Pidato Ketua DPR RI menyampaikan rencana kegiatan DPR pada Masa Sidang II, termasuk penyusunan Prolegnas, pembahasan RUU prioritas seperti KUHP dan KUHAP, serta pengawasan terhadap kebijakan pemerintah."
Peraturan ini mengatur tentang pedoman pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran negara pada akhir tahun anggaran dengan tujuan menjamin kelancaran proses penerimaan dan pembayaran tagihan kepada negara. Peraturan ini mengatur tentang batas waktu penerimaan dan pengeluaran negara, termasuk pengajuan SPM dan pembayaran gaji, honorarium, utang luar dan dalam negeri pada akhir tahun anggaran.
Instruksi Presiden No. 4 Tahun 2018 menginstruksikan kementerian, lembaga pemerintah, dan pemerintah daerah untuk meningkatkan pengawasan pelaksanaan kewajiban perpajakan bendahara atas belanja pemerintah dan pengelolaan penerimaan negara bukan pajak. Menteri Keuangan bersama Menteri Dalam Negeri dan Kepala BPK bertugas melakukan pemantauan, evaluasi, dan koordinasi hasil pengawasan, serta melapork
Undang-undang ini mengatur tentang perbendaharaan negara yang mencakup pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara berdasarkan APBN dan APBD. Dokumen ini menjelaskan tentang pengertian istilah, ruang lingkup, asas umum, pejabat perbendaharaan negara termasuk pengguna anggaran, bendahara umum negara/daerah.
Peraturan Presiden ini menetapkan Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme tahun 2020-2024 yang bertujuan untuk meningkatkan pelindungan hak atas rasa aman warga negara dari ancaman terorisme. Rencana aksi nasional ini akan dilaksanakan secara sistematis, terencana, dan terpadu oleh berbagai kementerian dan pemerintah daerah.
Pp 09 tahun_2003 pengankatan pemindahan dan pemberitahuanNandang Sukmara
Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 mengatur tentang wewenang pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan pemerintah pusat dan daerah. Peraturan ini mengatur wewenang Presiden, Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota dalam mengangkat, memindahkan, dan memberhentikan PNS sesuai dengan jabatan dan golongannya.
PP 23 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan layanan Umum ini merubah pola keuangan lembaga pemerintahan seperti rumah sakit, Universitas sehingga mereka boleh memakai langsung penghasilan operasionalnya. Dan juga PP ini mendorong transformasi lembaga kantor agar bertindak selaku "business entity" walaupun tidak berorientasi pada keuntungan semata
Peraturan ini mengatur tentang pedoman pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran negara pada akhir tahun anggaran dengan tujuan menjamin kelancaran proses penerimaan dan pembayaran tagihan kepada negara. Peraturan ini mengatur tentang batas waktu penerimaan dan pengeluaran negara, termasuk pengajuan SPM dan pembayaran gaji, honorarium, utang luar dan dalam negeri pada akhir tahun anggaran.
Instruksi Presiden No. 4 Tahun 2018 menginstruksikan kementerian, lembaga pemerintah, dan pemerintah daerah untuk meningkatkan pengawasan pelaksanaan kewajiban perpajakan bendahara atas belanja pemerintah dan pengelolaan penerimaan negara bukan pajak. Menteri Keuangan bersama Menteri Dalam Negeri dan Kepala BPK bertugas melakukan pemantauan, evaluasi, dan koordinasi hasil pengawasan, serta melapork
Undang-undang ini mengatur tentang perbendaharaan negara yang mencakup pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara berdasarkan APBN dan APBD. Dokumen ini menjelaskan tentang pengertian istilah, ruang lingkup, asas umum, pejabat perbendaharaan negara termasuk pengguna anggaran, bendahara umum negara/daerah.
Peraturan Presiden ini menetapkan Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme tahun 2020-2024 yang bertujuan untuk meningkatkan pelindungan hak atas rasa aman warga negara dari ancaman terorisme. Rencana aksi nasional ini akan dilaksanakan secara sistematis, terencana, dan terpadu oleh berbagai kementerian dan pemerintah daerah.
Pp 09 tahun_2003 pengankatan pemindahan dan pemberitahuanNandang Sukmara
Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 mengatur tentang wewenang pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan pemerintah pusat dan daerah. Peraturan ini mengatur wewenang Presiden, Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota dalam mengangkat, memindahkan, dan memberhentikan PNS sesuai dengan jabatan dan golongannya.
PP 23 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan layanan Umum ini merubah pola keuangan lembaga pemerintahan seperti rumah sakit, Universitas sehingga mereka boleh memakai langsung penghasilan operasionalnya. Dan juga PP ini mendorong transformasi lembaga kantor agar bertindak selaku "business entity" walaupun tidak berorientasi pada keuntungan semata
PU F. Bangun Sultra atas Raperda retribusi Jasa Usaha, Jasa Umum, RTRW, dan P...Ade Suerani
Fraksi Bangun Sultra memberikan pandangan umum atas empat rancangan peraturan daerah yakni tentang retribusi jasa usaha dan jasa umum, pembubaran perusahaan daerah perhutanda, dan rencana tata ruang Sulawesi Tenggara 2011-2031. Fraksi ini menyambut baik keempat rancangan peraturan tersebut namun memberikan masukan untuk menambah beberapa objek pungutan retribusi dan memperluas ruang kajian rencana tata ruang.
Undang-undang ini mengatur tentang perbendaharaan negara, yang mencakup pengelolaan keuangan negara dan daerah berdasarkan APBN dan APBD. Diatur pula tentang pejabat-pejabat perbendaharaan seperti pengguna anggaran, bendahara umum negara/daerah, serta tugas dan wewenang masing-masing pejabat tersebut dalam pengelolaan keuangan negara dan daerah.
Undang-undang No. 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi KhususPenataan Ruang
Undang-Undang ini mengatur tentang pembentukan dan pengaturan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Indonesia untuk mempercepat pembangunan ekonomi di wilayah tertentu yang strategis bagi perekonomian nasional. Dewan Nasional dibentuk untuk mengatur kebijakan KEK pada tingkat nasional, sementara Dewan Kawasan dibentuk di tingkat provinsi untuk membantu pengaturan KEK. KEK dapat dibentuk atas usulan badan usaha, pemer
Berikut beberapa tanggapan saya terkait diskusi tersebut:
1. Efektivitas BPK dalam mengawasi penggunaan keuangan negara masih perlu ditingkatkan, antara lain dengan memperkuat independensi dan kapasitasnya. Konflik kepentingan dan balas jasa masih dapat terjadi mengingat proses pemilihan anggotanya melibatkan DPR.
2. Bank sentral harus independen agar dapat fokus pada stabilitas moneter dan kebijakan moneter, tan
Dokumen tersebut membahas prosedur penanganan administrasi pemberhentian PNS Sekretariat Negara dengan hak pensiun, meliputi pemberhentian atas permintaan sendiri (pensiun dini), karena mencapai batas usia pensiun, dan karena alasan lain seperti sakit atau adanya penyederhanaan organisasi. Terdapat persyaratan dan prosedur pengajuan serta penyiapan berkas yang harus dipenuhi.
Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan NegaraPenataan Ruang
Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 mengatur tentang Perbendaharaan Negara. UU ini mengatur tentang pengertian, ruang lingkup, asas umum, pejabat perbendaharaan negara seperti pengguna anggaran, bendahara umum negara/daerah, dan ketentuan lainnya terkait pengelolaan keuangan negara dan daerah.
Peraturan Pemerintah No. 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/DaerahPenataan Ruang
Peraturan Pemerintah ini mengatur tentang pengelolaan uang negara dan daerah. Menteri Keuangan bertindak sebagai Bendahara Umum Negara yang mengelola uang negara, sedangkan kepala dinas keuangan bertindak sebagai Bendahara Umum Daerah yang mengelola uang daerah. Uang negara dan daerah disimpan di kas negara/daerah dan rekening bank, serta sumber dan penggunaannya diatur berdasarkan anggaran pendapatan dan belanja neg
Dokumen tersebut membahas tentang Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan kekuasaan kehakiman menurut Undang-Undang Dasar 1945. Secara ringkas, dibahas tentang tugas BPK sebagai lembaga pengawas keuangan negara dan hubungannya dengan lembaga lain, serta peran Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi dalam menjalankan kekuasaan kehakiman.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian keuangan negara, ruang lingkup keuangan negara, dan pembagian kekuasaan keuangan negara. Terdapat penjelasan mengenai berbagai pihak yang terlibat dalam pengelolaan keuangan negara seperti Presiden, Menteri Keuangan, Kuasa Pengguna Anggaran, Pejabat Pembuat Komitmen, dan Bendahara Umum Negara.
Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Lay...Penataan Ruang
Peraturan Pemerintah ini mengatur tentang pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum (BLU) untuk memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip ekonomi dan produktivitas serta penerapan praktek bisnis yang sehat guna meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. BLU harus memenuhi persyaratan substantif, teknis, dan administratif untuk mendapatkan status BLU dan dapat menerapkan Pola Pengelolaan Keu
PENDAPAT AKHIR FRAKSI ATAS RAPERDA PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBDAde Suerani
Rangkuman dokumen tersebut adalah: (1) Fraksi Bangun Sultra memberikan evaluasi atas Rancangan Peraturan Daerah tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Tahun 2009, (2) Menyebutkan bahwa realisasi pendapatan daerah hanya mencapai 81,48% dari target semula, terutama pada Pendapatan Asli Daerah yang hanya 47,17%, dan (3) Hal ini disebabkan oleh objek penerimaan PAD yang tidak rasional dan pelaksanaan program
PU F. Bangun Sultra atas Raperda retribusi Jasa Usaha, Jasa Umum, RTRW, dan P...Ade Suerani
Fraksi Bangun Sultra memberikan pandangan umum atas empat rancangan peraturan daerah yakni tentang retribusi jasa usaha dan jasa umum, pembubaran perusahaan daerah perhutanda, dan rencana tata ruang Sulawesi Tenggara 2011-2031. Fraksi ini menyambut baik keempat rancangan peraturan tersebut namun memberikan masukan untuk menambah beberapa objek pungutan retribusi dan memperluas ruang kajian rencana tata ruang.
Undang-undang ini mengatur tentang perbendaharaan negara, yang mencakup pengelolaan keuangan negara dan daerah berdasarkan APBN dan APBD. Diatur pula tentang pejabat-pejabat perbendaharaan seperti pengguna anggaran, bendahara umum negara/daerah, serta tugas dan wewenang masing-masing pejabat tersebut dalam pengelolaan keuangan negara dan daerah.
Undang-undang No. 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi KhususPenataan Ruang
Undang-Undang ini mengatur tentang pembentukan dan pengaturan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Indonesia untuk mempercepat pembangunan ekonomi di wilayah tertentu yang strategis bagi perekonomian nasional. Dewan Nasional dibentuk untuk mengatur kebijakan KEK pada tingkat nasional, sementara Dewan Kawasan dibentuk di tingkat provinsi untuk membantu pengaturan KEK. KEK dapat dibentuk atas usulan badan usaha, pemer
Berikut beberapa tanggapan saya terkait diskusi tersebut:
1. Efektivitas BPK dalam mengawasi penggunaan keuangan negara masih perlu ditingkatkan, antara lain dengan memperkuat independensi dan kapasitasnya. Konflik kepentingan dan balas jasa masih dapat terjadi mengingat proses pemilihan anggotanya melibatkan DPR.
2. Bank sentral harus independen agar dapat fokus pada stabilitas moneter dan kebijakan moneter, tan
Dokumen tersebut membahas prosedur penanganan administrasi pemberhentian PNS Sekretariat Negara dengan hak pensiun, meliputi pemberhentian atas permintaan sendiri (pensiun dini), karena mencapai batas usia pensiun, dan karena alasan lain seperti sakit atau adanya penyederhanaan organisasi. Terdapat persyaratan dan prosedur pengajuan serta penyiapan berkas yang harus dipenuhi.
Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan NegaraPenataan Ruang
Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 mengatur tentang Perbendaharaan Negara. UU ini mengatur tentang pengertian, ruang lingkup, asas umum, pejabat perbendaharaan negara seperti pengguna anggaran, bendahara umum negara/daerah, dan ketentuan lainnya terkait pengelolaan keuangan negara dan daerah.
Peraturan Pemerintah No. 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/DaerahPenataan Ruang
Peraturan Pemerintah ini mengatur tentang pengelolaan uang negara dan daerah. Menteri Keuangan bertindak sebagai Bendahara Umum Negara yang mengelola uang negara, sedangkan kepala dinas keuangan bertindak sebagai Bendahara Umum Daerah yang mengelola uang daerah. Uang negara dan daerah disimpan di kas negara/daerah dan rekening bank, serta sumber dan penggunaannya diatur berdasarkan anggaran pendapatan dan belanja neg
Dokumen tersebut membahas tentang Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan kekuasaan kehakiman menurut Undang-Undang Dasar 1945. Secara ringkas, dibahas tentang tugas BPK sebagai lembaga pengawas keuangan negara dan hubungannya dengan lembaga lain, serta peran Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi dalam menjalankan kekuasaan kehakiman.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian keuangan negara, ruang lingkup keuangan negara, dan pembagian kekuasaan keuangan negara. Terdapat penjelasan mengenai berbagai pihak yang terlibat dalam pengelolaan keuangan negara seperti Presiden, Menteri Keuangan, Kuasa Pengguna Anggaran, Pejabat Pembuat Komitmen, dan Bendahara Umum Negara.
Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Lay...Penataan Ruang
Peraturan Pemerintah ini mengatur tentang pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum (BLU) untuk memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip ekonomi dan produktivitas serta penerapan praktek bisnis yang sehat guna meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. BLU harus memenuhi persyaratan substantif, teknis, dan administratif untuk mendapatkan status BLU dan dapat menerapkan Pola Pengelolaan Keu
PENDAPAT AKHIR FRAKSI ATAS RAPERDA PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBDAde Suerani
Rangkuman dokumen tersebut adalah: (1) Fraksi Bangun Sultra memberikan evaluasi atas Rancangan Peraturan Daerah tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Tahun 2009, (2) Menyebutkan bahwa realisasi pendapatan daerah hanya mencapai 81,48% dari target semula, terutama pada Pendapatan Asli Daerah yang hanya 47,17%, dan (3) Hal ini disebabkan oleh objek penerimaan PAD yang tidak rasional dan pelaksanaan program
Dokumen tersebut membahas tentang pengaturan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) di Indonesia. APBN dan APBD merupakan rencana keuangan tahunan pemerintah pusat dan daerah yang disetujui oleh lembaga legislatifnya. Dokumen ini juga menjelaskan proses penyusunan, persetujuan, pelaksanaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban APBN
Dokumen tersebut membahas tentang APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) dan APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah). APBN dan APBD memiliki tujuan yang sama yaitu menetapkan rencana keuangan tahunan pemerintah pusat dan daerah. Mereka memiliki berbagai fungsi seperti otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi, dan stabilisasi. Proses penyusunan dan pelaksanaan AP
PEMANDANGAN UMUM FRAKSI ATAS RAPERDA PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD 2009...Ade Suerani
Rangkuman dokumen tersebut adalah: (1) Fraksi Bangun Sultra memberikan apresiasi kepada beberapa SKPD yang berhasil melebihi target penerimaan pendapatan, namun menyoroti penerimaan yang belum tercapai sebesar 18,52%, (2) meminta penjelasan mengenai penerimaan pajak kendaraan dan BBN KB yang tidak tercapai sebesar Rp. 16 miliar, dan (3) meminta upaya pemerintah daerah untuk meningkatkan kontribusi perus
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, lingkungan, klasifikasi, prinsip-prinsip, perancangan, dan siklus anggaran negara. Secara ringkas, anggaran negara adalah rencana tahunan pemerintah tentang pendapatan dan belanja yang disetujui oleh parlemen, dan melibatkan berbagai lembaga seperti eksekutif, legislatif, dan BPK.
Makalah ini membahas tentang administrasi perpajakan khususnya bukti pembayaran pajak. Makalah ini menjelaskan pengertian pajak, cara pembayaran dan pelaporan pajak, syarat-syaratnya, fungsi dan kegunaan pajak, batas waktu pembayaran, sanksi untuk yang belum bayar, serta pengembalian kelebihan pembayaran.
PU F. Bangun Sultra atas raperda Retribusi Jasa Usaja, Jasa Umum, RTRW, dan P...Ade Suerani
Fraksi Bangun Sultra memberikan pandangan umum atas empat rancangan peraturan daerah mengenai retribusi, pembubaran perusahaan daerah, dan tata ruang wilayah. Fraksi ini menyambut baik inisiatif pemerintah namun memberikan masukan untuk menambah jenis objek retribusi dan memperjelas ketentuan pelayanan.
Pidato pembukaan masa persidangan ii 2014 2015 (draf 11 jan 2015 pk. 14.00)
1. PIDATO KETUA DPR RI
PADA RAPAT PARIPURNA DPR RI
PEMBUKAAN MASA PERSIDANGAN II
TAHUN SIDANG 2014–2015
SENIN, 12 JANUARI 2015
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
3. PIDATO KETUA DPR RI
PADA RAPAT PARIPURNA DPR RI
PEMBUKAAN MASA PERSIDANGAN II
TAHUN SIDANG 2014–2015
SENIN, 12 JANUARI 2015
Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh,
Salam Sejahtera bagi kita semua,
Yang kami hormati:
− Para Wakil Ketua DPR;
− Para Pimpinan Alat Kelengkapan DPR; dan
− Para Anggota DPR.
Alhamdulillahhirobil’alamin, puji dan syukur kita
panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu Wata’ala, Tuhan
Yang Maha Kuasa, yang telah memberikan rahmat,
karunia dan hidayah-Nya, sehingga hari ini kita bersama-
3
4. sama dapat hadir pada Rapat Paripurna Pembukaan Masa
Persidangan II Tahun Sidang 2014–2015. Sesuai dengan
Keputusan Rapat Konsultasi Pengganti Rapat Bamus DPR
RI pada tanggal 2 Desember 2014, Masa Sidang II ini,
rencananya akan berlangsung selama 28 hari kerja
dimulai hari ini, tanggal 12 Januari hingga tanggal 18
Februari 2015.
Berdasarkan amanat Pasal 225, Peraturan DPR RI
Nomor 1 Tahun 2014 tentang Tata Tertib, maka Rapat
Paripurna Pembukaan ini menyampaikan rencana
kegiatan DPR yang akan dilaksanakan pada Masa Sidang
II, dan masalah-masalah lain yang dipandang perlu untuk
disampaikan.
Dalam kesempatan yang berbahagia ini, izinkan
kami mewakili seluruh Anggota DPR menyampaikan
ucapan selamat kepada Saudara Ferry Kase, S.H. dari
Partai Hati Nurani Rakyat Daerah Pemilihan NTT II yang
baru saja diambil sumpahnya untuk menjadi Anggota
DPR. Semoga kehadiran Saudara Ferry Kase dapat turut
memperkuat pelaksanaan tugas-tugas DPR.
Kepada Saudara Ferry Kase, dimohon untuk
berdiri.
[Saudara Ferry Kase Berdiri]
Kami persilakan duduk kembali.
4
5. Sidang Dewan yang terhormat,
Terlebih dahulu Dewan menyampaikan
keprihatinan yang mendalam, atas terjadinya berbagai
musibah bencana yang menimpa saudara kita di berbagai
belahan negeri, di penghujung tahun 2014. Seperti
kecelakaan pesawat, tanah longsor, letusan gunung,
banjir, dan kebakaran.
Kecelakaan pesawat Air Asia QZ 8501 sudah tentu
menjadi keprihatinan dan duka kita bersama. DPR
menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya
atas musibah pesawat Air Asia tersebut. Semoga keluarga
serta kerabat korban yang ditinggalkan, diberikan
kesabaran dan ketabahan. Begitu juga atas musibah tanah
longsor yang terjadi di Banjarnegara, dimana Pimpinan
DPR telah melakukan kunjungan langsung yang dipimpin
oleh Wakil Ketua DPR Bidang Korkesra ke lokasi bencana.
Di sisi lain, gunung berapi di beberapa daerah di
Indonesia masih memperlihatkan aktivitasnya, seperti
Gunung Sinabung di Sumatera Utara.
Atas berbagai peristiwa bencana yang terjadi, DPR
memandang bahwa sistem mitigasi bencana kita masih
sangat lemah untuk dapat mengidentifikasi sumber-
sumber potensi bencana alam. Untuk itu, Pemerintah
5
6. perlu melakukan perbaikan secara menyeluruh dan
komprehensif atas sistem mitigasi dan penanganan
bencana yang terus mengancam kehidupan masyarakat.
Terkait kecelakaan Pesawat Air Asia QZ 8501, DPR
menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada Pemerintah
dan Tim SAR Gabungan di bawah koordinasi Basarnas,
dan juga kepada relawan serta masyarakat nelayan, atas
upayanya yang tak kenal lelah dalam pencarian pesawat
dan pengevakuasian para korban. DPR juga
menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada
negara-negara sahabat yang ikut membantu.
Selanjutnya, Pimpinan DPR berpandangan bahwa
perlu dilakukan pembenahan berbagai aspek melalui
regulasi dan pengawasan yang ketat, baik oleh
pemerintah maupun oleh operator sendiri, untuk
menciptakan keamanan dan kenyamanan masyarakat,
dalam menggunakan transportasi udara yang mengalami
peningkatan rata-rata sekitar 15 persen per tahun.
Sidang Dewan yang terhormat,
Masyarakat Indonesia sedang menunggu apa yang
akan dilakukan DPR pada Masa Sidang II Tahun Sidang
2014–2015 ini. Maka dari itu, Pimpinan DPR mengajak
seluruh Anggota DPR pada Masa Sidang II ini, untuk
6
7. secara sungguh-sungguh menjalankan tugas
konstitusional yang diamanatkan kepada kita, dalam
kerangka checks and balances. Kita satukan hati dan rasa
membangun kolektivisme kerja untuk menjalankan fungsi
legislasi, anggaran, dan pengawasan atas kerja-kerja
Pemerintah. Karena sesungguhnya tidak ada
pemerintahan yang baik tanpa adanya lembaga pengawas
yang kuat sebagai representasi daulat kuasa rakyat.
Untuk itu, di bidang legislasi, DPR pada Masa
Sidang II ini akan segera menyusun Program Legislasi
Nasional atau Prolegnas yang merupakan daftar
Rancangan Undang-Undang atau RUU sebagai acuan
pelaksanaan fungsi legislasi DPR selama lima tahun ke
depan. Pimpinan DPR mengharapkan baik DPR maupun
Pemerintah, dapat mengajukan daftar RUU yang sangat
mendesak untuk dibentuk dan dibahas serta mempunyai
nilai kepentingan yang sangat dibutuhkan masyarakat.
Oleh karena itu, menjadi penting untuk diperhatikan
bahwa Prolegnas ini harus realistis serta sesuai dengan
arah hukum yang hendak diwujudkan, sehingga dapat
diselesaikan bersama oleh DPR dan Pemerintah secara
tepat waktu.
Berdasarkan realisasi pembentukan undang-
undang yang telah dilaksanakan oleh DPR bersama
7
8. dengan Pemerintah pada periode sebelumnya, jumlah
RUU yang dapat diselesaikan dalam satu tahun adalah
berkisar antara 20 (dua puluh) sampai 30 (tiga puluh)
RUU. Dengan demikian, untuk menyusun jumlah RUU
yang realistis masuk dalam Prolegnas 2015–2019 adalah
sekitar 100 (seratus) sampai 150 (seratus lima puluh)
RUU. Hal ini perlu menjadi pertimbangan DPR dan
Pemerintah dalam menetapkan Prolegnas.
Selain itu, masih dalam konteks fungsi legislasi,
DPR juga akan segera menyusun daftar RUU yang masuk
dalam Prolegnas Prioritas Tahun 2015. Sehingga mulai
Masa Sidang ini, Komisi-Komisi dapat segera menjalankan
tugas penyusunan dan pembahasan RUU sesuai dengan
prioritas masing-masing Komisi. Berdasarkan Undang-
Undang MD3 dan ketentuan Pasal 103 ayat (3) dan Pasal
184 Peraturan DPR mengenai Tata Tertib disebutkan juga
bahwa setiap Anggota memiliki hak mengajukan usul
RUU. Untuk itu setiap Anggota diharapkan dapat
mengajukan usul RUU sesuai dengan mekanisme
pengajuan RUU.
Di samping itu, DPR juga akan menggiatkan
program sosialisasi undang-undang yang telah disahkan
agar masyarakat memahami lebih awal setiap kebijakan
yang dikeluarkan.
8
9. Terkait pembahasan RUU, di Masa Sidang II ini
tugas pembahasan RUU yang penting untuk segera
dilakukan adalah pembahasan terhadap Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang atau Perppu
Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati
dan Walikota, dan Perppu Nomor 2 Tahun 2014 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah. Pembahasan kedua
Perppu tersebut penting untuk dilakukan, karena pada
tahun 2015 kita harus mempersiapkan penyelenggaraan
Pemilihan Kepala Daerah dengan baik melalui aturan
hukum yang pasti.
Di samping pembahasan terhadap Perppu yang
harus diselesaikan pada Masa Sidang II ini, akan
diprioritaskan juga pembahasan terhadap RUU tentang
KUHP dan RUU tentang KUHAP untuk segera diselesaikan
dalam periode DPR RI saat ini. Dengan demikian pada
Masa Sidang II ini DPR menyelesaikan sekurang-
kurangnya 3 (tiga) RUU, yaitu 2 (dua) Penetapan Perppu
menjadi Undang-Undang, dan 1 (satu) Penetapan APBN-P
Tahun Anggaran 2015.
Oleh karena itu, DPR meminta Pemerintah untuk
segera menyampaikan RAPBN-P Tahun Anggaran 2015.
Pengajuan RAPBN-P Tahun Anggaran 2015 tidak dapat
9
10. dilepaskan dari keberadaan APBN Tahun Anggaran 2015
yang disusun pada masa peralihan dari pemerintahan
terdahulu kepada pemerintahan baru yang hanya bersifat
baseline, dengan maksud memberikan ruang bagi
pemerintahan baru untuk dapat melakukan perubahan
dengan memasukkan program-program prioritas untuk
dilaksanakan di tahun 2015.
Terkait kebijakan itu, maka Komisi-komisi perlu
mengkritisi RAPBN-P terutama yang terkait dengan
kebijakan peningkatan penerimaan pajak, belanja modal
untuk infrastruktur, dan pengurangan defisit anggaran.
Pimpinan DPR berharap Badan Anggaran dan Komisi-
Komisi terkait segera melakukan pembahasan paling
lama satu bulan dalam masa sidang sesuai dengan
ketentuan Pasal 160 ayat (1) Tata Tertib DPR.
Sebagaimana diketahui bahwa pada akhir-akhir ini
kecenderungan harga minyak mentah internasional
mengalami penurunan yang drastis. Bahkan, sampai di
bawah level angka 50 US Dolar per barel. Sementara itu
asumsi harga minyak mentah internasional dalam APBN
2015 dipatok sebesar 105 US Dolar per barel. Kondisi ini
akan berpengaruh kepada menurunnya penerimaan yang
berasal dari migas. Oleh karena itu, Pemerintah perlu
mengupayakan optimalisasi dari pendapatan, terutama
10
11. dari sektor pajak yang memang pada akhir-akhir ini
kecenderungannya tidak mencapai target.
Di sisi lain, kita mengetahui bahwa visi misi
Presiden yang difokuskan pada pembangunan
infrastruktur perlu menjadi pokok bahasan yang dikritisi
oleh masing-masing Komisi. Terutama yang berkaitan
dengan infrastruktur bidang pekerjaan umum,
perhubungan, dan pertanian, dalam rangka untuk
mendukung konektivitas antar-wilayah, serta untuk
mewujudkan kedaulatan pangan, kedaulatan energi, dan
pengembangan pariwisata.
Di bidang pengawasan, pada Masa Sidang II ini,
DPR akan melaksanakan fungsi pengawasan terhadap
pelaksanaan kebijakan pemerintah melalui Rapat Kerja
dan Rapat Dengar Pendapat Komisi-komisi DPR RI
dengan mitra kerjanya, maupun Rapat Dengar Pendapat
Umum untuk memperoleh masukan dari masyarakat.
Pimpinan DPR mendapat banyak evaluasi dari
publik bahwa dalam Masa Sidang Pertama yang lalu,
peran dan kontribusi DPR dalam melaksanakan checks
and balances masih sangat minim. Banyak kebijakan yang
dikeluarkan oleh Pemerintah yang menyangkut
kepentingan hidup masyarakat banyak, belum dapat
dikritisi oleh DPR secara kelembagaan, diantaranya
11
12. perubahan nomenklatur kabinet, penerbitan Kartu Pintar,
Kartu Sehat, Kartu Keluarga Sejahtera, kebijakan
menaikkan harga BBM Bersubsidi, perubahan sistem
penetapan harga BBM Bersubsidi, kenaikan harga elpiji
12 kilogram, dan berbagai kebijakan lain yang
menyangkut kehidupan masyarakat.
Khusus terkait dengan pengalihan subsidi BBM,
DPR melalui Komisi-Komisi dan Anggotanya, harus
meningkatkan daya kritis dan kontrol kepada Pemerintah
agar janji Pemerintah yang mengalihkan anggaran untuk
kegiatan yang bersifat produktif dan untuk kepentingan
peningkatan standar kehidupan masyarakat kecil, benar-
benar terlaksana secara konsisten.
Terkait pengangkatan pejabat publik, pada Masa
Sidang I lalu, DPR melalui Komisi III telah melakukan fit
and proper test terhadap calon Pimpinan KPK untuk
mengisi salah satu jabatan Pimpinan KPK, dan akan
ditindaklanjuti dalam Masa Sidang II ini.
Masih terkait dengan fungsi pengawasan, DPR juga
akan segera memberikan pertimbangan terhadap
penempatan 12 (dua belas) calon Duta Besar Luar Biasa
dan Berkuasa Penuh negara sahabat untuk Republik
Indonesia.
12
13. Sementara itu dalam rangka melaksanakan peran
diplomasi antar-parlemen, dapat kami sampaikan bahwa
Delegasi DPR yang dipimpin oleh Wakil Ketua DPR bidang
Korpolkam, saat ini sedang menghadiri Sidang Tahunan
Asia Pacific Parliamentary Forum atau APPF ke-23 di
Quito, Ekuador. Delegasi DPR juga direncanakan akan
menghadiri Konferensi ke-10 Uni Parlemen Negara-
negara Anggota Organisasi Kerja Sama Islam atau PUIC
yang diselenggarakan di Istanbul, Turki dalam waktu
dekat, dan Sidang Tahunan Konferensi Parlemen tentang
WTO yang diselenggarakan di Jenewa, Swiss, bulan
Februari 2015. Di samping itu, DPR akan menerima
kunjungan delegasi parlemen Madagaskar dan delegasi
Majelis Syuro Arab Saudi yang akan berkunjung ke
Indonesia pada bulan Januari ini.
Sidang Dewan yang terhormat,
Sebagai pelaksanaan dari Undang-Undang Nomor
42 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang
Nomor 17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD
atau MD3, DPR dituntut untuk melakukan reformasi dan
penguatan kelembagaan. Maka DPR akan segera
menyusun Rencana Strategis atau Renstra DPR RI 2015–
2019. Dokumen perencanaan strategis ini akan menjadi
13
14. pedoman bagi DPR dalam melaksanakan tugas
konstitusionalnya. Renstra akan memuat program dan
kegiatan yang akan dilakukan DPR selama lima tahun. Di
samping itu, Renstra juga memberikan gambaran
perencanaan kegiatan DPR jangka pendek dan jangka
menengah yang didukung dengan anggaran untuk
menjamin kelancaran pelaksanaan tugas
konstitusionalnya. Renstra akan memuat agenda strategis
yang perlu dilakukan DPR guna mewujudkan reformasi
DPR RI. Untuk percepatan sesuai tuntutan Undang-
Undang MD3 tersebut, maka Pimpinan DPR akan segera
membentuk Tim Implementasi Reformasi DPR yang akan
bertugas melakukan percepatan sistem reformasi menuju
parlemen modern.
Selain Renstra, sesuai dengan Undang-Undang
Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, DPR
akan menyusun Arah Kebijakan Umum Pengelolaan
Anggaran Tahun 2016 untuk menjadi acuan penyusunan
anggaran DPR tahun tersebut. Dan DPR juga akan
melanjutkan Pembahasan Evaluasi dan Penyempurnaan
Peraturan DPR RI tentang Kode Etik dan Tata Beracara
Mahkamah Kehormatan Dewan atau MKD.
14
15. Sidang Dewan yang terhormat,
Terkait perubahan Undang-Undang MD3 maka
juga harus segera dilakukan perubahan terhadap
Peraturan DPR RI Nomor 1 Tahun 2014 tentang Tata
Tertib. Amanat perubahan MD3 juga menuntut DPR
segera melakukan penambahan satu orang pimpinan di
masing-masing Alat Kelengkapan DPR. Dua hal tersebut
akan segera diselesaikan di awal Masa Sidang II ini. Di
samping itu, perlu kami tegaskan kembali, bahwa
Undang-Undang MD3 melahirkan serangkaian tradisi
baru dalam tata cara persidangan di DPR, di antaranya
kewajiban Anggota untuk menyebut nama dan daerah
pemilihan dalam setiap mengawali pembicaraan dan
pemberian hak kepada Anggota untuk menyampaikan
aspirasi dari daerah pemilihan dalam awal Sidang
Paripurna.
Sidang Dewan yang terhormat,
Demikian, antara lain, pokok-pokok kegiatan yang
akan dilakukan oleh DPR pada Masa Sidang II ini dan
berbagai hal yang menjadi sorotan DPR, dalam kerangka
pelaksanaan fungsi legislasi, fungsi anggaran dan fungsi
pengawasan, serta peran diplomasi antar-parlemen dan
agenda penguatan kelembagaan DPR.
15
16. Dan akhirnya, dengan mengucapkan
Bismillahirrahmanirrahim, saya atas nama Pimpinan DPR
RI mengumumkan kepada seluruh rakyat Indonesia,
bahwa Masa Sidang II DPR RI, Tahun Sidang 2014–2015
yang akan dimulai sejak hari ini, Senin, 12 Januari 2015
akan berlangsung sampai dengan 18 Februari 2015.
Dengan demikian selesai sudah Rapat Paripurna dalam
rangka Pembukaan Masa Sidang II Tahun Sidang 2014–
2015. Atas nama Pimpinan DPR RI, kami menyampaikan
SELAMAT BEKERJA, semoga Allah Subhanahu Wata’ala
senantiasa memberikan kekuatan dan petunjuk kepada
kita sekalian.
Amin.
Terima kasih.
Wabillahitaufiq walhidayah.
Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh.
Jakarta, 12 Januari 2015
KETUA
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA
Ttd
Drs. H. SETYA NOVANTO, Ak.
16