Kegiatan Orientasi Kader kesehatan sangat perlu dilakukan terlebih pada awal tahun sebelum action kegiatan dimulai, karena peranan kader dalam program kesehatan sangatlah besar dan membantu petugas kesehatan di wilayah kerja..
masyarakat adalah komponen penting dalam mendukung pembangunan kesehatan, sebagai regulator bidang kesehatan, Dinas Kesehatan harus melakukan upaya pemberdayaan sehingga dapat mendukung pencapaian indikator kesehatan demi terwujudnya derajat kesehatan setinggi-tingginya
Modul Bina Keluarga Remaja (BKR) BKKBN Program Prioritas Nasional (Pro PN) 2019Anindita Dyah Sekarpuri
Modul pegangan kader dan orangtua dalam fasilitasi kelompok BIna Keluarga Remaja (BKR) sebagai bagian dari materi pengembangan kompetensi kader dan keluarga yang memiliki remaja
Materi Penyuluhan mengenai Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS).
Semoga Bermanfaat.
More Information about Public Health Issues :
https://lutfiimansari.blogspot.com/
Kegiatan Orientasi Kader kesehatan sangat perlu dilakukan terlebih pada awal tahun sebelum action kegiatan dimulai, karena peranan kader dalam program kesehatan sangatlah besar dan membantu petugas kesehatan di wilayah kerja..
masyarakat adalah komponen penting dalam mendukung pembangunan kesehatan, sebagai regulator bidang kesehatan, Dinas Kesehatan harus melakukan upaya pemberdayaan sehingga dapat mendukung pencapaian indikator kesehatan demi terwujudnya derajat kesehatan setinggi-tingginya
Modul Bina Keluarga Remaja (BKR) BKKBN Program Prioritas Nasional (Pro PN) 2019Anindita Dyah Sekarpuri
Modul pegangan kader dan orangtua dalam fasilitasi kelompok BIna Keluarga Remaja (BKR) sebagai bagian dari materi pengembangan kompetensi kader dan keluarga yang memiliki remaja
Materi Penyuluhan mengenai Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS).
Semoga Bermanfaat.
More Information about Public Health Issues :
https://lutfiimansari.blogspot.com/
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
2. SITUASI KESEHATAN
1. Kesehatan ibu dan anak masih belum membaik secara signifikan dan
kesenjangan masih cukup lebar
– Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) masih cukup tinggi.
2. Status Gizi di Indonesia
– Permasalahan kekurangan gizi, terutama pendek (stunting)
– Wasting/kurus dialami oleh 12,1% balita
– Ibu Hamil di Indonesia mengalami Anemia (37,1%)
3. Pengendalian Penyakit
– Triple Burden Penyakit : penyakit menular masih muncul, penyakit tidak menular
semakin meningkat dan adanya Reemerging dan New Emerging
– Prevalensi HIV dan AIDS di Indonesia cukup tinggi, tahun 2018 ditemukan 1418 kasus
(Jombang).
– DBD Jombang Tahun 2018 ditemukan 432 kasus, sd Maret 2019 ada 196 kasus
– Faktor Risiko PTM (Penduduk >10 th kurang konsumsi buah dan sayur : 93,5%)
4. Kesling
- STBM, capaian 9,8 % (2018), meliputi 5 pilar : Tdk BAB di sembarang tempat, CTPS,
Pengelolaan Sampah RT, Pengelolaan Limbah Cair RT, Pengolahan Makanan dan
Minuman RT
5. Obat 6. PHBS
- Resistensi Obat - Rokok 56,75% (survey PHBS, 2018)
- Penyalahgunaan
2
3. PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP DERAJAT
KESEHATAN
3
Derajat
Kesehatan
Faktor
Lingkungan
(Fisik, Kimia,
Biologi,
Sosiobudaya)
40%
Faktor Perilaku
30%
Faktor Pelayanan
Kesehatan
20%
Faktor Genetika
10%
4. 84,748,000users
135,162,000users
110,722,000users
2011 2012 2013
Pada akhir 2013,
pengguna internet di
Indonesia sudah sama
jumlahnya dengan
populasi Jepang
Indonesia adalah
Facebook nation #4 terbesar di
dunia
1. United States
2. Brazil
3. India
4. Indonesia
5. Mexico
168,642,820
61,813,580
60,600,520
49,884,160
39,583,000
54.36%
30.74%
5.17%
20.53%
35.19%
..dan merupakan bangsa
Twitter terbesar di
ASEAN
Indonesia memiliki pengguna
Twitter 5 terbesar di dunia
1. United States
2. Brazil
3. Japan
4. United Kingdom
5. Indonesia
107,700,000
33,300,000
29,900,000
23,800,000
19,500,000
Pelanggan dan Pengguna
Telepon Selular
Pengguna Smartphone
212,000,000
18,100,000
Mempunyai penetrasi
sosial media tertinggi,
dengan lebih dari 88%
pengguna internet
memasuki laman sosial
media maupun website
setiap bulan
Indonesia:
Dalam Konteks Internet dan Sosial Media
5. Merokok pada penduduk
- usia < 18 tahun (7,2%)
- usia > 15 tahun (36,3%)
Penduduk Kurang Aktivitas
Fisik (26,1% penduduk)
Penduduk >10 th Kurang
Konsumsi Buah dan Sayur
(93,5%)
Faktor Risiko Perilaku PTM
Riskesdas 2013
8. PENGGUNA NARKOBA DI KALANGAN
GENERASI MUDA
Sumber : Survei Nasional Penyalahgunaan Narkoba, 2011
• Penyalahgunaan Narkoba 22% anak
muda yang masih duduk di bangku
sekolah dan perguruan tinggi
• Tahun 2017 prevalensi penyalah-guna
Narkoba sekitar 5,1 – 5,6 juta jiwa
9. Hubungan seksual pranikah
Remaja populasi umum
1.3%
Remaja
perempuan
(10-19 tahun)
1.4%
Remaja
perempuan
(20-24 tahun)
4%
Remaja laki-laki
(10-19 tahun)
11%
Remaja laki-
laki (20-24
tahun)
Alasan remaja perempuan berhubungan seksual
Sumber: SKRRI, BPS & Kemkes, 2007
13. REMAJA INDONESIA
Jumlah remaja usia
10-24 tahun
mencapai 65 juta
orang atau 30
persen dari total
penduduk Indonesia
Sekitar 20 juta
anggota Pramuka
(Kwarnas, 2014)
14. SAKA BAKTI HUSADA (SBH)
Wadah kegiatan untuk meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan praktis dalam
bidang kesehatan yang dapat diterapkan
pada diri, keluarga, lingkungan dan
mengembangkan lapangan pekerjaan di
bidang kewirausahaan
(Kep. Kwarnas No. 154 A Tahun 2011 tentang
Jukran Saka Bakti Husada)
14
15.
16. TUJUAN SAKA BAKTI HUSADA
• Memberi wadah pendidikan dan
pembinaan bagi para Pramuka penegak
dan Pramuka Pandega untuk menyalurkan
minat, mengembangkan bakat,
kemampuan dan pengalaman dalam
bidang pengetahuan dan teknologi serta
ketrampilan bidang kesehatan yang dapat
menjadi bekal bagi kehidupan dan
penghidupannya untuk mengabdi pada
masyarakat, bangsa dan negara
16
17. MISI SAKA BAKTI HUSADA
• Berperan aktif melalui gerakan
kepramukaan dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatan generasi muda,
khususnya anggota Gerakan Pramuka
(internal)
• Berperan aktif melalui gerakan
kepramukaan dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatan perseorangan,
keluarga dan masyarakat beserta
lingkungannya (eksternal)
9/13/2019
18. STRATEGI
SAKA BAKTI HUSADA
1. Menumbuhkan semangat kepeloporan,
kerelawan, kemandirian, kreativitas, inovasi dan
persaudaraan.
2. Mengembangkan kegiatan berbasis masalah
kesehatan setempat.
3. Menyesuaikan pelaksanaan kegiatan dengan
minat dan pola kegiatan generasi muda.
4. Menggalang kemitraan dengan berbagai pihak,
terutama dengan masyarakat kesehatan.
9/13/2019
19. KECAKAPAN SAKA BAKTI HUSADA
(terdapat 35 kecakapan khusus)
• Krida Bina Lingkungan Sehat terdiri dari 3
kecakapan khusus
• Krida Bina Keluarga Sehat terdiri dari 7
kecakapan khusus
• Krida Bina Gizi terdiri dari 5 kecakapan khusus
• Krida Bina Pengendalian Penyakit terdiri dari 10
kecakapan khusus
• Krida Bina Obat terdiri dari 5 kecakapan khusus
• Krida Bina Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) terdiri dari 5 kecakapan khusus
21. Keberhasilan dalam Implementasi Krida
1. Tersedia Pamong & Instruktur Saka
2. Buku Krida & SKK untuk pegangan Pamong
dan Instruktur Saka serta sosialisasinya
3. Adanya materi pegangan peserta didik setiap
SKK (satu lembar, lebih bagus)
4. Adanya pedoman proses pembelajaran dan
penilaian krida/SKK bagi Pamong & Instruktur
Saka
5. Adanya bahan publikasi/pemasaran yang akan
menarik minat Pramuka Penegak/Pandega
6. Adanya bahan/materi permainan yang
mendukung pencapaian SKK untuk peer group
23. PERAN SAKA BAKTI HUSADA
DALAM GERAKAN PRAMUKA
1. Meningkatkan citra Gerakan Pramuka
dalam pengabdian kepada masyarakat
khususnya di bidang kesehatan
2. Membekali peserta didik anggota
Pramuka tentang pengetahuan dan
ketrampilan di bidang kesehatan
3. Menyiapkan kader bangsa khususnya
kader di bidang kesehatan
24. PERAN SAKA BAKTI HUSADA
DALAM PEMBANGUNAN KESEHATAN
• Menjadi contoh dan pelopor hidup sehat
bagi generasi muda dan masyarakat
sekitarnya
– Hal ini dapat diwujudkan dengan
senantiasa berprilaku sehat misal tidak
merokok, tidak minum minuman keras, anti
narkoba, menjadi panutan hidup sehat
kaum muda, bugar dan sehat dll
25. PERAN SAKA BAKTI HUSADA
DALAM PEMBANGUNAN KESEHATAN
• Mendorong kesadaran, kemauan, dan
kemampuan generasi muda melalui gerakan
kepramukaan untuk hidup sehat
– Hal ini diwujudkan dalam bentuk kampanye tidak
merokok, tidak minum minuman keras, anti
Narkoba, kampanye Gerakan Masyarakat Hidup
Sehat (Germas), Kampanye Imunisasi bagi bayi
dll.
26. PERAN SAKA BAKTI HUSADA
DALAM PEMBANGUNAN KESEHATAN
• Memelihara dan meningkatkan kesehatan
perseorangan, keluarga, masyarakat dan
lingkungannya.
– Hal ini dapat diwujudkan dalam bentuk menjadi
kader kesehatan dalam keluarga, aktif di posyandu
atau UKBM lainnya, peduli sampah, peduli
lingkungan sehat, peduli masalah kesehatan di
wilayahnya, peduli hidup sehat dan bersih, tampil
sebagai pelopor cara hidup sehat, memotivasi
masyarakat untuk Germas dll.
27. PERAN PRAMUKA DALAM KESEHATAN
MENDORONG
MASYARAKAT
UNTUK TAHU,
MAU DAN
MAMPU
HIDUP SEHAT
GUDEP
SAKA
PERKEMAHAN
BAKTI
PERKEMAHAN
ANTAR
SAKA
PRAMUKA
PEDULI
AKSI
LAINNYA
KOMPE
TENSI
UMUM
DAN
KHUSUS
BIDANG
KESE-
HATAN
PERAN PRAMUKA
SEBAGAI:
1. Pelopor Hidup
Sehat (contoh)
2. Penyuluh
3. Motivator
“peer group”
4. Kader
Kesehatan
5. Asisten Tenaga
Kesehatan
28. KRIDA SAKA BAKTI HUSADA
1.Krida Bina Lingkungan
Sehat
2.Krida Bina Keluarga Sehat
3.Krida Bina Pengendalian
Penyakit
4.Krida Bina Gizi
5.Krida Bina Bina Obat.
6.Krida Bina PHBS (Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat)
GENERASI
SEHAT
PERAN SBH DALAM
MEWUJUDKAN GENERASI SEHAT
30. PERAN SBH DALAM PHBS
• Memastikan bahwa di lingkungan keluarga telah
melakukan perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS)
• Menyebar-luaskan informasi tentang pentingnya
PHBS untuk mencegah penyakit kepada
masyarakat lingkungannya
• Menggerakkan masyarakat bekerjasama dengan
pihak terkait agar masyarakat sadar, mau dan
mampu ber-PHBS
• Menemukan rumah tangga/keluarga yang belum
menerapkan PHBS bekerjasama dengan petugas
kesehatan setempat 30
31. PERAN SBH DALAM IMUNISASI
• Memastikan bahwa di lingkungan keluarga
sudah diimunisasi dasar lengkap sesuai
dengan jadwalnya
• Menyebar-luaskan informasi dasar lengkap ke
masyarakat lingkungannya
• Menggerakkan masyarakat dengan
bekerjasama dengan pihak terkait sehingga
bayi di lingkungannya memperoleh imunisasi
dasar lengkap
• Menemukan kasus bayi/anak yang belum
diimunisasi tertentu dengan kerjasama
petugas kesehatan setempat 31
32. PERAN SBH DALAM STUNTING
• Memastikan bahwa di lingkungan keluarga
tidak ada yang memiliki anak yang bergizi
kurang dan buruk
• Menyebar-luaskan informasi tentang
pentingnya ASI dan gizi bagi 1000 hari
kehidupan (batita)
• Menggerakkan masyarakat bekerjasama
dengan pihak terkait sehingga bayi/anak di
lingkungannya mendapatkan gizi yang cukup
• Menemukan kasus bayi/anak yang memiliki
gizi kurang dan buruk bekerjasa dengan
petugas kesehatan setempat. 32
33. PERAN SBH DALAM GERMAS
• Memastikan bahwa di lingkungan keluarga
telah melakukan GERMAS dengan cara
berolahraga teratur, tidak merokok, konsumsi
gizi seimbang dengan sayur & buah, periksa
kesehatan secara rutin CERDIK
• Menyebar-luaskan informasi tentang GERMAS
untuk mencegah penyakit dan mengendalikan
risiko penyakit tidak menular (PTM) kepada
masyarakat lingkungannya
• Menggerakkan masyarakat bekerjasama
dengan pihak terkait agar masyarakat sadar,
mau dan mampu melakukan GERMAS 33