SlideShare a Scribd company logo
Hubunga 
H u b u n g a n I n t e r n a s i o n a l 
Page 1 
KebijakanRepublik Indonesia denganAsean 
Opportunites and Challenges ASEAN 
Economic Community of Indonesian’s 
Economi 
UntukMemenuhiTugas 
MatakuliahHubunganInternasional 
Pembina : 
DR. Hermawan S.IP, M.SI 
DisusunOleh : 
Kelompok 7 
Erlin Rakhmawati 115030101111038 
RiskaPuji Lestari 115030101111065 
JihanYulanda M 115030101111066 
Intan Nanda S 115030101111084 
KELAS D 
Jurusan Administrasi Publik 
Fakultas Ilmu Administrasi 
Universitas Brawijaya Malang 
Nopember 2013
Hubunga 
H u b u n g a n I n t e r n a s i o n a l 
Page 2 
Kata Pengantar 
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas karunia- 
Nya lah penulis telah selesai mengerjakan tugas makalah ini. Tulisan ini disusun 
untuk memenuhi tugas Hubungan Internasional yang merupakan bahan perkuliahan 
Semester Ganjil tahun Akademik 2013/2014. 
Penulis memberikan judul Opportunites and Challenges ASEAN Economic 
Community of Indonesian’s Economi Dalam penyusunan tugas ini penulis merasa 
kesulitan, dalam mencari referensi buku yang berkaitan dengan judul di atas. Tetapi, 
bagi penulis kesulitan itu adalah langkah awal untuk menuju kesuksesan. 
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada 
pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada : 
1. Bapak DR. Hermawan S.IP, M.SI sebagai dosen mata kuliah Hubungan 
Internasional Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya. 
2. Teman-teman di kelas Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Administrasi 
Universitas Brawijaya. 
3. Teman-Teman di Lembaga Tinggi Pesantren Luhur Malang khususnya kamar 
B1. 
Penulis berharap mudah-mudahan hasil kerja ini dapat memenuhi harapan 
dalam meningkatkan mutu pendidikan. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan 
analisis teoritis ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, semua kritik dan saran 
yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Semoga makalah ini bermanfaat 
bagi penulis pada khususnya, dan pada umumnya bagi kita semua. 
Malang, 23 Nopember 2013 
Penulis
Hubunga 
H u b u n g a n I n t e r n a s i o n a l 
Page 3 
Pendahuluan 
Latar Belakang 
Perkembangan ekonomi dunia saat ini semakin mengarah pada proses globalisasi 
dan meningkatnya keterbukaan hubungan ekonomi antar bangsa. Berbagai 
kesepakatan perdagangan antar negara maupun antar kawasan regional selama ini, 
dalam usaha untuk menciptakan perdagangan internasional dan regional yang lebih 
bebas dan terbuka. Kondisi global ini semakin meningkatkan persaingan, baik di 
pasar domestik maupun pasar dunia. Fenomena globalisasi ini juga semakin 
mendorong bangkitnya kesadaran regionalisasi dan integrasi ekonomi. (Istifadah, 
2012) 
Salah satu contoh regionalisasi dan integrasi adalah terbentuknya Komunitas 
ASEAN yang memiliki tiga pilar utama, yaitu: ASEAN Security Community, ASEAN 
Economic Community, ASEAN Socio-Cultural Community. Sebagai bagian dari salah 
satu pilar komunitas ASEAN, AEC sendiri merupakan pondasi yang diharapkan 
dapat memperkuat dan memaksimalkan tujuan integrasi ekonomi di kawasan ASEAN 
dan membuka peluang bagi negara-negara anggota. AEC diharapkan dapat 
meningkatkan kualitas kerjasama dalam hal ekonomi di ASEAN kearah yang lebih 
signifikan. Negara ASEAN meliputi Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, 
Thailand, Brunei Darussalam, Vietnam Laos, Myanmar dan Kamboja. 
Terbentuknya AEC mengukuhkan terbentuknya pasar tunggal ASEAN. 
Tujuannya adalah untuk menciptakan pasar tunggal dan basis produksi sebelum tahun 
2015. Artinya, sebelum tahun 2015, pergerakan barang, jasa, investasi, dan buruh 
terampil di ASEAN akan dibuka dan diliberalisasi sepenuhnya, sementara aliran 
modal akan dikurangi hambatannya. Sebuah pasar tunggal dan basis produksi pada 
dasarnya adalah sebuah kawasan yang secara keseluruhan dilihat oleh negara-negara 
anggota ASEAN, bukannya sekedar pasar dan sumber daya yang berada dalam batas-batas 
nasional dan hanya melibatkan para pelaku ekonomi di tingkat nasional. Hal ini 
berarti sebuah negara anggota akan memperlakukan barang dan jasa yang berasal dari 
mana saja di ASEAN secara setara sebagaimana perlakuan mereka atas barang
(produk) nasional mereka. Hal ini akan memberi keistimewaan dan akses yang sama 
kepada investor-investor ASEAN seperti halnya investor nasional mereka, buruh 
terampil dan para profesional akan bebas melakukan pekerjaan mereka di mana saja 
di ASEAN. 
Manfaat dari peluang dan tantangan adanya AEC sejatinya akan diperoleh secara 
optimal apabila syarat dasar proses integrasi ekonomi dapat tercapai, yaitu 
kemampuan negara dan kesiapan infrastruktur dalam mempersiapkan diri menuju 
proses berlangsungnya pasar tunggal AEC tersebut. Dari latar belakang tersebut 
dengan melihat kondisi Indonesia yang dinilai banyak orang belum siap menghadapi 
AEC penulis mengambil judul “Opportunites and Challenges ASEAN Economic 
Community of Indonesian’s Economi” 
Hubunga 
H u b u n g a n I n t e r n a s i o n a l 
Page 4 
Rumusan Masalah 
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat ditarik suatu permasalahan dari 
penulisan makalah ini, yaitu: 
1. Apa Peluang dan Tantangan yang dihadapi Indonesia dalam Mengahadapi 
AEC 2015 ? 
2. Apa langkah-langkah yang telah dilakukan oleh Indonesia untuk 
Mengahadapi AEC 2015 ? 
Tujuan 
Berdasarkan permasalahan yang ada, maka karya tulis ini bertujuan untuk : 
1. Mendeskripsikan peluang dan Tantangan yang dihadapi Indonesia dalam 
Mengahadapi AEC 2015 
2. Mendeskripsikan langkah-langkah yang telah dilakukan oleh Indonesia untuk 
Mengahadapi AEC 2015
Hubunga 
H u b u n g a n I n t e r n a s i o n a l 
Page 5 
Pembahasan dan Hasil Analisis 
A. Metode Analisis 
Identifikasi dan analisis peluang dan tantangan perekonomian Indonesia dalam 
menghadapi AEC yang akan diberlakukan efektif pada tahun 2015 dilakukan dengan 
menggunakan analisis SWOT. Analisis SWOT digunakan untuk mengevaluasi 
kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman 
(threats) dari kesepakatan AEC. Kekuatan dan kelemahan merupakan faktor internal, 
sedangkan peluang dan ancaman merupakan faktor eksternal. Identifikasi kekuatan 
dan kelemahan digunakan sebagai dasar untuk menangkap peluang dan menghadapi 
tantangan/ancaman dari dampak AEC. 
B. Proses menuju AEC (ASEAN Economic Community) 
Konflik diantara negara-negara Asia Tenggara seperti “konfrontasi”antara 
Indonesia dan Malaysia, klaim territorial antara Malaysia dan Filipina mengenai 
Sabah, serta terpisahnya Singapura dari federasi Malaysia. Dilatarbelakangi oleh hal 
itu, negara negara Asia Tenggara menyadari perlunya dibentuk kerjasama yang 
terealisasi dalam bentuk organisasi ASEAN hal ini bertujuan untuk meredakan rasa 
saling curiga dan membangunan rasa saling percaya, serta mendorong kerjasama 
pembangunan kawasan. Pembentukan ASEAN ini diawali dengan diadakannya 
pertemuan lima Menteri Luar Negeri yang berasal dari Indonesia, Malaysia, Filipina, 
Singapura dan Thailand pertemuan ini berlangsung di Bangkok pada bulan Agustus 
1967 menghasilkan rancangan Joint Decralation, yang pada intinya mengatur tentang 
kerjasama regional di kawasan tersebut. Pada tanggal 8 Agustus 1967 ditandatangani 
deklarasi ASEAN atau dikenal sebagai deklarasi Bangkok oleh wakil perdana menteri 
merangkap menteri luar negeri Malaysia dan para menteri LN dari Indonesia, 
Filipina, singapura dan Thailand. Brunei Darussalam kemudian bergabung pada 
tanggal 8 januari 1984, Vietnam pada tanggal 28 Juli 1995, Lao PDR dan Myanmar 
pada tanggal 23 juli 1997 dan Kamboja padatanggal 30 April 1999. (Bustami, 2009)
Krisis keuangan dan ekonomi yang terjadi dikawasan Asia tenggara pada periode 
1997-1998 memicu kesadaran negara-negara ASEAN mengenai pentingnya 
peningkatan dan penguatan kerjasama intra kawasan. ASEAN Economic Community 
merupakan konsep yang disunakan dalam Declaration of ASEAN Concord II (Bali 
Concord II) di Bali Bulan Oktober 2003. Keinginan bagi tujuan mengintegrasikan 
perekonomian di kawasan ASEAN tampaknya semakin mantap sehingga ASEAN 
pada KTT ke-12 Januari 2007, target tahun 2020 dipercepat menjadi tahun 
2015. Tujuannya jelas, yaitu membuat ASEAN sebagai satu wilayah dimana barang, 
jasa, investasi, tenaga kerja yang punya keahlian dapat lalu lalang secara bebas, dan 
adanya aliran permodalan yang lebih bebas. 
Selanjutnya para kepala negara anggota ASEAN mengeluarkan suatu Deklarasi 
yang mengesahkan suatu cetak biru untuk mewujudkan AEC (Declaration on the 
ASEAN Economic Community Blueprint) pada bulan Nopember 2007. ASEAN 
Economic Community Blueprint (AEC Blueprint) tersebut berisi rencana kerja 
strategis dalam jangka pendek, menengah dan panjang hingga tahun 2015 yang harus 
diterapkan oleh negara anggota menuju terbentuknya integrasi ekonomi ASEAN. 
AEC Blueprint tersebut menjadi pedoman untuk tiap negara anggota supaya 
Hubunga 
H u b u n g a n I n t e r n a s i o n a l 
Page 6 
mengarah pada tujuan AEC 2015, yaitu : 
a. Menuju single market dan production base (arus perdagangan bebas untuk sektor 
barang, jasa, investasi, pekerja terampil, dan modal). 
b. Menuju penciptaaan kawasan regional ekonomi yang berdaya saing tinggi dengan 
elemen peraturan kompetisi, perlindungan komsumen, hak atas kekayaan 
intelektual, pengembangan infrastruktur, perpajakan dan e-commerse 
c. Menuju suatu kawasan dengan pembangunan ekonomi yang merata melalui 
pengembangan UKM dan program-program Initiative for ASEAN Integration 
(IAI). 
d. Menuju integrasi penuh pada ekonomi global dengan pendekatan yang koheren 
dalam hubungan ekonomi luar kawasan serta mendorong keikutsertaan dalam 
jejaring produksi global (global supply network).
C. Peluang dan Tantangan yang dihadapi Indonesia dalam Mengahadapi AEC 
Hubunga 
H u b u n g a n I n t e r n a s i o n a l 
Page 7 
2015 
1. Peluang 
Manfaat integrasi Ekonomi 
Kesediaan Indonesia bersama-sama negara ASEAN lainnya membentuk ASEAN 
Economic Community (AEC) pada tahun 2015 didasarkan keyakinan atas manfaatnya 
yang secara konseptual akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia serta 
kawasan ASEAN. Intregasi ekonomi dalam mewujudkan AEC 2015 melalui 
pembukaan dan pembentukan pasar yang lebih besar, dorongan peningkatan efisiensi 
dan daya saing, serta pembukaan peluang penyerapan tenaga kerja di kawasan 
ASEAN, akan meningkatkan kesejahteraan seluruh negara di kawasan. 
Pasar Potensial Dunia 
Perwujudan AEC di tahun 2015 akan menempatkan ASEAN sebagai kawasan 
pasar terbesar ke-3 di dunia yang didukung oleh jumlah penduduk ke-3 terbesar (8% 
dari penduduk dunia) di dunia setelah China dan India. Pada tahun 2008, jumlah 
penduduk ASEAN sudah mencapai 583 juta orang (ASEAN Economic Community 
Chartbook, 2009), dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang terus meningkat dan 
usia mayoritas berada pada usia produktif. (Bustami, 2009) 
Negara Pengekspor 
Negara-negara dikawasan ASEAN dikenal sebagai negara pengekspor baik 
produk berbasis sumber daya alam maupun berbagai produk elektronik. Dengan 
meningkatnya harga komoditas internasional, sebagian besar negara ASEAN 
mencatat surplus pada neraca transaksi berjalan prospek perekonomian yang baik 
juga menyebabkan ASEAN menjadi tempat tujuan investasi (penanaman modal). 
Negara Tujuan Investor 
Sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar (40%) diantara negara anggota 
ASEAN, Indonesia diharapkan akan mampu menarik investor ke dalam negeri dan
mendapat peluang ekonomi yang lebih besar dari negara Anggota ASEAN lainnya. 
(Bustami, 2009) 
Hubunga 
H u b u n g a n I n t e r n a s i o n a l 
Page 8 
Daya Saing 
Liberalisasi perdagangan barang ASEAN akan menjamin kelancaran arus barang 
untuk pasokan bahan baku maupun bahan jadi di kawasan ASEAN karena hambatan 
tariff dan non tariff yang berarti sudah tidak ada lagi. Kondisi pasar yang bebas akan 
mendorong produsen dan pelaku usaha lainnya untuk memproduksi dan 
mendistribusikan barang yang berkualitas secara efisien sehingga mampu bersaing 
dengan produk-produk negara lainnya. Konsumen juga akan diuntungkan dengan 
pilihan produk yang beragam dengan harga yang dapat dipilih juga. 
Sektor Jasa yang Terbuka 
Di bidang jasa ASEAN memiliki kondisi yang memungkinkan agar 
pengembangan disektor jasa dapat dibuka seluas-luasnya. Indonesia yang memiliki 
jumlah penduduk yang sangat besar dapat menyediakan tenaga kerja yang cukup 
besar. 
Aliran Modal 
Dari sisi penarikan modal asing, ASEAN sebaga kawasan dikenal sebagai tujuan 
penanaman modal global. AEC membuka peluang bagi Indonesia untuk 
memanfaatkan aliran modal yang masuk ke kawasan. 
2. Tantangan 
Laju Peningkatan Ekspor dan Impor 
Persaingan yang terjadi tidak hanya didalam negeri tetapi persaingan dengan 
negara sesame ASEAN dan negara diluar ASEAN seperti China dan India. Kinerja 
ekspor selama periode 2004-2008 yang berada di urutan ke-4 setelah Singapura, 
Malaysia dan Thailand, dan importer tertinggi ke-3 setelah Singapura dan Malaysia 
merupakan tantngan yang sangat serius ke depan karena telah mengakibatkan neraca
perdagangan Indonesia yang deficit terhadap beberapa Negara ASEAN tersebut. 
(Bustami, 2009) 
Laju Inflasi 
Laju inflasi Indonesia yang tergolong tinggi bila dibandingkan dengan negara lain 
di kawasan ASEAN. Stabilitas makro masih terkendala peningkatan daya saing 
Indonesia dan tingkat kemakmuran Indonesia juga masih lebih rendah. Populasi 
Indonesia yang terbesar di ASEAN menjadi kendala dalam pemerstaan pendapatan. 
Hubunga 
H u b u n g a n I n t e r n a s i o n a l 
Page 9 
Dampak Negative Arus Modal yang Lebih Bebas 
Aliran modal yang bebas di kawasan dapat mengakibatkan terjadinya konsentrasi 
aliran modal ke negara tetentu yang mana negara tersebut dianggap memiliki potensi 
keuntungan lebih menarik. 
Kesamaan Produk 
Kesamaan jenis produk unggulan khususnya disektor pertanian, perikanan, 
produk karet, produk berbasis kayu dan elektronik. Indonesia perlu melakukan 
strategi peningkatan nilai tambah bagi produksi ekspornya sehingga mempunyai 
karakteristik tersendiri dari produk negara kawasan. 
Daya Saing SDM 
Kemampuan bersaing SDM tenaga kerja Indonesia harus ditingkatkan. Indonesia 
harus dapat meningkatkan kualitas tenaga kerjanya sehingga bisa digunakan baik 
dalam negeri maupun intra-ASEAN, hal ini digunakan untuk mencegah banjirnya 
tenaga terampil dari luar. Hal ini bukanlah sesuatu yang mudah dilakukan karena 
memerlukan upaya secara menyeluruh dalam system pendidikan di Indonesia. 
Kepentingan Nasional 
Dalam rangka integrasi ekonomi kepentingan nasional merupakan hal yang utama 
yang harus dimankan oleh negara anggota ASEAN. Apabila kepentingan kawasan 
tidak sejalan dengan kepentingan nasional, maka kepentingan kawasan menjadi
prioritas kedua. Hal ini menjadi sulitnya mencapai dan melaksanakan komitmen 
liberalisasi AEC blueprint. 
Tantangan lainnya yang akan dihadapi oleh Indonesia adalah bagaimana 
mengoptimalkan peluang tersebut. Bila Indonesia tidak melakukan persiapan yang 
berarti maka Indonesia akan menjadi negara tujuan pemasaran bagi ASEAN lainnya. 
ASEAN Economic Community 2015 dapat menjadi kebangkitan kejayaan 
perekonomian Indonesia jika Indonesia mampu meningkatkan daya saingnya dan 
memanfaatkan peluang yang terbuka lebar di pasar ASEAN. Kejayaan yang 
dimaksud yaitu sebagai bangsa besar yang berpengaruh dan dihormati dunia karena 
mampu memanfaatkan semangat globalisasi. Demikian diungkapkan Menteri 
Perdagangan RI Gita Wirjawan saat memberikan sambutannya pada seminar 
"Strategi Memenangkan Persaingan Pasar Dalam Negeri dan Menembus Pasar 
ASEAN dalam Menyongsong ASEAN Economic Community 2015", hari ini (Jumat, 
20/9), di Auditorium Kementerian Perdagangan. (Siaran Pers, 2013) 
Ketua umum DPP Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI), Suryani S. 
Motik menyatakan, “Pemberlakuan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) atau 
ASEAN Economic Community di tahun 2015 meletakkan perekonomian Indonesia di 
persimpangan jalan. Di satu sisi, pemberlakuan MEA 2015 memunculkan 
kekhawatiran di kalangan pengusaha Indonesia, terutama pengusaha yang skala 
usahanya Mikro Kecil Menengah (UMKM) bahwa produk asing akan secara gencar 
masuk ke dalam pasar dalam negeri dan berpotensi merebut pasar produk anak 
bangsa. Dengan kondisi demikian, pemberlakuan MEA 2015 akan menjadikan 
Indonesia hanya sebagai pasar berbagai produk impor”. Namun, lanjut Suryani, di 
sisi lain MEA membuka peluang yang lebih besar dan lebih luas bagi produk 
Indonesia untuk menguasai pasar ASEAN. Jika pengusaha Indonesia mampu 
memproduksi barang berkualitas dan berdaya saing tinggi, maka MEA menawarkan 
kesempatan berharga untuk menjadikan ekonomi Indonesia berjaya. (Siaran Pers, 
2013) 
Hubunga 
H u b u n g a n I n t e r n a s i o n a l 
Page 10
D. Langkah Strategis Indonesia dalam Mempersiapkan Diri Menghadapi AEC 
Hubunga 
H u b u n g a n I n t e r n a s i o n a l 
Page 11 
2015 
Langkah-langkah strategis yang dilakukan oleh Indonesia tentunya harus sesuai 
dengan apa yang direkomendasikan dalam pilar AEC Blueprint 2015 yang 
mengharuskan setiap negara ASEAN wajib mereformasi semua unsur-unsur utama 
yang menjadi sektor esensial dan syarat multak dalam rangka menghadapi 
implementasi AEC 2015. Antara kawasan domestik dengan kawasan regional harus 
dilakukan upaya-upaya yang memiliki korelasi yang sama dan upaya yang dilakukan 
harus tersinkronisasi dengan baik. Upaya yang dilakukan dalam kawasan domestik 
mengacu terhadap syarat mutlak yang diajukan dalam internalisasi regional. Sehingga 
dikatakan terpadu antar domestic dan regional dalam rangka menghadapi integrasi 
ekonomi kawasan. Secara garis besar, langkah strategis yang harus dilakukan antara 
lain adalah dengan melakukan pembenahan terhadap sektor-sektor potensial yang 
startegis dan terkait dengan mekanisme yang telah ditentukan ASEAN dalam rangka 
menciptakan pasar bebas dan basis produksi internasional. Langkah strategis tersebut 
diantaranya (Sholeh, 2013) : 
1) Peningkatan Daya Saing Ekonomi 
Daya saing merupakan salah satu aspek penting dalam menjadikan ASEAN 
sebagai single market and production base, daya saing merupakan salah satu pilar 
AEC 2015 yang bertujuan menjadikan ASEAN sebagai kawasan regional dengan 
daya saing tinggi di kawasan maupun di lingkungan intenasional. Hal ini pun 
merupakan syarat bagi Indonesia dan negara ASEAN lainnya untuk meningkat daya 
saing ekonomi dalam rangka menghadapi integrasi ekonomi AEC 2015. 
(www.djmbp.esdm.go.id,) 
2) Peningkatan Laju Ekspor 
Ekspor nasional telah mengalami peningkatan diversifikasi sepanjang tahun pada 
periode 2006- 2009, baik dari sisi produk maupun dari sisi pasar tujuan 
ekspor.Walaupun demikian, diversifikasi tujuan pasar ekspor dan produk ekspor tetap 
perlu untuk terus ditingkatkan, karena hal ini akan memberikan fleksibilitas bagi
ekspor nasional jika terjadi guncangan permintaan di pasar tujuan ekspor ataupun 
guncangan penawaran di dalam negeri. (www.bps.go.id,) 
3) Reformasi Regulasi 
Harmonisasi peraturan perundangan antar negara ASEAN merupakan salah satu 
kebutuhan untuk dapat mendukung upaya penerapan penciptaan iklim usaha yang 
kondusif bagi dunia usaha, termasuk usaha kecil, makro dan menengah (UMKM). 
Merujuk pada Rencana Jangka Panjang dan Menengah pengembangan UMKM, maka 
harmonisasi ini lebih terkait dengan tujuan untuk menyiapkan prakondisi bagi 
tumbuhnya iklim usaha. Upaya harmonisasi ini dapat memberikan dampak yang 
sangat luas, terutama bagi peningkatan kesempatan dan kesetaraan berusaha dalam 
membentuk sistem ekonomi yang efisien (tidak hanya berbiaya tinggi) dan 
demokratis, yang tercermin dari partisipasi lintas pelaku (stakeholders) serta 
berkembangnya system kontrol sosial. (www.bps.go.id,) Upaya untuk mewujudkan 
upaya harmonisasi ini, perlu disepakati dua aspek yang mendasar yaitu: 
 Masalah hambatan terhadap arus barang dan jasa antar wilayah dapat disebabkan 
oleh aturan, struktur usaha, jenis komiditi, rantai tata niaga dan struktur pasar, 
sehingga harmonisasi peraturan perdagangan hanya merupakan salah satu 
alternative penyelesaian masalah, 
 harmonisasi tidak berarti penyamarataan peraturan perdagangan antar wilayah. 
Dengan demikian, upaya harmonisasi perlu dilakukan secara fokus melalui 
pertimbangan keragaman kondisi dan kebutuhan masyarakat di setia daerah. ( 
dalam Kemendag RI, 2009:31) 
Hubunga 
H u b u n g a n I n t e r n a s i o n a l 
Page 12 
4) Perbaikan Infrastruktur 
Tantangan yang dihadapi Indonesia saat ini dalam infrastruktur adalah antara lain: 
 Memperbaiki semua infrastruktur yang rusak, seperti jalan-jalan raya yang 
berlubang dan bergelombang dan yang sebagian hancur karena tanah longsor 
dalam waktu singkat 
 Membangun jalan tol atau jalan kereta api ke pelabuhan, dan memperluas 
kapasitas pelabuhan seperti Tanjung Priok dan lainnya yang selama ini menjadi 
pintu keluar masuk barang dalam beberapa tahun ke depan
 Meningkatkan akselerasi listrik dalam dua tahun ke depan, dan banyak lagi. 
Logistik juga merupakan bagian terpenting dari infrastruktur dalam kaitannya 
dengan kepentingan ekonomi atau urat nadi perdagangan pada khususnya. 
Terutama dalam hal pusat produksi regional, logistik, seperti pelabuhan dan jalan 
raya dari pabrik ke pelabuhan atau sebaliknya atau dari pelabuhan ke pusat 
pemasaran, sangat penting, Tanpa kelancaran logistik, proses produksi dan 
perdagangan dapat terganggu. Inflasipun akan dapat menjadi lebih tinggi akibat 
terjadinya ketersendatan di jalan raya dan di pelabuhan, yang jelas, daya saing juga 
sangat ditentukan oleh kecepatan barang masuk dan keluar. Begitu pentingnya 
logistik membuat sektor ini menjadi yang pertama yang akan diintegrasikan.di dalam 
proses pelaksanaan ASEAN economic community 2015. (dalam Outlook BI, 2009:62) 
5) Reformasi Iklim Investasi 
Dalam menghadapi implementasi AEC 2015, Indonesia harus mempersiapkan 
diri dengan pembenahan iklim investasi melalui perbaikan infrastruktur ekonomi, 
menciptakan stabilitas makro-ekonomi, serta adanya kepastian hukum dan kebijakan, 
dan memangkas ekonomi biaya tinggi. Salah satu langkah kongkrit yang terus 
dilakukan oleh Indonesia dengan disahkannya UU PMA No. 25 Tahun 2007 tentang 
penanaman modal (menggantikan UU No.1 Tahun 1967 yang telah diubah menjadi 
UU No.11 Tahun 1970). (Kadin : 2007) Dalam UU No.25 Tahun 2007 ini dapat 
dikatakan sudah mencakup semua aspek penting (termasuk soal pelayanan 
koordinasi, fasilitas dan hak kewajiban investor, ketenagakerjaan dan sektor-sektor 
yang menjadi perhatian utama investor) yang terkait erat dengan upaya peningkatan 
investasi dari sisi pengusaha/investor. Ada beberapa diantara aspek-aspek tersebut 
yang selama ini merupakan masalah serius yang dihadapi pengusaha / investor. Oleh 
karena itu akan sangat berpengaruh positif terhadap kegiatan penanaman modal di 
Indonesia. (www.kadin.or.id, ) 
6) Reformasi Kelembagaan dan Pemerintah 
Penguatan kelembagaan hukum harus ditingkatkan terutama dalam hal 
independensi dan akuntabilitas kelembagaan hukum, serta penguatan etika dan 
profesionalisme aparatur di bidang hukum, agar dapat mendorong berlakunya sistem 
Hubunga 
H u b u n g a n I n t e r n a s i o n a l 
Page 13
peradilan yang transparan. Upaya meningkatkan kesejahteraan aparatur penegak 
hukum terus dilakukan secara bertahap dan disesuaikan dengan kemampuan 
keuangan negara. Diharapkan dengan adanya peningkatan kesejahteraan yang 
memadai bagi aparatur penegak hukum, tindakan yang mengarah dan berpotensi 
koruptif akan dapat diminimalkan. Budaya taat hukum, baik di lingkungan aparatur 
penegak hukum maupun penyelenggara negara serta masyarakat secara umum 
melalui peningkatan kesadaran akan hak dan kewajiban hukum pada aparatur 
penegak hukum serta masyarakat, juga ditingkatkan. (dalam The Kian, 2003, 38(3): 
hal. 331-342) 
7) Pemberdayaan UMKM 
UMKM sebagai sektor ekonomi nasional yang sangat strategis dalam 
pembangunan ekonomi kerakyatan, selalu menjadi isu sentral yang diperebutkan oleh 
politisi dalam menarik simpati massa. Para akademisi dan LSM juga banyak 
mendiskusikannya dalam forum-forum seminar, namun jarang sekali yang melakukan 
upaya Riil sehingga berdampak pada peningkatan kesejahteraan UMKM. Sebagai 
poros kebangkitan perekonomian nasional, UMKM tenyata bukan sektor usaha yang 
tanpa masalah. Dalam perkembangannya, sektor ini justru menghadapi banyak 
masalah yang sampai saat ini belum mendapat perhatian serius untuk mengatasinya. 
(dalam BPPK Kemenlu RI, 2008:62-63) 
8) Pengembangan Pusat UMKM Berbasis Website 
Teknologi informasi merupakan bentuk teknologi yang digunakan untuk 
menciptakan, menyimpan, mengubah, dan menggunakan informasi dalam segala 
bentuknya, melalui pemanfaatan teknologi informasi ini. Perusahaan makro, kecil 
maupun menengah dapat memasuki pasar global. Pemanfaatan teknologi informasi 
dalam menjalankan bisnis atau sering dikenal dengan istilah e-commerce bagi 
perusahaan kecil dapat memberikan fleksibelitas dalam produksi, memungkinkan 
pengiriman ke pelanggan secara lebih cepat untuk produk perangkat lunak, 
mengirimkan dan menerima penwaran secara cepat dan hemat, serta mendukung 
transaksi cepat tanpa kertas. Pemanfaatan internet memungkinkan UMKM 
Hubunga 
H u b u n g a n I n t e r n a s i o n a l 
Page 14
melakukan pemasaran dengan tujuan pasar global, sehingga peluang ekspor sangat 
mungkin. (dalam BPPK Kemenlu RI, 2008:69-72) 
9) Penguatan Ketahanan Ekonomi 
Kebijakan moneter akan diarahkan untuk menjaga inflasi yang rendah dan stabil, 
dengan tetap memperhatikan kestabilan sistem keuangan. Sebaliknya, kebijakan 
erbankan tidak hanya fokus kepada upaya menopang industri perbankan, tetapi juga 
mendukung stabilitas makroekonomi dan menopang aktivitas perekonomian. Dalam 
perspektif yang lebih luas, koordinasi dengan kebijakan fiskal dan kebijakan sektor 
rill akan terus ditingkatkan guna menciptkan fondasi yang kokoh bagi pencapaian 
pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan ke depan. (dalam Outlook BI, 
2009:54) Kebijakan perbankan diarahkan untuk memperkuat ketahanan perbankan 
sekaligus meningkatkan fungsi intermediasi perbankan, serta mendorong pendalaman 
pasar keuangan. Kebijakan sistem pembayaran juga diarahkan untuk mendukung 
penciptaan stabilitas sistem keuangan serta peningkatan efektivitas transmisi 
kebijakan moneter. Kebijakan moneter Bank Indonesia 2010 diarahkan untuk 
mencapai sasaran inflasi yang ditetapkan 5%+1% dengan tetap memperhatikan 
stabilitas sistem keuangan dan memfasilitasi momentum pertumbuhan ekonomi. 
(dalam Outlook BI, 2008:33) 
10) Peningkatan Partisipasi Semua Unsur Negara 
Peningkatan pemahaman akan memungkinkan proses persiapan tidak hanya 
dilakukan oleh pihak pemegang otoritas terkait, tetapi juga bersama-sama dengan 
segenap pemangku kepentingan (stakeholders). Efek negatif dari integrasi yang 
mungkin terjadi dalam jangka pendek harus secara jelas dikomunikasikan pada 
sektor-sektor yang terpengaruh untuk membantu persiapan mereka melalui pelatihan 
ulang, peningkatan ketrampilan, peralihan peralihan perlahan kepekerjaan lain. 
Adanya konsultasi yang intensif dengan kelompok yang terpengaruh dapat 
menghindari reaksi yang tidak diinginkan. (dalam BPPK Kemenlu RI, 2008:70) 
Hubunga 
H u b u n g a n I n t e r n a s i o n a l 
Page 15
Hubunga 
H u b u n g a n I n t e r n a s i o n a l 
Page 16 
E. Kebijakan Industri Nasional untuk Menyongsong AEC 2015 
Dalam menghadapi pasar tunggal di ASEAN tahun 2015 nanti, orientasi 
kebijakan industri nasional harus berubah,tidak lagi berorietasi jangka pendek seperti 
memberikan subsidi dan intensif pajak (yang sekedar untuk menarik minat investor, 
khususnya asing), namun berorientasi jangka panjang yakni meningkatkan daya saing 
industri nasional, dengan atau tanpa investor asing. Berikut ini adalah beberapa 
Kebijakan Penting yang Berorientasi Daya Saing (T.H. Tambunan, 2013) : 
1) Pengembangan Kawasan Industri 
Kebijakan industri yang mendukung/ mempercepat pengembangan kawasan 
industry sangat diperlukan, karena kawasan industri atau dalam sebutan lainnya, 
sentra atau klaster, merupakan, paling tidak secara teori, factor pertumbuhan industri 
paling efektif yang antara lain disebabkan oleh adanya ‘efisiensi aglomerasi’. 
2) Peningkatan Kemampuan Teknologi dan Inovasi 
Untuk bisa unggul di dalam persaingan global sekarang ini dan terutama di masa 
depan, kemampuan teknologi dan inovasi (dalam produk maupun produksi) 
merupakan suatu keharusan. 
3) Hilirisasi Industri 
Diperlukan kebijakan industri yang mendukung hilirisasi industri di dalam negeri, 
baik hilirisasi industri ekspor maupun hilirisasi industri impor, yang pertama itu 
diperlukan agar Indonesia dapat menikmati lebih besar nilai tambah dari ekspor, atau 
agar dapat memberikan lebih besar nilai tambah bagi ekspor Indonesia, mengingat 
masih besarnya porsi ekspor bahan mentah yang memiliki nilai tambah rendah dalam 
struktur ekspor nasional. 
4) Peningkatan Standarisasi Produk Industri 
Standardisasi produk menjadi salah satu keharusan. Akan semakin sulit barang 
Indonesia masuk ke negara-negara lain jika tidak memenuhi standar-standar 
regional/global yang berlaku. Langkah-langkah praktis yang diperlukan dari 
Kementerian Perindustrian untuk meningkatkan produk Indonesia yang memenuhi 
Standar Nasional Indonesia (SNI) adalah antara lain: pendampingan, bantuan teknis,
akses ke informasi, pelatihan, bantuan pendanaan, dan upaya-upaya lainnya agar 
mempermudah khususnya UMKM mendapatkan sertifikasi yang berkaitan dengan 
standardisasi, termasuk akses ke lanoratorium standardisasi dengan biaya yang 
terjangkau. 
5) Modernisasi Pabrik-pabrik 
Banyak komoditi atau barang industri yang mana sebenarnya Indonesia 
mempunyai keunggulan atas negara-negara lain karena antara lain bahan baku 
berlimpah dan potensi sumber daya manusia (SDM) sangat banyak. Namun dalam 
beberapa dekade terakhir ini Indonesia cenderung semakin merosot daya saingnya 
untuk tiga kelompok industri tersebut yang dapat dilihat jelas dengan semakin besar 
impor Indonesia untuk ketiga produk itu.Salah satu penyebabnya adalah sebagian 
besar pabrik-pabrik yang ada di dalam negeri sudah sangat tua dengan mesin-mesin 
yang sudah seharusnya diganti dengan mesin-mesin baru. 
Hubunga 
H u b u n g a n I n t e r n a s i o n a l 
Page 17 
F. Langkah-langkah yang telah dilakukan oleh Indonesia 
Sejauh ini, langkah-langkah yang telah dilakukan oleh Indonesia berdasarkan 
rencana strategis pemerintah untuk menghadapi AEC, antara lain (sholeh, 2013): 
1. Penguatan Daya Saing Ekonomi 
Pada tanggal 27 Mei 2011 Pemerintah meluncurkan Masterplan Percepatan dan 
Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). MP3EI merupakan 
perwujudan transformasi ekonomi nasional dengan orientasi yang berbasis pada 
pertumbuhan ekonomi yang kuat, inklusif, berkualitas, dan berkelanjutan. Sejak 
MP3EI diluncurkan sampai akhir Desember 2011 telah dilaksanakan Groundbreaking 
sebanyak 94 proyek investasi sektor riil dan pembangunan infrastruktur dengan total 
nilai investasi Rp 499,5 triliun yang terdiri dari nilai investasi untuk sektor riil 
Rp357,8 triliun (56 proyek) dan infrastruktur Rp 141,7 triliun (38 proyek), yang akan 
dibiayai oleh Pemerintah senilai Rp 71,6 triliun (24 proyek), BUMN senilai Rp 131,0 
triliun (24 proyek), swasta senilai Rp 168,6 trilliun (38 proyek) dan melalui 
Kerjasama Pemerintah Swasta/KPS senilai Rp 128,3 triliun (8 proyek). (dalam 
Bappenas RI Buku II, 2012:27)
Hasilnya, Perekonomian Indonesia pada tahun 2011 tumbuh 6,5%, lebih tinggi 
dari tahun sebelumnya (6,2%) dengan investasi dan industri pengolahan sebagai 
penggeraknya. Neraca pembayaran mencatat surplus baik pada neraca transaksi 
berjalan maupun neraca modal dan finansial. Cadangan devisa meningkat menjadi 
USD 110,1 miliar. Stabilitas ekonomi tahun 2011 tetap terjaga. Nilai tukar rupiah 
kembali menguat dan kembali stabil setelah melemah oleh kekuatiran terhadap imbas 
krisis utang Eropa pada bulan September dan Oktober 2011. Laju inflasi tahun 2011 
terkendali sebesar 3,8%. (dalam Bappenas RI, 2012:27) 
2. Program ACI (Aku Cinta Indonesia) 
Program ini direalisasikan dalam bentuk kegiatan-kegiatan kampanye dan ajakan 
dalam menggunakan produk-produk dalam negeri, antara lain adalah: ACI (Aku 
Cinta Indonesia). Program ini merupakan salah satu gerakan ‘Nation Branding’ yang 
merupakan bagian dari pengembangan ekonomi kreatif yang termasuk dalam Inpres 
No.6 Tahun 2009 yang berisikan Program Ekonomi Kreatif bagi 27 Kementrian 
Negara dan Pemda. Gerakan ini sendiri masih berjalan sampai sekarang dalam bentuk 
kampanye nasional yang terus berjalan dalam berbagai produk dalam negeri seperti 
busana, aksesoris, entertainment, pariwisata dan lain sebagainya. (dalam Kemendag 
RI : 2009:17) 
3. Penguatan Sektor UMKM 
Dalam rangka meningkatkan pertumbuhan UMKM di Indonesia, pihak Kadin 
telah mengadakan beberapa program, antara lainnya adalah ‘Pameran Koperasi dan 
UKM Festival’ pada 5 Juni 2013 lalu yang diikuti oleh 463 KUKM. Acara yang 
diselenggarakan oleh Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah ini 
bertujuan untuk memperkenalkan produk-produk UKM yang ada di Indonesia dan 
juga sebagai stimulan bagi masyarakat untuk lebih kreatif lagi dalam 
mengembangkan usaha kecil serta menengah. 
Dari segi pendanaan sendiri, pemerintah telah mensosialisasikan dan menjalankan 
program KUR (Kredit Usaha Rakyat). Pemberlakuan program KUR merupakan 
tindak lanjut dari ditandatanganinya Nota Kesepahaman Bersama (MoU) pada 
tanggal 9 Oktober 2007 tentang Penjaminan Kredit/Pembiayaan kepada UMKM dan 
Hubunga 
H u b u n g a n I n t e r n a s i o n a l 
Page 18
Koperasi antara Pemerintah (Menteri Negara Koperasi dan UKM, Menteri Keuangan, 
Menteri Pertanian, Menteri Kehutanan, Menteri Kelautan dan Perikanan, Menteri 
Perindustrian, 
Perusahaan Penjamin (perum Sarana Pengembangan Usaha dan PT. Asuransi 
Kredit Indonesia) dan Perbankan (Bank BRI, Bank Mandiri, Bank BNI, Bank BTN, 
Bank Bukopin, dan Bank Syariah Mandiri). KUR ini didukung oleh Kementerian 
Negara BUMN, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian serta Bank 
Indonesia. (www.depkop.go.id, diakses pada 16 Maret 2013) Hasil pelaksanaan 
program-program terkait pemberdayaan koperasi dan UMKM pada tahun 2011 antara 
lain penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp. 29,0 triliun untuk lebih dari 
1,9 juta UMKM dan koperasi, dengan rata-rata kredit pembiayaan sebesar Rp. 15,12 
juta. Tingkat pengembalian KUR cukup baik dengan kredit macet hanya sebesar 
2,1%. Volume penyaluran KUR tersebut dapat dicapai dengan dukungan dana 
penjaminan kredit secara penuh pada tahun 2011. (dalam Bappenas RI Buku II, 
2012:32) 
4. Perbaikan Infrastruktur 
Dalam rangka mendukung peningkatan daya saing sektor riil, selama tahun 2010 
telah berhasil dicapai peningkatan kapasitas dan kualitas infrastruktur seperti 
prasarana jalan, perkeretaapian, transportasi darat, transportasi laut, transportasi 
udara, komunikasi dan informatika, serta ketenagalistrikan: 
Perbaikan Akses Jalan dan Transportasi 
Pembangunan prasarana jalan telah menghasilkan capaian preservasi jalan 
nasional sepanjang 43.140 km dan jembatan sepanjang 181.070 m, serta peningkatan 
kapasitas jalan sepanjang 1.790 km jalan dan 4.540 m jembatan pada lintas utama 
yaitu Lintas Timur Sumatera, Pantura Jawa, lintas selatan Kalimantan, lintas barat 
Sulawesi, dan lintas lainnya di Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Selain itu, 
bidang transportasi laut melaksanakan Pemasangan sistem National Single Window 
di pelabuhan Tanjung Priok, melaksanakan pengembangan Pelabuhan Tanjung Priok, 
dan Belawan. (dalam Bappenas RI Buku I, 2011:4) 
Perbaikan dan Pengembangan Jalur TIK 
Hubunga 
H u b u n g a n I n t e r n a s i o n a l 
Page 19
Untuk pembangunan komunikasi dan informatika tahun 2010 telah dicapai 
diantaranya: 
a. Penyediaan layanan pos di 2.363 kantor pos cabang luar kota (kpclk) 
b. Beroperasinya akses telekomunikasi di 27.670 desa dan Pusat Layanan Internet 
Hubunga 
H u b u n g a n I n t e r n a s i o n a l 
Page 20 
Kecamatan (PLIK) di 4.269 desa ibukota kecamatan 
c. Dimulainya pembangunan Nusantara Internet Exchange (NIX) di Medan, 
Surabaya, Balikpapan, dan Makassar 
d. Pembangunan 15 Desa Informasi 
e. Beroperasinya pemancar TVRI di 30 lokasi (on air) 
f. Fembangunan pemancar TV digital di Jakarta, Surabaya, dan Batam 
g. G dimulainya penyediaan jasa akses internet melalui community access point di 
222 kecamatan di Lampung, Jawa Barat, dan Banten 
h. Meningkatnya teledensitas total akses telekomunikasi menjadi 95,47% 
(Q3/2010). Pada tahun 2011 diperkirakan dapat dicapai : (a) penyediaan layanan 
pos PSO di 2.515 kcplk; (b) penyelesaianpenyediaan jasa akses telekomunikasi 
dan internet di 33.187 desa (Desa Berdering) dan 5.748 desa ibukota kecamatan; 
(c) penyelesaian pembentukan dan dimulainya pemanfaatan Information and 
Communications Technology (ICT) Fund; (d) selesainya pembangunan jaringan 
backbone serat optik link Mataram-Kupang; (e) pengesahan RPP UU No. 11 
Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik; (f) penyelesaian 
penyusunan Rencana Induk (Master Plan) e-Government Nasional; serta (g) 
selesainya pengembangan sistem e-pendidikan di 240 sekolah di provinsi DIY 
sehingga menjadi 350 dari target 500 sekolah. (dalam Bappenas RI Buku I, 
2011:6) 
Perbaikan dan Pengembangan Bidang Energi Listrik 
Untuk mendukung kemandirian energi dan memenuhi pasokan listrik nasional, 
selama tahun 2010 telah dibangun jaringan transmisi tenaga listrik dengan total 
panjang 38.825 kms. Disamping itu terjadi penambahan kapasitas panas bumi sebesar 
127 MW, sehingga secara total, kapasitas terpasang pembangkit energi panas bumi 
menjadi 1.189 MW, dan kapasitas pembangkit dapat ditingkatkan menjadi 32.864
MW. Upaya tersebut menambah peningkatan rasio elektrifikasi menjadi sebesar 
67,20% dan rasio listrik perdesaan menjadi 92,5%. Pemerintah juga telah melakukan 
pembangunan jaringan distribusi gas untuk rumah tangga di kota Tarakan, Depok, 
Bekasi dan Sidoarjo. (dalam Bappenas Ri BUku I, 2011:7) 
5. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) 
Salah satu jalan untuk meningkatkan kualitas SDM adalah melalui jalur 
pendidikan, Guna mendukung penuntasan Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 
Sembilan Tahun, Pemerintah menaikkan satuan biaya program BOS pada jenjang 
SD/MI/Salafiyah Ula dari Rp 397 ribu (kabupaten) dan Rp 400 ribu (kota) pada 
periode 2009-2011 menjadi Rp 580 ribu/siswa/tahun pada tahun 2012, yang 
mencakup 31,32 juta siswa. Adapun pada jenjang SMP/MTs/Salafiyah Wustha satuan 
biaya dinaikkan dari Rp 570 ribu (kabupaten) dan Rp 575 ribu (kota) menjadi Rp 710 
ribu/siswa/tahun, yang mencakup 13,38 juta siswa. Selain itu, dalam rangka 
memberikan layanan pendidikan yang bermutu, pemerintah telah membangun sarana 
dan prasarana pendidikan secara memadai, termasuk rehabilitasi ruang kelas rusak 
berat. Data Kemdikbud tahun 2011 menunjukkan bahwa masih terdapat sekitar 
173.344 ruang kelas jenjang SD dan SMP dalam kondisi rusak berat. (dalam 
Bappenas RI Buku I, 2011:36) 
6. Reformasi Kelembagaan dan Pemerintahan 
Dalam rangka mendorong Percepatan Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi, 
telah ditetapkan strategi nasional pencegahan dan pemberantasan korupsi jangka 
panjang 2012-2025 dan menengah 2012-2014 sebagai acuan bagi seluruh pemangku 
kepentingan untuk pelaksanaan aksi setiap tahunnya. Upaya penindakan terhadap 
Tindak Pidana Korupsi (TPK) ditingkatkan melalui koordinasi dan supervisi yang 
dilakukan oleh KPK kepada Kejaksaan dan Kepolisian. Selama tahun 2011, KPK 
telah melakukan strategi peningkatan koordinasi dalam penyelidikan, penyidikan dan 
penuntutan TPK dengan instansi terkait, melakukan 447 kegiatan supervisi terhadap 
perkara TPK yang ditangani oleh Kejaksaan dan Kepolisian melalui pelaksanaan 
gelar perkara, analisis perkara dan pelimpahan perkara ke Kepolisian dan Kejaksaan 
serta meminta informasi tentang perkembangan penanganan perkara TPK kepada 
Hubunga 
H u b u n g a n I n t e r n a s i o n a l 
Page 21
Kepolisian dan Kejaksaan melalui permintaan Surat Perintah Dimulainya Penyidikan 
(SPDP). (dalam Bappenas RI Buku I, 2011:21) 
Hubunga 
H u b u n g a n I n t e r n a s i o n a l 
Page 22
Hubunga 
H u b u n g a n I n t e r n a s i o n a l 
Page 23 
Penutup 
Kesimpulan 
ASEAN Economic Community 2015 dapat menjadi kebangkitan kejayaan 
perekonomian Indonesia jika Indonesia mampu meningkatkan daya saingnya dan 
memanfaatkan peluang yang terbuka lebar di pasar ASEAN. Pengusaha Indonesia 
harus mampu memproduksi barang berkualitas dan berdaya saing tinggi. Disamping 
itu orientasi kebijakan industri nasional harus berubah,tidak lagi berorietasi jangka 
pendek seperti memberikan subsidi dan intensif pajak (yang sekedar untuk menarik 
minat investor, khususnya asing), namun berorientasi jangka panjang yakni 
meningkatkan daya saing industri nasional, dengan atau tanpa investor asing. 
Saran 
Diperlukan sosialisasi yang lebih luas tentang ASEAN Economic Community 
2015 kepada masyarakat. Hal ini untuk meningkatkan perhatian masyarakat serta 
pengetahuan tentang AEC ini merupakan hal yang sangat diperlukan oleh seluruh 
masyarakat bukan hanya jajaran pejabat pemerintahan saja mengingat pelaksanaan 
ASEAN Economic Communit yang semakin dekat. Diperlukan kedisiplinan dari 
pihak pemerintah terutama dalam rangka mempersiapkan realisasi adanya AEC 2015 
mendapatkan banyak tanggapan akan berpengaruh negative terhadap Indonesia. 
Dismaping itu IPTEK juga merupakan salah satu modal utama masyarakat dalam 
menghadapi modernisasi dan globalisasi. Oleh karena itu IPTEK seharsnya juga 
mendpatkan perhatian khusus dari pemerintaha sebagai bagian dari strategi Indonesia 
menghadapi AEC 2015
Hubunga 
H u b u n g a n I n t e r n a s i o n a l 
Page 24 
Daftar Pustaka 
T.H Tambunan, Tulus. 2013. Kebijakan Industri dalam menyongsong ME-ASEAN 
2015. 
Departement for Business and Diplomatic Studies. Parpol dan Masyarakat Ekonomi 
ASEAN 2015. No.8. Mei 2013 
Siaran Pers.2013. Peningkatan Daya Saing Kunci Kesuksesan MEA 2015. 5 
September 2013. Jakarta 
H, Dhenny dan Pazli.2013. Peluang dan tantangan Indonesia dalam Keikutsertaan 
Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015. 
Sholeh.2013. Persiapan Indonesia dalam Menghadapi AEC (ASEAN Aconomic 
Community) 2015. Jurnal Ilmu Hubungan Internasional. 1(2):509-522 
Bustami, Gusmardi. 2009. Menuju ASEAN Aconomic Community 2015 
Kurniati, Kiki. 2011. Implementasi AEC Blueprint di Indonesia menuju 
Terwujudnya ASEAN Economic Community (AEC) 2015. Karya Tulis 
Ilmiah Mahasiswa Universitas Jambi

More Related Content

What's hot

Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015: Tantangan Industri Keuangan, Pengembanga...
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015: Tantangan Industri Keuangan, Pengembanga...Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015: Tantangan Industri Keuangan, Pengembanga...
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015: Tantangan Industri Keuangan, Pengembanga...
risaraihan
 
MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)
MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)
MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)
roni09071995
 
MEA 2015
MEA 2015MEA 2015
MEA 2015
Erna Effendy
 
Mengkaji pola strategi pengembangan umkm dalam menghadapi perdagangan bebas k...
Mengkaji pola strategi pengembangan umkm dalam menghadapi perdagangan bebas k...Mengkaji pola strategi pengembangan umkm dalam menghadapi perdagangan bebas k...
Mengkaji pola strategi pengembangan umkm dalam menghadapi perdagangan bebas k...
Alief Setyanto
 
Masyarakat Ekonomi ASEAN
Masyarakat Ekonomi ASEANMasyarakat Ekonomi ASEAN
Masyarakat Ekonomi ASEAN
ikbalbale95
 
Dampak perdagangan bebas asean terhadap perekonomian indonesia
Dampak perdagangan bebas asean terhadap perekonomian indonesiaDampak perdagangan bebas asean terhadap perekonomian indonesia
Dampak perdagangan bebas asean terhadap perekonomian indonesia
Yudi_udet
 
Escooter
EscooterEscooter
Masyarakat Ekonomi ASEAN - Peluang dan Hambatan
Masyarakat Ekonomi ASEAN - Peluang dan HambatanMasyarakat Ekonomi ASEAN - Peluang dan Hambatan
Masyarakat Ekonomi ASEAN - Peluang dan Hambatan
Sandhi Soekartawi
 
Masyarakat Ekonomi ASEAN ( MEA)
Masyarakat Ekonomi ASEAN ( MEA)Masyarakat Ekonomi ASEAN ( MEA)
Masyarakat Ekonomi ASEAN ( MEA)
novie2804
 
Empat Fokus MEA
Empat Fokus MEAEmpat Fokus MEA
Empat Fokus MEA
CRMS Indonesia
 
Bab i
Bab iBab i
2 perumusan gagasan awal menghadapi peluang dan tantangan mea 2015 (agus)
2 perumusan gagasan awal menghadapi peluang dan tantangan mea 2015 (agus)2 perumusan gagasan awal menghadapi peluang dan tantangan mea 2015 (agus)
2 perumusan gagasan awal menghadapi peluang dan tantangan mea 2015 (agus)
putra prasojo
 
Makalah kel i entrepreneurship development
Makalah kel i entrepreneurship developmentMakalah kel i entrepreneurship development
Makalah kel i entrepreneurship development
Endang Supriyatna
 
Paper Indonesia sebagai kiblat ekonomi asean
Paper Indonesia sebagai kiblat ekonomi aseanPaper Indonesia sebagai kiblat ekonomi asean
Paper Indonesia sebagai kiblat ekonomi asean
Yusuf Darismah
 
Sos industri
Sos industriSos industri
Sos industri
Ivan simamora
 
Doc. 01 esai 2 k16
Doc. 01   esai 2 k16Doc. 01   esai 2 k16
Doc. 01 esai 2 k16
MichelAngelo27
 
M.S. Afi Parnawi. Prof. Dr. Hapzi Ali. ANALISIS SWOT. UIN JAMBI
M.S. Afi Parnawi. Prof. Dr. Hapzi Ali. ANALISIS SWOT. UIN JAMBIM.S. Afi Parnawi. Prof. Dr. Hapzi Ali. ANALISIS SWOT. UIN JAMBI
M.S. Afi Parnawi. Prof. Dr. Hapzi Ali. ANALISIS SWOT. UIN JAMBI
Dr. Afi Parnawi, M.Pd
 
Bab i
Bab iBab i
Makalah pi (dampak perdagangan bebas)
Makalah pi (dampak perdagangan bebas)Makalah pi (dampak perdagangan bebas)
Makalah pi (dampak perdagangan bebas)gitasuryani
 

What's hot (19)

Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015: Tantangan Industri Keuangan, Pengembanga...
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015: Tantangan Industri Keuangan, Pengembanga...Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015: Tantangan Industri Keuangan, Pengembanga...
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015: Tantangan Industri Keuangan, Pengembanga...
 
MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)
MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)
MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)
 
MEA 2015
MEA 2015MEA 2015
MEA 2015
 
Mengkaji pola strategi pengembangan umkm dalam menghadapi perdagangan bebas k...
Mengkaji pola strategi pengembangan umkm dalam menghadapi perdagangan bebas k...Mengkaji pola strategi pengembangan umkm dalam menghadapi perdagangan bebas k...
Mengkaji pola strategi pengembangan umkm dalam menghadapi perdagangan bebas k...
 
Masyarakat Ekonomi ASEAN
Masyarakat Ekonomi ASEANMasyarakat Ekonomi ASEAN
Masyarakat Ekonomi ASEAN
 
Dampak perdagangan bebas asean terhadap perekonomian indonesia
Dampak perdagangan bebas asean terhadap perekonomian indonesiaDampak perdagangan bebas asean terhadap perekonomian indonesia
Dampak perdagangan bebas asean terhadap perekonomian indonesia
 
Escooter
EscooterEscooter
Escooter
 
Masyarakat Ekonomi ASEAN - Peluang dan Hambatan
Masyarakat Ekonomi ASEAN - Peluang dan HambatanMasyarakat Ekonomi ASEAN - Peluang dan Hambatan
Masyarakat Ekonomi ASEAN - Peluang dan Hambatan
 
Masyarakat Ekonomi ASEAN ( MEA)
Masyarakat Ekonomi ASEAN ( MEA)Masyarakat Ekonomi ASEAN ( MEA)
Masyarakat Ekonomi ASEAN ( MEA)
 
Empat Fokus MEA
Empat Fokus MEAEmpat Fokus MEA
Empat Fokus MEA
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
2 perumusan gagasan awal menghadapi peluang dan tantangan mea 2015 (agus)
2 perumusan gagasan awal menghadapi peluang dan tantangan mea 2015 (agus)2 perumusan gagasan awal menghadapi peluang dan tantangan mea 2015 (agus)
2 perumusan gagasan awal menghadapi peluang dan tantangan mea 2015 (agus)
 
Makalah kel i entrepreneurship development
Makalah kel i entrepreneurship developmentMakalah kel i entrepreneurship development
Makalah kel i entrepreneurship development
 
Paper Indonesia sebagai kiblat ekonomi asean
Paper Indonesia sebagai kiblat ekonomi aseanPaper Indonesia sebagai kiblat ekonomi asean
Paper Indonesia sebagai kiblat ekonomi asean
 
Sos industri
Sos industriSos industri
Sos industri
 
Doc. 01 esai 2 k16
Doc. 01   esai 2 k16Doc. 01   esai 2 k16
Doc. 01 esai 2 k16
 
M.S. Afi Parnawi. Prof. Dr. Hapzi Ali. ANALISIS SWOT. UIN JAMBI
M.S. Afi Parnawi. Prof. Dr. Hapzi Ali. ANALISIS SWOT. UIN JAMBIM.S. Afi Parnawi. Prof. Dr. Hapzi Ali. ANALISIS SWOT. UIN JAMBI
M.S. Afi Parnawi. Prof. Dr. Hapzi Ali. ANALISIS SWOT. UIN JAMBI
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Makalah pi (dampak perdagangan bebas)
Makalah pi (dampak perdagangan bebas)Makalah pi (dampak perdagangan bebas)
Makalah pi (dampak perdagangan bebas)
 

Similar to Opportunites and Challenges AEC 2015

Opportunites and Challenges AEC 2015
Opportunites and Challenges AEC 2015Opportunites and Challenges AEC 2015
Opportunites and Challenges AEC 2015
Dede Putra Andika
 
Pasar Tunggal ASEAN 2015, Diplomasi Indonesia dan Penguatan Kapasitas Tenaga ...
Pasar Tunggal ASEAN 2015, Diplomasi Indonesia dan Penguatan Kapasitas Tenaga ...Pasar Tunggal ASEAN 2015, Diplomasi Indonesia dan Penguatan Kapasitas Tenaga ...
Pasar Tunggal ASEAN 2015, Diplomasi Indonesia dan Penguatan Kapasitas Tenaga ...
Perpus Maya
 
Mea( Masyarakat Ekonomi Asean)
Mea( Masyarakat Ekonomi Asean)Mea( Masyarakat Ekonomi Asean)
Mea( Masyarakat Ekonomi Asean)
nuelsitohang
 
SIMDIG Edit Teks
SIMDIG Edit TeksSIMDIG Edit Teks
SIMDIG Edit Teks
Fariz Adnan
 
Buku menuju asean economic community 2015
Buku menuju asean economic community 2015Buku menuju asean economic community 2015
Buku menuju asean economic community 2015Ivanie Sari
 
Menuju Ekonomi asean
Menuju Ekonomi aseanMenuju Ekonomi asean
Menuju Ekonomi asean
tnt-akpar
 
Buku menuju asean economic community 2015
Buku menuju asean economic community 2015Buku menuju asean economic community 2015
Buku menuju asean economic community 2015
SD Muh Purwo I
 
MP3EI
MP3EIMP3EI
Economy International for SHS in Kurmere
Economy International for SHS in KurmereEconomy International for SHS in Kurmere
Economy International for SHS in Kurmere
faridamaya2
 
Kendala dan tantangan indonesia dalam mengimplementasikan asean free trade ar...
Kendala dan tantangan indonesia dalam mengimplementasikan asean free trade ar...Kendala dan tantangan indonesia dalam mengimplementasikan asean free trade ar...
Kendala dan tantangan indonesia dalam mengimplementasikan asean free trade ar...Andreas Siagian
 
Tugas Ekonomi Naura Azzahra Kamila XI IPA 5 Bu Ranti Pusriana S.Pd Kerjasama ...
Tugas Ekonomi Naura Azzahra Kamila XI IPA 5 Bu Ranti Pusriana S.Pd Kerjasama ...Tugas Ekonomi Naura Azzahra Kamila XI IPA 5 Bu Ranti Pusriana S.Pd Kerjasama ...
Tugas Ekonomi Naura Azzahra Kamila XI IPA 5 Bu Ranti Pusriana S.Pd Kerjasama ...
NauraAzzahra
 
Makalah Ekonomi Kerja Sama Internasional Rizqiy Amelia
Makalah Ekonomi Kerja Sama Internasional Rizqiy AmeliaMakalah Ekonomi Kerja Sama Internasional Rizqiy Amelia
Makalah Ekonomi Kerja Sama Internasional Rizqiy Amelia
Rizqiy Amelia
 
Kebijakan Perdagangan Bebas-–-ASEAN-community-2015
Kebijakan Perdagangan Bebas-–-ASEAN-community-2015Kebijakan Perdagangan Bebas-–-ASEAN-community-2015
Kebijakan Perdagangan Bebas-–-ASEAN-community-2015
Syafril Djaelani,SE, MM
 
Jurnal (ign eka putra)
Jurnal (ign eka putra)Jurnal (ign eka putra)
Jurnal (ign eka putra)
IGusti Ngurah Eka Putra
 
Peran mahasiswa untuk indonesia dalam asean economic community
Peran mahasiswa untuk indonesia dalam asean economic communityPeran mahasiswa untuk indonesia dalam asean economic community
Peran mahasiswa untuk indonesia dalam asean economic community
mustarinuralam
 
Pengertian dan karakteristik masyarakat ekonomi asean
Pengertian dan karakteristik masyarakat ekonomi aseanPengertian dan karakteristik masyarakat ekonomi asean
Pengertian dan karakteristik masyarakat ekonomi asean
Rahmank Sana-sini
 
Kelompok 7 Bahasa Indonesia - Praktik & Latihan.pptx
Kelompok 7 Bahasa Indonesia - Praktik & Latihan.pptxKelompok 7 Bahasa Indonesia - Praktik & Latihan.pptx
Kelompok 7 Bahasa Indonesia - Praktik & Latihan.pptx
NandaSulisti
 
Ppat asean
Ppat aseanPpat asean
Ppat asean
dinay__
 
Bab 4_Negara Maju & berkembang.pptx
Bab 4_Negara Maju & berkembang.pptxBab 4_Negara Maju & berkembang.pptx
Bab 4_Negara Maju & berkembang.pptx
BryanAryAf
 
Bab 4 Geo XII KERJASAMA NEGARA MAJU.pptx
Bab 4 Geo XII KERJASAMA NEGARA MAJU.pptxBab 4 Geo XII KERJASAMA NEGARA MAJU.pptx
Bab 4 Geo XII KERJASAMA NEGARA MAJU.pptx
MuhammadMustakin1
 

Similar to Opportunites and Challenges AEC 2015 (20)

Opportunites and Challenges AEC 2015
Opportunites and Challenges AEC 2015Opportunites and Challenges AEC 2015
Opportunites and Challenges AEC 2015
 
Pasar Tunggal ASEAN 2015, Diplomasi Indonesia dan Penguatan Kapasitas Tenaga ...
Pasar Tunggal ASEAN 2015, Diplomasi Indonesia dan Penguatan Kapasitas Tenaga ...Pasar Tunggal ASEAN 2015, Diplomasi Indonesia dan Penguatan Kapasitas Tenaga ...
Pasar Tunggal ASEAN 2015, Diplomasi Indonesia dan Penguatan Kapasitas Tenaga ...
 
Mea( Masyarakat Ekonomi Asean)
Mea( Masyarakat Ekonomi Asean)Mea( Masyarakat Ekonomi Asean)
Mea( Masyarakat Ekonomi Asean)
 
SIMDIG Edit Teks
SIMDIG Edit TeksSIMDIG Edit Teks
SIMDIG Edit Teks
 
Buku menuju asean economic community 2015
Buku menuju asean economic community 2015Buku menuju asean economic community 2015
Buku menuju asean economic community 2015
 
Menuju Ekonomi asean
Menuju Ekonomi aseanMenuju Ekonomi asean
Menuju Ekonomi asean
 
Buku menuju asean economic community 2015
Buku menuju asean economic community 2015Buku menuju asean economic community 2015
Buku menuju asean economic community 2015
 
MP3EI
MP3EIMP3EI
MP3EI
 
Economy International for SHS in Kurmere
Economy International for SHS in KurmereEconomy International for SHS in Kurmere
Economy International for SHS in Kurmere
 
Kendala dan tantangan indonesia dalam mengimplementasikan asean free trade ar...
Kendala dan tantangan indonesia dalam mengimplementasikan asean free trade ar...Kendala dan tantangan indonesia dalam mengimplementasikan asean free trade ar...
Kendala dan tantangan indonesia dalam mengimplementasikan asean free trade ar...
 
Tugas Ekonomi Naura Azzahra Kamila XI IPA 5 Bu Ranti Pusriana S.Pd Kerjasama ...
Tugas Ekonomi Naura Azzahra Kamila XI IPA 5 Bu Ranti Pusriana S.Pd Kerjasama ...Tugas Ekonomi Naura Azzahra Kamila XI IPA 5 Bu Ranti Pusriana S.Pd Kerjasama ...
Tugas Ekonomi Naura Azzahra Kamila XI IPA 5 Bu Ranti Pusriana S.Pd Kerjasama ...
 
Makalah Ekonomi Kerja Sama Internasional Rizqiy Amelia
Makalah Ekonomi Kerja Sama Internasional Rizqiy AmeliaMakalah Ekonomi Kerja Sama Internasional Rizqiy Amelia
Makalah Ekonomi Kerja Sama Internasional Rizqiy Amelia
 
Kebijakan Perdagangan Bebas-–-ASEAN-community-2015
Kebijakan Perdagangan Bebas-–-ASEAN-community-2015Kebijakan Perdagangan Bebas-–-ASEAN-community-2015
Kebijakan Perdagangan Bebas-–-ASEAN-community-2015
 
Jurnal (ign eka putra)
Jurnal (ign eka putra)Jurnal (ign eka putra)
Jurnal (ign eka putra)
 
Peran mahasiswa untuk indonesia dalam asean economic community
Peran mahasiswa untuk indonesia dalam asean economic communityPeran mahasiswa untuk indonesia dalam asean economic community
Peran mahasiswa untuk indonesia dalam asean economic community
 
Pengertian dan karakteristik masyarakat ekonomi asean
Pengertian dan karakteristik masyarakat ekonomi aseanPengertian dan karakteristik masyarakat ekonomi asean
Pengertian dan karakteristik masyarakat ekonomi asean
 
Kelompok 7 Bahasa Indonesia - Praktik & Latihan.pptx
Kelompok 7 Bahasa Indonesia - Praktik & Latihan.pptxKelompok 7 Bahasa Indonesia - Praktik & Latihan.pptx
Kelompok 7 Bahasa Indonesia - Praktik & Latihan.pptx
 
Ppat asean
Ppat aseanPpat asean
Ppat asean
 
Bab 4_Negara Maju & berkembang.pptx
Bab 4_Negara Maju & berkembang.pptxBab 4_Negara Maju & berkembang.pptx
Bab 4_Negara Maju & berkembang.pptx
 
Bab 4 Geo XII KERJASAMA NEGARA MAJU.pptx
Bab 4 Geo XII KERJASAMA NEGARA MAJU.pptxBab 4 Geo XII KERJASAMA NEGARA MAJU.pptx
Bab 4 Geo XII KERJASAMA NEGARA MAJU.pptx
 

Recently uploaded

PPT Kelompok BAB III PENGGUNAAN BMN DAN BMD.pptx
PPT Kelompok BAB III PENGGUNAAN BMN DAN BMD.pptxPPT Kelompok BAB III PENGGUNAAN BMN DAN BMD.pptx
PPT Kelompok BAB III PENGGUNAAN BMN DAN BMD.pptx
nugrohoaditya12334
 
12 INVESTASI ASING LANGSUNG (Direct Foreign Investment)
12 INVESTASI ASING LANGSUNG (Direct Foreign Investment)12 INVESTASI ASING LANGSUNG (Direct Foreign Investment)
12 INVESTASI ASING LANGSUNG (Direct Foreign Investment)
DebiCarolina2
 
Modul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK 2024.pdf
Modul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK  2024.pdfModul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK  2024.pdf
Modul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK 2024.pdf
muhammadarsyad77
 
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptxANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Good Ethic will create good business to run with
Good Ethic will create good business to run withGood Ethic will create good business to run with
Good Ethic will create good business to run with
ssuser781f6d1
 
Materi Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdf
Materi Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdfMateri Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdf
Materi Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdf
WiwikDewiSusilawati
 
Kelompok 11_Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah (1).pptx
Kelompok 11_Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah (1).pptxKelompok 11_Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah (1).pptx
Kelompok 11_Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah (1).pptx
ErvinYogi
 
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptxBAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
anselmusl280
 
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)
MATERI AKUNTANSI IJARAH  POWER POINT (PPT)MATERI AKUNTANSI IJARAH  POWER POINT (PPT)
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)
ritaseptia16
 
ANGGARAN_BIAYA_PRODUKSIiiiiiiiiiiii.pptx
ANGGARAN_BIAYA_PRODUKSIiiiiiiiiiiii.pptxANGGARAN_BIAYA_PRODUKSIiiiiiiiiiiii.pptx
ANGGARAN_BIAYA_PRODUKSIiiiiiiiiiiii.pptx
AnisaSyahfitri1
 
tantangan dan solusi perbankan syariah.pdf
tantangan dan solusi perbankan syariah.pdftantangan dan solusi perbankan syariah.pdf
tantangan dan solusi perbankan syariah.pdf
muhammadarsyad77
 
PPT Data Ekonomi Wilayah SULTRA_Andi Zulfikar.pptx
PPT Data Ekonomi Wilayah SULTRA_Andi Zulfikar.pptxPPT Data Ekonomi Wilayah SULTRA_Andi Zulfikar.pptx
PPT Data Ekonomi Wilayah SULTRA_Andi Zulfikar.pptx
azfikar96
 

Recently uploaded (12)

PPT Kelompok BAB III PENGGUNAAN BMN DAN BMD.pptx
PPT Kelompok BAB III PENGGUNAAN BMN DAN BMD.pptxPPT Kelompok BAB III PENGGUNAAN BMN DAN BMD.pptx
PPT Kelompok BAB III PENGGUNAAN BMN DAN BMD.pptx
 
12 INVESTASI ASING LANGSUNG (Direct Foreign Investment)
12 INVESTASI ASING LANGSUNG (Direct Foreign Investment)12 INVESTASI ASING LANGSUNG (Direct Foreign Investment)
12 INVESTASI ASING LANGSUNG (Direct Foreign Investment)
 
Modul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK 2024.pdf
Modul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK  2024.pdfModul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK  2024.pdf
Modul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK 2024.pdf
 
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptxANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
 
Good Ethic will create good business to run with
Good Ethic will create good business to run withGood Ethic will create good business to run with
Good Ethic will create good business to run with
 
Materi Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdf
Materi Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdfMateri Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdf
Materi Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdf
 
Kelompok 11_Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah (1).pptx
Kelompok 11_Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah (1).pptxKelompok 11_Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah (1).pptx
Kelompok 11_Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah (1).pptx
 
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptxBAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
 
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)
MATERI AKUNTANSI IJARAH  POWER POINT (PPT)MATERI AKUNTANSI IJARAH  POWER POINT (PPT)
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)
 
ANGGARAN_BIAYA_PRODUKSIiiiiiiiiiiii.pptx
ANGGARAN_BIAYA_PRODUKSIiiiiiiiiiiii.pptxANGGARAN_BIAYA_PRODUKSIiiiiiiiiiiii.pptx
ANGGARAN_BIAYA_PRODUKSIiiiiiiiiiiii.pptx
 
tantangan dan solusi perbankan syariah.pdf
tantangan dan solusi perbankan syariah.pdftantangan dan solusi perbankan syariah.pdf
tantangan dan solusi perbankan syariah.pdf
 
PPT Data Ekonomi Wilayah SULTRA_Andi Zulfikar.pptx
PPT Data Ekonomi Wilayah SULTRA_Andi Zulfikar.pptxPPT Data Ekonomi Wilayah SULTRA_Andi Zulfikar.pptx
PPT Data Ekonomi Wilayah SULTRA_Andi Zulfikar.pptx
 

Opportunites and Challenges AEC 2015

  • 1. Hubunga H u b u n g a n I n t e r n a s i o n a l Page 1 KebijakanRepublik Indonesia denganAsean Opportunites and Challenges ASEAN Economic Community of Indonesian’s Economi UntukMemenuhiTugas MatakuliahHubunganInternasional Pembina : DR. Hermawan S.IP, M.SI DisusunOleh : Kelompok 7 Erlin Rakhmawati 115030101111038 RiskaPuji Lestari 115030101111065 JihanYulanda M 115030101111066 Intan Nanda S 115030101111084 KELAS D Jurusan Administrasi Publik Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang Nopember 2013
  • 2. Hubunga H u b u n g a n I n t e r n a s i o n a l Page 2 Kata Pengantar Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas karunia- Nya lah penulis telah selesai mengerjakan tugas makalah ini. Tulisan ini disusun untuk memenuhi tugas Hubungan Internasional yang merupakan bahan perkuliahan Semester Ganjil tahun Akademik 2013/2014. Penulis memberikan judul Opportunites and Challenges ASEAN Economic Community of Indonesian’s Economi Dalam penyusunan tugas ini penulis merasa kesulitan, dalam mencari referensi buku yang berkaitan dengan judul di atas. Tetapi, bagi penulis kesulitan itu adalah langkah awal untuk menuju kesuksesan. Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada : 1. Bapak DR. Hermawan S.IP, M.SI sebagai dosen mata kuliah Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya. 2. Teman-teman di kelas Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya. 3. Teman-Teman di Lembaga Tinggi Pesantren Luhur Malang khususnya kamar B1. Penulis berharap mudah-mudahan hasil kerja ini dapat memenuhi harapan dalam meningkatkan mutu pendidikan. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan analisis teoritis ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, semua kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya, dan pada umumnya bagi kita semua. Malang, 23 Nopember 2013 Penulis
  • 3. Hubunga H u b u n g a n I n t e r n a s i o n a l Page 3 Pendahuluan Latar Belakang Perkembangan ekonomi dunia saat ini semakin mengarah pada proses globalisasi dan meningkatnya keterbukaan hubungan ekonomi antar bangsa. Berbagai kesepakatan perdagangan antar negara maupun antar kawasan regional selama ini, dalam usaha untuk menciptakan perdagangan internasional dan regional yang lebih bebas dan terbuka. Kondisi global ini semakin meningkatkan persaingan, baik di pasar domestik maupun pasar dunia. Fenomena globalisasi ini juga semakin mendorong bangkitnya kesadaran regionalisasi dan integrasi ekonomi. (Istifadah, 2012) Salah satu contoh regionalisasi dan integrasi adalah terbentuknya Komunitas ASEAN yang memiliki tiga pilar utama, yaitu: ASEAN Security Community, ASEAN Economic Community, ASEAN Socio-Cultural Community. Sebagai bagian dari salah satu pilar komunitas ASEAN, AEC sendiri merupakan pondasi yang diharapkan dapat memperkuat dan memaksimalkan tujuan integrasi ekonomi di kawasan ASEAN dan membuka peluang bagi negara-negara anggota. AEC diharapkan dapat meningkatkan kualitas kerjasama dalam hal ekonomi di ASEAN kearah yang lebih signifikan. Negara ASEAN meliputi Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Brunei Darussalam, Vietnam Laos, Myanmar dan Kamboja. Terbentuknya AEC mengukuhkan terbentuknya pasar tunggal ASEAN. Tujuannya adalah untuk menciptakan pasar tunggal dan basis produksi sebelum tahun 2015. Artinya, sebelum tahun 2015, pergerakan barang, jasa, investasi, dan buruh terampil di ASEAN akan dibuka dan diliberalisasi sepenuhnya, sementara aliran modal akan dikurangi hambatannya. Sebuah pasar tunggal dan basis produksi pada dasarnya adalah sebuah kawasan yang secara keseluruhan dilihat oleh negara-negara anggota ASEAN, bukannya sekedar pasar dan sumber daya yang berada dalam batas-batas nasional dan hanya melibatkan para pelaku ekonomi di tingkat nasional. Hal ini berarti sebuah negara anggota akan memperlakukan barang dan jasa yang berasal dari mana saja di ASEAN secara setara sebagaimana perlakuan mereka atas barang
  • 4. (produk) nasional mereka. Hal ini akan memberi keistimewaan dan akses yang sama kepada investor-investor ASEAN seperti halnya investor nasional mereka, buruh terampil dan para profesional akan bebas melakukan pekerjaan mereka di mana saja di ASEAN. Manfaat dari peluang dan tantangan adanya AEC sejatinya akan diperoleh secara optimal apabila syarat dasar proses integrasi ekonomi dapat tercapai, yaitu kemampuan negara dan kesiapan infrastruktur dalam mempersiapkan diri menuju proses berlangsungnya pasar tunggal AEC tersebut. Dari latar belakang tersebut dengan melihat kondisi Indonesia yang dinilai banyak orang belum siap menghadapi AEC penulis mengambil judul “Opportunites and Challenges ASEAN Economic Community of Indonesian’s Economi” Hubunga H u b u n g a n I n t e r n a s i o n a l Page 4 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat ditarik suatu permasalahan dari penulisan makalah ini, yaitu: 1. Apa Peluang dan Tantangan yang dihadapi Indonesia dalam Mengahadapi AEC 2015 ? 2. Apa langkah-langkah yang telah dilakukan oleh Indonesia untuk Mengahadapi AEC 2015 ? Tujuan Berdasarkan permasalahan yang ada, maka karya tulis ini bertujuan untuk : 1. Mendeskripsikan peluang dan Tantangan yang dihadapi Indonesia dalam Mengahadapi AEC 2015 2. Mendeskripsikan langkah-langkah yang telah dilakukan oleh Indonesia untuk Mengahadapi AEC 2015
  • 5. Hubunga H u b u n g a n I n t e r n a s i o n a l Page 5 Pembahasan dan Hasil Analisis A. Metode Analisis Identifikasi dan analisis peluang dan tantangan perekonomian Indonesia dalam menghadapi AEC yang akan diberlakukan efektif pada tahun 2015 dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT. Analisis SWOT digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dari kesepakatan AEC. Kekuatan dan kelemahan merupakan faktor internal, sedangkan peluang dan ancaman merupakan faktor eksternal. Identifikasi kekuatan dan kelemahan digunakan sebagai dasar untuk menangkap peluang dan menghadapi tantangan/ancaman dari dampak AEC. B. Proses menuju AEC (ASEAN Economic Community) Konflik diantara negara-negara Asia Tenggara seperti “konfrontasi”antara Indonesia dan Malaysia, klaim territorial antara Malaysia dan Filipina mengenai Sabah, serta terpisahnya Singapura dari federasi Malaysia. Dilatarbelakangi oleh hal itu, negara negara Asia Tenggara menyadari perlunya dibentuk kerjasama yang terealisasi dalam bentuk organisasi ASEAN hal ini bertujuan untuk meredakan rasa saling curiga dan membangunan rasa saling percaya, serta mendorong kerjasama pembangunan kawasan. Pembentukan ASEAN ini diawali dengan diadakannya pertemuan lima Menteri Luar Negeri yang berasal dari Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand pertemuan ini berlangsung di Bangkok pada bulan Agustus 1967 menghasilkan rancangan Joint Decralation, yang pada intinya mengatur tentang kerjasama regional di kawasan tersebut. Pada tanggal 8 Agustus 1967 ditandatangani deklarasi ASEAN atau dikenal sebagai deklarasi Bangkok oleh wakil perdana menteri merangkap menteri luar negeri Malaysia dan para menteri LN dari Indonesia, Filipina, singapura dan Thailand. Brunei Darussalam kemudian bergabung pada tanggal 8 januari 1984, Vietnam pada tanggal 28 Juli 1995, Lao PDR dan Myanmar pada tanggal 23 juli 1997 dan Kamboja padatanggal 30 April 1999. (Bustami, 2009)
  • 6. Krisis keuangan dan ekonomi yang terjadi dikawasan Asia tenggara pada periode 1997-1998 memicu kesadaran negara-negara ASEAN mengenai pentingnya peningkatan dan penguatan kerjasama intra kawasan. ASEAN Economic Community merupakan konsep yang disunakan dalam Declaration of ASEAN Concord II (Bali Concord II) di Bali Bulan Oktober 2003. Keinginan bagi tujuan mengintegrasikan perekonomian di kawasan ASEAN tampaknya semakin mantap sehingga ASEAN pada KTT ke-12 Januari 2007, target tahun 2020 dipercepat menjadi tahun 2015. Tujuannya jelas, yaitu membuat ASEAN sebagai satu wilayah dimana barang, jasa, investasi, tenaga kerja yang punya keahlian dapat lalu lalang secara bebas, dan adanya aliran permodalan yang lebih bebas. Selanjutnya para kepala negara anggota ASEAN mengeluarkan suatu Deklarasi yang mengesahkan suatu cetak biru untuk mewujudkan AEC (Declaration on the ASEAN Economic Community Blueprint) pada bulan Nopember 2007. ASEAN Economic Community Blueprint (AEC Blueprint) tersebut berisi rencana kerja strategis dalam jangka pendek, menengah dan panjang hingga tahun 2015 yang harus diterapkan oleh negara anggota menuju terbentuknya integrasi ekonomi ASEAN. AEC Blueprint tersebut menjadi pedoman untuk tiap negara anggota supaya Hubunga H u b u n g a n I n t e r n a s i o n a l Page 6 mengarah pada tujuan AEC 2015, yaitu : a. Menuju single market dan production base (arus perdagangan bebas untuk sektor barang, jasa, investasi, pekerja terampil, dan modal). b. Menuju penciptaaan kawasan regional ekonomi yang berdaya saing tinggi dengan elemen peraturan kompetisi, perlindungan komsumen, hak atas kekayaan intelektual, pengembangan infrastruktur, perpajakan dan e-commerse c. Menuju suatu kawasan dengan pembangunan ekonomi yang merata melalui pengembangan UKM dan program-program Initiative for ASEAN Integration (IAI). d. Menuju integrasi penuh pada ekonomi global dengan pendekatan yang koheren dalam hubungan ekonomi luar kawasan serta mendorong keikutsertaan dalam jejaring produksi global (global supply network).
  • 7. C. Peluang dan Tantangan yang dihadapi Indonesia dalam Mengahadapi AEC Hubunga H u b u n g a n I n t e r n a s i o n a l Page 7 2015 1. Peluang Manfaat integrasi Ekonomi Kesediaan Indonesia bersama-sama negara ASEAN lainnya membentuk ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun 2015 didasarkan keyakinan atas manfaatnya yang secara konseptual akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia serta kawasan ASEAN. Intregasi ekonomi dalam mewujudkan AEC 2015 melalui pembukaan dan pembentukan pasar yang lebih besar, dorongan peningkatan efisiensi dan daya saing, serta pembukaan peluang penyerapan tenaga kerja di kawasan ASEAN, akan meningkatkan kesejahteraan seluruh negara di kawasan. Pasar Potensial Dunia Perwujudan AEC di tahun 2015 akan menempatkan ASEAN sebagai kawasan pasar terbesar ke-3 di dunia yang didukung oleh jumlah penduduk ke-3 terbesar (8% dari penduduk dunia) di dunia setelah China dan India. Pada tahun 2008, jumlah penduduk ASEAN sudah mencapai 583 juta orang (ASEAN Economic Community Chartbook, 2009), dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang terus meningkat dan usia mayoritas berada pada usia produktif. (Bustami, 2009) Negara Pengekspor Negara-negara dikawasan ASEAN dikenal sebagai negara pengekspor baik produk berbasis sumber daya alam maupun berbagai produk elektronik. Dengan meningkatnya harga komoditas internasional, sebagian besar negara ASEAN mencatat surplus pada neraca transaksi berjalan prospek perekonomian yang baik juga menyebabkan ASEAN menjadi tempat tujuan investasi (penanaman modal). Negara Tujuan Investor Sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar (40%) diantara negara anggota ASEAN, Indonesia diharapkan akan mampu menarik investor ke dalam negeri dan
  • 8. mendapat peluang ekonomi yang lebih besar dari negara Anggota ASEAN lainnya. (Bustami, 2009) Hubunga H u b u n g a n I n t e r n a s i o n a l Page 8 Daya Saing Liberalisasi perdagangan barang ASEAN akan menjamin kelancaran arus barang untuk pasokan bahan baku maupun bahan jadi di kawasan ASEAN karena hambatan tariff dan non tariff yang berarti sudah tidak ada lagi. Kondisi pasar yang bebas akan mendorong produsen dan pelaku usaha lainnya untuk memproduksi dan mendistribusikan barang yang berkualitas secara efisien sehingga mampu bersaing dengan produk-produk negara lainnya. Konsumen juga akan diuntungkan dengan pilihan produk yang beragam dengan harga yang dapat dipilih juga. Sektor Jasa yang Terbuka Di bidang jasa ASEAN memiliki kondisi yang memungkinkan agar pengembangan disektor jasa dapat dibuka seluas-luasnya. Indonesia yang memiliki jumlah penduduk yang sangat besar dapat menyediakan tenaga kerja yang cukup besar. Aliran Modal Dari sisi penarikan modal asing, ASEAN sebaga kawasan dikenal sebagai tujuan penanaman modal global. AEC membuka peluang bagi Indonesia untuk memanfaatkan aliran modal yang masuk ke kawasan. 2. Tantangan Laju Peningkatan Ekspor dan Impor Persaingan yang terjadi tidak hanya didalam negeri tetapi persaingan dengan negara sesame ASEAN dan negara diluar ASEAN seperti China dan India. Kinerja ekspor selama periode 2004-2008 yang berada di urutan ke-4 setelah Singapura, Malaysia dan Thailand, dan importer tertinggi ke-3 setelah Singapura dan Malaysia merupakan tantngan yang sangat serius ke depan karena telah mengakibatkan neraca
  • 9. perdagangan Indonesia yang deficit terhadap beberapa Negara ASEAN tersebut. (Bustami, 2009) Laju Inflasi Laju inflasi Indonesia yang tergolong tinggi bila dibandingkan dengan negara lain di kawasan ASEAN. Stabilitas makro masih terkendala peningkatan daya saing Indonesia dan tingkat kemakmuran Indonesia juga masih lebih rendah. Populasi Indonesia yang terbesar di ASEAN menjadi kendala dalam pemerstaan pendapatan. Hubunga H u b u n g a n I n t e r n a s i o n a l Page 9 Dampak Negative Arus Modal yang Lebih Bebas Aliran modal yang bebas di kawasan dapat mengakibatkan terjadinya konsentrasi aliran modal ke negara tetentu yang mana negara tersebut dianggap memiliki potensi keuntungan lebih menarik. Kesamaan Produk Kesamaan jenis produk unggulan khususnya disektor pertanian, perikanan, produk karet, produk berbasis kayu dan elektronik. Indonesia perlu melakukan strategi peningkatan nilai tambah bagi produksi ekspornya sehingga mempunyai karakteristik tersendiri dari produk negara kawasan. Daya Saing SDM Kemampuan bersaing SDM tenaga kerja Indonesia harus ditingkatkan. Indonesia harus dapat meningkatkan kualitas tenaga kerjanya sehingga bisa digunakan baik dalam negeri maupun intra-ASEAN, hal ini digunakan untuk mencegah banjirnya tenaga terampil dari luar. Hal ini bukanlah sesuatu yang mudah dilakukan karena memerlukan upaya secara menyeluruh dalam system pendidikan di Indonesia. Kepentingan Nasional Dalam rangka integrasi ekonomi kepentingan nasional merupakan hal yang utama yang harus dimankan oleh negara anggota ASEAN. Apabila kepentingan kawasan tidak sejalan dengan kepentingan nasional, maka kepentingan kawasan menjadi
  • 10. prioritas kedua. Hal ini menjadi sulitnya mencapai dan melaksanakan komitmen liberalisasi AEC blueprint. Tantangan lainnya yang akan dihadapi oleh Indonesia adalah bagaimana mengoptimalkan peluang tersebut. Bila Indonesia tidak melakukan persiapan yang berarti maka Indonesia akan menjadi negara tujuan pemasaran bagi ASEAN lainnya. ASEAN Economic Community 2015 dapat menjadi kebangkitan kejayaan perekonomian Indonesia jika Indonesia mampu meningkatkan daya saingnya dan memanfaatkan peluang yang terbuka lebar di pasar ASEAN. Kejayaan yang dimaksud yaitu sebagai bangsa besar yang berpengaruh dan dihormati dunia karena mampu memanfaatkan semangat globalisasi. Demikian diungkapkan Menteri Perdagangan RI Gita Wirjawan saat memberikan sambutannya pada seminar "Strategi Memenangkan Persaingan Pasar Dalam Negeri dan Menembus Pasar ASEAN dalam Menyongsong ASEAN Economic Community 2015", hari ini (Jumat, 20/9), di Auditorium Kementerian Perdagangan. (Siaran Pers, 2013) Ketua umum DPP Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI), Suryani S. Motik menyatakan, “Pemberlakuan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) atau ASEAN Economic Community di tahun 2015 meletakkan perekonomian Indonesia di persimpangan jalan. Di satu sisi, pemberlakuan MEA 2015 memunculkan kekhawatiran di kalangan pengusaha Indonesia, terutama pengusaha yang skala usahanya Mikro Kecil Menengah (UMKM) bahwa produk asing akan secara gencar masuk ke dalam pasar dalam negeri dan berpotensi merebut pasar produk anak bangsa. Dengan kondisi demikian, pemberlakuan MEA 2015 akan menjadikan Indonesia hanya sebagai pasar berbagai produk impor”. Namun, lanjut Suryani, di sisi lain MEA membuka peluang yang lebih besar dan lebih luas bagi produk Indonesia untuk menguasai pasar ASEAN. Jika pengusaha Indonesia mampu memproduksi barang berkualitas dan berdaya saing tinggi, maka MEA menawarkan kesempatan berharga untuk menjadikan ekonomi Indonesia berjaya. (Siaran Pers, 2013) Hubunga H u b u n g a n I n t e r n a s i o n a l Page 10
  • 11. D. Langkah Strategis Indonesia dalam Mempersiapkan Diri Menghadapi AEC Hubunga H u b u n g a n I n t e r n a s i o n a l Page 11 2015 Langkah-langkah strategis yang dilakukan oleh Indonesia tentunya harus sesuai dengan apa yang direkomendasikan dalam pilar AEC Blueprint 2015 yang mengharuskan setiap negara ASEAN wajib mereformasi semua unsur-unsur utama yang menjadi sektor esensial dan syarat multak dalam rangka menghadapi implementasi AEC 2015. Antara kawasan domestik dengan kawasan regional harus dilakukan upaya-upaya yang memiliki korelasi yang sama dan upaya yang dilakukan harus tersinkronisasi dengan baik. Upaya yang dilakukan dalam kawasan domestik mengacu terhadap syarat mutlak yang diajukan dalam internalisasi regional. Sehingga dikatakan terpadu antar domestic dan regional dalam rangka menghadapi integrasi ekonomi kawasan. Secara garis besar, langkah strategis yang harus dilakukan antara lain adalah dengan melakukan pembenahan terhadap sektor-sektor potensial yang startegis dan terkait dengan mekanisme yang telah ditentukan ASEAN dalam rangka menciptakan pasar bebas dan basis produksi internasional. Langkah strategis tersebut diantaranya (Sholeh, 2013) : 1) Peningkatan Daya Saing Ekonomi Daya saing merupakan salah satu aspek penting dalam menjadikan ASEAN sebagai single market and production base, daya saing merupakan salah satu pilar AEC 2015 yang bertujuan menjadikan ASEAN sebagai kawasan regional dengan daya saing tinggi di kawasan maupun di lingkungan intenasional. Hal ini pun merupakan syarat bagi Indonesia dan negara ASEAN lainnya untuk meningkat daya saing ekonomi dalam rangka menghadapi integrasi ekonomi AEC 2015. (www.djmbp.esdm.go.id,) 2) Peningkatan Laju Ekspor Ekspor nasional telah mengalami peningkatan diversifikasi sepanjang tahun pada periode 2006- 2009, baik dari sisi produk maupun dari sisi pasar tujuan ekspor.Walaupun demikian, diversifikasi tujuan pasar ekspor dan produk ekspor tetap perlu untuk terus ditingkatkan, karena hal ini akan memberikan fleksibilitas bagi
  • 12. ekspor nasional jika terjadi guncangan permintaan di pasar tujuan ekspor ataupun guncangan penawaran di dalam negeri. (www.bps.go.id,) 3) Reformasi Regulasi Harmonisasi peraturan perundangan antar negara ASEAN merupakan salah satu kebutuhan untuk dapat mendukung upaya penerapan penciptaan iklim usaha yang kondusif bagi dunia usaha, termasuk usaha kecil, makro dan menengah (UMKM). Merujuk pada Rencana Jangka Panjang dan Menengah pengembangan UMKM, maka harmonisasi ini lebih terkait dengan tujuan untuk menyiapkan prakondisi bagi tumbuhnya iklim usaha. Upaya harmonisasi ini dapat memberikan dampak yang sangat luas, terutama bagi peningkatan kesempatan dan kesetaraan berusaha dalam membentuk sistem ekonomi yang efisien (tidak hanya berbiaya tinggi) dan demokratis, yang tercermin dari partisipasi lintas pelaku (stakeholders) serta berkembangnya system kontrol sosial. (www.bps.go.id,) Upaya untuk mewujudkan upaya harmonisasi ini, perlu disepakati dua aspek yang mendasar yaitu:  Masalah hambatan terhadap arus barang dan jasa antar wilayah dapat disebabkan oleh aturan, struktur usaha, jenis komiditi, rantai tata niaga dan struktur pasar, sehingga harmonisasi peraturan perdagangan hanya merupakan salah satu alternative penyelesaian masalah,  harmonisasi tidak berarti penyamarataan peraturan perdagangan antar wilayah. Dengan demikian, upaya harmonisasi perlu dilakukan secara fokus melalui pertimbangan keragaman kondisi dan kebutuhan masyarakat di setia daerah. ( dalam Kemendag RI, 2009:31) Hubunga H u b u n g a n I n t e r n a s i o n a l Page 12 4) Perbaikan Infrastruktur Tantangan yang dihadapi Indonesia saat ini dalam infrastruktur adalah antara lain:  Memperbaiki semua infrastruktur yang rusak, seperti jalan-jalan raya yang berlubang dan bergelombang dan yang sebagian hancur karena tanah longsor dalam waktu singkat  Membangun jalan tol atau jalan kereta api ke pelabuhan, dan memperluas kapasitas pelabuhan seperti Tanjung Priok dan lainnya yang selama ini menjadi pintu keluar masuk barang dalam beberapa tahun ke depan
  • 13.  Meningkatkan akselerasi listrik dalam dua tahun ke depan, dan banyak lagi. Logistik juga merupakan bagian terpenting dari infrastruktur dalam kaitannya dengan kepentingan ekonomi atau urat nadi perdagangan pada khususnya. Terutama dalam hal pusat produksi regional, logistik, seperti pelabuhan dan jalan raya dari pabrik ke pelabuhan atau sebaliknya atau dari pelabuhan ke pusat pemasaran, sangat penting, Tanpa kelancaran logistik, proses produksi dan perdagangan dapat terganggu. Inflasipun akan dapat menjadi lebih tinggi akibat terjadinya ketersendatan di jalan raya dan di pelabuhan, yang jelas, daya saing juga sangat ditentukan oleh kecepatan barang masuk dan keluar. Begitu pentingnya logistik membuat sektor ini menjadi yang pertama yang akan diintegrasikan.di dalam proses pelaksanaan ASEAN economic community 2015. (dalam Outlook BI, 2009:62) 5) Reformasi Iklim Investasi Dalam menghadapi implementasi AEC 2015, Indonesia harus mempersiapkan diri dengan pembenahan iklim investasi melalui perbaikan infrastruktur ekonomi, menciptakan stabilitas makro-ekonomi, serta adanya kepastian hukum dan kebijakan, dan memangkas ekonomi biaya tinggi. Salah satu langkah kongkrit yang terus dilakukan oleh Indonesia dengan disahkannya UU PMA No. 25 Tahun 2007 tentang penanaman modal (menggantikan UU No.1 Tahun 1967 yang telah diubah menjadi UU No.11 Tahun 1970). (Kadin : 2007) Dalam UU No.25 Tahun 2007 ini dapat dikatakan sudah mencakup semua aspek penting (termasuk soal pelayanan koordinasi, fasilitas dan hak kewajiban investor, ketenagakerjaan dan sektor-sektor yang menjadi perhatian utama investor) yang terkait erat dengan upaya peningkatan investasi dari sisi pengusaha/investor. Ada beberapa diantara aspek-aspek tersebut yang selama ini merupakan masalah serius yang dihadapi pengusaha / investor. Oleh karena itu akan sangat berpengaruh positif terhadap kegiatan penanaman modal di Indonesia. (www.kadin.or.id, ) 6) Reformasi Kelembagaan dan Pemerintah Penguatan kelembagaan hukum harus ditingkatkan terutama dalam hal independensi dan akuntabilitas kelembagaan hukum, serta penguatan etika dan profesionalisme aparatur di bidang hukum, agar dapat mendorong berlakunya sistem Hubunga H u b u n g a n I n t e r n a s i o n a l Page 13
  • 14. peradilan yang transparan. Upaya meningkatkan kesejahteraan aparatur penegak hukum terus dilakukan secara bertahap dan disesuaikan dengan kemampuan keuangan negara. Diharapkan dengan adanya peningkatan kesejahteraan yang memadai bagi aparatur penegak hukum, tindakan yang mengarah dan berpotensi koruptif akan dapat diminimalkan. Budaya taat hukum, baik di lingkungan aparatur penegak hukum maupun penyelenggara negara serta masyarakat secara umum melalui peningkatan kesadaran akan hak dan kewajiban hukum pada aparatur penegak hukum serta masyarakat, juga ditingkatkan. (dalam The Kian, 2003, 38(3): hal. 331-342) 7) Pemberdayaan UMKM UMKM sebagai sektor ekonomi nasional yang sangat strategis dalam pembangunan ekonomi kerakyatan, selalu menjadi isu sentral yang diperebutkan oleh politisi dalam menarik simpati massa. Para akademisi dan LSM juga banyak mendiskusikannya dalam forum-forum seminar, namun jarang sekali yang melakukan upaya Riil sehingga berdampak pada peningkatan kesejahteraan UMKM. Sebagai poros kebangkitan perekonomian nasional, UMKM tenyata bukan sektor usaha yang tanpa masalah. Dalam perkembangannya, sektor ini justru menghadapi banyak masalah yang sampai saat ini belum mendapat perhatian serius untuk mengatasinya. (dalam BPPK Kemenlu RI, 2008:62-63) 8) Pengembangan Pusat UMKM Berbasis Website Teknologi informasi merupakan bentuk teknologi yang digunakan untuk menciptakan, menyimpan, mengubah, dan menggunakan informasi dalam segala bentuknya, melalui pemanfaatan teknologi informasi ini. Perusahaan makro, kecil maupun menengah dapat memasuki pasar global. Pemanfaatan teknologi informasi dalam menjalankan bisnis atau sering dikenal dengan istilah e-commerce bagi perusahaan kecil dapat memberikan fleksibelitas dalam produksi, memungkinkan pengiriman ke pelanggan secara lebih cepat untuk produk perangkat lunak, mengirimkan dan menerima penwaran secara cepat dan hemat, serta mendukung transaksi cepat tanpa kertas. Pemanfaatan internet memungkinkan UMKM Hubunga H u b u n g a n I n t e r n a s i o n a l Page 14
  • 15. melakukan pemasaran dengan tujuan pasar global, sehingga peluang ekspor sangat mungkin. (dalam BPPK Kemenlu RI, 2008:69-72) 9) Penguatan Ketahanan Ekonomi Kebijakan moneter akan diarahkan untuk menjaga inflasi yang rendah dan stabil, dengan tetap memperhatikan kestabilan sistem keuangan. Sebaliknya, kebijakan erbankan tidak hanya fokus kepada upaya menopang industri perbankan, tetapi juga mendukung stabilitas makroekonomi dan menopang aktivitas perekonomian. Dalam perspektif yang lebih luas, koordinasi dengan kebijakan fiskal dan kebijakan sektor rill akan terus ditingkatkan guna menciptkan fondasi yang kokoh bagi pencapaian pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan ke depan. (dalam Outlook BI, 2009:54) Kebijakan perbankan diarahkan untuk memperkuat ketahanan perbankan sekaligus meningkatkan fungsi intermediasi perbankan, serta mendorong pendalaman pasar keuangan. Kebijakan sistem pembayaran juga diarahkan untuk mendukung penciptaan stabilitas sistem keuangan serta peningkatan efektivitas transmisi kebijakan moneter. Kebijakan moneter Bank Indonesia 2010 diarahkan untuk mencapai sasaran inflasi yang ditetapkan 5%+1% dengan tetap memperhatikan stabilitas sistem keuangan dan memfasilitasi momentum pertumbuhan ekonomi. (dalam Outlook BI, 2008:33) 10) Peningkatan Partisipasi Semua Unsur Negara Peningkatan pemahaman akan memungkinkan proses persiapan tidak hanya dilakukan oleh pihak pemegang otoritas terkait, tetapi juga bersama-sama dengan segenap pemangku kepentingan (stakeholders). Efek negatif dari integrasi yang mungkin terjadi dalam jangka pendek harus secara jelas dikomunikasikan pada sektor-sektor yang terpengaruh untuk membantu persiapan mereka melalui pelatihan ulang, peningkatan ketrampilan, peralihan peralihan perlahan kepekerjaan lain. Adanya konsultasi yang intensif dengan kelompok yang terpengaruh dapat menghindari reaksi yang tidak diinginkan. (dalam BPPK Kemenlu RI, 2008:70) Hubunga H u b u n g a n I n t e r n a s i o n a l Page 15
  • 16. Hubunga H u b u n g a n I n t e r n a s i o n a l Page 16 E. Kebijakan Industri Nasional untuk Menyongsong AEC 2015 Dalam menghadapi pasar tunggal di ASEAN tahun 2015 nanti, orientasi kebijakan industri nasional harus berubah,tidak lagi berorietasi jangka pendek seperti memberikan subsidi dan intensif pajak (yang sekedar untuk menarik minat investor, khususnya asing), namun berorientasi jangka panjang yakni meningkatkan daya saing industri nasional, dengan atau tanpa investor asing. Berikut ini adalah beberapa Kebijakan Penting yang Berorientasi Daya Saing (T.H. Tambunan, 2013) : 1) Pengembangan Kawasan Industri Kebijakan industri yang mendukung/ mempercepat pengembangan kawasan industry sangat diperlukan, karena kawasan industri atau dalam sebutan lainnya, sentra atau klaster, merupakan, paling tidak secara teori, factor pertumbuhan industri paling efektif yang antara lain disebabkan oleh adanya ‘efisiensi aglomerasi’. 2) Peningkatan Kemampuan Teknologi dan Inovasi Untuk bisa unggul di dalam persaingan global sekarang ini dan terutama di masa depan, kemampuan teknologi dan inovasi (dalam produk maupun produksi) merupakan suatu keharusan. 3) Hilirisasi Industri Diperlukan kebijakan industri yang mendukung hilirisasi industri di dalam negeri, baik hilirisasi industri ekspor maupun hilirisasi industri impor, yang pertama itu diperlukan agar Indonesia dapat menikmati lebih besar nilai tambah dari ekspor, atau agar dapat memberikan lebih besar nilai tambah bagi ekspor Indonesia, mengingat masih besarnya porsi ekspor bahan mentah yang memiliki nilai tambah rendah dalam struktur ekspor nasional. 4) Peningkatan Standarisasi Produk Industri Standardisasi produk menjadi salah satu keharusan. Akan semakin sulit barang Indonesia masuk ke negara-negara lain jika tidak memenuhi standar-standar regional/global yang berlaku. Langkah-langkah praktis yang diperlukan dari Kementerian Perindustrian untuk meningkatkan produk Indonesia yang memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) adalah antara lain: pendampingan, bantuan teknis,
  • 17. akses ke informasi, pelatihan, bantuan pendanaan, dan upaya-upaya lainnya agar mempermudah khususnya UMKM mendapatkan sertifikasi yang berkaitan dengan standardisasi, termasuk akses ke lanoratorium standardisasi dengan biaya yang terjangkau. 5) Modernisasi Pabrik-pabrik Banyak komoditi atau barang industri yang mana sebenarnya Indonesia mempunyai keunggulan atas negara-negara lain karena antara lain bahan baku berlimpah dan potensi sumber daya manusia (SDM) sangat banyak. Namun dalam beberapa dekade terakhir ini Indonesia cenderung semakin merosot daya saingnya untuk tiga kelompok industri tersebut yang dapat dilihat jelas dengan semakin besar impor Indonesia untuk ketiga produk itu.Salah satu penyebabnya adalah sebagian besar pabrik-pabrik yang ada di dalam negeri sudah sangat tua dengan mesin-mesin yang sudah seharusnya diganti dengan mesin-mesin baru. Hubunga H u b u n g a n I n t e r n a s i o n a l Page 17 F. Langkah-langkah yang telah dilakukan oleh Indonesia Sejauh ini, langkah-langkah yang telah dilakukan oleh Indonesia berdasarkan rencana strategis pemerintah untuk menghadapi AEC, antara lain (sholeh, 2013): 1. Penguatan Daya Saing Ekonomi Pada tanggal 27 Mei 2011 Pemerintah meluncurkan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). MP3EI merupakan perwujudan transformasi ekonomi nasional dengan orientasi yang berbasis pada pertumbuhan ekonomi yang kuat, inklusif, berkualitas, dan berkelanjutan. Sejak MP3EI diluncurkan sampai akhir Desember 2011 telah dilaksanakan Groundbreaking sebanyak 94 proyek investasi sektor riil dan pembangunan infrastruktur dengan total nilai investasi Rp 499,5 triliun yang terdiri dari nilai investasi untuk sektor riil Rp357,8 triliun (56 proyek) dan infrastruktur Rp 141,7 triliun (38 proyek), yang akan dibiayai oleh Pemerintah senilai Rp 71,6 triliun (24 proyek), BUMN senilai Rp 131,0 triliun (24 proyek), swasta senilai Rp 168,6 trilliun (38 proyek) dan melalui Kerjasama Pemerintah Swasta/KPS senilai Rp 128,3 triliun (8 proyek). (dalam Bappenas RI Buku II, 2012:27)
  • 18. Hasilnya, Perekonomian Indonesia pada tahun 2011 tumbuh 6,5%, lebih tinggi dari tahun sebelumnya (6,2%) dengan investasi dan industri pengolahan sebagai penggeraknya. Neraca pembayaran mencatat surplus baik pada neraca transaksi berjalan maupun neraca modal dan finansial. Cadangan devisa meningkat menjadi USD 110,1 miliar. Stabilitas ekonomi tahun 2011 tetap terjaga. Nilai tukar rupiah kembali menguat dan kembali stabil setelah melemah oleh kekuatiran terhadap imbas krisis utang Eropa pada bulan September dan Oktober 2011. Laju inflasi tahun 2011 terkendali sebesar 3,8%. (dalam Bappenas RI, 2012:27) 2. Program ACI (Aku Cinta Indonesia) Program ini direalisasikan dalam bentuk kegiatan-kegiatan kampanye dan ajakan dalam menggunakan produk-produk dalam negeri, antara lain adalah: ACI (Aku Cinta Indonesia). Program ini merupakan salah satu gerakan ‘Nation Branding’ yang merupakan bagian dari pengembangan ekonomi kreatif yang termasuk dalam Inpres No.6 Tahun 2009 yang berisikan Program Ekonomi Kreatif bagi 27 Kementrian Negara dan Pemda. Gerakan ini sendiri masih berjalan sampai sekarang dalam bentuk kampanye nasional yang terus berjalan dalam berbagai produk dalam negeri seperti busana, aksesoris, entertainment, pariwisata dan lain sebagainya. (dalam Kemendag RI : 2009:17) 3. Penguatan Sektor UMKM Dalam rangka meningkatkan pertumbuhan UMKM di Indonesia, pihak Kadin telah mengadakan beberapa program, antara lainnya adalah ‘Pameran Koperasi dan UKM Festival’ pada 5 Juni 2013 lalu yang diikuti oleh 463 KUKM. Acara yang diselenggarakan oleh Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah ini bertujuan untuk memperkenalkan produk-produk UKM yang ada di Indonesia dan juga sebagai stimulan bagi masyarakat untuk lebih kreatif lagi dalam mengembangkan usaha kecil serta menengah. Dari segi pendanaan sendiri, pemerintah telah mensosialisasikan dan menjalankan program KUR (Kredit Usaha Rakyat). Pemberlakuan program KUR merupakan tindak lanjut dari ditandatanganinya Nota Kesepahaman Bersama (MoU) pada tanggal 9 Oktober 2007 tentang Penjaminan Kredit/Pembiayaan kepada UMKM dan Hubunga H u b u n g a n I n t e r n a s i o n a l Page 18
  • 19. Koperasi antara Pemerintah (Menteri Negara Koperasi dan UKM, Menteri Keuangan, Menteri Pertanian, Menteri Kehutanan, Menteri Kelautan dan Perikanan, Menteri Perindustrian, Perusahaan Penjamin (perum Sarana Pengembangan Usaha dan PT. Asuransi Kredit Indonesia) dan Perbankan (Bank BRI, Bank Mandiri, Bank BNI, Bank BTN, Bank Bukopin, dan Bank Syariah Mandiri). KUR ini didukung oleh Kementerian Negara BUMN, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian serta Bank Indonesia. (www.depkop.go.id, diakses pada 16 Maret 2013) Hasil pelaksanaan program-program terkait pemberdayaan koperasi dan UMKM pada tahun 2011 antara lain penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp. 29,0 triliun untuk lebih dari 1,9 juta UMKM dan koperasi, dengan rata-rata kredit pembiayaan sebesar Rp. 15,12 juta. Tingkat pengembalian KUR cukup baik dengan kredit macet hanya sebesar 2,1%. Volume penyaluran KUR tersebut dapat dicapai dengan dukungan dana penjaminan kredit secara penuh pada tahun 2011. (dalam Bappenas RI Buku II, 2012:32) 4. Perbaikan Infrastruktur Dalam rangka mendukung peningkatan daya saing sektor riil, selama tahun 2010 telah berhasil dicapai peningkatan kapasitas dan kualitas infrastruktur seperti prasarana jalan, perkeretaapian, transportasi darat, transportasi laut, transportasi udara, komunikasi dan informatika, serta ketenagalistrikan: Perbaikan Akses Jalan dan Transportasi Pembangunan prasarana jalan telah menghasilkan capaian preservasi jalan nasional sepanjang 43.140 km dan jembatan sepanjang 181.070 m, serta peningkatan kapasitas jalan sepanjang 1.790 km jalan dan 4.540 m jembatan pada lintas utama yaitu Lintas Timur Sumatera, Pantura Jawa, lintas selatan Kalimantan, lintas barat Sulawesi, dan lintas lainnya di Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Selain itu, bidang transportasi laut melaksanakan Pemasangan sistem National Single Window di pelabuhan Tanjung Priok, melaksanakan pengembangan Pelabuhan Tanjung Priok, dan Belawan. (dalam Bappenas RI Buku I, 2011:4) Perbaikan dan Pengembangan Jalur TIK Hubunga H u b u n g a n I n t e r n a s i o n a l Page 19
  • 20. Untuk pembangunan komunikasi dan informatika tahun 2010 telah dicapai diantaranya: a. Penyediaan layanan pos di 2.363 kantor pos cabang luar kota (kpclk) b. Beroperasinya akses telekomunikasi di 27.670 desa dan Pusat Layanan Internet Hubunga H u b u n g a n I n t e r n a s i o n a l Page 20 Kecamatan (PLIK) di 4.269 desa ibukota kecamatan c. Dimulainya pembangunan Nusantara Internet Exchange (NIX) di Medan, Surabaya, Balikpapan, dan Makassar d. Pembangunan 15 Desa Informasi e. Beroperasinya pemancar TVRI di 30 lokasi (on air) f. Fembangunan pemancar TV digital di Jakarta, Surabaya, dan Batam g. G dimulainya penyediaan jasa akses internet melalui community access point di 222 kecamatan di Lampung, Jawa Barat, dan Banten h. Meningkatnya teledensitas total akses telekomunikasi menjadi 95,47% (Q3/2010). Pada tahun 2011 diperkirakan dapat dicapai : (a) penyediaan layanan pos PSO di 2.515 kcplk; (b) penyelesaianpenyediaan jasa akses telekomunikasi dan internet di 33.187 desa (Desa Berdering) dan 5.748 desa ibukota kecamatan; (c) penyelesaian pembentukan dan dimulainya pemanfaatan Information and Communications Technology (ICT) Fund; (d) selesainya pembangunan jaringan backbone serat optik link Mataram-Kupang; (e) pengesahan RPP UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik; (f) penyelesaian penyusunan Rencana Induk (Master Plan) e-Government Nasional; serta (g) selesainya pengembangan sistem e-pendidikan di 240 sekolah di provinsi DIY sehingga menjadi 350 dari target 500 sekolah. (dalam Bappenas RI Buku I, 2011:6) Perbaikan dan Pengembangan Bidang Energi Listrik Untuk mendukung kemandirian energi dan memenuhi pasokan listrik nasional, selama tahun 2010 telah dibangun jaringan transmisi tenaga listrik dengan total panjang 38.825 kms. Disamping itu terjadi penambahan kapasitas panas bumi sebesar 127 MW, sehingga secara total, kapasitas terpasang pembangkit energi panas bumi menjadi 1.189 MW, dan kapasitas pembangkit dapat ditingkatkan menjadi 32.864
  • 21. MW. Upaya tersebut menambah peningkatan rasio elektrifikasi menjadi sebesar 67,20% dan rasio listrik perdesaan menjadi 92,5%. Pemerintah juga telah melakukan pembangunan jaringan distribusi gas untuk rumah tangga di kota Tarakan, Depok, Bekasi dan Sidoarjo. (dalam Bappenas Ri BUku I, 2011:7) 5. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Salah satu jalan untuk meningkatkan kualitas SDM adalah melalui jalur pendidikan, Guna mendukung penuntasan Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun, Pemerintah menaikkan satuan biaya program BOS pada jenjang SD/MI/Salafiyah Ula dari Rp 397 ribu (kabupaten) dan Rp 400 ribu (kota) pada periode 2009-2011 menjadi Rp 580 ribu/siswa/tahun pada tahun 2012, yang mencakup 31,32 juta siswa. Adapun pada jenjang SMP/MTs/Salafiyah Wustha satuan biaya dinaikkan dari Rp 570 ribu (kabupaten) dan Rp 575 ribu (kota) menjadi Rp 710 ribu/siswa/tahun, yang mencakup 13,38 juta siswa. Selain itu, dalam rangka memberikan layanan pendidikan yang bermutu, pemerintah telah membangun sarana dan prasarana pendidikan secara memadai, termasuk rehabilitasi ruang kelas rusak berat. Data Kemdikbud tahun 2011 menunjukkan bahwa masih terdapat sekitar 173.344 ruang kelas jenjang SD dan SMP dalam kondisi rusak berat. (dalam Bappenas RI Buku I, 2011:36) 6. Reformasi Kelembagaan dan Pemerintahan Dalam rangka mendorong Percepatan Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi, telah ditetapkan strategi nasional pencegahan dan pemberantasan korupsi jangka panjang 2012-2025 dan menengah 2012-2014 sebagai acuan bagi seluruh pemangku kepentingan untuk pelaksanaan aksi setiap tahunnya. Upaya penindakan terhadap Tindak Pidana Korupsi (TPK) ditingkatkan melalui koordinasi dan supervisi yang dilakukan oleh KPK kepada Kejaksaan dan Kepolisian. Selama tahun 2011, KPK telah melakukan strategi peningkatan koordinasi dalam penyelidikan, penyidikan dan penuntutan TPK dengan instansi terkait, melakukan 447 kegiatan supervisi terhadap perkara TPK yang ditangani oleh Kejaksaan dan Kepolisian melalui pelaksanaan gelar perkara, analisis perkara dan pelimpahan perkara ke Kepolisian dan Kejaksaan serta meminta informasi tentang perkembangan penanganan perkara TPK kepada Hubunga H u b u n g a n I n t e r n a s i o n a l Page 21
  • 22. Kepolisian dan Kejaksaan melalui permintaan Surat Perintah Dimulainya Penyidikan (SPDP). (dalam Bappenas RI Buku I, 2011:21) Hubunga H u b u n g a n I n t e r n a s i o n a l Page 22
  • 23. Hubunga H u b u n g a n I n t e r n a s i o n a l Page 23 Penutup Kesimpulan ASEAN Economic Community 2015 dapat menjadi kebangkitan kejayaan perekonomian Indonesia jika Indonesia mampu meningkatkan daya saingnya dan memanfaatkan peluang yang terbuka lebar di pasar ASEAN. Pengusaha Indonesia harus mampu memproduksi barang berkualitas dan berdaya saing tinggi. Disamping itu orientasi kebijakan industri nasional harus berubah,tidak lagi berorietasi jangka pendek seperti memberikan subsidi dan intensif pajak (yang sekedar untuk menarik minat investor, khususnya asing), namun berorientasi jangka panjang yakni meningkatkan daya saing industri nasional, dengan atau tanpa investor asing. Saran Diperlukan sosialisasi yang lebih luas tentang ASEAN Economic Community 2015 kepada masyarakat. Hal ini untuk meningkatkan perhatian masyarakat serta pengetahuan tentang AEC ini merupakan hal yang sangat diperlukan oleh seluruh masyarakat bukan hanya jajaran pejabat pemerintahan saja mengingat pelaksanaan ASEAN Economic Communit yang semakin dekat. Diperlukan kedisiplinan dari pihak pemerintah terutama dalam rangka mempersiapkan realisasi adanya AEC 2015 mendapatkan banyak tanggapan akan berpengaruh negative terhadap Indonesia. Dismaping itu IPTEK juga merupakan salah satu modal utama masyarakat dalam menghadapi modernisasi dan globalisasi. Oleh karena itu IPTEK seharsnya juga mendpatkan perhatian khusus dari pemerintaha sebagai bagian dari strategi Indonesia menghadapi AEC 2015
  • 24. Hubunga H u b u n g a n I n t e r n a s i o n a l Page 24 Daftar Pustaka T.H Tambunan, Tulus. 2013. Kebijakan Industri dalam menyongsong ME-ASEAN 2015. Departement for Business and Diplomatic Studies. Parpol dan Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015. No.8. Mei 2013 Siaran Pers.2013. Peningkatan Daya Saing Kunci Kesuksesan MEA 2015. 5 September 2013. Jakarta H, Dhenny dan Pazli.2013. Peluang dan tantangan Indonesia dalam Keikutsertaan Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015. Sholeh.2013. Persiapan Indonesia dalam Menghadapi AEC (ASEAN Aconomic Community) 2015. Jurnal Ilmu Hubungan Internasional. 1(2):509-522 Bustami, Gusmardi. 2009. Menuju ASEAN Aconomic Community 2015 Kurniati, Kiki. 2011. Implementasi AEC Blueprint di Indonesia menuju Terwujudnya ASEAN Economic Community (AEC) 2015. Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa Universitas Jambi