Operator DT wajib melakukan P2H sebelum & sesudah mengoperasikan Unit. P2H dilakukan agar operator dan unit selalu dalam keadaan siap dan aman untuk bekerja. Semoga bermanfaat, terima kasih.
SMK3 - sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja PP No 50 tahun 2012Ekhsan Hari Nuryanto
Penjelasan mengenai SMK3 - sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja PP No 50 tahun 2012:
1. Dasar Keselamatan & Kesehatan Kerja
2. Dasar hukum penerapan SMK3
3. 5 Prinsip dasar & 12 Elemen SMK3
Ingin pelatihan dan konsultasi demi mendapatkan sertifikat SMK3 berdasarkan PP No 50 Tahun 2012 dan OHSAS? silahkan hubungi ekhsan@solusimadani.com atau 081261725676.
HIRADC stands for hazard identification risk assessment and determining control
HIRADC is a cool step to start identify hazard, assess risk and determine the control.
Katalog Safety Poster Edisi Agustus 2015
Pilih dan temukan
beragam tema safety poster lainnya
di www.SafetyPoster.com
atau hubungi kami di 022-8606-5300
----------------
CONTACT US
Email : marketing@SafetySign.co.id
Phone : 022-8606-5300
or VISIT US
www.SafetySign.co.id
www.SafetyPoster.co.id
Operator DT wajib melakukan P2H sebelum & sesudah mengoperasikan Unit. P2H dilakukan agar operator dan unit selalu dalam keadaan siap dan aman untuk bekerja. Semoga bermanfaat, terima kasih.
SMK3 - sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja PP No 50 tahun 2012Ekhsan Hari Nuryanto
Penjelasan mengenai SMK3 - sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja PP No 50 tahun 2012:
1. Dasar Keselamatan & Kesehatan Kerja
2. Dasar hukum penerapan SMK3
3. 5 Prinsip dasar & 12 Elemen SMK3
Ingin pelatihan dan konsultasi demi mendapatkan sertifikat SMK3 berdasarkan PP No 50 Tahun 2012 dan OHSAS? silahkan hubungi ekhsan@solusimadani.com atau 081261725676.
HIRADC stands for hazard identification risk assessment and determining control
HIRADC is a cool step to start identify hazard, assess risk and determine the control.
Katalog Safety Poster Edisi Agustus 2015
Pilih dan temukan
beragam tema safety poster lainnya
di www.SafetyPoster.com
atau hubungi kami di 022-8606-5300
----------------
CONTACT US
Email : marketing@SafetySign.co.id
Phone : 022-8606-5300
or VISIT US
www.SafetySign.co.id
www.SafetyPoster.co.id
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfnarayafiryal8
Industri batu bara telah menjadi salah satu penyumbang utama pencemaran udara global. Proses ekstraksi batu bara, baik melalui penambangan terbuka maupun penambangan bawah tanah, menghasilkan debu dan gas beracun yang dilepaskan ke atmosfer. Gas-gas tersebut termasuk sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NOx), dan partikel-partikel halus (PM2.5) yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Selain itu, pembakaran batu bara di pembangkit listrik dan industri menyebabkan emisi karbon dioksida (CO2), yang merupakan penyebab utama perubahan iklim global dan pemanasan global.
Pencemaran udara yang disebabkan oleh industri batu bara juga memiliki dampak lokal yang signifikan. Di sekitar area penambangan, debu batu bara yang dihasilkan dapat mengganggu kesehatan masyarakat dan ekosistem lokal. Paparan terus-menerus terhadap debu batu bara dapat menyebabkan masalah pernapasan seperti asma dan bronkitis, serta berkontribusi pada penyakit paru-paru yang lebih serius. Selain itu, hujan asam yang disebabkan oleh emisi sulfur dioksida dapat merusak tanaman, air tanah, dan ekosistem sungai, mengancam keberlanjutan lingkungan di sekitar lokasi industri batu bara.
5. A. PEMERIKSAAN PERTAMA
1. TERAHADAP PEMASANGAN PESAWAT UAP
* KU pipa-pipa air bagian tertentu dilas di tempat
Ajukan pengesahan gambar
Juru las dengan sertifikat
Elektroda las telah disahkan
Diperiksa NDT/DT
6. A. PEMERIKSAAN PERTAMA
2. PEMERIKSAAN GAMBAR KONSTRUKSI DAN
PENGHITUNGAN KEKUATAN
* Pengukuran bagian – bagian PU
* Perhitungan dengan standard
* Sertifikat bahan, bila tidak ada :
PB bila : a. Tidak ada lubang PB
b. Ada lubang PB dengan tidak afkir
c. Ada dua lubang PB dengan tanpa
keterangan AFKIR
7. A. PEMERIKSAAN PERTAMA
2. PEMERIKSAAN SETELAH PEMASANGAN PESAWAT UAP
a. Pemeriksaan luar / sisi api (visual)
* Pelat badan * Pelat pipa
* Pipa – pipa * Penyangga
* Las-lasan, kelingan * Pipa penyalur tingkap pengaman
b. Pemeriksaan dalam / sisi air (visual)
* Sisi dalam pelat badan
* Sisi dalam pipa-pipa
* Sambungan las-lasan, kelingan
* Rol-rolan, las-lasan yang berkaitan dengan sistem pengaman
* Bagian penghubung yang berkaitan dengan sisitem pengaman
8. A. PEMERIKSAAN PERTAMA
Sambungan …
c. Pemeriksaan alat perlengkapan
* Jenis, jumlah dan ukuran
* Cara dan letak pemasangan
* Tanda batas penunjukan yang diizinkan
d. Pengujian padat dengan air dingin
9. A. PEMERIKSAAN PERTAMA
d.1. Persiapan :
* saluran klep pengaman beri plendes
* Diisi air penuh dengan tidak ada bantalan udara buka
lubang tertinggi
* Siapkan: pompa tekan, tenaga pembantu, lampu-lampu
* Pemadatan sesuai peraturan Uap pasal 27 ayat (1) :
P ≤ 5 Kg/cm² : 2 x P
5 Kg/cm² < P < 10 Kg/cm² : P + 5
P > 10 Kg/cm² : 1,5 x P
10. A. PEMERIKSAAN PERTAMA
d.2. Cara pemadatan :
* Tekan pelan – pelan dan bertahap :
Pertama : Tekan 10% tekanan kerja
Berikutnya : Tekan 20% tekanan kerja dst tiap naik 10%
Tekanan pengujian : Lamanya cukup untuk pemeriksaan
Selesai : Turunkan tekanan pelan-pelan dengan
kecepatan 5 Kg/cm² per menit
11. A. PEMERIKSAAN PERTAMA
e. Percobaan Dengan Tekanan Uap
e.1. Dilakukan pada setiap :
* Penggantian tingkap pengaman
* Pemakaian tingkap pengaman dengan muatan pegas
* Tingkap-tingkap pengaman yang bekerjanya meragukan
* Penggantian jenis bahan bakar
* Setiap PU yang dilengkapi dengan alat-alat otomatis
* PU dirakit, direparasi, dibersihkan peralatan/pengontrolan
12. A. PEMERIKSAAN PERTAMA
e.2. Persiapan
Harus ada izin pengawas KK/Ahli KK
Pemanasan pendahuluan
* Pemanasan tanpa tekanan uap
* Udara dalam ketel dibuang diruang uap 100%
* Tekanan mencapai 1Kg/cm² ditahan selama jangka
waktu sebagai berikut :
- Kenaikan suhu air 55°C/Jam
- Lama pemanasan 4x periode pembuatan uap (waktu
untuk membuat uap dari tekanan 0 Kg/cm² s/d tekanan
kerja yang diizinkan) dengan ketentuan semua saluran
uap dibuka
13. A. PEMERIKSAAN PERTAMA
e.3. Jalannya Percobaan Uap
* Pengopakan mula pelan – pelan
* Kenaikan suhu tidak melebihi 55°C/Jam
* Pada waktu percobaan tekanan :
- Tingkap pengaman membuka tepat pada tekanan yang
diizinkan
- Tekanan tidak boleh lebih 10% dari tekanan kerja yang
diizinkan dalam waktu 15 menit
- Sewaktu tingkap pengaman menutup tekanan tidak
boleh kurang 6% dari tekanan yang diizinkan dalam
tempo 15 menit
- Pipa pembuang uap ujungnya harus keluar ruang ketel
uap
14. A. PEMERIKSAAN PERTAMA
e.3. Jalannya Percobaan Uap
* Percobaan uap pada ketel uap yang otomatis : LIHAT
PETUNJUK PEMBUAT
* Ketel uap dengan P > 70 Kg/cm² dibebaskan
penyetelan tingkap pengamannya sewatu percobaan uap
* Pemeriksaan menyeluruh :
- Batasan – batasan
- Lubang
- Pipa pengisi
- Blow down
- Pipa – pipa
- Tingkap – tingkap
- Alat pengopak
- Lorong asap
15. PENJAGAAN :
a. Beritahu pada orang disekelilingnya
b. Pada KU dengan P < 70Kg/cm² keran induk
dijaga oleh 1 orang
17. B. PEMERIKSAAN BERKALA
1. PEMERIKSAAN LUAR
* Visual sisi luar / sisi api
- Dinding / pelat
- Pipa – pipa
- Sambungan rol – rolan dan las – lasan
- Sebelum diperiksa bersihkan abu, jelaga dan kotoran
- Lorong dapur, kamar nyala
PERHATIKAN
- Perubahan warna pada pelat
- Lenturan – lenturan / perubahan bentuk
- Korosi, erosi
- Kedudukan PU
18. B. PEMERIKSAAN BERKALA
2. PEMERIKSAAN DALAM
* Visual sisi dalam / sisi air
- Dinding / pelat
- Pelat – pelat
- Pipa – pipa
- Sambungan – sambungan
- Rol – rolan, las – lasan
- Pipa tunjang, pipa – pipa api, pipa – pipa air, baut atau
batang tunjang dan penguat
19. B. PEMERIKSAAN BERKALA
3. PEMERIKSAAN ALAT PERLENGKAPAN
- Semua dilepas : Service
- Manometer : Ditera
- Penggantian : Lapor Di uji
- Prop Leleh : Ganti 1 tahun sekali
20. C. PEMERIKSAAN KHUSUS
SIFATNYA INSIDENTAL
* PB : KU 35 tahun
* Ketel uap mencapai usia ≥ 65 tahun
* PU direparasi
* Pelat baru / penambal
* Pemeriksaan bagian – bagian yang tertutup salutan atau
tembokan
* Terbakar / cacat
* Kapalnya tenggelam (KU kapal)
* Pemeriksaan yang ada hubungannya dengan KK
* PU disimpan / tidak diperlukan AI
21. C. PEMERIKSAAN KHUSUS
1. PENYELIDIKAN BAHAN (PB)
BAGI :
* KU berumur 35 tahun
* PU tidak mempunyai sertifikat bahan
* Pelat-pelat, batang-batang tunjang, paku-paku keling yang
tidak bersertifikat
UKURAN BAHAN UNTUK PB :
* PU D = 100mm s/d 120mm (pengambilan : di bor)
* Pipa Panjang 1 meter tiap jenis diameter
* Pelat bahan KU 200 x 200mm dari bagian kepala dan
kaki
* Batang tunjang panjang 1meter untuk tiap jenis diameter
* Paku keling 12 untuk tiap jenis
* Prop leleh 200 gram
KIRIM KE LAB
22. C. PEMERIKSAAN KHUSUS
2. PEMERIKSAAN PU DENGAN TEMBOKAN DIBONGKAR
* Untuk mengetahui kondisi yang tertutup
* Setelah 35 tahun
* Keling dilepas Periksa NDT
* Berikutnya (Kedua) tiap 35 tahun
* Ketiga ada ketentuan khusus
3. PEMERIKSAAN KU USIA ≥ 65 TAHUN
* Umur 65 tahun, bahan / pelat masih baik
* Diperiksa menyeluruh
- Tebal pelat
- Keadaan sambungan
- Diperiksa setiap Rondsel
* Karena hasil PB Langsung
23. C. PEMERIKSAAN KHUSUS
4. PEMERIKSAAN SEBELUM, SEWAKTU DAN SETELAH
REPARASI PADA PU
* Reparasi penggantian sebagian bagian PU
* Perhatikan :
- Pengesahan rencana reparasi
- Juru las, elektroda las
- Cara – cara pengelasan
- Pemeriksaan las – lasan
- Selesai reparasi Hydrotest
( PERATURAN UAP PASAL 44 AYAT 1 )
24. C. PEMERIKSAAN KHUSUS
5. PEMERIKSAAN KEMAMPUAN KERJA PU DAN ALAT
PERLENGKAPANNYA
* Untuk diketahui kondisi kerjanya
* Pemeriksaan saat PU dijalankan :
- Antara pemeriksaan pertama dan pemeriksaan periodik
- Antara pemeriksaan periodik dengan pemeriksaan
periodik selanjutnya
- Segera setelah PU dijalankan dengan reparasi / diganti
sebagai alat pengaman
- Pengecekan / pengujian dilakukan kepada semua alat
perlengkapan kecuali tingkap pengaman
25. D. MUTASI PESAWAT UAP
PESAWAT UAP YANG TELAH MEMILIKI AI
MUTASI TIDAK BERLAKU BAGI KETEL UAP
DARAT TETAP