2. LINGKUNGAN BELAJAR ABAD 21 - KAMPUS SEHAT, AMAN, DAN
NYAMAN
2
Keseimbangan tubuh, pikiran,
& emosi warga kampus untuk
mengukir prestasi (Holistic
Wellness)
Terhindarnya semua warga
kampus dari tindakan
kekerasan (3 dosa
Pendidikan)
Menumbuhkan kehidupan
kampus yang harmonis dan
proses pembelajaran
/ekosistem pendidikan yang
lebih beradab
KAMPUS
SEHAT,
AMAN, &
NYAMAN
2
2
3. 1. Sehat Fisik: Kampus yang bebas dari kekerasan & KS
2. Sehat Intelektual: Kampus yg inklusif, bebas dari
intoleransi
3. Sehat Sosial: Kehadiran Kampus yg bermanfaat bagi
masyarakat sekitar kampus
4. Sehat Emosional:Warga Kampus yang sehat secara
emosional, menuju kematangan jiwa & tidak ada
stress/depresi di dalam Kampus
5. Sehat Spiritual: Keberagaman yg inklusif, meyakini
keimanan & menjalankan kesalehan agamanya,
tetapi toleran & menghargai keimanan orang lain
6. Sehat Lingkungan: Green Campus, wujudkan
lingkungan Kampus yg sehat & ramah lingkungan
7. Sehat Organisasi:Tata Kelola yg sehat
8. Sehat Finansial:Transparansi & akuntabilitas
keuangan
3
Holistic Wellness
3
4. 4
Warga Kampus
sbg Komunitas
Peduli (caring
community)
Bebas
Kekerasan
Sehat Jasmani
Sehat Mental
(Emosional) &
Spiritual
Komitmen &
Kebijakan
Pimpinan PT
Kantin &
Makanan Sehat
di Kampus
Kegiatan
Akademik
tentang
Kesehatan
Fasilitas
Kesehatan
Kampus Sehat
Ekosistem Kampus Merdeka
9
4
5. KASUS KEKERASAN DI KAMPUS = FENOMENA ‘GUNUNG ES’
5
KASUS YANG DILAPORKAN < JUMLAH KASUS YANG SEBENARNYA
PENGABAIAN TERHADAP KASUS KEKERASAN = PELAKU TINDAK PIDANA
(MELAKUKAN PEMBIARAN)
KorbanTidak Melapor?
1. Takut kepada Pelaku;
2. Tidak percaya kepada pihak Kampus;
3. Tidak ada kanal pelaporan;
4. Tidak ada Unit Khusus di Kampus yang menangani;
5. Aturan/Regulasi Kampus tidak mengatur khusus mengenai
kekerasan/tidak tahu ada aturan.
5
7. TUJUAN
1. Berkembangnya potensi Mahasiswa untuk
kepentingan bangsa
2. Dihasilkannya lulusan yang menguasai
cabang Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi
3. Dihasilkannya IPTEKbermanfaat bagi
kemajuan bangsa, serta kemajuan
peradaban dan kesejahteraan umat
manusia
4. Pengabdian kepada Masyarakat memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan
kehidupan bangsa.
ASAS
1. kebenaran ilmiah;
2. Penalaran
3. Kejujuran
4. Keadilan
5. Manfaat
6. Kebajikan
7. tanggung jawab
8. Kebhinnekaan
9. keterjangkauan.
PRINSIP
1. Demokratis dan berkeadilan serta tidak
diskriminatif
2. Pengembangan budaya akademik
3. Pembudayaan dan pemberdayaan bangsa
4. Keteladanan, kemauan, dan kreativitas
5. Pembelajaran yang berpusat pada Mahasiswa
6. Keberpihakan pada Masyarakat kurang mampu
7. Pemberdayaan Masyarakat
8. Akuntabilitas
9. Tranparansi
10. Nirlaba
11. Penjaminan Mutu
12. Efektivitas & Efisien
7
ASAS , PRINSIP, & TUJUAN PENYELENGGARAAN DIKTI
Ps. 5
untuk mewujudkan Cita-Cita Negara yaitu
mencerdaskan kehidupan Bangsa dan mewujudkan
kesejahteraan masyarakat Indonesia
Ps. 3
Ps. 6
UU Dikti 12/2012
7
7
10. Kasus Kekersan di Kampus merupakan pelanggaran atas asas & prinsip yang menghalangi
tercapainya tujuan penyelenggaraan Pendidikan Tinggi untuk mewujudkan Cita-Cita Negara
yaitu mencerdaskan kehidupan Bangsa dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat Indonesia
10
10
ANGKA KASUSYANG DITANGANI ITJEN KEMENDIKBUDRISTEK
BERKAITAN DENGAN PROGRAM ‘TIGA DOSA’ BESAR
11. BENTUK PERUNDUNGAN &CONTOH
11
Menghina atau mengejek Korban dengan
kata-kata yang kurang pantas
Menyebarkan aib atau rumor tentang
Korban di lingkungan Kampus
Memukul atau meludahi Korban
Mempermalukan Korban dengan
mengirimkan komentar negative di media
sosial
11
12. BENTUK KS – PS. 5 PERMENDIKBUDRISTEK 30/2021
12
1. menyampaikan ujaran yang mendiskriminasi atau melecehkan tampilan
fisik, kondisi tubuh, dan/atau identitas gender Korban
2. memperlihatkan alat kelaminnya dengan sengaja tanpa persetujuan
Korban
3. menyampaikan ucapan yang memuat rayuan, lelucon, dan/atau siulan
yang bernuansa seksual pada Korban
4. menatap Korban dengan nuansa seksual dan/atau tidak nyaman
5. mengirimkan pesan, lelucon, gambar, foto, audio, dan/atau video
bernuansa seksual kepada Korban meskipun sudah dilarang Korban
6. mengambil, merekam, dan/atau mengedarkan foto dan/atau rekaman
audio dan/atau visual Korban yang bernuansa seksual tanpa persetujuan
7. mengunggah foto tubuh dan/atau informasi pribadi Korban yang
bernuansa seksual tanpa persetujuan Korban
8. menyebarkan informasi terkait tubuh dan/atau pribadi Korban yang
bernuansa seksual tanpa persetujuan Korban
9. mengintip atau dengan sengaja melihat Korban yang sedang melakukan
kegiatan secara pribadi dan/atau pada ruang yang bersifat pribadi
10. membujuk, menjanjikan, menawarkan sesuatu, atau mengancam untuk
melakukan transaksi atau kegiatan seksual yang tidak disetujui Korban
11. memberi hukuman atau sanksi yang bernuansa seksual
12. menyentuh, mengusap, meraba, memegang, memeluk, mencium dan/atau
menggosokkan bagian tubuhnya pada tubuh Korban tanpa persetujuan Korban
13. membuka pakaian Korban tanpa persetujuan Korban
14. memaksa Korban untuk melakukan transaksi atau kegiatan seksual
15. mempraktikkan budaya komunitas Mahasiswa, Pendidik, dan Tenaga
Kependidikan yang bernuansa Kekerasan Seksual
16. melakukan percobaan perkosaan, namun penetrasi tidak terjadi
17. melakukan perkosaan termasuk penetrasi dengan benda atau bagian
tubuh selain alat kelamin
18 memaksa atau memperdayai Korban untuk melakukan aborsi
19. memaksa atau memperdayai Korban untuk hamil
20. membiarkan terjadinya Kekerasan Seksual dengan sengaja
21. Melakukan perbuatan Kekerasan Seksual lainnya
12
15. DAMPAK
BAGI
KORBAN
15
Dampak Mental
Perasaan negatif
yang dapat
mengakibatkan
stress, depresi, atau
bahkan bunuh diri
Dampak Emosional
Perasaan kesal/malu
yang mengakibatkan
hilangnya minat pada
hal yang disukai
Dampak Fisik
Perasaan lelah/gejala
seperti sakit kepala,
luka/memar,
khususnya jika
kekerasan terjadi
dalam bentuk fisik
Dampak Kualitas
Belajar
Rendahnya kualitas
belajar dari Korban
atau penurunan
tingkat kehadiran di
Kampus
15
16. 16
Mahasiswa yang
terpapar kekerasan
Trauma psikologis : kondisi
yang terjadi sebagai akibat
dari peristiwa buruk yang
menimpa diri seseorang.
(depresi, gangguan kecemasan,
anger issue, PTSD)
antisocial
behavior
psychological
trauma
Antisosial : perilaku yang
ditandai riwayat tidak mau
mematuhi norma-norma
sosial. Mereka melakukan
tindakan-tindakan yang bagi
kebanyakan orang tidak
diterima dan cenderung tidak
bertanggung jawab serta
pembohong (Durand (2006)).
berkaitan erat dengan
Daniel Flanenery – Case Western Reserve University
16
17. 17
Dampak negatif selain korban, tetapi juga pihak-pihak
lain yang terlibat
PELAKU
Perilaku yang
cenderung mudah
marah, agresif,
berwatak keras, kurang
empati, dijauhi oleh
lain, dsb.
SAKSI
(BYSTANDER)
1. Saksi yang tidak
melakukan intervensi
apapun dapat mereka
berasumsi bahwa
kekerasan yg terjadi
adalah perilaku yang
dapat diterima secara
sosial
2. Saksi lalu mungkin
akan bergabung
dengan pelaku karena
takut menjadi sasaran
berikutnya
KAMPUS
1.1. Lingkungan
pendidikan menjadi
tidak sehat
2.Citra burukinstitusi
SATGAS
Perlu mendapatkan
pendampingan
psikologis akibat
melakukan
pendampingan &
pemeriksaan
Perlu adanya dorongan untuk mengubah perilaku penonton dari bystander (saksi
pasif) menjadi ally (sekutu melawan perundung)
17
19. 1. Pengenaan sanksi yang
proporsional &
menimbulkan efek jera
2. Rehabilitasi terhadap
Pelaku agar tidak terjadi
keberulangan kekerasan
3. Penjatuhan sanksi
Pemberian
Sanksi
1. Pemulihan psikis soleh ahli
2. Pendampingan hukum
3. Kepastian untuk
mendapatkan layanan
Pendidikan/pelaksanaan
tugas
4. Mendapat dukungan dari
lingkungan sosial Kampus
5. Mencegah pelaku
melakukan intimidasi/balas
dendam
Dukungan
kepada Korban
SUPPORT SYSTEM PENANGANAN KEKERASAN DI KAMPUS
1. Regulasi yang memadai
2. Kanal pelaporan –WBS
3. Unit khusus
4. Anggaran & sarana
prasarana yang memadai
Tata Kelola
Penanganan
19
Selama ini penanganan dilakukan secara kasuistik, tidak terstruktur dan langsung masuk ke ranah hukum, tidak dipandang
sebagai masalah pendidikan.
Mengingat telah gentingnya masalah kekerasan di lingkungan pendidikan, maka urutan pendekatan
dimulai dari pencegahan terlebih dahulu, lalu penanganan yang mampu mencegah terjadinya kembali kasus kekerasan.
19
20. Kebijakan Pimpinan PT -
mendorong pencegahan &
penanganan kekerasan
Program Pencegahan &
Penanganan Kekerasan di
Lingkungan Kampus
Sosialisasi tentang
kekerasan bagi warga
kampus secara berkala
Relasi sehat & setara
antara mahasiswa, dosen,
& tendik
• Generasi yang hebat akan tumbuh dari lingkungan
belajar yang sehat, aman, dan nyaman
• Penting untuk mahasiswa memiliki pengetahuan yang
komprehensif mengenai praktek kekerasan agar tidak
menjadi korban/pelaku
20
21. 6
Kesehatan
Mental
Prestasi
Akademik
Mahasiswa
21
Kesehatan Mental (Mental Health) sangat berkaitan erat dengan prestasi
akademik Mahasiswa.
Ketika Mahasiswa memiliki taraf kesehatan mental yang baik maka
prestasi akademik nya akan baik pula, begitu pun sebaliknya jika
kesehatan mental seseorang menurun maka prestasi belajar nya akan
menurun, lantaran pada diri manusia ada fungsi-fungsi jiwa dengan
keinginan Mahasiswa yang tidak terealisasi menyebabkan jiwa nya
terganggu akhirnya motivasi belajar nya menurun yang akan
mempengaruhi juga prestasi akademiknya nya.
Kesehatan Mental = Prestasi Akademik
Mahasiswa
21
22. K
E
S
I
M
P
U
L
A
N
22
Perwujudan
Perlindungan
Harkat dan
Martabat
Setiap orang
warga Kampus
Perwujudan
Sila ke-2
“Kemanusiaan
yang Adil dan
Beradab”
Asas & Prinsip
Penyelenggaraan
Perguruan Tinggi
KAMPUS
SEHAT,
AMAN,
NYAMAN
pihak yang terdampak atas regulasi dapat mencapai 3 tujuan
penyusunan suatu regulasi yaitu keadilan, kepastian hukum &
kemanfaatan
22
Editor's Notes
Berbagai kasus Kekerasan di Lingkungan Kampus selalu terdengar di media