Pengawas pekerjaan struktur bangunan gedung harus memastikan pelaksanaan pekerjaan sesuai peraturan dan rencana, serta mengawasi proses pembangunan pondasi, struktur atas dan bawah, rangka atap, serta membuat laporan hasil pengawasan.
Dokumen tersebut merangkum beberapa poin penting terkait uji kompetensi di bidang keselamatan dan kesehatan kerja (K3) konstruksi, yaitu: (1) penyediaan alat pelindung diri untuk tamu di lokasi pekerjaan, (2) brifing keselamatan sebelum memasuki area pekerjaan, (3) identifikasi bahaya potensial di tempat kerja, dan (4) pelaksanaan inspeksi dan pelaporan kecelakaan kerja.
PELAKSANAAN PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATANMOSES HADUN
Dokumen tersebut membahas tentang pelaksanaan pemeliharaan jalan dan jembatan oleh Kementerian Pekerjaan Umum. Terdapat tiga jenis pemeliharaan yaitu pemeliharaan rutin yang dilakukan sepanjang tahun, pemeliharaan berkala pada waktu tertentu, dan rehabilitasi untuk memperbaiki kerusakan yang parah. Dokumen ini juga menjelaskan proses manajemen pemeliharaan rutin yang dilakukan secara swakel
Dokumen ini memberikan instruksi kepada asesi untuk membuat presentasi singkat mengenai pengalamannya bekerja sebagai Teknisi/Analis Jenjang 6 di proyek pemeliharaan jalan. Presentasi tersebut harus mencakup SMK3, survei jalan, pemeliharaan bagian-bagian jalan, dan penyerahan pekerjaan jalan. Asesor akan menilai kompetensi asesi melalui pertanyaan selama presentasi.
Dokumen ini memberikan instruksi kepada seorang asesi untuk membuat presentasi singkat selama 15 menit mengenai pengalamannya melaksanakan pekerjaan konstruksi gedung sebagai pelaksana lapangan. Presentasi harus mencakup topik-topik seperti penerapan SMK3-L dan komunikasi di tempat kerja, pelaksanaan pekerjaan persiapan, pondasi, struktur, arsitektur, serta pembuatan laporan pekerjaan. Presentasi ini bertujuan untuk
Pengawas pekerjaan struktur bangunan gedung harus memastikan pelaksanaan pekerjaan sesuai peraturan dan rencana, serta mengawasi proses pembangunan pondasi, struktur atas dan bawah, rangka atap, serta membuat laporan hasil pengawasan.
Dokumen tersebut merangkum beberapa poin penting terkait uji kompetensi di bidang keselamatan dan kesehatan kerja (K3) konstruksi, yaitu: (1) penyediaan alat pelindung diri untuk tamu di lokasi pekerjaan, (2) brifing keselamatan sebelum memasuki area pekerjaan, (3) identifikasi bahaya potensial di tempat kerja, dan (4) pelaksanaan inspeksi dan pelaporan kecelakaan kerja.
PELAKSANAAN PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATANMOSES HADUN
Dokumen tersebut membahas tentang pelaksanaan pemeliharaan jalan dan jembatan oleh Kementerian Pekerjaan Umum. Terdapat tiga jenis pemeliharaan yaitu pemeliharaan rutin yang dilakukan sepanjang tahun, pemeliharaan berkala pada waktu tertentu, dan rehabilitasi untuk memperbaiki kerusakan yang parah. Dokumen ini juga menjelaskan proses manajemen pemeliharaan rutin yang dilakukan secara swakel
Dokumen ini memberikan instruksi kepada asesi untuk membuat presentasi singkat mengenai pengalamannya bekerja sebagai Teknisi/Analis Jenjang 6 di proyek pemeliharaan jalan. Presentasi tersebut harus mencakup SMK3, survei jalan, pemeliharaan bagian-bagian jalan, dan penyerahan pekerjaan jalan. Asesor akan menilai kompetensi asesi melalui pertanyaan selama presentasi.
Dokumen ini memberikan instruksi kepada seorang asesi untuk membuat presentasi singkat selama 15 menit mengenai pengalamannya melaksanakan pekerjaan konstruksi gedung sebagai pelaksana lapangan. Presentasi harus mencakup topik-topik seperti penerapan SMK3-L dan komunikasi di tempat kerja, pelaksanaan pekerjaan persiapan, pondasi, struktur, arsitektur, serta pembuatan laporan pekerjaan. Presentasi ini bertujuan untuk
Pedoman Pelaksanaan Konstruksi Sistem Penyediaan Air Minuminfosanitasi
Pedoman ini membahas tahapan pelaksanaan konstruksi sistem penyediaan air minum (SPAM) mulai dari persiapan, pelaksanaan, pengawasan, pengujian, hingga serah terima dengan mengacu pada peraturan dan standar teknis terkait.
Presentasi ini memberikan ringkasan singkat tentang pengalaman asesi dalam melaksanakan pekerjaan sebagai Pelaksana Pemeliharaan Jembatan. Presentasi mencakup penjelasan tentang penerapan ketentuan K3, etika profesi, perencanaan dan manajemen proyek, serta metode kerja pemasangan jembatan rangka baja standar.
Seminar Kerja Praktek membahas tentang kerja praktek mahasiswa Teknik Sipil di proyek pembangunan jalan akses Bandara Sultan Syarif Kasim II. Kerja praktek ini meliputi observasi pelaksanaan konstruksi dan manajemen proyek selama 3 bulan. Proyek ini mencakup pembangunan jalan rigid pavement dan perbaikan simpang untuk memperlancar lalu lintas di bandara. [/ringkasan]
CONTOH PPT - PELAKSANA PEMELIHARAAN JALAN MADYA - Copy.pptxarif887468
Dokumen tersebut merangkum proses pelaksanaan proyek pembangunan jalan, mulai dari perencanaan proyek, survei lapangan, pembuatan rencana anggaran biaya dan jadwal, pelaksanaan konstruksi jalan dan bangunan pendukungnya, rapat koordinasi, pengawasan keselamatan kerja, hingga pelaporan kemajuan proyek beserta dokumentasi fotonya.
Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan - A2 PerencanaanJoy Irman
Dokumen ini membahas perencanaan sistem drainase perkotaan yang meliputi rencana induk, studi kelayakan, dan perencanaan teknik terinci. Rencana induk merupakan kerangka dasar pengembangan sistem drainase kota untuk 25 tahun ke depan, studi kelayakan menilai kelayakan teknis, ekonomi, dan lingkungan proyek, sedangkan perencanaan teknik terinci menghasilkan desain rinci prasarana drainase.
Laporan ini membahas metodologi perencanaan pembangunan gereja, meliputi survei lapangan, analisis data, perencanaan struktur, arsitektur, mekanikal dan elektrikal, serta penyusunan dokumen perencanaan akhir seperti gambar, anggaran biaya, dan dokumen lelang.
Ringkasan dari dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang berbagai aspek perencanaan dan desain bendungan mulai dari tujuan, jenis, kriteria keamanan hingga komponen-komponen penting bendungan.
2. Ada beberapa jenis bendungan yang dijelaskan berdasarkan material konstruksi dan ukurannya seperti bendungan beton, urugan, serta bendungan besar dan kecil.
3. Kriteria ke
Dokumen tersebut merupakan ringkasan singkat tentang uji kompetensi untuk sertifikasi Ahli Muda K3 Konstruksi yang mencakup penjelasan mengenai:
1. Penggunaan APD dan poster keselamatan di lokasi proyek
2. Dasar hukum K3 konstruksi di Indonesia
3. Sistem komunikasi K3 konstruksi kepada supervisor dan pengunjung lokasi
2007 11-pekerjaan bangunan pelengkap dan perlengkapan jalanahmad fuadi
Modul ini membahas tentang bangunan pelengkap dan perlengkapan jalan, termasuk fungsi dan jenisnya, standar perlengkapan jalan, konstruksi, dan metode pelaksanaannya.
Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan - A.3 Pelaksanaan KonstruksiJoy Irman
Dokumen tersebut membahas tentang pelaksanaan konstruksi drainase perkotaan yang mencakup pembangunan baru dan normalisasi. Pelaksanaan konstruksi drainase terdiri atas persiapan konstruksi, pelaksanaan konstruksi fisik, dan uji coba sistem. Pembangunan baru meliputi pembangunan saluran baru sedangkan normalisasi bertujuan untuk memperbaiki saluran dan sarana drainase yang ada.
Dokumen ini berisi petunjuk untuk presentasi yang harus disampaikan oleh asesi dalam uji kompetensi sebagai Ahli Madya Teknik Jembatan. Asesi diinstruksikan untuk membuat presentasi singkat berdasarkan pengalamannya dalam proyek konstruksi jembatan, dengan materi yang mencakup perencanaan, pelaksanaan, spesifikasi teknis, pengawasan, dan pemeliharaan jembatan. Presentasi diharuskan didukung foto/dokumen dan di
Tahap Konstruksi SPAL Pembangunan Unit Pengumpulan - Pipa Servis dan Pipa IndukJoy Irman
Pelatihan Pelaksanaan Konstruksi atau Pembangunan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu Modul (A) Dasar-dasar Pelaksanaan Konstruksi, (B) Tahap Pra Konstruksi, (C) Pelaksanaan Konstruksi/Pembangunan, dan (D) Penyelenggaraan Pelaksanaan Konstruksi. Masing-masing Modul tersebut terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Ppt tugas kelompok sistem bangunan irigasiMOSES HADUN
Dokumen tersebut menjelaskan berbagai jenis bangunan yang digunakan pada sistem irigasi, di antaranya bendung, alat ukur, penguras, pelimpah, bagi, bagi sadap, talang, cross drain, gorong-gorong, sadap, dan corongan. Setiap bangunan memiliki fungsi khusus untuk mengatur dan mengalirkan air sesuai kebutuhan irigasi.
Dokumen tersebut membahas tentang penyusunan rencana anggaran biaya operasi dan pemeliharaan bendungan, yang mencakup 3 poin utama: 1) kegiatan terkait biaya O&P seperti panduan, organisasi, operasi waduk, pemeliharaan, pemantauan, dan inspeksi; 2) analisis perhitungan biaya meliputi biaya langsung, tidak langsung, dan tak terduga; 3) contoh analisis biaya untuk operasi, pemeliharaan, dan
Pedoman Pelaksanaan Konstruksi Sistem Penyediaan Air Minuminfosanitasi
Pedoman ini membahas tahapan pelaksanaan konstruksi sistem penyediaan air minum (SPAM) mulai dari persiapan, pelaksanaan, pengawasan, pengujian, hingga serah terima dengan mengacu pada peraturan dan standar teknis terkait.
Presentasi ini memberikan ringkasan singkat tentang pengalaman asesi dalam melaksanakan pekerjaan sebagai Pelaksana Pemeliharaan Jembatan. Presentasi mencakup penjelasan tentang penerapan ketentuan K3, etika profesi, perencanaan dan manajemen proyek, serta metode kerja pemasangan jembatan rangka baja standar.
Seminar Kerja Praktek membahas tentang kerja praktek mahasiswa Teknik Sipil di proyek pembangunan jalan akses Bandara Sultan Syarif Kasim II. Kerja praktek ini meliputi observasi pelaksanaan konstruksi dan manajemen proyek selama 3 bulan. Proyek ini mencakup pembangunan jalan rigid pavement dan perbaikan simpang untuk memperlancar lalu lintas di bandara. [/ringkasan]
CONTOH PPT - PELAKSANA PEMELIHARAAN JALAN MADYA - Copy.pptxarif887468
Dokumen tersebut merangkum proses pelaksanaan proyek pembangunan jalan, mulai dari perencanaan proyek, survei lapangan, pembuatan rencana anggaran biaya dan jadwal, pelaksanaan konstruksi jalan dan bangunan pendukungnya, rapat koordinasi, pengawasan keselamatan kerja, hingga pelaporan kemajuan proyek beserta dokumentasi fotonya.
Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan - A2 PerencanaanJoy Irman
Dokumen ini membahas perencanaan sistem drainase perkotaan yang meliputi rencana induk, studi kelayakan, dan perencanaan teknik terinci. Rencana induk merupakan kerangka dasar pengembangan sistem drainase kota untuk 25 tahun ke depan, studi kelayakan menilai kelayakan teknis, ekonomi, dan lingkungan proyek, sedangkan perencanaan teknik terinci menghasilkan desain rinci prasarana drainase.
Laporan ini membahas metodologi perencanaan pembangunan gereja, meliputi survei lapangan, analisis data, perencanaan struktur, arsitektur, mekanikal dan elektrikal, serta penyusunan dokumen perencanaan akhir seperti gambar, anggaran biaya, dan dokumen lelang.
Ringkasan dari dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang berbagai aspek perencanaan dan desain bendungan mulai dari tujuan, jenis, kriteria keamanan hingga komponen-komponen penting bendungan.
2. Ada beberapa jenis bendungan yang dijelaskan berdasarkan material konstruksi dan ukurannya seperti bendungan beton, urugan, serta bendungan besar dan kecil.
3. Kriteria ke
Dokumen tersebut merupakan ringkasan singkat tentang uji kompetensi untuk sertifikasi Ahli Muda K3 Konstruksi yang mencakup penjelasan mengenai:
1. Penggunaan APD dan poster keselamatan di lokasi proyek
2. Dasar hukum K3 konstruksi di Indonesia
3. Sistem komunikasi K3 konstruksi kepada supervisor dan pengunjung lokasi
2007 11-pekerjaan bangunan pelengkap dan perlengkapan jalanahmad fuadi
Modul ini membahas tentang bangunan pelengkap dan perlengkapan jalan, termasuk fungsi dan jenisnya, standar perlengkapan jalan, konstruksi, dan metode pelaksanaannya.
Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan - A.3 Pelaksanaan KonstruksiJoy Irman
Dokumen tersebut membahas tentang pelaksanaan konstruksi drainase perkotaan yang mencakup pembangunan baru dan normalisasi. Pelaksanaan konstruksi drainase terdiri atas persiapan konstruksi, pelaksanaan konstruksi fisik, dan uji coba sistem. Pembangunan baru meliputi pembangunan saluran baru sedangkan normalisasi bertujuan untuk memperbaiki saluran dan sarana drainase yang ada.
Dokumen ini berisi petunjuk untuk presentasi yang harus disampaikan oleh asesi dalam uji kompetensi sebagai Ahli Madya Teknik Jembatan. Asesi diinstruksikan untuk membuat presentasi singkat berdasarkan pengalamannya dalam proyek konstruksi jembatan, dengan materi yang mencakup perencanaan, pelaksanaan, spesifikasi teknis, pengawasan, dan pemeliharaan jembatan. Presentasi diharuskan didukung foto/dokumen dan di
Tahap Konstruksi SPAL Pembangunan Unit Pengumpulan - Pipa Servis dan Pipa IndukJoy Irman
Pelatihan Pelaksanaan Konstruksi atau Pembangunan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu Modul (A) Dasar-dasar Pelaksanaan Konstruksi, (B) Tahap Pra Konstruksi, (C) Pelaksanaan Konstruksi/Pembangunan, dan (D) Penyelenggaraan Pelaksanaan Konstruksi. Masing-masing Modul tersebut terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Ppt tugas kelompok sistem bangunan irigasiMOSES HADUN
Dokumen tersebut menjelaskan berbagai jenis bangunan yang digunakan pada sistem irigasi, di antaranya bendung, alat ukur, penguras, pelimpah, bagi, bagi sadap, talang, cross drain, gorong-gorong, sadap, dan corongan. Setiap bangunan memiliki fungsi khusus untuk mengatur dan mengalirkan air sesuai kebutuhan irigasi.
Dokumen tersebut membahas tentang penyusunan rencana anggaran biaya operasi dan pemeliharaan bendungan, yang mencakup 3 poin utama: 1) kegiatan terkait biaya O&P seperti panduan, organisasi, operasi waduk, pemeliharaan, pemantauan, dan inspeksi; 2) analisis perhitungan biaya meliputi biaya langsung, tidak langsung, dan tak terduga; 3) contoh analisis biaya untuk operasi, pemeliharaan, dan
Tujuan pengoperasian jaringan irigasi adalah mendukung produktivitas lahan pertanian secara maksimal dengan melakukan perencanaan dan pelaksanaan operasi yang efektif dan efisien serta melibatkan petani dalam setiap tahapannya.
Pemeliharaan bertujuan agar instalasi beroperasi dengan aman, andal, kesiapan dan kinerja tinggi serta umur panjang dengan biaya yang efisien. Terdiri dari pemeliharaan terencana, tidak terencana, berdasarkan waktu dan kondisi, mencakup inspeksi rutin, pemeliharaan rutin, prediktif, perbaikan, dan darurat. Persiapan meliputi pemahaman operasi, konfigurasi, prosedur pemeliharaan, dan perlengk
Dokumen tersebut membahas tentang ketentuan operasi dan pemeliharaan instalasi pengolahan air minum (IPA). Beberapa poin pentingnya adalah: (1) unit IPA harus memenuhi standar dan kualitas air yang dihasilkan harus sesuai baku mutu, (2) prosedur operasi mencakup persiapan, pengoperasian sistem, dan unit-unit IPA, (3) prosedur pemeliharaan meliputi fasilitas ambil air, pembangkit tenaga, dan unit-
Dokumen tersebut membahas tentang pelatihan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi, termasuk definisi pemeliharaan irigasi, tujuan pelatihan, dasar hukum, penyebab buruknya kondisi irigasi, dan tata cara pemeliharaan jaringan irigasi secara terperinci."
Dokumen tersebut membahas tentang sistem irigasi pompa air tanah, yang menjelaskan bahwa sistem ini mengambil air dari bawah tanah menggunakan pompa untuk kemudian didistribusikan untuk irigasi. Dokumen tersebut juga menjelaskan operasi, pemeliharaan, dan bagian-bagian utama dari sistem irigasi pompa air tanah seperti sumur, pompa, bak penampung, saluran, dan stasiun pompa.
Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Sistem Drainase Perkotaan Joy Irman
Dokumen tersebut membahas tentang tata cara pembuatan rencana induk drainase perkotaan yang mencakup inventarisasi kondisi awal sistem drainase, analisis drainase dan konservasi air, pendekatan penyelenggaraan sistem drainase, rencana sistem jaringan drainase, dan cara pengerjaannya.
Inspeksi Dan Pemeliharaan Drainase JalanYahya M Aji
Dokumen ini membahas inspeksi dan pemeliharaan drainase jalan, mencakup prinsip, pengertian, ruang lingkup, jenis inspeksi dan pemeliharaan, kriteria personil, ketentuan teknis, serta contoh pekerjaan pemeliharaan saluran dan inlet.
Kak kak detail desain regulating dam way sekampung.alimKeren_slide
Dokumen ini membahas rencana detail desain Regulating Dam Way Sekampung untuk mengatur aliran Sungai Way Sekampung agar sumber daya airnya dapat dimanfaatkan secara optimal. Lingkup pekerjaan mencakup survei topografi, geologi, hidrologi, dan desain bangunan bendungan serta fasilitas pendukungnya. Tujuannya adalah mendapatkan desain yang memenuhi kelayakan teknis, ekonomis, dan lingkungan.
Dokumen tersebut membahas tentang pemeliharaan prasarana sungai yang meliputi pemeliharaan fisik bangunan sungai, pos pemantau hidrologi, dan prasarana penunjang kegiatan operasi dan pemeliharaan sungai."
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3infosanitasi
Dokumen tersebut membahas tentang tata cara operasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaan. Mencakup pedoman tentang operasi, pemeliharaan, pembiayaan dan kelembagaan beserta personalianya. Juga menjelaskan berbagai prasarana dan sarana drainase perkotaan seperti saluran, bangunan persilangan, kolam retensi, dan pompa yang memerlukan operasi dan pemeliharaan berkala.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Rehabilitasi jaringan irigasi meliputi perbaikan berbagai infrastruktur irigasi seperti bendung, saluran, dan bangunan terkait untuk mengembalikan fungsi irigasi. Ada beberapa jenis rehabilitasi berdasarkan tingkat kerusakan serta peran penting partisipasi petani dalam proses perencanaan dan pelaksanaan rehabilitasi jaringan irigasi.
2. BAB II PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN
PedomanOperasi
Isinya paling tidak mencakup:
1. Pola operasi, rencana operasi tahunan dan evaluasinya
2. Operasi harian rutin; dilengkapi dengan prosedur operasi yang dibuat dengan
mempertimbangkan ketersediaan air waduk, kebutuhan (jumlah & waktu),
pengendalian banjir, dll
3. Perkiraan air masuk (pengumpulan data hidrologi) & laporan muka air tinggi
4. Operasi bangunan pelengkap dan peralatan mekanik-listrik mencakup rencana operasi
keseluruhan, urutan operasi/pembukaan pintu/klep, operasi alternatif, pembatasan
operasi untuk melindungi peralatan
5. Prosedur operasi pintu-pintu air selama banjir dengan mempertimbangkan perubahan
muka air hulu dan hilir serta tujuan pengendalian
6. Prosedur operasi khusus/darurat, diluar operasi rutin/normal
7. Pembatasan dalam operasi: pengisian, pengeluaran, penurunan air waduk terkait
dengan keamanan bendungan, dll
8. Penjelasan mengenai operasi pintu yang memerlukan izin khusus
9. Uji operasi untuk peralatan yang terkait dengan keamanan bendungan
10. Penjelasan (peringatan) perlunya mematuhi prosedur operasi, dan bahaya bila
dilanggar, seperti: kerusakan pada peralatan, membahayakan keselamatan operator
atau keselamatan daerah hilir
3. BAB II PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Pedoman Pemeliharaan
Antara lain, menjelaskan mengenai:
1. Pekerjaan pemeliharaan bangunan dan sistem yang ada, mencakup:
peralatan mekanik, listrik, hidrolik dan sipil, agar tetap
dalam kondisi aman dan berfungsi baik
2. Rencana/program pemeliharaan, yang harus dilakukan secara rutin
atau berkala untuk bendungan, bang pelengkap dan
peralatan (sesuai referensi pabrik), serta bahan dan
peralatan khusus yang diperlukan
3. Catatan pemeliharaan; menjelaskan mengenai catatan atau
laporan pemeliharaan yang harus dibuat oleh petugas,
mencakup: kondisi bangunan, periode pemeliharaan,
bagaimana pekerjaan pemeliharaan dilaksanakan
4. BAB II PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Petunjuk Pemantauan
Antara lain, menjelaskan mengenai:
1. Pemantauan; mencakup: pengukuran dan pembacaan
instrumen, pemeriksaan dan inspeksi, uji operasi khususnya
bagi komponen dan peralatan yang berkaitan dengan
keamanan bendungan seperti: fasilitas pengeluaran bawah (
bottom outlet), pintu pelimpah, sistem gawar banjir, dll
2. Pemeriksaan; mencakup: pemeriksaan rutin, pemeriksaan
tengah tahunan dan tahunan, pemeriksaan luar biasa,
pemeriksaan besar dan evaluasi keamanan bendungan
3. Evaluasi (awal) dan pelaporan; yang dilakukan terhadap hasil
pemeriksaan dan data instrumensi
5. BAB III ORGANISASI OP (UPB)
PENGELOLA BENDUNGAN
Ka. B/BWS/Dir. Utama PJT/Dir. Ut. Badan Usaha
KEPALA UNIT PENGELOLA BENDUNGAN
Kabid/Kasi OP, Kadiv,dll (memiliki SKA Bendungan)
Ka bag Operasi
D3/SMU/SMK dan pengalaman
bidang operasi bendungan
Kabag Pemeliharaan
D3/SMU/SMK dan pengalaman
bidang pemeliharaan bendungan
Kabag PPE
D3/SMU/SMK & pengalaman bidang
Pemeriksaan, Pemantauan & Evaluasi
bendungan
Sekuriti
2-3 personil
(tetap)
Operasi
2-3 personil
(tetap)
Personil Tetap
2-3 personil
(tetap)
Personil Tidak
Tetap
(Pekerja Lepas)
PP Instrumentasi/
2-3 personil (tetap)
Catatan: Jumlah personil tergantung pada dimensi dan karakteristik bendungan
6. BAB II PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Hubungan dengan instansi lain
Kegiatan pengelolaan bendungan seringkali terkait dengan instansi lain,
pemerintah maupun swasta, dan terutama dengan masyarakat pengguna air.
Hubungan ini bisa bersifat informal ataupun formal melalui kontrak kerjasama.
Hubungan yang paling erat adalah melalui kontrak kerjasama. Hubungan yang
paling erat adalah hubungan antara pengelola dengan masyarakat pengguna air,
termasuk dengan pengguna tenaga listrik yang biasanya tergabung di dalam badan
koordinasi yang disebut TKP SDA (Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air)
Kerjasama yang sering dilakukan adalah dengan instansi:
• Dinas Pengairan Prop/Kabupaten; pola operasi waduk, waktu dan pola tanam,
penyediaan air irigasi dan pengendalian banjir
• PDAM; pola operasi waduk, kualitas air
• PT. PLN; pola operasi waduk, produksi tenaga listrik
• Dinas Perikanan; kualitas air waduk, elevasi minimum air waduk
• Dinas Pariwisata; pengelolaan lahan pariwisata, rekreasi
• Kepolisian; sekuriti
• Lingkungan Hidup; kualitas air, izin pembuangan sampah, bahan berbahaya/racun,
dll
7. OPERASI BENDUNGAN
Pada dasarnya operasi waduk dilakukan dengan cara mengatur
pengeluaran air waduk melalui pintu-pintu atau katup pada bangunan
pelengkap yang terdiri dari:
1. Bangunan sadap/intake
2. Pelimpah
3. Fasilitas pengeluaran darurat (Emergency release) yang dapat berupa
bangunan pengeluaran bawah (Bottom Outlet) atau Pintu Emergensi
Dilihat dari jenis operasinya, operasi waduk dibedakan menjadi:
1. Operasi normal/operasi harian rutin, yaitu: operasi sehari-hari sesuai
prosedur standar untuk melayani keperluan air di hilir bendungan
2. Operasi darurat, yaitu: operasi waduk untuk merespon suatu kejadian
yang dapat mengancam keamanan dan keutuhan bendungan
8. OPERASI BENDUNGAN
kegiatan operasi waduk meliputi:
1. Pengumpulan dan pengolahan data hidrologi (untuk
perkiraan air masuk, ketersediaan air waduk dan
pramalan banjir)
2. Menyusun pola perasi wduk (Rules Vurves)
3. Membuat dan melaksanakan rencana tahunan operasi
waduk
4. Melakukan evaluasi pelaksanaan operasi waduk
5. Melaksanakan operasi waduk pada kondisi darurat
6. Pemeriksaan OP dalam rangka mengetahui: kondisi,
kebutuhan pemeliharaan, perbaikan, penggantian dan
biaya OP
7. Penyusunan laporan dan dokumentasi
9. OPERASI BENDUNGAN
penyusunan Pola Operasi Waduk:
1. Pola operasi waduk adalah kerangka dasar operasi
waduk untuk jangka panjang (umumnya 5 tahunan) yang
menjadi patokan dalam penyusunan rencana tahunan
operasi waduk yang paling optimum dan aman
2. Pola operasi waduk biasanya diwujudkan dalam bentuk
Rule Curves Zone operasi, yang dibatasi oleh lengkung
batas operasi normal atas dan lengkung batas operasi
normal bawah. Prinsipnya mengandung jadwal pengisian
dan pengeluaran air
3. Secara berkala (lazimnya setiap 5 tahun bersamaan
dengan kegiatan pemeriksaan/inspeksi besar), atau bila
terjadi perubahan yang mencolok pada aspek hidrologi,
pola operasi waduk perlu ditinjau kembali
11. OPERASI BENDUNGAN
Pertimbangan dalam penyusunan pola operasi waduk
Dalam penyusunan pola operasi waduk, perlu dipertimbangkan hal-hal sbb:
1. Kondisi aliran sungai pada “musim basah” untuk grafik batas atas dan “musim kering”
untuk batas bawah berdasar hasil pengamatan debit bulanan jangka panjang
2. Kebutuhan air yang harus terpenuhi sesuai Rencana Pokok Penyediaan Air. Utnuk irigasi,
biasanya ada keputusan dari gubernur/pemda tentang rencana tanam musim tanama
rendeng dan gadu pada setiap tahun. Rencana penyediaan air disusun berdasar kebutuhan
air irigasi dan berbagai kebutuhan lain seperti PLTA, air baku, dll
3. Pengeluaran air dari waduk di hulu untuk kondisi musim basah dan kering. Untuk
bendungan kaskade seperti Bendungan Jatiluhur harus mempertimbangkan pengeluaran air
dari waduk di hulunya, yaitu: Cirata dan Saguling
4. Kapasitas palung sungai di daerah hilir. Pengeluaran air waduk melebihi kapasitas palung
sungai akan menimbulkan banjir, khususnya di daerah rendah
5. Program pemeliharaan sarana-sarana hidromekanik dan listrik seperti: unit PLTA, katup
dan pintu, tail race, dll
6. Keamanan bendungan, seperti adanya potensi longsoran akibat penurunan air waduk yang
terlalu cepat atau terlalu rendah. Untuk bendungan dengan pelimpah berpintu, penetapan
CWL (Control Water Level) yang terlalu tinggi atau penetapan awal masa recovery yang tidak
tepat waktu dapat menyebabkan over topping
12. OPERASI BENDUNGAN
pembuatan Rencana Tahunan Operasi Waduk
Rencana operasi waduk tahunan, disusun setiap tahun berdasar pola
operasi waduk jangka panjang. Rencana operasi tahunan dibuat lebih rinci
dan mendekati kenyataan. Faktor-faktor yang harus dipertibangkan dalam
penyusunan a.l:
1. Prakiraan ketinggian muka air pada awal tahun
2. Informasi ramalan musim yang dihadapi, dari BMG
3. Prakiraan lengkung debit sungai
4. Kondisi/kesiapan unit pembangkit listrik dan prasarananya (bila
bendungan memiliki PLTA)
5. Rencana tahunan kebutuhan air (irigasi, air baku, PLTA)
6. Sasaran khusus produksi listrik/padi (seperti: pada tahun 2007
pemerintah menargetkan kenaikan produksi padi sebesar 2 juta ton)
7. Kebutuhan ketinggian muka air untuk menunjang olahraga, misal atas
usulan KONI untuk kegiatan pertandingan nasional dan internasional
13. OPERASI BENDUNGAN
langkah-langkah yang perlu diambil bila terjadi ketidaksesuaian kenyataan dengan
rencana:
1. Bila ketinggian muka air waduk tidak sesuai dengan rencana, tp msh berada
dalam batas-batas zona operasi, pelaksanan operasi masih dianggap sesuai
dengan rencana operasi
2. Bila muka air waduk berada diatas “garis operasi normal atas”, berarti ada
kelebihan air yang harus dibuang ke hilir. Pengeluaran air tambahan tersebut
sedapat mungkin dilewatkan turbin (bila ada PLTA). Bila pengeluaran lewat turbin
sudah tidak mungkin, pengeluaran dapat dilakukan leawat pintu pengeluaran lain
seperti pintu untuk irigasi
3. Bila muka air di bawah “garis operasi normal bawah”:
Pengeluaran air harus dikurangi dengan mengambil langkah-langkah sbb:
• Pertama, teliti apakah kondisi tersebut akibat penahan air di waduk-waduk
hulu. Bila benar demikian, koordinasikan dengan pengelola waduk diatas
untuk menambah pengeluaran air
• Bila penurunan muka air waduk diakibatkan kondisi musim (kering), maka
harus dilaksanakan pengurangan pengeluaran air dibawah rencana tahunan
14. OPERASI BENDUNGAN
bangunan pelengkap dan peralatan
Yang dimaksud dengan bangunan pelengkap dan peralatan adalah:
• Bangunan pelimpah, bangunan sdap, bangunan pengeluaran bawah (bottom
outlet), pintu pengeluaran darurat (contoh Bendungan Ponre-Ponre, Sulawesi
Selatan), alat pengedali serta peralatan hidromekanik dan elektrik seperti: pintu,
katup, alat pengendali, pembangkit tenaga listrik, dll
• Setiap peralatan hidromekanik pada hakekatnya prlu dan harus dioperasikan
secara teratur guna meyakinkan bahwasannya peralatan tersebut dapat
dioperasikan dengan baik, di samping untuk mengetahui seandainya terdapat
permasalahan yang dapat berpengaruh pengoperasian pada waktu mendatang.
Permasalahan dapat muncul misal: sebagai akibat pelumasan yang kurang/tidak
efektif, adanya pergeseran atau himpitan yang dapat menghambat pengoperasian,
serta adanya permasalahan lain
• Oleh karena itu disarankan: semua peralatan yang tidak digunakan secara regular
hendaknya dioperasikan setiap tiga bulan sekali, walaupun dalam waktu yang
relatif singkat. Pengoperasian dengan cara-cara tersebut merupakan bagian dari
pemeliharaan
15. OPERASI BENDUNGAN
Operasi pada kondisi darurat
• Kondisi darurat adalah kondisi/kkejadian yang dapat
mengancam keamanan dan keutuhan bendungan yang
dapat terjadi akibat: hujan badai, banjir besar, gempa,
keluaran air yang tak terkendali, longsoran besar, perilaku
abnormal, sabotase, serangan/perang
• Setiap bendungan harus dilengkapi dengan peralatan
sistem peringatan darurat atau gawar banjir khususnya
bagi bendungan yang memiliki pelimpah berpintu. Saat
terjadi kondisi yang dapat membahayakan masyarakat,
seperti saat pembukaan pintu pelimpah dan kondisi
darurat lain seperti disebutkan diatas, lebih dulu petugas
harus membunyikan tanda peringatan darurat
16. OPERASI BENDUNGAN
Pemeriksaan OP
• Pemeriksaan rutin oleh personil operasi harus dilakukan secara teratur
dan sebaiknya dengan selang waktu tidak lebih dari tiga bulan
• Pemeriksaan untuk OP bertujuan untuk mengetahui:
Kondisi, kesiapan operasi, kebutuhan pemeliharaan, kebutuhan perbaikan,
kebutuhan penggantian, bagian-bagian dan komponen bendungan serta
untuk menyusun anggaran biaya OP
• Pemeriksaan OP dapat dilakukan sekaligus atau bersamaan dengan
pemeriksaan dalam rangka pemantauan perilaku bendungan yang
dilakukan secara rutin dan berkala
• Hasil pemeriksaan OP serta pelaksanaan operasi dan pelaksanaan
pemeliharaan, kemudian disusun menjadi Laporan Operasi dan
Pemeliharaan yang nantinya bersama Laporan pengamatan atau
Pemantauan disatukan menjadi Laporan Tahunan
18. PLTA
Inflow ditentukan dari
•Jaringan pos hujan dihulu Daerah Tangkapan Air (DTA) (minimal
3-4) pos hujan tergantung luas DTAnya dan karakteristik
hujannya dan minimal 1 Pos Hujan di hilir kalau ada masalah
banjir hilir
•Dari persamaan storage ΔS/Δt = I -O
•Hubungan Elevasi-Storage-Area perlu akurat (pengukuran
berkala dengan metoda kontur)
•Outflow untuk kebutuhan PLTA/PLTM
•Sesuai dengan Kapasitas Terpasang (jika muka air dalam kondisi
normal-basah) dan
•Modifikasi Pengeluaran air melalui turbin min Q95% (jika muka
air dalam kondisi kemarau)
•Kehilangan air karena evaporasi, seepage, conveyance
•Elevasi muka air waduk dipertahankan mendekati elevasi
pelimpah dikurangi volume banjir tahunan yang seringkali
terjadi
•Model untuk Pola Operasi dapat dibuat dengan menggunakan
Simulasi /optimasi (SSARR, RIBASIM, RESOP, HECRESSIM, EXCEL
Waduk untuk pemenuhan kebutuhan air PLTA/PLTM
19. Tahapan Dalam Pembuatan / Penyusunan Pola Operasi Waduk
1. Pengumpulan Peta Lokasi Waduk dan Jaringan Sistim Tata Airnya
2. Pembaganan Jaringan Sungai dimana waduk direncanakan / tersedia dalam
Simpul dan Ruas
3. Pengumpulan Data pada masing-masing Lokasi Simpul dan Ruas
a. Data Hidrologi berupa data hujan, muka air dan debit serta iklim di
dalam / di sekitar DAS untuk :
• Gauged Catchment (monitoring inflow)
• Ungauged Catchment (lokal inflow ke masing-masing simpul)
b. Data Karakteristik Infrastruktur (Bangunan Air)
Waduk
• Kurva Elevasi – Area – Storage
• Data pembacaan Muka Air Waduk (Elevasi) dan
• Data Outflow (Formula Pintu dan Spillway)
• Data Spillway
• Data Areal Irigasi yang di layani
• Data Pola Irigasi / Pemberian Air Irigasi (padi-padi-palawija)
• Data pola turbin (operasi, jam)
c. Data Efisiensi / Kehilangan Air
• Losses (Conveyance, Seepage, Evaporation)
20. 4. Sistim Jaringan Tata Air dan Pemanfaatannya (Eksisting dan Rencana)
5. Pengujian dan Verifikasi Data
a. Pengujian data hujan dan debit yang digunakan dalam simulasi waduk
b. Perhitungan Inflow dan Outflow dari suatu waduk (harian, 2
mingguan, bulanan / jam-jaman)
c. Akurasi dari outflow yang dikeluarkan dari waduk (harian, 2
mingguan, bulanan / jam-jaman)
d. Kurva Hubungan Elevasi –Area dan Storage
6. Analisis Inflow ke Waduk
a. Lokal Inflow (harian, bulanan dan atau jam-jaman)
• Dihitung dengan menggunakan Rainfall-Runoff (harian, bulanan
dan atau jam-jaman)
• Dihitung dengan menggunakan pembangkitan data (Stokastik,
korelasi, analisa regional)
b. Inflow ke Waduk
• Dihitung dengan menggunakan pendekatan : ΔS/Δt = I – O
21. LOKASI
Bendungan Wampu (Wampu Hydroelectric Power Plant / HEPP) terletak di
Sungai Lau Biang, tepatnya berada di sekitar 70 m ke hilir dari
percabangan antara Sungai Lau Biang dan Sungai Mbelin. Secara
administratif, lokasi bendungan berada di Desa Rih Tengah, Kec. Kutabuluh
Kab. Tanah Karo Prov. Sumatera Utara. Lokasi bendungan dapat ditempuh
dengan jalur darat dengan jarak dari kota Medan 120 km. Secara geografis,
lokasi bendungan terletak pada koordinat 02o19’30” BT.
24. DATA TEKNIS BENDUNGAN
A. Bendungan
Tipe : Bendungan Beton Graviti
Elevasi Muka Air di Hulu
El. Muka air normal (N.H.W.L) : + 419,00 m
El. Muka air banjir (F.W.L) : + 422,55 m (Q100thn)
El. Muka air maksimal (M.W.L) : + 425,50 m (QPMFx50%)
Elevasi Muka Air di Hilir
El. Muka air normal (N.H.W.L) : + 367,35 m
El. Muka air banjir (F.W.L) : + 381,22 m (Q100thn)
El. Muka air maksimal (M.W.L) : + 389,78 m (QPMF)
El. Puncak bendungan : + 427,00 m
Lebar puncak bendungan : 6,9 m
Kemiringan lereng hulu : 1:0,25
Kemiringan lereng hilir : 1:0,77
Panjang bendungan : 86 m
Tinggi bendungan dari fondasi : 61 m
Freeboard (MWL) : 1 m
28. DATA TEKNIS BENDUNGAN
B. Waduk
Luas DAS : 1.143,63km2
El. Muka air normal(N.H.W.L) : 419,00 m
Volume tampungan(N.H.W.L) : 1.514.435 m3
El. Muka air banjir (F.W.L) : + 422,55 m (Q100thn)
Volume tampungan(F.W.L) : 1.809.706 m3
El. Muka air maksimum (M.W.L) : 425,50 m (QPMFx50%)
Volume tampungan(M.W.L) : 2.094.225 m3
29. DATA TEKNIS BENDUNGAN
C. Pelimpah
Debit banjir : 1.286,1 m3/dt (QPMFx50%)
El. Puncak ambang (N.H.W.L) : + 419,00 m
Lebar bersih ambang : 32,0 m (16,00 m×2 EA)
Lebar total ambang : 36,0 m (32,0 m + 4,0 m)
Bed elevation of approach channel : EL.379.00 m (crest of upstream cofferdam)
Kemiringan chute : 1:0,77
Peredam energi : Straight drop + plunge pool
Lebar drop : 7 m
El. Drop : + 379,00 m
32. DATA TEKNIS BENDUNGAN
D. Hidromekanikal
Area Bendungan
Dam Flushing Gate
• Jumlah : 1 set
• Tipe : Roller gate
• Ukuran : 2.0 m W x 2.5 m H
• Alat Angkat : Hydraulic
• Kapasitas Angkat : 30 ton
• Tipe Operasi : Remote dan Local control
Dam Stop-Log
• Jumlah : 1 set
• Jenis : Roller gate
• Ukuran : 2.5 m W x 4.7 m H
• Alat Angkat : Winch
• Kapasitas Angkat : 25 ton
• Tipe Operasi : Local control
35. DATA TEKNIS BENDUNGAN
Intake Gate
• Jumlah : 1 set
• Tipe : Roller gate
• Ukuran : 3.8m W x 2.2m H
• Alat Angkat : winch
• Kapasitas Angkat : 25 ton
• Control Tipe : Remote and Local control
Intake Stop-Log
• Jumlah : 1 set
• Tipe : Roller gate
• Ukuran : 3.8m W x 2.2m H
• Alat Angkat : Mono rail hoist
• Kapasitas Angkat : 20 ton
36. DATA TEKNIS BENDUNGAN
Di Luar Area Bendungan
Velocity dissipator flushing gate
• Jumlah : 1 set
• Tipe : Roller gate
• Ukuran : 1.2m W x 1.2m H
Power House draft rube gate
• Jumlah : 3 set
• Tipe : Roller gate
• Ukuran : 3.5 m W x 1.6m H
37. DATA TEKNIS BENDUNGAN
E. Instrumentasi
Instrumentasi yang terpasang pada Bendungan Wampu disajikan pada
tabel berikut
Instrument Items Unit Qt. Tipe Manufacturer Remarks
Dam Body
Thermometer Place 20 Thermister GTC Corporation
Inclinometer
Place
1
Servo accelero
Tipe
Slope Indicator
Embedding
casing
Strain meter
Place
4
Vibrating wire Tipe Geokon
Sensor:
5ea/place
Non-stress meter Place 4
Seismic accelero
graph
Place
2
Servo accelero
Tipe
GeoSIG
Joint Meter Place 16
Basement Rock
Uplift movement
apparatus
Place
7 LVDT
Tokyo Sokki
Kenkyujo
Pore pressure
meter
Place
5
Vibrating wire
Tipe
Geokon
Uplift measuring
meter
Place
5
Leakage measuring
apparatus
Place
1