SlideShare a Scribd company logo
1 of 809
Download to read offline
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN
DIREKTORAT BINA PELAYANAN PENUNJANG MEDIK
DAN SARANA KESEHATAN
TAHUN 2012
KEMENTERIAN
KESEHATAN
RI
DIREKTORAT
JENDERAL
BINA
UPAYA
KESEHATAN
DIREKTORAT
BINA
PELAYANAN
PENUNJANG
MEDIK
DAN
SARANA
KESEHATAN
TAHUN
2012
PEDOMAN-PEDOMAN TEKNIS
DI BIDANG BANGUNAN
DAN SARANA RUMAH SAKIT
PEDOMAN-PEDOMAN
TEKNIS
DI
BIDANG
BANGUNAN
DAN
SARANA
RUMAH
SAKIT
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN
DIREKTORAT BINA PELAYANAN PENUNJANG MEDIK
DAN SARANA KESEHATAN
TAHUN 2012
PEDOMAN-PEDOMAN TEKNIS
DIBIDANG BANGUNAN DAN
SARANA RUMAH SAKIT
Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | iii
DAFTAR ISI
PEDOMAN PENYUSUNAN STUDI KELAYAKAN (FEASIBILITY STUDY) RUMAH SAKIT
PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA INDUK (MASTER PLAN) RUMAH SAKIT
PEDOMAN BANGUNAN SARANA DAN PRASARANA RUMAH SAKIT KELAS B
PEDOMAN BANGUNAN RS : Ɣ RUANG OPERASI RUMAH SAKIT
Ɣ RUANG PERAWATAN INTENSIF RUMAH SAKIT
Ɣ RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 2306/MENKES/PER/XI/2011 TENTANG PERSYARATAN TEKNIS PRASARANA
INSTALASI ELEKTRIKAL RUMAH SAKIT
PEDOMAN TEKNIS PRASARANA RS : Ɣ SISTEM INSTALASI GAS MEDIK DAN
VAKUM MEDIK RUMAH SAKIT
Ɣ INSTALASI TATA UDARA PADA
BANGUNAN RUMAH SAKIT
Ɣ BANGUNAN RUMAH SAKIT YANG
AMAN DALAM SITUASI DARURAT DAN
BENCANA
Ɣ SARANA KESELAMATAN JIWA PADA
BANGUNAN RUMAH SAKIT
Ɣ SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN AKTIF
RUMAH SAKIT
PEDOMAN PENYUSUNAN
STUDI KELAYAKAN (FEASIBILITY STUDY)
RUMAH SAKIT
DIREKTORAT BINA PELAYANAN PENUNJANG MEDIK DAN SARANA KESEHATAN
SUB DIREKTORAT BINA SARANA DAN PRASARANA KESEHATAN
TAHUN 2012
Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | iii
DAFTAR ISI
BAB - I PENDAHULUAN
1.1 Umum
Dijelaskan mengenai hasil-hasil survey (kesimpulan)
1.2 Maksud dan Tujuan
1.3 Ruang Lingkup
1.4 Pengertian
BAB - II PERSIAPAN
2.1. Pengumpulan Data Primer
2.2. Pengumpulan Data Sekunder
BAB - III ANALISIS SITUASI
3.1. Aspek Eksternal
3.2. Aspek Internal
BAB - IV ANALISIS PERMINTAAN
4.1. Lahan dan Lokasi
4.2. Klasifikasi Kelas RS
BAB - V ANALISIS KEBUTUHAN
BAB - VI ANALISIS KEUANGAN
BAB - VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KELAYAKAN
BAB - VIII PENUTUP
Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. UMUM
Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 Pasal 28 Bagian H ayat
(1) telah menegaskan bahwa setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan, kemudian
dalam Pasal 34 ayat (3) dinyatakan negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas
pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak. Undang Undang nomor 36 tahun
2009 tentang Kesehatan pada pasal 19 menyebutkan bahwa Pemerintah bertanggung jawab atas
ketersediaan segala bentuk upaya kesehatan yang bermutu, aman, efisien dan terjangkau.
Dalam Undang-Undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit pasal 7 ayat (1) menyebutkan
Rumah Sakit harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, sumber daya manusia,
kefarmasian, dan peralatan. Pada pasal 8 ayat (1) disebutkan bahwa persyaratan lokasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) harus memenuhi ketentuan mengenai kesehatan,
keselamatan lingkungan, dan tata ruang, serta sesuai dengan hasil kajian kebutuhan dan
kelayakan penyelenggaraan Rumah Sakit, demikian juga pada ayat (3) disebutkan bahwa
ketentuan mengenai tata ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan
peruntukan lokasi yang diatur dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota, Rencana
Tata Ruang Kawasan Perkotaan dan/atau Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan. Kemudian
dalam Bagian Ketiga tentang Bangunan, pasal 9 butir (b) menyebutkan bahwa persyaratan teknis
bangunan Rumah Sakit, sesuai dengan fungsi, kenyamanan dan kemudahan dalam pemberian
pelayanan serta perlindungan dan keselamatan bagi semua orang termasuk penyandang cacat,
anak-anak, dan orang usia lanjut. Hal ini sejalan dengan Undang Undang nomor 28 tahun 2002
tentang Bangunan Gedung dimana pada pasal 7 ayat (3) disebutkan bahwa persyaratan teknis
bangunan gedung meliputi persyaratan tata bangunan dan persyaratan keandalan bangunan yang
meliputi persyaratan keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan.
Rencana membangun atau mengembangkan suatu Rumah Sakit akan dilakukan setelah
mengetahui Jenis layanan Kesehatan Rumah Sakit serta kapasitas Tempat Tidur (TT) yang akan
dilakukan dan disediakan untuk masyarakat sesuai dengan Hasil Kajian Studi Kelayakan
(Feasibility Study).
Dalam mendirikan atau mengembangkan rumah sakit diperlukan suatu proses atau langkah-
langkah yang sistematis dengan melakukan suatu penelitian atau studi yang benar, karena setiap
proses saling berkaitan satu sama lainnya dan dilakukan secara bertahap.
Studi Kelayakan (Feasibility Study) adalah Hasil Analisis dan Penjelasan Kelayakan dari segala
aspek yang akan mendasari pendirian atau pengembangan suatu Rumah Sakit, terkait dengan
penentuan Rencana Kerja Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit yang baru akan dilakukan maupun
lanjutan dari yang sudah ada dalam melakukan rencana pengembangan atau peningkatan kelas
dari suatu Rumah Sakit.
Dari kondisi Laju Pertumbuhan Demografi, Pengembangan Pembangunan dan Peningkatan
Kehidupan di suatu wilayah, Pola Penyakit dan Epidemiologi, dan lain-lain, dapat dipahami bahwa
suatu Rumah Sakit itu secara relatif akan berada di daerah Urban atau Semi-Urban. Dimana hal ini
pula yang dapat menentukan bahwa Sarana dan Prasarana suatu Rumah Sakit akan berbeda
sesuai dengan Layanan Kesehatan Rumah Sakit yang akan diberikannya kepada masyarakat
dimana Rumah Sakit tersebut berada.
2 | Pedoman-Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit
1.2. MAKSUD DAN TUJUAN
Pedoman Studi Kelayakan (Feasibility Study) Rumah Sakit ini dimaksudkan agar dalam
mendirikan atau mengembangkan rumah sakit dapat mendeterminasi fungsi layanan yang tepat
dan terintegrasi sehingga sesuai dengan kebutuhan pelayanan kesehatan yang diinginkan (;health
needs), kebudayaan daerah setempat (;cultures), kondisi alam daerah setempat (;climate), lahan
yang tersedia (;sites) dan kondisi keuangan manajemen RS (;budget).
Pedoman Studi Kelayakan (Feasibility Study) Rumah Sakit ini akan dijadikan dasar acuan dalam
mewujudkan Rencana Pembangunan dan Pengembangan suatu Rumah Sakit agar baik dan
benar yang akan menjadi acuan bagi pengelola rumah sakit maupun bagi konsultan perencana
sehingga masing-masing pihak dapat memiliki persepsi yang sama. Pedoman ini akan
menjelaskan langkah-langkah atau proses yang perlu dilakukan dalam menyusun suatu Studi
Kelayakan (Feasibility Study) Rumah Sakit.
1.3. RUANG LINGKUP
Ruang Lingkup Studi Kelayakan (Feasibility Study) suatu Rumah Sakit meliputi pembahasan
Analisis Lingkungan/ Situasi Kecenderungan Aspek Internal dan Eksternal, Analisis Permintaan
terkait Kelayakan dari Aspek-aspek yang dapat mempengaruhinya, Analisis Kebutuhan dan
Analisis Keuangan serta Rekomendasi Kelayakan dari Rencana Pendirian atau Pengembangan
Rumah Sakit tersebut.
Pelaksanaan Penyusunan Studi Kelayakan (Feasibility Study) sesuai lingkupnya akan dilakukan
dalam suatu proses atau langkah-langkah secara bertahap yang akan diuraikan selanjutnya sesuai
Tahapannya dan dapat dilihat pada bagan sebagai berikut:
Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | 3
PROSES PENYUSUN
NAN STUDI KELAYAKA
AN
4 | Pedoman-Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit
1.4 PENGERTIAN
1.4.1 Rumah sakit
adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan
gawat darurat.
mengembangkan Rumah Sakit.
1.4.2. Rencana Bisnis/ Rencana Strategi
Sebuah alat manajemen yang digunakan untuk mengelola kondisi saat ini untuk melakukan
proyeksi kondisi pada masa depan, sehingga rencana strategis adalah sebuah petunjuk
yang dapat digunakan organisasi dari kondisi saat ini untuk menuju tahun-tahun tertentu di
masa mendatang. Untuk mencapai strategi ini. Berbagai teknik analisis bisnis dapat
digunakan, termasuk analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats).
1.4.3. Zonasi
Membagi wilayah/area, gedung-gedung maupun ruangan-ruangan yang ada di Rumah
Sakit kedalam area yang memiliki kesamaan sifat dan fungsi kedalam satu wilayah/area
yang berdekatan dan saling berhubungan. Tujuan nya adalah untuk memudahkan kendali
pencegahan infeksi nasokomial di rumah sakit, memudahkan identifikasi serta klasifikasi
wilayah/area, gedung, lantai-lantai dan ruangan serta memudahkan operasional dan
pemeliharaan.
1.4.4. Studi Kelayakan
Hasil Analisis dan Penjelasan Kelayakan dari segala aspek yang akan mendasari pendirian
atau pengembangan suatu Rumah Sakit, terkait dengan penentuan Rencana Kerja
Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit yang baru akan dilakukan maupun lanjutan dari yang
sudah ada dalam melakukan rencana pengembangan atau peningkatan kelas dari suatu
Rumah Sakit.
Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | 5
BAB II
PERSIAPAN
Persiapan pada Penyusunan Studi Kelayakan (Feasibility Study) adalah Tahapan melakukan
Kompilasi Data dari seluruh Data yang didapat dari hasil Pengumpulan Data yang terdiri dari Data
Primer dan Data Sekunder.
2.1. PENGUMPULAN DATA PRIMER
Pengumpulan Data Primer, dapat dilakukan dengan melalui proses Pengamatan atau Observasi
langsung / Pengamatan atau Observasi Lapangan sehingga akan didapat seluruh Informasi atau
Data secara visual pada wilayah Perencanaan. Pengumpulan Data Primer dapat pula dilakukan
dengan cara Wawancara atau Tanya Jawab kepada Instansi-instansi dan pihak-pihak lain yang
berkaitan dengan pekerjaan penyusunan ini dan atau dengan langsung kepada masyarakat umum
selaku salah satu Pelanggan dari Rumah Sakit. Sifat wawancara bersifat terbuka artinya
pengambilan data tidak terpatok pada kuesioner namun dapat dikembangkan secara lisan dengan
responden.
Secara garis besar Data yang didapat dari Pengumpulan Data Primer adalah :
1. Kondisi Potensi Lahan/ Lokasi
2. Informasi langsung lainnya yang terkait dengan Kondisi dan Potensi yang ada terkait dengan
Standar/ Pedoman dan Ketentuan yang berlaku serta Sasaran dari Rencana Pembangunan/
Pengembangan Rumah Sakit serta informasi keinginan yang ada
2.2. PENGUMPULAN DATA SEKUNDER
Pengambilan Data Sekunder, dapat dilakukan dengan mendatangi pula masing-masing Instansi
lainnya yang berkaitan sesuai dengan data yang dibutuhkan dalam pekerjaan penyusunan ini. Jika
pada salah satu Instansi ternyata Data tidak dipunyai, atau sedang dalam proses pembuatan, atau
sedang digunakan untuk keperluan lain maka konsultan dapat mencari pada Instansi lain yang
terkait sesuai dengan kebutuhan data atau mencarinya pada Literatur mengenai KeRumah Sakitan
lainnya.
Untuk melaksanakan pekerjaan ini diperlukan Data Internal/ Data Dalam dari rumah sakit yang ada
dan atau rumah sakit di wilayah sekitarnya, yang terdiri dari :
1. Data Kesehatan pada Rumah Sakit yang ada, meliputi :
- Angka Kesakitan (Morbiditas) Utama Rawat Inap Angka Kematian (Mortalitas)
- Angka Kelahiran
- Angka Pasien Rujukan
- Data Asal Pasien Rawat Jalan, Rawat Gawat Darurat dan Rawat Inap
- Jumlah Pasien Rawat Jalan
- Jumlah Pasien Rawat Inap
- Jumlah Hari Rawat
- Angka Rata-rata Hari Rawat secara keseluruhan
6 | Pedoman-Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit
- Jumlah dan Jenis Pelayanan Kesehatan
- Jumlah dan jenis Tenaga Kesehatan
- Jumlah dan Jenis Layanan Spesialistik Rumah Sakit
- Jumlah dan Jenis Layanan Penunjang Medik Rumah Sakit
- Struktur Organisasi Manajemen Rumah Sakit
2. Data Lokasi
- Data Kondisi Lahan Rumah Sakit yang ada dan pengembangannya
- Bentuk dan Luas Lahan serta Lantai Bangunan yang ada serta rencana perluasannya
- Kondisi Lingkungan menurut ketentuan daerah setempat.
- Batas lokasi lahan sekelilingnya
- Jaringan Listrik, Air Minum, Telkom, Air Kotor/Limbah, Pemadam Kebakaran, Jaringan
Gas dan Pembuangan Sampah
- Data Penggunaan dan ketinggian Bangunan serta Dokumen Perencanaan Bangunan
yang ada (Arsitektur, Struktur, Elektrikal dan Mekanikal Bangunan).
3. Data Finansial/Keuangan
- Data Tarif Perawatan yang ada di Rumah Sakit
- Cash Flow Rumah Sakit yang ada
- Data Kinerja Tahunan Rumah Sakit yang ada
4. Data Luar/ Data Eksternal Rumah Sakit dan Lingkungan
a. Data Kesehatan
- Angka Kesehatan (Morbiditas), Penyakit Utama Rawat Jalan di Puskesmas dan
Rumah Sakit
- Angka Kesakitan (Mortalitas), Penyakit Utama Rawat Inap di Puskesmas dan
Rumah Sakit
- Jumlah Posyandu, Puskesmas Pembantu, Puskesmas dengan Tempat Tidur dan
Puskesmas Keliling
- Jumlah dan Jarak merata Puskesmas Pembantu, Puskesmas DTP dan
Puskesmas Keliling dengan Rumah Sakit di wilayah kerja.
- Jumlah Rumah Sakit di wilayah kerja termasuk Rumah Sakit Swasta.
- Jarak Antar Rumah Sakit di wilayah Kerja
- Jumlah Tempat Tidur Rumah Sakit di Wilayah Jangkauan Rumah Sakit.
- Jumlah dan Jenis tenaga dokter umum dan Spesialis di wilayah kerja.
- Jumlah tenaga kesehatan lainnya diwilayah kerja
b. Data Keadaan Lingkungan Sekitar
- Jalan Pencapaian dan Kondisinya serta Klasifikasi Jalan Lingkungan berupa Jalan
Utama maupun Jalan Penghubung lainnya.
Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | 7
- Utilitas bangunan sesuai yang ada apakah wilayah ini sudah memiliki jaringan
telepon, listrik, air bersih dan saluran pembuangan serta data kondisinya.
- Kondisi Topografi wilayah perencanaan.
- Rencana peruntukkan tanah di sekitar wilayah perencanaan yang terkait dengan
Rencana Tata Ruang Kota yang ada (RTBL, RUTR, RDTR, RTRW).
- Iklim dan cuaca setempat diwilayah ini.
5. Data Kesehatan Kota/ Kabupaten
- Data Tarif Perawatan di Rumah Sakit lain sekitar lokasi
- Sebaran Rumah Sakit sekitar wilayah
- Pola penyakit daerah setempat.
6. Data Kebijakan, Pedoman dan Peraturan Pemerintah
- Kebijakan dan pedoman terkait layanan Kesehatan Rumah Sakit.
- Peruntukan Tanah diwilayah setempat.
- Rencana Detail Tata Ruang.
- Peraturan Teknis yang berlaku setempat , antara lain:
1) Garis Sempadan Bangunan (;GSB)
2) Jarak bebas Bangunan
3) Koefisien Lantai Bangunan (;KLB)
4) Tinggi maksimal lantai bangunan
5) Koefisien Dasar Bangunan (;KDB)
6) Koefisien Daerah Hijau (;KDH)
7. Data Demografi
- Luas Wilayah
- Jumlah Penduduk
- Angka Kepadatan
- Laju Pertumbuhan Penduduk
8. Data Sosial Dan Budaya
- Agama
- Peranan Masyarakat
- Suku Bangsa
9. Data Ekonomi
- Mata Pencarian
- Tingkat Pendapatan
- Penghasilan setempat berupa Pendapatan Asli Daerah (;PAD)
- Produk Domestik Regional Bruto (;PDRB) daerah setempat.
8 | Pedoman-Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit
BAB III
ANALISIS SITUASI
Analisis Situasi dalam Studi Kelayakan (Feasibility Study) dilakukan suatu analisis dari seluruh
aspek-aspek baik dari aspek Eksternal sebagai peluang ataupun ancaman maupun aspek Internal
yang dapat menjadi kekuatan ataupun kelemahan sehingga aspek-aspek tersebut dapat
menjadikan Kecenderungan suatu Rumah Sakit dalam melakukan pembangunan baru atau
melakukan pengembangan berupa peningkatan status layanan Rumah Sakit tersebut.
Untuk menganalisis aspek Ekternal dan aspek Internal perlu dilakukan proyeksi berupa forcasting,
kecuali data-data yang tidak memungkinkan tetap disajikan dalam bentuk tabel, diagram batang
atau pun diagram pie untuk melihat kecenderungannya.
Aspek-aspek yang dikaji sebagai analisis situasi diharapkan mendapatkan suatu kecenderungan
Rumah Sakit setelah melakukan segmentasi dan posisioning, aspek-aspek tersebut antara lain:
3.1. Aspek Esternal
Aspek Eksternal yang akan dianalisis guna melihat peluang yang dapat menjadikan Rumah Sakit
untuk terus berkembang di masa mendatang serta melihat ancaman yang perlu diantisipasi oleh
Rumah Sakit agar tidak menjadi suatu hambatan di dalam operasional Rumah Sakit kedepannya.
1. Kebijakan
Melakukan kajian berupa menganalisis kebijakan dan Pedoman serta Peraturan baik
kebijakan dan pedoman yang terkait dengan pendirian atau pengembangan suatu Rumah
Sakit dari berbagai aspek Ekternal maupun Peraturan - peraturan Daerah setempat dimana
lokasi Rumah Sakit tersebut berada.
2. Demografi
Pertumbuhan Demografi suatu wilayah dimana lokasi Rumah Sakit tersebut berada dapat
merupakan segmentasi pasar dari layanan kesehatan yang akan diberikan oleh Rumah Sakit
tersebut. Untuk melihat kecenderungan demografi perlu diproyeksikan hingga maksimum 20
tahun mendatang dengan dasar data series minimal 3 tahun sebelumnya. Proyeksi demografi
yang dimaksud berupa proyeksi :
a. Jumlah penduduk secara kesuluruhan pada wilayah tertentu berdasarkan kecamatan.
b. Jumlah penduduk secara kesuluruhan pada wilayah tertentu berdasarkan jenis kelamin.
c. Jumlah penduduk secara kesuluruhan pada wilayah tertentu berdasarkan usia.
3. Geografi
Letak Rumah Sakit secara Geografis sangat berpengaruh tehadap posisioning suatu Rumah
Sakit. Posisi lahan Rumah Sakit terhadap Kondisi Wilayah disebelah Utara, Selatan, Barat
dan Timur beserta Kondisi Sarana Prasarananya baik sarana kesehatan, perumahan,
pendidikan, aksesibilitas dll, yang merupakan penentu posisioning Rumah Sakit yang akan
dibangun maupun dalam melakukan pengembangan peningkatan layanan kesehatan.
Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | 9
4. Sosial Ekonomi dan Budaya
a. Sosial Ekonomi
Pada kajian ini melihat proyeksi Sosial Ekonomi pada wilayah dimana lokasi Rumah Sakit
berada dengan memproyeksikan hingga maksimal 20 tahun mendatang dengan dasar
data series minimal 3 tahun sebelumnya terkait dengan kondisi perekonomian penduduk
dan perekonomian daerah setempat, berupa proyeksi :
1) Jumlah penduduk secara kesuluruhan pada wilayah tertentu berdasarkan mata
pencaharian
2) Jumlah penduduk secara kesuluruhan pada wilayah tertentu berdasarkan pendidikan
3) Jumlah sarana pendidikan di wilayah tertentu dimana lokasi Rumah Sakit berada.
4) Laju pertumbuhan ekonomi daerah setempat.
b. Sosial Budaya
Kajian ini melihat proyeksi Sosial Budaya pada wilayah dimana lokasi Rumah Sakit
berada dengan memproyeksikan hingga maksimal 20 tahun mendatang dengan dasar
data series minimal 3 tahun sebelumnya terkait, berupa proyeksi Jumlah penduduk
secara keseluruhan pada wilayah tertentu berdasarkan agama, serta kajian terhadap
kebiasaan atau budaya wilayah terkait dengan pola hidup masyarakat sekitar.
5. Sumber Daya Manusia/ Ketenaga Kerjaan Kesehatan
Kajian terhadap ketersediaan SDM/ Ketenagakerjaan di bidang kesehatan pada wilayah
dimana Rumah Sakit tersebut berada merupakan pertimbangan yang harus diperhatikan
dalam membuat suatu layanan kesehatan Rumah Sakit terutama dikaitkan dengan layanan
unggulan. Ketersediaan Sumber Daya Manusia/ Ketenagakerjaan di Bidang Kesehatan antara
lain :
a. Tenaga medis dan penunjang medis
b. Tenaga keperawatan
c. Tenaga kefarmasian
d. Tenaga manajemen Rumah Sakit
e. Tenaga nonkesehatan
6. Derajat Kesehatan
Derajat Kesehatan dalam Penyusunan Studi Kelayakan (Feasibility Study) perlu dilakukan
kajian dengan tujuan melihat kecenderungan derajat kesehatan pada wilayah tertentu
sehingga dalam menyiapkan fasilitas kesehatan Rumah Sakit sesuai dengan kecenderungan
di wilayah dimana lokasi Rumah Sakit berada. Kajian derajat kesehatan yang dimaksud
adalah sebagai berikut :
a. Angka Kematian
b. Angka Kelahiran
c. Angka Kesakitan
d. Jumlah Sarana Kesehatan di wilayah tertentu
e. Jumlah Tempat Tidur tersedia di wilayah tertentu
f. Indikator Kinerja Rumah Sakit di wilayah tertentu
10 | Pedoman-Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit
3.2. Aspek Internal
Aspek Internal yang akan dianalisis guna melihat kekuatan bagi Rumah Sakit untuk dapat survive
dalam melaksanakan operasional yang akan mengurangi ancaman yang terjadi, serta melihat
kelemahan yang perlu diantisipasi oleh Rumah Sakit agar tidak menjadi suatu hambatan di dalam
operasional Rumah Sakit kedepannya.
1. Sarana Kesehatan
Kajian Sarana Kesehatan di sekitar wilayah jangkauan pelayanan Rumah Sakit yang akan
dibangun atau pengembangan dimaksud untuk mendapatkan kecenderungan dalam hal
pangsa pasar serta pola penentuan Sistim Tarif di wilayah tertentu.
2. Pola Penyakit dan Epidemiologi
Kajian Pola Penyakit di Rumah Sakit dimaksudkan untuk melihat kecederungan Pola Penyakit
yang banyak terjadi pada Rumah Sakit tersebut dengan memproyeksikan kencenderungan
Pola Penyakit guna menentukan unggulan Rumah Sakit.
3. Teknologi
Kajian terhadap Kemajuan Teknologi berupa peralatan kesehatan yang terus menerus
mengalami perkembangan tentunya sangat berpengaruh terhadap Layanan Kesehatan serta
kesiapan SDM Rumah Sakit tersebut.
4. SDM/ Ketenaga Kerjaan Rumah Sakit
Kajian terhadap SDM di Rumah Sakit dimaksudkan mengkaji kesiapan SDM di Rumah Sakit
terhadap Jenis Layanan Kesehatan yang akan diberikan kepada masyarakat sesuai dengan
segmentasi dan posisioning dari Rumah Sakit tersebut.
5. Organisasi
Organisasi di Rumah Sakit tentunya akan berpengaruh terhadap Kegiatan Operasional
Rumah Sakit yang berdampak kepada Kinerja suatu Rumah Sakit. Bentuk Organisasi akan
disesuaikan dengan Jenis Layanan dan Klasifikasi Rumah Sakit.
6. Kinerja dan Keuangan
Kondisi Kinerja Rumah Sakit dan Kondisi Keuangan Rumah Sakit berupa Pendapatan dan
Pengeluaran Rumah Sakit akan dikaji dan diproyeksikan yang diharapkan dapat melihat
kecenderungan dan potensi perkembangan kinerja dan pendapatan Rumah Sakit dimasa
mendatang sehingga mendapatkan gambaran kekuatan atau kelemahan rencana
pengembangan Rumah Sakit tersebut.
Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | 11
BAB IV
ANALISIS PERMINTAAN
Analisis Permintaan dalam Penyusunan Studi Kelayakan (Feasibility Study) akan membahas
tentang Analisis Posisi Kelayakan Rumah Sakit dari 5 (lima) aspek. Berdasarkan Analisis Aspek
Eksternal dan Aspek Internal yang telah dilakukan pada Analisis Situasi maka dilakukan analisis
yang bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan serta
peluang dan ancaman yang secara sistematis akan menjadi pertimbangan tehadap kelayakan
pembangunan Rumah Sakit tersebut. Hasil analisis tersebut selanjutnya digunakan sebagai acuan
untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya dalam upaya memaksimalkan Kekuatan (strength)
dan memanfaatkan Peluang (opportunity) serta secara bersamaan berusaha untuk meminimalkan
Kelemahan (weakness) dan mengatasi Ancaman (threat).
Aspek-aspek Kelayakan pada Analisis Permintaan ini akan diuraikan berikut ini.
4.1. LAHAN DAN LOKASI
Kelayakan lahan dan lokasi tentunya terkait dengan kecenderungan Letak Geografis yang terletak
pada wilayah dimana kondisi wilayah disekitarnya sangat mendukung dari aspek penggunaan
lahan, infrastruktur dan aksesibilitas serta kecenderungan demografi di wilayah dimana Rumah
Sakit berada.
4.2. KLASIFIKASI KELAS RS
Kelayakan Klasifikasi Kelas Rumah Sakit akan ditinjau dari kecenderungan data penyakit sehingga
dapat memperoleh gambaran Klasifikasi Kelas Rumah Sakit sesuai dengan jenis layanannya serta
kesiapan SDM yang dimiliki.
1. Kapasitas Tempat Tidur (TT)
Perhitungan Kapasitas Tempat Tidur/ TT, berupa jumlah TT yang harus disiapkan oleh
Rumah Sakit tersebut. Prakiraan kebutuhan jumlah TT dapat menggunakan rasio minimal
1/1.000 artinya dari jumlah penduduk pada wilayah jangkauan Rumah Sakit sejumlah 1.000
orang akan dibutuhkan 1 TT. Kecenderungan fasilitas pelayanan kesehatan berupa jumlah
total TT pada fasyankes di wilayah tersebut dapat menjadikan dasar sebagai perhitungan
kebutuhan kapasitas TT yang selanjutnya akan dibagi berdasarkan klasifikasi kelas
perawatan sesuai dengan Analisis Daya Beli masyarakat sekitar sebagai Pangsa Pasar
Rumah Sakit serta pemenuhan Pedoman dan Ketentuan yang berlaku.
2. Jenis Layanan
Jenis layanan yang akan diberikan kepada masyarakat tentunya akan disesuaikan dengan
klasifikasi kelas Rumah Sakit yang akan disiapkan. Jenis layanan tersebut berupa pelayanan
medik, penunjang medik, administrasi dan servis.
3. Layanan Unggulan
Dari jenis layanan yang akan diberikan tentunya perlu adanya suatu layanan unggulan yang
akan disiapkan atas dasar kecenderungan pola penyakit yang terjadi di Rumah Sakit dan di
wilayah tempat Rumah Sakit tersebut berada.
12 | Pedoman-Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit
BAB V
ANALISIS KEBUTUHAN
Analisis kebutuhan merupakan analisis mengenai kebutuhan yang harus disediakan oleh Rumah
Sakit secara keseluruhan yang disesuaikan berdasar analisis permintaan yang telah dilakukan.
Analisis kebutuhan ini dapat memberikan gambaran mengenai rencana pengembangan dari
Rumah Sakit tersebut dilihat dari aspek :
1. KEBUTUHAN LAHAN
Kebutuhan lahan Rumah Sakit dapat dihitung berdasarkan Program Ruang Rumah Sakit serta
kebijakan Pemerintah Daerah setempat mengenai Intensitas Bangunan berupa Koefisien
Dasar bangunan (KDB), Koefisien Lantai bangunan (KLB), Garis Sempadan Bangunan (GSB)
dan Koefisien Dasar Bangunan (KDH), serta Peruntukan Lahan yang mengizinkan digunakan
sebagai Lahan yang dapat dibangun Rumah Sakit.
2. KEBUTUHAN RUANG
Kebutuhan Ruang secara keseluruhan dari Rumah Sakit dapat dihitung 1TT sebesar 80 m2
–
110 m2
disesuaikan dengan Bentuk dan Klasifikasi Rumah Sakitnya.
3. PERALATAN MEDIS & NON MEDIS
Peralatan Medis dan Non Medis akan disesuaikan dengan Kapasitas dan Jenis Layanan dari
Rumah Sakit tersebut.
4. SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)
Dalam hal pemenuhan ketenagaan atau Sumber Daya Manusia (SDM) perlu
mempertimbangkan/ memperhitungkan tenaga seefisien dan seefektif mungkin agar
menjadikan suatu Manajemen Pengelolaan Rumah Sakit yang optimal.
5. ORGANISASI & URAIAN TUGAS
Organisasi dan Uraian Tugas akan disusun sesuai dengan Bentuk dan Klasifikasi Rumah
Sakit.
Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | 13
BAB VI
ANALISIS KEUANGAN
Analisis Keuangan memberikan gambaran tentang rencana penggunaan sumber anggaran yang
dimiliki, sehingga dapat diketahui tingkat pengembalian biaya yang akan diinvestasikan. Dengan
demikian maka pihak pemilik/ investor dapat melihat tingkat keuntungan yang mungkin akan
diperoleh.
Adapun aspek keuangan yang akan dianalisis terdiri dari:
1. Rencana Investasi dan Sumber Dana
2. Proyeksi Pendapatan dan Biaya
3. Proyeksi Cash Flow
4. Analisis Keuangan : Break Event Point (BEP), Internal Rate of Return (IRR), dan Net Present
Value (NPV)
14 | Pedoman-Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit
BAB VII
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KELAYAKAN
7.1. KESIMPULAN
Bagian kesimpulan dari studi kelayakan (;feasibility study) akan memberikan perspektif dari 4
sudut pandang, yaitu analisis situasi, analisis permintaan, analisis kebutuhan dan analisis
keuangan.
1. Analisis Situasi
Analisis situasi memberikan informasi tentang aspek eksternal dan aspek internal sebagai
suatu kecenderungan Rumah Sakit. Aspek eksternal terdiri dari Kebijakan, Demografi,
Geografi, Sosial Ekonomi dan Budaya, SDM Kesehatan, Derajat Kesehatan sedangkan
aspek internal terdiri dari Sarana kesehatan, Pola penyakit dan Epidemiologi, Teknologi,
SDM Kesehatan di RS, Organisasi, Kinerja dan keuangan
2. Analisis Permintaan
Analisis permintaan menggambarkan posisi kelayakan rumah sakit dari berbagai aspek
berdasarkan analisis aspek eksternal dan aspek internal yang telah dilakukan pada analisis
situasi maka dilakukan analisis yang bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang
menjadi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang secara sistematis akan
menjadi pertimbangan tehadap kelayakan pembangunan Rumah Sakit tersebut. Hasil
analisis tersebut selanjutnya digunakan sebagai acuan untuk menentukan langkah-langkah
selanjutnya dalam upaya memaksimalkan kekuatan (strength) dan memanfaatkan peluang
(opportunity) serta secara bersamaan berusaha untuk meminimalkan kelemahan (weakness)
dan mengatasi ancaman (threat).
3. Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan menggambarkan mengenai kebutuhan yang harus disediakan oleh
Rumah Sakit secara keseluruhan yang disesuaikan berdasar analisis permintaan yang telah
dilakukan.
Analisis kebutuhan ini dapat memberikan gambaran mengenai rencana pengembangan dari
rumah sakit tersebut dilihat dari aspek kebutuhan lahan, kebutuhan ruang, peralatan medis &
non medis, SDM, organisasi & uraian tugas.
4. Analisis Keuangan
Mengetahui secara keseluruhan analisis keuangan dari segi :
a. Rencana Investasi dan Sumber Dana
b. Proyeksi Pendapatan dan Biaya
c. Proyeksi Cash Flow
d. Analisis Keuangan : BEP, Internal Rate of Return, dan Net Present Value
7.2. REKOMENDASI
Memberikan gambaran berupa rekomendasi langkah-langkah yang harus ditempuh berdasarkan
hasil dari 4 analisis dan dapat pula dijadikan rencana strategi dari manajemen Rumah Sakit
tersebut.
Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | 15
BAB VIII
PENUTUP
8.1 Pedoman Studi Kelayakan (Feasibility Study) Rumah Sakit ini diharapkan dapat digunakan
sebagai rujukan oleh pengelola fasilitas pelayanan kesehatan, penyedia jasa perencanaan,
Pemerintah Daerah, dan instansi yang terkait dengan kegiatan pengaturan dan
pengendalian penyelenggaraan pembangunan bangunan fasilitas pelayanan kesehatan,
guna menjamin kesehatan penghuni bangunan dan lingkungan terhadap bahaya penyakit.
8.2 Persyaratan-persyaratan yang lebih spesifik dan atau yang bersifat alternatif, serta
penyesuaian Pedoman Studi Kelayakan (Feasibility Study) Rumah Sakit ini oleh masing-
masing daerah disesuaikan dengan kondisi daerah.
8.3. Dalam penyusunan Studi Kelayakan (Feasibility Study) Rumah Sakit dapat berkoordinasi
dan berkonsultansi dengan Sub Direktorat Bina Sarana dan Prasarana Kesehatan Direktorat
Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan.
16 | Pedoman-Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit
PEDOMAN PENYUSUNAN
RENCANA INDUK (MASTER PLAN)
RUMAH SAKIT
DIREKTORAT BINA PELAYANAN PENUNJANG MEDIK DAN SARANA KESEHATAN
SUB DIREKTORAT BINA SARANA DAN PRASARANA KESEHATAN
TAHUN 2012
Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | iii
DAFTAR ISI
BAB - I PENDAHULUAN 1
1.1 Umum 1
Dijelaskan mengenai hasil-hasil survey (kesimpulan)
1.2 Maksud dan Tujuan 2
1.3 Ruang Lingkup 2
1.4 Pengertian 4
BAB - II PERSIAPAN 5
2.1. Pengumpulan Data Primer 5
2.2. Pengumpulan Data Sekunder 5
BAB - III ANALISIS KONDISI UMUM 9
3.1. Aspek Eksternal 9
3.2. Aspek Internal 11
BAB - IV MASTER PROGRAM 12
BAB - V PROGRAM FUNGSI 14
5.1. Aktivitas Kerja 14
5.2. Hubungan Fungsional 15
5.3. Pengelompokan/ Zonasi 16
5.4. Pola Sirkulasi Kegiatan Rumah Sakit 16
5.5. Kebutuhan Pembiayaan 19
BAB - VI RENCANA BLOK BANGUNAN DAN KONSEP UTILITAS RUMAH SAKIT 20
6.1. Perencanaan Blok Plan 20
6.2. Perencanaan Konsep Utilitas 20
BAB - VII RENCANA INDUK/ MASTER PLAN RS 21
BAB - VIII PENUTUP 22
Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. UMUM
Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 Pasal 28 Bagian H ayat
(1) telah menegaskan bahwa setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan, kemudian
dalam Pasal 34 ayat (3) dinyatakan negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas
pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak. Undang Undang nomor 36 tahun
2009 tentang Kesehatan pada pasal 19 menyebutkan bahwa Pemerintah bertanggung jawab atas
ketersediaan segala bentuk upaya kesehatan yang bermutu, aman, efisien dan terjangkau.
Dalam Undang-Undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit pasal 7 ayat (1) menyebutkan
Rumah Sakit harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, sumber daya manusia,
kefarmasian, dan peralatan. Pada pasal 8 ayat (1) disebutkan bahwa persyaratan lokasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) harus memenuhi ketentuan mengenai kesehatan,
keselamatan lingkungan, dan tata ruang, serta sesuai dengan hasil kajian kebutuhan dan
kelayakan penyelenggaraan Rumah Sakit, demikian juga pada ayat (3) disebutkan bahwa
ketentuan mengenai tata ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan
peruntukan lokasi yang diatur dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota, Rencana
Tata Ruang Kawasan Perkotaan dan/atau Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan. Kemudian
dalam Bagian Ketiga tentang Bangunan, pasal 9 butir (b) menyebutkan bahwa persyaratan teknis
bangunan Rumah Sakit, sesuai dengan fungsi, kenyamanan dan kemudahan dalam pemberian
pelayanan serta perlindungan dan keselamatan bagi semua orang termasuk penyandang cacat,
anak-anak, dan orang usia lanjut. Hal ini sejalan dengan Undang Undang nomor 28 tahun 2002
tentang Bangunan Gedung dimana pada pasal 7 ayat (3) disebutkan bahwa persyaratan teknis
bangunan gedung meliputi persyaratan tata bangunan dan persyaratan keandalan bangunan yang
meliputi persyaratan keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan.
Rencana membangun atau mengembangkan suatu Rumah Sakit akan dilakukan setelah
mengetahui Jenis layanan Kesehatan Rumah Sakit serta kapasitas Tempat Tidur (TT) yang akan
dilakukan dan disediakan untuk masyarakat sesuai dengan Hasil Kajian Studi Kelayakan/
Feasibility Study.
Rencana ini selanjutnya akan disusun dalam suatu Kajian berupa Penyusunan Rencana Induk/
Master Plan yang menggambarkan Rencana Pembangunan dan atau Pengembangan serta
Rencana Pentahapan Pelaksanaannya yang dilihat dari semua aspek secara komprehensif dan
berkesinambungan serta utuh sebagai satu kesatuan Fasilitas Sarana dan Prasarana Rumah
Sakit.
Pembangunan Fasilitas Sarana Prasarana Rumah Sakit diperlukan adanya suatu perencanaan
yang terpadu secara keseluruhan dalam jangka waktu maksimal 20 tahun mendatang dan dapat
dilakukan pengkajian ulang sesuai kebutuhan, yang walaupun dilaksanakan secara bertahap
perencanaan ini akan menjadi dasar acuan penyusunan perencanaan detail desain bangunan
Rumah Sakit tersebut, yang selanjutnya akan digunakan dalam pelaksanaan pembangunan
konstruksi fisik guna memperoleh hasil yang maksimal nantinya dalam satu kesatuan yang terpadu
dan berkesinambungan.
Pekerjaan Penyusunan Rencana Induk/ Master Plan adalah salah satu tahapan atau bagian dari
pekerjaan yang dilakukan pada Tahap Awal Pekerjaan Perencanaan dan Perijinan, yang disusun
2 | Pedoman-Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit
dengan berdasarkan hasil Studi Analisis terhadap Kondisi Potensi, Kebijakan dan Batasan yang
ada sehingga dapat dihasilkan suatu perencanaan Rencana Induk/ Master Plan yang terintegrasi.
1.2. MAKSUD DAN TUJUAN
Pedoman Master Plan Rumah Sakit ini dimaksudkan agar dalam menyusun rencana secara
keseluruhan yang berkesinambungan dan terpadu untuk melaksanakan fungsi sepenuhnya
sebagai Rumah Sakit yang terus berkembang dalam peningkatan layanannya secara terinci dalam
tahapan-tahapan pengadaan sumber daya manusia, pembiayaan, maupun prasarana dan sarana
fisik bangunannya, yang tersusun dalam suatu Rencana Induk/ Master Plan Rumah Sakit.
Pedoman Master Plan Rumah Sakit ini akan dijadikan dasar acuan dalam mewujudkan Rencana
Pembangunan dan Pengembangan suatu Rumah Sakit agar baik dan benar yang akan menjadi
acuan bagi pengelola rumah sakit maupun bagi konsultan perencana sehingga masing-masing
pihak dapat memiliki persepsi yang sama. Pedoman ini akan menjelaskan langkah-langkah atau
proses yang perlu dilakukan dalam menyusun suatu Rencana Induk/ Master Plan Rumah Sakit.
1.3. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup Penyusunan Rencana Induk/ Master Plan ini meliputi Pembahasan Kecenderungan
Eksternal dan Internal, Master Program, Program Fungsi, Rencana Block Plan dan Konsep Utilitas
serta Rencana Pentahapan Pelaksanaan Pembangunan Fisik Sarana dan Prasarana Rumah
Sakit dari semua aspek secara komprehensif dan berkesinambungan, yang Tahapan prosesnya
dapat dilihat pada bagan dibawah ini:
Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | 3
PROSES PENYUSUNAN MASTER PLAN
4 | Pedoman-Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit
1.4. PENGERTIAN
1.4.1 Rumah sakit
adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan
gawat darurat.
1.4.2. Rencana Induk/ Master Plan
Rencana dan langkah-langkah dari tahapan yang harus dilakukan oleh pihak Penentu
(Pemilik/Penyandang Dana ataupun Pengelola Rumah Sakit) dalam rangka mewujudkan
target dan sasarannya dalam membangun dan mengembangkan Rumah Sakit.
1.4.3. Rencana Blok (Block Plan)
Peletakan massa-massa bangunan dengan bentuk rencana atapnya yang ditempatkan
pada permukaan suatu tapak, dimana konsep tata letak memperhatikan hubungan (pola
aktifitas) antar massa bangunan tersebut.
1.4.4. Rencana Bisnis/ Rencana Strategi
Sebuah alat manajemen yang digunakan untuk mengelola kondisi saat ini untuk melakukan
proyeksi kondisi pada masa depan, sehingga rencana strategis adalah sebuah petunjuk
yang dapat digunakan organisasi dari kondisi saat ini untuk menuju tahun-tahun tertentu di
masa mendatang. Untuk mencapai strategi ini. Berbagai teknik analisis bisnis dapat
digunakan, termasuk analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats).
1.4.5. Zonasi
Membagi wilayah/area , gedung-gedung maupun ruangan-ruangan yang ada di Rumah
Sakit kedalam area yang memiliki kesamaan sifat dan fungsi kedalam satu wilayah/area
yang berdekatan dan saling berhubungan. Tujuan nya adalah untuk memudahkan kendali
pencegahan infeksi nasokomial di rumah sakit, memudahkan identifikasi serta klasifikasi
wilayah/area, gedung, lantai-lantai dan ruangan serta memudahkan operasional dan
pemeliharaan.
1.4.6. Studi Kelayakan
Hasil Analisis dan Penjelasan Kelayakan dari segala aspek yang akan mendasari pendirian
atau pengembangan suatu Rumah Sakit, terkait dengan penentuan Rencana Kerja
Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit yang baru akan dilakukan maupun lanjutan dari yang
sudah ada dalam melakukan rencana pengembangan atau peningkatan kelas dari suatu
Rumah Sakit.
Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | 5
BAB II
PERSIAPAN
Persiapan pada Penyusunan Rencana Induk/ Master Plan adalah suatu Tahapan pekerjaan
dimana dilakukan Kompilasi Data yang didapat dari hasil Pengumpulan Data, yang terdiri dari Data
Primer maupun Data Sekunder. Pengumpulan Data untuk penyusunan Rencana Induk
Pembangunan Rumah Sakit Baru dan Rencana Induk Pengembangan Rumah Sakit disesuaikan
dengan kebutuhan dan kondisi.
2.1. PENGUMPULAN DATA PRIMER
Pengumpulan Data Primer, dilakukan dengan pengamatan atau observasi langsung/ pengamatan
lapangan sehingga akan didapat informasi atau data secara visual pada wilayah perencanaan.
Pengumpulan Data Primer dapat pula dilakukan dengan cara Wawancara atau Tanya Jawab
kepada Instansi terkait, Pihak yang berkaitan dengan pekerjaan penyusunan ini dan atau dengan
Masyarakat Umum selaku Pelanggan dari Rumah Sakit. Sifat wawancara yang dilakukan terbuka,
dimana pengambilan data tidak terpatok hanya pada kuesioner saja namun dapat dikembangkan
secara lisan dengan responden.
Secara garis besar data yang didapat dari Data Primer adalah :
1. Kondisi Lahan/ Lokasi yang akan dibangun atau dikembangkan sebagai Fasilitas Sarana dan
Prasarana Rumah Sakit.
2. Informasi lainnya yang terkait dengan rencana dari Manajemen Rumah Sakit.
3. Informasi keinginan masyarakat sekitar terkait Layanan Kesehatan Rumah Sakit
2.2. PENGUMPULAN DATA SEKUNDER
Pengumpulan Data Sekunder, dilakukan dengan mendatangi masing-masing Instansi terkait
sesuai dengan Data yang dibutuhkan dalam pekerjaan penyusunan ini. Jika pada salah satu
Instansi ternyata Data tidak dipunyai, atau sedang dalam proses pembuatan, atau sedang
digunakan untuk keperluan lain maka Data dapat mencari pada instansi lain yang terkait sesuai
dengan kebutuhan data tersebut.
Untuk melaksanakan pekerjaan ini diperlukan data-data:
2.2.1. Data Dalam/Internal dari Rumah Sakit
1. Data Kesehatan
- Angka Kesakitan (Morbiditas) Utama Rawat Inap Rumah Sakit
- Angka Kematian (Mortalitas) pada Rumah Sakit.
- Angka Kelahiran
- Angka Pasien Rujukan
- Data Asal Pasien Rawat Jalan, Rawat Gawat Darurat dan Rawat Inap di Rumah
Sakit
- Jumlah Pasien Rawat Jalan pada Rumah Sakit
6 | Pedoman-Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit
- Jumlah Pasien Rawat Inap pada Rumah Sakit
- Jumlah Hari Rawat pada Rumah Sakit
- Angka Rata-rata Hari Rawat di Rumah Sakit secara keseluruhan
- Jumlah dan Jenis Pelayanan Kesehatan pada Rumah Sakit
- Jumlah dan jenis Tenaga Dokter pada Rumah Sakit
- Jumlah Tenaga Paramedik Perawatan di Rumah Sakit
- Jumlah Tenaga Peramedik Non Perawatan di Rumah Sakit
- Jumlah Tenaga Non medik di Rumah Sakit
- Jumlah dan Jenis Layanan Spesialistik di Rumah Sakit
- Jumlah dan Jenis Layanan Penunjang Medik di Rumah Sakit
- Struktur Organisasi Manajemen Rumah Sakit
2. Data Lokasi
- Data Kondisi Lahan Rumah Sakit yang ada dan rencana pengembangannya
- Bentuk dan Luas Lahan dan Lantai Bangunan yang ada serta rencana
perluasannya
- Kondisi Lingkungan menurut ketentuan Pemerintah Daerah setempat pada Lahan
yang ada dan sekitarnya
- Batas lokasi lahan sebelah Utara/ Selatan/ Timur/ Barat atau Depan/ Belakang/ Kiri/
Kanan lokasi Lahan
- Jaringan Listrik, Air Minum, Telepon, Air Kotor / Limbah, Pemadam Kebakaran,
Jaringan Gas dan Pembuangan Sampah
- Data Penggunaan dan Ketinggian Bangunan serta Dokumen Perencanaan
Bangunan yang ada (Arsitektur, Struktur, Elektrikal dan Mekanikal Bangunan)
3. Data Studi Terdahulu
- Studi Kelayakan Rumah Sakit terdahulu yang masih berlaku
- Rencana Bisnis atau Rencana Strategi Rumah Sakit
2.2.2. Data Eksternal Rumah Sakit dan Lingkungan
1. Data Kesehatan
a. Angka Kesehatan (Morbiditas) penyakit utama Rawat Jalan di Puskesmas dan
Rumah Sakit
b. Angka Kesakitan (Morbilitas) penyakit utama Rawat Inap di Puskesmas dan
Rumah Sakit
c. Jumlah Posyandu, Puskesmas Pembantu, Puskesmas dengan tempat tidur dan
Puskesmas Keliling
d. Jumlah dan Jarak merata Puskesmas Pembantu, Puskesmas DTP dan Puskesmas
Keliling dengan Rumah Sakit di wilayah kerja
e. Jumlah Rumah Sakit di wilayah kerja termasuk Rumah Sakit Swasta
f. Jarak Antar Rumah Sakit di wilayah Kerja
Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | 7
g. Jumlah Tempat Tidur Rumah Sakit di Wilayah Jangkauan Rumah Sakit
h. Jumlah dan Jenis Tenaga Dokter Umum dan Spesialis di wilayah kerja
i. Jumlah Tenaga Para Medik Perawatan, Para Medik Non Perawatan dan Tenaga
Non Medik diwilayah kerja
2. Data Keadaan Lingkungan Sekitar
a. Jalan Pencapaian dan Kondisinya serta Klasifikasi Jalan Lingkungan berupa Jalan
Utama maupun Jalan Penghubung lainnya.
b. Utilitas Bangunan sesuai yang ada apakah wilayah ini sudah memiliki Jaringan
Telepon, Listrik, Air Bersih dan Saluran Pembuangan serta data kondisinya.
c. Kondisi Topografi wilayah perencanaan.
d. Rencana peruntukkan tanah di sekitar wilayah perencanaan yang terkait dengan
Rencana Tata Ruang Kota yang ada (RTBL, RUTR, RDTR, RTRW).
e. Iklim dan Cuaca setempat diwilayah ini.
3. Data Kesehatan Kota/Kabupaten
a. Data Tarif Perawatan di Rumah Sakit lain sekitar lokasi
b. Sebaran Rumah Sakit sekitar wilayah
c. Pola penyakit Kota/ Kabupaten
4. Data Kebijakan dan Pedoman serta Peraturan Pemerintah Setempat
a. Kebijakan dan Pedoman terkait Layanan Kesehatan Rumah Sakit
b. Peruntukan Tanah diwilayah setempat
c. Peraturan Teknis yang berlaku setempat , antara lain:
1) Garis Sempadan Bangunan (;GSB)
2) Jarak bebas Bangunan
3) Koefisien Lantai Bangunan (;KLB)
4) Tinggi maksimal lantai bangunan
5) Koefisien Dasar Bangunan (;KDB)
6) Koefisien Daerah Hijau (;KDH)
5. Data Demografi
a. Luas Wilayah
b. Jumlah Penduduk berdasarkan usia, jenis kelamin, pendidikan, dll
c. Angka Kepadatan
d. Laju Pertumbuhan Penduduk
6. Data Sosial Dan Budaya
a. Agama
b. Peranan Masyarakat
c. Suku Bangsa
8 | Pedoman-Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit
7. Data Ekonomi
a. Mata Pencarian
b. Tingkat Pendapatan
c. Penghasilan setempat berupa Pendapatan Asli Daerah (;PAD)
d. Produk Domestik Regional Bruto (;PDRB) daerah setempat.
Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | 9
BAB III
ANALISIS KONDISI UMUM
Analisis Kondisi Umum dalam Pekerjaan Penyusunan Rencana Induk/ Master Plan adalah
melakukan analisiis dari seluruh aspek-aspek baik dari aspek Eksternal maupun aspek Internal
sehingga aspek-aspek tersebut dapat menjadikan rumusan Kecenderungan suatu Rumah Sakit
dalam melakukan pembangunan baru atau melakukan pengembangan berupa peningkatan status
layanan Rumah Sakit, yang disebut Perumusan Kecenderungan atau Master Program.
Analisis ini dilakukan untuk mengkaji ulang Data yang ada walaupun di dalam Analisis Situasi
pada Studi Kelayakan telah dilakukan, dan hasil dari Analisis Kondisi Umum pada penyusunan
Rencana Induk/ Master Plan adalah untuk perumusan Master Program.
Untuk menganalisis Aspek Ekternal dan Aspek Internal perlu dilakukan proyeksi berupa forcasting,
kecuali data yang tidak memungkinkan tetap disajikan dalam bentuk tabel, diagram batang atau
pun diagram pie untuk melihat kecenderungannya.
Aspek-aspek yang dikaji sebagai Analisis Kondisi Umum diharapkan mendapatkan suatu
kecenderungan Rumah Sakit, aspek-aspek tersebut antara lain:
3.1. ASPEK EKSTERNAL
Aspek Eksternal yang akan dianalisis guna melihat peluang yang dapat menjadikan Rumah Sakit
untuk terus berkembang di masa mendatang serta melihat ancaman yang perlu diantisipasi oleh
Rumah Sakit agar tidak menjadi suatu hambatan di dalam operasional Rumah Sakit kedepannya.
1. Kebijakan
Melakukan Kajian berupa menganalisis Kebijakan dan Pedoman serta Peraturan, baik
Kebijakan dan Pedoman yang terkait dengan pembangunan baru atau pengembangan suatu
Rumah Sakit dari berbagai aspek ekternal maupun peraturan-peraturan Pemerintah Daerah
setempat dimana lokasi Rumah Sakit tersebut berada.
2. Geografi
Letak Rumah Sakit secara geografis sangat berpengaruh tehadap posisioning suatu Rumah
Sakit. Posisi lahan Rumah Sakit terhadap kondisi wilayah disebelah utara, selatan, barat dan
timur beserta kondisi sarana prasarananya baik sarana kesehatan, perumahan, pendidikan,
aksesibilitas dll, merupakan penentu posisioning Rumah Sakit yang akan dibangun maupun
melakukan pengembangan peningkatan Layanan Kesehatan Rumah Sakit.
3. Demografi
Pertumbuhan Demografi suatu wilayah dimana lokasi Rumah Sakit tersebut berada dapat
merupakan segmentasi pasar dari layanan kesehatan yang akan diberikan oleh Rumah Sakit
tersebut. Untuk melihat kecenderungan Demografi perlu diproyeksikan hingga maksimal 20
tahun mendatang dengan dasar data series minimal 3 tahun sebelumnya. Proyeksi
Demografi yang dimaksud berupa proyeksi:
a. Jumlah penduduk secara kesuluruhan pada wilayah tertentu berdasarkan kecamatan.
b. Jumlah penduduk secara kesuluruhan pada wilayah tertentu berdasarkan jenis kelamin.
c. Jumlah penduduk secara kesuluruhan pada wilayah tertentu berdasarkan usia.
10 | Pedoman-Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit
4. Sosial Ekonomi dan Budaya
a. Sosial Ekonomi
Pada Kajian ini melihat proyeksi Sosial Ekonomi pada wilayah dimana lokasi Rumah
Sakit berada dengan memproyeksikan hingga maksimal 20 tahun mendatang dengan
dasar data series minimal 3 tahun sebelumnya terkait dengan kondisi perekonomian
penduduk dan perekonomian daerah terkait, berupa proyeksi:
1) Jumlah penduduk secara kesuluruhan pada wilayah tertentu berdasarkan mata
pencaharian
2) Jumlah penduduk secara keseluruhan pada wilayah tertentu berdasarkan pendidikan
3) Jumlah sarana pendidikan di wilayah tertentu dimana lokasi Rumah Sakit berada.
4) Laju pertumbuhan ekonomi daerah setempat.
b. Sosial Budaya
Kajian ini melihat proyeksi Sosial Budaya pada wilayah dimana lokasi Rumah Sakit
berada dengan memproyeksikan hingga maksimal 20 tahun mendatang dengan dasar
data series minimal 3 tahun sebelumnya terkait, berupa proyeksi Jumlah penduduk
secara kesuluruhan pada wilayah tertentu berdasarkan agama, serta kajian terhadap
kebiasaan atau budaya wilayah terkait dengan pola hidup masyarakat sekitar.
5. Sumber Daya Manusia/Tenaga Kesehatan
Kajian terhadap ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM)/ Ketenagakerjaan di Bidang
Kesehatan pada wilayah dimana Rumah Sakit tersebut berada merupakan pertimbangan
yang harus diperhatikan dalam membuat suatu Layanan Kesehatan Rumah Sakit terutama
dikaitkan dengan Layanan Unggulan.
Ketersediaan SDM/ Ketenagakerjaan di bidang Kesehatan antara lain :
a. Tenaga medis dan penunjang medis
b. Tenaga keperawatan
c. Tenaga kefarmasian
d. Tenaga manajemen Rumah Sakit
e. Tenaga nonkesehatan
6. Derajat Kesehatan
Derajat kesehatan dalam penyusunan Rencana Induk/ Master Plan perlu dilakukan Kajian,
dengan tujuan melihat kecenderungan derajat kesehatan pada wilayah tertentu sehingga
dalam menyiapkan Fasilitas Kesehatan Rumah Sakit sesuai dengan kecenderungan di
wilayah dimana lokasi Rumah Sakit tersebut berada.
Kajian Derajat Kesehatan yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a. Angka Kematian
b. Angka Kelahiran
c. Angka Kesakitan
d. Jumlah Fasilitas Pelayanan Kesehatan
e. Jumlah Tempat Tidur tersedia
f. Indikator Kinerja Rumah Sakit
Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | 11
3.2. ASPEK INTERNAL
Aspek Internal yang akan dianalisis guna melihat kekuatan bagi Rumah Sakit untuk dapat
melaksanakan operasional secara berkesinambungan dengan mengantisipasi ancaman yang
kemungkinan terjadi, serta melihat kelemahan yang perlu diantisipasi oleh Rumah Sakit agar tidak
menjadi suatu hambatan di dalam operasional Rumah Sakit kedepannya.
1. Bangunan Kesehatan
Kajian bangunan kesehatan di sekitar wilayah jangkauan pelayanan Rumah Sakit yang akan
dibangun atau pengembangan dimaksud untuk mendapatkan kecenderungan dalam hal
pangsa pasar serta pola tarif di wilayah tertentu.
2. Pola Penyakit Di Rumah Sakit
Kajian Pola Penyakit di Rumah Sakit dimaksudkan untuk melihat kecederunagn Pola
Penyakit yang banyak terjadi pada Rumah Sakit tersebut dengan memproyeksikan
kencenderungan Pola Penyakit guna menentukan Unggulan Layanan Kesehatan Rumah
Sakit serta penyiapan Fasilitas Sarana dan Prasarananya.
3. Teknologi
Kajian terhadap kemajuan Teknologi berupa Peralatan Kesehatan/ Sumber Daya Alat (SDA)
yang terus menerus mengalami perkembangan tentunya sangat berpengaruh terhadap
Layanan Kesehatan serta kesiapan SDM Rumah Sakit tersebut.
4. Sumber Daya Manusia/Tenaga Kesehatan Di Rumah Sakit
Kajian terhadap Sumber Daya Manusia (SDM)/ Ketenagakerjaan di Rumah Sakit
dimaksudkan mengkaji kesiapan SDM di Rumah Sakit terhadap Jenis Layanan Kesehatan
Rumah Sakit yang akan diberikan kepada masyarakat sesuai dengan segmentasi dan
posisioning dari Rumah Sakit tersebut.
5. Organisasi
Organisasi di Rumah Sakit tentunya akan berpengaruh terhadap kegiatan operasional
Rumah Sakit yang berdampak kepada kinerja suatu Rumah Sakit. Bentuk organisasi akan
disesuaikan dengan jenis layanan dan tipe Rumah Sakit.
6. Kinerja dan Keuangan
Kondisi kinerja Rumah Sakit dan kondisi keuangan Rumah Sakit berupa pendapatan dan
pengeluaran Rumah Sakit akan dikaji dan diproyeksikan yang diharapkan dapat melihat
kecenderungan dan potensi perkembangan kinerja dan pendapatan Rumah Sakit dimasa
mendatang sehingga mendapatkan gambaran kekuatan atau kelemahan rencana
pengembangan Rumah Sakit tersebut.
12 | Pedoman-Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit
BAB IV
MASTER PROGRAM
Dalam melaksanakan pembangunan baru atau pengembangan suatu Layanan Kesehatan Rumah
Sakit, tentunya dilakukan dengan melalui berbagai macam tahapan baik mulai dari Studi
Kelayakan, Studi Lingkungan, Penyusunan Master Plan, Perencanaan Fisik hingga Pelaksanaan
Pembangunan Fisik. Pada Tahap Awal Studi yang telah dilakukan adalah Penyusunan Studi
Kelayakan (;Feasibility Study) Rumah Sakit, dimana pada tahap ini telah dapat menentukan
Master Program Rumah Sakit. Namun Master Program juga dapat ditentukan melaui Analisis
Kondisi Umum yang dilakukan pada Analisis Rencana Induk/ Master Plan ini.
Master Program merupakan perumusan kecenderungan Rumah Sakit yang menggambarkan
secara umum Layanan Kesehatan Rumah Sakit yang akan dapat diberikan kepada masyarakat.
Hasil Studi Kelayakan ataupun Analisis Kondisi Umum pada Analisis Rencana Induk/ Master Plan
ini sangat menentukan Master Program berupa perumusan kecederungan karena telah mengkaji
seluruh aspek baik Aspek Eksternal yaitu yang telah memberi gambaran mengenai segmentasi
baik dari aspek geografi, demografi, sosesbud, derajat kesehatan dan ketenagakerjaan serta
Aspek Internal yang memberikan gambaran mengenai kondisi Rumah Sakit dilihat dari aspek
lahan, lokasi, SDM dan organisasi, Teknologi hingga kemampuan dari Pendanaan/ Pembiayaan.
Master Program dalam Rencana Induk/ Master Plan, dapat terdiri dari:
1. Jenis Layanan dan Unggulan Rumah Sakit
Jenis layanan yang akan diberikan kepada masyarakat tentunya akan disesuaikan dengan
klasifikasi kelas Rumah Sakit yang akan disiapkan. Jenis layanan tersebut berupa Pelayanan
Medik dan Perawatan, Penunjang Medik dan Operasional, Penunjang Umum dan
Administrasi. Dari jenis layanan yang akan diberikan tentunya perlu adanya suatu Layanan
Unggulan yang akan disiapkan atas dasar kecenderungan pola penyakit yang terjadi di
Rumah Sakit dan di wilayah tempat Rumah Sakit tersebut berada.
2. Penetapan Kelas Rumah Sakit
Penetapan Kelas Rumah Sakit akan ditinjau dari kecenderungan data penyakit sehingga
dapat memperoleh gambaran Kapasitas Kualitas dan Kuantitas Layanan Kesehatan yang
akan dilakukan, atau klasifikasi kelas Rumah Sakit sesuai dengan Jenis layanannya serta
kesiapan SDM yang dimiliki dan Fasilitas Sarana dan Prasarana yang akan disediakan (al.
Bangunan, Peralatan dan Jumlah Tempat Tidur/ TT).
3. Kapasitas Tempat Tidur/ TT dan Klasikfikasi Kelas Perawatan
Perhitungan Kapasitas Tempat Tidur/ TT, berupa jumlah TT yang harus disiapkan oleh
Rumah Sakit tersebut. Perkiraan kebutuhan jumlah TT dapat menggunakan rasio minimal
1/1.000 artinya dari jumlah penduduk pada wilayah jangkauan Rumah Sakit sejumlah 1.000
orang akan dibutuhkan 1 TT. Kecenderungan fasilitas pelayanan kesehatan berupa jumlah
total TT pada fasyankes di wilayah tersebut dapat menjadikan dasar sebagai perhitungan
kebutuhan kapasitas TT yang selanjutnya akan dibagi berdasarkan klasifikasi kelas
perawatan sesuai dengan Analisis Daya Beli masyarakat sekitar sebagai Pangsa Pasar
Rumah Sakit serta pemenuhan Pedoman dan Ketentuan yang berlaku.
Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | 13
4. Perhitungan SDM dan Struktur Organisasi
Dalam hal pemenuhan ketenagaan atau Sumber Daya Manusia (SDM) perlu
mempertimbangkan/ memperhitungkan tenaga seefektif mungkin agar menjadikan suatu
Manajemen Rumah Sakit yang baik. Dalam membentuk suatu Struktur Organisasi dan uraian
tugas akan disusun sesuai dengan klasifikasi kelas Rumah Sakit dan Standar atau Ketentuan
yang berlaku.
5. Kebutuhan Ruang Bangunan Rumah Sakit
Kebutuhan Ruang Bangunan Rumah Sakit akan desesuaikan dengan Jenis dan Kapasitas
Layanan serta Aktifitas yang akan diberikan oleh Rumah Sakit kepada masyarakat.
Perhitungan besaran ruangan masing-masing ruangan pada bangunan berdasarkan fungsi
akan dihitung sesuai dengan standar Arsitektur serta Pedoman Teknis di Bidang Sarana dan
Prasarana Rumah Sakit. Secara perhitungan kasar Standar Luas Lantai Bangunan total
Rumah Sakit dapat dihitung sebesar 80 – 110 m2
/ TT.
14 | Pedoman-Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit
BAB V
PROGRAM FUNGSI
Program Fungsi merupakan suatu penjelasan secara rinci dari Master Program atau Perumusan
Kecenderungan Rumah Sakit dalam bentuk-bentuk kegiatan pada Rumah Sakit, berupa :
5.1. AKTIVITAS KERJA
Aktivitas Rumah Sakit sangat dipengaruhi oleh Kinerja Rumah Sakit. Aktivitas Rumah Sakit dapat
dipengaruhi oleh penempatan fungsi-fungsi ruangan yang harus berkaitan atau berhubungan
dengan akses yang mudah dan cepat antara fungsi-fungsi yang berkaitan.
Secara umum Pola akitifitas di Rumah Sakit terdiri dari aktivitas-aktivitas:
1. Dalam Bangunan Rumah Sakit
Pola aktivitas dan sirkulasi yang terbentuk dari adanya pergerakan yang timbul dari kegiatan -
kegiatan yang berlangsung di dalam bangunan Rumah Sakit, yang terdiri atas kegiatan
perawatan medik, pelayanan penunjang medik dan non medik, Administrasi dan rekam
medik, servis dan utilitas, serta pelayanan perawatan gawat darurat, dapat diuraikan sebagai
berikut :
a. Pola yang terbentuk dari adanya kegiatan Pelayanan Medis baik alur pasien, Tenaga
Medis dan Penunjang Medis, Tenaga Non Medis serta Pengunjung atau Pengantar/
Keluarga pasien serta alur peralatan.
b. Pola sirkulasi aktivitas seluruh kegiatan Rumah Sakit dengan pengaturan alur tersebut
diatas memenuhi ketentuan dalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi di Rumah
Sakit.
c. Pelayanan Penunjang Medis dan Non Medis yang terbentuk akibat adanya kegiatan
Medis dan penunjangnya.
d. Pelayanan dan Asuhan Keperawatan yang terbentuk adanya kegiatan Tenaga, Peralatan
Medis dan Non Medis, Pasien dan keluarganya serta pengunjung lainnya pada rawat
Jalan dan Rawat Inap.
e. Pelayanan Rujukan yang terbentuk akibat adanya persyaratan dari yang melakukan
perujukan terhadap Rumah Sakit dalam pelayanan Medis dan Non Medis
f. Pelaksanaan Administrasi Umum dan Keuangan terjadi dengan adanya kegiatan
Administrasi Umum dan Keuangan guna tercapainya Tertib Administrasi dan percepatan
pelayanan, dimana terjadi kegiatan petugas, pasien dan keluarganya serta berkas/ file.
2. Luar Bangunan Rumah Sakit
Pola aktifitas yang terbentuk dari adanya kegiatan-kegiatan yang terjadi di luar bangunan
Rumah Sakit, yang terdiri atas pergerakan kendaraan: pengunjung, pasien rawat jalan dan
rawat inap, dokter/ staf Rumah Sakit, servis dan gawat darurat. Selain itu faktor yang
mempengaruhi aktifitas di luar bangunan adalah ketersediaan sarana parkir untuk Pasien,
pengunjung, dokter/ staf Rumah Sakit dan Servis, pola pengiriman barang dan servis, dan
aktifitas unit gawat darurat terutama yang dikaitkan dengan pola sirkulasi dan perletakan titik
pencapaian/ pintu keluar masuk agar tidak saling silang menggangu antar kegiatan dan jelas
serta mudah pencapaiannya, dapat diuraikan sebagai berikut:
Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | 15
a. Pola yang terbentuk dari adanya arus bolak-balik pasien baik yang menggunakan
kendaraan pribadi maupun ambulans.
b. Pola yang terbentuk dari adanya arus bolak-balik pasien yang berjalan kaki.
c. Pola yang terbentuk dari jumlah pengunjung yang harus setara dengan penyediaan
fasilitas parkir.
d. Pola yang terbentuk dari adanya aktifitas staf/karyawan Rumah Sakit yang dalam
pelaksanaannya membutuhkan fasilitas parkir.
e. Menyediakan fasilitas yang aksesibel.
f. Mengendalikan pertambahan dan penurunan jumlah pegawai berkaitan dengan
ketersediaan parkir.
g. Pengiriman barang kebutuhan operasional Rumah Sakit.
h. Pola aktifitas pasien rawat jalan.
Rencana Pola Aktifitas Dalam Bangunan di Rumah Sakit dikelompokan dengan kegiatan dari
masing-masing pihak dan persyaratan bangunan dan prasarananya. Konsep dasar untuk
pengelompokkan dan pola aktifitas di Rumah Sakit adalah dengan cara menyusun sistem
Zonasi berdasarkan tingkat resiko terjadinya penularan penyakit, zonasi berdasarkan privasi,
zonasi berdasarkan pelayanan yang saling berkaitan dan saling mendukung untuk
menghasilkan Pelayanan Kesehatan yang memenuhi persyaratan Medis dan Lingkungan
serta aman, nyaman dan mudah bagi pengguna Rumah Sakit.
Masalah yang dapat terjadi dari pola aktifitas ini adalah kejelasan Pintu Utama, Pintu IGD dan
Pintu Servis Rumah Sakit yang dibuat secara terpisah dengan mengutamakan keamanan dan
fungsinya. Selain itu pengelompokan aktifitas tetap harus memperhatikan perletakannya agar
kegiatan dapat dilakukan dengan cepat dan nyaman bagi pelaku dan penerima layanan,
disamping persyaratan dari lokasi dan lingkungan lokasinya.
Rencana Pola Aktifitas Luar Bangunan di Rumah Sakit dikelompokan dengan kegiatan dari
masing-masing pihak dan persyaratan sarana dan prasarananya serta lingkungan sekitar
lokasi/lahan. Pengelompokan kegiatan dari masing-masing pihak dan persyaratan sarana dan
prasarananya serta lingkungan pada lokasi lahan dikelompokan atas: Bangunan Utama
Rumah Sakit, Bangunan Sarana Prasarana Penunjang dan Pelayanan Rumah Sakit serta
Jalan, Parkir dan Taman. Perletakannya perlu mendapat perhatian terhadap Jalan Raya dan
kondisi lingkungan sekitarnya di sekeliling lokasi dari faktor keamanan dan kemudahan serta
pencemaran lingkungan.
5.2. HUBUNGAN FUNGSIONAL
Hubungan Fungsional Rumah Sakit adalah hubungan antar Fungsi kegiatan dalam memberikan
pelayanan kesehatan yang saling berkaitan satu sama lain guna menghasilkan pelayanan yang
sesuai dengan standar dan dengan memperhatikan faktor efisiensi dan efektifitas dalam segala
bidang. Rencana Fisik Bangunan dari sebuah Rumah Sakit pada dasarnya menjelaskan segala
hal yang terkait dengan upaya penetapan lokasi kerja setiap unit pekerjaan dalam bentuk Rencana
Zonasi / Rencana Kelompok Peruntukan Ruang dan atau Rencana Blok Bangunan Rumah Sakit
sesuai dengan luasan lantai dan fungsinya bangunan guna memenuhi kebutuhan utama dan
penunjangnya.
16 | Pedoman-Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit
5.3. PENGELOMPOKKAN/ ZONASI
Pengelompokkan/ zonasi rumah sakit pengkategoriannya yaitu zonasi berdasarkan tingkat risiko
terjadinya penularan penyakit, zonasi berdasarkan privasi dan zonasi berdasarkan pelayanan.
(1) Zonasi berdasarkan tingkat risiko terjadinya penularan penyakit terdiri dari:
ƒ area dengan risiko rendah, yaitu ruang kesekretariatan dan administrasi, ruang komputer,
ruang pertemuan, ruang arsip/rekam medis.
ƒ area dengan risiko sedang, yaitu ruang rawat inap non-penyakit menular, rawat jalan.
ƒ area dengan risiko tinggi, yaitu ruang isolasi, ruang ICU/ICCU, laboratorium,
pemulasaraan jenazah dan ruang bedah mayat, ruang radiodiagnostik.
ƒ area dengan risiko sangat tinggi, yaitu ruang bedah, IGD, ruang bersalin, ruang patologi.
(2) Zonasi berdasarkan privasi kegiatan terdiri dari :
ƒ area publik, yaitu area yang mempunyai akses langsung dengan lingkungan luar rumah
sakit, misalkan poliklinik, IGD, apotek).
ƒ area semi publik, yaitu area yang menerima tidak berhubungan langsung dengan
lingkungan luar rumah sakit, umumnya merupakan area yang menerima beban kerja dari
area publik, misalnya laboratorium, radiologi, rehabilitasi medik.
ƒ area privat, yaitu area yang dibatasi bagi pengunjung rumah sakit, umumnya area
tertutup, misalnya seperti ICU/ICCU, instalasi bedah, instalasi kebidanan dan penyakit
kandungan, ruang rawat inap.
(3) Zonasi berdasarkan pelayanan terdiri dari :
ƒ Zona Pelayanan Medik dan Perawatan yang terdiri dari : Instalasi Rawat Jalan (IRJ),
Instalasi Gawat Darurat (IGD), Instalasi Rawat Inap (IRNA), Instalasi Perawatan Intensif
(ICU/ICCU/PICU/NICU), Instalasi Bedah, Instalasi Rehabilitasi Medik (IRM), Instalasi
Kebidanan dan Penyakit Kandungan, Unit Hemodialisa, Instalasi Radioterapi, Instalasi
Kedokteran Nuklir, Unit Transfusi Darah (Bank Darah).
ƒ Zona Penunjang dan Operasional yang terdiri dari : Instalasi Farmasi, Instalasi
Radiodiagnostik, Laboratorium, Instalasi Diagnostik Terpadu (IDT), Instalasi Sterilisasi
Pusat (;Central Sterilization Supply Dept./CSSD), Dapur Utama, Laundri, Pemulasaraan
Jenazah dan Forensik, Instalasi Sanitasi, Instalasi Pemeliharaan Sarana (IPS).
ƒ Zona Penunjang Umum dan Administrasi yang terdiri dari : Bagian Kesekretariatan dan
Akuntansi, Bagian Rekam Medik, Bagian Logistik/ Gudang, Bagian Perencanaan dan
Pengembangan (Renbang), Sistem Pengawasan Internal (SPI), Bagian Pendidikan dan
Penelitian (Diklit), Bagian Sumber Daya Manusia (SDM), Bagian Pengadaan, Bagian
Informasi dan Teknologi (IT).
5.4. POLA SIRKULASI KEGIATAN RUMAH SAKIT
Pada dasarnya jalur sirkulasi adalah jalur yang menjadi titik hubung antara satu pola aktifitas
dengan aktifitas lainnya, baik itu kegiatan yang berhubungan dengan pelayanan medis, penunjang
medis dan administrasi.
Sirkulasi dalam Bangunan, kemudahan dalam mencapai lokasi layanan perlu mendapatkan
perhatian sepenuhnya baik secara horizontal maupun vertikal secara langsung maupun tidak
langsung dengan pemakaian petunjuk arah yang dapat membantu. Terjadi sirkulasi silang antara
Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | 17
fungsi-fungsi di dalam bangunan tidak terjadi dengan baik, untuk pemecahan masalah sirkulasi di
dalam bangunan dapat diatasi dengan cara pengelompokan fungsi secara baik dan teratur.
Kondisi sirkulasi di luar bangunan dilihat dari besaran, kenyamanan, dan pencapaian serta jarak
pencapaian antar fungsi perlu diatur dengan baik untuk pejalan kaki, maupun untuk kendaraan.
Hal ini bertujuan untuk menghindari terjadinya konflik sirkulasi pencapaian ke dalam fungsi
layanan.
Fungsi-fungsi layanan tertentu memerlukan akses cepat dan mudah ditemukan sehingga perlu
dipertimbangkan :
- Peletakkan pintu dan besarannya.
- Tata letak fungsi bangunan, jarak antar massa bangunan dan luasannya.
- Pengaturan sirkulasi, jarak, dan besaran baik untuk pejalan kaki dan kendaraaan.
- Jarak Pencapaian dari halte kendaraan umum menuju ke pintu utama lokasi Rumah Sakit
harus dekat dan aman bagi pejalan kaki.
Perencanaan jalur sirkulasi dari dan menuju bangunan harus memperhatikan hal sebagai berikut:
- Mencegah terjadinya sirkulasi silang
- Pintu Masuk Utama harus mudah terlihat dan dicapai.
- Tersedia fasilitas parkir yang memadai dan parkir khusus bagi penyandang cacat.
- Pintu Masuk RS minimal 3 pintu, yaitu pintu utama, pintu khusus ke Instalasi Gawat Darurat
dan pintu ke area servis.
Komponen-komponen yang membentuk jalur sirkulasi dalam dan luar bangunan, yaitu:
1. Akses Horisontal yaitu Koridor/Selasar, terdiri dari koridor/Selasar yang beratap dan tidak
yang harus dapat memberikan kenyamanan bagi penggunanya, khusus untuk lantainya
digunakan material bangunan yang tidak licin. Koridor/ Selasar juga harus
mempertimbangkan aksesibilitas untuk evakuasi, orang yang berkebutuhan khusus,
termasuk penyandang cacat. Ukuran koridor/selasar yang aksesibilitas minimal 2,4 meter.
2. Akses Vertikal
a. Tangga
Tangga merupakan fasilitas bagi pergerakan vertikal yang dirancang dengan
mempertimbangkan ukuran dan kemiringan pijakan dan tanjakan dengan lebar yang
memadai.
Persyaratan tangga adalah sebagai berikut :
(1) Harus memiliki dimensi pijakan dan tanjakan yang berukuran seragam Tinggi
masing-masing pijakan/tanjakan adalah 15 – 17 cm.
(2) Harus memiliki kemiringan tangga kurang dari 600
.
(3) Lebar tangga minimal 120 cm untuk membawa usungan dalam keadaan darurat,
untuk mengevakuasi pasien dalam kasus terjadinya kebakaran atau ancaman bom
(3) Tidak terdapat tanjakan yang berlubang yang dapat membahayakan pengguna
tangga.
(4) Harus dilengkapi dengan pegangan rambat (handrail).
18 | Pedoman-Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit
(5) Pegangan rambat harus mudah dipegang dengan ketinggian 65 cm ~ 80 cm dari
lantai, bebas dari elemen konstruksi yang mengganggu, dan bagian ujungnya
harus bulat atau dibelokkan dengan baik ke arah lantai, dinding atau tiang.
(6) Pegangan rambat harus ditambah panjangnya pada bagian ujung-ujungnya
(puncak dan bagian bawah) dengan 30 cm.
(7) Untuk tangga yang terletak di luar bangunan, harus dirancang sehingga tidak ada
air hujan yang menggenang pada lantainya.
b. Ramp
Ramp adalah jalur sirkulasi yang memiliki bidang dengan kemiringan tertentu, sebagai
alternatif bagi orang yang tidak dapat menggunakan tangga. Fungsi dapat digantikan
dengan lift (fire lift). Persyaratan ramp adalah sebagai berikut :
(1) Kemiringan suatu ramp di dalam bangunan tidak boleh melebihi 70
, perhitungan
kemiringan tersebut tidak termasuk awalan dan akhiran ramp (curb ramps/landing).
(2) Panjang mendatar dari satu ramp (dengan kemiringan 70
) tidak boleh lebih dari
900 cm. Panjang ramp dengan kemiringan yang lebih rendah dapat lebih panjang.
(3) Lebar minimum dari ramp adalah 120 cm dengan tepi pengaman.
(4) Muka datar (bordes) pada awalan atau akhiran dari suatu ramp harus bebas dan
datar sehingga memungkinkan sekurang-kurangnya untuk memutar kursi roda/
stretcher, dengan ukuran minimum 160 cm.
(5) Permukaan datar awalan atau akhiran suatu ramp harus memiliki tekstur sehingga
tidak licin baik diwaktu hujan.
(6) Lebar tepi pengaman ramp (low curb) 10 cm, dirancang untuk menghalangi roda
dari kursi roda atau stretcher agar tidak terperosok atau ke luar dari jalur ramp.
(7) Ramp harus diterangi dengan pencahayaan yang cukup sehingga membantu
penggunaan ramp saat malam hari. Pencahayaan disediakan pada bagian ramp
yang memiliki ketinggian terhadap muka tanah sekitarnya dan bagian-bagian yang
membahayakan.
(8) Ramp harus dilengkapi dengan pegangan rambatan (handrail) yang dijamin
kekuatannya dengan ketinggian yang sesuai.
c. Lift (;elevator)
Lift merupakan fasilitas lalu lintas vertikal baik bagi petugas RS maupun untuk pasien.
Oleh karena itu harus direncanakan dapat menampung tempat tidur pasien. Persyaratan
lift adalah sebagai berikut :
(1) Ukuran lift rumah sakit minimal 1,50 m x 2,30 m dan lebar pintunya tidak kurang
dari 1,20 m untuk memungkinkan lewatnya tempat tidur dan stretcher bersama-
sama dengan pengantarnya.
(2) Lift penumpang dan lift service dipisah bila dimungkinkan.
Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | 19
(3) Jumlah, kapasitas, dan spesifikasi lif sebagai sarana hubungan vertikal dalam
bangunan gedung harus mampu melakukan pelayanan yang optimal untuk
sirkulasi vertikal pada bangunan, sesuai dengan fungsi dan jumlah pengguna
bangunan RS.
(4) Setiap bangunan RS yang menggunakan lift harus tersedia lift kebakaran yang
dimulai dari lantai dasar bangunan (ground floor).
(5) Lift kebakaran dapat berupa lift khusus kebakaran/lift penumpang biasa/lift barang
yang dapat diatur pengoperasiannya sehingga dalam keadaan darurat dapat
digunakan khusus oleh petugas kebakaran.
5.5. KEBUTUHAN PEMBIAYAAN
Perhitungan Kebutuhan Pembiayaan pembangunan Rumah Sakit diperhitungkan dengan rincian
item pembiayaan sebagai berikut:
1. Biaya Jasa Konsultansi
- Biaya Penyusunan Studi Kelayakan, Rencana Induk dan UPL/UKL
- Biaya Perencanaan Konstruksi Bangunan (DED)
- Biaya Pengawasan/Manajemen Konstruksi Pembangunan Konstruksi Fisik
2. Biaya Pembangunan/Renovasi Bangunan
- Persiapan
- Pekerjaan Standar
- Pekerjaan Non Standar
3. Biaya Furnitur dan Peralatan Kesehatan
4. Biaya Manajemen Proyek, Perizinan dan Pra Operasional
- Pengadaan dan Penyiapan SDM
- Operasional Awal
- Perijinan-perijinan
20 | Pedoman-Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit
BAB VI
RENCANA BLOK BANGUNAN
DAN KONSEP UTILITAS RUMAH SAKIT
6.1. PERENCANAAN BLOK PLAN
Perencanaan Blok Plan Rumah Sakit di rencanakan secara keseluruhan sesuai dengan kebutuhan
Rumah Sakit mendatang atas dasar jenis layanan, jumlah SDM, Struktur Organisasi, Kapasitas
TT, kelas Rumah Sakit yang telah dihitung dalam peritungan kebutuhan luas ruang bangunan
Rumah Sakit dengan mempertimbangkan pedoman serta kebijakan Daerah setempat.
Perencanaan Blok Plan secara keseluruhan ini dapat dibangun secara bertahap sesuai dengan
kebutuhan berdasarkan kemampuan Sumber Daya (Keuangan, Manusia dan Peralatan) yang
tersedia.
6.2. PERENCANAAN KONSEP UTILITAS
Kebutuhan Pelayanan Jaringan Utilitas bagi kawasan Rumah Sakit merupakan suatu keharusan,
karena keberadaannya akan sangat mempengaruhi kelancaran kegiatan Rumah Sakit. Kebutuhan
Jaringan Utilitas di kawasan Rumah Sakit ini meliputi:
- Air bersih
- Telepon/Komunikasi
- Listrik
- Gas
- Saluran drainase
- Saluran pembuangan air kotor dan limbah
- Tempat pembuangan sampah
- Pemadam kebakaran
Rencana penataan jaringan utilitas di kawasan Rumah Sakit pada dasarnya mengikuti pola
jaringan yang telah ada. Penyediaan ini akan berkaitan langsung dengan beberapa instansi yang
berwenang menangani permasalahan ini. Secara teknis, pembangunan jaringan utilitas tersebut
dilakukan secara hirarkis sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | 21
BAB VII
RENCANA INDUK/ MASTER PLAN
RUMAH SAKIT
Pentahapan pembangunan Rumah Sakit ini adalah bagian utama dari Rencana Induk/ Master Plan
Rumah Sakit, karena pada bagian ini akan didapat bagaimana rencana dan langkah-langkah dari
tahapan yang harus dilakukan oleh pihak Penentu (Pemilik/Penyandang Dana ataupun Pengelola
Rumah Sakit) dalam rangka mewujudkan target dan sasarannya dalam membangun dan
mengembangkan Rumah Sakit dari aspek-aspek penentunya.
Perencanaan dan Pentahapan pembangunan Rumah Sakit ini diuraikan dalam suatu Rencana
Induk/ Master Plan Rumah Sakit yang mencakup aspek-aspek penentunya, yaitu:
1. Rencana Pentahapan Penyediaan Fisik Rumah Sakit
2. Rencana Pentahapan Penyediaan Sumber Daya Manusia/ SDM Rumah Sakit
3. Rencana Pentahapan Penyediaan Sumber Daya Alat/ SDA Rumah Sakit
4. Rencana Pentahapan Penyediaan Pembiayaan Pembangunan Rumah Sakit
Yang disusun dengan mengkaitkannya kepada kesiapan dana/ keuangan/ pembiayaan dan target
waktu serta sasaran Rencana Strategi dan Rencana Bisnis yang akan dicapai.
22 | Pedoman-Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit
BAB VIII
PENUTUP
8.1 Pedoman ini diharapkan dapat digunakan sebagai rujukan oleh pengelola fasilitas pelayanan
kesehatan, penyedia jasa perencanaan, Pemerintah Daerah, dan instansi yang terkait
dengan kegiatan pengaturan dan pengendalian penyelenggaraan pembangunan bangunan
fasilitas pelayanan kesehatan, guna menjamin kesehatan penghuni bangunan dan
lingkungan terhadap bahaya penyakit.
8.2 Persyaratan-persyaratan yang lebih spesifik dan atau yang bersifat alternatif, serta
penyesuaian Pedoman Master Plan Rumah Sakit oleh masing-masing daerah disesuaikan
dengan kondisi dan kesiapan kelembagaan daerah.
8.3 Dalam penyusunan Master Plan Rumah Sakit dapat berkoordinasi dan berkonsultansi
dengan Sub Direktorat Bina Sarana dan Prasarana Kesehatan Direktorat Bina Pelayanan
Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan.
PEDOMAN BANGUNAN DAN PRASARANA
RUMAH SAKIT KELAS B
DIREKTORAT BINA PELAYANAN PENUNJANG MEDIK DAN SARANA KESEHATAN
SUB DIREKTORAT BINA SARANA DAN PRASARANA KESEHATAN
TAHUN 2012
Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | iii
Kata Pengantar
Rumah sakit umum (RSU) diklasifikasikan menjadi 4 kelas yang didasari oleh beban kerja dan
fungsi rumah sakit yaitu rumah sakit kelas A, kelas B, Kelas C dan Kelas D. Dari ke 4 kelas
tersebut yang akan dibahas dalam pedoman ini adalah rumah sakit kelas B yang mempunyai
fasilitas dan kemampuan pelayanan medis sekurang-kurangnya 11 spesialistik dan sub spesialistik
terbatas. Dalam rangka mencapai kualitas dan kemampuan pelayanan medis pada Rumah Sakit
Kelas B ini, maka harus didukung dengan sarana dan prasarana rumah sakit yang terencana, baik
dan benar. Oleh karena itu lingkup dari pedoman teknis ini meliputi sarana (gedung),dan
prasarana rumah sakit kelas B.
Rumah sakit harus memenuhi, persyaratan teknis sarana dan prasarana rumah sakit yang
menunjang pelayanan kesehatan secara paripurna. Keseluruhan persyaratan tersebut harus
direncanakan sesuai dengan standard dan kaidah-kaidah yang berlaku. Adapun secara umum
yang dimaksud dengan sarana adalah segala sesuatu hal yang menyangkut fisik gedung/
bangunan serta ruangan. Sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang membuat sarana
tersebut dapat berfungsi seperti pengadaan air bersih, listrik, instalasi air limbah dan lain-lain.
Persyaratan rumah sakit disarankan memenuhi kriteria pemilihan lokasi rumah sakit dengan
mempertimbangkan aspek sosio-ekonomi masyarakat, aksesibilitas dan luas lahan untuk
bangunan rumah sakit; serta persyaratan teknis lainnya.
Persyaratan teknis sarana rumah sakit meliputi persyaratan atap, langit-langit, dinding, lantai,
struktur dan konstruksi, pintu dan toilet.
Persyaratan teknis prasarana rumah sakit meliputi persyaratan, ventilasi, listrik, air bersih,
drainase, pengolahan limbah, sistem proteksi terhadap bahaya kebakaran, sistem komunikasi,
sistem tata suara, pencahayaan, sistem gas medis, sarana transportasi vertikal (ramp dan tangga
serta lift),dan sebagainya.
Penyusunan “Pedoman Teknis Fasilitas Rumah Sakit Kelas B“ ini diharapkan dapat digunakan
sebagai rujukan oleh pengelola fasilitas pelayanan kesehatan setingkat rumah sakit kelas B, para
pengelola rumah sakit, para pengembang rumah sakit (Yayasan, Badan Usaha maupun Konsultan
Perencanaan dan Perancangan) yang akan merencanakan, sehingga masing-masing pihak dapat
mempunyai kesamaan persepsi mengenai fasilitas rumah sakit.
Kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun dan semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan pedoman ini.
Jakarta, Desember 2010
KEPALA PUSAT SARANA, PRASARANA DAN
PERALATAN KESEHATAN
Sukendar Adam DIM. M.Kes
NIP. 195706191981031003
Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | v
DAFTAR ISI
Kata Pengantar iii
Pendahuluan xi
BAGIAN - I KETENTUAN UMUM
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 2
1.3 Pengertian 2
BAGIAN - II PENGERTIAN DAN KLASIFIKASI RUMAH SAKIT KELAS B
2.1 Umum 5
2.2 Pengelompokan Area Fasilitas RS Kelas B 7
2.3 Alur Sirkulasi Pasien 8
2.4 Uraian Fasilitas Rumah Sakit 9
BAGIAN - III PERSYARATAN UMUM BANGUNAN RUMAH SAKIT
3.1 Lokasi Rumah Sakit 66
3.2 Perencanaan bangunan rumah sakit 71
BAGIAN - IV PERSYARATAN TEKNIS SARANA RUMAH SAKIT
4.1 Atap 74
4.2 Langit-langit 74
4.3 Dinding dan Partisi 74
4.4 Lantai 75
4.5 Struktur Bangunan 76
4.6 Pintu 81
4.7 Toilet (Kamar Kecil) 82
BAGIAN - V PERSYARATAN TEKNIS PRASARANA RUMAH SAKIT
5.1 Sistem Proteksi Kebakaran 84
5.2 Sistem Komunikasi Dalam Rumah Sakit 85
5.3 Sistem Proteksi Petir 94
5.4 Sistem Kelistrikan 95
5.5 Sistem Penghawaan (Ventilasi) dan Pengkondisian Udara (;HVAC) 98
5.6 Sistem Pencahayaan 100
5.7 Sistem Fasilitas Sanitasi 101
5.8 Sistem Instalasi Gas Medik 103
5.9 Sistem Pengendalian Terhadap Kebisingan dan Getaran 105
5.10 Sistem Hubungan Horisontal dalam rumah sakit 107
5.11 Sistem Hubungan (Transportasi) Vertikal dalam rumah sakit 107
5.12 Sarana Evakuasi 113
5.13 Aksesibilitas Penyandang Cacat 113
5.14 Sarana/Prasarana Umum 114
BAGIAN - VI PENUTUP 115
KEPUSTAKAAN 116
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
Lampiran – Gambar
Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | vii
DAFTAR GAMBAR
1 Gambar 2.3 Alur sirkulasi pasien di dalam rumah sakit umum
2 Gambar 2.4.1.1 Alur Kegiatan pada Instalasi Rawat Jalan
3 Gambar 2.4.1.2 Alur Kegiatan pada Instalasi Gawat Darurat
4 Gambar 2.4.1.3 Alur Kegiatan pada Instalasi Rawat Inap
5 Gambar 2.4.1.4 Alur Kegiatan pada Instalasi Perawatan Intensif (ICU)
6 Gambar 2.4.1.5 Alur Kegiatan pada Instalasi Bedah Sentral (COT)
7 Gambar 2.4.1.6 Alur Kegiatan pada Instalasi Kebidanan dan Penyakit
Kandungan (Obstetri dan Ginekologi)
8 Gambar 2.4.1.7 Alur Kegiatan pada Instalasi Rehabilitasi Medik
9 Gambar 2.4.1.8 Alur Kegiatan pada Unit Hemodialisa
10 Gambar 2.4.2.1 Alur Kegiatan pada Instalasi Farmasi
11 Gambar 2.4.2.2 Alur Kegiatan pada Instalasi Radiodiagnostik
12 Gambar 2.4.2.3 Alur Kegiatan pada Instalasi Laboratorium
13 Gambar 2.4.2.4 Alur Kegiatan pada Bank Darah/UTDRS
14 Gambar 2.4.2.5 Alur Kegiatan pada Instalasi Instalasi Diagnostik Terpadu (IDT)
15 Gambar 2.4.2.6 Alur Kegiatan pada Instalasi Pemulasaraan Jenazah dan
Forensik.
16 Gambar 2.4.2.7 Alur Kegiatan pada Instalasi Sterilisasi Pusat (;CSSD)
17 Gambar 2.4.2.8 Alur Kegiatan pada Instalasi Dapur Utama dan Gizi Klinik
18 Gambar 2.4.2.9 Alur Kegiatan pada Instalasi Pencucian Linen (;Laundry).
19 Gambar 2.4.2.10 Alur Kegiatan pada Instalasi Sanitasi
20 Gambar 2.4.2.11 Alur Kegiatan pada Instalasi Pemeliharaan Sarana
21 Gambar 2.4.3 Alur Kegiatan pada Area Penunjang Umum & Administrasi RS
22 Gambar 3.1.3.a Zoning Rumah Sakit Berdasarkan Pelayanan Pada RS Pola
Pembangunan Horisontal
23 Gambar 3.1.3.b Zoning Rumah Sakit Berdasarkan Pelayanan Pada RS Pola
Pembangunan Vertikal
24 Gambar 3.2.3-a Contoh gambar akses pintu masuk RS.
25 Gambar 3.2.3-b Contoh Model Aliran Lalu Lintas dalam RS.
26 Gambar 3.2.3-c Contoh Model Perletakan Instalasi-instalasi pada Site RS
(Rencana Blok).
27 Gambar 4.6.1 Pintu kamar mandi pada ruang rawat inap harus terbuka ke luar.
28 Gambar 4.7.2 Ruang gerak dalam Toilet untuk Aksesibel.
29 Gambar 5.11.1.a Tipikal ramp
30 Gambar 5.11.1.b Bentuk-bentuk ramp
31 Gambar 5.11.1.c Kemiringan ramp
32 Gambar 5.11.1.d Pegangan rambat pada ramp
33 Gambar 5.11.1.e Kemiringan sisi lebar ramp
viii | Pedoman-Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit
34 Gambar 5.11.1.f Pintu di ujung ramp
35 Gambar 5.11.2.a Tipikal tangga
36 Gambar 5.11.2.b Pegangan rambat pada tangga
37 Gambar 5.11.2.c Desain profil tangga
38 Gambar 5.11.2.d Detail pegangan rambat tangga
39 Gambar 5.11.2.e Detail pegangan rambat pada dinding
Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | ix
DAFTAR TABEL
1 Tabel 2.4.1.1 Kebutuhan Ruang, Fungsi, dan Luasan Ruang serta Kebutuhan
Fasilitas pada Instalasi Rawat Jalan.
2 Tabel 2.4.1.2 Kebutuhan Ruang, Fungsi, dan Luasan Ruang serta Kebutuhan
Fasilitas pada Instalasi Gawat Darurat.
3 Tabel 2.4.1.3 Kebutuhan Ruang, Fungsi, dan Luasan Ruang serta Kebutuhan
Fasilitas pada Instalasi Rawat Inap.
4 Tabel 2.4.1.4 Kebutuhan Ruang, Fungsi, dan Luasan Ruang serta Kebutuhan
Fasilitas pada Instalasi Perawatan Intensif (ICU).
5 Tabel 2.4.1.5 Kebutuhan Ruang, Fungsi, dan Luasan Ruang serta Kebutuhan
Fasilitas pada Instalasi Bedah Sentral (COT).
6 Tabel 2.4.1.6 Kebutuhan Ruang, Fungsi, dan Luasan Ruang serta Kebutuhan
Fasilitas pada Instalasi Kebidanan dan Penyakit Kandungan.
7 Tabel 2.4.1.7 Kebutuhan Ruang, Fungsi, dan Luasan Ruang serta Kebutuhan
Fasilitas pada Instalasi Rehabilitasi Medik.
8 Tabel 2.4.1.8 Kebutuhan Ruang, Fungsi, dan Luasan Ruang serta Kebutuhan
Fasilitas pada Unit Hemodialisa.
9 Tabel 2.4.1.9 Kebutuhan Ruang, Fungsi, dan Luasan Ruang serta Kebutuhan
Fasilitas pada Instalasi Radioterapi.
10 Tabel 2.4.1.10 Kebutuhan Ruang, Fungsi, dan Luasan Ruang serta Kebutuhan
Fasilitas pada Instalasi Kedokteran Nuklir.
11 Tabel 2.4.2.1 Kebutuhan Ruang, Fungsi, dan Luasan Ruang serta Kebutuhan
Fasilitas pada Instalasi Farmasi.
12 Tabel 2.4.2.2 Kebutuhan Ruang, Fungsi, dan Luasan Ruang serta Kebutuhan
Fasilitas pada Instalasi Radiodiagnostik.
13 Tabel 2.4.2.3 Kebutuhan Ruang, Fungsi, dan Luasan Ruang serta Kebutuhan
Fasilitas pada Instalasi Laboratorium.
14 Tabel 2.4.2.4 Kebutuhan Ruang, Fungsi, dan Luasan Ruang serta Kebutuhan
Fasilitas pada Bank Darah/Unit Transfusi Darah Rumah Sakit.
15 Tabel 2.4.2.5 Kebutuhan Ruang, Fungsi, dan Luasan Ruang serta Kebutuhan
Fasilitas pada Instalasi Diagnostik Terpadu (IDT).
16 Tabel 2.4.2.6 Kebutuhan Ruang, Fungsi, dan Luasan Ruang serta Kebutuhan
Fasilitas Instalasi Pemulasaraan Jenazah dan Forensik.
17 Tabel 2.4.2.7 Kebutuhan Ruang, Fungsi, dan Luasan Ruang serta Kebutuhan
Fasilitas pada Instalasi Sterilisasi Pusat (;CSSD)
18 Tabel 2.4.2.8 Kebutuhan Ruang, Fungsi, dan Luasan Ruang serta Kebutuhan
Fasilitas pada Instalasi Dapur Utama dan Gizi Klinik.
19 Tabel 2.4.2.9 Kebutuhan Ruang, Fungsi, dan Luasan Ruang serta Kebutuhan
Fasilitas pada Instalasi Pencucian Linen (;Laundry).
x | Pedoman-Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit
20 Tabel 2.4.2.10 Kebutuhan Ruang, Fungsi, dan Luasan Ruang serta Kebutuhan
Fasilitas pada Instalasi Sanitasi.
21 Tabel 2.4.2.11 Kebutuhan Ruang, Fungsi, dan Luasan Ruang serta Kebutuhan
Fasilitas pada Instalasi Pemeliharaan Sarana.
22 Tabel 2.4.3 Kebutuhan Ruang, Fungsi, dan Luasan Ruang serta Kebutuhan
Fasilitas pada Area Penunjang Umum dan Administrasi RS.
23 Tabel 3.1.4 Kebutuhan ruang minimal untuk rumah sakit umum.
24 Tabel 5.5.2 Tabel Standar Suhu, Kelembaban, dan Tekanan Udara Menurut
Fungsi Ruang atau Unit.
25 Tabel 5.6 Tabel Indeks Pencahayaan Menurut Jenis Ruang atau Unit.
26 Tabel 5.9 Tabel Indeks Kebisingan Menurut Jenis Ruang atau Unit.
27 Tabel 5.6 Tabel Indeks Pencahayaan Menurut Jenis Ruang atau Unit.
Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | xi
Pendahuluan
Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan
karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan,
kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang tetap mampu
meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakt agar terwujud
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Rumah sakit adalah bangunan gedung atau sarana kesehatan yang memerlukan perhatian
khusus dari segi keamanan, keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan,
dimana berdasarkan Undang-undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit pasal
3 menyebutkan bahwa pengaturan penyelenggaraan Rumah Sakit bertujuan :
a. mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan;
b. memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien, masyarakat, lingkungan
rumha sakit dan sumber daya manusia di rumah sakit;
c. meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan rumah sakit;
Mengingat hal tersebut diatas, maka suatu pelayanan yang diselenggarakan rumah sakit
harus memiliki suatu standar acuan ditinjau dari segi sarana fisik bangunan, serta
prasarana atau infrastruktur jaringan penunjang yang memadai.
Dalam rangka memenuhi suatu standar acuan tersebut diperlukan suatu pedoman
perencanaan rumah sakit yang memadai, salah satunya adalah “Pedoman Teknis Fasilitas
Rumah Sakit Kelas B ”, agar dapat dijadikan sebagai pedoman dalam pengembangan dan
perencanaan bangunan rumah sakit kelas B.
Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | 1
BAGIAN – I
KETENTUAN UMUM
1.1 Latar Belakang
Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan
karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan
kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang
tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh
masyarakt agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Rumah sakit adalah bangunan gedung atau sarana kesehatan yang memerlukan
perhatian khusus dari segi keamanan, keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan
kemudahan, dimana berdasarkan Undang-undang RI Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit pasal 3 menyebutkan bahwa pengaturan penyelenggaraan
Rumah Sakit bertujuan :
a. mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan;
b. memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien, masyarakat,
lingkungan rumah sakit dan sumber daya manusia di rumah sakit;
c. meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan rumah sakit;
Undang-undang tentang bangunan gedung nomor 28 tahun 2002 juga
menyebutkan bahwa bangunan gedung penting sebagai tempat manusia
melakukan kegiatan, maka perlu diperhatikan keamanan, keselamatan,
kesehatan, kenyamanan dan kemudahan.
Pengkategorian rumah sakit dibedakan berdasarkan jenis penyelenggaraan
pelayanan, yang terdiri dari rumah sakit umum (RSU) yaitu rumah sakit yang
memberikan pelayanan kesehatan semua jenis penyakit, sedangkan rumah sakit
khusus (RSK), yaitu rumah sakit yang memberikan pelayanan utama pada suatu
jenis penyakit tertentu berdasarkan ke khususannya.
Rumah sakit umum (RSU) diklasifikasikan menjadi 4 kelas yang didasari oleh
beban kerja dan fungsi rumah sakit yaitu rumah sakit kelas A, kelas B, Kelas C
dan Kelas D. dari ke 4 kelas tersebut yang akan dibahas dalam pedoman ini
adalah rumah sakit kelas B yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan
medis sekurang-kurangnya 11 spesialistik dan sub spesialistik terbatas, lingkup
dari pedoman teknis ini meliputi sarana (bangunan) dan prasarana (utilitas) rumah
sakit kelas B.
Pedoman ini di susun sebagai panduan teknis penyelenggaraan bangunan
gedung rumah sakit kelas B yang merupakan perkembangan dari pedoman teknis
bangunan gedung rumah sakit kelas C, ini membahas tentang persyaratan umum
bangunan rumah sakit kelas B, persyaratan teknis sarana rumah sakit kelas B,
persyaratan teknis prasarana rumah sakit kelas B, dan uraian bangunan rumah
sakit kelas B.
Dari pembahasan pedoman ini diharapkan dapat memberikan arahan, referensi
cara-cara pengembangan dan perencanaan bangunan rumah sakit kelas B, yang
diperlukan oleh investor, pemilik rumah sakit, pemberi ijin rumah sakit.
2 | Pedoman-Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit
1.2 Tujuan
Tujuan umum dari diterbitkannya buku pedoman ini adalah :
Sebagai pedoman dalam pengembangan dan perencanaan bangunan rumah sakit
kelas B
Tujuan khusus dari diterbitkannya buku pedoman ini adalah :
1. Menjadi pedoman dalam pengembangan dan perencanaan bangunan gedung
rumah sakit kelas B.
2. Meningkatkan pengetahuan tentang tata cara pengembangan dan
perencanaan bangunan gedung rumah sakit kelas B
3. Meningkatkan pengetahuan bagi manajemen RS dalam pengambilan
keputusan pada pemilihan tata letak pengembangan dan perencanaan
pengembangan dan perencanaan bangunan gedung rumah sakit kelas B.
1.3 Pengertian.
1.3.1 Bangunan gedung.
Wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat dan
kedudukannya, sebagian atau seluruhnya yang berada di atas tanah/perairan,
ataupun di bawah tanah/perairan, tempat manusia melakukan kegiatannya, baik
untuk hunian maupun tempat tinggal, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya
maupun kegiatan khusus.
1.3.2 Rumah sakit.
Institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
jalan, dan gawat darurat
1.3.3 Rumah sakit umum.
Rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan semua jenis penyakit dari
yang bersifat dasar sampai dengan sub spesialistik.
1.3.4 Pembangunan rumah sakit pola horisontal.
Zonasi rumah sakit diatur/ disusun pada massa-massa bangunan yang saling
berhubungan satu dengan yang lainnya secara lateral, sehingga pola pergerakan
aktifitas umumnya adalah secara horisontal. Pengembangan rumah sakit pola
horisontal membutuhkan luas lahan yang besar.
1.3.5 Pembangunan rumah sakit pola vertikal.
Zonasi rumah sakit diatur/ disusun pada massa bangunan bertingkat, sehingga
pola pergerakan aktifitas umumnya adalah secara vertikal. Pengembangan rumah
sakit pola vertikal umumnya dilaksanakan pada daerah dengan lahan yang
terbatas dan/ harga tanahnya relatif mahal.
1.3.6 Rumah sakit umum kelas B.
rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan sekurang-
kurangnya 4 (empat) pelayanan medik spesialis dasar, 4 (empat) pelayanan
spesialis penunjang medik, 8 (delapan) pelayanan medik spesialis lainnya dan 2
(dua) pelayanan medik subspesialis dasar serta dapat menjadi RS pendidikan
apabila telah memenuhi persyaratan dan standar.
Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | 3
1.3.7 Rumah sakit umum kelas B Non Pendidikan.
Rumah sakit umum kelas B yang tidak menyelenggarakan pendidikan formal di
bidang kesehatan.
1.3.8 Rumah sakit umum kelas B Pendidikan.
Rumah sakit umum kelas B yang menyelenggarakan pendidikan formal di bidang
kesehatan.
1.3.9 Fasilitas.
Fasilitas adalah segala sesuatu hal yang menyangkut Sarana, Prasarana maupun
Alat (baik alat medik maupun alat non medik) yang dibutuhkan oleh rumah sakit
dalam memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya bagi pasien.
1.3.10 Sarana.
Segala sesuatu benda fisik yang dapat tervisualisasi mata maupun teraba oleh
panca indra dan dengan mudah dapat dikenali oleh pasien dan (umumnya)
merupakan bagian dari suatu gedung ataupun bangunan gedung itu sendiri.
1.3.11 Prasarana.
Benda maupun jaringan / instalasi yang membuat suatu sarana yang ada bisa
berfungsi sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
1.3.12 Instalasi Rawat Jalan.
Fasilitas yang digunakan sebagai tempat konsultasi, penyelidikan, pemeriksaan
dan pengobatan pasien oleh dokter ahli di bidang masing-masing yang disediakan
untuk pasien yang membutuhkan waktu singkat untuk penyembuhannya atau tidak
memerlukan pelayanan perawatan.
1.3.13 Instalasi Gawat Darurat.
Fasilitas yang melayani pasien yang berada dalam keadaan gawat dan terancam
nyawanya yang membutuhkan pertolongan secepatnya.
1.3.14 Instalasi Rawat Inap.
Fasilitas yang digunakan merawat pasien yang harus di rawat lebih dari 24 jam
(pasien menginap di rumah sakit).
1.3.15 Instalasi Perawatan Intensif (Intensive Care Unit = ICU).
Fasilitas untuk merawat pasien yang dalam keadaan sakit berat sesudah operasi
berat atau bukan karena operasi berat yang memerlukan pemantauan secara
intensif dan tindakan segera.
1.3.16 Instalasi Kebidanan dan penyakit kandungan.
Fasilitas menyelenggarakan kegiatan persalinan, perinatal, nifas dan gangguan
kesehatan reproduksi.
1.3.17 Instalasi Bedah.
Suatu unit khusus di rumah sakit yang berfungsi sebagai tempat untuk melakukan
tindakan pembedahan/operasi secara elektif maupun akut, yang membutuhkan
kondisi steril dan kondisi khusus lainnya.
1.3.18 Instalasi Farmasi.
Fasilitas untuk penyediaan dan membuat obat racikan, penyediaan obat paten,
serta memberikan informasi dan konsultasi perihal obat.
4 | Pedoman-Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit
1.3.19 Instalasi Radiodiagnostik.
Fasilitas untuk melakukan pemeriksaan terhadap pasien dengan menggunakan
energi radioaktif dalam diagnosis dan pengobatan penyakit.
1.3.20 Instalasi Radioterapi.
Fasilitas pelayanan pengobatan pasien dengan penggunaan partikel atau
gelombang berenergi tinggi seperti sinar gamma, berkas elektron, foton, proton
dan neutron untuk menghancurkan sel kanker.
1.3.21 Instalasi Kedokteran Nuklir.
Fasilitas yang digunakan untuk menegakkan diagnosis, terapi penyakit serta
penelitian dengan memanfaatkan materi radioaktif yaitu menggunakan sumber
radiasi terbuka (“unsealed’).
1.3.22 Unit Hemodialisa
Fasilitas tempat pasien cuci darah akibat terjadinya gangguan pada ginjal.
1.3.23 Instalasi Sterilisasi Pusat (;CSSD/ Central Supply Sterilization Departement)
Instalasi Sterilisasi Pusat (;Central Sterile Supply Department = CSSD). Fasilitas
untuk mensterilkan instrumen, linen, bahan perbekalan.
1.3.24 Instalasi Laboratorium.
Fasilitas kerja khususnya untuk melakukan pemeriksaan dan penyelidikan ilmiah
(misalnya fisika, kimia, higiene, dan sebagainya)
1.3.25 Instalasi Rehabilitasi Medik.
Fasilitas pelayanan untuk memberikan tingkat pengembalian fungsi tubuh dan
mental pasien setinggi mungkin sesudah kehilangan/ berkurangnya fungsi
tersebut.
1.3.26 Instalasi Diagnostik Terpadu.
Fasilitas diagnostik kondisi medis organ tubuh pasien.
1.3.27 Bagian Administrasi dan Manajemen
Suatu unit dalam rumah sakit tempat melaksanakan kegiatan administrasi
pengelolaan/ manajemen rumah sakit serta tempat melaksanakan kegiatan
merekam dan menyimpan berkas-berkas jati diri, riwayat penyakit, hasil
pemeriksaan dan pengobatan pasien yang diterapkan secara terpusat/sentral.
1.3.28 Instalasi Pemulasaran Jenazah dan Forensik.
Fasilitas untuk meletakkan/menyimpan sementara jenazah sebelum diambil oleh
keluarganya, memandikan jenazah, pemulasaraan dan pelayanan forensik.
1.3.29 Instalasi Gizi/Dapur.
Fasilitas melakukan proses penanganan makanan dan minuman meliputi
kegiatan; pengadaan bahan mentah, penyimpanan, pengolahan, dan penyajian
makanan-minuman.
1.3.30 Instalasi Cuci (Laundry).
Fasilitas untuk melakukan pencucian linen rumah sakit.
1.3.31 Bengkel Mekanikal dan Elektrikal (;Workshop)
Fasilitas untuk melakukan pemeliharaan dan perbaikan ringan terhadap
komponen-komponen Sarana, Prasarana dan Peralatan Medik.
Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | 5
BAGIAN – II
PENGERTIAN DAN KLASIFIKASI
RUMAH SAKIT KELAS B
2.1 Umum
Pengklasifikasian rumah sakit dibedakan berdasarkan jenis penyelenggaraan
pelayanan, yang terdiri dari rumah sakit umum (RSU), yaitu rumah sakit yang
memberikan pelayanan kesehatan semua bidang dan jenis penyakit dan rumah
sakit khusus (RSK), yaitu rumah sakit yang memberikan pelayanan utama pada
suatu bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan kekhususannya.
Klasifikasi Rumah Sakit Umum adalah pengelompokan Rumah Sakit Umum
berdasarkan perbedaan tingkatan menurut kemampuan pelayanan kesehatan,
ketenagaan, fisik dan peralatan yang dapat disediakan dan berpengaruh
terhadap beban kerja, yaitu rumah sakit kelas A, B, C dan D.
Rumah Sakit Umum Kelas D adalah rumah sakit umum yang mempunyai
fasilitas dan kemampuan sekurang-kurangnya pelayanan umum dan 2 (dua)
pelayanan medik spesialis dasar.
Rumah Sakit Umum Kelas C adalah rumah sakit umum yang mempunyai
fasilitas dan kemampuan sekurang-kurangnya pelayanan medik 4 (empat)
spesialis dasar dan 4 (empat) pelayanan penunjang medik.
Rumah Sakit Umum Kelas B adalah rumah sakit umum yang mempunyai
fasilitas dan kemampuan pelayanan medik sekurang-kurangnya 4 (empat)
spesialis dasar, 4 (empat) spesialis penunjang medik, 8 (delapan) spesialis
lainnya dan 2 (dua) subspesialis dasar serta dapat menjadi RS pendidikan
apabila telah memenuhi persyaratan dan standar.
Rumah Sakit Umum Kelas A adalah rumah sakit umum yang mempunyai
fasilitas dan kemampuan pelayanan medik sekurang-kurangnya 4 (empat)
spesialis dasar, 5 (lima) spesialis penunjang medik, 12 (dua belas) spesialis
lainnya dan 13 (tiga belas) subspesialis serta dapat menjadi RS pendidikan
apabila telah memenuhi persyaratan dan standar.
Pelayanan Medik Spesialis Dasar adalah pelayanan medik spesialis Penyakit
Dalam, Obstetri dan ginekologi, Bedah dan Kesehatan Anak. Pelayanan
Spesialis Penunjang adalah pelayanan medik Radiologi, Patologi Klinik,
Patologi Anatomi, Anaestesi dan Reanimasi, Rehabilitasi Medik. Pelayanan
Medik Spesialis lain adalah pelayanan medik spesialis Telinga Hidung dan
Tenggorokan, Mata, Kulit dan Kelamin, Kedokteran Jiwa, Syaraf, Gigi dan Mulut,
Jantung, Paru, Bedah Syaraf, Ortopedi. Pelayanan Medik Sub Spesialis adalah
satu atau lebih pelayanan yang berkembang dari setiap cabang medik spesialis.
Pelayanan Medik Sub Spesialis dasar adalah pelayanan subspesialis yang
berkembang dari setiap cabang medik spesialis 4 dasar. Dan Pelayanan Medik
6 | Pedoman-Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit
Sub Spesialis lain adalah pelayanan subspesialis yang berkembang dari setiap
cabang medik spesialis lainnya.
Kriteria, fasilitas dan kemampuan RSU Kelas B meliputi pelayanan medik umum,
pelayanan gawat darurat, Pelayanan Medik Spesialis dasar, Pelayanan Spesialis
Penunjang Medik, Pelayanan Medik Spesialis Lain, Pelayanan Medik Spesialis
Gigi Mulut, Pelayanan medik subspesialis, Pelayanan Keperawatan dan
Kebidanan, Pelayanan Penunjang Klinik dan Pelayanan Penunjang Non Klinik.
Pelayanan Medik Umum terdiri dari Pelayanan Medik Dasar, Pelayanan Medik
Gigi Mulut dan Pelayanan Kesehatan Ibu Anak /Keluarga Berencana.
Pelayanan gawat darurat harus dapat memberikan pelayanan gawat darurat 24
jam dan 7 hari seminggu dengan kemampuan melakukan pemeriksaan awal
kasus-kasus gawat darurat, melakukan resusitasi dan stabilisasi sesuai dengan
standar.
Pelayanan Medik Spesialis Dasar terdiri dari Pelayanan Penyakit Dalam,
Kesehatan Anak, Bedah, Obstetri dan Ginekologi.
Pelayanan spesialis penunjang Medik terdiri dari Pelayanan Anestesiologi,
Radiologi, Rehabilitasi Medik dan Patologi Klinik.
Pelayanan medik spesialis lain sekurang-kurangnya 8 (delapan) dari 13 (tiga
belas) pelayanan meliputi: mata, telinga hidung tenggorokan, syaraf, jantung dan
pembuluh darah, kulit dan kelamin, kedokteran jiwa, paru, orthopedi, urologi,
bedah syaraf, bedah plastik dan kedokteran forensik.
Pelayanan medik spesialis gigi mulut terdiri dari pelayanan bedah mulut,
konservasi / endodonsi, dan periodonti.
Pelayanan medik subspesialis 2 (dua) dari 4 (empat) subspesialis dasar yang
meliputi: bedah, penyakit dalam, kesehatan anak, obstetri dan ginekologi
Pelayanan Penunjang Klinik terdiri dari Perawatan intensif, Pelayanan Darah,
Gizi, Farmasi, Sterilisasi Instrumen dan Rekam Medik
Pelayanan Penunjang Non Klinik terdiri dari pelayanan Laundry/linen, Dapur
Utama, Pemulasaraan Jenazah, Instalasi Pemeliharaan Fasilitas, Sistem
Fasilitas Sanitasi (Pengadaan Air Bersih, Pengelolaan Limbah, Pengendalian
Vektor, dll), Sistem Kelistrikan, Boiler, Sistem Penghawaan dan Pengkondisian
Udara, Sistem Pencahayaan, Sistem Komunikasi, Sistem Proteksi Kebakaran,
Sistem Instalasi Gas Medik, Sistem Pengendalian terhadap Kebisingan dan
Getaran, Sistem Transportasi Vertikal dan Horizontal, Sarana Evakuasi,
Aksesibilitas Penyandang Cacat, dan Sarana/ Prasarana Umum.
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf
Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf

More Related Content

Similar to Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf

6. pedoman-bangunan-igd
6. pedoman-bangunan-igd6. pedoman-bangunan-igd
6. pedoman-bangunan-igdEmka Eljaffary
 
6. pedoman-bangunan-igd
6. pedoman-bangunan-igd6. pedoman-bangunan-igd
6. pedoman-bangunan-igdbjahboi
 
Kepmenkes no. 129 th 2008 standar pelayanan minimal rs
Kepmenkes no. 129 th 2008 standar pelayanan minimal rsKepmenkes no. 129 th 2008 standar pelayanan minimal rs
Kepmenkes no. 129 th 2008 standar pelayanan minimal rsAlbertus Beny
 
Minggu 14-pdf-referensi-lain-pedoman-master-plan-rumah-sakit
Minggu 14-pdf-referensi-lain-pedoman-master-plan-rumah-sakitMinggu 14-pdf-referensi-lain-pedoman-master-plan-rumah-sakit
Minggu 14-pdf-referensi-lain-pedoman-master-plan-rumah-sakitmuhammad isnaeni
 
Menyusun kerangka acuan kerja simrs
Menyusun kerangka acuan kerja simrsMenyusun kerangka acuan kerja simrs
Menyusun kerangka acuan kerja simrsMade Arimbawa
 
Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) dan SIMRS
Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) dan SIMRSSistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) dan SIMRS
Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) dan SIMRSGeri Sugiran Abdul Sukur
 
Manajemen Penggunaan Obat MPO dr Trijo.pdf
Manajemen Penggunaan Obat MPO dr Trijo.pdfManajemen Penggunaan Obat MPO dr Trijo.pdf
Manajemen Penggunaan Obat MPO dr Trijo.pdfSyarifahRahma2
 
pdf-permenkes-no-52-tahun-2018-pdf.pptx
pdf-permenkes-no-52-tahun-2018-pdf.pptxpdf-permenkes-no-52-tahun-2018-pdf.pptx
pdf-permenkes-no-52-tahun-2018-pdf.pptxWahadi Rantisi
 
Permenkes Nomor 66 Tahun 2016 tentang K3 di Rumah Sakit
Permenkes Nomor 66 Tahun 2016 tentang K3 di Rumah SakitPermenkes Nomor 66 Tahun 2016 tentang K3 di Rumah Sakit
Permenkes Nomor 66 Tahun 2016 tentang K3 di Rumah SakitPUTRA ADI IRAWAN
 
ini tugas - tugas pa bahra dalam be.pptx
ini tugas - tugas pa bahra dalam be.pptxini tugas - tugas pa bahra dalam be.pptx
ini tugas - tugas pa bahra dalam be.pptxAriyaPannadhitthanaC
 
1. KEBIJAKAN MUTU DAN AKREDITASI.pptx
1. KEBIJAKAN MUTU DAN AKREDITASI.pptx1. KEBIJAKAN MUTU DAN AKREDITASI.pptx
1. KEBIJAKAN MUTU DAN AKREDITASI.pptxssuser2528d4
 
Patient safety
Patient safetyPatient safety
Patient safetymateri-x2
 
Kebijakan Mutu di Laboratorium-dr Kalsum Komaryani, MPPM-Direktur Mutu dan Ak...
Kebijakan Mutu di Laboratorium-dr Kalsum Komaryani, MPPM-Direktur Mutu dan Ak...Kebijakan Mutu di Laboratorium-dr Kalsum Komaryani, MPPM-Direktur Mutu dan Ak...
Kebijakan Mutu di Laboratorium-dr Kalsum Komaryani, MPPM-Direktur Mutu dan Ak...miftahwaode
 
443410236-Revisi-Standar-Akreditasi-PKM-5-BAB-ppt.ppt
443410236-Revisi-Standar-Akreditasi-PKM-5-BAB-ppt.ppt443410236-Revisi-Standar-Akreditasi-PKM-5-BAB-ppt.ppt
443410236-Revisi-Standar-Akreditasi-PKM-5-BAB-ppt.pptdhytapuriningtyas
 
MI 2 materi perumahsakitan
MI 2 materi perumahsakitanMI 2 materi perumahsakitan
MI 2 materi perumahsakitanljjkadinkes
 

Similar to Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf (20)

6. pedoman-bangunan-igd
6. pedoman-bangunan-igd6. pedoman-bangunan-igd
6. pedoman-bangunan-igd
 
6. pedoman-bangunan-igd
6. pedoman-bangunan-igd6. pedoman-bangunan-igd
6. pedoman-bangunan-igd
 
6. pedoman-bangunan-igd
6. pedoman-bangunan-igd6. pedoman-bangunan-igd
6. pedoman-bangunan-igd
 
Kepmenkes no. 129 th 2008 standar pelayanan minimal rs
Kepmenkes no. 129 th 2008 standar pelayanan minimal rsKepmenkes no. 129 th 2008 standar pelayanan minimal rs
Kepmenkes no. 129 th 2008 standar pelayanan minimal rs
 
Minggu 14-pdf-referensi-lain-pedoman-master-plan-rumah-sakit
Minggu 14-pdf-referensi-lain-pedoman-master-plan-rumah-sakitMinggu 14-pdf-referensi-lain-pedoman-master-plan-rumah-sakit
Minggu 14-pdf-referensi-lain-pedoman-master-plan-rumah-sakit
 
Menyusun kerangka acuan kerja simrs
Menyusun kerangka acuan kerja simrsMenyusun kerangka acuan kerja simrs
Menyusun kerangka acuan kerja simrs
 
Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) dan SIMRS
Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) dan SIMRSSistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) dan SIMRS
Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) dan SIMRS
 
Manajemen Penggunaan Obat MPO dr Trijo.pdf
Manajemen Penggunaan Obat MPO dr Trijo.pdfManajemen Penggunaan Obat MPO dr Trijo.pdf
Manajemen Penggunaan Obat MPO dr Trijo.pdf
 
Aplikasi survei
Aplikasi surveiAplikasi survei
Aplikasi survei
 
pdf-permenkes-no-52-tahun-2018-pdf.pptx
pdf-permenkes-no-52-tahun-2018-pdf.pptxpdf-permenkes-no-52-tahun-2018-pdf.pptx
pdf-permenkes-no-52-tahun-2018-pdf.pptx
 
Rs ananda laporan bimbingan tkp
Rs ananda laporan bimbingan tkpRs ananda laporan bimbingan tkp
Rs ananda laporan bimbingan tkp
 
5# 1.pdf
5# 1.pdf5# 1.pdf
5# 1.pdf
 
Permenkes Nomor 66 Tahun 2016 tentang K3 di Rumah Sakit
Permenkes Nomor 66 Tahun 2016 tentang K3 di Rumah SakitPermenkes Nomor 66 Tahun 2016 tentang K3 di Rumah Sakit
Permenkes Nomor 66 Tahun 2016 tentang K3 di Rumah Sakit
 
ini tugas - tugas pa bahra dalam be.pptx
ini tugas - tugas pa bahra dalam be.pptxini tugas - tugas pa bahra dalam be.pptx
ini tugas - tugas pa bahra dalam be.pptx
 
1. KEBIJAKAN MUTU DAN AKREDITASI.pptx
1. KEBIJAKAN MUTU DAN AKREDITASI.pptx1. KEBIJAKAN MUTU DAN AKREDITASI.pptx
1. KEBIJAKAN MUTU DAN AKREDITASI.pptx
 
Patient safety
Patient safetyPatient safety
Patient safety
 
SAK B1.pdf
SAK  B1.pdfSAK  B1.pdf
SAK B1.pdf
 
Kebijakan Mutu di Laboratorium-dr Kalsum Komaryani, MPPM-Direktur Mutu dan Ak...
Kebijakan Mutu di Laboratorium-dr Kalsum Komaryani, MPPM-Direktur Mutu dan Ak...Kebijakan Mutu di Laboratorium-dr Kalsum Komaryani, MPPM-Direktur Mutu dan Ak...
Kebijakan Mutu di Laboratorium-dr Kalsum Komaryani, MPPM-Direktur Mutu dan Ak...
 
443410236-Revisi-Standar-Akreditasi-PKM-5-BAB-ppt.ppt
443410236-Revisi-Standar-Akreditasi-PKM-5-BAB-ppt.ppt443410236-Revisi-Standar-Akreditasi-PKM-5-BAB-ppt.ppt
443410236-Revisi-Standar-Akreditasi-PKM-5-BAB-ppt.ppt
 
MI 2 materi perumahsakitan
MI 2 materi perumahsakitanMI 2 materi perumahsakitan
MI 2 materi perumahsakitan
 

Recently uploaded

PPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptx
PPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptxPPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptx
PPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptxssuser8905b3
 
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxTata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxBudyHermawan3
 
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxAparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxBudyHermawan3
 
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxPengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxBudyHermawan3
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdfHarisKunaifi2
 
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxLAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxBudyHermawan3
 
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxInovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxBudyHermawan3
 
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxPB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxBudyHermawan3
 
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxPB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxBudyHermawan3
 
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptx
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptxPerencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptx
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptxBudyHermawan3
 
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxPB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxBudyHermawan3
 
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxMembangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxBudyHermawan3
 
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxKonsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxBudyHermawan3
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditYOSUAGETMIRAJAGUKGUK1
 

Recently uploaded (14)

PPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptx
PPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptxPPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptx
PPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptx
 
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxTata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
 
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxAparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
 
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxPengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
 
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxLAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
 
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxInovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
 
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxPB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
 
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxPB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
 
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptx
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptxPerencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptx
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptx
 
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxPB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
 
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxMembangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
 
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxKonsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
 

Pedoman Teknis Bangunan & Sarana Rumah Sakit.pdf

  • 1. KEMENTERIAN KESEHATAN RI DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN DIREKTORAT BINA PELAYANAN PENUNJANG MEDIK DAN SARANA KESEHATAN TAHUN 2012 KEMENTERIAN KESEHATAN RI DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN DIREKTORAT BINA PELAYANAN PENUNJANG MEDIK DAN SARANA KESEHATAN TAHUN 2012 PEDOMAN-PEDOMAN TEKNIS DI BIDANG BANGUNAN DAN SARANA RUMAH SAKIT PEDOMAN-PEDOMAN TEKNIS DI BIDANG BANGUNAN DAN SARANA RUMAH SAKIT
  • 2. KEMENTERIAN KESEHATAN RI DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN DIREKTORAT BINA PELAYANAN PENUNJANG MEDIK DAN SARANA KESEHATAN TAHUN 2012 PEDOMAN-PEDOMAN TEKNIS DIBIDANG BANGUNAN DAN SARANA RUMAH SAKIT
  • 3.
  • 4. Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | iii DAFTAR ISI PEDOMAN PENYUSUNAN STUDI KELAYAKAN (FEASIBILITY STUDY) RUMAH SAKIT PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA INDUK (MASTER PLAN) RUMAH SAKIT PEDOMAN BANGUNAN SARANA DAN PRASARANA RUMAH SAKIT KELAS B PEDOMAN BANGUNAN RS : Ɣ RUANG OPERASI RUMAH SAKIT Ɣ RUANG PERAWATAN INTENSIF RUMAH SAKIT Ɣ RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2306/MENKES/PER/XI/2011 TENTANG PERSYARATAN TEKNIS PRASARANA INSTALASI ELEKTRIKAL RUMAH SAKIT PEDOMAN TEKNIS PRASARANA RS : Ɣ SISTEM INSTALASI GAS MEDIK DAN VAKUM MEDIK RUMAH SAKIT Ɣ INSTALASI TATA UDARA PADA BANGUNAN RUMAH SAKIT Ɣ BANGUNAN RUMAH SAKIT YANG AMAN DALAM SITUASI DARURAT DAN BENCANA Ɣ SARANA KESELAMATAN JIWA PADA BANGUNAN RUMAH SAKIT Ɣ SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN AKTIF RUMAH SAKIT
  • 5.
  • 6. PEDOMAN PENYUSUNAN STUDI KELAYAKAN (FEASIBILITY STUDY) RUMAH SAKIT DIREKTORAT BINA PELAYANAN PENUNJANG MEDIK DAN SARANA KESEHATAN SUB DIREKTORAT BINA SARANA DAN PRASARANA KESEHATAN TAHUN 2012
  • 7.
  • 8. Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | iii DAFTAR ISI BAB - I PENDAHULUAN 1.1 Umum Dijelaskan mengenai hasil-hasil survey (kesimpulan) 1.2 Maksud dan Tujuan 1.3 Ruang Lingkup 1.4 Pengertian BAB - II PERSIAPAN 2.1. Pengumpulan Data Primer 2.2. Pengumpulan Data Sekunder BAB - III ANALISIS SITUASI 3.1. Aspek Eksternal 3.2. Aspek Internal BAB - IV ANALISIS PERMINTAAN 4.1. Lahan dan Lokasi 4.2. Klasifikasi Kelas RS BAB - V ANALISIS KEBUTUHAN BAB - VI ANALISIS KEUANGAN BAB - VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KELAYAKAN BAB - VIII PENUTUP
  • 9.
  • 10. Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. UMUM Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 Pasal 28 Bagian H ayat (1) telah menegaskan bahwa setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan, kemudian dalam Pasal 34 ayat (3) dinyatakan negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak. Undang Undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan pada pasal 19 menyebutkan bahwa Pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan segala bentuk upaya kesehatan yang bermutu, aman, efisien dan terjangkau. Dalam Undang-Undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit pasal 7 ayat (1) menyebutkan Rumah Sakit harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, sumber daya manusia, kefarmasian, dan peralatan. Pada pasal 8 ayat (1) disebutkan bahwa persyaratan lokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) harus memenuhi ketentuan mengenai kesehatan, keselamatan lingkungan, dan tata ruang, serta sesuai dengan hasil kajian kebutuhan dan kelayakan penyelenggaraan Rumah Sakit, demikian juga pada ayat (3) disebutkan bahwa ketentuan mengenai tata ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan peruntukan lokasi yang diatur dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota, Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan dan/atau Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan. Kemudian dalam Bagian Ketiga tentang Bangunan, pasal 9 butir (b) menyebutkan bahwa persyaratan teknis bangunan Rumah Sakit, sesuai dengan fungsi, kenyamanan dan kemudahan dalam pemberian pelayanan serta perlindungan dan keselamatan bagi semua orang termasuk penyandang cacat, anak-anak, dan orang usia lanjut. Hal ini sejalan dengan Undang Undang nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung dimana pada pasal 7 ayat (3) disebutkan bahwa persyaratan teknis bangunan gedung meliputi persyaratan tata bangunan dan persyaratan keandalan bangunan yang meliputi persyaratan keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan. Rencana membangun atau mengembangkan suatu Rumah Sakit akan dilakukan setelah mengetahui Jenis layanan Kesehatan Rumah Sakit serta kapasitas Tempat Tidur (TT) yang akan dilakukan dan disediakan untuk masyarakat sesuai dengan Hasil Kajian Studi Kelayakan (Feasibility Study). Dalam mendirikan atau mengembangkan rumah sakit diperlukan suatu proses atau langkah- langkah yang sistematis dengan melakukan suatu penelitian atau studi yang benar, karena setiap proses saling berkaitan satu sama lainnya dan dilakukan secara bertahap. Studi Kelayakan (Feasibility Study) adalah Hasil Analisis dan Penjelasan Kelayakan dari segala aspek yang akan mendasari pendirian atau pengembangan suatu Rumah Sakit, terkait dengan penentuan Rencana Kerja Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit yang baru akan dilakukan maupun lanjutan dari yang sudah ada dalam melakukan rencana pengembangan atau peningkatan kelas dari suatu Rumah Sakit. Dari kondisi Laju Pertumbuhan Demografi, Pengembangan Pembangunan dan Peningkatan Kehidupan di suatu wilayah, Pola Penyakit dan Epidemiologi, dan lain-lain, dapat dipahami bahwa suatu Rumah Sakit itu secara relatif akan berada di daerah Urban atau Semi-Urban. Dimana hal ini pula yang dapat menentukan bahwa Sarana dan Prasarana suatu Rumah Sakit akan berbeda sesuai dengan Layanan Kesehatan Rumah Sakit yang akan diberikannya kepada masyarakat dimana Rumah Sakit tersebut berada.
  • 11. 2 | Pedoman-Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit 1.2. MAKSUD DAN TUJUAN Pedoman Studi Kelayakan (Feasibility Study) Rumah Sakit ini dimaksudkan agar dalam mendirikan atau mengembangkan rumah sakit dapat mendeterminasi fungsi layanan yang tepat dan terintegrasi sehingga sesuai dengan kebutuhan pelayanan kesehatan yang diinginkan (;health needs), kebudayaan daerah setempat (;cultures), kondisi alam daerah setempat (;climate), lahan yang tersedia (;sites) dan kondisi keuangan manajemen RS (;budget). Pedoman Studi Kelayakan (Feasibility Study) Rumah Sakit ini akan dijadikan dasar acuan dalam mewujudkan Rencana Pembangunan dan Pengembangan suatu Rumah Sakit agar baik dan benar yang akan menjadi acuan bagi pengelola rumah sakit maupun bagi konsultan perencana sehingga masing-masing pihak dapat memiliki persepsi yang sama. Pedoman ini akan menjelaskan langkah-langkah atau proses yang perlu dilakukan dalam menyusun suatu Studi Kelayakan (Feasibility Study) Rumah Sakit. 1.3. RUANG LINGKUP Ruang Lingkup Studi Kelayakan (Feasibility Study) suatu Rumah Sakit meliputi pembahasan Analisis Lingkungan/ Situasi Kecenderungan Aspek Internal dan Eksternal, Analisis Permintaan terkait Kelayakan dari Aspek-aspek yang dapat mempengaruhinya, Analisis Kebutuhan dan Analisis Keuangan serta Rekomendasi Kelayakan dari Rencana Pendirian atau Pengembangan Rumah Sakit tersebut. Pelaksanaan Penyusunan Studi Kelayakan (Feasibility Study) sesuai lingkupnya akan dilakukan dalam suatu proses atau langkah-langkah secara bertahap yang akan diuraikan selanjutnya sesuai Tahapannya dan dapat dilihat pada bagan sebagai berikut:
  • 12. Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | 3 PROSES PENYUSUN NAN STUDI KELAYAKA AN
  • 13. 4 | Pedoman-Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit 1.4 PENGERTIAN 1.4.1 Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. mengembangkan Rumah Sakit. 1.4.2. Rencana Bisnis/ Rencana Strategi Sebuah alat manajemen yang digunakan untuk mengelola kondisi saat ini untuk melakukan proyeksi kondisi pada masa depan, sehingga rencana strategis adalah sebuah petunjuk yang dapat digunakan organisasi dari kondisi saat ini untuk menuju tahun-tahun tertentu di masa mendatang. Untuk mencapai strategi ini. Berbagai teknik analisis bisnis dapat digunakan, termasuk analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats). 1.4.3. Zonasi Membagi wilayah/area, gedung-gedung maupun ruangan-ruangan yang ada di Rumah Sakit kedalam area yang memiliki kesamaan sifat dan fungsi kedalam satu wilayah/area yang berdekatan dan saling berhubungan. Tujuan nya adalah untuk memudahkan kendali pencegahan infeksi nasokomial di rumah sakit, memudahkan identifikasi serta klasifikasi wilayah/area, gedung, lantai-lantai dan ruangan serta memudahkan operasional dan pemeliharaan. 1.4.4. Studi Kelayakan Hasil Analisis dan Penjelasan Kelayakan dari segala aspek yang akan mendasari pendirian atau pengembangan suatu Rumah Sakit, terkait dengan penentuan Rencana Kerja Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit yang baru akan dilakukan maupun lanjutan dari yang sudah ada dalam melakukan rencana pengembangan atau peningkatan kelas dari suatu Rumah Sakit.
  • 14. Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | 5 BAB II PERSIAPAN Persiapan pada Penyusunan Studi Kelayakan (Feasibility Study) adalah Tahapan melakukan Kompilasi Data dari seluruh Data yang didapat dari hasil Pengumpulan Data yang terdiri dari Data Primer dan Data Sekunder. 2.1. PENGUMPULAN DATA PRIMER Pengumpulan Data Primer, dapat dilakukan dengan melalui proses Pengamatan atau Observasi langsung / Pengamatan atau Observasi Lapangan sehingga akan didapat seluruh Informasi atau Data secara visual pada wilayah Perencanaan. Pengumpulan Data Primer dapat pula dilakukan dengan cara Wawancara atau Tanya Jawab kepada Instansi-instansi dan pihak-pihak lain yang berkaitan dengan pekerjaan penyusunan ini dan atau dengan langsung kepada masyarakat umum selaku salah satu Pelanggan dari Rumah Sakit. Sifat wawancara bersifat terbuka artinya pengambilan data tidak terpatok pada kuesioner namun dapat dikembangkan secara lisan dengan responden. Secara garis besar Data yang didapat dari Pengumpulan Data Primer adalah : 1. Kondisi Potensi Lahan/ Lokasi 2. Informasi langsung lainnya yang terkait dengan Kondisi dan Potensi yang ada terkait dengan Standar/ Pedoman dan Ketentuan yang berlaku serta Sasaran dari Rencana Pembangunan/ Pengembangan Rumah Sakit serta informasi keinginan yang ada 2.2. PENGUMPULAN DATA SEKUNDER Pengambilan Data Sekunder, dapat dilakukan dengan mendatangi pula masing-masing Instansi lainnya yang berkaitan sesuai dengan data yang dibutuhkan dalam pekerjaan penyusunan ini. Jika pada salah satu Instansi ternyata Data tidak dipunyai, atau sedang dalam proses pembuatan, atau sedang digunakan untuk keperluan lain maka konsultan dapat mencari pada Instansi lain yang terkait sesuai dengan kebutuhan data atau mencarinya pada Literatur mengenai KeRumah Sakitan lainnya. Untuk melaksanakan pekerjaan ini diperlukan Data Internal/ Data Dalam dari rumah sakit yang ada dan atau rumah sakit di wilayah sekitarnya, yang terdiri dari : 1. Data Kesehatan pada Rumah Sakit yang ada, meliputi : - Angka Kesakitan (Morbiditas) Utama Rawat Inap Angka Kematian (Mortalitas) - Angka Kelahiran - Angka Pasien Rujukan - Data Asal Pasien Rawat Jalan, Rawat Gawat Darurat dan Rawat Inap - Jumlah Pasien Rawat Jalan - Jumlah Pasien Rawat Inap - Jumlah Hari Rawat - Angka Rata-rata Hari Rawat secara keseluruhan
  • 15. 6 | Pedoman-Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit - Jumlah dan Jenis Pelayanan Kesehatan - Jumlah dan jenis Tenaga Kesehatan - Jumlah dan Jenis Layanan Spesialistik Rumah Sakit - Jumlah dan Jenis Layanan Penunjang Medik Rumah Sakit - Struktur Organisasi Manajemen Rumah Sakit 2. Data Lokasi - Data Kondisi Lahan Rumah Sakit yang ada dan pengembangannya - Bentuk dan Luas Lahan serta Lantai Bangunan yang ada serta rencana perluasannya - Kondisi Lingkungan menurut ketentuan daerah setempat. - Batas lokasi lahan sekelilingnya - Jaringan Listrik, Air Minum, Telkom, Air Kotor/Limbah, Pemadam Kebakaran, Jaringan Gas dan Pembuangan Sampah - Data Penggunaan dan ketinggian Bangunan serta Dokumen Perencanaan Bangunan yang ada (Arsitektur, Struktur, Elektrikal dan Mekanikal Bangunan). 3. Data Finansial/Keuangan - Data Tarif Perawatan yang ada di Rumah Sakit - Cash Flow Rumah Sakit yang ada - Data Kinerja Tahunan Rumah Sakit yang ada 4. Data Luar/ Data Eksternal Rumah Sakit dan Lingkungan a. Data Kesehatan - Angka Kesehatan (Morbiditas), Penyakit Utama Rawat Jalan di Puskesmas dan Rumah Sakit - Angka Kesakitan (Mortalitas), Penyakit Utama Rawat Inap di Puskesmas dan Rumah Sakit - Jumlah Posyandu, Puskesmas Pembantu, Puskesmas dengan Tempat Tidur dan Puskesmas Keliling - Jumlah dan Jarak merata Puskesmas Pembantu, Puskesmas DTP dan Puskesmas Keliling dengan Rumah Sakit di wilayah kerja. - Jumlah Rumah Sakit di wilayah kerja termasuk Rumah Sakit Swasta. - Jarak Antar Rumah Sakit di wilayah Kerja - Jumlah Tempat Tidur Rumah Sakit di Wilayah Jangkauan Rumah Sakit. - Jumlah dan Jenis tenaga dokter umum dan Spesialis di wilayah kerja. - Jumlah tenaga kesehatan lainnya diwilayah kerja b. Data Keadaan Lingkungan Sekitar - Jalan Pencapaian dan Kondisinya serta Klasifikasi Jalan Lingkungan berupa Jalan Utama maupun Jalan Penghubung lainnya.
  • 16. Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | 7 - Utilitas bangunan sesuai yang ada apakah wilayah ini sudah memiliki jaringan telepon, listrik, air bersih dan saluran pembuangan serta data kondisinya. - Kondisi Topografi wilayah perencanaan. - Rencana peruntukkan tanah di sekitar wilayah perencanaan yang terkait dengan Rencana Tata Ruang Kota yang ada (RTBL, RUTR, RDTR, RTRW). - Iklim dan cuaca setempat diwilayah ini. 5. Data Kesehatan Kota/ Kabupaten - Data Tarif Perawatan di Rumah Sakit lain sekitar lokasi - Sebaran Rumah Sakit sekitar wilayah - Pola penyakit daerah setempat. 6. Data Kebijakan, Pedoman dan Peraturan Pemerintah - Kebijakan dan pedoman terkait layanan Kesehatan Rumah Sakit. - Peruntukan Tanah diwilayah setempat. - Rencana Detail Tata Ruang. - Peraturan Teknis yang berlaku setempat , antara lain: 1) Garis Sempadan Bangunan (;GSB) 2) Jarak bebas Bangunan 3) Koefisien Lantai Bangunan (;KLB) 4) Tinggi maksimal lantai bangunan 5) Koefisien Dasar Bangunan (;KDB) 6) Koefisien Daerah Hijau (;KDH) 7. Data Demografi - Luas Wilayah - Jumlah Penduduk - Angka Kepadatan - Laju Pertumbuhan Penduduk 8. Data Sosial Dan Budaya - Agama - Peranan Masyarakat - Suku Bangsa 9. Data Ekonomi - Mata Pencarian - Tingkat Pendapatan - Penghasilan setempat berupa Pendapatan Asli Daerah (;PAD) - Produk Domestik Regional Bruto (;PDRB) daerah setempat.
  • 17. 8 | Pedoman-Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit BAB III ANALISIS SITUASI Analisis Situasi dalam Studi Kelayakan (Feasibility Study) dilakukan suatu analisis dari seluruh aspek-aspek baik dari aspek Eksternal sebagai peluang ataupun ancaman maupun aspek Internal yang dapat menjadi kekuatan ataupun kelemahan sehingga aspek-aspek tersebut dapat menjadikan Kecenderungan suatu Rumah Sakit dalam melakukan pembangunan baru atau melakukan pengembangan berupa peningkatan status layanan Rumah Sakit tersebut. Untuk menganalisis aspek Ekternal dan aspek Internal perlu dilakukan proyeksi berupa forcasting, kecuali data-data yang tidak memungkinkan tetap disajikan dalam bentuk tabel, diagram batang atau pun diagram pie untuk melihat kecenderungannya. Aspek-aspek yang dikaji sebagai analisis situasi diharapkan mendapatkan suatu kecenderungan Rumah Sakit setelah melakukan segmentasi dan posisioning, aspek-aspek tersebut antara lain: 3.1. Aspek Esternal Aspek Eksternal yang akan dianalisis guna melihat peluang yang dapat menjadikan Rumah Sakit untuk terus berkembang di masa mendatang serta melihat ancaman yang perlu diantisipasi oleh Rumah Sakit agar tidak menjadi suatu hambatan di dalam operasional Rumah Sakit kedepannya. 1. Kebijakan Melakukan kajian berupa menganalisis kebijakan dan Pedoman serta Peraturan baik kebijakan dan pedoman yang terkait dengan pendirian atau pengembangan suatu Rumah Sakit dari berbagai aspek Ekternal maupun Peraturan - peraturan Daerah setempat dimana lokasi Rumah Sakit tersebut berada. 2. Demografi Pertumbuhan Demografi suatu wilayah dimana lokasi Rumah Sakit tersebut berada dapat merupakan segmentasi pasar dari layanan kesehatan yang akan diberikan oleh Rumah Sakit tersebut. Untuk melihat kecenderungan demografi perlu diproyeksikan hingga maksimum 20 tahun mendatang dengan dasar data series minimal 3 tahun sebelumnya. Proyeksi demografi yang dimaksud berupa proyeksi : a. Jumlah penduduk secara kesuluruhan pada wilayah tertentu berdasarkan kecamatan. b. Jumlah penduduk secara kesuluruhan pada wilayah tertentu berdasarkan jenis kelamin. c. Jumlah penduduk secara kesuluruhan pada wilayah tertentu berdasarkan usia. 3. Geografi Letak Rumah Sakit secara Geografis sangat berpengaruh tehadap posisioning suatu Rumah Sakit. Posisi lahan Rumah Sakit terhadap Kondisi Wilayah disebelah Utara, Selatan, Barat dan Timur beserta Kondisi Sarana Prasarananya baik sarana kesehatan, perumahan, pendidikan, aksesibilitas dll, yang merupakan penentu posisioning Rumah Sakit yang akan dibangun maupun dalam melakukan pengembangan peningkatan layanan kesehatan.
  • 18. Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | 9 4. Sosial Ekonomi dan Budaya a. Sosial Ekonomi Pada kajian ini melihat proyeksi Sosial Ekonomi pada wilayah dimana lokasi Rumah Sakit berada dengan memproyeksikan hingga maksimal 20 tahun mendatang dengan dasar data series minimal 3 tahun sebelumnya terkait dengan kondisi perekonomian penduduk dan perekonomian daerah setempat, berupa proyeksi : 1) Jumlah penduduk secara kesuluruhan pada wilayah tertentu berdasarkan mata pencaharian 2) Jumlah penduduk secara kesuluruhan pada wilayah tertentu berdasarkan pendidikan 3) Jumlah sarana pendidikan di wilayah tertentu dimana lokasi Rumah Sakit berada. 4) Laju pertumbuhan ekonomi daerah setempat. b. Sosial Budaya Kajian ini melihat proyeksi Sosial Budaya pada wilayah dimana lokasi Rumah Sakit berada dengan memproyeksikan hingga maksimal 20 tahun mendatang dengan dasar data series minimal 3 tahun sebelumnya terkait, berupa proyeksi Jumlah penduduk secara keseluruhan pada wilayah tertentu berdasarkan agama, serta kajian terhadap kebiasaan atau budaya wilayah terkait dengan pola hidup masyarakat sekitar. 5. Sumber Daya Manusia/ Ketenaga Kerjaan Kesehatan Kajian terhadap ketersediaan SDM/ Ketenagakerjaan di bidang kesehatan pada wilayah dimana Rumah Sakit tersebut berada merupakan pertimbangan yang harus diperhatikan dalam membuat suatu layanan kesehatan Rumah Sakit terutama dikaitkan dengan layanan unggulan. Ketersediaan Sumber Daya Manusia/ Ketenagakerjaan di Bidang Kesehatan antara lain : a. Tenaga medis dan penunjang medis b. Tenaga keperawatan c. Tenaga kefarmasian d. Tenaga manajemen Rumah Sakit e. Tenaga nonkesehatan 6. Derajat Kesehatan Derajat Kesehatan dalam Penyusunan Studi Kelayakan (Feasibility Study) perlu dilakukan kajian dengan tujuan melihat kecenderungan derajat kesehatan pada wilayah tertentu sehingga dalam menyiapkan fasilitas kesehatan Rumah Sakit sesuai dengan kecenderungan di wilayah dimana lokasi Rumah Sakit berada. Kajian derajat kesehatan yang dimaksud adalah sebagai berikut : a. Angka Kematian b. Angka Kelahiran c. Angka Kesakitan d. Jumlah Sarana Kesehatan di wilayah tertentu e. Jumlah Tempat Tidur tersedia di wilayah tertentu f. Indikator Kinerja Rumah Sakit di wilayah tertentu
  • 19. 10 | Pedoman-Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit 3.2. Aspek Internal Aspek Internal yang akan dianalisis guna melihat kekuatan bagi Rumah Sakit untuk dapat survive dalam melaksanakan operasional yang akan mengurangi ancaman yang terjadi, serta melihat kelemahan yang perlu diantisipasi oleh Rumah Sakit agar tidak menjadi suatu hambatan di dalam operasional Rumah Sakit kedepannya. 1. Sarana Kesehatan Kajian Sarana Kesehatan di sekitar wilayah jangkauan pelayanan Rumah Sakit yang akan dibangun atau pengembangan dimaksud untuk mendapatkan kecenderungan dalam hal pangsa pasar serta pola penentuan Sistim Tarif di wilayah tertentu. 2. Pola Penyakit dan Epidemiologi Kajian Pola Penyakit di Rumah Sakit dimaksudkan untuk melihat kecederungan Pola Penyakit yang banyak terjadi pada Rumah Sakit tersebut dengan memproyeksikan kencenderungan Pola Penyakit guna menentukan unggulan Rumah Sakit. 3. Teknologi Kajian terhadap Kemajuan Teknologi berupa peralatan kesehatan yang terus menerus mengalami perkembangan tentunya sangat berpengaruh terhadap Layanan Kesehatan serta kesiapan SDM Rumah Sakit tersebut. 4. SDM/ Ketenaga Kerjaan Rumah Sakit Kajian terhadap SDM di Rumah Sakit dimaksudkan mengkaji kesiapan SDM di Rumah Sakit terhadap Jenis Layanan Kesehatan yang akan diberikan kepada masyarakat sesuai dengan segmentasi dan posisioning dari Rumah Sakit tersebut. 5. Organisasi Organisasi di Rumah Sakit tentunya akan berpengaruh terhadap Kegiatan Operasional Rumah Sakit yang berdampak kepada Kinerja suatu Rumah Sakit. Bentuk Organisasi akan disesuaikan dengan Jenis Layanan dan Klasifikasi Rumah Sakit. 6. Kinerja dan Keuangan Kondisi Kinerja Rumah Sakit dan Kondisi Keuangan Rumah Sakit berupa Pendapatan dan Pengeluaran Rumah Sakit akan dikaji dan diproyeksikan yang diharapkan dapat melihat kecenderungan dan potensi perkembangan kinerja dan pendapatan Rumah Sakit dimasa mendatang sehingga mendapatkan gambaran kekuatan atau kelemahan rencana pengembangan Rumah Sakit tersebut.
  • 20. Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | 11 BAB IV ANALISIS PERMINTAAN Analisis Permintaan dalam Penyusunan Studi Kelayakan (Feasibility Study) akan membahas tentang Analisis Posisi Kelayakan Rumah Sakit dari 5 (lima) aspek. Berdasarkan Analisis Aspek Eksternal dan Aspek Internal yang telah dilakukan pada Analisis Situasi maka dilakukan analisis yang bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang secara sistematis akan menjadi pertimbangan tehadap kelayakan pembangunan Rumah Sakit tersebut. Hasil analisis tersebut selanjutnya digunakan sebagai acuan untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya dalam upaya memaksimalkan Kekuatan (strength) dan memanfaatkan Peluang (opportunity) serta secara bersamaan berusaha untuk meminimalkan Kelemahan (weakness) dan mengatasi Ancaman (threat). Aspek-aspek Kelayakan pada Analisis Permintaan ini akan diuraikan berikut ini. 4.1. LAHAN DAN LOKASI Kelayakan lahan dan lokasi tentunya terkait dengan kecenderungan Letak Geografis yang terletak pada wilayah dimana kondisi wilayah disekitarnya sangat mendukung dari aspek penggunaan lahan, infrastruktur dan aksesibilitas serta kecenderungan demografi di wilayah dimana Rumah Sakit berada. 4.2. KLASIFIKASI KELAS RS Kelayakan Klasifikasi Kelas Rumah Sakit akan ditinjau dari kecenderungan data penyakit sehingga dapat memperoleh gambaran Klasifikasi Kelas Rumah Sakit sesuai dengan jenis layanannya serta kesiapan SDM yang dimiliki. 1. Kapasitas Tempat Tidur (TT) Perhitungan Kapasitas Tempat Tidur/ TT, berupa jumlah TT yang harus disiapkan oleh Rumah Sakit tersebut. Prakiraan kebutuhan jumlah TT dapat menggunakan rasio minimal 1/1.000 artinya dari jumlah penduduk pada wilayah jangkauan Rumah Sakit sejumlah 1.000 orang akan dibutuhkan 1 TT. Kecenderungan fasilitas pelayanan kesehatan berupa jumlah total TT pada fasyankes di wilayah tersebut dapat menjadikan dasar sebagai perhitungan kebutuhan kapasitas TT yang selanjutnya akan dibagi berdasarkan klasifikasi kelas perawatan sesuai dengan Analisis Daya Beli masyarakat sekitar sebagai Pangsa Pasar Rumah Sakit serta pemenuhan Pedoman dan Ketentuan yang berlaku. 2. Jenis Layanan Jenis layanan yang akan diberikan kepada masyarakat tentunya akan disesuaikan dengan klasifikasi kelas Rumah Sakit yang akan disiapkan. Jenis layanan tersebut berupa pelayanan medik, penunjang medik, administrasi dan servis. 3. Layanan Unggulan Dari jenis layanan yang akan diberikan tentunya perlu adanya suatu layanan unggulan yang akan disiapkan atas dasar kecenderungan pola penyakit yang terjadi di Rumah Sakit dan di wilayah tempat Rumah Sakit tersebut berada.
  • 21. 12 | Pedoman-Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit BAB V ANALISIS KEBUTUHAN Analisis kebutuhan merupakan analisis mengenai kebutuhan yang harus disediakan oleh Rumah Sakit secara keseluruhan yang disesuaikan berdasar analisis permintaan yang telah dilakukan. Analisis kebutuhan ini dapat memberikan gambaran mengenai rencana pengembangan dari Rumah Sakit tersebut dilihat dari aspek : 1. KEBUTUHAN LAHAN Kebutuhan lahan Rumah Sakit dapat dihitung berdasarkan Program Ruang Rumah Sakit serta kebijakan Pemerintah Daerah setempat mengenai Intensitas Bangunan berupa Koefisien Dasar bangunan (KDB), Koefisien Lantai bangunan (KLB), Garis Sempadan Bangunan (GSB) dan Koefisien Dasar Bangunan (KDH), serta Peruntukan Lahan yang mengizinkan digunakan sebagai Lahan yang dapat dibangun Rumah Sakit. 2. KEBUTUHAN RUANG Kebutuhan Ruang secara keseluruhan dari Rumah Sakit dapat dihitung 1TT sebesar 80 m2 – 110 m2 disesuaikan dengan Bentuk dan Klasifikasi Rumah Sakitnya. 3. PERALATAN MEDIS & NON MEDIS Peralatan Medis dan Non Medis akan disesuaikan dengan Kapasitas dan Jenis Layanan dari Rumah Sakit tersebut. 4. SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) Dalam hal pemenuhan ketenagaan atau Sumber Daya Manusia (SDM) perlu mempertimbangkan/ memperhitungkan tenaga seefisien dan seefektif mungkin agar menjadikan suatu Manajemen Pengelolaan Rumah Sakit yang optimal. 5. ORGANISASI & URAIAN TUGAS Organisasi dan Uraian Tugas akan disusun sesuai dengan Bentuk dan Klasifikasi Rumah Sakit.
  • 22. Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | 13 BAB VI ANALISIS KEUANGAN Analisis Keuangan memberikan gambaran tentang rencana penggunaan sumber anggaran yang dimiliki, sehingga dapat diketahui tingkat pengembalian biaya yang akan diinvestasikan. Dengan demikian maka pihak pemilik/ investor dapat melihat tingkat keuntungan yang mungkin akan diperoleh. Adapun aspek keuangan yang akan dianalisis terdiri dari: 1. Rencana Investasi dan Sumber Dana 2. Proyeksi Pendapatan dan Biaya 3. Proyeksi Cash Flow 4. Analisis Keuangan : Break Event Point (BEP), Internal Rate of Return (IRR), dan Net Present Value (NPV)
  • 23. 14 | Pedoman-Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KELAYAKAN 7.1. KESIMPULAN Bagian kesimpulan dari studi kelayakan (;feasibility study) akan memberikan perspektif dari 4 sudut pandang, yaitu analisis situasi, analisis permintaan, analisis kebutuhan dan analisis keuangan. 1. Analisis Situasi Analisis situasi memberikan informasi tentang aspek eksternal dan aspek internal sebagai suatu kecenderungan Rumah Sakit. Aspek eksternal terdiri dari Kebijakan, Demografi, Geografi, Sosial Ekonomi dan Budaya, SDM Kesehatan, Derajat Kesehatan sedangkan aspek internal terdiri dari Sarana kesehatan, Pola penyakit dan Epidemiologi, Teknologi, SDM Kesehatan di RS, Organisasi, Kinerja dan keuangan 2. Analisis Permintaan Analisis permintaan menggambarkan posisi kelayakan rumah sakit dari berbagai aspek berdasarkan analisis aspek eksternal dan aspek internal yang telah dilakukan pada analisis situasi maka dilakukan analisis yang bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang secara sistematis akan menjadi pertimbangan tehadap kelayakan pembangunan Rumah Sakit tersebut. Hasil analisis tersebut selanjutnya digunakan sebagai acuan untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya dalam upaya memaksimalkan kekuatan (strength) dan memanfaatkan peluang (opportunity) serta secara bersamaan berusaha untuk meminimalkan kelemahan (weakness) dan mengatasi ancaman (threat). 3. Analisis Kebutuhan Analisis kebutuhan menggambarkan mengenai kebutuhan yang harus disediakan oleh Rumah Sakit secara keseluruhan yang disesuaikan berdasar analisis permintaan yang telah dilakukan. Analisis kebutuhan ini dapat memberikan gambaran mengenai rencana pengembangan dari rumah sakit tersebut dilihat dari aspek kebutuhan lahan, kebutuhan ruang, peralatan medis & non medis, SDM, organisasi & uraian tugas. 4. Analisis Keuangan Mengetahui secara keseluruhan analisis keuangan dari segi : a. Rencana Investasi dan Sumber Dana b. Proyeksi Pendapatan dan Biaya c. Proyeksi Cash Flow d. Analisis Keuangan : BEP, Internal Rate of Return, dan Net Present Value 7.2. REKOMENDASI Memberikan gambaran berupa rekomendasi langkah-langkah yang harus ditempuh berdasarkan hasil dari 4 analisis dan dapat pula dijadikan rencana strategi dari manajemen Rumah Sakit tersebut.
  • 24. Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | 15 BAB VIII PENUTUP 8.1 Pedoman Studi Kelayakan (Feasibility Study) Rumah Sakit ini diharapkan dapat digunakan sebagai rujukan oleh pengelola fasilitas pelayanan kesehatan, penyedia jasa perencanaan, Pemerintah Daerah, dan instansi yang terkait dengan kegiatan pengaturan dan pengendalian penyelenggaraan pembangunan bangunan fasilitas pelayanan kesehatan, guna menjamin kesehatan penghuni bangunan dan lingkungan terhadap bahaya penyakit. 8.2 Persyaratan-persyaratan yang lebih spesifik dan atau yang bersifat alternatif, serta penyesuaian Pedoman Studi Kelayakan (Feasibility Study) Rumah Sakit ini oleh masing- masing daerah disesuaikan dengan kondisi daerah. 8.3. Dalam penyusunan Studi Kelayakan (Feasibility Study) Rumah Sakit dapat berkoordinasi dan berkonsultansi dengan Sub Direktorat Bina Sarana dan Prasarana Kesehatan Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan.
  • 25. 16 | Pedoman-Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit
  • 26. PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA INDUK (MASTER PLAN) RUMAH SAKIT DIREKTORAT BINA PELAYANAN PENUNJANG MEDIK DAN SARANA KESEHATAN SUB DIREKTORAT BINA SARANA DAN PRASARANA KESEHATAN TAHUN 2012
  • 27.
  • 28. Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | iii DAFTAR ISI BAB - I PENDAHULUAN 1 1.1 Umum 1 Dijelaskan mengenai hasil-hasil survey (kesimpulan) 1.2 Maksud dan Tujuan 2 1.3 Ruang Lingkup 2 1.4 Pengertian 4 BAB - II PERSIAPAN 5 2.1. Pengumpulan Data Primer 5 2.2. Pengumpulan Data Sekunder 5 BAB - III ANALISIS KONDISI UMUM 9 3.1. Aspek Eksternal 9 3.2. Aspek Internal 11 BAB - IV MASTER PROGRAM 12 BAB - V PROGRAM FUNGSI 14 5.1. Aktivitas Kerja 14 5.2. Hubungan Fungsional 15 5.3. Pengelompokan/ Zonasi 16 5.4. Pola Sirkulasi Kegiatan Rumah Sakit 16 5.5. Kebutuhan Pembiayaan 19 BAB - VI RENCANA BLOK BANGUNAN DAN KONSEP UTILITAS RUMAH SAKIT 20 6.1. Perencanaan Blok Plan 20 6.2. Perencanaan Konsep Utilitas 20 BAB - VII RENCANA INDUK/ MASTER PLAN RS 21 BAB - VIII PENUTUP 22
  • 29.
  • 30. Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. UMUM Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 Pasal 28 Bagian H ayat (1) telah menegaskan bahwa setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan, kemudian dalam Pasal 34 ayat (3) dinyatakan negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak. Undang Undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan pada pasal 19 menyebutkan bahwa Pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan segala bentuk upaya kesehatan yang bermutu, aman, efisien dan terjangkau. Dalam Undang-Undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit pasal 7 ayat (1) menyebutkan Rumah Sakit harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, sumber daya manusia, kefarmasian, dan peralatan. Pada pasal 8 ayat (1) disebutkan bahwa persyaratan lokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) harus memenuhi ketentuan mengenai kesehatan, keselamatan lingkungan, dan tata ruang, serta sesuai dengan hasil kajian kebutuhan dan kelayakan penyelenggaraan Rumah Sakit, demikian juga pada ayat (3) disebutkan bahwa ketentuan mengenai tata ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan peruntukan lokasi yang diatur dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota, Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan dan/atau Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan. Kemudian dalam Bagian Ketiga tentang Bangunan, pasal 9 butir (b) menyebutkan bahwa persyaratan teknis bangunan Rumah Sakit, sesuai dengan fungsi, kenyamanan dan kemudahan dalam pemberian pelayanan serta perlindungan dan keselamatan bagi semua orang termasuk penyandang cacat, anak-anak, dan orang usia lanjut. Hal ini sejalan dengan Undang Undang nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung dimana pada pasal 7 ayat (3) disebutkan bahwa persyaratan teknis bangunan gedung meliputi persyaratan tata bangunan dan persyaratan keandalan bangunan yang meliputi persyaratan keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan. Rencana membangun atau mengembangkan suatu Rumah Sakit akan dilakukan setelah mengetahui Jenis layanan Kesehatan Rumah Sakit serta kapasitas Tempat Tidur (TT) yang akan dilakukan dan disediakan untuk masyarakat sesuai dengan Hasil Kajian Studi Kelayakan/ Feasibility Study. Rencana ini selanjutnya akan disusun dalam suatu Kajian berupa Penyusunan Rencana Induk/ Master Plan yang menggambarkan Rencana Pembangunan dan atau Pengembangan serta Rencana Pentahapan Pelaksanaannya yang dilihat dari semua aspek secara komprehensif dan berkesinambungan serta utuh sebagai satu kesatuan Fasilitas Sarana dan Prasarana Rumah Sakit. Pembangunan Fasilitas Sarana Prasarana Rumah Sakit diperlukan adanya suatu perencanaan yang terpadu secara keseluruhan dalam jangka waktu maksimal 20 tahun mendatang dan dapat dilakukan pengkajian ulang sesuai kebutuhan, yang walaupun dilaksanakan secara bertahap perencanaan ini akan menjadi dasar acuan penyusunan perencanaan detail desain bangunan Rumah Sakit tersebut, yang selanjutnya akan digunakan dalam pelaksanaan pembangunan konstruksi fisik guna memperoleh hasil yang maksimal nantinya dalam satu kesatuan yang terpadu dan berkesinambungan. Pekerjaan Penyusunan Rencana Induk/ Master Plan adalah salah satu tahapan atau bagian dari pekerjaan yang dilakukan pada Tahap Awal Pekerjaan Perencanaan dan Perijinan, yang disusun
  • 31. 2 | Pedoman-Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit dengan berdasarkan hasil Studi Analisis terhadap Kondisi Potensi, Kebijakan dan Batasan yang ada sehingga dapat dihasilkan suatu perencanaan Rencana Induk/ Master Plan yang terintegrasi. 1.2. MAKSUD DAN TUJUAN Pedoman Master Plan Rumah Sakit ini dimaksudkan agar dalam menyusun rencana secara keseluruhan yang berkesinambungan dan terpadu untuk melaksanakan fungsi sepenuhnya sebagai Rumah Sakit yang terus berkembang dalam peningkatan layanannya secara terinci dalam tahapan-tahapan pengadaan sumber daya manusia, pembiayaan, maupun prasarana dan sarana fisik bangunannya, yang tersusun dalam suatu Rencana Induk/ Master Plan Rumah Sakit. Pedoman Master Plan Rumah Sakit ini akan dijadikan dasar acuan dalam mewujudkan Rencana Pembangunan dan Pengembangan suatu Rumah Sakit agar baik dan benar yang akan menjadi acuan bagi pengelola rumah sakit maupun bagi konsultan perencana sehingga masing-masing pihak dapat memiliki persepsi yang sama. Pedoman ini akan menjelaskan langkah-langkah atau proses yang perlu dilakukan dalam menyusun suatu Rencana Induk/ Master Plan Rumah Sakit. 1.3. RUANG LINGKUP Ruang lingkup Penyusunan Rencana Induk/ Master Plan ini meliputi Pembahasan Kecenderungan Eksternal dan Internal, Master Program, Program Fungsi, Rencana Block Plan dan Konsep Utilitas serta Rencana Pentahapan Pelaksanaan Pembangunan Fisik Sarana dan Prasarana Rumah Sakit dari semua aspek secara komprehensif dan berkesinambungan, yang Tahapan prosesnya dapat dilihat pada bagan dibawah ini:
  • 32. Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | 3 PROSES PENYUSUNAN MASTER PLAN
  • 33. 4 | Pedoman-Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit 1.4. PENGERTIAN 1.4.1 Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1.4.2. Rencana Induk/ Master Plan Rencana dan langkah-langkah dari tahapan yang harus dilakukan oleh pihak Penentu (Pemilik/Penyandang Dana ataupun Pengelola Rumah Sakit) dalam rangka mewujudkan target dan sasarannya dalam membangun dan mengembangkan Rumah Sakit. 1.4.3. Rencana Blok (Block Plan) Peletakan massa-massa bangunan dengan bentuk rencana atapnya yang ditempatkan pada permukaan suatu tapak, dimana konsep tata letak memperhatikan hubungan (pola aktifitas) antar massa bangunan tersebut. 1.4.4. Rencana Bisnis/ Rencana Strategi Sebuah alat manajemen yang digunakan untuk mengelola kondisi saat ini untuk melakukan proyeksi kondisi pada masa depan, sehingga rencana strategis adalah sebuah petunjuk yang dapat digunakan organisasi dari kondisi saat ini untuk menuju tahun-tahun tertentu di masa mendatang. Untuk mencapai strategi ini. Berbagai teknik analisis bisnis dapat digunakan, termasuk analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats). 1.4.5. Zonasi Membagi wilayah/area , gedung-gedung maupun ruangan-ruangan yang ada di Rumah Sakit kedalam area yang memiliki kesamaan sifat dan fungsi kedalam satu wilayah/area yang berdekatan dan saling berhubungan. Tujuan nya adalah untuk memudahkan kendali pencegahan infeksi nasokomial di rumah sakit, memudahkan identifikasi serta klasifikasi wilayah/area, gedung, lantai-lantai dan ruangan serta memudahkan operasional dan pemeliharaan. 1.4.6. Studi Kelayakan Hasil Analisis dan Penjelasan Kelayakan dari segala aspek yang akan mendasari pendirian atau pengembangan suatu Rumah Sakit, terkait dengan penentuan Rencana Kerja Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit yang baru akan dilakukan maupun lanjutan dari yang sudah ada dalam melakukan rencana pengembangan atau peningkatan kelas dari suatu Rumah Sakit.
  • 34. Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | 5 BAB II PERSIAPAN Persiapan pada Penyusunan Rencana Induk/ Master Plan adalah suatu Tahapan pekerjaan dimana dilakukan Kompilasi Data yang didapat dari hasil Pengumpulan Data, yang terdiri dari Data Primer maupun Data Sekunder. Pengumpulan Data untuk penyusunan Rencana Induk Pembangunan Rumah Sakit Baru dan Rencana Induk Pengembangan Rumah Sakit disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi. 2.1. PENGUMPULAN DATA PRIMER Pengumpulan Data Primer, dilakukan dengan pengamatan atau observasi langsung/ pengamatan lapangan sehingga akan didapat informasi atau data secara visual pada wilayah perencanaan. Pengumpulan Data Primer dapat pula dilakukan dengan cara Wawancara atau Tanya Jawab kepada Instansi terkait, Pihak yang berkaitan dengan pekerjaan penyusunan ini dan atau dengan Masyarakat Umum selaku Pelanggan dari Rumah Sakit. Sifat wawancara yang dilakukan terbuka, dimana pengambilan data tidak terpatok hanya pada kuesioner saja namun dapat dikembangkan secara lisan dengan responden. Secara garis besar data yang didapat dari Data Primer adalah : 1. Kondisi Lahan/ Lokasi yang akan dibangun atau dikembangkan sebagai Fasilitas Sarana dan Prasarana Rumah Sakit. 2. Informasi lainnya yang terkait dengan rencana dari Manajemen Rumah Sakit. 3. Informasi keinginan masyarakat sekitar terkait Layanan Kesehatan Rumah Sakit 2.2. PENGUMPULAN DATA SEKUNDER Pengumpulan Data Sekunder, dilakukan dengan mendatangi masing-masing Instansi terkait sesuai dengan Data yang dibutuhkan dalam pekerjaan penyusunan ini. Jika pada salah satu Instansi ternyata Data tidak dipunyai, atau sedang dalam proses pembuatan, atau sedang digunakan untuk keperluan lain maka Data dapat mencari pada instansi lain yang terkait sesuai dengan kebutuhan data tersebut. Untuk melaksanakan pekerjaan ini diperlukan data-data: 2.2.1. Data Dalam/Internal dari Rumah Sakit 1. Data Kesehatan - Angka Kesakitan (Morbiditas) Utama Rawat Inap Rumah Sakit - Angka Kematian (Mortalitas) pada Rumah Sakit. - Angka Kelahiran - Angka Pasien Rujukan - Data Asal Pasien Rawat Jalan, Rawat Gawat Darurat dan Rawat Inap di Rumah Sakit - Jumlah Pasien Rawat Jalan pada Rumah Sakit
  • 35. 6 | Pedoman-Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit - Jumlah Pasien Rawat Inap pada Rumah Sakit - Jumlah Hari Rawat pada Rumah Sakit - Angka Rata-rata Hari Rawat di Rumah Sakit secara keseluruhan - Jumlah dan Jenis Pelayanan Kesehatan pada Rumah Sakit - Jumlah dan jenis Tenaga Dokter pada Rumah Sakit - Jumlah Tenaga Paramedik Perawatan di Rumah Sakit - Jumlah Tenaga Peramedik Non Perawatan di Rumah Sakit - Jumlah Tenaga Non medik di Rumah Sakit - Jumlah dan Jenis Layanan Spesialistik di Rumah Sakit - Jumlah dan Jenis Layanan Penunjang Medik di Rumah Sakit - Struktur Organisasi Manajemen Rumah Sakit 2. Data Lokasi - Data Kondisi Lahan Rumah Sakit yang ada dan rencana pengembangannya - Bentuk dan Luas Lahan dan Lantai Bangunan yang ada serta rencana perluasannya - Kondisi Lingkungan menurut ketentuan Pemerintah Daerah setempat pada Lahan yang ada dan sekitarnya - Batas lokasi lahan sebelah Utara/ Selatan/ Timur/ Barat atau Depan/ Belakang/ Kiri/ Kanan lokasi Lahan - Jaringan Listrik, Air Minum, Telepon, Air Kotor / Limbah, Pemadam Kebakaran, Jaringan Gas dan Pembuangan Sampah - Data Penggunaan dan Ketinggian Bangunan serta Dokumen Perencanaan Bangunan yang ada (Arsitektur, Struktur, Elektrikal dan Mekanikal Bangunan) 3. Data Studi Terdahulu - Studi Kelayakan Rumah Sakit terdahulu yang masih berlaku - Rencana Bisnis atau Rencana Strategi Rumah Sakit 2.2.2. Data Eksternal Rumah Sakit dan Lingkungan 1. Data Kesehatan a. Angka Kesehatan (Morbiditas) penyakit utama Rawat Jalan di Puskesmas dan Rumah Sakit b. Angka Kesakitan (Morbilitas) penyakit utama Rawat Inap di Puskesmas dan Rumah Sakit c. Jumlah Posyandu, Puskesmas Pembantu, Puskesmas dengan tempat tidur dan Puskesmas Keliling d. Jumlah dan Jarak merata Puskesmas Pembantu, Puskesmas DTP dan Puskesmas Keliling dengan Rumah Sakit di wilayah kerja e. Jumlah Rumah Sakit di wilayah kerja termasuk Rumah Sakit Swasta f. Jarak Antar Rumah Sakit di wilayah Kerja
  • 36. Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | 7 g. Jumlah Tempat Tidur Rumah Sakit di Wilayah Jangkauan Rumah Sakit h. Jumlah dan Jenis Tenaga Dokter Umum dan Spesialis di wilayah kerja i. Jumlah Tenaga Para Medik Perawatan, Para Medik Non Perawatan dan Tenaga Non Medik diwilayah kerja 2. Data Keadaan Lingkungan Sekitar a. Jalan Pencapaian dan Kondisinya serta Klasifikasi Jalan Lingkungan berupa Jalan Utama maupun Jalan Penghubung lainnya. b. Utilitas Bangunan sesuai yang ada apakah wilayah ini sudah memiliki Jaringan Telepon, Listrik, Air Bersih dan Saluran Pembuangan serta data kondisinya. c. Kondisi Topografi wilayah perencanaan. d. Rencana peruntukkan tanah di sekitar wilayah perencanaan yang terkait dengan Rencana Tata Ruang Kota yang ada (RTBL, RUTR, RDTR, RTRW). e. Iklim dan Cuaca setempat diwilayah ini. 3. Data Kesehatan Kota/Kabupaten a. Data Tarif Perawatan di Rumah Sakit lain sekitar lokasi b. Sebaran Rumah Sakit sekitar wilayah c. Pola penyakit Kota/ Kabupaten 4. Data Kebijakan dan Pedoman serta Peraturan Pemerintah Setempat a. Kebijakan dan Pedoman terkait Layanan Kesehatan Rumah Sakit b. Peruntukan Tanah diwilayah setempat c. Peraturan Teknis yang berlaku setempat , antara lain: 1) Garis Sempadan Bangunan (;GSB) 2) Jarak bebas Bangunan 3) Koefisien Lantai Bangunan (;KLB) 4) Tinggi maksimal lantai bangunan 5) Koefisien Dasar Bangunan (;KDB) 6) Koefisien Daerah Hijau (;KDH) 5. Data Demografi a. Luas Wilayah b. Jumlah Penduduk berdasarkan usia, jenis kelamin, pendidikan, dll c. Angka Kepadatan d. Laju Pertumbuhan Penduduk 6. Data Sosial Dan Budaya a. Agama b. Peranan Masyarakat c. Suku Bangsa
  • 37. 8 | Pedoman-Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit 7. Data Ekonomi a. Mata Pencarian b. Tingkat Pendapatan c. Penghasilan setempat berupa Pendapatan Asli Daerah (;PAD) d. Produk Domestik Regional Bruto (;PDRB) daerah setempat.
  • 38. Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | 9 BAB III ANALISIS KONDISI UMUM Analisis Kondisi Umum dalam Pekerjaan Penyusunan Rencana Induk/ Master Plan adalah melakukan analisiis dari seluruh aspek-aspek baik dari aspek Eksternal maupun aspek Internal sehingga aspek-aspek tersebut dapat menjadikan rumusan Kecenderungan suatu Rumah Sakit dalam melakukan pembangunan baru atau melakukan pengembangan berupa peningkatan status layanan Rumah Sakit, yang disebut Perumusan Kecenderungan atau Master Program. Analisis ini dilakukan untuk mengkaji ulang Data yang ada walaupun di dalam Analisis Situasi pada Studi Kelayakan telah dilakukan, dan hasil dari Analisis Kondisi Umum pada penyusunan Rencana Induk/ Master Plan adalah untuk perumusan Master Program. Untuk menganalisis Aspek Ekternal dan Aspek Internal perlu dilakukan proyeksi berupa forcasting, kecuali data yang tidak memungkinkan tetap disajikan dalam bentuk tabel, diagram batang atau pun diagram pie untuk melihat kecenderungannya. Aspek-aspek yang dikaji sebagai Analisis Kondisi Umum diharapkan mendapatkan suatu kecenderungan Rumah Sakit, aspek-aspek tersebut antara lain: 3.1. ASPEK EKSTERNAL Aspek Eksternal yang akan dianalisis guna melihat peluang yang dapat menjadikan Rumah Sakit untuk terus berkembang di masa mendatang serta melihat ancaman yang perlu diantisipasi oleh Rumah Sakit agar tidak menjadi suatu hambatan di dalam operasional Rumah Sakit kedepannya. 1. Kebijakan Melakukan Kajian berupa menganalisis Kebijakan dan Pedoman serta Peraturan, baik Kebijakan dan Pedoman yang terkait dengan pembangunan baru atau pengembangan suatu Rumah Sakit dari berbagai aspek ekternal maupun peraturan-peraturan Pemerintah Daerah setempat dimana lokasi Rumah Sakit tersebut berada. 2. Geografi Letak Rumah Sakit secara geografis sangat berpengaruh tehadap posisioning suatu Rumah Sakit. Posisi lahan Rumah Sakit terhadap kondisi wilayah disebelah utara, selatan, barat dan timur beserta kondisi sarana prasarananya baik sarana kesehatan, perumahan, pendidikan, aksesibilitas dll, merupakan penentu posisioning Rumah Sakit yang akan dibangun maupun melakukan pengembangan peningkatan Layanan Kesehatan Rumah Sakit. 3. Demografi Pertumbuhan Demografi suatu wilayah dimana lokasi Rumah Sakit tersebut berada dapat merupakan segmentasi pasar dari layanan kesehatan yang akan diberikan oleh Rumah Sakit tersebut. Untuk melihat kecenderungan Demografi perlu diproyeksikan hingga maksimal 20 tahun mendatang dengan dasar data series minimal 3 tahun sebelumnya. Proyeksi Demografi yang dimaksud berupa proyeksi: a. Jumlah penduduk secara kesuluruhan pada wilayah tertentu berdasarkan kecamatan. b. Jumlah penduduk secara kesuluruhan pada wilayah tertentu berdasarkan jenis kelamin. c. Jumlah penduduk secara kesuluruhan pada wilayah tertentu berdasarkan usia.
  • 39. 10 | Pedoman-Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit 4. Sosial Ekonomi dan Budaya a. Sosial Ekonomi Pada Kajian ini melihat proyeksi Sosial Ekonomi pada wilayah dimana lokasi Rumah Sakit berada dengan memproyeksikan hingga maksimal 20 tahun mendatang dengan dasar data series minimal 3 tahun sebelumnya terkait dengan kondisi perekonomian penduduk dan perekonomian daerah terkait, berupa proyeksi: 1) Jumlah penduduk secara kesuluruhan pada wilayah tertentu berdasarkan mata pencaharian 2) Jumlah penduduk secara keseluruhan pada wilayah tertentu berdasarkan pendidikan 3) Jumlah sarana pendidikan di wilayah tertentu dimana lokasi Rumah Sakit berada. 4) Laju pertumbuhan ekonomi daerah setempat. b. Sosial Budaya Kajian ini melihat proyeksi Sosial Budaya pada wilayah dimana lokasi Rumah Sakit berada dengan memproyeksikan hingga maksimal 20 tahun mendatang dengan dasar data series minimal 3 tahun sebelumnya terkait, berupa proyeksi Jumlah penduduk secara kesuluruhan pada wilayah tertentu berdasarkan agama, serta kajian terhadap kebiasaan atau budaya wilayah terkait dengan pola hidup masyarakat sekitar. 5. Sumber Daya Manusia/Tenaga Kesehatan Kajian terhadap ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM)/ Ketenagakerjaan di Bidang Kesehatan pada wilayah dimana Rumah Sakit tersebut berada merupakan pertimbangan yang harus diperhatikan dalam membuat suatu Layanan Kesehatan Rumah Sakit terutama dikaitkan dengan Layanan Unggulan. Ketersediaan SDM/ Ketenagakerjaan di bidang Kesehatan antara lain : a. Tenaga medis dan penunjang medis b. Tenaga keperawatan c. Tenaga kefarmasian d. Tenaga manajemen Rumah Sakit e. Tenaga nonkesehatan 6. Derajat Kesehatan Derajat kesehatan dalam penyusunan Rencana Induk/ Master Plan perlu dilakukan Kajian, dengan tujuan melihat kecenderungan derajat kesehatan pada wilayah tertentu sehingga dalam menyiapkan Fasilitas Kesehatan Rumah Sakit sesuai dengan kecenderungan di wilayah dimana lokasi Rumah Sakit tersebut berada. Kajian Derajat Kesehatan yang dimaksud adalah sebagai berikut: a. Angka Kematian b. Angka Kelahiran c. Angka Kesakitan d. Jumlah Fasilitas Pelayanan Kesehatan e. Jumlah Tempat Tidur tersedia f. Indikator Kinerja Rumah Sakit
  • 40. Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | 11 3.2. ASPEK INTERNAL Aspek Internal yang akan dianalisis guna melihat kekuatan bagi Rumah Sakit untuk dapat melaksanakan operasional secara berkesinambungan dengan mengantisipasi ancaman yang kemungkinan terjadi, serta melihat kelemahan yang perlu diantisipasi oleh Rumah Sakit agar tidak menjadi suatu hambatan di dalam operasional Rumah Sakit kedepannya. 1. Bangunan Kesehatan Kajian bangunan kesehatan di sekitar wilayah jangkauan pelayanan Rumah Sakit yang akan dibangun atau pengembangan dimaksud untuk mendapatkan kecenderungan dalam hal pangsa pasar serta pola tarif di wilayah tertentu. 2. Pola Penyakit Di Rumah Sakit Kajian Pola Penyakit di Rumah Sakit dimaksudkan untuk melihat kecederunagn Pola Penyakit yang banyak terjadi pada Rumah Sakit tersebut dengan memproyeksikan kencenderungan Pola Penyakit guna menentukan Unggulan Layanan Kesehatan Rumah Sakit serta penyiapan Fasilitas Sarana dan Prasarananya. 3. Teknologi Kajian terhadap kemajuan Teknologi berupa Peralatan Kesehatan/ Sumber Daya Alat (SDA) yang terus menerus mengalami perkembangan tentunya sangat berpengaruh terhadap Layanan Kesehatan serta kesiapan SDM Rumah Sakit tersebut. 4. Sumber Daya Manusia/Tenaga Kesehatan Di Rumah Sakit Kajian terhadap Sumber Daya Manusia (SDM)/ Ketenagakerjaan di Rumah Sakit dimaksudkan mengkaji kesiapan SDM di Rumah Sakit terhadap Jenis Layanan Kesehatan Rumah Sakit yang akan diberikan kepada masyarakat sesuai dengan segmentasi dan posisioning dari Rumah Sakit tersebut. 5. Organisasi Organisasi di Rumah Sakit tentunya akan berpengaruh terhadap kegiatan operasional Rumah Sakit yang berdampak kepada kinerja suatu Rumah Sakit. Bentuk organisasi akan disesuaikan dengan jenis layanan dan tipe Rumah Sakit. 6. Kinerja dan Keuangan Kondisi kinerja Rumah Sakit dan kondisi keuangan Rumah Sakit berupa pendapatan dan pengeluaran Rumah Sakit akan dikaji dan diproyeksikan yang diharapkan dapat melihat kecenderungan dan potensi perkembangan kinerja dan pendapatan Rumah Sakit dimasa mendatang sehingga mendapatkan gambaran kekuatan atau kelemahan rencana pengembangan Rumah Sakit tersebut.
  • 41. 12 | Pedoman-Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit BAB IV MASTER PROGRAM Dalam melaksanakan pembangunan baru atau pengembangan suatu Layanan Kesehatan Rumah Sakit, tentunya dilakukan dengan melalui berbagai macam tahapan baik mulai dari Studi Kelayakan, Studi Lingkungan, Penyusunan Master Plan, Perencanaan Fisik hingga Pelaksanaan Pembangunan Fisik. Pada Tahap Awal Studi yang telah dilakukan adalah Penyusunan Studi Kelayakan (;Feasibility Study) Rumah Sakit, dimana pada tahap ini telah dapat menentukan Master Program Rumah Sakit. Namun Master Program juga dapat ditentukan melaui Analisis Kondisi Umum yang dilakukan pada Analisis Rencana Induk/ Master Plan ini. Master Program merupakan perumusan kecenderungan Rumah Sakit yang menggambarkan secara umum Layanan Kesehatan Rumah Sakit yang akan dapat diberikan kepada masyarakat. Hasil Studi Kelayakan ataupun Analisis Kondisi Umum pada Analisis Rencana Induk/ Master Plan ini sangat menentukan Master Program berupa perumusan kecederungan karena telah mengkaji seluruh aspek baik Aspek Eksternal yaitu yang telah memberi gambaran mengenai segmentasi baik dari aspek geografi, demografi, sosesbud, derajat kesehatan dan ketenagakerjaan serta Aspek Internal yang memberikan gambaran mengenai kondisi Rumah Sakit dilihat dari aspek lahan, lokasi, SDM dan organisasi, Teknologi hingga kemampuan dari Pendanaan/ Pembiayaan. Master Program dalam Rencana Induk/ Master Plan, dapat terdiri dari: 1. Jenis Layanan dan Unggulan Rumah Sakit Jenis layanan yang akan diberikan kepada masyarakat tentunya akan disesuaikan dengan klasifikasi kelas Rumah Sakit yang akan disiapkan. Jenis layanan tersebut berupa Pelayanan Medik dan Perawatan, Penunjang Medik dan Operasional, Penunjang Umum dan Administrasi. Dari jenis layanan yang akan diberikan tentunya perlu adanya suatu Layanan Unggulan yang akan disiapkan atas dasar kecenderungan pola penyakit yang terjadi di Rumah Sakit dan di wilayah tempat Rumah Sakit tersebut berada. 2. Penetapan Kelas Rumah Sakit Penetapan Kelas Rumah Sakit akan ditinjau dari kecenderungan data penyakit sehingga dapat memperoleh gambaran Kapasitas Kualitas dan Kuantitas Layanan Kesehatan yang akan dilakukan, atau klasifikasi kelas Rumah Sakit sesuai dengan Jenis layanannya serta kesiapan SDM yang dimiliki dan Fasilitas Sarana dan Prasarana yang akan disediakan (al. Bangunan, Peralatan dan Jumlah Tempat Tidur/ TT). 3. Kapasitas Tempat Tidur/ TT dan Klasikfikasi Kelas Perawatan Perhitungan Kapasitas Tempat Tidur/ TT, berupa jumlah TT yang harus disiapkan oleh Rumah Sakit tersebut. Perkiraan kebutuhan jumlah TT dapat menggunakan rasio minimal 1/1.000 artinya dari jumlah penduduk pada wilayah jangkauan Rumah Sakit sejumlah 1.000 orang akan dibutuhkan 1 TT. Kecenderungan fasilitas pelayanan kesehatan berupa jumlah total TT pada fasyankes di wilayah tersebut dapat menjadikan dasar sebagai perhitungan kebutuhan kapasitas TT yang selanjutnya akan dibagi berdasarkan klasifikasi kelas perawatan sesuai dengan Analisis Daya Beli masyarakat sekitar sebagai Pangsa Pasar Rumah Sakit serta pemenuhan Pedoman dan Ketentuan yang berlaku.
  • 42. Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | 13 4. Perhitungan SDM dan Struktur Organisasi Dalam hal pemenuhan ketenagaan atau Sumber Daya Manusia (SDM) perlu mempertimbangkan/ memperhitungkan tenaga seefektif mungkin agar menjadikan suatu Manajemen Rumah Sakit yang baik. Dalam membentuk suatu Struktur Organisasi dan uraian tugas akan disusun sesuai dengan klasifikasi kelas Rumah Sakit dan Standar atau Ketentuan yang berlaku. 5. Kebutuhan Ruang Bangunan Rumah Sakit Kebutuhan Ruang Bangunan Rumah Sakit akan desesuaikan dengan Jenis dan Kapasitas Layanan serta Aktifitas yang akan diberikan oleh Rumah Sakit kepada masyarakat. Perhitungan besaran ruangan masing-masing ruangan pada bangunan berdasarkan fungsi akan dihitung sesuai dengan standar Arsitektur serta Pedoman Teknis di Bidang Sarana dan Prasarana Rumah Sakit. Secara perhitungan kasar Standar Luas Lantai Bangunan total Rumah Sakit dapat dihitung sebesar 80 – 110 m2 / TT.
  • 43. 14 | Pedoman-Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit BAB V PROGRAM FUNGSI Program Fungsi merupakan suatu penjelasan secara rinci dari Master Program atau Perumusan Kecenderungan Rumah Sakit dalam bentuk-bentuk kegiatan pada Rumah Sakit, berupa : 5.1. AKTIVITAS KERJA Aktivitas Rumah Sakit sangat dipengaruhi oleh Kinerja Rumah Sakit. Aktivitas Rumah Sakit dapat dipengaruhi oleh penempatan fungsi-fungsi ruangan yang harus berkaitan atau berhubungan dengan akses yang mudah dan cepat antara fungsi-fungsi yang berkaitan. Secara umum Pola akitifitas di Rumah Sakit terdiri dari aktivitas-aktivitas: 1. Dalam Bangunan Rumah Sakit Pola aktivitas dan sirkulasi yang terbentuk dari adanya pergerakan yang timbul dari kegiatan - kegiatan yang berlangsung di dalam bangunan Rumah Sakit, yang terdiri atas kegiatan perawatan medik, pelayanan penunjang medik dan non medik, Administrasi dan rekam medik, servis dan utilitas, serta pelayanan perawatan gawat darurat, dapat diuraikan sebagai berikut : a. Pola yang terbentuk dari adanya kegiatan Pelayanan Medis baik alur pasien, Tenaga Medis dan Penunjang Medis, Tenaga Non Medis serta Pengunjung atau Pengantar/ Keluarga pasien serta alur peralatan. b. Pola sirkulasi aktivitas seluruh kegiatan Rumah Sakit dengan pengaturan alur tersebut diatas memenuhi ketentuan dalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi di Rumah Sakit. c. Pelayanan Penunjang Medis dan Non Medis yang terbentuk akibat adanya kegiatan Medis dan penunjangnya. d. Pelayanan dan Asuhan Keperawatan yang terbentuk adanya kegiatan Tenaga, Peralatan Medis dan Non Medis, Pasien dan keluarganya serta pengunjung lainnya pada rawat Jalan dan Rawat Inap. e. Pelayanan Rujukan yang terbentuk akibat adanya persyaratan dari yang melakukan perujukan terhadap Rumah Sakit dalam pelayanan Medis dan Non Medis f. Pelaksanaan Administrasi Umum dan Keuangan terjadi dengan adanya kegiatan Administrasi Umum dan Keuangan guna tercapainya Tertib Administrasi dan percepatan pelayanan, dimana terjadi kegiatan petugas, pasien dan keluarganya serta berkas/ file. 2. Luar Bangunan Rumah Sakit Pola aktifitas yang terbentuk dari adanya kegiatan-kegiatan yang terjadi di luar bangunan Rumah Sakit, yang terdiri atas pergerakan kendaraan: pengunjung, pasien rawat jalan dan rawat inap, dokter/ staf Rumah Sakit, servis dan gawat darurat. Selain itu faktor yang mempengaruhi aktifitas di luar bangunan adalah ketersediaan sarana parkir untuk Pasien, pengunjung, dokter/ staf Rumah Sakit dan Servis, pola pengiriman barang dan servis, dan aktifitas unit gawat darurat terutama yang dikaitkan dengan pola sirkulasi dan perletakan titik pencapaian/ pintu keluar masuk agar tidak saling silang menggangu antar kegiatan dan jelas serta mudah pencapaiannya, dapat diuraikan sebagai berikut:
  • 44. Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | 15 a. Pola yang terbentuk dari adanya arus bolak-balik pasien baik yang menggunakan kendaraan pribadi maupun ambulans. b. Pola yang terbentuk dari adanya arus bolak-balik pasien yang berjalan kaki. c. Pola yang terbentuk dari jumlah pengunjung yang harus setara dengan penyediaan fasilitas parkir. d. Pola yang terbentuk dari adanya aktifitas staf/karyawan Rumah Sakit yang dalam pelaksanaannya membutuhkan fasilitas parkir. e. Menyediakan fasilitas yang aksesibel. f. Mengendalikan pertambahan dan penurunan jumlah pegawai berkaitan dengan ketersediaan parkir. g. Pengiriman barang kebutuhan operasional Rumah Sakit. h. Pola aktifitas pasien rawat jalan. Rencana Pola Aktifitas Dalam Bangunan di Rumah Sakit dikelompokan dengan kegiatan dari masing-masing pihak dan persyaratan bangunan dan prasarananya. Konsep dasar untuk pengelompokkan dan pola aktifitas di Rumah Sakit adalah dengan cara menyusun sistem Zonasi berdasarkan tingkat resiko terjadinya penularan penyakit, zonasi berdasarkan privasi, zonasi berdasarkan pelayanan yang saling berkaitan dan saling mendukung untuk menghasilkan Pelayanan Kesehatan yang memenuhi persyaratan Medis dan Lingkungan serta aman, nyaman dan mudah bagi pengguna Rumah Sakit. Masalah yang dapat terjadi dari pola aktifitas ini adalah kejelasan Pintu Utama, Pintu IGD dan Pintu Servis Rumah Sakit yang dibuat secara terpisah dengan mengutamakan keamanan dan fungsinya. Selain itu pengelompokan aktifitas tetap harus memperhatikan perletakannya agar kegiatan dapat dilakukan dengan cepat dan nyaman bagi pelaku dan penerima layanan, disamping persyaratan dari lokasi dan lingkungan lokasinya. Rencana Pola Aktifitas Luar Bangunan di Rumah Sakit dikelompokan dengan kegiatan dari masing-masing pihak dan persyaratan sarana dan prasarananya serta lingkungan sekitar lokasi/lahan. Pengelompokan kegiatan dari masing-masing pihak dan persyaratan sarana dan prasarananya serta lingkungan pada lokasi lahan dikelompokan atas: Bangunan Utama Rumah Sakit, Bangunan Sarana Prasarana Penunjang dan Pelayanan Rumah Sakit serta Jalan, Parkir dan Taman. Perletakannya perlu mendapat perhatian terhadap Jalan Raya dan kondisi lingkungan sekitarnya di sekeliling lokasi dari faktor keamanan dan kemudahan serta pencemaran lingkungan. 5.2. HUBUNGAN FUNGSIONAL Hubungan Fungsional Rumah Sakit adalah hubungan antar Fungsi kegiatan dalam memberikan pelayanan kesehatan yang saling berkaitan satu sama lain guna menghasilkan pelayanan yang sesuai dengan standar dan dengan memperhatikan faktor efisiensi dan efektifitas dalam segala bidang. Rencana Fisik Bangunan dari sebuah Rumah Sakit pada dasarnya menjelaskan segala hal yang terkait dengan upaya penetapan lokasi kerja setiap unit pekerjaan dalam bentuk Rencana Zonasi / Rencana Kelompok Peruntukan Ruang dan atau Rencana Blok Bangunan Rumah Sakit sesuai dengan luasan lantai dan fungsinya bangunan guna memenuhi kebutuhan utama dan penunjangnya.
  • 45. 16 | Pedoman-Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit 5.3. PENGELOMPOKKAN/ ZONASI Pengelompokkan/ zonasi rumah sakit pengkategoriannya yaitu zonasi berdasarkan tingkat risiko terjadinya penularan penyakit, zonasi berdasarkan privasi dan zonasi berdasarkan pelayanan. (1) Zonasi berdasarkan tingkat risiko terjadinya penularan penyakit terdiri dari: ƒ area dengan risiko rendah, yaitu ruang kesekretariatan dan administrasi, ruang komputer, ruang pertemuan, ruang arsip/rekam medis. ƒ area dengan risiko sedang, yaitu ruang rawat inap non-penyakit menular, rawat jalan. ƒ area dengan risiko tinggi, yaitu ruang isolasi, ruang ICU/ICCU, laboratorium, pemulasaraan jenazah dan ruang bedah mayat, ruang radiodiagnostik. ƒ area dengan risiko sangat tinggi, yaitu ruang bedah, IGD, ruang bersalin, ruang patologi. (2) Zonasi berdasarkan privasi kegiatan terdiri dari : ƒ area publik, yaitu area yang mempunyai akses langsung dengan lingkungan luar rumah sakit, misalkan poliklinik, IGD, apotek). ƒ area semi publik, yaitu area yang menerima tidak berhubungan langsung dengan lingkungan luar rumah sakit, umumnya merupakan area yang menerima beban kerja dari area publik, misalnya laboratorium, radiologi, rehabilitasi medik. ƒ area privat, yaitu area yang dibatasi bagi pengunjung rumah sakit, umumnya area tertutup, misalnya seperti ICU/ICCU, instalasi bedah, instalasi kebidanan dan penyakit kandungan, ruang rawat inap. (3) Zonasi berdasarkan pelayanan terdiri dari : ƒ Zona Pelayanan Medik dan Perawatan yang terdiri dari : Instalasi Rawat Jalan (IRJ), Instalasi Gawat Darurat (IGD), Instalasi Rawat Inap (IRNA), Instalasi Perawatan Intensif (ICU/ICCU/PICU/NICU), Instalasi Bedah, Instalasi Rehabilitasi Medik (IRM), Instalasi Kebidanan dan Penyakit Kandungan, Unit Hemodialisa, Instalasi Radioterapi, Instalasi Kedokteran Nuklir, Unit Transfusi Darah (Bank Darah). ƒ Zona Penunjang dan Operasional yang terdiri dari : Instalasi Farmasi, Instalasi Radiodiagnostik, Laboratorium, Instalasi Diagnostik Terpadu (IDT), Instalasi Sterilisasi Pusat (;Central Sterilization Supply Dept./CSSD), Dapur Utama, Laundri, Pemulasaraan Jenazah dan Forensik, Instalasi Sanitasi, Instalasi Pemeliharaan Sarana (IPS). ƒ Zona Penunjang Umum dan Administrasi yang terdiri dari : Bagian Kesekretariatan dan Akuntansi, Bagian Rekam Medik, Bagian Logistik/ Gudang, Bagian Perencanaan dan Pengembangan (Renbang), Sistem Pengawasan Internal (SPI), Bagian Pendidikan dan Penelitian (Diklit), Bagian Sumber Daya Manusia (SDM), Bagian Pengadaan, Bagian Informasi dan Teknologi (IT). 5.4. POLA SIRKULASI KEGIATAN RUMAH SAKIT Pada dasarnya jalur sirkulasi adalah jalur yang menjadi titik hubung antara satu pola aktifitas dengan aktifitas lainnya, baik itu kegiatan yang berhubungan dengan pelayanan medis, penunjang medis dan administrasi. Sirkulasi dalam Bangunan, kemudahan dalam mencapai lokasi layanan perlu mendapatkan perhatian sepenuhnya baik secara horizontal maupun vertikal secara langsung maupun tidak langsung dengan pemakaian petunjuk arah yang dapat membantu. Terjadi sirkulasi silang antara
  • 46. Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | 17 fungsi-fungsi di dalam bangunan tidak terjadi dengan baik, untuk pemecahan masalah sirkulasi di dalam bangunan dapat diatasi dengan cara pengelompokan fungsi secara baik dan teratur. Kondisi sirkulasi di luar bangunan dilihat dari besaran, kenyamanan, dan pencapaian serta jarak pencapaian antar fungsi perlu diatur dengan baik untuk pejalan kaki, maupun untuk kendaraan. Hal ini bertujuan untuk menghindari terjadinya konflik sirkulasi pencapaian ke dalam fungsi layanan. Fungsi-fungsi layanan tertentu memerlukan akses cepat dan mudah ditemukan sehingga perlu dipertimbangkan : - Peletakkan pintu dan besarannya. - Tata letak fungsi bangunan, jarak antar massa bangunan dan luasannya. - Pengaturan sirkulasi, jarak, dan besaran baik untuk pejalan kaki dan kendaraaan. - Jarak Pencapaian dari halte kendaraan umum menuju ke pintu utama lokasi Rumah Sakit harus dekat dan aman bagi pejalan kaki. Perencanaan jalur sirkulasi dari dan menuju bangunan harus memperhatikan hal sebagai berikut: - Mencegah terjadinya sirkulasi silang - Pintu Masuk Utama harus mudah terlihat dan dicapai. - Tersedia fasilitas parkir yang memadai dan parkir khusus bagi penyandang cacat. - Pintu Masuk RS minimal 3 pintu, yaitu pintu utama, pintu khusus ke Instalasi Gawat Darurat dan pintu ke area servis. Komponen-komponen yang membentuk jalur sirkulasi dalam dan luar bangunan, yaitu: 1. Akses Horisontal yaitu Koridor/Selasar, terdiri dari koridor/Selasar yang beratap dan tidak yang harus dapat memberikan kenyamanan bagi penggunanya, khusus untuk lantainya digunakan material bangunan yang tidak licin. Koridor/ Selasar juga harus mempertimbangkan aksesibilitas untuk evakuasi, orang yang berkebutuhan khusus, termasuk penyandang cacat. Ukuran koridor/selasar yang aksesibilitas minimal 2,4 meter. 2. Akses Vertikal a. Tangga Tangga merupakan fasilitas bagi pergerakan vertikal yang dirancang dengan mempertimbangkan ukuran dan kemiringan pijakan dan tanjakan dengan lebar yang memadai. Persyaratan tangga adalah sebagai berikut : (1) Harus memiliki dimensi pijakan dan tanjakan yang berukuran seragam Tinggi masing-masing pijakan/tanjakan adalah 15 – 17 cm. (2) Harus memiliki kemiringan tangga kurang dari 600 . (3) Lebar tangga minimal 120 cm untuk membawa usungan dalam keadaan darurat, untuk mengevakuasi pasien dalam kasus terjadinya kebakaran atau ancaman bom (3) Tidak terdapat tanjakan yang berlubang yang dapat membahayakan pengguna tangga. (4) Harus dilengkapi dengan pegangan rambat (handrail).
  • 47. 18 | Pedoman-Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit (5) Pegangan rambat harus mudah dipegang dengan ketinggian 65 cm ~ 80 cm dari lantai, bebas dari elemen konstruksi yang mengganggu, dan bagian ujungnya harus bulat atau dibelokkan dengan baik ke arah lantai, dinding atau tiang. (6) Pegangan rambat harus ditambah panjangnya pada bagian ujung-ujungnya (puncak dan bagian bawah) dengan 30 cm. (7) Untuk tangga yang terletak di luar bangunan, harus dirancang sehingga tidak ada air hujan yang menggenang pada lantainya. b. Ramp Ramp adalah jalur sirkulasi yang memiliki bidang dengan kemiringan tertentu, sebagai alternatif bagi orang yang tidak dapat menggunakan tangga. Fungsi dapat digantikan dengan lift (fire lift). Persyaratan ramp adalah sebagai berikut : (1) Kemiringan suatu ramp di dalam bangunan tidak boleh melebihi 70 , perhitungan kemiringan tersebut tidak termasuk awalan dan akhiran ramp (curb ramps/landing). (2) Panjang mendatar dari satu ramp (dengan kemiringan 70 ) tidak boleh lebih dari 900 cm. Panjang ramp dengan kemiringan yang lebih rendah dapat lebih panjang. (3) Lebar minimum dari ramp adalah 120 cm dengan tepi pengaman. (4) Muka datar (bordes) pada awalan atau akhiran dari suatu ramp harus bebas dan datar sehingga memungkinkan sekurang-kurangnya untuk memutar kursi roda/ stretcher, dengan ukuran minimum 160 cm. (5) Permukaan datar awalan atau akhiran suatu ramp harus memiliki tekstur sehingga tidak licin baik diwaktu hujan. (6) Lebar tepi pengaman ramp (low curb) 10 cm, dirancang untuk menghalangi roda dari kursi roda atau stretcher agar tidak terperosok atau ke luar dari jalur ramp. (7) Ramp harus diterangi dengan pencahayaan yang cukup sehingga membantu penggunaan ramp saat malam hari. Pencahayaan disediakan pada bagian ramp yang memiliki ketinggian terhadap muka tanah sekitarnya dan bagian-bagian yang membahayakan. (8) Ramp harus dilengkapi dengan pegangan rambatan (handrail) yang dijamin kekuatannya dengan ketinggian yang sesuai. c. Lift (;elevator) Lift merupakan fasilitas lalu lintas vertikal baik bagi petugas RS maupun untuk pasien. Oleh karena itu harus direncanakan dapat menampung tempat tidur pasien. Persyaratan lift adalah sebagai berikut : (1) Ukuran lift rumah sakit minimal 1,50 m x 2,30 m dan lebar pintunya tidak kurang dari 1,20 m untuk memungkinkan lewatnya tempat tidur dan stretcher bersama- sama dengan pengantarnya. (2) Lift penumpang dan lift service dipisah bila dimungkinkan.
  • 48. Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | 19 (3) Jumlah, kapasitas, dan spesifikasi lif sebagai sarana hubungan vertikal dalam bangunan gedung harus mampu melakukan pelayanan yang optimal untuk sirkulasi vertikal pada bangunan, sesuai dengan fungsi dan jumlah pengguna bangunan RS. (4) Setiap bangunan RS yang menggunakan lift harus tersedia lift kebakaran yang dimulai dari lantai dasar bangunan (ground floor). (5) Lift kebakaran dapat berupa lift khusus kebakaran/lift penumpang biasa/lift barang yang dapat diatur pengoperasiannya sehingga dalam keadaan darurat dapat digunakan khusus oleh petugas kebakaran. 5.5. KEBUTUHAN PEMBIAYAAN Perhitungan Kebutuhan Pembiayaan pembangunan Rumah Sakit diperhitungkan dengan rincian item pembiayaan sebagai berikut: 1. Biaya Jasa Konsultansi - Biaya Penyusunan Studi Kelayakan, Rencana Induk dan UPL/UKL - Biaya Perencanaan Konstruksi Bangunan (DED) - Biaya Pengawasan/Manajemen Konstruksi Pembangunan Konstruksi Fisik 2. Biaya Pembangunan/Renovasi Bangunan - Persiapan - Pekerjaan Standar - Pekerjaan Non Standar 3. Biaya Furnitur dan Peralatan Kesehatan 4. Biaya Manajemen Proyek, Perizinan dan Pra Operasional - Pengadaan dan Penyiapan SDM - Operasional Awal - Perijinan-perijinan
  • 49. 20 | Pedoman-Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit BAB VI RENCANA BLOK BANGUNAN DAN KONSEP UTILITAS RUMAH SAKIT 6.1. PERENCANAAN BLOK PLAN Perencanaan Blok Plan Rumah Sakit di rencanakan secara keseluruhan sesuai dengan kebutuhan Rumah Sakit mendatang atas dasar jenis layanan, jumlah SDM, Struktur Organisasi, Kapasitas TT, kelas Rumah Sakit yang telah dihitung dalam peritungan kebutuhan luas ruang bangunan Rumah Sakit dengan mempertimbangkan pedoman serta kebijakan Daerah setempat. Perencanaan Blok Plan secara keseluruhan ini dapat dibangun secara bertahap sesuai dengan kebutuhan berdasarkan kemampuan Sumber Daya (Keuangan, Manusia dan Peralatan) yang tersedia. 6.2. PERENCANAAN KONSEP UTILITAS Kebutuhan Pelayanan Jaringan Utilitas bagi kawasan Rumah Sakit merupakan suatu keharusan, karena keberadaannya akan sangat mempengaruhi kelancaran kegiatan Rumah Sakit. Kebutuhan Jaringan Utilitas di kawasan Rumah Sakit ini meliputi: - Air bersih - Telepon/Komunikasi - Listrik - Gas - Saluran drainase - Saluran pembuangan air kotor dan limbah - Tempat pembuangan sampah - Pemadam kebakaran Rencana penataan jaringan utilitas di kawasan Rumah Sakit pada dasarnya mengikuti pola jaringan yang telah ada. Penyediaan ini akan berkaitan langsung dengan beberapa instansi yang berwenang menangani permasalahan ini. Secara teknis, pembangunan jaringan utilitas tersebut dilakukan secara hirarkis sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
  • 50. Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | 21 BAB VII RENCANA INDUK/ MASTER PLAN RUMAH SAKIT Pentahapan pembangunan Rumah Sakit ini adalah bagian utama dari Rencana Induk/ Master Plan Rumah Sakit, karena pada bagian ini akan didapat bagaimana rencana dan langkah-langkah dari tahapan yang harus dilakukan oleh pihak Penentu (Pemilik/Penyandang Dana ataupun Pengelola Rumah Sakit) dalam rangka mewujudkan target dan sasarannya dalam membangun dan mengembangkan Rumah Sakit dari aspek-aspek penentunya. Perencanaan dan Pentahapan pembangunan Rumah Sakit ini diuraikan dalam suatu Rencana Induk/ Master Plan Rumah Sakit yang mencakup aspek-aspek penentunya, yaitu: 1. Rencana Pentahapan Penyediaan Fisik Rumah Sakit 2. Rencana Pentahapan Penyediaan Sumber Daya Manusia/ SDM Rumah Sakit 3. Rencana Pentahapan Penyediaan Sumber Daya Alat/ SDA Rumah Sakit 4. Rencana Pentahapan Penyediaan Pembiayaan Pembangunan Rumah Sakit Yang disusun dengan mengkaitkannya kepada kesiapan dana/ keuangan/ pembiayaan dan target waktu serta sasaran Rencana Strategi dan Rencana Bisnis yang akan dicapai.
  • 51. 22 | Pedoman-Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit BAB VIII PENUTUP 8.1 Pedoman ini diharapkan dapat digunakan sebagai rujukan oleh pengelola fasilitas pelayanan kesehatan, penyedia jasa perencanaan, Pemerintah Daerah, dan instansi yang terkait dengan kegiatan pengaturan dan pengendalian penyelenggaraan pembangunan bangunan fasilitas pelayanan kesehatan, guna menjamin kesehatan penghuni bangunan dan lingkungan terhadap bahaya penyakit. 8.2 Persyaratan-persyaratan yang lebih spesifik dan atau yang bersifat alternatif, serta penyesuaian Pedoman Master Plan Rumah Sakit oleh masing-masing daerah disesuaikan dengan kondisi dan kesiapan kelembagaan daerah. 8.3 Dalam penyusunan Master Plan Rumah Sakit dapat berkoordinasi dan berkonsultansi dengan Sub Direktorat Bina Sarana dan Prasarana Kesehatan Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan.
  • 52. PEDOMAN BANGUNAN DAN PRASARANA RUMAH SAKIT KELAS B DIREKTORAT BINA PELAYANAN PENUNJANG MEDIK DAN SARANA KESEHATAN SUB DIREKTORAT BINA SARANA DAN PRASARANA KESEHATAN TAHUN 2012
  • 53.
  • 54. Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | iii Kata Pengantar Rumah sakit umum (RSU) diklasifikasikan menjadi 4 kelas yang didasari oleh beban kerja dan fungsi rumah sakit yaitu rumah sakit kelas A, kelas B, Kelas C dan Kelas D. Dari ke 4 kelas tersebut yang akan dibahas dalam pedoman ini adalah rumah sakit kelas B yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medis sekurang-kurangnya 11 spesialistik dan sub spesialistik terbatas. Dalam rangka mencapai kualitas dan kemampuan pelayanan medis pada Rumah Sakit Kelas B ini, maka harus didukung dengan sarana dan prasarana rumah sakit yang terencana, baik dan benar. Oleh karena itu lingkup dari pedoman teknis ini meliputi sarana (gedung),dan prasarana rumah sakit kelas B. Rumah sakit harus memenuhi, persyaratan teknis sarana dan prasarana rumah sakit yang menunjang pelayanan kesehatan secara paripurna. Keseluruhan persyaratan tersebut harus direncanakan sesuai dengan standard dan kaidah-kaidah yang berlaku. Adapun secara umum yang dimaksud dengan sarana adalah segala sesuatu hal yang menyangkut fisik gedung/ bangunan serta ruangan. Sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang membuat sarana tersebut dapat berfungsi seperti pengadaan air bersih, listrik, instalasi air limbah dan lain-lain. Persyaratan rumah sakit disarankan memenuhi kriteria pemilihan lokasi rumah sakit dengan mempertimbangkan aspek sosio-ekonomi masyarakat, aksesibilitas dan luas lahan untuk bangunan rumah sakit; serta persyaratan teknis lainnya. Persyaratan teknis sarana rumah sakit meliputi persyaratan atap, langit-langit, dinding, lantai, struktur dan konstruksi, pintu dan toilet. Persyaratan teknis prasarana rumah sakit meliputi persyaratan, ventilasi, listrik, air bersih, drainase, pengolahan limbah, sistem proteksi terhadap bahaya kebakaran, sistem komunikasi, sistem tata suara, pencahayaan, sistem gas medis, sarana transportasi vertikal (ramp dan tangga serta lift),dan sebagainya. Penyusunan “Pedoman Teknis Fasilitas Rumah Sakit Kelas B“ ini diharapkan dapat digunakan sebagai rujukan oleh pengelola fasilitas pelayanan kesehatan setingkat rumah sakit kelas B, para pengelola rumah sakit, para pengembang rumah sakit (Yayasan, Badan Usaha maupun Konsultan Perencanaan dan Perancangan) yang akan merencanakan, sehingga masing-masing pihak dapat mempunyai kesamaan persepsi mengenai fasilitas rumah sakit. Kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan pedoman ini. Jakarta, Desember 2010 KEPALA PUSAT SARANA, PRASARANA DAN PERALATAN KESEHATAN Sukendar Adam DIM. M.Kes NIP. 195706191981031003
  • 55.
  • 56. Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | v DAFTAR ISI Kata Pengantar iii Pendahuluan xi BAGIAN - I KETENTUAN UMUM 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Tujuan 2 1.3 Pengertian 2 BAGIAN - II PENGERTIAN DAN KLASIFIKASI RUMAH SAKIT KELAS B 2.1 Umum 5 2.2 Pengelompokan Area Fasilitas RS Kelas B 7 2.3 Alur Sirkulasi Pasien 8 2.4 Uraian Fasilitas Rumah Sakit 9 BAGIAN - III PERSYARATAN UMUM BANGUNAN RUMAH SAKIT 3.1 Lokasi Rumah Sakit 66 3.2 Perencanaan bangunan rumah sakit 71 BAGIAN - IV PERSYARATAN TEKNIS SARANA RUMAH SAKIT 4.1 Atap 74 4.2 Langit-langit 74 4.3 Dinding dan Partisi 74 4.4 Lantai 75 4.5 Struktur Bangunan 76 4.6 Pintu 81 4.7 Toilet (Kamar Kecil) 82 BAGIAN - V PERSYARATAN TEKNIS PRASARANA RUMAH SAKIT 5.1 Sistem Proteksi Kebakaran 84 5.2 Sistem Komunikasi Dalam Rumah Sakit 85 5.3 Sistem Proteksi Petir 94 5.4 Sistem Kelistrikan 95 5.5 Sistem Penghawaan (Ventilasi) dan Pengkondisian Udara (;HVAC) 98 5.6 Sistem Pencahayaan 100 5.7 Sistem Fasilitas Sanitasi 101 5.8 Sistem Instalasi Gas Medik 103 5.9 Sistem Pengendalian Terhadap Kebisingan dan Getaran 105 5.10 Sistem Hubungan Horisontal dalam rumah sakit 107 5.11 Sistem Hubungan (Transportasi) Vertikal dalam rumah sakit 107 5.12 Sarana Evakuasi 113 5.13 Aksesibilitas Penyandang Cacat 113 5.14 Sarana/Prasarana Umum 114 BAGIAN - VI PENUTUP 115 KEPUSTAKAAN 116 DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR Lampiran – Gambar
  • 57.
  • 58. Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | vii DAFTAR GAMBAR 1 Gambar 2.3 Alur sirkulasi pasien di dalam rumah sakit umum 2 Gambar 2.4.1.1 Alur Kegiatan pada Instalasi Rawat Jalan 3 Gambar 2.4.1.2 Alur Kegiatan pada Instalasi Gawat Darurat 4 Gambar 2.4.1.3 Alur Kegiatan pada Instalasi Rawat Inap 5 Gambar 2.4.1.4 Alur Kegiatan pada Instalasi Perawatan Intensif (ICU) 6 Gambar 2.4.1.5 Alur Kegiatan pada Instalasi Bedah Sentral (COT) 7 Gambar 2.4.1.6 Alur Kegiatan pada Instalasi Kebidanan dan Penyakit Kandungan (Obstetri dan Ginekologi) 8 Gambar 2.4.1.7 Alur Kegiatan pada Instalasi Rehabilitasi Medik 9 Gambar 2.4.1.8 Alur Kegiatan pada Unit Hemodialisa 10 Gambar 2.4.2.1 Alur Kegiatan pada Instalasi Farmasi 11 Gambar 2.4.2.2 Alur Kegiatan pada Instalasi Radiodiagnostik 12 Gambar 2.4.2.3 Alur Kegiatan pada Instalasi Laboratorium 13 Gambar 2.4.2.4 Alur Kegiatan pada Bank Darah/UTDRS 14 Gambar 2.4.2.5 Alur Kegiatan pada Instalasi Instalasi Diagnostik Terpadu (IDT) 15 Gambar 2.4.2.6 Alur Kegiatan pada Instalasi Pemulasaraan Jenazah dan Forensik. 16 Gambar 2.4.2.7 Alur Kegiatan pada Instalasi Sterilisasi Pusat (;CSSD) 17 Gambar 2.4.2.8 Alur Kegiatan pada Instalasi Dapur Utama dan Gizi Klinik 18 Gambar 2.4.2.9 Alur Kegiatan pada Instalasi Pencucian Linen (;Laundry). 19 Gambar 2.4.2.10 Alur Kegiatan pada Instalasi Sanitasi 20 Gambar 2.4.2.11 Alur Kegiatan pada Instalasi Pemeliharaan Sarana 21 Gambar 2.4.3 Alur Kegiatan pada Area Penunjang Umum & Administrasi RS 22 Gambar 3.1.3.a Zoning Rumah Sakit Berdasarkan Pelayanan Pada RS Pola Pembangunan Horisontal 23 Gambar 3.1.3.b Zoning Rumah Sakit Berdasarkan Pelayanan Pada RS Pola Pembangunan Vertikal 24 Gambar 3.2.3-a Contoh gambar akses pintu masuk RS. 25 Gambar 3.2.3-b Contoh Model Aliran Lalu Lintas dalam RS. 26 Gambar 3.2.3-c Contoh Model Perletakan Instalasi-instalasi pada Site RS (Rencana Blok). 27 Gambar 4.6.1 Pintu kamar mandi pada ruang rawat inap harus terbuka ke luar. 28 Gambar 4.7.2 Ruang gerak dalam Toilet untuk Aksesibel. 29 Gambar 5.11.1.a Tipikal ramp 30 Gambar 5.11.1.b Bentuk-bentuk ramp 31 Gambar 5.11.1.c Kemiringan ramp 32 Gambar 5.11.1.d Pegangan rambat pada ramp 33 Gambar 5.11.1.e Kemiringan sisi lebar ramp
  • 59. viii | Pedoman-Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit 34 Gambar 5.11.1.f Pintu di ujung ramp 35 Gambar 5.11.2.a Tipikal tangga 36 Gambar 5.11.2.b Pegangan rambat pada tangga 37 Gambar 5.11.2.c Desain profil tangga 38 Gambar 5.11.2.d Detail pegangan rambat tangga 39 Gambar 5.11.2.e Detail pegangan rambat pada dinding
  • 60. Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | ix DAFTAR TABEL 1 Tabel 2.4.1.1 Kebutuhan Ruang, Fungsi, dan Luasan Ruang serta Kebutuhan Fasilitas pada Instalasi Rawat Jalan. 2 Tabel 2.4.1.2 Kebutuhan Ruang, Fungsi, dan Luasan Ruang serta Kebutuhan Fasilitas pada Instalasi Gawat Darurat. 3 Tabel 2.4.1.3 Kebutuhan Ruang, Fungsi, dan Luasan Ruang serta Kebutuhan Fasilitas pada Instalasi Rawat Inap. 4 Tabel 2.4.1.4 Kebutuhan Ruang, Fungsi, dan Luasan Ruang serta Kebutuhan Fasilitas pada Instalasi Perawatan Intensif (ICU). 5 Tabel 2.4.1.5 Kebutuhan Ruang, Fungsi, dan Luasan Ruang serta Kebutuhan Fasilitas pada Instalasi Bedah Sentral (COT). 6 Tabel 2.4.1.6 Kebutuhan Ruang, Fungsi, dan Luasan Ruang serta Kebutuhan Fasilitas pada Instalasi Kebidanan dan Penyakit Kandungan. 7 Tabel 2.4.1.7 Kebutuhan Ruang, Fungsi, dan Luasan Ruang serta Kebutuhan Fasilitas pada Instalasi Rehabilitasi Medik. 8 Tabel 2.4.1.8 Kebutuhan Ruang, Fungsi, dan Luasan Ruang serta Kebutuhan Fasilitas pada Unit Hemodialisa. 9 Tabel 2.4.1.9 Kebutuhan Ruang, Fungsi, dan Luasan Ruang serta Kebutuhan Fasilitas pada Instalasi Radioterapi. 10 Tabel 2.4.1.10 Kebutuhan Ruang, Fungsi, dan Luasan Ruang serta Kebutuhan Fasilitas pada Instalasi Kedokteran Nuklir. 11 Tabel 2.4.2.1 Kebutuhan Ruang, Fungsi, dan Luasan Ruang serta Kebutuhan Fasilitas pada Instalasi Farmasi. 12 Tabel 2.4.2.2 Kebutuhan Ruang, Fungsi, dan Luasan Ruang serta Kebutuhan Fasilitas pada Instalasi Radiodiagnostik. 13 Tabel 2.4.2.3 Kebutuhan Ruang, Fungsi, dan Luasan Ruang serta Kebutuhan Fasilitas pada Instalasi Laboratorium. 14 Tabel 2.4.2.4 Kebutuhan Ruang, Fungsi, dan Luasan Ruang serta Kebutuhan Fasilitas pada Bank Darah/Unit Transfusi Darah Rumah Sakit. 15 Tabel 2.4.2.5 Kebutuhan Ruang, Fungsi, dan Luasan Ruang serta Kebutuhan Fasilitas pada Instalasi Diagnostik Terpadu (IDT). 16 Tabel 2.4.2.6 Kebutuhan Ruang, Fungsi, dan Luasan Ruang serta Kebutuhan Fasilitas Instalasi Pemulasaraan Jenazah dan Forensik. 17 Tabel 2.4.2.7 Kebutuhan Ruang, Fungsi, dan Luasan Ruang serta Kebutuhan Fasilitas pada Instalasi Sterilisasi Pusat (;CSSD) 18 Tabel 2.4.2.8 Kebutuhan Ruang, Fungsi, dan Luasan Ruang serta Kebutuhan Fasilitas pada Instalasi Dapur Utama dan Gizi Klinik. 19 Tabel 2.4.2.9 Kebutuhan Ruang, Fungsi, dan Luasan Ruang serta Kebutuhan Fasilitas pada Instalasi Pencucian Linen (;Laundry).
  • 61. x | Pedoman-Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit 20 Tabel 2.4.2.10 Kebutuhan Ruang, Fungsi, dan Luasan Ruang serta Kebutuhan Fasilitas pada Instalasi Sanitasi. 21 Tabel 2.4.2.11 Kebutuhan Ruang, Fungsi, dan Luasan Ruang serta Kebutuhan Fasilitas pada Instalasi Pemeliharaan Sarana. 22 Tabel 2.4.3 Kebutuhan Ruang, Fungsi, dan Luasan Ruang serta Kebutuhan Fasilitas pada Area Penunjang Umum dan Administrasi RS. 23 Tabel 3.1.4 Kebutuhan ruang minimal untuk rumah sakit umum. 24 Tabel 5.5.2 Tabel Standar Suhu, Kelembaban, dan Tekanan Udara Menurut Fungsi Ruang atau Unit. 25 Tabel 5.6 Tabel Indeks Pencahayaan Menurut Jenis Ruang atau Unit. 26 Tabel 5.9 Tabel Indeks Kebisingan Menurut Jenis Ruang atau Unit. 27 Tabel 5.6 Tabel Indeks Pencahayaan Menurut Jenis Ruang atau Unit.
  • 62. Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | xi Pendahuluan Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakt agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Rumah sakit adalah bangunan gedung atau sarana kesehatan yang memerlukan perhatian khusus dari segi keamanan, keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan, dimana berdasarkan Undang-undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit pasal 3 menyebutkan bahwa pengaturan penyelenggaraan Rumah Sakit bertujuan : a. mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan; b. memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien, masyarakat, lingkungan rumha sakit dan sumber daya manusia di rumah sakit; c. meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan rumah sakit; Mengingat hal tersebut diatas, maka suatu pelayanan yang diselenggarakan rumah sakit harus memiliki suatu standar acuan ditinjau dari segi sarana fisik bangunan, serta prasarana atau infrastruktur jaringan penunjang yang memadai. Dalam rangka memenuhi suatu standar acuan tersebut diperlukan suatu pedoman perencanaan rumah sakit yang memadai, salah satunya adalah “Pedoman Teknis Fasilitas Rumah Sakit Kelas B ”, agar dapat dijadikan sebagai pedoman dalam pengembangan dan perencanaan bangunan rumah sakit kelas B.
  • 63.
  • 64. Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | 1 BAGIAN – I KETENTUAN UMUM 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakt agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Rumah sakit adalah bangunan gedung atau sarana kesehatan yang memerlukan perhatian khusus dari segi keamanan, keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan, dimana berdasarkan Undang-undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit pasal 3 menyebutkan bahwa pengaturan penyelenggaraan Rumah Sakit bertujuan : a. mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan; b. memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien, masyarakat, lingkungan rumah sakit dan sumber daya manusia di rumah sakit; c. meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan rumah sakit; Undang-undang tentang bangunan gedung nomor 28 tahun 2002 juga menyebutkan bahwa bangunan gedung penting sebagai tempat manusia melakukan kegiatan, maka perlu diperhatikan keamanan, keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan. Pengkategorian rumah sakit dibedakan berdasarkan jenis penyelenggaraan pelayanan, yang terdiri dari rumah sakit umum (RSU) yaitu rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan semua jenis penyakit, sedangkan rumah sakit khusus (RSK), yaitu rumah sakit yang memberikan pelayanan utama pada suatu jenis penyakit tertentu berdasarkan ke khususannya. Rumah sakit umum (RSU) diklasifikasikan menjadi 4 kelas yang didasari oleh beban kerja dan fungsi rumah sakit yaitu rumah sakit kelas A, kelas B, Kelas C dan Kelas D. dari ke 4 kelas tersebut yang akan dibahas dalam pedoman ini adalah rumah sakit kelas B yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medis sekurang-kurangnya 11 spesialistik dan sub spesialistik terbatas, lingkup dari pedoman teknis ini meliputi sarana (bangunan) dan prasarana (utilitas) rumah sakit kelas B. Pedoman ini di susun sebagai panduan teknis penyelenggaraan bangunan gedung rumah sakit kelas B yang merupakan perkembangan dari pedoman teknis bangunan gedung rumah sakit kelas C, ini membahas tentang persyaratan umum bangunan rumah sakit kelas B, persyaratan teknis sarana rumah sakit kelas B, persyaratan teknis prasarana rumah sakit kelas B, dan uraian bangunan rumah sakit kelas B. Dari pembahasan pedoman ini diharapkan dapat memberikan arahan, referensi cara-cara pengembangan dan perencanaan bangunan rumah sakit kelas B, yang diperlukan oleh investor, pemilik rumah sakit, pemberi ijin rumah sakit.
  • 65. 2 | Pedoman-Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit 1.2 Tujuan Tujuan umum dari diterbitkannya buku pedoman ini adalah : Sebagai pedoman dalam pengembangan dan perencanaan bangunan rumah sakit kelas B Tujuan khusus dari diterbitkannya buku pedoman ini adalah : 1. Menjadi pedoman dalam pengembangan dan perencanaan bangunan gedung rumah sakit kelas B. 2. Meningkatkan pengetahuan tentang tata cara pengembangan dan perencanaan bangunan gedung rumah sakit kelas B 3. Meningkatkan pengetahuan bagi manajemen RS dalam pengambilan keputusan pada pemilihan tata letak pengembangan dan perencanaan pengembangan dan perencanaan bangunan gedung rumah sakit kelas B. 1.3 Pengertian. 1.3.1 Bangunan gedung. Wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat dan kedudukannya, sebagian atau seluruhnya yang berada di atas tanah/perairan, ataupun di bawah tanah/perairan, tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian maupun tempat tinggal, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya maupun kegiatan khusus. 1.3.2 Rumah sakit. Institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat 1.3.3 Rumah sakit umum. Rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan semua jenis penyakit dari yang bersifat dasar sampai dengan sub spesialistik. 1.3.4 Pembangunan rumah sakit pola horisontal. Zonasi rumah sakit diatur/ disusun pada massa-massa bangunan yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya secara lateral, sehingga pola pergerakan aktifitas umumnya adalah secara horisontal. Pengembangan rumah sakit pola horisontal membutuhkan luas lahan yang besar. 1.3.5 Pembangunan rumah sakit pola vertikal. Zonasi rumah sakit diatur/ disusun pada massa bangunan bertingkat, sehingga pola pergerakan aktifitas umumnya adalah secara vertikal. Pengembangan rumah sakit pola vertikal umumnya dilaksanakan pada daerah dengan lahan yang terbatas dan/ harga tanahnya relatif mahal. 1.3.6 Rumah sakit umum kelas B. rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan sekurang- kurangnya 4 (empat) pelayanan medik spesialis dasar, 4 (empat) pelayanan spesialis penunjang medik, 8 (delapan) pelayanan medik spesialis lainnya dan 2 (dua) pelayanan medik subspesialis dasar serta dapat menjadi RS pendidikan apabila telah memenuhi persyaratan dan standar.
  • 66. Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | 3 1.3.7 Rumah sakit umum kelas B Non Pendidikan. Rumah sakit umum kelas B yang tidak menyelenggarakan pendidikan formal di bidang kesehatan. 1.3.8 Rumah sakit umum kelas B Pendidikan. Rumah sakit umum kelas B yang menyelenggarakan pendidikan formal di bidang kesehatan. 1.3.9 Fasilitas. Fasilitas adalah segala sesuatu hal yang menyangkut Sarana, Prasarana maupun Alat (baik alat medik maupun alat non medik) yang dibutuhkan oleh rumah sakit dalam memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya bagi pasien. 1.3.10 Sarana. Segala sesuatu benda fisik yang dapat tervisualisasi mata maupun teraba oleh panca indra dan dengan mudah dapat dikenali oleh pasien dan (umumnya) merupakan bagian dari suatu gedung ataupun bangunan gedung itu sendiri. 1.3.11 Prasarana. Benda maupun jaringan / instalasi yang membuat suatu sarana yang ada bisa berfungsi sesuai dengan tujuan yang diharapkan. 1.3.12 Instalasi Rawat Jalan. Fasilitas yang digunakan sebagai tempat konsultasi, penyelidikan, pemeriksaan dan pengobatan pasien oleh dokter ahli di bidang masing-masing yang disediakan untuk pasien yang membutuhkan waktu singkat untuk penyembuhannya atau tidak memerlukan pelayanan perawatan. 1.3.13 Instalasi Gawat Darurat. Fasilitas yang melayani pasien yang berada dalam keadaan gawat dan terancam nyawanya yang membutuhkan pertolongan secepatnya. 1.3.14 Instalasi Rawat Inap. Fasilitas yang digunakan merawat pasien yang harus di rawat lebih dari 24 jam (pasien menginap di rumah sakit). 1.3.15 Instalasi Perawatan Intensif (Intensive Care Unit = ICU). Fasilitas untuk merawat pasien yang dalam keadaan sakit berat sesudah operasi berat atau bukan karena operasi berat yang memerlukan pemantauan secara intensif dan tindakan segera. 1.3.16 Instalasi Kebidanan dan penyakit kandungan. Fasilitas menyelenggarakan kegiatan persalinan, perinatal, nifas dan gangguan kesehatan reproduksi. 1.3.17 Instalasi Bedah. Suatu unit khusus di rumah sakit yang berfungsi sebagai tempat untuk melakukan tindakan pembedahan/operasi secara elektif maupun akut, yang membutuhkan kondisi steril dan kondisi khusus lainnya. 1.3.18 Instalasi Farmasi. Fasilitas untuk penyediaan dan membuat obat racikan, penyediaan obat paten, serta memberikan informasi dan konsultasi perihal obat.
  • 67. 4 | Pedoman-Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit 1.3.19 Instalasi Radiodiagnostik. Fasilitas untuk melakukan pemeriksaan terhadap pasien dengan menggunakan energi radioaktif dalam diagnosis dan pengobatan penyakit. 1.3.20 Instalasi Radioterapi. Fasilitas pelayanan pengobatan pasien dengan penggunaan partikel atau gelombang berenergi tinggi seperti sinar gamma, berkas elektron, foton, proton dan neutron untuk menghancurkan sel kanker. 1.3.21 Instalasi Kedokteran Nuklir. Fasilitas yang digunakan untuk menegakkan diagnosis, terapi penyakit serta penelitian dengan memanfaatkan materi radioaktif yaitu menggunakan sumber radiasi terbuka (“unsealed’). 1.3.22 Unit Hemodialisa Fasilitas tempat pasien cuci darah akibat terjadinya gangguan pada ginjal. 1.3.23 Instalasi Sterilisasi Pusat (;CSSD/ Central Supply Sterilization Departement) Instalasi Sterilisasi Pusat (;Central Sterile Supply Department = CSSD). Fasilitas untuk mensterilkan instrumen, linen, bahan perbekalan. 1.3.24 Instalasi Laboratorium. Fasilitas kerja khususnya untuk melakukan pemeriksaan dan penyelidikan ilmiah (misalnya fisika, kimia, higiene, dan sebagainya) 1.3.25 Instalasi Rehabilitasi Medik. Fasilitas pelayanan untuk memberikan tingkat pengembalian fungsi tubuh dan mental pasien setinggi mungkin sesudah kehilangan/ berkurangnya fungsi tersebut. 1.3.26 Instalasi Diagnostik Terpadu. Fasilitas diagnostik kondisi medis organ tubuh pasien. 1.3.27 Bagian Administrasi dan Manajemen Suatu unit dalam rumah sakit tempat melaksanakan kegiatan administrasi pengelolaan/ manajemen rumah sakit serta tempat melaksanakan kegiatan merekam dan menyimpan berkas-berkas jati diri, riwayat penyakit, hasil pemeriksaan dan pengobatan pasien yang diterapkan secara terpusat/sentral. 1.3.28 Instalasi Pemulasaran Jenazah dan Forensik. Fasilitas untuk meletakkan/menyimpan sementara jenazah sebelum diambil oleh keluarganya, memandikan jenazah, pemulasaraan dan pelayanan forensik. 1.3.29 Instalasi Gizi/Dapur. Fasilitas melakukan proses penanganan makanan dan minuman meliputi kegiatan; pengadaan bahan mentah, penyimpanan, pengolahan, dan penyajian makanan-minuman. 1.3.30 Instalasi Cuci (Laundry). Fasilitas untuk melakukan pencucian linen rumah sakit. 1.3.31 Bengkel Mekanikal dan Elektrikal (;Workshop) Fasilitas untuk melakukan pemeliharaan dan perbaikan ringan terhadap komponen-komponen Sarana, Prasarana dan Peralatan Medik.
  • 68. Pedoman-Pedoman Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit | 5 BAGIAN – II PENGERTIAN DAN KLASIFIKASI RUMAH SAKIT KELAS B 2.1 Umum Pengklasifikasian rumah sakit dibedakan berdasarkan jenis penyelenggaraan pelayanan, yang terdiri dari rumah sakit umum (RSU), yaitu rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan semua bidang dan jenis penyakit dan rumah sakit khusus (RSK), yaitu rumah sakit yang memberikan pelayanan utama pada suatu bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan kekhususannya. Klasifikasi Rumah Sakit Umum adalah pengelompokan Rumah Sakit Umum berdasarkan perbedaan tingkatan menurut kemampuan pelayanan kesehatan, ketenagaan, fisik dan peralatan yang dapat disediakan dan berpengaruh terhadap beban kerja, yaitu rumah sakit kelas A, B, C dan D. Rumah Sakit Umum Kelas D adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan sekurang-kurangnya pelayanan umum dan 2 (dua) pelayanan medik spesialis dasar. Rumah Sakit Umum Kelas C adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan sekurang-kurangnya pelayanan medik 4 (empat) spesialis dasar dan 4 (empat) pelayanan penunjang medik. Rumah Sakit Umum Kelas B adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik sekurang-kurangnya 4 (empat) spesialis dasar, 4 (empat) spesialis penunjang medik, 8 (delapan) spesialis lainnya dan 2 (dua) subspesialis dasar serta dapat menjadi RS pendidikan apabila telah memenuhi persyaratan dan standar. Rumah Sakit Umum Kelas A adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik sekurang-kurangnya 4 (empat) spesialis dasar, 5 (lima) spesialis penunjang medik, 12 (dua belas) spesialis lainnya dan 13 (tiga belas) subspesialis serta dapat menjadi RS pendidikan apabila telah memenuhi persyaratan dan standar. Pelayanan Medik Spesialis Dasar adalah pelayanan medik spesialis Penyakit Dalam, Obstetri dan ginekologi, Bedah dan Kesehatan Anak. Pelayanan Spesialis Penunjang adalah pelayanan medik Radiologi, Patologi Klinik, Patologi Anatomi, Anaestesi dan Reanimasi, Rehabilitasi Medik. Pelayanan Medik Spesialis lain adalah pelayanan medik spesialis Telinga Hidung dan Tenggorokan, Mata, Kulit dan Kelamin, Kedokteran Jiwa, Syaraf, Gigi dan Mulut, Jantung, Paru, Bedah Syaraf, Ortopedi. Pelayanan Medik Sub Spesialis adalah satu atau lebih pelayanan yang berkembang dari setiap cabang medik spesialis. Pelayanan Medik Sub Spesialis dasar adalah pelayanan subspesialis yang berkembang dari setiap cabang medik spesialis 4 dasar. Dan Pelayanan Medik
  • 69. 6 | Pedoman-Pedoman Teknis Dibidang Bangunan dan Sarana Rumah Sakit Sub Spesialis lain adalah pelayanan subspesialis yang berkembang dari setiap cabang medik spesialis lainnya. Kriteria, fasilitas dan kemampuan RSU Kelas B meliputi pelayanan medik umum, pelayanan gawat darurat, Pelayanan Medik Spesialis dasar, Pelayanan Spesialis Penunjang Medik, Pelayanan Medik Spesialis Lain, Pelayanan Medik Spesialis Gigi Mulut, Pelayanan medik subspesialis, Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan, Pelayanan Penunjang Klinik dan Pelayanan Penunjang Non Klinik. Pelayanan Medik Umum terdiri dari Pelayanan Medik Dasar, Pelayanan Medik Gigi Mulut dan Pelayanan Kesehatan Ibu Anak /Keluarga Berencana. Pelayanan gawat darurat harus dapat memberikan pelayanan gawat darurat 24 jam dan 7 hari seminggu dengan kemampuan melakukan pemeriksaan awal kasus-kasus gawat darurat, melakukan resusitasi dan stabilisasi sesuai dengan standar. Pelayanan Medik Spesialis Dasar terdiri dari Pelayanan Penyakit Dalam, Kesehatan Anak, Bedah, Obstetri dan Ginekologi. Pelayanan spesialis penunjang Medik terdiri dari Pelayanan Anestesiologi, Radiologi, Rehabilitasi Medik dan Patologi Klinik. Pelayanan medik spesialis lain sekurang-kurangnya 8 (delapan) dari 13 (tiga belas) pelayanan meliputi: mata, telinga hidung tenggorokan, syaraf, jantung dan pembuluh darah, kulit dan kelamin, kedokteran jiwa, paru, orthopedi, urologi, bedah syaraf, bedah plastik dan kedokteran forensik. Pelayanan medik spesialis gigi mulut terdiri dari pelayanan bedah mulut, konservasi / endodonsi, dan periodonti. Pelayanan medik subspesialis 2 (dua) dari 4 (empat) subspesialis dasar yang meliputi: bedah, penyakit dalam, kesehatan anak, obstetri dan ginekologi Pelayanan Penunjang Klinik terdiri dari Perawatan intensif, Pelayanan Darah, Gizi, Farmasi, Sterilisasi Instrumen dan Rekam Medik Pelayanan Penunjang Non Klinik terdiri dari pelayanan Laundry/linen, Dapur Utama, Pemulasaraan Jenazah, Instalasi Pemeliharaan Fasilitas, Sistem Fasilitas Sanitasi (Pengadaan Air Bersih, Pengelolaan Limbah, Pengendalian Vektor, dll), Sistem Kelistrikan, Boiler, Sistem Penghawaan dan Pengkondisian Udara, Sistem Pencahayaan, Sistem Komunikasi, Sistem Proteksi Kebakaran, Sistem Instalasi Gas Medik, Sistem Pengendalian terhadap Kebisingan dan Getaran, Sistem Transportasi Vertikal dan Horizontal, Sarana Evakuasi, Aksesibilitas Penyandang Cacat, dan Sarana/ Prasarana Umum.