Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang penulisan soal berpikir tingkat tinggi (HOTS) untuk mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), mulai dari penjelasan tentang HOTS, langkah-langkah penulisan soal HOTS, serta contoh format kartu soal HOTS.
Takluknya Raja Habib bin Malik (Salah satu mukjizat Rasulullah S.A.W membelah bulan)
Pada jaman jahiliyah hiduplah seorang raja bernama Habib bin Malik yang berkuasa di negeri Syam. Namanya sangat terkenal hingga ke kota Mekkah dan orang orang kafir sangat menghormatinya. Mereka mengaguminya karena Raja Habib bin Malik itu termasuk penyembah berhala yang sangat fanatik sehingga ia sangat menentang dan membenci setiap agama agama baru yang didakwahkan ke muka bumi.
Kesempatan ini dipergunakan oleh Abu Jahal untuk mengadu domba Raja Habib bin Malik dengan Rasulullah SAW.
Suatu ketika Abu Jahal mengirim surat kepada Raja Habib bin Malik yang isinya menceritakan tentang Rasulullah dan agama baru yang dibawanya. Isinya tentu saja dibuat sedemikian rupa oleh Abu Jahal sehingga membuat Raja Habib bin Malik penasaran dan ingin bertemu langsung dengan Rasulullah SAW.
Ternyata dugaan Abu Jahal tidak meleset, karena begitu Habib bin Malik mendapat suratnya, ia segera mengirim surat balasan melalui seorang utusan bahwa dalam waktu dekat akan berkunjung ke Mekkah untuk bertemu langsung dengan Muhammad SAW dan mengujinya.
Pada hari yang ditentukan, berangkatlah Habib bin Malik menuju kota Mekkah dengan iring iringan sepuluh ribu pengawal. Ketika rombongan Raja Habib sampai di daerah yang bernama Abthah, ia mengirim seorang utusan untuk memberitahukan kepada Abu Jahal bahwa dirinya telah sampai perbatasan kita Mekkah. Maka Abu Jahal mendengar berita tersebut, bersama pemuka pemuka kafir Quraisy lainnya menyambut dengan ramainya dan memberi beraneka macam hadiah.
Pada pertemuan sambutan tersebut, Habib bin Malik bertanya : ”Seperti apa kepribadian Muhammad?”
“Sebaiknya itu tuan tanyakan saja kepada keluarga dari Bani Hasyim” jawab Abu Jahal.
Kemudian Habib bin Malik bertanya kepada kaum kerabat Muhammad dari Bani Hasyim. Apa jawabannya?? “Kami mengetahui masa kecil Muhammad. Ia adalah seorang anak yang bisa dipercaya, jujur serta baik budi pekertinya. Tetapi, sejak usianya menginjak 40 tahun, ia mulai menyiarkan agama baru, dengan menghina dan menyepelekan tuhan tuhan yang kami sembah. Ia menyiarkan agama selain dari agama warisan nenek moyang kami” kata salah seorang keluarga bani Hasyim.
Setelah mendengar penjelasan dari Bani Hasyim, Habib bin Malik lalu menyuruh utusan untuk memanggil Muhammad. “Bila ia tidak mau dipanggil dengan cara yang sopan, maka paksalah ia supaya datang kemari!”
Rasulullah SAW yang mendapat panggilan tersebut, langsung menuju ke tempat Raja Habib bin Malik berada dengan ditemani sahabat Abu Bakar dan Khadijah, isteri beliau.
Sepanjang perjalanan, Khadijah tidak henti hentinya meneteskan air mata karena khawatir atas keselamatan suaminya di hadapan raja zalim itu.
Perasaan yang serupa juga tampak dari raut muka sahabat Abu Bakar yang penuh kecemasan, hanya ia diam saja mendampingi langkah langkah Rasulullah SAW yang berjalan cepat di depannya. Khadijah yang semakin cemas itu, dari belakang kemudian berkata : ”Wahai Rasulullah, sesungg
Takluknya Raja Habib bin Malik (Salah satu mukjizat Rasulullah S.A.W membelah bulan)
Pada jaman jahiliyah hiduplah seorang raja bernama Habib bin Malik yang berkuasa di negeri Syam. Namanya sangat terkenal hingga ke kota Mekkah dan orang orang kafir sangat menghormatinya. Mereka mengaguminya karena Raja Habib bin Malik itu termasuk penyembah berhala yang sangat fanatik sehingga ia sangat menentang dan membenci setiap agama agama baru yang didakwahkan ke muka bumi.
Kesempatan ini dipergunakan oleh Abu Jahal untuk mengadu domba Raja Habib bin Malik dengan Rasulullah SAW.
Suatu ketika Abu Jahal mengirim surat kepada Raja Habib bin Malik yang isinya menceritakan tentang Rasulullah dan agama baru yang dibawanya. Isinya tentu saja dibuat sedemikian rupa oleh Abu Jahal sehingga membuat Raja Habib bin Malik penasaran dan ingin bertemu langsung dengan Rasulullah SAW.
Ternyata dugaan Abu Jahal tidak meleset, karena begitu Habib bin Malik mendapat suratnya, ia segera mengirim surat balasan melalui seorang utusan bahwa dalam waktu dekat akan berkunjung ke Mekkah untuk bertemu langsung dengan Muhammad SAW dan mengujinya.
Pada hari yang ditentukan, berangkatlah Habib bin Malik menuju kota Mekkah dengan iring iringan sepuluh ribu pengawal. Ketika rombongan Raja Habib sampai di daerah yang bernama Abthah, ia mengirim seorang utusan untuk memberitahukan kepada Abu Jahal bahwa dirinya telah sampai perbatasan kita Mekkah. Maka Abu Jahal mendengar berita tersebut, bersama pemuka pemuka kafir Quraisy lainnya menyambut dengan ramainya dan memberi beraneka macam hadiah.
Pada pertemuan sambutan tersebut, Habib bin Malik bertanya : ”Seperti apa kepribadian Muhammad?”
“Sebaiknya itu tuan tanyakan saja kepada keluarga dari Bani Hasyim” jawab Abu Jahal.
Kemudian Habib bin Malik bertanya kepada kaum kerabat Muhammad dari Bani Hasyim. Apa jawabannya?? “Kami mengetahui masa kecil Muhammad. Ia adalah seorang anak yang bisa dipercaya, jujur serta baik budi pekertinya. Tetapi, sejak usianya menginjak 40 tahun, ia mulai menyiarkan agama baru, dengan menghina dan menyepelekan tuhan tuhan yang kami sembah. Ia menyiarkan agama selain dari agama warisan nenek moyang kami” kata salah seorang keluarga bani Hasyim.
Setelah mendengar penjelasan dari Bani Hasyim, Habib bin Malik lalu menyuruh utusan untuk memanggil Muhammad. “Bila ia tidak mau dipanggil dengan cara yang sopan, maka paksalah ia supaya datang kemari!”
Rasulullah SAW yang mendapat panggilan tersebut, langsung menuju ke tempat Raja Habib bin Malik berada dengan ditemani sahabat Abu Bakar dan Khadijah, isteri beliau.
Sepanjang perjalanan, Khadijah tidak henti hentinya meneteskan air mata karena khawatir atas keselamatan suaminya di hadapan raja zalim itu.
Perasaan yang serupa juga tampak dari raut muka sahabat Abu Bakar yang penuh kecemasan, hanya ia diam saja mendampingi langkah langkah Rasulullah SAW yang berjalan cepat di depannya. Khadijah yang semakin cemas itu, dari belakang kemudian berkata : ”Wahai Rasulullah, sesungg
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
1. ǀǀǀ Natalia Rumanti Hartono ǀǀǀ
Madrasah Aliyah Negeri 9 Jakarta
PPKN
PENULISAN SOAL HOTS
2. Learning to
Know Learning to
Do
Learning to
Live Together
Learning to
Be
PILARPENDIDIKANABAD21
Pada tataran global, UNESCO menetapkan kebijakan
pendidikan dunia, sebab abad 21 diprediksi akan jauh
berbeda dari saat ini. Untuk itu, sejak 1997 UNESCO
sudah mulai menggali kembali dan memperkenalkan The
Four Pillars of Education, yaitu:
“Kebijakan ini pun harus dijadikan pijakan dalam menyiapkan
Peserta didik di masa kini dan masa yang akan datang.”
3. Undang‐Undang Nomor 20 tahun 2003
tentang Sisdiknas menyatakan
Tujuan Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi:
Manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
Implementasi dari hal tersebut diwujudkan secara langsung
antara lain dalam mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi
Pekerti, dan mata pelajaran PPKN
4. TUJUAN Pendidikan Kewarganegaraan
PP Nomor 32 Tahun 2013 penjelasan pasal 77 J ayat (1) menegaskan
bahwa Pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk
Peserta Didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan
cinta tanah air dalam konteks nilaidan moral Pancasila, kesadaran
berkonstitusi UUD 1945, nilai dan semangat Bhinneka Tunggal ika
serta komitmen NKRI
Mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan termasuk mata pelajaran pokok yang
diajarkan dari jenjang SD/MI, SMP/MTs, hingga
SMA/MA/SMK/MAK.
5. Mata Pelajaran PPKn
Membekali Peserta didik untuk:
Menjadi warga negara yang baik, yang mengetahui hak dan kewajibannya
sebagai warga negara, taat hukum, kritis, demokratis, menghormati HAM,
toleran, mengetahui peran lembaga-lembaga negara, memiliki rasa cinta
tanah air, rela berkorban untuk negara, suka menolong, jujur, disiplin,
tanggung jawab, dan sebagainya.
6. Masalahnya tidak sedikit peserta didik menilai
PPKn membosankan, kurang menarik, materinya
penuh teori, yang seringkali tidak sesuai dengan
kenyataan.
7. TAWARAN
SEBUAH
Kurikulum 2013, mendorong para guru membekali peserta didik
dengan
yaitu 4C meliputi:
(1) Critical Thinking (kemampuan berpikir kritis
memecahkan masalah menggunan logika dan rasional)
(2) Creativity (kreatif menemukan beragam solusi)
(3) Collaboration (memiliki kemampuan bekerja dalamtim, toleran,
memahami perbedaan, mampu untuk hidup bersama untuk
mencapai suatu tujuan)
(4) Communication (kemampuan berkomunikasi)
Keterampilan berpikir
tingkat tinggi yang dikenal
dengan HOTS
(Higher Order Thinking Skills).
KOMPETENSI YANG DIBUTUHKAN ABAD 21
8. HOTS (Higher Order Thinking Skills)
adalah keterampilan berpikir tingkat tinggi yang
dikembangkan karena berpikir adalah keunggulan
manusia dari makhluk lainnya
Pendidikan yang fokus pada HOTS akan menghasilkan
peserta didik terampil menyelesaikan masalah, kritis dan
kreatif.
HOTS mengembangkan potensi diri manusia
secara optimal.
APAKAH HOTS ITU?
9. Salah satu taksonomi proses berpikir yang diacu secara luas
adalah taksonomi Bloom dan telah direvisi oleh Anderson &
Krathwohl dirumuskan 6 level proses berpikir, yaitu:
C 1 = mengingat (remembering )
C 2 = memahami (understanding)
C 3 = menerapkan (applying)
C 4 = menganalisis (analyzing)
C 5 = mengevaluasi (evaluating)
C 6 = mengkreasi (creating)
Level C4, C5, C6 adalah level berpikir tingkat tinggi
6 LEVEL PROSES BERPIKIR
10. 6LEVEL PROSESBERPIKIR
Dari 6 Level proses berpikir tersebut, Puspendik (2015)
mengklasifikasikannya menjadi 3 level kognitif sebagaimana digunakan
dalam kisi-kisi UN sejak tahun pelajaran 2015/2016.
Pengelompokan level kognitif tersebut:
(Level 1) pengetahuan C 1= Mengingat dan C 2 = memahami
(Level 2) aplikasi/C 3= menerapkan
(Level 3) penalaran C 4 = menganalisis, C 5 = mengevaluasi,
C 6 = mengkreasi
11. Soal pada level pengetahuan (C1,C2) BUKAN
merupakan soal berpikir tingkat tinggi karena:
Soal pada level 1 adalah mengukur pengetahuan faktual,
konsep, dan prosedural. Terkadang soal-soal pada level 1
merupakan soal kategori sukar, karena untuk menjawab
soal tersebut peserta didik harus dapat mengingat
beberapa rumus atau peristiwa, menghafal definisi, atau
menyebutkan langkah-langkah (prosedur) melakukan
sesuatu. Namun soal-soal pada level 1 bukanlah
merupakan soal-soal HOTS karena mengandalkan ingatan.
12.
13. Soal pada level aplikasi (C3) BUKAN
merupakan soal berpikir tingkat tinggi karena:
Soal-soal pada level 2 membutuhkan kemampuan yang lebih
tinggi daripada level 1. Level ini mencakup dimensi proses
berpikir mengaplikasikan (C3). Bisa jadi soal-soal pada level 2
merupakan soal kategori sedang atau sukar, karena untuk
menjawab soal tersebut peserta didik harus dapat mengingat
beberapa rumus atau peristiwa, menghafal definisi/konsep, atau
menyebutkan langkah-langkah (prosedur) melakukan sesuatu.
Namun soal-soal pada level 2 bukanlah merupakan soal-soal HOTS
karena masih hanya mengandalkan ingatan atau situasi yang biasa
14.
15. Soal pada level penalaran (C4,C5,C6 merupakan soal
berpikir tingkat tinggi karena:
untuk menjawab soal pada level 3, peserta didik
harus mampu mengingat, memahami, dan menerapkan
pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural serta
memiliki logika dan penalaran yang tinggi untuk
memecahkan masalah-masalah kontekstual, tidak hanya
sekedar mengandalkan ingatan. Kemampuan
menginterpretasi, mencari hubungan antar konsep,
merupakan kemampuan yang sangat penting untuk
16.
17. Ciri-ciri soal HOTS:
1) terdapat pengantar soal/stimulus, seperti teks, grafik,
tabel, sebagai bahan peserta untuk berpikir;
2) konteks atau masalah baru sehingga peserta harus
mengolah/berpikir, tidak dapat menjawab hanya berdasar
ingatan.
3) menuntut penerapan pengetahuan
(faktual/konseptual/prosedural) pada situasi atau konteks
baru sehingga ingatan dan pemahaman saja tidak cukup,
diperlukan proses berpikir lain yang lebih tinggi seperti
analisis, evaluasi atau berpikir kreatif.
18. Terdapat beberapa alternatif bentuk soal yang dapat digunakan
untuk menulis butir soal HOTS.
Tidak hanya dengan bentuk pilihan ganda, tetapi juga dapat
dengan menggunakan penilaian tertulis lain seperti essay dan
isian.
Bagaimana Bentuk Soal HOTS?
Suatu soal bisa jadi disebut sulit tetapi tidak mengukur
HOTS ketika yang ditanyakan fakta yang menuntut ingatan,
misalnya soal yang menanyakan ciri fisik tokoh, tanggal
lahir tokoh, atau hal bersifat pribadi dari tokoh.
19. 1. Menentukan kompetensi dasar dan materi yang akan dinilai. KD yang terdapat
pada Permendikbud no. 37 tahun 2018. KD yang berada pada tingkat kognitif C4
(menganalisis), C5 (mengevaluasi), dan C6 (mengkreasi) yang memungkinkan dapat
dibuatkan soal keterampilan berpikir tingkat tinggi (dapat disusun soal HOTS).
2.Menyusun kisi-kisi. Secara umum, kisi-kisi memandu:
a. memilih KD yang dapat dibuat soal HOTS;
b. menentukan lingkup materi dan materi yang terkait dengan KD yang akan diuji;
c. merumuskan indikator soal;
d. menentukan nomor soal;
e. menentukan level kognitif (L1, L2, L3)
f. Menentukan bentuk soal yang akan digunakan.
Langkah-langkah Penulisan Soal HOTS
20. 3.Merumuskan indikator soal
Rumusan indikator perlu menggunakan stimulus yang tepat, yang bisa mendorong
peserta didik untuk mencermati soal. Stimulus yang sesuai dengan kenyataan dalam
kehidupan sehari-hari, menarik, mendorong peserta didik untuk membaca dan
melakukan proses berpikir tingkat tinggi.
4. Menulis soal sesuai dengan kisi-kisi dan kaidah penulisan soal dengan tidak
menyinggung suku, agama, ras, antargolongan, dan tidak mengandung unsur
pornografi, politik praktis, kekerasan, dan komersialisasi produk (iklan).
5. Membuat pedoman penskoran (rubrik) atau kunci jawaban
Pedoman penskoran dibuat untuk bentuk soal uraian. Sedangkan kunci jawaban dibuat
untuk bentuk soal pilihan ganda.
Langkah-langkah Penulisan Soal HOTS
25. 25
DAFTAR PUSTAKA
Ujang S., Vipti N: 2019, Modul Penyusunan Soal Keterampilan
Berpikir Tingkat Tinggi (Higher Order Thinking Skills)
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Jakarta,
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan
Tim Pusat Penilaian Pendidikan: 2019, Panduan Penulisan Soal
Hots(Higher Order Thinking Skills), Jakarta,Pusat Penilaian
Pendidikan, Badan Penelitian dan Pengembangan,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan