Cerita ini menceritakan tentang seorang janda bernama Mel yang sedang memikirkan cinta dan kesetiaan. Mel meragukan kesetiaan kekasihnya yang ditemuinya di internet karena pernikahan dan cinta sebelumnya yang gagal. Mel juga bingung antara menikah lagi dengan kekasihnya atau laki-laki lain yang sudah menyatakan cinta padanya.
arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasuarvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mh kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mh
Cerita ini menceritakan pertemuan kembali antara seorang penulis dengan teman lamanya setelah lima tahun tidak bertemu. Teman lamanya menghilang tiba-tiba setelah sidang yudisium kuliahnya dulu karena ayahnya dituduh teroris. Kini mereka bertemu kembali dan temannya menceritakan alasan kepergiannya yang tiba-tiba beserta pengalamannya selama lima tahun di luar negeri.
DOA EMAK UNTUK ASA.
Sesungguhnya hidup itu memang indah... setidaknya itulah yang aku rasakan dalam dekapan Emak yang selalu hangat.
Asa kecil tak pernah jauh dari Emak yang mengasuhnya dengan penuh kasih sayang dan cinta seorang diri. Namun, saat beranjak dewasa, karena tuntutan keadaan yang mengharuskan Asa untuk berjuang pergi meninggalkan Emak dan hidup berdikari di negeri orang.
“Ketika doa Emak, perjuangan yang meneteskan air mata demi Asa,
Ketika cinta Emak, menguatkan alang rintang pada Asa”.
H. Mahdi Soroinda Nasution, SH.M.Hum., arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, Landjono bersama Arvinoor Siregar dan 1 orang lainnya, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh
Teks tersebut menceritakan tentang seorang pria bernama Achmad Surya Mahardika yang jatuh cinta dengan seorang gadis bernama Galuh yang dikenalnya lewat media sosial. Mereka sering berkomunikasi dan semakin dekat meskipun belum pernah bertemu secara langsung. Dika sangat menyayangi Galuh meskipun hanya melalui percakapan virtual.
arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasuarvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mh kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mh
Cerita ini menceritakan pertemuan kembali antara seorang penulis dengan teman lamanya setelah lima tahun tidak bertemu. Teman lamanya menghilang tiba-tiba setelah sidang yudisium kuliahnya dulu karena ayahnya dituduh teroris. Kini mereka bertemu kembali dan temannya menceritakan alasan kepergiannya yang tiba-tiba beserta pengalamannya selama lima tahun di luar negeri.
DOA EMAK UNTUK ASA.
Sesungguhnya hidup itu memang indah... setidaknya itulah yang aku rasakan dalam dekapan Emak yang selalu hangat.
Asa kecil tak pernah jauh dari Emak yang mengasuhnya dengan penuh kasih sayang dan cinta seorang diri. Namun, saat beranjak dewasa, karena tuntutan keadaan yang mengharuskan Asa untuk berjuang pergi meninggalkan Emak dan hidup berdikari di negeri orang.
“Ketika doa Emak, perjuangan yang meneteskan air mata demi Asa,
Ketika cinta Emak, menguatkan alang rintang pada Asa”.
H. Mahdi Soroinda Nasution, SH.M.Hum., arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, Landjono bersama Arvinoor Siregar dan 1 orang lainnya, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh
Teks tersebut menceritakan tentang seorang pria bernama Achmad Surya Mahardika yang jatuh cinta dengan seorang gadis bernama Galuh yang dikenalnya lewat media sosial. Mereka sering berkomunikasi dan semakin dekat meskipun belum pernah bertemu secara langsung. Dika sangat menyayangi Galuh meskipun hanya melalui percakapan virtual.
Teks ini menceritakan kisah seorang pria bernama Ariadi Ginting yang baru pindah ke sebuah kos di Karawang untuk bekerja. Pada malam pertamanya, ia mendengar suara tangisan seorang wanita dari kamar seberang. Keesokan harinya, ia mulai bekerja dan berusaha mengetahui siapa wanita misterius tersebut.
Buku ini menceritakan kisah Rina, seorang perempuan yang membawa anaknya pergi ke rumah Monique di Provence, Prancis Selatan. Rina merasa perkawinannya gagal karena suaminya tidak menyukai anak-anak. Di rumah Monique yang bernama La Barka, Rina mencurahkan isi hatinya lewat buku harian sambil menunggu proses perceraiannya.
H. Mahdi Soroinda Nasution, SH.M.Hum., arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, Landjono bersama Arvinoor Siregar dan 1 orang lainnya, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh
Cerita ini menceritakan kisah cinta segitiga antara Panji, Anggraini dan Sekartaji. Anggraini rela mati bunuh diri demi membiarkan Panji menikah dengan Sekartaji agar dua kerajaan bisa bersatu. Panji sangat terpukul dengan kematian Anggraini dan berniat untuk meninggalkan kerajaan. Sekartaji merasa kasihan pada Panji dan ingin menghiburnya.
arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasu
arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mh kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mh
Cerita ini menceritakan tentang Hendra, seorang sopir truk yang bertemu dengan seorang penjual kopi bernama Inah di pelabuhan Bakauheni. Mereka jatuh cinta, namun hubungan mereka berakhir ketika Hendra mengetahui bahwa Inah sebenarnya adalah seorang janda dengan seorang anak. Setelah menyadari kesalahannya, Hendra mencari Inah untuk meminta maaf namun Inah sudah tidak menjual kopi di sana
Surat ini menceritakan seorang pria bernama Raka yang menulis tiga surat cinta untuk kekasihnya Bunga setelah hubungan mereka berakhir. Raka menyadari bahwa dia dan Bunga ternyata saudara karena ayah mereka yang sama. Raka memutuskan Bunga dan menulis surat-surat itu untuk melepaskan perasaannya, sambil berharap surat-surat itu akan ditemukan orang lain dan membuat mereka terhibur. Say
arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh
Cerita pendek ini berkisah tentang seorang pembaca buku yang bertemu dengan sosok bernama Jo yang mengaku dirinya adalah malaikat. Jo memperlihatkan sosok musim yang tidak pernah berhenti kepada pembaca buku tersebut. Namun, pemilik toko buku yang setengah malaikat tidak mempercayai cerita tersebut dan menghilangkan sosok musim abadi itu dengan sayapnya. Pembaca buku kembali menunggu kedatangan
arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh
H. Mahdi Soroinda Nasution, SH.M.Hum., arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, Landjono bersama Arvinoor Siregar dan 1 orang lainnya, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh
1. Cerita ini menceritakan tentang persahabatan antara Sari dan Dea yang mulai retak akibat kesalahpahaman dan komunikasi yang kurang baik.
2. Dea merasa tersinggung karena tidak diberitahu soal terbitnya tabloid oleh Sari.
3. Setelah berusaha menyelesaikan masalah melalui Arman dan Tio, masalah selesai namun jarak di antara Sari dan Dea masih terasa.
arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasuarvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mh kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mh
Cerpen ini menceritakan kisah seorang perempuan desa yang terjebak dalam rumah bordil setelah ditipu kekasihnya. Ia berusaha mengumpulkan uang untuk membebaskan diri dan membantu keluarganya. Suatu hari ia bertemu dengan seorang lelaki yang memperlakukannya dengan baik dan memberinya harapan untuk memulai hidup baru. Namun, harapan itu pupus setelah ia membaca berita kematian lelaki terse
Cerpen ini menceritakan tentang seorang wanita yang jatuh cinta pada pria yang sering berbohong padanya. Pria tersebut selalu mengatakan kalau dia sayang pada wanita tersebut, namun wanita itu tahu kalau itu hanyalah kebohongan. Pada akhirnya, wanita itu memutuskan untuk tetap berada di sisi pria itu meski tahu akan kebohongan-kebohongannya.
Tiga kalimat ringkasan dari dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut menceritakan kisah seorang wanita bernama Dini yang merasa selalu dibanding-bandingkan dengan sepupunya yang terkenal bernama Anting sejak kecil, namun akhirnya Dini berhasil membuktikan diri dengan menjadi wartawan sukses dan menerima pekerjaan di perusahaan besar.
1) Cerita ini menceritakan pertemuan kembali antara Letnan Sardi dengan Asan, mantan teman satu tim sepak bola yang kini menjadi tersangka pembunuhan bandar judi Raman Jereng.
2) Keduanya dulu merupakan ujung tombak tim sepak bola yang terpisah akibat kecelakaan yang menimpa Asan.
3) Sardi mulai mencurigai adanya konspirasi di balik kecelakaan Asan dulu dan menyelidiki kasus pembunuhan
Cerita ini menceritakan tentang perjalanan taksi yang dikemudikan oleh Begjo bersama penumpang misterius yang ingin membuang kepalanya sendiri di jalan tol. Penumpang tersebut memberi uang besar kepada Begjo untuk membantunya membuang kepala. Namun Begjo menolak karena takut dan akhirnya penumpang tersebut malah menembak kepala Begjo.
Cerita ini menceritakan pernikahan pria dengan wanita bernama Dewi yang masih menjadi misteri baginya setelah 3 tahun menikah. Suatu malam pria mendengar Dewi mengigau dan memanggil nama mantan tunangannya "Fred", membuat pria terganggu dan memikirkan nasib pernikahannya. Cerita berlanjut dengan hari-hari mereka yang diliputi keasingan meski terkadang bersatu secara fisik.
Teks ini menceritakan kisah seorang pria bernama Ariadi Ginting yang baru pindah ke sebuah kos di Karawang untuk bekerja. Pada malam pertamanya, ia mendengar suara tangisan seorang wanita dari kamar seberang. Keesokan harinya, ia mulai bekerja dan berusaha mengetahui siapa wanita misterius tersebut.
Buku ini menceritakan kisah Rina, seorang perempuan yang membawa anaknya pergi ke rumah Monique di Provence, Prancis Selatan. Rina merasa perkawinannya gagal karena suaminya tidak menyukai anak-anak. Di rumah Monique yang bernama La Barka, Rina mencurahkan isi hatinya lewat buku harian sambil menunggu proses perceraiannya.
H. Mahdi Soroinda Nasution, SH.M.Hum., arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, Landjono bersama Arvinoor Siregar dan 1 orang lainnya, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh
Cerita ini menceritakan kisah cinta segitiga antara Panji, Anggraini dan Sekartaji. Anggraini rela mati bunuh diri demi membiarkan Panji menikah dengan Sekartaji agar dua kerajaan bisa bersatu. Panji sangat terpukul dengan kematian Anggraini dan berniat untuk meninggalkan kerajaan. Sekartaji merasa kasihan pada Panji dan ingin menghiburnya.
arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasu
arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mh kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mh
Cerita ini menceritakan tentang Hendra, seorang sopir truk yang bertemu dengan seorang penjual kopi bernama Inah di pelabuhan Bakauheni. Mereka jatuh cinta, namun hubungan mereka berakhir ketika Hendra mengetahui bahwa Inah sebenarnya adalah seorang janda dengan seorang anak. Setelah menyadari kesalahannya, Hendra mencari Inah untuk meminta maaf namun Inah sudah tidak menjual kopi di sana
Surat ini menceritakan seorang pria bernama Raka yang menulis tiga surat cinta untuk kekasihnya Bunga setelah hubungan mereka berakhir. Raka menyadari bahwa dia dan Bunga ternyata saudara karena ayah mereka yang sama. Raka memutuskan Bunga dan menulis surat-surat itu untuk melepaskan perasaannya, sambil berharap surat-surat itu akan ditemukan orang lain dan membuat mereka terhibur. Say
arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh
Cerita pendek ini berkisah tentang seorang pembaca buku yang bertemu dengan sosok bernama Jo yang mengaku dirinya adalah malaikat. Jo memperlihatkan sosok musim yang tidak pernah berhenti kepada pembaca buku tersebut. Namun, pemilik toko buku yang setengah malaikat tidak mempercayai cerita tersebut dan menghilangkan sosok musim abadi itu dengan sayapnya. Pembaca buku kembali menunggu kedatangan
arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh
H. Mahdi Soroinda Nasution, SH.M.Hum., arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, Landjono bersama Arvinoor Siregar dan 1 orang lainnya, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh
1. Cerita ini menceritakan tentang persahabatan antara Sari dan Dea yang mulai retak akibat kesalahpahaman dan komunikasi yang kurang baik.
2. Dea merasa tersinggung karena tidak diberitahu soal terbitnya tabloid oleh Sari.
3. Setelah berusaha menyelesaikan masalah melalui Arman dan Tio, masalah selesai namun jarak di antara Sari dan Dea masih terasa.
arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasuarvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mh kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mh
Cerpen ini menceritakan kisah seorang perempuan desa yang terjebak dalam rumah bordil setelah ditipu kekasihnya. Ia berusaha mengumpulkan uang untuk membebaskan diri dan membantu keluarganya. Suatu hari ia bertemu dengan seorang lelaki yang memperlakukannya dengan baik dan memberinya harapan untuk memulai hidup baru. Namun, harapan itu pupus setelah ia membaca berita kematian lelaki terse
Cerpen ini menceritakan tentang seorang wanita yang jatuh cinta pada pria yang sering berbohong padanya. Pria tersebut selalu mengatakan kalau dia sayang pada wanita tersebut, namun wanita itu tahu kalau itu hanyalah kebohongan. Pada akhirnya, wanita itu memutuskan untuk tetap berada di sisi pria itu meski tahu akan kebohongan-kebohongannya.
Tiga kalimat ringkasan dari dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut menceritakan kisah seorang wanita bernama Dini yang merasa selalu dibanding-bandingkan dengan sepupunya yang terkenal bernama Anting sejak kecil, namun akhirnya Dini berhasil membuktikan diri dengan menjadi wartawan sukses dan menerima pekerjaan di perusahaan besar.
1) Cerita ini menceritakan pertemuan kembali antara Letnan Sardi dengan Asan, mantan teman satu tim sepak bola yang kini menjadi tersangka pembunuhan bandar judi Raman Jereng.
2) Keduanya dulu merupakan ujung tombak tim sepak bola yang terpisah akibat kecelakaan yang menimpa Asan.
3) Sardi mulai mencurigai adanya konspirasi di balik kecelakaan Asan dulu dan menyelidiki kasus pembunuhan
Cerita ini menceritakan tentang perjalanan taksi yang dikemudikan oleh Begjo bersama penumpang misterius yang ingin membuang kepalanya sendiri di jalan tol. Penumpang tersebut memberi uang besar kepada Begjo untuk membantunya membuang kepala. Namun Begjo menolak karena takut dan akhirnya penumpang tersebut malah menembak kepala Begjo.
Cerita ini menceritakan pernikahan pria dengan wanita bernama Dewi yang masih menjadi misteri baginya setelah 3 tahun menikah. Suatu malam pria mendengar Dewi mengigau dan memanggil nama mantan tunangannya "Fred", membuat pria terganggu dan memikirkan nasib pernikahannya. Cerita berlanjut dengan hari-hari mereka yang diliputi keasingan meski terkadang bersatu secara fisik.
H. Mahdi Soroinda Nasution, SH.M.Hum., arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, Landjono bersama Arvinoor Siregar dan 1 orang lainnya, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh
Cerita pendek ini menceritakan tentang seorang wanita yang menerima email misterius berisi cerpen dari pengirim yang tidak dikenalnya. Cerpen tersebut seolah ditulis khusus untuk wanita tersebut dan menyinggung tentang kehidupan pribadinya serta mengajaknya untuk berpasangan. Wanita itu kemudian mencoba menebak siapa pengirim sebenarnya, apakah tukang kebunnya yang selalu ada di dekatnya?
arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mh , arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mh
1. Cerpen ini menceritakan kisah cinta seorang wanita bernama Nola Riska Dewi dengan calon suaminya.
2. Mereka berencana menikah pada tanggal 21 Oktober 2012. Namun, pernikahan mereka dibatalkan karena terungkap bahwa mereka ternyata adalah saudara sedarah.
3. Enam tahun kemudian, Nola masih belum bisa melupakan cinta masa lalunya dan memutuskan untuk merantau ke M
H. Mahdi Soroinda Nasution, SH.M.Hum., arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, Landjono bersama Arvinoor Siregar dan 1 orang lainnya, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh
Cerita pendek ini menceritakan tentang seorang guru bernama Farizal yang jatuh cinta pada seorang mahasiswi bernama Faraswati. Mereka bertemu di bus dan mulai berkomunikasi. Farizal ingin menikahinya namun keluarganya menuntut uang jemputan sebesar 10 juta yang tidak bisa dipenuhi keluarga Faraswati. Farizal kemudian dilanda dilema karena tidak bisa memutuskan antara cintanya pada Faraswati atau keing
Cerpen ini menceritakan perjalanan seorang wanita yang sedang bepergian sendirian menggunakan pesawat dan bus. Ia mengingat masa lalunya bersama suami dan anak-anaknya serta pertemuannya dengan seorang pria di pesawat. Cerita ini juga membahas tentang berbagai makna cinta dalam hidup sang narator.
Sepasang mata yang menyimpan duka mengisahkan tentang pertemuan seorang pengembara dengan seorang wanita di sebuah desa terpencil. Sepasang mata wanita itu menyimpan kesedihan yang membuat si pengembara tak tega meninggalkannya sendirian. Cerita wanita itu akhirnya membuat si pengembara terbawa perasaan dan menetap di desa itu untuk sementara waktu.
arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh
arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh
arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh
arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh
arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh
arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh
arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh
arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh
arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh
arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh
arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh
arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh
arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh
arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh
arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh
arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh
arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh
arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh
arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh
arvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh mharvinoor, arvinoor siregar, arvinoor siregar sh, arvinoor siregar sh mh, kasus arvinoor siregar, kasus arvinoor siregar sh, kasus arvinoor siregar sh
1. Batam Pos
Minggu, 03 Juni 2007
Perahu yang Lelah
Cerpen: Agustinus Wahyono
Senja telah menutup kilau layar kuning-jingganya sejak delapan jam lampau, Kekasihku.
Mataku tak kuasa mengelak putaran pikiranku, meski masih teringat pesan nyonya
majikanku pada empat jam lalu, ?Tidurlah, Mel, sudah jam dua, kamu harus istirahat lalu
jam tujuh mengantarkan Aken ke sekolah.?
Sampai dini hari aku masih duduk sendiri di sofa samping jendela apartemen ini,
Kekasihku. Tak bisa kuhitung berapa lama aku di situ sambil menatap perahu-perahu yang
bersandar dan bergoyang gemulai di dermaga nun tampak di sana, beberapa kilometer dari
apartemen majikanku ini. Ombak kecil memukul-mukul badannya. Siluet berbedak
kunang-kunang elektrik gedung-gedung jangkung bergoyang-goyang. Separoh rembulan
dan gemintang tergantung di atasnya. Sedang suara-suara geliat malam tak mampu
menembus jendela kaca yang berada di lantai tujuh belas ini. Malam pun melarut dalam
kesunyian, sesunyi hatiku kini, Kekasihku.
Tapi suara-suara tadi masih mengiang-ngiang? ah, semakin sunyi hatiku. Suara-suara dalam
kotak kaca yang menayangkan film yang pernah menggetarkan hati anak-anak muda
beberapa tahun silam, dan tadi diputar oleh keluarga majikanku. Kisah cinta yang dilerai
malapetaka yang berujung pada kematian si lelaki, dibintangi oleh Leonardo de Caprio,
meski keduanya berhasil menyelamatkan diri dari kecelakaan yang menenggelamkan kapal
congkak Tytanic. Ajal telah menjemput lelaki yang kelelahan dan terlalu lelap di
permukaan samudera. Tragis. Namun sang perempuan tetap setia pada cintanya, walau
helai-helai salju telah memahkotainya. Kesetiaan yang tergenggam dalam kalung yang
kekal.
Kesetiaan? Masih adakah?
Sebuah fatamorgana cinta yang kembali menampar kesadaranku tentang cinta. Apakah
cinta itu, Kekasihku?
Masih ingat, nona sulungku, Kekasihku? Dia kini sudah punya pacar. Perempuan lagi?
Bukan. Kini pacarnya laki-laki. Dia sudah tidak mau lagi berpacaran dengan sesama
jenisnya. Tadi sore kekasihnya datang, lalu mengantar si bungsu ke sekolah. Ada kegiatan
semacam pramuka. Ingat si bungsu, Aken, cowok kecil yang selalu merasa diri Spyderman
tapi tiba-tiba bergaya kayak gadis di sofa panjang dan sedang dilukis dalam film itu?
Pangeran kecilku itu pernah pulang dari kemping dengan mengaku tidak gosok gigi selama
tiga hari. Bau naga! Sedangkan yang tengah, nona cantikku, kini berambisi jadi artis
remaja, mentang-mentang umurnya sudah empat belas tahun. Aku sayang mereka,
Kekasihku. Kecuali kau datang dengan perahu cinta, membawaku?
Cinta? Kekasihku, jujur saja, aku tidak sepenuhnya lagi percaya pada cinta semenjak
pernikahanku hancur-lebur dalam hitungan dua tahun saja. Pernikahan yang memang tak
kupersiapkan dengan cinta selayaknya, kecuali kuingin suamiku dulu mau membiayai
kuliahku yang mengambil jurusan tanpa restu kedua orang tuaku.
Ya, mantan suamiku dulu anak orang kaya, namun ternyata tak bisa apa-apa. Waktu itu
usianya baru 19 tahun, terbiasa manja. Sedangkan umurku waktu itu sudah 22 tahun. Kalau
toh pernikahan itu kemudian membuahkan seorang anak, cinta sejati tidak jua hadir di
tengah-tengah kami. Bahtera kami akhirnya karam. Kuliahku terlanjur kandas. Cita-cita
menjadi sarjana sastra pun terkubur.
2. Aku memilih pergi ke luar negeri. Kutinggalkan anakku di rumah ibuku. Kutinggalkan
taman anggrek kami. Kutinggalkan sawah ayahku yang cuma enam petak. Kutinggalkan
koor katak-katak. Kini terhitung sudah tiga belas tahun aku di Negeri Naga. Baru dua kali
aku mudik. Belum lama ini kuterima kabar, istri mantan suamiku telah melahirkan anak
mereka. Terserahlah. Toh kini aku sudah menemukan laki-laki yang?
Apakah engkau juga pernah menonton film itu, Kekasihku? Apakah engkau juga bisa
menangkap kesetiaan perempuan yang duduk di sofa panjang itu, Kekasihku?
Kesetiaan cinta? Masihkah kesetiaan merupakan mutiara hati setiap insan? Jika hanya
kematian adalah pedang pemisah kesatuan jiwa, kenapa ketidaksetiaan begitu semena-mena
mendiktekan suatu perpisahan? Di manakah cinta? Di manakah mutiara?
Mungkin engkau kini sedang menyimpan mutiara cinta itu, yang belasan tahun kupinta dari
Tuhan. Belasan tahun, sejak tenggelamnya bahtera rumah tanggaku! Dalam usiaku yang
berangka empat puluh, masih kucari mutiara itu di antara pria-pria yang kujumpai di dunia
internet milik anak majikanku. Ingin kutunjukkan pada bekas suamiku bahwa aku bukan
janda jelek yang selalu merana, merengek-rengek rujuk bersyarat tetek-bengek. Gigi-gigi
depanku yang gondrong bukan kendala memalukan apalagi memilukan. Aku masih mampu
mendapatkan penggantinya. Cara berpikirku pun lebih maju darinya. Dia wajib sadari itu!
Tapi, masihkah ada cinta sejati di dunia maya semacam itu, Kekasihku? Bilang cinta
membabi buta lewat chatting tapi berkencan pula dengan gadis-gadis internet lainnya?
Apakah asmara maya terakhirku ini denganmu layak kupercaya kesetiaanmu, Kekasihku?
Engkau tampan dan pintar, Kekasihku. Usiamu belum sampai dua lima. Pasti banyak gadis
yang terpikat olehmu. Apakah kesetiaanmu bisa kuandalkan dan menjamin kesembuhan
luka lara lamaku yang menanahi hari-hariku akhir-akhir ini? Bagaimana pula dengan laki-laki
lainnya yang belum lama ini begitu nekat hendak melamarku ke rumah orangtuaku,
termasuk seorang laki-laki berusia enam puluh tahun dan masih beristri?
Pernah kubaca sebuah puisi pendek di sebuah antologi puisi semasa aku masih mahasiswi
belia. Biarlah cinta bercahaya / Sinari jejalan hati percaya. Perceraian kami memudarkan
cahaya cinta itu. Kepercayaanku pada cinta pun entah ke mana hingga kita bertemu di
dunia maya. Kuingin kembali menyusun puing-puing kepercayaanku pada cahaya cinta,
meski tak akan segemerlap Kota Naga tatkala kelambu kelam malam membungkusnya.
Dan kesetiaan. Masihkah ada pada saat layar kaca dijejali oleh pemandangan para
perempuan serba molek, serba binal, dan pertempuran birahi yang berapi-api? Apakah laki-laki
masih berpegang pada kesetiaannya, meski kekasih atau istrinya sudah tak lagi jelita,
apalagi aku, janda beranak satu serta wajahku tak cantik dan tak sesegar bunga baru mekar
nan cerah-ceria. Kakek-kakek saja masih suka menggoda perempuan muda dengan bahasa
gula dan janji madu, bagaimana dengan engkau, Kekasihku, yang masih segar-bugar?
Aku memang egois; menuntut kesetiaanmu, sedangkan aku masih mengais-ngais perhatian
dari laki-laki lainnya di belakangmu. Tapi, walau lebih muda, engkau bisa mengerti kondisi
jiwaku. Sekian tahun menjanda, sebatang kara di perantauan, dan malam-malam tertentu
sepi hasratku dicekik oleh cekikikan kedua majikanku di kamar intim mereka.
Bukankah lumrah bila aku pun menginginkan suara cekikikan semacam itu, Kekasihku?
Bukankah aku pernah merasakan hangatnya sentuhan jemari dan asinnya tetesan keringat
laki-laki? Wajar, kan, kalau kini aku merindukan itu? Ingin kudapatkan itu lagi dari?
Aaah? Selama kita menjalin kasih di dunia maya, hanya bisa kudengar deru nafas dan
3. erangmu. Itu pun harus kupancing dengan rengekan manjaku menembus telpon
genggammu.
Kemarin pagi aku menelpon ibuku di udik sana, Kekasihku. Beliau menyuruhku segera
pulang, dan menikah lagi. Menikah lagi? Semudah itu? Siapkah engkau? Siapkah
keluargamu menerima kehadiranku, Kekasihku?
Aku belum berani lagi mengambil resiko, meski kusadari usiaku semakin rawan.
Orangtuaku bertambah renta. Ayahku berumur lebih tujuh puluh tahun, daya dengarnya
kian menurun. Ibuku sudah kewalahan membagi perhatian, apalagi mengawasi anakku
yang kini sudah SMA. Untungnya anakku itu laki-laki. Bukan perempuan. Sehingga kalau
aku menikah lagi, aku tak usah was-was atas perilaku suami baruku alias papa tirinya. Tak
jarang di media massa online kubaca berita ayah tiri memperkosa atau mencabuli anak
tirinya. Ah, laki-laki?
Tapi, kapan aku akan menikah lagi? Kapan aku akan menetap di udik bersama keluarga
baru dan anakku itu? Jika gagal dan gagal lagi? Sejujurnya kuakui, aku malu jadi janda di
udik. Berkeluarga di usia muda dan muda pula usia pernikahanku. Apa pula kata
tetanggaku kelak? Apalagi kalau tiba-tiba aku bertemu dengan mantan suamiku dan
keluarga barunya.
Aaah? di negeri orang ini aku bisa lebih tenang, Kekasih. Kita pun bisa bebas bercinta
kapan saja kendati cuma lewat kata-kata dan suara-suara. Namun tak mungkin selamanya
aku di sini dan begini. Ibuku juga sempat menanyakan, kelak siapa mengurus anak semata
wayang itu, Mul. Oh iya, ya, siapa? Masak sih keluargaku lainnya? Bukankah aku ini
mama kandungnya, kendati tak kurasa lagi ada ikatan batin dengannya?
Lantas, apakah aku harus memaksamu untuk menikahiku dalam waktu dekat? Sudikah
engkau menjadi ayah untuk seorang remaja?
Ah, engkau masih harus menyelesaikan skripsimu, Kekasihku. Belum lagi bagaimana
tanggapan orangtuamu, keluargamu, kawan-kawanmu. Aaaah?
Memang salahku dulu. Berjumpa dirimu di internet, aku langsung tertarik, kudekati terus,
dan kutelpon engkau setiap hari hingga pernah tiga kali sehari demi kelegaan hasrat sepiku.
Lalu kita terlibat asmara membara. Engkau kian mencintaiku. Begitu katamu, dan sering
begitu di saat kita mulai mendesah-desah.
Aku percaya padamu, Kekasihku. Karena memang selama setengah tahun lebih ini tidak
pernah kudengar obrolan orang-orang internet tentang perselingkuhanmu, atau suara merdu
perempuan yang mengangkat telponmu. Engkau tipe laki-laki setia, kayaknya. Pernah pula
beberapa kali kutelpon orangtuamu di pulau sana, walaupun tidak pernah kuberi tahu usia
dan statusku. Suara ayahmu, ibumu, kakakmu, istri kakakmu, adikmu, dan pacar adikmu
pernah mencandai telingaku. Sebuah keluarga ramah, sederhana nan setia. Mereka sangat
percaya padaku, pada cinta kita. Mungkin karena mereka belum tahu asliku. Mungkin pula
lantaran kau mahir merangkai cerita romantika meyakinkan.
Tapi, sekali lagi, apakah engkau itu sudi kuajak menikah dalam waktu dekat ini? Aaah?
Aku tak berani bertaruh dengan angan. Kenyataan tidak segampang bicara via telpon.
Apalagi kaubilang, tunggu gelar sarjana berhasil kau raih.
Atau aku menikah dengan laki-laki lain saja? Dengan yang sudah beristri tapi tidak peduli
keluarganya? Atau, yang kini menduda setelah menceraikan istri keduanya dan
meninggalkan bayi yang belum genap satu bulan? Bukankah mereka jelas berpengalaman
dalam banyak hal jika dibandingkan denganmu? Tapi bagaimana dengan kesetiaan mereka?
Lagi-lagi kesetiaan, sebuah penghormatan terhadap kesakralan akad pernikahan? ?
4. Terus kupandangi perahu-perahu dan siluetnya bersandar di dermaga. Perahu-perahu di
dermaga sana digoyang-goyang gelombang kecil. Tak jarang aku merasa diriku seperti
dermaga itu, Kekasihku. Kapal demi kapal singgah, bersandar. Satu per satu lainnya
bertolak, meninggalkan dermaga. Datang dan pergi. Terus dan terus. Tiada yang sudi
menetap dan merapat dengan dermaga itu. Setiap ada kapal yang singgah, bukan hanya
bahagia serta semarak kurasa, tetapi juga perih, perih sekali.
Tak pelak aku bertanya pada diriku sendiri, apakah dermagaku ini adalah pula akuarium
atau ruang-ruang kaca semacam di mega mal. Mereka yang datang hanya melongok barang
pameran, lantas pergi setelah mengangkat bahu dengan garis bibir cembung. Sebab aku
yang buruk rupa dan makin tua ini memang tidak pantas menjadi barang pajangan.
Kuyakin, engkau pun akan malu membawaku pada acara-acaramu, reuni-reuni sekolah dan
ulang tahun kolegamu kelak.
Tidak. Aku bukan dermaga itu, Kekasihku. Melainkan seorang perempuan yang berdiri di
dermaga cinta. Aku sedang menunggu perahumu datang dan membawaku pergi dari
kesunyian di pulau kehidupanku sendiri. Perahu jiwaku telah lama kutambatkan di dermaga
itu. Perahuku makin lusuh dilupakan waktu. Waktu melaju tanpa mau tahu. Bianglala yang
semula membalut tubuhnya, tak lagi cerah.
Warna-warnanya berangsur gugur, terkelupas oleh masa dan jeritan batinku. Sedikit demi
sedikit tampak kayu aslinya yang melapuk dan rapuh dirajah alam serta unsur-unsurnya
secara membabi buta.
Kini, sepanjang hari, sungguh-sungguh kunantikan sang waktu menggiring perahumu
singgah semenjak kaunyalakan sinyal-sinyal jiwamu berlabuh di dermaga rindu, berjanji
menjemputku. Sepanjang hari, sejak waktu itu, sejak kita bersepakat dalam cinta.
Entah sudah berapa kali sang ratu malam mengangkangi angkasa. Entah sudah berapa ratus
pangeran fajar bergantian menyuguhkan segenggam harapan demi harapan. Entah sudah
berapa banyak putri senja menghibur diriku di jendela beku gedung jangkung ini sembari
berbisik bahwa esok selalu ada fajar berpijar dan senja kencana memancar kegemilangan di
penghujung usiaku.
Kekasihku, apakah engkau benar-benar akan berikan fajar serta senja bagi hari-hariku dan
menyinari jalanku melintasi sisa-sisa usiaku hingga kelak kujawab sepenuhnya panggilan
Sang Kekal? Apakah engkau pun mampu melukis pelangi di pekat kelam malam-malamku
supaya segenap hari-hariku adalah kesemarakan cahaya puji-syukur ke Hadirat Ilahi?
Di dermaga cinta, perahu jiwaku tak henti bergoyang-goyang, sedikit terombang-ambing
oleh masa penantian yang sepi serta tak jelas kapan akan berakhir. Kuakui, diriku mulai
jenuh, jengah dan lelah bersetia di dermaga cinta ini, Kekasihku. Aku ingin perahumu
muncul di kaki langit Laut Cina Selatan, singgah, kau keluar dari perahu, tersenyum,
membentangkan kedua lengan berototmu, datang, menggendong dan membelaiku secara
nyata.
Tapi, ketahuilah olehmu, Kekasihku, di perantauan ini aku, Mulyani, meski keluarga
majikanku dan orang-orang di sini memanggilku Meliani karena kelenturan lidah mereka
berbeda dengan kita, mati-matian menahan diri agar kelak aku tidak mengoleh-olehi aib ke
udik, tidak mempermalukan keluargaku dan anakku satu-satunya. Aku tidak mau seperti
Atun, Oneng, Iyem, atau lain-lain yang sangat bebas mengumbar birahi bersama pria-pria
asing di luar negeri, terutama dari negeri berkulit aspal. Juga aku tidak mau seperti Wati
dan Tinah yang pulang ke Indonesia membawa oleh-oleh anak haram jadah. Padahal aku
pun perempuan normal, apalagi aku janda yang dahaga sentuhan laki-laki seperti yang
pernah kurasakan. ?
5. Kekasih, bilamanakah perahumu melawat untuk merapat? Bilamanakah engkau akan
menjemputku, menggendongku turun dari gedung jangkung ini, masuki perahumu dan
ajakku arungi samudera kehidupan? Mungkin perahumu diam-diam, oh, merapat di
dermaga lain yang menjanjikan kegairahan siang-malamnya dengan aroma kemudaan yang
menyenangkan. Haruskah kualami terus dan selalu kualami kelelahan menunggu perahu
pujaanku?
Kesunyian kian menghasut kesepianku. Keluarga majikanku telah bermimpi sampai entah
di mana seusai menonton film tadi. Sebentar lagi aku mau membereskan cucian keluarga
majikanku yang tersisa. Sebentar lagi. Tidak apa-apa. Nyonyaku tak akan mengomeliku
sebab seharusnya tugasku ini nanti siang kukerjakan. Keluarga majikanku memang baik.
Aku jadi betah sejak pertama ikut mereka, biarpun aku tak lebih dari seorang babu. Nanti
aku mau membereskan cucian itu. Aku belum ingin tidur. Belum mengantuk, Kekasihku.
Kisah film tadi mengajakku melayari angan-angan tentang cinta, kesetiaan, dan dirimu
yang pada saat dingin dini hari ini entah sedang melakukan apa.
Dan seperti waktu-waktu lampau, setia kunanti perahu kasih sayangmu datang. Di ujung
teluk sana mercu suar berkedap-kedip menggoda kerinduanku, menggoda harapanku itu.
Kapal-kapal selalu hilir-mudik. Bila mentari membuka lebar-lebar jendela cakrawala,
burung-burung camar kian menerbangkan anganku ke ranjang angkasa dan busa awan-gemawan
bersamamu, menikmati keindahan langit biru sebiru cinta kita.
Aku sungguh-sungguh mengharapkan perahumu segera melawat, merapat di dermaga itu,
Kekasihku, lalu engkau melihatku duduk di sofa dekat jendela ini seperti perahu yang lelah
di dermaga itu, engkau mengenaliku dengan daster ungu, gerai rambut panjang, dan kilau
gigi gondrong lalu engkau melambaikan tanda hadir, tanda panggil.
O Kekasihku, lihatlah aku di dekat jendela ini. Sengaja kubuka kordennya lebar-lebar.
Kunyalakan lampu terang-benderang. Lihatlah rambut panjang bergerai, gigi gondrongku
memantulkan cahaya mercu suar, melambai-lambai, memanggil, hendak menggapai
sejatimu.
Datanglah, duhai Dambaanku. Segeralah. Aku telah lelah. Letih batinku. Bawalah aku
dengan perahu baru kita. Bawalah aku bersamamu, layari samudera hidup beserta berlaksa
asa selagi nafas kita masih mampu meniupkan angin yang akan menggiring perahu kita tiba
di pulau kebahagiaan abadi seperti impian muda-mudi. Oh, lelah kian dalam menderaku.
Angin dini hari menggigilkan belantara beton berkaca. Kupeluk hangat diriku sambil
pandanganku tak lepas dari lampu-lampu di sekitar dermaga. Kekasih, andai perahumu tak
juga datang beserta selembar surat lamaran yang ditandatangani oleh orangtua kita, dan
memang akhirnya harus kusadari bahwa kata-kata cintamu hanya halusinasi, mungkin
harus kuterima ajakan naik perahu laki-laki lainnya yang betul-betul sudi segera
membawaku berlayar, pulang, dan cinta kudapatkan pula. Sungguh, aku sudah tak tahan
berlama-lama berlelah-lelah dalam kesetiaan penantian sepi ini, Kekasihku. ***
6. Kekasih, bilamanakah perahumu melawat untuk merapat? Bilamanakah engkau akan
menjemputku, menggendongku turun dari gedung jangkung ini, masuki perahumu dan
ajakku arungi samudera kehidupan? Mungkin perahumu diam-diam, oh, merapat di
dermaga lain yang menjanjikan kegairahan siang-malamnya dengan aroma kemudaan yang
menyenangkan. Haruskah kualami terus dan selalu kualami kelelahan menunggu perahu
pujaanku?
Kesunyian kian menghasut kesepianku. Keluarga majikanku telah bermimpi sampai entah
di mana seusai menonton film tadi. Sebentar lagi aku mau membereskan cucian keluarga
majikanku yang tersisa. Sebentar lagi. Tidak apa-apa. Nyonyaku tak akan mengomeliku
sebab seharusnya tugasku ini nanti siang kukerjakan. Keluarga majikanku memang baik.
Aku jadi betah sejak pertama ikut mereka, biarpun aku tak lebih dari seorang babu. Nanti
aku mau membereskan cucian itu. Aku belum ingin tidur. Belum mengantuk, Kekasihku.
Kisah film tadi mengajakku melayari angan-angan tentang cinta, kesetiaan, dan dirimu
yang pada saat dingin dini hari ini entah sedang melakukan apa.
Dan seperti waktu-waktu lampau, setia kunanti perahu kasih sayangmu datang. Di ujung
teluk sana mercu suar berkedap-kedip menggoda kerinduanku, menggoda harapanku itu.
Kapal-kapal selalu hilir-mudik. Bila mentari membuka lebar-lebar jendela cakrawala,
burung-burung camar kian menerbangkan anganku ke ranjang angkasa dan busa awan-gemawan
bersamamu, menikmati keindahan langit biru sebiru cinta kita.
Aku sungguh-sungguh mengharapkan perahumu segera melawat, merapat di dermaga itu,
Kekasihku, lalu engkau melihatku duduk di sofa dekat jendela ini seperti perahu yang lelah
di dermaga itu, engkau mengenaliku dengan daster ungu, gerai rambut panjang, dan kilau
gigi gondrong lalu engkau melambaikan tanda hadir, tanda panggil.
O Kekasihku, lihatlah aku di dekat jendela ini. Sengaja kubuka kordennya lebar-lebar.
Kunyalakan lampu terang-benderang. Lihatlah rambut panjang bergerai, gigi gondrongku
memantulkan cahaya mercu suar, melambai-lambai, memanggil, hendak menggapai
sejatimu.
Datanglah, duhai Dambaanku. Segeralah. Aku telah lelah. Letih batinku. Bawalah aku
dengan perahu baru kita. Bawalah aku bersamamu, layari samudera hidup beserta berlaksa
asa selagi nafas kita masih mampu meniupkan angin yang akan menggiring perahu kita tiba
di pulau kebahagiaan abadi seperti impian muda-mudi. Oh, lelah kian dalam menderaku.
Angin dini hari menggigilkan belantara beton berkaca. Kupeluk hangat diriku sambil
pandanganku tak lepas dari lampu-lampu di sekitar dermaga. Kekasih, andai perahumu tak
juga datang beserta selembar surat lamaran yang ditandatangani oleh orangtua kita, dan
memang akhirnya harus kusadari bahwa kata-kata cintamu hanya halusinasi, mungkin
harus kuterima ajakan naik perahu laki-laki lainnya yang betul-betul sudi segera
membawaku berlayar, pulang, dan cinta kudapatkan pula. Sungguh, aku sudah tak tahan
berlama-lama berlelah-lelah dalam kesetiaan penantian sepi ini, Kekasihku. ***