Dokumen tersebut membahas dua pendekatan untuk menganalisis pengaruh kolonialisme dan pembentukan negara terhadap masyarakat petani, yaitu pendekatan ekonomi moral dan ekonomi politik. Pendekatan ekonomi moral mengasumsikan petani anti-pasar dan ingin mempertahankan kesejahteraan, sedangkan pendekatan ekonomi politik menekankan pada keputusan individu dan investasi petani.
Organisasi Komunitas Peduli Perokok dengan cakupan seluruh Indonesia.
Konsep pengelolaan organisasi kesukarelawanan, transparan dan profesional
Konsep Komunitas dan Semangat Dasara adalah menjadikan Perokok Beradabm Beretika Bermoral dan Sadar Hak
Organisasi Komunitas Peduli Perokok dengan cakupan seluruh Indonesia.
Konsep pengelolaan organisasi kesukarelawanan, transparan dan profesional
Konsep Komunitas dan Semangat Dasara adalah menjadikan Perokok Beradabm Beretika Bermoral dan Sadar Hak
Abstract: Differences of Islamic economic system and capitalist economic system are not only its application but also philosophy.
Above this different philosophy is structured target, different
principles and norm. This matter because confidence of
someone influence the way of approach in forming personality,
behavioral, life style, and human being appetite. In broader
context, confidence also influence attitude to others, resource,
and environment. In capitalist system, God is retired. This
Matter is reflected in concept “faire laissez” and “invisible
hand”. Through this philosophy, we can consider the target
of capitalist economics only merely its growth for individual
satisfaction. Islamic economic philosophy in general can be
seen from al-Muthaffifin (1- 6). Allah said: 1) Woe to those
who cheat. 2) (Namely) those who, when receiving the dose
of other people they ask fulfilled. 3) And when they measure
or weigh for others, they reduce. 4) It is not the people think
that they will be resurrected Indeed. 5) On a great day. 6)
(ie) the day (when) people are standing facing the Lord of the
Worlds. But in its development has occurred mixing of two
different systems. Islamic Economics is clearly differently
from capitalist economy actually mixed the mortar in order to
gain the maximum profit.
Keywords: Capitalism, Islamic Economic
Perbandingan ekonomi Islam dengan konvensional berdasarkan definisi, konsep dan falsafah. Ekonomi Islam berpaksikan al-Qur'an dan as-Sunnah dan manusia diciptakan sebagai khalifah untuk memimpin, mentadbir dan mengurus amanah yang dipertanggungjawabkan.
agronomi memiliki beberapa aspek di dalamnya. agronomi sangat penting bagi bidang pertanian. agronomi berbeda dengan agrobisnis, dan dengan agroteknologi, namun tidak terpisah antara satu dengan lainnya.
Abstract: Differences of Islamic economic system and capitalist economic system are not only its application but also philosophy.
Above this different philosophy is structured target, different
principles and norm. This matter because confidence of
someone influence the way of approach in forming personality,
behavioral, life style, and human being appetite. In broader
context, confidence also influence attitude to others, resource,
and environment. In capitalist system, God is retired. This
Matter is reflected in concept “faire laissez” and “invisible
hand”. Through this philosophy, we can consider the target
of capitalist economics only merely its growth for individual
satisfaction. Islamic economic philosophy in general can be
seen from al-Muthaffifin (1- 6). Allah said: 1) Woe to those
who cheat. 2) (Namely) those who, when receiving the dose
of other people they ask fulfilled. 3) And when they measure
or weigh for others, they reduce. 4) It is not the people think
that they will be resurrected Indeed. 5) On a great day. 6)
(ie) the day (when) people are standing facing the Lord of the
Worlds. But in its development has occurred mixing of two
different systems. Islamic Economics is clearly differently
from capitalist economy actually mixed the mortar in order to
gain the maximum profit.
Keywords: Capitalism, Islamic Economic
Perbandingan ekonomi Islam dengan konvensional berdasarkan definisi, konsep dan falsafah. Ekonomi Islam berpaksikan al-Qur'an dan as-Sunnah dan manusia diciptakan sebagai khalifah untuk memimpin, mentadbir dan mengurus amanah yang dipertanggungjawabkan.
agronomi memiliki beberapa aspek di dalamnya. agronomi sangat penting bagi bidang pertanian. agronomi berbeda dengan agrobisnis, dan dengan agroteknologi, namun tidak terpisah antara satu dengan lainnya.
2. Membahas mengenai pengaruh kolonialisme,
ekspansi pasar – pasar, dan pembentukan
pemerntahan pusat(central states) terhadap
masyarakat petani.
Ada beberapa interprestasi umum yang dapat
diterima fenomena di atas, yaitu:
1. Pendekatan ekonomi moral(moral economy
approach)
2. Pendekatan ekonomi politik(political economy
approach)
3. Pendekatan ekonomi moral
Pendekatan ekonomi moral adalah seperankat buah
pikiran tentang desa – desa, hubungan - hubungan
patron-klien, serta aktivitas pasar yang didasarkan
pada asumsi – asumsi tentang tujuan petani danjuga
tujuanya.
Uraian di atas berasal dari studi para ilmuan sosial
kontemporer Eric Wolf, James Scott, dan Joel Migdal.
4. Tinjauan
Protes – protes petani sering kali muncul setelah adanya
perubahan ( baik itu pembentukan negara( State
Making), komersialisasi pertanian, atau kolonialisme).
Kaum ekonom moral mengasumsikan bahwa tindakan
para petani tersebut didasarkan pada aksi petani untuk
mencegah kapitalisme dan untuk memulihkan
kesjahteraan petani.
Mereka berpendapat kalau para petani itu anti-pasar dan
korporat.
Para petani lebih memilih jika menggunakan komuniti
mereka dengan tangan mereka sendiri tanpa campur
tangan orang luar.
5. Lanjutan
Sebaliknya, dalam lingkup lembaga kapitalis orang
lebih suka memperkaya diri dengan mengorbankan
orang lain.
Menurut kaum ekonom moral, perubahan
negara, kapitalisme, dan kolonialisme akan
membahayakan kesejahteraan petani.
6. Dahulukan Selamat?
Menurut kaum ekonom moral, prinsip inilah yang
penting bagi para petani.
Hal ini disebabkan petani sangat dekat dengan garis
bahaya ( Produksi berkurang, maka kelangsungan
rumah tangga mereka akan terganggu).
Para petani umumnya enggan mengambil resiko, dan
lebih memilih untuk melepasan keuntungan daripada
jatuh di garis kemiskinan.
7. Prinsip “Dahulukan Selamat” inilah yang
menyebabkan petani korporat enggan untuk
berhubungan dengan pasar.
Hal ini disebabkan oleh ketakutan para petani untuk
mengambil resiko yaitu bila terjadi penurunan
produksi maka akan mengancam kehidupan mereka
dalam jangka panjang.
Memang keuntugannya lebih besar, tapi pasar menjadi
pilihan terakhir bagi para petani korporat ini untuk
bergantung.
8. Desa - Desa
Desa merupakan jaminan dari masyarakat prakapitalis.
Desa adalah suatu kolektifitas yang bekerja tipikal untuk
menjamin suatu pendapatan minimum bagi para warganya.
Hal ini dapat dijalankan dengan menerapkan hak
subsistensi, yaitu urusan normatif yang primer; lembaga –
lembaga yang dikuasai oleh para petani dan diorganisir untuk
meberi jaminan kepada “si lemah” terhadap kejatuhan dengan
cara membuat tuntutan – tuntutan tertentu kepada orang yang
lebih kaya.
Jadi, dalam desa korporat terdapat suatu kebutuhan untuk
menjaga hubungan – hubungan sosial untuk mempertahankan
kemantapan situasi.
Dengan kata lain, desa menjaga agar warganya dapat
mempertahankn kebutuhan hidup pokok di dalam lingkup
komuniti tersebut.
9. Hubungan – hubungan Patron-Klien
Hubungan patron-klien adalah hubunga diadik
(dyadic) yang meliputi “kewajiban tibal balik yang
berspektrum luas, konsisten dengan kepercayaan yang
besar”.
10. Pendekatan Ekonomi Polotik
Karena ide – ide yang dihasilkan dari pendekatan
ekonomi moral yang dikemukakan oleh para peneliti
ini ternyata menimbulkan banyak pertanyaan, maka
disusun suatu pendekatan baru.
Pendekatan ekonomi politik ini disusun untuk
menjawab pertanyaan yang tida bisa dijawab dengan
model – model yang berkaitan dengan pemikiran
ekonom – ekonom moral.
11. Asumsi – Asmsi Dasar
Dimulai dari masyarakat petani yang mulai fokus
untuk mengambil keputusan individual dan konsepsi
yang diperluas tentang peranan desa dalam kehidupan
ekonomi petani.
Dengan adanya teori keputusan individual ini, dapat
diketahui bahwa lembaga petani sedikit disampingkan
dan petani lebih mengutamakan individu masing –
masing.
12. Investasi dan Pertaruhan
Kaum ekonom moral pernah melontarkan bahwa para
petani enggan untuk mengambil resiko, tapi pada faktanya
masih banyak petani yang mengambil resiko untuk
investasi baik dalam jangka panjang ataupun pendek.
Para petani yang menempuh jalan ini, umumnya
mempunyai prioritas untuk mendapatkan kenyamanan di
hari tua.
Mereka biasanya berinvestasi dalam bentuk anak –
anak, hewan ternak, tanah, atau dalam bentuk barang –
barang pribadi lainnya.
Investasi ini akan membawa kemajuan bagi para
petani, dan akan menimbulkan sebuah keinginan untuk
lebih maju lagi.
Jika hal itu terjadi, maka para petani tidak lagi takut
dengan resiko, tapi mereka akan selalu melakukan
investasi dengan resiko yang lebih besar
13. Desa - Desa
Dimulai dari perubahan – perubahan norma yang ada di
masyarakat, sesuai pertimbangan – pertimbangan interaksi
kekuasaan dan setrategi di antara individu.
Dengan adanya perubahan norma ini, maka sifat individual
semaki bertambah.
Hal ini juga berpengaruh kepada fungsi dari desa yang
menjamin kebutuhan warga ( pendekatan ekonomi moral)
menjadi tidak pasti.
Ketidakpastian ini, akan membuat kaum petani akan lebih
mengandalkan investasi – investasi atau keluarga demi
keamanan jangka panjang mereka.
Dengan kata lain, mereka akan lebih memilih keuntungan
jangka pendek daripada desa.
14. Pembonceng
Ini adalah masalah utama untuk mengkoordinir
produksi barang – barang kolektif.
Pembonceng (free riders) adalah individu – individu
yang tidak berkontribusi dalam penyediaan barang –
barang karena mereka yakin bahwa mereka
akanmenerima keuntungan atau keamanan walaupun
mereka tidak berpartisipasi.
15. Hubungan Patron-Klien
Sebagai tambahan dari penggambaran yang luas tentang
hubungan patron-klien, para peneliti mendasarkannya
dengan “kekuatan tawar menawar”, di kedua belah pihak.
Dapat di perjelas, bahwa hubungan patron-klien adalah
hubungan diadik (dyadic), menguat secara sendirinya
(self-reinforced) yang menguntungkan kedua belah pihak
dan bahwa pertukaran – pertukaran itu sementara diatur
oleh norma dan dibatasi oleh kebutuhan – kebutuhan
subsistensi dari pihak yang lebih lemah, dengan dasar
tawar menawar di antara kedua belah pihak.