SlideShare a Scribd company logo
1
PAPER
“Dosa Warisan”
Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Menempuh
Mata Kuliah Dogmatika III
Oleh:
Yoshua Nickson Sina
NIM 20188634
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI MAWAR SARON LAMPUNG
PRODI PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN
Maret, 2020
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan manusia sebelum jatuh didalam dosa, ia memiilki hubungan yang baik
dengan Allah , tetapi ketika manusia jatuh dalam dosa didalam Taman Eden, maka hubungan
manusia dengan Allah menjadi putus. Alkitab Perjanjian Lama menuliskan bahwa manusia
ketika berbuat dosa , maka diadakan korban bakaran sebagai penghapus dosa, tetapi meskipun
begitu, manusia masih saja berbuat dosa. Ketika Allah melihat bahwa manusia sudah jatuh
kedalam dosa dari Adam dan Hawa, maka Allah memutuskan segala sesuatu untuk
mendatangkan kebaikan bagi manusia.
Manusia pada umumnya tidak sempurna, karena banyak sekali kejahatan yang dilakukan
oleh manusia. Manusia memilki keterbatasan yang sangat jauh dari pemikiran Tuhan, seringkali
manusia jatuh, bangkit dan kembali jatuh lagi, bahkan itu terjadi berulang-ulang. Lantas
mengapa manusia cenderung untuk melakukan dosa terus-menerus, karena manusia sudah
memiliki nature dosa yang tidak bisa terlepas dari manusia karena dosa bawaan dari Adam dan
Hawa pada waktu mereka jatuh didalam dosa.
A. Tujuan
Paper ini dibuat untuk memberikan pemahan dan penjelasan sedetailnya mengenai Dosa Warisan
ini, karena masih banya yang mempertanyakan hal ini.
B. Manfaat
Pembaca lebih mengerti dan mengetahui apa itu dosa warisan dan maksud tujuan Allah didalam
kehidupan manusia.
3
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Dosa
Dosa dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti perbuatan yang melanggar hukum
Tuhan atau agama, artinya dosa adalah sesuatu kesalahan yang fatal yang menyakiti hati Tuhan.1
Didalam Alkitab banyak definisi Dosa, yaitu, Dosa diartikan sebagi pemikiran yang bodoh
(Ams. 24:9), dosa adalah pelanggaran terhadap hukum Allah (1 Yoh. 3:4), Dosa juga disamakan
dengan kejahatan sebab setiap kejahatan sebab setiap kejahatan berarti dosa (1 Yoh. 5:27).
Alkitab juga menyatakan bahwa segala sesuatu yang dilakiukan tanpa iman berarti dosa (Rm.
14:23). Dan orang yang tahu bagaimana ia harus berbuat baik tetapi ia tidak melakukannya
disebut berdosa (Yak. 4:17).
Alkitab juga memakai istilah mengenai dosa ini, didalam Perjanjian Lama, dalam
bahasa Ibrani,
 Khata artinya tidak mengenai sasaran (Im. 4:2-3 dan 23-35, Mzm. 32:5 ; 51:2-5;
Yes.53:10,12) (Ini berarti “Kejahatan”, kadang-kadang dosa yang merupakan
kebiasaan, dan hukumannya, peristiwanya, pengorbananya atau kompensasinya.
Kata ini juga berarti Kehilangan, berdosa, dengan kesimpulan untuk menyerah,
dan kekurangan).
 Ra artinya menghancurkan, menghentikan, jahat.
 Pasha artinya perasaan bersalah akibat perbuatan dosa yang dilakukannya (Mzm.
19:13 ; 32:1; Yes 53:8; Dan. 9:24, Kel. 34:7, Bil. 14:18) (Kata ini berarti
melanggar dari otoritas yang adil, menyalahgunakan, murtad, berkelahi,
pemberontakan (Nasional, moral dan agama). Kata ini diterjemahkan dengan
kata-kata “berbuat jahat, memberontak, revolusi, dan pelanggaran).
 Awon artinya perasaan bersalah akibat perbuatan dosa yang dilakukannya (Maz
52:3; Im 16:21, 22; Maz 10:3,10; Yes 53:5, 11; dan 9:24) (Kata ini berarti,
1 Tim Pandom Media, KBBI, (Jakarta : Pandom Media Nusantara, 2014).
4
kesesatan, kejahatan, yang diterjemahkan, melakukan kekeliruan, berlutut,
membuat bengkok, melakukan ketidakadilan, penyelewengan, dan kesalahan).
 Shagag artinya melakukan kesalahan, tersesat seperti domba.
 Asham artinya rasa bersalah (Im 6:2,5,6; 7:1-7) (Kata ini berarti, menjadi bersalah
atau kesalahan, juga persembahan dosa).
 Taah artinya menyimpang, tersesat.
Jadi konsep dosa menurut perjanjian lama ini adalah, Dosa bertentangan dengan norma dan
merupakan ketidaktaatan kepada Allah, Perbuatan salah yang menyebabkan rasa bersalah, dan
dosa merupakan perbuatan aktif dalam kesalahan atau suatu tindakan menuju sasaran yang salah.
Sedangkan dalam Perjanjian Baru menuliskan Definisi Dosa yaitu:
 Kakos artinya buruk, tidak baik.
 Poneros artinya kejahatan.
 Hamartia artinya tidak mencapai sasaran (Mat 1:21; 26:28; Luk 24:47; Yoh
8:24; Kis 2:38; Rom 3:20).
 Hamartema artinya ketidakpatuanterhadap hukum (Mar 3:28: 4:12; Rom 3:25; 1
Kor 6:18).
 Anomia artinya kedurhakaan, tidak punya atura/ hukum (Mat 7:23; 23:28; 24:12;
Rom 4:7; 6:19; 2 Tes 2:7).
 Parabates artinya pelanggaran ( 2 Pet 2:16)
 Paraptoma artinya pelanggaran secara sengaja (Mat 6:24, 15; Rom 4:24, 5:15-
20; 11:11, 12:2; 2 Kor 5:19; Gal 6:1).
Jadi konsep dosa menurut perjanjian baru ini adalah, semua dosa adalah pelanggaran hukum atau
pemberontakan, dosa atau kejahatan memiliki bentuk banyak sekali, dan dosa menuntut
pertanggung jawaban manusia.2
a. Definisi Alkitab mengenai dosa
Di dalam Alkitab banyak hal yang mendefinisikan kata dosa, dan semuanya ini
2 Badan Pekerja Harian-Gereja Bethel Indonesia, Pengajaran Dasar Gereja Bethel Indonesia (Jakarta:
Departemen Theologia Badan Pekerja Harian-Gereja Bethel Indonesia, 2012),59-60.
5
terlihat di dalam bentuk yang berkembang di dalam dosa yang bersalah dari iblis dan
Adam. Sumber utama dosa adalah ketamakan manusia, dan keegoisan manusia, seperti
yang sudah kita ketahui didalam Alkitab, Allah menciptakan manusia dalam
kesempurnaan, tetapi manusia yang memilih jalan untuk berbuat dosa, berikut adalah
definisi-definisi Alkitab mengenai dosa.
1. Dosa adalah Pikiran Kebodohan
Amsal 24:9 menuliskan, “Memikirkan kebodohan adalah dosa”. Ketika iblis dan
Adam memiliki peran untuk menjadi seperti Allah, hal ini tentu merupakan
kebodohan, dan pikiran serakah serta keegoisan ini tentu adalah dosa. Amsal sangat
jelas mnnyampaikannya, ketamakan dan keegoisan dapat mengubah segalanya, dari
hal baik menjadi hal buruk, dari hal yang semula sempurna menjadi rusak, itulah
sebabnya Amsal menuliskan semuanya itu adalah kebodohan. Kebodohan dalam hal
ini adalah kesempurnaan yang telah diberikan Allah kepada manusia, manusia tidak
memanfaatkannya dengan baik, sehingga semua yang berharga menjadi rusak.
2. Dosa adalah pelanggaran Hukum Allah
1 Yohanes 3:4 menuliskan, “Dosa adalah pelanggaran Hukum Allah”.
Melanggar berarti “menyebrangi, melewati suatu garis pembatas yang di larang.”
Artinya dosa menyembakan perpisahan yang terjadi antara manusia, manusia memilih
untuk melanggar semua yang dikatakan Allah, manusia memilih untuk tidak taat,
tidak berdiri dengan komitmen yang sudah dibuatnya dengan Allah, tetapi memilih
untuk menyimpang kepada hal ang jahat.
3. Kejahatan adalah dosa
1 Yohanes 5:17 menuliskan, “Semua kejahatan adalah dosa”. Tentunya sudah
sangat jelas bahwa segala kejahatan yang di lakukan manusia adalah dosa, kejahatan
atau ketidakadilan adalah dosa. Adam melakukan semua yang menyimpang dari
Allah dan manusia dengan menjual segala sesuatu yang berharga dari dirinya kepada
iblis, tentunya ini adalah kejahatan terbesar yang dilakukan manusia.
4. Tidak melakukan kebaikan adalah dosa
Yakobus 4:17 menuliskan, “jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat
baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa. Iblis mengetaui apa yang yang baik,
tetapi ia tidak melakukannya, begitu juga dengan Adam ia tahu berbuat baik tetapi ia
6
tidak melakukannya, ia memilih menyimpang dari jalan kebenaran. Intinya mereka
mengetahui apa yang bisa dilakukan untuk menyenangkan hati Allah, tetapi mereka
memilih untuk berpaling dan menjauh dari Allah.
5. Melakukan kebaikan bisa jadi adalah dosa
Dalam Amsal 21:4 menuliskan, “Mata yang congkak dan hati yang sombong,
yang menjadi pelita orang fasik, adalah dosa”. Mengolah dianggap sebagai kegiatan
yang mulia dan budaya oriental. Ini merupakan perbuatan baik, Nmaun, Alkitab
menyatakan bahwa siapa pun yang tidak bisa berhubungan secara benar dengan Allah
tidak bisa melakukan apapun yang baik dan dapat diterima dalam pandangan Allah.
Seorang pendosa tidak bisa melakukan apapun kecuali dosa. Bahkan perbuatan yang
murah hati dan religius sekalipun bermanfaat bagi orang lain, masih merupakan dosa.
Upaya pembenaran diri Adam untuk menutupi dirinya sendiri dengan daun-daun ara
membuktikan ketidaktepatan. Seperti yang dikatakn oleh Yesaya. 64:6, segala
kesalehan kami seperti kain kotor; kami sekalian menjadi layu seperti daun.
Gambaran lain dari hal ini adalah kebenaran orang-orang Farisi (Mat. 23:13-33; Flp.
3:4-9).
6. Ketidakpercayaan adalah dosa
Roma 14:23 menuliskan” Segala sesuatu yang tidak berdasarkan iman adalah
dosa”. Adam dan Hawa mengetahui kehendak Allah yang baik dan sempurna, namun
mereka lebih memilih berbuat dosa. Mereka tidak mempercayai Firman Allah, tetapi
sebaliknya mempercayai kata si ular. Mereka jatuh dari iman di dalam Firman Allah
menjadi ketidakpercayaan. 3
2. Pandangan Alkitab Tentang Sifat-Sifat Dosa
a. Dosa tidak memiliki eksistensi yang independen. Dosa bukanlah suatu esensi atau
substansi diri manusia (tidak tercipta bersama penciptaan manusia), tapi suatu
‘aksiden’ yang menyebabkan kecacatan dalam diri manusia yang mulanya baik.
3 Kevin J. Conner, A Practical Giude To Christian Belief, Pedoman Praktis tentang Iman Kristiani
(Jawa Timur:Gandum Mas,2004),311-313)
7
Agustinus menyebutnya sebagai privatio boni, hilangnya kebaikan. Dosa tidak
mengubah esensi tapi mengubah arah hidup manusia. Stuktur gambar Allah (esensi
yang Allah karuniakan kepada manusia) masih ada, tetapi tidak lagi memberikan
fungsi yang seharusnya, bahkan menyimpang dari fungsi yang telah ditentukan Allah,
sehingga berbalik dipakai untuk menentang Allah.
b. Dosa adalah jenis kejahatan yang sangat spesifik Dosa adalah kejahatan moral yang
aktif karena manusia adalah mahluk berakal sehingga dosa yang dilakukannya
merupakan pilihan manusia sendiri (sengaja). Oleh karena itu dosa menghasilkan
permusuhan aktif dengan Allah.
c. Dosa memiliki sifat mutlak Tidak ada keadaan yang netral antara baik dan jahat. Jika
seseorang tidak dalam status yang benar maka ia pasti ada di posisi yang salah,
karena tidak ada pilihan lain di antaranya. Oleh karena itu Alkitab selalu mengajak
orang berdosa berbalik dari statusnya yang berdosa, artinya posisinya harus diubah
mutlak.
d. Dosa selalu memiliki hubungan dengan pelanggaran akan kehendak Allah. Dosa tidak
dapat dilihat tanpa menghubungkan diri dengan Allah dan kehendak-Nya karena dosa
merupakan pelanggaran akan hukum Allah. Bahkan untuk orang yang belum
mengenal Allah, dosa merupakan pelanggaran akan norma-norma yang telah Allah
tulis dalam hati manusia. {Rom 2:14-16 } Oleh karena itu akibat dari dosa adalah
pemisahan dari Allah.
e. Dosa mencakup kesalahan dan pencemaran Kesalahan Adam telah mencemari
manusia dan hal itu tidak dapat disingkirkan lagi, karena tindakan tersebut. terkait
dengan kedudukan/status Adam sebagai orang yang berdosa. Oleh karenanya semua
umat manusia yang dilahirkan dari Adam sudah membawa natur yang telah
tercemar/rusak. Tapi, selain itu pencemaran dosa juga melekat pada dosa perbuatan.
Perbuatan dosa sering menghasilkan kebiasaan dosa, kebiasaan dosa pada gilirannya
bisa menyebabkan bentuk kehidupan yang penuh dosa.
f. Dosa menempati kedudukan dalam hati Dosa mengendap di hati, yang adalah organ
utama jiwa, karena hati adalah sumber/pusat keluarnya segala sesuatu tentang hidup.
Oleh karena itu dari hati dosa menyebar ke seluruh intelektual, kehendak, perasaan
8
dan ke seluruh tubuh manusia. Beberapa ayat Alkitab yang menunjukkan hati sebagai
pusat/sumber:
 Ams 4:23
 Yer 17:9
 Mat 15:19
 Luk 6:45b
g. Dosa tidak hanya mencakup tindakan tetapi juga pikiran. Hukum Allah mengatakan
bahwa dosa bisa mencakup pikiran sebagaimana juga ucapan atau perbuatan,
sebagaimana tercantum dalam Hukum Kesepuluh. (Kel 20:17 ) Hal itu diulangi Yesus
dalam Perjanjian Baru. (Mat 5:28) Juga Paulus di Galatia 5:16,17 dan Galatia 5:24,
yang disebut sebagai ‘keinginan daging’.
h. Dosa pada akarnya merupakan satu bentuk kesombongan. Berakar dari kejatuhan
malaikat, maka setan pun menggoda Hawa untuk memiliki kesombongan yang sama,
‘kamu akan menjadi seperti Allah." (Kej 3:5) Kesombongan merupakan dosa yang
mendasari semua dosa lain, karena pada dasarnya dosa berarti keinginan untuk
mandiri dan menolak untuk mengakui kebergantungan total kita kepada Allah.
i. Dosa biasanya berkedok. Manusia adalah mahluk ‘rasional’, sehingga selalu
merasionalisasikan tindakan yang mereka tahu tidak seharusnya mereka lakukan.
 Dosa selalu dilakukan untuk suatu alasan yang ‘baik’.
 Kesulitan untuk mengenali dosa sendiri. Manusia lebih mudah melihat dosa
orang lain daripada dirinya sendiri. (Mat 7:3).
 Cenderung ditutup-tutupi.
3. Pandangan Umum Tentang Dosa
a. Teori Dualistik. Ini adalah teori Gnostisisme, yang menganggap kebaikan dan dosa adalah dua
eksistensi yang berjalan paralel yang bersifat kekal. Jadi pada dasarnya dipercaya bahwa dunia
ini diperintah oleh dua kekuatan yaitu roh dan materi; baik dan buruk; terang dan gelap, yang
terus menerus berperang.
b. Teori bahwa dosa adalah kurangnya hal-hal penting dalam hidup. Dosa adalah eksistensi yang
tidak dapat dihindari karena manusia pasti punya keterbatasan/kelemahan/ketidaksempurnaan.
Jadi dosa adalah akibat dari keterbatasan manusia.
9
c. Teori bahwa dosa adalah ilusi. Dosa adalah ketidakcukupan pengetahuan manusia, khususnya
yang didapat manusia melalui pancaindra. Oleh karena itu pancaindra menjadi alat dosa.
d. Teori bahwa dosa adalah kebutuhan kesadaran akan Allah. Bahwa di dalam diri manusia ada
suatu tempat yang kosong yang hanya Allah yang bisa mengisinya. Jika manusia tidak
menyadari akan kebutuhannya tersebut. maka ia akan merasa bersalah dan berdosa.
e. Teori bahwa dosa hanyalah mencakup tindakan saja. Pada umumnya manusia melihat
perbuatan salah sebagai apa yang dilakukan/tidak dilakukan saja, dan tidak sebagai apa yang
dipikirkan seseorang.
f. Teori bahwa dosa adalah ketamakan. Bahwa pada dasarnya semua dosa dipicu oleh nafsu
ketamakan/keserakahan manusia untuk memiliki lebih dari yang ia miliki.
g. Teori bahwa dosa adalah kecenderungan natur manusia yang lebih rendah menuju pada
kesadaran moral yang lebih tinggi (pengaruh Teori Evolusi).
4. Asal-Usul Dosa
A. Masuknya Dosa ke dalam Alam Semesta
Yakobus, ketika dia berbicara tentang asal-usul dosa, memberi kita beberapa
pandangan penting dalam asal-usul segala kejahatan. Prinsip yang dia jelaskan
berlaku bagi malaikat maupun manusia. Prinsip ini menolong untuk menjawab
beberapa pertanyaan seperti “Siapa yang mencobai Lusifer?” dan “Apakah pencobaan
Lusifer berasal dari dalam atau luar?”.
Dalam Yakobus 1:13 berkata “Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata:
"Pencobaan ini datang dari Allah!" Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat,
dan Ia sendiri tidak mencobai siapapun”. Maka Allah tidak dan tidak bisa mencobai
para malaikat atau manusia untuk berbuat dosa. Ini akan melanggar sifat moral-Nya.
Allah tidak menciptakan atau memerintahkan dosa. Dia tidak menyetujuinya juga
menorong ciptaan-Nya untuk berbuat dosa. Menuduh Allah untuk hal-hal semacam
ini berarti menyerang kekudusan dan sifat-sifat moral-Nya.4
4 Ibid, 323.
10
B. Manusia Berdosa
Ketika kita membaca kitab Kejadian kita dapat memberi gambaran mengenai
apa yang mungkin terjadi seandainya Adam tetap setia. Tetapi kenyataannya ia jatuh,
jadi kita harus menilik umat manusia dalam dosa.
a. Kejatuhan manusia
Kejadian 3:1-7, mengisahkan tentang dosa pertama umat manusia, dan ada
juga banyak lagi bahan Alkitab yang mengacu pada kejatuhan manusia ini kita bisa
melihat di akhir pembacaan dalam pasal ini. Lagi pula, terlepas dari acuan-acuan
eksplisit itu, kejatuhan merupakan bagian integral dari seluruh berita Alkitab. Ada
berapa tafsiran kisah kejatuhan yang perlu kita pertimbangkan.
Pertama, pandangan harfiah melihat kisah dalam Kitab Kejadian sebagai
tulisan sejarah. Inilah pandangan yang diterima secara umum di gereja selama
berabad-abad dan masih terus dibela oleh banyak pendukung. Namun akhir-akhir ini
timbullah pendapat-pendapat yang lain.
Kedua, pandangan mitologis menolak adanya sedikit pun unsur sejarah.
Pandangan ini menganggap cerita dalam Kitab Kejadian sebagai suatu gambaran
religius yang menyampaikan kebenaran-kebenaran penting tentang manusia dan
kondisi moralnya. Dengan demikian cerita Kejadian bukan mengenai asal dosa
melainkan mengenai hakikatnya. Memang ada unsur kebenaran dalam pandangan ini
dan dalam Roma 1:1-32 Paulus sedikit banyak menggunakannya ketika ia
menggambarkan dosa dan pemberontakan di dunia bukan Yahudi pada zamannya.
Namun pandangan ini bukanlah arti utama dari Kejadian 3:1-24 karena menolak
adanya unsur sejarah dan ini jelas tidak sejalan dengan penulis-penulis Alkitab
kemudian.
Ketiga, pandangan "historis" menegaskan bahwa , walaupun dalam Kej 2:1-
3:24: tidak selalu dapat ditafsirkan secara harfiah, namun jelas peristiwa-peristiwa
diceritakan di dalamnya yang dibatasi oleh waktu dan ruang. Alkitab berbicara
tentang kejatuhan sebagai suatu peristiwa yang benar-benar terjadi (Rom 5:12-13),
memberi lokasi taman Eden secara cukup jelas (Kej 2:10- 14) dan menempatkan
Adam pada garis sejarah yang berlanjut sampai pada Abraham dan Israel (Kej 4:1;
11
5:4; Kej 11:27; Luk 3:38). Jadi kejatuhan merupakan peristiwa yang sungguh-
sungguh terjadi dalam sejarah moral umat manusia.
Untuk menafsirkan perikop yang sangat penting ini dengan tepat, ada beberapa
pertimbangan yang perlu diperhatikan.
(1). Ada kesulitan dalam memakai bahasa sehari-hari kita dengan keadaan sebelum
kejatuhan, karena semua bahasa dibentuk oleh pengalaman sejak kejatuhan. Begitu
pula, tentang waktu pengaruh-pengaruh kejatuhan itu ditiadakan oleh kedatangan
kembali Kristus, Alkitab sekali lagi menggunakan semacam simbolisme untuk
menggambarkan situasi masa mendatang (Wahyu 21:1-22:21).
(2). Berkouwer mengemukakan bahwa kejatuhan tidak mungkin dipahami
sepenuhnya kalau kita tidak mengakui keterlibatan pribadi kita dalam peristiwa
menyedihkan itu. Sekalipun prinsip ini tidak perlu menghambat segala pembahasan
tentang sifat kejatuhan, namun sebaiknya kita hindari pendekatan yang terlalu
teoretis.
(3). Para evolusionis sering menolak gagasan tentang dosa dan argumen-argumen
Kristen lain yang terkait. Akan tetapi orang percaya sekurang-kurangnya dapat
melihat bahwa sekali kegagalan moral manusia diakui (dan bukti empiris bagi
kegagalan itu cukup besar!) maka kecenderungan dalam manusia itu harus ada titik
pangkal dalam waktu. Telah terjadi suatu tindakan pemberontakan pertama yang
melawan norma-norma moral yang diketahui, dalam hal ini kehendak Allah. Oleh
sebab itu asal dosa dapat ditempatkan dalam waktu dan dihubungkan dengan
keseluruhan rangkaian peristiwa manusia.
(4). Dalam Roma 5:12 dan 1Kor 15:22, Paulus menggunakan kejatuhan sebagai tema
pengiring penjelasan rinci mengenai karya penyelamatan Kristus. Pengaruh "satu"
(yaitu "yang pertama") dosa Adam (Rom 5:16,18) ditiadakan oleh "satu perbuatan
kebenaran" (Rom 5:18) Kristus dengan kematian-Nya bagi orang berdosa (Rom 3:25;
4:25; 5:8). Tidak mungkin mempertahankan analogi antara perbuatan Adam dan
perbuatan Kristus jika kejatuhan tidak diterima sebagai peristiwa dalam waktu dan
ruang.
Dengan Ini dapat disimpulkan bahwa Kejatuhan manusia, membuat hubungan
manusia yang permulaannya baik dengan Allah menjadi hancur karena dosa yang
12
diperbuatnya. Didalam Kitab Kejadian sudah sangat jelas menjelaskan bagaimana
manusia jatuh kedalam dosa ini, disitu menggambarkan latar belajar dan awal
permulaan manusia diciptakan sampai manusia jatuh kedalam dosa. Sejarah dan hati
nurani manusia membawa kesaksian akan adanya realita dosa. Alkitab menunjukan
bahwa dosa memasuki alam semesta melalui Iblis dan selanjutnya masuk ke dalam
umat manusia melalui kejatuhan Adam dan Hawa. Alkitab menyatakan hakikat dosa
berpusat pada diri sendiridan hasil tragisnya adalah maut, tetapi dosa juga
menyatakan rencana penebusan Allah di dalam Kristus untuk mengakiri dosa selama-
lamanya.
b. Sifat Umum Dosa
Baik orang Kristen maupun bukan Kristen menyadari bahwa dosa memiliki sifat yang
universal, karena setiap orang sadar atau tidak sadar mengakui kenyataan bahwa
manusia selalu bergumul dengan kejahatan moral di dalam dirinya. Bagi orang
Kristen sifat universalitas dosa ini sangat jelas karena Alkitab menyatakan hal itu
berkali-kali. Ada 4 relasi universalitas dosa yang dapat dijelaskan, yaitu relasi dengan
diri sendiri, dengan orang lain, dengan setan dan dengan Allah:
a. Dosa sebagai kuasa yang membelenggu. Sejak kejatuhan dalam dosa, di dalam
diri manusia ada kuasa yang mengikat yang mendorong manusia untuk melawan
Allah. Disebut sebagai ‘kuasa’ karena seringkali manusia tidak memiliki kekuatan
untuk melawannya sehingga kebebasan manusia menjadi terganggu.
b. Dosa sebagai kelakuan yang merugikan. Dosa yang dilakukan didalam tindakan
menjadi perbuatan yang merugikan orang lain, baik sadar atau tidak sadar.
c. Dosa sebagai alat pemersatu dengan setan. Selain dimengerti sebagai suatu kuasa
dan kelakuan, dosa juga sebagai alat yang dipakai untuk mempersatukan manusia
dengan setan.
d. Dosa sebagai sikap melawan Allah. Karena dosa relasi manusia dengan Allah
menjadi rusak. Bahkan lebih dari pada hanya rusak karena manusia menjadi
berani melawan Allah, sebaliknya terhadap setan manusia menjadi begitu lemah.
13
C. Dosa Warisan
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa dosa yang diperbuat Adam telah
mengakibatkan adanya perubahan status/kedudukan manusia dari ‘tidak berdosa’ menjadi
‘berdosa’. Sejak kejatuhan dalam dosa status manusia sudah bergeser dari yang ditetapkan oleh
Allah, pergeseran inilah yang menjadi sumber dari segala macam dosa dan sejak itu pula
manusia tidak dapat lari dari kenyataan adanya dosa.
 Penyebaran Dan Hukuman Dosa
a. Penyebaran Dosa
Dengan cara bagaimanakah keberdosaan dan kesalahan Adam diturunkan kepada kita?
Dosa Adam tidak diturunkan kepada keturunannya karena proses peniruan. Adam adalah kepala
umat manusia sekaligus menjadi wakil manusia. Ketika ia berdosa, maka semua manusia
tercakup di dalam kesalahan akibat dosa dan di dalam penghukuman akibat dosa (imputasi).
Oleh karena itu semua orang yang lahir kemudian adalah dalam keadaan rusak. Kerusakan itu
diturunkan kepada manusia melalui orangtuanya. Namun demikian Alkitab tidak memberikan
penjelasan yang gamblang tentang bagaimana hal itu terjadi, tapi satu hal kita tahu bahwa dosa
Adam adalah dosa kita.
Dosa yang berasal dari Adam ini membuka kesempatan bagi iblis untuk bekerja secara
leluasa karena keadaan natur manusia yang sudah rusak/tercemar. Kecemaran dalam diri
manusia bagaikan pancaran mata air yang kotor bagi seluruh dosa perbuatan yang dilakukan
manusia. Dosa perbuatan ini adalah dosa-dosa pribadi, yang bersifat jamak, yang dilakukan
manusia baik yang berupa tindakan maupun yang ada dalam pemikiran manusia, sedangkan dosa
asal adalah bersifat tunggal. Dosa asal memberi kekuatan yang fatal yang menyebabkan manusia
secara terus menerus melakukan tindakan/ perbuatan yang memberontak kepada Allah, yang
membawa pada penghukuman.
b. Hukuman Dosa
Allah adalah Allah yang adil, dan dosa adalah hal sangat serius bagi Allah. Oleh karena
itu dosa yang dilakukan manusia akan mendapat hukuman. Allah tidak dapat membiarkan dosa,
14
karena dosa merupakan tindakan agresif manusia untuk melawan dan membenci Allah. {#/TB
Kel 20:5 }
a. Hukuman dosa asal
1) Kematian.
Alkitab menyebutkan dengan jelas bahwa hukuman atas dosa adalah ‘maut’ (kematian). Ada tiga
arti kata ‘mati’ dalam Kej 2:17:
a) Kematian jasmani
b) Kematian rohani (keterpisahan dengan Allah)
c) Kematian kekal
2) Arah hidup manusia menjadi rusak dan manusia cenderung memilih yang salah.
3) Manusia mengalami penderitaan yang tidak henti-hentinya sepanjang hidup.
b. Hukuman dosa perbuatan bagi orang Kristen
1) Hati nurani menjadi gelisah.
2) Penderitaan badani sebagai konsekuensi langsung dari tindakannya.
3) Penderitaan sebagai konsekuensi penghakiman hukum manusia.
4) Perpecahan hubungan dengan sesama.
5) Hubungan dengan Allah menjadi terhalang.
6) Berkat-berkat Tuhan menjadi tertunda.
c. Tujuan Allah memberikan hukuman atas dosa perbuatan manusia Secara umum kita melihat
ada tiga maksud penghukuman yang diberikan oleh Allah kepada manusia:
1) Untuk membuktikan keadilan dan kebenaran Allah.
2) Untuk membuat manusia jera sehingga berhenti berbuat dosa.
3) Untuk mengajar manusia agar kembali kepada Allah.
Sebelum Adam jatuh ke dalam dosa ia mempunyai hubungan yang sempurna
dengan Allah. Setelah ia berdosa maka hubungannya dengan Allah putus; ia sudah melanggar
hukum Allah; dan hubungannya dengan sesama manusia menjadi kacau. Dosa adalah
mendurhaka kepada Allah (1 Samuel 15:23) atau tidak mengasihi Allah dengan segenap hati
15
(Ulangan 6:5; Markus 12:30). Adam sudah bersalah dalam kedua hal itu. Dosa juga berarti
melanggar hukum Allah dengan sengaja (Bilangan 15:30; Mazmur 19:13), atau melanggar
hukum itu sebab tidak mengetahuinya (Bilangan 15:27; Ibrani 9:7). Adam tidak dapat
mengatakan bahwa ia tidak tahu hukum Allah, dan meskipun ia tidak mengetahuinya, ia tidak
dapat berdalih. Dosa Adam adalah sengaja melanggar hukum Allah yang pasti, yang sudah
diketahuinya. Dosa adalah juga kesalahan kepada sesama manusia ( Imamat 19:18; Markus
12:31). Dosa merusak hubungan antara sesama manusia, oleh sebab itulah anak sulung Adam
dan Hawa tidak mengasihi adiknya seperti ia mengasihi dirinya sendiri, ia telah membenci serta
membunuh adiknya. Nyata benar bahwa manusia sudah mutlak jatuh ke dalam dosa. Dosa sudah
menguasai segenap diri manusia-baik roh, jiwa, maupun badan.
(1) Roh manusia telah kehilangan hubungannya dengan Allah. Manusia telah jauh dari
hidup persekutuan dengan Allah (Efesus 4:18). Sekarang manusia tidak tahu tentang perkara-
perkara Allah sebab manusia hanya berada di tingkat jasmani (1 Korintus 2:14). Manusia harus
dilahirkan kembali agar dapat melihat Kerajaan Allah (Yohanes 3:3).
(2) Jiwa manusia telah dicemarkan. Pengertiannya menjadi gelap sebab dosa. Hatinya
penipu (Yeremia 17:9). Pikiran hati manusia adalah jahat (Kejadian 6:5,12; 8:21; Mazmur 94:11;
Roma 7:18).
(3) Tubuh manusia menjadi fana dan takluk pada kematian (Roma 8:11).
Dengan demikian jelas bahwa oleh sebab dosa dan oleh sebab melawan Allah, roh
manusia telah dipisahkan dari Allah, pikirannya menjadi gelap dan bodoh, tubuhnya bisa
diserang penyakit serta takluk pada kematian. Manusia tidak dapat menolong dirinya sendiri dan
tidak berpengharapan sebab ia berdosa. Manusia telah terhilang!
Dosa ditanggungkan ke atas manusia. Tuhan telah menanggungkan dosa ke atas
manusia. Hal ini patut dibedakan dengan hukuman dosa. Tanggungan dosa artinya manusia insaf
bahwa dirinya harus menanggung dosanya dan patut dihukum. Hukuman dosa yaitu hukuman
yang datang sesudah dosa dilakukan, baik hukuman yang memang mengikuti dosa itu ataupun
hukuman yang pasti dari Allah atas dosa itu.
16
Alkitab menyatakan bahwa orang berdosa adalah hamba dosa (Roma 6:17; 7:5,14),
dalam keadaan mati (Efesus 2:1). Bagaimana dosa telah mengubah tingkah laku manusia dan
Allah? (Galatia 3:10; Efesus 2:3). Siapakah yang lebih dahulu berusaha untuk mengadakan
penebusan itu? (2 Korintus 5:18-21). Setelah manusia jatuh ke dalam dosa, maka pusat
kehidupannya bukan lagi Allah, melainkan diri sendiri. Boleh jadi itulah sebabnya mengapa
Tuhan Yesus menuntut supaya kita menyangkal diri serta mengangkat salib dan mengikut Dia
(Matius 16:24). 5
"Keadaan berdosa lebih ditujukan kepada oknum yang berdosa itu, bukan kepada
perbuatan dosanya. Keadaan berdosa tidak menyatakan perbuatan orang berdosa melainkan
menyatakan tingkah laku batinnya. Perbuatan dosa merupakan akibat dari keadaan berdosa di
dalam batin; perbuatan dosa berasal dari perangai yang dinajiskan oleh dosa. Perangai yang
dinajiskan oleh dosa lebih jahat daripada perbuatan dosa. Begitulah dosa dinyatakan dalam
Perjanjian Baru. Bilamana hati nurani dilawan dengan melanggar kehendak Allah, maka pikiran
orang itu digelapkan dan kehendaknya dilemahkan … Pada permulaannya seseorang bertobat
oleh sebab kelakuan-kelakuannya, tetapi sesudah ia bertumbuh ia akan bertobat oleh sebab
keadaan hatinya atau keadaannya yang berdosa. Mula-mula ia berpikir bahwa ia harus
memperbaiki banyak hal, tetapi bilamana ia telah sungguh-sungguh menginsafi dirinya sendiri,
barulah ia merasakan bahwa dirinya perlu dilahirkan kembali."
Dosa mendatangkan kematian-kematian tubuh, jiwa dan roh. Kematian roh membuka
jalan bagi penyembahan berhala, kesombongan, hawa nafsu, dan segala kefasikan. Kematian
kekal ialah kematian roh yang sudah ditentukan untuk selama-lamanya, dan ia keadaan berdosa
serta tidak percaya yang kekal. "Alkitab mengajarkan bahwa kematian yaitu hukuman yang
kekal untuk roh; roh kehilangan segala sukacita dan diceraikan dari Allah, dan akan mendapat
hukuman Allah yang pasti atas dosa-dosanya oleh karena murka-Nya. "Dosa adalah keadaan
durhaka," yang dimaksudkan ialah perbuatan dosa. "Upah dosa ialah maut, maksudnya adalah
hukuman untuk dosa."
5 Harun Hadiwijono, Iman Kristen (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2013),237-239.
17
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dosa warisan adalah dosa yang diturunkan dari Adam dan Hawa. Manusia
sudah memiliki nature dosa, sejak ia dilahirkan ke dunia ini. Tidak ada satupun manusia
di dunia ini, yang dapat mengatakan ia tidak berdosa, karena, semua manusia adalah
orang yang berdosa. Tentunya dosa tidak terbentuk dengan sendirinya, dosa terbentuk
karena keteledoran, keserakahan, dan ketamakan manusia yang ingin menjadi seperti
Allah. Allah yang Maha Suci tidak mau berkompromi dengan dosa, karena dosa
merupakan suatu kekejian bagi Allah, karena itu Allah tidak mau ciptaannya terus-
terusan hidup dalam dosa, sehingga Ia melakukan sebuah karya penebusan melalui Anak
tunggal-Nya, Tuhan Yesus Kristus sehingga setiap orang dapat dipulihkan dan
dibenarkan kembali oleh Allah.
2. Saran
Hiduplah sesuai pemikiran Kristus dan tetap jadi teladan dalam segala hal.
Penulis menyadari tidak mudah dalam menulis paper ini dan masih jauh dari kata
sempurna sehingga, penulis berharap para pembaca lebih mengerti dan memahami lagi
apa itu dosa warisan dan apa tindakan pembaca untuk merespon dan menyadari akan hal
itu.
18
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Tim Pandom Media, KBBI, Jakarta : Pandom Media Nusantara, 2014.
Badan Pekerja Harian-Gereja Bethel Indonesia, Pengajaran Dasar Gereja Bethel
Indonesia , Jakarta: Departemen Theologia Badan Pekerja Harian-Gereja Bethel Indonesia,
2012.
Conner, Kevin J., A Practical Giude To Christian Belief, Pedoman Praktis tentang Iman
Kristiani, Jawa Timur:Gandum Mas, 2004.
Hadiwijono, Harun, Iman Kristen, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2013.

More Related Content

What's hot

Paper dogmatika 3 (MANUSIA BEBAS DARI DOSA)
Paper dogmatika 3 (MANUSIA BEBAS DARI DOSA)Paper dogmatika 3 (MANUSIA BEBAS DARI DOSA)
Paper dogmatika 3 (MANUSIA BEBAS DARI DOSA)
lestho
 
Kelompok V Teologi Ibrani. Agustinus Marolo, Chandra Umbu Retang, Lazarus Fek.
Kelompok V Teologi Ibrani. Agustinus Marolo, Chandra Umbu Retang, Lazarus Fek.Kelompok V Teologi Ibrani. Agustinus Marolo, Chandra Umbu Retang, Lazarus Fek.
Kelompok V Teologi Ibrani. Agustinus Marolo, Chandra Umbu Retang, Lazarus Fek.
lazarusfek
 
Teol pb 2
Teol pb 2Teol pb 2
Teol pb 2teolpb2
 
Mengenal kristus dengan benar
Mengenal kristus dengan benarMengenal kristus dengan benar
Mengenal kristus dengan benar
slametwiyono
 
Nilai-Nilai Kristiani Berdasarkan Buah-Buah Roh
Nilai-Nilai Kristiani Berdasarkan Buah-Buah RohNilai-Nilai Kristiani Berdasarkan Buah-Buah Roh
Nilai-Nilai Kristiani Berdasarkan Buah-Buah Roh
Tita Rosita
 
Allah tidak pernah berhenti berurusan dengan dosa
Allah tidak pernah berhenti berurusan dengan dosaAllah tidak pernah berhenti berurusan dengan dosa
Allah tidak pernah berhenti berurusan dengan dosa
El Roi Sipahelut
 
Pandangan tentang Yesus Kristus dalam surat-surat Dogmatis (Roma, I, II Kori...
Pandangan tentang Yesus Kristus dalam surat-surat Dogmatis  (Roma, I, II Kori...Pandangan tentang Yesus Kristus dalam surat-surat Dogmatis  (Roma, I, II Kori...
Pandangan tentang Yesus Kristus dalam surat-surat Dogmatis (Roma, I, II Kori...
Alfred Tupu
 
Ringkasan Perjanjian Baru (Buku Williy Marxen)
Ringkasan Perjanjian Baru (Buku Williy Marxen)Ringkasan Perjanjian Baru (Buku Williy Marxen)
Ringkasan Perjanjian Baru (Buku Williy Marxen)
onchy
 
Bertahan sampai akhir
Bertahan sampai akhir Bertahan sampai akhir
Bertahan sampai akhir
Rintujok Perrines
 
Andereas Dermawan Rahasia Masuk Surga
Andereas Dermawan Rahasia Masuk SurgaAndereas Dermawan Rahasia Masuk Surga
Andereas Dermawan Rahasia Masuk Surga
Mellianae Merkusi
 
Makalah Teologi PB 1
Makalah Teologi PB 1Makalah Teologi PB 1
Makalah Teologi PB 1
tomisibarani
 
Ringkasan buku leon morris
Ringkasan buku leon morrisRingkasan buku leon morris
Ringkasan buku leon morris
Kirenius Wadu
 
Makalah Peran Roh Kudus
Makalah   Peran Roh KudusMakalah   Peran Roh Kudus
Makalah Peran Roh Kudus
salmonkabak
 
Peta jalan ke_kota_kekal
Peta jalan ke_kota_kekalPeta jalan ke_kota_kekal
Peta jalan ke_kota_kekal
alkitabiah
 
tugas adrian dunggun (domatika III)
tugas adrian dunggun (domatika III)tugas adrian dunggun (domatika III)
tugas adrian dunggun (domatika III)
adriandunggun
 
Pentingnya Roh Kudus Dalam Penginjilan
Pentingnya Roh Kudus  Dalam PenginjilanPentingnya Roh Kudus  Dalam Penginjilan
Pentingnya Roh Kudus Dalam Penginjilan
Alfred Tupu
 
Makalah dogmatika iv
Makalah dogmatika ivMakalah dogmatika iv
Makalah dogmatika iv
tomisibarani
 
Gambar diri yang dipulihkan Tuhan
Gambar diri yang dipulihkan TuhanGambar diri yang dipulihkan Tuhan
Gambar diri yang dipulihkan Tuhan
Universitas Pelita Harapan
 

What's hot (18)

Paper dogmatika 3 (MANUSIA BEBAS DARI DOSA)
Paper dogmatika 3 (MANUSIA BEBAS DARI DOSA)Paper dogmatika 3 (MANUSIA BEBAS DARI DOSA)
Paper dogmatika 3 (MANUSIA BEBAS DARI DOSA)
 
Kelompok V Teologi Ibrani. Agustinus Marolo, Chandra Umbu Retang, Lazarus Fek.
Kelompok V Teologi Ibrani. Agustinus Marolo, Chandra Umbu Retang, Lazarus Fek.Kelompok V Teologi Ibrani. Agustinus Marolo, Chandra Umbu Retang, Lazarus Fek.
Kelompok V Teologi Ibrani. Agustinus Marolo, Chandra Umbu Retang, Lazarus Fek.
 
Teol pb 2
Teol pb 2Teol pb 2
Teol pb 2
 
Mengenal kristus dengan benar
Mengenal kristus dengan benarMengenal kristus dengan benar
Mengenal kristus dengan benar
 
Nilai-Nilai Kristiani Berdasarkan Buah-Buah Roh
Nilai-Nilai Kristiani Berdasarkan Buah-Buah RohNilai-Nilai Kristiani Berdasarkan Buah-Buah Roh
Nilai-Nilai Kristiani Berdasarkan Buah-Buah Roh
 
Allah tidak pernah berhenti berurusan dengan dosa
Allah tidak pernah berhenti berurusan dengan dosaAllah tidak pernah berhenti berurusan dengan dosa
Allah tidak pernah berhenti berurusan dengan dosa
 
Pandangan tentang Yesus Kristus dalam surat-surat Dogmatis (Roma, I, II Kori...
Pandangan tentang Yesus Kristus dalam surat-surat Dogmatis  (Roma, I, II Kori...Pandangan tentang Yesus Kristus dalam surat-surat Dogmatis  (Roma, I, II Kori...
Pandangan tentang Yesus Kristus dalam surat-surat Dogmatis (Roma, I, II Kori...
 
Ringkasan Perjanjian Baru (Buku Williy Marxen)
Ringkasan Perjanjian Baru (Buku Williy Marxen)Ringkasan Perjanjian Baru (Buku Williy Marxen)
Ringkasan Perjanjian Baru (Buku Williy Marxen)
 
Bertahan sampai akhir
Bertahan sampai akhir Bertahan sampai akhir
Bertahan sampai akhir
 
Andereas Dermawan Rahasia Masuk Surga
Andereas Dermawan Rahasia Masuk SurgaAndereas Dermawan Rahasia Masuk Surga
Andereas Dermawan Rahasia Masuk Surga
 
Makalah Teologi PB 1
Makalah Teologi PB 1Makalah Teologi PB 1
Makalah Teologi PB 1
 
Ringkasan buku leon morris
Ringkasan buku leon morrisRingkasan buku leon morris
Ringkasan buku leon morris
 
Makalah Peran Roh Kudus
Makalah   Peran Roh KudusMakalah   Peran Roh Kudus
Makalah Peran Roh Kudus
 
Peta jalan ke_kota_kekal
Peta jalan ke_kota_kekalPeta jalan ke_kota_kekal
Peta jalan ke_kota_kekal
 
tugas adrian dunggun (domatika III)
tugas adrian dunggun (domatika III)tugas adrian dunggun (domatika III)
tugas adrian dunggun (domatika III)
 
Pentingnya Roh Kudus Dalam Penginjilan
Pentingnya Roh Kudus  Dalam PenginjilanPentingnya Roh Kudus  Dalam Penginjilan
Pentingnya Roh Kudus Dalam Penginjilan
 
Makalah dogmatika iv
Makalah dogmatika ivMakalah dogmatika iv
Makalah dogmatika iv
 
Gambar diri yang dipulihkan Tuhan
Gambar diri yang dipulihkan TuhanGambar diri yang dipulihkan Tuhan
Gambar diri yang dipulihkan Tuhan
 

Similar to Paper dosa warisan

Paper dogmatika
Paper dogmatikaPaper dogmatika
Paper dogmatika
imanuelwahilaitwan
 
Paper dogmatika
Paper dogmatikaPaper dogmatika
Paper dogmatika
imanuelwahilaitwan
 
Paper dosa warisan
Paper dosa warisanPaper dosa warisan
Paper dosa warisan
aliaswanma
 
Tugas Paper Dokmatika III
Tugas Paper Dokmatika IIITugas Paper Dokmatika III
Tugas Paper Dokmatika III
Mariridaniel
 
Tugas Paper
Tugas Paper Tugas Paper
Tugas Paper
Mariridaniel
 
Paper tentang dosa warisan
Paper tentang dosa warisanPaper tentang dosa warisan
Paper tentang dosa warisan
yahasaraia
 
Artikel Jurnal.docx
Artikel Jurnal.docxArtikel Jurnal.docx
Artikel Jurnal.docx
FajarDachi
 
PENGAMPUNAN DOSA.docx
PENGAMPUNAN DOSA.docxPENGAMPUNAN DOSA.docx
PENGAMPUNAN DOSA.docx
YafarmanZai
 
JURNAL MANUSIA BERDOSA.docx
JURNAL MANUSIA BERDOSA.docxJURNAL MANUSIA BERDOSA.docx
JURNAL MANUSIA BERDOSA.docx
NicholasandersonMana
 
DOSA.docx
DOSA.docxDOSA.docx
DOSA.docx
PirtondimBerutu
 
Makalah karya tuhan yesus di kayu salib
Makalah karya tuhan yesus di kayu salibMakalah karya tuhan yesus di kayu salib
Makalah karya tuhan yesus di kayu salib
dendrilusi
 
Paper dogmatika (dosa warisan)
Paper dogmatika (dosa warisan)Paper dogmatika (dosa warisan)
Paper dogmatika (dosa warisan)
Raffless01
 
Paper dokmatika III (antonius ruben)
Paper dokmatika III (antonius ruben)Paper dokmatika III (antonius ruben)
Paper dokmatika III (antonius ruben)
anthoniusruben12345
 
PTT Dosa dan Pertobatan
PTT Dosa dan PertobatanPTT Dosa dan Pertobatan
PTT Dosa dan Pertobatan
RuangguruKristen
 
Manusia dan Dosa
Manusia dan DosaManusia dan Dosa
Manusia dan Dosa
SABDA
 
DOSA TURUNAN.docx
DOSA TURUNAN.docxDOSA TURUNAN.docx
DOSA TURUNAN.docx
PirtondimBerutu
 
DOSA TURUNAN.docx
DOSA TURUNAN.docxDOSA TURUNAN.docx
DOSA TURUNAN.docx
roberthohalitopo1
 
Malvin Liwuto, (Paper DOSA WARISAN), STT Mawar Saron Lampung
Malvin Liwuto, (Paper DOSA WARISAN), STT Mawar Saron LampungMalvin Liwuto, (Paper DOSA WARISAN), STT Mawar Saron Lampung
Malvin Liwuto, (Paper DOSA WARISAN), STT Mawar Saron Lampung
malvinoliwuto
 
Paper dogmatika ii
Paper dogmatika iiPaper dogmatika ii
Paper dogmatika ii
jefritmessakh
 
Bahan khotbah kristen
Bahan khotbah kristenBahan khotbah kristen
Bahan khotbah kristen
Yohanes Ratu Eda
 

Similar to Paper dosa warisan (20)

Paper dogmatika
Paper dogmatikaPaper dogmatika
Paper dogmatika
 
Paper dogmatika
Paper dogmatikaPaper dogmatika
Paper dogmatika
 
Paper dosa warisan
Paper dosa warisanPaper dosa warisan
Paper dosa warisan
 
Tugas Paper Dokmatika III
Tugas Paper Dokmatika IIITugas Paper Dokmatika III
Tugas Paper Dokmatika III
 
Tugas Paper
Tugas Paper Tugas Paper
Tugas Paper
 
Paper tentang dosa warisan
Paper tentang dosa warisanPaper tentang dosa warisan
Paper tentang dosa warisan
 
Artikel Jurnal.docx
Artikel Jurnal.docxArtikel Jurnal.docx
Artikel Jurnal.docx
 
PENGAMPUNAN DOSA.docx
PENGAMPUNAN DOSA.docxPENGAMPUNAN DOSA.docx
PENGAMPUNAN DOSA.docx
 
JURNAL MANUSIA BERDOSA.docx
JURNAL MANUSIA BERDOSA.docxJURNAL MANUSIA BERDOSA.docx
JURNAL MANUSIA BERDOSA.docx
 
DOSA.docx
DOSA.docxDOSA.docx
DOSA.docx
 
Makalah karya tuhan yesus di kayu salib
Makalah karya tuhan yesus di kayu salibMakalah karya tuhan yesus di kayu salib
Makalah karya tuhan yesus di kayu salib
 
Paper dogmatika (dosa warisan)
Paper dogmatika (dosa warisan)Paper dogmatika (dosa warisan)
Paper dogmatika (dosa warisan)
 
Paper dokmatika III (antonius ruben)
Paper dokmatika III (antonius ruben)Paper dokmatika III (antonius ruben)
Paper dokmatika III (antonius ruben)
 
PTT Dosa dan Pertobatan
PTT Dosa dan PertobatanPTT Dosa dan Pertobatan
PTT Dosa dan Pertobatan
 
Manusia dan Dosa
Manusia dan DosaManusia dan Dosa
Manusia dan Dosa
 
DOSA TURUNAN.docx
DOSA TURUNAN.docxDOSA TURUNAN.docx
DOSA TURUNAN.docx
 
DOSA TURUNAN.docx
DOSA TURUNAN.docxDOSA TURUNAN.docx
DOSA TURUNAN.docx
 
Malvin Liwuto, (Paper DOSA WARISAN), STT Mawar Saron Lampung
Malvin Liwuto, (Paper DOSA WARISAN), STT Mawar Saron LampungMalvin Liwuto, (Paper DOSA WARISAN), STT Mawar Saron Lampung
Malvin Liwuto, (Paper DOSA WARISAN), STT Mawar Saron Lampung
 
Paper dogmatika ii
Paper dogmatika iiPaper dogmatika ii
Paper dogmatika ii
 
Bahan khotbah kristen
Bahan khotbah kristenBahan khotbah kristen
Bahan khotbah kristen
 

Recently uploaded

Filsafat Ilmu Administrasi Publik dan Pemerintahan
Filsafat Ilmu Administrasi Publik dan PemerintahanFilsafat Ilmu Administrasi Publik dan Pemerintahan
Filsafat Ilmu Administrasi Publik dan Pemerintahan
FetraHerman2
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdfRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
OswaldusDiwaDoka
 
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdfRangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
mad ros
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfJURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
HERIHERI52
 
Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan i...
Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan   i...Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan   i...
Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan i...
PutraDwitara
 
Proyek Tema Dimensi P5 Pelajar Pancasila
Proyek Tema Dimensi P5 Pelajar PancasilaProyek Tema Dimensi P5 Pelajar Pancasila
Proyek Tema Dimensi P5 Pelajar Pancasila
ArulArya1
 
Panduan Survei Kendala Aktivasi Rekening SimPel PIP 2023 -7 Juni.pdf
Panduan Survei Kendala Aktivasi Rekening SimPel PIP 2023 -7 Juni.pdfPanduan Survei Kendala Aktivasi Rekening SimPel PIP 2023 -7 Juni.pdf
Panduan Survei Kendala Aktivasi Rekening SimPel PIP 2023 -7 Juni.pdf
NurHasyim22
 
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase eAlur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
MsElisazmar
 
Selamat "Hari Raya_Idul Adha 1445H / 2024H".
Selamat "Hari Raya_Idul Adha 1445H / 2024H".Selamat "Hari Raya_Idul Adha 1445H / 2024H".
Selamat "Hari Raya_Idul Adha 1445H / 2024H".
Kanaidi ken
 
Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045
Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045
Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045
RizkiArdhan
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
SABDA
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak
 
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputihlaporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
SDNBotoputih
 
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
tsuroyya38
 
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdfProjek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
anikdwihariyanti
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdfLAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
RosidaAini3
 
Mengenali Usia anak dan Kekerasan pada Anak
Mengenali Usia anak dan Kekerasan pada AnakMengenali Usia anak dan Kekerasan pada Anak
Mengenali Usia anak dan Kekerasan pada Anak
Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak
 

Recently uploaded (20)

Filsafat Ilmu Administrasi Publik dan Pemerintahan
Filsafat Ilmu Administrasi Publik dan PemerintahanFilsafat Ilmu Administrasi Publik dan Pemerintahan
Filsafat Ilmu Administrasi Publik dan Pemerintahan
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdfRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
 
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdfRangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfJURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
 
Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan i...
Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan   i...Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan   i...
Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan i...
 
Proyek Tema Dimensi P5 Pelajar Pancasila
Proyek Tema Dimensi P5 Pelajar PancasilaProyek Tema Dimensi P5 Pelajar Pancasila
Proyek Tema Dimensi P5 Pelajar Pancasila
 
Panduan Survei Kendala Aktivasi Rekening SimPel PIP 2023 -7 Juni.pdf
Panduan Survei Kendala Aktivasi Rekening SimPel PIP 2023 -7 Juni.pdfPanduan Survei Kendala Aktivasi Rekening SimPel PIP 2023 -7 Juni.pdf
Panduan Survei Kendala Aktivasi Rekening SimPel PIP 2023 -7 Juni.pdf
 
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase eAlur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
 
Selamat "Hari Raya_Idul Adha 1445H / 2024H".
Selamat "Hari Raya_Idul Adha 1445H / 2024H".Selamat "Hari Raya_Idul Adha 1445H / 2024H".
Selamat "Hari Raya_Idul Adha 1445H / 2024H".
 
Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045
Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045
Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
 
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputihlaporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
 
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
 
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdfProjek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdfLAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
 
Mengenali Usia anak dan Kekerasan pada Anak
Mengenali Usia anak dan Kekerasan pada AnakMengenali Usia anak dan Kekerasan pada Anak
Mengenali Usia anak dan Kekerasan pada Anak
 

Paper dosa warisan

  • 1. 1 PAPER “Dosa Warisan” Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Menempuh Mata Kuliah Dogmatika III Oleh: Yoshua Nickson Sina NIM 20188634 SEKOLAH TINGGI TEOLOGI MAWAR SARON LAMPUNG PRODI PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN Maret, 2020
  • 2. 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan manusia sebelum jatuh didalam dosa, ia memiilki hubungan yang baik dengan Allah , tetapi ketika manusia jatuh dalam dosa didalam Taman Eden, maka hubungan manusia dengan Allah menjadi putus. Alkitab Perjanjian Lama menuliskan bahwa manusia ketika berbuat dosa , maka diadakan korban bakaran sebagai penghapus dosa, tetapi meskipun begitu, manusia masih saja berbuat dosa. Ketika Allah melihat bahwa manusia sudah jatuh kedalam dosa dari Adam dan Hawa, maka Allah memutuskan segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi manusia. Manusia pada umumnya tidak sempurna, karena banyak sekali kejahatan yang dilakukan oleh manusia. Manusia memilki keterbatasan yang sangat jauh dari pemikiran Tuhan, seringkali manusia jatuh, bangkit dan kembali jatuh lagi, bahkan itu terjadi berulang-ulang. Lantas mengapa manusia cenderung untuk melakukan dosa terus-menerus, karena manusia sudah memiliki nature dosa yang tidak bisa terlepas dari manusia karena dosa bawaan dari Adam dan Hawa pada waktu mereka jatuh didalam dosa. A. Tujuan Paper ini dibuat untuk memberikan pemahan dan penjelasan sedetailnya mengenai Dosa Warisan ini, karena masih banya yang mempertanyakan hal ini. B. Manfaat Pembaca lebih mengerti dan mengetahui apa itu dosa warisan dan maksud tujuan Allah didalam kehidupan manusia.
  • 3. 3 BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Dosa Dosa dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti perbuatan yang melanggar hukum Tuhan atau agama, artinya dosa adalah sesuatu kesalahan yang fatal yang menyakiti hati Tuhan.1 Didalam Alkitab banyak definisi Dosa, yaitu, Dosa diartikan sebagi pemikiran yang bodoh (Ams. 24:9), dosa adalah pelanggaran terhadap hukum Allah (1 Yoh. 3:4), Dosa juga disamakan dengan kejahatan sebab setiap kejahatan sebab setiap kejahatan berarti dosa (1 Yoh. 5:27). Alkitab juga menyatakan bahwa segala sesuatu yang dilakiukan tanpa iman berarti dosa (Rm. 14:23). Dan orang yang tahu bagaimana ia harus berbuat baik tetapi ia tidak melakukannya disebut berdosa (Yak. 4:17). Alkitab juga memakai istilah mengenai dosa ini, didalam Perjanjian Lama, dalam bahasa Ibrani,  Khata artinya tidak mengenai sasaran (Im. 4:2-3 dan 23-35, Mzm. 32:5 ; 51:2-5; Yes.53:10,12) (Ini berarti “Kejahatan”, kadang-kadang dosa yang merupakan kebiasaan, dan hukumannya, peristiwanya, pengorbananya atau kompensasinya. Kata ini juga berarti Kehilangan, berdosa, dengan kesimpulan untuk menyerah, dan kekurangan).  Ra artinya menghancurkan, menghentikan, jahat.  Pasha artinya perasaan bersalah akibat perbuatan dosa yang dilakukannya (Mzm. 19:13 ; 32:1; Yes 53:8; Dan. 9:24, Kel. 34:7, Bil. 14:18) (Kata ini berarti melanggar dari otoritas yang adil, menyalahgunakan, murtad, berkelahi, pemberontakan (Nasional, moral dan agama). Kata ini diterjemahkan dengan kata-kata “berbuat jahat, memberontak, revolusi, dan pelanggaran).  Awon artinya perasaan bersalah akibat perbuatan dosa yang dilakukannya (Maz 52:3; Im 16:21, 22; Maz 10:3,10; Yes 53:5, 11; dan 9:24) (Kata ini berarti, 1 Tim Pandom Media, KBBI, (Jakarta : Pandom Media Nusantara, 2014).
  • 4. 4 kesesatan, kejahatan, yang diterjemahkan, melakukan kekeliruan, berlutut, membuat bengkok, melakukan ketidakadilan, penyelewengan, dan kesalahan).  Shagag artinya melakukan kesalahan, tersesat seperti domba.  Asham artinya rasa bersalah (Im 6:2,5,6; 7:1-7) (Kata ini berarti, menjadi bersalah atau kesalahan, juga persembahan dosa).  Taah artinya menyimpang, tersesat. Jadi konsep dosa menurut perjanjian lama ini adalah, Dosa bertentangan dengan norma dan merupakan ketidaktaatan kepada Allah, Perbuatan salah yang menyebabkan rasa bersalah, dan dosa merupakan perbuatan aktif dalam kesalahan atau suatu tindakan menuju sasaran yang salah. Sedangkan dalam Perjanjian Baru menuliskan Definisi Dosa yaitu:  Kakos artinya buruk, tidak baik.  Poneros artinya kejahatan.  Hamartia artinya tidak mencapai sasaran (Mat 1:21; 26:28; Luk 24:47; Yoh 8:24; Kis 2:38; Rom 3:20).  Hamartema artinya ketidakpatuanterhadap hukum (Mar 3:28: 4:12; Rom 3:25; 1 Kor 6:18).  Anomia artinya kedurhakaan, tidak punya atura/ hukum (Mat 7:23; 23:28; 24:12; Rom 4:7; 6:19; 2 Tes 2:7).  Parabates artinya pelanggaran ( 2 Pet 2:16)  Paraptoma artinya pelanggaran secara sengaja (Mat 6:24, 15; Rom 4:24, 5:15- 20; 11:11, 12:2; 2 Kor 5:19; Gal 6:1). Jadi konsep dosa menurut perjanjian baru ini adalah, semua dosa adalah pelanggaran hukum atau pemberontakan, dosa atau kejahatan memiliki bentuk banyak sekali, dan dosa menuntut pertanggung jawaban manusia.2 a. Definisi Alkitab mengenai dosa Di dalam Alkitab banyak hal yang mendefinisikan kata dosa, dan semuanya ini 2 Badan Pekerja Harian-Gereja Bethel Indonesia, Pengajaran Dasar Gereja Bethel Indonesia (Jakarta: Departemen Theologia Badan Pekerja Harian-Gereja Bethel Indonesia, 2012),59-60.
  • 5. 5 terlihat di dalam bentuk yang berkembang di dalam dosa yang bersalah dari iblis dan Adam. Sumber utama dosa adalah ketamakan manusia, dan keegoisan manusia, seperti yang sudah kita ketahui didalam Alkitab, Allah menciptakan manusia dalam kesempurnaan, tetapi manusia yang memilih jalan untuk berbuat dosa, berikut adalah definisi-definisi Alkitab mengenai dosa. 1. Dosa adalah Pikiran Kebodohan Amsal 24:9 menuliskan, “Memikirkan kebodohan adalah dosa”. Ketika iblis dan Adam memiliki peran untuk menjadi seperti Allah, hal ini tentu merupakan kebodohan, dan pikiran serakah serta keegoisan ini tentu adalah dosa. Amsal sangat jelas mnnyampaikannya, ketamakan dan keegoisan dapat mengubah segalanya, dari hal baik menjadi hal buruk, dari hal yang semula sempurna menjadi rusak, itulah sebabnya Amsal menuliskan semuanya itu adalah kebodohan. Kebodohan dalam hal ini adalah kesempurnaan yang telah diberikan Allah kepada manusia, manusia tidak memanfaatkannya dengan baik, sehingga semua yang berharga menjadi rusak. 2. Dosa adalah pelanggaran Hukum Allah 1 Yohanes 3:4 menuliskan, “Dosa adalah pelanggaran Hukum Allah”. Melanggar berarti “menyebrangi, melewati suatu garis pembatas yang di larang.” Artinya dosa menyembakan perpisahan yang terjadi antara manusia, manusia memilih untuk melanggar semua yang dikatakan Allah, manusia memilih untuk tidak taat, tidak berdiri dengan komitmen yang sudah dibuatnya dengan Allah, tetapi memilih untuk menyimpang kepada hal ang jahat. 3. Kejahatan adalah dosa 1 Yohanes 5:17 menuliskan, “Semua kejahatan adalah dosa”. Tentunya sudah sangat jelas bahwa segala kejahatan yang di lakukan manusia adalah dosa, kejahatan atau ketidakadilan adalah dosa. Adam melakukan semua yang menyimpang dari Allah dan manusia dengan menjual segala sesuatu yang berharga dari dirinya kepada iblis, tentunya ini adalah kejahatan terbesar yang dilakukan manusia. 4. Tidak melakukan kebaikan adalah dosa Yakobus 4:17 menuliskan, “jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa. Iblis mengetaui apa yang yang baik, tetapi ia tidak melakukannya, begitu juga dengan Adam ia tahu berbuat baik tetapi ia
  • 6. 6 tidak melakukannya, ia memilih menyimpang dari jalan kebenaran. Intinya mereka mengetahui apa yang bisa dilakukan untuk menyenangkan hati Allah, tetapi mereka memilih untuk berpaling dan menjauh dari Allah. 5. Melakukan kebaikan bisa jadi adalah dosa Dalam Amsal 21:4 menuliskan, “Mata yang congkak dan hati yang sombong, yang menjadi pelita orang fasik, adalah dosa”. Mengolah dianggap sebagai kegiatan yang mulia dan budaya oriental. Ini merupakan perbuatan baik, Nmaun, Alkitab menyatakan bahwa siapa pun yang tidak bisa berhubungan secara benar dengan Allah tidak bisa melakukan apapun yang baik dan dapat diterima dalam pandangan Allah. Seorang pendosa tidak bisa melakukan apapun kecuali dosa. Bahkan perbuatan yang murah hati dan religius sekalipun bermanfaat bagi orang lain, masih merupakan dosa. Upaya pembenaran diri Adam untuk menutupi dirinya sendiri dengan daun-daun ara membuktikan ketidaktepatan. Seperti yang dikatakn oleh Yesaya. 64:6, segala kesalehan kami seperti kain kotor; kami sekalian menjadi layu seperti daun. Gambaran lain dari hal ini adalah kebenaran orang-orang Farisi (Mat. 23:13-33; Flp. 3:4-9). 6. Ketidakpercayaan adalah dosa Roma 14:23 menuliskan” Segala sesuatu yang tidak berdasarkan iman adalah dosa”. Adam dan Hawa mengetahui kehendak Allah yang baik dan sempurna, namun mereka lebih memilih berbuat dosa. Mereka tidak mempercayai Firman Allah, tetapi sebaliknya mempercayai kata si ular. Mereka jatuh dari iman di dalam Firman Allah menjadi ketidakpercayaan. 3 2. Pandangan Alkitab Tentang Sifat-Sifat Dosa a. Dosa tidak memiliki eksistensi yang independen. Dosa bukanlah suatu esensi atau substansi diri manusia (tidak tercipta bersama penciptaan manusia), tapi suatu ‘aksiden’ yang menyebabkan kecacatan dalam diri manusia yang mulanya baik. 3 Kevin J. Conner, A Practical Giude To Christian Belief, Pedoman Praktis tentang Iman Kristiani (Jawa Timur:Gandum Mas,2004),311-313)
  • 7. 7 Agustinus menyebutnya sebagai privatio boni, hilangnya kebaikan. Dosa tidak mengubah esensi tapi mengubah arah hidup manusia. Stuktur gambar Allah (esensi yang Allah karuniakan kepada manusia) masih ada, tetapi tidak lagi memberikan fungsi yang seharusnya, bahkan menyimpang dari fungsi yang telah ditentukan Allah, sehingga berbalik dipakai untuk menentang Allah. b. Dosa adalah jenis kejahatan yang sangat spesifik Dosa adalah kejahatan moral yang aktif karena manusia adalah mahluk berakal sehingga dosa yang dilakukannya merupakan pilihan manusia sendiri (sengaja). Oleh karena itu dosa menghasilkan permusuhan aktif dengan Allah. c. Dosa memiliki sifat mutlak Tidak ada keadaan yang netral antara baik dan jahat. Jika seseorang tidak dalam status yang benar maka ia pasti ada di posisi yang salah, karena tidak ada pilihan lain di antaranya. Oleh karena itu Alkitab selalu mengajak orang berdosa berbalik dari statusnya yang berdosa, artinya posisinya harus diubah mutlak. d. Dosa selalu memiliki hubungan dengan pelanggaran akan kehendak Allah. Dosa tidak dapat dilihat tanpa menghubungkan diri dengan Allah dan kehendak-Nya karena dosa merupakan pelanggaran akan hukum Allah. Bahkan untuk orang yang belum mengenal Allah, dosa merupakan pelanggaran akan norma-norma yang telah Allah tulis dalam hati manusia. {Rom 2:14-16 } Oleh karena itu akibat dari dosa adalah pemisahan dari Allah. e. Dosa mencakup kesalahan dan pencemaran Kesalahan Adam telah mencemari manusia dan hal itu tidak dapat disingkirkan lagi, karena tindakan tersebut. terkait dengan kedudukan/status Adam sebagai orang yang berdosa. Oleh karenanya semua umat manusia yang dilahirkan dari Adam sudah membawa natur yang telah tercemar/rusak. Tapi, selain itu pencemaran dosa juga melekat pada dosa perbuatan. Perbuatan dosa sering menghasilkan kebiasaan dosa, kebiasaan dosa pada gilirannya bisa menyebabkan bentuk kehidupan yang penuh dosa. f. Dosa menempati kedudukan dalam hati Dosa mengendap di hati, yang adalah organ utama jiwa, karena hati adalah sumber/pusat keluarnya segala sesuatu tentang hidup. Oleh karena itu dari hati dosa menyebar ke seluruh intelektual, kehendak, perasaan
  • 8. 8 dan ke seluruh tubuh manusia. Beberapa ayat Alkitab yang menunjukkan hati sebagai pusat/sumber:  Ams 4:23  Yer 17:9  Mat 15:19  Luk 6:45b g. Dosa tidak hanya mencakup tindakan tetapi juga pikiran. Hukum Allah mengatakan bahwa dosa bisa mencakup pikiran sebagaimana juga ucapan atau perbuatan, sebagaimana tercantum dalam Hukum Kesepuluh. (Kel 20:17 ) Hal itu diulangi Yesus dalam Perjanjian Baru. (Mat 5:28) Juga Paulus di Galatia 5:16,17 dan Galatia 5:24, yang disebut sebagai ‘keinginan daging’. h. Dosa pada akarnya merupakan satu bentuk kesombongan. Berakar dari kejatuhan malaikat, maka setan pun menggoda Hawa untuk memiliki kesombongan yang sama, ‘kamu akan menjadi seperti Allah." (Kej 3:5) Kesombongan merupakan dosa yang mendasari semua dosa lain, karena pada dasarnya dosa berarti keinginan untuk mandiri dan menolak untuk mengakui kebergantungan total kita kepada Allah. i. Dosa biasanya berkedok. Manusia adalah mahluk ‘rasional’, sehingga selalu merasionalisasikan tindakan yang mereka tahu tidak seharusnya mereka lakukan.  Dosa selalu dilakukan untuk suatu alasan yang ‘baik’.  Kesulitan untuk mengenali dosa sendiri. Manusia lebih mudah melihat dosa orang lain daripada dirinya sendiri. (Mat 7:3).  Cenderung ditutup-tutupi. 3. Pandangan Umum Tentang Dosa a. Teori Dualistik. Ini adalah teori Gnostisisme, yang menganggap kebaikan dan dosa adalah dua eksistensi yang berjalan paralel yang bersifat kekal. Jadi pada dasarnya dipercaya bahwa dunia ini diperintah oleh dua kekuatan yaitu roh dan materi; baik dan buruk; terang dan gelap, yang terus menerus berperang. b. Teori bahwa dosa adalah kurangnya hal-hal penting dalam hidup. Dosa adalah eksistensi yang tidak dapat dihindari karena manusia pasti punya keterbatasan/kelemahan/ketidaksempurnaan. Jadi dosa adalah akibat dari keterbatasan manusia.
  • 9. 9 c. Teori bahwa dosa adalah ilusi. Dosa adalah ketidakcukupan pengetahuan manusia, khususnya yang didapat manusia melalui pancaindra. Oleh karena itu pancaindra menjadi alat dosa. d. Teori bahwa dosa adalah kebutuhan kesadaran akan Allah. Bahwa di dalam diri manusia ada suatu tempat yang kosong yang hanya Allah yang bisa mengisinya. Jika manusia tidak menyadari akan kebutuhannya tersebut. maka ia akan merasa bersalah dan berdosa. e. Teori bahwa dosa hanyalah mencakup tindakan saja. Pada umumnya manusia melihat perbuatan salah sebagai apa yang dilakukan/tidak dilakukan saja, dan tidak sebagai apa yang dipikirkan seseorang. f. Teori bahwa dosa adalah ketamakan. Bahwa pada dasarnya semua dosa dipicu oleh nafsu ketamakan/keserakahan manusia untuk memiliki lebih dari yang ia miliki. g. Teori bahwa dosa adalah kecenderungan natur manusia yang lebih rendah menuju pada kesadaran moral yang lebih tinggi (pengaruh Teori Evolusi). 4. Asal-Usul Dosa A. Masuknya Dosa ke dalam Alam Semesta Yakobus, ketika dia berbicara tentang asal-usul dosa, memberi kita beberapa pandangan penting dalam asal-usul segala kejahatan. Prinsip yang dia jelaskan berlaku bagi malaikat maupun manusia. Prinsip ini menolong untuk menjawab beberapa pertanyaan seperti “Siapa yang mencobai Lusifer?” dan “Apakah pencobaan Lusifer berasal dari dalam atau luar?”. Dalam Yakobus 1:13 berkata “Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: "Pencobaan ini datang dari Allah!" Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapapun”. Maka Allah tidak dan tidak bisa mencobai para malaikat atau manusia untuk berbuat dosa. Ini akan melanggar sifat moral-Nya. Allah tidak menciptakan atau memerintahkan dosa. Dia tidak menyetujuinya juga menorong ciptaan-Nya untuk berbuat dosa. Menuduh Allah untuk hal-hal semacam ini berarti menyerang kekudusan dan sifat-sifat moral-Nya.4 4 Ibid, 323.
  • 10. 10 B. Manusia Berdosa Ketika kita membaca kitab Kejadian kita dapat memberi gambaran mengenai apa yang mungkin terjadi seandainya Adam tetap setia. Tetapi kenyataannya ia jatuh, jadi kita harus menilik umat manusia dalam dosa. a. Kejatuhan manusia Kejadian 3:1-7, mengisahkan tentang dosa pertama umat manusia, dan ada juga banyak lagi bahan Alkitab yang mengacu pada kejatuhan manusia ini kita bisa melihat di akhir pembacaan dalam pasal ini. Lagi pula, terlepas dari acuan-acuan eksplisit itu, kejatuhan merupakan bagian integral dari seluruh berita Alkitab. Ada berapa tafsiran kisah kejatuhan yang perlu kita pertimbangkan. Pertama, pandangan harfiah melihat kisah dalam Kitab Kejadian sebagai tulisan sejarah. Inilah pandangan yang diterima secara umum di gereja selama berabad-abad dan masih terus dibela oleh banyak pendukung. Namun akhir-akhir ini timbullah pendapat-pendapat yang lain. Kedua, pandangan mitologis menolak adanya sedikit pun unsur sejarah. Pandangan ini menganggap cerita dalam Kitab Kejadian sebagai suatu gambaran religius yang menyampaikan kebenaran-kebenaran penting tentang manusia dan kondisi moralnya. Dengan demikian cerita Kejadian bukan mengenai asal dosa melainkan mengenai hakikatnya. Memang ada unsur kebenaran dalam pandangan ini dan dalam Roma 1:1-32 Paulus sedikit banyak menggunakannya ketika ia menggambarkan dosa dan pemberontakan di dunia bukan Yahudi pada zamannya. Namun pandangan ini bukanlah arti utama dari Kejadian 3:1-24 karena menolak adanya unsur sejarah dan ini jelas tidak sejalan dengan penulis-penulis Alkitab kemudian. Ketiga, pandangan "historis" menegaskan bahwa , walaupun dalam Kej 2:1- 3:24: tidak selalu dapat ditafsirkan secara harfiah, namun jelas peristiwa-peristiwa diceritakan di dalamnya yang dibatasi oleh waktu dan ruang. Alkitab berbicara tentang kejatuhan sebagai suatu peristiwa yang benar-benar terjadi (Rom 5:12-13), memberi lokasi taman Eden secara cukup jelas (Kej 2:10- 14) dan menempatkan Adam pada garis sejarah yang berlanjut sampai pada Abraham dan Israel (Kej 4:1;
  • 11. 11 5:4; Kej 11:27; Luk 3:38). Jadi kejatuhan merupakan peristiwa yang sungguh- sungguh terjadi dalam sejarah moral umat manusia. Untuk menafsirkan perikop yang sangat penting ini dengan tepat, ada beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan. (1). Ada kesulitan dalam memakai bahasa sehari-hari kita dengan keadaan sebelum kejatuhan, karena semua bahasa dibentuk oleh pengalaman sejak kejatuhan. Begitu pula, tentang waktu pengaruh-pengaruh kejatuhan itu ditiadakan oleh kedatangan kembali Kristus, Alkitab sekali lagi menggunakan semacam simbolisme untuk menggambarkan situasi masa mendatang (Wahyu 21:1-22:21). (2). Berkouwer mengemukakan bahwa kejatuhan tidak mungkin dipahami sepenuhnya kalau kita tidak mengakui keterlibatan pribadi kita dalam peristiwa menyedihkan itu. Sekalipun prinsip ini tidak perlu menghambat segala pembahasan tentang sifat kejatuhan, namun sebaiknya kita hindari pendekatan yang terlalu teoretis. (3). Para evolusionis sering menolak gagasan tentang dosa dan argumen-argumen Kristen lain yang terkait. Akan tetapi orang percaya sekurang-kurangnya dapat melihat bahwa sekali kegagalan moral manusia diakui (dan bukti empiris bagi kegagalan itu cukup besar!) maka kecenderungan dalam manusia itu harus ada titik pangkal dalam waktu. Telah terjadi suatu tindakan pemberontakan pertama yang melawan norma-norma moral yang diketahui, dalam hal ini kehendak Allah. Oleh sebab itu asal dosa dapat ditempatkan dalam waktu dan dihubungkan dengan keseluruhan rangkaian peristiwa manusia. (4). Dalam Roma 5:12 dan 1Kor 15:22, Paulus menggunakan kejatuhan sebagai tema pengiring penjelasan rinci mengenai karya penyelamatan Kristus. Pengaruh "satu" (yaitu "yang pertama") dosa Adam (Rom 5:16,18) ditiadakan oleh "satu perbuatan kebenaran" (Rom 5:18) Kristus dengan kematian-Nya bagi orang berdosa (Rom 3:25; 4:25; 5:8). Tidak mungkin mempertahankan analogi antara perbuatan Adam dan perbuatan Kristus jika kejatuhan tidak diterima sebagai peristiwa dalam waktu dan ruang. Dengan Ini dapat disimpulkan bahwa Kejatuhan manusia, membuat hubungan manusia yang permulaannya baik dengan Allah menjadi hancur karena dosa yang
  • 12. 12 diperbuatnya. Didalam Kitab Kejadian sudah sangat jelas menjelaskan bagaimana manusia jatuh kedalam dosa ini, disitu menggambarkan latar belajar dan awal permulaan manusia diciptakan sampai manusia jatuh kedalam dosa. Sejarah dan hati nurani manusia membawa kesaksian akan adanya realita dosa. Alkitab menunjukan bahwa dosa memasuki alam semesta melalui Iblis dan selanjutnya masuk ke dalam umat manusia melalui kejatuhan Adam dan Hawa. Alkitab menyatakan hakikat dosa berpusat pada diri sendiridan hasil tragisnya adalah maut, tetapi dosa juga menyatakan rencana penebusan Allah di dalam Kristus untuk mengakiri dosa selama- lamanya. b. Sifat Umum Dosa Baik orang Kristen maupun bukan Kristen menyadari bahwa dosa memiliki sifat yang universal, karena setiap orang sadar atau tidak sadar mengakui kenyataan bahwa manusia selalu bergumul dengan kejahatan moral di dalam dirinya. Bagi orang Kristen sifat universalitas dosa ini sangat jelas karena Alkitab menyatakan hal itu berkali-kali. Ada 4 relasi universalitas dosa yang dapat dijelaskan, yaitu relasi dengan diri sendiri, dengan orang lain, dengan setan dan dengan Allah: a. Dosa sebagai kuasa yang membelenggu. Sejak kejatuhan dalam dosa, di dalam diri manusia ada kuasa yang mengikat yang mendorong manusia untuk melawan Allah. Disebut sebagai ‘kuasa’ karena seringkali manusia tidak memiliki kekuatan untuk melawannya sehingga kebebasan manusia menjadi terganggu. b. Dosa sebagai kelakuan yang merugikan. Dosa yang dilakukan didalam tindakan menjadi perbuatan yang merugikan orang lain, baik sadar atau tidak sadar. c. Dosa sebagai alat pemersatu dengan setan. Selain dimengerti sebagai suatu kuasa dan kelakuan, dosa juga sebagai alat yang dipakai untuk mempersatukan manusia dengan setan. d. Dosa sebagai sikap melawan Allah. Karena dosa relasi manusia dengan Allah menjadi rusak. Bahkan lebih dari pada hanya rusak karena manusia menjadi berani melawan Allah, sebaliknya terhadap setan manusia menjadi begitu lemah.
  • 13. 13 C. Dosa Warisan Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa dosa yang diperbuat Adam telah mengakibatkan adanya perubahan status/kedudukan manusia dari ‘tidak berdosa’ menjadi ‘berdosa’. Sejak kejatuhan dalam dosa status manusia sudah bergeser dari yang ditetapkan oleh Allah, pergeseran inilah yang menjadi sumber dari segala macam dosa dan sejak itu pula manusia tidak dapat lari dari kenyataan adanya dosa.  Penyebaran Dan Hukuman Dosa a. Penyebaran Dosa Dengan cara bagaimanakah keberdosaan dan kesalahan Adam diturunkan kepada kita? Dosa Adam tidak diturunkan kepada keturunannya karena proses peniruan. Adam adalah kepala umat manusia sekaligus menjadi wakil manusia. Ketika ia berdosa, maka semua manusia tercakup di dalam kesalahan akibat dosa dan di dalam penghukuman akibat dosa (imputasi). Oleh karena itu semua orang yang lahir kemudian adalah dalam keadaan rusak. Kerusakan itu diturunkan kepada manusia melalui orangtuanya. Namun demikian Alkitab tidak memberikan penjelasan yang gamblang tentang bagaimana hal itu terjadi, tapi satu hal kita tahu bahwa dosa Adam adalah dosa kita. Dosa yang berasal dari Adam ini membuka kesempatan bagi iblis untuk bekerja secara leluasa karena keadaan natur manusia yang sudah rusak/tercemar. Kecemaran dalam diri manusia bagaikan pancaran mata air yang kotor bagi seluruh dosa perbuatan yang dilakukan manusia. Dosa perbuatan ini adalah dosa-dosa pribadi, yang bersifat jamak, yang dilakukan manusia baik yang berupa tindakan maupun yang ada dalam pemikiran manusia, sedangkan dosa asal adalah bersifat tunggal. Dosa asal memberi kekuatan yang fatal yang menyebabkan manusia secara terus menerus melakukan tindakan/ perbuatan yang memberontak kepada Allah, yang membawa pada penghukuman. b. Hukuman Dosa Allah adalah Allah yang adil, dan dosa adalah hal sangat serius bagi Allah. Oleh karena itu dosa yang dilakukan manusia akan mendapat hukuman. Allah tidak dapat membiarkan dosa,
  • 14. 14 karena dosa merupakan tindakan agresif manusia untuk melawan dan membenci Allah. {#/TB Kel 20:5 } a. Hukuman dosa asal 1) Kematian. Alkitab menyebutkan dengan jelas bahwa hukuman atas dosa adalah ‘maut’ (kematian). Ada tiga arti kata ‘mati’ dalam Kej 2:17: a) Kematian jasmani b) Kematian rohani (keterpisahan dengan Allah) c) Kematian kekal 2) Arah hidup manusia menjadi rusak dan manusia cenderung memilih yang salah. 3) Manusia mengalami penderitaan yang tidak henti-hentinya sepanjang hidup. b. Hukuman dosa perbuatan bagi orang Kristen 1) Hati nurani menjadi gelisah. 2) Penderitaan badani sebagai konsekuensi langsung dari tindakannya. 3) Penderitaan sebagai konsekuensi penghakiman hukum manusia. 4) Perpecahan hubungan dengan sesama. 5) Hubungan dengan Allah menjadi terhalang. 6) Berkat-berkat Tuhan menjadi tertunda. c. Tujuan Allah memberikan hukuman atas dosa perbuatan manusia Secara umum kita melihat ada tiga maksud penghukuman yang diberikan oleh Allah kepada manusia: 1) Untuk membuktikan keadilan dan kebenaran Allah. 2) Untuk membuat manusia jera sehingga berhenti berbuat dosa. 3) Untuk mengajar manusia agar kembali kepada Allah. Sebelum Adam jatuh ke dalam dosa ia mempunyai hubungan yang sempurna dengan Allah. Setelah ia berdosa maka hubungannya dengan Allah putus; ia sudah melanggar hukum Allah; dan hubungannya dengan sesama manusia menjadi kacau. Dosa adalah mendurhaka kepada Allah (1 Samuel 15:23) atau tidak mengasihi Allah dengan segenap hati
  • 15. 15 (Ulangan 6:5; Markus 12:30). Adam sudah bersalah dalam kedua hal itu. Dosa juga berarti melanggar hukum Allah dengan sengaja (Bilangan 15:30; Mazmur 19:13), atau melanggar hukum itu sebab tidak mengetahuinya (Bilangan 15:27; Ibrani 9:7). Adam tidak dapat mengatakan bahwa ia tidak tahu hukum Allah, dan meskipun ia tidak mengetahuinya, ia tidak dapat berdalih. Dosa Adam adalah sengaja melanggar hukum Allah yang pasti, yang sudah diketahuinya. Dosa adalah juga kesalahan kepada sesama manusia ( Imamat 19:18; Markus 12:31). Dosa merusak hubungan antara sesama manusia, oleh sebab itulah anak sulung Adam dan Hawa tidak mengasihi adiknya seperti ia mengasihi dirinya sendiri, ia telah membenci serta membunuh adiknya. Nyata benar bahwa manusia sudah mutlak jatuh ke dalam dosa. Dosa sudah menguasai segenap diri manusia-baik roh, jiwa, maupun badan. (1) Roh manusia telah kehilangan hubungannya dengan Allah. Manusia telah jauh dari hidup persekutuan dengan Allah (Efesus 4:18). Sekarang manusia tidak tahu tentang perkara- perkara Allah sebab manusia hanya berada di tingkat jasmani (1 Korintus 2:14). Manusia harus dilahirkan kembali agar dapat melihat Kerajaan Allah (Yohanes 3:3). (2) Jiwa manusia telah dicemarkan. Pengertiannya menjadi gelap sebab dosa. Hatinya penipu (Yeremia 17:9). Pikiran hati manusia adalah jahat (Kejadian 6:5,12; 8:21; Mazmur 94:11; Roma 7:18). (3) Tubuh manusia menjadi fana dan takluk pada kematian (Roma 8:11). Dengan demikian jelas bahwa oleh sebab dosa dan oleh sebab melawan Allah, roh manusia telah dipisahkan dari Allah, pikirannya menjadi gelap dan bodoh, tubuhnya bisa diserang penyakit serta takluk pada kematian. Manusia tidak dapat menolong dirinya sendiri dan tidak berpengharapan sebab ia berdosa. Manusia telah terhilang! Dosa ditanggungkan ke atas manusia. Tuhan telah menanggungkan dosa ke atas manusia. Hal ini patut dibedakan dengan hukuman dosa. Tanggungan dosa artinya manusia insaf bahwa dirinya harus menanggung dosanya dan patut dihukum. Hukuman dosa yaitu hukuman yang datang sesudah dosa dilakukan, baik hukuman yang memang mengikuti dosa itu ataupun hukuman yang pasti dari Allah atas dosa itu.
  • 16. 16 Alkitab menyatakan bahwa orang berdosa adalah hamba dosa (Roma 6:17; 7:5,14), dalam keadaan mati (Efesus 2:1). Bagaimana dosa telah mengubah tingkah laku manusia dan Allah? (Galatia 3:10; Efesus 2:3). Siapakah yang lebih dahulu berusaha untuk mengadakan penebusan itu? (2 Korintus 5:18-21). Setelah manusia jatuh ke dalam dosa, maka pusat kehidupannya bukan lagi Allah, melainkan diri sendiri. Boleh jadi itulah sebabnya mengapa Tuhan Yesus menuntut supaya kita menyangkal diri serta mengangkat salib dan mengikut Dia (Matius 16:24). 5 "Keadaan berdosa lebih ditujukan kepada oknum yang berdosa itu, bukan kepada perbuatan dosanya. Keadaan berdosa tidak menyatakan perbuatan orang berdosa melainkan menyatakan tingkah laku batinnya. Perbuatan dosa merupakan akibat dari keadaan berdosa di dalam batin; perbuatan dosa berasal dari perangai yang dinajiskan oleh dosa. Perangai yang dinajiskan oleh dosa lebih jahat daripada perbuatan dosa. Begitulah dosa dinyatakan dalam Perjanjian Baru. Bilamana hati nurani dilawan dengan melanggar kehendak Allah, maka pikiran orang itu digelapkan dan kehendaknya dilemahkan … Pada permulaannya seseorang bertobat oleh sebab kelakuan-kelakuannya, tetapi sesudah ia bertumbuh ia akan bertobat oleh sebab keadaan hatinya atau keadaannya yang berdosa. Mula-mula ia berpikir bahwa ia harus memperbaiki banyak hal, tetapi bilamana ia telah sungguh-sungguh menginsafi dirinya sendiri, barulah ia merasakan bahwa dirinya perlu dilahirkan kembali." Dosa mendatangkan kematian-kematian tubuh, jiwa dan roh. Kematian roh membuka jalan bagi penyembahan berhala, kesombongan, hawa nafsu, dan segala kefasikan. Kematian kekal ialah kematian roh yang sudah ditentukan untuk selama-lamanya, dan ia keadaan berdosa serta tidak percaya yang kekal. "Alkitab mengajarkan bahwa kematian yaitu hukuman yang kekal untuk roh; roh kehilangan segala sukacita dan diceraikan dari Allah, dan akan mendapat hukuman Allah yang pasti atas dosa-dosanya oleh karena murka-Nya. "Dosa adalah keadaan durhaka," yang dimaksudkan ialah perbuatan dosa. "Upah dosa ialah maut, maksudnya adalah hukuman untuk dosa." 5 Harun Hadiwijono, Iman Kristen (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2013),237-239.
  • 17. 17 BAB III PENUTUP 1. Kesimpulan Dosa warisan adalah dosa yang diturunkan dari Adam dan Hawa. Manusia sudah memiliki nature dosa, sejak ia dilahirkan ke dunia ini. Tidak ada satupun manusia di dunia ini, yang dapat mengatakan ia tidak berdosa, karena, semua manusia adalah orang yang berdosa. Tentunya dosa tidak terbentuk dengan sendirinya, dosa terbentuk karena keteledoran, keserakahan, dan ketamakan manusia yang ingin menjadi seperti Allah. Allah yang Maha Suci tidak mau berkompromi dengan dosa, karena dosa merupakan suatu kekejian bagi Allah, karena itu Allah tidak mau ciptaannya terus- terusan hidup dalam dosa, sehingga Ia melakukan sebuah karya penebusan melalui Anak tunggal-Nya, Tuhan Yesus Kristus sehingga setiap orang dapat dipulihkan dan dibenarkan kembali oleh Allah. 2. Saran Hiduplah sesuai pemikiran Kristus dan tetap jadi teladan dalam segala hal. Penulis menyadari tidak mudah dalam menulis paper ini dan masih jauh dari kata sempurna sehingga, penulis berharap para pembaca lebih mengerti dan memahami lagi apa itu dosa warisan dan apa tindakan pembaca untuk merespon dan menyadari akan hal itu.
  • 18. 18 DAFTAR KEPUSTAKAAN Tim Pandom Media, KBBI, Jakarta : Pandom Media Nusantara, 2014. Badan Pekerja Harian-Gereja Bethel Indonesia, Pengajaran Dasar Gereja Bethel Indonesia , Jakarta: Departemen Theologia Badan Pekerja Harian-Gereja Bethel Indonesia, 2012. Conner, Kevin J., A Practical Giude To Christian Belief, Pedoman Praktis tentang Iman Kristiani, Jawa Timur:Gandum Mas, 2004. Hadiwijono, Harun, Iman Kristen, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2013.