2. Iklan
• Iklan menekankan pada aspek pejualan barang/jasa
melalui keterampilan kreatif tertentu seperti copy
writing, ilustrasi, pencitraan, dan film.
• Untuk mencapai hasil penjualan yang maksimal maka
iklan dibuat secara persuasif (merangsang)
• Media mengada-ngadakan perempuan karena sifatnya
sebagai objek perangsang (daya tarik).
4. Eksploitasi Perempuan
• Eksploitasi perempuan: pengusahaan; pendayagunaan; pemanfaatan sebagai
objek penjualan produk untuk meraup keuntungan sebanyak-banyaknya
• Pemanfaatan seksualitas dan sensualitas fisik perempuan demi penjualan produk
iklan. Perempuan sebagai objek perangsang
• Perempuan sebagai simbol kecantikan yang memuaskan keinginan laki-laki
• Pemberian stereotipe negatif pada perempuan
• Perempuan termarginalisasi dan tersubordinasi
5. Pemetaan Masalah
Kapitalisme (Ekonomi
Libido): Penggunaan tubuh
dan hasrat sebagai komoditas
Eksploitasi perempuan:
Perempuan dijadikan sebagai
objek penjualan dan
seksualitas
Ketidakadilan Gender
6. Contoh iklan dan slogan
•
•
•
•
•
•
Iklan AXE: “Heaven on Earth”
Iklan LUX: “Pancarkan Bintangmu”
Iklan Kopi Susu YA: “Kopi Nikmat, Harga Bersahabat”
Iklan Mito 855: “Slim, Elegant, Graceful, Smart”
Iklan Extra Joss: “ Laki Fearless”
J:GENDERIklan Kopi Susu Ya - Luna Maya.mp4
7. Faktor Penyebab
• Subordinasi dan marginalisasi perempuan sudah lama
terjadi (Sebelum abad 15) sehingga membentuk budaya
• Budaya menghasilkan pengakuan dan penerimaan
terhadap stereotipe perempuan
• Kebutuhan ekonomi
• Popularitas
• Kemajuan Karir
8. Aktor-aktor
•
•
•
•
Menkominfo
Dewan pers: pengawas
Komisi Penyiaran Indonesia: pengawas
Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia/Perusahaan
pers (wartawan dan kru): pemilik dan operasional
• Masyarakat (konsumen & model iklan) : pengguna, objek
iklan dan pengawas
9. Solusi Yang Ada
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang PERS
• Bab II, Pasal 6 (b dan e) : harus sesuai dengan nilai demokrasi
dan HAM
• Bab IV, Pasal 13: tidak bertentangan dengan nilai kesusilaan
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Penyiaran Pasal
42 d
Tindak Lanjut: Sensor atau Penyuntingan (Surat imbauan KPI
281/K/KPI/04/12 untuk menyunting iklan sabun colek)
10. Kekurangan
• Peraturan dapat dibengkokkan karena ada oknum tertentu
yang bekerja sama dengan pemerintah
• Terkadang iklan yang dilarang lebih disukai masyarakat
• Sistem ideal belum dapat mengubah pola pikir dan nilai
masyarakat
• Perkembangan iklan Indonesia mengikuti perkembangan
iklan Barat
11. Rekomendasi Kebijakan
• Mengubah pola pikir masyarakat untuk mengubah
streotipe perempuan dengan sosialisasi langsung dan
melalui media massa
• Penyeleksian iklan luar dan dalam negeri diperketat
• Pemberian insentif bagi stasiun TV yang menerapkan
keadilan gender pada iklan yang dibuat
• Dialog terbuka antara pemerintah, KPI, perusahaan
iklan, perusahaan yang memproduksi
barang, konsumen, dll untuk membuat standarisasi
periklanan Indonesia