SlideShare a Scribd company logo
POLA OPERASI WADUK
BAB II PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN
PedomanOperasi
Isinya paling tidak mencakup:
1. Pola operasi, rencana operasi tahunan dan evaluasinya
2. Operasi harian rutin; dilengkapi dengan prosedur operasi yang dibuat dengan
mempertimbangkan ketersediaan air waduk, kebutuhan (jumlah & waktu),
pengendalian banjir, dll
3. Perkiraan air masuk (pengumpulan data hidrologi) & laporan muka air tinggi
4. Operasi bangunan pelengkap dan peralatan mekanik-listrik mencakup rencana operasi
keseluruhan, urutan operasi/pembukaan pintu/klep, operasi alternatif, pembatasan
operasi untuk melindungi peralatan
5. Prosedur operasi pintu-pintu air selama banjir dengan mempertimbangkan perubahan
muka air hulu dan hilir serta tujuan pengendalian
6. Prosedur operasi khusus/darurat, diluar operasi rutin/normal
7. Pembatasan dalam operasi: pengisian, pengeluaran, penurunan air waduk terkait
dengan keamanan bendungan, dll
8. Penjelasan mengenai operasi pintu yang memerlukan izin khusus
9. Uji operasi untuk peralatan yang terkait dengan keamanan bendungan
10. Penjelasan (peringatan) perlunya mematuhi prosedur operasi, dan bahaya bila
dilanggar, seperti: kerusakan pada peralatan, membahayakan keselamatan operator
atau keselamatan daerah hilir
BAB II PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Pedoman Pemeliharaan
Antara lain, menjelaskan mengenai:
1. Pekerjaan pemeliharaan bangunan dan sistem yang ada, mencakup:
peralatan mekanik, listrik, hidrolik dan sipil, agar tetap
dalam kondisi aman dan berfungsi baik
2. Rencana/program pemeliharaan, yang harus dilakukan secara rutin
atau berkala untuk bendungan, bang pelengkap dan
peralatan (sesuai referensi pabrik), serta bahan dan
peralatan khusus yang diperlukan
3. Catatan pemeliharaan; menjelaskan mengenai catatan atau
laporan pemeliharaan yang harus dibuat oleh petugas,
mencakup: kondisi bangunan, periode pemeliharaan,
bagaimana pekerjaan pemeliharaan dilaksanakan
BAB II PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Petunjuk Pemantauan
Antara lain, menjelaskan mengenai:
1. Pemantauan; mencakup: pengukuran dan pembacaan
instrumen, pemeriksaan dan inspeksi, uji operasi khususnya
bagi komponen dan peralatan yang berkaitan dengan
keamanan bendungan seperti: fasilitas pengeluaran bawah (
bottom outlet), pintu pelimpah, sistem gawar banjir, dll
2. Pemeriksaan; mencakup: pemeriksaan rutin, pemeriksaan
tengah tahunan dan tahunan, pemeriksaan luar biasa,
pemeriksaan besar dan evaluasi keamanan bendungan
3. Evaluasi (awal) dan pelaporan; yang dilakukan terhadap hasil
pemeriksaan dan data instrumensi
BAB III ORGANISASI OP (UPB)
PENGELOLA BENDUNGAN
Ka. B/BWS/Dir. Utama PJT/Dir. Ut. Badan Usaha
KEPALA UNIT PENGELOLA BENDUNGAN
Kabid/Kasi OP, Kadiv,dll (memiliki SKA Bendungan)
Ka bag Operasi
D3/SMU/SMK dan pengalaman
bidang operasi bendungan
Kabag Pemeliharaan
D3/SMU/SMK dan pengalaman
bidang pemeliharaan bendungan
Kabag PPE
D3/SMU/SMK & pengalaman bidang
Pemeriksaan, Pemantauan & Evaluasi
bendungan
Sekuriti
2-3 personil
(tetap)
Operasi
2-3 personil
(tetap)
Personil Tetap
2-3 personil
(tetap)
Personil Tidak
Tetap
(Pekerja Lepas)
PP Instrumentasi/
2-3 personil (tetap)
Catatan: Jumlah personil tergantung pada dimensi dan karakteristik bendungan
BAB II PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Hubungan dengan instansi lain
Kegiatan pengelolaan bendungan seringkali terkait dengan instansi lain,
pemerintah maupun swasta, dan terutama dengan masyarakat pengguna air.
Hubungan ini bisa bersifat informal ataupun formal melalui kontrak kerjasama.
Hubungan yang paling erat adalah melalui kontrak kerjasama. Hubungan yang
paling erat adalah hubungan antara pengelola dengan masyarakat pengguna air,
termasuk dengan pengguna tenaga listrik yang biasanya tergabung di dalam badan
koordinasi yang disebut TKP SDA (Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air)
Kerjasama yang sering dilakukan adalah dengan instansi:
• Dinas Pengairan Prop/Kabupaten; pola operasi waduk, waktu dan pola tanam,
penyediaan air irigasi dan pengendalian banjir
• PDAM; pola operasi waduk, kualitas air
• PT. PLN; pola operasi waduk, produksi tenaga listrik
• Dinas Perikanan; kualitas air waduk, elevasi minimum air waduk
• Dinas Pariwisata; pengelolaan lahan pariwisata, rekreasi
• Kepolisian; sekuriti
• Lingkungan Hidup; kualitas air, izin pembuangan sampah, bahan berbahaya/racun,
dll
OPERASI BENDUNGAN
Pada dasarnya operasi waduk dilakukan dengan cara mengatur
pengeluaran air waduk melalui pintu-pintu atau katup pada bangunan
pelengkap yang terdiri dari:
1. Bangunan sadap/intake
2. Pelimpah
3. Fasilitas pengeluaran darurat (Emergency release) yang dapat berupa
bangunan pengeluaran bawah (Bottom Outlet) atau Pintu Emergensi
Dilihat dari jenis operasinya, operasi waduk dibedakan menjadi:
1. Operasi normal/operasi harian rutin, yaitu: operasi sehari-hari sesuai
prosedur standar untuk melayani keperluan air di hilir bendungan
2. Operasi darurat, yaitu: operasi waduk untuk merespon suatu kejadian
yang dapat mengancam keamanan dan keutuhan bendungan
OPERASI BENDUNGAN
kegiatan operasi waduk meliputi:
1. Pengumpulan dan pengolahan data hidrologi (untuk
perkiraan air masuk, ketersediaan air waduk dan
pramalan banjir)
2. Menyusun pola perasi wduk (Rules Vurves)
3. Membuat dan melaksanakan rencana tahunan operasi
waduk
4. Melakukan evaluasi pelaksanaan operasi waduk
5. Melaksanakan operasi waduk pada kondisi darurat
6. Pemeriksaan OP dalam rangka mengetahui: kondisi,
kebutuhan pemeliharaan, perbaikan, penggantian dan
biaya OP
7. Penyusunan laporan dan dokumentasi
OPERASI BENDUNGAN
penyusunan Pola Operasi Waduk:
1. Pola operasi waduk adalah kerangka dasar operasi
waduk untuk jangka panjang (umumnya 5 tahunan) yang
menjadi patokan dalam penyusunan rencana tahunan
operasi waduk yang paling optimum dan aman
2. Pola operasi waduk biasanya diwujudkan dalam bentuk
Rule Curves Zone operasi, yang dibatasi oleh lengkung
batas operasi normal atas dan lengkung batas operasi
normal bawah. Prinsipnya mengandung jadwal pengisian
dan pengeluaran air
3. Secara berkala (lazimnya setiap 5 tahun bersamaan
dengan kegiatan pemeriksaan/inspeksi besar), atau bila
terjadi perubahan yang mencolok pada aspek hidrologi,
pola operasi waduk perlu ditinjau kembali
OPERASI BENDUNGAN
pola operasi waduk (rule curves) Juanda, Jawa Barat
OPERASI BENDUNGAN
Pertimbangan dalam penyusunan pola operasi waduk
Dalam penyusunan pola operasi waduk, perlu dipertimbangkan hal-hal sbb:
1. Kondisi aliran sungai pada “musim basah” untuk grafik batas atas dan “musim kering”
untuk batas bawah berdasar hasil pengamatan debit bulanan jangka panjang
2. Kebutuhan air yang harus terpenuhi sesuai Rencana Pokok Penyediaan Air. Utnuk irigasi,
biasanya ada keputusan dari gubernur/pemda tentang rencana tanam musim tanama
rendeng dan gadu pada setiap tahun. Rencana penyediaan air disusun berdasar kebutuhan
air irigasi dan berbagai kebutuhan lain seperti PLTA, air baku, dll
3. Pengeluaran air dari waduk di hulu untuk kondisi musim basah dan kering. Untuk
bendungan kaskade seperti Bendungan Jatiluhur harus mempertimbangkan pengeluaran air
dari waduk di hulunya, yaitu: Cirata dan Saguling
4. Kapasitas palung sungai di daerah hilir. Pengeluaran air waduk melebihi kapasitas palung
sungai akan menimbulkan banjir, khususnya di daerah rendah
5. Program pemeliharaan sarana-sarana hidromekanik dan listrik seperti: unit PLTA, katup
dan pintu, tail race, dll
6. Keamanan bendungan, seperti adanya potensi longsoran akibat penurunan air waduk yang
terlalu cepat atau terlalu rendah. Untuk bendungan dengan pelimpah berpintu, penetapan
CWL (Control Water Level) yang terlalu tinggi atau penetapan awal masa recovery yang tidak
tepat waktu dapat menyebabkan over topping
OPERASI BENDUNGAN
pembuatan Rencana Tahunan Operasi Waduk
Rencana operasi waduk tahunan, disusun setiap tahun berdasar pola
operasi waduk jangka panjang. Rencana operasi tahunan dibuat lebih rinci
dan mendekati kenyataan. Faktor-faktor yang harus dipertibangkan dalam
penyusunan a.l:
1. Prakiraan ketinggian muka air pada awal tahun
2. Informasi ramalan musim yang dihadapi, dari BMG
3. Prakiraan lengkung debit sungai
4. Kondisi/kesiapan unit pembangkit listrik dan prasarananya (bila
bendungan memiliki PLTA)
5. Rencana tahunan kebutuhan air (irigasi, air baku, PLTA)
6. Sasaran khusus produksi listrik/padi (seperti: pada tahun 2007
pemerintah menargetkan kenaikan produksi padi sebesar 2 juta ton)
7. Kebutuhan ketinggian muka air untuk menunjang olahraga, misal atas
usulan KONI untuk kegiatan pertandingan nasional dan internasional
OPERASI BENDUNGAN
langkah-langkah yang perlu diambil bila terjadi ketidaksesuaian kenyataan dengan
rencana:
1. Bila ketinggian muka air waduk tidak sesuai dengan rencana, tp msh berada
dalam batas-batas zona operasi, pelaksanan operasi masih dianggap sesuai
dengan rencana operasi
2. Bila muka air waduk berada diatas “garis operasi normal atas”, berarti ada
kelebihan air yang harus dibuang ke hilir. Pengeluaran air tambahan tersebut
sedapat mungkin dilewatkan turbin (bila ada PLTA). Bila pengeluaran lewat turbin
sudah tidak mungkin, pengeluaran dapat dilakukan leawat pintu pengeluaran lain
seperti pintu untuk irigasi
3. Bila muka air di bawah “garis operasi normal bawah”:
Pengeluaran air harus dikurangi dengan mengambil langkah-langkah sbb:
• Pertama, teliti apakah kondisi tersebut akibat penahan air di waduk-waduk
hulu. Bila benar demikian, koordinasikan dengan pengelola waduk diatas
untuk menambah pengeluaran air
• Bila penurunan muka air waduk diakibatkan kondisi musim (kering), maka
harus dilaksanakan pengurangan pengeluaran air dibawah rencana tahunan
OPERASI BENDUNGAN
bangunan pelengkap dan peralatan
Yang dimaksud dengan bangunan pelengkap dan peralatan adalah:
• Bangunan pelimpah, bangunan sdap, bangunan pengeluaran bawah (bottom
outlet), pintu pengeluaran darurat (contoh Bendungan Ponre-Ponre, Sulawesi
Selatan), alat pengedali serta peralatan hidromekanik dan elektrik seperti: pintu,
katup, alat pengendali, pembangkit tenaga listrik, dll
• Setiap peralatan hidromekanik pada hakekatnya prlu dan harus dioperasikan
secara teratur guna meyakinkan bahwasannya peralatan tersebut dapat
dioperasikan dengan baik, di samping untuk mengetahui seandainya terdapat
permasalahan yang dapat berpengaruh pengoperasian pada waktu mendatang.
Permasalahan dapat muncul misal: sebagai akibat pelumasan yang kurang/tidak
efektif, adanya pergeseran atau himpitan yang dapat menghambat pengoperasian,
serta adanya permasalahan lain
• Oleh karena itu disarankan: semua peralatan yang tidak digunakan secara regular
hendaknya dioperasikan setiap tiga bulan sekali, walaupun dalam waktu yang
relatif singkat. Pengoperasian dengan cara-cara tersebut merupakan bagian dari
pemeliharaan
OPERASI BENDUNGAN
Operasi pada kondisi darurat
• Kondisi darurat adalah kondisi/kkejadian yang dapat
mengancam keamanan dan keutuhan bendungan yang
dapat terjadi akibat: hujan badai, banjir besar, gempa,
keluaran air yang tak terkendali, longsoran besar, perilaku
abnormal, sabotase, serangan/perang
• Setiap bendungan harus dilengkapi dengan peralatan
sistem peringatan darurat atau gawar banjir khususnya
bagi bendungan yang memiliki pelimpah berpintu. Saat
terjadi kondisi yang dapat membahayakan masyarakat,
seperti saat pembukaan pintu pelimpah dan kondisi
darurat lain seperti disebutkan diatas, lebih dulu petugas
harus membunyikan tanda peringatan darurat
OPERASI BENDUNGAN
Pemeriksaan OP
• Pemeriksaan rutin oleh personil operasi harus dilakukan secara teratur
dan sebaiknya dengan selang waktu tidak lebih dari tiga bulan
• Pemeriksaan untuk OP bertujuan untuk mengetahui:
Kondisi, kesiapan operasi, kebutuhan pemeliharaan, kebutuhan perbaikan,
kebutuhan penggantian, bagian-bagian dan komponen bendungan serta
untuk menyusun anggaran biaya OP
• Pemeriksaan OP dapat dilakukan sekaligus atau bersamaan dengan
pemeriksaan dalam rangka pemantauan perilaku bendungan yang
dilakukan secara rutin dan berkala
• Hasil pemeriksaan OP serta pelaksanaan operasi dan pelaksanaan
pemeliharaan, kemudian disusun menjadi Laporan Operasi dan
Pemeliharaan yang nantinya bersama Laporan pengamatan atau
Pemantauan disatukan menjadi Laporan Tahunan
Prosedur dalam penyusunan
pola operasi waduk
untuk
plta/pltm
PLTA
Inflow ditentukan dari
•Jaringan pos hujan dihulu Daerah Tangkapan Air (DTA) (minimal
3-4) pos hujan tergantung luas DTAnya dan karakteristik
hujannya dan minimal 1 Pos Hujan di hilir kalau ada masalah
banjir hilir
•Dari persamaan storage ΔS/Δt = I -O
•Hubungan Elevasi-Storage-Area perlu akurat (pengukuran
berkala dengan metoda kontur)
•Outflow untuk kebutuhan PLTA/PLTM
•Sesuai dengan Kapasitas Terpasang (jika muka air dalam kondisi
normal-basah) dan
•Modifikasi Pengeluaran air melalui turbin min Q95% (jika muka
air dalam kondisi kemarau)
•Kehilangan air karena evaporasi, seepage, conveyance
•Elevasi muka air waduk dipertahankan mendekati elevasi
pelimpah dikurangi volume banjir tahunan yang seringkali
terjadi
•Model untuk Pola Operasi dapat dibuat dengan menggunakan
Simulasi /optimasi (SSARR, RIBASIM, RESOP, HECRESSIM, EXCEL
Waduk untuk pemenuhan kebutuhan air PLTA/PLTM
Tahapan Dalam Pembuatan / Penyusunan Pola Operasi Waduk
1. Pengumpulan Peta Lokasi Waduk dan Jaringan Sistim Tata Airnya
2. Pembaganan Jaringan Sungai dimana waduk direncanakan / tersedia dalam
Simpul dan Ruas
3. Pengumpulan Data pada masing-masing Lokasi Simpul dan Ruas
a. Data Hidrologi berupa data hujan, muka air dan debit serta iklim di
dalam / di sekitar DAS untuk :
• Gauged Catchment (monitoring inflow)
• Ungauged Catchment (lokal inflow ke masing-masing simpul)
b. Data Karakteristik Infrastruktur (Bangunan Air)
Waduk
• Kurva Elevasi – Area – Storage
• Data pembacaan Muka Air Waduk (Elevasi) dan
• Data Outflow (Formula Pintu dan Spillway)
• Data Spillway
• Data Areal Irigasi yang di layani
• Data Pola Irigasi / Pemberian Air Irigasi (padi-padi-palawija)
• Data pola turbin (operasi, jam)
c. Data Efisiensi / Kehilangan Air
• Losses (Conveyance, Seepage, Evaporation)
4. Sistim Jaringan Tata Air dan Pemanfaatannya (Eksisting dan Rencana)
5. Pengujian dan Verifikasi Data
a. Pengujian data hujan dan debit yang digunakan dalam simulasi waduk
b. Perhitungan Inflow dan Outflow dari suatu waduk (harian, 2
mingguan, bulanan / jam-jaman)
c. Akurasi dari outflow yang dikeluarkan dari waduk (harian, 2
mingguan, bulanan / jam-jaman)
d. Kurva Hubungan Elevasi –Area dan Storage
6. Analisis Inflow ke Waduk
a. Lokal Inflow (harian, bulanan dan atau jam-jaman)
• Dihitung dengan menggunakan Rainfall-Runoff (harian, bulanan
dan atau jam-jaman)
• Dihitung dengan menggunakan pembangkitan data (Stokastik,
korelasi, analisa regional)
b. Inflow ke Waduk
• Dihitung dengan menggunakan pendekatan : ΔS/Δt = I – O
LOKASI
Bendungan Wampu (Wampu Hydroelectric Power Plant / HEPP) terletak di
Sungai Lau Biang, tepatnya berada di sekitar 70 m ke hilir dari
percabangan antara Sungai Lau Biang dan Sungai Mbelin. Secara
administratif, lokasi bendungan berada di Desa Rih Tengah, Kec. Kutabuluh
Kab. Tanah Karo Prov. Sumatera Utara. Lokasi bendungan dapat ditempuh
dengan jalur darat dengan jarak dari kota Medan 120 km. Secara geografis,
lokasi bendungan terletak pada koordinat 02o19’30” BT.
Denah Bendungan Wampu
DATA TEKNIS BENDUNGAN
A. Bendungan
Tipe : Bendungan Beton Graviti
Elevasi Muka Air di Hulu
El. Muka air normal (N.H.W.L) : + 419,00 m
El. Muka air banjir (F.W.L) : + 422,55 m (Q100thn)
El. Muka air maksimal (M.W.L) : + 425,50 m (QPMFx50%)
Elevasi Muka Air di Hilir
El. Muka air normal (N.H.W.L) : + 367,35 m
El. Muka air banjir (F.W.L) : + 381,22 m (Q100thn)
El. Muka air maksimal (M.W.L) : + 389,78 m (QPMF)
El. Puncak bendungan : + 427,00 m
Lebar puncak bendungan : 6,9 m
Kemiringan lereng hulu : 1:0,25
Kemiringan lereng hilir : 1:0,77
Panjang bendungan : 86 m
Tinggi bendungan dari fondasi : 61 m
Freeboard (MWL) : 1 m
Pot. Melintang Bendungan Wampu, Dilihat dari Hulu
Pot. Melintang Bendungan Wampu, Dilihat dari Hilir
Profil Galeri Bendungan Wampu
DATA TEKNIS BENDUNGAN
B. Waduk
Luas DAS : 1.143,63km2
El. Muka air normal(N.H.W.L) : 419,00 m
Volume tampungan(N.H.W.L) : 1.514.435 m3
El. Muka air banjir (F.W.L) : + 422,55 m (Q100thn)
Volume tampungan(F.W.L) : 1.809.706 m3
El. Muka air maksimum (M.W.L) : 425,50 m (QPMFx50%)
Volume tampungan(M.W.L) : 2.094.225 m3
DATA TEKNIS BENDUNGAN
C. Pelimpah
Debit banjir : 1.286,1 m3/dt (QPMFx50%)
El. Puncak ambang (N.H.W.L) : + 419,00 m
Lebar bersih ambang : 32,0 m (16,00 m×2 EA)
Lebar total ambang : 36,0 m (32,0 m + 4,0 m)
Bed elevation of approach channel : EL.379.00 m (crest of upstream cofferdam)
Kemiringan chute : 1:0,77
Peredam energi : Straight drop + plunge pool
Lebar drop : 7 m
El. Drop : + 379,00 m
Pot. Melintang Pelimpah
Perencanaan Pelimpah
DATA TEKNIS BENDUNGAN
D. Hidromekanikal
Area Bendungan
 Dam Flushing Gate
• Jumlah : 1 set
• Tipe : Roller gate
• Ukuran : 2.0 m W x 2.5 m H
• Alat Angkat : Hydraulic
• Kapasitas Angkat : 30 ton
• Tipe Operasi : Remote dan Local control
 Dam Stop-Log
• Jumlah : 1 set
• Jenis : Roller gate
• Ukuran : 2.5 m W x 4.7 m H
• Alat Angkat : Winch
• Kapasitas Angkat : 25 ton
• Tipe Operasi : Local control
Dam Flushing Gate
Perencanaan Pelimpah
DATA TEKNIS BENDUNGAN
 Intake Gate
• Jumlah : 1 set
• Tipe : Roller gate
• Ukuran : 3.8m W x 2.2m H
• Alat Angkat : winch
• Kapasitas Angkat : 25 ton
• Control Tipe : Remote and Local control
 Intake Stop-Log
• Jumlah : 1 set
• Tipe : Roller gate
• Ukuran : 3.8m W x 2.2m H
• Alat Angkat : Mono rail hoist
• Kapasitas Angkat : 20 ton
DATA TEKNIS BENDUNGAN
Di Luar Area Bendungan
 Velocity dissipator flushing gate
• Jumlah : 1 set
• Tipe : Roller gate
• Ukuran : 1.2m W x 1.2m H
 Power House draft rube gate
• Jumlah : 3 set
• Tipe : Roller gate
• Ukuran : 3.5 m W x 1.6m H
DATA TEKNIS BENDUNGAN
E. Instrumentasi
Instrumentasi yang terpasang pada Bendungan Wampu disajikan pada
tabel berikut
Instrument Items Unit Qt. Tipe Manufacturer Remarks
Dam Body
Thermometer Place 20 Thermister GTC Corporation
Inclinometer
Place
1
Servo accelero
Tipe
Slope Indicator
Embedding
casing
Strain meter
Place
4
Vibrating wire Tipe Geokon
Sensor:
5ea/place
Non-stress meter Place 4
Seismic accelero
graph
Place
2
Servo accelero
Tipe
GeoSIG
Joint Meter Place 16
Basement Rock
Uplift movement
apparatus
Place
7 LVDT
Tokyo Sokki
Kenkyujo
Pore pressure
meter
Place
5
Vibrating wire
Tipe
Geokon
Uplift measuring
meter
Place
5
Leakage measuring
apparatus
Place
1
Operasi Bendung Tingkat Dasar 2.ppt

More Related Content

What's hot

Pedoman Pelaksanaan Konstruksi Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Pelaksanaan Konstruksi Sistem Penyediaan Air MinumPedoman Pelaksanaan Konstruksi Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Pelaksanaan Konstruksi Sistem Penyediaan Air Minum
infosanitasi
 
Pelaksana Pemeliharaan Jembatan Madya.pptx
Pelaksana Pemeliharaan Jembatan Madya.pptxPelaksana Pemeliharaan Jembatan Madya.pptx
Pelaksana Pemeliharaan Jembatan Madya.pptx
indrahk
 
Rigid Pavement
Rigid PavementRigid Pavement
Rigid Pavement
RizkiSahfutraArmi
 
CONTOH PPT - PELAKSANA PEMELIHARAAN JALAN MADYA - Copy.pptx
CONTOH PPT - PELAKSANA PEMELIHARAAN JALAN MADYA - Copy.pptxCONTOH PPT - PELAKSANA PEMELIHARAAN JALAN MADYA - Copy.pptx
CONTOH PPT - PELAKSANA PEMELIHARAAN JALAN MADYA - Copy.pptx
arif887468
 
Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan - A2 Perencanaan
Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan - A2 PerencanaanPenyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan - A2 Perencanaan
Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan - A2 Perencanaan
Joy Irman
 
Manajemen proyek konstruksi
Manajemen proyek konstruksiManajemen proyek konstruksi
Manajemen proyek konstruksi
Nurul Angreliany
 
Laporan akhir
Laporan akhirLaporan akhir
Laporan akhir
Handry J
 
POWER POINT gedung.pptx
POWER POINT gedung.pptxPOWER POINT gedung.pptx
POWER POINT gedung.pptx
DyahPriyanti1
 
Bahan Presentasi Yosi Andre.pptx
Bahan Presentasi Yosi Andre.pptxBahan Presentasi Yosi Andre.pptx
Bahan Presentasi Yosi Andre.pptx
YosiAndre1
 
Perenc. bendungan tipe urugan 01 02 (1)
Perenc. bendungan tipe urugan 01 02 (1)Perenc. bendungan tipe urugan 01 02 (1)
Perenc. bendungan tipe urugan 01 02 (1)
TriskaSombokanan
 
PPT AHLI MUDA K3 KONSTRUKSI 1.ppt
PPT AHLI MUDA K3 KONSTRUKSI 1.pptPPT AHLI MUDA K3 KONSTRUKSI 1.ppt
PPT AHLI MUDA K3 KONSTRUKSI 1.ppt
firmanmuhnur
 
2007 11-pekerjaan bangunan pelengkap dan perlengkapan jalan
2007 11-pekerjaan bangunan pelengkap dan perlengkapan jalan2007 11-pekerjaan bangunan pelengkap dan perlengkapan jalan
2007 11-pekerjaan bangunan pelengkap dan perlengkapan jalan
ahmad fuadi
 
Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan - A.3 Pelaksanaan Konstruksi
Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan - A.3 Pelaksanaan KonstruksiPenyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan - A.3 Pelaksanaan Konstruksi
Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan - A.3 Pelaksanaan Konstruksi
Joy Irman
 
Prosedur pelaporan (laporan harian, mingguan, bulanan) kon-19
Prosedur pelaporan (laporan harian, mingguan, bulanan) kon-19Prosedur pelaporan (laporan harian, mingguan, bulanan) kon-19
Prosedur pelaporan (laporan harian, mingguan, bulanan) kon-19
Claudius Herry
 
pdfslide.net_metode-pelaksanaan-pekerjaan-bangunan-bendung.pptx
pdfslide.net_metode-pelaksanaan-pekerjaan-bangunan-bendung.pptxpdfslide.net_metode-pelaksanaan-pekerjaan-bangunan-bendung.pptx
pdfslide.net_metode-pelaksanaan-pekerjaan-bangunan-bendung.pptx
ErvanKamal2
 
UJI KOMPETENSI JEMBATAN.pptx
UJI KOMPETENSI JEMBATAN.pptxUJI KOMPETENSI JEMBATAN.pptx
UJI KOMPETENSI JEMBATAN.pptx
AndriKurniawan947574
 
Tahap Konstruksi SPAL Pembangunan Unit Pengumpulan - Pipa Servis dan Pipa Induk
Tahap Konstruksi SPAL Pembangunan Unit Pengumpulan - Pipa Servis dan Pipa IndukTahap Konstruksi SPAL Pembangunan Unit Pengumpulan - Pipa Servis dan Pipa Induk
Tahap Konstruksi SPAL Pembangunan Unit Pengumpulan - Pipa Servis dan Pipa Induk
Joy Irman
 
TUGAS UJI SKK LD IZRADIN.pptx
TUGAS UJI SKK LD  IZRADIN.pptxTUGAS UJI SKK LD  IZRADIN.pptx
TUGAS UJI SKK LD IZRADIN.pptx
LaodeAkbarSultani
 
Ppt tugas kelompok sistem bangunan irigasi
Ppt tugas kelompok sistem bangunan irigasiPpt tugas kelompok sistem bangunan irigasi
Ppt tugas kelompok sistem bangunan irigasi
MOSES HADUN
 

What's hot (20)

Pedoman Pelaksanaan Konstruksi Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Pelaksanaan Konstruksi Sistem Penyediaan Air MinumPedoman Pelaksanaan Konstruksi Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Pelaksanaan Konstruksi Sistem Penyediaan Air Minum
 
Pelaksana Pemeliharaan Jembatan Madya.pptx
Pelaksana Pemeliharaan Jembatan Madya.pptxPelaksana Pemeliharaan Jembatan Madya.pptx
Pelaksana Pemeliharaan Jembatan Madya.pptx
 
Rigid Pavement
Rigid PavementRigid Pavement
Rigid Pavement
 
CONTOH PPT - PELAKSANA PEMELIHARAAN JALAN MADYA - Copy.pptx
CONTOH PPT - PELAKSANA PEMELIHARAAN JALAN MADYA - Copy.pptxCONTOH PPT - PELAKSANA PEMELIHARAAN JALAN MADYA - Copy.pptx
CONTOH PPT - PELAKSANA PEMELIHARAAN JALAN MADYA - Copy.pptx
 
Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan - A2 Perencanaan
Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan - A2 PerencanaanPenyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan - A2 Perencanaan
Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan - A2 Perencanaan
 
Manajemen proyek konstruksi
Manajemen proyek konstruksiManajemen proyek konstruksi
Manajemen proyek konstruksi
 
Laporan akhir
Laporan akhirLaporan akhir
Laporan akhir
 
POWER POINT gedung.pptx
POWER POINT gedung.pptxPOWER POINT gedung.pptx
POWER POINT gedung.pptx
 
Bahan Presentasi Yosi Andre.pptx
Bahan Presentasi Yosi Andre.pptxBahan Presentasi Yosi Andre.pptx
Bahan Presentasi Yosi Andre.pptx
 
Perenc. bendungan tipe urugan 01 02 (1)
Perenc. bendungan tipe urugan 01 02 (1)Perenc. bendungan tipe urugan 01 02 (1)
Perenc. bendungan tipe urugan 01 02 (1)
 
PPT AHLI MUDA K3 KONSTRUKSI 1.ppt
PPT AHLI MUDA K3 KONSTRUKSI 1.pptPPT AHLI MUDA K3 KONSTRUKSI 1.ppt
PPT AHLI MUDA K3 KONSTRUKSI 1.ppt
 
2007 11-pekerjaan bangunan pelengkap dan perlengkapan jalan
2007 11-pekerjaan bangunan pelengkap dan perlengkapan jalan2007 11-pekerjaan bangunan pelengkap dan perlengkapan jalan
2007 11-pekerjaan bangunan pelengkap dan perlengkapan jalan
 
Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan - A.3 Pelaksanaan Konstruksi
Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan - A.3 Pelaksanaan KonstruksiPenyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan - A.3 Pelaksanaan Konstruksi
Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan - A.3 Pelaksanaan Konstruksi
 
Prosedur pelaporan (laporan harian, mingguan, bulanan) kon-19
Prosedur pelaporan (laporan harian, mingguan, bulanan) kon-19Prosedur pelaporan (laporan harian, mingguan, bulanan) kon-19
Prosedur pelaporan (laporan harian, mingguan, bulanan) kon-19
 
pdfslide.net_metode-pelaksanaan-pekerjaan-bangunan-bendung.pptx
pdfslide.net_metode-pelaksanaan-pekerjaan-bangunan-bendung.pptxpdfslide.net_metode-pelaksanaan-pekerjaan-bangunan-bendung.pptx
pdfslide.net_metode-pelaksanaan-pekerjaan-bangunan-bendung.pptx
 
Kp 03 2010 saluran
Kp 03 2010 saluranKp 03 2010 saluran
Kp 03 2010 saluran
 
UJI KOMPETENSI JEMBATAN.pptx
UJI KOMPETENSI JEMBATAN.pptxUJI KOMPETENSI JEMBATAN.pptx
UJI KOMPETENSI JEMBATAN.pptx
 
Tahap Konstruksi SPAL Pembangunan Unit Pengumpulan - Pipa Servis dan Pipa Induk
Tahap Konstruksi SPAL Pembangunan Unit Pengumpulan - Pipa Servis dan Pipa IndukTahap Konstruksi SPAL Pembangunan Unit Pengumpulan - Pipa Servis dan Pipa Induk
Tahap Konstruksi SPAL Pembangunan Unit Pengumpulan - Pipa Servis dan Pipa Induk
 
TUGAS UJI SKK LD IZRADIN.pptx
TUGAS UJI SKK LD  IZRADIN.pptxTUGAS UJI SKK LD  IZRADIN.pptx
TUGAS UJI SKK LD IZRADIN.pptx
 
Ppt tugas kelompok sistem bangunan irigasi
Ppt tugas kelompok sistem bangunan irigasiPpt tugas kelompok sistem bangunan irigasi
Ppt tugas kelompok sistem bangunan irigasi
 

Similar to Operasi Bendung Tingkat Dasar 2.ppt

BAHAN_TAYANG_AKNOP_Bendungan.pptx
BAHAN_TAYANG_AKNOP_Bendungan.pptxBAHAN_TAYANG_AKNOP_Bendungan.pptx
BAHAN_TAYANG_AKNOP_Bendungan.pptx
OperasiPemeliharaan
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...infosanitasi
 
OPERASI_JARINGAN_IRIGASI_ppt.ppt
OPERASI_JARINGAN_IRIGASI_ppt.pptOPERASI_JARINGAN_IRIGASI_ppt.ppt
OPERASI_JARINGAN_IRIGASI_ppt.ppt
ErvanKamal2
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...infosanitasi
 
7b8e0_MODUL_4-_Perencanaan_Sistem_Polder_dan_Kolam_Retensi.pptx
7b8e0_MODUL_4-_Perencanaan_Sistem_Polder_dan_Kolam_Retensi.pptx7b8e0_MODUL_4-_Perencanaan_Sistem_Polder_dan_Kolam_Retensi.pptx
7b8e0_MODUL_4-_Perencanaan_Sistem_Polder_dan_Kolam_Retensi.pptx
MartaSyabani1
 
51586542 pemeliharaan-kubikel
51586542 pemeliharaan-kubikel51586542 pemeliharaan-kubikel
51586542 pemeliharaan-kubikel
Erina Charisma Putri
 
OPERASI DAN PEMELIHARAAN INSTALASI.pptx
OPERASI DAN PEMELIHARAAN INSTALASI.pptxOPERASI DAN PEMELIHARAAN INSTALASI.pptx
OPERASI DAN PEMELIHARAAN INSTALASI.pptx
rudyyogalesmana
 
395135768-279891529-PEMELIHARAAN-IRIGASI-ppt.ppt
395135768-279891529-PEMELIHARAAN-IRIGASI-ppt.ppt395135768-279891529-PEMELIHARAAN-IRIGASI-ppt.ppt
395135768-279891529-PEMELIHARAAN-IRIGASI-ppt.ppt
ErvanKamal2
 
MATERI OPERASI & PEMELIHARAAN SPAM OK.pptx
MATERI OPERASI & PEMELIHARAAN SPAM OK.pptxMATERI OPERASI & PEMELIHARAAN SPAM OK.pptx
MATERI OPERASI & PEMELIHARAAN SPAM OK.pptx
Tawakkal2
 
NEW PPT Bahasa Indonesia Kel. 4.pptx
NEW PPT Bahasa Indonesia Kel. 4.pptxNEW PPT Bahasa Indonesia Kel. 4.pptx
NEW PPT Bahasa Indonesia Kel. 4.pptx
LeaJulitaKiuk
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
infosanitasi
 
Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Sistem Drainase Perkotaan
Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Sistem Drainase Perkotaan Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Sistem Drainase Perkotaan
Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Sistem Drainase Perkotaan
Joy Irman
 
Inspeksi Dan Pemeliharaan Drainase Jalan
Inspeksi Dan Pemeliharaan Drainase JalanInspeksi Dan Pemeliharaan Drainase Jalan
Inspeksi Dan Pemeliharaan Drainase Jalan
Yahya M Aji
 
Kak kak detail desain regulating dam way sekampung.
Kak kak detail desain regulating dam way sekampung.Kak kak detail desain regulating dam way sekampung.
Kak kak detail desain regulating dam way sekampung.
alimKeren_slide
 
Perencanaan teknis ded
Perencanaan teknis dedPerencanaan teknis ded
Perencanaan teknis ded
Maman Suryaman
 
52e81_PADAT_KARYA_PEMELIHARAAN_PRASARANA_SUNGAI.pdf
52e81_PADAT_KARYA_PEMELIHARAAN_PRASARANA_SUNGAI.pdf52e81_PADAT_KARYA_PEMELIHARAAN_PRASARANA_SUNGAI.pdf
52e81_PADAT_KARYA_PEMELIHARAAN_PRASARANA_SUNGAI.pdf
FitriHariyanti4
 
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
infosanitasi
 
70349_REHABILITASI_JARINGAN_IRIGASI_Jogja.pptx
70349_REHABILITASI_JARINGAN_IRIGASI_Jogja.pptx70349_REHABILITASI_JARINGAN_IRIGASI_Jogja.pptx
70349_REHABILITASI_JARINGAN_IRIGASI_Jogja.pptx
Emil Salim
 
70349_REHABILITASI_JARINGAN_IRIGASI_Jogja.pptx
70349_REHABILITASI_JARINGAN_IRIGASI_Jogja.pptx70349_REHABILITASI_JARINGAN_IRIGASI_Jogja.pptx
70349_REHABILITASI_JARINGAN_IRIGASI_Jogja.pptx
Emil Salim
 

Similar to Operasi Bendung Tingkat Dasar 2.ppt (20)

BAHAN_TAYANG_AKNOP_Bendungan.pptx
BAHAN_TAYANG_AKNOP_Bendungan.pptxBAHAN_TAYANG_AKNOP_Bendungan.pptx
BAHAN_TAYANG_AKNOP_Bendungan.pptx
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
 
OPERASI_JARINGAN_IRIGASI_ppt.ppt
OPERASI_JARINGAN_IRIGASI_ppt.pptOPERASI_JARINGAN_IRIGASI_ppt.ppt
OPERASI_JARINGAN_IRIGASI_ppt.ppt
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
 
7b8e0_MODUL_4-_Perencanaan_Sistem_Polder_dan_Kolam_Retensi.pptx
7b8e0_MODUL_4-_Perencanaan_Sistem_Polder_dan_Kolam_Retensi.pptx7b8e0_MODUL_4-_Perencanaan_Sistem_Polder_dan_Kolam_Retensi.pptx
7b8e0_MODUL_4-_Perencanaan_Sistem_Polder_dan_Kolam_Retensi.pptx
 
51586542 pemeliharaan-kubikel
51586542 pemeliharaan-kubikel51586542 pemeliharaan-kubikel
51586542 pemeliharaan-kubikel
 
OPERASI DAN PEMELIHARAAN INSTALASI.pptx
OPERASI DAN PEMELIHARAAN INSTALASI.pptxOPERASI DAN PEMELIHARAAN INSTALASI.pptx
OPERASI DAN PEMELIHARAAN INSTALASI.pptx
 
395135768-279891529-PEMELIHARAAN-IRIGASI-ppt.ppt
395135768-279891529-PEMELIHARAAN-IRIGASI-ppt.ppt395135768-279891529-PEMELIHARAAN-IRIGASI-ppt.ppt
395135768-279891529-PEMELIHARAAN-IRIGASI-ppt.ppt
 
Bab i coba
Bab i cobaBab i coba
Bab i coba
 
MATERI OPERASI & PEMELIHARAAN SPAM OK.pptx
MATERI OPERASI & PEMELIHARAAN SPAM OK.pptxMATERI OPERASI & PEMELIHARAAN SPAM OK.pptx
MATERI OPERASI & PEMELIHARAAN SPAM OK.pptx
 
NEW PPT Bahasa Indonesia Kel. 4.pptx
NEW PPT Bahasa Indonesia Kel. 4.pptxNEW PPT Bahasa Indonesia Kel. 4.pptx
NEW PPT Bahasa Indonesia Kel. 4.pptx
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
 
Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Sistem Drainase Perkotaan
Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Sistem Drainase Perkotaan Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Sistem Drainase Perkotaan
Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Sistem Drainase Perkotaan
 
Inspeksi Dan Pemeliharaan Drainase Jalan
Inspeksi Dan Pemeliharaan Drainase JalanInspeksi Dan Pemeliharaan Drainase Jalan
Inspeksi Dan Pemeliharaan Drainase Jalan
 
Kak kak detail desain regulating dam way sekampung.
Kak kak detail desain regulating dam way sekampung.Kak kak detail desain regulating dam way sekampung.
Kak kak detail desain regulating dam way sekampung.
 
Perencanaan teknis ded
Perencanaan teknis dedPerencanaan teknis ded
Perencanaan teknis ded
 
52e81_PADAT_KARYA_PEMELIHARAAN_PRASARANA_SUNGAI.pdf
52e81_PADAT_KARYA_PEMELIHARAAN_PRASARANA_SUNGAI.pdf52e81_PADAT_KARYA_PEMELIHARAAN_PRASARANA_SUNGAI.pdf
52e81_PADAT_KARYA_PEMELIHARAAN_PRASARANA_SUNGAI.pdf
 
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
 
70349_REHABILITASI_JARINGAN_IRIGASI_Jogja.pptx
70349_REHABILITASI_JARINGAN_IRIGASI_Jogja.pptx70349_REHABILITASI_JARINGAN_IRIGASI_Jogja.pptx
70349_REHABILITASI_JARINGAN_IRIGASI_Jogja.pptx
 
70349_REHABILITASI_JARINGAN_IRIGASI_Jogja.pptx
70349_REHABILITASI_JARINGAN_IRIGASI_Jogja.pptx70349_REHABILITASI_JARINGAN_IRIGASI_Jogja.pptx
70349_REHABILITASI_JARINGAN_IRIGASI_Jogja.pptx
 

Operasi Bendung Tingkat Dasar 2.ppt

  • 2. BAB II PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN PedomanOperasi Isinya paling tidak mencakup: 1. Pola operasi, rencana operasi tahunan dan evaluasinya 2. Operasi harian rutin; dilengkapi dengan prosedur operasi yang dibuat dengan mempertimbangkan ketersediaan air waduk, kebutuhan (jumlah & waktu), pengendalian banjir, dll 3. Perkiraan air masuk (pengumpulan data hidrologi) & laporan muka air tinggi 4. Operasi bangunan pelengkap dan peralatan mekanik-listrik mencakup rencana operasi keseluruhan, urutan operasi/pembukaan pintu/klep, operasi alternatif, pembatasan operasi untuk melindungi peralatan 5. Prosedur operasi pintu-pintu air selama banjir dengan mempertimbangkan perubahan muka air hulu dan hilir serta tujuan pengendalian 6. Prosedur operasi khusus/darurat, diluar operasi rutin/normal 7. Pembatasan dalam operasi: pengisian, pengeluaran, penurunan air waduk terkait dengan keamanan bendungan, dll 8. Penjelasan mengenai operasi pintu yang memerlukan izin khusus 9. Uji operasi untuk peralatan yang terkait dengan keamanan bendungan 10. Penjelasan (peringatan) perlunya mematuhi prosedur operasi, dan bahaya bila dilanggar, seperti: kerusakan pada peralatan, membahayakan keselamatan operator atau keselamatan daerah hilir
  • 3. BAB II PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN Pedoman Pemeliharaan Antara lain, menjelaskan mengenai: 1. Pekerjaan pemeliharaan bangunan dan sistem yang ada, mencakup: peralatan mekanik, listrik, hidrolik dan sipil, agar tetap dalam kondisi aman dan berfungsi baik 2. Rencana/program pemeliharaan, yang harus dilakukan secara rutin atau berkala untuk bendungan, bang pelengkap dan peralatan (sesuai referensi pabrik), serta bahan dan peralatan khusus yang diperlukan 3. Catatan pemeliharaan; menjelaskan mengenai catatan atau laporan pemeliharaan yang harus dibuat oleh petugas, mencakup: kondisi bangunan, periode pemeliharaan, bagaimana pekerjaan pemeliharaan dilaksanakan
  • 4. BAB II PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN Petunjuk Pemantauan Antara lain, menjelaskan mengenai: 1. Pemantauan; mencakup: pengukuran dan pembacaan instrumen, pemeriksaan dan inspeksi, uji operasi khususnya bagi komponen dan peralatan yang berkaitan dengan keamanan bendungan seperti: fasilitas pengeluaran bawah ( bottom outlet), pintu pelimpah, sistem gawar banjir, dll 2. Pemeriksaan; mencakup: pemeriksaan rutin, pemeriksaan tengah tahunan dan tahunan, pemeriksaan luar biasa, pemeriksaan besar dan evaluasi keamanan bendungan 3. Evaluasi (awal) dan pelaporan; yang dilakukan terhadap hasil pemeriksaan dan data instrumensi
  • 5. BAB III ORGANISASI OP (UPB) PENGELOLA BENDUNGAN Ka. B/BWS/Dir. Utama PJT/Dir. Ut. Badan Usaha KEPALA UNIT PENGELOLA BENDUNGAN Kabid/Kasi OP, Kadiv,dll (memiliki SKA Bendungan) Ka bag Operasi D3/SMU/SMK dan pengalaman bidang operasi bendungan Kabag Pemeliharaan D3/SMU/SMK dan pengalaman bidang pemeliharaan bendungan Kabag PPE D3/SMU/SMK & pengalaman bidang Pemeriksaan, Pemantauan & Evaluasi bendungan Sekuriti 2-3 personil (tetap) Operasi 2-3 personil (tetap) Personil Tetap 2-3 personil (tetap) Personil Tidak Tetap (Pekerja Lepas) PP Instrumentasi/ 2-3 personil (tetap) Catatan: Jumlah personil tergantung pada dimensi dan karakteristik bendungan
  • 6. BAB II PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN Hubungan dengan instansi lain Kegiatan pengelolaan bendungan seringkali terkait dengan instansi lain, pemerintah maupun swasta, dan terutama dengan masyarakat pengguna air. Hubungan ini bisa bersifat informal ataupun formal melalui kontrak kerjasama. Hubungan yang paling erat adalah melalui kontrak kerjasama. Hubungan yang paling erat adalah hubungan antara pengelola dengan masyarakat pengguna air, termasuk dengan pengguna tenaga listrik yang biasanya tergabung di dalam badan koordinasi yang disebut TKP SDA (Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air) Kerjasama yang sering dilakukan adalah dengan instansi: • Dinas Pengairan Prop/Kabupaten; pola operasi waduk, waktu dan pola tanam, penyediaan air irigasi dan pengendalian banjir • PDAM; pola operasi waduk, kualitas air • PT. PLN; pola operasi waduk, produksi tenaga listrik • Dinas Perikanan; kualitas air waduk, elevasi minimum air waduk • Dinas Pariwisata; pengelolaan lahan pariwisata, rekreasi • Kepolisian; sekuriti • Lingkungan Hidup; kualitas air, izin pembuangan sampah, bahan berbahaya/racun, dll
  • 7. OPERASI BENDUNGAN Pada dasarnya operasi waduk dilakukan dengan cara mengatur pengeluaran air waduk melalui pintu-pintu atau katup pada bangunan pelengkap yang terdiri dari: 1. Bangunan sadap/intake 2. Pelimpah 3. Fasilitas pengeluaran darurat (Emergency release) yang dapat berupa bangunan pengeluaran bawah (Bottom Outlet) atau Pintu Emergensi Dilihat dari jenis operasinya, operasi waduk dibedakan menjadi: 1. Operasi normal/operasi harian rutin, yaitu: operasi sehari-hari sesuai prosedur standar untuk melayani keperluan air di hilir bendungan 2. Operasi darurat, yaitu: operasi waduk untuk merespon suatu kejadian yang dapat mengancam keamanan dan keutuhan bendungan
  • 8. OPERASI BENDUNGAN kegiatan operasi waduk meliputi: 1. Pengumpulan dan pengolahan data hidrologi (untuk perkiraan air masuk, ketersediaan air waduk dan pramalan banjir) 2. Menyusun pola perasi wduk (Rules Vurves) 3. Membuat dan melaksanakan rencana tahunan operasi waduk 4. Melakukan evaluasi pelaksanaan operasi waduk 5. Melaksanakan operasi waduk pada kondisi darurat 6. Pemeriksaan OP dalam rangka mengetahui: kondisi, kebutuhan pemeliharaan, perbaikan, penggantian dan biaya OP 7. Penyusunan laporan dan dokumentasi
  • 9. OPERASI BENDUNGAN penyusunan Pola Operasi Waduk: 1. Pola operasi waduk adalah kerangka dasar operasi waduk untuk jangka panjang (umumnya 5 tahunan) yang menjadi patokan dalam penyusunan rencana tahunan operasi waduk yang paling optimum dan aman 2. Pola operasi waduk biasanya diwujudkan dalam bentuk Rule Curves Zone operasi, yang dibatasi oleh lengkung batas operasi normal atas dan lengkung batas operasi normal bawah. Prinsipnya mengandung jadwal pengisian dan pengeluaran air 3. Secara berkala (lazimnya setiap 5 tahun bersamaan dengan kegiatan pemeriksaan/inspeksi besar), atau bila terjadi perubahan yang mencolok pada aspek hidrologi, pola operasi waduk perlu ditinjau kembali
  • 10. OPERASI BENDUNGAN pola operasi waduk (rule curves) Juanda, Jawa Barat
  • 11. OPERASI BENDUNGAN Pertimbangan dalam penyusunan pola operasi waduk Dalam penyusunan pola operasi waduk, perlu dipertimbangkan hal-hal sbb: 1. Kondisi aliran sungai pada “musim basah” untuk grafik batas atas dan “musim kering” untuk batas bawah berdasar hasil pengamatan debit bulanan jangka panjang 2. Kebutuhan air yang harus terpenuhi sesuai Rencana Pokok Penyediaan Air. Utnuk irigasi, biasanya ada keputusan dari gubernur/pemda tentang rencana tanam musim tanama rendeng dan gadu pada setiap tahun. Rencana penyediaan air disusun berdasar kebutuhan air irigasi dan berbagai kebutuhan lain seperti PLTA, air baku, dll 3. Pengeluaran air dari waduk di hulu untuk kondisi musim basah dan kering. Untuk bendungan kaskade seperti Bendungan Jatiluhur harus mempertimbangkan pengeluaran air dari waduk di hulunya, yaitu: Cirata dan Saguling 4. Kapasitas palung sungai di daerah hilir. Pengeluaran air waduk melebihi kapasitas palung sungai akan menimbulkan banjir, khususnya di daerah rendah 5. Program pemeliharaan sarana-sarana hidromekanik dan listrik seperti: unit PLTA, katup dan pintu, tail race, dll 6. Keamanan bendungan, seperti adanya potensi longsoran akibat penurunan air waduk yang terlalu cepat atau terlalu rendah. Untuk bendungan dengan pelimpah berpintu, penetapan CWL (Control Water Level) yang terlalu tinggi atau penetapan awal masa recovery yang tidak tepat waktu dapat menyebabkan over topping
  • 12. OPERASI BENDUNGAN pembuatan Rencana Tahunan Operasi Waduk Rencana operasi waduk tahunan, disusun setiap tahun berdasar pola operasi waduk jangka panjang. Rencana operasi tahunan dibuat lebih rinci dan mendekati kenyataan. Faktor-faktor yang harus dipertibangkan dalam penyusunan a.l: 1. Prakiraan ketinggian muka air pada awal tahun 2. Informasi ramalan musim yang dihadapi, dari BMG 3. Prakiraan lengkung debit sungai 4. Kondisi/kesiapan unit pembangkit listrik dan prasarananya (bila bendungan memiliki PLTA) 5. Rencana tahunan kebutuhan air (irigasi, air baku, PLTA) 6. Sasaran khusus produksi listrik/padi (seperti: pada tahun 2007 pemerintah menargetkan kenaikan produksi padi sebesar 2 juta ton) 7. Kebutuhan ketinggian muka air untuk menunjang olahraga, misal atas usulan KONI untuk kegiatan pertandingan nasional dan internasional
  • 13. OPERASI BENDUNGAN langkah-langkah yang perlu diambil bila terjadi ketidaksesuaian kenyataan dengan rencana: 1. Bila ketinggian muka air waduk tidak sesuai dengan rencana, tp msh berada dalam batas-batas zona operasi, pelaksanan operasi masih dianggap sesuai dengan rencana operasi 2. Bila muka air waduk berada diatas “garis operasi normal atas”, berarti ada kelebihan air yang harus dibuang ke hilir. Pengeluaran air tambahan tersebut sedapat mungkin dilewatkan turbin (bila ada PLTA). Bila pengeluaran lewat turbin sudah tidak mungkin, pengeluaran dapat dilakukan leawat pintu pengeluaran lain seperti pintu untuk irigasi 3. Bila muka air di bawah “garis operasi normal bawah”: Pengeluaran air harus dikurangi dengan mengambil langkah-langkah sbb: • Pertama, teliti apakah kondisi tersebut akibat penahan air di waduk-waduk hulu. Bila benar demikian, koordinasikan dengan pengelola waduk diatas untuk menambah pengeluaran air • Bila penurunan muka air waduk diakibatkan kondisi musim (kering), maka harus dilaksanakan pengurangan pengeluaran air dibawah rencana tahunan
  • 14. OPERASI BENDUNGAN bangunan pelengkap dan peralatan Yang dimaksud dengan bangunan pelengkap dan peralatan adalah: • Bangunan pelimpah, bangunan sdap, bangunan pengeluaran bawah (bottom outlet), pintu pengeluaran darurat (contoh Bendungan Ponre-Ponre, Sulawesi Selatan), alat pengedali serta peralatan hidromekanik dan elektrik seperti: pintu, katup, alat pengendali, pembangkit tenaga listrik, dll • Setiap peralatan hidromekanik pada hakekatnya prlu dan harus dioperasikan secara teratur guna meyakinkan bahwasannya peralatan tersebut dapat dioperasikan dengan baik, di samping untuk mengetahui seandainya terdapat permasalahan yang dapat berpengaruh pengoperasian pada waktu mendatang. Permasalahan dapat muncul misal: sebagai akibat pelumasan yang kurang/tidak efektif, adanya pergeseran atau himpitan yang dapat menghambat pengoperasian, serta adanya permasalahan lain • Oleh karena itu disarankan: semua peralatan yang tidak digunakan secara regular hendaknya dioperasikan setiap tiga bulan sekali, walaupun dalam waktu yang relatif singkat. Pengoperasian dengan cara-cara tersebut merupakan bagian dari pemeliharaan
  • 15. OPERASI BENDUNGAN Operasi pada kondisi darurat • Kondisi darurat adalah kondisi/kkejadian yang dapat mengancam keamanan dan keutuhan bendungan yang dapat terjadi akibat: hujan badai, banjir besar, gempa, keluaran air yang tak terkendali, longsoran besar, perilaku abnormal, sabotase, serangan/perang • Setiap bendungan harus dilengkapi dengan peralatan sistem peringatan darurat atau gawar banjir khususnya bagi bendungan yang memiliki pelimpah berpintu. Saat terjadi kondisi yang dapat membahayakan masyarakat, seperti saat pembukaan pintu pelimpah dan kondisi darurat lain seperti disebutkan diatas, lebih dulu petugas harus membunyikan tanda peringatan darurat
  • 16. OPERASI BENDUNGAN Pemeriksaan OP • Pemeriksaan rutin oleh personil operasi harus dilakukan secara teratur dan sebaiknya dengan selang waktu tidak lebih dari tiga bulan • Pemeriksaan untuk OP bertujuan untuk mengetahui: Kondisi, kesiapan operasi, kebutuhan pemeliharaan, kebutuhan perbaikan, kebutuhan penggantian, bagian-bagian dan komponen bendungan serta untuk menyusun anggaran biaya OP • Pemeriksaan OP dapat dilakukan sekaligus atau bersamaan dengan pemeriksaan dalam rangka pemantauan perilaku bendungan yang dilakukan secara rutin dan berkala • Hasil pemeriksaan OP serta pelaksanaan operasi dan pelaksanaan pemeliharaan, kemudian disusun menjadi Laporan Operasi dan Pemeliharaan yang nantinya bersama Laporan pengamatan atau Pemantauan disatukan menjadi Laporan Tahunan
  • 17. Prosedur dalam penyusunan pola operasi waduk untuk plta/pltm
  • 18. PLTA Inflow ditentukan dari •Jaringan pos hujan dihulu Daerah Tangkapan Air (DTA) (minimal 3-4) pos hujan tergantung luas DTAnya dan karakteristik hujannya dan minimal 1 Pos Hujan di hilir kalau ada masalah banjir hilir •Dari persamaan storage ΔS/Δt = I -O •Hubungan Elevasi-Storage-Area perlu akurat (pengukuran berkala dengan metoda kontur) •Outflow untuk kebutuhan PLTA/PLTM •Sesuai dengan Kapasitas Terpasang (jika muka air dalam kondisi normal-basah) dan •Modifikasi Pengeluaran air melalui turbin min Q95% (jika muka air dalam kondisi kemarau) •Kehilangan air karena evaporasi, seepage, conveyance •Elevasi muka air waduk dipertahankan mendekati elevasi pelimpah dikurangi volume banjir tahunan yang seringkali terjadi •Model untuk Pola Operasi dapat dibuat dengan menggunakan Simulasi /optimasi (SSARR, RIBASIM, RESOP, HECRESSIM, EXCEL Waduk untuk pemenuhan kebutuhan air PLTA/PLTM
  • 19. Tahapan Dalam Pembuatan / Penyusunan Pola Operasi Waduk 1. Pengumpulan Peta Lokasi Waduk dan Jaringan Sistim Tata Airnya 2. Pembaganan Jaringan Sungai dimana waduk direncanakan / tersedia dalam Simpul dan Ruas 3. Pengumpulan Data pada masing-masing Lokasi Simpul dan Ruas a. Data Hidrologi berupa data hujan, muka air dan debit serta iklim di dalam / di sekitar DAS untuk : • Gauged Catchment (monitoring inflow) • Ungauged Catchment (lokal inflow ke masing-masing simpul) b. Data Karakteristik Infrastruktur (Bangunan Air) Waduk • Kurva Elevasi – Area – Storage • Data pembacaan Muka Air Waduk (Elevasi) dan • Data Outflow (Formula Pintu dan Spillway) • Data Spillway • Data Areal Irigasi yang di layani • Data Pola Irigasi / Pemberian Air Irigasi (padi-padi-palawija) • Data pola turbin (operasi, jam) c. Data Efisiensi / Kehilangan Air • Losses (Conveyance, Seepage, Evaporation)
  • 20. 4. Sistim Jaringan Tata Air dan Pemanfaatannya (Eksisting dan Rencana) 5. Pengujian dan Verifikasi Data a. Pengujian data hujan dan debit yang digunakan dalam simulasi waduk b. Perhitungan Inflow dan Outflow dari suatu waduk (harian, 2 mingguan, bulanan / jam-jaman) c. Akurasi dari outflow yang dikeluarkan dari waduk (harian, 2 mingguan, bulanan / jam-jaman) d. Kurva Hubungan Elevasi –Area dan Storage 6. Analisis Inflow ke Waduk a. Lokal Inflow (harian, bulanan dan atau jam-jaman) • Dihitung dengan menggunakan Rainfall-Runoff (harian, bulanan dan atau jam-jaman) • Dihitung dengan menggunakan pembangkitan data (Stokastik, korelasi, analisa regional) b. Inflow ke Waduk • Dihitung dengan menggunakan pendekatan : ΔS/Δt = I – O
  • 21. LOKASI Bendungan Wampu (Wampu Hydroelectric Power Plant / HEPP) terletak di Sungai Lau Biang, tepatnya berada di sekitar 70 m ke hilir dari percabangan antara Sungai Lau Biang dan Sungai Mbelin. Secara administratif, lokasi bendungan berada di Desa Rih Tengah, Kec. Kutabuluh Kab. Tanah Karo Prov. Sumatera Utara. Lokasi bendungan dapat ditempuh dengan jalur darat dengan jarak dari kota Medan 120 km. Secara geografis, lokasi bendungan terletak pada koordinat 02o19’30” BT.
  • 22.
  • 24. DATA TEKNIS BENDUNGAN A. Bendungan Tipe : Bendungan Beton Graviti Elevasi Muka Air di Hulu El. Muka air normal (N.H.W.L) : + 419,00 m El. Muka air banjir (F.W.L) : + 422,55 m (Q100thn) El. Muka air maksimal (M.W.L) : + 425,50 m (QPMFx50%) Elevasi Muka Air di Hilir El. Muka air normal (N.H.W.L) : + 367,35 m El. Muka air banjir (F.W.L) : + 381,22 m (Q100thn) El. Muka air maksimal (M.W.L) : + 389,78 m (QPMF) El. Puncak bendungan : + 427,00 m Lebar puncak bendungan : 6,9 m Kemiringan lereng hulu : 1:0,25 Kemiringan lereng hilir : 1:0,77 Panjang bendungan : 86 m Tinggi bendungan dari fondasi : 61 m Freeboard (MWL) : 1 m
  • 25. Pot. Melintang Bendungan Wampu, Dilihat dari Hulu
  • 26. Pot. Melintang Bendungan Wampu, Dilihat dari Hilir
  • 28. DATA TEKNIS BENDUNGAN B. Waduk Luas DAS : 1.143,63km2 El. Muka air normal(N.H.W.L) : 419,00 m Volume tampungan(N.H.W.L) : 1.514.435 m3 El. Muka air banjir (F.W.L) : + 422,55 m (Q100thn) Volume tampungan(F.W.L) : 1.809.706 m3 El. Muka air maksimum (M.W.L) : 425,50 m (QPMFx50%) Volume tampungan(M.W.L) : 2.094.225 m3
  • 29. DATA TEKNIS BENDUNGAN C. Pelimpah Debit banjir : 1.286,1 m3/dt (QPMFx50%) El. Puncak ambang (N.H.W.L) : + 419,00 m Lebar bersih ambang : 32,0 m (16,00 m×2 EA) Lebar total ambang : 36,0 m (32,0 m + 4,0 m) Bed elevation of approach channel : EL.379.00 m (crest of upstream cofferdam) Kemiringan chute : 1:0,77 Peredam energi : Straight drop + plunge pool Lebar drop : 7 m El. Drop : + 379,00 m
  • 32. DATA TEKNIS BENDUNGAN D. Hidromekanikal Area Bendungan  Dam Flushing Gate • Jumlah : 1 set • Tipe : Roller gate • Ukuran : 2.0 m W x 2.5 m H • Alat Angkat : Hydraulic • Kapasitas Angkat : 30 ton • Tipe Operasi : Remote dan Local control  Dam Stop-Log • Jumlah : 1 set • Jenis : Roller gate • Ukuran : 2.5 m W x 4.7 m H • Alat Angkat : Winch • Kapasitas Angkat : 25 ton • Tipe Operasi : Local control
  • 35. DATA TEKNIS BENDUNGAN  Intake Gate • Jumlah : 1 set • Tipe : Roller gate • Ukuran : 3.8m W x 2.2m H • Alat Angkat : winch • Kapasitas Angkat : 25 ton • Control Tipe : Remote and Local control  Intake Stop-Log • Jumlah : 1 set • Tipe : Roller gate • Ukuran : 3.8m W x 2.2m H • Alat Angkat : Mono rail hoist • Kapasitas Angkat : 20 ton
  • 36. DATA TEKNIS BENDUNGAN Di Luar Area Bendungan  Velocity dissipator flushing gate • Jumlah : 1 set • Tipe : Roller gate • Ukuran : 1.2m W x 1.2m H  Power House draft rube gate • Jumlah : 3 set • Tipe : Roller gate • Ukuran : 3.5 m W x 1.6m H
  • 37. DATA TEKNIS BENDUNGAN E. Instrumentasi Instrumentasi yang terpasang pada Bendungan Wampu disajikan pada tabel berikut Instrument Items Unit Qt. Tipe Manufacturer Remarks Dam Body Thermometer Place 20 Thermister GTC Corporation Inclinometer Place 1 Servo accelero Tipe Slope Indicator Embedding casing Strain meter Place 4 Vibrating wire Tipe Geokon Sensor: 5ea/place Non-stress meter Place 4 Seismic accelero graph Place 2 Servo accelero Tipe GeoSIG Joint Meter Place 16 Basement Rock Uplift movement apparatus Place 7 LVDT Tokyo Sokki Kenkyujo Pore pressure meter Place 5 Vibrating wire Tipe Geokon Uplift measuring meter Place 5 Leakage measuring apparatus Place 1