Rahn (gadai) adalah menjadikan barang berharga sebagai jaminan utang. Terdapat 5 rukun rahn yaitu rahin, murtahin, marhun, marhun bih (utang), dan ijab qabul. Ada beberapa syarat rahn seperti keduanya harus cakap, tidak boleh diikat syarat tertentu, dan utangnya harus tetap. Prosedur rahn meliputi pemanfaatan, pemeliharaan, pembayaran utang, dan pelelangan barang gadai

1. Na’imatur Rohimah (20020111084)
Muhammad Adnan Rosadi (200201110162)
Zahrah Salsabillah A. (200201110099)
Rizki Laili Fadhilah (200201110144)
RAHN (GADAI)

2. Pengertian Rahn
o Menurut bahasanya, (dalam bahasa Arab) Rahn adalah Tetap dan Lestari, seperti juga dinamai Al-
Habsu, artinya penahanan.
o Definisi Ar-Rahn secara istilah adalah menjamin hutang dengan barang (suatu benda) yang
memungkinkan hutang dapat dibayar dengannya atau dari harganya.
o Menurut Sayyid Sabiq, rahn adalah menjadikan barang berharga menurut pandangan syara’ sebagai
jaminan utang.
o Menurut Al-Qurthubi rahn adalah barang yang ditahan oleh pihak memberi utang sebagai bentuk
jaminan dari orang yang berutang, sampai pihak yang berutang melunasi utang tersebut.
o Menurut Ibnu Qudamah, rahn adalah harta yang dijadikan jaminan dalam utang, agar pemberi utang
dapat menjual barang tersebut apabila pihak yang berutang tidak mampu membayar utangnya.

3. Landasan hukum Rahn
03
HR. Imam Asy-syafi’I
dan Ad-Daruqunthi
02
HR. Imam Bukhari
dan muslim
01
QS. Al-baqarah
ayat 283

4. 1. Rahin (orang yang
menyerahkan barang)
2. Murtahin (penerima
barang)
3. Marhun (barang yang
digadaikan)
- Berupa hutang, karena
barang hutangan itu tidak
dapat digadaikan
- Menjadi tetap, karena
sebelum tetap tidak dapat
digadaikan, seperti jika
seseorang menerima gadai
dengan imbalan sesuatu
dengan yang dipinjamnya.
- Barang yang digadaikan
tidak sedang dalam proses
pembayaran yang akan
terjadi, baik wajib atau
tidak seperti gadai dalam
kitabah.
4. Marhun bih (hutang)
5. Ijab qabul
Rukun Rahn

5. 1. Rahin dan murtahin
pemberi dan penerima gadai disyaratkan keduanya merupakan orang yang cakap untuk
melakukan sesuatu perbuatan hukum sesuai dengan ketentuan syari'at Islam yaitu berakal dan
baligh.
2. Sighat
• Sighat tidak boleh terikat dengan syarat tertentu dan juga dengan suatu waktu di masa depan.
• Rahn mempunyai sisi melepaskan barang dan pemberian utang seperti halnya akad jual beli.
Maka tidak boleh diikat dengan syarat tertentu atau dengan suatu waktu di masa depan.
3. Marhun bih (utang)
Menyangkut adanya utang, bahwa utang tersebut disyaratkan merupakan utang yang tetap, dengan
kata lain utang tersebut bukan merupakan utang yang bertambah-tambah atau utang yang
mempunyai bunga, sebab seandainya utang tersebut merupakan utang yang berbunga maka
perjanjian tersebut sudah merupakan perjanjian yang mengandung.
Syarat Rahn

6. 2XXX
2XXX 2XXX
Pemanfaatan
barang gadai
Kedudukan
barang gadai Resiko atas kerusakan
barang gadai
Prosedur Pelaksanaan Rahn
Pemeliharaan
barang gadai
Pembayaran
atau pelunasan
utang gadai
Kategori
barang gadai
2XXX
Prosedur
Pelelangan
Gadai

7. Berakhirnya Akad Rahn
Dijual dengn perintah
hakim atas perintah
rahin.
Pembebasan hutang
dengan cara apapun,
meskipun tidak ada
persetujuan dari
pihak rahin.
Barang telah
diserahkan kembali
kepada pemiliknya.
Rahin membayar
hutangnya.

8. Kelompok 09
Demikianlah presentasi dari
kelompok kami, mohon maaf
jika ada kesalahan, karena
kesempurnaan itu judul lagu
Rizky Febian.