SlideShare a Scribd company logo
Penyelesaian Perselisihan Dalam Hukum Adat Aceh
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ada beberapa hal yang perlu pengkajian ulang dalam sistem hukum indonesia. Misalnya saja
dalam hal penyelesaian perkara yang kadang-kadang tidak efektif bagi masayarakt sekitar. Selalu
saj ada kendala yang dihadapi oleh masyarakt. Mulai dari ketidaktahuan mareka terhadap hukum
positif juga karena rumitnya procedure dan banyaknya biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat
itu sendiri. Sehingga tidak efektive dan fleksiblenya suatu pelaksanaan hukum.
Dengan berbagai alasan diatas telah membuat masyarakat berpaling kepada hukum yang menjadi
kebiasaan mareka dalam menyelesaikan perkara mareka yakni hukum adat yang mareka kenal.
Apalagi sekarang telah adanya undang-undang yang mengatur tentang lembaga adat dan
penyelesaian secara adat. Kita warga Aceh perlu bersyukur dengan di akuinya hukum adat di
dalam struktur undang-undang dan pemerintahan. Walaupun lembaga adat yang di akui tidak
berperan penuh dalam suatu perkara.
Misalnya saja penyelesaian suatu perkara pidana, yang kemungkinan besar tidak dapat
diselesaikan secara adat. Karena tidak semuanaydapat diselesaikan dengan cara hukum adat. Dan
keterbatasan dari pada waktu penyelesaian terhadap suatu perkara.
Di dalam makalah ini, kami mencoba membahas mulai dari teori sampai kepada teknis cara
penyelesaian perkara pidana dalam hukum adat Aceh, serta sanksi yang diberikan kepada
pelanggar hukum adat. Kami tidak melakukan perbandingan dengan hukum adat lainnya karena
hampir keseluruhan hukum adat sama sistemnya. Misalnya saja semua hukum adat sepakat dengan
sistem musyawarah. Walaupun ada perbedaan secara teknis dari setiap hukum adat yang berlaku
di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hukum Adat
Hukum adat sama dengan hukum lainnya yang hidup dan berkembang didalam masyarakat.
Hukum adat merupakan panutan dan implementasi sikap atau watak (geist) dari praktek sehari-
hari dalam tatanan kehidupan masyarakat yang lebih bersifat etnis atau kelompok masyarakat
dalam suatu negara. Sifat dan bentuknya bernuansa tradisional dan pada dasarnya tidak tertulis
serta bersumber dari adat istiadat atau kebiasaan mareka sendiri. [1]
Seperti halnya hukum adat yang berlaku di seluruh Indonesia khususnya aceh. Hukum tersebut
berkembang di dalam tatanan kehidupan orang aceh, yang tentunya berbeda adat istiadatnya
dengan hukum adat yang berada di wilayah Indonesia yang lain. Kita patut bergembira karena
Hukum adat di aceh telah menampakkan perkembangan, walaupun prakteknya dalam kehidupan
sehari-hari masih sangat tidak sesuai dengan yang diharapkan. Namun, Aceh telah mempunyai
wewenang didalam konstitusi[2] artinya hukum adat yang berlaku di Aceh telah mendapatkan
pengakuan dari pemerintah. Walaupun letak hukum adat aceh tidak setara dengan hukum positif,
akan tetapi aceh di berikan kesempatan kepada aparatur hukum adat untuk menyelesaikan perkara
dalam jangka waktu 1 bulan. [3]
Hukum adat merupakan alternative yang sangat efektive bagi masyarakat setempat terutama aceh.
Ada tiga penyebab utama dipergunakannya cara non-ligitas dalam penyelesaian sengketa terutama
Penyelesaiannya di luar pengadilan dengan cara perdamaian. Pertama,di Indonesia tata cara
penyelesaian sengketa damai telah lama dan biasa dipakai oleh masyarakat Indonesia.[4] Hal ini
dapat dilihat dari hukum adat yang menempatkan kepala adat sebagai penengah dan memberi
putusan adat bagi sengketa di antara warga. Kedua, adanya ketidakpuasaan atas penyelesaian
perkara melalui pengadilan, seperti mahalnya ongkos perkara, lamanya waktu dan rumitnya
beracara, maka berbagai negara di dunia termasuk Indonesia mulai berpaling kepada penyelesaian
perkara secara non ligitimasi di luar pengadilan. Ketiga, pada masyarakat Indonesia (Aceh)
terdapat kecenderungan menyelesaikan sengketa dengan cara adat Sebagai sarana penyelesaian
sengketa hukum nonligitasi sampai saat ini masih efektif, walaupun tidak sepenuhnya baik dalam
aspek perdata maupun aspek pidana.
B. Penyelesaian Perselisihan Dalam Adat Aceh
Sengketa atau perselisihan adat Menurut Qanun no. 9 tahun 2008, meliputi:
1. perselisihan dalam rumah tangga;
2. sengketa antara keluarga yang berkaitan dengan faraidh;
3. perselisihan antar warga;
4. khalwat meusum;
5. perselisihan tentang hak milik;
6. pencurian dalam keluarga (pencurian ringan);
7. Perselisihan harta sehareukat,
8. pencurian ringan;
9. pencurian ternak peliharaan;
10. pelanggaran adat tentang ternak, pertanian, dan hutan;
11. persengketaan di laut;
12. persengketaan di pasar;
13. penganiayaan ringan;
14. pembakaran hutan (dalam skala kecil yang merugikan komunitas adat);
15. pelecehan, fitnah, hasut, dan pencemaran nama baik;
16. pencemaran lingkungan (skala ringan);
17. ancam mengancam (tergantung dari jenis ancaman); dan
18. perselisihan-perselisihan lain yang melanggar adat dan adat istiadat.
Sedangkan jenis sanksi yang diberikan kepada pelanggar hukum adat dalam Pasal 16 Qanun no. 9
tahun 2008 tentang Jenis-jenis Sanksi Adat antara lain:
1. nasehat;
2. teguran;
3. pernyataan maaf;
4. sayam; (semacam peusijuek)
5. diyat;
6. denda;
7. ganti kerugian;
8. dikucilkan oleh masyarakat gampong;
9. dikeluarkan dari masyarakat gampong;
10. pencabutan gelar adat; dan bentuk sanksi lainnya sesuai dengan adat setempat
Sedangkan menurut perda no. 7 tahun 2000 pasal 19 menyebutkan sanksi yang diberikan juga
sama dengan yang tersebut di dalam qanun di atas.
Dalam pelaksanaan atau dalam mengadili pelanggar hukum adat tidak boleh sembarangan orang
ada orang-orang yang ditunjuk sendiri atau ada heirarki sendiri dalam hukum adat, yaitu Pelaksana
Penyelesaian Sengketa Adat di Gampong atau Mukim. Para pelaksana tersebut yaitu:
 Keuchik;
 imeum meunasah;
 tuha peut;
 sekretaris gampong;
 ulama, cendekiawan dan tokoh adat lainnya yang relevan
 imeum mukim;
 imeum chik,
 tuha peut;
 sekretaris mukim;
 ulama, cendekiawan dan tokoh adat lainnya yang relevan.
Terdapat beberapa metode dan pola penyelesaian sengketa yang dilakukan dalam penyelesaian
setiap perkara yang terjadi di dalam masyarakat adat, antara lain yaitu[5]:
1. Penyelesaian secara personal, yaitu penyelesaian yang dilaksanakan secara pribadi oleh
tokoh masyarakat berdasarkan kepercayaan para pihak tanpa melibatkan komponen lain.
2. Penyelesaian melalui pihak keluarga, yaitu penyelesaian yang dilakukan dengan
pendekatan pihak keluarga dari pihak yang bersengketa yang biasanya mempunyai
hubungan yang masih dekat.
3. Duek ureung tuha, yaitu musyawarah terbatas para tokoh masyarakat untuk menyelesaikan
sengketa berdasarkan laporan para pihak.
4. Penyelesaian melalui Lembaga Adat Keujreun Blang, yaitu penyelesaian yang
dilaksanakan oleh keujreun terhadap berbagai sengketa, baik berdasarkan laporan dari para
pihak atau tidak.
5. Penyelesaian melalui Peradilan Gampong, yaitu peradilan adat yang diikuti oleh perangkat
gampong untuk penyelesaian sengketa yang dilaksanakan di meunasah atau mesjid.
6. Penyelesaian melalui Peradilan Mukim, yaitu peradilan adat yang diikuti oleh perangkat
mukim untuk menyelesaikan sengketa yang diajukan oleh para pihak karena tidak puas
terhadap putusan peradilan gampong.
Tempat Pelaksanaan dalam penyelesaian secara adat seperti tersebut didalam Pasal 14 ayat 4
Qanun no. 9 tahun 2008 yaitu:
Sidang musyawarah penyelesaian sengketa/perselisihan dilaksanakan :
 di Meunasah pada tingkat Gampong,
 di Mesjid pada tingkat Mukim atau tempat-tempat lain yang ditunjuk oleh Keuchik atau
Imeum Mukim.
 di Balee Nelayan untuk penyelesaian sengketa laoet.
C. Prosesi Penyelesaian Adat
 ◦ membawa kain putih, sebagai simbol kedamaian dan kesucian
 ◦ membawa biaya( ganti rugi / biaya pengobatan ) bila pesakitan mengeluarkan darah
 ◦ membawa bu lukat ( nasi ketan ) yang besar hidangnya sesuai dengan kesalahan
 ◦ membawa kambing untuk acara khanduri ( menurut tingkat kesalahan )
 ◦ peusijuek kepada pihak bersengketa
 ◦ memberikan kata-kata nasehat
 ◦ bermaaf-maafan/ berjabat tangan pihak sengketa
 ◦ membuat surat penyelesaian/ perdamaian adat
 ◦ do’a
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyelesaian terhadap suatu perkara dalam hukum adat merupakan penyelesaian perkara yang
sangat efektive jika di tinjau secara social. Artinya, kemungkinan untuk selesai dalam suatu
perkara sangatlah besar. Hal ini karena masyarakat kita sudah terbiasa dengan hukum adat yang
berlaku dibandingkan dengan hukum positif. Selain biaya murah juga tidak meripotkan. Artinya
tidak perlu memikirkan procedure yang sangat membigungkan.
Di aceh sendiri telah ada lembaga adat yang disahkan oleh pemerintah. Ini merupakan langkah
awal dalam mengembangkan kembali hukum adat yang telah lama pudar dimasyarakat kita.
Landasan hukumnya antara lain:
1. Perda NAD (Naggroe Aceh Darussalam) No. 7 tahun 2000
2. Qanun PA (Pemerintahan Aceh) No. 9 tahun 2008
3. UU No. 11 tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh
Dalam pelaksanaan penyelesaian secara adat ada 6 pola, ada tingkatan-tingkatan ataupun bertahap
dalam proses penyelesaiannya dan ada sanksi secara adat yang diberikan oleh masyarakat.
Misalnya di tingkat keuchik, kemudian, tuha peut, kemudian mukim sebagai temapat penyelesaian
terakhir dalam adat. Waktu yang diberikan dalam semua tingakatan oleh pemerintah adalah 1
bulan. Dan apabila perkara tersebut tidak selesai secara adat maka akan diambil oleh pihak yang
berwenang untuk menyelesaikan perkara tersebut secara hukum positif.
DAFTAR PUSTAKA
Badruzzaman, ismail, 2003. Bunga Rampai Hukum Adat. Banda Aceh: CV Gua Hira
Sudar, Sano. 1999. Kamus Hukum. Jakarta: Rineka Cipta,
Soerjono, Soekanto. 1986. Kedudukan Kepala Desa Sebagai Hakim Perdamaian. Jakarta: CV.
Rajawali
Ter,Haar.1960.asas-asas dan susunan hukum adat, Jakarta: Pradiya Pramita
Gawing,Laurensius. Majalah forum. Peradilan Adat : KeadilanYang Ternafikan
TAQWADDIN. 2009. Bahan diskusi pada Training untukTuha Peut , diselenggarakan
oleh Yayasan Rumpun Bambu Indonesia. Banda Aceh.
Soekanto, Soerjono.1970. Kedudukan dan Peranan Hukum Adat di Indonesia. Jakarta: Kurnia
Esa.
Perda NAD (Naggroe Aceh Darussalam) No. 7 tahun 2000
Qanun PA (Pemerintahan Aceh) No. 9 tahun 2008
UU No. 11 tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh
Www.Idlo.Int
________________________________
[1] H. badruzzaman ismail. Bunga rampai hukum adat. Banda aceh. 20003. Hlm. 1
[2] Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 11 tahun 1984 tentang Pembinaan dan
Pengembangan Adat istiadat di Tingkat Desa/Kelurahan,
[3] Perda no. 7 tahun 2000 pasal. 10 “Aparat penegak hukum memberi kesempatan terlebih
dahulu kepada geuchik dan imum mukim untuk menyelesaikan sengketa-sengketa atau
perselisihan di gampong atau mukim masing-masing.”
[4] Ahmadi Hasan, Penyelesaian Sengketa Hukum Berdasarkan Adat Badamai Pada Masyarakat
Banjar dalam Kerangka Sistem Hukum Nasional, Disertasi pada Program Doktor Ilmu Hukum
Pasasarjana Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, Tahun 2007.
[5] Dari hasil resume penelitian tentang Penerapan Alternative Dispute Resolution Berbasis
Hukum Adat pada Lembaga Adat Keujreun Blang di Kabupaten Aceh Besar hasil kerjasama
antara Pusat Kajian Pendidikan dan Masyarakat (PKPM) dan Satker BRR-Pengembangan
Sarpras Hukum NAD-Nias, (www. Idlo.int)

More Related Content

What's hot

Powerpoint Natal
Powerpoint NatalPowerpoint Natal
Powerpoint Natal
bernatony
 
Ppt RANGKUMAN MATERI ASEAN
Ppt RANGKUMAN MATERI ASEANPpt RANGKUMAN MATERI ASEAN
Ppt RANGKUMAN MATERI ASEAN
Puzo L
 
Biografi sultan hasanuddin
Biografi sultan hasanuddinBiografi sultan hasanuddin
Biografi sultan hasanuddin
Ian Alfian
 
Perlawanan terhadap pemerintah kolonial belanda
Perlawanan terhadap pemerintah kolonial belandaPerlawanan terhadap pemerintah kolonial belanda
Perlawanan terhadap pemerintah kolonial belanda
Nazrizza Alba
 
45 butir pancasila
45 butir pancasila45 butir pancasila
45 butir pancasila
Adriansa Sulaiman
 
Kebudayaan Bali dan Nusa Tenggara
Kebudayaan Bali dan Nusa TenggaraKebudayaan Bali dan Nusa Tenggara
Kebudayaan Bali dan Nusa Tenggara
wahyu candika
 
Artikel bahasa inggris
Artikel bahasa inggrisArtikel bahasa inggris
Artikel bahasa inggris
Warnet Raha
 
Akademi Desa 4.0
Akademi Desa 4.0Akademi Desa 4.0
Akademi Desa 4.0
Akademi Desa 4.0
 
Membangun persaudaraan sejati
Membangun persaudaraan sejatiMembangun persaudaraan sejati
Membangun persaudaraan sejati
Nestor Lahewa
 
Modul Wawasan Kebangsaan Golongan III K1/K2 Tahun 2018
Modul Wawasan Kebangsaan Golongan III K1/K2 Tahun 2018Modul Wawasan Kebangsaan Golongan III K1/K2 Tahun 2018
Modul Wawasan Kebangsaan Golongan III K1/K2 Tahun 2018
Eko Supriyadi
 
Makalah PPKN tentang KEMERDEKAAN BERAGAMA DAN BERKEPERCAYAAN SERTA SISTEM PER...
Makalah PPKN tentang KEMERDEKAAN BERAGAMA DAN BERKEPERCAYAAN SERTA SISTEM PER...Makalah PPKN tentang KEMERDEKAAN BERAGAMA DAN BERKEPERCAYAAN SERTA SISTEM PER...
Makalah PPKN tentang KEMERDEKAAN BERAGAMA DAN BERKEPERCAYAAN SERTA SISTEM PER...
rizkiwirsa
 
Bhinneka Tunggal Ika.ppt
Bhinneka Tunggal Ika.pptBhinneka Tunggal Ika.ppt
Bhinneka Tunggal Ika.ppt
SeptiaRini14
 
01 salinan sk penetapan sekolah k13 mandiri (1)
01 salinan sk penetapan sekolah k13 mandiri (1)01 salinan sk penetapan sekolah k13 mandiri (1)
01 salinan sk penetapan sekolah k13 mandiri (1)
punkdick
 
DAMPAK PENJAJAHAN.pptx
DAMPAK PENJAJAHAN.pptxDAMPAK PENJAJAHAN.pptx
DAMPAK PENJAJAHAN.pptx
taryadi faqot
 
Perlawanan rakyat menentang kolonialisme barat
Perlawanan rakyat menentang kolonialisme baratPerlawanan rakyat menentang kolonialisme barat
Perlawanan rakyat menentang kolonialisme barat
Suci Mairoza Sya
 
Kerjasama antar umat beragama, membangun persaudaraan sejati
Kerjasama antar umat beragama, membangun persaudaraan sejatiKerjasama antar umat beragama, membangun persaudaraan sejati
Kerjasama antar umat beragama, membangun persaudaraan sejati
Elsa Lopez
 
PPT BUNDA PAUD.pptx
PPT BUNDA PAUD.pptxPPT BUNDA PAUD.pptx
PPT BUNDA PAUD.pptx
atokftcp
 
Hakikat negara kesatuan republik indonesia
Hakikat negara kesatuan republik indonesiaHakikat negara kesatuan republik indonesia
Hakikat negara kesatuan republik indonesia
Bonadea Visakha
 
MATERI PBB
MATERI PBBMATERI PBB
MATERI PBB
chairinnisaf
 
Bab14
Bab14Bab14

What's hot (20)

Powerpoint Natal
Powerpoint NatalPowerpoint Natal
Powerpoint Natal
 
Ppt RANGKUMAN MATERI ASEAN
Ppt RANGKUMAN MATERI ASEANPpt RANGKUMAN MATERI ASEAN
Ppt RANGKUMAN MATERI ASEAN
 
Biografi sultan hasanuddin
Biografi sultan hasanuddinBiografi sultan hasanuddin
Biografi sultan hasanuddin
 
Perlawanan terhadap pemerintah kolonial belanda
Perlawanan terhadap pemerintah kolonial belandaPerlawanan terhadap pemerintah kolonial belanda
Perlawanan terhadap pemerintah kolonial belanda
 
45 butir pancasila
45 butir pancasila45 butir pancasila
45 butir pancasila
 
Kebudayaan Bali dan Nusa Tenggara
Kebudayaan Bali dan Nusa TenggaraKebudayaan Bali dan Nusa Tenggara
Kebudayaan Bali dan Nusa Tenggara
 
Artikel bahasa inggris
Artikel bahasa inggrisArtikel bahasa inggris
Artikel bahasa inggris
 
Akademi Desa 4.0
Akademi Desa 4.0Akademi Desa 4.0
Akademi Desa 4.0
 
Membangun persaudaraan sejati
Membangun persaudaraan sejatiMembangun persaudaraan sejati
Membangun persaudaraan sejati
 
Modul Wawasan Kebangsaan Golongan III K1/K2 Tahun 2018
Modul Wawasan Kebangsaan Golongan III K1/K2 Tahun 2018Modul Wawasan Kebangsaan Golongan III K1/K2 Tahun 2018
Modul Wawasan Kebangsaan Golongan III K1/K2 Tahun 2018
 
Makalah PPKN tentang KEMERDEKAAN BERAGAMA DAN BERKEPERCAYAAN SERTA SISTEM PER...
Makalah PPKN tentang KEMERDEKAAN BERAGAMA DAN BERKEPERCAYAAN SERTA SISTEM PER...Makalah PPKN tentang KEMERDEKAAN BERAGAMA DAN BERKEPERCAYAAN SERTA SISTEM PER...
Makalah PPKN tentang KEMERDEKAAN BERAGAMA DAN BERKEPERCAYAAN SERTA SISTEM PER...
 
Bhinneka Tunggal Ika.ppt
Bhinneka Tunggal Ika.pptBhinneka Tunggal Ika.ppt
Bhinneka Tunggal Ika.ppt
 
01 salinan sk penetapan sekolah k13 mandiri (1)
01 salinan sk penetapan sekolah k13 mandiri (1)01 salinan sk penetapan sekolah k13 mandiri (1)
01 salinan sk penetapan sekolah k13 mandiri (1)
 
DAMPAK PENJAJAHAN.pptx
DAMPAK PENJAJAHAN.pptxDAMPAK PENJAJAHAN.pptx
DAMPAK PENJAJAHAN.pptx
 
Perlawanan rakyat menentang kolonialisme barat
Perlawanan rakyat menentang kolonialisme baratPerlawanan rakyat menentang kolonialisme barat
Perlawanan rakyat menentang kolonialisme barat
 
Kerjasama antar umat beragama, membangun persaudaraan sejati
Kerjasama antar umat beragama, membangun persaudaraan sejatiKerjasama antar umat beragama, membangun persaudaraan sejati
Kerjasama antar umat beragama, membangun persaudaraan sejati
 
PPT BUNDA PAUD.pptx
PPT BUNDA PAUD.pptxPPT BUNDA PAUD.pptx
PPT BUNDA PAUD.pptx
 
Hakikat negara kesatuan republik indonesia
Hakikat negara kesatuan republik indonesiaHakikat negara kesatuan republik indonesia
Hakikat negara kesatuan republik indonesia
 
MATERI PBB
MATERI PBBMATERI PBB
MATERI PBB
 
Bab14
Bab14Bab14
Bab14
 

Similar to Penyelesaian perselisihan dalam hukum adat aceh

Adat nias
Adat niasAdat nias
Adat nias
Dali Telaumbanua
 
Sikap kritis terhadap perundang-undangan yang tidak mengakomodasi aspirasi ma...
Sikap kritis terhadap perundang-undangan yang tidak mengakomodasi aspirasi ma...Sikap kritis terhadap perundang-undangan yang tidak mengakomodasi aspirasi ma...
Sikap kritis terhadap perundang-undangan yang tidak mengakomodasi aspirasi ma...
Ratna Melati
 
Perkembangan Pelaksanaan Sanksi Adat Dalam Masyarakat Kota Bengkulu
Perkembangan Pelaksanaan Sanksi Adat Dalam Masyarakat Kota BengkuluPerkembangan Pelaksanaan Sanksi Adat Dalam Masyarakat Kota Bengkulu
Perkembangan Pelaksanaan Sanksi Adat Dalam Masyarakat Kota Bengkulu
Fitriani Az-zahra
 
RESUME MODULE 6.docx
RESUME MODULE 6.docxRESUME MODULE 6.docx
RESUME MODULE 6.docx
ratihmila211
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
FitryII
 
Buku Sosialisasi Desa Sadar Hukum Fix.pptx
Buku Sosialisasi Desa Sadar Hukum Fix.pptxBuku Sosialisasi Desa Sadar Hukum Fix.pptx
Buku Sosialisasi Desa Sadar Hukum Fix.pptx
BataraSimbolon3
 
Buku Sosialisasi Desa Sadar Hukum Fix.pptx
Buku Sosialisasi Desa Sadar Hukum Fix.pptxBuku Sosialisasi Desa Sadar Hukum Fix.pptx
Buku Sosialisasi Desa Sadar Hukum Fix.pptx
BataraSimbolon3
 
Sistem Hukum di Indonesia.ppt
Sistem Hukum di Indonesia.pptSistem Hukum di Indonesia.ppt
Sistem Hukum di Indonesia.ppt
ProfesorSaran
 
Pidana adat tinjauan kasus adat di bali
Pidana adat tinjauan kasus adat di baliPidana adat tinjauan kasus adat di bali
Pidana adat tinjauan kasus adat di bali
Mar Tunis
 
Sikap positif terhadap konstitusi negara
Sikap positif terhadap konstitusi negaraSikap positif terhadap konstitusi negara
Sikap positif terhadap konstitusi negara
Luthfiyanti Nazhar
 
herefvndsjhc dmcmnjfjhnvhfvjhdjcmnsxnjjw mdne
herefvndsjhc dmcmnjfjhnvhfvjhdjcmnsxnjjw mdneherefvndsjhc dmcmnjfjhnvhfvjhdjcmnsxnjjw mdne
herefvndsjhc dmcmnjfjhnvhfvjhdjcmnsxnjjw mdne
Estyskr
 
MAKALAH KODRIYAH.docx
MAKALAH KODRIYAH.docxMAKALAH KODRIYAH.docx
MAKALAH KODRIYAH.docx
lenytrisusilo
 
DINAMIKA PELANGGARAN HUKUM.docx
DINAMIKA PELANGGARAN HUKUM.docxDINAMIKA PELANGGARAN HUKUM.docx
DINAMIKA PELANGGARAN HUKUM.docx
lenytrisusilo
 
SIstem Hukum Indonesia
SIstem Hukum IndonesiaSIstem Hukum Indonesia
SIstem Hukum Indonesia
feggyernes
 
Alternatif penyelesaian sengekata waris melalui mediasi pada mahkamah syar
Alternatif penyelesaian sengekata waris melalui mediasi pada mahkamah syarAlternatif penyelesaian sengekata waris melalui mediasi pada mahkamah syar
Alternatif penyelesaian sengekata waris melalui mediasi pada mahkamah syar
UlulAzmiFunna
 
Sistem hukum dan peradilan
Sistem hukum dan peradilanSistem hukum dan peradilan
Sistem hukum dan peradilan
Poetra Poernama
 
Norma
NormaNorma

Similar to Penyelesaian perselisihan dalam hukum adat aceh (20)

Adat nias
Adat niasAdat nias
Adat nias
 
Sikap kritis terhadap perundang-undangan yang tidak mengakomodasi aspirasi ma...
Sikap kritis terhadap perundang-undangan yang tidak mengakomodasi aspirasi ma...Sikap kritis terhadap perundang-undangan yang tidak mengakomodasi aspirasi ma...
Sikap kritis terhadap perundang-undangan yang tidak mengakomodasi aspirasi ma...
 
Perkembangan Pelaksanaan Sanksi Adat Dalam Masyarakat Kota Bengkulu
Perkembangan Pelaksanaan Sanksi Adat Dalam Masyarakat Kota BengkuluPerkembangan Pelaksanaan Sanksi Adat Dalam Masyarakat Kota Bengkulu
Perkembangan Pelaksanaan Sanksi Adat Dalam Masyarakat Kota Bengkulu
 
RESUME MODULE 6.docx
RESUME MODULE 6.docxRESUME MODULE 6.docx
RESUME MODULE 6.docx
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Buku Sosialisasi Desa Sadar Hukum Fix.pptx
Buku Sosialisasi Desa Sadar Hukum Fix.pptxBuku Sosialisasi Desa Sadar Hukum Fix.pptx
Buku Sosialisasi Desa Sadar Hukum Fix.pptx
 
Buku Sosialisasi Desa Sadar Hukum Fix.pptx
Buku Sosialisasi Desa Sadar Hukum Fix.pptxBuku Sosialisasi Desa Sadar Hukum Fix.pptx
Buku Sosialisasi Desa Sadar Hukum Fix.pptx
 
Antropologi hukum umk cabang raha
Antropologi hukum umk cabang rahaAntropologi hukum umk cabang raha
Antropologi hukum umk cabang raha
 
Sistem Hukum di Indonesia.ppt
Sistem Hukum di Indonesia.pptSistem Hukum di Indonesia.ppt
Sistem Hukum di Indonesia.ppt
 
Pidana adat tinjauan kasus adat di bali
Pidana adat tinjauan kasus adat di baliPidana adat tinjauan kasus adat di bali
Pidana adat tinjauan kasus adat di bali
 
Sikap positif terhadap konstitusi negara
Sikap positif terhadap konstitusi negaraSikap positif terhadap konstitusi negara
Sikap positif terhadap konstitusi negara
 
herefvndsjhc dmcmnjfjhnvhfvjhdjcmnsxnjjw mdne
herefvndsjhc dmcmnjfjhnvhfvjhdjcmnsxnjjw mdneherefvndsjhc dmcmnjfjhnvhfvjhdjcmnsxnjjw mdne
herefvndsjhc dmcmnjfjhnvhfvjhdjcmnsxnjjw mdne
 
MAKALAH KODRIYAH.docx
MAKALAH KODRIYAH.docxMAKALAH KODRIYAH.docx
MAKALAH KODRIYAH.docx
 
Legislasi dprd
Legislasi dprdLegislasi dprd
Legislasi dprd
 
DINAMIKA PELANGGARAN HUKUM.docx
DINAMIKA PELANGGARAN HUKUM.docxDINAMIKA PELANGGARAN HUKUM.docx
DINAMIKA PELANGGARAN HUKUM.docx
 
SIstem Hukum Indonesia
SIstem Hukum IndonesiaSIstem Hukum Indonesia
SIstem Hukum Indonesia
 
Alternatif penyelesaian sengekata waris melalui mediasi pada mahkamah syar
Alternatif penyelesaian sengekata waris melalui mediasi pada mahkamah syarAlternatif penyelesaian sengekata waris melalui mediasi pada mahkamah syar
Alternatif penyelesaian sengekata waris melalui mediasi pada mahkamah syar
 
Sistem hukum dan peradilan
Sistem hukum dan peradilanSistem hukum dan peradilan
Sistem hukum dan peradilan
 
Norma
NormaNorma
Norma
 
Pp sikap yg sesuai dgn hukum
Pp sikap yg sesuai dgn hukumPp sikap yg sesuai dgn hukum
Pp sikap yg sesuai dgn hukum
 

Recently uploaded

Materi lokmin klaster 4 puskesmas gajah 1
Materi lokmin klaster 4 puskesmas gajah 1Materi lokmin klaster 4 puskesmas gajah 1
Materi lokmin klaster 4 puskesmas gajah 1
RizkyAji15
 
template undangan Walimatul Khitan 2 seri.docx
template undangan Walimatul Khitan 2 seri.docxtemplate undangan Walimatul Khitan 2 seri.docx
template undangan Walimatul Khitan 2 seri.docx
ansproduction72
 
JAWABAN PMM. guru kemendikbud tahun pelajaran 2024
JAWABAN PMM. guru kemendikbud tahun pelajaran 2024JAWABAN PMM. guru kemendikbud tahun pelajaran 2024
JAWABAN PMM. guru kemendikbud tahun pelajaran 2024
TeguhWinarno6
 
pemenuhan SKP dokter 552024 surabaya.pdf
pemenuhan SKP dokter 552024 surabaya.pdfpemenuhan SKP dokter 552024 surabaya.pdf
pemenuhan SKP dokter 552024 surabaya.pdf
fuji226200
 
Bahan_Ajar_Pelatihan Inda SKLNP_Tahunan_2024-1.pptx
Bahan_Ajar_Pelatihan Inda SKLNP_Tahunan_2024-1.pptxBahan_Ajar_Pelatihan Inda SKLNP_Tahunan_2024-1.pptx
Bahan_Ajar_Pelatihan Inda SKLNP_Tahunan_2024-1.pptx
dwiagus41
 
PPT PERTEMUAN VALIDASI DAN EVALUASI USIA PRODUKTIF DAN LANSIA.ppt
PPT PERTEMUAN VALIDASI DAN EVALUASI USIA PRODUKTIF DAN LANSIA.pptPPT PERTEMUAN VALIDASI DAN EVALUASI USIA PRODUKTIF DAN LANSIA.ppt
PPT PERTEMUAN VALIDASI DAN EVALUASI USIA PRODUKTIF DAN LANSIA.ppt
WewikAyuPrimaDewi
 
CONTOH CATATAN OBSERVASI KEPALA SEKOLAH.docx
CONTOH CATATAN OBSERVASI KEPALA SEKOLAH.docxCONTOH CATATAN OBSERVASI KEPALA SEKOLAH.docx
CONTOH CATATAN OBSERVASI KEPALA SEKOLAH.docx
WagKuza
 
Tugas DIT Supervisor K3 - Sidik Permana Putra.pptx
Tugas DIT Supervisor K3 - Sidik Permana Putra.pptxTugas DIT Supervisor K3 - Sidik Permana Putra.pptx
Tugas DIT Supervisor K3 - Sidik Permana Putra.pptx
SunakonSulistya
 
PPT TAP KEL 3.pptx model pembelajaran ahir
PPT TAP KEL 3.pptx model pembelajaran ahirPPT TAP KEL 3.pptx model pembelajaran ahir
PPT TAP KEL 3.pptx model pembelajaran ahir
yardsport
 
Presentasi Luring (8JP)_ Refleksi Tahunan (1).pptx
Presentasi Luring (8JP)_ Refleksi Tahunan  (1).pptxPresentasi Luring (8JP)_ Refleksi Tahunan  (1).pptx
Presentasi Luring (8JP)_ Refleksi Tahunan (1).pptx
muhammadfauzi951
 
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay..."Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...
Muhammad Nur Hadi
 
Materi pokok dan media pembelajaran ekosistem ipa
Materi pokok dan media pembelajaran ekosistem ipaMateri pokok dan media pembelajaran ekosistem ipa
Materi pokok dan media pembelajaran ekosistem ipa
sarahshintia630
 

Recently uploaded (12)

Materi lokmin klaster 4 puskesmas gajah 1
Materi lokmin klaster 4 puskesmas gajah 1Materi lokmin klaster 4 puskesmas gajah 1
Materi lokmin klaster 4 puskesmas gajah 1
 
template undangan Walimatul Khitan 2 seri.docx
template undangan Walimatul Khitan 2 seri.docxtemplate undangan Walimatul Khitan 2 seri.docx
template undangan Walimatul Khitan 2 seri.docx
 
JAWABAN PMM. guru kemendikbud tahun pelajaran 2024
JAWABAN PMM. guru kemendikbud tahun pelajaran 2024JAWABAN PMM. guru kemendikbud tahun pelajaran 2024
JAWABAN PMM. guru kemendikbud tahun pelajaran 2024
 
pemenuhan SKP dokter 552024 surabaya.pdf
pemenuhan SKP dokter 552024 surabaya.pdfpemenuhan SKP dokter 552024 surabaya.pdf
pemenuhan SKP dokter 552024 surabaya.pdf
 
Bahan_Ajar_Pelatihan Inda SKLNP_Tahunan_2024-1.pptx
Bahan_Ajar_Pelatihan Inda SKLNP_Tahunan_2024-1.pptxBahan_Ajar_Pelatihan Inda SKLNP_Tahunan_2024-1.pptx
Bahan_Ajar_Pelatihan Inda SKLNP_Tahunan_2024-1.pptx
 
PPT PERTEMUAN VALIDASI DAN EVALUASI USIA PRODUKTIF DAN LANSIA.ppt
PPT PERTEMUAN VALIDASI DAN EVALUASI USIA PRODUKTIF DAN LANSIA.pptPPT PERTEMUAN VALIDASI DAN EVALUASI USIA PRODUKTIF DAN LANSIA.ppt
PPT PERTEMUAN VALIDASI DAN EVALUASI USIA PRODUKTIF DAN LANSIA.ppt
 
CONTOH CATATAN OBSERVASI KEPALA SEKOLAH.docx
CONTOH CATATAN OBSERVASI KEPALA SEKOLAH.docxCONTOH CATATAN OBSERVASI KEPALA SEKOLAH.docx
CONTOH CATATAN OBSERVASI KEPALA SEKOLAH.docx
 
Tugas DIT Supervisor K3 - Sidik Permana Putra.pptx
Tugas DIT Supervisor K3 - Sidik Permana Putra.pptxTugas DIT Supervisor K3 - Sidik Permana Putra.pptx
Tugas DIT Supervisor K3 - Sidik Permana Putra.pptx
 
PPT TAP KEL 3.pptx model pembelajaran ahir
PPT TAP KEL 3.pptx model pembelajaran ahirPPT TAP KEL 3.pptx model pembelajaran ahir
PPT TAP KEL 3.pptx model pembelajaran ahir
 
Presentasi Luring (8JP)_ Refleksi Tahunan (1).pptx
Presentasi Luring (8JP)_ Refleksi Tahunan  (1).pptxPresentasi Luring (8JP)_ Refleksi Tahunan  (1).pptx
Presentasi Luring (8JP)_ Refleksi Tahunan (1).pptx
 
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay..."Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...
 
Materi pokok dan media pembelajaran ekosistem ipa
Materi pokok dan media pembelajaran ekosistem ipaMateri pokok dan media pembelajaran ekosistem ipa
Materi pokok dan media pembelajaran ekosistem ipa
 

Penyelesaian perselisihan dalam hukum adat aceh

  • 1. Penyelesaian Perselisihan Dalam Hukum Adat Aceh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ada beberapa hal yang perlu pengkajian ulang dalam sistem hukum indonesia. Misalnya saja dalam hal penyelesaian perkara yang kadang-kadang tidak efektif bagi masayarakt sekitar. Selalu saj ada kendala yang dihadapi oleh masyarakt. Mulai dari ketidaktahuan mareka terhadap hukum positif juga karena rumitnya procedure dan banyaknya biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat itu sendiri. Sehingga tidak efektive dan fleksiblenya suatu pelaksanaan hukum. Dengan berbagai alasan diatas telah membuat masyarakat berpaling kepada hukum yang menjadi kebiasaan mareka dalam menyelesaikan perkara mareka yakni hukum adat yang mareka kenal. Apalagi sekarang telah adanya undang-undang yang mengatur tentang lembaga adat dan penyelesaian secara adat. Kita warga Aceh perlu bersyukur dengan di akuinya hukum adat di dalam struktur undang-undang dan pemerintahan. Walaupun lembaga adat yang di akui tidak berperan penuh dalam suatu perkara. Misalnya saja penyelesaian suatu perkara pidana, yang kemungkinan besar tidak dapat diselesaikan secara adat. Karena tidak semuanaydapat diselesaikan dengan cara hukum adat. Dan keterbatasan dari pada waktu penyelesaian terhadap suatu perkara. Di dalam makalah ini, kami mencoba membahas mulai dari teori sampai kepada teknis cara penyelesaian perkara pidana dalam hukum adat Aceh, serta sanksi yang diberikan kepada pelanggar hukum adat. Kami tidak melakukan perbandingan dengan hukum adat lainnya karena hampir keseluruhan hukum adat sama sistemnya. Misalnya saja semua hukum adat sepakat dengan sistem musyawarah. Walaupun ada perbedaan secara teknis dari setiap hukum adat yang berlaku di Indonesia.
  • 2. BAB II PEMBAHASAN A. Hukum Adat Hukum adat sama dengan hukum lainnya yang hidup dan berkembang didalam masyarakat. Hukum adat merupakan panutan dan implementasi sikap atau watak (geist) dari praktek sehari- hari dalam tatanan kehidupan masyarakat yang lebih bersifat etnis atau kelompok masyarakat dalam suatu negara. Sifat dan bentuknya bernuansa tradisional dan pada dasarnya tidak tertulis serta bersumber dari adat istiadat atau kebiasaan mareka sendiri. [1] Seperti halnya hukum adat yang berlaku di seluruh Indonesia khususnya aceh. Hukum tersebut berkembang di dalam tatanan kehidupan orang aceh, yang tentunya berbeda adat istiadatnya dengan hukum adat yang berada di wilayah Indonesia yang lain. Kita patut bergembira karena Hukum adat di aceh telah menampakkan perkembangan, walaupun prakteknya dalam kehidupan sehari-hari masih sangat tidak sesuai dengan yang diharapkan. Namun, Aceh telah mempunyai wewenang didalam konstitusi[2] artinya hukum adat yang berlaku di Aceh telah mendapatkan pengakuan dari pemerintah. Walaupun letak hukum adat aceh tidak setara dengan hukum positif, akan tetapi aceh di berikan kesempatan kepada aparatur hukum adat untuk menyelesaikan perkara dalam jangka waktu 1 bulan. [3] Hukum adat merupakan alternative yang sangat efektive bagi masyarakat setempat terutama aceh. Ada tiga penyebab utama dipergunakannya cara non-ligitas dalam penyelesaian sengketa terutama Penyelesaiannya di luar pengadilan dengan cara perdamaian. Pertama,di Indonesia tata cara penyelesaian sengketa damai telah lama dan biasa dipakai oleh masyarakat Indonesia.[4] Hal ini dapat dilihat dari hukum adat yang menempatkan kepala adat sebagai penengah dan memberi putusan adat bagi sengketa di antara warga. Kedua, adanya ketidakpuasaan atas penyelesaian perkara melalui pengadilan, seperti mahalnya ongkos perkara, lamanya waktu dan rumitnya beracara, maka berbagai negara di dunia termasuk Indonesia mulai berpaling kepada penyelesaian perkara secara non ligitimasi di luar pengadilan. Ketiga, pada masyarakat Indonesia (Aceh) terdapat kecenderungan menyelesaikan sengketa dengan cara adat Sebagai sarana penyelesaian sengketa hukum nonligitasi sampai saat ini masih efektif, walaupun tidak sepenuhnya baik dalam aspek perdata maupun aspek pidana.
  • 3. B. Penyelesaian Perselisihan Dalam Adat Aceh Sengketa atau perselisihan adat Menurut Qanun no. 9 tahun 2008, meliputi: 1. perselisihan dalam rumah tangga; 2. sengketa antara keluarga yang berkaitan dengan faraidh; 3. perselisihan antar warga; 4. khalwat meusum; 5. perselisihan tentang hak milik; 6. pencurian dalam keluarga (pencurian ringan); 7. Perselisihan harta sehareukat, 8. pencurian ringan; 9. pencurian ternak peliharaan; 10. pelanggaran adat tentang ternak, pertanian, dan hutan; 11. persengketaan di laut; 12. persengketaan di pasar; 13. penganiayaan ringan; 14. pembakaran hutan (dalam skala kecil yang merugikan komunitas adat); 15. pelecehan, fitnah, hasut, dan pencemaran nama baik; 16. pencemaran lingkungan (skala ringan); 17. ancam mengancam (tergantung dari jenis ancaman); dan 18. perselisihan-perselisihan lain yang melanggar adat dan adat istiadat. Sedangkan jenis sanksi yang diberikan kepada pelanggar hukum adat dalam Pasal 16 Qanun no. 9 tahun 2008 tentang Jenis-jenis Sanksi Adat antara lain: 1. nasehat; 2. teguran; 3. pernyataan maaf; 4. sayam; (semacam peusijuek) 5. diyat; 6. denda; 7. ganti kerugian; 8. dikucilkan oleh masyarakat gampong; 9. dikeluarkan dari masyarakat gampong;
  • 4. 10. pencabutan gelar adat; dan bentuk sanksi lainnya sesuai dengan adat setempat Sedangkan menurut perda no. 7 tahun 2000 pasal 19 menyebutkan sanksi yang diberikan juga sama dengan yang tersebut di dalam qanun di atas. Dalam pelaksanaan atau dalam mengadili pelanggar hukum adat tidak boleh sembarangan orang ada orang-orang yang ditunjuk sendiri atau ada heirarki sendiri dalam hukum adat, yaitu Pelaksana Penyelesaian Sengketa Adat di Gampong atau Mukim. Para pelaksana tersebut yaitu:  Keuchik;  imeum meunasah;  tuha peut;  sekretaris gampong;  ulama, cendekiawan dan tokoh adat lainnya yang relevan  imeum mukim;  imeum chik,  tuha peut;  sekretaris mukim;  ulama, cendekiawan dan tokoh adat lainnya yang relevan. Terdapat beberapa metode dan pola penyelesaian sengketa yang dilakukan dalam penyelesaian setiap perkara yang terjadi di dalam masyarakat adat, antara lain yaitu[5]: 1. Penyelesaian secara personal, yaitu penyelesaian yang dilaksanakan secara pribadi oleh tokoh masyarakat berdasarkan kepercayaan para pihak tanpa melibatkan komponen lain. 2. Penyelesaian melalui pihak keluarga, yaitu penyelesaian yang dilakukan dengan pendekatan pihak keluarga dari pihak yang bersengketa yang biasanya mempunyai hubungan yang masih dekat. 3. Duek ureung tuha, yaitu musyawarah terbatas para tokoh masyarakat untuk menyelesaikan sengketa berdasarkan laporan para pihak. 4. Penyelesaian melalui Lembaga Adat Keujreun Blang, yaitu penyelesaian yang dilaksanakan oleh keujreun terhadap berbagai sengketa, baik berdasarkan laporan dari para pihak atau tidak. 5. Penyelesaian melalui Peradilan Gampong, yaitu peradilan adat yang diikuti oleh perangkat gampong untuk penyelesaian sengketa yang dilaksanakan di meunasah atau mesjid.
  • 5. 6. Penyelesaian melalui Peradilan Mukim, yaitu peradilan adat yang diikuti oleh perangkat mukim untuk menyelesaikan sengketa yang diajukan oleh para pihak karena tidak puas terhadap putusan peradilan gampong. Tempat Pelaksanaan dalam penyelesaian secara adat seperti tersebut didalam Pasal 14 ayat 4 Qanun no. 9 tahun 2008 yaitu: Sidang musyawarah penyelesaian sengketa/perselisihan dilaksanakan :  di Meunasah pada tingkat Gampong,  di Mesjid pada tingkat Mukim atau tempat-tempat lain yang ditunjuk oleh Keuchik atau Imeum Mukim.  di Balee Nelayan untuk penyelesaian sengketa laoet. C. Prosesi Penyelesaian Adat  ◦ membawa kain putih, sebagai simbol kedamaian dan kesucian  ◦ membawa biaya( ganti rugi / biaya pengobatan ) bila pesakitan mengeluarkan darah  ◦ membawa bu lukat ( nasi ketan ) yang besar hidangnya sesuai dengan kesalahan  ◦ membawa kambing untuk acara khanduri ( menurut tingkat kesalahan )  ◦ peusijuek kepada pihak bersengketa  ◦ memberikan kata-kata nasehat  ◦ bermaaf-maafan/ berjabat tangan pihak sengketa  ◦ membuat surat penyelesaian/ perdamaian adat  ◦ do’a
  • 6. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Penyelesaian terhadap suatu perkara dalam hukum adat merupakan penyelesaian perkara yang sangat efektive jika di tinjau secara social. Artinya, kemungkinan untuk selesai dalam suatu perkara sangatlah besar. Hal ini karena masyarakat kita sudah terbiasa dengan hukum adat yang berlaku dibandingkan dengan hukum positif. Selain biaya murah juga tidak meripotkan. Artinya tidak perlu memikirkan procedure yang sangat membigungkan. Di aceh sendiri telah ada lembaga adat yang disahkan oleh pemerintah. Ini merupakan langkah awal dalam mengembangkan kembali hukum adat yang telah lama pudar dimasyarakat kita. Landasan hukumnya antara lain: 1. Perda NAD (Naggroe Aceh Darussalam) No. 7 tahun 2000 2. Qanun PA (Pemerintahan Aceh) No. 9 tahun 2008 3. UU No. 11 tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh Dalam pelaksanaan penyelesaian secara adat ada 6 pola, ada tingkatan-tingkatan ataupun bertahap dalam proses penyelesaiannya dan ada sanksi secara adat yang diberikan oleh masyarakat. Misalnya di tingkat keuchik, kemudian, tuha peut, kemudian mukim sebagai temapat penyelesaian terakhir dalam adat. Waktu yang diberikan dalam semua tingakatan oleh pemerintah adalah 1 bulan. Dan apabila perkara tersebut tidak selesai secara adat maka akan diambil oleh pihak yang berwenang untuk menyelesaikan perkara tersebut secara hukum positif.
  • 7. DAFTAR PUSTAKA Badruzzaman, ismail, 2003. Bunga Rampai Hukum Adat. Banda Aceh: CV Gua Hira Sudar, Sano. 1999. Kamus Hukum. Jakarta: Rineka Cipta, Soerjono, Soekanto. 1986. Kedudukan Kepala Desa Sebagai Hakim Perdamaian. Jakarta: CV. Rajawali Ter,Haar.1960.asas-asas dan susunan hukum adat, Jakarta: Pradiya Pramita Gawing,Laurensius. Majalah forum. Peradilan Adat : KeadilanYang Ternafikan TAQWADDIN. 2009. Bahan diskusi pada Training untukTuha Peut , diselenggarakan oleh Yayasan Rumpun Bambu Indonesia. Banda Aceh. Soekanto, Soerjono.1970. Kedudukan dan Peranan Hukum Adat di Indonesia. Jakarta: Kurnia Esa. Perda NAD (Naggroe Aceh Darussalam) No. 7 tahun 2000 Qanun PA (Pemerintahan Aceh) No. 9 tahun 2008 UU No. 11 tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh Www.Idlo.Int ________________________________ [1] H. badruzzaman ismail. Bunga rampai hukum adat. Banda aceh. 20003. Hlm. 1 [2] Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 11 tahun 1984 tentang Pembinaan dan Pengembangan Adat istiadat di Tingkat Desa/Kelurahan, [3] Perda no. 7 tahun 2000 pasal. 10 “Aparat penegak hukum memberi kesempatan terlebih dahulu kepada geuchik dan imum mukim untuk menyelesaikan sengketa-sengketa atau perselisihan di gampong atau mukim masing-masing.” [4] Ahmadi Hasan, Penyelesaian Sengketa Hukum Berdasarkan Adat Badamai Pada Masyarakat Banjar dalam Kerangka Sistem Hukum Nasional, Disertasi pada Program Doktor Ilmu Hukum Pasasarjana Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, Tahun 2007. [5] Dari hasil resume penelitian tentang Penerapan Alternative Dispute Resolution Berbasis Hukum Adat pada Lembaga Adat Keujreun Blang di Kabupaten Aceh Besar hasil kerjasama antara Pusat Kajian Pendidikan dan Masyarakat (PKPM) dan Satker BRR-Pengembangan Sarpras Hukum NAD-Nias, (www. Idlo.int)