2. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab”. Pernyataan ini dijabarkan dalam
Undang-undang RI No. 20 tahun 2003, tentang UU Sistem Pendidikan
Nasional pasal 3. Disebutkan pula dalam pasal 1 UU tersebut bahwa
pendidikan adalah “usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
Negara” (Depdiknas, 2003:3).
3. 1. Bagaimana penguatan hubungan antara keluarga,
sekolah, dan masyarakat?
2. Bagaimana hubungan keluarga, sekolah dan
masyarakat dalam penguatan pendidikan karakter ?
3. Bagaimana pengimplementasian hubungan keluarga,
sekolah dan masyarakat dalam penguatan
pendidikan karakter ?
4. 1. Menjelaskan penguatan hubungan antara keluarga,
sekolah, dan Masyarakat.
2. Menjabarkan hubungan keluarga, sekolah dan
masyarakat dalam penguatan pendidikan karakter.
3. Menjabarkan pengimplementasian hubungan
keluarga, sekolah dan masyarakat dalam penguatan
pendidikan karakter.
5. Ada beberapa pengertian dari para ahli. Dari pengertian
tersebut dapat disimpulkan bahwa hubungan
(communication) adalah proses penyampaian gagasan dari
seseorang kepada orang lain dengan menggunakan
simbol, tanda, dan isyarat-isyarat kontekstual sehingga
pesan atau gagasan yang disampaikan dapat dipahami.
6. 1. Komunikator (penyampai pesan)
2. Komunikan ( penerima pesan)
3. Pesan (gagasan, ide, keinginan, informasi, curahan hati, gambar, lambang yang
disampaikan oleh komunikator baik secara verbal maupun non verbal)
4. Saluran (mediayang digunakan: surat, radio, film, chat, email, dsb).
UNSUR-UNSUR KOMUNIKASI
7. A. INFORMATI, meneruskan informasi yang dibutuhkan dalam bermasyarakat (Robbin
S. & Judge)
B. EDUKATIF, mendidik masyarakat, mendidik setiap orang dalam menuju kedewasaan
bermandiri.
C. PERSUASIF, dapat memengaruhi tindakan dan pemikiran seseorang.
D. REKREATIF, dapat menjadi alat untuk menghibur seseorang.
https://www.kompas.com/skola/read/2021/08/05/120000469/komunikasi--pengertian-para-ahli-fungsi-
tujuan-dan-jenis-jenisnya?page=all.
FUNGSI UMUM KOMUNIKASI
8. Tujuan berkomunikasi untuk mengubah sikap, pendapat,
perilaku, dan sosial. Komunikasi bertujuan membuat
komunikan menunjukan perubahan sikap (attitude
change), perubahan pendapat (opinion change),
perubahan perilaku (berhavior change), dan perubahan
sosial/ partisipasi sosial (social change).
Sumber:https://www.kompas.com/skola/read/2021/08/05/120000469/komunikasi--pengertian-para-ahli-
fungsi-tujuan-dan-jenis-jenisnya?page=all
9. Pasal 10 ayat (1) UU nomor 14 Tahun 2005 tentang UU Guru dan
Dosen Kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi
profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk
berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan
peserta didik, sesama guru, orangtua/wali peserta didik, dan
masyarakat sekitar.
10. 1. Komunikasi internal, komunikasi dalam lingkup internal
sekolah
2.Komunikasi Eksternal, komunikasi sekolah dengan masyarakat
sekitar atau instansi lain .
11. 1. Saling membantu dengan cara melakukan komunikasi insidental maupun
berkesinambungan untuk menumbuhkembangkan kebiasaan- kebiasaan baik
yang telah ditanamkan.
2. Memberikan bantuan finansial sarana dan prasarana yang disusun secara
demokratis partisipatif dan terbuka.
3. Menyediakan sumber daya manusia dengan keahlian
4. Melakukan monitoring, penilaian dan masukan demi peningkatan mutu
pendidikan di sekolah.
5. Masyarakat bisa menjadi sumber belajar.
12. KOORDINASI
Koordinasi adalah proses penyatupaduan kegiatan yang
dilakukan oleh pegawai dan berbagai kesatuan kerja agar selaras
dan serasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
Karakteristik koordinasi menurut Handayaningrat 1992 a.l:
1. Tanggungjawab koordinasi terletak pada pimpinan
2. Koordinasi adalah kerjasama
3. Koordinasi adalah proses yang berkesinambungan.
4. Inti koordinasi adalah kesatuan tindakan
5. Adanya pengaturan usaha kelompok secara teratur
6. Tujuan koordinasi adalah tujuan bersama.
13. PRINSIP- PRINSIP KOORDINASI
1. Harus dimulai dari tahap awal
2. Harus diciptakan iklim kondusif bagi iklim bersama
3. Proses yang terus menerus
4. Dilakukan melalui pertemuan baik formal maupun
informal
5. Perbedaan pendapat harus diakui sebagai
pengayaan dan dikemukakan secara terbuka.
14. TIPE KOORDINASI
Tipe koordinasi di bagi menjadi dua
a) Koordinasi vertikal (Vertical Coordination)
adalah kegiatan-kegiatan penyatuan, pengarahan yang dilakukan
oleh atasan terhadap kegiatan unit-unit, kesatuan-kesatuan kerja
yang ada di bawah wewenang dan tanggung jawabnya.
b) Koordinasi horizontal (Horizontal Coordination)
adalah mengkoordinasikan tindakan-tindakan atau kegiatan-
kegiatan penyatuan, pengarahan yang dilakukan terhadap kegiatan-
kegiatan dalam tingkat organisasi (aparat) yang setingkat.
15. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KOORDINASI
Hasibuan (2006), berpendapat bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi koordinasi salah satunya adalah
komunikasi.
Komunikasi sangat penting dalam koordinasi karena
dengan komunikasi partisipasi anggota akan semakin
tinggi dan pimpinan memberitahukan tugas kepada
karyawan harus dengan komunikasi
16. Kompetensi kepemimpinan kepala sekolah sangat menentukan dalam
menjalin hubungan antara keluarga, sekolah dan masyarakat.
Posisi kepala sekolah sekalipun secara formal kepala sekolah adalah seorang
pejabat, seorang birokrat demi tercapainya efektifitas hubungan keluarga
sekolah dan masyarakat, atribut pejabat perlu lebih banyak disembunyikan.
Yang lebih dikedepankan adalah posisi kepala sekolah sebagai pemimpin
lembaga yang membutuhkan berbagai support.
PERAN KEPEMIMPINAN
17. 1. Kepala sekolah mesti mengembangkan iklim sekolah yang
terbuka.
2. Pengambilan keputusan lebih mendengarkan masukan dari
stake holder
3. Mengembangkan model kepemimpinan integratif
BEBERAPA HAL PERLU DIPERTIMBANGKAN OLEH KEPALA
SEKOLAH UNTUK MEMPEROLEH MANFAAT YANG TINGGI
DARI MASYARAKAT DAN KELUARGA
18. Banyak penelitian tentang peran kepemimpinan dalam pengembangan dan penguatan
Pendidikan karakter. Dari beberapa penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa
kepala sekolah mempunyai peran penting dalam pengembangan peran keluarga,
sekolah dan masyarakat dalam Penguatan Pendidikan Karakter yaitu dengan
menerapkan strategi keteladanan, kedisiplinan, kepemimpinan transformasional,
pemberdayaan seluruh warga sekolah, memberikan petunjuk, pengawasan,
kemampuan berkomunikasi, kemampuannya dalam mengambil keputusan, dan
melakukan kerjasama antara sekolah, orang tua, dan masyarakat.
Sumber : https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/inspirasi-manajemen-
pendidikan/article/view/38336/34124
PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENGEMBANGAN PERAN KELUARGA,
SEKOLAH DAN MASYARAKAT DALAM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
19. Koesoema (2010: 2) memberikan formula bahwa pendidikan karakter jika ingin efektif dan
utuh harus menyertakan tiga basis desain dalam pemogramannya.
1. Desain pendidikan karakter berbasis kelas.
2. Desain pendidikan karakter berbasis kultur sekolah.
3. Desain pendidikan karakter berbasis komunitas.
Bell (1997) yang menyatakan bahwa kemitraan efektif yang kuat sekolah dengan orang tua dan
masyarakat berlandaskan kepercayaan, tujuan bersama, kejujuran dan keseimbangan adalah
faktor yang membawa keberhasilan organisasi dalam membetuk karakter siswa. Berbagai hasil
penelitian menunjukkan bahwa adanya kemitraan efektif yang baik antara sekolah dengan orang
tua dan masyarakat dapat mewujudkan kepercayaan orang tua dan masyarakat terhadap
pelayanan pendidikan di sekolah yang bermitra.
SASARAN: PROGRAM, KEBERSAMAAN SEKOLAH, DAN KOMUNITAS
20. Penguatan hubungan keluarga, sekolah dan masyarakat
untuk mewujudkan penguatan hubungan keluarga, sekolah
dan masyarakat diperlukan kesadaran dan tanggungjawab
bersama antara ketiga unsur tersebut
21. a. Kesadaran masyarakat terhadap tanggung jawab bersama atas pendidikan masih perlu
ditingkatkan.
b. Tingkat pendidikan dengan disparitas tinggi menjadi kendala yang cukup menyulitkan.
c. Disparitas sosial juga menjadi faktor penghambat yang cukup kuat.
d. Sikap kepala sekolah yang kurang demokratis, tidak transparan, bahkan otoriter.
e. Lemahnya komunikasi antara kepala sekolah dengan masyarakat, karena kepala sekolah
disibukkan dengan berbagai instrumen administrasi pengelolaan sekolah.
f. Kurangnya komunikasi kepala sekolah dengan perangkat pemerintah setempat dan tokoh-
tokoh informal
22. Dalam Peraturan Presiden Nomor 87 tahun 2017 tentang penguatan
Pendidikan karakter disebutkan bahwa Penguatan Pendidikan karakter
adalah gerakan pendidikan di bawah tanggung jawab satuan pendidikan
untuk memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati,
olah rasa, olah pikir, dan olah raga dengan pelibatan dan kerja sama
antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat sebagai bagian dari
Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).
23. Dalam Perpres Nomor 87 tahun 2017 Pasal 2 Penguatan Pendidikan Karakter memiliki tujuan:
1. Membangun dan membekali Peserta Didik sebagai generasi emas Indonesia Tahun 2045
dengan jiwa Pancasila dan pendidikan karakter yang baik guna menghadapi dinamika
perubahan di masa depan
2. Mengembangkan platform pendidikan nasional yang meletakkan pendidikan karakter sebagai
jiwa utama dalam penyelenggaraan pendidikan bagi Peserta Didik dengan dukungan
pelibatan publik yang dilakukan melalui pendidikan jalur formal, nonformal, dan informal
dengan memperhatikan keberagaman budaya Indonesia
3. Merevitalisasi dan memperkuat potensi dan kompetensi pendidik, tenaga kependidikan,
Peserta Didik, masyarakat, dan lingkungan keluarga dalam mengimplementasikan PPK
24. Pasal 3 Perpres Nomor 87 tahun 2017 menjelaskan bahwa PPK
dilaksanakan dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam pendidikan
karakter terutama meiiputi nilai-nilai religius, jujur, toleran, disiplin,
bekerja keras, kreatit mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat
kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta
damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan
bertanggungiawab.
25. Prinsip PPK sesuai dengan Pasal 4, dilakukan dengan menggunakan
prinsip sebagai berikut:
1. berorientasi pada berkembangnya potensi Peserta Didik secara
menyeluruh dan terpadu
2. keteladanan dalam penerapan pendidikan karakter pada masing-
masing lingkungan Pendidikan
3. berlangsung melalui pembiasaan dan sepanjang waktu dalam
kehidupan sehari-hari.
26. Keluarga memiliki peran strategis dalam mendukung penyelenggaraan
pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional dan pelibatan
keluarga dalam penyelenggaraan pendidikan memerlukan sinergi antara
satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat. Keluarga adalah pendidik
pertama dan utama.
27. a. meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab bersama antara satuan
pendidikan, keluarga, dan masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan
b. mendorong Penguatan Pendidikan Karakter anak
c. meningkatkan kepedulian keluarga terhadap pendidikan anak
d. membangun sinergitas antara satuan pendidikan, keluarga, dan kasyarakat.
e. mewujudkan lingkungan satuan pendidikan yang aman, nyaman, dan
menyenangkan.
28. a. persamaan hak
b. semangat kebersamaan dengan berasaskan gotong-royong
c. saling asah, asih, dan asuh
d. mempertimbangkan kebutuhan dan aspirasi anak.
29. 1. menghadiri pertemuan yang diselenggarakan oleh Satuan Pendidikan.
2. mengikuti kelas Orang Tua/Wali.
3. menjadi narasumber dalam kegiatan di Satuan Pendidikan
4. berperan aktif dalam kegiatan pentas kelas akhir tahun pembelajaran
5. berpartisipasi dalam kegiatan kokurikuler, ekstra kurikuler, dan kegiatan lain untuk
pengembangan diri Anak
6. bersedia menjadi aggota Komite Sekolah
7. berperan aktif dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh Komite Sekolah
8. menjadi anggota tim pencegahan kekerasan di Satuan Pendidikan
9. berperan aktif dalam kegiatan pencegahan pornografi, pornoaksi, dan penyalahgunaan
narkoba, psikotropika, dan zat adiktif lainnya (NAPZA)
10.memfasilitasi dan/atau berperan dalam kegiatan Penguatan Pendidikan Karakter Anak di
Satuan Pendidikan.
30. 1. menumbuhkan nilai-nilai karakter Anak di lingkungan
Keluarga
2. memotivasi semangat belajar Anak
3. mendorong budaya literasi
4. memfasilitasi kebutuhan belajar Anak.
31. 1. Mencegah peserta didik dari perbuatan yang melanggar peraturan
satuan pendidikan dan/atau yang menganggu ketertiban umum
2. Mencegah terjadinya tindak anarkis dan/atau perkelahian yang
melibatkan pelajar
3. Mencegah terjadinya perbuatan pornografi, pornoaksi, dan
penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya
(NAPZA) yang melibatkan peserta didik.
32. 1. Kurangnya kesadaran dan pemahaman tentang pentingnya
pendidikan karakter
2. Tekanan kurikulum dan ujian yang berfokus pada pencapaian
akademis.
3. Keterbatasan dukungan dan sumber daya untuk
pengimplementasian PPK (pelatihan, pengembangan materi ajar)
4. Perbedaan nilai dan budaya antarkeluarga.
5. Media dan teknologi yang menawarkan nilai dan dampak negatif:
6. Tantangan komunikasi yang kurang terbuka dan kolaboratif:
33. Dalam Peraturan Presiden Nomor 87 tahun 2017 pasal 4 bahwa penguatan Pendidikan karakter dapat
diselenggarakan melalui 3 jalur, yaitu
1. jalur Pendidikan formal,
2. jalur Pendidikan nonformal,
3. jalur Pendidikan informal.
Jalur Pendidikan Formal dilakukan secara terintegrasi dalam kegiatan Intrakurikuler, kokurikuler, dan
ekstrakurikuler, dilaksanakan dengan prinsip manajemen berbasis sekolah/madrasah dan merupakan tanggung
jawab kepala satuan pendidikan formal dan guru (pasal 6).
a) Intrakurikuler. Penyelenggaraan PPK dalam kegiatan Intrakurikuler merupakan penguatan nilai-nilai
karakter melalui kegiatan penguatan materi pembelajaran, metode pembelajaran sesuai dengan muatan
kurikulum berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan. Penerapan di sekolah:
1) Penerapan Pembelajaran Sosial Emosional yang terintegrasi dalam pembelajaran.
2) Penerapan Pendidikan karakter di setiap mata pelajaran
3) Pelaksanaan tes dengan based paper
b) Kokurikuler. Penerapan di sekolah dilakukan melalui pembiasaan-pembiasaan untuk penumbuhan budi
pekerti dan karakter positif pada murid.
34. Menumbuhkembangkan nilai-nilai moral dan spiritual
Menumbuhkembangkan nilai-nilai kebangsaan dan kebhinekaan
Mengembangkan Interaksi Positif Antara Peserta Didik dengan
Guru
Melalui Pembiasaan 5 S (senyum, salam, sapa, sopan dan santun)
Mengembangkan Interaksi Positif Antar Peserta Didik
Merawat Diri dan Lingkungan Sekolah
Mengembangkan Potensi Diri Peserta Didik Secara Utuh
35.
36.
37. 1. Ekstrakurikuler krida: Kepramukaan, Palang Merah Remaja
(PMR), Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R), Peraturan
Baris Berbaris (PBB), Taekwondo
2. Ekstrakurikuler kegiatan ilmiah remaja (KIR)
3. Ekstrakurikuler olah bakat dan minat: Seni Musik, Kadroh, Elektro,
Seni Tari, Atletik, Futsal, Basket, Tenis meja, Bulu tangkis,
Menulis, Fotografi, Conversation.
4. Ekstrakurikuler keagamaan: baca tulis Al Qur’an.
38. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Pendidikan Nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang
dapat dilaksanakan secara terstruktru dan berjenjang. Satuan pendidikan nonformal
terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan
belajar masyarakat, dan majelis taklim, serta lembaga sejenis. Pendidikan nonformal
meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan
kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan,
pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan
lain.
39. Dalam Peraturan Presiden Nomor 87 tahun 2017 Pasal 11 penyelenggaraan
penguatan Pendidikan karakter jalur Pendidikan Informal dilakukan melalui
penguatan nilai-nilai karakter dalam pendidikan di keluarga dan lingkungan dalam
bentuk kegiatan belajar secara mandiri
Kegiatan yang dapat dilakukan:
Mengembangkan Interaksi Positif Antara Peserta Didik dengan Orang tua
• Orang tua membiasakan untuk menyediakan waktu 20 menit setiap malam
untuk bercengkerama dengan anak mengenai kegiatan di sekolah
• Orangtua menanyakan perkembangan belajar anaknya di sekolah
Mengadakan pameran karya siswa pada Penguatan Project Pelajar Pancasila
dengan mengundang orangtua dan masyarakat untuk memberi apresiasi pada
siswa.
Pemerintah desa bekerja sama dengan sekolah untuk menyediakan lahan parkir di
depan sekolah.
40. KESIMPULAN
Keluarga memiliki peran strategis dalam mendukung penyelenggaraan pendidikan
untuk mencapai tujuan pendidikan nasional dan pelibatan keluarga dalam
penyelenggaraan pendidikan memerlukan sinergi antara satuan pendidikan, keluarga,
dan masyarakat. Dalam rangka mencapai efektivitas hubungan dengan keluarga
sekolah dan masyarakat, kepala sekolah perlu menjalin komunikasi dan koordinasi
yang efektif serta menonjolkan sisi kepemimpinan yang membutuhkan support untuk
mencapai keberhasilan lembaga pendidikan yang dipimpinnya
41. SARAN
Upaya yang dapat dilakukan untuk menguatkan hubungan keluarga, sekolah dan masyarakat
dalam pendidikan karakter adalah
1. Mendorong pengembangan program pendidikan karakter terintegrasi di tingkat sekolah
yang mencakup aspek akademis dan non-akademis. Program ini melibatkan kolaborasi
antara guru, orang tua, dan masyarakat untuk menyelaraskan nilai-nilai yang diterapkan di
semua lingkungan pembelajaran.
2. Melibatkan orang tua secara aktif dapat memperkuat nilai-nilai yang diajarkan di sekolah
dan mendorong konsistensi dalam pendekatan pembentukan karakter.
3. Mengadakan pertemuan rutin atau forum diskusi antara orang tua, sekolah dan masyarakat
sebagai wadah untuk bertukar ide, mengatasi masalah, dan merencanakan kegiatan bersama.
.