SlideShare a Scribd company logo
PRACTICAL
OPHTALMOLOGY
CHAPTER 10
Banatidika Ikrarida D
G99181013
PEMBIMBING:
dr. Retno Widiati Sp.M
Biomikroskop lampu celah (slit lamp) adalah
instrumen unik yang memungkinkan
pembesaran pemeriksaan transparan atau
tembus pada jaringan mata penampang
melintang. Slit lamp meningkatkan
pemeriksaan luar dengan pandangan
binokular, stereoskopik; lebar rentang
perbesaran (10x-500x); dan penerangan
dengan berbagai macam bentuk serta
intensitas untuk menyoroti berbagai aspek
jaringan mata.
2
BIOMIKROSKOPI
LAMPU CELAH
Slit lamp sangat diperlukan untuk pemeriksaan
terperinci hampir semua jaringan mata dan beberapa
adneksanya. Hal ini digunakan untuk pemeriksaan
dari segmen anterior, yang termasuk vitreous anterior
dan struktur-strukturnya. Sebagian besar jaringan
segmen anterior terlihat langsung dengan slit lamp
saja, tanpa variasi khusus pada teknik atau alat atau
lensa tambahan
3
PEMAKAIAN SLIT LAMP
4
(1) Eyepieces , tempat pemeriksa melihat
(2) Lengan penglihatan
(3) Tempat mata melihat akan dilakukan
pembesaran
(4) Tuas (atau terkadang tombol) untuk
menyesuaikan pembesaran
(5) Lengan iluminasi, dapat diayunkan 180 °,
memungkinkan pemeriksa untuk
mengarahkan pancaran cahaya di mana saja
antara hidung dan temporal mata yang sedang
diperiksa
(6) Rumah lampu, terdapat bola lampu yang
merupakan sumber cahaya
Bagian Slit Lamp
Gambar 10.1 Bagian dari lampu celah (Haag-Streit 900).
5
7) Disk yang menunjukkan panjang berkas cahaya
yang digunakan;
8) tuas untuk mengatur variasi kecerahan sinar
cahaya, bisa juga mengatur filter cahaya kobalt-
biru atau red-free
9) tombol proyeksi knurled, memvariasikan panjang
(tinggi) dari berkas cahaya
10) Knob yang dapat dilonggarkan untuk melepaskan
lengan iluminasi didekat hidung atau temporal,
berfungsi untuk retroillumination dari fundus
dan untuk teknik pencahayaan sclerotic scatter
11) Knob ganda knurled untuk mengubah lebar
berkas cahaya.
12) Bingkai posisi pasien
Bagian Slit Lamp
Gambar 10.1 Bagian dari lampu celah (Haag-Streit 900).
6
13) Dua batang logam tegak yang terpasang tali dahi
14) Tempat dagu pasien, bisa terdapat kertas sekali
pakai
15) Tombol untuk mengatur ketinggian tempat
dagu
16) Lampu fiksasi, untuk mengarahkan pandangan
pasien pada mata yang tidak diperiksa,
alternatifnya pasien melihat telinga pemeriksa
17) Kontrol joystick slit lamp, untuk menggeser
lengan pandang dan lengan iluminasi ke depan,
ke belakang, lateral, atau diagonal
18) Tombol pengunci
Bagian Slit Lamp
Gambar 10.1 Bagian dari lampu celah (Haag-Streit 900).
7
Kepala pasien diposisikan dengan dagu diletakan di cekungan dan
dahi di tali dahi. Kertas dagu pasien yang terakhir digunakan
dibuang dan dibuka kertas baru untuk pasien baru. Jika tidak
tersedia, maka pasien dapat meminta pemeriksa untuk mengelap
cekungan dagu bekas pasien sebelumnya dengan alkohol swab atau
tissue.
mata pasien diatur sejajar dengan garis demarkasi hitam tepat di
bawah tali dahi.
menjaga dahi tetap di depan, jika perlu ada asisten yang mendorong
untuk menjaga dahi pasien agar tidak bergerak.
Mempersiapkan dan Memposisikan Pasien
8
Anak-anak sering mengalami kesulitan untuk mencapai sandaran
dagu dan tali dahi, untuk dapat melakukannya dengan lebih mudah
mereka harus berlutut di kursi pemeriksaan.
Sesuaikan pengaturan pada slit lamp sehingga pasien tidak merasakan
cahaya terlalu terang dan tidak nyaman saat instrumen diputar
Selalu tanyakan apakah pasien merasa nyaman sebelum memulai
pemeriksaan
9
Slit lamp menawarkan enam opsi penerangan utama, masing-
masing memiliki properti dan penggunaan khusus:
• Diffuse Illumination
• Direct focal illumination
• Specular reflection
• Transillumination, atau retroillumination
• Indirect lateral illumination
• Sclerotic scatter
PRINSIP PENERANGAN
SLIT LAMP
10
Diffuse Illumination
Diffuse illumination digunakan terutama untuk mendapatkan gambaran jaringan
permukaan mata (misalnya, konjungtiva bulbar dan palpebral), meskipun bisa
juga untuk memeriksa struktur intraokular (iris, kapsul lensa). Hal itu bisa
digunakan dengan cahaya putih atau dengan filter kobalt-biru atau red-free.
Diffuse illumination dengan cahaya
putih untuk mengevaluasi
konjungtivitis membran (adenoviral).
filter kobalt-biru untuk menunjukkan
film air mata dengan
membran anterior distrofi kornea.
membentuk bintik - bintik kering
filter red-free (hijau) untuk
meningkatkan visibilitas rosebengal
pewarna merah, yang telah
menodai keratin di intraepitel
(skuamosa) neoplasia
11
(A) Parallelepiped kornea (sinar medium-width) dicapai dengan direct focal
illumination;
permukaan 1-2-3-4 mewakili permukaan epitel kornea; permukaan 5-6-7-8 adalah
endotel kornea; dan permukaan 2-6-4-8 dan 1-5-3-7 mewakili penampang
melintang kornea.
(B) Foto klinis parallelepiped kornea berasal dari arah nasal (mata kanan) dan
menunjukkan kornea membran-anterior (map-dot-fingerprint) distrofi
Direct Focal Illumination
superfisial (intraepitelial) keratin di
intraepitel kornea (skuamosa)
neoplasia.
12
Specular reflection, atau cahaya yang dipantulkan, digunakan terutama untuk
pemeriksaan endotel kornea, meskipun juga dapat digunakan untuk memeriksa
permukaan anterior kornea atau lensa. Untuk mencapai refleksi specular, pemeriksa
mengarahkan berkas cahaya medium sampai sempit ke arah mata dari sisi temporal.
Sudut pencahayaan harus lebar (50 ° -60 °) relatif terhadap axis pengamatan
pemeriksa. Zona refleksi specular akan terlihat jelas pada temporal, midperipheral
epitel kornea
Specular Reflection
Refleksi specular dapat terlihat
guttae kornea dalam (seperti kulit
jeruk, lekukan gelap
endotelium yang disebabkan
oleh ekskresi fokal
membran Descemet) pada
distrofi kornea Fuchs awal
13
Teknik ini memungkinkan deteksi vakuola edema di epitel kornea, pembuluh darah di
kornea, deposit atau kelainan lainnya dari permukaan posterior kornea, dan robekan atau
area atrofi pada iris
TRANSILLUMINATION
Retroilluminasi dari fundus (refleks
merah) terdapat kelainan vesikular
kornea posterior (di bagian atas area
pupil), menunjukkan distrofi kornea
polimorf posterior
Kalsium superfisial (pada lapisan Bowman) dibuat dengan
transiluminasi kornea oleh cahaya yang dipantulkan dari
iris; parallelepiped kornea ada di sebelah kiri deposit
kalsium ovoid, yang disorot oleh cahaya (tidak fokus) dari
iris
14
cahaya diarahkan hanya ke sisi lesi untuk diperiksa. Beberapa cahaya
memasuki lesi, menyebabkannya bersinar dari dalam (Gambar 10.10). Jenis
penerangan ini paling berguna untuk lesi tembus seperti beberapa
kekeruhan kornea atau nodul iris
Indirect Lateral
Illumination
Indirect lateral illumination
membuat terlihat dua diinduksi
secara imunologis (catarrhal)
infiltrat menyusup ke kanan
berkas cahaya, mewakili
hipersensitivitas terhadap
antigen bakteri pada
konjungtivitis stafilokokus.
15
untuk mendeteksi kekeruhan kornea yang halus. Daerah yang kurang
transparan menjadi sorotan karena mereka menyebarkan cahaya yang
dipantulkan secara internal
Sclerotic Scatter
Sclerotic scatter menghasilkan
difus cahaya limbus dan cahaya
latar dari semua kekeruhan
kornea, seperti kornea verticillata
(seperti whorl-like)sekunder
akibat deposisi epitel dari
amiodaron obat oral
16
Memindahkan berkas cahaya (biasanya bagian optik) dari sisi ke sisi
kadang-kadang bisa membuat kekeruhan halus menjadi lebih jelas
dengan memungkinkan mereka untuk dilihat secara bergantian
dengan pencahayaan langsung dan tidak langsung. Menyapu bagian
optik dari limbus ke limbus berulang kali dapat mendeteksi derajat
tipis penipisan kornea, seperti pada keratoconus ringan
Oscillatory Illumination
Slit Lamp Photography
Gonioskopi
Tonometri Goldmann
Pemeriksaan Fundus
dengan Slit Lamp
Slit Lamp sebagai
Alat Ukur
17
TEKNIK KHUSUS
18
Dimensi struktur mata atau lesi dapat diukur, dan kemudian dicatat dalam
milimeter atau sepersepuluh milimeter, dengan mencocokkan panjang berkas
cahaya slit lamp sampai batas horisontal dan vertikal subjek yang menarik.
Sebagian besar slit lamp memiliki tombol yang, ketika diputar, mengubah
ketinggian berkas cahaya; kenop dikaitkan dengan skala milimeter.
Metode lain untuk mengukur lesi adalah penggunaan ocular yang mengandung
skala mikrometer (Gambar 10.12). Gambar skala ditumpangkan pada pandangan
pemeriksa mata, memungkinkan untuk pengukuran langsung.
Slit Lamp sebagai Alat Ukur
19
Gonioskopi adalah pemeriksaan anterior
chamber (di mana kornea perifer bertemu iris
perifer) dengan cara refracting atau reflecting
lensa kontak (gonioprism, atau goniolens) .
Goniolens memungkinkan cahaya dari slit
lamp untuk masuk dan keluar dari sudut,
yang dilain sisi tidak mungkin dilakukan
GONIOSKOPI
(A) Pachymeter (atau pachometer)
untuk mengukur ketebalan kornea
atau kedalaman, dipasang pada
slit lamp.
(B) Membagi gambar dari bagian
optik yang disediakan pachymeter
disatukan untuk mengukur
ketebalan kornea.
2
0
Pemeriksaan segmen posterior (vitreous dan retina) bisa dilakukan dengan slit
lamp dan dua jenis lensa aksesori: lensa Hruby dan lensa kondensasi genggam.
Lensa Hruby adalah lensa plano-cekung yang sering menempel pada slit lamp.
Ketika diayunkan ke posisi di depan mata pasien, lensa Hruby memungkinkan
cahaya dari slit lamp menjadi fokus ke segmen posterior mata, memungkinkan
pemeriksaan fundus
Lensa fundus kondensasi tinggi plus adalah lensa genggam yang digunakan
untuk pemeriksaan fundus dengan biomicroscopy slit-lamp tidak langsung.
Lensa +90 D dan +78 D yang paling sering digunakan, tetapi lensa dengan range
antara +60 D hingga +132 D bisa digunakan. Fungsi lensa ini sama dengan lensa
Hruby
Pemeriksaan Fundus
dengan Slit Lamp
21
Tonometer Goldmann yang terpasang pada slit lamp digunakan untuk
mengukur tekanan intraokular. Prosedur ini membutuhkan penggunaan
pewarna fluorescein dan filter biru kobalt slit lamp
TONOMETRI GOLDMAN
Slit Lamp Photography
Beberapa slit lamp memiliki diameter 35 mm atau terpasang kamera
digital, memungkinkan fotografi klinis. Penggunaan dua kamera
semacam itu pada slit lamp membuat fotografi stereoskopis dapat
dilakukan. Terkadang kamera video terhubung ke slit lamp
22
THANKS

More Related Content

Similar to Ophtalmology

Alat Alat Optik
Alat Alat OptikAlat Alat Optik
Alat Alat Optik
Ghins GO
 
KKD SEGMENT POSTERIOR, ISIHARA.pptx
KKD SEGMENT POSTERIOR, ISIHARA.pptxKKD SEGMENT POSTERIOR, ISIHARA.pptx
KKD SEGMENT POSTERIOR, ISIHARA.pptx
ssuser7f39e0
 
INDRA PENGLIHATAN - Copy.pptx
INDRA PENGLIHATAN - Copy.pptxINDRA PENGLIHATAN - Copy.pptx
INDRA PENGLIHATAN - Copy.pptx
EffranZudeta1
 
Alat indra
Alat indraAlat indra
Alat indra
Ria Risnasari
 
Alat Optik
Alat OptikAlat Optik
Alat Optik
DendiRamadhan2
 
Makalah alat indra
Makalah alat indraMakalah alat indra
Makalah alat indra
Septian Muna Barakati
 
Alat optik
Alat optik Alat optik
Alat optik
annisnuruli
 
Tugas fisika
Tugas fisikaTugas fisika
Tugas fisika
Nurkasim Muhammad
 
ANFIS_Mata_pptx.pptx
ANFIS_Mata_pptx.pptxANFIS_Mata_pptx.pptx
ANFIS_Mata_pptx.pptx
AhmadRosuli
 
alat optik
alat optik alat optik
alat optik
fina fitrilitha
 
Bab ii..
Bab ii..Bab ii..
Alat alat optik
Alat alat optikAlat alat optik
Alat alat optik
nurainiai
 
Biooptik fisika kel2.2
Biooptik fisika kel2.2Biooptik fisika kel2.2
Biooptik fisika kel2.2megaapr
 
Biooptik fisika kel2.2
Biooptik fisika kel2.2Biooptik fisika kel2.2
Biooptik fisika kel2.2megaapr
 
Biooptik fisika kel2.2
Biooptik fisika kel2.2Biooptik fisika kel2.2
Biooptik fisika kel2.2megaapr
 

Similar to Ophtalmology (20)

Alat alat optik1
Alat   alat optik1Alat   alat optik1
Alat alat optik1
 
Alat Alat Optik
Alat Alat OptikAlat Alat Optik
Alat Alat Optik
 
KKD SEGMENT POSTERIOR, ISIHARA.pptx
KKD SEGMENT POSTERIOR, ISIHARA.pptxKKD SEGMENT POSTERIOR, ISIHARA.pptx
KKD SEGMENT POSTERIOR, ISIHARA.pptx
 
INDRA PENGLIHATAN - Copy.pptx
INDRA PENGLIHATAN - Copy.pptxINDRA PENGLIHATAN - Copy.pptx
INDRA PENGLIHATAN - Copy.pptx
 
Alat indra
Alat indraAlat indra
Alat indra
 
Alat Optik
Alat OptikAlat Optik
Alat Optik
 
Makalah alat indra
Makalah alat indraMakalah alat indra
Makalah alat indra
 
Alat optik
Alat optik Alat optik
Alat optik
 
Indera Manusia
Indera ManusiaIndera Manusia
Indera Manusia
 
Tugas fisika
Tugas fisikaTugas fisika
Tugas fisika
 
ANFIS_Mata_pptx.pptx
ANFIS_Mata_pptx.pptxANFIS_Mata_pptx.pptx
ANFIS_Mata_pptx.pptx
 
alat optik
alat optik alat optik
alat optik
 
Bab ii..
Bab ii..Bab ii..
Bab ii..
 
Bab ii..
Bab ii..Bab ii..
Bab ii..
 
Alat alat optik
Alat alat optikAlat alat optik
Alat alat optik
 
Alat optik
Alat optikAlat optik
Alat optik
 
Biooptik fisika kel2.2
Biooptik fisika kel2.2Biooptik fisika kel2.2
Biooptik fisika kel2.2
 
Biooptik fisika kel2.2
Biooptik fisika kel2.2Biooptik fisika kel2.2
Biooptik fisika kel2.2
 
Biooptik fisika kel2.2
Biooptik fisika kel2.2Biooptik fisika kel2.2
Biooptik fisika kel2.2
 
Alat optik
Alat optikAlat optik
Alat optik
 

Recently uploaded

Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptxAspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
PutriHanny4
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
LyanNurse1
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
BayuEkaKurniawan1
 
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.pptPelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
andiaswindahlan1
 
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternakPowerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
adevindhamebrina
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
EmohAsJohn
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
hadijaul
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
Datalablokakalianda
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
fitrianakartikasari5
 
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
adwinhadipurnadi
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
arikiskandar
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
MuhammadAuliaKurniaw1
 
graves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiologygraves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiology
RheginaSalsabila
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
andiulfahmagefirahra1
 
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.pptBahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
UmmyKhairussyifa1
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
MuhammadAuliaKurniaw1
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
Jumainmain1
 
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
kirateraofficial
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
MuhammadAlFarizi88
 

Recently uploaded (19)

Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptxAspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
 
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.pptPelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
 
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternakPowerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
 
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
 
graves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiologygraves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiology
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
 
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.pptBahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
 
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
 

Ophtalmology

  • 1. PRACTICAL OPHTALMOLOGY CHAPTER 10 Banatidika Ikrarida D G99181013 PEMBIMBING: dr. Retno Widiati Sp.M
  • 2. Biomikroskop lampu celah (slit lamp) adalah instrumen unik yang memungkinkan pembesaran pemeriksaan transparan atau tembus pada jaringan mata penampang melintang. Slit lamp meningkatkan pemeriksaan luar dengan pandangan binokular, stereoskopik; lebar rentang perbesaran (10x-500x); dan penerangan dengan berbagai macam bentuk serta intensitas untuk menyoroti berbagai aspek jaringan mata. 2 BIOMIKROSKOPI LAMPU CELAH
  • 3. Slit lamp sangat diperlukan untuk pemeriksaan terperinci hampir semua jaringan mata dan beberapa adneksanya. Hal ini digunakan untuk pemeriksaan dari segmen anterior, yang termasuk vitreous anterior dan struktur-strukturnya. Sebagian besar jaringan segmen anterior terlihat langsung dengan slit lamp saja, tanpa variasi khusus pada teknik atau alat atau lensa tambahan 3 PEMAKAIAN SLIT LAMP
  • 4. 4 (1) Eyepieces , tempat pemeriksa melihat (2) Lengan penglihatan (3) Tempat mata melihat akan dilakukan pembesaran (4) Tuas (atau terkadang tombol) untuk menyesuaikan pembesaran (5) Lengan iluminasi, dapat diayunkan 180 °, memungkinkan pemeriksa untuk mengarahkan pancaran cahaya di mana saja antara hidung dan temporal mata yang sedang diperiksa (6) Rumah lampu, terdapat bola lampu yang merupakan sumber cahaya Bagian Slit Lamp Gambar 10.1 Bagian dari lampu celah (Haag-Streit 900).
  • 5. 5 7) Disk yang menunjukkan panjang berkas cahaya yang digunakan; 8) tuas untuk mengatur variasi kecerahan sinar cahaya, bisa juga mengatur filter cahaya kobalt- biru atau red-free 9) tombol proyeksi knurled, memvariasikan panjang (tinggi) dari berkas cahaya 10) Knob yang dapat dilonggarkan untuk melepaskan lengan iluminasi didekat hidung atau temporal, berfungsi untuk retroillumination dari fundus dan untuk teknik pencahayaan sclerotic scatter 11) Knob ganda knurled untuk mengubah lebar berkas cahaya. 12) Bingkai posisi pasien Bagian Slit Lamp Gambar 10.1 Bagian dari lampu celah (Haag-Streit 900).
  • 6. 6 13) Dua batang logam tegak yang terpasang tali dahi 14) Tempat dagu pasien, bisa terdapat kertas sekali pakai 15) Tombol untuk mengatur ketinggian tempat dagu 16) Lampu fiksasi, untuk mengarahkan pandangan pasien pada mata yang tidak diperiksa, alternatifnya pasien melihat telinga pemeriksa 17) Kontrol joystick slit lamp, untuk menggeser lengan pandang dan lengan iluminasi ke depan, ke belakang, lateral, atau diagonal 18) Tombol pengunci Bagian Slit Lamp Gambar 10.1 Bagian dari lampu celah (Haag-Streit 900).
  • 7. 7 Kepala pasien diposisikan dengan dagu diletakan di cekungan dan dahi di tali dahi. Kertas dagu pasien yang terakhir digunakan dibuang dan dibuka kertas baru untuk pasien baru. Jika tidak tersedia, maka pasien dapat meminta pemeriksa untuk mengelap cekungan dagu bekas pasien sebelumnya dengan alkohol swab atau tissue. mata pasien diatur sejajar dengan garis demarkasi hitam tepat di bawah tali dahi. menjaga dahi tetap di depan, jika perlu ada asisten yang mendorong untuk menjaga dahi pasien agar tidak bergerak. Mempersiapkan dan Memposisikan Pasien
  • 8. 8 Anak-anak sering mengalami kesulitan untuk mencapai sandaran dagu dan tali dahi, untuk dapat melakukannya dengan lebih mudah mereka harus berlutut di kursi pemeriksaan. Sesuaikan pengaturan pada slit lamp sehingga pasien tidak merasakan cahaya terlalu terang dan tidak nyaman saat instrumen diputar Selalu tanyakan apakah pasien merasa nyaman sebelum memulai pemeriksaan
  • 9. 9 Slit lamp menawarkan enam opsi penerangan utama, masing- masing memiliki properti dan penggunaan khusus: • Diffuse Illumination • Direct focal illumination • Specular reflection • Transillumination, atau retroillumination • Indirect lateral illumination • Sclerotic scatter PRINSIP PENERANGAN SLIT LAMP
  • 10. 10 Diffuse Illumination Diffuse illumination digunakan terutama untuk mendapatkan gambaran jaringan permukaan mata (misalnya, konjungtiva bulbar dan palpebral), meskipun bisa juga untuk memeriksa struktur intraokular (iris, kapsul lensa). Hal itu bisa digunakan dengan cahaya putih atau dengan filter kobalt-biru atau red-free. Diffuse illumination dengan cahaya putih untuk mengevaluasi konjungtivitis membran (adenoviral). filter kobalt-biru untuk menunjukkan film air mata dengan membran anterior distrofi kornea. membentuk bintik - bintik kering filter red-free (hijau) untuk meningkatkan visibilitas rosebengal pewarna merah, yang telah menodai keratin di intraepitel (skuamosa) neoplasia
  • 11. 11 (A) Parallelepiped kornea (sinar medium-width) dicapai dengan direct focal illumination; permukaan 1-2-3-4 mewakili permukaan epitel kornea; permukaan 5-6-7-8 adalah endotel kornea; dan permukaan 2-6-4-8 dan 1-5-3-7 mewakili penampang melintang kornea. (B) Foto klinis parallelepiped kornea berasal dari arah nasal (mata kanan) dan menunjukkan kornea membran-anterior (map-dot-fingerprint) distrofi Direct Focal Illumination superfisial (intraepitelial) keratin di intraepitel kornea (skuamosa) neoplasia.
  • 12. 12 Specular reflection, atau cahaya yang dipantulkan, digunakan terutama untuk pemeriksaan endotel kornea, meskipun juga dapat digunakan untuk memeriksa permukaan anterior kornea atau lensa. Untuk mencapai refleksi specular, pemeriksa mengarahkan berkas cahaya medium sampai sempit ke arah mata dari sisi temporal. Sudut pencahayaan harus lebar (50 ° -60 °) relatif terhadap axis pengamatan pemeriksa. Zona refleksi specular akan terlihat jelas pada temporal, midperipheral epitel kornea Specular Reflection Refleksi specular dapat terlihat guttae kornea dalam (seperti kulit jeruk, lekukan gelap endotelium yang disebabkan oleh ekskresi fokal membran Descemet) pada distrofi kornea Fuchs awal
  • 13. 13 Teknik ini memungkinkan deteksi vakuola edema di epitel kornea, pembuluh darah di kornea, deposit atau kelainan lainnya dari permukaan posterior kornea, dan robekan atau area atrofi pada iris TRANSILLUMINATION Retroilluminasi dari fundus (refleks merah) terdapat kelainan vesikular kornea posterior (di bagian atas area pupil), menunjukkan distrofi kornea polimorf posterior Kalsium superfisial (pada lapisan Bowman) dibuat dengan transiluminasi kornea oleh cahaya yang dipantulkan dari iris; parallelepiped kornea ada di sebelah kiri deposit kalsium ovoid, yang disorot oleh cahaya (tidak fokus) dari iris
  • 14. 14 cahaya diarahkan hanya ke sisi lesi untuk diperiksa. Beberapa cahaya memasuki lesi, menyebabkannya bersinar dari dalam (Gambar 10.10). Jenis penerangan ini paling berguna untuk lesi tembus seperti beberapa kekeruhan kornea atau nodul iris Indirect Lateral Illumination Indirect lateral illumination membuat terlihat dua diinduksi secara imunologis (catarrhal) infiltrat menyusup ke kanan berkas cahaya, mewakili hipersensitivitas terhadap antigen bakteri pada konjungtivitis stafilokokus.
  • 15. 15 untuk mendeteksi kekeruhan kornea yang halus. Daerah yang kurang transparan menjadi sorotan karena mereka menyebarkan cahaya yang dipantulkan secara internal Sclerotic Scatter Sclerotic scatter menghasilkan difus cahaya limbus dan cahaya latar dari semua kekeruhan kornea, seperti kornea verticillata (seperti whorl-like)sekunder akibat deposisi epitel dari amiodaron obat oral
  • 16. 16 Memindahkan berkas cahaya (biasanya bagian optik) dari sisi ke sisi kadang-kadang bisa membuat kekeruhan halus menjadi lebih jelas dengan memungkinkan mereka untuk dilihat secara bergantian dengan pencahayaan langsung dan tidak langsung. Menyapu bagian optik dari limbus ke limbus berulang kali dapat mendeteksi derajat tipis penipisan kornea, seperti pada keratoconus ringan Oscillatory Illumination
  • 17. Slit Lamp Photography Gonioskopi Tonometri Goldmann Pemeriksaan Fundus dengan Slit Lamp Slit Lamp sebagai Alat Ukur 17 TEKNIK KHUSUS
  • 18. 18 Dimensi struktur mata atau lesi dapat diukur, dan kemudian dicatat dalam milimeter atau sepersepuluh milimeter, dengan mencocokkan panjang berkas cahaya slit lamp sampai batas horisontal dan vertikal subjek yang menarik. Sebagian besar slit lamp memiliki tombol yang, ketika diputar, mengubah ketinggian berkas cahaya; kenop dikaitkan dengan skala milimeter. Metode lain untuk mengukur lesi adalah penggunaan ocular yang mengandung skala mikrometer (Gambar 10.12). Gambar skala ditumpangkan pada pandangan pemeriksa mata, memungkinkan untuk pengukuran langsung. Slit Lamp sebagai Alat Ukur
  • 19. 19 Gonioskopi adalah pemeriksaan anterior chamber (di mana kornea perifer bertemu iris perifer) dengan cara refracting atau reflecting lensa kontak (gonioprism, atau goniolens) . Goniolens memungkinkan cahaya dari slit lamp untuk masuk dan keluar dari sudut, yang dilain sisi tidak mungkin dilakukan GONIOSKOPI (A) Pachymeter (atau pachometer) untuk mengukur ketebalan kornea atau kedalaman, dipasang pada slit lamp. (B) Membagi gambar dari bagian optik yang disediakan pachymeter disatukan untuk mengukur ketebalan kornea.
  • 20. 2 0 Pemeriksaan segmen posterior (vitreous dan retina) bisa dilakukan dengan slit lamp dan dua jenis lensa aksesori: lensa Hruby dan lensa kondensasi genggam. Lensa Hruby adalah lensa plano-cekung yang sering menempel pada slit lamp. Ketika diayunkan ke posisi di depan mata pasien, lensa Hruby memungkinkan cahaya dari slit lamp menjadi fokus ke segmen posterior mata, memungkinkan pemeriksaan fundus Lensa fundus kondensasi tinggi plus adalah lensa genggam yang digunakan untuk pemeriksaan fundus dengan biomicroscopy slit-lamp tidak langsung. Lensa +90 D dan +78 D yang paling sering digunakan, tetapi lensa dengan range antara +60 D hingga +132 D bisa digunakan. Fungsi lensa ini sama dengan lensa Hruby Pemeriksaan Fundus dengan Slit Lamp
  • 21. 21 Tonometer Goldmann yang terpasang pada slit lamp digunakan untuk mengukur tekanan intraokular. Prosedur ini membutuhkan penggunaan pewarna fluorescein dan filter biru kobalt slit lamp TONOMETRI GOLDMAN Slit Lamp Photography Beberapa slit lamp memiliki diameter 35 mm atau terpasang kamera digital, memungkinkan fotografi klinis. Penggunaan dua kamera semacam itu pada slit lamp membuat fotografi stereoskopis dapat dilakukan. Terkadang kamera video terhubung ke slit lamp