Paparan ini disampaikan di Universitas Paramadina, 20 Agustus 2019. Pemapar sebelumnya telah meneliti tentang mindset (fixed vs. growth mindset, entity vs. incremental implicit theory of self, orientasi 'prove' vs. 'improve') dalam studinya tentang Psikologi Korupsi. Paparan dimulai dengan kurva kegegaran (culture shock), dengan mengasumsikan bahwa sains terbuka merupakan sebuah tawaran "baru" yang berpotensi menimbulkan kegegaran tersendiri. Dalam kurva tersebut, terlihat bahwa terdapat lima tahap yang bersifat dinamis. Pemapar mengusulkan agar di antara kurva kegeran perlu ditambahkan proses daya lenting dan apropriasi digital, karena sains terbuka turut difasilitasi oleh teknologi informasi dan komunikasi. Pada sepanjang pemaparan, terus-menerus diingatkan bahwa efek yang diharapkan (preferable) dan "menyakitkan" (adverse effects) selalu mungkin. Adverse effect dapat diperkuat oleh lima buah patologi teknokrasi (meminjam proposisi Kleden), yang berujung pada kehilangan kapasitas untuk belajar. Oleh karenanya, overvaluasi yang menjadi faktor patologi perlu diantisipasikan. Pemaparan diakhiri dengan dua hal, yakni analisis tematik mengenai hal-hal yang menyusun keterbukaan dalam open science dan gambaran open society. Ada berbagai tema yang perlu dibahas; diantaranya bahwa komersialisasi berpotensi menurunkan praktik keterbukaan, sedangkan donasi yang tepat waktu dapat meningkatkannya. Sebelumnya, pemapar pernah menuliskan gagasan mengenai mindset dalam dunia preprint (pracetak) pada prosiding MECnIT conference. Seluruh sumber paparan diterakan dalam slides.
Paradigma penelitian merupakan kerangka berpikir yang menjelaskan bagaimana cara pandang peneliti terhadap fakta kehidupan sosial dan perlakuan peneliti terhadap ilmu atau teori.
Pada 15 Agustus 2022, saya mengisi Diskusi Panel di AIESEC in BINUS dengan payung topik besar Balancing between Physical Health and Mental Health (Menyeimbangkan Kesehatan Fisik dan Kesehatan Mental).
Kegiatan ini merupakan rangkaian SDG Level Up. Informasi selengkapnya: http://www.juneman.me/2022/08/16/kesehatan-mental-memikirkan-kembali-sikap-sikap-kita/
Mengapropriasi Wikipedia (Webinar Miskonsepsi Wikipedia Dalam Pendidikan)Juneman Abraham
Wikimedia Indonesia menyelenggarakan webinar dengan judul “Miskonsepsi Wikipedia dalam Dunia Pendidikan” untuk memberi wawasan dan pengalaman baru kepada masyarakat umum, kalangan guru, dan akademisi di Indonesia.
Webinar ini dilaksanakan pada hari Kamis, 9 Desember 2021, pukul 10.00–12.00 WIB melalui Zoom.
Terms of Reference -
Pendidikan Wikimedia Indonesia merupakan salah satu program strategis yang dilakukan oleh Wikimedia Indonesia untuk mengedukasi publik tentang proyek-proyek Wikimedia, seperti Wikipedia. Program ini melibatkan sejumlah kegiatan, termasuk pelatihan Wikipedia, sosialisasi Wikipedia, dan seminar publik.
Tim Pendidikan Wikimedia Indonesia menyadari bahwa tidak semua masyarakat umum, tenaga pendidik, dan akademisi mengetahui tentang Wikipedia dan cara kerjanya sehingga terdapat miskonsepsi bahwa Wikipedia tidak dapat dijadikan sebagai rujukan. Bahkan, sebagian besar universitas telah melarang penggunaan Wikipedia dalam lingkungan akademik. Hal ini merupakan tantangan yang harus Wikimedia Indonesia hadapi untuk meluruskan kesalahpahaman yang telah beredar.
Dengan alasan tersebut, Wikimedia Indonesia mengadakan webinar dengan judul “Miskonsepsi Wikipedia dalam Dunia Pendidikan” untuk memberikan pemahaman mengenai Wikipedia dan cara menggunakan Wikipedia yang dianjurkan. Webinar ini juga diharapkan dapat menjadi jalan pembuka untuk bekerja sama dengan lembaga pendidikan dan mensosialisasikan proyek-proyek Wikimedia kepada peserta didik dan/atau mahasiswa.
TUJUAN
1. Memaparkan dan menjelaskan kesalahpahaman umum mengenai Wikipedia dalam dunia pendidikan, khususnya di tingkat perguruan tinggi;
2. Menceritakan pengalaman berkontribusi di Wikipedia sesuai bidang yang ditekuni; dan
3. Menjelaskan peran Wikipedia sebagai sarana penyebaran ilmu pengetahuan dalam bidang tertentu.
Paradigma penelitian merupakan kerangka berpikir yang menjelaskan bagaimana cara pandang peneliti terhadap fakta kehidupan sosial dan perlakuan peneliti terhadap ilmu atau teori.
Pada 15 Agustus 2022, saya mengisi Diskusi Panel di AIESEC in BINUS dengan payung topik besar Balancing between Physical Health and Mental Health (Menyeimbangkan Kesehatan Fisik dan Kesehatan Mental).
Kegiatan ini merupakan rangkaian SDG Level Up. Informasi selengkapnya: http://www.juneman.me/2022/08/16/kesehatan-mental-memikirkan-kembali-sikap-sikap-kita/
Mengapropriasi Wikipedia (Webinar Miskonsepsi Wikipedia Dalam Pendidikan)Juneman Abraham
Wikimedia Indonesia menyelenggarakan webinar dengan judul “Miskonsepsi Wikipedia dalam Dunia Pendidikan” untuk memberi wawasan dan pengalaman baru kepada masyarakat umum, kalangan guru, dan akademisi di Indonesia.
Webinar ini dilaksanakan pada hari Kamis, 9 Desember 2021, pukul 10.00–12.00 WIB melalui Zoom.
Terms of Reference -
Pendidikan Wikimedia Indonesia merupakan salah satu program strategis yang dilakukan oleh Wikimedia Indonesia untuk mengedukasi publik tentang proyek-proyek Wikimedia, seperti Wikipedia. Program ini melibatkan sejumlah kegiatan, termasuk pelatihan Wikipedia, sosialisasi Wikipedia, dan seminar publik.
Tim Pendidikan Wikimedia Indonesia menyadari bahwa tidak semua masyarakat umum, tenaga pendidik, dan akademisi mengetahui tentang Wikipedia dan cara kerjanya sehingga terdapat miskonsepsi bahwa Wikipedia tidak dapat dijadikan sebagai rujukan. Bahkan, sebagian besar universitas telah melarang penggunaan Wikipedia dalam lingkungan akademik. Hal ini merupakan tantangan yang harus Wikimedia Indonesia hadapi untuk meluruskan kesalahpahaman yang telah beredar.
Dengan alasan tersebut, Wikimedia Indonesia mengadakan webinar dengan judul “Miskonsepsi Wikipedia dalam Dunia Pendidikan” untuk memberikan pemahaman mengenai Wikipedia dan cara menggunakan Wikipedia yang dianjurkan. Webinar ini juga diharapkan dapat menjadi jalan pembuka untuk bekerja sama dengan lembaga pendidikan dan mensosialisasikan proyek-proyek Wikimedia kepada peserta didik dan/atau mahasiswa.
TUJUAN
1. Memaparkan dan menjelaskan kesalahpahaman umum mengenai Wikipedia dalam dunia pendidikan, khususnya di tingkat perguruan tinggi;
2. Menceritakan pengalaman berkontribusi di Wikipedia sesuai bidang yang ditekuni; dan
3. Menjelaskan peran Wikipedia sebagai sarana penyebaran ilmu pengetahuan dalam bidang tertentu.
Mental Health: A New Social Dilemma (Kesehatan Mental sebagai Isu Sosial Ber...Juneman Abraham
The Wellness Project adalah sebuah program yang diadakan oleh himpunan mahasiswa jurusan KMM ITB dibawah naungan Program Studi SBM ITB dalam
bentuk seminar daring atau lebih sering disebut dengan webinar yang mengusung tema mengenai kesehatan mental bagi mahasiswa.
Setelah mengikuti webinar ini, para mahasiswa diharapkan dapat mengetahui seberapa besar pentingnya memperhatikan kesehatan mental. Para
mahasiswa juga diharapkan memahami mengapa kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik terhadap diri sendiri maupun orang lain.
Tidak hanya itu, harapan webinar ini dapat membantu menyadarkan bahwa ketika seseorang dalam keadaan mental yang sehat dapat menggunakan kemampuan atau potensi dirinya secara maksimal dalam menghadapi tantangan hidup, serta menjalin hubungan positif dengan orang lain.
Detail dari materi yang dibawakan adalah sebagai berikut:
1. Memahami definisi kesehatan mental
2. Memahami kesehatan mental bukan hanya persoalan kesehatan
3. Memahami alasan mengapa harus memperhatikan kesehatan mental
4. Memahami dampak pandemi Covid-19 terhadap kesehatan mental
5. Memahami bagaimana cara merawat kesehatan mental
Hari/Tanggal : Rabu, 24 November 2021
Pukul : 19.00 - 20.35
Tempat : Zoom Meetings (platform)
Moderator : Rahadyan Pramudito Kumarasakti
Narasumber : Dr. Juneman Abraham, S.Psi., M.Si.
LO Pembicara : Nayla Nurhaliza
Time Keeper : Nadhya Ramadhani
Operator : Haidar Rahmady Indratno
Ulasan Buku Psikologi Indigenos karya Yosef Dedy Pradipto (2021)Juneman Abraham
Bedah buku Psikologi Indigenos: Telaah Relasi Manusia pada Konteks Budaya, dilangsungkan melalui Zoom, 31 Agustus 2021, kerjasama antara Asosiasi Psikologi Indigenos & Kultural (APIK) dengan Anuradha Academy, HIMPSI, dan Pusat-pusat Psikologi Indigenos Indonesia.
Materi paparan narasumber pada acara Seminar Riset Disain "Kajian Pemanfaatan Repositori Ilmiah Nasional (RIN) Sebagai Sarana Preservasi dan Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual Pada Data dan Publikasi Penelitian: Studi Kasus Kedeputian IPSK LIPI" di lingkungan Kedeputian Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (IPSK – LIPI)
Bimbingan Teknis Penyusunan Proposal Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2021Juneman Abraham
Materi Paparan Dalam Webinar Zoom di ITL Trisakti untuk menjelaskan filosofi sampai dengan kiat-kiat Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), disertai contoh-contoh judul Proposal PKM yang lolos didanai
Siapakah Pengarang - Siapakah Kontributor? Membaca dan Menulis di Jurnal IlmiahJuneman Abraham
Sekilas tentang CRediT - Contributor Roles Taxonomy : Filosofi sampai dengan praktiknya. Disusun dan disampaikan oleh Dr. Juneman Abraham dalam acara Plagiarism Blues 20 Januari 2021.
Sekilas ANJANI (Anjungan Integritas Akademik)Juneman Abraham
Materi Sosialisasi ANJANI dalam acara bertajuk Darurat Plagiat yang diselenggarakan oleh Intelektual Independen Indonesia, 23 Desember 2020, via daring (Zoom)
Self diagnose-diagnosis diri - perspektif sosialJuneman Abraham
“It’s Okay Not To Be Okay” "Mental Health" adalah salah satu topik yang lagi sering dibicarakan. Namun, masih ada juga yang sering salah paham tentang hal ini. Kali ini, PSYCLUB 2020 - Universitas Kristen Maranatha - hadir untuk mengajak kita mengenal lebih dalam, apa sih sebenernya "mental health" itu? Dan boleh gak sih, kita diagnosa diri sendiri? 'SEMINAR NASIONAL It's & Okay Not to Be Okay PAIN REAL' Sesi I Self-diagnose oleh Dr. Juneman Abraham, Psikolog Sosial dan Associate Professor dari Universitas Bina Nusantara.
Indeksasi Terbitan Ilmiah: Berkah dan Salah KaprahnyaJuneman Abraham
Sebagaimana dinyatakan dalam http://bit.ly/webinaroaid, kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian acara Open Access Indonesia. Kegiatan ini diselenggarakan secara daring, dan merupakan tindaklanjut OpenCon 2018 di Universitas Negeri Jakarta, di mana para dosen menghendaki pengembangan topik tentang Indeks Publikasi Ilmiah.
Materi Dr. Juneman Abraham mengenai makna dan koherensi di balik akreditasi jurnal ilmiah. Latar belakang: Balai Bahasa Provinsi Riau mengadakan diskusi daring dengan topik "Problematik dan Solusi Akreditasi Jurnal" pada Senin, 3 Agustus 2020 pukul 13.30--15.30 WIB. (https://www.instagram.com/p/CDIlMnolWuu/)
PDI Perjuangan mengadakan Focus Group Discussion (FGD) terkait Urgensi Pengesahan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual guna menggali informasi dan masukan dari berbagai pihak. Menyadari pentingnya peran masyarakat sipil maupun lembaga-lembaga di luar Legislatif, Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) diantara pihak yang diundang untuk memberikan masukan pada acara tsb. Adapun FGD dilaksanakan pada: Selasa, 28 Juli 2020 Pukul : 14.00 sd selesai.
Kiat Sukses Menulis Metode, Pembahasan, dan KesimpulanJuneman Abraham
Kiat dan Strategi Menembus Jurnal Internasional Bereputasi
(Bidang Pendidikan, Bahasa, dan Sosial)
Memublikasikan artikel pada jurnal internasional bereputasi menjadi satu tantangan. Hanya artikel berkualitas yang akan dipublikasikan. Untuk itu, diperlukan kiat dan strategi agar tulisan dapat memikat hati editor dan reviewer. Merespon kebutuhan penulis artikel, Perkumpulan Pengelola Jurnal Bahasa dan Sastra Indonesia serta Pengajarannya (PPJB-SIP) mengadakan webinar "Kiat Sukses Menulis Artikel Internasional Bereputasi Bidang Pendidikan, Bahasa, dan Sosial" yang telah dilaksanakan pada tanggal 16 Juli 2020, pukul 12.30-16.00 WIB.
Disusun oleh :
Kelas 6D-MKP
Hera Aprilia (11012100601)
Ade Muhita (11012100614)
Nurhalifah (11012100012)
Meutiah Rizkiah. F (11012100313)
Wananda PM (11012100324)
Teori ini kami kerjakan untuk memenuhi tugas
Matakuliah : KEPEMIMPINAN
Dosen : Dr. Angrian Permana, S.Pd.,MM.
UNIVERSITAS BINA BANGSA
Materi Kuliah 3 - budaya populer & budaya massa.pptxnuzzayineffendi52
**Budaya Populer (Pop Culture)**
Budaya populer adalah serangkaian praktik, kepercayaan, dan objek yang dominan dalam masyarakat pada waktu tertentu. Ini mencakup berbagai aspek seperti musik, film, fashion, teknologi, dan media sosial yang dinikmati oleh banyak orang. Budaya populer sering dipengaruhi oleh selebriti, tren media, dan perkembangan teknologi, serta cepat berubah sesuai dengan preferensi publik. Contoh budaya populer meliputi fenomena seperti K-pop, serial TV seperti "Game of Thrones," dan aplikasi seperti TikTok. Budaya populer seringkali mencerminkan nilai-nilai dan norma-norma yang diterima secara luas dalam masyarakat, tetapi juga bisa menjadi tempat bagi inovasi dan perubahan sosial.
**Budaya Massa (Mass Culture)**
Budaya massa adalah budaya yang diproduksi dan didistribusikan secara massal kepada publik oleh industri media dan hiburan. Ini mencakup produk-produk seperti film Hollywood, musik pop, acara TV, dan iklan yang dirancang untuk menjangkau audiens yang luas. Budaya massa sering kali diproduksi dengan tujuan komersial dan cenderung mengikuti formula yang dapat diterima secara luas untuk memaksimalkan daya tarik dan keuntungan. Karakteristik utama dari budaya massa adalah homogenisasi konten, di mana produk budaya yang dihasilkan cenderung seragam dan dapat diterima oleh berbagai kelompok masyarakat. Budaya massa seringkali dikritik karena dianggap mengurangi keragaman budaya dan mempromosikan konsumerisme.
Meskipun keduanya saling berkaitan, perbedaan utama antara budaya populer dan budaya massa terletak pada bagaimana budaya tersebut diproduksi, didistribusikan, dan diterima oleh publik. Budaya populer lebih bersifat dinamis dan reflektif terhadap tren yang muncul dari masyarakat itu sendiri, sementara budaya massa lebih bersifat terorganisir dan diproduksi untuk konsumsi massal.
6. Perubahan Disruptif ➔ 5Tahap Kegegaran
Distres:
Terisolasi,
Alienasi
Bulan
Madu
Reintegrasi:
Perbanding
an nilai
Otonomi:
Percaya
Diri, Koping
lebih baik
Penguasaa
n: Kreasi,
Inovasi,
Daya
Saing
Independen:
Merasa
nyaman,
realistik,
bangun nilai
sendiri
7. Berbeda satu sama lain
https://pbs.twimg.com/media/CkvEkWSWEAAEtNB.jpg
10. Kenyataan Perkembangan
•Baltes, Staudinger, and Lindenberger (1999, hal. 480):
PLASTISITAS " menyoroti pencarian potensi
pengembangan, termasuk kondisi batas atas dan bawah.
Tersirat dalam gagasan plastisitas adalah bahwa setiap
hasil perkembangan yang ada hanyalah salah satu dari
banyak kemungkinan hasil, dan bahwa pencarian untuk
kondisi dan rentang plastisitas merupakan dasar dari
studi perkembangan”
11. Pengertian Daya Lenting Digital
•“kemampuan untuk terus memberikan hasil yang
diniatkan meskipun mengalami peristiwa siber yang
menyakitkan”
•“ability to continuously deliver the intended outcome
despite adverse cyber events” (Björck, Henkel, Stirna, &
Zdravkovic, 2015, hal. 311)
•Antonim dari “online vulnerability” (Vandoninck,
d’Haenens, & Roe, 2013), mis. Menerima Sexting
•Tidak serta-merta “BATAL SAJA!”
12. Vandoninck et al. (2013) in their research studying
online sexual temptation among children and
young teenagers found that there are a few
determinant factors of online resilience, namely
• age,
• self-efficacy,
• pro-active coping response,
• digital literacy, and
• previous experiences in facing cyber-risks.
What is interesting about this finding is that socio-
economic status and parental mediation and
monitoring do not correlate with cyber-resilience.
http://bit.ly/bukudpn
13. Daya lenting pada berbagai tingkat
• Individu: Mampu mengkritik isi, mampu mengoptimasi fitur
dan aturan, mampu menyeleksi atau mengabaikan informasi
• Publik: Mampu menciptakan dan mengedarkan wacana
tandingan (Wacana adalah tindakan juga)
• Industri: Mampu bertanggungjawab atas produk, piranti
lunak, dsb, termasuk CSR untuk literasi
• Penguasa: Mampu membuat legislasi yang adaptif
14. Apropriasi
• Apropriasi dalam seni adalah penggunaan objek atau
gambar yang sudah ada sebelumnya dengan sedikit atau
tanpa transformasi yang diterapkan padanya. Penggunaan
apropriasi telah memainkan peran penting dalam sejarah
seni.
• Dalam seni visual, mengapropriasikan berarti mengadopsi,
meminjam, atau mendaur ulang dengan tepat (proper).
• Antonimnya adalah salinan yang buruk (bad copy).
http://www.northeastern.edu/experimentalgamedesign/?p=1531
17. Panca PatologiTeknokrasi
(Kleden, 1987: 94-96)
• Patologi pertama terjadi kalau dengan tindakan-tindakan tertentu, suatu sistem
kehilangan sumberdaya dan instrumen yang memungkinkannya mengatasi
halangan dan tantangan dari lingkungannya. (misal, pemborosan)
• Overvaluasi masa sekarang daripada masa depan
• Patologi kedua, arus informasi dari luar ke dalam sistem itu diperlambat atau
diperkecil sehingga menyebabkan timbulnya the loss of intake, yang diakibatkan
menurunnya kapasitas saluran informasi yang ada, ataupun karena saluran-saluran
tersebut tidak ditingkatkan kemampuannya pada waktunya.
• Overvaluasi hal-hal yang familiar
18. • Patologi ketiga disebabkan oleh struktur mekanisme “pengawasan tingkah
laku” yang lebih diutamakan dari performancenya. Kecekatan (agility) yang
menyebabkan sistem mampu bereaksi cepat kepada informasi baru mulai
menurun, dan sistem kehilangan kelenturannya untuk melakukan manuver.
• Overvaluasi struktur internal di atas kemungkinan perubahan.
• Bagaimana dengan “Java-centric” approach? (Asumsi, Pendekatan, Cara)
• Patologi keempat, the loss of depth memory, disebabkan oleh macetnya
mekanisme yang memungkinkan informasi-informasi yang telah terkumpul
dapat dipanggil kembali atau direproduksi atau diberi kombinasi baru
berdasarkan pilihan-pilihan baru.
• Patologi kelima, sistem kehilangan kemampuan reorganisasi jaringan
komunikasi secara baru untuk mempelajari pola tingkahlaku baru, maka
timbullah problem of recommitment. Sistem menjadi mandul, kaku dan
tanpa fleksibilitas untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian baru karena
sangat terikat dan terpaku pada jenis masalah tertentu saja.
• Kehilangan kapasitas belajar
20. Pengertian Dalam DuniaTeknologi
• Apropriasi mengacu pada keluwesan penggunaan teknologi.
Teknologi tidak hanya diterima, diadopsi, dan diadaptasikan,
tetapi juga diintegrasikan ke dalam praktek kerja dan
dipetakan ke kebutuhan pengguna (Riemer, Overfeld,
Scifleet, & Richter, 2012).
• Pengertian ini memberitahu kita bahwa proses apropriasi
tidak berhenti pada awal penerimaan (akseptansi, adopsi),
namun disesuaikan (adaptasi) untuk digunakan sesuai
dengan niat pengguna, tidak peduli seberapa melenceng
dari tujuan awal sebuah teknologi.
• Sinonim: Perngubahan Persepsi Penggunaan. Co:Videotron
• Dibutuhkan: Kreativitas dan Fasilitas
21. Praktik Sains apa lagi yang dapat diapropriasikan ---
dan bagaimana mengapropriasikan --- untuk ……?
(selain untuk kampanye)
•Mengatasi Ketimpangan Sosial
•Meningkatkan Demokrasi Partisipatif
•Apa lagi…. Agenda Nasional kita?
25. Human Malleability
“People (and animals), as they navigate and learn about their environments, must
inevitably develop beliefs about how the world works.”
Why would students of roughly equal ability
show such different attributions and
reactions? PROVE vs IM…PROVE
Among students with roughly equal ability, why
might some care more about proving their ability
(performance goal) and others more about improving
it (learning goal) ?
“People can believe that a particular attribute, such as intelligence or personality, is simply
fixed. Or they can believe that it can be shaped and developed (…. through personal effort,
good learning strategies, and lots of mentoring and support from others)”
Learned Helplessness: animals exposed to uncontrollable shocks later made little effort to
prevent or terminate shocks, even when the shocks became controllable.
26.
27. Dweck &Yeager (2019)
•Mindsets (Fixed vs Growth) create meaning systems.
•Mindsets might organize virtually all of the variables we
had previously studied (including goals, attributions,
and helplessness) into one meaning system
28. • Across the studies, we demonstrated that after a success, praise for intelligence
(person praise), compared with praise for effort (process praise) or praise for
outcome, was more likely to induce a fixed mindset.
• Person feedback (vs. process feedback) led to a greater belief in stable traits and
greater helplessness in the face of criticism
• Mindsets can play another role in the maintenance of stereotypes—in how people
respond to information that conflicts with stereotypes.
• The brain is like a “muscle” that gets stronger with exercise.
29. Mindset
Environment
• Toward that end, we are
working closely with
sociologists,
economists, and
statisticians to
understand context
effects more fully.
30.
31.
32.
33. Sovachana (2009)
• The open society is a concept originally developed by Nobel Laureate in literature Henri
Bergson. In open societies, government is responsive and tolerant, and political
mechanisms are transparent and flexible.
• The state keeps no secrets from itself in the public sense. It is a nonauthoritarian society in
which all are trusted with the knowledge of all. Equality, political freedom, free speech and
human rights are the foundation of an open society.
• Leaders must use ... Power in the service of their people instead of ... in ruthless battles for
domination
• The majority of the people in Cambodia must learn to change from a closed or fixed
mindset to an open or growth mindset.
• With their fixed mindsets, they spend a lot of time worrying about such questions as "Am I
good enough?", and "How can I believe you?" Or they ask, "Why should I trust you?“
• Mistakes are part of learning. Everything is difficult but possible.Their dignity improves.
Their sense of worth increases.
36. Sketch by @dasaptaerwin
• Juneman Abraham
Jurusan Psikologi,
Fakultas Humaniora,
Universitas Bina Nusantara
@keincaled
https://twitter.com/dasaptaerwin/status/1163677842615361536/photo/1