SlideShare a Scribd company logo
Materi III
1. Menyusui pada ibu yang bekerja
2. ASI Perah
3. Perawatan Payudara
4. Masalah - masalah Saat Menyusui
5. Menyusui Tidak efektif
MANAJEMEN LAKTASI PADA IBU BEKERJA
MANAJEMEN LAKTASI IBU BEKERJA
Menurut Roesli (2008) Langkah –langkah yang dianjurkan dalam
manajemen laktasi pada ibu yang bekerja
1. Sebelum berangkat kerja ibu tetap menyusui bayinya.
2. ASI yang berlebihan dapat diperas atau di pompa, disimpan
dilemari pendingin .
3. ibu bekerja ASi dapat diperas atau di pompa dan di simpan di
lemari pendingin di tempat kerja,atau diantar pulang.
4. Jika ASI perah di simpan di lemari pendingin,maka untuk
menghangatkan ASI dengan mengalirkan air hangat ke luar
permukaan botol .Cara lain merendam sebagaian permukaan
botol ASI tersebut ke dalam wadah berisi air hangat. Diamkan
selama 15 menit hingga ASI dalam botol terasa cukup hangat atau
sesuai suhu pada bayi. ASI perah tidak di anjurkan untuk
dipanaskan menggunakan microwave atauapun menggunakan
kompor seperti di rebus.
5. Periksa suhu ASI yang sudah di hangatkan dengan cara diteteskan
di telapak tangan sesuai dengan suhu tubuh.
6. Cicipi dahulu ASI sebelum diberikan kepada bayi untuk
mengetahui ASI perah sudah basi atau masih aman
ASI PERAH (ASIP)
ASIP adalah ASI yang diambil dengan cara diperas dari
payudara baik menggunakan tangan maupun
menggunakan alat untuk kemudian disimpan dan
nantinya diberikan pada bayi. Waktu terbaik untuk
memerah ASI adalah pada saat payudara sedang
penuh sementara ibu tidak bisa menyusui, atau bayi
sudah kenyang sedangkan air susu dalam payudara
belum habis (AIMI, 2011).
ASIP merupakan salah satu alternatif bagi ibu pekerja
yang memiliki komitmen memberikan ASI kepada
bayinya meskipun mereka bekerja sehingga nutrisi
bayi tetap terpenuhi dengan ASI.
Menurut beberapa penelitian kandungan vitamin
A, D dan E dalam ASIP masih relatif lebih stabil
jika disimpan selama seminggu pada suhu -20o
(membeku), sedangkan kandungan vitamin C
relatif lebih cepat berkurang, demikian pula
dengan kandungan zatkekebalan tubuh. Walau
kandungan zatnya berkurang seiring makin
lama penyimpanan, namun jumlah semua zat
pada ASIP tersebut tetap masih dalam batas nilai
yang telah ditetapkan secara internasional dan
baik diberikan pada bayi
PERSIAPAN SEBELUM MEMERAH ASI
 Sebagai persiapan untuk memeras air susu, baik secara
manual maupun mekanis, pertama-tama cuci bersih kedua
tangan ibu dan pastikan semua wadah dan peralatan
(botol, cangkir,pompa) yang akan digunakan dalam
keadaan steril. Untuk membersihkan dan mensterilkan
pompa, ikutilah petunjuk dari pabrik yang biasanya tertera
pada brosur penyerta produk(Marmi, 2012)
 Ibu dalam posisi santai dan nyaman. Ada sebagian ibu yang
minum, mendengarkan musik, memikirkan sang bayi, atau
mengamati foto bayinya sebelum memeras dengan maksud
membantu melancarkan aliran air susunya (Marmi, 2012).
 Memijat-mijat payudara sebelum memeras juga membantu
melancarkan aliran air susu dengan cara mengurut
perlahan-lahan payudara ke arah bawah dan lakukan
gerakan melingkar membentuk spiral ke arah puting susu
(Azisya, 2010)
CARA MEMERAH ASI
Cara mengeluarkan ASI dengan Tangan
1. Cuci tangan sampai bersih
2. Siapkan cangkir/gelas bertutup yang telah dicuci dengan air
mendidih.
3. Lakukan masase payudara
4. Dengan ibu jari di sekitar kalang payudara bagian atas dan jari
telunjuk pada sisi yang lain, lalu daerah kalang payudara ditekan
kearah dada.
5. Daerah kalang payudara diperas dengan ibu jari dan jari telunjuk,
jangan memijat/menekan putting, karena dapat menyebabkan rasa
nyeri/lecet.
6. Tekan kemudian lepaskan (tekan lepas berulang-ulang), pada
mulanya ASI tidak keluar, setelah beberapa kali maka ASI akan
keluar.
7. Gerakan ini diulang pada sekitar kalang payudara pada semua sisi,
agar yakin bahwa ASI telah diperas dari semua segmen payudara.
8. Jangan memijat atau menarik putting susu, karena ini tidak akan
mengeluarkan ASI dan aka nmenyebabkan rasa sakit(Suryoprajogo,
2009).
Mengeluarkan ASI dengan Pompa
Ada 2 macam bentuk pompa
a)Pompa manual / tangan. Ada beberapa tipe pompa
manual antara lain :
(1)Tipe silindris atau Piston Pompa ini efektif dan
mudah dipakai. Dengan gerakan piston yang ditarik
kebawah akan lebih mudah mengontrol kekuatan
tekanan isapan. ASI akan ditampung di botol yang
ditempelkan di pompa.
(2)Tipe kerucut /plastik dan bola karet/tipe terompet
(Squeezeand bulb atau horn) Tipe ini tidak dianjurkan
untuk dipakai karena dapat menyakitkan dan dapat
menyebabkan kerusakan putting susu serta jaringan
payudara. Kekuatan tekanan isapan sukar diatur.
b. Pompa elektrik
Beberapa macam pompa elektrik
sudah ada di beberapa kota besar
karena umumnya harganya sangat
mahal sehingga penggunaannya
terbatas di rumah sakit besar
(Marmi, 2012).
Cara penyimpanan
ASI PERAH
 Simpan ASI dalam botol yang telah disterilkan
terlebih dahulu
 Simpan ASI dalam botol yang tertutup rapat
karena masih ada peluang untuk berinteraksi
dengan udara.
 Jika terpaksa menggunakan botol plastik,
pastikan plastik nya cukup kuat (tidak meleleh
jika direndam air panas karena bahaya bagi
bayi).
 Jangan memakai botol susu berwarna atau
bergambar karena ada kemungkinan catnya
meleleh jika terkena panas.
 Jangan campur ASI yang diperah sekarang
dengan ASI yang diperas sebelumnya. Untuk
itu berilah botol dengan label kapan ASI
diperah (tanggal dan jam).
 Jika dalam satu hari ibu memompa atau
memerah ASI beberapa kali, bisa saja ASI itu
digabungkan dalam botol yang sama.
Saratnya, suhu tempat botol disimpan stabil,
antara 0-15.C
.
 Penggabungan hasil simpangan ini bisa
dilakukan, asalkan jangka waktu
pemompaan/pemerahan pertama sampai
dengan terakhir tidak lebih dari 24 jam.
 Ibu juga dapat membuat ruangan terpisah
dengan cara menempatkan botol ASI dalam
container plastik yang tentunya dibersihkan
terlebih dahulu dengan baik.
Lama penyimpanan ASI Perah
Lama penyimpanan ASI tergantung pada tempat dan
suhu penyimpanan ASI (Khasanah, 2011).
 ASI perah dapat dibiarkan dalam suhu kamar (19-
25°C) selama 6-8 jam.
 Apabila ASI masih berupa kolostrum (susu awal atau
susu yang pertama kali keluar pada 1-7 hari setelah
kelahiran) bisa disimpan sampai 12 jam dalam suhu
kamar.
 Jika ruangan tidak ber-AC, disarankan tidak lebih dari
4 jam.Namun, jika ruangan ber-AC, bisa sampai 6 jam.
Namun perlu diingat bahwa suhu ruangan tersebut
harus stabil. Misalnya,ruangan ber-AC tidak mati
sama sekali selama botol ASI ada didalamnya.
 Bila ASI disimpan dalam lemari pendingin (suhu 4°C)
bisa bertahan selama 24-48 jam.
 Jika ditaruh dalam lemari pembeku (suhu -4°C)
biasanya dapat bertahan hingga 2 minggu lebih.
Namun, jangan menyimpan ASI ini dibagian pintu
freezer (lemari pendinginan) karena bagian iniyang
mengalami perubahan dalam variasi suhu udara
terbesar. Jika ibu kebetulan memilikif reezer
penyimpan daging yang terpisah atau deep freezer
yang umumnya memiliki suhu lebuh rendah dari
freezer biasa (suhu -18°C), ASI bisa bertahan sampai 4
bulan. Akan tetapi, ASI yang ditaruh dalam freezer
lebih baikdari pada disimpan dalam lemari pembeku
Cara memberikan ASI yang sudah didinginkan kepada
bayi
 Dalam memberikan ASI beku untuk bayi, sebaiknya
pindahkan terlebih dahulu ASI kelemari pendingin agar
mencair. Kemudian ASI diambil seperlunya (sesuai jumlah
kebutuhan bayi sekali minum) supaya dihangatkan jika
akan diberikan kepada bayi.
 Panaskan ASI dengan cara membiarkan botol ASI dalam
kondisi masih tertutup dialiri hangat yang keluar dari
keran atau merendam botol di dalam baskom maupun
mangkuk yang berisiair hangat
 Jangan sekali-kali memanaskan botol yang berisi ASI beku
dengan cara mendidihkan nya dalam panci,menggunakan
microwave, ataupun alat pemanas lainnya, kecuali yang
memang didesain untuk memanaskan botol berisis
simpanan ASI
 Sesuaikan jumlah susu yang dipanaskan dengan kebiasaan
seberapa banyak bayi meminum ASI. Ingat, susu yang
sudah dipanaskan tidak bisa disimpa lag
 Saat memberikan ASI pada bayi, akan lebih baik jika
menggunakan cangkir atau sendok, bukan dot. Hal ini
dimaksudkan agar saat ibu menyusui langsung, bayi tidak
menolak menyusu.
 Berikan ASI secara perlahan dan sabar agar bayi tidak
tersedak hingga bayi mendapatkan ASI dalam jumlah yang
mencukupi. Jika memberikan ASI dalam cangkir, pastikan
berikan dengan perlahan dan biarkan bayi berusaha
sendiri menghisap air susu itu.Berikan juga waktu istirahat
sejenak saat bayi hendak minum sehingga hal ini bisa
meminimalisir kemungkinan ia tersedak.(Khasanah, 2011).
A. Puting Susu Lecet
 Masalah tersering dalam menyusui
adalah puting susu nyeri/lecet, sekitar
57% dari ibu yang menyusui dilaporkan
pernah menderita kelecetan pada
putingnya. Penyebab puting susu lecet
diantaranya adalah: kesalahan dalam
teknik menyusui, monoliasis (infeksi
jamur candida) pada mulut bayi yang
menular pada puting susu ibu,
pemakaian sabun, alkohol, krim, atau zat
iritan lainnya untukmencuci puting susu,
bayi dengan tali lidah pendek serta ibu
yang menghentikan menyusu dengan
kurang hati-hati.
Cara mengatasi permasalahan ini bisa
dengan cara tidak membersihkan
puting susu dengan sabun, alkohol,
krim atau zat-zat iritan lainya; diajarkan
cara melepaskan puting dari hisapan
bayi dengan cara tidak dengan
memaksa menarik puting, tetapi
dengan menekan dagu bayi atu dengan
memasukkan jari kelingking yang
bersih ke mulut bayi; posisi menyusui
harus benar.
Menyusui Puting susu nyeri/lecet
 Bayi harus disusukan terlebih dahulu
pada puting yang lecetnya lebih sedikit.
 Menyusui lebih sering dan lebih lama
pada payudara yang bengkak untuk
melancarkan aliran ASI dan
menurunkan tegangan payudara.
 Oleskan ASI setiap sebelum dan
sesudah menyusui.
b). Payudara Bengkak
 Pembengkakan payudara terjadi karena ASI
tidak disusu dengan adekuat, sehingga sisa
ASI terkumpul pada sistem duktus yang
mengakibatkan terjadinya pembengkakan.
Payudara bengkak ini sering terjadi pada hari
ketiga atau keempat sesudah ibu melahirkan.
Statis pada pembuluh darah dan limfe akan
mengakibatkan meningkatnya tekanan
intraduktal,yang akan mempengaruhi
berbagai segmen pada payudara yang
mengakibatkan payudara sering terasa penuh,
tegang, serta nyeri.
 Cara mengatasi masalah ini, dapat
dilakukan dengan: Masasage payudara;
kompres dingin untuk mengurangi statis
pembuluh darah, bisa dilakukan selang-
seling dengan air panas; menyusui lebih
sering dan lebih lama pada payudara yang
membengkak, hal ini dimaksudkan supaya
aliran ASI lancar dan menurunkan
tegangan payudara.
C. Saluran Susu Tersumbat
 Masalah menyusui ini merupakan suatu keadaan
dimana terjadi sumbatan pada satu atau lebih
saluran kecil yang berfungsi menyalurkan ASI.
Penyebabnya bisa dikarenakan: tekanan jari ibu
pada waktu menyusui; pemakaian BH yang terlalu
ketat; komplikasi payudara bengkak, yaitu susu
yang terkumpul tidak segera dikeluarkan sehingga
membentuk sumbatan.
 Cara mengatasi masalah ini adalah
dengan
Masase payudara, kompres dingin untuk
mengurangi statis pembuluh darah, bisa
dilakukan selang-seling dengan air panas,
ibu dianjurkan untuk mengeluarkan ASI
dengan tangan atau dengan pompa setiap
kali setelah menyusui, bila payudara masih
terasa penuh; ubah-ubah posisi menyusui
untuk melancarkan ASI.
D. Mastitis
 Mastitis merupakan radang pada
payudara. Radang ini dapat
disebabkan karena: tidak disusu
secara adekuat; puting yang lecet
sehingga memudahkan masuknya
kuman, BH yang terlalu ketat, ibu
yang sedang menjalankan diit
yang kurang baik, kurang istirahat
serta anemia.
 Cara mengatasi masalah ini bisa dengan:
Menyusui diteruskan. Pertama bayi
disusukan pada payudara yang terkena
selama dan sesering mungkin, agar
payudara kosong, kemudian pada
payudara yang normal, berilah kompres
panas, bisa menggunakan shower hangat
atau lap basah panas pada payudara yang
saluran payudaranya terhambat, ubahlah
posisi meyususui dari waktu kewaktu,
pakailah baju/BH yang longgar, istirahat
cukup,makan-makanan bergizi ,banyak
minum sekitar 2 liter perhari
E. Abses
Mastitis dan Abses merupakan sesuatu yang
berbeda. Abses pada payudara merupakan
kelanjutan/ komplikasi dari mastitis. Hal ini
disebabkan karena meluasnya peradangan dalam
payudara tersebut. Cara mengatasi masalah ini
dengan pemberian antibiotic dan analgetik, untuk
itu segera datang ke petugas kesehatan untuk
mendapatkan penatalaksanaan masalah ini
Pengertian Perawatan payudara
1. Perawatan payudara merupakan suatu tindakan
untuk merawat payudara terutama pada masa nifas
untuk memperlancar pengeluaran ASI (Kumalasari,
2015)
2. Perawatan payudara tidak hanya dilakukan sebelum
melahirkan, tetapi dilakukan setelah melahirkan.
Perawatan yang dilakukan terhadap payudara
bertujuan melancarkan sirkulasi darah dan
mencegah sumbatan saluran susu sehingga
memperlancar pengeluaran ASI (Roito H and
Mardiah, 2008).
Perawatan Payudara ibu nifas
Tujuan perawatan payudara pada ibu nifas
1. Memperbaiki sirkulasi darah.
2. Menjaga kebersihan payudara, terutama kebersihan
puting susu agar terhindar dari infeksi.
3. Menguatkan alat payudara, memperbaiki bentuk puting
susu sehingga bayi menyusui dengan baik
4. Dapat merangsang kelenjar air susu, sehingga produksi
ASI menjadi lancar.
5. Untuk mengetahui secara dini kelainan pada puting susu
ibu dan melakukan usaha untuk mengatasinya.
6. Mempersiapkan psikologis ibu untuk menyusui.7)
7. Mencegah pembendungan ASI
Akibat yang timbul jika tidak melakukan perawatan
payudara diantaranya
1. Anak susah menyusu karena payudara yang kotor.
2. Puting susu tenggelam sehingga bayi susah
menyusu.
3. ASI akan lama keluar sehingga berdampak bayi.
4. Produksi ASI terbatas karena kurang dirangsang
melalui pemijatan dan pengurutan.
5. Terjadinya pembengkakan, peradangan pada
payudara dan kulit payudara terutama pada bagian
puting mudah lecet.
Langkah perawatan payudara diantaranya:
1)Persiapkan ibu
a) Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
b) Buka pakian
2)Persiapkan alat
a) Handuk
b) Kapas yang dibentuk bulat
c) Minyak kelapa atau baby oil
d) Waslap atau handuk kecil untuk kompres
e) Baskom dua yang masing-masing berisi air
hangat dan air dingin
3)Pelaksanaana)
a. Buka pakaian ibu, lalu letakkan handuk di atas
panggkuan ibu tutuplah payudara dengan handuk
b. Buka handuk pada daerah payudara dan taruh di
pundakibu
c. Kompres puting susu dengan menggunakan kapas
minyak selama 3-5 menit agar epitel yang lepas tidak
menumpuk,lalu bersihkan kerak-kerak pada puting
susu
d. Bersihkan dan tariklah puting susu keluar terutama
untuk puting susu ibu yang datar
e. Ketuk-ketuk sekeliling puting susu dengan ujung-
ujung jari
Teknik Pengurutan Payudara)
A.Pengurutan I
 Licinkan kedua tangan dengan baby oil
 Menyokong payudara kiri dengan tangan kiri, lakukan
gerakan kecil dengan dua atau tiga jari tangan, mulai
dari pangkal payudara dengan gerakan memutar
berakhir pada daerah puting ( dilakukan 20-30 kali)
B Pengurutan II
Membuat gerakan memutar sambil menekan dari
pangkal payudara dan berakhir pada puting susu
(dilakukan 20-30 kali) pada kedua payudara.
C.Pengurutan III
Meletakkkan kedua tangan di antara payudara,
mengurut dari tengah ke atas sambil mengangkat
kedua payudara dan lepaskan keduanya berlahan
D.Pengurutan IV
(1)Mengurut payudara dengan sisi kelingking dari arah
pangkal ke arah putting
(2)Payudara dikompres dengan air hangat lalu dingin
secara bergantian kira-kira lima menit
(3)Keringkan dengan handuk dan pakailah BH khusus
yang dapat menopang payudara
Pengertian Menyusui tidak Efektif
Menyusui tidak efektif merupakan kondisi
dimana ibu dan bayi mengalami ketidak puasan atau
kesukaran pada proses menyusui (Tim Pokja SDKI
DPP PPNI,2016).
Kegagalan dalam proses menyusui disebabkan
karena timbul beberapa masalah, baik masalah pada
ibu maupun masalah pada bayi. Masalah dari ibu yang
timbul selama menyusui dapat dimulai sejak sebelum
pesalinan, pada masa pasca persalinan dini, dan masa
pasca persalian lanjut (Maryunani, 2015).
Menurut (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016)
Penyebab menyusui tidak efektif dari fisiologis
diantaranya
1. Ketidakadekuatan suplai ASI
2. Hambatan pada neonates (mis. prematuritas,
sumbing)
3. Anomali payudara ibu ( mis. puting yang masukke
dalam)
4. Ketidak adekuatan refleks oksitosin
5. Ketidak adekuatan refleks menghisap bayi
6. Payudara bengkak
7. Riwayat operasi payudara
8. Kelahiran kembar
Penyebab menyusui tidak efektif dari
situasional
 Tidak rawat gabung
 Kurang terpapar informasitentang
pentingnya menyusui adan metode
menyusui
 Kurang dukungan keluarga
 Faktor budaya
TERIMA KASIH
Ibu cerdas, anak
pintar

More Related Content

What's hot

Ppt metode kb sederhana
Ppt metode kb sederhanaPpt metode kb sederhana
Ppt metode kb sederhana
lia lia
 
Nutrisi anak balita
Nutrisi anak balitaNutrisi anak balita
Nutrisi anak balita
Joni Iswanto
 
Pemantauan tumbuh kembang
Pemantauan tumbuh kembang Pemantauan tumbuh kembang
Pemantauan tumbuh kembang
robin2dompas
 
Kebutuhan fisik ibu hamil pada trimester i 2
Kebutuhan fisik ibu hamil pada trimester i 2Kebutuhan fisik ibu hamil pada trimester i 2
Kebutuhan fisik ibu hamil pada trimester i 2
Arya Ningrat
 
Gizi dan nutrisi bagi ibu hamil ppt
Gizi dan nutrisi bagi ibu hamil ppt Gizi dan nutrisi bagi ibu hamil ppt
Gizi dan nutrisi bagi ibu hamil ppt
Hardianti Darmatika
 
Keluarga berencana (2)
Keluarga berencana (2)Keluarga berencana (2)
Keluarga berencana (2)
sicua050896
 
Pengembangan profesi bidan melalui pendidikan berkelanjutan
Pengembangan profesi bidan melalui pendidikan berkelanjutanPengembangan profesi bidan melalui pendidikan berkelanjutan
Pengembangan profesi bidan melalui pendidikan berkelanjutan
Peny Ariani
 

What's hot (20)

PPT BUMIL KEK DAN STUNTING.pptx
PPT BUMIL KEK DAN STUNTING.pptxPPT BUMIL KEK DAN STUNTING.pptx
PPT BUMIL KEK DAN STUNTING.pptx
 
Ppt metode kb sederhana
Ppt metode kb sederhanaPpt metode kb sederhana
Ppt metode kb sederhana
 
SOP Penetapan dan Klasifikasi Balita Gizi Buruk PKM SM
SOP Penetapan dan Klasifikasi Balita Gizi Buruk PKM SMSOP Penetapan dan Klasifikasi Balita Gizi Buruk PKM SM
SOP Penetapan dan Klasifikasi Balita Gizi Buruk PKM SM
 
8. gizi seimbang untuk ibu hamil
8. gizi seimbang untuk ibu hamil8. gizi seimbang untuk ibu hamil
8. gizi seimbang untuk ibu hamil
 
Nutrisi anak balita
Nutrisi anak balitaNutrisi anak balita
Nutrisi anak balita
 
Ppt gizi seimbang lansia.pptx
Ppt gizi seimbang lansia.pptxPpt gizi seimbang lansia.pptx
Ppt gizi seimbang lansia.pptx
 
Kelompok 4 neonatus perbaikan,ppt
Kelompok 4 neonatus perbaikan,pptKelompok 4 neonatus perbaikan,ppt
Kelompok 4 neonatus perbaikan,ppt
 
Gizi pada bumil & busui
Gizi pada bumil & busuiGizi pada bumil & busui
Gizi pada bumil & busui
 
Pemantauan tumbuh kembang
Pemantauan tumbuh kembang Pemantauan tumbuh kembang
Pemantauan tumbuh kembang
 
PPT Rencana Asuhan Bayi Usia 2-6 hari
PPT Rencana Asuhan Bayi Usia 2-6 hariPPT Rencana Asuhan Bayi Usia 2-6 hari
PPT Rencana Asuhan Bayi Usia 2-6 hari
 
SOSIALISASI PENGGUNAAN BUKU KIA TERBARU REVISI TH 2020.pptx
SOSIALISASI PENGGUNAAN BUKU KIA TERBARU REVISI TH 2020.pptxSOSIALISASI PENGGUNAAN BUKU KIA TERBARU REVISI TH 2020.pptx
SOSIALISASI PENGGUNAAN BUKU KIA TERBARU REVISI TH 2020.pptx
 
Kebutuhan fisik ibu hamil pada trimester i 2
Kebutuhan fisik ibu hamil pada trimester i 2Kebutuhan fisik ibu hamil pada trimester i 2
Kebutuhan fisik ibu hamil pada trimester i 2
 
Ibu hamil dan bayi resti
Ibu hamil dan bayi restiIbu hamil dan bayi resti
Ibu hamil dan bayi resti
 
Gizi dan nutrisi bagi ibu hamil ppt
Gizi dan nutrisi bagi ibu hamil ppt Gizi dan nutrisi bagi ibu hamil ppt
Gizi dan nutrisi bagi ibu hamil ppt
 
Pra konsepsi konsepsi kehamilan
Pra konsepsi konsepsi kehamilanPra konsepsi konsepsi kehamilan
Pra konsepsi konsepsi kehamilan
 
Keluarga berencana (2)
Keluarga berencana (2)Keluarga berencana (2)
Keluarga berencana (2)
 
Pengembangan profesi bidan melalui pendidikan berkelanjutan
Pengembangan profesi bidan melalui pendidikan berkelanjutanPengembangan profesi bidan melalui pendidikan berkelanjutan
Pengembangan profesi bidan melalui pendidikan berkelanjutan
 
Penyuluhan gizi pd ibu hamil
Penyuluhan gizi pd ibu hamilPenyuluhan gizi pd ibu hamil
Penyuluhan gizi pd ibu hamil
 
Pijat bayi (Baby Masage)
Pijat bayi (Baby Masage)Pijat bayi (Baby Masage)
Pijat bayi (Baby Masage)
 
Pp cara Mengisi KMS.ppt
Pp cara Mengisi KMS.pptPp cara Mengisi KMS.ppt
Pp cara Mengisi KMS.ppt
 

Similar to Ppt 3 prof d4 oke

Proses laktasi dan menyusui (2)
Proses laktasi dan menyusui (2)Proses laktasi dan menyusui (2)
Proses laktasi dan menyusui (2)
cahyatoshi
 
Susu Ibu
Susu IbuSusu Ibu
Susu Ibu
chuai
 
Penyuluhan meode Laktasi dan pentingnya makanan bergizi pada masa menyusui.ppt
Penyuluhan meode Laktasi dan pentingnya makanan bergizi pada masa menyusui.pptPenyuluhan meode Laktasi dan pentingnya makanan bergizi pada masa menyusui.ppt
Penyuluhan meode Laktasi dan pentingnya makanan bergizi pada masa menyusui.ppt
LisaDjafar
 
Sap asi ekslusif delna
Sap asi ekslusif delnaSap asi ekslusif delna
Sap asi ekslusif delna
MJM Networks
 
leaflet-asi-eksklusif.pdf
leaflet-asi-eksklusif.pdfleaflet-asi-eksklusif.pdf
leaflet-asi-eksklusif.pdf
saifulfahmi11
 

Similar to Ppt 3 prof d4 oke (20)

Leaflet asi eksklusif new
Leaflet asi eksklusif newLeaflet asi eksklusif new
Leaflet asi eksklusif new
 
Proses laktasi dan menyusui (2)
Proses laktasi dan menyusui (2)Proses laktasi dan menyusui (2)
Proses laktasi dan menyusui (2)
 
Susu Ibu
Susu IbuSusu Ibu
Susu Ibu
 
Dr. Ade - Peran Bidan Mendukung ASI Eksklusif.pdf
Dr. Ade - Peran Bidan Mendukung ASI Eksklusif.pdfDr. Ade - Peran Bidan Mendukung ASI Eksklusif.pdf
Dr. Ade - Peran Bidan Mendukung ASI Eksklusif.pdf
 
Penyuluhan meode Laktasi dan pentingnya makanan bergizi pada masa menyusui.ppt
Penyuluhan meode Laktasi dan pentingnya makanan bergizi pada masa menyusui.pptPenyuluhan meode Laktasi dan pentingnya makanan bergizi pada masa menyusui.ppt
Penyuluhan meode Laktasi dan pentingnya makanan bergizi pada masa menyusui.ppt
 
Sap asi ekslusif
Sap asi ekslusifSap asi ekslusif
Sap asi ekslusif
 
Leaflet asi fix
Leaflet asi fixLeaflet asi fix
Leaflet asi fix
 
GIZI_MENYUSUI.ppt
GIZI_MENYUSUI.pptGIZI_MENYUSUI.ppt
GIZI_MENYUSUI.ppt
 
Kaak 2 jam 30 mac 2016- susu ibu je
Kaak 2 jam  30 mac 2016- susu ibu jeKaak 2 jam  30 mac 2016- susu ibu je
Kaak 2 jam 30 mac 2016- susu ibu je
 
PPT ASI dr.Inggrid.pptx
PPT ASI dr.Inggrid.pptxPPT ASI dr.Inggrid.pptx
PPT ASI dr.Inggrid.pptx
 
Sap asi
Sap asiSap asi
Sap asi
 
PPT Askeb Nifas, Masalah Pengeluaran ASI Menyusui Bayi Prematur Pengaruh Masa...
PPT Askeb Nifas, Masalah Pengeluaran ASI Menyusui Bayi Prematur Pengaruh Masa...PPT Askeb Nifas, Masalah Pengeluaran ASI Menyusui Bayi Prematur Pengaruh Masa...
PPT Askeb Nifas, Masalah Pengeluaran ASI Menyusui Bayi Prematur Pengaruh Masa...
 
Imd & asi eksklusif
Imd & asi eksklusif Imd & asi eksklusif
Imd & asi eksklusif
 
materi gernas pp asi
materi gernas pp asimateri gernas pp asi
materi gernas pp asi
 
PERAWATAN PAYUDARA
PERAWATAN PAYUDARAPERAWATAN PAYUDARA
PERAWATAN PAYUDARA
 
Sap ( satuan acara penyuluhan ) asi
Sap ( satuan acara penyuluhan ) asiSap ( satuan acara penyuluhan ) asi
Sap ( satuan acara penyuluhan ) asi
 
Manajemen Laktasi.ppt
Manajemen Laktasi.pptManajemen Laktasi.ppt
Manajemen Laktasi.ppt
 
Sap asi ekslusif delna
Sap asi ekslusif delnaSap asi ekslusif delna
Sap asi ekslusif delna
 
leaflet-asi-eksklusif.pdf
leaflet-asi-eksklusif.pdfleaflet-asi-eksklusif.pdf
leaflet-asi-eksklusif.pdf
 
Materi 2 ppt d4
Materi 2 ppt d4Materi 2 ppt d4
Materi 2 ppt d4
 

Recently uploaded

Manajemen optik kel7_20240525_174921_0000.pdf
Manajemen optik kel7_20240525_174921_0000.pdfManajemen optik kel7_20240525_174921_0000.pdf
Manajemen optik kel7_20240525_174921_0000.pdf
Namtan19
 
2. Update Situasi dan Kebijakan Penanggulangan Tuberkulosis_16 Mei 2024.pptx
2. Update Situasi dan Kebijakan Penanggulangan Tuberkulosis_16 Mei 2024.pptx2. Update Situasi dan Kebijakan Penanggulangan Tuberkulosis_16 Mei 2024.pptx
2. Update Situasi dan Kebijakan Penanggulangan Tuberkulosis_16 Mei 2024.pptx
PratiwiZikri
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPIPERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
nirmalaamir3
 
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 

Recently uploaded (8)

Manajemen optik kel7_20240525_174921_0000.pdf
Manajemen optik kel7_20240525_174921_0000.pdfManajemen optik kel7_20240525_174921_0000.pdf
Manajemen optik kel7_20240525_174921_0000.pdf
 
2. Update Situasi dan Kebijakan Penanggulangan Tuberkulosis_16 Mei 2024.pptx
2. Update Situasi dan Kebijakan Penanggulangan Tuberkulosis_16 Mei 2024.pptx2. Update Situasi dan Kebijakan Penanggulangan Tuberkulosis_16 Mei 2024.pptx
2. Update Situasi dan Kebijakan Penanggulangan Tuberkulosis_16 Mei 2024.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPIPERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
 
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdfKonsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
 
Bandung Bahan PPT Pemetaan STR Tenaga Kesehatan 30 April 2024.pptx
Bandung Bahan PPT Pemetaan STR Tenaga Kesehatan 30 April 2024.pptxBandung Bahan PPT Pemetaan STR Tenaga Kesehatan 30 April 2024.pptx
Bandung Bahan PPT Pemetaan STR Tenaga Kesehatan 30 April 2024.pptx
 
MATERI PENCATATAN DAN PELAPORAN SKRINING LANSIA
MATERI PENCATATAN DAN PELAPORAN SKRINING LANSIAMATERI PENCATATAN DAN PELAPORAN SKRINING LANSIA
MATERI PENCATATAN DAN PELAPORAN SKRINING LANSIA
 
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
 
Epidemiologi Anemia Defisiensi Besi.pptx
Epidemiologi Anemia Defisiensi Besi.pptxEpidemiologi Anemia Defisiensi Besi.pptx
Epidemiologi Anemia Defisiensi Besi.pptx
 

Ppt 3 prof d4 oke

  • 1.
  • 2. Materi III 1. Menyusui pada ibu yang bekerja 2. ASI Perah 3. Perawatan Payudara 4. Masalah - masalah Saat Menyusui 5. Menyusui Tidak efektif
  • 4.
  • 5. MANAJEMEN LAKTASI IBU BEKERJA Menurut Roesli (2008) Langkah –langkah yang dianjurkan dalam manajemen laktasi pada ibu yang bekerja 1. Sebelum berangkat kerja ibu tetap menyusui bayinya. 2. ASI yang berlebihan dapat diperas atau di pompa, disimpan dilemari pendingin . 3. ibu bekerja ASi dapat diperas atau di pompa dan di simpan di lemari pendingin di tempat kerja,atau diantar pulang. 4. Jika ASI perah di simpan di lemari pendingin,maka untuk menghangatkan ASI dengan mengalirkan air hangat ke luar permukaan botol .Cara lain merendam sebagaian permukaan botol ASI tersebut ke dalam wadah berisi air hangat. Diamkan selama 15 menit hingga ASI dalam botol terasa cukup hangat atau sesuai suhu pada bayi. ASI perah tidak di anjurkan untuk dipanaskan menggunakan microwave atauapun menggunakan kompor seperti di rebus. 5. Periksa suhu ASI yang sudah di hangatkan dengan cara diteteskan di telapak tangan sesuai dengan suhu tubuh. 6. Cicipi dahulu ASI sebelum diberikan kepada bayi untuk mengetahui ASI perah sudah basi atau masih aman
  • 6. ASI PERAH (ASIP) ASIP adalah ASI yang diambil dengan cara diperas dari payudara baik menggunakan tangan maupun menggunakan alat untuk kemudian disimpan dan nantinya diberikan pada bayi. Waktu terbaik untuk memerah ASI adalah pada saat payudara sedang penuh sementara ibu tidak bisa menyusui, atau bayi sudah kenyang sedangkan air susu dalam payudara belum habis (AIMI, 2011). ASIP merupakan salah satu alternatif bagi ibu pekerja yang memiliki komitmen memberikan ASI kepada bayinya meskipun mereka bekerja sehingga nutrisi bayi tetap terpenuhi dengan ASI.
  • 7. Menurut beberapa penelitian kandungan vitamin A, D dan E dalam ASIP masih relatif lebih stabil jika disimpan selama seminggu pada suhu -20o (membeku), sedangkan kandungan vitamin C relatif lebih cepat berkurang, demikian pula dengan kandungan zatkekebalan tubuh. Walau kandungan zatnya berkurang seiring makin lama penyimpanan, namun jumlah semua zat pada ASIP tersebut tetap masih dalam batas nilai yang telah ditetapkan secara internasional dan baik diberikan pada bayi
  • 8. PERSIAPAN SEBELUM MEMERAH ASI  Sebagai persiapan untuk memeras air susu, baik secara manual maupun mekanis, pertama-tama cuci bersih kedua tangan ibu dan pastikan semua wadah dan peralatan (botol, cangkir,pompa) yang akan digunakan dalam keadaan steril. Untuk membersihkan dan mensterilkan pompa, ikutilah petunjuk dari pabrik yang biasanya tertera pada brosur penyerta produk(Marmi, 2012)  Ibu dalam posisi santai dan nyaman. Ada sebagian ibu yang minum, mendengarkan musik, memikirkan sang bayi, atau mengamati foto bayinya sebelum memeras dengan maksud membantu melancarkan aliran air susunya (Marmi, 2012).  Memijat-mijat payudara sebelum memeras juga membantu melancarkan aliran air susu dengan cara mengurut perlahan-lahan payudara ke arah bawah dan lakukan gerakan melingkar membentuk spiral ke arah puting susu (Azisya, 2010)
  • 9. CARA MEMERAH ASI Cara mengeluarkan ASI dengan Tangan 1. Cuci tangan sampai bersih 2. Siapkan cangkir/gelas bertutup yang telah dicuci dengan air mendidih. 3. Lakukan masase payudara 4. Dengan ibu jari di sekitar kalang payudara bagian atas dan jari telunjuk pada sisi yang lain, lalu daerah kalang payudara ditekan kearah dada. 5. Daerah kalang payudara diperas dengan ibu jari dan jari telunjuk, jangan memijat/menekan putting, karena dapat menyebabkan rasa nyeri/lecet. 6. Tekan kemudian lepaskan (tekan lepas berulang-ulang), pada mulanya ASI tidak keluar, setelah beberapa kali maka ASI akan keluar. 7. Gerakan ini diulang pada sekitar kalang payudara pada semua sisi, agar yakin bahwa ASI telah diperas dari semua segmen payudara. 8. Jangan memijat atau menarik putting susu, karena ini tidak akan mengeluarkan ASI dan aka nmenyebabkan rasa sakit(Suryoprajogo, 2009).
  • 10. Mengeluarkan ASI dengan Pompa Ada 2 macam bentuk pompa a)Pompa manual / tangan. Ada beberapa tipe pompa manual antara lain : (1)Tipe silindris atau Piston Pompa ini efektif dan mudah dipakai. Dengan gerakan piston yang ditarik kebawah akan lebih mudah mengontrol kekuatan tekanan isapan. ASI akan ditampung di botol yang ditempelkan di pompa. (2)Tipe kerucut /plastik dan bola karet/tipe terompet (Squeezeand bulb atau horn) Tipe ini tidak dianjurkan untuk dipakai karena dapat menyakitkan dan dapat menyebabkan kerusakan putting susu serta jaringan payudara. Kekuatan tekanan isapan sukar diatur.
  • 11. b. Pompa elektrik Beberapa macam pompa elektrik sudah ada di beberapa kota besar karena umumnya harganya sangat mahal sehingga penggunaannya terbatas di rumah sakit besar (Marmi, 2012).
  • 12. Cara penyimpanan ASI PERAH  Simpan ASI dalam botol yang telah disterilkan terlebih dahulu  Simpan ASI dalam botol yang tertutup rapat karena masih ada peluang untuk berinteraksi dengan udara.  Jika terpaksa menggunakan botol plastik, pastikan plastik nya cukup kuat (tidak meleleh jika direndam air panas karena bahaya bagi bayi).  Jangan memakai botol susu berwarna atau bergambar karena ada kemungkinan catnya meleleh jika terkena panas.
  • 13.  Jangan campur ASI yang diperah sekarang dengan ASI yang diperas sebelumnya. Untuk itu berilah botol dengan label kapan ASI diperah (tanggal dan jam).  Jika dalam satu hari ibu memompa atau memerah ASI beberapa kali, bisa saja ASI itu digabungkan dalam botol yang sama. Saratnya, suhu tempat botol disimpan stabil, antara 0-15.C .
  • 14.  Penggabungan hasil simpangan ini bisa dilakukan, asalkan jangka waktu pemompaan/pemerahan pertama sampai dengan terakhir tidak lebih dari 24 jam.  Ibu juga dapat membuat ruangan terpisah dengan cara menempatkan botol ASI dalam container plastik yang tentunya dibersihkan terlebih dahulu dengan baik.
  • 15. Lama penyimpanan ASI Perah Lama penyimpanan ASI tergantung pada tempat dan suhu penyimpanan ASI (Khasanah, 2011).  ASI perah dapat dibiarkan dalam suhu kamar (19- 25°C) selama 6-8 jam.  Apabila ASI masih berupa kolostrum (susu awal atau susu yang pertama kali keluar pada 1-7 hari setelah kelahiran) bisa disimpan sampai 12 jam dalam suhu kamar.  Jika ruangan tidak ber-AC, disarankan tidak lebih dari 4 jam.Namun, jika ruangan ber-AC, bisa sampai 6 jam. Namun perlu diingat bahwa suhu ruangan tersebut harus stabil. Misalnya,ruangan ber-AC tidak mati sama sekali selama botol ASI ada didalamnya.
  • 16.  Bila ASI disimpan dalam lemari pendingin (suhu 4°C) bisa bertahan selama 24-48 jam.  Jika ditaruh dalam lemari pembeku (suhu -4°C) biasanya dapat bertahan hingga 2 minggu lebih. Namun, jangan menyimpan ASI ini dibagian pintu freezer (lemari pendinginan) karena bagian iniyang mengalami perubahan dalam variasi suhu udara terbesar. Jika ibu kebetulan memilikif reezer penyimpan daging yang terpisah atau deep freezer yang umumnya memiliki suhu lebuh rendah dari freezer biasa (suhu -18°C), ASI bisa bertahan sampai 4 bulan. Akan tetapi, ASI yang ditaruh dalam freezer lebih baikdari pada disimpan dalam lemari pembeku
  • 17. Cara memberikan ASI yang sudah didinginkan kepada bayi  Dalam memberikan ASI beku untuk bayi, sebaiknya pindahkan terlebih dahulu ASI kelemari pendingin agar mencair. Kemudian ASI diambil seperlunya (sesuai jumlah kebutuhan bayi sekali minum) supaya dihangatkan jika akan diberikan kepada bayi.  Panaskan ASI dengan cara membiarkan botol ASI dalam kondisi masih tertutup dialiri hangat yang keluar dari keran atau merendam botol di dalam baskom maupun mangkuk yang berisiair hangat  Jangan sekali-kali memanaskan botol yang berisi ASI beku dengan cara mendidihkan nya dalam panci,menggunakan microwave, ataupun alat pemanas lainnya, kecuali yang memang didesain untuk memanaskan botol berisis simpanan ASI
  • 18.  Sesuaikan jumlah susu yang dipanaskan dengan kebiasaan seberapa banyak bayi meminum ASI. Ingat, susu yang sudah dipanaskan tidak bisa disimpa lag  Saat memberikan ASI pada bayi, akan lebih baik jika menggunakan cangkir atau sendok, bukan dot. Hal ini dimaksudkan agar saat ibu menyusui langsung, bayi tidak menolak menyusu.  Berikan ASI secara perlahan dan sabar agar bayi tidak tersedak hingga bayi mendapatkan ASI dalam jumlah yang mencukupi. Jika memberikan ASI dalam cangkir, pastikan berikan dengan perlahan dan biarkan bayi berusaha sendiri menghisap air susu itu.Berikan juga waktu istirahat sejenak saat bayi hendak minum sehingga hal ini bisa meminimalisir kemungkinan ia tersedak.(Khasanah, 2011).
  • 19.
  • 20. A. Puting Susu Lecet  Masalah tersering dalam menyusui adalah puting susu nyeri/lecet, sekitar 57% dari ibu yang menyusui dilaporkan pernah menderita kelecetan pada putingnya. Penyebab puting susu lecet diantaranya adalah: kesalahan dalam teknik menyusui, monoliasis (infeksi jamur candida) pada mulut bayi yang menular pada puting susu ibu, pemakaian sabun, alkohol, krim, atau zat iritan lainnya untukmencuci puting susu, bayi dengan tali lidah pendek serta ibu yang menghentikan menyusu dengan kurang hati-hati.
  • 21. Cara mengatasi permasalahan ini bisa dengan cara tidak membersihkan puting susu dengan sabun, alkohol, krim atau zat-zat iritan lainya; diajarkan cara melepaskan puting dari hisapan bayi dengan cara tidak dengan memaksa menarik puting, tetapi dengan menekan dagu bayi atu dengan memasukkan jari kelingking yang bersih ke mulut bayi; posisi menyusui harus benar.
  • 22. Menyusui Puting susu nyeri/lecet  Bayi harus disusukan terlebih dahulu pada puting yang lecetnya lebih sedikit.  Menyusui lebih sering dan lebih lama pada payudara yang bengkak untuk melancarkan aliran ASI dan menurunkan tegangan payudara.  Oleskan ASI setiap sebelum dan sesudah menyusui.
  • 23. b). Payudara Bengkak  Pembengkakan payudara terjadi karena ASI tidak disusu dengan adekuat, sehingga sisa ASI terkumpul pada sistem duktus yang mengakibatkan terjadinya pembengkakan. Payudara bengkak ini sering terjadi pada hari ketiga atau keempat sesudah ibu melahirkan. Statis pada pembuluh darah dan limfe akan mengakibatkan meningkatnya tekanan intraduktal,yang akan mempengaruhi berbagai segmen pada payudara yang mengakibatkan payudara sering terasa penuh, tegang, serta nyeri.
  • 24.  Cara mengatasi masalah ini, dapat dilakukan dengan: Masasage payudara; kompres dingin untuk mengurangi statis pembuluh darah, bisa dilakukan selang- seling dengan air panas; menyusui lebih sering dan lebih lama pada payudara yang membengkak, hal ini dimaksudkan supaya aliran ASI lancar dan menurunkan tegangan payudara.
  • 25. C. Saluran Susu Tersumbat  Masalah menyusui ini merupakan suatu keadaan dimana terjadi sumbatan pada satu atau lebih saluran kecil yang berfungsi menyalurkan ASI. Penyebabnya bisa dikarenakan: tekanan jari ibu pada waktu menyusui; pemakaian BH yang terlalu ketat; komplikasi payudara bengkak, yaitu susu yang terkumpul tidak segera dikeluarkan sehingga membentuk sumbatan.
  • 26.  Cara mengatasi masalah ini adalah dengan Masase payudara, kompres dingin untuk mengurangi statis pembuluh darah, bisa dilakukan selang-seling dengan air panas, ibu dianjurkan untuk mengeluarkan ASI dengan tangan atau dengan pompa setiap kali setelah menyusui, bila payudara masih terasa penuh; ubah-ubah posisi menyusui untuk melancarkan ASI.
  • 27. D. Mastitis  Mastitis merupakan radang pada payudara. Radang ini dapat disebabkan karena: tidak disusu secara adekuat; puting yang lecet sehingga memudahkan masuknya kuman, BH yang terlalu ketat, ibu yang sedang menjalankan diit yang kurang baik, kurang istirahat serta anemia.
  • 28.  Cara mengatasi masalah ini bisa dengan: Menyusui diteruskan. Pertama bayi disusukan pada payudara yang terkena selama dan sesering mungkin, agar payudara kosong, kemudian pada payudara yang normal, berilah kompres panas, bisa menggunakan shower hangat atau lap basah panas pada payudara yang saluran payudaranya terhambat, ubahlah posisi meyususui dari waktu kewaktu, pakailah baju/BH yang longgar, istirahat cukup,makan-makanan bergizi ,banyak minum sekitar 2 liter perhari
  • 29. E. Abses Mastitis dan Abses merupakan sesuatu yang berbeda. Abses pada payudara merupakan kelanjutan/ komplikasi dari mastitis. Hal ini disebabkan karena meluasnya peradangan dalam payudara tersebut. Cara mengatasi masalah ini dengan pemberian antibiotic dan analgetik, untuk itu segera datang ke petugas kesehatan untuk mendapatkan penatalaksanaan masalah ini
  • 30.
  • 31.
  • 32. Pengertian Perawatan payudara 1. Perawatan payudara merupakan suatu tindakan untuk merawat payudara terutama pada masa nifas untuk memperlancar pengeluaran ASI (Kumalasari, 2015) 2. Perawatan payudara tidak hanya dilakukan sebelum melahirkan, tetapi dilakukan setelah melahirkan. Perawatan yang dilakukan terhadap payudara bertujuan melancarkan sirkulasi darah dan mencegah sumbatan saluran susu sehingga memperlancar pengeluaran ASI (Roito H and Mardiah, 2008).
  • 33. Perawatan Payudara ibu nifas Tujuan perawatan payudara pada ibu nifas 1. Memperbaiki sirkulasi darah. 2. Menjaga kebersihan payudara, terutama kebersihan puting susu agar terhindar dari infeksi. 3. Menguatkan alat payudara, memperbaiki bentuk puting susu sehingga bayi menyusui dengan baik 4. Dapat merangsang kelenjar air susu, sehingga produksi ASI menjadi lancar. 5. Untuk mengetahui secara dini kelainan pada puting susu ibu dan melakukan usaha untuk mengatasinya. 6. Mempersiapkan psikologis ibu untuk menyusui.7) 7. Mencegah pembendungan ASI
  • 34. Akibat yang timbul jika tidak melakukan perawatan payudara diantaranya 1. Anak susah menyusu karena payudara yang kotor. 2. Puting susu tenggelam sehingga bayi susah menyusu. 3. ASI akan lama keluar sehingga berdampak bayi. 4. Produksi ASI terbatas karena kurang dirangsang melalui pemijatan dan pengurutan. 5. Terjadinya pembengkakan, peradangan pada payudara dan kulit payudara terutama pada bagian puting mudah lecet.
  • 35. Langkah perawatan payudara diantaranya: 1)Persiapkan ibu a) Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir b) Buka pakian 2)Persiapkan alat a) Handuk b) Kapas yang dibentuk bulat c) Minyak kelapa atau baby oil d) Waslap atau handuk kecil untuk kompres e) Baskom dua yang masing-masing berisi air hangat dan air dingin
  • 36. 3)Pelaksanaana) a. Buka pakaian ibu, lalu letakkan handuk di atas panggkuan ibu tutuplah payudara dengan handuk b. Buka handuk pada daerah payudara dan taruh di pundakibu c. Kompres puting susu dengan menggunakan kapas minyak selama 3-5 menit agar epitel yang lepas tidak menumpuk,lalu bersihkan kerak-kerak pada puting susu d. Bersihkan dan tariklah puting susu keluar terutama untuk puting susu ibu yang datar e. Ketuk-ketuk sekeliling puting susu dengan ujung- ujung jari
  • 37. Teknik Pengurutan Payudara) A.Pengurutan I  Licinkan kedua tangan dengan baby oil  Menyokong payudara kiri dengan tangan kiri, lakukan gerakan kecil dengan dua atau tiga jari tangan, mulai dari pangkal payudara dengan gerakan memutar berakhir pada daerah puting ( dilakukan 20-30 kali) B Pengurutan II Membuat gerakan memutar sambil menekan dari pangkal payudara dan berakhir pada puting susu (dilakukan 20-30 kali) pada kedua payudara.
  • 38. C.Pengurutan III Meletakkkan kedua tangan di antara payudara, mengurut dari tengah ke atas sambil mengangkat kedua payudara dan lepaskan keduanya berlahan D.Pengurutan IV (1)Mengurut payudara dengan sisi kelingking dari arah pangkal ke arah putting (2)Payudara dikompres dengan air hangat lalu dingin secara bergantian kira-kira lima menit (3)Keringkan dengan handuk dan pakailah BH khusus yang dapat menopang payudara
  • 39. Pengertian Menyusui tidak Efektif Menyusui tidak efektif merupakan kondisi dimana ibu dan bayi mengalami ketidak puasan atau kesukaran pada proses menyusui (Tim Pokja SDKI DPP PPNI,2016). Kegagalan dalam proses menyusui disebabkan karena timbul beberapa masalah, baik masalah pada ibu maupun masalah pada bayi. Masalah dari ibu yang timbul selama menyusui dapat dimulai sejak sebelum pesalinan, pada masa pasca persalinan dini, dan masa pasca persalian lanjut (Maryunani, 2015).
  • 40. Menurut (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016) Penyebab menyusui tidak efektif dari fisiologis diantaranya 1. Ketidakadekuatan suplai ASI 2. Hambatan pada neonates (mis. prematuritas, sumbing) 3. Anomali payudara ibu ( mis. puting yang masukke dalam) 4. Ketidak adekuatan refleks oksitosin 5. Ketidak adekuatan refleks menghisap bayi 6. Payudara bengkak 7. Riwayat operasi payudara 8. Kelahiran kembar
  • 41. Penyebab menyusui tidak efektif dari situasional  Tidak rawat gabung  Kurang terpapar informasitentang pentingnya menyusui adan metode menyusui  Kurang dukungan keluarga  Faktor budaya