Dokumen tersebut merupakan ringkasan tentang Posyandu Remaja di Kelurahan Pulau Untung Jawa. Posyandu Remaja hadir untuk mendekatkan akses dan meningkatkan layanan kesehatan bagi remaja karena rendahnya akses remaja terhadap layanan kesehatan. Posyandu Remaja diselenggarakan oleh kader remaja dan petugas kesehatan dengan melakukan berbagai kegiatan seperti pemeriksaan status gizi, konseling kesehat
Imunisasi merupakan upaya memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar terbentuk zat anti untuk mencegah penyakit tertentu. Dokumen ini membahas mengenai pengertian, tujuan, jenis, dan jadwal imunisasi dasar serta booster yang dianjurkan untuk mencegah berbagai penyakit seperti TBC, polio, campak, dan hepatitis.
Dokumen tersebut merupakan ringkasan tentang Posyandu Remaja di Kelurahan Pulau Untung Jawa. Posyandu Remaja hadir untuk mendekatkan akses dan meningkatkan layanan kesehatan bagi remaja karena rendahnya akses remaja terhadap layanan kesehatan. Posyandu Remaja diselenggarakan oleh kader remaja dan petugas kesehatan dengan melakukan berbagai kegiatan seperti pemeriksaan status gizi, konseling kesehat
Imunisasi merupakan upaya memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar terbentuk zat anti untuk mencegah penyakit tertentu. Dokumen ini membahas mengenai pengertian, tujuan, jenis, dan jadwal imunisasi dasar serta booster yang dianjurkan untuk mencegah berbagai penyakit seperti TBC, polio, campak, dan hepatitis.
Dokumen ini membahas tentang asi eksklusif yang merupakan pemberian asi secara eksklusif kepada bayi tanpa makanan atau minuman lainnya hingga usia 6 bulan. Tujuannya untuk menurunkan angka kesakitan pada bayi. Dokumen ini juga menjelaskan manfaat asi eksklusif bagi bayi dan ibu serta cara-cara memberikan asi bagi ibu yang bekerja.
Dokumen tersebut membahas mengenai permasalahan stunting di Indonesia dan upaya pencegahannya. Stunting merupakan masalah gizi yang serius di Indonesia yang dipengaruhi oleh faktor gizi dan sanitasi buruk serta stimulasi yang kurang pada 1.000 hari pertama kehidupan. Upaya yang ditekankan adalah intervensi gizi sensitif melalui peningkatan akses air bersih, sanitasi, pendidikan, dan jaminan sosial serta intervensi g
Buku kecil ini menyajikan tiga langkah untuk mendukung tumbuh kembang anak yang optimal pada 1000 hari pertama kehidupan, yaitu mengetahui informasi, termotivasi untuk berperan, dan mengambil tindakan nyata. Periode ini sangat penting karena gangguan gizi dapat berdampak permanen pada kesehatan dan pembangunan. Upaya memutus rantai kekurangan gizi meliputi intervensi gizi spesifik dan sensitif untuk
[Ringkasan]
1. Dokumen membahas tentang Posyandu Remaja sebagai upaya pelayanan kesehatan remaja di masyarakat yang dilaksanakan secara partisipatif oleh masyarakat dan berbagai pihak terkait.
Dokumen tersebut membahas perubahan pola penyakit di Indonesia dalam 30 tahun terakhir dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular seperti hipertensi, stroke, dan kanker yang disebabkan gaya hidup tidak sehat, serta dampak pencemaran lingkungan terhadap kesehatan. Untuk mencegah penyakit tidak menular, dibentuk Gerakan Masyarakat Hidup Sehat yang bertujuan meningkatkan perilaku hidup sehat secara b
Dokumen tersebut membahas implementasi kebijakan percepatan penurunan stunting di desa, meliputi analisis situasi stunting di Indonesia, definisi stunting, penyebab stunting, dampak stunting, dan strategi intervensi untuk menurunkan prevalensi stunting melalui penguatan layanan kesehatan, pemberdayaan masyarakat, serta program sensitisasi dan spesifik untuk menangani penyebab langsung dan tidak langsung stunting.
Dokumen tersebut memberikan definisi dan penjelasan mengenai infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) dan pneumonia pada anak, termasuk anatomi, etiologi, deteksi, efektivitas antibiotika, dan standar tatalaksana untuk anak dengan batuk dan kesulitan bernapas.
Draft standar pelayanan minimal kesehatan 2015Muh Saleh
Dokumen tersebut membahas tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Provinsi dan Kabupaten/Kota tahun 2015. Dokumen menjelaskan pengertian dan tujuan dari SPM Bidang Kesehatan, serta memberikan pedoman pelaksanaan dan indikator-indikator untuk mengukur pencapaian SPM Bidang Kesehatan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota.
Dokumen tersebut memberikan tips untuk meminimalkan risiko sakit dengan menjaga kesehatan fisik dan mental, seperti mendapatkan istirahat yang cukup, makan makanan bergizi, mengelola stres, meningkatkan daya tahan tubuh, menjaga keuangan, dan memiliki hubungan sosial yang baik.
Dokumen tersebut membahas tentang kebijakan kesehatan anak usia sekolah dan remaja dalam mencapai sekolah/madrasah sehat melalui percepatan pembangunan dan pelaksanaan UKS/M. Dokumen ini juga menjelaskan peran berbagai kementerian dan lembaga dalam mendukung pelaksanaan UKS/M di sekolah serta strategi yang ditempuh.
Dokumen ini membahas tentang asi eksklusif yang merupakan pemberian asi secara eksklusif kepada bayi tanpa makanan atau minuman lainnya hingga usia 6 bulan. Tujuannya untuk menurunkan angka kesakitan pada bayi. Dokumen ini juga menjelaskan manfaat asi eksklusif bagi bayi dan ibu serta cara-cara memberikan asi bagi ibu yang bekerja.
Dokumen tersebut membahas mengenai permasalahan stunting di Indonesia dan upaya pencegahannya. Stunting merupakan masalah gizi yang serius di Indonesia yang dipengaruhi oleh faktor gizi dan sanitasi buruk serta stimulasi yang kurang pada 1.000 hari pertama kehidupan. Upaya yang ditekankan adalah intervensi gizi sensitif melalui peningkatan akses air bersih, sanitasi, pendidikan, dan jaminan sosial serta intervensi g
Buku kecil ini menyajikan tiga langkah untuk mendukung tumbuh kembang anak yang optimal pada 1000 hari pertama kehidupan, yaitu mengetahui informasi, termotivasi untuk berperan, dan mengambil tindakan nyata. Periode ini sangat penting karena gangguan gizi dapat berdampak permanen pada kesehatan dan pembangunan. Upaya memutus rantai kekurangan gizi meliputi intervensi gizi spesifik dan sensitif untuk
[Ringkasan]
1. Dokumen membahas tentang Posyandu Remaja sebagai upaya pelayanan kesehatan remaja di masyarakat yang dilaksanakan secara partisipatif oleh masyarakat dan berbagai pihak terkait.
Dokumen tersebut membahas perubahan pola penyakit di Indonesia dalam 30 tahun terakhir dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular seperti hipertensi, stroke, dan kanker yang disebabkan gaya hidup tidak sehat, serta dampak pencemaran lingkungan terhadap kesehatan. Untuk mencegah penyakit tidak menular, dibentuk Gerakan Masyarakat Hidup Sehat yang bertujuan meningkatkan perilaku hidup sehat secara b
Dokumen tersebut membahas implementasi kebijakan percepatan penurunan stunting di desa, meliputi analisis situasi stunting di Indonesia, definisi stunting, penyebab stunting, dampak stunting, dan strategi intervensi untuk menurunkan prevalensi stunting melalui penguatan layanan kesehatan, pemberdayaan masyarakat, serta program sensitisasi dan spesifik untuk menangani penyebab langsung dan tidak langsung stunting.
Dokumen tersebut memberikan definisi dan penjelasan mengenai infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) dan pneumonia pada anak, termasuk anatomi, etiologi, deteksi, efektivitas antibiotika, dan standar tatalaksana untuk anak dengan batuk dan kesulitan bernapas.
Draft standar pelayanan minimal kesehatan 2015Muh Saleh
Dokumen tersebut membahas tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Provinsi dan Kabupaten/Kota tahun 2015. Dokumen menjelaskan pengertian dan tujuan dari SPM Bidang Kesehatan, serta memberikan pedoman pelaksanaan dan indikator-indikator untuk mengukur pencapaian SPM Bidang Kesehatan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota.
Dokumen tersebut memberikan tips untuk meminimalkan risiko sakit dengan menjaga kesehatan fisik dan mental, seperti mendapatkan istirahat yang cukup, makan makanan bergizi, mengelola stres, meningkatkan daya tahan tubuh, menjaga keuangan, dan memiliki hubungan sosial yang baik.
Dokumen tersebut membahas tentang kebijakan kesehatan anak usia sekolah dan remaja dalam mencapai sekolah/madrasah sehat melalui percepatan pembangunan dan pelaksanaan UKS/M. Dokumen ini juga menjelaskan peran berbagai kementerian dan lembaga dalam mendukung pelaksanaan UKS/M di sekolah serta strategi yang ditempuh.
Dokumen tersebut membahas tentang kebijakan kesehatan anak usia sekolah dan remaja dalam mencapai sekolah/madrasah sehat melalui percepatan pembangunan dan pelaksanaan UKS/M. Dokumen ini juga menjelaskan peran berbagai kementerian dan lembaga dalam mendukung pelaksanaan UKS/M di sekolah serta strategi yang ditempuh.
Dokumen tersebut membahas tentang kebijakan kesehatan anak usia sekolah dan remaja dalam mencapai sekolah/madrasah sehat melalui percepatan pembangunan dan pelaksanaan UKS/M. Dokumen ini juga menjelaskan peran berbagai kementerian dan lembaga dalam mendukung pelaksanaan UKS/M di sekolah serta strategi yang ditempuh.
Dokumen tersebut membahas tentang kebijakan kesehatan anak usia sekolah dan remaja dalam mencapai sekolah/madrasah sehat melalui percepatan pembangunan dan pelaksanaan UKS/M. Dokumen ini juga menjelaskan peran berbagai kementerian dan lembaga dalam mendukung pelaksanaan UKS/M di sekolah serta strategi yang ditempuh.
Dokumen tersebut membahas tentang kebijakan kesehatan anak usia sekolah dan remaja dalam mencapai sekolah/madrasah sehat melalui percepatan pembangunan dan pelaksanaan UKS/M. Dokumen ini juga menjelaskan peran berbagai kementerian dan lembaga dalam mendukung pelaksanaan UKS/M di sekolah serta strategi yang ditempuh.
Dokumen tersebut membahas tentang Undang-Undang Kesehatan dan definisi kesehatan menurut WHO serta menjelaskan situasi kesehatan anak usia sekolah dan remaja di Indonesia yang terkait dengan gizi, penyakit tidak menular, kesehatan reproduksi, kekerasan, bahaya lingkungan, dan perilaku merokok, alkohol dan seksual.
Remaja dan upaya pemenuhan layanan kesehatan mereka merupakan fokus dokumen ini. Dokumen menjelaskan tentang permasalahan kesehatan reproduksi yang dihadapi remaja, strategi untuk mencapai indikator kesehatan remaja, serta upaya yang dilakukan fasilitas kesehatan seperti puskesmas dan sekolah dalam memberikan layanan kesehatan yang memadai bagi remaja.
[Ringkasan]
1. Masa remaja (usia 10-19 tahun) merupakan masa penting karena perkembangan organ reproduksi. Pada masa ini terjadi perubahan fisik dan emosi yang cepat.
2. Beberapa masalah yang berpengaruh buruk terhadap kesehatan reproduksi remaja adalah gizi, pendidikan, lingkungan, seksualitas, perkawinan dini dan kehamilan.
3. Perilaku berisiko remaja yang dapat merusak kesehatan reproduksi ad
Dokumen tersebut merupakan ringkasan tentang Posyandu Remaja di Kelurahan Pulau Untung Jawa. Posyandu Remaja hadir untuk mendekatkan akses dan meningkatkan layanan kesehatan bagi remaja karena rendahnya akses remaja terhadap layanan kesehatan. Posyandu Remaja diselenggarakan oleh kader remaja dan petugas kesehatan dari puskesmas dengan melakukan berbagai kegiatan seperti pemeriksaan status gizi,
SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN REMAJA TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA DI D...BeliaLesmana
Dokumen tersebut membahas tentang pengaruh pendidikan kesehatan remaja terhadap pengetahuan remaja di Desa Mekarjaya, Kecamatan Cileles, Kabupaten Lebak, Banten. Kehamilan remaja dan seks pra-nikah merupakan masalah kesehatan yang sering terjadi karena kurangnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi. Pendidikan kesehatan reproduksi perlu diberikan kepada remaja untuk mencegah hal-hal negatif
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
2. REMAJA
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa remaja adalah
individu yang berusia antara 10-19 tahun.
Menurut data dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional tahun 2016, penduduk remaja (menggunakan rentang usia
10-24 tahun) berjumlah 66,3 juta jiwa dari total penduduk sebesar
258,7 juta.
Kelompok remaja dianggap sebagai salah satu kelompok
usia paling sehat.
Faktanya ????? ada banyak remaja yang mengalami
kecacatan dan kematian dini akibat banyak hal, seperti
kecelakaan,
bunuh diri,
kekerasan,
komplikasi akibat kehamilan,
kondisi kesehatan lainnya yang sebetulnya dapat
dicegah.
3.
4. UU No. 36 Tahun
2009
Tentang
Kesehatan
World Health
Organization
(WHO)
Kesehatan adalah keadaan
sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun
sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup
produktif secara sosial dan ekonomis
Sehat adalah suatu keadaan yang sempurna
secara fisik, mental dan sosial, bukan
sekedar terbebas dari penyakit atau
kelemahan”
(A state of complete physical,
mental and social well-being and
not merely the absence of
desease or infirmity).
5. Kenapa kesehatan Remaja dikaitkan dengan
Kesehatan reproduksi?
Masa remaja adalah masa transisi menuju dewasa
Terjadi pubertas menuju kematangan reproduksi
Dengan pubertas kondisi fisik seorang remaja berubah
6.
7.
8. r
Ke
• 2
• 2
• k
33%
•
•
• 32% anemia (15-24 thn)
4% menikah usia 15-24 thn
• 17% gemuk/obesitas
ehamilan remaja 48/1000 remaja
• 4885 aduan kasus kekerasan • 92.6% karies (5-9 thn)
terjadi di jalan raya • 28% kecacingan
56% saat dibonceng motor
NAPZA • 7,2% Kadar kholesterol borderline
adalah perokok aktif • 11% Gula darah puasa terganggu
• 6% depresi
27% pengguna NAPZA mental dan
Situasi Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja
Status Gizi
Kesehatan Reproduksi dan HIV AIDS
• 26% anemia (5-14 thn)
,6% menikah usia <15 thn
• 9% kurus
• 1,7% HIV AIDS
• 26% pendek/stunting
Kekerasan dan Cedera Kebersihan Diri
• 12% cedera dalam 1 tahun terakhir • 73% karies (10-14thn)
59% saat mengendarai moto • 6% diare
17% saat jalan kaki
Penyakit Tidak Menular
• 2% Asma
6% dari remaja perokok Kesehatan Jiwa dan 0,7% penyakit jantung
(setiap hari) • 10% gangguan (risiko diabetes)
adalah pelajar emosional
Sumber : Riskesdas, 2018, BKKBN 2016,
Dit P2PTVZ 2017, KPAI 2018, SIHA 2018
9. 97% kurang merokok seksual pranikah
makanan manis
buah pernah merokok yang melakukan
makanan asin
tablet tambah darah setiap hari
tangan dengan merasa orang seksual pranikah
makanan instan
20% merasa 98% tidak sikat mengerti konsumsi dengan cara
makanan
19% lupa waktu yang pernah dibully 37% tidak 94% remaja telah
Sumber : Riskesdas, 2018, GSHS 2018, Kemendikbud 2017, SDKI 2017
Kesehatan Mental
Kebersihan diri
Merokok, Alkohol
makanan berisiko seksual
Kondisi kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja sangat terkait dengan perilaku/ kebiasaan
Asupan Gizi Konsumsi Hubungan
setiap hari dan di Jalan raya
5,3% pernah
65% tidak sarapan 50% konsumsi 22% pernah hubungan
konsumsi sayur dan 32% konsumsi dan aktifitas fisik Emosional
6,4% dari yang 5% dari remaja
98% tidak minum 11% konsumsi 45% tidak cuci 65% remaja merokok hubungan
dengan cukup 78% konsumsi benar tua tidak 4% pernah melakukannya
tidak perlu berpenyedap gigi sesuai 20% dmerasa alkohol dipaksa
9% takut efek dianjurkan 5% merasa pernah pakai terpapar
samping 57% kurang pernah ingin helm saat pornografi
aktifitas fisik bunuh diri berkendara
10. Perubahan Perilaku dan Kondisi Lingkungan merupakan kunci mencapai status kesehatan
STATUS
KESEHATAN
2 Faktor ini dapat ditingkatkan
dengan pembiasaan / intervensi
Dan lebih efektif jika dilakukan
dini usia sekolah dan remaja
sejak
Pembiasaan dan
Peningkatan pengetahuan
dan keterampilan
kesehatan di sekolah
(sekolah sehat)
PESERTA DIDIK
CERDAS,
BERAKHLAK
MULIA dan
BERPRESTASI
80% anak usia sekolah dan
remaja yang ada di Indonesia
berada di sekolah
LINGKUNGAN
PERILAKU
Pelayanan
Kesehatan
Kondisi kesehatan seseorang dipengaruhi
oleh 4 faktor :
Perilaku (35%),
Lingkungan (40%)
Pelayanan Kesehatan (20%) dan
Genetik (10%)
Genetik
11. 9
REKOMENDASI WHO UNTUK PENERAPAN SEKOLAH SEHAT
DALAM RANGKA MENCAPAI REMAJA SEHAT
NO MASALAH KESEHATAN REKOMENDASI WHO
1 Pernikahan dan kehamilan usia
remaja
KIE Kesehatan Reproduksi
Penanaman Lifeskill
Diversifikasi kurikulum kesehatan reproduksi
2 Penyakit yang dapat dicegah
dengan Imunisasi
Imunisasi Human Papiloma Virus pada Remaja Putri
Imunisasi Campak
Imunisasi Rubella
Booster Imunisasi T
etanus
3 IMS dan HIV Pengetahuan Komprehensif
Penanaman Lifeskill
4 Penyakit Tidak menular Gizi seimbang
Aktivitas fisik minimal 60 Menit/Hari
5 Kesehatan Mental Penanaman Life Skill
Promosi Kesehatan Mental
6 Gizi Mengurangi Konsumsi Gula dan asupan makanan yang sodium
12. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN
FISIK
PERILAKU AKTIVITAS SEHARI-HARI
MAKANAN GIZI
POLA HIDUP BERSIH –> MENCEGAH PENULARAN PENYAKIT
KESEHATAN MENTAL
KESEHATN REPRODUKSI
14. PERILAKU AKTIVITAS SEHARI-HARI
Begadang
Menggunakan gadget (HP, Laptop) terlalu lama terutama bermain game
Kurang aktivitas fisik
Bercandaan yang berbahaya
Aktivitas dengan posisi tubuh yang salah
15.
16.
17.
18.
19. PENGARUH MAKANAN TERHADAP
KESEHATAN FISIK
ANEMIA masalah tersering pada remaja putri tablet tambah darah
Makanan kurang bergizi
Makanan siap saji
20.
21. POLA HIDUP BERSIH
Cuci tangan pakai sabun sebelum makan
Bersih-bersih sepulang aktivitas dari luar rumah
Sering berganti pakaian
Tidak bergonta-ganti pakain yang sama dengan orang lain