Pelita II adalah program pembangunan lima tahun kedua Indonesia yang berlangsung antara 1974-1979. Prioritasnya adalah sektor pertanian dan industri pengolahan bahan mentah. Pelita II berhasil menumbuhkan ekonomi rata-rata 7% per tahun meskipun menghadapi tantangan seperti krisis moneter global dan musim kemarau. Revolusi Hijau dilaksanakan untuk mencapai swasembada pangan meskipun membatasi keputusan petani.

1. PELITA IIPELITA II

2. PELITA II?PELITA II?

3. PELITA II YAITU PEMBANGUNAN LIMA
TAHUN PERIODE KE DUA.
1 APRIL 1974 HINGGA 31 MARET 19791 APRIL 1974 HINGGA 31 MARET 1979

4. PRIORITAS PEMBANGUNAN : SEKTOR PERTANIAN
DENGAN MENINGKATKAN INDUSTRI YANG MENGOLAH BAHAN MENTAH
MENJADI BAHAN BAKU.
PRIORITAS PEMBANGUNAN : SEKTOR PERTANIAN
DENGAN MENINGKATKAN INDUSTRI YANG MENGOLAH BAHAN MENTAH
MENJADI BAHAN BAKU.
PELITA II

5. PELITA II SASARAN UTAMANYA ADALAH :

6. PENGKREDITAN UNTUK MENDORONG EKSPORTIR KECIL DAN MENENGAH SERTA
MENDORONG PENGUSAHA KECIL ATAU EKONOMI MENENGAH DENGAN KREDIT
INVESTASI KECIL (KIK).
PELITA II FOKUS UTAMANYA ADALAH:
PENGKREDITAN UNTUK MENDORONG EKSPORTIR KECIL DAN MENENGAH SERTA
MENDORONG PENGUSAHA KECIL ATAU EKONOMI MENENGAH DENGAN KREDIT
INVESTASI KECIL (KIK).

7. PELITA II KEBIJAKAN FISKAL:
MELAKUKAN PENGHAPUSAN PAJAK EKSPOR UNTUK
MEMPERTAHANKAN DAYA SAING DI PASAR DUNIA.
CADANGAN DEVISA NAIK
DARI $ 1,8 MILYAR
MENJADI $ 2,58 MILYAR
TABUNGAN PEMERINTAH DARI
RP 255 MILYAR MENJADI RP
1.522 MILYAR
MELAKUKAN PENGHAPUSAN PAJAK EKSPOR UNTUK
MEMPERTAHANKAN DAYA SAING DI PASAR DUNIA.

8. PELITA II KEBIJAKAN MONETER:
• MENINGKATKAN HASIL PRODUKSI NASIONAL DAN DAYA SAING KOMODITI
EKSPOR KARENA TINGKAT RATA-RATA INFLASI 34%
• RESESI DAN KRISIS DUNIA TAHUN 1979
• PENURUNAN BEA MASUK IMPOR KOMODITI BAHAN DAN PENINGKATAN
BEA MASUK KOMODITI IMPOR LAINNYA.

9. PELITA II PROGRAM PEMBANGUNAN
DISEBUT SAPTA KRIDA
MENINGKATKAN STABILITAS POLITIK
MENINGKATKAN
STABILITAS KEAMANAN
MELANJUTKAN PELITA I
DAN MELAKSANAKAN
PELITA II
MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN RAKYAT
MELAKSANAKAN
PEMILIHAN UMUM
MENINGKATKAN STABILITAS
EKONOMI
MENINGKATKAN PENERTIBAN DAN
PENYALAHGUNAAN APARATUR

10. PELITA II PELITA II CUKUP BERHASIL
MENUMBUHKAN EKONOMI RATA-RATA MENCAPAI 7% PER TAHUNMENUMBUHKAN EKONOMI RATA-RATA MENCAPAI 7% PER TAHUN

11. DI BIDANG INDUSTRI JUGA TERJADI KENAIKAN PRODUKSI. LALU BANYAK
JALAN DAN JEMBATAN YANG DI REHABILITASI DAN DI BANGUN
SELANJUTNYA PADA TAHUN KEEMMPAT PELITA II, INFLASI TURUN
MENJADI 9,5%.
PELITA II
SELANJUTNYA PADA TAHUN KEEMMPAT PELITA II, INFLASI TURUN
MENJADI 9,5%.
DI BIDANG INDUSTRI JUGA TERJADI KENAIKAN PRODUKSI. LALU BANYAK
JALAN DAN JEMBATAN YANG DI REHABILITASI DAN DI BANGUN

12. PELITA II JALANNYA PELITA II
SEBELUM REPELITA II, PEMBANGUNAN EKONOMI HANYA DITEKANKAN PADA LAJUR
PERTUMBUHAN EKONOMI. NAMUN, PERTUMBUHAN TIDAK MENCAPAI MAKSUD PEMBANGUNAN
ITU SENDIRI. UNTUK ITU STRATEGI PERTUMBUHAN EKONOMI PADA PERIODE INI, SELAIN
MENEKANKAN PERTUMBUHAN EKONIMI YANG TINGGI JUGA SANGAT MENEKANKAN
PENTINGNYA PEMERATAAN PEMBANGUNAN.

13. BERDASARKAN YANG DITETAPKAN GBHN, PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DALAM SETIAP PELITA HARUSLAH
BERTUMPU PADA TRILOGI PEMBANGUNAN YANG INTINYA:
PELITA II JALANNYA PELITA II
BERDASARKAN YANG DITETAPKAN GBHN, PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DALAM SETIAP PELITA HARUSLAH
BERTUMPU PADA TRILOGI PEMBANGUNAN YANG INTINYA:
• PEMERATAAN PEMBANGUNAN DAN HASIL-HASILNYA YANG MENUJU PADA
TERCIPTANYA KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT.
• PERTUMBUHAN EKONOMI YANG CUKUP TINGGI.
• STABILITAS NASIONAL YANG SEHAT DAN DINAMIS.

14. PELITA II JALANNYA PELITA II
UNTUK ITU DALAM REPELITA II, PEMBANGUNAN DI INDONESIA MULAI DENGAN
PEMBANGUNAN YANG BERWAWASAN RUANG. DALAM REPELITA II INDONESIA DIBAGI DALAM
WILAYAH-WILAYAH PEMBANGUNAN DENGAN TUJUAN AGAR PEMBANGUNAN TIDAK HANYA
JAWASENTRIS ATAU JAKARTA SENTRIS.

15. PELITA II KEGAGALAN :
KURANG ADANYA KESEIMBANGAN PERTUMBUHAN EKONOMI ANTARA DAERAH
PERTUMBUHAN EKONOMI MASIH KURANG DARI TARGET, YAITU 7,5%
KURANG ADANYA KESEMPATAN UNTUK BEKERJA
KURANG ADANYA KESEMPATAN UNTUK MEMPEROLEH PENDAPATAN
KURANG ADANYA KESEMPATAN UNTUK BERUSAHA BAGI GOLONGAN EKONOMI LEMAH

16. PELITA II JALANNYA PELITA II
PADA AKHIR PERIODE REPELITA II, SEMAKIN DIRASAKAN BAHWA PENGARUH KRISIS
MONETER INTERNASIONAL, MEMBUAT PRODUK INDONESIA TIDAK DAPAT BERSAING. UNTUK
MENGATASI MASALAH INI, PEMERINTAH MEMBERLAKUKAN KEBIJAKSANAAN DEVALUASI
RUPIAH TERHADAP DOLLAR AS SEBESAR KURANG LEBIH 45% PADA BULAN NOVEMBER 1978

17. PELITA II HAMBATAN :
• Merosotnya kegiatan ekonomi dunia terutama di negara-negara industri
• Krisis pertamina (1974/75-1976/77)
• musim kering yang luar biasa (krisis beras tahun 1974/1975)

18. PEMERINTAH ORBA MENJALANKAN REVOLUSI HIJAU DENGAN CARA
MEMBIMBING PETANI MENJALANKAN PERTANIAN SESUAI
KEHENDAK PEMERINTAH
PELITA II REVOLUSI HIJAU
PEMERINTAH ORBA MENJALANKAN REVOLUSI HIJAU DENGAN CARA
MEMBIMBING PETANI MENJALANKAN PERTANIAN SESUAI
KEHENDAK PEMERINTAH

19. PELITA II REVOLUSI HIJAU
PETANI TIDAK BOLEH MENGAMBIL KEPUTUSAN SOAL PRODUKSI. PEMERINTAH AKAN
MEMUTUSKAN JENIS BENIH APA YANG AKAN DIGUNAKAN, BERAPA LAMA WAKTU
TANAM, JENIS PUPUK, PESTISIDA, DAN LAIN-LAIN
PETANI TIDAK BOLEH MENGAMBIL KEPUTUSAN SOAL PRODUKSI. PEMERINTAH AKAN
MEMUTUSKAN JENIS BENIH APA YANG AKAN DIGUNAKAN, BERAPA LAMA WAKTU
TANAM, JENIS PUPUK, PESTISIDA, DAN LAIN-LAIN

20. PELITA II REVOLUSI HIJAU
DAMPAKNYA, PETANI MENJADI TIDAK KREATIF DAN
MERENGGANGNYA HUBUNGAN PATRON-CLIENT DI
MASYARAKAT DESA
DAMPAKNYA, PETANI MENJADI TIDAK KREATIF DAN
MERENGGANGNYA HUBUNGAN PATRON-CLIENT DI
MASYARAKAT DESA

21. PELITA II REVOLUSI HIJAU
TAPI, REVOLUSI HIJAU JUSTRU BERDAMPAK BAIK BAGI PEREKONOMIAN
DENGAN MENINGKATNYA PENDAPATAN PERKAPITA DAN BERHASIL
MENCAPAI SWASEMBADA PANGAN SEHINGGA MENJADI NEGARA
PENGEKSPOR BERAS.
TAPI, REVOLUSI HIJAU JUSTRU BERDAMPAK BAIK BAGI PEREKONOMIAN
DENGAN MENINGKATNYA PENDAPATAN PERKAPITA DAN BERHASIL
MENCAPAI SWASEMBADA PANGAN SEHINGGA MENJADI NEGARA
PENGEKSPOR BERAS.