SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
UPAYAYANG DILAKUKAN
PENDIDIKANTINGGIUNTUK
MEMBENTUKPROSES PENDIDIKAN
YANG
SEHATJIWA
UGM – 26 JULI 2023
Dr. Chatarina MulianaGirsang, S.H.,S.E.,M.H.
INSPEKTUR JENDERAL
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, danTeknologi
LINGKUNGAN BELAJAR ABAD 21 - KAMPUS SEHAT, AMAN, DAN
NYAMAN
2
Keseimbangan tubuh, pikiran,
& emosi warga kampus untuk
mengukir prestasi (Holistic
Wellness)
Terhindarnya semua warga
kampus dari tindakan
kekerasan (3 dosa
Pendidikan)
Menumbuhkan kehidupan
kampus yang harmonis dan
proses pembelajaran
/ekosistem pendidikan yang
lebih beradab
KAMPUS
SEHAT,
AMAN, &
NYAMAN
2
2
1. Sehat Fisik: Kampus yang bebas dari kekerasan & KS
2. Sehat Intelektual: Kampus yg inklusif, bebas dari
intoleransi
3. Sehat Sosial: Kehadiran Kampus yg bermanfaat bagi
masyarakat sekitar kampus
4. Sehat Emosional:Warga Kampus yang sehat secara
emosional, menuju kematangan jiwa & tidak ada
stress/depresi di dalam Kampus
5. Sehat Spiritual: Keberagaman yg inklusif, meyakini
keimanan & menjalankan kesalehan agamanya,
tetapi toleran & menghargai keimanan orang lain
6. Sehat Lingkungan: Green Campus, wujudkan
lingkungan Kampus yg sehat & ramah lingkungan
7. Sehat Organisasi:Tata Kelola yg sehat
8. Sehat Finansial:Transparansi & akuntabilitas
keuangan
3
Holistic Wellness
3
4
Warga Kampus
sbg Komunitas
Peduli (caring
community)
Bebas
Kekerasan
Sehat Jasmani
Sehat Mental
(Emosional) &
Spiritual
Komitmen &
Kebijakan
Pimpinan PT
Kantin &
Makanan Sehat
di Kampus
Kegiatan
Akademik
tentang
Kesehatan
Fasilitas
Kesehatan
Kampus Sehat
Ekosistem Kampus Merdeka
9
4
KASUS KEKERASAN DI KAMPUS = FENOMENA ‘GUNUNG ES’
5
KASUS YANG DILAPORKAN < JUMLAH KASUS YANG SEBENARNYA
PENGABAIAN TERHADAP KASUS KEKERASAN = PELAKU TINDAK PIDANA
(MELAKUKAN PEMBIARAN)
KorbanTidak Melapor?
1. Takut kepada Pelaku;
2. Tidak percaya kepada pihak Kampus;
3. Tidak ada kanal pelaporan;
4. Tidak ada Unit Khusus di Kampus yang menangani;
5. Aturan/Regulasi Kampus tidak mengatur khusus mengenai
kekerasan/tidak tahu ada aturan.
5
TIGA DOSA
BESAR
PENDIDIKAN
6
KEKERASAN
SEKSUAL
PERUNDUNGAN
INTOLERANSI
6
PROGRAM PENCEGAHAN & PENANGANAN KEKERASAN DI
LINGKUNGAN PENDIDIKAN
TUJUAN
1. Berkembangnya potensi Mahasiswa untuk
kepentingan bangsa
2. Dihasilkannya lulusan yang menguasai
cabang Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi
3. Dihasilkannya IPTEKbermanfaat bagi
kemajuan bangsa, serta kemajuan
peradaban dan kesejahteraan umat
manusia
4. Pengabdian kepada Masyarakat memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan
kehidupan bangsa.
ASAS
1. kebenaran ilmiah;
2. Penalaran
3. Kejujuran
4. Keadilan
5. Manfaat
6. Kebajikan
7. tanggung jawab
8. Kebhinnekaan
9. keterjangkauan.
PRINSIP
1. Demokratis dan berkeadilan serta tidak
diskriminatif
2. Pengembangan budaya akademik
3. Pembudayaan dan pemberdayaan bangsa
4. Keteladanan, kemauan, dan kreativitas
5. Pembelajaran yang berpusat pada Mahasiswa
6. Keberpihakan pada Masyarakat kurang mampu
7. Pemberdayaan Masyarakat
8. Akuntabilitas
9. Tranparansi
10. Nirlaba
11. Penjaminan Mutu
12. Efektivitas & Efisien
7
ASAS , PRINSIP, & TUJUAN PENYELENGGARAAN DIKTI
Ps. 5
untuk mewujudkan Cita-Cita Negara yaitu
mencerdaskan kehidupan Bangsa dan mewujudkan
kesejahteraan masyarakat Indonesia
Ps. 3
Ps. 6
UU Dikti 12/2012
7
7
8
Kasus Kekerasan di Lingkungan Kampus
9
Kasus Kekersan di Kampus merupakan pelanggaran atas asas & prinsip yang menghalangi
tercapainya tujuan penyelenggaraan Pendidikan Tinggi untuk mewujudkan Cita-Cita Negara
yaitu mencerdaskan kehidupan Bangsa dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat Indonesia
10
10
ANGKA KASUSYANG DITANGANI ITJEN KEMENDIKBUDRISTEK
BERKAITAN DENGAN PROGRAM ‘TIGA DOSA’ BESAR
BENTUK PERUNDUNGAN &CONTOH
11
Menghina atau mengejek Korban dengan
kata-kata yang kurang pantas
Menyebarkan aib atau rumor tentang
Korban di lingkungan Kampus
Memukul atau meludahi Korban
Mempermalukan Korban dengan
mengirimkan komentar negative di media
sosial
11
BENTUK KS – PS. 5 PERMENDIKBUDRISTEK 30/2021
12
1. menyampaikan ujaran yang mendiskriminasi atau melecehkan tampilan
fisik, kondisi tubuh, dan/atau identitas gender Korban
2. memperlihatkan alat kelaminnya dengan sengaja tanpa persetujuan
Korban
3. menyampaikan ucapan yang memuat rayuan, lelucon, dan/atau siulan
yang bernuansa seksual pada Korban
4. menatap Korban dengan nuansa seksual dan/atau tidak nyaman
5. mengirimkan pesan, lelucon, gambar, foto, audio, dan/atau video
bernuansa seksual kepada Korban meskipun sudah dilarang Korban
6. mengambil, merekam, dan/atau mengedarkan foto dan/atau rekaman
audio dan/atau visual Korban yang bernuansa seksual tanpa persetujuan
7. mengunggah foto tubuh dan/atau informasi pribadi Korban yang
bernuansa seksual tanpa persetujuan Korban
8. menyebarkan informasi terkait tubuh dan/atau pribadi Korban yang
bernuansa seksual tanpa persetujuan Korban
9. mengintip atau dengan sengaja melihat Korban yang sedang melakukan
kegiatan secara pribadi dan/atau pada ruang yang bersifat pribadi
10. membujuk, menjanjikan, menawarkan sesuatu, atau mengancam untuk
melakukan transaksi atau kegiatan seksual yang tidak disetujui Korban
11. memberi hukuman atau sanksi yang bernuansa seksual
12. menyentuh, mengusap, meraba, memegang, memeluk, mencium dan/atau
menggosokkan bagian tubuhnya pada tubuh Korban tanpa persetujuan Korban
13. membuka pakaian Korban tanpa persetujuan Korban
14. memaksa Korban untuk melakukan transaksi atau kegiatan seksual
15. mempraktikkan budaya komunitas Mahasiswa, Pendidik, dan Tenaga
Kependidikan yang bernuansa Kekerasan Seksual
16. melakukan percobaan perkosaan, namun penetrasi tidak terjadi
17. melakukan perkosaan termasuk penetrasi dengan benda atau bagian
tubuh selain alat kelamin
18 memaksa atau memperdayai Korban untuk melakukan aborsi
19. memaksa atau memperdayai Korban untuk hamil
20. membiarkan terjadinya Kekerasan Seksual dengan sengaja
21. Melakukan perbuatan Kekerasan Seksual lainnya
12
13
Definisi
APA ITU INTOLERANSI?
13
14
Tim Nasional Moderasi Beragama Kementerian Agama RI
14
DAMPAK
BAGI
KORBAN
15
Dampak Mental
Perasaan negatif
yang dapat
mengakibatkan
stress, depresi, atau
bahkan bunuh diri
Dampak Emosional
Perasaan kesal/malu
yang mengakibatkan
hilangnya minat pada
hal yang disukai
Dampak Fisik
Perasaan lelah/gejala
seperti sakit kepala,
luka/memar,
khususnya jika
kekerasan terjadi
dalam bentuk fisik
Dampak Kualitas
Belajar
Rendahnya kualitas
belajar dari Korban
atau penurunan
tingkat kehadiran di
Kampus
15
16
Mahasiswa yang
terpapar kekerasan
Trauma psikologis : kondisi
yang terjadi sebagai akibat
dari peristiwa buruk yang
menimpa diri seseorang.
(depresi, gangguan kecemasan,
anger issue, PTSD)
antisocial
behavior
psychological
trauma
Antisosial : perilaku yang
ditandai riwayat tidak mau
mematuhi norma-norma
sosial. Mereka melakukan
tindakan-tindakan yang bagi
kebanyakan orang tidak
diterima dan cenderung tidak
bertanggung jawab serta
pembohong (Durand (2006)).
berkaitan erat dengan
Daniel Flanenery – Case Western Reserve University
16
17
Dampak negatif selain korban, tetapi juga pihak-pihak
lain yang terlibat
PELAKU
Perilaku yang
cenderung mudah
marah, agresif,
berwatak keras, kurang
empati, dijauhi oleh
lain, dsb.
SAKSI
(BYSTANDER)
1. Saksi yang tidak
melakukan intervensi
apapun dapat mereka
berasumsi bahwa
kekerasan yg terjadi
adalah perilaku yang
dapat diterima secara
sosial
2. Saksi lalu mungkin
akan bergabung
dengan pelaku karena
takut menjadi sasaran
berikutnya
KAMPUS
1.1. Lingkungan
pendidikan menjadi
tidak sehat
2.Citra burukinstitusi
SATGAS
Perlu mendapatkan
pendampingan
psikologis akibat
melakukan
pendampingan &
pemeriksaan
Perlu adanya dorongan untuk mengubah perilaku penonton dari bystander (saksi
pasif) menjadi ally (sekutu melawan perundung)
17
18
Komunitas
Kampus
Peduli (caring
community)
menangani
ancaman
Kekerasan
secara serius
KAMPUS
SEHAT, AMAN,
& NYAMAN
• antisocial
behavior
• psychological
trauma
MENCIPTAKAN KAMPUS SEHAT, AMAN, & NYAMAN
18
1. Pengenaan sanksi yang
proporsional &
menimbulkan efek jera
2. Rehabilitasi terhadap
Pelaku agar tidak terjadi
keberulangan kekerasan
3. Penjatuhan sanksi
Pemberian
Sanksi
1. Pemulihan psikis soleh ahli
2. Pendampingan hukum
3. Kepastian untuk
mendapatkan layanan
Pendidikan/pelaksanaan
tugas
4. Mendapat dukungan dari
lingkungan sosial Kampus
5. Mencegah pelaku
melakukan intimidasi/balas
dendam
Dukungan
kepada Korban
SUPPORT SYSTEM PENANGANAN KEKERASAN DI KAMPUS
1. Regulasi yang memadai
2. Kanal pelaporan –WBS
3. Unit khusus
4. Anggaran & sarana
prasarana yang memadai
Tata Kelola
Penanganan
19
Selama ini penanganan dilakukan secara kasuistik, tidak terstruktur dan langsung masuk ke ranah hukum, tidak dipandang
sebagai masalah pendidikan.
Mengingat telah gentingnya masalah kekerasan di lingkungan pendidikan, maka urutan pendekatan
dimulai dari pencegahan terlebih dahulu, lalu penanganan yang mampu mencegah terjadinya kembali kasus kekerasan.
19
Kebijakan Pimpinan PT -
mendorong pencegahan &
penanganan kekerasan
Program Pencegahan &
Penanganan Kekerasan di
Lingkungan Kampus
Sosialisasi tentang
kekerasan bagi warga
kampus secara berkala
Relasi sehat & setara
antara mahasiswa, dosen,
& tendik
• Generasi yang hebat akan tumbuh dari lingkungan
belajar yang sehat, aman, dan nyaman
• Penting untuk mahasiswa memiliki pengetahuan yang
komprehensif mengenai praktek kekerasan agar tidak
menjadi korban/pelaku
20
6
Kesehatan
Mental
Prestasi
Akademik
Mahasiswa
21
Kesehatan Mental (Mental Health) sangat berkaitan erat dengan prestasi
akademik Mahasiswa.
Ketika Mahasiswa memiliki taraf kesehatan mental yang baik maka
prestasi akademik nya akan baik pula, begitu pun sebaliknya jika
kesehatan mental seseorang menurun maka prestasi belajar nya akan
menurun, lantaran pada diri manusia ada fungsi-fungsi jiwa dengan
keinginan Mahasiswa yang tidak terealisasi menyebabkan jiwa nya
terganggu akhirnya motivasi belajar nya menurun yang akan
mempengaruhi juga prestasi akademiknya nya.
Kesehatan Mental = Prestasi Akademik
Mahasiswa
21
K
E
S
I
M
P
U
L
A
N
22
Perwujudan
Perlindungan
Harkat dan
Martabat
Setiap orang
warga Kampus
Perwujudan
Sila ke-2
“Kemanusiaan
yang Adil dan
Beradab”
Asas & Prinsip
Penyelenggaraan
Perguruan Tinggi
KAMPUS
SEHAT,
AMAN,
NYAMAN
pihak yang terdampak atas regulasi dapat mencapai 3 tujuan
penyusunan suatu regulasi yaitu keadilan, kepastian hukum &
kemanfaatan
22

More Related Content

Similar to Narsum 2 - Ibu Chavhmhmghhmgmgtarina.pptx

Tatasusila profesion perguruan
 Tatasusila profesion perguruan Tatasusila profesion perguruan
Tatasusila profesion perguruanRizq Haidar
 
Tatasusila profesion perguruan
 Tatasusila profesion perguruan Tatasusila profesion perguruan
Tatasusila profesion perguruanRizq Haidar
 
Norma dan Praktik budaya dalam kehidupan seksualitas dan kemampuan reproduksi...
Norma dan Praktik budaya dalam kehidupan seksualitas dan kemampuan reproduksi...Norma dan Praktik budaya dalam kehidupan seksualitas dan kemampuan reproduksi...
Norma dan Praktik budaya dalam kehidupan seksualitas dan kemampuan reproduksi...AstriYuliaSariLubis1
 
RPS Ilmu Kesehatan Masyarakat.docx
RPS Ilmu Kesehatan Masyarakat.docxRPS Ilmu Kesehatan Masyarakat.docx
RPS Ilmu Kesehatan Masyarakat.docxDiegoSiahaan
 
Mengenal Disiplin positif dalam kehidupan pendidik dan tenaga kependidikan
Mengenal Disiplin positif dalam kehidupan pendidik dan tenaga kependidikanMengenal Disiplin positif dalam kehidupan pendidik dan tenaga kependidikan
Mengenal Disiplin positif dalam kehidupan pendidik dan tenaga kependidikanArsanaEkoJuliPrihant
 
Sekolah Ramah Anak Dalam Satuan Pendidikan.pptx
Sekolah Ramah Anak Dalam Satuan Pendidikan.pptxSekolah Ramah Anak Dalam Satuan Pendidikan.pptx
Sekolah Ramah Anak Dalam Satuan Pendidikan.pptxalbert63083
 
Ande matreikulasi paud 2013
Ande matreikulasi paud 2013Ande matreikulasi paud 2013
Ande matreikulasi paud 2013Ana Sengga
 
KESEHATAN REPRODUKSI.pptx
KESEHATAN REPRODUKSI.pptxKESEHATAN REPRODUKSI.pptx
KESEHATAN REPRODUKSI.pptxRisma94
 
PERTUMBUHAN+dan+perkembangan.pdf
PERTUMBUHAN+dan+perkembangan.pdfPERTUMBUHAN+dan+perkembangan.pdf
PERTUMBUHAN+dan+perkembangan.pdfMOHALFIQRAM
 
Etika PRAKTIK KEBIDANAN (BPPK JAKARTA, 5 JUNI 2017).ppt
Etika PRAKTIK KEBIDANAN (BPPK JAKARTA, 5 JUNI 2017).pptEtika PRAKTIK KEBIDANAN (BPPK JAKARTA, 5 JUNI 2017).ppt
Etika PRAKTIK KEBIDANAN (BPPK JAKARTA, 5 JUNI 2017).pptPuskemasPanunggangan
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
Lembar kerja mandiri siswa
Lembar kerja mandiri siswaLembar kerja mandiri siswa
Lembar kerja mandiri siswaFathur Marah
 
13.rpp pola hidup sehat bery
13.rpp pola hidup sehat bery13.rpp pola hidup sehat bery
13.rpp pola hidup sehat berySeries Unhide
 
DSK PENDIDIKAN KESIHATAN TAHUN 4
DSK PENDIDIKAN KESIHATAN TAHUN 4DSK PENDIDIKAN KESIHATAN TAHUN 4
DSK PENDIDIKAN KESIHATAN TAHUN 4Ym Ghufran
 
PPT KAMPUS SEHAT stikes nauli husada sibolga
PPT KAMPUS SEHAT stikes nauli husada sibolgaPPT KAMPUS SEHAT stikes nauli husada sibolga
PPT KAMPUS SEHAT stikes nauli husada sibolgatina166612
 
sosiologi pendidikan sosialisasi dan penyesuaian diri di lingkungan sekolah d...
sosiologi pendidikan sosialisasi dan penyesuaian diri di lingkungan sekolah d...sosiologi pendidikan sosialisasi dan penyesuaian diri di lingkungan sekolah d...
sosiologi pendidikan sosialisasi dan penyesuaian diri di lingkungan sekolah d...agyana_nadian
 

Similar to Narsum 2 - Ibu Chavhmhmghhmgmgtarina.pptx (20)

Tatasusila profesion perguruan
 Tatasusila profesion perguruan Tatasusila profesion perguruan
Tatasusila profesion perguruan
 
Tatasusila profesion perguruan
 Tatasusila profesion perguruan Tatasusila profesion perguruan
Tatasusila profesion perguruan
 
Sosialisasi
SosialisasiSosialisasi
Sosialisasi
 
Norma dan Praktik budaya dalam kehidupan seksualitas dan kemampuan reproduksi...
Norma dan Praktik budaya dalam kehidupan seksualitas dan kemampuan reproduksi...Norma dan Praktik budaya dalam kehidupan seksualitas dan kemampuan reproduksi...
Norma dan Praktik budaya dalam kehidupan seksualitas dan kemampuan reproduksi...
 
RPS Ilmu Kesehatan Masyarakat.docx
RPS Ilmu Kesehatan Masyarakat.docxRPS Ilmu Kesehatan Masyarakat.docx
RPS Ilmu Kesehatan Masyarakat.docx
 
Mengenal Disiplin positif dalam kehidupan pendidik dan tenaga kependidikan
Mengenal Disiplin positif dalam kehidupan pendidik dan tenaga kependidikanMengenal Disiplin positif dalam kehidupan pendidik dan tenaga kependidikan
Mengenal Disiplin positif dalam kehidupan pendidik dan tenaga kependidikan
 
Sekolah Ramah Anak Dalam Satuan Pendidikan.pptx
Sekolah Ramah Anak Dalam Satuan Pendidikan.pptxSekolah Ramah Anak Dalam Satuan Pendidikan.pptx
Sekolah Ramah Anak Dalam Satuan Pendidikan.pptx
 
URGENSI PAUD
URGENSI PAUDURGENSI PAUD
URGENSI PAUD
 
Ande matreikulasi paud 2013
Ande matreikulasi paud 2013Ande matreikulasi paud 2013
Ande matreikulasi paud 2013
 
KESEHATAN REPRODUKSI.pptx
KESEHATAN REPRODUKSI.pptxKESEHATAN REPRODUKSI.pptx
KESEHATAN REPRODUKSI.pptx
 
PERTUMBUHAN+dan+perkembangan.pdf
PERTUMBUHAN+dan+perkembangan.pdfPERTUMBUHAN+dan+perkembangan.pdf
PERTUMBUHAN+dan+perkembangan.pdf
 
Etika PRAKTIK KEBIDANAN (BPPK JAKARTA, 5 JUNI 2017).ppt
Etika PRAKTIK KEBIDANAN (BPPK JAKARTA, 5 JUNI 2017).pptEtika PRAKTIK KEBIDANAN (BPPK JAKARTA, 5 JUNI 2017).ppt
Etika PRAKTIK KEBIDANAN (BPPK JAKARTA, 5 JUNI 2017).ppt
 
Pendidikan moral
Pendidikan moralPendidikan moral
Pendidikan moral
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
Lembar kerja mandiri siswa
Lembar kerja mandiri siswaLembar kerja mandiri siswa
Lembar kerja mandiri siswa
 
Sosialisasi
SosialisasiSosialisasi
Sosialisasi
 
13.rpp pola hidup sehat bery
13.rpp pola hidup sehat bery13.rpp pola hidup sehat bery
13.rpp pola hidup sehat bery
 
DSK PENDIDIKAN KESIHATAN TAHUN 4
DSK PENDIDIKAN KESIHATAN TAHUN 4DSK PENDIDIKAN KESIHATAN TAHUN 4
DSK PENDIDIKAN KESIHATAN TAHUN 4
 
PPT KAMPUS SEHAT stikes nauli husada sibolga
PPT KAMPUS SEHAT stikes nauli husada sibolgaPPT KAMPUS SEHAT stikes nauli husada sibolga
PPT KAMPUS SEHAT stikes nauli husada sibolga
 
sosiologi pendidikan sosialisasi dan penyesuaian diri di lingkungan sekolah d...
sosiologi pendidikan sosialisasi dan penyesuaian diri di lingkungan sekolah d...sosiologi pendidikan sosialisasi dan penyesuaian diri di lingkungan sekolah d...
sosiologi pendidikan sosialisasi dan penyesuaian diri di lingkungan sekolah d...
 

Narsum 2 - Ibu Chavhmhmghhmgmgtarina.pptx

  • 1. UPAYAYANG DILAKUKAN PENDIDIKANTINGGIUNTUK MEMBENTUKPROSES PENDIDIKAN YANG SEHATJIWA UGM – 26 JULI 2023 Dr. Chatarina MulianaGirsang, S.H.,S.E.,M.H. INSPEKTUR JENDERAL Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, danTeknologi
  • 2. LINGKUNGAN BELAJAR ABAD 21 - KAMPUS SEHAT, AMAN, DAN NYAMAN 2 Keseimbangan tubuh, pikiran, & emosi warga kampus untuk mengukir prestasi (Holistic Wellness) Terhindarnya semua warga kampus dari tindakan kekerasan (3 dosa Pendidikan) Menumbuhkan kehidupan kampus yang harmonis dan proses pembelajaran /ekosistem pendidikan yang lebih beradab KAMPUS SEHAT, AMAN, & NYAMAN 2 2
  • 3. 1. Sehat Fisik: Kampus yang bebas dari kekerasan & KS 2. Sehat Intelektual: Kampus yg inklusif, bebas dari intoleransi 3. Sehat Sosial: Kehadiran Kampus yg bermanfaat bagi masyarakat sekitar kampus 4. Sehat Emosional:Warga Kampus yang sehat secara emosional, menuju kematangan jiwa & tidak ada stress/depresi di dalam Kampus 5. Sehat Spiritual: Keberagaman yg inklusif, meyakini keimanan & menjalankan kesalehan agamanya, tetapi toleran & menghargai keimanan orang lain 6. Sehat Lingkungan: Green Campus, wujudkan lingkungan Kampus yg sehat & ramah lingkungan 7. Sehat Organisasi:Tata Kelola yg sehat 8. Sehat Finansial:Transparansi & akuntabilitas keuangan 3 Holistic Wellness 3
  • 4. 4 Warga Kampus sbg Komunitas Peduli (caring community) Bebas Kekerasan Sehat Jasmani Sehat Mental (Emosional) & Spiritual Komitmen & Kebijakan Pimpinan PT Kantin & Makanan Sehat di Kampus Kegiatan Akademik tentang Kesehatan Fasilitas Kesehatan Kampus Sehat Ekosistem Kampus Merdeka 9 4
  • 5. KASUS KEKERASAN DI KAMPUS = FENOMENA ‘GUNUNG ES’ 5 KASUS YANG DILAPORKAN < JUMLAH KASUS YANG SEBENARNYA PENGABAIAN TERHADAP KASUS KEKERASAN = PELAKU TINDAK PIDANA (MELAKUKAN PEMBIARAN) KorbanTidak Melapor? 1. Takut kepada Pelaku; 2. Tidak percaya kepada pihak Kampus; 3. Tidak ada kanal pelaporan; 4. Tidak ada Unit Khusus di Kampus yang menangani; 5. Aturan/Regulasi Kampus tidak mengatur khusus mengenai kekerasan/tidak tahu ada aturan. 5
  • 7. TUJUAN 1. Berkembangnya potensi Mahasiswa untuk kepentingan bangsa 2. Dihasilkannya lulusan yang menguasai cabang Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi 3. Dihasilkannya IPTEKbermanfaat bagi kemajuan bangsa, serta kemajuan peradaban dan kesejahteraan umat manusia 4. Pengabdian kepada Masyarakat memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. ASAS 1. kebenaran ilmiah; 2. Penalaran 3. Kejujuran 4. Keadilan 5. Manfaat 6. Kebajikan 7. tanggung jawab 8. Kebhinnekaan 9. keterjangkauan. PRINSIP 1. Demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif 2. Pengembangan budaya akademik 3. Pembudayaan dan pemberdayaan bangsa 4. Keteladanan, kemauan, dan kreativitas 5. Pembelajaran yang berpusat pada Mahasiswa 6. Keberpihakan pada Masyarakat kurang mampu 7. Pemberdayaan Masyarakat 8. Akuntabilitas 9. Tranparansi 10. Nirlaba 11. Penjaminan Mutu 12. Efektivitas & Efisien 7 ASAS , PRINSIP, & TUJUAN PENYELENGGARAAN DIKTI Ps. 5 untuk mewujudkan Cita-Cita Negara yaitu mencerdaskan kehidupan Bangsa dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat Indonesia Ps. 3 Ps. 6 UU Dikti 12/2012 7 7
  • 8. 8
  • 9. Kasus Kekerasan di Lingkungan Kampus 9
  • 10. Kasus Kekersan di Kampus merupakan pelanggaran atas asas & prinsip yang menghalangi tercapainya tujuan penyelenggaraan Pendidikan Tinggi untuk mewujudkan Cita-Cita Negara yaitu mencerdaskan kehidupan Bangsa dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat Indonesia 10 10 ANGKA KASUSYANG DITANGANI ITJEN KEMENDIKBUDRISTEK BERKAITAN DENGAN PROGRAM ‘TIGA DOSA’ BESAR
  • 11. BENTUK PERUNDUNGAN &CONTOH 11 Menghina atau mengejek Korban dengan kata-kata yang kurang pantas Menyebarkan aib atau rumor tentang Korban di lingkungan Kampus Memukul atau meludahi Korban Mempermalukan Korban dengan mengirimkan komentar negative di media sosial 11
  • 12. BENTUK KS – PS. 5 PERMENDIKBUDRISTEK 30/2021 12 1. menyampaikan ujaran yang mendiskriminasi atau melecehkan tampilan fisik, kondisi tubuh, dan/atau identitas gender Korban 2. memperlihatkan alat kelaminnya dengan sengaja tanpa persetujuan Korban 3. menyampaikan ucapan yang memuat rayuan, lelucon, dan/atau siulan yang bernuansa seksual pada Korban 4. menatap Korban dengan nuansa seksual dan/atau tidak nyaman 5. mengirimkan pesan, lelucon, gambar, foto, audio, dan/atau video bernuansa seksual kepada Korban meskipun sudah dilarang Korban 6. mengambil, merekam, dan/atau mengedarkan foto dan/atau rekaman audio dan/atau visual Korban yang bernuansa seksual tanpa persetujuan 7. mengunggah foto tubuh dan/atau informasi pribadi Korban yang bernuansa seksual tanpa persetujuan Korban 8. menyebarkan informasi terkait tubuh dan/atau pribadi Korban yang bernuansa seksual tanpa persetujuan Korban 9. mengintip atau dengan sengaja melihat Korban yang sedang melakukan kegiatan secara pribadi dan/atau pada ruang yang bersifat pribadi 10. membujuk, menjanjikan, menawarkan sesuatu, atau mengancam untuk melakukan transaksi atau kegiatan seksual yang tidak disetujui Korban 11. memberi hukuman atau sanksi yang bernuansa seksual 12. menyentuh, mengusap, meraba, memegang, memeluk, mencium dan/atau menggosokkan bagian tubuhnya pada tubuh Korban tanpa persetujuan Korban 13. membuka pakaian Korban tanpa persetujuan Korban 14. memaksa Korban untuk melakukan transaksi atau kegiatan seksual 15. mempraktikkan budaya komunitas Mahasiswa, Pendidik, dan Tenaga Kependidikan yang bernuansa Kekerasan Seksual 16. melakukan percobaan perkosaan, namun penetrasi tidak terjadi 17. melakukan perkosaan termasuk penetrasi dengan benda atau bagian tubuh selain alat kelamin 18 memaksa atau memperdayai Korban untuk melakukan aborsi 19. memaksa atau memperdayai Korban untuk hamil 20. membiarkan terjadinya Kekerasan Seksual dengan sengaja 21. Melakukan perbuatan Kekerasan Seksual lainnya 12
  • 14. 14 Tim Nasional Moderasi Beragama Kementerian Agama RI 14
  • 15. DAMPAK BAGI KORBAN 15 Dampak Mental Perasaan negatif yang dapat mengakibatkan stress, depresi, atau bahkan bunuh diri Dampak Emosional Perasaan kesal/malu yang mengakibatkan hilangnya minat pada hal yang disukai Dampak Fisik Perasaan lelah/gejala seperti sakit kepala, luka/memar, khususnya jika kekerasan terjadi dalam bentuk fisik Dampak Kualitas Belajar Rendahnya kualitas belajar dari Korban atau penurunan tingkat kehadiran di Kampus 15
  • 16. 16 Mahasiswa yang terpapar kekerasan Trauma psikologis : kondisi yang terjadi sebagai akibat dari peristiwa buruk yang menimpa diri seseorang. (depresi, gangguan kecemasan, anger issue, PTSD) antisocial behavior psychological trauma Antisosial : perilaku yang ditandai riwayat tidak mau mematuhi norma-norma sosial. Mereka melakukan tindakan-tindakan yang bagi kebanyakan orang tidak diterima dan cenderung tidak bertanggung jawab serta pembohong (Durand (2006)). berkaitan erat dengan Daniel Flanenery – Case Western Reserve University 16
  • 17. 17 Dampak negatif selain korban, tetapi juga pihak-pihak lain yang terlibat PELAKU Perilaku yang cenderung mudah marah, agresif, berwatak keras, kurang empati, dijauhi oleh lain, dsb. SAKSI (BYSTANDER) 1. Saksi yang tidak melakukan intervensi apapun dapat mereka berasumsi bahwa kekerasan yg terjadi adalah perilaku yang dapat diterima secara sosial 2. Saksi lalu mungkin akan bergabung dengan pelaku karena takut menjadi sasaran berikutnya KAMPUS 1.1. Lingkungan pendidikan menjadi tidak sehat 2.Citra burukinstitusi SATGAS Perlu mendapatkan pendampingan psikologis akibat melakukan pendampingan & pemeriksaan Perlu adanya dorongan untuk mengubah perilaku penonton dari bystander (saksi pasif) menjadi ally (sekutu melawan perundung) 17
  • 18. 18 Komunitas Kampus Peduli (caring community) menangani ancaman Kekerasan secara serius KAMPUS SEHAT, AMAN, & NYAMAN • antisocial behavior • psychological trauma MENCIPTAKAN KAMPUS SEHAT, AMAN, & NYAMAN 18
  • 19. 1. Pengenaan sanksi yang proporsional & menimbulkan efek jera 2. Rehabilitasi terhadap Pelaku agar tidak terjadi keberulangan kekerasan 3. Penjatuhan sanksi Pemberian Sanksi 1. Pemulihan psikis soleh ahli 2. Pendampingan hukum 3. Kepastian untuk mendapatkan layanan Pendidikan/pelaksanaan tugas 4. Mendapat dukungan dari lingkungan sosial Kampus 5. Mencegah pelaku melakukan intimidasi/balas dendam Dukungan kepada Korban SUPPORT SYSTEM PENANGANAN KEKERASAN DI KAMPUS 1. Regulasi yang memadai 2. Kanal pelaporan –WBS 3. Unit khusus 4. Anggaran & sarana prasarana yang memadai Tata Kelola Penanganan 19 Selama ini penanganan dilakukan secara kasuistik, tidak terstruktur dan langsung masuk ke ranah hukum, tidak dipandang sebagai masalah pendidikan. Mengingat telah gentingnya masalah kekerasan di lingkungan pendidikan, maka urutan pendekatan dimulai dari pencegahan terlebih dahulu, lalu penanganan yang mampu mencegah terjadinya kembali kasus kekerasan. 19
  • 20. Kebijakan Pimpinan PT - mendorong pencegahan & penanganan kekerasan Program Pencegahan & Penanganan Kekerasan di Lingkungan Kampus Sosialisasi tentang kekerasan bagi warga kampus secara berkala Relasi sehat & setara antara mahasiswa, dosen, & tendik • Generasi yang hebat akan tumbuh dari lingkungan belajar yang sehat, aman, dan nyaman • Penting untuk mahasiswa memiliki pengetahuan yang komprehensif mengenai praktek kekerasan agar tidak menjadi korban/pelaku 20
  • 21. 6 Kesehatan Mental Prestasi Akademik Mahasiswa 21 Kesehatan Mental (Mental Health) sangat berkaitan erat dengan prestasi akademik Mahasiswa. Ketika Mahasiswa memiliki taraf kesehatan mental yang baik maka prestasi akademik nya akan baik pula, begitu pun sebaliknya jika kesehatan mental seseorang menurun maka prestasi belajar nya akan menurun, lantaran pada diri manusia ada fungsi-fungsi jiwa dengan keinginan Mahasiswa yang tidak terealisasi menyebabkan jiwa nya terganggu akhirnya motivasi belajar nya menurun yang akan mempengaruhi juga prestasi akademiknya nya. Kesehatan Mental = Prestasi Akademik Mahasiswa 21
  • 22. K E S I M P U L A N 22 Perwujudan Perlindungan Harkat dan Martabat Setiap orang warga Kampus Perwujudan Sila ke-2 “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab” Asas & Prinsip Penyelenggaraan Perguruan Tinggi KAMPUS SEHAT, AMAN, NYAMAN pihak yang terdampak atas regulasi dapat mencapai 3 tujuan penyusunan suatu regulasi yaitu keadilan, kepastian hukum & kemanfaatan 22

Editor's Notes

  1. Berbagai kasus Kekerasan di Lingkungan Kampus selalu terdengar di media