SlideShare a Scribd company logo
(Studi Kasus Putusan Mahkamah Agung Nomor 1888
K/Pdt/2020)
Raffi Radityo Samiadji Fairuzarien Talitha Ariqoh
Daffa Putra Pratama Mochammad Alif Fajri
Fadlina Nur Saffanah Putri Nova Permata Sari
Terdapat fakta pada perkara yang berkaitan dengan
Direksi suatu Perseroan Terbatas yang diberhentikan
secara sepihak melalui Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS), seperti pada Putusan Mahkamah Agung Nomor
1888 K/Pdt/2020, bahwa Penggugat adalah Pendiri dan
Direktur Utama PT. Multi Daya Wonua (PT. MDW),
sedangkan para Tergugat merupakan para Pemegang
Saham PT. MDW. Pada Januari 2019, Penggugat
diberhentikan (pemberhentian atau pemecatan) melalui
RUPS secara lisan dan tanpa alasan oleh Para Tergugat
yang hingga saat ini tidak ada surat tertulis yang
diberikan kepada Penggugat, tanpa adanya pembelaan
diri dari Penggugat, dan tidak adanya kompensasi.
• Apakah pertimbangan hakim dalam Putusan
Mahkamah Agung Nomor 1888 K/Pdt/2020
telah memperhatikan keadilan bagi Direksi
yang diberhentikan sepihak melalui Rapat
Umum Pemegang Saham ditinjau dari
pengaturan badan hukum Perseroan Terbatas di
Indonesia?
• Bagaimana perlindungan hukum terhadap hak
Direksi Perseroan Terbatas atas pemberhentian
sepihak melalui Rapat Umum Pemegang Saham
berdasarkan Putusan Mahkamah Agung Nomor
1888 K/Pdt/2020?
Berdasarkan Teori Keadilan dari John Rawls tersebut,
peneliti berpandangan bahwa perlu adanya keadilan bagi
setiap orang apabila terdapat ketidakadilan yang
dirasakan. Dalam hal ini seperti adanya ketidakadilan
yang dilakukan terhadap Direksi Perseroan Terbatas
akibat pemberhentian secara sepihak melalui Rapat
Umum Pemegang Saham.
Rawls berargumen bahwa setiap orang memiliki hal yang sama terhadap
kebebasan asasi, dan bila terjadi ketidakadilan maka kaum yang
tertinggallah yang harus diuntungkan. Inti pemikiran Rawls terletak
pemahaman mengenai keadilan sebagai fairness. Keadilan sebagai fairness
dalam suatu struktur masyarakat mengacu pada adanya kebebasan dan
kesetaraan, di mana hak dan kewajiban harus dipenuhi secara adil.
Dalam teori Otto von Gierke, Direksi sebagai organ
ataupun sarana dalam badan hukum. Sebagaimana
manusia memiliki organ dan setiap gerakan organ tersebut
dikehendaki ataupun ditentukan oleh otak manusia,
demikian pula setiap gerak atau tindakan Direksi pada
suatu badan hukum juga memiliki kehendak atau
ditentukan oleh badan hukum itu sendiri
organ perseroan terdiri atas Rapat Umum Pemegang Saham, Komisaris, dan
Direksi. Bahwa ketiga organ tersebut mempunyai tugas, kewenangan, beserta
pertanggungjawaban yang berbeda-beda. Direksi bertugas dan bertanggung
jawab dalam mengurus perseroan sebagai organ perseroan untuk mencapai
tujuan serta mewakili perseroan di dalam maupun di luar pengadilan.
Setiap orang mempunyai pertanggungjawaban dan
tanggung jawab tersebut merupakan suatu hal yang harus
dipikul oleh setiap orang dalam menanggung segala risiko.
Teori Tanggung Jawab pada perbuatan melanggar hukum dibedakan atas
beberapa teori, yakni:
• Tanggung jawab terhadap tindakan melawan hukum yang sengaja,
tergugat melakukan perbuatan yang membawa kerugian penggugat atau
mengetahui yang dilakukan tergugat membawa kerugian.
• Tanggung jawab terhadap tindakan melawan hukum akibat lalai yang
didasari pada konsep kesalahan berkaitan dengan moral serta hukum yang
tercampur.
• Tanggung jawab mutlak diakibatkan tindakan melanggar hukum
Regulasi dan Peraturan Perundang-Undangan yang Mengatur
regulasi yang menjadi fokus analisis dapat diuraikan
berdasarkan sumber data yang disebutkan:
• Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD)
• Undang-Undang Dasar Tahun 1945
• Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan
• Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa
Konstruksi
• Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas
• Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal
• Putusan MA Nomor 1888 K/Pdt/2020
Kasus tersebut melibatkan pemberhentian sepihak terhadap Sadikin, mantan
Direktur Utama PT Multi Daya Wonua (MDW), yang merasa dirugikan dan
menuntut keadilan. Sadikin mengklaim bahwa pemberhentian tersebut tidak
sesuai dengan aturan, karena dia diangkat sebagai Direksi berdasarkan proses
dan aturan yang jelas dalam akta notaris. Menurutnya, Undang-Undang Nomor
13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan menyatakan bahwa pengakhiran
perjanjian kerja harus diikuti pembayaran sisa jabatan sebagai sanksi.
Setelah upaya mediasi oleh Dinas Ketenagakerjaan dan Perindustrian tidak
mencapai kesepakatan, Sadikin memutuskan untuk menempuh jalur hukum.
Proses hukum tersebut melibatkan Pengadilan Negeri Kolaka, Pengadilan Tinggi
Sulawesi Tenggara, dan akhirnya Mahkamah Agung. Meskipun telah melalui
beberapa putusan pengadilan, termasuk Mahkamah Agung, Sadikin masih
merasa belum mendapatkan keadilan sesuai dengan haknya.
Para pihak yang terlibat dalam kasus ini adalah Sadikin sebagai penggugat dan
PT Multi Daya Wonua beserta pemegang sahamnya sebagai tergugat. Sadikin
memperjuangkan haknya melalui peradilan dengan bantuan kuasa hukumnya.
Kasus ini mencerminkan ketidaksetujuan antara mantan Direksi dan perusahaan
terkait pemecatan yang dianggap sepihak dan tidak sesuai dengan peraturan
yang berlaku.
1.Pihak Penggugat
Penggugat dalam kasus ini adalah Sadikin, yang merupakan Pendiri dan Direktur Utama PT
MDW, dalam hal ini memberikan kuasa kepada Saddam Husein, S.H., Juita, S.H., Muh.
Baidar Maulid, S.H., Subair, S.H., berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 08 April 2018.
2.Pihak Tergugat
Dalam kasus ini yang menjadi Pihak Tergugat adalah:
• PT Multi Daya Wonua (PT MDW), sebagai Tergugat I.
• Agung Adrianto, selaku pemegang saham PT MDW, selanjutnya disebut sebagai
Tergugat II.
• Achmad Munir, selaku pemegang saham PT MDW, selanjutnya disebut sebagai
Tergugat III.
• Ivan Kariman, selaku pemegang saham PT MDW, selanjutnya disebut sebagai Tergugat
IV.
• Ruslan Amir, selaku pemegang saham PT MDW, selanjutnya disebut sebagai Tergugat
V.
• f.Suwarman Sakoy, selaku pemegang saham PT MDW, selanjutnya disebut sebagai
Tergugat VI.
• Yustiana, selaku pemegang saham PT MDW, selanjutnya disebut sebagai Tergugat VII.
Dalam hal ini memberi kuasa pada Beni Suswanto, S.H., M.H., Sendy Fery Yoesoef, S.H.,
dan M. Akbar, S.H., berdasar Surat Kuasa Khusus
Pertimbangan hakim dalam kasus ini menunjukkan bahwa Mahkamah Agung
memutuskan untuk menolak permohonan kasasi yang diajukan oleh Sadikin, mantan
Direktur Operasional PT Multi Daya Wonua (MDW). Hakim menyatakan bahwa putusan
Pengadilan Tinggi Kendari yang menguatkan putusan Pengadilan Negeri Kolaka telah
tepat dan benar.
Pertimbangan tersebut didasarkan pada keyakinan bahwa tindakan Para Tergugat,
yaitu memberhentikan Sadikin sebagai Direktur Operasional PT MDW melalui Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS), telah sesuai dengan Anggaran Dasar atau Akta
Pendirian PT MDW dan tidak bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun
2007 tentang Perseroan Terbatas. Hakim berpendapat bahwa tidak ada perbuatan
melawan hukum yang dilakukan oleh Para Tergugat.
Sebagai hasilnya, Mahkamah Agung memutuskan untuk menolak permohonan kasasi
yang diajukan oleh Sadikin. Selain itu, Sadikin dihukum untuk membayar biaya perkara
dalam tingkat kasasi sejumlah Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah).
Dengan demikian, putusan tersebut menegaskan bahwa tindakan pemberhentian
Sadikin telah sesuai dengan aturan perusahaan dan tidak melanggar hukum, sehingga
gugatan yang diajukannya tidak diterima oleh pengadilan.
Pada permasalahan pemberhentian sepihak Direksi PT MDW
ini tentu Direksi tersebut mengalami kerugian dari adanya
pemberhentian secara sepihak seperti kerugian materiil
berupa kehilangan penghasilan, serta kerugian imateriil
karena penggugat mengalami kerugian dalam menuntut
haknya serta mengalami gangguan psikologi dan tekanan
batin akibat perbuatan pemberhentian atau pemecatan
tersebut, serta reputasi Penggugat yang menjadi tercemar
dikalangan pengusaha. Terhadap kerugian-kerugian yang
dirasakan oleh Direksi PT MDW akibat pemberhentian secara
sepihak tersebut, sesuai dengan penjelasan Teori Keadilan
John Rawls, apabila terjadi ketidakadilan maka kaum
tertinggallah yang harus diuntungkan.
Pemberhentian tersebut dapat dianggap tidak adil bagi kepentingan dan hak
Direksi Perseroan Terbatas yang bersangkutan, sebab permberhentian
tersebut dilakukan dengan tidak sah dan sewenang-wenang yang tidak sesuai
dengan mekanisme dan/atau prosedur diberhentikannya Direksi dari
jabatannya sebagaimana ketentuan Pasal 21, Pasal 105, dan Pasal 106 UUPT.
Tindakan pemberhentian secara lisan dan tanpa alasan ini bertentangan
dengan Pasal 21 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas, yang seharusnya mendapatkan persetujuan dari Menteri atau cukup
diberitahukan kepada Menteri mengenai perubahan anggaran dasar, serta
perubahan tersebut haruslah dimuat atau dinyatakan dalam akta notaris
maksimal 30 (tiga puluh) hari setelah tanggal RUPS diputuskan, sehingga
pemberhentian secara lisan tanpa surat tertulis ini sangat bertentangan dan
perbuatan tersebut tidak sah, sewenang-wenang, dan melawan hukum.
Adapun perlindungan hukum bagi Direksi Perseroan Terbatas yang dilakukan
pemberhentian secara sepihak melalui RUPS, maka dalam hal ini tiap anggota
dewan komisaris dapat pula dimintakan pertanggungjawaban terhadap
kerugian yang diterima oleh perseroan, tanggung jawab pribadi melekat pada
diri anggota dewan komisaris jika salah ataupun lalai dalam mengawasi
ataupun memberikan nasihat. Dalam hal ini luasnya pertanggungjawaban
sebatas kesalahan ataupun kelalaiannya tersebut.
Selanjutnya, upaya hukum yang dapat dilakukan, yakni dapat diadakannya
RUPS Luar Biasa sebagai tindak lanjut dari pemberhentian Direksi, oleh sebab
itu hendaknya Dewan Komisaris dengan segera melakukan pemanggilan
kepada para pemegang saham untuk dilaksanakannya RUPS Luar Biasa demi
mengukuhkan keputusannya.
• Pertimbangan hakim dalam Putusan Mahkamah Agung Nomor 1888 K/Pdt/2020
terkait pemberhentian sepihak Direksi oleh PT MDW dinilai kurang memperhatikan
keadilan, hanya merujuk pada Anggaran Dasar PT. Peneliti menyarankan agar hakim
mempertimbangkan aspek-aspek dan fakta lain, serta meninjau regulasi terkait
pemberhentian Direksi dalam Undang-Undang Perseroan Terbatas (UUPT).
• Pemberhentian Direksi tanpa alasan jelas dan tanpa memberikan kesempatan
membela diri dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dianggap tidak sah dan
sewenang-wenang. Putusan hakim yang mengabulkan pemberhentian tersebut dapat
berdampak buruk terhadap praktik hukum di Indonesia, memicu tindakan serupa, dan
tidak dianggap sebagai kejahatan.
• Hak perlindungan hukum Direksi Perseroan Terbatas terhadap pemberhentian sepihak
harus dijamin. Jika pemberhentian bertentangan dengan UUPT, RUPS dianggap cacat
hukum dan tidak sah. Konsekuensi hukum termasuk membatalkan hasil keputusan
RUPS, meminta pertanggungjawaban dewan komisaris, dan dapat mengadakan Rapat
Umum Pemegang Saham Luar Biasa sebagai tindak lanjut.
Kesimpulannya, perlindungan hukum terhadap hak Direksi harus diupayakan, dengan
meninjau kembali keabsahan RUPS dan mengambil tindakan hukum yang sesuai dengan
ketentuan UUPT.
PPT Kelompok Hukum Perusahaan (Rafi) pdf.pptx

More Related Content

Similar to PPT Kelompok Hukum Perusahaan (Rafi) pdf.pptx

Makalah hukum dagang tentang kepailitan
Makalah  hukum dagang tentang kepailitanMakalah  hukum dagang tentang kepailitan
Makalah hukum dagang tentang kepailitan
Larasati Luthpy
 
TUGASKU: KEPAILITAN PERUSAHAAN
TUGASKU: KEPAILITAN PERUSAHAANTUGASKU: KEPAILITAN PERUSAHAAN
TUGASKU: KEPAILITAN PERUSAHAAN
Nurul Qamar
 
EKSEPSI EFAN SONATA.docx
EKSEPSI  EFAN SONATA.docxEKSEPSI  EFAN SONATA.docx
EKSEPSI EFAN SONATA.docx
Mee27Mw
 
Materi-Diah-Susilowati-Hakim-PHI-Yogya.ppt
Materi-Diah-Susilowati-Hakim-PHI-Yogya.pptMateri-Diah-Susilowati-Hakim-PHI-Yogya.ppt
Materi-Diah-Susilowati-Hakim-PHI-Yogya.ppt
AhmadNailulAuthor
 
LANJUTAN MATERI HUKUM PERUSAHAAN
LANJUTAN MATERI HUKUM PERUSAHAANLANJUTAN MATERI HUKUM PERUSAHAAN
LANJUTAN MATERI HUKUM PERUSAHAAN
Fair Nurfachrizi
 
Organisasi Perusahaan
Organisasi PerusahaanOrganisasi Perusahaan
Organisasi PerusahaanAdi Sudradjat
 
Ahde sesi 3-4 perikatan & badan hukum
Ahde   sesi 3-4 perikatan & badan hukumAhde   sesi 3-4 perikatan & badan hukum
Ahde sesi 3-4 perikatan & badan hukum
Sentot Baskoro
 
Af-Subyek hukum dalam kegiatan bisnis 1
Af-Subyek hukum dalam kegiatan bisnis 1Af-Subyek hukum dalam kegiatan bisnis 1
Af-Subyek hukum dalam kegiatan bisnis 1
Afrian Rachmawati
 
Af-subyek hukum dalam kegiatan bisnis
Af-subyek hukum dalam kegiatan bisnisAf-subyek hukum dalam kegiatan bisnis
Af-subyek hukum dalam kegiatan bisnis
Afrian Rachmawati
 
2 syarat permohonan pailit subyek & obyek
2 syarat permohonan pailit subyek & obyek2 syarat permohonan pailit subyek & obyek
2 syarat permohonan pailit subyek & obyekCszoel Aschool
 
Dasar Hukum Tata Usaha Negara (TUN)
Dasar Hukum Tata Usaha Negara (TUN)Dasar Hukum Tata Usaha Negara (TUN)
Dasar Hukum Tata Usaha Negara (TUN)
arjunowidya
 
Corporate governence
Corporate governenceCorporate governence
Corporate governence
putridlp
 
HBL, Hayyu Safitri, Hapzi Ali, Artikel Hukum Bisnis dan Lingkungan, Universit...
HBL, Hayyu Safitri, Hapzi Ali, Artikel Hukum Bisnis dan Lingkungan, Universit...HBL, Hayyu Safitri, Hapzi Ali, Artikel Hukum Bisnis dan Lingkungan, Universit...
HBL, Hayyu Safitri, Hapzi Ali, Artikel Hukum Bisnis dan Lingkungan, Universit...
Hayyu Safitri
 
Bumn
BumnBumn
Firma
FirmaFirma
Firma
rha_25
 
Legal presentation konsepsi business judgment rule doctrine - telkom indon...
Legal presentation   konsepsi  business judgment rule doctrine - telkom indon...Legal presentation   konsepsi  business judgment rule doctrine - telkom indon...
Legal presentation konsepsi business judgment rule doctrine - telkom indon...
wisnu wardhana, i nyoman
 
3 Hbl, teuku alvin putra rezalino, hapzi ali, badan usaha, universitas mercu ...
3 Hbl, teuku alvin putra rezalino, hapzi ali, badan usaha, universitas mercu ...3 Hbl, teuku alvin putra rezalino, hapzi ali, badan usaha, universitas mercu ...
3 Hbl, teuku alvin putra rezalino, hapzi ali, badan usaha, universitas mercu ...
Teuku Alvin Putra Rezalino
 
Hbl3, agung pangestu, hapzi ali, modul hbl, bentuk badan usaha, perseroan ter...
Hbl3, agung pangestu, hapzi ali, modul hbl, bentuk badan usaha, perseroan ter...Hbl3, agung pangestu, hapzi ali, modul hbl, bentuk badan usaha, perseroan ter...
Hbl3, agung pangestu, hapzi ali, modul hbl, bentuk badan usaha, perseroan ter...
AgungAgungPangestu
 
HBL3 Muhammad Rizal Ramadhan. hapzi ali, modul hbl, bentuk badan usaha, perse...
HBL3 Muhammad Rizal Ramadhan. hapzi ali, modul hbl, bentuk badan usaha, perse...HBL3 Muhammad Rizal Ramadhan. hapzi ali, modul hbl, bentuk badan usaha, perse...
HBL3 Muhammad Rizal Ramadhan. hapzi ali, modul hbl, bentuk badan usaha, perse...
Muhammad Ramadhan
 

Similar to PPT Kelompok Hukum Perusahaan (Rafi) pdf.pptx (20)

Makalah hukum dagang tentang kepailitan
Makalah  hukum dagang tentang kepailitanMakalah  hukum dagang tentang kepailitan
Makalah hukum dagang tentang kepailitan
 
TUGASKU: KEPAILITAN PERUSAHAAN
TUGASKU: KEPAILITAN PERUSAHAANTUGASKU: KEPAILITAN PERUSAHAAN
TUGASKU: KEPAILITAN PERUSAHAAN
 
EKSEPSI EFAN SONATA.docx
EKSEPSI  EFAN SONATA.docxEKSEPSI  EFAN SONATA.docx
EKSEPSI EFAN SONATA.docx
 
Materi-Diah-Susilowati-Hakim-PHI-Yogya.ppt
Materi-Diah-Susilowati-Hakim-PHI-Yogya.pptMateri-Diah-Susilowati-Hakim-PHI-Yogya.ppt
Materi-Diah-Susilowati-Hakim-PHI-Yogya.ppt
 
LANJUTAN MATERI HUKUM PERUSAHAAN
LANJUTAN MATERI HUKUM PERUSAHAANLANJUTAN MATERI HUKUM PERUSAHAAN
LANJUTAN MATERI HUKUM PERUSAHAAN
 
Organisasi Perusahaan
Organisasi PerusahaanOrganisasi Perusahaan
Organisasi Perusahaan
 
Ahde sesi 3-4 perikatan & badan hukum
Ahde   sesi 3-4 perikatan & badan hukumAhde   sesi 3-4 perikatan & badan hukum
Ahde sesi 3-4 perikatan & badan hukum
 
Af-Subyek hukum dalam kegiatan bisnis 1
Af-Subyek hukum dalam kegiatan bisnis 1Af-Subyek hukum dalam kegiatan bisnis 1
Af-Subyek hukum dalam kegiatan bisnis 1
 
Af-subyek hukum dalam kegiatan bisnis
Af-subyek hukum dalam kegiatan bisnisAf-subyek hukum dalam kegiatan bisnis
Af-subyek hukum dalam kegiatan bisnis
 
2 syarat permohonan pailit subyek & obyek
2 syarat permohonan pailit subyek & obyek2 syarat permohonan pailit subyek & obyek
2 syarat permohonan pailit subyek & obyek
 
Dasar Hukum Tata Usaha Negara (TUN)
Dasar Hukum Tata Usaha Negara (TUN)Dasar Hukum Tata Usaha Negara (TUN)
Dasar Hukum Tata Usaha Negara (TUN)
 
Corporate governence
Corporate governenceCorporate governence
Corporate governence
 
HBL, Hayyu Safitri, Hapzi Ali, Artikel Hukum Bisnis dan Lingkungan, Universit...
HBL, Hayyu Safitri, Hapzi Ali, Artikel Hukum Bisnis dan Lingkungan, Universit...HBL, Hayyu Safitri, Hapzi Ali, Artikel Hukum Bisnis dan Lingkungan, Universit...
HBL, Hayyu Safitri, Hapzi Ali, Artikel Hukum Bisnis dan Lingkungan, Universit...
 
Bumn
BumnBumn
Bumn
 
Firma
FirmaFirma
Firma
 
Legal presentation konsepsi business judgment rule doctrine - telkom indon...
Legal presentation   konsepsi  business judgment rule doctrine - telkom indon...Legal presentation   konsepsi  business judgment rule doctrine - telkom indon...
Legal presentation konsepsi business judgment rule doctrine - telkom indon...
 
Direksi
DireksiDireksi
Direksi
 
3 Hbl, teuku alvin putra rezalino, hapzi ali, badan usaha, universitas mercu ...
3 Hbl, teuku alvin putra rezalino, hapzi ali, badan usaha, universitas mercu ...3 Hbl, teuku alvin putra rezalino, hapzi ali, badan usaha, universitas mercu ...
3 Hbl, teuku alvin putra rezalino, hapzi ali, badan usaha, universitas mercu ...
 
Hbl3, agung pangestu, hapzi ali, modul hbl, bentuk badan usaha, perseroan ter...
Hbl3, agung pangestu, hapzi ali, modul hbl, bentuk badan usaha, perseroan ter...Hbl3, agung pangestu, hapzi ali, modul hbl, bentuk badan usaha, perseroan ter...
Hbl3, agung pangestu, hapzi ali, modul hbl, bentuk badan usaha, perseroan ter...
 
HBL3 Muhammad Rizal Ramadhan. hapzi ali, modul hbl, bentuk badan usaha, perse...
HBL3 Muhammad Rizal Ramadhan. hapzi ali, modul hbl, bentuk badan usaha, perse...HBL3 Muhammad Rizal Ramadhan. hapzi ali, modul hbl, bentuk badan usaha, perse...
HBL3 Muhammad Rizal Ramadhan. hapzi ali, modul hbl, bentuk badan usaha, perse...
 

Recently uploaded

ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...
ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...
ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...
adbangplk
 
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri DrafDOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
CIkumparan
 
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).pptGratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
SardiPasaribu
 
Salinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.com
Salinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.comSalinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.com
Salinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.com
CI kumparan
 
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdfppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
thegoddescorp
 
PPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASI
PPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASIPPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASI
PPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASI
MunirMisbah1
 
ppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdf
ppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdfppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdf
ppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdf
thegoddescorp
 
CONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASI
CONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASICONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASI
CONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASI
SharonPriscilla3
 
SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...
SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...
SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...
HansWijaya13
 
PPT Kel 1 HUKUM ANTAR TATA HUKUM smt.pdf
PPT Kel 1 HUKUM ANTAR TATA HUKUM smt.pdfPPT Kel 1 HUKUM ANTAR TATA HUKUM smt.pdf
PPT Kel 1 HUKUM ANTAR TATA HUKUM smt.pdf
SyifaNurlitaTavadjio
 
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
intelkejarimimika07
 
PerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdf
PerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdfPerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdf
PerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdf
asmazn0001
 
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRIPengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI
JabalArfah
 

Recently uploaded (13)

ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...
ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...
ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...
 
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri DrafDOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
 
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).pptGratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
 
Salinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.com
Salinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.comSalinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.com
Salinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.com
 
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdfppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
 
PPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASI
PPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASIPPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASI
PPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASI
 
ppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdf
ppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdfppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdf
ppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdf
 
CONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASI
CONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASICONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASI
CONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASI
 
SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...
SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...
SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...
 
PPT Kel 1 HUKUM ANTAR TATA HUKUM smt.pdf
PPT Kel 1 HUKUM ANTAR TATA HUKUM smt.pdfPPT Kel 1 HUKUM ANTAR TATA HUKUM smt.pdf
PPT Kel 1 HUKUM ANTAR TATA HUKUM smt.pdf
 
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
 
PerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdf
PerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdfPerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdf
PerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdf
 
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRIPengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI
 

PPT Kelompok Hukum Perusahaan (Rafi) pdf.pptx

  • 1. (Studi Kasus Putusan Mahkamah Agung Nomor 1888 K/Pdt/2020)
  • 2. Raffi Radityo Samiadji Fairuzarien Talitha Ariqoh Daffa Putra Pratama Mochammad Alif Fajri Fadlina Nur Saffanah Putri Nova Permata Sari
  • 3. Terdapat fakta pada perkara yang berkaitan dengan Direksi suatu Perseroan Terbatas yang diberhentikan secara sepihak melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), seperti pada Putusan Mahkamah Agung Nomor 1888 K/Pdt/2020, bahwa Penggugat adalah Pendiri dan Direktur Utama PT. Multi Daya Wonua (PT. MDW), sedangkan para Tergugat merupakan para Pemegang Saham PT. MDW. Pada Januari 2019, Penggugat diberhentikan (pemberhentian atau pemecatan) melalui RUPS secara lisan dan tanpa alasan oleh Para Tergugat yang hingga saat ini tidak ada surat tertulis yang diberikan kepada Penggugat, tanpa adanya pembelaan diri dari Penggugat, dan tidak adanya kompensasi.
  • 4. • Apakah pertimbangan hakim dalam Putusan Mahkamah Agung Nomor 1888 K/Pdt/2020 telah memperhatikan keadilan bagi Direksi yang diberhentikan sepihak melalui Rapat Umum Pemegang Saham ditinjau dari pengaturan badan hukum Perseroan Terbatas di Indonesia? • Bagaimana perlindungan hukum terhadap hak Direksi Perseroan Terbatas atas pemberhentian sepihak melalui Rapat Umum Pemegang Saham berdasarkan Putusan Mahkamah Agung Nomor 1888 K/Pdt/2020?
  • 5.
  • 6. Berdasarkan Teori Keadilan dari John Rawls tersebut, peneliti berpandangan bahwa perlu adanya keadilan bagi setiap orang apabila terdapat ketidakadilan yang dirasakan. Dalam hal ini seperti adanya ketidakadilan yang dilakukan terhadap Direksi Perseroan Terbatas akibat pemberhentian secara sepihak melalui Rapat Umum Pemegang Saham. Rawls berargumen bahwa setiap orang memiliki hal yang sama terhadap kebebasan asasi, dan bila terjadi ketidakadilan maka kaum yang tertinggallah yang harus diuntungkan. Inti pemikiran Rawls terletak pemahaman mengenai keadilan sebagai fairness. Keadilan sebagai fairness dalam suatu struktur masyarakat mengacu pada adanya kebebasan dan kesetaraan, di mana hak dan kewajiban harus dipenuhi secara adil.
  • 7. Dalam teori Otto von Gierke, Direksi sebagai organ ataupun sarana dalam badan hukum. Sebagaimana manusia memiliki organ dan setiap gerakan organ tersebut dikehendaki ataupun ditentukan oleh otak manusia, demikian pula setiap gerak atau tindakan Direksi pada suatu badan hukum juga memiliki kehendak atau ditentukan oleh badan hukum itu sendiri organ perseroan terdiri atas Rapat Umum Pemegang Saham, Komisaris, dan Direksi. Bahwa ketiga organ tersebut mempunyai tugas, kewenangan, beserta pertanggungjawaban yang berbeda-beda. Direksi bertugas dan bertanggung jawab dalam mengurus perseroan sebagai organ perseroan untuk mencapai tujuan serta mewakili perseroan di dalam maupun di luar pengadilan.
  • 8. Setiap orang mempunyai pertanggungjawaban dan tanggung jawab tersebut merupakan suatu hal yang harus dipikul oleh setiap orang dalam menanggung segala risiko. Teori Tanggung Jawab pada perbuatan melanggar hukum dibedakan atas beberapa teori, yakni: • Tanggung jawab terhadap tindakan melawan hukum yang sengaja, tergugat melakukan perbuatan yang membawa kerugian penggugat atau mengetahui yang dilakukan tergugat membawa kerugian. • Tanggung jawab terhadap tindakan melawan hukum akibat lalai yang didasari pada konsep kesalahan berkaitan dengan moral serta hukum yang tercampur. • Tanggung jawab mutlak diakibatkan tindakan melanggar hukum
  • 9. Regulasi dan Peraturan Perundang-Undangan yang Mengatur regulasi yang menjadi fokus analisis dapat diuraikan berdasarkan sumber data yang disebutkan: • Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) • Undang-Undang Dasar Tahun 1945 • Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan • Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi • Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas • Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal • Putusan MA Nomor 1888 K/Pdt/2020
  • 10.
  • 11. Kasus tersebut melibatkan pemberhentian sepihak terhadap Sadikin, mantan Direktur Utama PT Multi Daya Wonua (MDW), yang merasa dirugikan dan menuntut keadilan. Sadikin mengklaim bahwa pemberhentian tersebut tidak sesuai dengan aturan, karena dia diangkat sebagai Direksi berdasarkan proses dan aturan yang jelas dalam akta notaris. Menurutnya, Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan menyatakan bahwa pengakhiran perjanjian kerja harus diikuti pembayaran sisa jabatan sebagai sanksi. Setelah upaya mediasi oleh Dinas Ketenagakerjaan dan Perindustrian tidak mencapai kesepakatan, Sadikin memutuskan untuk menempuh jalur hukum. Proses hukum tersebut melibatkan Pengadilan Negeri Kolaka, Pengadilan Tinggi Sulawesi Tenggara, dan akhirnya Mahkamah Agung. Meskipun telah melalui beberapa putusan pengadilan, termasuk Mahkamah Agung, Sadikin masih merasa belum mendapatkan keadilan sesuai dengan haknya. Para pihak yang terlibat dalam kasus ini adalah Sadikin sebagai penggugat dan PT Multi Daya Wonua beserta pemegang sahamnya sebagai tergugat. Sadikin memperjuangkan haknya melalui peradilan dengan bantuan kuasa hukumnya. Kasus ini mencerminkan ketidaksetujuan antara mantan Direksi dan perusahaan terkait pemecatan yang dianggap sepihak dan tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku.
  • 12. 1.Pihak Penggugat Penggugat dalam kasus ini adalah Sadikin, yang merupakan Pendiri dan Direktur Utama PT MDW, dalam hal ini memberikan kuasa kepada Saddam Husein, S.H., Juita, S.H., Muh. Baidar Maulid, S.H., Subair, S.H., berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 08 April 2018. 2.Pihak Tergugat Dalam kasus ini yang menjadi Pihak Tergugat adalah: • PT Multi Daya Wonua (PT MDW), sebagai Tergugat I. • Agung Adrianto, selaku pemegang saham PT MDW, selanjutnya disebut sebagai Tergugat II. • Achmad Munir, selaku pemegang saham PT MDW, selanjutnya disebut sebagai Tergugat III. • Ivan Kariman, selaku pemegang saham PT MDW, selanjutnya disebut sebagai Tergugat IV. • Ruslan Amir, selaku pemegang saham PT MDW, selanjutnya disebut sebagai Tergugat V. • f.Suwarman Sakoy, selaku pemegang saham PT MDW, selanjutnya disebut sebagai Tergugat VI. • Yustiana, selaku pemegang saham PT MDW, selanjutnya disebut sebagai Tergugat VII. Dalam hal ini memberi kuasa pada Beni Suswanto, S.H., M.H., Sendy Fery Yoesoef, S.H., dan M. Akbar, S.H., berdasar Surat Kuasa Khusus
  • 13.
  • 14. Pertimbangan hakim dalam kasus ini menunjukkan bahwa Mahkamah Agung memutuskan untuk menolak permohonan kasasi yang diajukan oleh Sadikin, mantan Direktur Operasional PT Multi Daya Wonua (MDW). Hakim menyatakan bahwa putusan Pengadilan Tinggi Kendari yang menguatkan putusan Pengadilan Negeri Kolaka telah tepat dan benar. Pertimbangan tersebut didasarkan pada keyakinan bahwa tindakan Para Tergugat, yaitu memberhentikan Sadikin sebagai Direktur Operasional PT MDW melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), telah sesuai dengan Anggaran Dasar atau Akta Pendirian PT MDW dan tidak bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Hakim berpendapat bahwa tidak ada perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh Para Tergugat. Sebagai hasilnya, Mahkamah Agung memutuskan untuk menolak permohonan kasasi yang diajukan oleh Sadikin. Selain itu, Sadikin dihukum untuk membayar biaya perkara dalam tingkat kasasi sejumlah Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah). Dengan demikian, putusan tersebut menegaskan bahwa tindakan pemberhentian Sadikin telah sesuai dengan aturan perusahaan dan tidak melanggar hukum, sehingga gugatan yang diajukannya tidak diterima oleh pengadilan.
  • 15.
  • 16. Pada permasalahan pemberhentian sepihak Direksi PT MDW ini tentu Direksi tersebut mengalami kerugian dari adanya pemberhentian secara sepihak seperti kerugian materiil berupa kehilangan penghasilan, serta kerugian imateriil karena penggugat mengalami kerugian dalam menuntut haknya serta mengalami gangguan psikologi dan tekanan batin akibat perbuatan pemberhentian atau pemecatan tersebut, serta reputasi Penggugat yang menjadi tercemar dikalangan pengusaha. Terhadap kerugian-kerugian yang dirasakan oleh Direksi PT MDW akibat pemberhentian secara sepihak tersebut, sesuai dengan penjelasan Teori Keadilan John Rawls, apabila terjadi ketidakadilan maka kaum tertinggallah yang harus diuntungkan.
  • 17. Pemberhentian tersebut dapat dianggap tidak adil bagi kepentingan dan hak Direksi Perseroan Terbatas yang bersangkutan, sebab permberhentian tersebut dilakukan dengan tidak sah dan sewenang-wenang yang tidak sesuai dengan mekanisme dan/atau prosedur diberhentikannya Direksi dari jabatannya sebagaimana ketentuan Pasal 21, Pasal 105, dan Pasal 106 UUPT. Tindakan pemberhentian secara lisan dan tanpa alasan ini bertentangan dengan Pasal 21 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, yang seharusnya mendapatkan persetujuan dari Menteri atau cukup diberitahukan kepada Menteri mengenai perubahan anggaran dasar, serta perubahan tersebut haruslah dimuat atau dinyatakan dalam akta notaris maksimal 30 (tiga puluh) hari setelah tanggal RUPS diputuskan, sehingga pemberhentian secara lisan tanpa surat tertulis ini sangat bertentangan dan perbuatan tersebut tidak sah, sewenang-wenang, dan melawan hukum.
  • 18. Adapun perlindungan hukum bagi Direksi Perseroan Terbatas yang dilakukan pemberhentian secara sepihak melalui RUPS, maka dalam hal ini tiap anggota dewan komisaris dapat pula dimintakan pertanggungjawaban terhadap kerugian yang diterima oleh perseroan, tanggung jawab pribadi melekat pada diri anggota dewan komisaris jika salah ataupun lalai dalam mengawasi ataupun memberikan nasihat. Dalam hal ini luasnya pertanggungjawaban sebatas kesalahan ataupun kelalaiannya tersebut. Selanjutnya, upaya hukum yang dapat dilakukan, yakni dapat diadakannya RUPS Luar Biasa sebagai tindak lanjut dari pemberhentian Direksi, oleh sebab itu hendaknya Dewan Komisaris dengan segera melakukan pemanggilan kepada para pemegang saham untuk dilaksanakannya RUPS Luar Biasa demi mengukuhkan keputusannya.
  • 19.
  • 20. • Pertimbangan hakim dalam Putusan Mahkamah Agung Nomor 1888 K/Pdt/2020 terkait pemberhentian sepihak Direksi oleh PT MDW dinilai kurang memperhatikan keadilan, hanya merujuk pada Anggaran Dasar PT. Peneliti menyarankan agar hakim mempertimbangkan aspek-aspek dan fakta lain, serta meninjau regulasi terkait pemberhentian Direksi dalam Undang-Undang Perseroan Terbatas (UUPT). • Pemberhentian Direksi tanpa alasan jelas dan tanpa memberikan kesempatan membela diri dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dianggap tidak sah dan sewenang-wenang. Putusan hakim yang mengabulkan pemberhentian tersebut dapat berdampak buruk terhadap praktik hukum di Indonesia, memicu tindakan serupa, dan tidak dianggap sebagai kejahatan. • Hak perlindungan hukum Direksi Perseroan Terbatas terhadap pemberhentian sepihak harus dijamin. Jika pemberhentian bertentangan dengan UUPT, RUPS dianggap cacat hukum dan tidak sah. Konsekuensi hukum termasuk membatalkan hasil keputusan RUPS, meminta pertanggungjawaban dewan komisaris, dan dapat mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa sebagai tindak lanjut. Kesimpulannya, perlindungan hukum terhadap hak Direksi harus diupayakan, dengan meninjau kembali keabsahan RUPS dan mengambil tindakan hukum yang sesuai dengan ketentuan UUPT.