Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terhadap penerbitan sukuk korporasi di Indonesia.
2. OJK telah mengeluarkan berbagai peraturan sejak 2002 untuk mengatur pasar modal syariah termasuk sukuk korporasi.
3. Analisis dalam dokumen ini membahas kesesuaian sukuk korporasi dengan prinsip syariah berdasarkan ketentuan OJK.
Tugas ini membahas tentang perkembangan lembaga keuangan syariah di Indonesia dan dunia secara umum. Dijelaskan peran Al-Quran dan sejarah awal lembaga keuangan syariah pada masa Nabi Muhammad SAW. Kemudian dibahas pendirian bank syariah modern pertama dan pengaruhnya. Selanjutnya diuraikan peran lembaga internasional seperti IDB dan AAOIFI serta lembaga domestik seperti BI dan Kementerian Keuangan dalam peng
Dokumen tersebut membahas tentang prinsip-prinsip syariah dalam pasar modal Indonesia. Prinsip-prinsip tersebut mencakup larangan terhadap bisnis riba, maysir, dan gharar serta pengaturan Dewan Syariah Nasional dalam mengeluarkan fatwa dan mengawasi kepatuhan lembaga keuangan syariah. Dokumen ini juga menjelaskan produk-produk pasar modal syariah seperti reksa dana syariah, obligasi syariah, dan saham
Pasar modal syariah berfungsi sebagai media investasi bagi umat Islam yang sesuai dengan prinsip syariah. Beberapa kriteria pentingnya adalah membentuk harga secara wajar, bebas dari unsur riba dan spekulasi, serta saham dan obligasi harus sesuai kaidah syariah seperti mudharabah dan musyarakah. Fatwa DSN mengatur ketentuan transaksi di pasar modal syariah agar sejalan dengan syariah.
Tugas ini membahas tentang perkembangan lembaga keuangan syariah di Indonesia dan dunia secara umum. Dijelaskan peran Al-Quran dan sejarah awal lembaga keuangan syariah pada masa Nabi Muhammad SAW. Kemudian dibahas pendirian bank syariah modern pertama dan pengaruhnya. Selanjutnya diuraikan peran lembaga internasional seperti IDB dan AAOIFI serta lembaga domestik seperti BI dan Kementerian Keuangan dalam peng
Dokumen tersebut membahas tentang prinsip-prinsip syariah dalam pasar modal Indonesia. Prinsip-prinsip tersebut mencakup larangan terhadap bisnis riba, maysir, dan gharar serta pengaturan Dewan Syariah Nasional dalam mengeluarkan fatwa dan mengawasi kepatuhan lembaga keuangan syariah. Dokumen ini juga menjelaskan produk-produk pasar modal syariah seperti reksa dana syariah, obligasi syariah, dan saham
Pasar modal syariah berfungsi sebagai media investasi bagi umat Islam yang sesuai dengan prinsip syariah. Beberapa kriteria pentingnya adalah membentuk harga secara wajar, bebas dari unsur riba dan spekulasi, serta saham dan obligasi harus sesuai kaidah syariah seperti mudharabah dan musyarakah. Fatwa DSN mengatur ketentuan transaksi di pasar modal syariah agar sejalan dengan syariah.
Dokumen tersebut membahas perbedaan antara pasar modal konvensional dan syariah. Pasar modal konvensional memperdagangkan saham, obligasi, dan instrumen derivatif seperti opsi, sedangkan pasar modal syariah hanya memperdagangkan saham dan obligasi syariah yang sesuai prinsip syariah. Perbedaan utama terletak pada kriteria saham emiten yang diperdagangkan, di mana pasar modal syariah hanya memperdagangkan saham emiten yang tidak melanggar prinsip sy
Makalah ini membahas tentang lembaga keuangan syariah. Ia menjelaskan prinsip-prinsip dasar ekonomi Islam dan sistem ekonomi syariah. Makalah ini juga mendefinisikan lembaga keuangan syariah dan jenis-jenisnya seperti bank syariah, serta karakteristik sumber daya insani yang dibutuhkan oleh lembaga keuangan syariah.
Bab 2 Perkembangan Lembaga Keuangan Syariahforantum
Dokumen tersebut membahas sejarah perkembangan lembaga keuangan syariah dari masa nabi Muhammad hingga lembaga modern saat ini. Ia menjelaskan berdirinya bank syariah pertama di Mesir pada tahun 1963 dan berkembangnya lembaga-lembaga keuangan syariah internasional. Dokumen ini juga menjelaskan perkembangan perbankan syariah di Indonesia sejak UU Perbankan Syariah tahun 2008 beserta target pengembangannya.
Makalah ini membahas tentang prinsip-prinsip operasional pasar modal syariah di Indonesia. Pasar modal syariah berlandaskan pada undang-undang pasar modal dan peraturan Bapepam-LK serta fatwa DSN-MUI. Sejarahnya dimulai pada 1997 dengan reksa dana syariah dan berkembang dengan hadirnya instrumen syariah lainnya.
1. Terdapat landasan fatwa yang menjadi rujukan untuk melakukan transaksi pasar modal secara syariah
2. Saham-saham syariah merupakan saham yang atraktif
3. Masih terdapat beberapa masalah syariah di pasar modal yang perlu diselesaikan
Dokumen tersebut membahas tentang sistem keuangan Islam, termasuk tujuan, struktur ideal, lembaga keuangan Islam, dan permasalahan yang dihadapi. Sistem keuangan Islam bertujuan untuk mencapai distribusi pendapatan yang adil serta promosi pembangunan ekonomi berdasarkan prinsip-prinsip Syariah, dengan menghilangkan bunga dan menggantikannya dengan akad-akad seperti bagi hasil dan jual beli. Lembaga keuangan Islam menjal
Ekonomi Islam didasarkan pada Al-Quran dan Sunnah. Prinsip-prinsipnya tetap namun praktiknya dapat berubah sesuai zaman. Lembaga-lembaga ekonomi Islam seperti bank syariah dan asuransi syariah menerapkan prinsip bagi hasil dan larangan riba.
Bab 2 perkembangan lembaga keuangan syariahMega Sucia
Dokumen tersebut membahas perkembangan lembaga keuangan syariah di Indonesia dan peranannya di tingkat internasional. Ada beberapa poin penting:
1. IDB memiliki peran penting dalam memenuhi kebutuhan pendanaan negara-negara Islam dan mendukung pertumbuhan lembaga keuangan syariah di berbagai negara.
2. Berbagai lembaga internasional seperti AAOIFI dan IFSB mendukung standardisasi dan profesionalisasi perbankan syariah di
Pasar Uang Syariah adalah mekanisme yang memungkinkan lembaga keuangan syariah untuk mengatasi persoalan kekurangan dan kelebihan likuiditas dengan menggunakan instrumen pasar yang sesuai dengan prinsip syariah. Pasar Uang berfokus pada instrumen jangka pendek dibawah satu tahun, sedangkan Pasar Modal berfokus pada instrumen jangka panjang. Bank Indonesia telah mengambil kebijakan untuk mengembangkan Pasar U
Dokumen tersebut membahas tentang lembaga keuangan dan perbankan Syariah. Ia menjelaskan pengertian lembaga keuangan dan jenis-jenis lembaga keuangan Syariah seperti bank, pasar modal, dan asuransi. Dokumen ini juga membandingkan perbedaan antara perbankan Syariah dan konvensional dalam hal akad, produk, dan keunggulan Syariah. Di akhir dibahas mengenai peran penting Baitul Mal wat Tamwil (BMT) d
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) Dokumen tersebut membahas tentang sistem keuangan Islam dan lembaga keuangan Syariah di Indonesia, (2) Sistem keuangan Islam didasarkan pada prinsip-prinsip Islam tanpa bunga dan bertujuan untuk mendistribusikan pendapatan secara adil, (3) Lembaga keuangan Syariah seperti BMT mengelola dana dengan prinsip bagi hasil dan jual beli sesuai syariah.
Dokumen tersebut membahas tentang pasar modal syariah, termasuk pengertian, prinsip-prinsip, karakteristik, dan kriteria saham-saham yang masuk ke dalam indeks syariah. Pasar modal syariah adalah pasar modal yang sesuai dengan prinsip syariah Islam dengan larangan riba, gharar dan maysir. Saham hanya boleh diperdagangkan pada perusahaan yang tidak bergerak pada industri non-halal.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem ekonomi Islam. Ia menjelaskan definisi ekonomi Islam sebagai ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam mengelola sumber daya untuk kepentingan diri dan masyarakat guna mendapat ridho Allah. Dokumen tersebut juga menjelaskan prinsip-prinsip dasar sistem ekonomi Islam seperti kebebasan individu, hak memiliki harta, dan ketidaksamaan ekonomi yang terkendali. Terakhir
Makalah ini membahas tentang pasar modal syariah dengan menjelaskan definisi dan sejarah perkembangannya di Indonesia serta prinsip-prinsip dasar yang meliputi pembiayaan hanya untuk kegiatan halal dan bermanfaat, penggunaan akad yang jelas antara pemilik modal dan emiten, serta larangan ambil resiko di luar kemampuan.
Dokumen tersebut membahas perbedaan antara pasar modal konvensional dan syariah. Pasar modal konvensional memperdagangkan saham, obligasi, dan instrumen derivatif seperti opsi, sedangkan pasar modal syariah hanya memperdagangkan saham dan obligasi syariah yang sesuai prinsip syariah. Perbedaan utama terletak pada kriteria saham emiten yang diperdagangkan, di mana pasar modal syariah hanya memperdagangkan saham emiten yang tidak melanggar prinsip sy
Makalah ini membahas tentang lembaga keuangan syariah. Ia menjelaskan prinsip-prinsip dasar ekonomi Islam dan sistem ekonomi syariah. Makalah ini juga mendefinisikan lembaga keuangan syariah dan jenis-jenisnya seperti bank syariah, serta karakteristik sumber daya insani yang dibutuhkan oleh lembaga keuangan syariah.
Bab 2 Perkembangan Lembaga Keuangan Syariahforantum
Dokumen tersebut membahas sejarah perkembangan lembaga keuangan syariah dari masa nabi Muhammad hingga lembaga modern saat ini. Ia menjelaskan berdirinya bank syariah pertama di Mesir pada tahun 1963 dan berkembangnya lembaga-lembaga keuangan syariah internasional. Dokumen ini juga menjelaskan perkembangan perbankan syariah di Indonesia sejak UU Perbankan Syariah tahun 2008 beserta target pengembangannya.
Makalah ini membahas tentang prinsip-prinsip operasional pasar modal syariah di Indonesia. Pasar modal syariah berlandaskan pada undang-undang pasar modal dan peraturan Bapepam-LK serta fatwa DSN-MUI. Sejarahnya dimulai pada 1997 dengan reksa dana syariah dan berkembang dengan hadirnya instrumen syariah lainnya.
1. Terdapat landasan fatwa yang menjadi rujukan untuk melakukan transaksi pasar modal secara syariah
2. Saham-saham syariah merupakan saham yang atraktif
3. Masih terdapat beberapa masalah syariah di pasar modal yang perlu diselesaikan
Dokumen tersebut membahas tentang sistem keuangan Islam, termasuk tujuan, struktur ideal, lembaga keuangan Islam, dan permasalahan yang dihadapi. Sistem keuangan Islam bertujuan untuk mencapai distribusi pendapatan yang adil serta promosi pembangunan ekonomi berdasarkan prinsip-prinsip Syariah, dengan menghilangkan bunga dan menggantikannya dengan akad-akad seperti bagi hasil dan jual beli. Lembaga keuangan Islam menjal
Ekonomi Islam didasarkan pada Al-Quran dan Sunnah. Prinsip-prinsipnya tetap namun praktiknya dapat berubah sesuai zaman. Lembaga-lembaga ekonomi Islam seperti bank syariah dan asuransi syariah menerapkan prinsip bagi hasil dan larangan riba.
Bab 2 perkembangan lembaga keuangan syariahMega Sucia
Dokumen tersebut membahas perkembangan lembaga keuangan syariah di Indonesia dan peranannya di tingkat internasional. Ada beberapa poin penting:
1. IDB memiliki peran penting dalam memenuhi kebutuhan pendanaan negara-negara Islam dan mendukung pertumbuhan lembaga keuangan syariah di berbagai negara.
2. Berbagai lembaga internasional seperti AAOIFI dan IFSB mendukung standardisasi dan profesionalisasi perbankan syariah di
Pasar Uang Syariah adalah mekanisme yang memungkinkan lembaga keuangan syariah untuk mengatasi persoalan kekurangan dan kelebihan likuiditas dengan menggunakan instrumen pasar yang sesuai dengan prinsip syariah. Pasar Uang berfokus pada instrumen jangka pendek dibawah satu tahun, sedangkan Pasar Modal berfokus pada instrumen jangka panjang. Bank Indonesia telah mengambil kebijakan untuk mengembangkan Pasar U
Dokumen tersebut membahas tentang lembaga keuangan dan perbankan Syariah. Ia menjelaskan pengertian lembaga keuangan dan jenis-jenis lembaga keuangan Syariah seperti bank, pasar modal, dan asuransi. Dokumen ini juga membandingkan perbedaan antara perbankan Syariah dan konvensional dalam hal akad, produk, dan keunggulan Syariah. Di akhir dibahas mengenai peran penting Baitul Mal wat Tamwil (BMT) d
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) Dokumen tersebut membahas tentang sistem keuangan Islam dan lembaga keuangan Syariah di Indonesia, (2) Sistem keuangan Islam didasarkan pada prinsip-prinsip Islam tanpa bunga dan bertujuan untuk mendistribusikan pendapatan secara adil, (3) Lembaga keuangan Syariah seperti BMT mengelola dana dengan prinsip bagi hasil dan jual beli sesuai syariah.
Dokumen tersebut membahas tentang pasar modal syariah, termasuk pengertian, prinsip-prinsip, karakteristik, dan kriteria saham-saham yang masuk ke dalam indeks syariah. Pasar modal syariah adalah pasar modal yang sesuai dengan prinsip syariah Islam dengan larangan riba, gharar dan maysir. Saham hanya boleh diperdagangkan pada perusahaan yang tidak bergerak pada industri non-halal.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem ekonomi Islam. Ia menjelaskan definisi ekonomi Islam sebagai ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam mengelola sumber daya untuk kepentingan diri dan masyarakat guna mendapat ridho Allah. Dokumen tersebut juga menjelaskan prinsip-prinsip dasar sistem ekonomi Islam seperti kebebasan individu, hak memiliki harta, dan ketidaksamaan ekonomi yang terkendali. Terakhir
Makalah ini membahas tentang pasar modal syariah dengan menjelaskan definisi dan sejarah perkembangannya di Indonesia serta prinsip-prinsip dasar yang meliputi pembiayaan hanya untuk kegiatan halal dan bermanfaat, penggunaan akad yang jelas antara pemilik modal dan emiten, serta larangan ambil resiko di luar kemampuan.
Makalah ini membahas tentang pasar modal syariah. Secara singkat, pertama membahas definisi pasar modal syariah yaitu pasar modal yang kegiatannya sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Kedua, sejarah perkembangan pasar modal syariah di Indonesia dimulai pada tahun 1997 dengan reksa dana syariah. Ketiga, fungsi dan karakteristik pasar modal syariah antara lain memisahkan bisnis dari spekulasi jangka pendek dan mengik
Pasar modal syariah adalah pasar modal yang kegiatannya tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah. Produk pasar modal syariah antara lain saham syariah, sukuk, reksadana syariah, efek beragun aset syariah, dan dana investasi real estate syariah.
Apa yang dimaksud dengan pasar modal syariah? Pasar modal syariah merupakan kegiatan pasar modal yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah di Pasar Modal.
Apa peran pasar modal syariah? Pasar modal syariah memiliki 2 (dua) peran penting, yaitu:
Sebagai sumber pendanaan bagi perusahaan untuk pengembangan usahanya melalui penerbitan efek syariah.
Sebagai sarana investasi efek syariah bagi investor Pasar modal syariah bersifat universal, dapat dimanfaatkan oleh siapapun tanpa melihat latar belakang suku, agama, dan ras tertentu.
Apakah bedanya pasar modal syariah dengan pasar modal secara umum? Pasar modal syariah merupakan bagian dari Industri Pasar Modal Indonesia. Secara umum, kegiatan pasar modal syariah sejalan dengan pasar modal pada umumnya. Namun demikian, terdapat beberapa karakteristik khusus pasar modal syariah yaitu bahwa produk dan mekanisme transaksi tidak boleh bertentangan dengan prinsip syariah di pasar modal.
Dokumen tersebut membahas tentang pasar modal syariah, termasuk pengertian, prinsip-prinsip, karakteristik, dan kriteria saham-saham yang masuk ke dalam indeks syariah. Pasar modal syariah adalah pasar modal yang sesuai dengan prinsip syariah Islam dengan larangan riba, gharar dan maysir. Saham hanya boleh diperdagangkan pada perusahaan yang tidak bergerak pada industri yang dilarang seperti minuman keras, daging non
Tugas sebelum uts_perbankan_syariah-leonardus_ida_transetio_43214120115-rizal...Leonardus Transetio
Tugas Pra UTS Perbankan Syariah
Latihan Soal Buku Yaya, Aji Erlangga, Ahim, Abdurahim Edisi 2
Dosen : Shinta Melzatia,SE. M.Ak
Kelompok : Leonardus Ida Transetio (43214120115) & Rizal Sutiawan (43214120445)
Universitas Mercu Buana
pasar modal yang ada selama ini diakui mengandung berbagai hal yang menyimpang dari prinsip-prinsip Syariah.seperti riba, maisir dan gharar (tak jelas wujudnya)
Tugas Perbankan Syariah - Dosen Shinta MelzatiaLysialim
Lembaga keuangan syariah dijelaskan sebagai lembaga yang mengeluarkan produk keuangan sesuai syariah Islam dan memiliki izin operasi. Prinsip-prinsip hukum muamalat meliputi mubah, sukarela, manfaat dan menghindari mudarat, serta keadilan. Transaksi haram meliputi barang atau jasa terlarang, akad tidak sah, dan sistem memperoleh keuntungan terlarang seperti riba. Perbedaan tadlis dan ghar
Digital 126691 6115-analisis perbedaan-literaturaalmutawali
Dokumen tersebut membahas tentang landasan teori obligasi syariah dan obligasi pada umumnya. Secara ringkas, dibahas mengenai sumber hukum syariah terkait obligasi seperti Al Quran dan Hadis, akad-akad yang diperbolehkan seperti mudharabah, musyarakah, dan murabahah, serta fatwa DSN-MUI terkait obligasi syariah dan obligasi syariah ijarah. Juga diberikan pengertian obligasi secara umum sebagai surat
Makalah ini membahas tentang pasar uang syariah dengan menjelaskan perbedaan antara pasar uang dan pasar modal, fungsi, peserta dan tujuan pasar uang, instrumen pasar uang di Indonesia secara konvensional dan syariah, serta pasar valuta asing.
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)ritaseptia16
Ijarah adalah akad sewa-menyewa antara pemilik ma’jur (obyek
sewa) dan musta’jir (penyewa) untuk mendapatkan imbalan atas obyek
sewa yang di sewakannya.
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptxanselmusl280
Jurusan akuntansi merupakan salah satu jurusan yang cukup populer di Indonesia. Banyak mahasiswa yang memilih jurusan ini karena prospek kerja yang menjanjikan. Namun, sebelum memilih jurusan ini, sebaiknya Anda mengetahui terlebih dahulu apa itu jurusan akuntansi.
Akuntansi adalah suatu bidang ilmu yang mempelajari tentang pencatatan, pengukuran, pengklasifikasian, dan pelaporan transaksi keuangan. Jurusan akuntansi sendiri merupakan suatu program studi yang mengajarkan ilmu akuntansi, mulai dari dasar-dasar akuntansi hingga akuntansi lanjutan.
Dalam jurusan akuntansi, Anda akan mempelajari berbagai materi, seperti dasar-dasar akuntansi, teori akuntansi, analisis laporan keuangan, audit, pajak, hingga manajemen keuangan. Selain itu, Anda juga akan belajar menggunakan software akuntansi, seperti Microsoft Excel dan SAP.
Gelar akademik yang akan didapatkan oleh para lulusan S-1 jurusan akuntansi adalah Sarjana Akuntansi (S.Ak.). Memiliki gelar sarjana akuntansi merupakan salah satu syarat penting untuk menjadi seorang akuntan profesional.
Dengan memperoleh gelar sarjana akuntansi, seseorang dianggap memiliki pengetahuan yang mendalam mengenai akuntansi, audit, pajak, dan manajemen keuangan.
Setelah lulus dari jurusan akuntansi, Anda memiliki peluang kerja yang sangat luas. Anda bisa bekerja di berbagai bidang, seperti akuntan publik, auditor, konsultan pajak, pegawai bank, pegawai asuransi, broker saham, hingga dosen akuntansi. Bahkan, jika Anda memiliki kemampuan untuk memulai bisnis, Anda juga bisa membuka usaha konsultan akuntansi.
Anda juga bisa memperoleh gaji yang cukup tinggi jika bekerja di bidang akuntansi. Gaji rata-rata untuk lulusan akuntansi di Indonesia bervariasi, tergantung dari posisi dan pengalaman kerja. Namun, umumnya gaji untuk lulusan akuntansi di Indonesia berkisar antara 4 hingga 10 juta rupiah per bulan.
Secara keseluruhan, jurusan akuntansi memiliki prospek kerja yang menjanjikan dan peluang karier yang luas. Namun, sebelum memilih jurusan ini, pastikan Anda memiliki minat dan bakat dalam bidang akuntansi. Selain itu, perlu juga memiliki kemampuan analisis yang baik, teliti, dan detail-oriented.
Salah satu prospek kerja yang menarik bagi lulusan akuntansi adalah menjadi broker saham.
Sebagai broker saham, tugas utama adalah membantu investor dalam membeli dan menjual saham di pasar saham. Selain itu, seorang broker saham juga harus memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam menganalisis data dan memprediksi pergerakan harga saham.
Meskipun menjadi broker saham terdengar menarik dan menjanjikan, tetapi tidak semua lulusan akuntansi bisa menjadi broker saham dengan mudah. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjadi broker saham, antara lain harus memiliki sertifikasi yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) dan harus memiliki lisensi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Namun, bagi lulusan akuntansi yang memiliki sertifikasi dan lisensi tersebut, prospek kerja sebagai broker saham di Indonesia
Penelaahan atas Ketentuan OJK Tentang Penerbitan Sukuk
1. PENELAAHAN ATAS KETENTUAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK)
TERHADAP PENERBITAN SUKUK KORPORASI
Shinta Melzatia
Universitas Mercu Buana Jakarta
Mas Rangga Cili
Poltek APP
ABSTRACT
Indonesian Islamic capital market continues to grow and develop. With the increasing
interest of the public to invest in the Islamic capital market, products of Islamic capital
market continue to develop and grow. New regulations related to the Islamic capital market
continue to be published by the Indonesia Stock Exchange as the organizer of the capital
market and the OJK as the regulator. Moreover, in terms of the legal framework of the
Dewan Syariah Nasional- the Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) Indonesia has also issued
fatwas related to Islamic capital market.
Since 2002, the Otoritas Jasa Keuangan (formerly Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan) has issued a number of regulations governing activities of the Islamic
capital market in Indonesia, including the rules regarding the issuance of sukuk. OJK
regulation is also supported with the DSN-MUI fatwa that explains the terms of the certainty
of sharia, because the principle of jurisprudence that every commercial should muamalah
according to Islamic principles and sharia based with the contract.
In this paper an analysis of the provisions of the Otoritas Jasa Keuangan for the
issuance of corporate sukuk in Indonesia
Keywords : Issuance Of Sukuk, Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
I. PENDAHULUAN
Sejak akhir tahun 1990-an, industri keuangan syariah di Indonesia mulai tumbuh dan
berkembang. Di bidang perbankan, banyaknya bank-bank syariah yang bermunculan adalah
tanda mulai bergeraknya perekonomian yang berbasis syariah. Minat masyarakat untuk
menyimpan uangnya di bank syariah, sejalan dengan minat para pelaku usaha kecil dan
menengah untuk mendapatkan pembiayaan dari bank yang berbasis syariah pula. Di dunia
2. pasar modal, minat masyarakat terhadap investasi di perusahaan-perusahaan yang berbasis
syariah ikut meningkat. Pada tahun 1997, untuk pertama kalinya diluncurkan reksa dana
syariah di Pasar Modal Indonesia. Selanjutnya diikuti dengan munculnya Jakarta Islamic
Index (JII) pada tahun 2000 dan diterbitkannya obligasi syariah mudharabah pada tahun
2002.
Pasar modal syariah Indonesia kemudian terus tumbuh dan berkembang. Dengan
meningkatnya minat masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal syariah, produk-produk
pasar modal syariah pun terus dikembangkan dan bertambah. Produk syariah yang tersedia
hingga akhir tahun 2014 terdiri dari efek syariah berupa saham syariah, sukuk korporasi
(dahulu obligasi syariah), reksa dana syariah, dan exchange traded funds (ETF) syariah.
Regulasi-regulasi baru terkait pasar modal syariah terus diterbitkan oleh pihak PT Bursa Efek
Indonesia selaku penyelenggara pasar modal maupun OJK selaku regulator. Selain itu, dari
sisi kerangka hukum syariah Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia (DSN-
MUI) Indonesia juga telah menerbitkan fatwa-fatwa terkait dengan pasar modal syariah yang
mengatur baik perusahaan penerbit efek syariah maupun fatwa yang mengatur efek syariah
itu sendiri.
Regulasi dari OJK adalah untuk menjamin keamanan investor dalam berinvestasi,
sedangkan fatwa DSN-MUI adalah untuk menjamin rasa tentram masyarakat dalam
berinvestasi pada efek yang berbasis syariah. Pihak penyelenggaran dan regulator pasar
modal juga meningkatkan layanan terhadap masyarakat dengan meluncurkan layanan syariah
antara lain berupa online trading syariah.
Dalam dua dasawarsa terakhir ini perusahaan yang mencari pembiayaan dari pasar
modal syariah juga semakin banyak, tidak hanya melalui penerbitan efek saham namun juga
melalui penerbitan sukuk korporasi. Penerbitan sukuk korporasi terus bertambah dari tahun
ke tahun, meskipun jika dibandingkan dengan instrument surat utang lainnya jumlahnya
masih sangat kecil. Berdasarkan data OJK, dalam periode lima tahun terakhir terdapat
pertumbuhan sukuk yang beredar sebesar 16,18%. Sedangkan nilai nominal sukuk korporasi
yang beredar sampai tahun 2014 baru sekitar Rp 7,11 triliun, belum mencapai 5% dari total
surat utang korporasi yang beredar1. Perusahaan yang menerbitkan sukuk pun masih sedikit.
Jumlahnya baru sekitar 32 penerbit, atau hanya sekitar 13% dari total perusahaan penerbit
surat utang korporasi.
Dari uraian di atas, akan dilakukan telaah terhadap ketentuan-ketentuan Otoritas Jasa
Keuangan terhadap penerbitan Sukuk Korporasi.
II. TELAAH LITERATUR
Landasan Hukum Islam Pasar Modal Syariah
1. Al-Quran
a. Firman Allah SWT, QS. Al-Ma’idah [5]:
Artinya : “Hai orang – orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu”
1 Road Map Pasar Modal Syariah 2015-2019
3. b. Firman Allah SWT, QS. Al-Isra’ [17]: 34:
Artinya : “…dan penuhilah janji; sesungguhnya janji itu pasti diminta
pertanggungan jawabnya.”
c. Firman Allah SWT., QS. Al-Baqarah [2]: 275:
Artinya : “Orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan
seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit
gila. Keadaan mereka yang demikian itu adalah disebabkan mereka berkata
(berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah
menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang yang telah sampai
kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba),
maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan
urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang mengulangi (mengambil riba),
maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya”.
2. Hadist
a. Hadis Nabi riwayat Imam al-Tirmidzi dari ‘Amr bin ‘Auf al-Muzani, Nabi
S.A.W. bersabda: Artinya : “Perjanjian boleh dilakukan di antara kaum
muslimin kecuali perjanjian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan
yang haram; dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali
syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram.”
b. Hadis Nabi riwayat Imam Ibnu Majah, al-Daruquthni dan yang lainnya dari Abu
Sa’id al-Khudri, Nabi S.A.W bersabda : “Tidak boleh membahayakan
(merugikan) diri sendiri maupun orang lain.”
Pasar Modal Syariah Di Indonesia
Sesuai Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (UUPM), Pasar
Modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek,
Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan
profesi yang berkaitan dengan Efek.
Pasar modal syariah dapat diartikan sebagai kegiatan dalam pasar modal sebagaimana
yang diatur dalam UUPM, yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Oleh karena itu,
pasar modal syariah merupakan bagian dari sistem pasar modal di Indonesia secara
keseluruhan. Secara umum kegiatan pasar modal syariah sama dengan kegiatan pasar modal
konvensional. Akan tetapi pasar modal syariah memiliki beberapa karakteristik khusus yaitu
bahwa produk dan mekanisme transaksi Pasar Modal Syariah tidak bertentangan dengan
prinsip-prinsip syariah yang bersumberkan pada Al Quran sebagai sumber hukum tertinggi
dan Hadits Nabi Muhammad SAW.
Selanjutnya dari kedua sumber hukum tersebut para ulama melakukan penafsiran
dalam ilmu fiqih, dimana salah satunya adalah fiqih muamalah, yaitu peraturan agama untuk
menjaga hak milik manusia dalam tukar menukar barang atau sesuatu yang memberi manfaat
dengan cara yang ditentukan agama agar tidak terdapat keterpaksaan dari salah satu pihak,
penipuan, pemalsuan, dan segala pendzaliman yang ada kaitannya dengan peredaran harta
4. dalam hidup bermasyarakat. Berdasarkan itulah kegiatan pasar modal syariah dikembangkan
dengan basis fiqih muamalah.Terdapat kaidah fiqih muamalah yang menyatakan bahwa Pada
dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang
mengharamkannya. Konsep inilah yang menjadi prinsip pasar modal syariah di Indonesia2.
Pada tahun 1997, diadakan lokakarya tentang Reksadana Syariah yang dipelopori oleh
MUI, Danareksa dan Bank Muamalat. Pada lokakarya tersebut, mengemuka hal-hal yang
melatarbelakangi diperlukannya pasar modal syariah3 :
a. Kebutuhan instrument investasi bagi perbankan syariah. Perbankan syariah banyak
mengalami kelebihan likuiditas karena banyak dana pihak ketiga yang diterimanya,
namun tidak dapat tersalurkan sepenuhnya kepada pembiayaan. Karena itu tingkat
profitabilitasnya menurun sebab dalam perbankan syariah pendapatan yang diterima
bank berbanding lurus dengan pendapatan yang diberikan kepada penyimpan. oleh
karena itu, diperlukan adanya instrument yang sesuai dengan syariah yang dapat
dijadikan alat investasi oleh bank syariah.
b. Perlunya membersihkan praktik pasar modal dari hal-hal yang bersifat spekulatif dan
produk non halal. Selama ini pasar modal dikenal sebagai sarana spekulasi dan
perjudian, meskipun fungsi dasarnya adalah mempertemukan antara investor (pemilik
dana) dengan pengusaha emiten. Pasar modal juga dikenal luas sebagai tempat
memperjualbelikan barang yang tidak dibolehkan secara syariah. Karena itu,
diperlukan adanya upaya “pembersihan pasar modal dari praktik dan produk yang
tidak sesuai dengan syariah”.
c. Krisis ekonomi. Krisis yang melanda perekonomian Indonesia pada tahun 1997,
semakin mendorong masyarakat untuk mencari sistem alternatif yang tahan terhadap
krisis. Selama ini pasar modal dan pasar uang dianggap faktor yang dominan sebagai
penyebab krisis tersebut. Untuk itu, diperlukan upaya untuk memilah produk dan
transaksi yang tidak memiliki potensi yang menyebabkan terjadinya krisis. Adanya
pasar modal syariah diharapkan dapat menjadi bagian dari solusi.
Dalam pasar modal syariah, yang diperjualbelikan adalah kepemilikan atas modal
yang telah ditanam dalam usaha bersama, tidak dalam bentuk uang dan tidak pula dalam
bentuk hutang. Pada produk yang diperdagangkan, saat ini sudah dalam berbagai bentuk
modern, seperti saham, obligasi atau derivasinya seperti reksadana.
Dasar Hukum Obligasi Syariah atau Sukuk berdasarkan Peraturan OJK
Di pasar modal Indonesia, obligasi syariah mulai diterbitkan pertama kali pada tahun
2002, dan di awal tahun 2007, istilah “Obligasi Syariah” diganti dengan istilah “Sukuk”.
Sebagai salah satu Efek Syariah sukuk memiliki karakteristik yang berbeda dengan obligasi.
Sukuk bukan merupakan surat utang, melainkan bukti kepemilikan bersama atas suatu
aset/proyek. Setiap sukuk yang diterbitkan harus mempunyai aset yang dijadikan dasar
penerbitan (underlying asset ). Klaim kepemilikan pada sukuk didasarkan pada aset/proyek
yang spesifik. Penggunaan dana sukuk harus digunakan untuk kegiatan usaha yang halal.
2 OJK 2015
3 Hakim, Cecep. (2008). Belajar Mudah Ekonomi Islam
5. Imbalan bagi pemegang sukuk dapat berupa imbalan, bagi hasil, atau marjin, sesuai dengan
jenis akad yang digunakan dalam penerbitan sukuk.
1. Peraturan OJK tentang Penerapan Prinsip Syariah Di Pasar Modal
Berdasarkan Peraturan OJK No.15/POJK.04/2015 tentang Penerapan Prinsip Syariah
Di Pasar Modal :
a. Efek Syariah adalah Efek sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang tentang
Pasar Modal dan peraturan pelaksanaannya yang:
1) akad, cara pengelolaan, kegiatan usaha;
2) aset yang menjadi landasan akad, cara pengelolaan, kegiatan usaha; dan/atau
3) aset yang terkait dengan Efek dimaksud dan penerbitnya, tidak bertentangan
dengan Prinsip Syariah di Pasar Modal.
b. Kegiatan dan jenis usaha yang bertentangan dengan Prinsip Syariah di Pasar
Modal mencakup antara lain:
1) perjudian dan permainan yang tergolong judi;
2) jasa keuangan ribawi;
3) jual beli risiko yang mengandung unsur ketidakpastian (gharar) dan/atau judi
(maisir); dan
4) memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan, dan/atau menyediakan
antara lain:
i. barang atau jasa haram zatnya (haram li-dzatihi);
ii. barang atau jasa haram bukan karena zatnya (haram li-ghairihi) yang
ditetapkan oleh Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama Indonesia;
dan/atau
iii. barang atau jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat.
c. Transaksi yang bertentangan dengan Prinsip Syariah di Pasar Modal mencakup
antara lain :
1) perdagangan atau transaksi dengan penawaran dan/atau permintaan palsu;
2) perdagangan atau transaksi yang tidak disertai dengan penyerahan barang
dan/atau jasa;
3) perdagangan atas barang yang belum dimiliki;
4) pembelian atau penjualan atas Efek yang menggunakan atau memanfaaatkan
informasi orang dalam dari Emiten atau Perusahaan Publik;
5) transaksi marjin atas Efek Syariah yang mengandung unsur bunga (riba);
6) perdagangan atau transaksi dengan tujuan penimbunan (ihtikar);
7) melakukan perdagangan atau transaksi yang mengandung unsur suap
(risywah); dan
8) transaksi lain yang mengandung unsur spekulasi (gharar), penipuan (tadlis)
termasuk menyembunyikan kecacatan (ghisysy), dan upaya untuk
mempengaruhi pihak lain yang mengandung kebohongan (taghrir).
6. 2. Peraturan OJK tentang Penerbitan Efek Syariah
Efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial,
saham, obligasi, tanda bukti utang, Unit Penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak
berjangka atas Efek, dan setiap derivatif dari Efek4.
Berdasarkan Peraturan OJK No.18/POJK.04/2015 Tentang Penerbitan Dan
Persyaratan Sukuk :
1) Sukuk adalah Efek Syariah berupa sertifikat atau bukti kepemilikan yang bernilai
sama dan mewakili bagian yang tidak terpisahkan atau tidak terbagi
(syuyu’/undivided share), atas aset yang mendasarinya.
2) Prinsip Syariah di Pasar Modal adalah prinsip hukum Islam dalam Kegiatan
Syariah di Pasar Modal berdasarkan fatwa Dewan Syariah Nasional - Majelis
Ulama Indonesia, sepanjang fatwa dimaksud tidak bertentangan dengan Peraturan
Otoritas Jasa Keuangan tentang Penerapan Prinsip Syariah di Pasar Modal
dan/atau Peraturan Otoritas Jasa Keuangan lainnya yang didasarkan pada fatwa
Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama Indonesia.
3) Akad Syariah adalah perjanjian atau kontrak tertulis antara para pihak yang
memuat hak dan kewajiban masing-masing pihak yang tidak bertentangan dengan
Prinsip Syariah di Pasar Modal.
4) Aset yang menjadi dasar Sukuk wajib tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah
di Pasar Modal, yaitu :
a. aset berwujud tertentu (a’yan maujudat);
b. nilai manfaat atas aset berwujud (manafiul a’yan) tertentu baik yang sudah ada
maupun yang akan ada;
c. jasa (al khadamat) yang sudah ada maupun yang akan ada;
d. aset proyek tertentu (maujudat masyru’ mu’ayyan); dan/atau
e. kegiatan investasi yang telah ditentukan (nasyath ististmarin khashah).
3. Peraturan OJK tentang Akad-akad yang digunakan dalam Penerbitan Efek
Syariah
Berdasarkan Peraturan Nomor IX.A.14 lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor KEP-131/BL/2006 tanggal 23 November 2006 tentang Akad-akad yang digunakan
dalam Penerbitan Efek Syariah di Pasar Modal, yang dimaksud dengan:
a. Ijarah adalah perjanjian (akad) dimana Pihak yang memiliki barang atau jasa
(pemberi sewa atau pemberi jasa) berjanji kepada penyewa atau pengguna jasa
untuk menyerahkan hak penggunaan atau pemanfaatan atas suatu barang dan atau
memberikan jasa yang dimiliki pemberi sewa atau pemberi jasa dalam waktu
tertentu dengan pembayaran sewa dan atau upah (ujrah), tanpa diikuti dengan
beralihnya hak atas pemilikan barang yang menjadi obyek Ijarah.
b. Kafalah adalah perjanjian (akad) dimana Pihak penjamin (kafiil/guarantor)
berjanji memberikan jaminan kepada Pihak yang dijamin (makfuul
‘anhu/ashil/debitur) untuk memenuhi kewajiban Pihak yang dijamin kepada Pihak
lain (makfuul lahu/kreditur).
4 Undang-undang No.8 Tahun 1995, tentang Pasar Modal.
7. c. Mudharabah (qiradh) adalah perjanjian (akad) dimana Pihak yang menyediakan
dana (Shahib al-mal) berjanji kepada pengelola usaha (mudharib) untuk
menyerahkan modal dan pengelola (mudharib) berjanji untuk mengelola modal
tersebut.
d. Wakalah adalah perjanjian (akad) dimana Pihak yang memberi kuasa (muwakkil)
memberikan kuasa kepada Pihak yang menerima kuasa (wakil) untuk melakukan
tindakan atau perbuatan tertentu.
Dasar Hukum Obligasi Syariah atau Sukuk berdasarkan Fatwa DSN - MUI
1. Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN - MUI) Tentang Pasar Modal dan
Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal
Berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 40/DSN-MUI/X/2003 Tentang
Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal,
ditetapkan bahwa :
1. Prinsip-prinsip Syariah adalah prinsip-prinsip yang didasarkan atas ajaran Islam
yang penetapannya dilakukan oleh DSN-MUI, baik ditetapkan dalam fatwa ini
maupun dalam fatwa terkait lainnya.
2. Pernyataan Kesesuaian Syariah adalah pernyataan tertulis yang dikeluarkan oleh
DSN MUI terhadap suatu Efek Syariah bahwa Efek tersebut sudah sesuai dengan
Prinsip-prinsip Syariah.
3. Pasar Modal beserta seluruh mekanisme kegiatannya terutama mengenai emiten,
jenis Efek yang diperdagangkan dan mekanisme perdagangannya dipandang telah
sesuai dengan Syariah apabila telah memenuhi Prinsip-prinsip Syariah.
4. Suatu Efek dipandang telah memenuhi prinsip-prinsip syariah apabila telah mem-
peroleh Pernyataan Kesesuaian Syariah.
2. Fatwa DSN - MUI Tentang Obligasi Syariah
Berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 32/DSN-MUI/IX/2002 Tentang
Obligasi Syariah, DSN – MUI memutuskan bahwa :
1. Obligasi yang tidak dibenarkan menurut syariah yaitu obligasi yang bersifat utang
dengan kewajiban membayar berdasarkan bunga;
2. Obligasi yang dibenarkan menurut syariah yaitu obligasi yang berdasarkan
prinsip-prinsip syariah;
3. Obligasi Syariah adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip
syariah yang dikeluarkan Emiten kepada pemegang Obligasi Syariah yang
mewajibkan Emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang Obligasi
Syariah berupa bagi hasil/margin/fee serta membayar kembali dana obligasi pada
saat jatuh tempo.
8. III.ANALISA DAN PEMBAHASAN
Dalam pasar sukuk di Indonesia, selain sukuk korporasi yang diterbitkan oleh
perusahaan swasta, pasar juga mengenal sukuk yang diterbitkan oleh Negara yaitu yang
dikenal sebagai Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), dimana ketentuannya diatur dalam
Undang-Undang No.19 Tentang Surat Berharga Syariah Negara, dan peraturan lainnya.
Dalam pembahasan ini, penelaahan difokuskan pada Penerbitan Sukuk Korporasi.
Pembahasan mengenai Penerbitan sukuk korporasi akan membandingkan Peraturan Nomor
IX.A.13 lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor KEP-181/BL/2009 tanggal 30
Juni 2009 tentang Penerbitan Efek Syariah, dengan Peraturan OJK No.18 Tahun 2015
Tentang Penerbitan Dan Persyaratan Sukuk, yang baru saja diterbitkan pada tanggal 3
November 2015 dan diberlakukan pada tanggal 10 November 2015.
Pada Peraturan Nomor IX.A.13 lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor
KEP-181/BL/2009 tanggal 30 Juni 2009 tentang Penerbitan Efek Syariah, isinya mencakup :
Penerbitan Atau Pendaftaran Efek Syariah Berupa Saham, Penerbitan Sukuk, Penerbitan
Saham Dan/Atau Unit Penyertaan Kontrak Investasi Kolektif Reksa Dana Syariah, dan
Penerbitan Efek Beragun Aset Syariah.
Sementara itu pada peraturan OJK yang baru, keempat pokok bahasan diatas
dipisahkan dan dituangkan kedalam empat peraturan OJK yaitu : Peraturan OJK
17/POJK.4/2015 tentang Penerbitan dan Persyaratan Efek Syariah Berupa Saham oleh
Emiten Syariah atau Perusahaan Publik Syariah, Peraturan OJK No. 18/POJK.4/2015
tentang Penerbitan dan Persyaratan Sukuk, Peraturan OJK No. 19/POJK.4/2015 tentang
Penerbitan dan Persyaratan Reksa Dana Syariah, serta Peraturan OJK No. 20/POJK.4/2015
tentang Penerbitan dan Persyaratan Efek Beragun Aset Syariah.
1. Penerbitan Sukuk Berdasarkan Peraturan Nomor IX.A.13 lampiran Keputusan
Ketua Bapepam dan LK Nomor KEP-181/BL/2009 tanggal 30 Juni 2009 tentang
Penerbitan Efek Syariah.
Pada Peraturan Nomor IX.A.13 lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor
KEP-181/BL/2009 tanggal 30 Juni 2009 tentang Penerbitan Efek Syariah, diatur
beberapa hal, sebagaimana analisa berikut ini :
1) Dalam Penerbitan sukuk, OJK telah mengatur bahwa Emiten (Pihak yang
melakukan Penawaran Umum) yang melakukan Penawaran Umum Sukuk wajib
menyampaikan kepada OJK antara lain hasil pemeringkatan, kontrak
perwaliamanatan sukuk serta Akad Syariah yang terkait dengan penerbitan sukuk
dimaksud, surat pernyataan yang menyatakan bahwa kegiatan usaha yang
mendasari penerbitan Sukuk tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah,
dan selama periode Sukuk kegiatan usaha yang mendasari penerbitan Sukuk tidak
akan bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah.
2) OJK juga memberikan batasan mengenai kegiatan usaha yang bertentangan
dengan prinsip-prinsip syariah antara lain perjudian dan permainan yang tergolong
judi, perdagangan yang dilarang menurut syariah, jasa keuangan ribawi seperti
bank dan perusahaan pembiayaan berbasis bunga, jual beli risiko yang
9. mengandung unsur ketidakpastian (gharar) dan/atau judi (maisir), memproduksi,
mendistribusikan, memperdagangkan dan/atau menyediakan barang atau jasa
haram zatnya (haram li-dzatihi dan bukan karena zatnya (haram li-ghairihi)),
melakukan transaksi yang mengandung unsur suap (risywah). Hal-hal yang diatur
OJK tersebut sejalan dengan batasan jenis kegiatan usaha yang bertentangan
dengan Prinsip-prinsip Syariah yang ditetapkan oleh DSN – MUI, antara lain
perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang;
lembaga keuangan konvensional (ribawi), produsen, distributor, serta pedagang
makanan dan minuman yang haram; dan produsen, distributor, dan/atau penyedia
barang-barang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat.
3) Terhadap lembaga penunjang, OJK juga memberikan batasan antara lain bahwa
Kontrak perwaliamanatan penerbitan Sukuk wajib memuat antara lain uraian
tentang Akad Syariah yang mendasari diterbitkannya Sukuk, penggunaan dana
hasil penerbitan Sukuk dan sumber dana yang digunakan untuk melakukan
pembayaran imbal hasil harus sesuai dengan karakteristik Akad Syariah, besaran
nisbah pembayaran bagi hasil, marjin, atau imbal jasa (fee).
4) Untuk lebih memberikan perlindungan kepada investor secara prinsip syariah,
OJK juga mewajibkan agar Wali Amanat5 Sukuk mempunyai pejabat penanggung
jawab dan/atau tenaga ahli di bidang perwaliamanatan dalam penerbitan Sukuk
yang mengerti kegiatan-kegiatan yang bertentangan dengan Prinsip-prinsip
Syariah di Pasar Modal.
5) Dari sisi keterbukaan informasi kepada publik, dimana hal ini juga untuk
melindungi hak-hak calon investor, OJK mewajibkan agar pengungkapan
informasi dalam Prospektus6 antara lain mencantumkan:
a. kegiatan usaha yang mendasari penerbitan Sukuk tidak bertentangan dengan
prinsip-prinsip syariah dan Emiten menjamin bahwa selama periode Sukuk
kegiatan usaha yang mendasari penerbitan Sukuk tidak akan bertentangan
dengan prinsip-prinsip syariah;
b. jenis Akad Syariah dan skema transaksi syariah yang digunakan dalam
penerbitan Sukuk, yang disertai dengan penjelasan tentang skema transaksi
syariah;
c. ringkasan Akad Syariah atau perjanjian berdasarkan syariah yang dilakukan
oleh para Pihak;
d. sumber pendapatan yang menjadi dasar penghitungan pembayaran bagi hasil,
marjin, atau imbal jasa (fee);
e. besaran nisbah pembayaran bagi hasil, marjin, atau imbal jasa (fee);
f. rencana jadawal dan tata cara pembayaran bagi hasil, marjin atau imbal jasa;
g. hasil pemeringkatan sukuk.
5 Wali Amanat adalah Pihak yang mewakili kepentingan pemegang Efek yang bersifat utang (UU No.8 Tahun 1995,
tentang Pasar Modal).
6 Prospektus adalah setiap informasi tertulis sehubungan dengan Penawaran Umum dengan tujuan agar Pihak lain
membeli Efek (UU No.8 Tahun 1995, tentang Pasar Modal).
10. 6) Emiten sebagai penerbit sukuk diwajibkan untuk menggunakan dana hasil
Penawaran Umum Sukuk untuk membiayai kegiatan atau investasi yang tidak
bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal.
7) Jika terjadi perubahan jenis, isi akad syariah serta kegiatan dan/atau aset tertentu
yang mendasari penerbitan sukuk sehingga bertentangan dengan prinsip-prinsip
syariah dipasar modal, maka sukuk tersebut menjadi batal dan emiten harus
menyelesaikan kewajibannya kepada pemegang sukuk.
8) OJK mewajibkan Emiten untuk menyampaikan laporan kepada OJK dan
mengumumkan kepada masyarakat melalui Bursa Efek paling lambat satu hari
kerja setelah terpenuhinya kondisi sebagai berikut:
a. seluruh dana hasil Penawaran Umum Sukuk telah diterima oleh Emiten;
dan/atau
b. dana yang diterima sudah mulai digunakan sesuai dengan tujuan penerbitan
Sukuk.
2. Penerbitan Sukuk Berdasarkan Peraturan OJK No.18/POJK.04/2015 Tentang
Penerbitan Dan Persyaratan Sukuk
Pada Peraturan OJK No.18/POJK.04/2015 Tentang Penerbitan Dan Persyaratan
Sukuk, dijelaskan dengan lebih rinci aturan mengenai penerbitan sukuk sebagaimana
analisa berikut :
1) Emiten sebagai pihak yang melakukan penawaran umum, wajib mendapatkan
Pernyataan Kesesuaian Syariah atas sukuk dari Dewan Pengawas Syariah Emiten
atau Tim Ahli syariah. Pernyataan Kesesuaian Syariah disampaikan kepada OJK
sebelum emiten mengumumkan Prospektus Ringkas atau sebelum mengumumkan
Prospektus Awal. Pembebanan atas Pernyataan Kesesuaian Syariah, hanya
ditujukan kepada perusahaan yang tidak termasuk dalam golongan perusahaan
menengah atau kecil.
2) Dalam melakukan Penawaran Umum Sukuk yang didahului dengan Pernyataan
Pendaftaran, emiten harus menyampaikan kepada OJK antara lain : hasil
pemeringkatan sukuk, perjanjian perwaliamatan sukuk, Akad Syariah yang
dipergunakan dalam penerbitan sukuk, surat pernyataan dari wali amanat sukuk
bahwa memiliki tenaga ahli dibidang perwaliamanatan dalam penerbitan sukuk,
pernyataan kesesuai syariah (sebagaimana dijelaskan pada point.1), dan surat
pernyataan yang menyatakan itikad baik untuk melakukan pembayaran bagi hasil,
marjin atau imbal jasa.
3) Aset yang menjadi dasar sukuk, tidak boleh bertentangan dengan prinsip syariah
di pasar modal.
4) Aset yang menjadi dasar sukuk, dapat berupa : aset berwujud tertentu, nilai
manfaat atas aset berwujud, jasa, aset proyek tertentu, dan kegiatan investasi yang
telah ditentukan.
5) Dalam melakukan penawaran umum, Emiten juga diwajibkan untuk membuat
Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk, yang harus memuat antara lain : uraian
tentang akad syariah, uraian tentang aset, penggunaan dana hasil penerbitan sukuk
berdasarkan karakteristik akad syariah, sumber dana yang digunakan untuk
11. pembayaran bagi hasil, marjin atau imbal jasa, besaran nisbah bagi hasil, marjin
atau imbal jasa, jaminan yang meliputi jenis, nilai dan status kepemilikan, rencana
jadwal dan tata cara pembagian bagi hasil, marjin atau imbal jasa, kewajiban wali
amanat sukuk untuk mengambil tindakan apabila emiten melakukan pelanggaran
terkait penerapan prinsip syariah di pasar modal, ketentuan mengenai nilai sukuk
menjadi utang piutang jika sukuk berubah menjadi utang piutang, kewajiban wali
amanat untuk mewakili kepentingan pemegang sukuk sampai dengan seluruh hak
pemegang sukuk dipenuhi emiten, penggantian aset yang menjadi dasar sukuk jika
terjadi hal-hal yang menyebabkan nilainya tidak lagi sesuai dengan nilai sukuk
yang diterbitkan, ketentuan apabila emiten gagal dalam memenuhi kewajibannya,
ketentuan mengenai sanksi apabila tidak dipenuhi kewajiban dalam perjanjian
perwaliamanatan.
6) Dalam hal Prospektus, tambahan informasi yang diwajibkan OJK dalam peraturan
baru (Peraturan OJK No.18/POJK.04/2015) selain yang telah disebutkan dalam
peraturan lama (Peraturan No. IX.A.13), antara lain : aset yang menjadi dasar
sukuk tidak bertentangan dengan prinsip syariah di pasar modal, rencana
penggunaan dana hasil penerbitan sukuk sesuai dengan karakteristik akad syariah,
sumber dana yang digunakan untuk melakukan pembayaran bagi hasil, marjin
atau imbal jasa, jaminan, penggantian aset yang menjadi dasar sukuk jika terjadi
hal-hal yang menyebabkan nilainya tidak lagi sesuai dengan nilai sukuk yang
diterbitkan, syarat dan ketentuan apabila emiten akan mengubah akad dan isi akad
syariah dan/atau aset yang menjadi dasar sukuk, ketentuan dan mekanisme
penanganan apabila emiten gagal dalam memenuhi kewajibannya, ketentuan
mengenai sanksi apabila tidak dipenuhi kewajiban dalam perjanjian
perwaliamanatan serta pernyataan kesesuaian syariah atas sukuk.
7) Informasi lainnya yang harus ditambahkan dalam prospektus adalah laporan
keuangan yang telah di audit untuk jangka waktu dua tahun terakhir.
8) Isi dari pasal yang menjelaskan ketetapan mengenai penggunaan dana hasil
penawaran umum sukuk, masih sama antara peraturan lama dengan peraturan
baru.
9) Mengenai perubahan pada jenis, isi akad syariah serta aset yang mendasari sukuk,
maka OJK menetapkan sukuk tidak lagi menjadi efek syariah, serta sukuk berubah
menjadi utang piutang sehingga emiten wajib menyelesaikan kewajiban atas utang
piutang tersebut kepada pemegang sukuk apabila terjadi Emiten tidak lagi
memiliki asset yang menjadi dasar sukuk serta terjadi perubahan pada jenis, isi
akad syariah serta aset yang mendasari sukuk.
10) Terdapat pasal-pasal yang mengatur tentang sanksi administratif terhadap setiap
pihak yang melakukan pelanggaran ketentuan Peraturan OJK tersebut. Sanksi
tersebut dapat berupa : peringatan tertulis, denda, pembatasan kegiatan usaha,
pembekuan kegiatan usaha, pencabutan izin usaha, pembatalan persetujuan dan
pembatalan pendaftaran.
3. Perbedaan Mendasar Antara Peraturan Lama (Peraturan Nomor IX.A.13)
Dengan Peraturan Baru (Peraturan OJK No.18/POJK.04/2015).
12. 1. Pada peraturan yang baru, emiten yang tidak tergolong perusahaan menengah atau
kecil, diwajibkan memiliki Pernyataan Kesesuaian Syariah, dimana sesungguhnya
Pernyataan Kesesuaian Syariah telah disyaratkan DSN-MUI melalui Fatwa
Dewan Syariah Nasional No. 40/DSN-MUI/X/2003.
2. Dari sisi Perwaliamatan, peraturan baru menetapkan lebih rinci mengenai isi
Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk, yang harus memuat antara lain : uraian
tentang akad syariah, uraian tentang aset, penggunaan dana hasil penerbitan sukuk
berdasarkan karakteristik akad syariah, sumber dana yang digunakan untuk
pembayaran bagi hasil, marjin atau imbal jasa, besaran nisbah bagi hasil, marjin
atau imbal jasa, jaminan yang meliputi jenis, nilai dan status kepemilikan, rencana
jadwal dan tata cara pembagian bagi hasil, marjin atau imbal jasa, kewajiban wali
amanat sukuk untuk mengambil tindakan apabila emiten melakukan pelanggaran
terkait penerapan prinsip syariah di pasar modal, ketentuan mengenai nilai sukuk
menjadi utang piutang jika sukuk berubah menjadi utang piutang, kewajiban wali
amanat untuk mewakili kepentingan pemegang sukuk sampai dengan seluruh hak
pemegang sukuk dipenuhi emiten, penggantian aset yang menjadi dasar sukuk jika
terjadi hal-hal yang menyebabkan nilainya tidak lagi sesuai dengan nilai sukuk
yang diterbitkan, ketentuan apabila emiten gagal dalam memenuhi kewajibannya,
ketentuan mengenai sanksi apabila tidak dipenuhi kewajiban dalam perjanjian
perwaliamanatan. Dimana pada peraturan sebelumnya mengenai kontrak
perwaliamanatan sukuk tidak diatur secara rinci namun mengikuti peraturan
mengenai penerbitan obligasi.
3. Pada peraturan baru, secara khusus terdapat bab yang menjelaskan tentang
Ketentuan Sanksi, dimana pada peraturan lama hal ini belum disinggung.
4. Pada peraturan yang baru, OJK menetapkan sukuk tidak lagi menjadi efek syariah,
serta sukuk berubah menjadi utang piutang sehingga emiten wajib menyelesaikan
kewajiban atas utang piutang tersebut kepada pemegang sukuk apabila terjadi
Emiten tidak lagi memiliki asset yang menjadi dasar sukuk serta terjadi perubahan
pada jenis, isi akad syariah serta aset yang mendasari sukuk.
5. Pada Peraturan OJK No.18/POJK.04/2015 diperkenalkan istilah baru untuk tenaga
ahli syariah pasar modal yaitu Ahli Syariah Pasar Modal (ASPM), dimana
penjelasan secara khusus mengenai ASPM terdapat pada Peraturan OJK No.
16/POJK.4/2015 tentang Ahli Syariah Pasar Modal. Dalam kaitannya dengan
Peraturan OJK No.18/POJK.04/2015, emiten harus mendapatkan Pernyataan
Kesesuaian Syariah dari Dewan Pengawas Syariah atau Tim ahli Syariah, dimana
Dewan Pengawas Syariah atau Tim ahli Syariah wajib memiliki izin ASPM.
IV.KESIMPULAN DAN SARAN
Peraturan OJK sehubungan dengan penerbitan sukuk korporasi telah selaras dengan
prinsip-prinsip syariah di pasar modal yang difatwakan oleh DSN – MUI. Untuk
meningkatkan perlindungan terhadap investor baik dari sisi investasi maupun dari sisi syariah
13. serta memperjelas kedudukan sukuk sehubungan dengan kegiatan pihak-pihak yang terlibat
didalamnya seperti Emiten, Lembaga Profesi/Penunjang Lainnya, serta investor itu sendiri,
OJK selaku regulator terus memperbaiki peraturan-peraturan yang mendasari penerbitan
sukuk korporasi. Hal tersebut terbukti dengan digantikannya Peraturan Nomor IX.A.13
lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor KEP-181/BL/2009 tanggal 30 Juni 2009
dengan Peraturan OJK No.18/POJK.04/2015 Tentang Penerbitan Dan Persyaratan Sukuk,
serta beberapa peraturan OJK lainnya. Di dalam peraturan yang baru ini, OJK lebih
memperinci dan menyempurnakan syarat dan ketentuan dalam hal Penerbitan Sukuk terutama
mengenai kontrak perwaliamanatan sukuk serta status sukuk ketika terjadi default sukuk.
Sebagai saran, para pelaku pasar yang terlibat dalam penerbitan sukuk agar dapat
menyesuaikan dengan peraturan OJK yang baru tersebut selain untuk menjaga kepatuhan
terhadap peraturan, namun juga untuk meningkatkan kualitas sukuk korporasi di pasar,
sehingga meningkatkan kapitalisasi sukuk di pasar modal Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama Indonesia. Fatwa No. 40/DSN-MUI/X/2003
Tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar
Modal.
Dewan Syariah Nasional. Fatwa No. 32/DSN-MUI/IX/2002 Tentang Obligasi Syariah.
Hakim, Cecep. (2008). Belajar Mudah Ekonomi Islam.
Karim, Adiwarman. (2001). Ekonomi Islam, Suatu Kajian Kontemporer.
Otoritas Jasa Keuangan. Peraturan OJK No.15/POJK.04/2015 Tentang Penerapan Prinsip
Syariah Di Pasar Modal.
Otoritas Jasa Keuangan. Peraturan OJK No.16/POJK.04/2015 Tentang tentang Ahli Syariah
Pasar Modal.
Otoritas Jasa Keuangan. Peraturan OJK No.17/POJK.04/2015 Tentang Penerbitan dan
Persyaratan Efek Syariah Berupa Saham oleh Emiten Syariah atau Perusahaan Publik
Syariah.
Otoritas Jasa Keuangan. Peraturan OJK No.18/POJK.04/2015 Tentang Penerbitan dan
Persyaratan Sukuk.
Otoritas Jasa Keuangan. Peraturan OJK No.19/POJK.04/2015 Tentang Penerbitan dan
Persyaratan Reksa Dana Syariah.
Otoritas Jasa Keuangan. Peraturan OJK No.20/POJK.04/2015 Tentang Penerbitan dan
Persyaratan Efek Beragun Aset Syariah.
Otoritas Jasa Keuangan. Peraturan Nomor IX.A.1 Tentang Ketentuan Umum Pengajuan
14. Pernyataan Pendaftaran.
Otoritas Jasa Keuangan. Peraturan Nomor IX.A.13 lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan
LK Nomor KEP-181/BL/2009 tanggal 30 Juni 2009 Tentang Penerbitan Efek Syariah.
Otoritas Jasa Keuangan. Peraturan Nomor IX.A.14 lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan
LK Nomor KEP-131/BL/2006 tanggal 23 November 2006 Tentang Akad-akad yang
digunakan dalam Penerbitan Efek Syariah di Pasar Modal.
Otoritas Jasa Keuangan. Road Map Pasar Modal Syariah 2015-2019.
Undang-Undang No.19 Tentang Surat Berharga Syariah Negara.
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.