5. MANAJEMEN LAKTASI IBU BEKERJA
Menurut Roesli (2008) Langkah –langkah yang dianjurkan dalam
manajemen laktasi pada ibu yang bekerja
1. Sebelum berangkat kerja ibu tetap menyusui bayinya.
2. ASI yang berlebihan dapat diperas atau di pompa, disimpan
dilemari pendingin .
3. ibu bekerja ASi dapat diperas atau di pompa dan di simpan di
lemari pendingin di tempat kerja,atau diantar pulang.
4. Jika ASI perah di simpan di lemari pendingin,maka untuk
menghangatkan ASI dengan mengalirkan air hangat ke luar
permukaan botol .Cara lain merendam sebagaian permukaan
botol ASI tersebut ke dalam wadah berisi air hangat. Diamkan
selama 15 menit hingga ASI dalam botol terasa cukup hangat atau
sesuai suhu pada bayi. ASI perah tidak di anjurkan untuk
dipanaskan menggunakan microwave atauapun menggunakan
kompor seperti di rebus.
5. Periksa suhu ASI yang sudah di hangatkan dengan cara diteteskan
di telapak tangan sesuai dengan suhu tubuh.
6. Cicipi dahulu ASI sebelum diberikan kepada bayi untuk
mengetahui ASI perah sudah basi atau masih aman
6. ASI PERAH (ASIP)
ASIP adalah ASI yang diambil dengan cara diperas dari
payudara baik menggunakan tangan maupun
menggunakan alat untuk kemudian disimpan dan
nantinya diberikan pada bayi. Waktu terbaik untuk
memerah ASI adalah pada saat payudara sedang
penuh sementara ibu tidak bisa menyusui, atau bayi
sudah kenyang sedangkan air susu dalam payudara
belum habis (AIMI, 2011).
ASIP merupakan salah satu alternatif bagi ibu pekerja
yang memiliki komitmen memberikan ASI kepada
bayinya meskipun mereka bekerja sehingga nutrisi
bayi tetap terpenuhi dengan ASI.
7. Menurut beberapa penelitian kandungan vitamin
A, D dan E dalam ASIP masih relatif lebih stabil
jika disimpan selama seminggu pada suhu -20o
(membeku), sedangkan kandungan vitamin C
relatif lebih cepat berkurang, demikian pula
dengan kandungan zatkekebalan tubuh. Walau
kandungan zatnya berkurang seiring makin
lama penyimpanan, namun jumlah semua zat
pada ASIP tersebut tetap masih dalam batas nilai
yang telah ditetapkan secara internasional dan
baik diberikan pada bayi
8. PERSIAPAN SEBELUM MEMERAH ASI
Sebagai persiapan untuk memeras air susu, baik secara
manual maupun mekanis, pertama-tama cuci bersih kedua
tangan ibu dan pastikan semua wadah dan peralatan
(botol, cangkir,pompa) yang akan digunakan dalam
keadaan steril. Untuk membersihkan dan mensterilkan
pompa, ikutilah petunjuk dari pabrik yang biasanya tertera
pada brosur penyerta produk(Marmi, 2012)
Ibu dalam posisi santai dan nyaman. Ada sebagian ibu yang
minum, mendengarkan musik, memikirkan sang bayi, atau
mengamati foto bayinya sebelum memeras dengan maksud
membantu melancarkan aliran air susunya (Marmi, 2012).
Memijat-mijat payudara sebelum memeras juga membantu
melancarkan aliran air susu dengan cara mengurut
perlahan-lahan payudara ke arah bawah dan lakukan
gerakan melingkar membentuk spiral ke arah puting susu
(Azisya, 2010)
9. CARA MEMERAH ASI
Cara mengeluarkan ASI dengan Tangan
1. Cuci tangan sampai bersih
2. Siapkan cangkir/gelas bertutup yang telah dicuci dengan air
mendidih.
3. Lakukan masase payudara
4. Dengan ibu jari di sekitar kalang payudara bagian atas dan jari
telunjuk pada sisi yang lain, lalu daerah kalang payudara ditekan
kearah dada.
5. Daerah kalang payudara diperas dengan ibu jari dan jari telunjuk,
jangan memijat/menekan putting, karena dapat menyebabkan rasa
nyeri/lecet.
6. Tekan kemudian lepaskan (tekan lepas berulang-ulang), pada
mulanya ASI tidak keluar, setelah beberapa kali maka ASI akan
keluar.
7. Gerakan ini diulang pada sekitar kalang payudara pada semua sisi,
agar yakin bahwa ASI telah diperas dari semua segmen payudara.
8. Jangan memijat atau menarik putting susu, karena ini tidak akan
mengeluarkan ASI dan aka nmenyebabkan rasa sakit(Suryoprajogo,
2009).
10. Mengeluarkan ASI dengan Pompa
Ada 2 macam bentuk pompa
a)Pompa manual / tangan. Ada beberapa tipe pompa
manual antara lain :
(1)Tipe silindris atau Piston Pompa ini efektif dan
mudah dipakai. Dengan gerakan piston yang ditarik
kebawah akan lebih mudah mengontrol kekuatan
tekanan isapan. ASI akan ditampung di botol yang
ditempelkan di pompa.
(2)Tipe kerucut /plastik dan bola karet/tipe terompet
(Squeezeand bulb atau horn) Tipe ini tidak dianjurkan
untuk dipakai karena dapat menyakitkan dan dapat
menyebabkan kerusakan putting susu serta jaringan
payudara. Kekuatan tekanan isapan sukar diatur.
11. b. Pompa elektrik
Beberapa macam pompa elektrik
sudah ada di beberapa kota besar
karena umumnya harganya sangat
mahal sehingga penggunaannya
terbatas di rumah sakit besar
(Marmi, 2012).
12. Cara penyimpanan
ASI PERAH
Simpan ASI dalam botol yang telah disterilkan
terlebih dahulu
Simpan ASI dalam botol yang tertutup rapat
karena masih ada peluang untuk berinteraksi
dengan udara.
Jika terpaksa menggunakan botol plastik,
pastikan plastik nya cukup kuat (tidak meleleh
jika direndam air panas karena bahaya bagi
bayi).
Jangan memakai botol susu berwarna atau
bergambar karena ada kemungkinan catnya
meleleh jika terkena panas.
13. Jangan campur ASI yang diperah sekarang
dengan ASI yang diperas sebelumnya. Untuk
itu berilah botol dengan label kapan ASI
diperah (tanggal dan jam).
Jika dalam satu hari ibu memompa atau
memerah ASI beberapa kali, bisa saja ASI itu
digabungkan dalam botol yang sama.
Saratnya, suhu tempat botol disimpan stabil,
antara 0-15.C
.
14. Penggabungan hasil simpangan ini bisa
dilakukan, asalkan jangka waktu
pemompaan/pemerahan pertama sampai
dengan terakhir tidak lebih dari 24 jam.
Ibu juga dapat membuat ruangan terpisah
dengan cara menempatkan botol ASI dalam
container plastik yang tentunya dibersihkan
terlebih dahulu dengan baik.
15. Lama penyimpanan ASI Perah
Lama penyimpanan ASI tergantung pada tempat dan
suhu penyimpanan ASI (Khasanah, 2011).
ASI perah dapat dibiarkan dalam suhu kamar (19-
25°C) selama 6-8 jam.
Apabila ASI masih berupa kolostrum (susu awal atau
susu yang pertama kali keluar pada 1-7 hari setelah
kelahiran) bisa disimpan sampai 12 jam dalam suhu
kamar.
Jika ruangan tidak ber-AC, disarankan tidak lebih dari
4 jam.Namun, jika ruangan ber-AC, bisa sampai 6 jam.
Namun perlu diingat bahwa suhu ruangan tersebut
harus stabil. Misalnya,ruangan ber-AC tidak mati
sama sekali selama botol ASI ada didalamnya.
16. Bila ASI disimpan dalam lemari pendingin (suhu 4°C)
bisa bertahan selama 24-48 jam.
Jika ditaruh dalam lemari pembeku (suhu -4°C)
biasanya dapat bertahan hingga 2 minggu lebih.
Namun, jangan menyimpan ASI ini dibagian pintu
freezer (lemari pendinginan) karena bagian iniyang
mengalami perubahan dalam variasi suhu udara
terbesar. Jika ibu kebetulan memilikif reezer
penyimpan daging yang terpisah atau deep freezer
yang umumnya memiliki suhu lebuh rendah dari
freezer biasa (suhu -18°C), ASI bisa bertahan sampai 4
bulan. Akan tetapi, ASI yang ditaruh dalam freezer
lebih baikdari pada disimpan dalam lemari pembeku
17. Cara memberikan ASI yang sudah didinginkan kepada
bayi
Dalam memberikan ASI beku untuk bayi, sebaiknya
pindahkan terlebih dahulu ASI kelemari pendingin agar
mencair. Kemudian ASI diambil seperlunya (sesuai jumlah
kebutuhan bayi sekali minum) supaya dihangatkan jika
akan diberikan kepada bayi.
Panaskan ASI dengan cara membiarkan botol ASI dalam
kondisi masih tertutup dialiri hangat yang keluar dari
keran atau merendam botol di dalam baskom maupun
mangkuk yang berisiair hangat
Jangan sekali-kali memanaskan botol yang berisi ASI beku
dengan cara mendidihkan nya dalam panci,menggunakan
microwave, ataupun alat pemanas lainnya, kecuali yang
memang didesain untuk memanaskan botol berisis
simpanan ASI
18. Sesuaikan jumlah susu yang dipanaskan dengan kebiasaan
seberapa banyak bayi meminum ASI. Ingat, susu yang
sudah dipanaskan tidak bisa disimpa lag
Saat memberikan ASI pada bayi, akan lebih baik jika
menggunakan cangkir atau sendok, bukan dot. Hal ini
dimaksudkan agar saat ibu menyusui langsung, bayi tidak
menolak menyusu.
Berikan ASI secara perlahan dan sabar agar bayi tidak
tersedak hingga bayi mendapatkan ASI dalam jumlah yang
mencukupi. Jika memberikan ASI dalam cangkir, pastikan
berikan dengan perlahan dan biarkan bayi berusaha
sendiri menghisap air susu itu.Berikan juga waktu istirahat
sejenak saat bayi hendak minum sehingga hal ini bisa
meminimalisir kemungkinan ia tersedak.(Khasanah, 2011).
19.
20. A. Puting Susu Lecet
Masalah tersering dalam menyusui
adalah puting susu nyeri/lecet, sekitar
57% dari ibu yang menyusui dilaporkan
pernah menderita kelecetan pada
putingnya. Penyebab puting susu lecet
diantaranya adalah: kesalahan dalam
teknik menyusui, monoliasis (infeksi
jamur candida) pada mulut bayi yang
menular pada puting susu ibu,
pemakaian sabun, alkohol, krim, atau zat
iritan lainnya untukmencuci puting susu,
bayi dengan tali lidah pendek serta ibu
yang menghentikan menyusu dengan
kurang hati-hati.
21. Cara mengatasi permasalahan ini bisa
dengan cara tidak membersihkan
puting susu dengan sabun, alkohol,
krim atau zat-zat iritan lainya; diajarkan
cara melepaskan puting dari hisapan
bayi dengan cara tidak dengan
memaksa menarik puting, tetapi
dengan menekan dagu bayi atu dengan
memasukkan jari kelingking yang
bersih ke mulut bayi; posisi menyusui
harus benar.
22. Menyusui Puting susu nyeri/lecet
Bayi harus disusukan terlebih dahulu
pada puting yang lecetnya lebih sedikit.
Menyusui lebih sering dan lebih lama
pada payudara yang bengkak untuk
melancarkan aliran ASI dan
menurunkan tegangan payudara.
Oleskan ASI setiap sebelum dan
sesudah menyusui.
23. b). Payudara Bengkak
Pembengkakan payudara terjadi karena ASI
tidak disusu dengan adekuat, sehingga sisa
ASI terkumpul pada sistem duktus yang
mengakibatkan terjadinya pembengkakan.
Payudara bengkak ini sering terjadi pada hari
ketiga atau keempat sesudah ibu melahirkan.
Statis pada pembuluh darah dan limfe akan
mengakibatkan meningkatnya tekanan
intraduktal,yang akan mempengaruhi
berbagai segmen pada payudara yang
mengakibatkan payudara sering terasa penuh,
tegang, serta nyeri.
24. Cara mengatasi masalah ini, dapat
dilakukan dengan: Masasage payudara;
kompres dingin untuk mengurangi statis
pembuluh darah, bisa dilakukan selang-
seling dengan air panas; menyusui lebih
sering dan lebih lama pada payudara yang
membengkak, hal ini dimaksudkan supaya
aliran ASI lancar dan menurunkan
tegangan payudara.
25. C. Saluran Susu Tersumbat
Masalah menyusui ini merupakan suatu keadaan
dimana terjadi sumbatan pada satu atau lebih
saluran kecil yang berfungsi menyalurkan ASI.
Penyebabnya bisa dikarenakan: tekanan jari ibu
pada waktu menyusui; pemakaian BH yang terlalu
ketat; komplikasi payudara bengkak, yaitu susu
yang terkumpul tidak segera dikeluarkan sehingga
membentuk sumbatan.
26. Cara mengatasi masalah ini adalah
dengan
Masase payudara, kompres dingin untuk
mengurangi statis pembuluh darah, bisa
dilakukan selang-seling dengan air panas,
ibu dianjurkan untuk mengeluarkan ASI
dengan tangan atau dengan pompa setiap
kali setelah menyusui, bila payudara masih
terasa penuh; ubah-ubah posisi menyusui
untuk melancarkan ASI.
27. D. Mastitis
Mastitis merupakan radang pada
payudara. Radang ini dapat
disebabkan karena: tidak disusu
secara adekuat; puting yang lecet
sehingga memudahkan masuknya
kuman, BH yang terlalu ketat, ibu
yang sedang menjalankan diit
yang kurang baik, kurang istirahat
serta anemia.
28. Cara mengatasi masalah ini bisa dengan:
Menyusui diteruskan. Pertama bayi
disusukan pada payudara yang terkena
selama dan sesering mungkin, agar
payudara kosong, kemudian pada
payudara yang normal, berilah kompres
panas, bisa menggunakan shower hangat
atau lap basah panas pada payudara yang
saluran payudaranya terhambat, ubahlah
posisi meyususui dari waktu kewaktu,
pakailah baju/BH yang longgar, istirahat
cukup,makan-makanan bergizi ,banyak
minum sekitar 2 liter perhari
29. E. Abses
Mastitis dan Abses merupakan sesuatu yang
berbeda. Abses pada payudara merupakan
kelanjutan/ komplikasi dari mastitis. Hal ini
disebabkan karena meluasnya peradangan dalam
payudara tersebut. Cara mengatasi masalah ini
dengan pemberian antibiotic dan analgetik, untuk
itu segera datang ke petugas kesehatan untuk
mendapatkan penatalaksanaan masalah ini
30.
31.
32. Pengertian Perawatan payudara
1. Perawatan payudara merupakan suatu tindakan
untuk merawat payudara terutama pada masa nifas
untuk memperlancar pengeluaran ASI (Kumalasari,
2015)
2. Perawatan payudara tidak hanya dilakukan sebelum
melahirkan, tetapi dilakukan setelah melahirkan.
Perawatan yang dilakukan terhadap payudara
bertujuan melancarkan sirkulasi darah dan
mencegah sumbatan saluran susu sehingga
memperlancar pengeluaran ASI (Roito H and
Mardiah, 2008).
33. Perawatan Payudara ibu nifas
Tujuan perawatan payudara pada ibu nifas
1. Memperbaiki sirkulasi darah.
2. Menjaga kebersihan payudara, terutama kebersihan
puting susu agar terhindar dari infeksi.
3. Menguatkan alat payudara, memperbaiki bentuk puting
susu sehingga bayi menyusui dengan baik
4. Dapat merangsang kelenjar air susu, sehingga produksi
ASI menjadi lancar.
5. Untuk mengetahui secara dini kelainan pada puting susu
ibu dan melakukan usaha untuk mengatasinya.
6. Mempersiapkan psikologis ibu untuk menyusui.7)
7. Mencegah pembendungan ASI
34. Akibat yang timbul jika tidak melakukan perawatan
payudara diantaranya
1. Anak susah menyusu karena payudara yang kotor.
2. Puting susu tenggelam sehingga bayi susah
menyusu.
3. ASI akan lama keluar sehingga berdampak bayi.
4. Produksi ASI terbatas karena kurang dirangsang
melalui pemijatan dan pengurutan.
5. Terjadinya pembengkakan, peradangan pada
payudara dan kulit payudara terutama pada bagian
puting mudah lecet.
35. Langkah perawatan payudara diantaranya:
1)Persiapkan ibu
a) Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
b) Buka pakian
2)Persiapkan alat
a) Handuk
b) Kapas yang dibentuk bulat
c) Minyak kelapa atau baby oil
d) Waslap atau handuk kecil untuk kompres
e) Baskom dua yang masing-masing berisi air
hangat dan air dingin
36. 3)Pelaksanaana)
a. Buka pakaian ibu, lalu letakkan handuk di atas
panggkuan ibu tutuplah payudara dengan handuk
b. Buka handuk pada daerah payudara dan taruh di
pundakibu
c. Kompres puting susu dengan menggunakan kapas
minyak selama 3-5 menit agar epitel yang lepas tidak
menumpuk,lalu bersihkan kerak-kerak pada puting
susu
d. Bersihkan dan tariklah puting susu keluar terutama
untuk puting susu ibu yang datar
e. Ketuk-ketuk sekeliling puting susu dengan ujung-
ujung jari
37. Teknik Pengurutan Payudara)
A.Pengurutan I
Licinkan kedua tangan dengan baby oil
Menyokong payudara kiri dengan tangan kiri, lakukan
gerakan kecil dengan dua atau tiga jari tangan, mulai
dari pangkal payudara dengan gerakan memutar
berakhir pada daerah puting ( dilakukan 20-30 kali)
B Pengurutan II
Membuat gerakan memutar sambil menekan dari
pangkal payudara dan berakhir pada puting susu
(dilakukan 20-30 kali) pada kedua payudara.
38. C.Pengurutan III
Meletakkkan kedua tangan di antara payudara,
mengurut dari tengah ke atas sambil mengangkat
kedua payudara dan lepaskan keduanya berlahan
D.Pengurutan IV
(1)Mengurut payudara dengan sisi kelingking dari arah
pangkal ke arah putting
(2)Payudara dikompres dengan air hangat lalu dingin
secara bergantian kira-kira lima menit
(3)Keringkan dengan handuk dan pakailah BH khusus
yang dapat menopang payudara
39. Pengertian Menyusui tidak Efektif
Menyusui tidak efektif merupakan kondisi
dimana ibu dan bayi mengalami ketidak puasan atau
kesukaran pada proses menyusui (Tim Pokja SDKI
DPP PPNI,2016).
Kegagalan dalam proses menyusui disebabkan
karena timbul beberapa masalah, baik masalah pada
ibu maupun masalah pada bayi. Masalah dari ibu yang
timbul selama menyusui dapat dimulai sejak sebelum
pesalinan, pada masa pasca persalinan dini, dan masa
pasca persalian lanjut (Maryunani, 2015).
40. Menurut (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016)
Penyebab menyusui tidak efektif dari fisiologis
diantaranya
1. Ketidakadekuatan suplai ASI
2. Hambatan pada neonates (mis. prematuritas,
sumbing)
3. Anomali payudara ibu ( mis. puting yang masukke
dalam)
4. Ketidak adekuatan refleks oksitosin
5. Ketidak adekuatan refleks menghisap bayi
6. Payudara bengkak
7. Riwayat operasi payudara
8. Kelahiran kembar
41. Penyebab menyusui tidak efektif dari
situasional
Tidak rawat gabung
Kurang terpapar informasitentang
pentingnya menyusui adan metode
menyusui
Kurang dukungan keluarga
Faktor budaya