Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas sejarah pendidikan bela negara di Indonesia mulai dari masa kolonial hingga masa kemerdekaan.
2. Ia menjelaskan organisasi-organisasi pemuda dan pelajar yang berperan dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
3. Dokumen tersebut juga menyebutkan tentang sejarah pembentukan Resimen Mahasiswa Mahawarman sebagai wujud bela
2. ERA KOLONIAL BELANDA
Pada masa Kolonial Belanda memberikan kesempatan kepada pemuda-
pemudi Pribumi untuk belajar. Ditunjuknya Snouck Hurgronje sebagai
direktur pendidikan 'Etis' (Politik Pendidikan Balas Budi) yang pertama
tahun 1900.
Awal pendiriannya ada dua pendekatan yang di usulkan, J.H Abendanon
Mengusulkan pendekatan elite bergaya Eropa dengan bahasa Belanda
sebagai Pengantar, sedangkan Idenburg mengusulkan pendekatan
merakyat dengan bahasa daerah sebagai pengantar
Di bawah Abendanon didirikan tiga Hoofdenscholen, "Sekolah para
kepala", yang berdiri di Bandung, Magelang, dan Probolinggo. Sekolah-
sekolah yang nyata direncanakan hanya untuk menghasilkan pegawai
pemerintahan untuk kepentingan Kolonial, sekolah ini kemudian diberi
nama OSVIA (Opleidingscholen voor inlandsche ambtenaren) sekolah
pelatihan untuk para pejabat pribumi. calon muridnya tidak hanya
berasal dari kalangan elite bangsawan.
3. Kemudian juga berdiri sekolah 'Dokter Jawa' di Weltevreden di ganti menjadi
STOVIA (School tot opleiding van inlandsche artsen) sekolah ini menjadi sekolahnya
Soetomo dan beberapa kawannya. Yang sekarang dikenal dengan nama Universitas
Airlangga Surabaya.
Dr. Wahidin Soedirohoesodo salah satu pelajar yang mendapatkan BEA siswa
pendidikan Barat, sayang jejaknya tidak diikuti pelajar yang lain dan hanya
segelintir orang saja. dikemudian hari beliau menjadi inspirator berdirinya Budi
Utomo yang di sebabkan kunjungannya ke STOVIA, dia mengumpulakan pelajar
OSVIA dan STOVIA, sekolah guru, serta sekolah kedokteran hewan dan pertanian.
pada 20 Mei 1908 untuk membentuk Budi Utomo (ejaan dulu Boedi Oetomo).dan
salah Soetomo ditunjuk sebagai ketuanya.
Budi Utomo pada dasarnya tetap merupakan organisasi priyayi, lembaga ini
mengutamakan kebudayaan dan pendidikan. Walaupun pernah mendapat
usulan dari Tjipto Mangunkusomo untuk bergerak menjadi partai politik.
Setelah terpilihnya Tjipto sebagai anggota dewan tetapi mengundurkan diri
tahun 1909 dan akhirnya bergabung dengan Indische Partij yang radikal
dalam berpolitik. Kemudian Budi Utomo bergerak secara nasional dan
anggotanya semakin banyak, berdampingan dengan Sarikat Islam dan
Indische Partij.
4. Kegiatan gerakan Budi Utomo, pada dasarnya membangkitkan
nasionalisme dikalangan pemuda untuk melepaskan diri dari
tekanan penjajahan. Tetapi karena diawasi oleh pemerintah
colonial. Sehingga pelaksanaannya harus terselubung dengan
program peningkatan kesejahteraan pribumi, melalui dana
pendidikan, penyuluhan, kesehatan, dan penerbitan majalah.
Pergerakan Budi Utomo memberikan dorongan untuk
terbentuknya organisasi kepemudaan yang lain, pada tanggal 7
Maret 1915, di Jakarta berdiri "Tri Koro Dharmo" yang anggotanya
terdiri dari para pelajar sekolah menengah dari Jawa dan Madura,
karena cita-citanya untuk mewujudkan Jawa Raya organisasi ini
berubah nama menjadi Jong Java setelah kongres di Solo pada
bulan Mei 1922.dengan jalan mempererat persatuan ,
meningkatkan pengetahuan serta menimbukan rasa cinta akan
budaya sendiri. Kemudian dalam gerakan pemuda melalui agama
di dirikan Jong Islamieten Bond dan Pemuda Muslimin Indonesia.
5. Sejalan dengan munculnya Jong Java, maka berdiri pula
gerakan pemuda di daerah-daerah seperti Pasundan, Jong
Sumatra , Jong Minahasa, Jong Ambon, Jong Celebes. Dengan
adanya berbagai macam gerakan pemuda, akhirnya diadakan
kongres nasional Pemuda Indonesia I pada tanggal 30 April
sampai 2 Mei 1926 di Jakarta.
Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI) mengusulkan
agar semua perkumpulan pemuda tergabung dalam satu badan
Perhimpunan Masa Muda Indonesia. Pada waktu itu usul belum
dapat diterima karena rasa kedaerahan masih kuat. Namun
akhirnya disepakati dengan dibentuknya perkumpulan pemuda
dengan nama "Algemene Studie Club" (perkumpulan umum
untuk studi) yang kemudian berubah nama menjadi Jong
Indonesia tanggal 31 Agustus 1926. Dan kembali berubah
menjadi Pemuda Indonesia (PI) yang pada waktu itu Pemuda
Indonesia telah mulai mempelopori penggunaan bahasa
Indonesia.
6. Pada tanggal 27 dan 28 Oktober 1928, diadakan Kongres Pemuda Indonesia
yang ke-2, di mana Perhimpunan Pelajar-pelajar Indonesia (PPPI) mengambil
prakarsa untuk menggalang persatuan antar Perkumpulan Pemuda di seluruh
wilayah Indonesia.
Hasilnya adalah SUMPAH PEMUDA yang didengungkan tanggal 28 Oktober
1928, yang isinya yaitu: SATU TANAH AIR, SATU BANGSA, SATU BAHASA,
INDONESIA. Merupakan tekad persatuan yang kuat dan merupakan modal dasar
perjuangan, yang kemudian dianggap sebagai tonggak sejarah perjuangan yang
hakiki dan monumental.
Setelah ini gerakan pemuda semakin massif dengan semua menjadi satu
pergerakan PEMUDA INDONESIA, untuk memperjuangkan Indonesia Raya,
hingga antara tahun 1937-1938, telah sampai pada cita-cita Indonesia Merdeka
melalui gerakan dan forum pemuda dan pelajar di luar negeri, seperti Perancis,
Amerika, dan Belanda.
Pada tahun 1940 perang Dunia II mulai merambat ke Belanda, dengan adanya
serbuan Jerman, Belanda dianggap mulai melemah. Gabungan Politik Indonesia
(GAPI) mulai gencar lagi memperjuangkan kemerdekaan melalui Volksraad
(Pemerintahan Belanda). Pada tahun 1941, pemerintah Belanda mulai
memperhatikan usul-usul GAPI, tetapi belum memberikan hasil yang
diinginkan,Indonesia wilayah jajahan Belanda diserbu Jepang pada tahun 1942,
dan Belanda menyerah pada Jepang.
7. MASA KOLONIAL JEPANG
Jepang masuk ke Indonesia berdalih ingin melindungi dan mengaku
sebagai saudara tua sesama Asia. Tetapi Jepang memerintah dengan
kekerasan danpemerasan, memeras tenaga dan menguras hasil bumi
bangsa Indonesia untuk keperluan perangnya. Akibatnya bangsa
Indonesia menderita melebihi ketika dijajah Belanda. Sehingga timbulnya
semngat berjuang lebih menggelora untuk mencapai kemerdekaan.
Dalam usahanya memeras dan memanfaatkan tenaga Indonesia untuk
membantu tentara Jepang. Pemerintah Jepang membentuk organisasi
kemiliteran dan gerakan dari kelompok pemuda.
Kelompok-kelompok pemuda Indonesia diberi latihan-latihan secara
paksa, seperti baris berbaris, taiso (gerak jalan), latihan kemiliteran dan
perang. Organisasi dan kelompok pemuda yang dibentuk oleh Jepang
pada waktu itu antara lain Heiho (Tentara Jepang), PETA (Pembela
Tanah Air), Keibodan (Pembantu Keamanan), Seinendan (Barisan
Keamanan Desa), Suisintai (Barisan Pelopor), Fujinkai (Barisan
Sukarelawan Wanita), dan Gakukotai (Barisan Pelajar). Gakukotai
banyak melakukan latihan kemiliteran dan perang-perangan yang disebut
Kyoren.
8. Para pelajar dan mahasiswa pada waktu itu mendapat kesempatan latihan
kemiliteran dari pihak Jepang, menyadari akan penderitaan bangsa
Indonesia. Hal ini menimbulkan rasa patriotism membela tanah air.
Keinginan semacam ini dibuktikan dan dirintis oleh pasukan PETA pimpinan
Supriyadi, yang meskipun mengalami kegagalan, telah memberi rintisan
bagi perjuangan pemuda terhadap penjajah Jepang. Latihan kemiliteran
bagi pelajar dan pemuda Indonesia menjadi bekal untuk melandasi
keberanian dalam keikutsertaan mereka dalam perang kemerdekaan
setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Para pelajar yang awalnya berada di organisasi-organisasi militer Jepang
kemudian melepaskan diri untuk membentuk Tentara Pelajar (TP).untuk
mengawal kemerdekaan Indonesia. Tentara ini awal terbuntuk dari program
IPI Pertahanan dengan persetujuan Markas Besar Tentara Keamanan
Rakyat (MB-TKR), barisa-barisan Pelajar atau pasukan resimen pelajar
dijadikan pasukan khusus pelajar, dengan nama TENTARA PELAJAR.
Khusus untuk pelajar teknik dibentuk Tentara Genie Pelajar (TGP). Tentara
Pelajar ini akhirnya ada diberbagai daerah di Yogyakarta diresmikan 17 Juli
1946 oleh Dr. Moestopo dari Markas pertahanan di lapangan Pingit
Yogyakarta, Di Jawa Timur, pasukan pelajar atau resimen pelajar dijadikan
Tentara Republik Indonesia Pelajar (TRIP), sedang di Jawa Barat dibentuk
Tentara Pelajar Siliwangi atau TP-Siliwangi. Dan masih banyak didaerah-
daerah lain yang belum tercatat dalam sejarah Indonesia
9. INSTRUMEN BELA NEGARA DAN SEJARAH
RESIMEN MAHASISWA MAHAWARMAN
1. 3 Juni 1946 Presiden RI Soekarno mengubah TRI menjadi TNI
dengan demikian laskar dan barisan pejuang melebur menjadi satu
dalam TNI dan laskar pelajar dan mahasiswa disatukan dalam
wadah yang kemudian dikenal sebagai “ Brigade 17/TNI-Tentara
Pelajar yang merupakan cikal bakal Resimen Mahasiswa Indonesia
yang ada saat ini.
2. 31 Januari 1952 Pemerintah melikuidasi dan dan melakukan
demobilisasi Brigade 17/TNI-Tentara Pelajar.Para angoota diberi
dua pilihan untuk melanjutkan pelajaran atau kuliah atau menjadi
Pradjurit TNI.
3. Diundangkan : undang-Undang no 29 tahun 1954 tentang
pertahanan Negara pasal 5; “Bahwa Hak dan kewajiban Warga
Negara untuk turut serta dalam pertahanan Negara dapat dilakukan
dalam bentuk ;
a. Rakyat Terlatih untuk menjalankan perlawanan
b. Angkatan Perang terdiri dari Warga Negara dengan perjanjian
sukarela serta wajib militer.
10. 4. 23 Mei 1959 dikeluarkan Keputusan Pangdam VI/SILIWANGI
No._2/5/1959 Kolonel R.A Kosasih untuk melakukan
pembentukan WALA (Wajib Latih Pendahuluan) dalam rangka
Menghadapi situasi kemanan di daerah Jawa Barat terutama
guna membantu operasi-operasi penumpasan DI/TII
Kartosuwirjo.Wala mahasiswa Angkatan ’59 ini adalah Resimen
Mahasiswa yang pertama kali dibentuk di Indonesia. Sebagai
komandan ditunjuk Kapten Ojik Soeroto.
5. 19 Desember 1961 dicanangkan Perdjoeangan Pembebasan
Irian Barat yang dikenal dengan TRIKORA (Tri Komando Rakyat)
dengan misi :
a. Pancangkan Sang saka Merah Putih Di Irian Barat
b. Gagalkan Negara Boneka Papua.
c. Adakan Mobilisasi Umum.
Didalam persiapan perebutan Irian Barat ini melibatkan secara
penuh potensi Batalyon Inti Mahasiswa yang sudah terlatih
sejumlah 960 Mahasiswa Terlatih
11. 6. Instruksi Menteri PTIP No.1 th 1962, tanggal 15-1-1962 yang berisi
pembentukan KORPS SUKARELAWAN dilingkungan Perguruan Tinggi dan
Keputusan Penguasa Perang Daerah No. KPTS 04/7/1/PPD/-62 tanggal 10
Januari 1962 untuk pembentukan “Resimen Mahasiswa Serbaguna” melalui
Badan Persiapan Pembentukan “Resimen Serba Guna Mahasiswa DAM
VI/SILIWANGI dengan anggota-anggotanya ;
- Prof. Drg.R.G, Surya Sumantri Rektor UNPAD sebagai Koordinator.
- Dr. Isrin Nurdin,Pembantu Rektor ITB sebagai Wakil Koordinator I
- Drs. Koesdarminto, Pembantu Rektor UNPAR sebagai wakil Koordinator II
- Mayoor Moch Soeharman dari PUSPSY –AD sebagai Sekretaris.
7. 16 januari 1962 dikeluarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia
Soekarno. No 48,tahun 1962, Tentang Pembentukan Organisasi Pertahanan
Sipil dalam usaha mempertinggi serta menggalang Kewaspadaan Nasional.
8. 4 April 1962, dikeluarkan Keputusan Perencanaan, Penyelenggaraan,
Koordinasi, Pengendalian dan Pengawasan pertahanan Sipil dan Perlawanan
Rakyat, Pembiayaan di bebankan kepada Staf keamanan Nasional.
9. 19 April 1962; dikeluarkan Keputusan Wakil Menteri Pertama Urusan
Pertahanan/ Keamanan No.MI/A/72/1962 mengenai Peraturan Pertahanan
Sipil.
12. 8. 4 April 1962, dikeluarkan Keputusan Perencanaan, Penyelenggaraan,
Koordinasi, Pengendalian dan Pengawasan pertahanan Sipil dan Perlawanan
Rakyat, Pembiayaan di bebankan kepada Staf keamanan Nasional.
9. 19 April 1962; dikeluarkan Keputusan Wakil Menteri Pertama Urusan
Pertahanan/ Keamanan No.MI/A/72/1962 mengenai Peraturan Pertahanan
Sipil.
10. 16 Mei 1962, dikeluarkan Instruksi Radiogram dari Wakil Menteri
Pertama Urusan Pertahanan/Keamanan yang berisi “ Instruksi agar supaya
Seluruh gubernur KDH I mengadakan penetapan Penyusunan Markas
Pertahanan Sipil di Daerah masing-masing.
11. 20 Mei 1962 Seluruh anggota WALA melalui Surat Keputusan Peperda
Djabar No.Kptsn: 11-2/2/62, tanggal 23 februari 1962 setelah memngikuti
“refreshing course di RINDAM VI SILIWANGI Bihbul (Sekarang Secaba
DAM/III SILIWANGI, menjadi organic dari KODAM VI/SILIWANGI, dilantik
oleh PANGDAM III SILIWANGI serta menjadi bagian organic dari KODAM VI
/SILIWANGI.
Anggota-anggota Resimen Resimen Mahasiswa Angkatan 1959 ini
selanjutnya menjadi Kader-kader Pimpinan Resimen Mahasiswa
Mahawarman.
13. 12 . 24 Januari 1963; Sesuai dengan Keputusan Bersama antara
WAMPA HANKAM/KASAB dan Menteri PTIP N. M/A/19/63 tentang
Penyatuan Mata Pelajaran Pertahanan Negara sebagai bagian dari
Kurikulum Perguruan Tinggi dan Keputusan Bersama WAMPA
HANKAM /KASAB dan Menteri PTIP no.M/A/20/63. Tentang
Pelaksanaan Pendidikan dan Dinas Pertama dari Wajib Militer di
lingkungan Perguruan tinggi, dalam Rangka Pendidikan Perwira
Cadangan serta pembentukan Resimen Mahasiswa di Lingkungan
Perguruan Tinggi, maka dibentuklah Batalyon-Batalyon inti disetiap
Perguruan Tinggi yang mempunyai tugas melatih Mahasiswa di
bidang Ilmu keprajuritan.
*Pengembangannya dilakukan dalam satuan-satuan Resimen
Induk Mahasiswa (RINWA), yang diatur dalam Keputusan
bersamaWampa Hankam dan Menteri PTIP Nomor : 14A/19-20-
21/1963 tentang Resimen Induk Mahasiswa (Sekarang biasa
disebut SKOMENWA).
13. 28 Maret 1963; dikeluarkan Keputusan Penguasa Perang
Daerah No. Kpts 13-5/3/PPD/1963, Tentang Penyerahan Tanggung
Jawab dan Penyusunan Pengomandoan Orhansip, oleh Brigjend
Ibrahim Adjie selaku Panglima DAM VI/SILIWANGI sekaligus
Penguasa Perang untuk daerah Jawa Barat.
14. 14. 20 Juni 1963 dikeluarkan keputusan MENKO HANKAM No.
50/ps/B/6/63; Isi Keputusan JM MENKO HAMKAM ub. KAMADA
HANSIP tentang ; Organisasi dan Prosedure Hansip (ic.titik 12 ayat
b yang berbunyi ; “ adanya organisasi Perlawanan Rakyat, Resimen
Mahasiswa, serta organisasi keamanan diluar ABRI , tetapi yang
disyahkan pula oleh Pemerintah dapat pula digunakan untuk
melaksanakan kegiatan Pertahanan Sipil, setelah para anggota
OPR dan Resimen Mahasiswa secara potensial dipersiapkan pula
untuk tugas Pertahanan Sipil “.
15. 5 September 1963; dikeluarkan instruksi J.M Wakil Pertama
Urusan Pertahanan/ Keamanan /KASAB No. III/A/93/63, tentang :
Penertiban Organisasi Pertahanan dan Keamanan diluar organisasi
Angkatan bersenjata. (ic.Fungsi Mahasiswa dalam Pertahanan
Rakyat Semesta).
16. 12 Juni 1964; Jendral A.H Nasution selaku Menko Hankam
/KASAB mengeluarkan Surat Keputusan No.M/B/86/64
tentangPengesahan Dhuaja Resimen Mahasiswa Mahawarman
Djawa Barat.
15. 17. 13 Juni 1964; Penyerahan Dhuaja Resimen Mahawarman kepada Danmen
Mahawarman Kapten Ojik Suroto pada upacara parade /Defile di Lapangan
Diponegoro pada hari ulang Tahun ke -5 pembentukan Resimen Mahasiswa
penyerahan ini dilakukan oleh Menko Hankam Kasab Jendral A.H Nasution yang
didampingi oleh Menteri PTIP Prof.Ir. Tojib Hadiwidjaya dan Pangdam VI/ Siliwangi,
Kolonel Ibarhim Adjie. Menteri PTIP Prof Ir. Tojib Hadiwidjaya menganugerahkan
nama untuk Resimen Mahasiswa Jawa Barat ini dengan nama Resimen
Mahawarman ( Mahawarman berarti Perisai yang Agung) dengan motto “ Widya
Castrena Dharma Siddha “ yang berarti “Penyempurnaan Kewajiban dengan Ilmi
Pengetahuan dan Ilmu keprajuritan.
**Motto Resimen Mahawarman ini dikarang oleh Prof Harsojo (Guru Besar
Fak Anthropologi UNPAD). - Lambang berbentuk Garuda diciptakan oleh Alm
Doli Panggabean dari Batalyon I/ITB Catatan : Dhuaja Mahawarman berwarna
hitam dengan lambang Garuda dan Macan Siliwangi.
18. A. 7 September 1964;, dikeluarkan instruksi MENKO /HANKAM/KASAB
No.III/B/100 tentang persiapan Penyelenggaraan Corps Pendidikan Perwira
Cadangan (R.O.T.C) yang ditujukan kepada:
a. JM.MEN /PANGAD
b. J.M MEN/PANGAL
c. J.M MEN/PANGAU
d. KA PUSHANSIP
16. B. Dikeluarkannya Surat Perintah dari PANGDAM VI/SILIWANGI No.Prin-553-
2/9/1964 tanggal 12 September 1964, kepada DAN RIN/SILIWANGI tentang;
merencanakan/mempersiapkan dan meyelenggarkann latihan untuk Perwiraa
Cadangan sejumlah 80 orang dibawah kendali LET KOL SOERJODIONO dan
ditandatangani oleh KAS KODAM VI /Siliwangi Brigdjen H.R Dharsono.
19. 28 September 1965; CGMI melalui D.N Aidit menuntut kepada Presiden
Soekarno agar Resimen mahasiswa dibubarkan.
20. 30 September 1965; G30S/PKI meletus. Dalam usaha membantu operasi
penumpasan G30S/PKI oleh ABRI dibentuklah PASUS MAHAWARMAN
(Pasukan Khusus) dibawah pimpinan Mayoor Lukman Madewa dari SUDAM 5.
21. 19 Agustus 1966; Peristiwa 19 Agustus yang didalangi oleh G30S/PKI,
menimbulkan peristiwa berdarah. Menwa Mahawarman memegang peranan
penting dalam mempertahankan dan mengamankan kampus-kampus.
22. 12 September 1966; Rapat komando Resimen Mahawarman pertama yang
melahirkaN landasan Idiil dan Kejiwaan Corps “Pantja Dharma Satija”. Landasan
kejiwaan Mahawarman ini sesuai dengan Rapat Komando Resimen
Mahawarman seluruh Indonesia yang ke II di Jakarta yang telah diputuskan
menjadi landasan Kejiwaan Resimen Mahasiswa Seluruh Indonesia.
17. 23. Dalam rangka membantu operasi Militer oleh KODAM VI/ SILIWANGI
(Satgas Sadagori), dibentuklah “Brigade Cadangan Bantuan Tempur KODAM
VI/ SILIWANGI” oleh PANGDAM
VI/ SILIWANGI May.Jen HR Dharsono.
24. 3 November 1966; Dalam rangka membantu Operasi pemulihan keamanan
dan ketertiban di wilayah Jawa Barat , maka dibentuklah Brigade Cadangan
Bantuan Tempur “SATGAS SADAGORI “. Dan pada tanggal yang sama
Gubernur Jawa Barat Mashudi selaku Gubernur Jawa Barat sekaligus selaku
KAMADA HANSIP/HANRA VIII DJAWA BARAT, mengeluarkan Surat
Keputusan No.11/A.19/VII/1966, tanggal 3 November 1966, tentang ;
Pengesjahan berdirinya Men Mahawarman beserta kesatuan-kesatuan
dibawahnya.
25. 14 Februari 1968; Di lingkungan Perguruan Tinggi dikeluarkan keputusan
untuk Wajib Latih bagi mahasiswa (WALAMA), berasarkan Keputusan
Menhankam No.Kep/B/32/1968, tentang pengesahan Naskah Rencana
Realisasi Program. Sistem Wajib Latihan dan Wajib Militer Bagi Mahasiswa.
Dilanjutkan operasionalisasinya dengan Keputusan Bersama Dirjen Dikti dan
Kas Kodik WALAMA No.2 Tahun 1968 dan Nomor ; Kep/002/SKW-PW/68.
Program ini kemudian diganti dengan Pendidikan Kewiraan dan Pendidikan
Perwira Cadangan (PACAD).
18. 26. 28 -29 Maret 1971. Pada Rapat Komando ke Resimen
Mahawarman Jawa Barat di Hotel Transito Lembang diputuskan Peran
aktif Resimen Mahawarman kepada Pemerintah Jawa Barat untuk
mensukseskan PEMILU.
27. 20 Mei 1971; Sebanyak 502 orang anggota Menwa memperoleh
anugerah “Satya Lencana Penegak “ dan beberapa memperoleh
anugerah “Satya Lencana Dwikora”. Oleh PANGDAM VI/SILIWANGI
dalam rangka hari ulang tahun ke 25 KODAM VI/SILIWANGI.
28. 14 Oktober 1972; Jendral A.H NASUTION selaku salah satu
Bapak Pendiri Resimen Mahawarman Jawa Barat mengunjungi
Markas Komando Resimen Mahawarman Jawa Barat Jl. Surapati 33
Bandung.
29. 7 Agustus 1973. Rapat Komando Resimen Mahawarman ke VII
dengan hasil;
a. Partisipasi Resimen Mahawarman dalam Pembangunan Jawa
Barat.
b. resimen Mahawarman sebagai salah satu wadah Perwira
Cadangan.
19. 30. 31 Desember 1973; dikeluarkan Surat Keputusan bersama
Menhankam Pangab dan Menteri P&K Nomor : Kep/21/B/1973 dan
Nomor: 0228/U/1973.Program WALAWA di ikuti oleh seluruh mahasiswa
dan bisa dilanjutkan dengan mengikuti Pendidikan Dasar untuk menjadi
Anggota Resimen Mahawarman. Program WALAWA pada tahun 1974
dibubarkan.Dan pada tahun 1975 sejalan dengan perkembangan dan
kemajuan penyempurnaan organisasi Menwa terus diupayakan. Setelah
dikeluarkan keputusan bersama Menhankam Pangab, Mendikbud dan
Mendagri nomor:
Kep/39/XI/1975, No:0246A/V/1975 dan Nomor; 247 Tahun 1975, tentang
Pembinaan Organisasi Resimen Mahasiswa dalam mengikutsertakan
Rakyat dalam Pembelaan Negara, Disebutkan bahwa Resimen
Mahasiswa dibentuk menurut pembagian wilayah Propinsi Daerah
Tingkat I sehingga berdirilah 27 Resimen Mahasiswa dimasing-masing
Propinsi. Keanggotaan Menwa adalah Mahasiswa yang sudah lulus
Pendidikan Menwa (Latihan Dasar Kemiliteran) dan Alumni WALAWA.
31. 28-30 April 1975; Rapat Komando Resimen Mahawarman ke VIII
dengan menghasilkan :Penyempurnaaan organisasi Resimen
Mahawarman dengan diterbitkannya Buku Petunjuk Resimen
Mahawarman 1975.
20. 32. 28 – 29 Mei 1975; Rapat Komando Resimen Resimen Mahasiswa se
Indonesia di Jakarta dengan menghasilkan Penyempurnaan Organisasi
Resimen Mahasiswa se Indonesia.
33. Tahun 1975 – 1979; Berperan aktif mengirimkan kontingen Garuda
TNI ke Timur Tengah (Sinai Middle East) bagian dariPasukan
Perdamaian PBB/UNEF.
34. 15 – 26 Maret 1976 Konsolidasi seluruh potensi Resimen
Mahawarman. Mendikbud dan Mendagri nomor: Kep/02/1/1978 dan
Nomor: 17A Tahun 1978 tanggal 19 Januari 1978, tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pembinaan Organisasi Menwa, maka diseragamkan
seluruh aturan dan atribut diseluruh Resimen Mahasiswa di Indonesia,
dan dilakukan penyempurnaan “ PANCA DHARMA SATYA”.
35. 28 Desember 1994; Organisasi Menwa mengalami penyempurnaan
melalui Keputusan Bersama
21. Menhankam, Mendikbud dan Mendagri Nomor: Kep/
11/XII/1994, Nomor: 0342/U/1994 dan Nomor: 149 Tahun
1994 tentang Pembinaan dan Penggunaan Resimen
Mahasiswa Dalam Bela Negara . Sebagai Pelaksanaan
ketentuan tersebut dikeluarkan serangkaian keputusan pada
Direktur Jendral terkait dari ketiga Departemen Pembina,
yang terdiri atas Keputusan Dirjenpersmanvet Dephankam RI
Nomor :Kep/03/III/1996 tertanggal 14 Maret 1996 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Pendidikan dan Latihan Resimen
Mahasiswa, Nomor: Kep/04/III/1996 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pendidikan dan dan Latihan Resimen
Mahasiswa, nomor: Kep/04/III/1996 tanggal 14 Maret 1996
tentang Petunjuk Pelaksanaan Pakaian Seragam Tunggul
dan Dhuaja Menwa dan Pemakaiannnya dan Nomor:
Kep/05/III/1996.Tanggal 14 Maret 1996 tentang Peraturan
Disiplin Resimen Mahasiswa. Serta Keputusan Dirjen Dikti
DEPDIKBUD RI Nomor: 522/Dikti/1996 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pembinaan Satuan Resimen Mahasiswa di
Lingkungan Perguruan Tinggi.
22. 36. Tahun 1998 -2000 Masa Reformasi Penghapusan
Dwifungsi ABRI, turut mempengaruhi Organisasi Resimen
Mahasiswa Indonesia tidak terkecuali Resimen
Mahawarman yang Ditandai dengan munculnya berbagai
tuntutan pembubaran Menwa di berbagai Perguruan
Tinggi. Menyikapi tuntutan pembubaran Menwa ini para
pimpinan Menwa diberbagai Daerah baik Komandan
Satuan maupun Kepala Staf Resimen Mahasiswa
mengadakan Koordinasi tingkat regional dan nasional,
antara lain dilaksanakan di Bandung, Jogjakarta dan
Jakarta. Para Pembantu Rektor III bidang Kemahasiswaan
yang dikoordinasikan oleh Dirmawa Ditjen
Dikti DEPDIKNAS membentuk tim untuk membahas
permasalahan Menwa dan mengadakan pertemuan di
Jogjakarta, Jakarta dan terakhir di Makassar pada awal
sampai pertengahan tahun 2000.
23. 37. Akhir September 2000; diadakan Rapat Koordinasi antara
Tim PR III Bidang Kemahasiswaan Dengan seluruh Kepala
Staf Resimen Mahasiswa se Indonesia di Asrama Haji Pondok
Gede, Jakarta Timur yang menghasilkan rancangan
Keputusan Bersama Menhan, Mendiknas dan Mendagri
Nomor:KB/14/M/X/2000, Nomor:6/U/KB/2000 dengan nomor:
39A Tahun 2000 Tentang Pembinaan dan Pemberdayaan
Resimen Mahasiswa. Sebagai pelaksanaan ketentuan dari KB
3 Menteri tersebut dikeluarkan serangkaian surat dari Dirjen
terkait dari 3 Departemen Pembinaan dan Pemberdayaan
Resimen Mahasiswa. Sebagai pelaksanaan ketentuan dari
Keputusan Bersama 3 Menteri tersebut dikeluarkan
serangkaian surat dari Dirjen Terkait dari 3 Departemen
Pembina, yakni ; Surat edaran Dirjen Dikti Depdiknas RI
Nomor: 212/D/T/2001 tanggal 19 Januari 2001, surat Telegram
Dirjen Sundaman DEPHAN RI Nomor: ST/02/1/2001 tanggal
23 Januari 2001 dan Surat Dirjen Kesbangpol Depdagri RI
Nomor: 340/294.D.III tanggal 28 Januari 2002. Tetapi isi dari
ketiga surat tersebut bukanlah sebagai Juklak –Juknis dari KB
3 Menteri Tahun 2000.
24. 1. Bela Negara di Lingkungan Keluarga
• Menjaga nama baik keluarga dengan cara berperilaku yang mulia
dan terpuji.
• Membentuk keluarga yang sadar dan patuh kepada hukum yang
berlaku, baik dari hukum negara, hukum adat dan hukum agama.
• Saling mengingatkan terhadap sesama anggota keluarga jika ada
yang perbuatannya menyimpang, seperti misalkan minum-minuman
keras di rumah, mencuri dan lain-lain.
• Mengembangkan sikap saling mengasihi, saling menghormati antar
keluarga dan saling menolong.
• Menciptakan suasana yang rukun, harmonis dan damai di dalam
lingkungan keluarga.
• Menjaga kebersihan dan kesehatan anggota keluarganya.
• Memberikan pengertian kepada anggota keluarga supaya selalu
berusaha untuk selalu menggunakan produk-produk dalam Negeri.
• Memberikan pengertian kepada anak-anak sejak dini supaya
mempunyai sikap cintah tanah air.
CONTOH BELA NEGARA
25. 2. Bela Negara di Lingkungan Masyarakat
• Bersama-sama untuk menciptakan lingkungan
yang sehat dan bersih.
• Meningkatkan keamanan lingkungan sekitar
melalui kegiatan siskamling atau ronde per RT.
• Menciptakan suasana yang rukun, aman dan
damai terhadap masyarakat di lingkungan sekitar.
• Mengembangkan sikap tenggang rasa dan saling
tolong menolong untuk sesama warga
masyarakat.
• Ikut melestarikan kebudayaan yang ada di
lingkungan masyarakat.
• Aktif dalam kegiatan sosial seperti kerja bakti,
memperbaikin fasilitas umum dan menjaganya,
dan lain-lain.
• Selalu menghargai setiap perbedaan dan
senantiasa terus memperkuat persamaan yang
sudah ada.
26. 3. Contoh Bela Negara di Lingkungan
Negara
•Tepat waktu dalam urusan membayar
pajak di lingkungan Negara.
•Patuh terhadap peraturan hukum yang
berlaku di sekitar lingkungan Negara.
•Menjaga keamanan di kampung dengan
bersama-sama di lingkungan Negara.
•Menjaga keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) ini yang kita
cintai.
•Bersikap selektif dalam memilih masukan
budaya asing atau akulturasi ke Negara
Indonesia.
•Memperkuat semangat Persatuan dan
semangat Kesatuan Bangsa.
•Ikut serta bela negara jika negara dalam
keadaan bahaya
27. 4. Bela Negara di Lingkungan Perguruan tinggi
•Membiasakan budaya Gerakan Disiplin Nasional (GDN) di Campus yang
meliputi budaya bersih, budaya tertib, dan budaya belajar atau kerja.
•Saling mengingatkan antar sesama Akademisi tentang Peraturan dilingkungan
Campus
•Meningkatkan Iman dan taqwa (imtaq), ilmu pengetahuan dan teknologi di
lingkupangan Campus
•Sadar untuk selalu menaati tata tertib sekolah di sekitar lingkungan Campus.
•Menjaga nama baik sekolah dengan baik dan tidak melakukan perbuatan-
perbuatan yang bisa merugikan atau bisa berakibat negatif untuk Campus.
•Mengembangkan sikap peduli sosial di tempat Campus, misalkan berbagi
melalui zakat, infaq atau shodaqoh berguna untuk membantu warga Campus
yang membutuhkannya.
•Kuliah dengan tekun dan rajin terutama untuk pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan.
•Kuliah dengan rajin dan tekun untuk memperoleh prestasi yang bagus supaya
bisa mengharumkan nama baik Campus dan nama baik Negara.
•Mengikuti Diklatsarmil Resimen Mahasiswa sebagai upaya memahami dunia
militer
•Mengikuti pendidikan Bela Diri dilingkungan Kampus contoh Kateda Indonesia
(KINDO) yang ada di Latifah Mubarokoah, sebagai upaya menjadi rakyat terlatih
28. MENCINTAI TANAH AIR SATU KEHARUSAN
َانَثَّدَح
رَفْعَج ُْنب ُليِعاَمْسِإ َانَثَّدَح ،ُةَبْيَتُق
َع ُ َّ
َّللا َي ِ
ضَر َسنَأ ْنَع ،ْديَمُح ْنَع ،
،ُهْن
«
َق اَذِإ َانَك ،َمَّلَس َو ِهْيَلَع ُهللا ىَّلَص َّيِبَّنال َّنَأ
ِتاَُردُج ىَلِإ َرَظَنَف ،رَفَس ْنِم َِمد
َح َّةباَد ىَلَع َانَك ْنِإ َو ُهَتَل ِاحَر َعَض ْوَأ ،ِةَنِيدَمال
اَهِبُح ْنِم اَهَكَّر
»
"Ketika Rasulullah hendak datang dari bepergian, beliau mempercepat
jalannya kendaraan yang ditunggangi setelah melihat dinding kota
Madinah. Bahkan beliau sampai menggerak-gerakan binatang yang
dikendarainya tersebut. Semua itu dilakukan sebagai bentuk kecintaan
beliau terhadap tanah airnya. " (HR Bukhari). Shahih Bukhari juz 3
halaman 23:
29. Syekh Muhammad Ali dalam kitab Dalilul Falihin halaman 37
mengatakan:
ُّبُح
ِنَاْميِاإل َنِم ِنَط َالو
“
Cinta tanah air bagian dari iman.”
Atsar Khalifah Umar bin Khatab sebagaimana dikutip Syekh
Ismail Haki dalam kitab Tafsir Ruhul Bayan juz 6 halaman 442
menyatakan:
ْﻮَﻟ
َ
َل
ُﺐﺤِﺒَﻓ ْﺀﻮُّﺴﺍﻟ ُﺪَﻠَﺑ َﺏُﺮَﺨَﻟ ِﻦَﻃَﻮْﻟﺍ ُّﺐُﺣ
ُﻥَﺍﺪْﻠُﺒْﻟﺍ ِﺕَﺮِﻤُﻋ ِﻥَﺎﻃْﻭَﺎْﻟﺍ ِّ
Sayyidina Umar berkata: “Seandainya tidak ada cinta tanah
air, hancurlah negara yang terpuruk. Dengan cinta tanah air,
negara akan Berjaya.”