Boiler SK Boiler Air Pressure (AP) Cooling Water (WT) Chilling Water (WC) Brine Water (RB)
  • 29. UTILITAS DARI PLANT PTA 29 Boiler Water (WB) Energi Listrik Deep Well Water General Water (WG) Sea Water (SW) Instru- ment Air (AI)
  • 30. UTILITAS DARI PIHAK KETIGA 30 Gas Nitrogen Natural Gas Deep Well Water Energi Listrik
  • 32. PENGOLAHAN LIMBAH Limbah Cair dan Limbah Padat 32
  • 33. LIMBAH CAIR 33 Limbah Cair Diolah pada Unit Waste Water Treatment Limbah Cair PET Limbah Cair PTA Equalization Tank UASB Hybrid Nutrition Injection Aerobic Tank Sedimenta tion Filtration
  • 34. LIMBAH PADAT Limbah Padat PET Ekonomis Non Ekonomis Waste Chips, Drain Catch Pot, dan Powder Kemasan Bahan Kimia, Majun, dll
  • 35. 35 Penanganan Limbah B3 Kebisingan Sumber Waste bag katalis, waste oil, dan majun yang terkontaminasi bahan kimia ataupun oli. Penyimpanan Limbah B3 di simpan di TPS sebelum di transportasikan ke pihak ke tiga Terdapat SOP dan perlengkapan keselamatan Penanganan Diserahkan ke pihak ketiga Sumber Peralatan proses Penanganan 1. Disediakan APD lengkap 2. Terdapat peringatan pada aera bising (peringatan penggunaan APD, tingkat kebisingan, waktu maksimal bekerja pada area tersebut)
  • 37. ANALISIS BEBAN KERJA OPERATOR PRO-PET DENGAN METODE FULL TIME EQUIVALENT GUNA MENGEVALUASI KINERJA KARYAWAN BERDASARKAN JOB DESCRIPTION
  • 39. 39 POKOK BAHASAN 1 2 3 4 5 LATAR BELAKANG DAN TUJUAN RUANG LINGKUP BEBAN KERJA METODOLOGI ANALISIS BEBAN KERJA DAN PEMBAHASAN
  • 41. 41 LATAR BELAKANG Pekerja yang terampil dan mampu bekerja secara efektif serta efisien PT. Mitsubishi Chemical Indonesia berkomitmen tinggi terhadap standar kualitas yang baik. Agar kualitas produk terjaga. Analisis beban kerja dilakukan agar beban kerja yang diterima operator dapat bekerja secara optimal.
  • 42. TUJUAN ANALSIS BEBAN KERJA 42 01 Mengetahui beban kerja operator proses di seksi ProPET. Mengetahui pengaruh shift terhadap beban kerja operator proses di seksi ProPET. Mengevaluasi kesesuaian antara beban kerja dengan jumlah operator proses tersedia di seksi ProPET. 01 03 02
  • 44. Job Description baik regular work maupun additional work Pengambilan data pada log book 25 Februari – 3 Maret 2019 Analisis beban kerja dilakukan menggunakan metode FTE (Full Time Equivalent) pada setiap shift operator proses di seksi Pro-PET PT. Mitsubishi Chemical Indonesia. ANALISIS BEBAN KERJA DILAKUKAN BERDASARKAN 3 2 1
  • 46. 46 BEBAN KERJA WORKLOAD ANALYSIS Beban kerja adalah besaran pekerjaan yang harus dipikul oleh suatu jabatan/unit organisasi dan merupakan hasil kali antara volume kerja dan norma waktu. Analisa beban kerja adalah suatu teknik manajemen yang dilakukan secara sistematis untuk memperoleh informasi mengenai tingkat efektivitas dan efisiensi kerja organisasi berdasarkan volume kerja.
  • 47. 47 Full Time Equivalent Menurut Dwi dan Satya (2012) Full Time Equivalent adalah salah satu metoda analisis beban kerja berdasarkan waktu dengan cara mengukur lama waktu penyelesaian pekerjaan kemudian waktu tersebut dikonversikan ke dalam indeks nilai FTE. FTE bertujuan untuk menyederhanakan pengukuran kerja dengan mengubah jam beban kerja ke jumlah orang yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu (Adawiyah,2013). Implikasi dari nilai FTE terbagi menjadi 3 jenis yaitu : • Overload >1,28 • Normal/Fit 1-1.28 • Underload 0-0.99
  • 49. 49 PENGUMPULAN DATA Pengumpulan data dibagi menjadi dua, yaitu : ▰ Pengumpulan Data Primer ▰ Pengumpulan Data Sekunder No. Data Primer Data Sekunder 1 Log book Studi literatur 2 Wawancara Buku 3 Regular Work Sheet Skripsi 4 Job Description Jurnal 5 Situs-situs internet
  • 50. 50 Tahapan pengolahan data sebagai berikut : PENGOLAHAN DATA Identifikasi Job Description Raw Data Penentuan Allowance Perhitungan Beban Kerja Analisis
  • 53. SHIFT 1 53 Hari FTE Indeks Beban Kerja Senin 1.0 Fit/Normal Selasa 0.9 Underload Rabu 0.9 Underload Kamis 0.7 Underload Jumat 0.8 Underload Sabtu 0.9 Underload Minggu 0.8 Underload 1.0 0.9 0.9 0.7 0.8 0.9 0.8 S E NI N S E LA S A RA B U K A MI S J UMA T S A B TU MI NGGU FTE INDEKS HARI KERJA FTE INDEKS SHIFT 1
  • 54. 54 ANALISIS BEBAN KERJA PER SHIFT Setelah dilakukan perhitungan beban kerja dan pengolahan data seperti diagram diatas, maka dapat di analisa sebagai berikut. SHIFT 1 • Terjadi Underload pada hari Selasa sampai hari minggu. • Pada hari Senin beban kerja Normal/Fit. • Dari hasil wawancara dan pengamatan di lapangan, beban kerja operator pada shift 1 lebih berat dibanding shift lainnya. • Dilihat dari tanggal 25 Februari sampai 3 Maret 2019 rata-rata beban kerja pada shift 1 yaitu 0.9.
  • 55. SHIFT 2 55 Hari FTE Indeks Beban Kerja Senin 0.8 Underload Selasa 0.7 Underload Rabu 0.9 Underload Kamis 0.7 Underload Jumat 0.8 Underload Sabtu 0.8 Underload Minggu 0.8 Underload 0.8 0.7 0.9 0.7 0.8 0.8 0.8 S E NI N S E LA S A RA B U K A MI S J UMA T S A B TU MI NGGU FTE INDEX HARI KERJA FTE INDEKS SHIT 2
  • 56. 56 ANALISIS BEBAN KERJA PER SHIFT Setelah dilakukan perhitungan beban kerja dan pengolahan data seperti diagram diatas, maka dapat di analisa sebagai berikut. • Beban kerja pada hari Senin sampai Minggu Underload. Hal ini terjadi karena pada hari senin sampai minggu persentase regular work dan additional work yang kecil dibandingkan di shift yang lain. • Dilihat dari tanggal 25 Februari sampai 3 Maret 2019 rata-rata beban kerja pada shift 2 yaitu 0.8. SHIFT 2
  • 57. SHIFT 3 57 0.9 0.7 0.7 0.6 0.7 0.9 0.7 S E NI N S E LA S A RA B U K A MI S J UMA T S A B TU MI NGGU FTE INDEKS HARI KERJA FTE INDEKS SHIFT 3 Hari FTE Indeks Beban Kerja Senin 0.9 Underload Selasa 0.7 Underload Rabu 0.7 Underload Kamis 0.6 Underload Jumat 0.7 Underload Sabtu 0.9 Underload Minggu 0.7 Underload
  • 58. 58 ANALISIS BEBAN KERJA PER SHIFT Setelah dilakukan perhitungan beban kerja dan pengolahan data seperti diagram diatas, maka dapat di analisa sebagai berikut. • Beban kerja pada shift 3 setiap harinya dari tanggal 25 Februari sampai 3 Maret 2019 Underload. • Hal ini terjadi karena shift 3 bekerja dari jam 24.00 sampai jam 08.00, pada waktu tersebut proses hanya perlu dikontrol lewat DCS. • Dilihat dari tanggal 25 Februari sampai 3 Maret 2019 rata-rata beban kerja pada shift 3 yaitu 0.7 . SHIFT 3
  • 59. 59 1. Perusahaan juga memperhatikan dan meneliti beban kerja mental dan beban kerja fisik yang terintegrasi agar beban kerja pekerja dapat di lihat secara keseluruhan. 2. Perusahaan melakukan peninjauan ulang dalam membuat kebijakan rekruitmen pekerja di tahun mendatang. 3. Menurut kami perlu penyusunan kembali Job description pada bagian-bagian yang telah diukur sehingga beban kerja dapat tersebar dan merata pada tiap operator di per shift-nya. (dilakukan pemerataan beban kerja pada setiap shift). Agar bisa menyeimbangkan antara kerja efektif, aman, dan efesien. SARAN
  • 60. KESIMPULAN Berdasarkan pengolahan serta analisa data, maka didapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Beban kerja pada shift 1 rata-rata adalah 0.9 Beban kerja pada shift 2 rata-rata adalah 0.8 Beban kerja pada shift 3 rata-rata adalah 0.7 Pada hasil beban kerja di atas maka perlu dilakukan pemerataan beban kerja pada setiap shift. Agar menyeimbangkan tugas kerja yang akan didapat setiap shift.