SlideShare a Scribd company logo
KEBIJAKAN PENGELOLAAN IRIGASI
DINAS PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN
KABUPATEN TULUNGAGUNG
Reorganisasi GHIPPA Daerah Irigasi Lodoyo
di Kabupaten Tulungagung
Kamis, 1 Juli 2021
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA
AIR
BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI BRANTAS
Bekerjasama dengan
PENGERTIAN
PENGELOLAAN
IRIGASI
WEWENANG DAN
TANGGUNGJAWAB
HAK DAN
TANGGUNG
JAWAB PADA
SISTEM IRIGASI
TERSIER
DASAR HUKUM
PRINSIP
PENGEMBANGAN
DAN
PENGELOLAAN
SISTEM IRIGASI
1
TOPIK PEMBAHASAN
2
3
4
5
6
PARTISIPASI
MASYARAKAT
PETANI DALAM
PENGEMBANGAN
DAN PENGELOLAAN
SISTEM IRIGASI
HUBUNGAN PEMERINTAH
KOTA/KABUPATEN
DENGAN P3A
DALAM PENGUATAN
KELEMBAGAN P3A
7
8
HUBUNGAN
DINAS PKP
DENGAN P3A
PENGERTIAN PENGELOLAAN IRIGASI
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2006 Tentang Irigasi,
pengelolaan jaringan irigasi adalah kegiatan yang
meliputi operasi, pemeliharaan, dan rehabilitasi
jaringan irigasi di daerah irigasi.
Pengelolaan aset irigasi (PAI) adalah proses
manajemen yang terstruktur untuk perencanaan
pemeliharaan dan pendanaan sistem irigasi, guna
mencapai tingkat pelayanan yang ditetapkan dan
berkelanjutan dengan pembiayaan seefisien mungkin.
DASAR HUKUM
Peraturan perundang-undangan terkait dengan Kelembagaan Pengelolaan Irigasi adalah sebagai
berikut :
1. Undang-Undang No. 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air.
2. Instruksi Presiden No. 2 Tahun 1984 tentang Pembinaan P3A.
3. Permen PUPR No. 8/PRT/M/2015 tentang Penetapan Sempadan Jaringan Irigasi.
4. Peraturan Menteri PUPR No. 12/PRT/M/2015 tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi.
5. Peraturan Menteri PUPR No. 14/PRT/M/2015 tentang Kriteria dan Penetapan Status Daerah Irigasi.
6. Peraturan Menteri PUPR No. 17/PRT/M/2015 tentang Komisi Irigasi.
7. Peraturan Menteri PUPR No. 30/PRT/M/2015 tentang Pengembangan Pengelolaan Sistem Irigasi.
WEWENANG DAN TANGGUNGJAWAB
a. Menetapkan kebijakan nasional pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi.
b. Menetapkan status daerah irigasi yang sudah dibangun dengan melibatkan pemerintah daerah terkait.
c. Menjaga efektivitas, efisiensi, dan ketertiban pelaksanaan, serta melaksanakan pengembangan dan pengelolaan
sistem irigasi pimer dan sekunder pada daerah irigasi yang luasnya lebih dari 3000 ha, atau pada daerah irigasi lintas
provinsi, daerah irigasi lintas negara, dan daerah irigasi strategis nasional.
d. Memfasilitasi penyelesaian sengketa antarprovinsi dalam pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi.
e. Memberikan bantuan teknis dalam pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi kepada pemerintah provinsi dan
pemerintah kabupaten/kota.
f. Memberikan bantuan kepada masyarakat petani dalam pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi yang menjadi
tanggung jawab masyarakat petani atas permintaannya berdasarkan prinsip kemandirian.
1. Pemerintah Pusat
BANGUNAN BAGI (BLT) 3 BUAH (BLT III – V)
SALURAN PRIMER 11.59 Km
SALURAN SEKUNDER 19 Saluran Sekunder
108,34 Km
PINTU PENGAMBILAN (TERSIER) 143 Buah
WEWENANG DAN TANGGUNGJAWAB
Kewenangan
Pemerintah Pusat
Daerah Irigasi (DI) Lodoyo 10.580 Ha, terdiri dari
No. Ruas saluran L (Panjang)
A. SALURAN PRIMER (L = 11,59 km)
1 BLT.III – BLT.IV 5,68 km
2 BLT.IV – BLT.V 5,91 km
No. Ruas saluran L (Panjang)
B. SALURAN SEKUNDER (L = 108,34 km)
1 Sekunder Roworemang 8,50 km
2 Sekunder Rejotangan 5,45 km
3 Sekunder Aryojeding 3,87 km
4 Sekunder Kalidawir 15,77 km
5 Sekunder Ngunut 3,21 km
6 Sekunder Kacangan 9,07 km
7 Sekunder Karangsono 3,50 km
8 Sekunder Jabon 1,10 km
9 Sekunder Sumbergempol 6,39 km
10 Sekunder Bangoan 5,50 km
11 Sekunder Ngujang 6,51 km
12 Sekunder Karangrejo 13,61 km
13 Sekunder Ngipeng 3,53 km
14 Sekunder Boyolangu 11,84 km
15 Sekunder Bendilwungu 0,80 km
16 Sekunder Doro Ampel 2,41 km
17 Sekunder Ngranti 2,10 km
18 Sekunder Campur Darat 1,70 km
19 Sekunder Palem 3,48 km
WEWENANG DAN TANGGUNGJAWAB
a. Menetapkan kebijakan provinsi dalam pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi diwilayahnya berdasarkan
kebijakan nasional dengan mempertimbangkan kepentingan provinsi sekitarnya.
b. Melaksanakan pengembangan dan pengelolaan serta menjaga efektivitas, efisiensi, dan ketertiban pelaksanaan
sistem irigasi primer dan sekunder pada daerah irigasi yang luasnya antara 1000-3000 ha, atau pada daerah irigasi
yang lintas kabupaten/kota.
c. Memberi rekomendasi dan bantuan teknis kepada pemerintah kabupaten/kota atas penggunaan dan pengusahaan
tanah untuk irigasi yang diambil dari cekungan air tanah lintas kabupaten kota untuk irigasi.
d. Memfasilitasi penyelesaian sengketa antar kabupaten/kota dalam pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi.
e. Memberikan bantuan kepada masyarakat petani dalam pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi yang menjadi
tanggung jawab masyarakat petani atas permintaannya berdasarkan prinsip kemandirian.
f. Membentuk komisi irigasi provinsi.
2. Pemerintah Provinsi
Kewenangan Provinsi, terdapat 5 Daerah Irigasi (DI)
terdiri dari:
• DI Widoro 1544 Ha
• DI Paingan 533 Ha
• DI Sumber Gayam 1466 Ha
• DI Lemah Dhuwur 15 Ha
• DI Kaliboto 8 Ha +
DI Kewenangan Provinsi 4944 Ha
WEWENANG DAN TANGGUNGJAWAB
Kewenangan Provinsi
BENDUNG 4 Buah
DAM Paingan
DAM Gelang
DAM Sumber Gayam
DAM Widoro
SALURAN SEKUNDER 8 Saluran Sekunder
PANJANG Saluran 23.110 Meter
23,11 Km
WEWENANG DAN TANGGUNGJAWAB
a. Menetapkan kebijakan kabupaten/kota dalam pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi berdasarkan kebijakan
sistem irigasi nasional dan provinsi dengan memberhatikan kepentingan kabupaten/kota sekitarnya.
b. Melaksanakan pengembangan dan pengelolaan serta menjaga efektivitas, efisiensi, dan ketertiban pelaksanaan
sistem irigasi primer dan sekunder pada daerah irigasi utuh dalam 1 kabupaten/kota yang luasnya dibawah 1000 ha.
c. Menetapkan kebijakan kabupaten/kota pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi.
d. Memfasilitasi penyelesaian sengketa antar daerah irigasi yang berada dalam satu kabupaten/kota yang berkaitan
dengan pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi
e. Melaksanakan pemberdayaan P3A.
f. Memberikan bantuan kepada masyarakat petani dalam pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi yang menjadi
tanggung jawab masyarakat petani atas permintaannyaberdasarkan prinsip kemandirian.
g. Membentuk komisi irigasi kabupaten/kota.
3. Pemerintah Kabupaten / Kota
WEWENANG DAN TANGGUNGJAWAB
Kewenangan Kabupaten
Kewenangan Kabupaten ( D.I < 1000 Ha) terdapat 168 Daerah Irigasi (DI)
terdiri dari:
• DI Ampel Gading 169 Ha
• DI Babaan 15 Ha
• DI Bendogilir 1466 Ha
• DI Boso 51 Ha
• DI Cari 124 Ha +
Dst…..
DI Kewenangan Kabupaten Tulungagung 9382 Ha
WEWENANG DAN TANGGUNGJAWAB
Pemerintah Pusat
Pemerintah
Provinsi
Pemerintah
Kabupaten/Kota
Perkumpulan
Petani
Pemakai Air
Memperkuat dan
meningkatkan kemandirian
Bantuan
Teknis
Bantuan
Teknis
Bantuan
Teknis
Penguatan Organisasi
Strategi & Program
PRINSIP PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN SISTEM IRIGASI
1. Sinergi Potensi
(Personil, Dana, Alat,
Material, dll)
2. Bagi Tugas,
Peran & Fungsi
Antara Pusat,
Propinsi & Kab/Kota
3. Pertahankan
Operator Irigasi
Yang Ada
(Balai PSDA / PUK)
4. Kesepahaman ( MOU )
Antara Pusat, Propinsi &
Kab/Kota
5. Kerja Sama Operasi
( KSO) antar
Operator- developer - User
Pusat, Propinsi, Kab/Kota
dan P3A
6. P3A
Pemberdayaan &
Partisipatip
Terselenggaranya
PPSIP
dan Keberlanjutan
Sistem Irigasi
Peningkatan
Kesejahteraan
Petani
HAK DAN TANGGUNG JAWAB PADA SISTEM IRIGASI TERSIER
Dalam hal pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi dilakukan pada sistem irigasi
tersier, P3A/HIPPA mempunyai hak dan tanggung jawab dalam pengembangan dan
pengelolaan sistem irigasi tersier.
Hak dan tanggung jawab masyarakat petani dalam pengembangan dan pengelolaan
sistem irigasi meliputi:
a. Melaksanakan pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi tersier.
b. Menjaga efektivitas, efisiensi, dan ketertiban pelaksanaan pengembangan dan
pengelolaan sistem irigasi tersier yang menjadi tanggung jawabnya.
c. Memberikan persetujuan pembangunan, pemanfaatan, pengubahan, dan/atau
pembongkaran bangunan dan/atau saluran irigasi pada jaringan irigasi tersier
berdasarkan pendekatan partisipatif.
PARTISIPASI MASYARAKAT PETANI
DALAM PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN SISTEM IRIGASI
1. Partisipasi masyarakat petani dalam pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi
diwujudkan mulai dari pemikiran awal, pengambilan keputusan, dan pelaksanaan
kegiatan dalam pembangunan, peningkatan, operasi, pemeliharaan, dan rehabilitasi.
2. Partisipasi masyarakat petani dapat diwujudkan dalam bentuk sumbangan
pemikiran, gagasan, waktu, tenaga, material, dan dana.
3. Partisipasi masyarakat petani didasarkan atas kemauan dan kemampuan
masyarakat petani serta semangat kemitraan dan kemandirian.
4. Partisipasi masyarakat petani dapat disalurkan melalui perkumpulan petani pemakai air
di wilayah kerjanya.
KELEMBAGAAN
TEKNIS
IRIGASI
TEKNIS
PERTANIAN
Dinas Perumahan dan Kawasan
Permukiman dengan P3A
1. Kondisi Jaringan Irigasi
2. Operasi Jaringan Irigasi
3. Pemeliharaan
a. PSETK
b. Gotong royong / Swadaya
c. Konstruksi Partisipatif / Swakelola
4. Lingkungan Jaringan Irigasi
5. Inovasi
Dinas Pertanian dengan P3A
1. Intensitas Tanaman
2. Produksi
3. Komoditi Unggulan
4. Saprodi
5. Penerapan Program Teknologi
Pertanian
6. Inovasi
Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah (Bappeda)
dengan P3A
1. Pembentukan dan Legalitas
Kelembagaan
2. Visi, Misi, dan Tujuan
3. Potensi dan Kondisi
Kelembagaan
a. Wilayah Kerja
b. Kepengurusan
c. Administrasi Kelembagaan
d. Aktivitas Kelembagaan
e. Inovasi
4. Program Kerja
a. Perencanaan Program Kerja
b. Realisasi Program Kerja
HUBUNGAN PEMERINTAH KOTA/KABUPATEN DENGAN P3A
DALAM PENGUATAN KELEMBAGAN P3A
KEUANGAN
Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah (Bappeda) dengan P3A
1. Mekanisme Penarikan IPAIR
2. Hasil IPAIR
3. Pemanfaatan Hasil IPAIR
4. Pengembangan usaha ekonomi
5. Inovasi
HUBUNGAN DINAS PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN
DENGAN P3A
TEKNIS
IRIGASI
TEKNIS PENYELENGGARAN OPERASI
DAN PEMELIHARAAN (OP) IRIGASI
No. Paramater Himpunan Petani Pemakai Air
HIPPA GHIPPA IHIPPA
1. Basis Pengelolaan
● Daerah Layanan Suatu daerah
layanan/petak tersier
atau desa
Blok sekunder,
gabungan beberapa
blok sekunder, atau satu
daerah irigasi
Daerah layanan blok
primer, gabungan
beberapa blok primer,
atau satu daerah irigasi
● Bangunan Boks Tersier Bangunan Sadap Bangunan Sadap
Boks Kuarter Bangunan Bagi Bangunan Bagi
Bangunan Pelengkap Bangunan Bagi-Sadap Bangunan Bagi-Sadap
Bangunan Pelengkap Bangunan Pelengkap
● Saluran Saluran Tersier/Kuarter Saluran Sekunder Saluran Primer
1. Perencanaan OP (Operasi Pemeliharaan)
2. Pelaksanaan Operasi Irigasi
3. Pelaksanaan Pemeliharaan Jaringan
4. Pengembangan Irigasi
WILAYAH KERJA
Petak Tersier max 150 Ha
Petak Kuarter 10 – 15 Ha
HUBUNGAN DINAS PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN
DENGAN P3A/HIPPA
Operasi dan
Pemeliharaan
Jaringan Irigasi
Operasi jaringan irigasi adalah upaya pengaturan air
irigasi dan pembuangannya, termasuk kegiatan:
1. Membuka, menutup pintu bangunan irigasi.
2. Menyusun rencana tata tanam.
3. Menyusun sistem golongan
4. Menyusun rencana pembagian air.
5. Melaksanakan kalibrasi pintu/bangunan.
6. Mengumpulkan data, memantau dan mengevaluasi.
Sedangkan pemeliharaan
jaringan irigasi adalah upaya
menjaga dan mengamankan
jaringan irigasi agar selalu dapat
berfungsi dengan baik guna
memperlancar pelaksanaan
operasi dan mempertahankan
kelestariannya.
HIPPA dapat bekerjasama dalam berpartisipasi dalam operasi dan pemeliharaan jaringan
irigasi primer dan sekunder serta dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaannya.
Rehabilitasi
Jaringan Irigasi
Rehabilitasi jaringan irigasi adalah kegiatan perbaikan jaringan irigasi guna mengembalikan
fungsi dan pelayanan irigasi seperti semula.
HIPPA/ GHIPPA/ IHIPPA dapat berperan serta dalam rehabilitasi jaringan irigasi primer dan
sekunder sesuai kebutuhan dan kemampuannya.
No. Paramater Kelembagaan Pengelola Irigasi
HIPPA GHIPPA IHIPPA
1. Basis Pengelolaan
● Daerah Layanan suatu daerah layanan/petak
tersier atau desa
Blok sekunder, gabungan beberapa
blok sekunder, atau satu daerah
irigasi
Daerah layanan blok primer,
gabungan beberapa blok
primer, atau satu daerah irigasi
● Bangunan Boks Tersier Bangunan Sadap Bangunan Sadap
Boks Kuarter Bangunan Bagi Bangunan Bagi
Bangunan Pelengkap Bangunan Bagi-Sadap Bangunan Bagi-Sadap
Bangunan Pelengkap Bangunan Pelengkap
● Saluran Saluran Tersier/Kuarter Saluran Sekunder Saluran Primer
2. Wewenang dan
Tanggung Jawab
Bertanggung-jawab pengelolaan
jaringan tersier
Berpartisipasi dalam pengembangan dan pengelolaan jaringan
sekunder/primer sesuai daerah layanan
3. Aktivitas Pengelolaan Pemberian air irigasi adalah
kegiatan menyalurkan air
dengan jumlah tertentu dari
jaringan primer atau jaringan
sekunder ke petak tersier
Pembagian air irigasi adalah kegiatan membagi air di bangunan bagi
dalam jaringan primer dan/atau jaringan sekunder
HUBUNGAN DINAS PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN
DENGAN P3A/HIPPA
WEWENANG
Thank You

More Related Content

What's hot

Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 1
Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 1Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 1
Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 1
Joy Irman
 
Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Drainase Perkotaan, Bagian 1
Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Drainase Perkotaan, Bagian 1Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Drainase Perkotaan, Bagian 1
Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Drainase Perkotaan, Bagian 1
Joy Irman
 
Operasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaan
Operasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaanOperasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaan
Operasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaan
infosanitasi
 
395135768-279891529-PEMELIHARAAN-IRIGASI-ppt.ppt
395135768-279891529-PEMELIHARAAN-IRIGASI-ppt.ppt395135768-279891529-PEMELIHARAAN-IRIGASI-ppt.ppt
395135768-279891529-PEMELIHARAAN-IRIGASI-ppt.ppt
ErvanKamal2
 
Proses Desain Drainase Perkotaan
Proses Desain Drainase PerkotaanProses Desain Drainase Perkotaan
Proses Desain Drainase Perkotaan
Joy Irman
 
PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...
PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...
PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...
Joy Irman
 
Pedoman Pelaksanaan Konstruksi Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Pelaksanaan Konstruksi Sistem Penyediaan Air MinumPedoman Pelaksanaan Konstruksi Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Pelaksanaan Konstruksi Sistem Penyediaan Air Minum
infosanitasi
 
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
infosanitasi
 
System Planning Jaringan Irigasi Rawa.pptx
System Planning Jaringan Irigasi Rawa.pptxSystem Planning Jaringan Irigasi Rawa.pptx
System Planning Jaringan Irigasi Rawa.pptx
ssusereb31bc
 
Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan - A2 Perencanaan
Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan - A2 PerencanaanPenyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan - A2 Perencanaan
Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan - A2 Perencanaan
Joy Irman
 
perencanaan intake
perencanaan intakeperencanaan intake
perencanaan intake
Reza Nuari
 
Ecodrain
EcodrainEcodrain
Ecodrain
infosanitasi
 
MODUL TKP M5KB3 - GAMBAR BANGUNAN AIR
MODUL TKP M5KB3 - GAMBAR BANGUNAN AIRMODUL TKP M5KB3 - GAMBAR BANGUNAN AIR
MODUL TKP M5KB3 - GAMBAR BANGUNAN AIR
PPGHybrid1
 
Kriteria kegiatan pembangunan infrastruktur drainase perkotaan
Kriteria kegiatan pembangunan infrastruktur drainase perkotaanKriteria kegiatan pembangunan infrastruktur drainase perkotaan
Kriteria kegiatan pembangunan infrastruktur drainase perkotaan
Joy Irman
 
Rekomendasi Teknis Bidang Sumber Daya Air
Rekomendasi Teknis Bidang Sumber Daya AirRekomendasi Teknis Bidang Sumber Daya Air
Rekomendasi Teknis Bidang Sumber Daya Air
ushfia
 
Peraturan Menteri PU No. 63/PRT/1993 tentang Garis Sempadan Sungai, Daerah Ma...
Peraturan Menteri PU No. 63/PRT/1993 tentang Garis Sempadan Sungai, Daerah Ma...Peraturan Menteri PU No. 63/PRT/1993 tentang Garis Sempadan Sungai, Daerah Ma...
Peraturan Menteri PU No. 63/PRT/1993 tentang Garis Sempadan Sungai, Daerah Ma...
infosanitasi
 
Pemilihan Lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Pemilihan Lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)Pemilihan Lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Pemilihan Lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Joy Irman
 
Kp 07 2010 standar penggambaran
Kp 07 2010 standar penggambaranKp 07 2010 standar penggambaran
Kp 07 2010 standar penggambaranArizki_Hidayat
 
Drainase
DrainaseDrainase

What's hot (20)

Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 1
Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 1Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 1
Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 1
 
Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Drainase Perkotaan, Bagian 1
Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Drainase Perkotaan, Bagian 1Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Drainase Perkotaan, Bagian 1
Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Drainase Perkotaan, Bagian 1
 
Operasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaan
Operasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaanOperasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaan
Operasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaan
 
395135768-279891529-PEMELIHARAAN-IRIGASI-ppt.ppt
395135768-279891529-PEMELIHARAAN-IRIGASI-ppt.ppt395135768-279891529-PEMELIHARAAN-IRIGASI-ppt.ppt
395135768-279891529-PEMELIHARAAN-IRIGASI-ppt.ppt
 
Proses Desain Drainase Perkotaan
Proses Desain Drainase PerkotaanProses Desain Drainase Perkotaan
Proses Desain Drainase Perkotaan
 
PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...
PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...
PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...
 
Pedoman Pelaksanaan Konstruksi Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Pelaksanaan Konstruksi Sistem Penyediaan Air MinumPedoman Pelaksanaan Konstruksi Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Pelaksanaan Konstruksi Sistem Penyediaan Air Minum
 
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
 
System Planning Jaringan Irigasi Rawa.pptx
System Planning Jaringan Irigasi Rawa.pptxSystem Planning Jaringan Irigasi Rawa.pptx
System Planning Jaringan Irigasi Rawa.pptx
 
Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan - A2 Perencanaan
Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan - A2 PerencanaanPenyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan - A2 Perencanaan
Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan - A2 Perencanaan
 
perencanaan intake
perencanaan intakeperencanaan intake
perencanaan intake
 
Ecodrain
EcodrainEcodrain
Ecodrain
 
MODUL TKP M5KB3 - GAMBAR BANGUNAN AIR
MODUL TKP M5KB3 - GAMBAR BANGUNAN AIRMODUL TKP M5KB3 - GAMBAR BANGUNAN AIR
MODUL TKP M5KB3 - GAMBAR BANGUNAN AIR
 
Kriteria kegiatan pembangunan infrastruktur drainase perkotaan
Kriteria kegiatan pembangunan infrastruktur drainase perkotaanKriteria kegiatan pembangunan infrastruktur drainase perkotaan
Kriteria kegiatan pembangunan infrastruktur drainase perkotaan
 
Rekomendasi Teknis Bidang Sumber Daya Air
Rekomendasi Teknis Bidang Sumber Daya AirRekomendasi Teknis Bidang Sumber Daya Air
Rekomendasi Teknis Bidang Sumber Daya Air
 
Peraturan Menteri PU No. 63/PRT/1993 tentang Garis Sempadan Sungai, Daerah Ma...
Peraturan Menteri PU No. 63/PRT/1993 tentang Garis Sempadan Sungai, Daerah Ma...Peraturan Menteri PU No. 63/PRT/1993 tentang Garis Sempadan Sungai, Daerah Ma...
Peraturan Menteri PU No. 63/PRT/1993 tentang Garis Sempadan Sungai, Daerah Ma...
 
Tugas Manajemen Survei dan Pemetaan
Tugas Manajemen Survei dan PemetaanTugas Manajemen Survei dan Pemetaan
Tugas Manajemen Survei dan Pemetaan
 
Pemilihan Lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Pemilihan Lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)Pemilihan Lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Pemilihan Lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
 
Kp 07 2010 standar penggambaran
Kp 07 2010 standar penggambaranKp 07 2010 standar penggambaran
Kp 07 2010 standar penggambaran
 
Drainase
DrainaseDrainase
Drainase
 

Similar to PPT Kebijakan Pengelolaan Irigasi.pptx

Usulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program Sanitasi
Usulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program SanitasiUsulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program Sanitasi
Usulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program Sanitasi
infosanitasi
 
Teknis irigasi
Teknis irigasiTeknis irigasi
Teknis irigasi
Steven Wongkar
 
2022.11.10 Rapat Koordinasi Pokja AMPL Daerah NTT.pdf
2022.11.10 Rapat Koordinasi Pokja AMPL Daerah NTT.pdf2022.11.10 Rapat Koordinasi Pokja AMPL Daerah NTT.pdf
2022.11.10 Rapat Koordinasi Pokja AMPL Daerah NTT.pdf
RayneriusKapu
 
MATERI IV - TUGAS dan TANGGUNGJAWAB PENGURUS.pptx
MATERI IV - TUGAS dan TANGGUNGJAWAB PENGURUS.pptxMATERI IV - TUGAS dan TANGGUNGJAWAB PENGURUS.pptx
MATERI IV - TUGAS dan TANGGUNGJAWAB PENGURUS.pptx
HestinaEviyanti3
 
Infopublik20151022131946
Infopublik20151022131946Infopublik20151022131946
Infopublik20151022131946
Rony Saputra
 
1.3-Petunjuk Teknis P3-TGAI.pptx
1.3-Petunjuk Teknis P3-TGAI.pptx1.3-Petunjuk Teknis P3-TGAI.pptx
1.3-Petunjuk Teknis P3-TGAI.pptx
GameMaster50
 
Sosnas profile kotaku
Sosnas profile kotakuSosnas profile kotaku
Sosnas profile kotaku
Wiguna Aji
 
Kebijakan dan strategi pengembangan sistem pengelolaan air limbah permukiman
Kebijakan dan strategi pengembangan sistem pengelolaan air limbah permukimanKebijakan dan strategi pengembangan sistem pengelolaan air limbah permukiman
Kebijakan dan strategi pengembangan sistem pengelolaan air limbah permukiman
Joy Irman
 
Ahli Muda Bidang Keahlian Teknik Sumber Daya Air.pptx
Ahli Muda Bidang Keahlian Teknik Sumber Daya Air.pptxAhli Muda Bidang Keahlian Teknik Sumber Daya Air.pptx
Ahli Muda Bidang Keahlian Teknik Sumber Daya Air.pptx
DickyAanastaSaputra
 
Jakstra Pengelolaan Air Limbah Dan Persampahan (Indowater 18 Juni 09)
Jakstra Pengelolaan Air Limbah Dan Persampahan (Indowater 18 Juni 09)Jakstra Pengelolaan Air Limbah Dan Persampahan (Indowater 18 Juni 09)
Jakstra Pengelolaan Air Limbah Dan Persampahan (Indowater 18 Juni 09)ESP Indonesia
 
Slum Improvement Action Plan (SIAP) NUSP2 Kota Sukabumi
Slum Improvement Action Plan (SIAP) NUSP2 Kota SukabumiSlum Improvement Action Plan (SIAP) NUSP2 Kota Sukabumi
Slum Improvement Action Plan (SIAP) NUSP2 Kota Sukabumi
Bagus ardian
 
Materi kementerian pekerjaan umum sesi pleno 1 konferensi sanitasi air minum ...
Materi kementerian pekerjaan umum sesi pleno 1 konferensi sanitasi air minum ...Materi kementerian pekerjaan umum sesi pleno 1 konferensi sanitasi air minum ...
Materi kementerian pekerjaan umum sesi pleno 1 konferensi sanitasi air minum ...
Indriany ,
 
Bab i
Bab iBab i
Drainase
DrainaseDrainase
Drainase
Peka Canggung
 
10 kuliah pa bab x. undang2 sda
10 kuliah pa bab x. undang2 sda10 kuliah pa bab x. undang2 sda
10 kuliah pa bab x. undang2 sda
Andrew Hutabarat
 
Keterbatasan saluran irigasi kabupaten hulu sungai selatan, kalimantan selatan
Keterbatasan saluran irigasi kabupaten hulu sungai selatan, kalimantan selatanKeterbatasan saluran irigasi kabupaten hulu sungai selatan, kalimantan selatan
Keterbatasan saluran irigasi kabupaten hulu sungai selatan, kalimantan selatan
CITRA MARGA NUSAPHALA PERSADA, PT TBK
 
Rapat Pokja Sanitasi Gresik
Rapat Pokja Sanitasi GresikRapat Pokja Sanitasi Gresik
Rapat Pokja Sanitasi Gresik
M Handoko
 
Lap dal masterplan spam kutai timur (2)
Lap dal masterplan spam kutai timur (2)Lap dal masterplan spam kutai timur (2)
Lap dal masterplan spam kutai timur (2)
Andrey Gunawan
 
ANDAL.docx
ANDAL.docxANDAL.docx
ANDAL.docx
Shidiq2
 
Petunjuk teknis definisi_operasional_sta
Petunjuk teknis definisi_operasional_staPetunjuk teknis definisi_operasional_sta
Petunjuk teknis definisi_operasional_sta
egyd welyn
 

Similar to PPT Kebijakan Pengelolaan Irigasi.pptx (20)

Usulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program Sanitasi
Usulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program SanitasiUsulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program Sanitasi
Usulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program Sanitasi
 
Teknis irigasi
Teknis irigasiTeknis irigasi
Teknis irigasi
 
2022.11.10 Rapat Koordinasi Pokja AMPL Daerah NTT.pdf
2022.11.10 Rapat Koordinasi Pokja AMPL Daerah NTT.pdf2022.11.10 Rapat Koordinasi Pokja AMPL Daerah NTT.pdf
2022.11.10 Rapat Koordinasi Pokja AMPL Daerah NTT.pdf
 
MATERI IV - TUGAS dan TANGGUNGJAWAB PENGURUS.pptx
MATERI IV - TUGAS dan TANGGUNGJAWAB PENGURUS.pptxMATERI IV - TUGAS dan TANGGUNGJAWAB PENGURUS.pptx
MATERI IV - TUGAS dan TANGGUNGJAWAB PENGURUS.pptx
 
Infopublik20151022131946
Infopublik20151022131946Infopublik20151022131946
Infopublik20151022131946
 
1.3-Petunjuk Teknis P3-TGAI.pptx
1.3-Petunjuk Teknis P3-TGAI.pptx1.3-Petunjuk Teknis P3-TGAI.pptx
1.3-Petunjuk Teknis P3-TGAI.pptx
 
Sosnas profile kotaku
Sosnas profile kotakuSosnas profile kotaku
Sosnas profile kotaku
 
Kebijakan dan strategi pengembangan sistem pengelolaan air limbah permukiman
Kebijakan dan strategi pengembangan sistem pengelolaan air limbah permukimanKebijakan dan strategi pengembangan sistem pengelolaan air limbah permukiman
Kebijakan dan strategi pengembangan sistem pengelolaan air limbah permukiman
 
Ahli Muda Bidang Keahlian Teknik Sumber Daya Air.pptx
Ahli Muda Bidang Keahlian Teknik Sumber Daya Air.pptxAhli Muda Bidang Keahlian Teknik Sumber Daya Air.pptx
Ahli Muda Bidang Keahlian Teknik Sumber Daya Air.pptx
 
Jakstra Pengelolaan Air Limbah Dan Persampahan (Indowater 18 Juni 09)
Jakstra Pengelolaan Air Limbah Dan Persampahan (Indowater 18 Juni 09)Jakstra Pengelolaan Air Limbah Dan Persampahan (Indowater 18 Juni 09)
Jakstra Pengelolaan Air Limbah Dan Persampahan (Indowater 18 Juni 09)
 
Slum Improvement Action Plan (SIAP) NUSP2 Kota Sukabumi
Slum Improvement Action Plan (SIAP) NUSP2 Kota SukabumiSlum Improvement Action Plan (SIAP) NUSP2 Kota Sukabumi
Slum Improvement Action Plan (SIAP) NUSP2 Kota Sukabumi
 
Materi kementerian pekerjaan umum sesi pleno 1 konferensi sanitasi air minum ...
Materi kementerian pekerjaan umum sesi pleno 1 konferensi sanitasi air minum ...Materi kementerian pekerjaan umum sesi pleno 1 konferensi sanitasi air minum ...
Materi kementerian pekerjaan umum sesi pleno 1 konferensi sanitasi air minum ...
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Drainase
DrainaseDrainase
Drainase
 
10 kuliah pa bab x. undang2 sda
10 kuliah pa bab x. undang2 sda10 kuliah pa bab x. undang2 sda
10 kuliah pa bab x. undang2 sda
 
Keterbatasan saluran irigasi kabupaten hulu sungai selatan, kalimantan selatan
Keterbatasan saluran irigasi kabupaten hulu sungai selatan, kalimantan selatanKeterbatasan saluran irigasi kabupaten hulu sungai selatan, kalimantan selatan
Keterbatasan saluran irigasi kabupaten hulu sungai selatan, kalimantan selatan
 
Rapat Pokja Sanitasi Gresik
Rapat Pokja Sanitasi GresikRapat Pokja Sanitasi Gresik
Rapat Pokja Sanitasi Gresik
 
Lap dal masterplan spam kutai timur (2)
Lap dal masterplan spam kutai timur (2)Lap dal masterplan spam kutai timur (2)
Lap dal masterplan spam kutai timur (2)
 
ANDAL.docx
ANDAL.docxANDAL.docx
ANDAL.docx
 
Petunjuk teknis definisi_operasional_sta
Petunjuk teknis definisi_operasional_staPetunjuk teknis definisi_operasional_sta
Petunjuk teknis definisi_operasional_sta
 

Recently uploaded

Rencana Moderasi Lokakarya dua prgram guru penggerakk
Rencana Moderasi Lokakarya dua prgram guru penggerakkRencana Moderasi Lokakarya dua prgram guru penggerakk
Rencana Moderasi Lokakarya dua prgram guru penggerakk
DwiSuprianto2
 
Regulasi Wakaf di Indonesia Tahun 021.pdf
Regulasi Wakaf di Indonesia Tahun 021.pdfRegulasi Wakaf di Indonesia Tahun 021.pdf
Regulasi Wakaf di Indonesia Tahun 021.pdf
MuhaiminMuha
 
PPT SOSIALISASI DBHCHT Gempur Rokok Ilegal.pdf
PPT SOSIALISASI DBHCHT Gempur Rokok Ilegal.pdfPPT SOSIALISASI DBHCHT Gempur Rokok Ilegal.pdf
PPT SOSIALISASI DBHCHT Gempur Rokok Ilegal.pdf
adminguntur
 
Mitigasi Penyelamatan Mata Air Nganjuk.pdf
Mitigasi Penyelamatan Mata Air Nganjuk.pdfMitigasi Penyelamatan Mata Air Nganjuk.pdf
Mitigasi Penyelamatan Mata Air Nganjuk.pdf
pelestarikawasanwili
 
CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdf
CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdfCERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdf
CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdf
Zainul Ulum
 
Rapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptx
Rapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptxRapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptx
Rapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptx
ApriyandiIyan1
 
slip gaji karyawan contoh slip gaji karyawan contoh
slip gaji karyawan contoh slip gaji karyawan contohslip gaji karyawan contoh slip gaji karyawan contoh
slip gaji karyawan contoh slip gaji karyawan contoh
projecttomarss
 
Berita Resmi Statistik materi-brs-2023-10-16.pdf
Berita Resmi Statistik materi-brs-2023-10-16.pdfBerita Resmi Statistik materi-brs-2023-10-16.pdf
Berita Resmi Statistik materi-brs-2023-10-16.pdf
DenniPratama2
 
Materi Edukasi Penyelamatan Mata Air.pdf
Materi Edukasi Penyelamatan Mata Air.pdfMateri Edukasi Penyelamatan Mata Air.pdf
Materi Edukasi Penyelamatan Mata Air.pdf
pelestarikawasanwili
 

Recently uploaded (9)

Rencana Moderasi Lokakarya dua prgram guru penggerakk
Rencana Moderasi Lokakarya dua prgram guru penggerakkRencana Moderasi Lokakarya dua prgram guru penggerakk
Rencana Moderasi Lokakarya dua prgram guru penggerakk
 
Regulasi Wakaf di Indonesia Tahun 021.pdf
Regulasi Wakaf di Indonesia Tahun 021.pdfRegulasi Wakaf di Indonesia Tahun 021.pdf
Regulasi Wakaf di Indonesia Tahun 021.pdf
 
PPT SOSIALISASI DBHCHT Gempur Rokok Ilegal.pdf
PPT SOSIALISASI DBHCHT Gempur Rokok Ilegal.pdfPPT SOSIALISASI DBHCHT Gempur Rokok Ilegal.pdf
PPT SOSIALISASI DBHCHT Gempur Rokok Ilegal.pdf
 
Mitigasi Penyelamatan Mata Air Nganjuk.pdf
Mitigasi Penyelamatan Mata Air Nganjuk.pdfMitigasi Penyelamatan Mata Air Nganjuk.pdf
Mitigasi Penyelamatan Mata Air Nganjuk.pdf
 
CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdf
CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdfCERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdf
CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdf
 
Rapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptx
Rapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptxRapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptx
Rapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptx
 
slip gaji karyawan contoh slip gaji karyawan contoh
slip gaji karyawan contoh slip gaji karyawan contohslip gaji karyawan contoh slip gaji karyawan contoh
slip gaji karyawan contoh slip gaji karyawan contoh
 
Berita Resmi Statistik materi-brs-2023-10-16.pdf
Berita Resmi Statistik materi-brs-2023-10-16.pdfBerita Resmi Statistik materi-brs-2023-10-16.pdf
Berita Resmi Statistik materi-brs-2023-10-16.pdf
 
Materi Edukasi Penyelamatan Mata Air.pdf
Materi Edukasi Penyelamatan Mata Air.pdfMateri Edukasi Penyelamatan Mata Air.pdf
Materi Edukasi Penyelamatan Mata Air.pdf
 

PPT Kebijakan Pengelolaan Irigasi.pptx

  • 1. KEBIJAKAN PENGELOLAAN IRIGASI DINAS PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN KABUPATEN TULUNGAGUNG Reorganisasi GHIPPA Daerah Irigasi Lodoyo di Kabupaten Tulungagung Kamis, 1 Juli 2021 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI BRANTAS Bekerjasama dengan
  • 2. PENGERTIAN PENGELOLAAN IRIGASI WEWENANG DAN TANGGUNGJAWAB HAK DAN TANGGUNG JAWAB PADA SISTEM IRIGASI TERSIER DASAR HUKUM PRINSIP PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN SISTEM IRIGASI 1 TOPIK PEMBAHASAN 2 3 4 5 6 PARTISIPASI MASYARAKAT PETANI DALAM PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN SISTEM IRIGASI HUBUNGAN PEMERINTAH KOTA/KABUPATEN DENGAN P3A DALAM PENGUATAN KELEMBAGAN P3A 7 8 HUBUNGAN DINAS PKP DENGAN P3A
  • 3. PENGERTIAN PENGELOLAAN IRIGASI Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2006 Tentang Irigasi, pengelolaan jaringan irigasi adalah kegiatan yang meliputi operasi, pemeliharaan, dan rehabilitasi jaringan irigasi di daerah irigasi. Pengelolaan aset irigasi (PAI) adalah proses manajemen yang terstruktur untuk perencanaan pemeliharaan dan pendanaan sistem irigasi, guna mencapai tingkat pelayanan yang ditetapkan dan berkelanjutan dengan pembiayaan seefisien mungkin.
  • 4. DASAR HUKUM Peraturan perundang-undangan terkait dengan Kelembagaan Pengelolaan Irigasi adalah sebagai berikut : 1. Undang-Undang No. 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air. 2. Instruksi Presiden No. 2 Tahun 1984 tentang Pembinaan P3A. 3. Permen PUPR No. 8/PRT/M/2015 tentang Penetapan Sempadan Jaringan Irigasi. 4. Peraturan Menteri PUPR No. 12/PRT/M/2015 tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi. 5. Peraturan Menteri PUPR No. 14/PRT/M/2015 tentang Kriteria dan Penetapan Status Daerah Irigasi. 6. Peraturan Menteri PUPR No. 17/PRT/M/2015 tentang Komisi Irigasi. 7. Peraturan Menteri PUPR No. 30/PRT/M/2015 tentang Pengembangan Pengelolaan Sistem Irigasi.
  • 5. WEWENANG DAN TANGGUNGJAWAB a. Menetapkan kebijakan nasional pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi. b. Menetapkan status daerah irigasi yang sudah dibangun dengan melibatkan pemerintah daerah terkait. c. Menjaga efektivitas, efisiensi, dan ketertiban pelaksanaan, serta melaksanakan pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi pimer dan sekunder pada daerah irigasi yang luasnya lebih dari 3000 ha, atau pada daerah irigasi lintas provinsi, daerah irigasi lintas negara, dan daerah irigasi strategis nasional. d. Memfasilitasi penyelesaian sengketa antarprovinsi dalam pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi. e. Memberikan bantuan teknis dalam pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi kepada pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota. f. Memberikan bantuan kepada masyarakat petani dalam pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi yang menjadi tanggung jawab masyarakat petani atas permintaannya berdasarkan prinsip kemandirian. 1. Pemerintah Pusat
  • 6. BANGUNAN BAGI (BLT) 3 BUAH (BLT III – V) SALURAN PRIMER 11.59 Km SALURAN SEKUNDER 19 Saluran Sekunder 108,34 Km PINTU PENGAMBILAN (TERSIER) 143 Buah WEWENANG DAN TANGGUNGJAWAB Kewenangan Pemerintah Pusat Daerah Irigasi (DI) Lodoyo 10.580 Ha, terdiri dari No. Ruas saluran L (Panjang) A. SALURAN PRIMER (L = 11,59 km) 1 BLT.III – BLT.IV 5,68 km 2 BLT.IV – BLT.V 5,91 km No. Ruas saluran L (Panjang) B. SALURAN SEKUNDER (L = 108,34 km) 1 Sekunder Roworemang 8,50 km 2 Sekunder Rejotangan 5,45 km 3 Sekunder Aryojeding 3,87 km 4 Sekunder Kalidawir 15,77 km 5 Sekunder Ngunut 3,21 km 6 Sekunder Kacangan 9,07 km 7 Sekunder Karangsono 3,50 km 8 Sekunder Jabon 1,10 km 9 Sekunder Sumbergempol 6,39 km 10 Sekunder Bangoan 5,50 km 11 Sekunder Ngujang 6,51 km 12 Sekunder Karangrejo 13,61 km 13 Sekunder Ngipeng 3,53 km 14 Sekunder Boyolangu 11,84 km 15 Sekunder Bendilwungu 0,80 km 16 Sekunder Doro Ampel 2,41 km 17 Sekunder Ngranti 2,10 km 18 Sekunder Campur Darat 1,70 km 19 Sekunder Palem 3,48 km
  • 7. WEWENANG DAN TANGGUNGJAWAB a. Menetapkan kebijakan provinsi dalam pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi diwilayahnya berdasarkan kebijakan nasional dengan mempertimbangkan kepentingan provinsi sekitarnya. b. Melaksanakan pengembangan dan pengelolaan serta menjaga efektivitas, efisiensi, dan ketertiban pelaksanaan sistem irigasi primer dan sekunder pada daerah irigasi yang luasnya antara 1000-3000 ha, atau pada daerah irigasi yang lintas kabupaten/kota. c. Memberi rekomendasi dan bantuan teknis kepada pemerintah kabupaten/kota atas penggunaan dan pengusahaan tanah untuk irigasi yang diambil dari cekungan air tanah lintas kabupaten kota untuk irigasi. d. Memfasilitasi penyelesaian sengketa antar kabupaten/kota dalam pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi. e. Memberikan bantuan kepada masyarakat petani dalam pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi yang menjadi tanggung jawab masyarakat petani atas permintaannya berdasarkan prinsip kemandirian. f. Membentuk komisi irigasi provinsi. 2. Pemerintah Provinsi
  • 8. Kewenangan Provinsi, terdapat 5 Daerah Irigasi (DI) terdiri dari: • DI Widoro 1544 Ha • DI Paingan 533 Ha • DI Sumber Gayam 1466 Ha • DI Lemah Dhuwur 15 Ha • DI Kaliboto 8 Ha + DI Kewenangan Provinsi 4944 Ha WEWENANG DAN TANGGUNGJAWAB Kewenangan Provinsi BENDUNG 4 Buah DAM Paingan DAM Gelang DAM Sumber Gayam DAM Widoro SALURAN SEKUNDER 8 Saluran Sekunder PANJANG Saluran 23.110 Meter 23,11 Km
  • 9. WEWENANG DAN TANGGUNGJAWAB a. Menetapkan kebijakan kabupaten/kota dalam pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi berdasarkan kebijakan sistem irigasi nasional dan provinsi dengan memberhatikan kepentingan kabupaten/kota sekitarnya. b. Melaksanakan pengembangan dan pengelolaan serta menjaga efektivitas, efisiensi, dan ketertiban pelaksanaan sistem irigasi primer dan sekunder pada daerah irigasi utuh dalam 1 kabupaten/kota yang luasnya dibawah 1000 ha. c. Menetapkan kebijakan kabupaten/kota pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi. d. Memfasilitasi penyelesaian sengketa antar daerah irigasi yang berada dalam satu kabupaten/kota yang berkaitan dengan pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi e. Melaksanakan pemberdayaan P3A. f. Memberikan bantuan kepada masyarakat petani dalam pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi yang menjadi tanggung jawab masyarakat petani atas permintaannyaberdasarkan prinsip kemandirian. g. Membentuk komisi irigasi kabupaten/kota. 3. Pemerintah Kabupaten / Kota
  • 10. WEWENANG DAN TANGGUNGJAWAB Kewenangan Kabupaten Kewenangan Kabupaten ( D.I < 1000 Ha) terdapat 168 Daerah Irigasi (DI) terdiri dari: • DI Ampel Gading 169 Ha • DI Babaan 15 Ha • DI Bendogilir 1466 Ha • DI Boso 51 Ha • DI Cari 124 Ha + Dst….. DI Kewenangan Kabupaten Tulungagung 9382 Ha
  • 11. WEWENANG DAN TANGGUNGJAWAB Pemerintah Pusat Pemerintah Provinsi Pemerintah Kabupaten/Kota Perkumpulan Petani Pemakai Air Memperkuat dan meningkatkan kemandirian Bantuan Teknis Bantuan Teknis Bantuan Teknis Penguatan Organisasi Strategi & Program
  • 12. PRINSIP PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN SISTEM IRIGASI 1. Sinergi Potensi (Personil, Dana, Alat, Material, dll) 2. Bagi Tugas, Peran & Fungsi Antara Pusat, Propinsi & Kab/Kota 3. Pertahankan Operator Irigasi Yang Ada (Balai PSDA / PUK) 4. Kesepahaman ( MOU ) Antara Pusat, Propinsi & Kab/Kota 5. Kerja Sama Operasi ( KSO) antar Operator- developer - User Pusat, Propinsi, Kab/Kota dan P3A 6. P3A Pemberdayaan & Partisipatip Terselenggaranya PPSIP dan Keberlanjutan Sistem Irigasi Peningkatan Kesejahteraan Petani
  • 13. HAK DAN TANGGUNG JAWAB PADA SISTEM IRIGASI TERSIER Dalam hal pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi dilakukan pada sistem irigasi tersier, P3A/HIPPA mempunyai hak dan tanggung jawab dalam pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi tersier. Hak dan tanggung jawab masyarakat petani dalam pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi meliputi: a. Melaksanakan pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi tersier. b. Menjaga efektivitas, efisiensi, dan ketertiban pelaksanaan pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi tersier yang menjadi tanggung jawabnya. c. Memberikan persetujuan pembangunan, pemanfaatan, pengubahan, dan/atau pembongkaran bangunan dan/atau saluran irigasi pada jaringan irigasi tersier berdasarkan pendekatan partisipatif.
  • 14. PARTISIPASI MASYARAKAT PETANI DALAM PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN SISTEM IRIGASI 1. Partisipasi masyarakat petani dalam pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi diwujudkan mulai dari pemikiran awal, pengambilan keputusan, dan pelaksanaan kegiatan dalam pembangunan, peningkatan, operasi, pemeliharaan, dan rehabilitasi. 2. Partisipasi masyarakat petani dapat diwujudkan dalam bentuk sumbangan pemikiran, gagasan, waktu, tenaga, material, dan dana. 3. Partisipasi masyarakat petani didasarkan atas kemauan dan kemampuan masyarakat petani serta semangat kemitraan dan kemandirian. 4. Partisipasi masyarakat petani dapat disalurkan melalui perkumpulan petani pemakai air di wilayah kerjanya.
  • 15. KELEMBAGAAN TEKNIS IRIGASI TEKNIS PERTANIAN Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman dengan P3A 1. Kondisi Jaringan Irigasi 2. Operasi Jaringan Irigasi 3. Pemeliharaan a. PSETK b. Gotong royong / Swadaya c. Konstruksi Partisipatif / Swakelola 4. Lingkungan Jaringan Irigasi 5. Inovasi Dinas Pertanian dengan P3A 1. Intensitas Tanaman 2. Produksi 3. Komoditi Unggulan 4. Saprodi 5. Penerapan Program Teknologi Pertanian 6. Inovasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dengan P3A 1. Pembentukan dan Legalitas Kelembagaan 2. Visi, Misi, dan Tujuan 3. Potensi dan Kondisi Kelembagaan a. Wilayah Kerja b. Kepengurusan c. Administrasi Kelembagaan d. Aktivitas Kelembagaan e. Inovasi 4. Program Kerja a. Perencanaan Program Kerja b. Realisasi Program Kerja HUBUNGAN PEMERINTAH KOTA/KABUPATEN DENGAN P3A DALAM PENGUATAN KELEMBAGAN P3A KEUANGAN Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dengan P3A 1. Mekanisme Penarikan IPAIR 2. Hasil IPAIR 3. Pemanfaatan Hasil IPAIR 4. Pengembangan usaha ekonomi 5. Inovasi
  • 16. HUBUNGAN DINAS PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN P3A TEKNIS IRIGASI TEKNIS PENYELENGGARAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN (OP) IRIGASI No. Paramater Himpunan Petani Pemakai Air HIPPA GHIPPA IHIPPA 1. Basis Pengelolaan ● Daerah Layanan Suatu daerah layanan/petak tersier atau desa Blok sekunder, gabungan beberapa blok sekunder, atau satu daerah irigasi Daerah layanan blok primer, gabungan beberapa blok primer, atau satu daerah irigasi ● Bangunan Boks Tersier Bangunan Sadap Bangunan Sadap Boks Kuarter Bangunan Bagi Bangunan Bagi Bangunan Pelengkap Bangunan Bagi-Sadap Bangunan Bagi-Sadap Bangunan Pelengkap Bangunan Pelengkap ● Saluran Saluran Tersier/Kuarter Saluran Sekunder Saluran Primer 1. Perencanaan OP (Operasi Pemeliharaan) 2. Pelaksanaan Operasi Irigasi 3. Pelaksanaan Pemeliharaan Jaringan 4. Pengembangan Irigasi WILAYAH KERJA Petak Tersier max 150 Ha Petak Kuarter 10 – 15 Ha
  • 17. HUBUNGAN DINAS PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN P3A/HIPPA Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Operasi jaringan irigasi adalah upaya pengaturan air irigasi dan pembuangannya, termasuk kegiatan: 1. Membuka, menutup pintu bangunan irigasi. 2. Menyusun rencana tata tanam. 3. Menyusun sistem golongan 4. Menyusun rencana pembagian air. 5. Melaksanakan kalibrasi pintu/bangunan. 6. Mengumpulkan data, memantau dan mengevaluasi. Sedangkan pemeliharaan jaringan irigasi adalah upaya menjaga dan mengamankan jaringan irigasi agar selalu dapat berfungsi dengan baik guna memperlancar pelaksanaan operasi dan mempertahankan kelestariannya. HIPPA dapat bekerjasama dalam berpartisipasi dalam operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi primer dan sekunder serta dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaannya. Rehabilitasi Jaringan Irigasi Rehabilitasi jaringan irigasi adalah kegiatan perbaikan jaringan irigasi guna mengembalikan fungsi dan pelayanan irigasi seperti semula. HIPPA/ GHIPPA/ IHIPPA dapat berperan serta dalam rehabilitasi jaringan irigasi primer dan sekunder sesuai kebutuhan dan kemampuannya.
  • 18. No. Paramater Kelembagaan Pengelola Irigasi HIPPA GHIPPA IHIPPA 1. Basis Pengelolaan ● Daerah Layanan suatu daerah layanan/petak tersier atau desa Blok sekunder, gabungan beberapa blok sekunder, atau satu daerah irigasi Daerah layanan blok primer, gabungan beberapa blok primer, atau satu daerah irigasi ● Bangunan Boks Tersier Bangunan Sadap Bangunan Sadap Boks Kuarter Bangunan Bagi Bangunan Bagi Bangunan Pelengkap Bangunan Bagi-Sadap Bangunan Bagi-Sadap Bangunan Pelengkap Bangunan Pelengkap ● Saluran Saluran Tersier/Kuarter Saluran Sekunder Saluran Primer 2. Wewenang dan Tanggung Jawab Bertanggung-jawab pengelolaan jaringan tersier Berpartisipasi dalam pengembangan dan pengelolaan jaringan sekunder/primer sesuai daerah layanan 3. Aktivitas Pengelolaan Pemberian air irigasi adalah kegiatan menyalurkan air dengan jumlah tertentu dari jaringan primer atau jaringan sekunder ke petak tersier Pembagian air irigasi adalah kegiatan membagi air di bangunan bagi dalam jaringan primer dan/atau jaringan sekunder HUBUNGAN DINAS PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN P3A/HIPPA WEWENANG