Dokumen tersebut membahas tentang hukum Archimedes dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Hukum Archimedes menyatakan bahwa gaya apung yang dihasilkan pada suatu benda yang tercelup di fluida sama dengan berat fluida yang dipindahkannya. Hukum ini menerangkan mengapa kapal bisa mengapung, dan diterapkan pada perangkat seperti hidrometer dan jembatan ponton.
ini adalah powerpoint fluida statis yang digunakan untuk presentasi kami disekolah SMK N 1 Ampelgading. semoga ini bisa bermanfaat sebagai referensi kalian. thank's :)
ini adalah powerpoint fluida statis yang digunakan untuk presentasi kami disekolah SMK N 1 Ampelgading. semoga ini bisa bermanfaat sebagai referensi kalian. thank's :)
Pembelajaran (Findings): apa saja yang didapatkan
Pembelajaran yang didapatkan dalam modul ini banyak sekali diantaranya
1. Pemahaman tentang pembelajaran sosial dan emosional yang penting untuk diterapkan dalam pembelajaran di sekolah. Pembelajaran sosial dan emosional ini adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah. Proses kolaborasi ini memungkinkan murid, pendidik, dan tenaga kependidikan di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosionalnya agar dapat memahami, menghayati, dan mengelola emosi (kesadaran diri), menetapkan dan mencapai tujuan positif (pengelolaan diri), merasakan dan menunjukan empati kepada orang lain (kesadaran sosial), membangun dan mempertahankan hubungan yang positif (keterampilan berelasi), dan membuat
keputusan yang bertanggung jawab hal ini berkaitan dengan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.
2. Lima kompetensi dalam pemebalajaran sosial dan emosional diantaranya kesadaran sosial yaitu kemampuan untuk memahami perasaan, emosi, dan nilai- nilai diri sendiri, dan bagaimana pengaruhnya pada perilaku diri sendiri dalam berbgai situasi dan konteks kehidupan, manajemen diri yaitu kemampuan untuk mengelola emosi, pikiran, dan perilaku diri secara efektif dalam berbagai situasi dan untuk mencapai tujuan dan aspirasi, kesadaran sosial yaitu kemampuan untuk memahami sudut pandang dan dapat berempati dengan orang lain termasuk mereka yang berasal dari latar belakang yang berbeda-beda, keterampilan berelasi yaitu membangun dan mempertahankan hubungan- hubungan yang sehat dan suportif, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab yaitu kemampuan mengambil pilihan-pilihan yang membangun berdasarkan kepedulian, dan perilaku untuk mencapai kesejahteraan psikologis atau well being.
3. Lima kompetensi sosial dan emosional ini berhubungan erat dengan enam dimensi profil pelajar Pancasila, yang merupakan nilai kebajikan yang menjadi tujuan dari kurikulum Pendidikan.
4. Lima kompetensi sosial dan emosional ini diharapkan dapat menghasilkan murid-murid yang berkarakter, disiplin, santun, jujur, peduli, responsive, proaktif, mendorong anak untuk memiliki rasa ingin tahu tentang ilmu pengetahuan, sosial budaya, dan humaniora semuanya selaras dengan standar kompetensi lulusan dan standar isi dalanm satandar nasional Pendidikan.
5. Dasar penguatan dari 5 KSE adalah mindfulness (kesadaran penuh), kesadaran penuh ini di mana kita mengarahkan sepenuhnya perhatian terhadap kegiatan yang dilakukan.
6. Salah satu cara yang digunakan untuk meningkatkan kesadaran penuh adalah Teknik STOP, yaitu berhenti sejenak, ambil nafas dalam, amati sensati pada tubuh, perasaan, pikiran, dan lingkungan, dan selessai kemudian lanjutkan kembali aktivitas yang akan dilakukan.
7. Kompetensi 5 KSE berdasarkan kesadaran penuh akan menciptakan kesejahteraan psikologis atau yang disebut dengan well-being.
8. Implementasi pembelajaran sosial d
a. Peserta didik dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan mental mereka.
b. Peserta didik dapat menggambarkan teknik-teknik dasar untuk mengelola stres dan tekanan dalam kehidupan mereka.
c. Peserta didik dapat menjelaskan konsep kesejahteraan holistik dan pentingnya keseimbangan antara fisik, emosional, dan social serta dapat merencanakan rencana pribadi untuk memelihara kesehatan mental dan kesejahteraan mereka sendiri juga dapat mengenali tanda-tanda gangguan kesehatan mental dan tahu kapan harus mencari bantuan profesional.
a. Peserta didik dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan mental mereka.
b. Peserta didik dapat menggambarkan teknik-teknik dasar untuk mengelola stres dan tekanan dalam kehidupan mereka.
c. Peserta didik dapat menjelaskan konsep kesejahteraan holistik dan pentingnya keseimbangan antara fisik, emosional, dan social serta dapat merencanakan rencana pribadi untuk memelihara kesehatan mental dan kesejahteraan mereka sendiri juga dapat mengenali tanda-tanda gangguan kesehatan mental dan tahu kapan harus mencari bantuan profesional.
a. Peserta didik dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan mental mereka.
b. Peserta didik dapat menggambarkan teknik-teknik dasar untuk mengelola stres dan tekanan dalam kehidupan mereka.
c. Peserta didik dapat menjelaskan konsep kesejahteraan holistik dan pentingnya keseimbangan antara fisik, emosional, dan social serta dapat merencanakan rencana pribadi untuk memelihara kesehatan mental dan kesejahteraan mereka sendiri juga dapat mengenali tanda-tanda gangguan kesehatan mental dan tahu kapan harus mencari bantuan profesional.
a. Peserta didik dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan mental mereka.
b. Peserta didik dapat menggambarkan teknik-teknik dasar untuk mengelola stres dan tekanan dalam kehidupan mereka.
c. Peserta didik dapat menjelaskan konsep kesejahteraan holistik dan pentingnya keseimbangan antara fisik, emosional, dan social serta dapat merencanakan rencana pribadi untuk memelihara kesehatan mental dan kesejahteraan mereka sendiri juga dapat mengenali tanda-tanda gangguan kesehatan mental dan tahu kapan harus mencari bantuan profesional.
a. Peserta didik dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan mental mereka.
b. Peserta didik dapat menggambarkan teknik-teknik dasar untuk mengelola stres dan tekanan dalam kehidupan mereka.
c. Peserta didik dapat menjelaskan konsep kesejahteraan holistik dan pentingnya keseimbangan antara fisik, emosional, dan social serta dapat merencanakan rencana pribadi untuk memelihara kesehatan mental dan kesejahteraan mereka sendiri juga dapat mengenali tanda-tanda gangguan kesehatan mental dan tahu kapan harus mencari bantuan profesional.
a. Peserta didik dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan mental mereka.
b. Peserta didik dapat menggambarkan teknik-teknik
Pendidikan adalah suatu perjalanan panjang yang selalu diwarnai oleh perubahan dan evolusi. Sebagai seorang guru di SMAN 1 Rahong Utara, saya merenungkan perjalanan pendidikan ini dan bagaimana pendekatan pembelajaran berdiferensiasi telah membentuk dan memerdekakan siswa-siswa kami. Dalam esai ini, saya akan berbagi refleksi pribadi tentang bagaimana "Mengukir Masa Depan" adalah cerminan dari upaya kami dalam menciptakan pendidikan yang memerdekakan melalui pembelajaran berdiferensiasi.
Awalnya, kita berhadapan dengan tantangan besar dalam pendidikan. Setiap siswa membawa ke dalam kelasnya keunikannya masing-masing. Kurikulum yang homogen sering kali tidak cukup dalam memenuhi kebutuhan siswa dengan beragam tingkat kemampuan dan minat. Siswa kami adalah gambaran nyata dari keberagaman, dan kita harus mencari cara untuk memerdekakan mereka.
Sebagai guru, tugas kita adalah menciptakan pengalaman pembelajaran yang memerdekakan. Ini tidak hanya berarti mengenali kebutuhan dan potensi setiap siswa, tetapi juga mengembangkan cara untuk menyediakan pendidikan yang sesuai dengan kemampuan dan gaya belajar mereka. Kami harus berkomunikasi dengan siswa, mendengarkan, dan mengidentifikasi berbagai kebutuhan mereka.
Pendidikan adalah suatu perjalanan panjang yang selalu diwarnai oleh perubahan dan evolusi. Sebagai seorang guru di SMAN 1 Rahong Utara, saya merenungkan perjalanan pendidikan ini dan bagaimana pendekatan pembelajaran berdiferensiasi telah membentuk dan memerdekakan siswa-siswa kami. Dalam esai ini, saya akan berbagi refleksi pribadi tentang bagaimana "Mengukir Masa Depan" adalah cerminan dari upaya kami dalam menciptakan pendidikan yang memerdekakan melalui pembelajaran berdiferensiasi.
Awalnya, kita berhadapan dengan tantangan besar dalam pendidikan. Setiap siswa membawa ke dalam kelasnya keunikannya masing-masing. Kurikulum yang homogen sering kali tidak cukup dalam memenuhi kebutuhan siswa dengan beragam tingkat kemampuan dan minat. Siswa kami adalah gambaran nyata dari keberagaman, dan kita harus mencari cara untuk memerdekakan mereka.
Sebagai guru, tugas kita adalah menciptakan pengalaman pembelajaran yang memerdekakan. Ini tidak hanya berarti mengenali kebutuhan dan potensi setiap siswa, tetapi juga mengembangkan cara untuk menyediakan pendidikan yang sesuai dengan kemampuan dan gaya belajar mereka. Kami harus berkomunikasi dengan siswa, mendengarkan, dan mengidentifikasi berbagai kebutuhan mereka.
Pendidikan adalah suatu perjalanan panjang yang selalu diwarnai oleh perubahan dan evolusi. Sebagai seorang guru di SMAN 1 Rahong Utara, saya merenungkan perjalanan pendidikan ini dan bagaimana pendekatan pembelajaran berdiferensiasi telah membentuk dan memerdekakan siswa-siswa kami. Dalam esai ini, saya akan berbagi refleksi pribadi tentang bagaimana "Mengukir Masa Depan" adalah cerminan dari upaya kami dalam menciptakan pendidikan yang memerdekakan melalui pembelajaran berdiferensiasi.
Awalnya, kita berhadapan dengan tantangan besar dalam pen
Pendidikan adalah suatu perjalanan panjang yang selalu diwarnai oleh perubahan dan evolusi. Sebagai seorang guru di SMAN 1 Rahong Utara, saya merenungkan perjalanan pendidikan ini dan bagaimana pendekatan pembelajaran berdiferensiasi telah membentuk dan memerdekakan siswa-siswa kami. Dalam esai ini, saya akan berbagi refleksi pribadi tentang bagaimana "Mengukir Masa Depan" adalah cerminan dari upaya kami dalam menciptakan pendidikan yang memerdekakan melalui pembelajaran berdiferensiasi.
Awalnya, kita berhadapan dengan tantangan besar dalam pendidikan. Setiap siswa membawa ke dalam kelasnya keunikannya masing-masing. Kurikulum yang homogen sering kali tidak cukup dalam memenuhi kebutuhan siswa dengan beragam tingkat kemampuan dan minat. Siswa kami adalah gambaran nyata dari keberagaman, dan kita harus mencari cara untuk memerdekakan mereka.
Sebagai guru, tugas kita adalah menciptakan pengalaman pembelajaran yang memerdekakan. Ini tidak hanya berarti mengenali kebutuhan dan potensi setiap siswa, tetapi juga mengembangkan cara untuk menyediakan pendidikan yang sesuai dengan kemampuan dan gaya belajar mereka. Kami harus berkomunikasi dengan siswa, mendengarkan, dan mengidentifikasi berbagai kebutuhan mereka.
Pendidikan adalah suatu perjalanan panjang yang selalu diwarnai oleh perubahan dan evolusi. Sebagai seorang guru di SMAN 1 Rahong Utara, saya merenungkan perjalanan pendidikan ini dan bagaimana pendekatan pembelajaran berdiferensiasi telah membentuk dan memerdekakan siswa-siswa kami. Dalam esai ini, saya akan berbagi refleksi pribadi tentang bagaimana "Mengukir Masa Depan" adalah cerminan dari upaya kami dalam menciptakan pendidikan yang memerdekakan melalui pembelajaran berdiferensiasi.
Awalnya, kita berhadapan dengan tantangan besar dalam pendidikan. Setiap siswa membawa ke dalam kelasnya keunikannya masing-masing. Kurikulum yang homogen sering kali tidak cukup dalam memenuhi kebutuhan siswa dengan beragam tingkat kemampuan dan minat. Siswa kami adalah gambaran nyata dari keberagaman, dan kita harus mencari cara untuk memerdekakan mereka.
Sebagai guru, tugas kita adalah menciptakan pengalaman pembelajaran yang memerdekakan. Ini tidak hanya berarti mengenali kebutuhan dan potensi setiap siswa, tetapi juga mengembangkan cara untuk menyediakan pendidikan yang sesuai dengan kemampuan dan gaya belajar mereka. Kami harus berkomunikasi dengan siswa, mendengarkan, dan mengidentifikasi berbagai kebutuhan mereka.
Pendidikan adalah suatu perjalanan panjang yang selalu diwarnai oleh perubahan dan evolusi. Sebagai seorang guru di SMAN 1 Rahong Utara, saya merenungkan perjalanan pendidikan ini dan bagaimana pendekatan pembelajaran berdiferensiasi telah membentuk dan memerdekakan siswa-siswa kami. Dalam esai ini, saya akan berbagi refleksi pribadi tentang bagaimana "Mengukir Masa Depan" adalah cerminan dari upaya kami dalam menciptakan pendidikan yang memerdekakan melalui pembelajaran berdiferensiasi.
Awalnya, kita berhadapan dengan tantangan besar dalam pen
Bahan Tayang Lokakarya 02 PGP_Visi untuk Perubahan Lingkungan Belajar.pptxEduardusRudySebatu
Pendidikan adalah suatu perjalanan panjang yang selalu diwarnai oleh perubahan dan evolusi. Sebagai seorang guru di SMAN 1 Rahong Utara, saya merenungkan perjalanan pendidikan ini dan bagaimana pendekatan pembelajaran berdiferensiasi telah membentuk dan memerdekakan siswa-siswa kami. Dalam esai ini, saya akan berbagi refleksi pribadi tentang bagaimana "Mengukir Masa Depan" adalah cerminan dari upaya kami dalam menciptakan pendidikan yang memerdekakan melalui pembelajaran berdiferensiasi.
Awalnya, kita berhadapan dengan tantangan besar dalam pendidikan. Setiap siswa membawa ke dalam kelasnya keunikannya masing-masing. Kurikulum yang homogen sering kali tidak cukup dalam memenuhi kebutuhan siswa dengan beragam tingkat kemampuan dan minat. Siswa kami adalah gambaran nyata dari keberagaman, dan kita harus mencari cara untuk memerdekakan mereka.
Sebagai guru, tugas kita adalah menciptakan pengalaman pembelajaran yang memerdekakan. Ini tidak hanya berarti mengenali kebutuhan dan potensi setiap siswa, tetapi juga mengembangkan cara untuk menyediakan pendidikan yang sesuai dengan kemampuan dan gaya belajar mereka. Kami harus berkomunikasi dengan siswa, mendengarkan, dan mengidentifikasi berbagai kebutuhan mereka.
Pendidikan adalah suatu perjalanan panjang yang selalu diwarnai oleh perubahan dan evolusi. Sebagai seorang guru di SMAN 1 Rahong Utara, saya merenungkan perjalanan pendidikan ini dan bagaimana pendekatan pembelajaran berdiferensiasi telah membentuk dan memerdekakan siswa-siswa kami. Dalam esai ini, saya akan berbagi refleksi pribadi tentang bagaimana "Mengukir Masa Depan" adalah cerminan dari upaya kami dalam menciptakan pendidikan yang memerdekakan melalui pembelajaran berdiferensiasi.
Awalnya, kita berhadapan dengan tantangan besar dalam pendidikan. Setiap siswa membawa ke dalam kelasnya keunikannya masing-masing. Kurikulum yang homogen sering kali tidak cukup dalam memenuhi kebutuhan siswa dengan beragam tingkat kemampuan dan minat. Siswa kami adalah gambaran nyata dari keberagaman, dan kita harus mencari cara untuk memerdekakan mereka.
Sebagai guru, tugas kita adalah menciptakan pengalaman pembelajaran yang memerdekakan. Ini tidak hanya berarti mengenali kebutuhan dan potensi setiap siswa, tetapi juga mengembangkan cara untuk menyediakan pendidikan yang sesuai dengan kemampuan dan gaya belajar mereka. Kami harus berkomunikasi dengan siswa, mendengarkan, dan mengidentifikasi berbagai kebutuhan mereka.
Pendidikan adalah suatu perjalanan panjang yang selalu diwarnai oleh perubahan dan evolusi. Sebagai seorang guru di SMAN 1 Rahong Utara, saya merenungkan perjalanan pendidikan ini dan bagaimana pendekatan pembelajaran berdiferensiasi telah membentuk dan memerdekakan siswa-siswa kami. Dalam esai ini, saya akan berbagi refleksi pribadi tentang bagaimana "Mengukir Masa Depan" adalah cerminan dari upaya kami dalam menciptakan pendidikan yang memerdekakan melalui pembelajaran berdiferensiasi.
Awalnya, kita berhadapan dengan tantangan besar dalam pen
Pendidikan adalah suatu perjalanan panjang yang selalu diwarnai oleh perubahan dan evolusi. Sebagai seorang guru di SMAN 1 Rahong Utara, saya merenungkan perjalanan pendidikan ini dan bagaimana pendekatan pembelajaran berdiferensiasi telah membentuk dan memerdekakan siswa-siswa kami. Dalam esai ini, saya akan berbagi refleksi pribadi tentang bagaimana "Mengukir Masa Depan" adalah cerminan dari upaya kami dalam menciptakan pendidikan yang memerdekakan melalui pembelajaran berdiferensiasi.
Awalnya, kita berhadapan dengan tantangan besar dalam pendidikan. Setiap siswa membawa ke dalam kelasnya keunikannya masing-masing. Kurikulum yang homogen sering kali tidak cukup dalam memenuhi kebutuhan siswa dengan beragam tingkat kemampuan dan minat. Siswa kami adalah gambaran nyata dari keberagaman, dan kita harus mencari cara untuk memerdekakan mereka.
Sebagai guru, tugas kita adalah menciptakan pengalaman pembelajaran yang memerdekakan. Ini tidak hanya berarti mengenali kebutuhan dan potensi setiap siswa, tetapi juga mengembangkan cara untuk menyediakan pendidikan yang sesuai dengan kemampuan dan gaya belajar mereka. Kami harus berkomunikasi dengan siswa, mendengarkan, dan mengidentifikasi berbagai kebutuhan mereka.
Pendidikan adalah suatu perjalanan panjang yang selalu diwarnai oleh perubahan dan evolusi. Sebagai seorang guru di SMAN 1 Rahong Utara, saya merenungkan perjalanan pendidikan ini dan bagaimana pendekatan pembelajaran berdiferensiasi telah membentuk dan memerdekakan siswa-siswa kami. Dalam esai ini, saya akan berbagi refleksi pribadi tentang bagaimana "Mengukir Masa Depan" adalah cerminan dari upaya kami dalam menciptakan pendidikan yang memerdekakan melalui pembelajaran berdiferensiasi.
Awalnya, kita berhadapan dengan tantangan besar dalam pendidikan. Setiap siswa membawa ke dalam kelasnya keunikannya masing-masing. Kurikulum yang homogen sering kali tidak cukup dalam memenuhi kebutuhan siswa dengan beragam tingkat kemampuan dan minat. Siswa kami adalah gambaran nyata dari keberagaman, dan kita harus mencari cara untuk memerdekakan mereka.
Sebagai guru, tugas kita adalah menciptakan pengalaman pembelajaran yang memerdekakan. Ini tidak hanya berarti mengenali kebutuhan dan potensi setiap siswa, tetapi juga mengembangkan cara untuk menyediakan pendidikan yang sesuai dengan kemampuan dan gaya belajar mereka. Kami harus berkomunikasi dengan siswa, mendengarkan, dan mengidentifikasi berbagai kebutuhan mereka.
Pendidikan adalah suatu perjalanan panjang yang selalu diwarnai oleh perubahan dan evolusi. Sebagai seorang guru di SMAN 1 Rahong Utara, saya merenungkan perjalanan pendidikan ini dan bagaimana pendekatan pembelajaran berdiferensiasi telah membentuk dan memerdekakan siswa-siswa kami. Dalam esai ini, saya akan berbagi refleksi pribadi tentang bagaimana "Mengukir Masa Depan" adalah cerminan dari upaya kami dalam menciptakan pendidikan yang memerdekakan melalui pembelajaran berdiferensiasi.
Awalnya, kita berhadapan dengan tantangan besar dalam pen
Pendidikan adalah suatu perjalanan panjang yang selalu diwarnai oleh perubahan dan evolusi. Sebagai seorang guru di SMAN 1 Rahong Utara, saya merenungkan perjalanan pendidikan ini dan bagaimana pendekatan pembelajaran berdiferensiasi telah membentuk dan memerdekakan siswa-siswa kami. Dalam esai ini, saya akan berbagi refleksi pribadi tentang bagaimana "Mengukir Masa Depan" adalah cerminan dari upaya kami dalam menciptakan pendidikan yang memerdekakan melalui pembelajaran berdiferensiasi.
Awalnya, kita berhadapan dengan tantangan besar dalam pendidikan. Setiap siswa membawa ke dalam kelasnya keunikannya masing-masing. Kurikulum yang homogen sering kali tidak cukup dalam memenuhi kebutuhan siswa dengan beragam tingkat kemampuan dan minat. Siswa kami adalah gambaran nyata dari keberagaman, dan kita harus mencari cara untuk memerdekakan mereka.
Sebagai guru, tugas kita adalah menciptakan pengalaman pembelajaran yang memerdekakan. Ini tidak hanya berarti mengenali kebutuhan dan potensi setiap siswa, tetapi juga mengembangkan cara untuk menyediakan pendidikan yang sesuai dengan kemampuan dan gaya belajar mereka. Kami harus berkomunikasi dengan siswa, mendengarkan, dan mengidentifikasi berbagai kebutuhan mereka.
Pendidikan adalah suatu perjalanan panjang yang selalu diwarnai oleh perubahan dan evolusi. Sebagai seorang guru di SMAN 1 Rahong Utara, saya merenungkan perjalanan pendidikan ini dan bagaimana pendekatan pembelajaran berdiferensiasi telah membentuk dan memerdekakan siswa-siswa kami. Dalam esai ini, saya akan berbagi refleksi pribadi tentang bagaimana "Mengukir Masa Depan" adalah cerminan dari upaya kami dalam menciptakan pendidikan yang memerdekakan melalui pembelajaran berdiferensiasi.
Awalnya, kita berhadapan dengan tantangan besar dalam pendidikan. Setiap siswa membawa ke dalam kelasnya keunikannya masing-masing. Kurikulum yang homogen sering kali tidak cukup dalam memenuhi kebutuhan siswa dengan beragam tingkat kemampuan dan minat. Siswa kami adalah gambaran nyata dari keberagaman, dan kita harus mencari cara untuk memerdekakan mereka.
Sebagai guru, tugas kita adalah menciptakan pengalaman pembelajaran yang memerdekakan. Ini tidak hanya berarti mengenali kebutuhan dan potensi setiap siswa, tetapi juga mengembangkan cara untuk menyediakan pendidikan yang sesuai dengan kemampuan dan gaya belajar mereka. Kami harus berkomunikasi dengan siswa, mendengarkan, dan mengidentifikasi berbagai kebutuhan mereka.
Pendidikan adalah suatu perjalanan panjang yang selalu diwarnai oleh perubahan dan evolusi. Sebagai seorang guru di SMAN 1 Rahong Utara, saya merenungkan perjalanan pendidikan ini dan bagaimana pendekatan pembelajaran berdiferensiasi telah membentuk dan memerdekakan siswa-siswa kami. Dalam esai ini, saya akan berbagi refleksi pribadi tentang bagaimana "Mengukir Masa Depan" adalah cerminan dari upaya kami dalam menciptakan pendidikan yang memerdekakan melalui pembelajaran berdiferensiasi.
Awalnya, kita berhadapan dengan tantangan besar dalam pen
Pendidikan adalah suatu perjalanan panjang yang selalu diwarnai oleh perubahan dan evolusi. Sebagai seorang guru di SMAN 1 Rahong Utara, saya merenungkan perjalanan pendidikan ini dan bagaimana pendekatan pembelajaran berdiferensiasi telah membentuk dan memerdekakan siswa-siswa kami. Dalam esai ini, saya akan berbagi refleksi pribadi tentang bagaimana "Mengukir Masa Depan" adalah cerminan dari upaya kami dalam menciptakan pendidikan yang memerdekakan melalui pembelajaran berdiferensiasi.
Awalnya, kita berhadapan dengan tantangan besar dalam pendidikan. Setiap siswa membawa ke dalam kelasnya keunikannya masing-masing. Kurikulum yang homogen sering kali tidak cukup dalam memenuhi kebutuhan siswa dengan beragam tingkat kemampuan dan minat. Siswa kami adalah gambaran nyata dari keberagaman, dan kita harus mencari cara untuk memerdekakan mereka.
Sebagai guru, tugas kita adalah menciptakan pengalaman pembelajaran yang memerdekakan. Ini tidak hanya berarti mengenali kebutuhan dan potensi setiap siswa, tetapi juga mengembangkan cara untuk menyediakan pendidikan yang sesuai dengan kemampuan dan gaya belajar mereka. Kami harus berkomunikasi dengan siswa, mendengarkan, dan mengidentifikasi berbagai kebutuhan mereka.
Pendidikan adalah suatu perjalanan panjang yang selalu diwarnai oleh perubahan dan evolusi. Sebagai seorang guru di SMAN 1 Rahong Utara, saya merenungkan perjalanan pendidikan ini dan bagaimana pendekatan pembelajaran berdiferensiasi telah membentuk dan memerdekakan siswa-siswa kami. Dalam esai ini, saya akan berbagi refleksi pribadi tentang bagaimana "Mengukir Masa Depan" adalah cerminan dari upaya kami dalam menciptakan pendidikan yang memerdekakan melalui pembelajaran berdiferensiasi.
Awalnya, kita berhadapan dengan tantangan besar dalam pendidikan. Setiap siswa membawa ke dalam kelasnya keunikannya masing-masing. Kurikulum yang homogen sering kali tidak cukup dalam memenuhi kebutuhan siswa dengan beragam tingkat kemampuan dan minat. Siswa kami adalah gambaran nyata dari keberagaman, dan kita harus mencari cara untuk memerdekakan mereka.
Sebagai guru, tugas kita adalah menciptakan pengalaman pembelajaran yang memerdekakan. Ini tidak hanya berarti mengenali kebutuhan dan potensi setiap siswa, tetapi juga mengembangkan cara untuk menyediakan pendidikan yang sesuai dengan kemampuan dan gaya belajar mereka. Kami harus berkomunikasi dengan siswa, mendengarkan, dan mengidentifikasi berbagai kebutuhan mereka.
Pendidikan adalah suatu perjalanan panjang yang selalu diwarnai oleh perubahan dan evolusi. Sebagai seorang guru di SMAN 1 Rahong Utara, saya merenungkan perjalanan pendidikan ini dan bagaimana pendekatan pembelajaran berdiferensiasi telah membentuk dan memerdekakan siswa-siswa kami. Dalam esai ini, saya akan berbagi refleksi pribadi tentang bagaimana "Mengukir Masa Depan" adalah cerminan dari upaya kami dalam menciptakan pendidikan yang memerdekakan melalui pembelajaran berdiferensiasi.
Awalnya, kita berhadapan dengan tantangan besar dalam pen
Pendidikan adalah suatu perjalanan panjang yang selalu diwarnai oleh perubahan dan evolusi. Sebagai seorang guru di SMAN 1 Rahong Utara, saya merenungkan perjalanan pendidikan ini dan bagaimana pendekatan pembelajaran berdiferensiasi telah membentuk dan memerdekakan siswa-siswa kami. Dalam esai ini, saya akan berbagi refleksi pribadi tentang bagaimana "Mengukir Masa Depan" adalah cerminan dari upaya kami dalam menciptakan pendidikan yang memerdekakan melalui pembelajaran berdiferensiasi.
Awalnya, kita berhadapan dengan tantangan besar dalam pendidikan. Setiap siswa membawa ke dalam kelasnya keunikannya masing-masing. Kurikulum yang homogen sering kali tidak cukup dalam memenuhi kebutuhan siswa dengan beragam tingkat kemampuan dan minat. Siswa kami adalah gambaran nyata dari keberagaman, dan kita harus mencari cara untuk memerdekakan mereka.
Sebagai guru, tugas kita adalah menciptakan pengalaman pembelajaran yang memerdekakan. Ini tidak hanya berarti mengenali kebutuhan dan potensi setiap siswa, tetapi juga mengembangkan cara untuk menyediakan pendidikan yang sesuai dengan kemampuan dan gaya belajar mereka. Kami harus berkomunikasi dengan siswa, mendengarkan, dan mengidentifikasi berbagai kebutuhan mereka.
Pendidikan adalah suatu perjalanan panjang yang selalu diwarnai oleh perubahan dan evolusi. Sebagai seorang guru di SMAN 1 Rahong Utara, saya merenungkan perjalanan pendidikan ini dan bagaimana pendekatan pembelajaran berdiferensiasi telah membentuk dan memerdekakan siswa-siswa kami. Dalam esai ini, saya akan berbagi refleksi pribadi tentang bagaimana "Mengukir Masa Depan" adalah cerminan dari upaya kami dalam menciptakan pendidikan yang memerdekakan melalui pembelajaran berdiferensiasi.
Awalnya, kita berhadapan dengan tantangan besar dalam pendidikan. Setiap siswa membawa ke dalam kelasnya keunikannya masing-masing. Kurikulum yang homogen sering kali tidak cukup dalam memenuhi kebutuhan siswa dengan beragam tingkat kemampuan dan minat. Siswa kami adalah gambaran nyata dari keberagaman, dan kita harus mencari cara untuk memerdekakan mereka.
Sebagai guru, tugas kita adalah menciptakan pengalaman pembelajaran yang memerdekakan. Ini tidak hanya berarti mengenali kebutuhan dan potensi setiap siswa, tetapi juga mengembangkan cara untuk menyediakan pendidikan yang sesuai dengan kemampuan dan gaya belajar mereka. Kami harus berkomunikasi dengan siswa, mendengarkan, dan mengidentifikasi berbagai kebutuhan mereka.
Di dalam sesi ini CGP didampingi oleh Pengajar Praktik akan memimpin diskusi penyelarasan visi dan prakasa perubahan sekolah. Peserta diskusi terdiri dari guru, kepala sekolah dan tenaga kependidikan di sekolah CGP.
Persiapan Diskusi:
● Pastikan semua peserta berada dalam posisi nyaman untuk diskusi. Jika memungkinkan posisi tempat duduk dibuat melingkar sehingga semua orang berada dalam posisi setara.
● Siapkan alat fasilitasi untuk memandu diskusi. Contoh dapat menggunakan plano, papan tulis, atau kertas yang berisi pertanyaan kunci untuk diisi peserta.
● Pengajar Praktik bertugas memastikan CGP siap untuk memfasilitasi diskusi bersama guru, kepala sekolah dan tenaga kependidikan.
Langkah Fasilitasi Diskusi:
● Pengajar Praktik (PP) membuka pertemuan dan menyampaikan tujuan diskusi yaitu : “Mendiskusikan cita-cita/visi warga sekolah terhadap murid di masa yang akan datang”
● PP menyampaikan susunan acara pertemuan, yaitu:
a. Pengantar tujuan diskusi
b. Merumuskan kalimat rumpang dan melihat visi sekolah
c. Mengidentifikasi perilaku yang mencerminkan visi
d. Mendiskusikan inisiatif perubahan yang dapat dilakukan di sekolah.
e. Penutup
● Pengajar Praktik memberikan penguatan terhadap proses diskusi yang akan dilakukan yaitu:
“Bapak dan ibu sekalian, dalam proses pendidikan, CGP telah belajar membuat visi dirinya sebagai pendidik. Proses ini diharapkan menjadi dasar untuk mengembangkan visi sekolah yang berpihak kepada murid. Diskusi hari ini merupakan bagian dari proses belajar CGP untuk memfasilitasi visi atau cita-cita sekolah ini untuk murid bersama rekan sejawat dan kepala sekolah.
Meskipun menjadi bagian dari proses belajar CGP, namun proses diskusi ini diharapkan menjadi refleksi bersama terhadap visi sekolah tempat bapak dan ibu sekarang bertugas. Sehingga, saya berharap semua pihak dapat terlibat aktif dalam proses diskusi ini.
Pengajar praktik dipersilakan menyampaikan penguatan lainnya yang relevan dengan topik diskusi.
Di dalam sesi ini CGP didampingi oleh Pengajar Praktik akan memimpin diskusi penyelarasan visi dan prakasa perubahan sekolah. Peserta diskusi terdiri dari guru, kepala sekolah dan tenaga kependidikan di sekolah CGP.
Persiapan Diskusi:
● Pastikan semua peserta berada dalam posisi nyaman untuk diskusi. Jika memungkinkan posisi tempat duduk dibuat melingkar sehingga semua orang berada dalam posisi setara.
● Siapkan alat fasilitasi untuk memandu diskusi. Contoh dapat menggunakan plano, papan tulis, atau kertas yang berisi pertanyaan kunci untuk diisi peserta.
● Pengajar Praktik bertugas memastikan CGP siap untuk memfasilitasi diskusi bersama guru, kepala sekolah dan tenaga kependidikan.
Langkah Fasilitasi Diskusi:
● Pengajar Praktik (PP) membuka pertemuan dan menyampaikan tujuan diskusi yaitu : “Mendiskusikan cita-cita/visi warga sekolah terhadap murid di masa yang akan datang”
● PP menyampaikan susunan acara pertemuan, yaitu:
a. Pengantar tujuan diskusi
b. Merumuskan kalimat rumpang dan melihat visi sekolah
c. Meng
Evaluasi (Evaluation):
Pentas Tarian Penutup (Closing Dance Performance): Evaluasi dilakukan melalui pertunjukan tarian yang mencerminkan pemahaman siswa terhadap konsep. Ini merupakan penutup yang energik untuk pembelajaran.
Umpan Balik (Feedback):
Umpan Balik Kreatif (Creative Feedback): Memberikan umpan balik yang kreatif dan positif tentang penampilan tarian siswa.
Refleksi (Reflection):
Refleksi Melalui Gerakan (Movement Reflection): Mendorong siswa untuk merenungkan pembelajaran mereka melalui gerakan atau tarian.
Iterasi (Iteration):
Iterasi dan Penyesuaian Gerakan (Movement Iteration): Jika diperlukan, melakukan iterasi pada langkah-langkah pembelajaran untuk perbaikan dan peningkatan gerakan.
Pengakhiran (Conclusion):
Pengakhiran Energetik (Energetic Conclusion): Menutup pembelajaran dengan gerakan atau tarian energik yang merangkum inti pembelajaran.
Kreativitas (Creativity):
Kreativitas dalam Gerakan (Creativity in Movement): Mendorong kreativitas melalui gerakan dan tarian dalam seluruh model pembelajaran.
Dengan tambahan tarian dalam bagian pengantar, model "DiscoveryFlo" menjadi lebih interaktif, energik, dan menyenangkan, membantu siswa terlibat secara aktif dan merangsang minat mereka dalam pembelajaran.
User
Bukan dalam materi menari tetapi secara umum sintak DiscoveryFlo bagaimana jadinya jika diawal ada kegiatan membagkitkan semangat seperti menari
ChatGPT
Saya paham bahwa Anda ingin menambahkan elemen kegiatan untuk membangkitkan semangat di awal pembelajaran, seperti menari, tetapi tidak secara khusus terkait dengan materi tari. Berikut adalah sintak "DiscoveryFlo" yang mencakup kegiatan semangat di awal pembelajaran:
Sintak Model Pembelajaran "DiscoveryFlo" dengan Kegiatan Memulai Semangat:
Pengantar (Introduction):
Kegiatan Memulai Semangat (Energizing Opener): Memulai pembelajaran dengan kegiatan yang membangkitkan semangat siswa secara umum. Ini bisa mencakup kegiatan seperti berdiri, bergerak, menari, bernyanyi, atau elemen lain yang memicu semangat dan keterlibatan siswa.
Eksplorasi (Exploration):
Gerakan Eksplorasi (Movement Exploration): Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengeksplorasi materi sambil menggunakan gerakan fisik. Ini menciptakan pengalaman belajar yang berorientasi tubuh dan energik.
Penjelasan (Explanation):
Dramatik Dengan Gerakan (Dramatic Movement): Menjelaskan konsep utama sambil memasukkan gerakan dramatis. Ini membantu memvisualisasikan konsep.
Penerapan (Application):
Tugas Tarian Kreatif (Creative Dance Tasks): Mendorong siswa untuk menerapkan konsep dalam tarian kreatif yang mereka ciptakan sendiri. Ini memadukan pemahaman konsep dengan kreativitas.
Ekspansi (Expansion):
Perjalanan Tari Konseptual (Conceptual Dance Journey): Membawa siswa dalam perjalanan tari konseptual yang lebih mendalam, di mana mereka menjelajahi berbagai aspek konsep melalui gerakan.
Evaluasi (Evaluation):
H
Pentas Tarian Penutup (Closing DaHHHHHHHHHHHHHHHHuasi dilakukan melalui pertunjukan ta
Evaluasi (Evaluation):
Pentas Tarian Penutup (Closing Dance Performance): Evaluasi dilakukan melalui pertunjukan tarian yang mencerminkan pemahaman siswa terhadap konsep. Ini merupakan penutup yang energik untuk pembelajaran.
Umpan Balik (Feedback):
Umpan Balik Kreatif (Creative Feedback): Memberikan umpan balik yang kreatif dan positif tentang penampilan tarian siswa.
Refleksi (Reflection):
Refleksi Melalui Gerakan (Movement Reflection): Mendorong siswa untuk merenungkan pembelajaran mereka melalui gerakan atau tarian.
Iterasi (Iteration):
Iterasi dan Penyesuaian Gerakan (Movement Iteration): Jika diperlukan, melakukan iterasi pada langkah-langkah pembelajaran untuk perbaikan dan peningkatan gerakan.
Pengakhiran (Conclusion):
Pengakhiran Energetik (Energetic Conclusion): Menutup pembelajaran dengan gerakan atau tarian energik yang merangkum inti pembelajaran.
Kreativitas (Creativity):
Kreativitas dalam Gerakan (Creativity in Movement): Mendorong kreativitas melalui gerakan dan tarian dalam seluruh model pembelajaran.
Dengan tambahan tarian dalam bagian pengantar, model "DiscoveryFlo" menjadi lebih interaktif, energik, dan menyenangkan, membantu siswa terlibat secara aktif dan merangsang minat mereka dalam pembelajaran.
User
Bukan dalam materi menari tetapi secara umum sintak DiscoveryFlo bagaimana jadinya jika diawal ada kegiatan membagkitkan semangat seperti menari
ChatGPT
Saya paham bahwa Anda ingin menambahkan elemen kegiatan untuk membangkitkan semangat di awal pembelajaran, seperti menari, tetapi tidak secara khusus terkait dengan materi tari. Berikut adalah sintak "DiscoveryFlo" yang mencakup kegiatan semangat di awal pembelajaran:
Sintak Model Pembelajaran "DiscoveryFlo" dengan Kegiatan Memulai Semangat:
Pengantar (Introduction):
Kegiatan Memulai Semangat (Energizing Opener): Memulai pembelajaran dengan kegiatan yang membangkitkan semangat siswa secara umum. Ini bisa mencakup kegiatan seperti berdiri, bergerak, menari, bernyanyi, atau elemen lain yang memicu semangat dan keterlibatan siswa.
Eksplorasi (Exploration):
Gerakan Eksplorasi (Movement Exploration): Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengeksplorasi materi sambil menggunakan gerakan fisik. Ini menciptakan pengalaman belajar yang berorientasi tubuh dan energik.
Penjelasan (Explanation):
Dramatik Dengan Gerakan (Dramatic Movement): Menjelaskan konsep utama sambil memasukkan gerakan dramatis. Ini membantu memvisualisasikan konsep.
Penerapan (Application):
Tugas Tarian Kreatif (Creative Dance Tasks): Mendorong siswa untuk menerapkan konsep dalam tarian kreatif yang mereka ciptakan sendiri. Ini memadukan pemahaman konsep dengan kreativitas.
Ekspansi (Expansion):
Perjalanan Tari Konseptual (Conceptual Dance Journey): Membawa siswa dalam perjalanan tari konseptual yang lebih mendalam, di mana mereka menjelajahi berbagai aspek konsep melalui gerakan.
Evaluasi (Evaluation):
Palui pertunjukan tar
Evaluasi (Evaluation):
Pentas Tarian Penutup (Closing Dance Performance): Evaluasi dilakukan melalui pertunjukan tarian yang mencerminkan pemahaman siswa terhadap konsep. Ini merupakan penutup yang energik untuk pembelajaran.
Umpan Balik (Feedback):
Umpan Balik Kreatif (Creative Feedback): Memberikan umpan balik yang kreatif dan positif tentang penampilan tarian siswa.
Refleksi (Reflection):
Refleksi Melalui Gerakan (Movement Reflection): Mendorong siswa untuk merenungkan pembelajaran mereka melalui gerakan atau tarian.
Iterasi (Iteration):
Iterasi dan Penyesuaian Gerakan (Movement Iteration): Jika diperlukan, melakukan iterasi pada langkah-langkah pembelajaran untuk perbaikan dan peningkatan gerakan.
Pengakhiran (Conclusion):
Pengakhiran Energetik (Energetic Conclusion): Menutup pembelajaran dengan gerakan atau tarian energik yang merangkum inti pembelajaran.
Kreativitas (Creativity):
Kreativitas dalam Gerakan (Creativity in Movement): Mendorong kreativitas melalui gerakan dan tarian dalam seluruh model pembelajaran.
Dengan tambahan tarian dalam bagian pengantar, model "DiscoveryFlo" menjadi lebih interaktif, energik, dan menyenangkan, membantu siswa terlibat secara aktif dan merangsang minat mereka dalam pembelajaran.
User
Bukan dalam materi menari tetapi secara umum sintak DiscoveryFlo bagaimana jadinya jika diawal ada kegiatan membagkitkan semangat seperti menari
ChatGPT
Saya paham bahwa Anda ingin menambahkan elemen kegiatan untuk membangkitkan semangat di awal pembelajaran, seperti menari, tetapi tidak secara khusus terkait dengan materi tari. Berikut adalah sintak "DiscoveryFlo" yang mencakup kegiatan semangat di awal pembelajaran:
Sintak Model Pembelajaran "DiscoveryFlo" dengan Kegiatan Memulai Semangat:
Pengantar (Introduction):
Kegiatan Memulai Semangat (Energizing Opener): Memulai pembelajaran dengan kegiatan yang membangkitkan semangat siswa secara umum. Ini bisa mencakup kegiatan seperti berdiri, bergerak, menari, bernyanyi, atau elemen lain yang memicu semangat dan keterlibatan siswa.
Eksplorasi (Exploration):
Gerakan Eksplorasi (Movement Exploration): Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengeksplorasi materi sambil menggunakan gerakan fisik. Ini menciptakan pengalaman belajar yang berorientasi tubuh dan energik.
Penjelasan (Explanation):
Dramatik Dengan Gerakan (Dramatic Movement): Menjelaskan konsep utama sambil memasukkan gerakan dramatis. Ini membantu memvisualisasikan konsep.
Penerapan (Application):
Tugas Tarian Kreatif (Creative Dance Tasks): Mendorong siswa untuk menerapkan konsep dalam tarian kreatif yang mereka ciptakan sendiri. Ini memadukan pemahaman konsep dengan kreativitas.
Ekspansi (Expansion):
Perjalanan Tari Konseptual (Conceptual Dance Journey): Membawa siswa dalam perjalanan tari konseptual yang lebih mendalam, di mana mereka menjelajahi berbagai aspek konsep melalui gerakan.
Evaluasi (Evaluation):
Pentas Tarian Penutup (Closing Dance Performance): Evaluasi dilakukan melalui pertunjukan tar
GHVGHVGHVGHGVJNJKNJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJJEvaluasi (Evaluation):
Pentas Tarian Penutup (Closing Dance Performance): Evaluasi dilakukan melalui pertunjukan tarian yang mencerminkan pemahaman siswa terhadap konsep. Ini merupakan penutup yang energik untuk pembelajaran.
Umpan Balik (Feedback):
Umpan Balik Kreatif (Creative Feedback): Memberikan umpan balik yang kreatif dan positif tentang penampilan tarian siswa.
Refleksi (Reflection):
Refleksi Melalui Gerakan (Movement Reflection): Mendorong siswa untuk merenungkan pembelajaran mereka melalui gerakan atau tarian.
Iterasi (Iteration):
Iterasi dan Penyesuaian Gerakan (Movement Iteration): Jika diperlukan, melakukan iterasi pada langkah-langkah pembelajaran untuk perbaikan dan peningkatan gerakan.
Pengakhiran (Conclusion):
Pengakhiran Energetik (Energetic Conclusion): Menutup pembelajaran dengan gerakan atau tarian energik yang merangkum inti pembelajaran.
Kreativitas (Creativity):
Kreativitas dalam Gerakan (Creativity in Movement): Mendorong kreativitas melalui gerakan dan tarian dalam seluruh model pembelajaran.
Dengan tambahan tarian dalam bagian pengantar, model "DiscoveryFlo" menjadi lebih interaktif, energik, dan menyenangkan, membantu siswa terlibat secara aktif dan merangsang minat mereka dalam pembelajaran.
User
Bukan dalam materi menari tetapi secara umum sintak DiscoveryFlo bagaimana jadinya jika diawal ada kegiatan membagkitkan semangat seperti menari
ChatGPT
Saya paham bahwa Anda ingin menambahkan elemen kegiatan untuk membangkitkan semangat di awal pembelajaran, seperti menari, tetapi tidak secara khusus terkait dengan materi tari. Berikut adalah sintak "DiscoveryFlo" yang mencakup kegiatan semangat di awal pembelajaran:
Sintak Model Pembelajaran "DiscoveryFlo" dengan Kegiatan Memulai Semangat:
Pengantar (Introduction):
Kegiatan Memulai Semangat (Energizing Opener): Memulai pembelajaran dengan kegiatan yang membangkitkan semangat siswa secara umum. Ini bisa mencakup kegiatan seperti berdiri, bergerak, menari, bernyanyi, atau elemen lain yang memicu semangat dan keterlibatan siswa.
Eksplorasi (Exploration):
Gerakan Eksplorasi (Movement Exploration): Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengeksplorasi materi sambil menggunakan gerakan fisik. Ini menciptakan pengalaman belajar yang berorientasi tubuh dan energik.
Penjelasan (Explanation):
Dramatik Dengan Gerakan (Dramatic Movement): Menjelaskan konsep utama sambil memasukkan gerakan dramatis. Ini membantu memvisualisasikan konsep.
Penerapan (Application):
Tugas Tarian Kreatif (Creative Dance Tasks): Mendorong siswa untuk menerapkan konsep dalam tarian kreatif yang mereka ciptakan sendiri. Ini memadukan pemahaman konsep dengan kreativitas.
Ekspansi (Expansion):
Perjalanan Tari Konseptual (Conceptual Dance Journey): Membawa siswa
Untuk memberikan rumusan visi yang lebih tepat, saya akan memerlukan informasi lebih lanjut tentang konteks atau topik spesifik visi yang ingin Anda buat. Namun, secara umum, berikut adalah panduan singkat tentang bagaimana Anda bisa merumuskan visi:
Jelaskan Masa Depan yang Diinginkan: Visi adalah deskripsi yang jelas tentang masa depan yang Anda harapkan atau ingin capai. Mulailah dengan menjelaskan gambaran ideal dari situasi di masa depan.
Buatnya Inspiratif: Visi harus memotivasi dan menginspirasi orang-orang. Pilih kata-kata yang kuat dan bersemangat untuk menggambarkan tujuan Anda.
Buatnya Spesifik: Visi harus spesifik dan dapat diukur. Hindari pernyataan yang terlalu umum atau ambigu. Pertanyaan yang membantu adalah, "Bagaimana kita akan tahu jika visi ini tercapai?"
Relevan dan Terkait: Pastikan visi tersebut relevan dengan tujuan dan nilai-nilai Anda atau organisasi Anda. Visi harus sejalan dengan apa yang Anda coba capai.
Perhatikan Jangka Waktu: Visi bisa merujuk pada masa depan jangka pendek, menengah, atau panjang. Pastikan untuk menyebutkan batasan waktu atau periode yang sesuai.
Dibagikan dan Dikomunikasikan: Pastikan visi ini dapat dibagikan dan dikomunikasikan dengan jelas kepada semua pemangku kepentingan yang terlibat.
Kolaboratif: Dalam konteks organisasi atau tim, melibatkan anggota tim dalam merumuskan visi dapat meningkatkan komitmen dan pemahaman bersama terhadap visi tersebut.
Realistis, Tetapi Ambisius: Visi harus mencerminkan tujuan yang realistis, tetapi sekaligus harus memiliki ambisi yang cukup tinggi untuk menginspirasi perubahan dan pencapaian yang signifikan.
Fleksibel: Meskipun visi adalah panduan jangka panjang, Anda juga harus siap untuk menyesuaikan visi jika kondisi berubah atau jika diperlukan perubahan strategi.
Evaluasi Teratur: Selalu pertimbangkan untuk mengevaluasi kemajuan menuju visi tersebut secara berkala. Ini memungkinkan Anda untuk memantau perkembangan dan membuat penyesuaian jika diperlukan.
Jika Anda memberikan informasi lebih spesifik tentang visi yang ingin Anda rumuskan, saya akan senang memberikan panduan lebih lanjut atau membantu Anda merumuskannya.
User
apa itu paradigma inkuiri apresiatif
ChatGPT
Paradigma Inkuiri Apresiatif adalah suatu pendekatan dalam manajemen perubahan dan pembangunan organisasi yang bertujuan untuk mengidentifikasi, memahami, dan memperkuat aspek-aspek positif dalam sebuah organisasi atau sistem. Paradigma ini berbeda dari pendekatan tradisional yang seringkali berfokus pada masalah dan perbaikan, sedangkan Inkuiri Apresiatif (Appreciative Inquiry) lebih menekankan pada peningkatan melalui penemuan dan penguatan elemen-elemen positif.
Berikut adalah beberapa karakteristik utama dari paradigma Inkuiri Apresiatif:
Fokus pada Keberhasilan dan Potensi: Inkuiri Apresiatif mencari keberhasilan masa lalu dan potensi yang ada dalam organisasi atau sistem, bukan hanya masalah atau kelemahan. Ini bertujuan untuk membangun dari apa yang sudah berjalan denga
LAPORAN PI 1 CGP ANGKATAN 7 PP YAYUK PURWANTI (1).docxEduardusRudySebatu
serr33rrssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssswdddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddd Untuk memberikan rumusan visi yang lebih tepat, saya akan memerlukan informasi lebih lanjut tentang konteks atau topik spesifik visi yang ingin Anda buat. Namun, secara umum, berikut adalah panduan singkat tentang bagaimana Anda bisa merumuskan visi:
Jelaskan Masa Depan yang Diinginkan: Visi adalah deskripsi yang jelas tentang masa depan yang Anda harapkan atau ingin capai. Mulailah dengan menjelaskan gambaran ideal dari situasi di masa depan.
Buatnya Inspiratif: Visi harus memotivasi dan menginspirasi orang-orang. Pilih kata-kata yang kuat dan bersemangat untuk menggambarkan tujuan Anda.
Buatnya Spesifik: Visi harus spesifik dan dapat diukur. Hindari pernyataan yang terlalu umum atau ambigu. Pertanyaan yang membantu adalah, "Bagaimana kita akan tahu jika visi ini tercapai?"
Relevan dan Terkait: Pastikan visi tersebut relevan dengan tujuan dan nilai-nilai Anda atau organisasi Anda. Visi harus sejalan dengan apa yang Anda coba capai.
Perhatikan Jangka Waktu: Visi bisa merujuk pada masa depan jangka pendek, menengah, atau panjang. Pastikan untuk menyebutkan batasan waktu atau periode yang sesuai.
Dibagikan dan Dikomunikasikan: Pastikan visi ini dapat dibagikan dan dikomunikasikan dengan jelas kepada semua pemangku kepentingan yang terlibat.
Kolaboratif: Dalam konteks organisasi atau tim, melibatkan anggota tim dalam merumuskan visi dapat meningkatkan komitmen dan pemahaman bersama terhadap visi tersebut.
Realistis, Tetapi Ambisius: Visi harus mencerminkan tujuan yang realistis, tetapi sekaligus harus memiliki ambisi yang cukup tinggi untuk menginspirasi perubahan dan pencapaian yang signifikan.
Fleksibel: Meskipun visi adalah panduan jangka panjang, Anda juga harus siap untuk menyesuaikan visi jika kondisi berubah atau jika diperlukan perubahan strategi.
Evaluasi Teratur: Selalu pertimbangkan untuk mengevaluasi kemajuan menuju visi tersebut secara berkala. Ini memungkinkan Anda untuk memantau perkembangan dan membuat penyesuaian jika diperlukan.
Jika Anda memberikan informasi lebih spesifik tentang visi yang ingin Anda rumuskan, saya akan senang memberikan panduan lebih lanjut atau membantu Anda merumuskannya.
User
apa itu paradigma inkuiri apresiatif
ChatGPT
Paradigma Inkuiri Apresiatif adalah suatu pendekatan dalam manajemen perubahan dan pembangunan organisasi yang bertujuan untuk mengidentifikasi, memahami, dan memperkuat aspek-aspek positif dalam sebuah organisasi atau sistem. Paradigma ini berbeda dari pendekatan tradisional yang seringkali berfokus pada masalah dan perbaikan, sedangkan Inkuiri Apresiatif (Appreciative Inquiry) lebih menekankan pada peningkatan melalui penemuan dan penguatan elemen-elemen positif.
Berikut adalah beberapa karakteristik utama dari paradigma Inkuiri Ap
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
3. HUKUM – HUKUM DI STATIKA FLUIDA
HUKUM PASCAL
HUKUM HIDRODINAMIKA
HUKUM ARCHIMEDES
4. Kenapa kayu-kayu yang besar dan banyak lebih mudah diangkat
dalam air daripada di darat?
Mengapa balon gas bisa naik ke atas ?
Mengapa kapal yang terbuat dari besi bisa terapung?
5. HUKUM ARCHIMEDES
Sebuah benda yang tenggelam seluruhnya atau sebagian dalam suatu fluida akan
mendapatkan gaya angkat ke atas yang sama besar dengan berat fluida yang
dipindahkan
Fa = Vg
Fa = gaya apung
= rapat massa fluida
V = volume fluida yang dipindahkan,
volume bagian benda yang tercelup
G = percepatan gravitasi
6. Asal Mula Archimedes Menemukan
Hukumnya:
Sebaiknya kita memahami arti dari “volum air yang dipindahkan.”
jadi, suatu benda yang dicelupkan seluruhnya dengan zat cair selalu
menggantikan volum zat cair yang sama dengan volum benda itu sendiri.
Mengaitkan antara gaya apung yang dirasakan dengan volum zat cair
yang dipindahkan benda.
8. PENERAPAN HUKUM ARCHIMEDES DI
KEHIDUPAN SEHARI HARI
Pada dasarnya prinsip kerja kapal
selam dan galangan kapal sama. Jika
kapal akan menyelam, maka air laut
dimasukkan ke dalam ruang cadangan
sehingga berat kapal bertambah.
Pengaturan banyak sedikitnya air laut
yang dimasukkan, menyebabkan kapal
selam dapat menyelam pada
kedalaman yang dikehendaki. Jika akan
mengapung, maka air laut dikeluarkan
dari ruang cadangan.
1. KAPAL SELAM
9. LANJUTAN...
Hidrometer adalah alat yang
digunakan untuk mengukur massa
jenis zat cair. Alat ini berbentuk
tabung yang berisi pemberat dan
ruang udara sehingga akan
terapung tegak dan stabil
seketika. Hidrometer bekerja
sesuai dengan
prinsip Archimedes.
2. HIDROMETER
10. LANJUTAN
Jembatan ponton adalah
kumpulan drum-drum kosong
yang berjajar sehingga
menyerupai jembatan. Jembatan
ponton merupakan jembatan
yang dibuat berdasarkan prinsip
benda terapung. Drum-drum
tersebut harus tertutup rapat
sehingga tidak ada air yang
masuk ke dalamnya.
3. JEMBATAN PONTON
11. LANJUTAN
Agar kapal laut tidak tenggelam badan
kapal harus dibuat berongga. hal ini
bertujuan agar volume air laut yang
dipindahkan oleh badan kapal menjadi
lebih besar. Berdasarkan persamaan
besarnya gaya apung sebanding dengan
volume zat cair yang dipindahkan, sehingga
gaya apungnya menjadi sangat besar. Gaya
apung inilah yang mampu melawan berat
kapal, sehingga kapal tetap dapat
mengapung di permukaan laut.
4. KAPAL LAUT
12. LATIHAN
Sebuah batu dengan volume 1 m3 tercelup seluruhnya
kedalam air dengan massa jenis 1000 kg/m3. Jika
percepatan gravitasi bumi = 10 m/s2, maka batu akan
mengalami gaya ke atas sebesar...
A. 1 N
B. 10 N
C. 100 N
D. 1000 N
E. 10000 N
13. PEMBAHASAN
Diketahui
V = 1 m3
ρ = 1000 kg/m3
g = 10 m/s2
Ditanya: Fa = ...
Jawab:
Fa = ρ . V . g
Fa = 1000 kg/m3 . 1 m3 . 10 m/s2 = 10.000 N
Jawaban: E