Irigasi dan Drainase. Bagian 2 Bahan kuliah irigasi bab 5-7 Prodi AgroteknologiPurwandaru Widyasunu
Irigasi dan Drainase. Bagian 2 Bahan Kuliah Irigasi dan Drainase Bab 5-7 Prodi Agroteknologi Faperta Unsoed. Ditulis oleh Bondansari dan Purwandaru Widyasunu. Untuk keperluan pendidikan (For education purpose only). Bahan-bahan kuliah diambilkan dari berbagai buku, data jurnal, Peraturan Pemerintah R.I., dan foto/gambar dan data asal internet tentang Irigasi. Boleh download untuk mahasiswa dan kalangan yang tertarik untuk belajar tentang irigasi dan drainase. Salam Indonesia Raya, Humanisme dunia internasional, dan keselamatan planet bumi "our mother heart".
Dokumen ini membahas perencanaan irigasi dan bangunan air untuk lahan sawah seluas 747,852 ha di daerah Kusamba, Bali. Termasuk di dalamnya adalah perencanaan debit saluran, dimensi saluran, pintu air, skema irigasi, dan diagram alir. Dokumen ini juga membahas definisi irigasi, tujuan dan manfaat irigasi, serta data yang dibutuhkan dalam perencanaan seperti data topografi, kapasitas saluran, dan kebutu
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan kebutuhan air irigasi yang mencakup perencanaan pola tanam, perhitungan kebutuhan air untuk pengolahan lahan, evaporasi, curah hujan efektif, kebutuhan air tanaman, dan kebutuhan air irigasi. Tugas harus diselesaikan paling lambat 30 November 2013 dan dilaporkan dalam format laporan yang terdiri atas bab pendahuluan, landasan teori, perencanaan kebutuhan air irigasi, kesimpul
MK Irigasi dan Drainase Bab 5 pemberian air dan efisiensi plus tugasPurwandaru Widyasunu
Bab 5 dokumen tersebut membahas tentang metode pemberian air dan efisiensi irigasi. Terdapat beberapa metode pemberian air seperti irigasi di atas permukaan, irigasi bawah permukaan, dan irigasi tetes. Efisiensi irigasi terdiri dari efisiensi penyaluran, efisiensi pemberian, dan efisiensi penyimpanan. Faktor yang mempengaruhi efisiensi antara lain metode pemberian air, kondisi tanah dan jaringan irig
Peta ini menggambarkan jaringan irigasi di suatu daerah, termasuk aliran sungai, saluran irigasi, dan bendungan. Ia menjelaskan tata warna yang digunakan untuk menggambarkan fitur-fitur seperti sungai, jalan, dan daerah yang tidak dialiri. Peta ini juga menjelaskan cara memberi nama pada saluran irigasi primer, sekunder, dan tersier berdasarkan lokasi dan sumber airnya.
Irigasi dan Drainase. Bagian 2 Bahan kuliah irigasi bab 5-7 Prodi AgroteknologiPurwandaru Widyasunu
Irigasi dan Drainase. Bagian 2 Bahan Kuliah Irigasi dan Drainase Bab 5-7 Prodi Agroteknologi Faperta Unsoed. Ditulis oleh Bondansari dan Purwandaru Widyasunu. Untuk keperluan pendidikan (For education purpose only). Bahan-bahan kuliah diambilkan dari berbagai buku, data jurnal, Peraturan Pemerintah R.I., dan foto/gambar dan data asal internet tentang Irigasi. Boleh download untuk mahasiswa dan kalangan yang tertarik untuk belajar tentang irigasi dan drainase. Salam Indonesia Raya, Humanisme dunia internasional, dan keselamatan planet bumi "our mother heart".
Dokumen ini membahas perencanaan irigasi dan bangunan air untuk lahan sawah seluas 747,852 ha di daerah Kusamba, Bali. Termasuk di dalamnya adalah perencanaan debit saluran, dimensi saluran, pintu air, skema irigasi, dan diagram alir. Dokumen ini juga membahas definisi irigasi, tujuan dan manfaat irigasi, serta data yang dibutuhkan dalam perencanaan seperti data topografi, kapasitas saluran, dan kebutu
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan kebutuhan air irigasi yang mencakup perencanaan pola tanam, perhitungan kebutuhan air untuk pengolahan lahan, evaporasi, curah hujan efektif, kebutuhan air tanaman, dan kebutuhan air irigasi. Tugas harus diselesaikan paling lambat 30 November 2013 dan dilaporkan dalam format laporan yang terdiri atas bab pendahuluan, landasan teori, perencanaan kebutuhan air irigasi, kesimpul
MK Irigasi dan Drainase Bab 5 pemberian air dan efisiensi plus tugasPurwandaru Widyasunu
Bab 5 dokumen tersebut membahas tentang metode pemberian air dan efisiensi irigasi. Terdapat beberapa metode pemberian air seperti irigasi di atas permukaan, irigasi bawah permukaan, dan irigasi tetes. Efisiensi irigasi terdiri dari efisiensi penyaluran, efisiensi pemberian, dan efisiensi penyimpanan. Faktor yang mempengaruhi efisiensi antara lain metode pemberian air, kondisi tanah dan jaringan irig
Peta ini menggambarkan jaringan irigasi di suatu daerah, termasuk aliran sungai, saluran irigasi, dan bendungan. Ia menjelaskan tata warna yang digunakan untuk menggambarkan fitur-fitur seperti sungai, jalan, dan daerah yang tidak dialiri. Peta ini juga menjelaskan cara memberi nama pada saluran irigasi primer, sekunder, dan tersier berdasarkan lokasi dan sumber airnya.
Pengkajian Kelas Air Menurut Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 01Tahun 2007 tentang Pedoman Pengkajian Teknis Untuk Menetapkan Kelas Air
Informasi lainnya bisa kunjungi www.mutiarafarhan.com
Dokumen tersebut membahas tentang metode pemberian air irigasi dan efisiensi irigasi. Terdapat empat metode pemberian air irigasi yaitu melalui permukaan tanah, di bawah permukaan tanah, dengan cara pancaran, dan dengan cara tetesan. Efisiensi irigasi dipengaruhi oleh efisiensi pengaliran, pemakaian, dan penyimpanan air serta faktor seperti kondisi tanah, topografi, dan sistem pengelolaan air.
Bagian 1 Bahan Kuliah Irigasi dan Drainase Bab 1 4 Prodi Agroteknologi Fapert...Purwandaru Widyasunu
Irigasi dan Drainase. Bahan kuliah ini bagian 1 M.K. Irigasi dan Drainase Bab 1-4 untuk Prodi Agroteknologi Faperta Unsoed kelas sendiri. Bahan diambilkan dari berbagai buku dan gambar-gambar dari internet tentang teknologi irigasi dengan tujuan untuk Pendidikan. Bab 5-7 akan dishare dengan Judul Bagian 2 dst. This is need to publish for education purpose only.
Laporan ini membahas proses pembuatan model simulasi alokasi air di tingkat wilayah sungai untuk mengevaluasi alternatif pengembangan sumber daya air. Model ini dirancang untuk menjawab pertanyaan terkait evaluasi potensi pengembangan, pengkajian infrastruktur, dan dampak alternatif pengembangan dengan melakukan simulasi kondisi sistem tata air dan skenario yang berbeda. Salah satu model yang digunakan adalah DSS-Ribasim yang dikemb
Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAMWinces Narko
Teks tersebut membahas pendekatan bauran air domestik sebagai alternatif sumber air baku untuk sistem penyediaan air minum. Pendekatan ini memanfaatkan berbagai sumber air secara optimal, termasuk air hujan, air limbah yang didaur ulang, dan air laut untuk menutup kesenjangan antara ketersediaan dan kebutuhan air. Hal ini bertujuan menjaga keberlanjutan sumber daya air alami.
Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan air sawah dan kebutuhan air padi pada berbagai fase pertumbuhan. Metode irigasi yang dibahas adalah irigasi luapan tetap, irigasi submergen, dan irigasi giliran. Kebutuhan air optimal untuk padi adalah 15-25 mm per hari dan 650-700 mm per musim untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Dokumen tersebut membahas tentang teknologi irigasi curah, yang meliputi:
1. Pengertian dan komponen irigasi curah seperti sprinkler berputar dan pipa berlubang
2. Tipe sistem irigasi curah seperti sistem berpindah, sistem pipa fleksibel, dan sistem tetap
3. Keuntungan dan faktor pembatas penggunaan irigasi curah
Drainase Untuk Meningkatkan Produksi PanganYahya M Aji
Drainase adalah Tindakan Teknis Mengurangi Kelebihan Air (Akibat Air Hujan, Rembesan, Maupun Kelebihan Air Irigasi Dari Suatu Kawasan/Lahan) Agar Fungsi Kawasan Tidak Terganggu
Dalam Bidang Pertanian, Drainase Bertujuan Untuk
- Meningkatkan Produksi Pertanian
- Mendapatkan Hasil Yang Berkelanjutan
- Membantu Mencapai Keuntungan Yang Maksimal.
Dokumen tersebut membahas tentang sumber daya air di Jepang, termasuk distribusi penggunaannya, model pengelolaan fasilitas air, dan permasalahan yang dihadapi. Jepang memiliki banyak bendungan dan kolam penampungan untuk menangkap air hujan karena curah hujan tinggi dan kemampuan menahan air rendah. Lebih dari 60% air digunakan untuk pertanian melalui jaringan irigasi yang luas dan terkelola dengan baik oleh organisasi petani
Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan daerah aliran sungai (DAS) yang terbagi menjadi 3 bagian yakni hulu, tengah, dan hilir. DAS yang sehat dapat menyediakan unsur hara, sumber makanan, air bersih bagi makhluk hidup. Namun sering terjadi masalah seperti berkurangnya air sungai, air yang keruh karena erosi. Pengelolaan DAS bertujuan untuk mengkonservasi tanah pertanian, menyimp
Pedoman teknis pengembangan jaringan irigasi 2014wahyu kurniawan
Pedoman ini memberikan panduan teknis pengembangan jaringan irigasi di Indonesia. Kondisi saat ini menunjukkan 52% jaringan rusak dan tidak berfungsi dengan baik, sehingga produksi padi menurun. Pedoman ini disusun untuk membantu petugas pertanian memperbaiki jaringan irigasi agar dapat meningkatkan produksi pertanian.
Analisa efisiensi dan optimalisasi pola tanam pada daerah irigasiMuhadir Masrur
Analisis efisiensi dan optimalisasi pola tanam di Daerah Irigasi Timbang Deli melibatkan penghitungan curah hujan efektif, evapotranspirasi, dan kebutuhan air irigasi untuk berbagai alternatif pola tanam. Hasilnya menunjukkan pola tanam optimum ke-18 dengan nilai NFR 2,68 mm/hari dan DR 0,33 lt/dt/ha serta tingkat efisiensi 72,57%."
Dokumen tersebut membahas analisis kebutuhan air irigasi maksimal di daerah irigasi Bendung Mrican dengan menggunakan statistika dan probabilitas. Tujuannya adalah untuk mengetahui debit air irigasi maksimal yang dibutuhkan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya."
Pengkajian Kelas Air Menurut Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 01Tahun 2007 tentang Pedoman Pengkajian Teknis Untuk Menetapkan Kelas Air
Informasi lainnya bisa kunjungi www.mutiarafarhan.com
Dokumen tersebut membahas tentang metode pemberian air irigasi dan efisiensi irigasi. Terdapat empat metode pemberian air irigasi yaitu melalui permukaan tanah, di bawah permukaan tanah, dengan cara pancaran, dan dengan cara tetesan. Efisiensi irigasi dipengaruhi oleh efisiensi pengaliran, pemakaian, dan penyimpanan air serta faktor seperti kondisi tanah, topografi, dan sistem pengelolaan air.
Bagian 1 Bahan Kuliah Irigasi dan Drainase Bab 1 4 Prodi Agroteknologi Fapert...Purwandaru Widyasunu
Irigasi dan Drainase. Bahan kuliah ini bagian 1 M.K. Irigasi dan Drainase Bab 1-4 untuk Prodi Agroteknologi Faperta Unsoed kelas sendiri. Bahan diambilkan dari berbagai buku dan gambar-gambar dari internet tentang teknologi irigasi dengan tujuan untuk Pendidikan. Bab 5-7 akan dishare dengan Judul Bagian 2 dst. This is need to publish for education purpose only.
Laporan ini membahas proses pembuatan model simulasi alokasi air di tingkat wilayah sungai untuk mengevaluasi alternatif pengembangan sumber daya air. Model ini dirancang untuk menjawab pertanyaan terkait evaluasi potensi pengembangan, pengkajian infrastruktur, dan dampak alternatif pengembangan dengan melakukan simulasi kondisi sistem tata air dan skenario yang berbeda. Salah satu model yang digunakan adalah DSS-Ribasim yang dikemb
Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAMWinces Narko
Teks tersebut membahas pendekatan bauran air domestik sebagai alternatif sumber air baku untuk sistem penyediaan air minum. Pendekatan ini memanfaatkan berbagai sumber air secara optimal, termasuk air hujan, air limbah yang didaur ulang, dan air laut untuk menutup kesenjangan antara ketersediaan dan kebutuhan air. Hal ini bertujuan menjaga keberlanjutan sumber daya air alami.
Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan air sawah dan kebutuhan air padi pada berbagai fase pertumbuhan. Metode irigasi yang dibahas adalah irigasi luapan tetap, irigasi submergen, dan irigasi giliran. Kebutuhan air optimal untuk padi adalah 15-25 mm per hari dan 650-700 mm per musim untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Dokumen tersebut membahas tentang teknologi irigasi curah, yang meliputi:
1. Pengertian dan komponen irigasi curah seperti sprinkler berputar dan pipa berlubang
2. Tipe sistem irigasi curah seperti sistem berpindah, sistem pipa fleksibel, dan sistem tetap
3. Keuntungan dan faktor pembatas penggunaan irigasi curah
Drainase Untuk Meningkatkan Produksi PanganYahya M Aji
Drainase adalah Tindakan Teknis Mengurangi Kelebihan Air (Akibat Air Hujan, Rembesan, Maupun Kelebihan Air Irigasi Dari Suatu Kawasan/Lahan) Agar Fungsi Kawasan Tidak Terganggu
Dalam Bidang Pertanian, Drainase Bertujuan Untuk
- Meningkatkan Produksi Pertanian
- Mendapatkan Hasil Yang Berkelanjutan
- Membantu Mencapai Keuntungan Yang Maksimal.
Dokumen tersebut membahas tentang sumber daya air di Jepang, termasuk distribusi penggunaannya, model pengelolaan fasilitas air, dan permasalahan yang dihadapi. Jepang memiliki banyak bendungan dan kolam penampungan untuk menangkap air hujan karena curah hujan tinggi dan kemampuan menahan air rendah. Lebih dari 60% air digunakan untuk pertanian melalui jaringan irigasi yang luas dan terkelola dengan baik oleh organisasi petani
Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan daerah aliran sungai (DAS) yang terbagi menjadi 3 bagian yakni hulu, tengah, dan hilir. DAS yang sehat dapat menyediakan unsur hara, sumber makanan, air bersih bagi makhluk hidup. Namun sering terjadi masalah seperti berkurangnya air sungai, air yang keruh karena erosi. Pengelolaan DAS bertujuan untuk mengkonservasi tanah pertanian, menyimp
Pedoman teknis pengembangan jaringan irigasi 2014wahyu kurniawan
Pedoman ini memberikan panduan teknis pengembangan jaringan irigasi di Indonesia. Kondisi saat ini menunjukkan 52% jaringan rusak dan tidak berfungsi dengan baik, sehingga produksi padi menurun. Pedoman ini disusun untuk membantu petugas pertanian memperbaiki jaringan irigasi agar dapat meningkatkan produksi pertanian.
Analisa efisiensi dan optimalisasi pola tanam pada daerah irigasiMuhadir Masrur
Analisis efisiensi dan optimalisasi pola tanam di Daerah Irigasi Timbang Deli melibatkan penghitungan curah hujan efektif, evapotranspirasi, dan kebutuhan air irigasi untuk berbagai alternatif pola tanam. Hasilnya menunjukkan pola tanam optimum ke-18 dengan nilai NFR 2,68 mm/hari dan DR 0,33 lt/dt/ha serta tingkat efisiensi 72,57%."
Dokumen tersebut membahas analisis kebutuhan air irigasi maksimal di daerah irigasi Bendung Mrican dengan menggunakan statistika dan probabilitas. Tujuannya adalah untuk mengetahui debit air irigasi maksimal yang dibutuhkan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya."
Dokumen tersebut membahas perhitungan saluran dan drainase pada sistem irigasi. Secara singkat, dibahas mengenai data perencanaan irigasi seperti topografi, kapasitas rencana, efisiensi, dan data geoteknik yang diperlukan untuk perencanaan saluran irigasi.
Dokumen tersebut membahas berbagai kebutuhan air baku, termasuk kebutuhan air domestik, non-domestik, industri, peternakan, perikanan, pemeliharaan sungai, dan irigasi."
Modul 2 konsep perencanaan pengembangan sumber daya air, kebijakanLusnia S Multianti
Dokumen tersebut membahas konsep perencanaan sumber daya air dan kebijakan nasional untuk pengembangan sumber daya air. Ia menjelaskan pentingnya perencanaan yang ilmiah untuk proyek-proyek sumber daya air karena berkurangnya ketersediaan air per kapita dan ketidakmerataannya. Dokumen tersebut juga membahas metode konvensional dan non-konvensional dalam perencanaan proyek, prioritas alokasi air, dan strategi per
Dokumen tersebut membahas pentingnya pengelolaan sumber daya air yang berbasis Daerah Aliran Sungai dan mempertimbangkan semua kebutuhan akan air. Ia menjelaskan berbagai metode konservasi tanah dan air untuk meningkatkan efisiensi penggunaan air di hulu, tengah, dan hilir daerah aliran sungai, seperti penanaman vegetasi, pembangunan waduk, dan teknik irigasi yang hemat air.
Dokumen tersebut membahas tentang pengairan pada tanaman. Ada beberapa poin penting yaitu manfaat air bagi tanaman, tujuan pengaturan pemberian air, prinsip penentuan kebutuhan air tanaman seperti hubungan air-tanah-tanaman, total kapasitas air tersedia, titik layu permanen, dan kapasitas lapang tanah. Dokumen juga menjelaskan pengaruh positif dan negatif pemberian air yang berlebihan atau kurang pada tanaman.
Tujuan pengoperasian jaringan irigasi adalah mendukung produktivitas lahan pertanian secara maksimal dengan melakukan perencanaan dan pelaksanaan operasi yang efektif dan efisien serta melibatkan petani dalam setiap tahapannya.
Pertemuan 2-Jaringan Irigasi DAN SEMUANYA HSVDHHDGEY.pptxfarhelgod
Dokumen tersebut membahas berbagai metode pemberian air irigasi seperti irigasi permukaan, irigasi basin, irigasi border, irigasi alur, irigasi surjan, irigasi pasang surut, dan irigasi pompa beserta penjelasan singkat mengenai prinsip kerja dan karakteristik masing-masing metode."
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
Paper ini bertujuan untuk menganalisis pencemaran udara akibat pabrik aspal. Analisis ini akan fokus pada emisi udara yang dihasilkan oleh pabrik aspal, dampak kesehatan dan lingkungan dari emisi tersebut, dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
2. Perbandingan Kebutuhan air tanaman dengan
kebutuhan irigasi
Kebutuhan air tanaman mengacu pada air yang digunakan oleh tanaman
untuk pembangunan sel dan transpirasi, kebutuhan air irigasi adalah air yang
harus diberikan melalui sistem irigasi untuk memastikan bahwa tanaman
menerima kebutuhan air tanaman penuh. Jika irigasi adalah satunya sumber
pasokan air untuk tanaman, maka kebutuhan irigasi setidaknya sama dengan
kebutuhan air tanaman, dan umumnya lebih besar untuk memungkinkan
inefisiensi dalam sistem irigasi. Perbandingan antara kebutuhan air
tanaman(CWR) dan kebutuhan irigasi(IR) dianggap penting.
Kebutuhan air Irigasi bersih(IRN) tidak termasuk kehilangan yang terjadi
dalam proses penggunaan air. IRN ditambah dengan kehilangan air
merupakan kebutuhan air irigasi kotor(IRG). Memperkirakan kebutuhan air
tanaman sama dengan menentukan kapasitas sistem irigasi. Ini adalah
parameter yang sangat penting dalam merumuskan kebijakan untuk alokasi
optimal sumber daya air serta pengambilan keputusan dalam operasi sehari-
hari dan pengelolaan sistem irigasi.
3. Perkiraan yang salah dari IR dapat menyebabkan
kegagalan serius dalam kinerja sistem dan membuang
sumber daya air yang berharga, Ini dapat
mengakibatkan kontrol yang tidak memadai dari
kondisi kelembaban tanah di zona akar, dapat
menyebabkan genangan air, salinitas atau pencucian
hara dari tanah. Hal ini dapat menyebabkan kapasitas
yang tidak sesuai dengan sistem irigasi atau waduk
penyimpanan, efisiensi penggunaan air yang rendah
dan pengurangan di daerah irigasi . Perkiraan IR yang
berlebih pada permintaan puncak juga dapat
mengakibatkan peningkatan biaya pengembangan.
4. •Kebutuhan irigasi bersih(IRN)
Kebutuhan irigasi bersih berasal dari persamaan
keseimbangan lapangan:
persamaan 20
IRn = ETc - (Pe + Ge + Wb) + LRmm
dimana:
IRN = Kebutuhan air irigasi bersih(mm)
ETc = Evapotranspirasi tanaman(mm)
Pe = Curah hujan efektif (mm)
Ge = Kontribusi air tanah dari air tabel(mm)
Wb = Air yang tersimpan dalam tanah di awal setiap
periode(mm)
LRmm = kebutuhan pencucian(mm)
5. Pentingnya memperkirakan
kebutuhan irigasi
Memperkirakan air tanaman dan kebutuhan irigasi untuk pola tanam
merupakan bagian penting dari perencanaan dan perancangan sistem
irigasi. Kebutuhan irigasi (IR) adalah salah satu parameter utama
untuk perencanaan, desain dan operasi irigasi dan sistem sumber daya
air. Pengetahuan yang rinci dari jumlah IR dan variabilitas spasial
adalah hal penting untuk menilai kecukupan sumber daya air, untuk
mengevaluasi kebutuhan waduk penyimpanan dan untuk menentukan
kapasitas sistem irigasi.
Dalam menentukan kebutuhan air irigasi, diperlukan beberapa faktor
antara lai:
Evapotranspirasi tanaman
Curah hujan efektif
Kontribusi air tanah
Air yang tersimpan dalam tanah
Kebutuhan pencucian
7. 2.Curah hujan efektif
Kebutuhan air tanaman dapat sebagian atau seluruhnya
disediakan oleh curah hujan
Dalam perencanaan dan merancang proyek irigasi,
penggunaan nilai rata-rata curah hujan harus dihindari jika
lebih dari 10 tahun data curah hujan tahunan yang tersedia.
Tidak semua hujan dapat efektif dan beberapa hilang
melalui aliran permukaan , perkolasi atau penguapan .
Hanya sebagian dari curah hujan dapat digunakan secara
efektif oleh tanaman , tergantung pada kedalaman zona
akar dan penyimpanan kapasitas tanah.
8. 3.Kontribusi air tanah
Kontribusi dari air permukaan tanah(Ge) bervariasi
sesuai dengan kedalaman permukaan air di bawah
zona akar, jenis tanah dan kandungan air di zona akar.
Percobaan yang sangat rinci akan diminta untuk
menentukan kontribusi air tanah dalam kondisi
lapangan.
9. 4. Air yang tersimpan dalam tanah
Pada tanaman tertentu, penanaman mengambil tempat
yang tepat setelah musim hujan. Beberapa air(Wb) dapat
disimpan dalam tanah dari pengairan sebelumnya, yang
dapat digunakan untuk tanaman berikutnya. Jumlah ini
dapat dikurangi ketika menentukan kebutuhan irigasi
musiman.
penting untuk dicatat bahwa air yang disimpan dalam
zona akar tidak 100 % efektif karena kehilangan melalui
penguapan dan perkolasi. Rentang efektivitas
antara 40-90%. Dalam kebanyakan situasi yang dihadapi
dalam perencanaan skema irigasi kecil di Timur dan
Selatan Afrika, lokasi proyek yang berada di daerah kering
dengan sangat rendah curah hujan. Oleh karena itu, untuk
tujuan perencanaan, kontribusi air yang tersimpan di
dalam tanah dianggap diabaikan dalam beberapa kondisi.
10. 5. Kebutuhan pencucian
Salinitas di zona akar secara langsung berhubungan dengan
kualitas air, kondisi tanah dan curah hujan. Kandungan garam
yang tinggi di zona akar biasanya ditentukan oleh pencucian.
Jumlah kelebihan air yag diterapkan selama irigasi yang
digunakan untuktujuan pencucian.
Fraksi kebutuhan pencucian LR (fraksi) juga dapat dinyatakan
sebagai kedalaman air tercuci zona bawah akar LR(mm) dibagi
dengan kebutuhan air dengan pertimbangan curah hujan Untuk
memperkirakan LR, baik salinitas air irigasi (ECw) dan toleransi
tanaman terhadap salinitas yang biasanya dinyatakan sebagai
konduktivitas listrik dari kejenuhan tanah
Nilai LR dapat dicari dengan menggunakan persamaan:
LR(mm) = Etc - Etc
(1 - LR(fraction))
11. dimana :
LR ( fraksi )= Fraksi air diterapkan yang melewati
kedalaman zona akar seluruh dan merembes di bawah
ini Konduktivitas listrik irigasi air(dS/m)
Etc =evapotranspirasi tanaman
Le = Efisiensi pencucian (dalam desimal)