Dokumen ini membahas tentang penggunaan ransum komplit sebagai alternatif pakan ternak sapi untuk mengatasi masalah kekurangan hijauan di Indonesia. Ransum komplit merupakan pakan lengkap yang dapat memenuhi kebutuhan nutrisi ternak tanpa tambahan lain selain air. Penelitian menunjukkan bahwa ransum komplit berbasis limbah jerami dan bahan lokal dapat mendukung pertambahan berat badan optimal ternak. Ransum ini
Dokumen tersebut membahas potensi geografis Indonesia yang meliputi luas wilayah, iklim, angin, curah hujan, bentang alam, tanah, jumlah penduduk, dan potensi-potensi tersebut untuk ketahanan pangan nasional dan energi alternatif.
Manajemen Pangan Nasional - Masalah dan Alternatif Solusi - DR Siswono Yudo H...Partai Golkar
Dokumen tersebut membahas tentang kondisi pangan dunia dan nasional serta berbagai masalah dan solusi yang terkait dengan pengelolaan pangan di Indonesia. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain harga pangan global yang terus meningkat menjadi ancaman, produktivitas pertanian Indonesia yang rendah, serta pentingnya peningkatan produksi pangan domestik untuk mencapai kedaulatan dan ketahanan pangan.
Power point ini dibuat untuk memeuhi tugas mata pelajaran geografi. Materi ini memuat tentang ketahanan pangan, ketersediaan pangan, akses pangan, pemanfaatan pangan, dan fator faktor yang memengaruhi ketahanan pangan
Dokumen ini membahas tentang penggunaan ransum komplit sebagai alternatif pakan ternak sapi untuk mengatasi masalah kekurangan hijauan di Indonesia. Ransum komplit merupakan pakan lengkap yang dapat memenuhi kebutuhan nutrisi ternak tanpa tambahan lain selain air. Penelitian menunjukkan bahwa ransum komplit berbasis limbah jerami dan bahan lokal dapat mendukung pertambahan berat badan optimal ternak. Ransum ini
Dokumen tersebut membahas potensi geografis Indonesia yang meliputi luas wilayah, iklim, angin, curah hujan, bentang alam, tanah, jumlah penduduk, dan potensi-potensi tersebut untuk ketahanan pangan nasional dan energi alternatif.
Manajemen Pangan Nasional - Masalah dan Alternatif Solusi - DR Siswono Yudo H...Partai Golkar
Dokumen tersebut membahas tentang kondisi pangan dunia dan nasional serta berbagai masalah dan solusi yang terkait dengan pengelolaan pangan di Indonesia. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain harga pangan global yang terus meningkat menjadi ancaman, produktivitas pertanian Indonesia yang rendah, serta pentingnya peningkatan produksi pangan domestik untuk mencapai kedaulatan dan ketahanan pangan.
Power point ini dibuat untuk memeuhi tugas mata pelajaran geografi. Materi ini memuat tentang ketahanan pangan, ketersediaan pangan, akses pangan, pemanfaatan pangan, dan fator faktor yang memengaruhi ketahanan pangan
Dokumen membahas tentang ketahanan pangan di Indonesia. Indonesia belum mampu mencapai swasembada pangan dan beberapa komoditas pangan dianggap strategis. Sistem ketahanan pangan bertujuan memenuhi kebutuhan pangan rumah tangga. Masalah utama ketahanan pangan adalah ketersediaan, distribusi, dan konsumsi pangan. Strategi yang dibahas adalah meningkatkan produksi pertanian, memenuhi kebutuhan kelompok miskin, serta kebijak
Dokumen tersebut membahas tentang ketahanan pangan di Indonesia. Beberapa poin pentingnya adalah: (1) Indonesia belum mampu mencapai swasembada pangan, (2) terdapat beberapa masalah strategis seperti ketersediaan dan distribusi pangan yang belum merata, (3) diperlukan kebijakan untuk menjamin ketersediaan, distribusi, dan aksesibilitas pangan bagi masyarakat.
Dokumen ini membahas kebijakan beras nasional Indonesia dan kondisi petani padi. Tujuan utama kebijakan beras adalah mencapai swasembada, tetapi definisinya berubah seiring waktu. Kebijakan ini memberikan perlindungan kepada petani dan konsumen. Sensus Pertanian 2013 menunjukkan penurunan jumlah rumah tangga petani dan luas lahan yang dikuasai. Gejala guremisasi menjadi perhatian.
Rapat koordinasi pembangunan kawasan agropolitan di Kabupaten Pakpak Bharat membahas strategi untuk meningkatkan pendapatan masyarakat melalui pembangunan sektor pertanian, perkebunan, dan pariwisata serta prasarana pendukungnya, dengan mengembangkan komoditas unggulan seperti nilam, kopi, kelapa sawit, dan budidaya sayuran.
Presentasi Dewan Kedelai Nasional (Dekenas) KadinBio Perforasi
Dokumen tersebut membahas tentang upaya meningkatkan produksi kedelai di Indonesia agar dapat mencapai swasembada. Saat ini, lebih dari 90% kebutuhan kedelai diimpor karena produksi dalam negeri sangat kecil akibat berbagai hambatan. Dewan Kedelai Nasional berupaya meningkatkan koordinasi antar pemangku kepentingan, meningkatkan produktivitas, memperluas lahan, dan mendorong investasi untuk mencapai target 1,15 juta ha la
Dokumen tersebut membahas potensi dan produksi sektor kelautan dan perikanan di Kabupaten Dompu, termasuk data produksi tangkap dan budidaya, tantangan dan peluang sektor, serta program peningkatan produksi melalui JARAPASAKA.
Dokumen tersebut membahas tentang kedaulatan pangan Indonesia sebelum dan sesudah Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015. Secara khusus membahas peluang dan tantangan dalam perdagangan hortikultura dengan negara-negara ASEAN dan China melalui kesepakatan seperti ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA). Juga membandingkan produksi pangan utama Indonesia dengan negara lain.
Monograf ini membahas pengembangan uji tanah sebagai dasar penyusunan rekomendasi pemupukan berimbang untuk meningkatkan produktivitas tanah dan mengefisiensikan pemakaian pupuk. Uji tanah digunakan untuk mengetahui status hara tanah dan kebutuhan hara tanaman sehingga dapat menentukan takaran pupuk yang tepat. Hal ini penting untuk mengatasi masalah ketidakseimbangan hara dan kejenuhan P serta K di lahan sawah akibat
More Related Content
Similar to Pengelolaan berkelanjutan lahan_sawah_-_copy
Dokumen membahas tentang ketahanan pangan di Indonesia. Indonesia belum mampu mencapai swasembada pangan dan beberapa komoditas pangan dianggap strategis. Sistem ketahanan pangan bertujuan memenuhi kebutuhan pangan rumah tangga. Masalah utama ketahanan pangan adalah ketersediaan, distribusi, dan konsumsi pangan. Strategi yang dibahas adalah meningkatkan produksi pertanian, memenuhi kebutuhan kelompok miskin, serta kebijak
Dokumen tersebut membahas tentang ketahanan pangan di Indonesia. Beberapa poin pentingnya adalah: (1) Indonesia belum mampu mencapai swasembada pangan, (2) terdapat beberapa masalah strategis seperti ketersediaan dan distribusi pangan yang belum merata, (3) diperlukan kebijakan untuk menjamin ketersediaan, distribusi, dan aksesibilitas pangan bagi masyarakat.
Dokumen ini membahas kebijakan beras nasional Indonesia dan kondisi petani padi. Tujuan utama kebijakan beras adalah mencapai swasembada, tetapi definisinya berubah seiring waktu. Kebijakan ini memberikan perlindungan kepada petani dan konsumen. Sensus Pertanian 2013 menunjukkan penurunan jumlah rumah tangga petani dan luas lahan yang dikuasai. Gejala guremisasi menjadi perhatian.
Rapat koordinasi pembangunan kawasan agropolitan di Kabupaten Pakpak Bharat membahas strategi untuk meningkatkan pendapatan masyarakat melalui pembangunan sektor pertanian, perkebunan, dan pariwisata serta prasarana pendukungnya, dengan mengembangkan komoditas unggulan seperti nilam, kopi, kelapa sawit, dan budidaya sayuran.
Presentasi Dewan Kedelai Nasional (Dekenas) KadinBio Perforasi
Dokumen tersebut membahas tentang upaya meningkatkan produksi kedelai di Indonesia agar dapat mencapai swasembada. Saat ini, lebih dari 90% kebutuhan kedelai diimpor karena produksi dalam negeri sangat kecil akibat berbagai hambatan. Dewan Kedelai Nasional berupaya meningkatkan koordinasi antar pemangku kepentingan, meningkatkan produktivitas, memperluas lahan, dan mendorong investasi untuk mencapai target 1,15 juta ha la
Dokumen tersebut membahas potensi dan produksi sektor kelautan dan perikanan di Kabupaten Dompu, termasuk data produksi tangkap dan budidaya, tantangan dan peluang sektor, serta program peningkatan produksi melalui JARAPASAKA.
Dokumen tersebut membahas tentang kedaulatan pangan Indonesia sebelum dan sesudah Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015. Secara khusus membahas peluang dan tantangan dalam perdagangan hortikultura dengan negara-negara ASEAN dan China melalui kesepakatan seperti ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA). Juga membandingkan produksi pangan utama Indonesia dengan negara lain.
Monograf ini membahas pengembangan uji tanah sebagai dasar penyusunan rekomendasi pemupukan berimbang untuk meningkatkan produktivitas tanah dan mengefisiensikan pemakaian pupuk. Uji tanah digunakan untuk mengetahui status hara tanah dan kebutuhan hara tanaman sehingga dapat menentukan takaran pupuk yang tepat. Hal ini penting untuk mengatasi masalah ketidakseimbangan hara dan kejenuhan P serta K di lahan sawah akibat
Dokumen tersebut membahas tentang klasifikasi kemampuan lahan lanjutan, termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi klasifikasi lahan seperti lereng, tekstur tanah, permeabilitas, kedalaman efektif, drainase, dan erosi."
Dokumen tersebut membahas tentang evaluasi sumber daya lahan (SD lahan) yang meliputi klasifikasi kemampuan lahan dan kesesuaian lahan. Evaluasi SD lahan bertujuan untuk mengetahui potensi dan keterbatasan lahan agar dapat digunakan secara optimal dan berkelanjutan untuk pertanian."
The document discusses Low External Input Sustainable Agriculture (LEISA), a system that optimizes local resources and minimizes external inputs. It focuses on combining various agroecosystem components like soil, climate, water and humans. External inputs are only used when needed to supplement the agroecosystem and increase sustainability. While it does not maximize short-term productivity, it aims to be stable and adequate in the long-term. It is built from renewable resources from the local environment and allows some external inputs to balance productivity while maintaining sustainability.
Buku ini membahas berbagai metode dan tahapan dalam penetapan sifat-sifat fisik tanah, mulai dari pengambilan contoh tanah hingga analisis di laboratorium. Bab ini menjelaskan bahwa pengambilan contoh tanah yang representatif dan sesuai prosedur merupakan tahap penting untuk mendapatkan hasil analisis sifat fisik tanah yang akurat. Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan meliputi tujuan pengamb
Dokumen ini memberikan analisis sensitivitas dari usaha budidaya kelapa sawit dengan mengubah harga jual dari Rp1,25/kg menjadi Rp1,5/kg. Perubahan harga meningkatkan laba tahunan menjadi Rp20.800.000 dan nilai BEP menjadi Rp45.576.000 atau 36.461 kg. Dokumen ini juga membandingkan proyek budidaya kelapa sawit dengan pabrik CPO berdasarkan nilai B/C, NPV, dan IRR. Pro
Bank Berkah menawarkan kredit Rp100 juta kepada kelompok tani Protani dengan bunga 10% per tahun yang dibayar selama 5 tahun. Kelompok tani diberi pilihan metode pembayaran bunga: flate rate, sliding rate, atau anuitas. Tugasnya adalah menghitung besar bunga ketiga metode dan merekomendasikan metode mana yang paling baik.
Dokumen tersebut membahas tentang perhitungan beban bunga untuk pinjaman petani oleh Bank Makmur dengan nilai Rp40 juta selama 5 tahun dengan bunga 12% per tahun. Bank memberikan pilihan metode pembayaran bunga yaitu flate rate, sliding rate, dan anuitas. Dokumen tersebut menghitung besaran beban bunga untuk ketiga metode tersebut.
Dokumen tersebut berisi analisis keuangan usaha pembuatan tepung "X" yang mencakup perhitungan kebutuhan modal, sumber pendanaan, pelunasan pinjaman, proyeksi penerimaan dan biaya, laba rugi, periode pengembalian investasi, break even point, arus kas, dan analisis NPV, B/C ratio, dan IRR. Analisis menunjukkan bahwa usaha tersebut layak dilakukan dengan IRR sebesar 27,22% yang lebih besar dari tarif disk
- The document analyzes the business of tomato cultivation on a 5000 sqm plot of land, with 4000 sqm being effectively used for cultivation. It details the costs of seeds, fertilizers, labor, equipment depreciation etc. amounting to Rp37.21 million in total costs.
- Expected production is estimated at 36,000 kg of tomatoes from the plot, valued at Rp108 million in revenue if sold at Rp3,000/kg.
- This gives a net profit of Rp70.79 million and an R/C ratio of 2.9, indicating the business is profitable. The break-even point is 1,564 kg of tomatoes or Rp6.
Ringkasan dokumen tentang hidroponik adalah:
1. Hidroponik adalah budidaya tanaman tanpa menggunakan tanah, memanfaatkan air dan larutan hara untuk pertumbuhan tanaman.
2. Terdapat berbagai jenis hidroponik berdasarkan media tumbuh dan sistem irigasinya, seperti kultur air, kultur agregat, NFT, serta sistem terbuka dan tertutup.
3. Media tanam yang digunakan dalam hidroponik dapat ber
ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...d1051231079
Hujan asam merupakan kombinasi ringan dari asam sulfat dan asam nitrat. Hujan asam biasanya terjadi di daerah-daerah yang padat penduduk dan banyaknya aktivitas manusia dalam kegiatan transportasi. Emisi gas SO2 dan NO2 yang berasal dari kegiatan industri dan transportasi merupakan penyebab terjadinya peristiwa hujan asam apabila emisi gas tersebut bereaksi dengan air hujan, dimana senyawa yang bersifat asam terbentuk. Emisi gas SO2 dan NO2 yang berasal dari aktivitas manusia dapat berubah menjadi nitrat (NO3 - ) dan sulfat (SO4 2-) melalui proses fisika dan kimia yang kompleks. Sulfat dan nitrat lebih banyak berbentuk asam yang terlarut dalam air hujan. Keasaman air hujan berhubungan erat dengan konsentrasi SO2 dan NO2 yang terlarut di dalam air hujan. Semakin tinggi konsentrasi SO2 dan NO2 , maka dapat mengakibatkan nilai keasaman air hujan semakin asam .Deposisi asam yang berasal dari emisi antropogenik SO2 dan NOx , memiliki pengaruh besar pada biogeokimia, dan menyebabkan pengasaman tanah dan air permukaan, eutrofikasi ekosistem darat dan air dan penurunan keanekaragaman hayati di banyak wilayah.
DAMPAK PIRIT ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdfd1051231033
Tanah merupakan bagian terpenting dalam bidang pertanian, peranan tanah juga sangat kompleks bagi media perakaran tanaman. Tanah mampu menopang dan menyediakan unsur hara yang sangat dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan vegetatif dan generatif. Tanah tersusun dari bahan mineral, bahan organik, udara dan air. Bahan mineral tersusun dari hasil aktivitas pelapukan bebatuan, sedangkan bahan organik berasal dari pelapukan serasah tumbuhan akibat adanya aktivitas mikroorganisme di dalam tanah. Salah satu jenis tanah adalah tanah sulfat masam. Tanah sulfat masam ini keberadaannya di daerah rawa pasang surut. Sering kali tanah sulfat masam dijumpai pada lahan gambut terdegradasi yang mengakibatkan tanah mengandung pirit (FeS2) naik kepermukaan. Tanah sulfat masam yang mengandung pirit ini juga mengganggu pertumbuhan tanaman. Terganggunya pertumbuhan tanaman menyebabkan lahan ini nantinya akan ditinggalkan petani bila tidak dilakukan usaha perbaikan atau menjadi lahan bongkor.
Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...d1051231053
Gambut merupakan tanah yang memiliki karakteristik unik. Lahan gambut yang begitu luas di beberapa pulau besar di Indonesia, menjadikan pengelolaan lahan gambut sering dilakukan, terutama dalam peralihan fungsi menjadi perkebunan, pertanian, hingga pemukiman. Pada studi kasus ini lebih berfokus pada degradasi lahan gambut menjadi media tanam, proses, dampak, serta upaya pemulihan dampak yang dihasilkan dari degradasi lahan gambut tersebut
“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN DAN EMISI...aisyrahadatul14
Pencemaran udara adalah pelepasan zat-zat berbahaya ke atmosfer, seperti polusi industri, kendaraan bermotor, dan pembakaran sampah. Dampaknya terhadap lingkungan sangat serius. Udara yang tercemar dapat merusak lapisan ozon, memicu perubahan iklim, dan mengurangi kualitas udara yang kita hirup setiap hari. Bagi makhluk hidup, pencemaran udara dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti penyakit pernapasan, iritasi mata, dan bahkan kematian. Lingkungan juga terdampak dengan terganggunya ekosistem dan berkurangnya keanekaragaman hayati.
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...d1051231039
Lahan gambut merupakan salah satu ekosistem yang unik dan penting secara global. Terbentuk dari endapan bahan organik yang terdekomposisi selama ribuan tahun, lahan gambut memiliki peran yang sangat signifikan dalam menjaga keanekaragaman hayati, menyimpan karbon, serta mengatur siklus air. Kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya habitat, degradasi lingkungan, dan penurunan kesuburan tanah. Kerusakan lahan gambut di Indonesia telah meningkat seiring waktu, dengan laju deforestasi dan degradasi lahan gambut yang signifikan. Menurut data, sekitar 70% dari lahan gambut di Indonesia telah rusak, dan angka tersebut terus meningkat. Kerusakan lahan gambut memiliki dampak yang luas dan serius, tidak hanya secara lokal tetapi juga global. Selain menyebabkan hilangnya habitat bagi berbagai spesies tumbuhan dan hewan yang khas bagi ekosistem gambut, kerusakan lahan gambut juga melepaskan jumlah karbon yang signifikan ke atmosfer, berkontribusi pada perubahan iklim global.Kerusakan lahan gambut memiliki dampak negatif yang luas pada masyarakat, lingkungan, dan ekonomi. Dalam jangka panjang, kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya sumber daya alam, penurunan kesuburan tanah, dan peningkatan risiko bencana alam.
DAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdfd1051231031
Kebakaran hutan dan lahan gambut merupakan kebakaran permukaan dimana api membakar bahan bakar yang ada di atas permukaan seperti pepohonan maupun semak-semak, kemudian api menyebar tidak menentu secara perlahan di bawah permukaan (Ground fire), membakar bahan organicmelalui pori-pori gambut dan melalui akar semak belukar ataupun pohon yang bagian atasnya terbakar. Selanjutnya api menjalar secara vertical dan horizontal berbentuk seperti kantong asap dengan pembakaran yang tidak menyala (smoldering) sehingga hanya asap yang berwarna putih saja yang Nampak di atas permukaan, yang sering dikenal dengan kabut asap yang terjadi akibat kebakaran hutan yang bersifat masiv. Oleh karena peristiwa kebakaran tersebut terjadi di bawah tanah dan tidak nampak di permukaanselain itu tanahnya merupakan tanah basah/gambut yang mengandung air maka proses kegiatan pemadamannya tentu akan menimbulkan kesulitan.
2. PENDAHULUAN
1. Indonesia adalah negara berpenduduk terbesar ke 4 di
dunia yang mayoritas makanan pokoknya beras.
2. Seiring laju pertumbuhan penduduk rata-rata 1,35 % per
tahun, pertumbuhan permintaan beras juga meningkat
secara signifikan.
3. Upaya untuk menekan konsumsi beras per kapita dengan
program diversifikasi pangan belum Berhasil.
4. Simbol harkat hidup layak masyarakat masih melekat kuat
pada beras sebagai sumber karbohidrat pangan lokal
dibanding sumber karbohidrat lain.
3. 5. Satu satunya tanda keberhasilan subtitusi karbohidrat
adalah konsumsi terigu, namun sayang iklim di
Indonesia tidak mendukung untuk budidaya gandum.
6. Dari sisi on farm, produksi beras masih menghadapi
persoalan menyusutnya lahan subur terutama lahan
sawah di Pulau Jawa, melandainya tingkat produktivitas
lahan,dan menurunnya dukungan ketersediaan air irigasi
7. Indonesia masih memiliki peluang untuk merealisasikan
proyeksi pertumbuhan produksi melalui :
a. Strategi pengelolaan lahan yang ada (existing land)
b. Strategi pengelolaan lahan potensial melalui
perluasan lahan (Potential land)
4. KETAHANAN PANGAN SEBAGAI SYARAT
KEHARUSAN
• Terpenuhinya pangan bagi seluruh rakyat dalam jumlah
cukup, merata, aman dan terjangkau merupakan Hak Azasi
Manusia (HAM) yang paling utama & mendasar.
• Urusan ideologi, poleksosbud hankam baru berjalan bila
persoalan pangan terkait “perut rakyat” dapat terselesaikan
• Dari sisi perspektif sosio-politik, ketahanan pangan
merupakan “kepentingan & milik bersama” (The Common)
• Dalam perspektif geopolitik global, negara berpenduduk
besar seperti Indonesia, tidak mungkin menggantungkan
kecukupan pangannya pada pasar internasional.
5. • Ketersediaan pangan di pasar internasional sangat terbatas
dan sarat kepentingan politik (kedaulatan pangan)
• Kemandirian pangan yaitu pemenuhan kebutuhan pangan
rakyat melalui peningkatan kapasitas produksi “terpasang”
harus menjadi agenda utama pembangunan pertanian.
• Basis utama produksi pangan adalah lahan, oleh
karenanya mempertahankan dan melestarikan
keberlanjutan fungsi lahan pertanian merupakan syarat
keharusan untuk tercapainya kemandirian pangan bangsa
• Untuk menjadi bangsa yang berdaulat dan mandiri di
bidang pangan, perlu melindungi keberlanjutan fungsi lahan
pertanian dengan RUU yang mengatur lahan pangan abadi
6. Skenario Pertumbuhan Produksi Padi
Tahun 2006 – 2009 (Dalam Grafik)
12.69
12.89
12.49
12.45
11.85 11.86 12.04 12.24
46.19
46.11
50.68 52.38
54.66
64.15
61.09
58.18
3.52
0
2.91 3.05
2006 2007 2008 2009
Kenaikan Produksi (jt
ton GKG)
Produksi (jt ton GKG)
Produktivitas (ku/ha)
Luas Panen (jt ha)
Luas Tanam (jt ha)
7. PROYEKSI NERACA KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN
BERAS PRODUKSI DALAM NEGERI TAHUN 2006 - 2009
No Konversi Satuan 2006 2007 2008 2009
1 ton 54,660,000 58,180,000 61,090,000 64,150,000
2
7.3 % dari 1 ton 3,990,180 4,247,140 4,459,570 4,682,950
3 (1-2) ton 50,669,820 53,932,860 56,630,430 59,467,050
4 63.20% ton 32,023,326 34,085,568 35,790,432 37,583,176
5 3.33% ton 1,066,377 1,135,049 1,191,821 1,251,520
6 (4-5) ton 30,956,949 32,950,518 34,598,610 36,331,656
7
a Perkapita kg/thn 139.15 139.15 139.15 139.15
b JumlahPenduduk 000 jiwa 222,051 225,049 228,087 231,166
c Total (7 a x7 b) ton 30,898,397 31,315,525 31,738,285 32,166,751
8 (6 - 7 c) ton 58,553 1,634,993 2,860,326 4,164,904
Uraian
Produksi Padi
Penggunaan Padi : Bibit, Pkn Ternak, Bahan
bakuIndustri NonMknn, Susut
GKG yang diolahmenjadi beras
Surplus/Defisit
Produksi Beras (konversi GKG ke Beras)
PenggunaanBeras nonPakan
Produksi Beras untuk dikonsumsi penduduk
Ketersediaanberas untuk konsumsi
8. Potensi Sumber Daya Lahan
Luas Daratan
Indonesia
188,2 Juta Ha
Potensial untuk
Pertanian
94,1 Juta Ha (50%)
Tidak Potensial
Untuk Pertanian
94,1 Juta Ha (50%)
25,4 Juta Ha Lahan Sawah (13,5%)
25,1 Juta Ha Lahan Kering
Tanaman Semusim (13,3%)
43,5 Juta Ha Lahan Kering
Tanaman Tahunan (23,2%)
9. Kendala
Pengembangan
Rendahnya Ratio Jumlah Penduduk Dibanding Luas
Lahan Sawah ( + 360 m2 per kapita penduduk)
Tingginya laju alih fungsi lahan sawah ke non pertanian
( Rata 2 + 110.000 ha per tahun)
Tingginya laju degradasi lahan
(laju meningkatnya luas lahan kritis + 2,8 juta ha/th)
Menurunnya ketersediaan air irigasi akibat kerusakan
fungsi DAS dan anomali iklim
Kerusakan Infrastruktur irigasi akibat lemahnya O&P
Kejenuhan tingkat produktivitas lahan (levelling-off)
Lahan terlantar
10. INVENTARISASI LAHAN
SAWAH NASIONAL
Pulau
Luas Sawah NonIrigasi Irigasi Dirubah (RTRW)
Ha % Ha Ha % Ha %
Sumatera 2.036.690 23,9 414.780 1.621.910 22,2 710.230 43,8
Jawa Bali 3.933.370 44,2 542.120 3.391.250 44,4 1.669.600 49,2
Kalimantan 1.253.130 14,1 375.200 877.930 12,0 58.360 6,7
Sulawesi 982.410 11,0 124.270 858.140 11,7 414.290 48,3
NT & Maluku 566.100 6,4 67.050 499.050 6,9 180.060 36,1
Papua 131.520 1,5 65.060 66.460 0,9 66.460 100,0
Total 8.903.220 100,0 1.588.480 7.314.740 82,2 3.099.000 42,4
12. KEGIATAN PENDUKUNG DALAM RANGKA
KETAHANAN PANGAN NASIONAL
KEGIATAN 2006
(Ha)
2007
(Ha)
2008
(Ha)
TAM 54.862 22.239 29.054
Cetak Sawah 7.466 18.416 41.636
Optimasi Lahan 6.515 10.044 15.843
Konservasi Lahan 1.992 7.066 7.056
13. Dukungan Terhadap Peningkatan Produktivitas & IP
(Existing Land) di 16 Propinsi 2008
Dukungan
Irigasi
Main System
Jaringan Utama
Non Waduk
5,15 juta ha
Waduk
0,80 juta ha
On Farm Level
Tk.Usaha Tani
Hibah Pemerintah
JITUT = 103.174 ha
JIDES = 44.890 ha
Swadaya
Petani
14. Pengelolaan Lahan Potensial
POTENSI LAHAN RAWA
Luas Lahan Rawa di Indonesia
33, 4 juta Ha
Lahan Gambut 13,3 Juta Ha
Lahan Sulfat Masam 6,7 Juta Ha
Rawa Lebak 13,4 jt ha
Rawa Pasang Surut 20 jt ha
15. Lahan Rawa Yang Sudah
dibuka/direklamasi 2,3 juta Ha
SUMATERA & KALIMANTAN
0,9 Juta ha (di luar PLG)
1,4 juta ha di kawasan PLG Kalteng
(yang sesuai untuk budidaya pertanian + 300.000 ha)
16.
17. Implikasi Kebijakan
• Kebijakan Lahan Pertanian Pangan Abadi (LPPA)
(Pendekatan Regulasi & Insentif/Disinsentif)
• Pengembangan Produksi (IP & Produktivitas)
(Fokus kpd Wilayah dengan IP & Prod’vitas Gap tinggi)
• Optimalisasi Potensi Sumber Daya Pertanian
(Ekstensifikasi pada lahan marginal & terlantar)
• Pemberdayaan & Partisipasi Masyarakat (Padat Karya)
• Sustainable Agriculture Development