Dokumen tersebut merupakan kebijakan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Klungkung yang menjelaskan tugas dan fungsi Kementerian Agama dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agama serta visi dan misi Kementerian Agama untuk membangun masyarakat yang saleh, moderat dan berkepribadian. Dokumen tersebut juga menjelaskan tujuan dan program prioritas Kementerian Agama Kabupaten Klungkung dalam
BAB VII WAWASAN NUSANTAR
Yang di tampilkandalam powerpoint tersebut meliputi
1. aspek wawasan nusantara
2. hakikat wawasan nusantara
3. asas wawasan nusantara
4. kedudukan, fungsi dan tujuan wawasan nusantara
5. implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan sehari-hari
Dokumen ini membahas tentang Suku Toraja di Sulawesi Selatan. Mencakup asal-usul, sistem sosial, kekerabatan, kepercayaan (Aluk Todolo), rumah adat (Tongkonan), upacara adat (Rambu Tuka' dan Rambu Solo'), ukiran, alat musik tradisional, dan penutupan dengan ucapan terima kasih.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem kekerabatan, perkawinan, penamaan keluarga, bahasa, kebudayaan, dan sistem sosial masyarakat Bali. Sistem kekerabatan didasarkan pada klen dan kasta, dengan perkawinan ideal antara saudara. Masyarakat Bali terbagi menurut kasta dan wilayah, serta memiliki sistem gotong royong yang kuat.
Dokumen tersebut merupakan kebijakan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Klungkung yang menjelaskan tugas dan fungsi Kementerian Agama dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agama serta visi dan misi Kementerian Agama untuk membangun masyarakat yang saleh, moderat dan berkepribadian. Dokumen tersebut juga menjelaskan tujuan dan program prioritas Kementerian Agama Kabupaten Klungkung dalam
BAB VII WAWASAN NUSANTAR
Yang di tampilkandalam powerpoint tersebut meliputi
1. aspek wawasan nusantara
2. hakikat wawasan nusantara
3. asas wawasan nusantara
4. kedudukan, fungsi dan tujuan wawasan nusantara
5. implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan sehari-hari
Dokumen ini membahas tentang Suku Toraja di Sulawesi Selatan. Mencakup asal-usul, sistem sosial, kekerabatan, kepercayaan (Aluk Todolo), rumah adat (Tongkonan), upacara adat (Rambu Tuka' dan Rambu Solo'), ukiran, alat musik tradisional, dan penutupan dengan ucapan terima kasih.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem kekerabatan, perkawinan, penamaan keluarga, bahasa, kebudayaan, dan sistem sosial masyarakat Bali. Sistem kekerabatan didasarkan pada klen dan kasta, dengan perkawinan ideal antara saudara. Masyarakat Bali terbagi menurut kasta dan wilayah, serta memiliki sistem gotong royong yang kuat.
Feliz Natal is a Portuguese phrase that means "Merry Christmas!". The short document appears to be wishing someone a Merry Christmas in Portuguese. The phrase "Feliz Natal" conveys holiday greetings and well wishes to the recipient in just two words.
Kelompok terdiri dari 3 anggota yang membahas latar belakang, geografi, sumber daya, dan kerja sama negara-negara ASEAN. Negara-negara ASEAN memiliki kemiripan sejarah kolonial dan budaya. Kerja sama meliputi bidang ekonomi, sosial, politik, dan pendidikan untuk memajukan kawasan. Visi ASEAN 2020 menargetkan kawasan yang terintegrasi, mandiri, dan sejahtera.
Perlawanan terhadap pemerintah kolonial belandaNazrizza Alba
Dokumen tersebut membahas berbagai perlawanan rakyat Indonesia terhadap pemerintahan kolonial Belanda pada abad ke-19, termasuk perlawanan Pattimura, Perang Padri, Diponegoro, Aceh, Batak, dan lainnya. Sebab-sebab perlawanan antara lain penindasan rakyat, campur tangan politik Belanda, dan penolakan terhadap agama dan adat baru.
Dokumen tersebut membahas 45 butir-butir prinsip Pancasila yang mencakup lima sila Pancasila, yaitu: (1) Ketuhanan Yang Maha Esa, (2) Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, (3) Persatuan Indonesia, (4) Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan, dan (5) Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Dokumen ini menjelaskan prinsip
Bahasa Bali dan bahasa-bahasa lokal di Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat merupakan unsur penting dalam kebudayaan masing-masing daerah. Kebudayaan daerah di antaranya tercermin dalam sistem bahasa, organisasi sosial, peralatan hidup, mata pencaharian, agama, seni, dan upacara adat. Kebudayaan lokal di daerah-daerah ini cukup kokoh meskipun dihadapkan pada pengaruh global
1) The document discusses tips for overcoming difficulties that children face with eating, such as serving small portions, eating together as a family, providing healthy snacks, varying foods, and making foods visually appealing.
2) It also provides ways to properly maintain an air conditioner to avoid spreading diseases, such as turning it off when not in use, cleaning filters monthly, and limiting use when someone is sick.
3) The final section discusses endangered plants in Indonesia, including the corpse flower, rafflesia flower, gaharu wood, red meranti wood, sandalwood, and pitcher plants.
Sebuah wadah (akademi) dibentuk untuk Pendidikan dan Pelatihan tentang Pembangunan Desa sesuai dengan UU Desa (Pembangunan Desa, Dana Desa, BUMDesa & BUMDesa Bersama dan Prukades)
Dokumen tersebut membahas upaya membangun persaudaraan antarpemeluk agama melalui kerja sama. Disebutkan beberapa masalah kehidupan beragama seperti fanatisme dan takhayul yang dapat memicu kerusuhan, serta fungsi agama sebenarnya yaitu memberikan panduan hidup yang baik. Dokumen ini juga mengutip ajaran agama tentang persaudaraan dan contoh usaha dialog antaragama.
Modul Wawasan Kebangsaan Golongan III K1/K2 Tahun 2018Eko Supriyadi
Dokumen tersebut membahas tentang wawasan kebangsaan dalam kerangka NKRI. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan tentang pengertian negara dan bangsa, nilai-nilai kejuangan yang perlu dijunjung untuk membangun karakter bangsa, serta peranan aparatur sipil negara dalam mewujudkan integrasi nasional.
Makalah PPKN tentang KEMERDEKAAN BERAGAMA DAN BERKEPERCAYAAN SERTA SISTEM PER...rizkiwirsa
Makalah ini membahas tentang kemerdekaan beragama dan sistem pertahanan negara di Indonesia. Kemerdekaan beragama dijamin oleh konstitusi dan menjamin setiap orang bebas menganut agama apapun. Sistem pertahanan negara Indonesia bersifat semesta di mana seluruh rakyat berperan serta dalam upaya pertahanan melalui Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian."
Penjajahan memiliki berbagai dampak ekonomi, sosial, dan budaya di negara kolonial. Secara ekonomi, sistem tanam paksa memperkenalkan tanaman ekspor seperti karet dan kopi. Hal ini meningkatkan produksi dan ekspor, namun juga mengubah sistem ekonomi masyarakat. Dampak sosialnya adalah terbentuknya stratifikasi sosial baru dan mobilitas sosial akibat transmigrasi. Sedangkan dampak budayanya adal
Kerjasama antar umat beragama, membangun persaudaraan sejatiElsa Lopez
Dokumen tersebut membahas kerjasama antar umat beragama, sebab-sebab pertikaian beragama, dan panduan untuk membangun dialog dan kerjasama antar umat beragama. Beberapa solusi yang dianjurkan adalah saling menghargai, menerapkan toleransi, serta mencontoh sikap murah hati seperti dalam perumpamaan Yesus tentang orang Samaria.
Teks ini membahas penyelesaian kasus tindak pidana penganiayaan di masyarakat hukum adat Nias. Masyarakat Nias cenderung menyelesaikan kasus tersebut secara hukum adat daripada melalui lembaga resmi karena jarak yang jauh dan biaya yang mahal. Penyelesaiannya melibatkan kepala suku dan dilakukan secara kekeluargaan untuk menciptakan suasana aman. Sanksi yang diberikan berupa permintaan ma
Sikap kritis terhadap perundang-undangan yang tidak mengakomodasi aspirasi ma...Ratna Melati
Makalah ini membahas tentang perundang-undangan dan pentingnya sikap kritis masyarakat terhadap peraturan yang tidak sesuai aspirasi mereka. Selain itu, warga negara diwajibkan untuk taat dan patuh pada peraturan perundang-undangan nasional yang telah disahkan.
Feliz Natal is a Portuguese phrase that means "Merry Christmas!". The short document appears to be wishing someone a Merry Christmas in Portuguese. The phrase "Feliz Natal" conveys holiday greetings and well wishes to the recipient in just two words.
Kelompok terdiri dari 3 anggota yang membahas latar belakang, geografi, sumber daya, dan kerja sama negara-negara ASEAN. Negara-negara ASEAN memiliki kemiripan sejarah kolonial dan budaya. Kerja sama meliputi bidang ekonomi, sosial, politik, dan pendidikan untuk memajukan kawasan. Visi ASEAN 2020 menargetkan kawasan yang terintegrasi, mandiri, dan sejahtera.
Perlawanan terhadap pemerintah kolonial belandaNazrizza Alba
Dokumen tersebut membahas berbagai perlawanan rakyat Indonesia terhadap pemerintahan kolonial Belanda pada abad ke-19, termasuk perlawanan Pattimura, Perang Padri, Diponegoro, Aceh, Batak, dan lainnya. Sebab-sebab perlawanan antara lain penindasan rakyat, campur tangan politik Belanda, dan penolakan terhadap agama dan adat baru.
Dokumen tersebut membahas 45 butir-butir prinsip Pancasila yang mencakup lima sila Pancasila, yaitu: (1) Ketuhanan Yang Maha Esa, (2) Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, (3) Persatuan Indonesia, (4) Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan, dan (5) Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Dokumen ini menjelaskan prinsip
Bahasa Bali dan bahasa-bahasa lokal di Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat merupakan unsur penting dalam kebudayaan masing-masing daerah. Kebudayaan daerah di antaranya tercermin dalam sistem bahasa, organisasi sosial, peralatan hidup, mata pencaharian, agama, seni, dan upacara adat. Kebudayaan lokal di daerah-daerah ini cukup kokoh meskipun dihadapkan pada pengaruh global
1) The document discusses tips for overcoming difficulties that children face with eating, such as serving small portions, eating together as a family, providing healthy snacks, varying foods, and making foods visually appealing.
2) It also provides ways to properly maintain an air conditioner to avoid spreading diseases, such as turning it off when not in use, cleaning filters monthly, and limiting use when someone is sick.
3) The final section discusses endangered plants in Indonesia, including the corpse flower, rafflesia flower, gaharu wood, red meranti wood, sandalwood, and pitcher plants.
Sebuah wadah (akademi) dibentuk untuk Pendidikan dan Pelatihan tentang Pembangunan Desa sesuai dengan UU Desa (Pembangunan Desa, Dana Desa, BUMDesa & BUMDesa Bersama dan Prukades)
Dokumen tersebut membahas upaya membangun persaudaraan antarpemeluk agama melalui kerja sama. Disebutkan beberapa masalah kehidupan beragama seperti fanatisme dan takhayul yang dapat memicu kerusuhan, serta fungsi agama sebenarnya yaitu memberikan panduan hidup yang baik. Dokumen ini juga mengutip ajaran agama tentang persaudaraan dan contoh usaha dialog antaragama.
Modul Wawasan Kebangsaan Golongan III K1/K2 Tahun 2018Eko Supriyadi
Dokumen tersebut membahas tentang wawasan kebangsaan dalam kerangka NKRI. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan tentang pengertian negara dan bangsa, nilai-nilai kejuangan yang perlu dijunjung untuk membangun karakter bangsa, serta peranan aparatur sipil negara dalam mewujudkan integrasi nasional.
Makalah PPKN tentang KEMERDEKAAN BERAGAMA DAN BERKEPERCAYAAN SERTA SISTEM PER...rizkiwirsa
Makalah ini membahas tentang kemerdekaan beragama dan sistem pertahanan negara di Indonesia. Kemerdekaan beragama dijamin oleh konstitusi dan menjamin setiap orang bebas menganut agama apapun. Sistem pertahanan negara Indonesia bersifat semesta di mana seluruh rakyat berperan serta dalam upaya pertahanan melalui Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian."
Penjajahan memiliki berbagai dampak ekonomi, sosial, dan budaya di negara kolonial. Secara ekonomi, sistem tanam paksa memperkenalkan tanaman ekspor seperti karet dan kopi. Hal ini meningkatkan produksi dan ekspor, namun juga mengubah sistem ekonomi masyarakat. Dampak sosialnya adalah terbentuknya stratifikasi sosial baru dan mobilitas sosial akibat transmigrasi. Sedangkan dampak budayanya adal
Kerjasama antar umat beragama, membangun persaudaraan sejatiElsa Lopez
Dokumen tersebut membahas kerjasama antar umat beragama, sebab-sebab pertikaian beragama, dan panduan untuk membangun dialog dan kerjasama antar umat beragama. Beberapa solusi yang dianjurkan adalah saling menghargai, menerapkan toleransi, serta mencontoh sikap murah hati seperti dalam perumpamaan Yesus tentang orang Samaria.
Teks ini membahas penyelesaian kasus tindak pidana penganiayaan di masyarakat hukum adat Nias. Masyarakat Nias cenderung menyelesaikan kasus tersebut secara hukum adat daripada melalui lembaga resmi karena jarak yang jauh dan biaya yang mahal. Penyelesaiannya melibatkan kepala suku dan dilakukan secara kekeluargaan untuk menciptakan suasana aman. Sanksi yang diberikan berupa permintaan ma
Sikap kritis terhadap perundang-undangan yang tidak mengakomodasi aspirasi ma...Ratna Melati
Makalah ini membahas tentang perundang-undangan dan pentingnya sikap kritis masyarakat terhadap peraturan yang tidak sesuai aspirasi mereka. Selain itu, warga negara diwajibkan untuk taat dan patuh pada peraturan perundang-undangan nasional yang telah disahkan.
Dokumen tersebut membahas konsep penegakan hukum di Indonesia. Penegakan hukum bertujuan untuk menegakkan norma hukum sebagai pedoman dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Dokumen tersebut juga membahas tentang berbagai masalah dan permasalahan dalam penegakan hukum di Indonesia seperti lemahnya penegakan hukum, hukum yang tebang pilih, dan kasus-kasus hukum kontroversial yang terjadi.
Dokumen tersebut membahas tentang latar belakang, istilah, pengertian, tujuan, ruang lingkup, dan sejarah hukum adat di Indonesia. Hukum adat bersumber dari adat istiadat yang hidup dalam masyarakat dan berkembang sesuai perkembangan masyarakat. Hukum adat memiliki perbedaan dengan adat dimana hukum adat mempunyai sanksi jika dilanggar sedangkan adat belum tentu.
Buku saku ini memberikan ringkasan singkat tentang sosialisasi desa sadar hukum kepada masyarakat Kabun oleh mahasiswa KKN UNRI. Buku ini berisi pengantar tentang tujuan penerbitan buku untuk memberikan pemahaman hukum mengenai Desa Sadar Hukum. Buku ini juga berterima kasih kepada pemerintah desa dan camat yang telah memberikan dukungan.
Buku saku ini memberikan ringkasan singkat tentang sosialisasi desa sadar hukum kepada masyarakat Kabun oleh mahasiswa KKN UNRI. Buku ini berisi pengantar tentang tujuan penerbitan buku untuk memberikan pemahaman hukum mengenai Desa Sadar Hukum. Buku ini juga berterima kasih kepada pemerintah desa dan camat atas dukungannya.
Dokumen tersebut membahas tentang pidana adat dan peradilan adat di Indonesia, khususnya di Bali. Ia menjelaskan bahwa peradilan adat sudah berlangsung lama di Indonesia dan memiliki nilai-nilai demokratis. Dokumen ini juga membahas tantangan yang dihadapi peradilan adat saat ini seperti pengaruh hukum negara dan perubahan sosial. Terakhir, dokumen ini membahas sanksi pidana adat di Bali seperti denda dan peng
Makalah ini membahas tentang pelanggaran hukum, sanksi atas pelanggaran hukum, dan partisipasi masyarakat dalam penegakan hukum. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain jenis-jenis pelanggaran hukum di Indonesia seperti korupsi dan anarkisme, sanksi hukum pidana dan perdata, serta contoh partisipasi masyarakat dalam penegakan hukum melalui kepatuhan terhadap peraturan di berbagai
Sistem hukum Indonesia merupakan perpaduan antara hukum agama, hukum adat, dan hukum negara Eropa khususnya Belanda. Hukum nasional berlaku untuk individu, sedangkan hukum internasional mengatur hubungan antar negara. Perbedaan lainnya termasuk sumber hukum dan subjek yang diatur.
Sistem hukum dan peradilan nasional Indonesia terdiri dari berbagai lembaga peradilan seperti pengadilan umum, agama, militer, dan tata usaha negara. Dokumen ini juga membahas sumber hukum, sanksi norma, dan upaya pemberantasan korupsi di Indonesia yang dilakukan lembaga seperti KPK dan kepolisian.
Norma sosial dan hukum berfungsi untuk mengatur tingkah laku manusia sebagai makhluk sosial dan memastikan terciptanya ketertiban serta rasa aman dalam masyarakat. Berbagai jenis norma seperti agama, kesusilaan, dan hukum positif memberikan sanksi bagi pelanggaran untuk mempromosikan kesadaran dan kepatuhan hukum di kalangan masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan seperti keluarga, sekolah, dan
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...Muhammad Nur Hadi
Jurnal "Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ayat 26 dan 32 dan Surah Al-Hujurat Ayat 13), Ditulis oleh Muhammmad Nur Hadi, Mahasiswa Program Studi Ilmu Hadist di UIN SUSKA RIAU.
1. Penyelesaian Perselisihan Dalam Hukum Adat Aceh
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ada beberapa hal yang perlu pengkajian ulang dalam sistem hukum indonesia. Misalnya saja
dalam hal penyelesaian perkara yang kadang-kadang tidak efektif bagi masayarakt sekitar. Selalu
saj ada kendala yang dihadapi oleh masyarakt. Mulai dari ketidaktahuan mareka terhadap hukum
positif juga karena rumitnya procedure dan banyaknya biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat
itu sendiri. Sehingga tidak efektive dan fleksiblenya suatu pelaksanaan hukum.
Dengan berbagai alasan diatas telah membuat masyarakat berpaling kepada hukum yang menjadi
kebiasaan mareka dalam menyelesaikan perkara mareka yakni hukum adat yang mareka kenal.
Apalagi sekarang telah adanya undang-undang yang mengatur tentang lembaga adat dan
penyelesaian secara adat. Kita warga Aceh perlu bersyukur dengan di akuinya hukum adat di
dalam struktur undang-undang dan pemerintahan. Walaupun lembaga adat yang di akui tidak
berperan penuh dalam suatu perkara.
Misalnya saja penyelesaian suatu perkara pidana, yang kemungkinan besar tidak dapat
diselesaikan secara adat. Karena tidak semuanaydapat diselesaikan dengan cara hukum adat. Dan
keterbatasan dari pada waktu penyelesaian terhadap suatu perkara.
Di dalam makalah ini, kami mencoba membahas mulai dari teori sampai kepada teknis cara
penyelesaian perkara pidana dalam hukum adat Aceh, serta sanksi yang diberikan kepada
pelanggar hukum adat. Kami tidak melakukan perbandingan dengan hukum adat lainnya karena
hampir keseluruhan hukum adat sama sistemnya. Misalnya saja semua hukum adat sepakat dengan
sistem musyawarah. Walaupun ada perbedaan secara teknis dari setiap hukum adat yang berlaku
di Indonesia.
2. BAB II
PEMBAHASAN
A. Hukum Adat
Hukum adat sama dengan hukum lainnya yang hidup dan berkembang didalam masyarakat.
Hukum adat merupakan panutan dan implementasi sikap atau watak (geist) dari praktek sehari-
hari dalam tatanan kehidupan masyarakat yang lebih bersifat etnis atau kelompok masyarakat
dalam suatu negara. Sifat dan bentuknya bernuansa tradisional dan pada dasarnya tidak tertulis
serta bersumber dari adat istiadat atau kebiasaan mareka sendiri. [1]
Seperti halnya hukum adat yang berlaku di seluruh Indonesia khususnya aceh. Hukum tersebut
berkembang di dalam tatanan kehidupan orang aceh, yang tentunya berbeda adat istiadatnya
dengan hukum adat yang berada di wilayah Indonesia yang lain. Kita patut bergembira karena
Hukum adat di aceh telah menampakkan perkembangan, walaupun prakteknya dalam kehidupan
sehari-hari masih sangat tidak sesuai dengan yang diharapkan. Namun, Aceh telah mempunyai
wewenang didalam konstitusi[2] artinya hukum adat yang berlaku di Aceh telah mendapatkan
pengakuan dari pemerintah. Walaupun letak hukum adat aceh tidak setara dengan hukum positif,
akan tetapi aceh di berikan kesempatan kepada aparatur hukum adat untuk menyelesaikan perkara
dalam jangka waktu 1 bulan. [3]
Hukum adat merupakan alternative yang sangat efektive bagi masyarakat setempat terutama aceh.
Ada tiga penyebab utama dipergunakannya cara non-ligitas dalam penyelesaian sengketa terutama
Penyelesaiannya di luar pengadilan dengan cara perdamaian. Pertama,di Indonesia tata cara
penyelesaian sengketa damai telah lama dan biasa dipakai oleh masyarakat Indonesia.[4] Hal ini
dapat dilihat dari hukum adat yang menempatkan kepala adat sebagai penengah dan memberi
putusan adat bagi sengketa di antara warga. Kedua, adanya ketidakpuasaan atas penyelesaian
perkara melalui pengadilan, seperti mahalnya ongkos perkara, lamanya waktu dan rumitnya
beracara, maka berbagai negara di dunia termasuk Indonesia mulai berpaling kepada penyelesaian
perkara secara non ligitimasi di luar pengadilan. Ketiga, pada masyarakat Indonesia (Aceh)
terdapat kecenderungan menyelesaikan sengketa dengan cara adat Sebagai sarana penyelesaian
sengketa hukum nonligitasi sampai saat ini masih efektif, walaupun tidak sepenuhnya baik dalam
aspek perdata maupun aspek pidana.
3. B. Penyelesaian Perselisihan Dalam Adat Aceh
Sengketa atau perselisihan adat Menurut Qanun no. 9 tahun 2008, meliputi:
1. perselisihan dalam rumah tangga;
2. sengketa antara keluarga yang berkaitan dengan faraidh;
3. perselisihan antar warga;
4. khalwat meusum;
5. perselisihan tentang hak milik;
6. pencurian dalam keluarga (pencurian ringan);
7. Perselisihan harta sehareukat,
8. pencurian ringan;
9. pencurian ternak peliharaan;
10. pelanggaran adat tentang ternak, pertanian, dan hutan;
11. persengketaan di laut;
12. persengketaan di pasar;
13. penganiayaan ringan;
14. pembakaran hutan (dalam skala kecil yang merugikan komunitas adat);
15. pelecehan, fitnah, hasut, dan pencemaran nama baik;
16. pencemaran lingkungan (skala ringan);
17. ancam mengancam (tergantung dari jenis ancaman); dan
18. perselisihan-perselisihan lain yang melanggar adat dan adat istiadat.
Sedangkan jenis sanksi yang diberikan kepada pelanggar hukum adat dalam Pasal 16 Qanun no. 9
tahun 2008 tentang Jenis-jenis Sanksi Adat antara lain:
1. nasehat;
2. teguran;
3. pernyataan maaf;
4. sayam; (semacam peusijuek)
5. diyat;
6. denda;
7. ganti kerugian;
8. dikucilkan oleh masyarakat gampong;
9. dikeluarkan dari masyarakat gampong;
4. 10. pencabutan gelar adat; dan bentuk sanksi lainnya sesuai dengan adat setempat
Sedangkan menurut perda no. 7 tahun 2000 pasal 19 menyebutkan sanksi yang diberikan juga
sama dengan yang tersebut di dalam qanun di atas.
Dalam pelaksanaan atau dalam mengadili pelanggar hukum adat tidak boleh sembarangan orang
ada orang-orang yang ditunjuk sendiri atau ada heirarki sendiri dalam hukum adat, yaitu Pelaksana
Penyelesaian Sengketa Adat di Gampong atau Mukim. Para pelaksana tersebut yaitu:
Keuchik;
imeum meunasah;
tuha peut;
sekretaris gampong;
ulama, cendekiawan dan tokoh adat lainnya yang relevan
imeum mukim;
imeum chik,
tuha peut;
sekretaris mukim;
ulama, cendekiawan dan tokoh adat lainnya yang relevan.
Terdapat beberapa metode dan pola penyelesaian sengketa yang dilakukan dalam penyelesaian
setiap perkara yang terjadi di dalam masyarakat adat, antara lain yaitu[5]:
1. Penyelesaian secara personal, yaitu penyelesaian yang dilaksanakan secara pribadi oleh
tokoh masyarakat berdasarkan kepercayaan para pihak tanpa melibatkan komponen lain.
2. Penyelesaian melalui pihak keluarga, yaitu penyelesaian yang dilakukan dengan
pendekatan pihak keluarga dari pihak yang bersengketa yang biasanya mempunyai
hubungan yang masih dekat.
3. Duek ureung tuha, yaitu musyawarah terbatas para tokoh masyarakat untuk menyelesaikan
sengketa berdasarkan laporan para pihak.
4. Penyelesaian melalui Lembaga Adat Keujreun Blang, yaitu penyelesaian yang
dilaksanakan oleh keujreun terhadap berbagai sengketa, baik berdasarkan laporan dari para
pihak atau tidak.
5. Penyelesaian melalui Peradilan Gampong, yaitu peradilan adat yang diikuti oleh perangkat
gampong untuk penyelesaian sengketa yang dilaksanakan di meunasah atau mesjid.
5. 6. Penyelesaian melalui Peradilan Mukim, yaitu peradilan adat yang diikuti oleh perangkat
mukim untuk menyelesaikan sengketa yang diajukan oleh para pihak karena tidak puas
terhadap putusan peradilan gampong.
Tempat Pelaksanaan dalam penyelesaian secara adat seperti tersebut didalam Pasal 14 ayat 4
Qanun no. 9 tahun 2008 yaitu:
Sidang musyawarah penyelesaian sengketa/perselisihan dilaksanakan :
di Meunasah pada tingkat Gampong,
di Mesjid pada tingkat Mukim atau tempat-tempat lain yang ditunjuk oleh Keuchik atau
Imeum Mukim.
di Balee Nelayan untuk penyelesaian sengketa laoet.
C. Prosesi Penyelesaian Adat
◦ membawa kain putih, sebagai simbol kedamaian dan kesucian
◦ membawa biaya( ganti rugi / biaya pengobatan ) bila pesakitan mengeluarkan darah
◦ membawa bu lukat ( nasi ketan ) yang besar hidangnya sesuai dengan kesalahan
◦ membawa kambing untuk acara khanduri ( menurut tingkat kesalahan )
◦ peusijuek kepada pihak bersengketa
◦ memberikan kata-kata nasehat
◦ bermaaf-maafan/ berjabat tangan pihak sengketa
◦ membuat surat penyelesaian/ perdamaian adat
◦ do’a
6. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyelesaian terhadap suatu perkara dalam hukum adat merupakan penyelesaian perkara yang
sangat efektive jika di tinjau secara social. Artinya, kemungkinan untuk selesai dalam suatu
perkara sangatlah besar. Hal ini karena masyarakat kita sudah terbiasa dengan hukum adat yang
berlaku dibandingkan dengan hukum positif. Selain biaya murah juga tidak meripotkan. Artinya
tidak perlu memikirkan procedure yang sangat membigungkan.
Di aceh sendiri telah ada lembaga adat yang disahkan oleh pemerintah. Ini merupakan langkah
awal dalam mengembangkan kembali hukum adat yang telah lama pudar dimasyarakat kita.
Landasan hukumnya antara lain:
1. Perda NAD (Naggroe Aceh Darussalam) No. 7 tahun 2000
2. Qanun PA (Pemerintahan Aceh) No. 9 tahun 2008
3. UU No. 11 tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh
Dalam pelaksanaan penyelesaian secara adat ada 6 pola, ada tingkatan-tingkatan ataupun bertahap
dalam proses penyelesaiannya dan ada sanksi secara adat yang diberikan oleh masyarakat.
Misalnya di tingkat keuchik, kemudian, tuha peut, kemudian mukim sebagai temapat penyelesaian
terakhir dalam adat. Waktu yang diberikan dalam semua tingakatan oleh pemerintah adalah 1
bulan. Dan apabila perkara tersebut tidak selesai secara adat maka akan diambil oleh pihak yang
berwenang untuk menyelesaikan perkara tersebut secara hukum positif.
7. DAFTAR PUSTAKA
Badruzzaman, ismail, 2003. Bunga Rampai Hukum Adat. Banda Aceh: CV Gua Hira
Sudar, Sano. 1999. Kamus Hukum. Jakarta: Rineka Cipta,
Soerjono, Soekanto. 1986. Kedudukan Kepala Desa Sebagai Hakim Perdamaian. Jakarta: CV.
Rajawali
Ter,Haar.1960.asas-asas dan susunan hukum adat, Jakarta: Pradiya Pramita
Gawing,Laurensius. Majalah forum. Peradilan Adat : KeadilanYang Ternafikan
TAQWADDIN. 2009. Bahan diskusi pada Training untukTuha Peut , diselenggarakan
oleh Yayasan Rumpun Bambu Indonesia. Banda Aceh.
Soekanto, Soerjono.1970. Kedudukan dan Peranan Hukum Adat di Indonesia. Jakarta: Kurnia
Esa.
Perda NAD (Naggroe Aceh Darussalam) No. 7 tahun 2000
Qanun PA (Pemerintahan Aceh) No. 9 tahun 2008
UU No. 11 tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh
Www.Idlo.Int
________________________________
[1] H. badruzzaman ismail. Bunga rampai hukum adat. Banda aceh. 20003. Hlm. 1
[2] Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 11 tahun 1984 tentang Pembinaan dan
Pengembangan Adat istiadat di Tingkat Desa/Kelurahan,
[3] Perda no. 7 tahun 2000 pasal. 10 “Aparat penegak hukum memberi kesempatan terlebih
dahulu kepada geuchik dan imum mukim untuk menyelesaikan sengketa-sengketa atau
perselisihan di gampong atau mukim masing-masing.”
[4] Ahmadi Hasan, Penyelesaian Sengketa Hukum Berdasarkan Adat Badamai Pada Masyarakat
Banjar dalam Kerangka Sistem Hukum Nasional, Disertasi pada Program Doktor Ilmu Hukum
Pasasarjana Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, Tahun 2007.
[5] Dari hasil resume penelitian tentang Penerapan Alternative Dispute Resolution Berbasis
Hukum Adat pada Lembaga Adat Keujreun Blang di Kabupaten Aceh Besar hasil kerjasama
antara Pusat Kajian Pendidikan dan Masyarakat (PKPM) dan Satker BRR-Pengembangan
Sarpras Hukum NAD-Nias, (www. Idlo.int)