2. Setiap pekerjaan sesungguhnya memiliki kondisi
lingkungan yg khas.
- Pedagang
- Dokter
- Petani
- Pemulung
- Pegawai Bank
- Nelayan
Adanya perbedaan antara formal dan informal
Sifat pekerjaaan dgn resiko tinggi dan
membutuhkan keterampilan yg tinggi cenderung
mendapatkan imbalan tinggi dan prestise
3. A. Makna Kerja
Kerja memiliki arti yg sangat penting
dalam kehidupan manusia.
Kerja bukan hanya memberikan
pendapatan (income), tetapi jg bisa
menentukan posisi kelas atau membentuk
identits personal dalam masyaarakat.
Aspek ekonomi : kerja dipandang sbg alat
utk menghasilkan uang agar bisa bertahan
hidup (make a living)
Kerja dapat memberikan identitas
personal, harga diri dan status sosial.
4. Namun dari semua itu pada intinya bahwa
kerja bertujuan untuk bertahan hidup.
Hal yang sama bagi binatang, mereka bekerja
untuk bertahan hidup
Apakah kerja manusia sama dengan kerja
binatang ?
5. Harry Bravermen (1998) dalam Djajadi, dkk
(2008) membuat perbedaan yg jelas antara
kerja manusia (human work) dengan kerja
binatang.
Contoh :
- Tindakan laba-laba yg membuat sarang dan
seorang insinyur yang sedang membangun
gedung bertingkat.
Kedua tindakan itu bisa disebut dengan kerja
karena masing-masing berupaya
menghasilkan sesuatu yang berguna bagi
kebutuhannya masing-masing.
6. Namun Bravermen membedakan kedua tindakan
itu menurut watak kerja masing-masing.
- Tindakan laba-laba dalam membuat sarang
merupakan tindakan berdasarkan insting atau
naluri binatang semata dan tidak melalui tahap
perencanaan.
- Seorang insinyur bekerja dengan perencanaan
dan pemikiran sebelum membuat gedung.
Kerja manusia merupakan suatu tindakan yg
sadar dan disengaja, yakni melalui mekanisme
kekuatan pemikiran konseptual dan bukan
berdasarkan naluri sebagaimana kerja binatang
7. Karl Marx :
1. Manusia memang ditakdirkan untuk bekerja
karena alam sendiri belum sesuai dengan
kebutuhan-kebutuhan manusia. Sehingga
manusia harus mengubah alam dan harus
mengerjakannya
Misal : makanan, pakaian, tempat tinggal tdk
begitu saja ditemukan di alam
Pemikiran ini didasarkan atas konsepsi manusia
sebagai makhluk ganda dan aneh dalam artian manusia
makhluk alami seperti halnya binatang yg
membutuhkan alam untuk hidup, disisi lain manusia
berhadapan dengan alam sbg sesuatu yang asing, yakni
manusia harus terlebih dahulu menyesuaikan alam
dengan kebutuhan-kebutuhannya
8. 2. Binatang hanya memproduksi apa yg
dibutuhkannya secara langsung bagi dirinya
atau keturunannya dan berproduksi hanya
menurut ukuran dan kebutuhan jenisnya.
Manusia berproduksi secara universal dan
bebas dari kebutuhan fisik.
Universal :
- manusia dapat menggunakan berbagai cara
untuk tujuan yg sama, misal membuat rumah
dari kayu, batu, rumput.
- Dapat menghadapi alam tidak hanya dalam
kerangka salah satu kebutuhan, misalnya p
potongan kayu dapat dipakai sbg kayu bakar,
penjanggal, pemukul dll
Bebas :dapat bekerja meskipun tidak
merasakan kebutuhan secara langsung misalnya
membuat meja atau kursi untuk dijual
9. Keith Grint “Kerja sebagai tindakan yang dapat
menjamin keberlangsungan (survival) individu
dan masyarakat”
Selanjutnya “tindakan yang mendatangkan
kesenangan atau hobi bisa dianggap sebagai
kerja” seperti bermain bola, musik, balap motor
Dalam masyarakat tertentu,kerja dan
kesenangan atau hobi bisa berjalan secara
simultan dan sulit dipisahkan.
Misalnya Messi sbg orang yg suka main bola atau
orang yg bekerja sebagai pemain bola
10. Tony J. Watson (1987) “ Kerja sbg aktivitas-
aktivitas yg dapat membantu manusia
bertahan hidup (make a living) dalam suatu
lingkungan masyarakat.
Aspek budaya dari kerja berhubungan dengan
sikap atau konsepsi suatu masyarakat terhadap
kerja. Misalnya :
1. Zaman masy.pemburu, kerja atau kegiatan
berburu ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan sbsistensi (bertahan hidup)
2. Masa Yunani dan Romawi Kuno : Kerja
dimaknai sebagai usaha untuk memenuhi
kebutuhan hidup mendasar, dalam artian
kerja hanya cocok bagi kelompok sosial yg
paling rendah dalam tatanan sosial (budak)
11. 3. Masa pra industri di inggris, sebagian besar kerja
berlangsung di rumah atau dekat dengan tempat
tinggal. Produksi tekstil domestik dan pertanian
biasa dilakukan oleh keals sosial rendah.
4. Sikap modern masyarakat barat bersumber terutama
pada etika protestan dan revolusi industri. Max
Weber dalam penelitian menyatakan bahwa
Protestanisme (etika protestan) memiliki peran
penting dalam memproduksi etika kerja kontemporer.
Misalnya Sekte Calvinisme memandang bahwa kerja
mereka merupakan suatu panggilan dari tuhan dan
mereka bekerja penuh dengan dedikasi dan
komitmen untuk meyakinkan diri bahwa tuhan telah
memilihnya untuk masuk surga
5. Di era industrialisasi tidak bisa lagi didasarkan pada
orientasi kerja melainkan pada ketentuan waktu,
waktu adalah uang, tidak bisa disia-siakan begitu saja
tetapi harus dimanfaatkan.
12. Kerja saangat berkaitan dengan ruang dan
waktu.
Kerja berhubungan dengan konteks masyarakat
setempat.
Kerja memiliki dimensi sosial atau konstruksi
sosial (Grint, 1999) dalam Djajadi (2008)
Defenisi tentang kerja sering kali tidak hanya
menyangkut apa yang dilakukan seseorang,
tetapi jg menyangkut kondisi yang meltar
belakangi kerja tersebut, serta penilaian sosial
yg diberikan terhadap kerja tersebut (Saptari
dan Holzner, 1997)
13. Bias kultural memberikan diferensiasi dalam
defenisi kerja.
Misalnya : masyarakat indonesia saat ini
telah mengalami komersialisasi serta
orientasi pasar mengakibatkan munculnya
pembedaan antara kerja upahan (kerja yg
menghasilkan pendapatan) dengan Kerja
bukan upahan.
Kerja upahan = kerja produktif
Kerja non upahan = kerja tdk produktif
14. Kerja produksi = menghasilkan sesuatu untuk
kelangsungan hidup anggotanya
Kerja Reproduksi = secara harfiah menggantikan
apa yg telah habis atau hilang untuk kelestarian
sistem atau struktur sosial masyarakat.
Friederich Engel “ sepakat bahwa Kerja yg tidak
menghasilkan sesuatu seperti pengasuhan anak,
pelayanan anggota keluarga, mencuci piring juga
termasuk kerja dengan alasan bahwa masyarakat
tidak dapat melakukan kerja produksi apabila hal
mendasar dalam RT tidak dikerjakan.
15. Kritik dari Henrietta more “ Hubungan antara
kerja domestik dan bukan domestik bersifat
tidak konstan dan sangat dipengaruhi oleh
konteks kultural dan sejarah”
Pembagian kerja seksual bisa berbeda besar
antara satu masyarakat dengan masyarakat
lainnya, terutama yg berkenaaan dengan
tugas yg didefenisikan sebagai domestik
dan/atau tugs-tugas yg didefenisikan sbg
kerja perempuan.
16. Seseorang bisa melakukan pekerjaan upahan dan
bukan upahan sekaligus
Tidak bisa dikatakan bahwa hanya kerja bukan
upahan yang dilakukan oleh perempuan, karena
diberbagai masyarakat atau sistem ekonomi
tertentu kerja bukan upahan merupakan bentuk
kerja yang umum baik laki-laki maupun
perempuan.
Misalnya seorang istri yang membantu suaminya
mengetik, untuk membantu suaminya
menjalankan tugasnya sebagai pencari nafkah
utama, kerja demikian pada umumnya tidak
diupah.
17. Dengan mempertimbangkan kritik terhadap
dikotomi kerja, maka kerja dapat
didefenisikan sebagai “ segala hal yang
dikerjakan oleh seseorang individu baik
untuk subsitensi, untuk dipertukarkan atau
diperdagangkan, untuk menjga kelngsungan
keturunan dan kelangsungan hidupkeluarga
atau masyarakat(Djajadi 2008)
18. Djajadi I, dkk. 2008. Sosiologi Industri. Edisi
Kedua. Universitas Terbuka. Jakarta