Dokumen tersebut membahas tentang tambang bawah tanah di Indonesia, termasuk metode, perusahaan, dan peralatan yang digunakan. Dibahas tentang penambangan bijih tembaga oleh PTFI dengan metode block caving dan penambangan batubara oleh PT Bukit Asam dengan metode longwall mining.
Aktivitas Pertambangan Dan Rancangan Desain Stockpile PT. Natural Artha Resou...yulianaliffano
PPT Seminar Magang Fakultas Teknik Pertambangan Unja Tahun 2021 Tentang Aktivitas Pertambangan Dan Manajemen Stockpile Di PT. Natural Artha Resource, Simpang Niam, Tengah Ilir, Tebo, Jambi.
Aktivitas Pertambangan Dan Rancangan Desain Stockpile PT. Natural Artha Resou...yulianaliffano
PPT Seminar Magang Fakultas Teknik Pertambangan Unja Tahun 2021 Tentang Aktivitas Pertambangan Dan Manajemen Stockpile Di PT. Natural Artha Resource, Simpang Niam, Tengah Ilir, Tebo, Jambi.
2. Outlines
What is the underground
mining ?
Ore Underground mining
Company in Indonesia
Coal Underground
Mining Company in
Indonesia
3. What is the
Underground Mining
?
Underground mining
(tambang bawah) adalah
suatu sistim
penambangan mineral
atau batubara dimana
seluruh aktivitas
penambangan tidak
berhubungan langsung
dengan udara terbuka.
5. Merupakan perusahaan afiliasi dari Freeport-McMoRan. PTFI menambang,
memproses dan melakukan eksplorasi terhadap bijih yang mengandung
tembaga, emas dan perak. Beroperasi di daerah dataran tinggi di Kabupaten
Mimika Provinsi Papua, Indonesia. Dan memasarkan konsentrat yang
mengandung tembaga, emas dan perak ke seluruh penjuru dunia.
Kompleks tambang berada di Grasberg merupakan salah satu penghasil
tunggal tembaga dan emas terbesar di dunia, dan mengandung cadangan
tembaga yang dapat diambil yang terbesar di dunia, selain cadangan tunggal
emas terbesar di dunia. Grasberg berada di jantung suatu wilayah mineral
yang sangat melimpah, di mana kegiatan eksplorasi yang berlanjut
membuka peluang untuk terus menambah cadangan kami yang berusia
panjang.
6. History of PT FreePort Indonesia
1936 - Ekspedisi
Colijn, termasuk
Jean-Jacques Dozy,
merupakan
kelompok luar
pertama yang
mencapai gunung
gletser Jayawijaya
dan menemukan
Ertsberg.
1960 - Ekspedisi
Freeport dipimpin
Forbes Wilson & Del
Flint menjelajah
Ertsberg.
1963 - Serah terima
Nederlands Nieuw-
Guinea dari pihak
Belanda ke PBB, yang
pada gilirannya
mengalihkannya ke
Indonesia. Rencana
proyek tambang
1970 -
Pembangunan
proyek berskala
penuh dimulai.
1972 - Uji coba
pengapalan
pertama ekspor
konsentrat
tembaga dari
Ertsberg
7. History of PT FreePort Indonesia
1980 - Tambang
bawah tanah GBT
mulai beroperasi.
1985 - Tambahan
cadangan
tembaga bawah
tanah ditemukan
di bawah tambang
bawah tanah GBT.
1990 - Pekerjaan
konstruksi berlanjut atas
perluasan hingga 52.000
ton/hari.
1991 - Penandatanganan
Kontrak Karya baru dengan
masa berlaku 30 tahun
berikut dua kali
perpanjangan 10 tahun
ditandatangani bersama
Pemerintah Indonesia.
Hingga akhir tahun, total
cadangan berjumlah hampir
2000 - MoU tentang
sumber daya sosial
ekonomi, HAM, hak
ulayat, dan hak
lingkungan hidup
diumumkan oleh
pimpinan LEMASA
(lembaga masyarakat
suku Amungme),
LEMASKO (lembaga
masyarakat suku
Kamoro) dan PTFI.
Pembangunan
tambang bawah tanah
8. FreePort Underground Mining
Method
Block caving merupakan cara
penambangan bawah tanah
dengan efisiensi sumberdaya yang
tinggi untuk melakukan
penambangan, di mana blok-blok
besar bijih di bawah tanah
dipotong dari bawah sehingga
bijih tersebut runtuh akibat gaya
beratnya sendiri.
Setelah runtuh, bijih yang
dihasilkan "ditarik" dari drawpoint
(titik tarik) dan diangkut menuju
alat penghancur.
Pada block cave DOZ, alat LHD
(loader) memindahkan lumpur
bijih ke dalam ore pass menuju
saluran pelongsor.
Selanjutnya lumpur bijih pada
saluran tersebut mengisi truk-truk
angkut AD-55 untuk dipindahkan
9. Tambang Bawah Tanah Deep Ore
Zone (DOZ)
Pembangunan tambang bawah tanah DOZ (kapasitas 25.000 ton/hari) diselesaikan 18 bulan lebih
cepat dari jadwal yang direncanakan. Tidak lama setelah produksi DOZ mencapai 25.000 ton/hari,
selanjutnya perluasan menjadi 35.000 ton/hari pun segera selesai di muka jadwal dan tepat
anggaran.
PTFI menyelesaikan perluasan ekspansi produksi tambang DOZ hingga 50.000 ton/hari dengan
memasang alat penghancur yang kedua serta ventilasi tambahan maupun percepatan berbagai
kegiatan pengembangan tertentu. yang biayanya mencapai kurang lebih $60 juta AS. Dan
mengantisipasi peningkatan peningkatan produksi hingga 80.000 ton/hari. Peningkatan tersebut
dapat mempercepat perolehan kandungan bijih berkadar tinggi dari tambang bawah tanah.
Tampaknya angka-angka awal menunjukkan keuntungan ekonomis yang sangat menarik.
10. Tambang Bawah Tanah Big Gossan
Kami tengah mengupayakan pengembangan cadangan
Big Gossan, yang letaknya relatif dekat dengan sarana
pabrik pengolah yang ada. Dikarenakan bentuk
geometri dari cadangan tersebut, Big Gossan paling
sesuai untuk ditambang secara selektif dengan
menggunakan metode "open stope with paste backfill".
Bijih yang ditambang diangkut ke pengolahan dengan
memakai sarana pabrikyang sudah ada sebelumnya
sama seperti bijih dari DOZ. "Stope" adalah galian yang
terbentuk ketika mengambil bijih. Sebagian besar stope
di Big Gossan kurang lebih akan memiliki dimensi:
panjang 40 m, tinggi 15 m, dan lebar 20 m.
14. PT. Tambang Batubara Bukit Asam
(Persero) Unit Pertambangan Ombilin
mempunyaidua daerah penambangan
dengan metode tambang bawah tanah
yang masih aktif terdiri dariOmbilin I
di Sawahluwung, Ombilin III di Sigalut.
15. History of PT Bukit Asam
Pada periode tahun 1923 hingga
1940, Tambang Air Laya mulai
menggunakan metode
penambangan bawah tanah. Dan
pada periode tersebut mulai
dilakukan produksi untuk
kepentingan komersial, tepatnya
sejak tahun 1938.
Seiring dengan berakhirnya
kekuasaan kolonial Belanda di
tanah air, para karyawan Indonesia
kemudian berjuang menuntut
perubahan status tambang menjadi
pertambangan nasional. Pada
1950, Pemerintah Republik
Indonesia kemudian mengesahkan
pembentukan Perusahaan Negara
Tambang Arang Bukit Asam (PN
16. History of PT Bukit Asam
Pada tanggal 1 Maret 1981, PN TABA kemudian berubah
status menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT Bukit
Asam (Persero), yang selanjutnya disebut PTBA atau
Perseroan. Dalam rangka meningkatkan pengembangan
industri batu bara di Indonesia, pada 1990 Pemerintah
menetapkan penggabungan Perum Tambang Batubara
dengan Perseroan.
Sesuai dengan program pengembangan ketahanan energi
nasional, pada 1993 Pemerintah menugaskan Perseroan
untuk mengembangkan usaha briket batu bara. Pada 23
Desember 2002, Perseroan mencatatkan diri sebagai
perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia dengan kode
perdagangan “PTBA”.
Pada tanggal 29 November 2017, menjadi catatan sejarah
bagi PTBA saat menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang
Saham Luar Biasa. Agenda utama dalam RUPSLB PTBA
mencakup tiga hal, yakni persetujuan perubahan Anggaran
Dasar Perseroan terkait perubahan status Perseroan dari
Persero menjadi Non-Persero sehubungan dengan PP
47/2107 tentang Penambahan Penyertaan modal Negara
Republik Indonesia kedalam Modal Saham PT Inalum
(Persero), Persetujuan Pemecahan Nominal Saham (stock
17. Bukit Asam Underground Mining
Method
Penambangan dilakukan dengan caramekanis yaitu
dengan menggunakan metode tambang bawah tanah
Longwal Fully mechanized.Salah satu kegiatan utama
dari tambang bawah tanah di Sawahluwung,
khususnyadengan metode Longwall Fully Mechanized
ini di awali dengan pekerjaan persiapan penambangan
(development) yang meliputi beberapa kegiatan kerja,
diantaranya adalah pembuatan Lubang Material Utama
(LMU) dan Lubang Ban Utama (LBU) serta pembuatan
panel. Panel merupakan suatu tempat untuk meletakan
Double Ended Ranging Drum Shearer (DERDS) yaitu
peralatan mekanis yang digunakan untuk
melakukan kegiatan penambangan batubara. Pada
Panel, lubang ban disebut dengan main gate
sedangkan lubang material disebutdengan tail
gate. Pekerjaan persiapan penambangan
(development) ini dilakukan dengan peralatan gali
mekanis “Roadheader Machine”,dan akan dibantu
dengan pemboran dan peledakan apabila peralatan
tersebut kurang mampu melakukan penggalian
sehingga kondisi “Roadheader Machine” dapat
18. Peralatan Tambang Bawah Tanah Bukit Asam
Peralatan gali mekanis Roadheader
Machine yang digunakan ditambang
bawah tanah Sawahluwung ini terdiri
atas dua tipe, yaitu Dosco MK–2A dan
Alpine Miner–50 (AM -50) yang
mempunyai perbedaan pada pola
penggalian, jumlah cutting head dan
kecepatan penggalian. Dosco MK-
2A mempunyai satu cutting head denga
n jumlah pick sebanyak 24pick/bit,
sedangkan AM -50 mempunyai dua
cutting head dengan jumlah pick
sebanyak 96pick/bit. Untuk kecepatan
penggalian, Dosco MK –2A akan lebih
cepat menggali padalapisan batuan
disbandingkan pada lapisan batubara.
Sebaliknya, AM -50 lebih cepat
menggali pada lapisan batubara dibandi
ngkan pada batuan.