Dokumen tersebut berisi tentang analisis kegagalan mode dan efek (FMEA) untuk proses produksi tertentu. FMEA ini mengidentifikasi potensi kegagalan dan penyebabnya pada setiap tahapan proses, menilai dampak dan kemungkinan terjadinya, serta menentukan tindakan pencegahan untuk mengendalikan risiko kegagalan.
1734 p1-p psp teknik produksi perminyakan 2013-2014Winarto Winartoap
Lembar penilaian ujian praktik kejuruan untuk menilai kompetensi siswa dalam bidang teknik produksi perminyakan meliputi lima komponen yaitu persiapan kerja, proses, hasil kerja, sikap kerja, dan waktu. Penilaian dilakukan berdasarkan kriteria dan indikator yang telah ditetapkan.
Standar ini menjelaskan kompetensi dalam melaksanakan pemeriksaan pengelasan dan fabrikasi, termasuk memilih prosedur pengujian yang tepat, membuat dan mengesahkan prosedur pengelasan, memastikan kualitas, serta memonitor proses. Terdapat lima elemen kompetensi yaitu memilih prosedur pengujian, membuat prosedur pengelasan, mengesahkan prosedur pengelasan, memastikan kualitas, dan memonitor proses.
Berdasarkan dokumen tersebut, terdapat 3 kalimat ringkasan utama:
1. Stop-Call-Wait merupakan konsep penting dalam Lean Production System yang melibatkan penghentian proses produksi ketika terjadi ketidaknormalan, memanggil bantuan, dan menunggu instruksi lanjut.
2. Konsep ini bertujuan mencegah produk cacat terlepas ke proses berikutnya dan menyelesaikan masalah segera di sumber masalah.
3. Operator me
1734 p1-p psp teknik produksi perminyakan 2013-2014Winarto Winartoap
Lembar penilaian ujian praktik kejuruan untuk menilai kompetensi siswa dalam bidang teknik produksi perminyakan meliputi lima komponen yaitu persiapan kerja, proses, hasil kerja, sikap kerja, dan waktu. Penilaian dilakukan berdasarkan kriteria dan indikator yang telah ditetapkan.
Standar ini menjelaskan kompetensi dalam melaksanakan pemeriksaan pengelasan dan fabrikasi, termasuk memilih prosedur pengujian yang tepat, membuat dan mengesahkan prosedur pengelasan, memastikan kualitas, serta memonitor proses. Terdapat lima elemen kompetensi yaitu memilih prosedur pengujian, membuat prosedur pengelasan, mengesahkan prosedur pengelasan, memastikan kualitas, dan memonitor proses.
Berdasarkan dokumen tersebut, terdapat 3 kalimat ringkasan utama:
1. Stop-Call-Wait merupakan konsep penting dalam Lean Production System yang melibatkan penghentian proses produksi ketika terjadi ketidaknormalan, memanggil bantuan, dan menunggu instruksi lanjut.
2. Konsep ini bertujuan mencegah produk cacat terlepas ke proses berikutnya dan menyelesaikan masalah segera di sumber masalah.
3. Operator me
Dokumen tersebut merupakan lembar penilaian ujian praktik kejuruan untuk kompetensi keahlian Teknik Ototronik yang mencakup lima komponen penilaian yaitu persiapan kerja, proses, hasil kerja, sikap kerja dan waktu dengan rincian subkomponen dan kriteria penilaian masing-masing komponen.
Materi ini dibawakan untuk acara Coaching Clinic Virtual Panduan Membuat Masker Kain sesuai SNI pada Rabu, 28 Juli 2021. Diikuti oleh sekitar 150 peserta dari beberapa wilayah di Indonesia, menampilan 2 Role model UMK Masker Kain yakni Baby Finnsass dari Bandung dan Koperasi Bina Masyarakat Batik Tegalan. Acara berlangsung banyak diskusi, yang teknis maupun manajemen. Alhamdulillah banyak respon positif untuk acara ini. Acara disiarkan langsung melalui youtube BSN di https://youtu.be/RaAFq2O3v50
Dokumen ini memberikan penjelasan tentang kondisi normal dan abnormal serta tata cara menangani kondisi abnormal melalui prinsip STOP-CALL-WAIT. Kondisi abnormal terjadi bila ada ketidaksesuaian dengan standar proses. Operator harus menghentikan proses, memanggil atasan, dan menunggu instruksi selanjutnya. Produk abnormal dikelompokkan sebagai NG atau perlu perbaikan.
Dokumen tersebut memberikan panduan tentang tindakan yang harus diambil oleh operator ketika terjadi kondisi abnormal selama proses produksi. Kondisi abnormal didefinisikan sebagai ketidaksesuaian dengan standar operasi prosedur. Jika terjadi kondisi abnormal, operator harus menghentikan proses, memanggil atasan, dan menunggu instruksi selanjutnya. Dokumen tersebut juga menjelaskan cara memanggil atasan dan menunggu instruksi, serta penanganan produk yang
Dokumen tersebut menjelaskan tentang proses produksi baju bayi di konveksi Gloria. Terdapat 18 subproses yang dijelaskan secara singkat mulai dari pasokan bahan baku, pembuatan pola, pemotongan, penjahitan, finishing hingga pengemasan. Dokumen ini juga menjelaskan masalah kecacatan produk yang terjadi beserta penyebabnya melalui analisis FMEA (Failure Mode and Effect Analysis).
1734 p2-p psp teknik produksi perminyakan 2013-2014Winarto Winartoap
Lembar penilaian ujian praktik kejuruan untuk menilai kompetensi siswa dalam bidang Teknik Produksi Perminyakan. Penilaian meliputi lima komponen yaitu persiapan kerja, proses, hasil kerja, sikap kerja, dan waktu. Setiap komponen diberi bobot persentase tertentu untuk dihitung nilai akhir praktik.
Dokumen tersebut merupakan lembar penilaian ujian praktik untuk kompetensi keahlian Teknik Sepeda Motor yang mencakup 5 komponen penilaian yaitu persiapan kerja, proses, hasil kerja, sikap kerja, dan waktu dengan rincian subkomponen yang harus dinilai.
Dokumen tersebut berisi lembar penilaian ujian praktik kejuruan untuk kompetensi keahlian Teknik Pengelasan Kapal. Lembar penilaian ini digunakan untuk menilai lima komponen penilaian peserta ujian yaitu persiapan kerja, proses, hasil kerja, sikap kerja, dan waktu penyelesaian tugas berdasarkan kriteria dan indikator yang telah ditetapkan.
Gugus kendali mutu, merupakan mekanisme formal dan dilembagakan guna mencari pemecahan persoalan dengan memberikan tekanan pada partisipasi dan kretivitas di antara SDM sebagai karyawan/pegawai baik dalam organisasi pemerintah maupun swasta. Kelompok kecil pegawai terlibat dalam suatu proses pengkajian bersama untuk menyikapinya, dan memecahkan persoalan yang berkaitan dengan pekerjaan. Setiap gugus juga bertindak sebagai mekanisme pemantau yang membantu organisasi dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan memantau kesempatan. Mekanisme tersebut meneliti lingkungan sekitarnya untuk melihat kesempatan,tidak menunggu bergerak kalau persoalan timbul, dan tidak menunggu bergerak kalau persoalan timbul,dan tidak menghentikan kegiatannya kalau persoalan telah ditemukan dan dipercahkan. Itu berarti bahwa, untuk kebaikan organisasi sebesar-besarnya, gugus kendali mutu harus bekerja terus-menerus dan tidak tergantung pada proses produksi.
Upaya untuk meingkatkan mutu dan produktivitas serta kinerja suatu satuan kerja naik dunia usaha maupun birokrasi,perlu dilaksanakan terus menerus sedemikian sehingga dapat berfungsi dan mencapai tujuan secara optimal. Sejak dahulu,terutama di Eropa dan Amerika Serikat dikembangkan konsep manajemen dan organisasi yang bertujuan menungkatkan kinerja organisasi. Antara lain dapat dikemukakan adalah konsep Max Weber tentang birokrasi. Konsep Taylor tentang Manajemen Ilmiah,Fanyol dengan empat belas prinsip,serta konsep perilaku manusia yang mengutamakan motivasi dan pendekatan demokrasi. Konsep serta prinsip organisasi dan manajemen ini, telah mampu menungkatkan efisiensi dan organisasi baik pada perusahaan, pemerintah, dan organisasi sosial. Total Quality Control (pengendalian mutu terpadu) diprakrasai oleh Dr.J.M. Juran dan Dr.E.W. deming dan dikembangkan di Jepang oleh Kaora Ishitawa dengan menerapkan Quality Control Circle (QCC) atau Gugus Kendali Mutu.
Dokumen tersebut berisi lembar penilaian ujian praktik kejuruan untuk kompetensi keahlian Teknik Pengelasan Kapal. Lembar penilaian ini digunakan untuk menilai peserta ujian pada lima komponen yaitu persiapan kerja, proses, hasil kerja, sikap kerja, dan waktu penyelesaian tugas. Kriteria penilaian masing-masing komponen ditentukan berdasarkan indikator kinerja yang dicapai peserta.
Dokumen tersebut berisi lembar penilaian ujian praktik kejuruan untuk kompetensi keahlian Teknik Pengelasan Kapal. Lembar penilaian ini digunakan untuk menilai peserta ujian pada lima komponen yaitu persiapan kerja, proses, hasil kerja, sikap kerja, dan waktu penyelesaian tugas. Kriteria penilaian masing-masing komponen ditentukan berdasarkan indikator kinerja yang dicapai peserta.
Dokumen tersebut berisi lembar penilaian ujian praktik kejuruan untuk kompetensi keahlian Teknik Ototronik yang mencakup kriteria penilaian untuk komponen persiapan kerja, proses, hasil kerja, sikap kerja, dan waktu penyelesaian tugas.
Lembar penilaian ujian praktik kejuruan ini digunakan untuk menilai peserta dalam melaksanakan tugas perorangan dalam bidang teknik pemeliharaan mekanik industri yang meliputi 5 komponen penilaian yaitu persiapan kerja, proses, hasil kerja, sikap kerja, dan waktu dengan kriteria dan indikator yang telah ditetapkan.
GKM super (PT. Laksana Tekhnik Makmur) animasi contoh risalahAa Renovit
GKM adalah suatu sistim dalam manajemen usaha yang ditujukan untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas dan mutu produksi, dalam rangka meningkatkan daya-saing produk yang dihasilkan.
Dokumen tersebut merupakan lembar penilaian ujian praktik kejuruan untuk kompetensi keahlian Teknik Ototronik yang mencakup lima komponen penilaian yaitu persiapan kerja, proses, hasil kerja, sikap kerja dan waktu dengan rincian subkomponen dan kriteria penilaian masing-masing komponen.
Materi ini dibawakan untuk acara Coaching Clinic Virtual Panduan Membuat Masker Kain sesuai SNI pada Rabu, 28 Juli 2021. Diikuti oleh sekitar 150 peserta dari beberapa wilayah di Indonesia, menampilan 2 Role model UMK Masker Kain yakni Baby Finnsass dari Bandung dan Koperasi Bina Masyarakat Batik Tegalan. Acara berlangsung banyak diskusi, yang teknis maupun manajemen. Alhamdulillah banyak respon positif untuk acara ini. Acara disiarkan langsung melalui youtube BSN di https://youtu.be/RaAFq2O3v50
Dokumen ini memberikan penjelasan tentang kondisi normal dan abnormal serta tata cara menangani kondisi abnormal melalui prinsip STOP-CALL-WAIT. Kondisi abnormal terjadi bila ada ketidaksesuaian dengan standar proses. Operator harus menghentikan proses, memanggil atasan, dan menunggu instruksi selanjutnya. Produk abnormal dikelompokkan sebagai NG atau perlu perbaikan.
Dokumen tersebut memberikan panduan tentang tindakan yang harus diambil oleh operator ketika terjadi kondisi abnormal selama proses produksi. Kondisi abnormal didefinisikan sebagai ketidaksesuaian dengan standar operasi prosedur. Jika terjadi kondisi abnormal, operator harus menghentikan proses, memanggil atasan, dan menunggu instruksi selanjutnya. Dokumen tersebut juga menjelaskan cara memanggil atasan dan menunggu instruksi, serta penanganan produk yang
Dokumen tersebut menjelaskan tentang proses produksi baju bayi di konveksi Gloria. Terdapat 18 subproses yang dijelaskan secara singkat mulai dari pasokan bahan baku, pembuatan pola, pemotongan, penjahitan, finishing hingga pengemasan. Dokumen ini juga menjelaskan masalah kecacatan produk yang terjadi beserta penyebabnya melalui analisis FMEA (Failure Mode and Effect Analysis).
1734 p2-p psp teknik produksi perminyakan 2013-2014Winarto Winartoap
Lembar penilaian ujian praktik kejuruan untuk menilai kompetensi siswa dalam bidang Teknik Produksi Perminyakan. Penilaian meliputi lima komponen yaitu persiapan kerja, proses, hasil kerja, sikap kerja, dan waktu. Setiap komponen diberi bobot persentase tertentu untuk dihitung nilai akhir praktik.
Dokumen tersebut merupakan lembar penilaian ujian praktik untuk kompetensi keahlian Teknik Sepeda Motor yang mencakup 5 komponen penilaian yaitu persiapan kerja, proses, hasil kerja, sikap kerja, dan waktu dengan rincian subkomponen yang harus dinilai.
Dokumen tersebut berisi lembar penilaian ujian praktik kejuruan untuk kompetensi keahlian Teknik Pengelasan Kapal. Lembar penilaian ini digunakan untuk menilai lima komponen penilaian peserta ujian yaitu persiapan kerja, proses, hasil kerja, sikap kerja, dan waktu penyelesaian tugas berdasarkan kriteria dan indikator yang telah ditetapkan.
Gugus kendali mutu, merupakan mekanisme formal dan dilembagakan guna mencari pemecahan persoalan dengan memberikan tekanan pada partisipasi dan kretivitas di antara SDM sebagai karyawan/pegawai baik dalam organisasi pemerintah maupun swasta. Kelompok kecil pegawai terlibat dalam suatu proses pengkajian bersama untuk menyikapinya, dan memecahkan persoalan yang berkaitan dengan pekerjaan. Setiap gugus juga bertindak sebagai mekanisme pemantau yang membantu organisasi dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan memantau kesempatan. Mekanisme tersebut meneliti lingkungan sekitarnya untuk melihat kesempatan,tidak menunggu bergerak kalau persoalan timbul, dan tidak menunggu bergerak kalau persoalan timbul,dan tidak menghentikan kegiatannya kalau persoalan telah ditemukan dan dipercahkan. Itu berarti bahwa, untuk kebaikan organisasi sebesar-besarnya, gugus kendali mutu harus bekerja terus-menerus dan tidak tergantung pada proses produksi.
Upaya untuk meingkatkan mutu dan produktivitas serta kinerja suatu satuan kerja naik dunia usaha maupun birokrasi,perlu dilaksanakan terus menerus sedemikian sehingga dapat berfungsi dan mencapai tujuan secara optimal. Sejak dahulu,terutama di Eropa dan Amerika Serikat dikembangkan konsep manajemen dan organisasi yang bertujuan menungkatkan kinerja organisasi. Antara lain dapat dikemukakan adalah konsep Max Weber tentang birokrasi. Konsep Taylor tentang Manajemen Ilmiah,Fanyol dengan empat belas prinsip,serta konsep perilaku manusia yang mengutamakan motivasi dan pendekatan demokrasi. Konsep serta prinsip organisasi dan manajemen ini, telah mampu menungkatkan efisiensi dan organisasi baik pada perusahaan, pemerintah, dan organisasi sosial. Total Quality Control (pengendalian mutu terpadu) diprakrasai oleh Dr.J.M. Juran dan Dr.E.W. deming dan dikembangkan di Jepang oleh Kaora Ishitawa dengan menerapkan Quality Control Circle (QCC) atau Gugus Kendali Mutu.
Dokumen tersebut berisi lembar penilaian ujian praktik kejuruan untuk kompetensi keahlian Teknik Pengelasan Kapal. Lembar penilaian ini digunakan untuk menilai peserta ujian pada lima komponen yaitu persiapan kerja, proses, hasil kerja, sikap kerja, dan waktu penyelesaian tugas. Kriteria penilaian masing-masing komponen ditentukan berdasarkan indikator kinerja yang dicapai peserta.
Dokumen tersebut berisi lembar penilaian ujian praktik kejuruan untuk kompetensi keahlian Teknik Pengelasan Kapal. Lembar penilaian ini digunakan untuk menilai peserta ujian pada lima komponen yaitu persiapan kerja, proses, hasil kerja, sikap kerja, dan waktu penyelesaian tugas. Kriteria penilaian masing-masing komponen ditentukan berdasarkan indikator kinerja yang dicapai peserta.
Dokumen tersebut berisi lembar penilaian ujian praktik kejuruan untuk kompetensi keahlian Teknik Ototronik yang mencakup kriteria penilaian untuk komponen persiapan kerja, proses, hasil kerja, sikap kerja, dan waktu penyelesaian tugas.
Lembar penilaian ujian praktik kejuruan ini digunakan untuk menilai peserta dalam melaksanakan tugas perorangan dalam bidang teknik pemeliharaan mekanik industri yang meliputi 5 komponen penilaian yaitu persiapan kerja, proses, hasil kerja, sikap kerja, dan waktu dengan kriteria dan indikator yang telah ditetapkan.
GKM super (PT. Laksana Tekhnik Makmur) animasi contoh risalahAa Renovit
GKM adalah suatu sistim dalam manajemen usaha yang ditujukan untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas dan mutu produksi, dalam rangka meningkatkan daya-saing produk yang dihasilkan.
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfnarayafiryal8
Industri batu bara telah menjadi salah satu penyumbang utama pencemaran udara global. Proses ekstraksi batu bara, baik melalui penambangan terbuka maupun penambangan bawah tanah, menghasilkan debu dan gas beracun yang dilepaskan ke atmosfer. Gas-gas tersebut termasuk sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NOx), dan partikel-partikel halus (PM2.5) yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Selain itu, pembakaran batu bara di pembangkit listrik dan industri menyebabkan emisi karbon dioksida (CO2), yang merupakan penyebab utama perubahan iklim global dan pemanasan global.
Pencemaran udara yang disebabkan oleh industri batu bara juga memiliki dampak lokal yang signifikan. Di sekitar area penambangan, debu batu bara yang dihasilkan dapat mengganggu kesehatan masyarakat dan ekosistem lokal. Paparan terus-menerus terhadap debu batu bara dapat menyebabkan masalah pernapasan seperti asma dan bronkitis, serta berkontribusi pada penyakit paru-paru yang lebih serius. Selain itu, hujan asam yang disebabkan oleh emisi sulfur dioksida dapat merusak tanaman, air tanah, dan ekosistem sungai, mengancam keberlanjutan lingkungan di sekitar lokasi industri batu bara.
1. << kriteria klasifikasi safety >> <<Occurance Classification Criteria >> << Detection Classification Criteria >>
TYPE : 10 10 P 10% / CPK ‹ 0.32≧ 10 Tentu saja lulus / tidak ada pencegahan lulus kepada pelanggan
9 9 5% P 9.999%/ CPK 0.32≦ ≦ ≧ 9 Kemungkinan / metode saat melewati belum efektif
PROCESS NAME: 8 8 2% P 4.999% / CPK 0.50≦ ≦ ≧ 8
7 7 1% P 1.999%/ CPK 0.67≧ ≧ ≧ 7 Terdeteksi oleh visual yang / tactile / terdengar cek di stasiun / line
PART NAME : 6 6 0.2% P 0.999% / CPK 0.83≧ ≧ ≧ 6
5 Mengurangi fungsi dan kinerja 5 0.05% P 0.199% / CPK 1.00≧ ≧ ≧ 5 Terdeteksi secara otomatis di stasiun / line dengan menggunakan alat ( bazzer dll )
PART NO : 4 4 0.01% P 0.0499% / CPK 1.17≧ ≧ ≧ 4 Otomatis terdeteksi pada bagian awal untuk mencegah adanya proses lanjutan
3 Masalah visual, suara , perasaan menimbulkan pasar klaim 3 0.001% P 0.009% / CPK 1.33≧ ≧ ≧ 3
2 2 0.0001% P 0.0009%/ CPK 1.50≧ ≧ ≧ 2 Error ( penyebab ) otomatis akan terdeteksi dan mencegah bagian perbedaan dari yang dibuat
DOCUMENT NUMBER : 1 Tidak ada efek atau diabaikan 1 P=0 / CPK 1.67≧ 1 Item telah kesalahan - dibuktikan dengan proses / desain
NO Step proses Kebutuhan Potensi efek ( s ) dari kegagalan
Severity
Klasifikasi
Proses yang dilakukan saat ini
Pencegahan kontrol Occurance
1 Material Receiving Material Basah, Dan Kotor Hasil Produksi Bintik 4 Utama Packing Kurang Baik Check Visual 2
2 Material Inspection Kesalahan Jenis Material Material Produk Tidak Sesuai Standar 4 Penting Check Visual, Check Quantity 2
3 Storage Material Penyimpanan Material Material tercampur Warna dan Quality produk tidak standar 4 Utama Check Visual 2
4 Injection Proccess Proses produksi Barang Short, silver pada Produk Produk Tidak Bisa Digunakan 5 Penting 4
5 IPQC Inspection Produk NG Lolos Inspeksi Produk Tidak Bisa Digunakan 5 Penting 2
6 Produk Tidak Bisa Assembly 5 Penting Operator Tidak Teliti 3 Check nipper
7 IPQC Inspection Produk NG Lolos Inspeksi Produk NG Terkirim Ke Customer 5 Penting 2 Training skill operator
8 Packing Proccess Proses Packing Produk Kuantitas Produk Tidak sesuai 5 Utama 3
9 Outgoing Inspection Produk NG Lolos Inspeksi Produk NG Terkirim Ke Customer 4 Penting Inspector Outgoing Kurang Teliti 2 Control skill inspector
10 Storage WareHouse Produk Kotor Dan Berdebu 4 Utama Packing Tidak Standard 2
11 Delivery To Customer 3 Utama Produk Berbenturan 3
Jika nilai RPN pada kolom ( berwarna hijau ) lebih dari 150 maka isi kolom ( berwarna kunig ) sebagai tindak perbaikan .
Process Failure Mode and Effect Analysis
(FMEA)
Hal yang berkaitan dengan keselamatan hidup dan hukum ( tidak
prediktif )Hal yang berkaitan dengan keselamatan hidup dan hukum
( diprediksi )Ini melibatkan fungsi , kinerja , struktur kesalahan ,
sehingga kecelakaan fatal
Deteksi modus kegagalan dalam proses berikutnya dengan visual yang / tacti
/ sarana terdengarIni melibatkan fungsi , kinerja , struktur kesalahan ,
kecelakaan fatalMengakibatkan kegagalan fungsi , kinerja , dan struktur
kesalahan
Terdeteksi oleh atribut gaugling ( pergi / tidak pergi , torsi meter dll )
di stasiun / line
Masalah visual, suara , perasaan menimbulkan pasar klaim
dalam jumlah besar Automaticly terdeteksi dan bagian awal untuk mencegah proses lebih lanjut
- stasiun / line ( proses selanjutnya )Masalah visual, suara , perasaan yang menimbulkan sejumlah
keluhan pengguna
Potensi kegagalan /
masalah
Potensi penyebab ( s ) dari
kegagalan Kontrol yang
dilakukan
Penerimaan Material
Dari Supplier
Check visual packing
material saat
kedatangan
Pemeriksaan Pada
Saat Kedatangan
Material
Material Number Pada Packaging
Tidak Jelas
Check visual saat
kedatangan
Area Penempatan Material Tidak
Jelas, Penyimpanan Material Tidak
Pada Tempatnya
Pemisahan storage
( label pada area
storage )
Temperatur Mould Dan MTC Tidak
Stabil, Setting Mesin Salah
Check Temperatur Mould,
MTC, dan Setting Kondisi
Sesuai Standar Operasi
Pemeriksaan Oleh
Petugas Engineering
Patrolling
Proses Inspeksi Setting
Awal produk
Inspector Proses Kurang Teliti, Limit
Sample Produk Tidak update
On The Job Training,
Meeting Sosialisasi Produk,
Buat limit sample /
jenis NG
Illumy Check & Finishing
Proccess
Proses Illumy Check &
Pemotongan Gate
runner
Hasil Potong Gate Runner
Panjang / over cut
Check Hasil Potong Gate
Runner
Proses Inspeksi Produk
Finish Good
Inspector In Proses Kurang Teliti, Limit
Sample Produk Tidak update
On The Job Training,
Meeting Sosialisasi Produk,
Review WI
Kesalahan Kuantitas Dalam
Proses Penimbangan Produk
Kesalahan Pada Alat Ukur ( Proses
Penimbangan ), Dan Metode
Penimbangan
Saat Awal Penimbangan ikuti
sesuai dengan Work
Instruction Oprasional
Penimbangan, Dan Kalibrasi
Check kalibrasi
timbangan
Proses Inspeksi
Sebelum Delivery
On The Job Training,
Meeting Sosialisasi Produk,
Review WI
Proses Penyimpanan
Produk Finish Good
Penyimpanan Produk Terlalu
Lama
Check Sebelum Melakukan
Penyimpanan
Control FIFO ( First In
First Out )
Proses Prengiriman
Produk Finish Good Ke
Customer
Produk Deformasi Pada Saat
Pengiriman
Produk NG Deformasi Terkirim Ke
Customer
Check penyusunan produk
dan IRD Delivery Sebelum
Pengiriman
Visual packing pada
mobil delivery