SlideShare a Scribd company logo
1
ANALISIS POTENSI PASAR
KAIN UNTUK BAN DARI BENANG POLIESTER ASAL INDONESIA
DI KOREA SELATAN
ATASE PERDAGANGAN
KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA – SEOUL
2012
2
KATA PENGANTAR
3
DAFTAR ISI
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Integrasi perdagangan atau yang biasa dikenal dengan Preferential Trade Agreement (PTA) atau
Regional Trade Arrangement (RTA) secara umum memberikan efek statis dan dinamis (Asian
Development Bank, 2008). Efek statis dari dari PTA secara umum merujuk pada perubahan
harga sebagai dampak dari liberalisasi tarif (preferential tariff) dan non tarif. Sedangkan efek
dinamis merujuk pada implikasi jangka menengah dan jangka panjang yang terkait dengan
daya saing antar bangsa; berupa skala ekonomis (economies of scale), transfer teknologi,
Foreign Direct Investment (FDI) dan reformasi kebijakan.
Salah satu integrasi perdagangan penting di level regional adalah ASEAN RTA. Secara unik,
ASEAN mampu menandatangani kerjasama bilateral dengan Cina (Juli 2003), Jepang
(Desember 2008) dan Korea Selatan (2007 untuk produk dan 2009 untuk jasa dan investasi),
yang merupakan tiga negara Asia dengan dominansi perdagangan terbesar dengan dunia.
Integrasi ini memberikan skala ekonomis bagi produsen asal ASEAN maupun Cina, Jepang dan
Korea Selatan dari segi peningkatan output dan penurunan biaya produksi, sedangkan
konsumen mendapatkan manfaat dari peningkatan variasi produk.
Namun di samping dampak positif skala ekonomis, ASEAN RTA juga dapat berarti
meningkatnya intensitas kompetisi dimana produsen lokal mendapatkan tambahan pesaing
dari produsen asing. Sebagai bagian dari ASEAN, peningkatan intensitas kompetisi ini juga
dialami Indonesia.
Di pasar dunia, komoditas ekspor Indonesia bersaing dengan komoditas ekspor asal Cina dan
Vietnam dimana Indeks Kemiripan Eksport (Export Commodity Index atau ESI) mencapai 66. Ini
berarti dari keseluruhan komoditas ekspor asal Indonesia, Vietnam dan Cina, 66% di antaranya
adalah produk yang sama. Kemiripan komoditas ekspor yang diikuti dengan makin leluasanya
perdagangan antar bangsa menjadikan penting bagi Indonesia untuk mengambil tindakan tepat
untuk dapat menjaga bahkan meningkatkan daya saingnya di pasar dunia.
5
Untuk pasar Korea Selatan, komoditas ekspor Indonesia memiliki peluang pasar lebih tinggi.
Hal ini dikarenakan relatif rendahnya kemiripan komoditas ekspor (ESI bernilai 36) dan
dominansi perdagangan inter-industri dibandingkan intra-industri (GL index bernilai 5.8)
Seperti dapat dilihat pada Tabel 1.1, Indonesia berpeluang meningkatkan beberapa komoditas
ekspor non-migas ke Korea Selatan salah satunya komoditas kain untuk ban dari benang
poliester (HS-590220 Tyre cord fabric of high tenacity yarn of polyesters).
Sebelum ditandatanganinya Cina – ASEAN FTA di tahun 2003, Indonesia merupakan salah satu
supplier kain untuk ban dari benang poliester terbesar ke Korea Selatan (65.2% kontribusi).
Namun setelah tahun 2004, walaupun kebutuhan Korea Selatan untuk komoditas ini terus
meningkat secara signifikan dari tahun ke tahun, nilai ekspor Indonesia sebaliknya mengalami
penurunan. Dari analisis sumber impor kain untuk ban dari benang poliester yang dikonsumsi
Korea Selatan, terlihat peralihan supplier ke negara Cina. (Tabel 1.2)
Commodity Code Commodity Description Export Import Weighted GL
H2-270900 Petroleum oils & oils obt. from bituminous mins., crude 4,815.29 278.27 1.121
H2-271011 Light petroleum oils & preps. 382.34 1,136.65 1.540
H2-271019 Petroleum oils & oils obt. from bituminous mins. (excl. crude) & preps. oth ... 133.65 6,236.20 0.538
H2-293499 Nucleic acids & their salts, whether or not chemically defined, n.e.s.; het ... 27.91 7.58 0.031
H2-300490 Medicaments (excl. of 30.02/30.05/30.06) consisting of mixed/unmixed prods. ... 43.01 13.99 0.056
H2-340490 Artificial waxes & prepd. waxes (excl. of 3404.10 & 3404.20) 8.01 8.77 0.032
H2-540233 Textured yarn other than sewing thread, of polyesters, not put up for retai ... 7.70 12.61 0.031
H2-540243 Yarn other than high tenacity/textured yarn (excl. sewing thread; excl. of ... 28.90 19.82 0.080
H2-551219 Woven fabrics of synth. staple fibres, cont. 85%/more by wt. of polyester s ... 14.91 21.75 0.060
H2-590220 Tyre cord fabric of high tenacity yarn of polyesters 20.67 9.22 0.037
H2-721934 Flat-rolled prods. of stainless steel, of a width of 600mm/more, not furthe ... 17.01 9.78 0.039
H2-760612 Plates, sheets & strip, rect. (incl. square), of a thkns. >0.2mm, of alumin ... 24.25 146.52 0.098
H2-847160 Input/output units (of auto. data processing machines), whether or not cont ... 23.66 172.20 0.095
H2-850440 Static converters 8.74 39.74 0.035
H2-851890 Parts of the app. & equip. of 85.18 16.67 16.25 0.065
H2-852290 Parts (excl. pick-up cartridges) & accessories suit. for use solely/princ. ... 10.65 32.40 0.043
H2-852990 Parts suit. for use solely/princ. with the app. of 85.25-85.28, other than ... 28.24 409.53 0.114
GL Index 5.874
TABEL 1.1 Indikasi Perdagangan Intra-Industri Indonesia Korea - Selatan
Sumber :UNCOMTRADE. Diolah oleh AtDag Seoul
6
1.2. Tujuan Penelitian
1. Membahas berbagai aspek yang terkait pemulihan eskpor kain untuk ban dari benang
poliester ke Korea Selatan
2. Melihat potensi pengembangan ekspor kain untuk ban dari benang poliester dari Indonesia
ke Korea Selatan di masa mendatang
1.3. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah ekspor kain untuk ban dari benang poliester asal Indonesia
ke Korea Selatan dengan kode HS 590220
TABEL 1.2 Import Korea Selatan untuk Komoditas HS590220
Sumber :UNCOMTRADE. Diolah oleh AtDag Seoul
7
BAB II
SEKILAS EKONOMI DAN PERDAGANGAN
INDONESIA – KOREA SELATAN
2.1. Ekonomi dan Perdagangan Indonesia
Ekonomi Indonesia secara positif mengalami peningkatan seperti dapat dilihat pada
pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) antara tahun 2006 – 2011. Walaupun sempat
mengalami penurunan sebagai dapmak dari krisis global di tahun 2009, kontribusi
perdagangan internasional terhadap total eknomi cukup stabil di kisaran 45% - 59% dengan
laju pertumbuhan import melebihi laju pertumbuhan eksport (Tabel 2.1).
TABEL 2.1 PDB dan Perdagangan Internasional Indonesia Periode 2006 – 2011
(dalam Juta USDollar)
Sumber : World Bank World Development Indicators (WDI). Diolah oleh AtDag Seoul
TABEL 2.2 Populasi dan Tenaga Kerja Indonesia Periode 2006 -2010
Satuan 2006 2007 2008 2009 2010
Tenaga kerja sektor Pertanian Persen 42 41 40 40 38
Tenaga kerja sektor Industri Persen 19 19 19 19 19
Tenaga kerja sektor Servis Persen 39 40 41 42 42
Total Populasi Jiwa 229,918,547 232,461,746 234,951,154 237,414,495 239,870,937
Total Angkatan Kerja (15-64 tahun) Jiwa 152,620,466 154,925,428 157,203,521 159,460,226 161,699,164
Sumber : World Bank World Development Indicators (WDI). Diolah oleh AtDag Seoul
8
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang didukung dengan ketersediaan tenaga kerja (Tabel 2.2)
menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan potensi perdagangan terbesar di Asia
Tenggara baik dari segi kapasitas produksi maupun pangsa pasar sebagai target konsumsi.
Dari trend tenaga kerja Indonesia, terlihat pengalihan tenaga kerja dari sektor pertanian ke
sektor servis sedangkan tenaga kerja di sektor industri cenderung stabil. Terkait dengan fokus
pengembangan berorientasi ekspor, dalam beberapa tahun ke depan pengalihan tenaga kerja
dari sektor pertanian ke sektor industri dan servis diharapkan akan terus terjadi.
Dari struktur komoditas, ekspor Indonesia masih bertumpu pada komoditas primer (kelas
teknologi A) yaitu komoditas migas yang umumnya adalah bahan baku/ bahan dasar industri
(Grafik 2.1). Dengan perkembangan teknologi dan trend foreign direct investment, sangat
penting bagi Indonesia untuk mempromosikan komoditas ekspor non-migas atau intermediary
product sebagai salah satu strategi meningkatkan nilai ekspor.
GRAFIK 2.1 Struktur Ekspor Berdasarkan Kelas Teknologi Negara-Negara Asia
Sumber : UNComTrade. Diolah oleh AtDag Seoul
9
2.2. Ekonomi dan Perdagangan Korea Selatan
Ekonomi Korea Selatan kembali menguat di akhir periode tahun 2000an setelah sempat
menurun drastis sebagai dampak dari krisis global. Perekonomian Korea Selatan sangat
bergantung dari perdagangan internasional sebagai kelanjutan dari rencana pembangunan
beorientasi ekspor yang disusun sejak awal periode 1980. Ekspor dan impor di tahun 2010
telah kembali ke level awal sebelum krisis global dan terus meningkat, dengan laju
pertumbuhan ekspor dan impor yang relatif sejajar (Tabel 2.3)
Serupa dengan Cina dan Jepang, komoditas ekspor Korea Selatan didominasi produk-produk
dengan kelas teknologi D dan E dengan level intensitas teknologi sedang (medium) dan tinggi
(Grafik 2.2). Hal ini sejalan dengan struktur tenaga kerja Korea Selatan yang 76% berada di
sektor servis.
TABEL 2.3 PDB dan Perdagangan Internasional Korea Selatan Periode 2006 – 2011
(dalam Juta USDollar)
Sumber : World Bank World Development Indicators (WDI). Diolah oleh AtDag Seoul
GRAFIK 2.2 Struktur Ekspor Berdasarkan Kelas Teknologi Cina – Jepang – Korea
Sumber : UNComTrade. Diolah oleh AtDag Seoul
10
2.3. Perkembangan Perdagangan Indonesia – Korea Selatan Dalam Satu Dekade Terakhir
Korea Selatan adalah partner ekspor ke-6 bagi Indonesia dengan pertumbuhan nilai ekspor
tahunan (compound growth rate) sebesar 19%. Selama satu dekade terakhir, rekor tertinggi
ekspor Indonesia ke Korea Selatan adalah 17,2 juta Milyar USDollar pada tahun 2011, namun
diproyeksikan menurun minimal 7% pada tahun ini di kisaran 15,9 juta USDollar. Empat belas
(14) negara memberikan kontribusi terhadap 80% nilai ekspor Indonesia (Grafik 2.3).
Struktur komoditi impor Korea Selatan dari Indonesia didominasi komoditas primer seperti
gas alam (HS 27.11.11), mineral, seperti nikel (HS 72.02.60), tembaga (HS 74.04.00) dan timah
(HS 80.01.10), tekstil (HS 62.02.43).
Terkait dengan hubungan perdagangan dengan Korea Selatan, intesitas kompetisi komoditas
ekspor Indonesia dan Korea Selatan relative lebih rendah dibandingkan kemiripan ekspor
dengan Cina dan Vietnam, dimana ESI bernilai 36. Perdagangan Indonesia dan Korea pun lebih
bertumpu pada perdagangan inter-industri dibandingkan intra-industri. Pada Tabel 2.4
disajikan sepuluh kategori komoditi dengan tingkat kemiripan ekspor tertinggi.
GRAFIK 2.3 Partner Eskpor Utama Indonesia Periode 2006 - 2011
Sumber : UNComTrade. Diolah oleh AtDag Seoul
11
TABEL 2.4 Sepuluh Kelas Komoditas Ekspor Indonesia dan Korea Selatan dengan Tingkat
Kemiripan Tertinggi
Sumber : UNCOMTRADE. Diolah oleh AtDag Seoul
Kode Deskripsi
Ekspor
Indonesia
Ekspor
Korea
Share
Ekspor
Indonesia
Share
Ekspor
Korea
H2-27 Mineral fuels, mineral oils and products of their distillation 68,921 53,088 33.87% 9.56% 9.562
H2-85 Electrical machinery and equipment and parts thereof; sound recorders … 11,018 116,792 5.41% 21.04% 5.415
H2-84 Machinery and mechanical appliances; parts thereof 5,875 61,392 2.89% 11.06% 2.887
H2-29 Organic chemicals 3,816 22,469 1.88% 4.05% 1.875
H2-40 Rubber and articles thereof 14,352 9,214 7.05% 1.66% 1.659
H2-87 Vehicles other than railway or tramway rolling stock 3,329 67,097 1.64% 12.09% 1.636
H2-39 Plastics and articles thereof 2,515 27,737 1.24% 5.00% 1.236
H2-71 Natural or cultured pearls, precious or semi-precious stones 2,594 6,326 1.27% 1.14% 1.139
H2-73 Articles of iron or steel 1,906 11,690 0.94% 2.11% 0.937
H2-74 Copper and articles thereof 3,811 5,018 1.87% 0.90% 0.904
2011 203,497 555,209 ESI 35.907
12
BAB III
KAIN UNTUK BAN DARI BENANG POLIESTER
3.1. Gambaran Umum Komoditi Kain Untuk Ban Dari Benang Poliester
Dalam kelompok kain untuk ban (HS 5902) terdapat tiga tipe komoditas yang terbagi
berdasarkan bahan baku pembuatannya yaitu
1. Kain untuk ban dari benang nilon (HS 590210 Tyre cord fabric of high tenacity yarn of
nylon/oth. polyamides)
2. Kain untuk ban dari benang polister (HS 590220 Tyre cord fabric of high tenacity yarn of
polyesters)
3. Kain untuk ban dari bahan rayon viscose berkekuatan tinggi lainnya (HS 590290 Tyre cord
fabric of high tenacity yarn of viscose rayon)
Berdasarkan Broad Economic Categories (BEC) komoditas kain untuk ban dari benang poliester
masuk ke dalam golongan produk setengah jadi (intermediary product) yang digunakan sebagai
masukan dalam proses pembuatan bahan jadi.
Dari sisi fitur teknis, kain untuk ban dari benang poliester dan nilon tidak berbeda secara
signifikan bila dibandingkan dengan benang sintetik lainnya. Namun dibandingkan dengan
nilon, polyester memiliki tingkat kemuluran (elongasi) dan modulus yang lebih baik.
Saat ini, telah banyak dikembangkan teknologi Poliester-Nilon hybrid yang berupaya
memadukan keunggulan dari masing-masing tipe.
GAMBAR 3.1 Gulungan Benang Poliester
13
3.2. Kegunaan Komoditi Kain Untuk Ban Dari Benang Poliester
Secara umum komoditi kain untuk ban dari benang polyester ini menjadi bahan baku untuk
industry manufacturing seperti dalam pembuatan ban konvensional, conveyor belt bahkan
jaring atau alat pancing nelayan. Fungsi utama dari benang poliester adalah sebagai perekat
atau penyambung material karet seperti halnya benang dalam proses produksi garmen.
GAMBAR 3.2 BENANG POLIESTER
UNTUK BAN RADIAL
GAMBAR 3.3POLYESTER CONVEYOR BELT
14
BAB IV
PERDAGANGAN KAIN UNTUK BAN DARI BENANG POLIESTER
INDONESIA – KOREA SELATAN
4.1. Impor Kain Untuk Ban Dari Benang Poliester Korea Selatan
Dari keseluruhan kategori kain untuk ban (HS 5902), dibandingkan material lainnya, nilai
impor Korea Selatan terhadap dunia untuk kain untuk ban dari benang poliester secara
konsisten mengalami peningkatan terutama setelah krisis finansial global di tahun 2010.
Dari segi struktur impor, di tahun 2005 kontribusi impor kain untuk ban dari benang nilon dan
poliester cukup seimbang namun seperti dapat dilihat pada Tabel 4.1, tren impor Korea Selatan
kini didominasi oleh kain untuk ban dari benang polyester.
Sumber : UNCOMTRADE. Diolah oleh AtDag Seoul
TABEL 4.1 Total Impor Kategori HS-59 Korea Selatan dengan Dunia
15
4.2. Ekspor Kain Untuk Ban Dari Benang Poliester dari Indonesia
Secara umum pada level HS dengan kode 2 digit, Indonesia adalah importer untuk produk-
produk Impregnated, coated or laminated textile fabric. Namun jika diolah lebih lanjut, untuk
kategori kain untuk ban HS 5902, nilai ekspor Indonesia ke Korea Selatan jauh melebihi nilai
impornya. (Lihat Tabel 4.2)
Namun berkebalikan dengan tren impor Korea Selatan, Indonesia justru kehilangan daya
saingnya sebagai eksportir kain untuk ban dari benang poliester. (Lihat Tabel 4.3)
Ekspor Impor Expor Impor
H2-59 33.96 69.20 (35.23) 23.56 86.98 (63.43)
H2-5902
Kain untuk ban dari benang nilon
atau poliamida lainnya, poliester atau
rayon viskose berkekuatan tinggi
33.48 6.34 27.13 23.37 4.58 18.79
H2-590210 Dari nilon atau poliamida lainnya 21.43 0.70 20.73 14.74 0.24 14.50
H2-590220 Dari poliester 12.04 4.97 7.08 8.63 4.25 4.37
H2-590290 Lain-lain 0.00 0.68 (0.68) 0.00 0.09 (0.09)
Trade
Balance
2010 2011
HS Code Deskripsi Bahasa Indonesia
Trade
Balance
TABEL 4.2 Ekspor dan Impor HS 590220 Indonesia dengan Korea Selatan
Sumber : UNCOMTRADE. Diolah oleh AtDag Seoul
TABEL 4.3 Impor HS 590220 Korea Selatan dari Indonesia
Sumber : UNCOMTRADE. Diolah oleh AtDag Seoul
16
Jika dilihat dari status nilai impor Korea Selatan pada rentang periode 2002 – 2011, salah satu
faktor yang menyebabkan turunnya nilai ekspor Indonesia ke Korea Selatan untuk komoditi HS
590220 adalah kompetisi yang tercipta dari Cina – ASEAN FTA dimana produk kain untuk ban
dari benang poliester asal Indonesia menjadi kurang diminati dibandingkan dengan produk
asal Cina. (Lihat Grafik 4.1)
Namun Indonesia ada baiknya mewaspadai pula kompetisi yang dating dari sesama negara
ASEAN, yaitu Vietnam. Dalam kurun waktu yang cuku singkat (4 tahun) Vietnam mampu
meraih posisi sebagai supplier kain untuk ban dari benang poliester terbesar ke Korea Selatan.
GRAFIK 4.1 Impor HS590220 Korea Selatan dari Cina dan Indonesia
GRAFIK 4.2 Importir Utama HS590220 Korea Selatan
Sumber : UNCOMTRADE. Diolah oleh AtDag Seoul
Sumber : UNCOMTRADE. Diolah oleh AtDag Seoul
17
4.3. Prosedur Impor Korea Selatan
Secara umum, di Korea Selatan terdapat beberapa prosedur untuk komoditas impor. Bagian
Clearance dari Korea Customs Service (KCS) bertugas memastikan bahwa komoditas-komoditas
impor yang memasuki Korea Selatan telah memiliki dokumen-dokumen impor yang diperlukan.
Saat memasuki pelabuhan Korea Selatan, eksporter harus mendeklarasikan komoditas impor
sebelum dilakukan penerimaan barang dan pembayaran bea impor.
Selain oleh KCS, terdapat juga prosedur pemeriksaan bagi komoditas-komoditas impor yang
dilakukan oleh Korea Food and Drug Administration (KFDA). Importir menyerahkan dokumen
deklarasi impor. Kemudian, dilakukan beberapa pemeriksaan terhadap produk impor, yang
dapat berupa pemeriksaan dokumen, pemeriksaan organoleptic, pemeriksaan laboratorium,
dan juga pemeriksaan random sampling. Jika produk impor harus melalui pemeriksaan selain
pemeriksaan dokumen, maka pihak KFDA akan mengambil sample dari produk tersebut untuk
kemudian dilakukan penelitian lebih lanjut. Jika produk impor lulus uji, maka akan dikeluarkan
certificate of import. Namun, jika ternyata tidak lulus uji, maka produk tersebut akan
dihancurkan, dikembalikan ke negara eksportir, atau disimpan tetapi dipergunakan tidak untuk
dimakan. Bila ternyata kesalahan yang dilakukan tidak signifikan, maka setelah dilakukan
koreksi, importir dapat mengajukan permohonan untuk dilakukan uji ulang.
Untuk produk yang tidak masuk dalam golongan obat dan makanan (termasuk didalamnya
produk-produk agrikultural dan bioteknologi), secara umum shipping docoments yang harus
disiapkan adalah;
1. Invoice komersial
2. Sertifikasi Asal (Certificate of Origin) yang wajib mencakup informasi berikut
A. Nama dan Informasi Pihak yang Memberi Sertifikasi
B. Detail Importir
C. Detail Eksportir
D. Detail produsen produk
E. Klasifikasi dalam Kode HS dan Deskripsi Produk
F. Informasi yang menunjukkan produk berasal dari Indonesia
G. Tanggal Setifikasi
3. Daftar Kemasan
4. Daftar Muatan Kapal
5. Asuransi Maritim (pengiriman via laut)
18
4.4. Kerjasama Perdagangan Bilateral (ASEAN – Korea FTA dan Indonesia – Korea FTA)
Dengan adanya Korea – ASEAN FTA, Indonesia memiliki keuntungan besar dari sisi tariff
dibandingkan pesaing tangguh lainnya seperti China yang masih harus menanggung beban
tariff sebesar 8% untuk impor semua produk di bawah kategori HS 5902 (kain untuk ban dari
benang nilon atau poliamida, polyester dan rayon viskose berkekuatan tinggi lainnya.
HS GOODS REG TAX UNIT STANDARD REG
CODE NAME DATE RATE TAX PRICE NATION
20120101~
20121231
20120101~
20121231
20120701~
20130630
20120101~
20121231
20120101~
20121231
20120101~
20121231
20120101~
20121231
20120315~
20121231
20120101~
20121231
20120101~
20121231
20120101~
20121231
20120101~
20121231
Part
5902200000
Of
polyesters
Korea-Singapore FTA Concessive
duty rate(Choice1)
0 0 0 Part
5902200000
Of
polyesters
Generalized Preferential duty rate 0 0 0
Part
5902200000
Of
polyesters
North-Korea Duty Excemption 0 0 0 All
5902200000
Of
polyesters
Korea-Asean FTA Concessive
duty rate(Choice1)
0 0 0
Part
5902200000
Of
polyesters
6.4 0 0 Part
5902200000
Of
polyesters
Korea-Chile FTA Concessive duty
rate(Choice1)
0 0 0
All
5902200000
Of
polyesters
Korea-India FTA Concessive duty
rate(Choice1)
3.2 0 0 Part
5902200000
Of
polyesters
General duty rate 8 0 0
Part
5902200000
Of
polyesters
0 0 0 Part
5902200000
Of
polyesters
0 0 0
0 All
5902200000
Of
polyesters
Korea-EFTA FTA Concessive
duty rate(Choice1)
0 0 0 Part
DITC
5902200000
Of
polyesters
WTO Concessive duty rate 13 0
19
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan analisis terhadap aspek – aspek perdagangan kain untuk ban dari benang poliester dengan
kode HS 590220 antara Indonesia dan Korea Selatan dan juga melihat tren perkembangan ekspor impor
setelah penandatanganan ASEAN – Cina RTA dapat disimpulkan beberapa hal berikut:
1. Indonesia berpeluang untuk memulihkan dan meningkatkan kembali ekspor kain untuk ban dari
benang poliester ke Korea Selatan. Dengan makin tingginya intensitas persaingan dari Cina dan
Vietnam, eksportir Indonesia harus lebih agresif dalam menjangkau pasar Korea Selatan.
2. Indonesia memiliki peluang yang sangat besar untuk menjadi supplier utama Korea Selatan untuk
komoditi kain untuk ban dari benang poliester mengingat komoditi ini tergolong produk perantara
(intermediary product) yang bernilai lebih tinggi dibandingkan bahan mentah. Selain itu seiring
berkembangnya industri automotif Korea, kebutuhan untuk komoditas ini akan terus meningkat.
3. Indonesia dapat mulai melirik pasar untuk komoditas kain untuk benang hybrid Poliester-nilon
sebagai komoditi alternatif.
20
LAMPIRAN1. Institusi – institusi Ekonomi di Korea Selatan
NAMA INSTANSI KONTAK (Website. No Telepon, Email)
Korea Customs Service (KCS) http://english.customs.go.kr
Main line : 1577 - 8577
Korea Trade-Investment Promotion Agency http://english.kotra.or.kr/
+82-2-3460-7114
ASEAN-Korea Center http://www.aseankorea.org
21
LAMPIRAN2. Daftar Pameran Industri di Korea Selatan
PAMERAN WAKTU TEMPAT PENYELENGGARA
KOREA MAT
International Trade
Fair for Material
Handling and
Logistics
Mei Kintex –
Korea International
Exhibition Center
Kyungyon Exhibition Corp.
Tel: +82 (0)2 7854771
Fax: +82 (0)2 7856117
hylee@kyungyon.co.kr
KOFISH
Fishing Expo,
Facilities, Supplies
and Services for
Fishing
Maret Kintex –
Korea International
Exhibition Center
Korea Federation of Fishing Association (KFFA)
SeoulMesse Ltd.
Tel: +82-2-6000-1514/1519
AT Center
Tel: +82 02 6300 1900/1611
KOAA Show
Exhibition of
Automotive Parts
and Automitive
Needs
Oktober Kintex –
Korea International
Exhibition Center
Ainglobal
Tel: +82 (31) 4330023
Fax: +82 (31) 4330302
ainglobal@ainglobal.org
KOPLAS
Korea International
Plastic & Rubber
Show
Maret Kintex –
Korea International
Exhibition Center
Korea E & Ex Inc.
Korea Plastics Processing Machine Industry Cooperative
koplas@koplas.com
22
DAFTAR PUSTAKA
Materi Online
Ministry of Foreign Affairs of Japan http://www.mofa.go.jp/ Diakses terakhir kali pada 4 Desember 2012
ASEAN-KOREA Center http://www.aseankorea.org/ Diakses terakhir kali pada 4 Desember 2012
http://www.weiku.com/100-Polyester-Fabric/buy-tire-cord-fabric.html
Badan Standardisasi Nasional http://sisni.bsn.go.id/index.php?/sni_main/sni/detail_sni/5610
http://www.kordsaglobal.com/media/downloads/Product_Catalogue.pdf
https://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:S02mf_SvKGMJ:www.bppk.depkeu.go.id/webbc/index.php%3Fopt
ion%3Dcom_docman%26task%3Ddoc_download%26gid%3D96%26Itemid%3D62+&hl=en&gl=kr&pid=bl&srcid
=ADGEESiTOaLPBCXmm_DB8qDtTyr2U6PxYydWW6gvQ4zjrylDS8Bc4nSEtilM7Ky32o5lF5UScBKGPS_6Mo6YEhv7
YnTEECreCpRF_I1dJaQtKWqU5V9NSleFX9BkfTcjFlTB8XIDNaVu&sig=AHIEtbRw777-FUIBz_PguFzVzw0x12icLA

More Related Content

Similar to Paper 2. Analisis Potensi Pasar Produk Kain Untuk Ban Dari Benang Poliester di Korea Selatan

Tugas 9 restu antika 11140107 (5 v ma)
Tugas 9 restu antika 11140107 (5 v ma)Tugas 9 restu antika 11140107 (5 v ma)
Tugas 9 restu antika 11140107 (5 v ma)
Restu Antika
 
Kadin indonesia20120608101837
Kadin indonesia20120608101837Kadin indonesia20120608101837
Kadin indonesia20120608101837
Handiawan Susanto
 
analisis input output
 analisis input output analisis input output
analisis input output
Opissen Yudisyus
 
Masyarakat Ekonomi ASEAN - Peluang dan Hambatan
Masyarakat Ekonomi ASEAN - Peluang dan HambatanMasyarakat Ekonomi ASEAN - Peluang dan Hambatan
Masyarakat Ekonomi ASEAN - Peluang dan Hambatan
Sandhi Soekartawi
 
Kesiapan IKM menghadapi MEA 2015
Kesiapan IKM menghadapi MEA 2015Kesiapan IKM menghadapi MEA 2015
Kesiapan IKM menghadapi MEA 2015
Kacung Abdullah
 
document (1).pdf
document (1).pdfdocument (1).pdf
document (1).pdf
kwicaksono841
 
Industi dan pekembangannya 1
Industi dan pekembangannya 1Industi dan pekembangannya 1
Industi dan pekembangannya 1
Yusuf Abidin
 
IKM Bidakara.ppt
IKM Bidakara.pptIKM Bidakara.ppt
IKM Bidakara.ppt
WinardiZainal1
 
Presentasi AEC 2015 dan IKM
Presentasi AEC 2015 dan IKMPresentasi AEC 2015 dan IKM
Presentasi AEC 2015 dan IKM
Kacung Abdullah
 
Mengerti indikator makro ekonomi
Mengerti indikator makro ekonomiMengerti indikator makro ekonomi
Mengerti indikator makro ekonomi
XYZ Williams
 
04 enterprise risk management telkom 2011 technical risk assessment
04 enterprise risk management   telkom 2011 technical risk assessment04 enterprise risk management   telkom 2011 technical risk assessment
04 enterprise risk management telkom 2011 technical risk assessment
wisnu wardhana, i nyoman
 
MEA
MEAMEA
STRATEGI PEMBANGUNAN DAYA SAING INDUSTRI DALAM NEGERI MENGHADAPI ACFTA
STRATEGI PEMBANGUNAN DAYA SAING INDUSTRI DALAM NEGERI MENGHADAPI ACFTASTRATEGI PEMBANGUNAN DAYA SAING INDUSTRI DALAM NEGERI MENGHADAPI ACFTA
STRATEGI PEMBANGUNAN DAYA SAING INDUSTRI DALAM NEGERI MENGHADAPI ACFTA
Ira Kristina Lumban Tobing
 
Kasturi 2-pasar bebas-asean
Kasturi 2-pasar bebas-aseanKasturi 2-pasar bebas-asean
Kasturi 2-pasar bebas-asean
AMIR HAMZAH
 
Statistik Kinerja Industri Indonesia 2018
Statistik Kinerja Industri Indonesia 2018Statistik Kinerja Industri Indonesia 2018
Statistik Kinerja Industri Indonesia 2018
PT Indo Analisis
 
PPT Industri 0821 eksim.pdf
PPT Industri 0821 eksim.pdfPPT Industri 0821 eksim.pdf
PPT Industri 0821 eksim.pdf
WinardiZainal1
 
Laporan Statistik Kinerja Industri Indonesia 2021
Laporan Statistik Kinerja Industri Indonesia 2021Laporan Statistik Kinerja Industri Indonesia 2021
Laporan Statistik Kinerja Industri Indonesia 2021
PT Indo Analisis
 
Tugas 5 .perubahan struktur ekonomi
Tugas 5 .perubahan struktur ekonomiTugas 5 .perubahan struktur ekonomi
Tugas 5 .perubahan struktur ekonomi
siti aisah
 
Struktur pdb menurut lapangan usaha triwulan ii dan iii tahun 2008
Struktur pdb menurut lapangan usaha triwulan ii dan iii tahun 2008Struktur pdb menurut lapangan usaha triwulan ii dan iii tahun 2008
Struktur pdb menurut lapangan usaha triwulan ii dan iii tahun 2008
STIPER MUHAMMADIYAH TANAH GROGOT
 

Similar to Paper 2. Analisis Potensi Pasar Produk Kain Untuk Ban Dari Benang Poliester di Korea Selatan (20)

Tugas 9 restu antika 11140107 (5 v ma)
Tugas 9 restu antika 11140107 (5 v ma)Tugas 9 restu antika 11140107 (5 v ma)
Tugas 9 restu antika 11140107 (5 v ma)
 
Kadin indonesia20120608101837
Kadin indonesia20120608101837Kadin indonesia20120608101837
Kadin indonesia20120608101837
 
analisis input output
 analisis input output analisis input output
analisis input output
 
Masyarakat Ekonomi ASEAN - Peluang dan Hambatan
Masyarakat Ekonomi ASEAN - Peluang dan HambatanMasyarakat Ekonomi ASEAN - Peluang dan Hambatan
Masyarakat Ekonomi ASEAN - Peluang dan Hambatan
 
Kesiapan IKM menghadapi MEA 2015
Kesiapan IKM menghadapi MEA 2015Kesiapan IKM menghadapi MEA 2015
Kesiapan IKM menghadapi MEA 2015
 
document (1).pdf
document (1).pdfdocument (1).pdf
document (1).pdf
 
Industi dan pekembangannya 1
Industi dan pekembangannya 1Industi dan pekembangannya 1
Industi dan pekembangannya 1
 
12783.pdf
12783.pdf12783.pdf
12783.pdf
 
IKM Bidakara.ppt
IKM Bidakara.pptIKM Bidakara.ppt
IKM Bidakara.ppt
 
Presentasi AEC 2015 dan IKM
Presentasi AEC 2015 dan IKMPresentasi AEC 2015 dan IKM
Presentasi AEC 2015 dan IKM
 
Mengerti indikator makro ekonomi
Mengerti indikator makro ekonomiMengerti indikator makro ekonomi
Mengerti indikator makro ekonomi
 
04 enterprise risk management telkom 2011 technical risk assessment
04 enterprise risk management   telkom 2011 technical risk assessment04 enterprise risk management   telkom 2011 technical risk assessment
04 enterprise risk management telkom 2011 technical risk assessment
 
MEA
MEAMEA
MEA
 
STRATEGI PEMBANGUNAN DAYA SAING INDUSTRI DALAM NEGERI MENGHADAPI ACFTA
STRATEGI PEMBANGUNAN DAYA SAING INDUSTRI DALAM NEGERI MENGHADAPI ACFTASTRATEGI PEMBANGUNAN DAYA SAING INDUSTRI DALAM NEGERI MENGHADAPI ACFTA
STRATEGI PEMBANGUNAN DAYA SAING INDUSTRI DALAM NEGERI MENGHADAPI ACFTA
 
Kasturi 2-pasar bebas-asean
Kasturi 2-pasar bebas-aseanKasturi 2-pasar bebas-asean
Kasturi 2-pasar bebas-asean
 
Statistik Kinerja Industri Indonesia 2018
Statistik Kinerja Industri Indonesia 2018Statistik Kinerja Industri Indonesia 2018
Statistik Kinerja Industri Indonesia 2018
 
PPT Industri 0821 eksim.pdf
PPT Industri 0821 eksim.pdfPPT Industri 0821 eksim.pdf
PPT Industri 0821 eksim.pdf
 
Laporan Statistik Kinerja Industri Indonesia 2021
Laporan Statistik Kinerja Industri Indonesia 2021Laporan Statistik Kinerja Industri Indonesia 2021
Laporan Statistik Kinerja Industri Indonesia 2021
 
Tugas 5 .perubahan struktur ekonomi
Tugas 5 .perubahan struktur ekonomiTugas 5 .perubahan struktur ekonomi
Tugas 5 .perubahan struktur ekonomi
 
Struktur pdb menurut lapangan usaha triwulan ii dan iii tahun 2008
Struktur pdb menurut lapangan usaha triwulan ii dan iii tahun 2008Struktur pdb menurut lapangan usaha triwulan ii dan iii tahun 2008
Struktur pdb menurut lapangan usaha triwulan ii dan iii tahun 2008
 

Paper 2. Analisis Potensi Pasar Produk Kain Untuk Ban Dari Benang Poliester di Korea Selatan

  • 1. 1 ANALISIS POTENSI PASAR KAIN UNTUK BAN DARI BENANG POLIESTER ASAL INDONESIA DI KOREA SELATAN ATASE PERDAGANGAN KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA – SEOUL 2012
  • 4. 4 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Integrasi perdagangan atau yang biasa dikenal dengan Preferential Trade Agreement (PTA) atau Regional Trade Arrangement (RTA) secara umum memberikan efek statis dan dinamis (Asian Development Bank, 2008). Efek statis dari dari PTA secara umum merujuk pada perubahan harga sebagai dampak dari liberalisasi tarif (preferential tariff) dan non tarif. Sedangkan efek dinamis merujuk pada implikasi jangka menengah dan jangka panjang yang terkait dengan daya saing antar bangsa; berupa skala ekonomis (economies of scale), transfer teknologi, Foreign Direct Investment (FDI) dan reformasi kebijakan. Salah satu integrasi perdagangan penting di level regional adalah ASEAN RTA. Secara unik, ASEAN mampu menandatangani kerjasama bilateral dengan Cina (Juli 2003), Jepang (Desember 2008) dan Korea Selatan (2007 untuk produk dan 2009 untuk jasa dan investasi), yang merupakan tiga negara Asia dengan dominansi perdagangan terbesar dengan dunia. Integrasi ini memberikan skala ekonomis bagi produsen asal ASEAN maupun Cina, Jepang dan Korea Selatan dari segi peningkatan output dan penurunan biaya produksi, sedangkan konsumen mendapatkan manfaat dari peningkatan variasi produk. Namun di samping dampak positif skala ekonomis, ASEAN RTA juga dapat berarti meningkatnya intensitas kompetisi dimana produsen lokal mendapatkan tambahan pesaing dari produsen asing. Sebagai bagian dari ASEAN, peningkatan intensitas kompetisi ini juga dialami Indonesia. Di pasar dunia, komoditas ekspor Indonesia bersaing dengan komoditas ekspor asal Cina dan Vietnam dimana Indeks Kemiripan Eksport (Export Commodity Index atau ESI) mencapai 66. Ini berarti dari keseluruhan komoditas ekspor asal Indonesia, Vietnam dan Cina, 66% di antaranya adalah produk yang sama. Kemiripan komoditas ekspor yang diikuti dengan makin leluasanya perdagangan antar bangsa menjadikan penting bagi Indonesia untuk mengambil tindakan tepat untuk dapat menjaga bahkan meningkatkan daya saingnya di pasar dunia.
  • 5. 5 Untuk pasar Korea Selatan, komoditas ekspor Indonesia memiliki peluang pasar lebih tinggi. Hal ini dikarenakan relatif rendahnya kemiripan komoditas ekspor (ESI bernilai 36) dan dominansi perdagangan inter-industri dibandingkan intra-industri (GL index bernilai 5.8) Seperti dapat dilihat pada Tabel 1.1, Indonesia berpeluang meningkatkan beberapa komoditas ekspor non-migas ke Korea Selatan salah satunya komoditas kain untuk ban dari benang poliester (HS-590220 Tyre cord fabric of high tenacity yarn of polyesters). Sebelum ditandatanganinya Cina – ASEAN FTA di tahun 2003, Indonesia merupakan salah satu supplier kain untuk ban dari benang poliester terbesar ke Korea Selatan (65.2% kontribusi). Namun setelah tahun 2004, walaupun kebutuhan Korea Selatan untuk komoditas ini terus meningkat secara signifikan dari tahun ke tahun, nilai ekspor Indonesia sebaliknya mengalami penurunan. Dari analisis sumber impor kain untuk ban dari benang poliester yang dikonsumsi Korea Selatan, terlihat peralihan supplier ke negara Cina. (Tabel 1.2) Commodity Code Commodity Description Export Import Weighted GL H2-270900 Petroleum oils & oils obt. from bituminous mins., crude 4,815.29 278.27 1.121 H2-271011 Light petroleum oils & preps. 382.34 1,136.65 1.540 H2-271019 Petroleum oils & oils obt. from bituminous mins. (excl. crude) & preps. oth ... 133.65 6,236.20 0.538 H2-293499 Nucleic acids & their salts, whether or not chemically defined, n.e.s.; het ... 27.91 7.58 0.031 H2-300490 Medicaments (excl. of 30.02/30.05/30.06) consisting of mixed/unmixed prods. ... 43.01 13.99 0.056 H2-340490 Artificial waxes & prepd. waxes (excl. of 3404.10 & 3404.20) 8.01 8.77 0.032 H2-540233 Textured yarn other than sewing thread, of polyesters, not put up for retai ... 7.70 12.61 0.031 H2-540243 Yarn other than high tenacity/textured yarn (excl. sewing thread; excl. of ... 28.90 19.82 0.080 H2-551219 Woven fabrics of synth. staple fibres, cont. 85%/more by wt. of polyester s ... 14.91 21.75 0.060 H2-590220 Tyre cord fabric of high tenacity yarn of polyesters 20.67 9.22 0.037 H2-721934 Flat-rolled prods. of stainless steel, of a width of 600mm/more, not furthe ... 17.01 9.78 0.039 H2-760612 Plates, sheets & strip, rect. (incl. square), of a thkns. >0.2mm, of alumin ... 24.25 146.52 0.098 H2-847160 Input/output units (of auto. data processing machines), whether or not cont ... 23.66 172.20 0.095 H2-850440 Static converters 8.74 39.74 0.035 H2-851890 Parts of the app. & equip. of 85.18 16.67 16.25 0.065 H2-852290 Parts (excl. pick-up cartridges) & accessories suit. for use solely/princ. ... 10.65 32.40 0.043 H2-852990 Parts suit. for use solely/princ. with the app. of 85.25-85.28, other than ... 28.24 409.53 0.114 GL Index 5.874 TABEL 1.1 Indikasi Perdagangan Intra-Industri Indonesia Korea - Selatan Sumber :UNCOMTRADE. Diolah oleh AtDag Seoul
  • 6. 6 1.2. Tujuan Penelitian 1. Membahas berbagai aspek yang terkait pemulihan eskpor kain untuk ban dari benang poliester ke Korea Selatan 2. Melihat potensi pengembangan ekspor kain untuk ban dari benang poliester dari Indonesia ke Korea Selatan di masa mendatang 1.3. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah ekspor kain untuk ban dari benang poliester asal Indonesia ke Korea Selatan dengan kode HS 590220 TABEL 1.2 Import Korea Selatan untuk Komoditas HS590220 Sumber :UNCOMTRADE. Diolah oleh AtDag Seoul
  • 7. 7 BAB II SEKILAS EKONOMI DAN PERDAGANGAN INDONESIA – KOREA SELATAN 2.1. Ekonomi dan Perdagangan Indonesia Ekonomi Indonesia secara positif mengalami peningkatan seperti dapat dilihat pada pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) antara tahun 2006 – 2011. Walaupun sempat mengalami penurunan sebagai dapmak dari krisis global di tahun 2009, kontribusi perdagangan internasional terhadap total eknomi cukup stabil di kisaran 45% - 59% dengan laju pertumbuhan import melebihi laju pertumbuhan eksport (Tabel 2.1). TABEL 2.1 PDB dan Perdagangan Internasional Indonesia Periode 2006 – 2011 (dalam Juta USDollar) Sumber : World Bank World Development Indicators (WDI). Diolah oleh AtDag Seoul TABEL 2.2 Populasi dan Tenaga Kerja Indonesia Periode 2006 -2010 Satuan 2006 2007 2008 2009 2010 Tenaga kerja sektor Pertanian Persen 42 41 40 40 38 Tenaga kerja sektor Industri Persen 19 19 19 19 19 Tenaga kerja sektor Servis Persen 39 40 41 42 42 Total Populasi Jiwa 229,918,547 232,461,746 234,951,154 237,414,495 239,870,937 Total Angkatan Kerja (15-64 tahun) Jiwa 152,620,466 154,925,428 157,203,521 159,460,226 161,699,164 Sumber : World Bank World Development Indicators (WDI). Diolah oleh AtDag Seoul
  • 8. 8 Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang didukung dengan ketersediaan tenaga kerja (Tabel 2.2) menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan potensi perdagangan terbesar di Asia Tenggara baik dari segi kapasitas produksi maupun pangsa pasar sebagai target konsumsi. Dari trend tenaga kerja Indonesia, terlihat pengalihan tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor servis sedangkan tenaga kerja di sektor industri cenderung stabil. Terkait dengan fokus pengembangan berorientasi ekspor, dalam beberapa tahun ke depan pengalihan tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor industri dan servis diharapkan akan terus terjadi. Dari struktur komoditas, ekspor Indonesia masih bertumpu pada komoditas primer (kelas teknologi A) yaitu komoditas migas yang umumnya adalah bahan baku/ bahan dasar industri (Grafik 2.1). Dengan perkembangan teknologi dan trend foreign direct investment, sangat penting bagi Indonesia untuk mempromosikan komoditas ekspor non-migas atau intermediary product sebagai salah satu strategi meningkatkan nilai ekspor. GRAFIK 2.1 Struktur Ekspor Berdasarkan Kelas Teknologi Negara-Negara Asia Sumber : UNComTrade. Diolah oleh AtDag Seoul
  • 9. 9 2.2. Ekonomi dan Perdagangan Korea Selatan Ekonomi Korea Selatan kembali menguat di akhir periode tahun 2000an setelah sempat menurun drastis sebagai dampak dari krisis global. Perekonomian Korea Selatan sangat bergantung dari perdagangan internasional sebagai kelanjutan dari rencana pembangunan beorientasi ekspor yang disusun sejak awal periode 1980. Ekspor dan impor di tahun 2010 telah kembali ke level awal sebelum krisis global dan terus meningkat, dengan laju pertumbuhan ekspor dan impor yang relatif sejajar (Tabel 2.3) Serupa dengan Cina dan Jepang, komoditas ekspor Korea Selatan didominasi produk-produk dengan kelas teknologi D dan E dengan level intensitas teknologi sedang (medium) dan tinggi (Grafik 2.2). Hal ini sejalan dengan struktur tenaga kerja Korea Selatan yang 76% berada di sektor servis. TABEL 2.3 PDB dan Perdagangan Internasional Korea Selatan Periode 2006 – 2011 (dalam Juta USDollar) Sumber : World Bank World Development Indicators (WDI). Diolah oleh AtDag Seoul GRAFIK 2.2 Struktur Ekspor Berdasarkan Kelas Teknologi Cina – Jepang – Korea Sumber : UNComTrade. Diolah oleh AtDag Seoul
  • 10. 10 2.3. Perkembangan Perdagangan Indonesia – Korea Selatan Dalam Satu Dekade Terakhir Korea Selatan adalah partner ekspor ke-6 bagi Indonesia dengan pertumbuhan nilai ekspor tahunan (compound growth rate) sebesar 19%. Selama satu dekade terakhir, rekor tertinggi ekspor Indonesia ke Korea Selatan adalah 17,2 juta Milyar USDollar pada tahun 2011, namun diproyeksikan menurun minimal 7% pada tahun ini di kisaran 15,9 juta USDollar. Empat belas (14) negara memberikan kontribusi terhadap 80% nilai ekspor Indonesia (Grafik 2.3). Struktur komoditi impor Korea Selatan dari Indonesia didominasi komoditas primer seperti gas alam (HS 27.11.11), mineral, seperti nikel (HS 72.02.60), tembaga (HS 74.04.00) dan timah (HS 80.01.10), tekstil (HS 62.02.43). Terkait dengan hubungan perdagangan dengan Korea Selatan, intesitas kompetisi komoditas ekspor Indonesia dan Korea Selatan relative lebih rendah dibandingkan kemiripan ekspor dengan Cina dan Vietnam, dimana ESI bernilai 36. Perdagangan Indonesia dan Korea pun lebih bertumpu pada perdagangan inter-industri dibandingkan intra-industri. Pada Tabel 2.4 disajikan sepuluh kategori komoditi dengan tingkat kemiripan ekspor tertinggi. GRAFIK 2.3 Partner Eskpor Utama Indonesia Periode 2006 - 2011 Sumber : UNComTrade. Diolah oleh AtDag Seoul
  • 11. 11 TABEL 2.4 Sepuluh Kelas Komoditas Ekspor Indonesia dan Korea Selatan dengan Tingkat Kemiripan Tertinggi Sumber : UNCOMTRADE. Diolah oleh AtDag Seoul Kode Deskripsi Ekspor Indonesia Ekspor Korea Share Ekspor Indonesia Share Ekspor Korea H2-27 Mineral fuels, mineral oils and products of their distillation 68,921 53,088 33.87% 9.56% 9.562 H2-85 Electrical machinery and equipment and parts thereof; sound recorders … 11,018 116,792 5.41% 21.04% 5.415 H2-84 Machinery and mechanical appliances; parts thereof 5,875 61,392 2.89% 11.06% 2.887 H2-29 Organic chemicals 3,816 22,469 1.88% 4.05% 1.875 H2-40 Rubber and articles thereof 14,352 9,214 7.05% 1.66% 1.659 H2-87 Vehicles other than railway or tramway rolling stock 3,329 67,097 1.64% 12.09% 1.636 H2-39 Plastics and articles thereof 2,515 27,737 1.24% 5.00% 1.236 H2-71 Natural or cultured pearls, precious or semi-precious stones 2,594 6,326 1.27% 1.14% 1.139 H2-73 Articles of iron or steel 1,906 11,690 0.94% 2.11% 0.937 H2-74 Copper and articles thereof 3,811 5,018 1.87% 0.90% 0.904 2011 203,497 555,209 ESI 35.907
  • 12. 12 BAB III KAIN UNTUK BAN DARI BENANG POLIESTER 3.1. Gambaran Umum Komoditi Kain Untuk Ban Dari Benang Poliester Dalam kelompok kain untuk ban (HS 5902) terdapat tiga tipe komoditas yang terbagi berdasarkan bahan baku pembuatannya yaitu 1. Kain untuk ban dari benang nilon (HS 590210 Tyre cord fabric of high tenacity yarn of nylon/oth. polyamides) 2. Kain untuk ban dari benang polister (HS 590220 Tyre cord fabric of high tenacity yarn of polyesters) 3. Kain untuk ban dari bahan rayon viscose berkekuatan tinggi lainnya (HS 590290 Tyre cord fabric of high tenacity yarn of viscose rayon) Berdasarkan Broad Economic Categories (BEC) komoditas kain untuk ban dari benang poliester masuk ke dalam golongan produk setengah jadi (intermediary product) yang digunakan sebagai masukan dalam proses pembuatan bahan jadi. Dari sisi fitur teknis, kain untuk ban dari benang poliester dan nilon tidak berbeda secara signifikan bila dibandingkan dengan benang sintetik lainnya. Namun dibandingkan dengan nilon, polyester memiliki tingkat kemuluran (elongasi) dan modulus yang lebih baik. Saat ini, telah banyak dikembangkan teknologi Poliester-Nilon hybrid yang berupaya memadukan keunggulan dari masing-masing tipe. GAMBAR 3.1 Gulungan Benang Poliester
  • 13. 13 3.2. Kegunaan Komoditi Kain Untuk Ban Dari Benang Poliester Secara umum komoditi kain untuk ban dari benang polyester ini menjadi bahan baku untuk industry manufacturing seperti dalam pembuatan ban konvensional, conveyor belt bahkan jaring atau alat pancing nelayan. Fungsi utama dari benang poliester adalah sebagai perekat atau penyambung material karet seperti halnya benang dalam proses produksi garmen. GAMBAR 3.2 BENANG POLIESTER UNTUK BAN RADIAL GAMBAR 3.3POLYESTER CONVEYOR BELT
  • 14. 14 BAB IV PERDAGANGAN KAIN UNTUK BAN DARI BENANG POLIESTER INDONESIA – KOREA SELATAN 4.1. Impor Kain Untuk Ban Dari Benang Poliester Korea Selatan Dari keseluruhan kategori kain untuk ban (HS 5902), dibandingkan material lainnya, nilai impor Korea Selatan terhadap dunia untuk kain untuk ban dari benang poliester secara konsisten mengalami peningkatan terutama setelah krisis finansial global di tahun 2010. Dari segi struktur impor, di tahun 2005 kontribusi impor kain untuk ban dari benang nilon dan poliester cukup seimbang namun seperti dapat dilihat pada Tabel 4.1, tren impor Korea Selatan kini didominasi oleh kain untuk ban dari benang polyester. Sumber : UNCOMTRADE. Diolah oleh AtDag Seoul TABEL 4.1 Total Impor Kategori HS-59 Korea Selatan dengan Dunia
  • 15. 15 4.2. Ekspor Kain Untuk Ban Dari Benang Poliester dari Indonesia Secara umum pada level HS dengan kode 2 digit, Indonesia adalah importer untuk produk- produk Impregnated, coated or laminated textile fabric. Namun jika diolah lebih lanjut, untuk kategori kain untuk ban HS 5902, nilai ekspor Indonesia ke Korea Selatan jauh melebihi nilai impornya. (Lihat Tabel 4.2) Namun berkebalikan dengan tren impor Korea Selatan, Indonesia justru kehilangan daya saingnya sebagai eksportir kain untuk ban dari benang poliester. (Lihat Tabel 4.3) Ekspor Impor Expor Impor H2-59 33.96 69.20 (35.23) 23.56 86.98 (63.43) H2-5902 Kain untuk ban dari benang nilon atau poliamida lainnya, poliester atau rayon viskose berkekuatan tinggi 33.48 6.34 27.13 23.37 4.58 18.79 H2-590210 Dari nilon atau poliamida lainnya 21.43 0.70 20.73 14.74 0.24 14.50 H2-590220 Dari poliester 12.04 4.97 7.08 8.63 4.25 4.37 H2-590290 Lain-lain 0.00 0.68 (0.68) 0.00 0.09 (0.09) Trade Balance 2010 2011 HS Code Deskripsi Bahasa Indonesia Trade Balance TABEL 4.2 Ekspor dan Impor HS 590220 Indonesia dengan Korea Selatan Sumber : UNCOMTRADE. Diolah oleh AtDag Seoul TABEL 4.3 Impor HS 590220 Korea Selatan dari Indonesia Sumber : UNCOMTRADE. Diolah oleh AtDag Seoul
  • 16. 16 Jika dilihat dari status nilai impor Korea Selatan pada rentang periode 2002 – 2011, salah satu faktor yang menyebabkan turunnya nilai ekspor Indonesia ke Korea Selatan untuk komoditi HS 590220 adalah kompetisi yang tercipta dari Cina – ASEAN FTA dimana produk kain untuk ban dari benang poliester asal Indonesia menjadi kurang diminati dibandingkan dengan produk asal Cina. (Lihat Grafik 4.1) Namun Indonesia ada baiknya mewaspadai pula kompetisi yang dating dari sesama negara ASEAN, yaitu Vietnam. Dalam kurun waktu yang cuku singkat (4 tahun) Vietnam mampu meraih posisi sebagai supplier kain untuk ban dari benang poliester terbesar ke Korea Selatan. GRAFIK 4.1 Impor HS590220 Korea Selatan dari Cina dan Indonesia GRAFIK 4.2 Importir Utama HS590220 Korea Selatan Sumber : UNCOMTRADE. Diolah oleh AtDag Seoul Sumber : UNCOMTRADE. Diolah oleh AtDag Seoul
  • 17. 17 4.3. Prosedur Impor Korea Selatan Secara umum, di Korea Selatan terdapat beberapa prosedur untuk komoditas impor. Bagian Clearance dari Korea Customs Service (KCS) bertugas memastikan bahwa komoditas-komoditas impor yang memasuki Korea Selatan telah memiliki dokumen-dokumen impor yang diperlukan. Saat memasuki pelabuhan Korea Selatan, eksporter harus mendeklarasikan komoditas impor sebelum dilakukan penerimaan barang dan pembayaran bea impor. Selain oleh KCS, terdapat juga prosedur pemeriksaan bagi komoditas-komoditas impor yang dilakukan oleh Korea Food and Drug Administration (KFDA). Importir menyerahkan dokumen deklarasi impor. Kemudian, dilakukan beberapa pemeriksaan terhadap produk impor, yang dapat berupa pemeriksaan dokumen, pemeriksaan organoleptic, pemeriksaan laboratorium, dan juga pemeriksaan random sampling. Jika produk impor harus melalui pemeriksaan selain pemeriksaan dokumen, maka pihak KFDA akan mengambil sample dari produk tersebut untuk kemudian dilakukan penelitian lebih lanjut. Jika produk impor lulus uji, maka akan dikeluarkan certificate of import. Namun, jika ternyata tidak lulus uji, maka produk tersebut akan dihancurkan, dikembalikan ke negara eksportir, atau disimpan tetapi dipergunakan tidak untuk dimakan. Bila ternyata kesalahan yang dilakukan tidak signifikan, maka setelah dilakukan koreksi, importir dapat mengajukan permohonan untuk dilakukan uji ulang. Untuk produk yang tidak masuk dalam golongan obat dan makanan (termasuk didalamnya produk-produk agrikultural dan bioteknologi), secara umum shipping docoments yang harus disiapkan adalah; 1. Invoice komersial 2. Sertifikasi Asal (Certificate of Origin) yang wajib mencakup informasi berikut A. Nama dan Informasi Pihak yang Memberi Sertifikasi B. Detail Importir C. Detail Eksportir D. Detail produsen produk E. Klasifikasi dalam Kode HS dan Deskripsi Produk F. Informasi yang menunjukkan produk berasal dari Indonesia G. Tanggal Setifikasi 3. Daftar Kemasan 4. Daftar Muatan Kapal 5. Asuransi Maritim (pengiriman via laut)
  • 18. 18 4.4. Kerjasama Perdagangan Bilateral (ASEAN – Korea FTA dan Indonesia – Korea FTA) Dengan adanya Korea – ASEAN FTA, Indonesia memiliki keuntungan besar dari sisi tariff dibandingkan pesaing tangguh lainnya seperti China yang masih harus menanggung beban tariff sebesar 8% untuk impor semua produk di bawah kategori HS 5902 (kain untuk ban dari benang nilon atau poliamida, polyester dan rayon viskose berkekuatan tinggi lainnya. HS GOODS REG TAX UNIT STANDARD REG CODE NAME DATE RATE TAX PRICE NATION 20120101~ 20121231 20120101~ 20121231 20120701~ 20130630 20120101~ 20121231 20120101~ 20121231 20120101~ 20121231 20120101~ 20121231 20120315~ 20121231 20120101~ 20121231 20120101~ 20121231 20120101~ 20121231 20120101~ 20121231 Part 5902200000 Of polyesters Korea-Singapore FTA Concessive duty rate(Choice1) 0 0 0 Part 5902200000 Of polyesters Generalized Preferential duty rate 0 0 0 Part 5902200000 Of polyesters North-Korea Duty Excemption 0 0 0 All 5902200000 Of polyesters Korea-Asean FTA Concessive duty rate(Choice1) 0 0 0 Part 5902200000 Of polyesters 6.4 0 0 Part 5902200000 Of polyesters Korea-Chile FTA Concessive duty rate(Choice1) 0 0 0 All 5902200000 Of polyesters Korea-India FTA Concessive duty rate(Choice1) 3.2 0 0 Part 5902200000 Of polyesters General duty rate 8 0 0 Part 5902200000 Of polyesters 0 0 0 Part 5902200000 Of polyesters 0 0 0 0 All 5902200000 Of polyesters Korea-EFTA FTA Concessive duty rate(Choice1) 0 0 0 Part DITC 5902200000 Of polyesters WTO Concessive duty rate 13 0
  • 19. 19 BAB V KESIMPULAN Berdasarkan analisis terhadap aspek – aspek perdagangan kain untuk ban dari benang poliester dengan kode HS 590220 antara Indonesia dan Korea Selatan dan juga melihat tren perkembangan ekspor impor setelah penandatanganan ASEAN – Cina RTA dapat disimpulkan beberapa hal berikut: 1. Indonesia berpeluang untuk memulihkan dan meningkatkan kembali ekspor kain untuk ban dari benang poliester ke Korea Selatan. Dengan makin tingginya intensitas persaingan dari Cina dan Vietnam, eksportir Indonesia harus lebih agresif dalam menjangkau pasar Korea Selatan. 2. Indonesia memiliki peluang yang sangat besar untuk menjadi supplier utama Korea Selatan untuk komoditi kain untuk ban dari benang poliester mengingat komoditi ini tergolong produk perantara (intermediary product) yang bernilai lebih tinggi dibandingkan bahan mentah. Selain itu seiring berkembangnya industri automotif Korea, kebutuhan untuk komoditas ini akan terus meningkat. 3. Indonesia dapat mulai melirik pasar untuk komoditas kain untuk benang hybrid Poliester-nilon sebagai komoditi alternatif.
  • 20. 20 LAMPIRAN1. Institusi – institusi Ekonomi di Korea Selatan NAMA INSTANSI KONTAK (Website. No Telepon, Email) Korea Customs Service (KCS) http://english.customs.go.kr Main line : 1577 - 8577 Korea Trade-Investment Promotion Agency http://english.kotra.or.kr/ +82-2-3460-7114 ASEAN-Korea Center http://www.aseankorea.org
  • 21. 21 LAMPIRAN2. Daftar Pameran Industri di Korea Selatan PAMERAN WAKTU TEMPAT PENYELENGGARA KOREA MAT International Trade Fair for Material Handling and Logistics Mei Kintex – Korea International Exhibition Center Kyungyon Exhibition Corp. Tel: +82 (0)2 7854771 Fax: +82 (0)2 7856117 hylee@kyungyon.co.kr KOFISH Fishing Expo, Facilities, Supplies and Services for Fishing Maret Kintex – Korea International Exhibition Center Korea Federation of Fishing Association (KFFA) SeoulMesse Ltd. Tel: +82-2-6000-1514/1519 AT Center Tel: +82 02 6300 1900/1611 KOAA Show Exhibition of Automotive Parts and Automitive Needs Oktober Kintex – Korea International Exhibition Center Ainglobal Tel: +82 (31) 4330023 Fax: +82 (31) 4330302 ainglobal@ainglobal.org KOPLAS Korea International Plastic & Rubber Show Maret Kintex – Korea International Exhibition Center Korea E & Ex Inc. Korea Plastics Processing Machine Industry Cooperative koplas@koplas.com
  • 22. 22 DAFTAR PUSTAKA Materi Online Ministry of Foreign Affairs of Japan http://www.mofa.go.jp/ Diakses terakhir kali pada 4 Desember 2012 ASEAN-KOREA Center http://www.aseankorea.org/ Diakses terakhir kali pada 4 Desember 2012 http://www.weiku.com/100-Polyester-Fabric/buy-tire-cord-fabric.html Badan Standardisasi Nasional http://sisni.bsn.go.id/index.php?/sni_main/sni/detail_sni/5610 http://www.kordsaglobal.com/media/downloads/Product_Catalogue.pdf https://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:S02mf_SvKGMJ:www.bppk.depkeu.go.id/webbc/index.php%3Fopt ion%3Dcom_docman%26task%3Ddoc_download%26gid%3D96%26Itemid%3D62+&hl=en&gl=kr&pid=bl&srcid =ADGEESiTOaLPBCXmm_DB8qDtTyr2U6PxYydWW6gvQ4zjrylDS8Bc4nSEtilM7Ky32o5lF5UScBKGPS_6Mo6YEhv7 YnTEECreCpRF_I1dJaQtKWqU5V9NSleFX9BkfTcjFlTB8XIDNaVu&sig=AHIEtbRw777-FUIBz_PguFzVzw0x12icLA