Determinan utama terjadinya stunting pada anak di Indonesia meliputi ASI tidak Eksklusif pada 6 bulan pertama, status ekonomi keluarga yang rendah, kelahiran prematur, panjang badan baru lahir yang pendek, ibu yang pendek, dan tingkat pendidikan orangtua rendah."
Stunting merupakan masalah kesehatan nasional di Indonesia yang disebabkan oleh faktor multidimensional seperti praktik pengasuhan yang tidak baik, kurangnya akses terhadap makanan bergizi dan layanan kesehatan yang memadai. Stunting dapat dicegah dengan menjamin kesehatan dan gizi yang baik selama 1000 hari pertama kehidupan melalui program intervensi gizi spesifik dan sensitif secara terpadu.
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis sehingga terlalu pendek untuk usianya, yang dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan dan pembangunan jangka panjang. Dokumen ini menjelaskan tentang prevalensi dan dampak stunting, serta berbagai program dan kerangka kerja untuk pencegahan dan penanggulangannya di DKI Jakarta yang melibatkan berbagai sektor.
Determinan utama terjadinya stunting pada anak di Indonesia meliputi ASI tidak Eksklusif pada 6 bulan pertama, status ekonomi keluarga yang rendah, kelahiran prematur, panjang badan baru lahir yang pendek, ibu yang pendek, dan tingkat pendidikan orangtua rendah."
Stunting merupakan masalah kesehatan nasional di Indonesia yang disebabkan oleh faktor multidimensional seperti praktik pengasuhan yang tidak baik, kurangnya akses terhadap makanan bergizi dan layanan kesehatan yang memadai. Stunting dapat dicegah dengan menjamin kesehatan dan gizi yang baik selama 1000 hari pertama kehidupan melalui program intervensi gizi spesifik dan sensitif secara terpadu.
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis sehingga terlalu pendek untuk usianya, yang dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan dan pembangunan jangka panjang. Dokumen ini menjelaskan tentang prevalensi dan dampak stunting, serta berbagai program dan kerangka kerja untuk pencegahan dan penanggulangannya di DKI Jakarta yang melibatkan berbagai sektor.
Bahan tayang PKB Non PNS_Percepatan Penurunan Stunting_edit-1.pptxuuusmanuu47
Dokumen tersebut membahas upaya percepatan penurunan stunting di Indonesia, termasuk definisi, penyebab, dampak, dan intervensi stunting. Kebijakan pemerintah meliputi Rencana Aksi Nasional dengan pendekatan keluarga, multisektor, dan gizi terpadu untuk menurunkan stunting menjadi 14%.
Dokumen tersebut membahas strategi penurunan stunting di Indonesia, meliputi intervensi spesifik dan sensitif untuk meningkatkan gizi masyarakat. Program-program yang disebutkan meliputi pemberian suplemen gizi, promosi ASI eksklusif, dan peningkatan akses layanan kesehatan untuk ibu hamil, balita, dan remaja putri.
Dokumen tersebut membahas mengenai inovasi pencegahan stunting pada balita melalui program Kelas Balita Stunting (Kelanting Halu). Program ini bertujuan untuk menurunkan stunting, anemia, dan masalah gizi lainnya pada balita dengan meningkatkan pengetahuan masyarakat melalui kegiatan sosialisasi, promosi ASI eksklusif, dan penyuluhan gizi secara terpadu di desa dan posyandu.
CIPTAKAN GENERASI YANG BEBAS STUNTING UNTUK Indonesia LEBIH.pptxsugiartysoepardi
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya menciptakan generasi Indonesia yang bebas stunting untuk mencapai pembangunan yang lebih maju. Stunting merupakan masalah gizi yang disebabkan kekurangan gizi dalam jangka panjang dan berdampak buruk bagi pertumbuhan fisik dan perkembangan otak anak. Dokumen tersebut juga menjelaskan gejala, penyebab, dan upaya pencegahan stunting.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Upaya inovasi langkah strategis dalam pencegahan dan penanganan stunting melalui pendekatan lintas program dan lintas sektor.
2. Faktor-faktor yang berperan dalam terjadinya stunting antara lain status gizi ibu, kualitas dan praktik pemberian makanan, lingkungan rumah tangga, serta infeksi.
3. Diperlukan kerja sama multi sektoral untuk menurunkan prevalensi stunting di Indonesia.
Dokumen tersebut membahas mengenai strategi konvergensi pemerintah pusat dan daerah dalam menurunkan stunting, sumber daya yang dibutuhkan untuk intervensi gizi, perbaikan gizi remaja di negara maju dan berkembang, serta faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dan program perbaikan gizi anak sekolah.
Bahan tayang PKB Non PNS_Percepatan Penurunan Stunting_edit-1.pptxuuusmanuu47
Dokumen tersebut membahas upaya percepatan penurunan stunting di Indonesia, termasuk definisi, penyebab, dampak, dan intervensi stunting. Kebijakan pemerintah meliputi Rencana Aksi Nasional dengan pendekatan keluarga, multisektor, dan gizi terpadu untuk menurunkan stunting menjadi 14%.
Dokumen tersebut membahas strategi penurunan stunting di Indonesia, meliputi intervensi spesifik dan sensitif untuk meningkatkan gizi masyarakat. Program-program yang disebutkan meliputi pemberian suplemen gizi, promosi ASI eksklusif, dan peningkatan akses layanan kesehatan untuk ibu hamil, balita, dan remaja putri.
Dokumen tersebut membahas mengenai inovasi pencegahan stunting pada balita melalui program Kelas Balita Stunting (Kelanting Halu). Program ini bertujuan untuk menurunkan stunting, anemia, dan masalah gizi lainnya pada balita dengan meningkatkan pengetahuan masyarakat melalui kegiatan sosialisasi, promosi ASI eksklusif, dan penyuluhan gizi secara terpadu di desa dan posyandu.
CIPTAKAN GENERASI YANG BEBAS STUNTING UNTUK Indonesia LEBIH.pptxsugiartysoepardi
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya menciptakan generasi Indonesia yang bebas stunting untuk mencapai pembangunan yang lebih maju. Stunting merupakan masalah gizi yang disebabkan kekurangan gizi dalam jangka panjang dan berdampak buruk bagi pertumbuhan fisik dan perkembangan otak anak. Dokumen tersebut juga menjelaskan gejala, penyebab, dan upaya pencegahan stunting.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Upaya inovasi langkah strategis dalam pencegahan dan penanganan stunting melalui pendekatan lintas program dan lintas sektor.
2. Faktor-faktor yang berperan dalam terjadinya stunting antara lain status gizi ibu, kualitas dan praktik pemberian makanan, lingkungan rumah tangga, serta infeksi.
3. Diperlukan kerja sama multi sektoral untuk menurunkan prevalensi stunting di Indonesia.
Dokumen tersebut membahas mengenai strategi konvergensi pemerintah pusat dan daerah dalam menurunkan stunting, sumber daya yang dibutuhkan untuk intervensi gizi, perbaikan gizi remaja di negara maju dan berkembang, serta faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dan program perbaikan gizi anak sekolah.
3. PENGERTIAN
STUNTING
Adalah Kondisi gagal tumbuh pada anak balita
akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1000
Hari Pertama Kehidupan ( HPK ).Anak tergolong
stunting apabila panjang atau tinggi badan
menurut umurnya lebih rendah atau pendek
dibanding dengan tinggi badan orang lain pada
umurnya ( yang seusia )
5. KENALI GEJALA STUNTING ANAK
SEJAK DINI
Tanda
Pubertas
terlambat
Performa buruk pada tes
perhatian dan memori
belajar
Usia 8-10
tahun anak
menjadi
lebih
pendiam
Pertumbuh
an
terlambat,
wajah
tampak
lebih muda,
pertumbuh
an gigi
terlambat
1 2 3 4
6. DAMPAK STUNTING BAGI KELUARGA DAN NEGARA DI INDONESIA
Potensi keuntungan ekonomi dan
investasi penurunan stunting di
Indonesia 48 kali lipat
Gagal tumbuh (berat lahir rendah,
kecil, pendek, kurus)
Hambatan perkembangan kognitif
dan motorik
Gangguan metabolik pada saat
dewasa → resiko penyakit tidak
menular (diabetes, obesitas, stroke,
peny. Jantung
Potensi kerugian ekonomi setiap
tahunnya :2-3 % dari GDP
DAMPAK KESEHATAN DAMPAK EKONOMI
The Worldbank, 2016
Hoddinott, et al, 2013
International Food Policy Research Institute
8. 4. Usia sekolah
3.Bayi & Balita
5. Remaja & Usia
produktif
2.Ibu Menyusui
1. Ibu hamil
Kepada ibu menyusui
Promosi menyusui / ASI
Eksklusif
Konseling Menyusui
Pemantauan pertumbuhan dan
perkembangan
Suplemen vitamin A
PMT balita gizi kurang
Pemberian Taburia pada Baduta
Imunisasi dasar lengkap
Pemberian obat cacing
• Kespro remaja
• Konseling: Gizi
• Suplementasi Fe
• Penjaringan
• Bln Imunisasi Anak Sekolah
• Upaya Kes Sekolah
• PMT anak sekolah
• Promosi MJAS di sekolah
Suplementasi besi folat
PMT ibu hamil KEK
Penanggulangan kecacingan
18
18
9. Intervensigizi sensitif
Jenis Intervensi Program atau Kegiatan Intervensi
Peningkatan Penyediaan air minum dan
sanitasi
• Akses air minum yang aman
• Akses sanitasi yang layak
Peningkatan akses dan kualitas
pelayanan gizi dan kesehatan
* Akses Pelayanan Keluarga Berencana ( KB )
• Akses Jaminan Kesehatan ( JKN )
• Akses bantuan uang tunai untuk keluarga yang kurang mampu ( PKH )
Peningkatan kesadaran, komitmen, dan
praktik pengasuhan dan gizi ibu dan anak
• Penyebaran luasan informasi melalui berbagai media
• Penyediaan konseling perubahan perilaku antar pribadi
• Penyediaan konseling pengasuhan untuk orang tua
• Akses pendidikan anak Usia Dini ( PAUD ) dan pemantauan
tumbuh kembang anak
• Penyediaan konseling kesehatan dan reproduksi untuk remaja
• Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak
Peningkatan akses pangan bergizi • Akses bantuan pangan non tunai untuk keluarga kurang mampu
• Akses fortifikasi bahan pangan utaman( garam, tepung terigu,
minyak goreng )
• Akses kegiatan kawasan rumah tangga lestari
• Penguatan regulasi mengenai label dan iklan pangan