SlideShare a Scribd company logo
MAKALAH
Mutlaq dan Muqqayyad, Amr dan Nahy
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ushul Fiqh dan Kaidah
Dosen Pengampuh oleh :
Abdul Ghafur, M.E.I.
Disusun oleh:
1. Bintara Denis Dega Akmala 22.12.07.29.0751
2. Daniel M. Rafli Agustias 22.12.07.29.0752
3. Eka Kusuma Wahyudi 22.12.07.29.0757
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI'AH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM ZAINUL HASAN GENGGONG
KRAKSAAN PROBOLINGGO
2022
ii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah
banyak memberikan beribu-ribu nikmat kepada kita selaku umatnya. Rahmat
beserta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada jungjunan kita, Nabi
Muhammad SAW. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas untuk mata kuliah Ushul Fiqh dan Kaidah dengan judul " Mutlaq
dan Muqqayyad, Amr dan Nahy"
Makalah kami yang berjudul “Mutlaq dan Muqqayyad, Amr dan Nahy” ini
sengaja di bahas karena sangat penting untuk kita khususnya sebagai mahasiswa
yang ingin lebih mengenal mengenai pembahasan ini. Kami menyadari sepenuhnya
bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dikarenakan terbatasnya
pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki, oleh karena itu kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritikan yang
membangun. Serta kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
memberikan pengarahan-pengarahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini dengan lancar. Tak lupa kepada Bapak Abdul Ghafur, M.E.I. selaku dosen mata
kuliah Ushul Fiqh dan Kaidah, dan teman-teman yang lain untuk memberikan
sarannya kepada kami agar makalah ini dapat lebih baik lagi. Demikian, semoga
makalah ini bermanfaat khususnya bagi penyusun dan umumnya kepada semua
yang telah membaca.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Probolinggo, 1 Juni 2023
iii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar …………………………………………………………………ii
Daftar Isi ………………………………………………………………….…….iii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………...…1
A. Latar Belakang …………………………………………………………....1
B. Rumusan Masalah ……………………………………………………...…2
C. Tujuan…………………………………………………………………..…2
BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………….……..3
A. Definisi Mutlaq dan Muqayyadah………………………………..….…….3
B. Hukum Mutlaq dan Muqayyadah…..………………………………...……4
C. Amr…………………………..…………………………………………….7
D. Nahy…………………………………….………………………………..10
BAB III PENUTUP………………………………………………………..……13
A. Kesimpulan ……………...……………………………………………....13
B. Saran ………………...…………………………………………………...13
Daftar Pustaka……...…………………………………………………………...14
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Quran diturunan dalam bahasa Arab. Maka, untuk memahaminya
Diperlukan kaidah dan berbagai ilmu yang berkaitan dengan Al-Quran.
Seseorang perlu untuk mengetahui dasar umum dan ciri-ciri khasnya.
Selain itu, juga harus mempunyai pengetahuan cukup tentang ilmu yang
diperlukan dalam kadar yang dapat membantu mencapai tingkat ahli dalam disiplin
ilmu tersebut. Sehingga memiliki solusi terhadap permasalahan yang ditemui
untuk hal ini semua telah tersedia banyak pembahasan secara rinci dan kajian
yang lengkap yang bertebaran dalam berbagai cabang ilmu Bahasa Arab.
Pemahaman dan penguasaan kaidah-kaidah bahasa Arab termasuk di antaranya
mutlaq dan muqayyad, Amr dan Nahy. Di samping itu juga termasuk ke dalam
masalah pokok kajian ushul fiqih.
Hal ini bermaksud untuk menyingkap makna-makna dan lafaz-lafaz Al-
Quran sekaligus untuk menafsirkan ayat itu sendiri agar semakin jelas maksud dari
yang menurunkan Al-Quran itu sendiri yaitu Allah SWT.
Muthlaq adalah lafazh yang menun- jukkan suatu hakikat tanpa memandang
sifat atau qayyid-nya. Se-perti lafazh. Lafazh ini menunjukkan bentuk pemu- kulan
secara mutlak, tanpa memandang jumlah, alat dan lain sebagainya. Sedangkan
muqayyad adalah lafazh yang menunjukkan suatu hakikat disertai salah satu sifat-
sifatnya. Seperti lafazh "" (pukulan yang keras).
Salah satu ketetapan Allah yang berhubungan dengan perbuatan orang
mukallaf dalam bentuk iqtidha‟ adalah tuntutan dalam bentuk perintah. Tuntutan
perintah dalam istilah ushul fiqhi disebut dengan Al-Amr. Untuk itu guna
memahami tentang terjadinya suatu hukum syara‟ secara pasti dan benar, maka
sangat diperlukan kaidahkaidah ushul fiqhi, salah satu hukum taklifi yang
menggunakan kaidah ushul fiqhi adalah tuntutan Amr. Amr secara bahasa berasal
dari bahasa Arab, ‫االمر‬ yaitu suruhan, perintah, dan perbuatan. Sedangkan secara
istilah, tuntutan perbuatan dari atasan kepada bawahan yang didalamnya terdapat
2
kaidah istimbat hukum. Amr adalah suatu lafazh yang dipergunakan oleh orang
yang lebih tinggi kedudukannya untuk menuntut kepada orang yang lebih rendah
derajatnya agar melakukan sesuatu perbuatan3 . Amr menurut Abu Zahrah ialah
perintah dari pihak yang lebih tinggi tingkatannya keapda pihak yang lebih rendah.
Dalam bahasa Arab, bentuk Amr dengan menggunakan shigat if`al ( ‫افعال‬ (yang
berarti “kerjakan” dan litaf`al yang berarti “hendaklah engkau mengerjakan”.
Menurut aslinya, bentuk shigat Amr adalah menunjukkan
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Mutlaq dan Muqayyad ?
2. Bagaimana hukum Mutlaq dan Muqayyad ?
3. Apa yang dimaksud Amr dan jelaskan sighot sighotnya ?
4. Apa yang dimaksud Nahy dan jelaskan sighot sighotnya ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari Mutlaq dan Muqayyad
2. Agar mahasiswa paham bagaimana hukum Mutlaq dan Muqayyad
3. Agar mahasiswa paham Apa yang dimaksud Amr beserta sighot sighotnya
4. Agar mahasiswa paham Apa yang dimaksud Nahy beserta sighot sighotnya
3
BAB II
PEMABAHASAN
A. Definisi Mutlaq dan Muqayyad
Muthlaq adalah lafazh yang menun- jukkan suatu hakikat tanpa memandang
sifat atau qayyid-nya. Seperti lafazh ََ‫ب‬َ‫ر‬َ‫ض‬. Lafazh ini menunjukkan bentuk pemu-
kulan secara mutlak, tanpa memandang jumlah, alat dan lain sebagainya.
Sedangkan muqayyad adalah lafazh yang menunjukkan suatu hakikat disertai salah
satu sifat-sifatnya. Seperti lafazh " ‫ضربة‬ ‫قاسية‬ " (pukulan yang keras). Muthlaq dan
muqa yyad. Menurut qaul mukhtar, muthlaq ia lah suatu lafazh yang menunjukkan
hakikat suatu perkara tanpa batas-batas tertentu.1
Mutlaq secara bahasa artinya tidak terikat, kebalikan muqayyad. Secara
istilah ada beberapa pengertian yang dihimpun oleh Amir Syarifuddin dalam
bukunya “Ushul Fiqh”, yang diambil dari berbagai sumber, yaitu:
1. Menurut Khudhari Beik, mutlaq ialah lafadz yang memberi petunjuk terhadap
satu atau beberapa satuan yang mencakup tanpa ikatan yang terpisah secara lafdzi.
2. Menurut Abu Zahrah, mutlaq ialah lafadz yang memberi petunjuk terhadap
maudhu’nya tanpa memandang kepada satu, banyak, atau sifatnya, tetapi memberi
petunjuk kepada hakikat sesuatu menurut apa adanya.
3. Ibnu Subki memberikan definisi bahwa mutlaq adalah lafadz yang memberi
petunjuk kepada hakikat sesuatu tanpa ikatan apa-apa.
Sedangkan Muqayyad secara bahasa artinya sesuatu yang terikat atau yang
diikatkan kepada sesuatu. Pengertian secara istilah ialah suatu lafadz yang
menunjukkan hakikat sesuatu yang terikat dengan suatu seperti sifat.2
1
Purnasiswa 2015 MHM Lirboyo. (2015). Pengantar Memahami LUBBUL USHUL.
Aghitsna Publisher
2
Nurpini Aulia Rapika. https://sinar5news.com/pengertian-mutlak-dan-muqayad/. Di akses
pada 1 Juni 2023
4
B. Hukum Mutlaq dan Muqayyad
1. Jika sebab dan hukum yang ada dalam mutlaq sama dengan sebab dan hukum
yang ada dalam muqayyad (an yattahida fi alhukm wa al-sababi). Maka dalam hal
ini hukum yang ditimbulkan oleh ayat yang mutlaq tadi harus ditarik atau dibawa
kepada hukum ayat yang berbentuk muqayyad. Contoh:
a. Ayat Mutlaq Surat al-Maidah ayat 3 tentang darah yang diharamkan,
yaitu:َّ
َ
ِّ َّ‫َّللا‬ ِّ‫ْر‬‫ي‬َ‫غ‬ِّ‫ل‬ََّ‫ل‬ِّ‫ه‬ُ‫اَأ‬َ‫م‬ َ‫َو‬ ِّ‫ير‬ ِّ‫ز‬ْ‫ن‬ ِّ‫خ‬ْ‫َال‬ُ‫م‬ ْ‫ح‬َ‫ل‬ َ‫َو‬ُ‫م‬َّ‫د‬‫ال‬ َ‫َو‬ُ‫ة‬َ‫ت‬ْ‫ي‬َ‫م‬ْ‫َال‬ُ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬َ ْ‫ت‬َ‫م‬ ِّّ‫ر‬ُ‫ح‬
ِ
ِ‫ه‬ِ‫ب‬
Artinya ; Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi,
(daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah..
Ayat ini menerangkan bahwa darah yang diharamkan ialah meliputi semua
darah tanpa terkecuali, karena lafaz “dam” (darah) bentuknya mutlaq tidak
diikat oleh sifat atau hal-hal lain yang mengikatnya. Adapun sebab ayat ini
ialah “dam” (darah) yang di dalamnya mengandung hal-hal bahaya bagi
siapa yang memakannya, sedangkan hukumnya adalah haram. Kemudian
dalam teks lain ia disebutkan secara muqayyad, yaitu membatasinya dengan
lafaz masfủhan (yang mengalir). Hal ini sebagaimana terdapat dalam ayat
muqayyad berikut ini.
b. Ayat Muqayyad: Surat al-An’am ayat 145, dalam masalah yang sama
yaitu “dam” (darah) yang diharamkan.
َْ‫ل‬ُ‫ق‬ ََ
‫ل‬ َ
ُ‫د‬ ِّ‫ج‬َ‫أ‬ ‫ي‬ِّ‫ف‬ ‫ا‬َ‫م‬ ََ‫ي‬ ِّ‫وح‬ُ‫أ‬ ََّ‫ي‬َ‫ل‬ِّ‫إ‬ ‫ا‬ً‫م‬ َّ‫ر‬َ‫ح‬ُ‫م‬ َ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫م‬ِّ‫ع‬‫ا‬َ‫ط‬ َ
ُ‫ه‬ُ‫م‬َ‫ع‬ْ‫ط‬َ‫ي‬ ََّ
‫ل‬ِّ‫إ‬ َْ‫ن‬َ‫أ‬
ََ‫ن‬‫و‬ُ‫ك‬َ‫ي‬ َ
ً‫ة‬َ‫ت‬ْ‫ي‬َ‫م‬ َْ‫و‬َ‫أ‬ ‫ا‬ً‫م‬َ‫د‬ ‫ا‬ً‫ح‬‫و‬ُ‫ف‬ْ‫س‬َ‫م‬ َْ‫و‬َ‫أ‬ َ
َ‫م‬ ْ‫ح‬َ‫ل‬ َ‫ير‬ ِّ‫َز‬
ْ‫ن‬ ِّ‫خ‬ َ
ُ‫ه‬َّ‫ن‬ِّ‫إ‬َ‫ف‬ َ‫س‬ ْ‫ج‬ ِّ‫ر‬ َْ‫و‬َ‫أ‬ ‫ا‬ً‫ق‬ْ‫س‬ِّ‫ف‬
ََّ‫ل‬ِّ‫ه‬ُ‫أ‬ َِّ‫ْر‬‫ي‬َ‫غ‬ِّ‫ل‬ َ
ِّ َّ‫ّللا‬ َِّ‫ه‬ِّ‫ب‬ َۚ َِّ‫ن‬َ‫م‬َ‫ف‬ ََّ‫ر‬ُ‫ط‬ْ‫ض‬‫ا‬ ََ‫ر‬ْ‫ي‬َ‫غ‬ َ‫اغ‬َ‫ب‬ ََ
‫ل‬ َ‫و‬ َ‫اد‬َ‫ع‬ ََّ‫ن‬ِّ‫إ‬َ‫ف‬ ََ‫ك‬َّ‫ب‬ َ‫ر‬
َ‫ور‬ُ‫ف‬َ‫غ‬ َ‫يم‬ ِّ‫ح‬ َ‫ر‬
5
Artinya: Katakanlah: "Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan
kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya,
kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging
babi -- karena sesungguhnya semua itu kotor -- atau binatang yang
disembelih atas nama selain Allah. Barangsiapa yang dalam keadaan
terpaksa, sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui
batas, maka sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang".
2. Hukum berbeda namun sebab sama (an yahtalifa fi al-hukm wa yattahida fi al-
sababi), seperti kata “tangan” dalam wudhu’ dan tayammum. Dalam masalah
wudhu’ lafaz tersebut datang secara muqayyad, yaitu dibatasi sampai siku, maka
dalam hal ini yang mutlaq tidak bisa ditarik kepada muqayyad.
Contoh dalam surat al-Maidah (5:6) sebagaimana berikut ini :
a. Ayat Muqayyad
‫ا‬َ‫ي‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُّ‫ي‬َ‫أ‬ ََ‫ن‬‫ي‬ِّ‫ذ‬َّ‫ال‬ ‫وا‬ُ‫ن‬َ‫م‬‫آ‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِّ‫إ‬ َْ‫م‬ُ‫ت‬ ْ‫م‬ُ‫ق‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِّ‫إ‬ َ
ِّ‫ة‬ َ
‫َل‬َّ‫ص‬‫ال‬ ‫وا‬ُ‫ل‬ِّ‫س‬ْ‫غ‬‫ا‬َ‫ف‬ َْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ه‬‫و‬ُ‫ج‬ ُ‫و‬ َْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ي‬ِّ‫د‬ْ‫ي‬َ‫أ‬ َ‫و‬
‫ى‬َ‫ل‬ِّ‫إ‬ َِّ‫ق‬ِّ‫ف‬‫ا‬ َ‫ر‬َ‫م‬ْ‫ال‬ ‫وا‬ُ‫ح‬َ‫س‬ ْ‫م‬‫ا‬ َ‫و‬ َْ‫م‬ُ‫ك‬ِّ‫س‬‫و‬ُ‫ء‬ ُ‫ر‬ِّ‫ب‬ َْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ل‬ُ‫ج‬ ْ‫ر‬َ‫أ‬ َ‫و‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِّ‫إ‬ َِّ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ْ‫ع‬َ‫ك‬ْ‫ال‬ َۚ َْ‫ن‬ِّ‫إ‬ َ‫و‬ َْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ن‬ُ‫ك‬
‫ًا‬‫ب‬ُ‫ن‬ُ‫ج‬ ‫وا‬ ُ‫ر‬َّ‫ه‬َّ‫اط‬َ‫ف‬
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan
shalat, Maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah
kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub
Maka mandilah….”
b. Ayat Mutlaq
َْ‫ن‬ِّ‫إ‬ َ‫و‬ َْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ن‬ُ‫ك‬ َ‫ى‬َ‫ض‬ ْ‫ر‬َ‫م‬ َْ‫و‬َ‫أ‬ َ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫ر‬َ‫ف‬َ‫س‬ َْ‫و‬َ‫أ‬ ََ‫ء‬‫ا‬َ‫ج‬ َ‫د‬َ‫ح‬َ‫أ‬ َْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ن‬ ِّ‫م‬ ََ‫ن‬ ِّ‫م‬ َِّ‫ط‬ِّ‫ئ‬‫َا‬‫غ‬ْ‫ال‬ َْ‫و‬َ‫أ‬ َ
ُ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫س‬َ‫م‬ َ
‫ل‬
ََ‫ء‬‫ا‬َ‫س‬ِّّ‫ن‬‫ال‬ َْ‫م‬َ‫ل‬َ‫ف‬ ‫ُوا‬‫د‬ ِّ‫َج‬‫ت‬ ًَ‫ء‬‫ا‬َ‫م‬ ‫وا‬ُ‫م‬َّ‫م‬َ‫ي‬َ‫ت‬َ‫ف‬ ‫ًا‬‫د‬‫ي‬ِّ‫ع‬َ‫ص‬ ‫ًا‬‫ب‬ِّّ‫ي‬َ‫ط‬ ‫وا‬ُ‫ح‬َ‫س‬ ْ‫م‬‫ا‬َ‫ف‬ َْ‫م‬ُ‫ك‬ِّ‫ه‬‫و‬ُ‫ج‬ ُ‫و‬ِّ‫ب‬ َْ‫م‬ُ‫ك‬‫ي‬ِّ‫د‬ْ‫ي‬َ‫أ‬ َ‫و‬ َ
ُ‫ه‬ْ‫ن‬ ِّ‫م‬
Artinya: “…dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat
buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air,
6
maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan
tanganmu dengan tanah itu……”
3. Hukumnya sama tetapi sebab yang melatar belakanginya berbeda (an yattahida
fi al-hukm wa yahtalifa fi alsababi). Dalam hal ini ada dua bentuk:
Taqyid atau batasannya hanya satu. Seperti memerdekakan seorang budak
(raqabah) sebagai kaffâarat dhihâr, kaffarat pembunuhan yang tak disengaja, dan
kaffâarat sumpah. Pada kaffâarat dhihâr, teks datang secara mutlaq, firman Allah
SWT:
ََ‫ن‬‫ي‬ِّ‫ذ‬َّ‫ال‬ َ‫و‬ ََ‫ن‬‫و‬ ُ‫ر‬ِّ‫ه‬‫ا‬َ‫ظ‬ُ‫ي‬ َْ‫ن‬ ِّ‫م‬ َْ‫م‬ِّ‫ه‬ِّ‫ئ‬‫ا‬َ‫س‬ِّ‫ن‬ َ
َّ‫م‬ُ‫ث‬ ََ‫ن‬‫ُو‬‫د‬‫و‬ُ‫ع‬َ‫ي‬ ‫ا‬َ‫م‬ِّ‫ل‬ ‫وا‬ُ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ َُ‫ر‬‫ي‬ ِّ‫ر‬ ْ‫ح‬َ‫ت‬َ‫ف‬ َ‫ة‬َ‫ب‬َ‫ق‬ َ‫ر‬ َْ‫ن‬ ِّ‫م‬ َِّ‫ل‬ْ‫ب‬َ‫ق‬ َْ‫ن‬َ‫أ‬
‫ا‬َّ‫س‬‫ا‬َ‫م‬َ‫ت‬َ‫ي‬ َۚ َْ‫م‬ُ‫ك‬ِّ‫ل‬َ‫ذ‬ ََ‫ن‬‫و‬ُ‫ظ‬َ‫ع‬‫و‬ُ‫ت‬ َِّ‫ه‬ِّ‫ب‬ َۚ َ
ُ َّ‫ّللا‬ َ‫و‬ ‫ا‬َ‫م‬ِّ‫ب‬ ََ‫ن‬‫و‬ُ‫ل‬َ‫م‬ْ‫ع‬َ‫ت‬ َ‫ير‬ِّ‫ب‬َ‫خ‬
Artinya; Orang-orang yang menzhihar isteri mereka, kemudian mereka hendak
menarik kembali apa yang mereka ucapkan, maka (wajib atasnya) memerdekakan
seorang budak sebelum kedua suami isteri itu bercampur. Demikianlah yang
diajarkan kepada kamu, dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
4. Hukum dan sebab yang membelatar belakanginya berbeda (an yahtalifa fi al-hukm wa
al-sababi). Seperti lafaz yadun (tangan) dalam kasus pencurian dan wudhu’. Dalam kasus
pencurian ia datang dalam bentuk muthlaq. Firman Allah SWT:
a. Ayat Mutlaq
َُ‫ق‬ ِّ‫ار‬َّ‫س‬‫ال‬ َ
ُ‫ة‬َ‫ق‬ ِّ‫ار‬َّ‫س‬‫ال‬ َ‫و‬ ‫وا‬ُ‫ع‬َ‫ط‬ْ‫ق‬‫ا‬َ‫ف‬ ‫ا‬َ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ي‬ِّ‫د‬ْ‫ي‬َ‫أ‬ ًَ‫ء‬‫ا‬ َ‫ز‬َ‫ج‬ ‫ا‬َ‫م‬ِّ‫ب‬ ‫ا‬َ‫ب‬َ‫س‬َ‫ك‬ ًَ
‫ال‬َ‫ك‬َ‫ن‬ ََ‫ن‬ ِّ‫م‬ َ
ِّ َّ‫ّللا‬ َ
ۚ
َ
ُ َّ‫ّللا‬ َ‫و‬ َ‫يز‬ ِّ‫ز‬َ‫ع‬ َ‫يم‬ِّ‫ك‬َ‫ح‬
Artinya; “Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan
keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan
dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
b. Ayat Muqayyad
‫ا‬َ‫ي‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُّ‫ي‬َ‫أ‬ ََ‫ن‬‫ي‬ِّ‫ذ‬َّ‫ال‬ ‫وا‬ُ‫ن‬َ‫م‬‫آ‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِّ‫إ‬ َْ‫م‬ُ‫ت‬ ْ‫م‬ُ‫ق‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِّ‫إ‬ َ
ِّ‫ة‬ َ
‫َل‬َّ‫ص‬‫ال‬ ‫وا‬ُ‫ل‬ِّ‫س‬ْ‫غ‬‫ا‬َ‫ف‬ َْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ه‬‫و‬ُ‫ج‬ ُ‫و‬ َْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ي‬ِّ‫د‬ْ‫ي‬َ‫أ‬ َ‫و‬
‫ى‬َ‫ل‬ِّ‫إ‬ َِّ‫ق‬ِّ‫ف‬‫ا‬ َ‫ر‬َ‫م‬ْ‫ال‬ ‫وا‬ُ‫ح‬َ‫س‬ ْ‫م‬‫ا‬ َ‫و‬ َْ‫م‬ُ‫ك‬ِّ‫س‬‫و‬ُ‫ء‬ ُ‫ر‬ِّ‫ب‬ َْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ل‬ُ‫ج‬ ْ‫ر‬َ‫أ‬ َ‫و‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِّ‫إ‬ َِّ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ْ‫ع‬َ‫ك‬ْ‫ال‬ َۚ َْ‫ن‬ِّ‫إ‬ َ‫و‬ َْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ن‬ُ‫ك‬
‫ًا‬‫ب‬ُ‫ن‬ُ‫ج‬ ‫وا‬ ُ‫ر‬َّ‫ه‬َّ‫اط‬َ‫ف‬
7
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak
mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan
siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua
mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah,
C. Amr
Menurut jumhur ulama ushul, definisi amr adalah lafazh yang menunjukkan
tuntutan dari atasan kepada bawahannya untuk mengerjakan suatu
pekerjaan. Adapun menurut bahasa amr itu berrati perintah .Definisi tersebut tidak
hanya ditujukan pada lafazh yang memakai sighat amr,tetapi ditujukan pula pada
semua kalimat yang mengandung perintah, karena kalimat perintah tersebut
terkadang menggunakan kalimat majazi (samar).Namun yang paling penting dalam
amr adalah bahwa kalimat tersebut mengandung unsur tuntutan untuk mengerjakan
sesuatu.3
Adapun shigat (bentuk-bentuk) lafazh Amr yang digunakan untuk meminta
suatu perbuatan agar dikerjakan adalah : 4
1. Fi‟il Amr (perintah Langsung)7 Misalnya Firman Allah, Qs. Al. Baqarah/2:43.
‫وا‬ُ‫م‬‫ي‬ِّ‫ق‬َ‫أ‬ َ‫و‬ َ
َ‫ة‬ َ
‫َل‬َّ‫ص‬‫ال‬ ‫وا‬ُ‫ت‬‫آ‬ َ‫و‬ َ
َ‫ة‬‫ا‬َ‫ك‬ َّ‫ز‬‫ال‬ ‫وا‬ُ‫ع‬َ‫ك‬ ْ‫ار‬ َ‫و‬ ََ‫ع‬َ‫م‬ ََ‫ن‬‫ي‬ِّ‫ع‬ِّ‫ك‬‫ا‬ َّ‫ر‬‫ال‬
Artimya: Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang
yang ruku'
2. Fi‟il Mudharik yang dimausuki lam Amr8 . seperti kata Firman Allah : Al-
Imran/3:104
َْ‫ن‬ُ‫ك‬َ‫ت‬ْ‫ل‬ َ‫و‬ َْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ن‬ ِّ‫م‬ َ‫ة‬َّ‫م‬ُ‫أ‬ ََ‫ن‬‫و‬ُ‫ع‬ْ‫د‬َ‫ي‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِّ‫إ‬ َِّ‫ْر‬‫ي‬َ‫خ‬ْ‫ال‬ ََ‫ن‬‫و‬ ُ‫ر‬ُ‫م‬ْ‫أ‬َ‫ي‬ َ‫و‬ َِّ‫ف‬‫و‬ ُ‫ر‬ْ‫ع‬َ‫م‬ْ‫ال‬ِّ‫ب‬ ََ‫ن‬ ْ‫و‬َ‫ه‬ْ‫ن‬َ‫ي‬ َ‫و‬ َِّ‫ن‬َ‫ع‬
َِّ‫ر‬َ‫ك‬ْ‫ن‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ َۚ ََ‫ك‬ِّ‫ئ‬َ‫ل‬‫و‬ُ‫أ‬ َ‫و‬ َ
ُ‫م‬ُ‫ه‬ ََ‫ن‬‫و‬ُ‫ح‬ِّ‫ل‬ْ‫ف‬ُ‫م‬ْ‫ال‬
3
https://www.garismu.com/2017/03/makalah-usul-fiqh-amar-dan-nahyi.html. Di akses pada 1
Juni 2023
4
Thalib Dahlan M. (2021) . Al-Amr. ISSN Cetak 1089-934
8
Artinya: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar;
merekalah orang-orang yang beruntung.
3. Amr menggunakan isim fi’il amr (kata benda yang bermakna kata kerja) seperti
yang ada dalam QS. Al-Maidah ayat 105.
‫ا‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُّ‫ي‬َ‫أ‬ ََ‫ن‬‫ي‬ِّ‫ذ‬َّ‫ال‬ ‫وا‬ُ‫ن‬َ‫م‬‫آ‬ َْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫س‬ُ‫ف‬ْ‫ن‬َ‫أ‬ َۚ ََ
‫ل‬ َْ‫م‬ُ‫ك‬ ُّ‫ر‬ُ‫ض‬َ‫ي‬ َْ‫ن‬َ‫م‬ ََّ‫ل‬َ‫ض‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِّ‫إ‬ َْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ي‬َ‫د‬َ‫ت‬ْ‫ه‬‫ا‬ َۚ ‫ى‬َ‫ل‬ِّ‫إ‬
َ
ِّ َّ‫ّللا‬ َْ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫ع‬ ِّ‫ج‬ ْ‫ر‬َ‫م‬ ‫ا‬ً‫ع‬‫ي‬ ِّ‫م‬َ‫ج‬ َْ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫ئ‬ِّّ‫ب‬َ‫ن‬ُ‫ي‬َ‫ف‬ ‫ا‬َ‫م‬ِّ‫ب‬ َْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ن‬ُ‫ك‬ ََ‫ن‬‫و‬ُ‫ل‬َ‫م‬ْ‫ع‬َ‫ت‬
Artinya: Wahaii orang-orang yang beriman! jagalah dirimu; (karena) orang yang
sesat itu tidak akan membahayakanmu apabila kamu telah mendapat petunjuk.
Hanya kepada Allah kamu kembali semuanya, maka Dia akan menerangkan
kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.
4. Amr menggunakan masdar pengganti fi’il seperti yang ada dalam QS. Al-
Baqarah ayat 83.
َ
ْ‫ذ‬ِّ‫إ‬ َ‫و‬ ‫َا‬‫ن‬ْ‫ذ‬َ‫خ‬َ‫أ‬ ََ‫ق‬‫ا‬َ‫ث‬‫ي‬ ِّ‫م‬ ‫ي‬ِّ‫ن‬َ‫ب‬ ََ‫ل‬‫ي‬ِّ‫ئ‬‫ا‬ َ‫ر‬ْ‫س‬ِّ‫إ‬ ََ
‫ل‬ ََ‫ن‬‫ُو‬‫د‬ُ‫ب‬ْ‫ع‬َ‫ت‬ ََّ
‫ل‬ِّ‫إ‬ َ
َ َّ‫ّللا‬ َِّ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫د‬ِّ‫ل‬‫ا‬ َ‫و‬ْ‫ال‬ِّ‫ب‬ َ‫و‬ ‫ا‬ً‫ن‬‫ا‬َ‫س‬ ْ‫ح‬ِّ‫إ‬ ‫ي‬ِّ‫ذ‬ َ‫و‬
َ‫ى‬َ‫ب‬ ْ‫ر‬ُ‫ق‬ْ‫ال‬ َ‫ى‬َ‫م‬‫َا‬‫ت‬َ‫ي‬ْ‫ال‬ َ‫و‬ َِّ‫ن‬‫ي‬ِّ‫ك‬‫ا‬َ‫س‬َ‫م‬ْ‫ال‬ َ‫و‬ ‫وا‬ُ‫ل‬‫و‬ُ‫ق‬ َ‫و‬ َ ِّ
‫اس‬َّ‫ن‬‫ل‬ِّ‫ل‬ ‫ا‬ً‫ن‬ْ‫س‬ُ‫ح‬ ‫وا‬ُ‫م‬‫ي‬ِّ‫ق‬َ‫أ‬ َ‫و‬ َ
َ‫ة‬ َ
‫َل‬َّ‫ص‬‫ال‬ ‫وا‬ُ‫ت‬‫آ‬ َ‫و‬
َ
َ‫ة‬‫ا‬َ‫ك‬ َّ‫ز‬‫ال‬ َ
َّ‫م‬ُ‫ث‬ َْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ي‬َّ‫ل‬ َ‫َو‬‫ت‬ ََّ
‫ل‬ِّ‫إ‬ ًَ
‫يَل‬ِّ‫ل‬َ‫ق‬ َْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ن‬ ِّ‫م‬ َْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ن‬َ‫أ‬ َ‫و‬ ََ‫ن‬‫و‬ُ‫ض‬ ِّ‫ر‬ْ‫ع‬ُ‫م‬
Artinya: Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil, “Janganlah
kamu menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada orangtua, kaum
kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, dan bertutur katalah yang baik
kepada manusia, laksanakan shalat dan tunaikanlah zakat. Tetapi kemudian kamu
berpaling (mengingkari) janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan
kamu (masih) jadi pembangkang.
5. Amr menggunakan kalimat berita yang mengandung perintah atau permintaan
seperti yang terdapat dalam QS. Al-baqarah ayat 228.
َُ‫ت‬‫ا‬َ‫ق‬َّ‫ل‬َ‫ط‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ َ‫و‬ ََ‫ن‬ْ‫ص‬َّ‫ب‬ َ‫َر‬‫ت‬َ‫ي‬ ََّ‫ن‬ِّ‫ه‬ِّ‫س‬ُ‫ف‬ْ‫ن‬َ‫أ‬ِّ‫ب‬ َ
َ‫ة‬َ‫ث‬ َ
‫َل‬َ‫ث‬ َ‫وء‬ ُ‫ر‬ُ‫ق‬ َ
ۚ ََ
‫ل‬ َ‫و‬ َُّ‫ل‬ ِّ‫ح‬َ‫ي‬ ََّ‫ن‬ُ‫ه‬َ‫ل‬ َْ‫ن‬َ‫أ‬ ََ‫ن‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ك‬َ‫ي‬ ‫ا‬َ‫م‬
ََ‫ق‬َ‫ل‬َ‫خ‬ َ
ُ َّ‫ّللا‬ ‫ي‬ِّ‫ف‬ ََّ‫ن‬ِّ‫ه‬ ِّ‫م‬‫ا‬َ‫ح‬ ْ‫ر‬َ‫أ‬ َْ‫ن‬ِّ‫إ‬ ََّ‫ن‬ُ‫ك‬ ََّ‫ن‬ ِّ‫م‬ ْ‫ؤ‬ُ‫ي‬ َ
ِّ َّ‫اّلل‬ِّ‫ب‬ َِّ‫م‬ ْ‫و‬َ‫ي‬ْ‫ال‬ َ‫و‬ َِّ‫ر‬ ِّ‫خ‬ ْ
‫اْل‬ َۚ ََّ‫ن‬ُ‫ه‬ُ‫ت‬َ‫ل‬‫و‬ُ‫ع‬ُ‫ب‬ َ‫و‬ َُّ‫ق‬َ‫ح‬َ‫أ‬
9
ََّ‫ن‬ِّ‫ه‬ِّّ‫د‬ َ‫ر‬ِّ‫ب‬ ‫ي‬ِّ‫ف‬ ََ‫ك‬ِّ‫ل‬َ‫ذ‬ َْ‫ن‬ِّ‫إ‬ ‫ُوا‬‫د‬‫ا‬ َ‫ر‬َ‫أ‬ ‫ا‬ً‫ح‬ َ
‫َل‬ْ‫ص‬ِّ‫إ‬ َ
ۚ ََّ‫ن‬ُ‫ه‬َ‫ل‬ َ‫و‬ َُ‫ل‬ْ‫ث‬ ِّ‫م‬ ‫ي‬ِّ‫ذ‬َّ‫ال‬ ََّ‫ن‬ِّ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َِّ‫ف‬‫و‬ ُ‫ر‬ْ‫ع‬َ‫م‬ْ‫ال‬ِّ‫ب‬ َ
ۚ
َِّ‫ل‬‫ا‬َ‫ج‬ ِّّ‫ر‬‫ل‬ِّ‫ل‬ َ‫و‬ ََّ‫ن‬ِّ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫ة‬َ‫ج‬ َ‫ر‬َ‫د‬ َۚ َ
ُ َّ‫ّللا‬ َ‫و‬ َ‫يز‬ ِّ‫ز‬َ‫ع‬ َ‫يم‬ِّ‫ك‬َ‫ح‬
Artinya: Dan para istri yang diceraikan hendaklah menahan diri (menunggu) tiga
kali quru'. Tidak boleh mereka menyembunyikan apa yang diciptakan Allah dalam
rahim mereka, jika mereka beriman kepada Allah dan hari akhirat. Dan suami-
suaminya berhak merujukinya dalam masa menanti itu, jika mereka (para suami)
menghendaki ishlah. Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan
kewajibannya menurut cara yang ma'ruf. Akan tetapi para suami, mempunyai satu
tingkatan kelebihan daripada isterinya. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana.
6. Amr menggunakan ‫أمـر‬dan ‫يأمـر‬seperti dalam QS al-Nisa ayat 58.
ََّ‫ن‬ِّ‫إ‬ َ
َ َّ‫ّللا‬ َْ‫م‬ُ‫ك‬ ُ‫ر‬ُ‫م‬ْ‫أ‬َ‫ي‬ َْ‫ن‬َ‫أ‬ ‫ُّوا‬‫د‬ َ‫ؤ‬ُ‫ت‬ َِّ‫ت‬‫َا‬‫ن‬‫ا‬َ‫م‬َ ْ
‫اْل‬ َ‫ى‬َ‫ل‬ِّ‫إ‬ ‫ا‬َ‫ه‬ِّ‫ل‬ْ‫ه‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِّ‫إ‬ َ‫و‬ َْ‫م‬ُ‫ت‬ ْ‫م‬َ‫ك‬َ‫ح‬ ََ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ َ ِّ
‫اس‬َّ‫ن‬‫ال‬ َْ‫ن‬َ‫أ‬
‫وا‬ُ‫م‬ُ‫ك‬ ْ‫ح‬َ‫ت‬ َِّ‫ل‬ْ‫د‬َ‫ع‬ْ‫ال‬ِّ‫ب‬ َۚ ََّ‫ن‬ِّ‫إ‬ َ
َ َّ‫ّللا‬ ‫ا‬َّ‫م‬ِّ‫ع‬ِّ‫ن‬ َْ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫ظ‬ِّ‫ع‬َ‫ي‬ َِّ‫ه‬ِّ‫ب‬ َۚ ََّ‫ن‬ِّ‫إ‬ َ
َ َّ‫ّللا‬ ََ‫ن‬‫ا‬َ‫ك‬ ‫ا‬ً‫ع‬‫ي‬ ِّ‫م‬َ‫س‬ ‫ا‬ ً‫ر‬‫ي‬ ِّ
‫ص‬َ‫ب‬
Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang
berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara
manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi
pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha
Mendengar lagi Maha Melihat.
7. Amr menggunakan kata ‫فـرض‬ seperti dalam QS al-Ahzab ayat 50.
‫ا‬َ‫ي‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُّ‫ي‬َ‫أ‬ َُّ‫ي‬ِّ‫ب‬َّ‫ن‬‫ال‬ ‫ا‬َّ‫ن‬ِّ‫إ‬ ‫َا‬‫ن‬ْ‫ل‬َ‫ل‬ ْ‫ح‬َ‫أ‬ ََ‫ك‬َ‫ل‬ ََ‫ك‬َ‫ج‬‫ا‬ َ‫و‬ ْ‫ز‬َ‫أ‬ ‫ي‬ِّ‫ت‬ َّ
‫الَل‬ ََ‫ت‬ْ‫ي‬َ‫ت‬‫آ‬ ََّ‫ن‬ُ‫ه‬ َ‫ور‬ُ‫ج‬ُ‫أ‬ ‫ا‬َ‫م‬ َ‫و‬ َْ‫ت‬َ‫ك‬َ‫ل‬َ‫م‬ ََ‫ك‬ُ‫ن‬‫ي‬ ِّ‫م‬َ‫ي‬
‫ا‬َّ‫م‬ ِّ‫م‬ ََ‫ء‬‫َا‬
َ‫ف‬َ‫أ‬ َ
ُ َّ‫ّللا‬ ََ‫ك‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َِّ‫ت‬‫َا‬‫ن‬َ‫ب‬ َ‫و‬ ََ‫ك‬ ِّّ‫م‬َ‫ع‬ َِّ‫ت‬‫َا‬‫ن‬َ‫ب‬ َ‫و‬ ََ‫ك‬ِّ‫ت‬‫ا‬َّ‫م‬َ‫ع‬ َِّ‫ت‬‫َا‬‫ن‬َ‫ب‬ َ‫و‬ ََ‫ك‬ِّ‫ل‬‫ا‬َ‫خ‬ َِّ‫ت‬‫َا‬‫ن‬َ‫ب‬ َ‫و‬ ََ‫ك‬ِّ‫ت‬ َ
‫ال‬َ‫خ‬
‫ي‬ِّ‫ت‬ َّ
‫الَل‬ ََ‫ن‬ ْ‫ر‬َ‫ج‬‫َا‬‫ه‬ ََ‫ك‬َ‫ع‬َ‫م‬ َ
ً‫ة‬َ‫أ‬ َ‫ر‬ ْ‫م‬‫ا‬ َ‫و‬ َ
ً‫ة‬َ‫ن‬ ِّ‫م‬ ْ‫ؤ‬ُ‫م‬ َْ‫ن‬ِّ‫إ‬ َْ‫ت‬َ‫ب‬َ‫ه‬ َ‫و‬ ‫ا‬َ‫ه‬َ‫س‬ْ‫ف‬َ‫ن‬ َ
ِّ ّ‫ي‬ِّ‫ب‬َّ‫ن‬‫ل‬ِّ‫ل‬ َْ‫ن‬ِّ‫إ‬ َ
َ‫د‬‫ا‬ َ‫ر‬َ‫أ‬ َُّ‫ي‬ِّ‫ب‬َّ‫ن‬‫ال‬ َْ‫ن‬َ‫أ‬
‫ا‬َ‫ه‬َ‫ح‬ِّ‫ك‬ْ‫ن‬َ‫ت‬ْ‫س‬َ‫ي‬ َ
ً‫ة‬َ‫ص‬ِّ‫ل‬‫ا‬َ‫خ‬ ََ‫ك‬َ‫ل‬ َْ‫ن‬ ِّ‫م‬ َِّ‫ن‬‫ُو‬‫د‬ ََ‫ن‬‫ي‬ِّ‫ن‬ ِّ‫م‬ ْ‫ؤ‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ َۚ َ
ْ‫د‬َ‫ق‬ ‫َا‬‫ن‬ ْ‫م‬ِّ‫ل‬َ‫ع‬ ‫ا‬َ‫م‬ ‫َا‬‫ن‬ْ‫ض‬ َ‫ر‬َ‫ف‬ َْ‫م‬ِّ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫ي‬ِّ‫ف‬
َْ‫م‬ِّ‫ه‬ ِّ‫اج‬ َ‫و‬ ْ‫ز‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫م‬ َ‫و‬ َْ‫ت‬َ‫ك‬َ‫ل‬َ‫م‬ َْ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫ن‬‫ا‬َ‫م‬ْ‫ي‬َ‫أ‬ ََ
‫َْل‬‫ي‬َ‫ك‬ِّ‫ل‬ ََ‫ن‬‫و‬ُ‫ك‬َ‫ي‬ ََ‫ك‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫ج‬ َ‫ر‬َ‫ح‬ َ
ۚ ََ‫ن‬‫ا‬َ‫ك‬ َ‫و‬ َ
ُ َّ‫ّللا‬ ‫ا‬ ً‫ر‬‫و‬ُ‫ف‬َ‫غ‬
‫ا‬ً‫م‬‫ي‬ ِّ‫ح‬ َ‫ر‬
Hai Nabi, sesungguhnya Kami telah menghalalkan bagimu isteri-isterimu yang
telah kamu berikan mas kawinnya dan hamba sahaya yang kamu miliki yang
10
termasuk apa yang kamu peroleh dalam peperangan yang dikaruniakan Allah
untukmu, dan (demikian pula) anak-anak perempuan dari saudara laki-laki
bapakmu, anak-anak perempuan dari saudara perempuan bapakmu, anak-anak
perempuan dari saudara laki-laki ibumu dan anak-anak perempuan dari saudara
perempuan ibumu yang turut hijrah bersama kamu dan perempuan mukmin yang
menyerahkan dirinya kepada Nabi kalau Nabi mau mengawininya, sebagai
pengkhususan bagimu, bukan untuk semua orang mukmin. Sesungguhnya Kami
telah mengetahui apa yang Kami wajibkan kepada mereka tentang isteri-isteri
mereka dan hamba sahaya yang mereka miliki supaya tidak menjadi kesempitan
bagimu. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Keadaan Amr setelah adanya qorina, adanya suatu qorinah sudah cukup
dapat mengubah hakikat arti amr itu sendiri.
D. Nahy
Secara bahasa nahyi bisa berarti larangan dan mencegah. Adapun dalam
istilah ushul, nahyi berarti : “annahyu huwa thalabul kaffa a’nil fi’lin”, artinya :
“tuntutan untuk meningggalkan perbuatan “. Jumhur ulama sepakat bahwa pada
asalnya nahyi itu mengandung hukum haram karena semua bentuk larangan akan
mendatangkan kerusakan. Contohnya larangan merusak alam, larangan berzina,
larangan berlaku riba, dan sebagainya. Jika larangan- larangan tersebut dilanggar
oleh manusia , maka akan mengakibatkan kerusakan dan kemusnahan bagi
kehidupan manusia.
Selanjutnya bentuk-bentuk nahy atau larangan yang ada di dallam al-Qur‟an
juga beragam seperti yang ada pada amr. Adapun bentuk-bentuk tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Menggunakan fi’il Mudhari’(kata kerja) yang dimasuki La nahy, seperti yang
adadalam QS. Al-Isra‟ ayat 31.
ََ
‫ل‬ َ‫و‬ ‫وا‬ُ‫ل‬ُ‫ت‬ْ‫ق‬َ‫ت‬ َْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫د‬ َ
‫ل‬ ْ‫و‬َ‫أ‬ َ
َ‫ة‬َ‫ي‬ْ‫ش‬َ‫خ‬ َ‫ق‬ َ
‫َل‬ ْ‫م‬ِّ‫إ‬ َۚ َُ‫ن‬ ْ‫ح‬َ‫ن‬ َْ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫ق‬ ُ‫ز‬ ْ‫َر‬‫ن‬ َْ‫م‬ُ‫ك‬‫َّا‬‫ي‬ِّ‫إ‬ َ‫و‬ َۚ ََّ‫ن‬ِّ‫إ‬ َْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ل‬ْ‫ت‬َ‫ق‬ ََ‫ن‬‫ا‬َ‫ك‬
‫ا‬ً‫ئ‬ْ‫ط‬ ِّ‫خ‬ ‫ا‬ ً‫ر‬‫ي‬ِّ‫ب‬َ‫ك‬
11
Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah
yang akan memberi rezeki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya
membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar.
2. Menggunakan kata ‫حـرم‬ seperti dalam firman Allah QS. Al-A‟raf ayat 33.
َْ‫ل‬ُ‫ق‬ ‫ا‬َ‫م‬َّ‫ن‬ِّ‫إ‬ َ
َ‫م‬ َّ‫ر‬َ‫ح‬ ََ‫ي‬ِّّ‫ب‬ َ‫ر‬ ََ‫ش‬ ِّ‫اح‬ َ‫و‬َ‫ف‬ْ‫ال‬ ‫ا‬َ‫م‬ ََ‫ر‬َ‫ه‬َ‫ظ‬ ‫ا‬َ‫ه‬ْ‫ن‬ ِّ‫م‬ ‫ا‬َ‫م‬ َ‫و‬ ََ‫ن‬َ‫ط‬َ‫ب‬ َ
َ‫م‬ْ‫ث‬ ِّ ْ
‫اْل‬ َ‫و‬ ََ‫ي‬ْ‫غ‬َ‫ب‬ْ‫ال‬ َ‫و‬ َِّ‫ْر‬‫ي‬َ‫غ‬ِّ‫ب‬
َِّّ‫ق‬َ‫ح‬ْ‫ال‬ َْ‫ن‬َ‫أ‬ َ‫و‬ ‫وا‬ُ‫ك‬ ِّ‫ر‬ْ‫ش‬ُ‫ت‬ َ
ِّ َّ‫اّلل‬ِّ‫ب‬ ‫ا‬َ‫م‬ َْ‫م‬َ‫ل‬ َْ‫ل‬ ِّّ‫ز‬َ‫ن‬ُ‫ي‬ َِّ‫ه‬ِّ‫ب‬ ‫ا‬ً‫ن‬‫ا‬َ‫ط‬ْ‫ل‬ُ‫س‬ َْ‫ن‬َ‫أ‬ َ‫و‬ ‫وا‬ُ‫ل‬‫و‬ُ‫ق‬َ‫ت‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ
ِّ َّ‫ّللا‬ ‫ا‬َ‫م‬ ََ
‫ل‬
ََ‫ن‬‫و‬ُ‫م‬َ‫ل‬ْ‫ع‬َ‫ت‬
Katakanlah: "Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang
nampak ataupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia
tanpa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu
yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu dan (mengharamkan) mengada-
adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui".
3. Menggunakan kata ‫نهى‬ seperti dalam firman Allah QS. Al-Hasyr ayat 7.
‫ا‬َ‫م‬ ََ‫ء‬‫ا‬َ‫ف‬َ‫أ‬ َ
ُ َّ‫ّللا‬ َ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َِّ‫ه‬ِّ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬ َ‫ر‬ َْ‫ن‬ ِّ‫م‬ َِّ‫ل‬ْ‫ه‬َ‫أ‬ َ‫ى‬ َ‫ر‬ُ‫ق‬ْ‫ال‬ َ
ِّ َّ ِّ َ
‫ِلَف‬ َِّ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬ َّ‫ر‬‫ل‬ِّ‫ل‬ َ‫و‬ ‫ي‬ِّ‫ذ‬ِّ‫ل‬ َ‫و‬ َ‫ى‬َ‫ب‬ ْ‫ر‬ُ‫ق‬ْ‫ال‬
َ‫ى‬َ‫م‬‫َا‬‫ت‬َ‫ي‬ْ‫ال‬ َ‫و‬ َِّ‫ن‬‫ي‬ِّ‫ك‬‫ا‬َ‫س‬َ‫م‬ْ‫ال‬ َ‫و‬ َِّ‫ن‬ْ‫ب‬‫ا‬ َ‫و‬ َِّ‫ل‬‫ي‬ِّ‫ب‬َّ‫س‬‫ال‬ َْ‫ي‬َ‫ك‬ ََ
‫ل‬ ََ‫ن‬‫و‬ُ‫ك‬َ‫ي‬ َ
ً‫ة‬َ‫ل‬‫ُو‬‫د‬ ََ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ َِّ‫ء‬‫ا‬َ‫ي‬ِّ‫ن‬ْ‫غ‬َ ْ
‫اْل‬ َْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ن‬ ِّ‫م‬ َۚ
‫ا‬َ‫م‬ َ‫و‬ َ
ُ‫م‬ُ‫ك‬‫َا‬‫ت‬‫آ‬ َُ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬ َّ‫ر‬‫ال‬ َ
ُ‫ه‬‫و‬ُ‫ذ‬ُ‫خ‬َ‫ف‬ ‫ا‬َ‫م‬ َ‫و‬ َْ‫م‬ُ‫ك‬‫ا‬َ‫ه‬َ‫ن‬ َ
ُ‫ه‬ْ‫ن‬َ‫ع‬ ‫وا‬ُ‫ه‬َ‫ت‬ْ‫ن‬‫ا‬َ‫ف‬ َۚ ‫وا‬ُ‫ق‬َّ‫ت‬‫ا‬ َ‫و‬ َ
َ َّ‫ّللا‬ َ
ۚ ََّ‫ن‬ِّ‫إ‬ َ
َ َّ‫ّللا‬
َ
ُ‫د‬‫ي‬ِّ‫د‬َ‫ش‬ َ
ِّ‫ب‬‫ا‬َ‫ق‬ِّ‫ع‬ْ‫ال‬
Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya (dari harta
benda) yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah, untuk
Rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang
dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya saja
di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa
yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.
4. Menggunakan Fi’il amr yang mengandung larangan seperti dalam yang ada
dalam QS. Al-Ahzab ayat 48.
12
ََ
‫ل‬ َ‫و‬ َ
ِّ‫ع‬ ِّ‫ط‬ُ‫ت‬ ََ‫ن‬‫ي‬ ِّ‫ر‬ِّ‫ف‬‫ا‬َ‫ك‬ْ‫ال‬ ََ‫ن‬‫ي‬ِّ‫ق‬ِّ‫ف‬‫َا‬‫ن‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ َ‫و‬ َ
ْ‫ع‬َ‫د‬ َ‫و‬ َْ‫م‬ُ‫ه‬‫ا‬َ‫ذ‬َ‫أ‬ َْ‫ل‬َّ‫ك‬ َ‫َو‬‫ت‬ َ‫و‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ
ِّ َّ‫ّللا‬ َۚ َ‫ى‬َ‫ف‬َ‫ك‬ َ‫و‬ َ
ِّ َّ‫اّلل‬ِّ‫ب‬
ًَ
‫يَل‬ِّ‫ك‬ َ‫و‬
Dan janganlah kamu menuruti orang-orang yang kafir dan orang-orang munafik itu,
janganlah kamu hiraukan gangguan mereka dan bertawakkallah kepada Allah. Dan
cukuplah Allah sebagai Pelindung.5
5
Aulanni'am, Saputra Tri Andi (2021). Kaidah Amr-Nahy Qorina, dan penafsiran Quraish sihap
tentang jilbab. Jurnal Al-Wajid
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Muthlaq adalah lafazh yang menun- jukkan suatu hakikat tanpa memandang
sifat atau qayyid-nya. Seperti lafazh ََ‫ب‬َ‫ر‬َ‫ض‬. Lafazh ini menunjukkan bentuk pemu-
kulan secara mutlak, tanpa memandang jumlah, alat dan lain sebagainya.
Sedangkan muqayyad adalah lafazh yang menunjukkan suatu hakikat disertai salah
satu sifat-sifatnya. Seperti lafazh " ‫ضربة‬ ‫قاسية‬ " (pukulan yang keras). Muthlaq dan
muqa yyad. Menurut qaul mukhtar, muthlaq ia lah suatu lafazh yang menunjukkan
hakikat suatu perkara tanpa batas-batas tertentu.
Menurut jumhur ulama ushul, definisi amr adalah lafazh yang menunjukkan
tuntutan dari atasan kepada bawahannya untuk mengerjakan suatu
pekerjaan. Adapun menurut bahasa amr itu berrati perintah . Secara bahasa nahyi
bisa berarti larangan dan mencegah. Adapun dalam istilah ushul, nahyi berarti :
“annahyu huwa thalabul kaffa a’nil fi’lin”, artinya : “tuntutan untuk meningggalkan
perbuatan “. Jumhur ulama sepakat bahwa pada asalnya nahyi itu mengandung
hukum haram karena semua bentuk larangan akan mendatangkan kerusakan.
B. Saran
Maka dari itu penting untuk memahami perbedaan antara mutlaq dan muqayyad
serta konteksnya. Ini membantu dalam mengetahui bagaimana melaksanakan
perintah secara tepat sesuai dengan batasan dan kondisi yang berlaku. Memahami
konsep Amr dan Nahy membantu dalam memahami tindakan yang dianjurkan atau
dilarang dalam Islam. Hal ini memungkinkan kita untuk mengikuti ajaran Islam
dengan lebih baik dan menghindari perbuatan yang diharamkan.
14
DAFTAR PUSTAKA
Aulanni'am, Saputra Tri Andi (2021). Kaidah Amr-Nahy Qorina, dan penafsiran
Quraish sihap tentang jilbab. Jurnal Al-Wajid
https://www.garismu.com/2017/03/makalah-usul-fiqh-amar-dan-nahyi.html. Di
akses pada 1 Juni 2023
Nurpini Aulia Rapika. https://sinar5news.com/pengertian-mutlak-dan-muqayad/.
Di akses pada 1 Juni 2023
Purnasiswa 2015 MHM Lirboyo. (2015). Pengantar Memahami LUBBUL
USHUL. Aghitsna Publisher
Thalib Dahlan M. (2021) . Al-Amr. ISSN Cetak 1089-934

More Related Content

Similar to Mutlaq dan Muqqayyad, Amr dan Nahy.docx

Makalah kedudukan al kuran
Makalah kedudukan al kuranMakalah kedudukan al kuran
Makalah kedudukan al kuran
Operator Warnet Vast Raha
 
makalah Ijazul al quran
makalah Ijazul al quran makalah Ijazul al quran
makalah Ijazul al quran
rinskynufussa
 
makalah-Ta'wil dan nasakh
makalah-Ta'wil dan nasakhmakalah-Ta'wil dan nasakh
makalah-Ta'wil dan nasakh
Hafidzotul Millah
 
Makalah usul fiqih
Makalah usul fiqihMakalah usul fiqih
Makalah usul fiqih
Ade Mufti Kholil
 
Ijazul al quran 2
Ijazul al quran 2Ijazul al quran 2
Ijazul al quran 2
muhfaiz
 
Ushul fiqh ijtihad PDF Miftah'll everafter
Ushul fiqh ijtihad PDF Miftah'll everafterUshul fiqh ijtihad PDF Miftah'll everafter
Ushul fiqh ijtihad PDF Miftah'll everafter
Miftah Iqtishoduna
 
7 ilmu ushul fiqih
7 ilmu ushul fiqih7 ilmu ushul fiqih
7 ilmu ushul fiqih
dwi agus qomarul hadi
 
Makalah kedudukan al kuran
Makalah kedudukan al kuranMakalah kedudukan al kuran
Makalah kedudukan al kuran
Septian Muna Barakati
 
Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
Khusnul Kotimah
 
Ulumul Qur'an-09_S2PAI.docx
Ulumul Qur'an-09_S2PAI.docxUlumul Qur'an-09_S2PAI.docx
Ulumul Qur'an-09_S2PAI.docx
NurFaizah274687
 
Makalah pai
Makalah paiMakalah pai
Makalah pai
Heru Cahyo
 
Hakim dan sesuatu yang ada padanya
Hakim dan sesuatu yang ada padanyaHakim dan sesuatu yang ada padanya
Hakim dan sesuatu yang ada padanyaSusand Susand
 
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdfKaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
Zukét Printing
 
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.docx
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.docxKaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.docx
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.docx
Zukét Printing
 
Studi Islam
Studi IslamStudi Islam
sumber-sumber hukum islam, hukum Takfili, dan Hukum Wad’i
sumber-sumber hukum islam, hukum Takfili, dan Hukum Wad’isumber-sumber hukum islam, hukum Takfili, dan Hukum Wad’i
sumber-sumber hukum islam, hukum Takfili, dan Hukum Wad’i
Oppi Ulandari
 
Makalah hadits mutawatir dan hadits ahad
Makalah hadits mutawatir dan hadits ahadMakalah hadits mutawatir dan hadits ahad
Makalah hadits mutawatir dan hadits ahad
RendiTrida
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
Juli Adi
 
MAKALAH materi 2 kel 2
MAKALAH materi 2 kel 2MAKALAH materi 2 kel 2
MAKALAH materi 2 kel 2
nisawahyu1
 

Similar to Mutlaq dan Muqqayyad, Amr dan Nahy.docx (20)

Makalah kedudukan al kuran
Makalah kedudukan al kuranMakalah kedudukan al kuran
Makalah kedudukan al kuran
 
Makalah kedudukan al kuran
Makalah kedudukan al kuranMakalah kedudukan al kuran
Makalah kedudukan al kuran
 
makalah Ijazul al quran
makalah Ijazul al quran makalah Ijazul al quran
makalah Ijazul al quran
 
makalah-Ta'wil dan nasakh
makalah-Ta'wil dan nasakhmakalah-Ta'wil dan nasakh
makalah-Ta'wil dan nasakh
 
Makalah usul fiqih
Makalah usul fiqihMakalah usul fiqih
Makalah usul fiqih
 
Ijazul al quran 2
Ijazul al quran 2Ijazul al quran 2
Ijazul al quran 2
 
Ushul fiqh ijtihad PDF Miftah'll everafter
Ushul fiqh ijtihad PDF Miftah'll everafterUshul fiqh ijtihad PDF Miftah'll everafter
Ushul fiqh ijtihad PDF Miftah'll everafter
 
7 ilmu ushul fiqih
7 ilmu ushul fiqih7 ilmu ushul fiqih
7 ilmu ushul fiqih
 
Makalah kedudukan al kuran
Makalah kedudukan al kuranMakalah kedudukan al kuran
Makalah kedudukan al kuran
 
Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
 
Ulumul Qur'an-09_S2PAI.docx
Ulumul Qur'an-09_S2PAI.docxUlumul Qur'an-09_S2PAI.docx
Ulumul Qur'an-09_S2PAI.docx
 
Makalah pai
Makalah paiMakalah pai
Makalah pai
 
Hakim dan sesuatu yang ada padanya
Hakim dan sesuatu yang ada padanyaHakim dan sesuatu yang ada padanya
Hakim dan sesuatu yang ada padanya
 
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdfKaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
 
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.docx
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.docxKaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.docx
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.docx
 
Studi Islam
Studi IslamStudi Islam
Studi Islam
 
sumber-sumber hukum islam, hukum Takfili, dan Hukum Wad’i
sumber-sumber hukum islam, hukum Takfili, dan Hukum Wad’isumber-sumber hukum islam, hukum Takfili, dan Hukum Wad’i
sumber-sumber hukum islam, hukum Takfili, dan Hukum Wad’i
 
Makalah hadits mutawatir dan hadits ahad
Makalah hadits mutawatir dan hadits ahadMakalah hadits mutawatir dan hadits ahad
Makalah hadits mutawatir dan hadits ahad
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
MAKALAH materi 2 kel 2
MAKALAH materi 2 kel 2MAKALAH materi 2 kel 2
MAKALAH materi 2 kel 2
 

More from Zukét Printing

ASURANSI SYARIAH. ppt.pptx
ASURANSI SYARIAH. ppt.pptxASURANSI SYARIAH. ppt.pptx
ASURANSI SYARIAH. ppt.pptx
Zukét Printing
 
Fiqih Janaiz.pdf
Fiqih Janaiz.pdfFiqih Janaiz.pdf
Fiqih Janaiz.pdf
Zukét Printing
 
Fiqih Janaiz.doc
Fiqih Janaiz.docFiqih Janaiz.doc
Fiqih Janaiz.doc
Zukét Printing
 
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdf
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdfPengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdf
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdf
Zukét Printing
 
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docx
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docxPengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docx
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docx
Zukét Printing
 
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdf
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdfMenyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdf
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdf
Zukét Printing
 
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docx
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docxMenyusun Penilaian Media Pembelajaran.docx
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docx
Zukét Printing
 
Manajemen Perpustakaan Sekolah.pdf
Manajemen Perpustakaan Sekolah.pdfManajemen Perpustakaan Sekolah.pdf
Manajemen Perpustakaan Sekolah.pdf
Zukét Printing
 
Manajemen Perpustakaan Sekolah.docx
Manajemen Perpustakaan Sekolah.docxManajemen Perpustakaan Sekolah.docx
Manajemen Perpustakaan Sekolah.docx
Zukét Printing
 
Fiqih Muamalah.pdf
Fiqih Muamalah.pdfFiqih Muamalah.pdf
Fiqih Muamalah.pdf
Zukét Printing
 
Fiqih Muamalah.docx
Fiqih Muamalah.docxFiqih Muamalah.docx
Fiqih Muamalah.docx
Zukét Printing
 
Fiqih Janaiz.pdf
Fiqih Janaiz.pdfFiqih Janaiz.pdf
Fiqih Janaiz.pdf
Zukét Printing
 
Fiqih Janaiz.doc
Fiqih Janaiz.docFiqih Janaiz.doc
Fiqih Janaiz.doc
Zukét Printing
 
Hukum Korporasi Dana Pensiun.pdf
Hukum Korporasi Dana Pensiun.pdfHukum Korporasi Dana Pensiun.pdf
Hukum Korporasi Dana Pensiun.pdf
Zukét Printing
 
Hukum Korporasi Dana Pensiun.docx
Hukum Korporasi Dana Pensiun.docxHukum Korporasi Dana Pensiun.docx
Hukum Korporasi Dana Pensiun.docx
Zukét Printing
 
Integral.docx
Integral.docxIntegral.docx
Integral.docx
Zukét Printing
 
Integral.pdf
Integral.pdfIntegral.pdf
Integral.pdf
Zukét Printing
 
Gejala-Gejala Campuran.pdf
Gejala-Gejala Campuran.pdfGejala-Gejala Campuran.pdf
Gejala-Gejala Campuran.pdf
Zukét Printing
 
Gejala-Gejala Campuran.docx
Gejala-Gejala Campuran.docxGejala-Gejala Campuran.docx
Gejala-Gejala Campuran.docx
Zukét Printing
 
Subjek Pendidikan dalam s. Ar rahman ayat 1-4.pdf
Subjek Pendidikan dalam s. Ar rahman ayat 1-4.pdfSubjek Pendidikan dalam s. Ar rahman ayat 1-4.pdf
Subjek Pendidikan dalam s. Ar rahman ayat 1-4.pdf
Zukét Printing
 

More from Zukét Printing (20)

ASURANSI SYARIAH. ppt.pptx
ASURANSI SYARIAH. ppt.pptxASURANSI SYARIAH. ppt.pptx
ASURANSI SYARIAH. ppt.pptx
 
Fiqih Janaiz.pdf
Fiqih Janaiz.pdfFiqih Janaiz.pdf
Fiqih Janaiz.pdf
 
Fiqih Janaiz.doc
Fiqih Janaiz.docFiqih Janaiz.doc
Fiqih Janaiz.doc
 
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdf
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdfPengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdf
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdf
 
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docx
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docxPengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docx
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docx
 
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdf
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdfMenyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdf
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdf
 
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docx
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docxMenyusun Penilaian Media Pembelajaran.docx
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docx
 
Manajemen Perpustakaan Sekolah.pdf
Manajemen Perpustakaan Sekolah.pdfManajemen Perpustakaan Sekolah.pdf
Manajemen Perpustakaan Sekolah.pdf
 
Manajemen Perpustakaan Sekolah.docx
Manajemen Perpustakaan Sekolah.docxManajemen Perpustakaan Sekolah.docx
Manajemen Perpustakaan Sekolah.docx
 
Fiqih Muamalah.pdf
Fiqih Muamalah.pdfFiqih Muamalah.pdf
Fiqih Muamalah.pdf
 
Fiqih Muamalah.docx
Fiqih Muamalah.docxFiqih Muamalah.docx
Fiqih Muamalah.docx
 
Fiqih Janaiz.pdf
Fiqih Janaiz.pdfFiqih Janaiz.pdf
Fiqih Janaiz.pdf
 
Fiqih Janaiz.doc
Fiqih Janaiz.docFiqih Janaiz.doc
Fiqih Janaiz.doc
 
Hukum Korporasi Dana Pensiun.pdf
Hukum Korporasi Dana Pensiun.pdfHukum Korporasi Dana Pensiun.pdf
Hukum Korporasi Dana Pensiun.pdf
 
Hukum Korporasi Dana Pensiun.docx
Hukum Korporasi Dana Pensiun.docxHukum Korporasi Dana Pensiun.docx
Hukum Korporasi Dana Pensiun.docx
 
Integral.docx
Integral.docxIntegral.docx
Integral.docx
 
Integral.pdf
Integral.pdfIntegral.pdf
Integral.pdf
 
Gejala-Gejala Campuran.pdf
Gejala-Gejala Campuran.pdfGejala-Gejala Campuran.pdf
Gejala-Gejala Campuran.pdf
 
Gejala-Gejala Campuran.docx
Gejala-Gejala Campuran.docxGejala-Gejala Campuran.docx
Gejala-Gejala Campuran.docx
 
Subjek Pendidikan dalam s. Ar rahman ayat 1-4.pdf
Subjek Pendidikan dalam s. Ar rahman ayat 1-4.pdfSubjek Pendidikan dalam s. Ar rahman ayat 1-4.pdf
Subjek Pendidikan dalam s. Ar rahman ayat 1-4.pdf
 

Mutlaq dan Muqqayyad, Amr dan Nahy.docx

  • 1. MAKALAH Mutlaq dan Muqqayyad, Amr dan Nahy Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ushul Fiqh dan Kaidah Dosen Pengampuh oleh : Abdul Ghafur, M.E.I. Disusun oleh: 1. Bintara Denis Dega Akmala 22.12.07.29.0751 2. Daniel M. Rafli Agustias 22.12.07.29.0752 3. Eka Kusuma Wahyudi 22.12.07.29.0757 PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI'AH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM ZAINUL HASAN GENGGONG KRAKSAAN PROBOLINGGO 2022
  • 2. ii KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb. Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah banyak memberikan beribu-ribu nikmat kepada kita selaku umatnya. Rahmat beserta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada jungjunan kita, Nabi Muhammad SAW. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas untuk mata kuliah Ushul Fiqh dan Kaidah dengan judul " Mutlaq dan Muqqayyad, Amr dan Nahy" Makalah kami yang berjudul “Mutlaq dan Muqqayyad, Amr dan Nahy” ini sengaja di bahas karena sangat penting untuk kita khususnya sebagai mahasiswa yang ingin lebih mengenal mengenai pembahasan ini. Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki, oleh karena itu kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritikan yang membangun. Serta kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan pengarahan-pengarahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar. Tak lupa kepada Bapak Abdul Ghafur, M.E.I. selaku dosen mata kuliah Ushul Fiqh dan Kaidah, dan teman-teman yang lain untuk memberikan sarannya kepada kami agar makalah ini dapat lebih baik lagi. Demikian, semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penyusun dan umumnya kepada semua yang telah membaca. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Probolinggo, 1 Juni 2023
  • 3. iii DAFTAR ISI Kata Pengantar …………………………………………………………………ii Daftar Isi ………………………………………………………………….…….iii BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………...…1 A. Latar Belakang …………………………………………………………....1 B. Rumusan Masalah ……………………………………………………...…2 C. Tujuan…………………………………………………………………..…2 BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………….……..3 A. Definisi Mutlaq dan Muqayyadah………………………………..….…….3 B. Hukum Mutlaq dan Muqayyadah…..………………………………...……4 C. Amr…………………………..…………………………………………….7 D. Nahy…………………………………….………………………………..10 BAB III PENUTUP………………………………………………………..……13 A. Kesimpulan ……………...……………………………………………....13 B. Saran ………………...…………………………………………………...13 Daftar Pustaka……...…………………………………………………………...14
  • 4. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Quran diturunan dalam bahasa Arab. Maka, untuk memahaminya Diperlukan kaidah dan berbagai ilmu yang berkaitan dengan Al-Quran. Seseorang perlu untuk mengetahui dasar umum dan ciri-ciri khasnya. Selain itu, juga harus mempunyai pengetahuan cukup tentang ilmu yang diperlukan dalam kadar yang dapat membantu mencapai tingkat ahli dalam disiplin ilmu tersebut. Sehingga memiliki solusi terhadap permasalahan yang ditemui untuk hal ini semua telah tersedia banyak pembahasan secara rinci dan kajian yang lengkap yang bertebaran dalam berbagai cabang ilmu Bahasa Arab. Pemahaman dan penguasaan kaidah-kaidah bahasa Arab termasuk di antaranya mutlaq dan muqayyad, Amr dan Nahy. Di samping itu juga termasuk ke dalam masalah pokok kajian ushul fiqih. Hal ini bermaksud untuk menyingkap makna-makna dan lafaz-lafaz Al- Quran sekaligus untuk menafsirkan ayat itu sendiri agar semakin jelas maksud dari yang menurunkan Al-Quran itu sendiri yaitu Allah SWT. Muthlaq adalah lafazh yang menun- jukkan suatu hakikat tanpa memandang sifat atau qayyid-nya. Se-perti lafazh. Lafazh ini menunjukkan bentuk pemu- kulan secara mutlak, tanpa memandang jumlah, alat dan lain sebagainya. Sedangkan muqayyad adalah lafazh yang menunjukkan suatu hakikat disertai salah satu sifat- sifatnya. Seperti lafazh "" (pukulan yang keras). Salah satu ketetapan Allah yang berhubungan dengan perbuatan orang mukallaf dalam bentuk iqtidha‟ adalah tuntutan dalam bentuk perintah. Tuntutan perintah dalam istilah ushul fiqhi disebut dengan Al-Amr. Untuk itu guna memahami tentang terjadinya suatu hukum syara‟ secara pasti dan benar, maka sangat diperlukan kaidahkaidah ushul fiqhi, salah satu hukum taklifi yang menggunakan kaidah ushul fiqhi adalah tuntutan Amr. Amr secara bahasa berasal dari bahasa Arab, ‫االمر‬ yaitu suruhan, perintah, dan perbuatan. Sedangkan secara istilah, tuntutan perbuatan dari atasan kepada bawahan yang didalamnya terdapat
  • 5. 2 kaidah istimbat hukum. Amr adalah suatu lafazh yang dipergunakan oleh orang yang lebih tinggi kedudukannya untuk menuntut kepada orang yang lebih rendah derajatnya agar melakukan sesuatu perbuatan3 . Amr menurut Abu Zahrah ialah perintah dari pihak yang lebih tinggi tingkatannya keapda pihak yang lebih rendah. Dalam bahasa Arab, bentuk Amr dengan menggunakan shigat if`al ( ‫افعال‬ (yang berarti “kerjakan” dan litaf`al yang berarti “hendaklah engkau mengerjakan”. Menurut aslinya, bentuk shigat Amr adalah menunjukkan B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud Mutlaq dan Muqayyad ? 2. Bagaimana hukum Mutlaq dan Muqayyad ? 3. Apa yang dimaksud Amr dan jelaskan sighot sighotnya ? 4. Apa yang dimaksud Nahy dan jelaskan sighot sighotnya ? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui definisi dari Mutlaq dan Muqayyad 2. Agar mahasiswa paham bagaimana hukum Mutlaq dan Muqayyad 3. Agar mahasiswa paham Apa yang dimaksud Amr beserta sighot sighotnya 4. Agar mahasiswa paham Apa yang dimaksud Nahy beserta sighot sighotnya
  • 6. 3 BAB II PEMABAHASAN A. Definisi Mutlaq dan Muqayyad Muthlaq adalah lafazh yang menun- jukkan suatu hakikat tanpa memandang sifat atau qayyid-nya. Seperti lafazh ََ‫ب‬َ‫ر‬َ‫ض‬. Lafazh ini menunjukkan bentuk pemu- kulan secara mutlak, tanpa memandang jumlah, alat dan lain sebagainya. Sedangkan muqayyad adalah lafazh yang menunjukkan suatu hakikat disertai salah satu sifat-sifatnya. Seperti lafazh " ‫ضربة‬ ‫قاسية‬ " (pukulan yang keras). Muthlaq dan muqa yyad. Menurut qaul mukhtar, muthlaq ia lah suatu lafazh yang menunjukkan hakikat suatu perkara tanpa batas-batas tertentu.1 Mutlaq secara bahasa artinya tidak terikat, kebalikan muqayyad. Secara istilah ada beberapa pengertian yang dihimpun oleh Amir Syarifuddin dalam bukunya “Ushul Fiqh”, yang diambil dari berbagai sumber, yaitu: 1. Menurut Khudhari Beik, mutlaq ialah lafadz yang memberi petunjuk terhadap satu atau beberapa satuan yang mencakup tanpa ikatan yang terpisah secara lafdzi. 2. Menurut Abu Zahrah, mutlaq ialah lafadz yang memberi petunjuk terhadap maudhu’nya tanpa memandang kepada satu, banyak, atau sifatnya, tetapi memberi petunjuk kepada hakikat sesuatu menurut apa adanya. 3. Ibnu Subki memberikan definisi bahwa mutlaq adalah lafadz yang memberi petunjuk kepada hakikat sesuatu tanpa ikatan apa-apa. Sedangkan Muqayyad secara bahasa artinya sesuatu yang terikat atau yang diikatkan kepada sesuatu. Pengertian secara istilah ialah suatu lafadz yang menunjukkan hakikat sesuatu yang terikat dengan suatu seperti sifat.2 1 Purnasiswa 2015 MHM Lirboyo. (2015). Pengantar Memahami LUBBUL USHUL. Aghitsna Publisher 2 Nurpini Aulia Rapika. https://sinar5news.com/pengertian-mutlak-dan-muqayad/. Di akses pada 1 Juni 2023
  • 7. 4 B. Hukum Mutlaq dan Muqayyad 1. Jika sebab dan hukum yang ada dalam mutlaq sama dengan sebab dan hukum yang ada dalam muqayyad (an yattahida fi alhukm wa al-sababi). Maka dalam hal ini hukum yang ditimbulkan oleh ayat yang mutlaq tadi harus ditarik atau dibawa kepada hukum ayat yang berbentuk muqayyad. Contoh: a. Ayat Mutlaq Surat al-Maidah ayat 3 tentang darah yang diharamkan, yaitu:َّ َ ِّ َّ‫َّللا‬ ِّ‫ْر‬‫ي‬َ‫غ‬ِّ‫ل‬ََّ‫ل‬ِّ‫ه‬ُ‫اَأ‬َ‫م‬ َ‫َو‬ ِّ‫ير‬ ِّ‫ز‬ْ‫ن‬ ِّ‫خ‬ْ‫َال‬ُ‫م‬ ْ‫ح‬َ‫ل‬ َ‫َو‬ُ‫م‬َّ‫د‬‫ال‬ َ‫َو‬ُ‫ة‬َ‫ت‬ْ‫ي‬َ‫م‬ْ‫َال‬ُ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬َ ْ‫ت‬َ‫م‬ ِّّ‫ر‬ُ‫ح‬ ِ ِ‫ه‬ِ‫ب‬ Artinya ; Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah.. Ayat ini menerangkan bahwa darah yang diharamkan ialah meliputi semua darah tanpa terkecuali, karena lafaz “dam” (darah) bentuknya mutlaq tidak diikat oleh sifat atau hal-hal lain yang mengikatnya. Adapun sebab ayat ini ialah “dam” (darah) yang di dalamnya mengandung hal-hal bahaya bagi siapa yang memakannya, sedangkan hukumnya adalah haram. Kemudian dalam teks lain ia disebutkan secara muqayyad, yaitu membatasinya dengan lafaz masfủhan (yang mengalir). Hal ini sebagaimana terdapat dalam ayat muqayyad berikut ini. b. Ayat Muqayyad: Surat al-An’am ayat 145, dalam masalah yang sama yaitu “dam” (darah) yang diharamkan. َْ‫ل‬ُ‫ق‬ ََ ‫ل‬ َ ُ‫د‬ ِّ‫ج‬َ‫أ‬ ‫ي‬ِّ‫ف‬ ‫ا‬َ‫م‬ ََ‫ي‬ ِّ‫وح‬ُ‫أ‬ ََّ‫ي‬َ‫ل‬ِّ‫إ‬ ‫ا‬ً‫م‬ َّ‫ر‬َ‫ح‬ُ‫م‬ َ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫م‬ِّ‫ع‬‫ا‬َ‫ط‬ َ ُ‫ه‬ُ‫م‬َ‫ع‬ْ‫ط‬َ‫ي‬ ََّ ‫ل‬ِّ‫إ‬ َْ‫ن‬َ‫أ‬ ََ‫ن‬‫و‬ُ‫ك‬َ‫ي‬ َ ً‫ة‬َ‫ت‬ْ‫ي‬َ‫م‬ َْ‫و‬َ‫أ‬ ‫ا‬ً‫م‬َ‫د‬ ‫ا‬ً‫ح‬‫و‬ُ‫ف‬ْ‫س‬َ‫م‬ َْ‫و‬َ‫أ‬ َ َ‫م‬ ْ‫ح‬َ‫ل‬ َ‫ير‬ ِّ‫َز‬ ْ‫ن‬ ِّ‫خ‬ َ ُ‫ه‬َّ‫ن‬ِّ‫إ‬َ‫ف‬ َ‫س‬ ْ‫ج‬ ِّ‫ر‬ َْ‫و‬َ‫أ‬ ‫ا‬ً‫ق‬ْ‫س‬ِّ‫ف‬ ََّ‫ل‬ِّ‫ه‬ُ‫أ‬ َِّ‫ْر‬‫ي‬َ‫غ‬ِّ‫ل‬ َ ِّ َّ‫ّللا‬ َِّ‫ه‬ِّ‫ب‬ َۚ َِّ‫ن‬َ‫م‬َ‫ف‬ ََّ‫ر‬ُ‫ط‬ْ‫ض‬‫ا‬ ََ‫ر‬ْ‫ي‬َ‫غ‬ َ‫اغ‬َ‫ب‬ ََ ‫ل‬ َ‫و‬ َ‫اد‬َ‫ع‬ ََّ‫ن‬ِّ‫إ‬َ‫ف‬ ََ‫ك‬َّ‫ب‬ َ‫ر‬ َ‫ور‬ُ‫ف‬َ‫غ‬ َ‫يم‬ ِّ‫ح‬ َ‫ر‬
  • 8. 5 Artinya: Katakanlah: "Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi -- karena sesungguhnya semua itu kotor -- atau binatang yang disembelih atas nama selain Allah. Barangsiapa yang dalam keadaan terpaksa, sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". 2. Hukum berbeda namun sebab sama (an yahtalifa fi al-hukm wa yattahida fi al- sababi), seperti kata “tangan” dalam wudhu’ dan tayammum. Dalam masalah wudhu’ lafaz tersebut datang secara muqayyad, yaitu dibatasi sampai siku, maka dalam hal ini yang mutlaq tidak bisa ditarik kepada muqayyad. Contoh dalam surat al-Maidah (5:6) sebagaimana berikut ini : a. Ayat Muqayyad ‫ا‬َ‫ي‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُّ‫ي‬َ‫أ‬ ََ‫ن‬‫ي‬ِّ‫ذ‬َّ‫ال‬ ‫وا‬ُ‫ن‬َ‫م‬‫آ‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِّ‫إ‬ َْ‫م‬ُ‫ت‬ ْ‫م‬ُ‫ق‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِّ‫إ‬ َ ِّ‫ة‬ َ ‫َل‬َّ‫ص‬‫ال‬ ‫وا‬ُ‫ل‬ِّ‫س‬ْ‫غ‬‫ا‬َ‫ف‬ َْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ه‬‫و‬ُ‫ج‬ ُ‫و‬ َْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ي‬ِّ‫د‬ْ‫ي‬َ‫أ‬ َ‫و‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِّ‫إ‬ َِّ‫ق‬ِّ‫ف‬‫ا‬ َ‫ر‬َ‫م‬ْ‫ال‬ ‫وا‬ُ‫ح‬َ‫س‬ ْ‫م‬‫ا‬ َ‫و‬ َْ‫م‬ُ‫ك‬ِّ‫س‬‫و‬ُ‫ء‬ ُ‫ر‬ِّ‫ب‬ َْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ل‬ُ‫ج‬ ْ‫ر‬َ‫أ‬ َ‫و‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِّ‫إ‬ َِّ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ْ‫ع‬َ‫ك‬ْ‫ال‬ َۚ َْ‫ن‬ِّ‫إ‬ َ‫و‬ َْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ن‬ُ‫ك‬ ‫ًا‬‫ب‬ُ‫ن‬ُ‫ج‬ ‫وا‬ ُ‫ر‬َّ‫ه‬َّ‫اط‬َ‫ف‬ Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, Maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub Maka mandilah….” b. Ayat Mutlaq َْ‫ن‬ِّ‫إ‬ َ‫و‬ َْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ن‬ُ‫ك‬ َ‫ى‬َ‫ض‬ ْ‫ر‬َ‫م‬ َْ‫و‬َ‫أ‬ َ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫ر‬َ‫ف‬َ‫س‬ َْ‫و‬َ‫أ‬ ََ‫ء‬‫ا‬َ‫ج‬ َ‫د‬َ‫ح‬َ‫أ‬ َْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ن‬ ِّ‫م‬ ََ‫ن‬ ِّ‫م‬ َِّ‫ط‬ِّ‫ئ‬‫َا‬‫غ‬ْ‫ال‬ َْ‫و‬َ‫أ‬ َ ُ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫س‬َ‫م‬ َ ‫ل‬ ََ‫ء‬‫ا‬َ‫س‬ِّّ‫ن‬‫ال‬ َْ‫م‬َ‫ل‬َ‫ف‬ ‫ُوا‬‫د‬ ِّ‫َج‬‫ت‬ ًَ‫ء‬‫ا‬َ‫م‬ ‫وا‬ُ‫م‬َّ‫م‬َ‫ي‬َ‫ت‬َ‫ف‬ ‫ًا‬‫د‬‫ي‬ِّ‫ع‬َ‫ص‬ ‫ًا‬‫ب‬ِّّ‫ي‬َ‫ط‬ ‫وا‬ُ‫ح‬َ‫س‬ ْ‫م‬‫ا‬َ‫ف‬ َْ‫م‬ُ‫ك‬ِّ‫ه‬‫و‬ُ‫ج‬ ُ‫و‬ِّ‫ب‬ َْ‫م‬ُ‫ك‬‫ي‬ِّ‫د‬ْ‫ي‬َ‫أ‬ َ‫و‬ َ ُ‫ه‬ْ‫ن‬ ِّ‫م‬ Artinya: “…dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air,
  • 9. 6 maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu……” 3. Hukumnya sama tetapi sebab yang melatar belakanginya berbeda (an yattahida fi al-hukm wa yahtalifa fi alsababi). Dalam hal ini ada dua bentuk: Taqyid atau batasannya hanya satu. Seperti memerdekakan seorang budak (raqabah) sebagai kaffâarat dhihâr, kaffarat pembunuhan yang tak disengaja, dan kaffâarat sumpah. Pada kaffâarat dhihâr, teks datang secara mutlaq, firman Allah SWT: ََ‫ن‬‫ي‬ِّ‫ذ‬َّ‫ال‬ َ‫و‬ ََ‫ن‬‫و‬ ُ‫ر‬ِّ‫ه‬‫ا‬َ‫ظ‬ُ‫ي‬ َْ‫ن‬ ِّ‫م‬ َْ‫م‬ِّ‫ه‬ِّ‫ئ‬‫ا‬َ‫س‬ِّ‫ن‬ َ َّ‫م‬ُ‫ث‬ ََ‫ن‬‫ُو‬‫د‬‫و‬ُ‫ع‬َ‫ي‬ ‫ا‬َ‫م‬ِّ‫ل‬ ‫وا‬ُ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ َُ‫ر‬‫ي‬ ِّ‫ر‬ ْ‫ح‬َ‫ت‬َ‫ف‬ َ‫ة‬َ‫ب‬َ‫ق‬ َ‫ر‬ َْ‫ن‬ ِّ‫م‬ َِّ‫ل‬ْ‫ب‬َ‫ق‬ َْ‫ن‬َ‫أ‬ ‫ا‬َّ‫س‬‫ا‬َ‫م‬َ‫ت‬َ‫ي‬ َۚ َْ‫م‬ُ‫ك‬ِّ‫ل‬َ‫ذ‬ ََ‫ن‬‫و‬ُ‫ظ‬َ‫ع‬‫و‬ُ‫ت‬ َِّ‫ه‬ِّ‫ب‬ َۚ َ ُ َّ‫ّللا‬ َ‫و‬ ‫ا‬َ‫م‬ِّ‫ب‬ ََ‫ن‬‫و‬ُ‫ل‬َ‫م‬ْ‫ع‬َ‫ت‬ َ‫ير‬ِّ‫ب‬َ‫خ‬ Artinya; Orang-orang yang menzhihar isteri mereka, kemudian mereka hendak menarik kembali apa yang mereka ucapkan, maka (wajib atasnya) memerdekakan seorang budak sebelum kedua suami isteri itu bercampur. Demikianlah yang diajarkan kepada kamu, dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. 4. Hukum dan sebab yang membelatar belakanginya berbeda (an yahtalifa fi al-hukm wa al-sababi). Seperti lafaz yadun (tangan) dalam kasus pencurian dan wudhu’. Dalam kasus pencurian ia datang dalam bentuk muthlaq. Firman Allah SWT: a. Ayat Mutlaq َُ‫ق‬ ِّ‫ار‬َّ‫س‬‫ال‬ َ ُ‫ة‬َ‫ق‬ ِّ‫ار‬َّ‫س‬‫ال‬ َ‫و‬ ‫وا‬ُ‫ع‬َ‫ط‬ْ‫ق‬‫ا‬َ‫ف‬ ‫ا‬َ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ي‬ِّ‫د‬ْ‫ي‬َ‫أ‬ ًَ‫ء‬‫ا‬ َ‫ز‬َ‫ج‬ ‫ا‬َ‫م‬ِّ‫ب‬ ‫ا‬َ‫ب‬َ‫س‬َ‫ك‬ ًَ ‫ال‬َ‫ك‬َ‫ن‬ ََ‫ن‬ ِّ‫م‬ َ ِّ َّ‫ّللا‬ َ ۚ َ ُ َّ‫ّللا‬ َ‫و‬ َ‫يز‬ ِّ‫ز‬َ‫ع‬ َ‫يم‬ِّ‫ك‬َ‫ح‬ Artinya; “Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” b. Ayat Muqayyad ‫ا‬َ‫ي‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُّ‫ي‬َ‫أ‬ ََ‫ن‬‫ي‬ِّ‫ذ‬َّ‫ال‬ ‫وا‬ُ‫ن‬َ‫م‬‫آ‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِّ‫إ‬ َْ‫م‬ُ‫ت‬ ْ‫م‬ُ‫ق‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِّ‫إ‬ َ ِّ‫ة‬ َ ‫َل‬َّ‫ص‬‫ال‬ ‫وا‬ُ‫ل‬ِّ‫س‬ْ‫غ‬‫ا‬َ‫ف‬ َْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ه‬‫و‬ُ‫ج‬ ُ‫و‬ َْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ي‬ِّ‫د‬ْ‫ي‬َ‫أ‬ َ‫و‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِّ‫إ‬ َِّ‫ق‬ِّ‫ف‬‫ا‬ َ‫ر‬َ‫م‬ْ‫ال‬ ‫وا‬ُ‫ح‬َ‫س‬ ْ‫م‬‫ا‬ َ‫و‬ َْ‫م‬ُ‫ك‬ِّ‫س‬‫و‬ُ‫ء‬ ُ‫ر‬ِّ‫ب‬ َْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ل‬ُ‫ج‬ ْ‫ر‬َ‫أ‬ َ‫و‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِّ‫إ‬ َِّ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ْ‫ع‬َ‫ك‬ْ‫ال‬ َۚ َْ‫ن‬ِّ‫إ‬ َ‫و‬ َْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ن‬ُ‫ك‬ ‫ًا‬‫ب‬ُ‫ن‬ُ‫ج‬ ‫وا‬ ُ‫ر‬َّ‫ه‬َّ‫اط‬َ‫ف‬
  • 10. 7 Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, C. Amr Menurut jumhur ulama ushul, definisi amr adalah lafazh yang menunjukkan tuntutan dari atasan kepada bawahannya untuk mengerjakan suatu pekerjaan. Adapun menurut bahasa amr itu berrati perintah .Definisi tersebut tidak hanya ditujukan pada lafazh yang memakai sighat amr,tetapi ditujukan pula pada semua kalimat yang mengandung perintah, karena kalimat perintah tersebut terkadang menggunakan kalimat majazi (samar).Namun yang paling penting dalam amr adalah bahwa kalimat tersebut mengandung unsur tuntutan untuk mengerjakan sesuatu.3 Adapun shigat (bentuk-bentuk) lafazh Amr yang digunakan untuk meminta suatu perbuatan agar dikerjakan adalah : 4 1. Fi‟il Amr (perintah Langsung)7 Misalnya Firman Allah, Qs. Al. Baqarah/2:43. ‫وا‬ُ‫م‬‫ي‬ِّ‫ق‬َ‫أ‬ َ‫و‬ َ َ‫ة‬ َ ‫َل‬َّ‫ص‬‫ال‬ ‫وا‬ُ‫ت‬‫آ‬ َ‫و‬ َ َ‫ة‬‫ا‬َ‫ك‬ َّ‫ز‬‫ال‬ ‫وا‬ُ‫ع‬َ‫ك‬ ْ‫ار‬ َ‫و‬ ََ‫ع‬َ‫م‬ ََ‫ن‬‫ي‬ِّ‫ع‬ِّ‫ك‬‫ا‬ َّ‫ر‬‫ال‬ Artimya: Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku' 2. Fi‟il Mudharik yang dimausuki lam Amr8 . seperti kata Firman Allah : Al- Imran/3:104 َْ‫ن‬ُ‫ك‬َ‫ت‬ْ‫ل‬ َ‫و‬ َْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ن‬ ِّ‫م‬ َ‫ة‬َّ‫م‬ُ‫أ‬ ََ‫ن‬‫و‬ُ‫ع‬ْ‫د‬َ‫ي‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِّ‫إ‬ َِّ‫ْر‬‫ي‬َ‫خ‬ْ‫ال‬ ََ‫ن‬‫و‬ ُ‫ر‬ُ‫م‬ْ‫أ‬َ‫ي‬ َ‫و‬ َِّ‫ف‬‫و‬ ُ‫ر‬ْ‫ع‬َ‫م‬ْ‫ال‬ِّ‫ب‬ ََ‫ن‬ ْ‫و‬َ‫ه‬ْ‫ن‬َ‫ي‬ َ‫و‬ َِّ‫ن‬َ‫ع‬ َِّ‫ر‬َ‫ك‬ْ‫ن‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ َۚ ََ‫ك‬ِّ‫ئ‬َ‫ل‬‫و‬ُ‫أ‬ َ‫و‬ َ ُ‫م‬ُ‫ه‬ ََ‫ن‬‫و‬ُ‫ح‬ِّ‫ل‬ْ‫ف‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ 3 https://www.garismu.com/2017/03/makalah-usul-fiqh-amar-dan-nahyi.html. Di akses pada 1 Juni 2023 4 Thalib Dahlan M. (2021) . Al-Amr. ISSN Cetak 1089-934
  • 11. 8 Artinya: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. 3. Amr menggunakan isim fi’il amr (kata benda yang bermakna kata kerja) seperti yang ada dalam QS. Al-Maidah ayat 105. ‫ا‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُّ‫ي‬َ‫أ‬ ََ‫ن‬‫ي‬ِّ‫ذ‬َّ‫ال‬ ‫وا‬ُ‫ن‬َ‫م‬‫آ‬ َْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫س‬ُ‫ف‬ْ‫ن‬َ‫أ‬ َۚ ََ ‫ل‬ َْ‫م‬ُ‫ك‬ ُّ‫ر‬ُ‫ض‬َ‫ي‬ َْ‫ن‬َ‫م‬ ََّ‫ل‬َ‫ض‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِّ‫إ‬ َْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ي‬َ‫د‬َ‫ت‬ْ‫ه‬‫ا‬ َۚ ‫ى‬َ‫ل‬ِّ‫إ‬ َ ِّ َّ‫ّللا‬ َْ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫ع‬ ِّ‫ج‬ ْ‫ر‬َ‫م‬ ‫ا‬ً‫ع‬‫ي‬ ِّ‫م‬َ‫ج‬ َْ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫ئ‬ِّّ‫ب‬َ‫ن‬ُ‫ي‬َ‫ف‬ ‫ا‬َ‫م‬ِّ‫ب‬ َْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ن‬ُ‫ك‬ ََ‫ن‬‫و‬ُ‫ل‬َ‫م‬ْ‫ع‬َ‫ت‬ Artinya: Wahaii orang-orang yang beriman! jagalah dirimu; (karena) orang yang sesat itu tidak akan membahayakanmu apabila kamu telah mendapat petunjuk. Hanya kepada Allah kamu kembali semuanya, maka Dia akan menerangkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. 4. Amr menggunakan masdar pengganti fi’il seperti yang ada dalam QS. Al- Baqarah ayat 83. َ ْ‫ذ‬ِّ‫إ‬ َ‫و‬ ‫َا‬‫ن‬ْ‫ذ‬َ‫خ‬َ‫أ‬ ََ‫ق‬‫ا‬َ‫ث‬‫ي‬ ِّ‫م‬ ‫ي‬ِّ‫ن‬َ‫ب‬ ََ‫ل‬‫ي‬ِّ‫ئ‬‫ا‬ َ‫ر‬ْ‫س‬ِّ‫إ‬ ََ ‫ل‬ ََ‫ن‬‫ُو‬‫د‬ُ‫ب‬ْ‫ع‬َ‫ت‬ ََّ ‫ل‬ِّ‫إ‬ َ َ َّ‫ّللا‬ َِّ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫د‬ِّ‫ل‬‫ا‬ َ‫و‬ْ‫ال‬ِّ‫ب‬ َ‫و‬ ‫ا‬ً‫ن‬‫ا‬َ‫س‬ ْ‫ح‬ِّ‫إ‬ ‫ي‬ِّ‫ذ‬ َ‫و‬ َ‫ى‬َ‫ب‬ ْ‫ر‬ُ‫ق‬ْ‫ال‬ َ‫ى‬َ‫م‬‫َا‬‫ت‬َ‫ي‬ْ‫ال‬ َ‫و‬ َِّ‫ن‬‫ي‬ِّ‫ك‬‫ا‬َ‫س‬َ‫م‬ْ‫ال‬ َ‫و‬ ‫وا‬ُ‫ل‬‫و‬ُ‫ق‬ َ‫و‬ َ ِّ ‫اس‬َّ‫ن‬‫ل‬ِّ‫ل‬ ‫ا‬ً‫ن‬ْ‫س‬ُ‫ح‬ ‫وا‬ُ‫م‬‫ي‬ِّ‫ق‬َ‫أ‬ َ‫و‬ َ َ‫ة‬ َ ‫َل‬َّ‫ص‬‫ال‬ ‫وا‬ُ‫ت‬‫آ‬ َ‫و‬ َ َ‫ة‬‫ا‬َ‫ك‬ َّ‫ز‬‫ال‬ َ َّ‫م‬ُ‫ث‬ َْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ي‬َّ‫ل‬ َ‫َو‬‫ت‬ ََّ ‫ل‬ِّ‫إ‬ ًَ ‫يَل‬ِّ‫ل‬َ‫ق‬ َْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ن‬ ِّ‫م‬ َْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ن‬َ‫أ‬ َ‫و‬ ََ‫ن‬‫و‬ُ‫ض‬ ِّ‫ر‬ْ‫ع‬ُ‫م‬ Artinya: Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil, “Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada orangtua, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, dan bertutur katalah yang baik kepada manusia, laksanakan shalat dan tunaikanlah zakat. Tetapi kemudian kamu berpaling (mengingkari) janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu (masih) jadi pembangkang. 5. Amr menggunakan kalimat berita yang mengandung perintah atau permintaan seperti yang terdapat dalam QS. Al-baqarah ayat 228. َُ‫ت‬‫ا‬َ‫ق‬َّ‫ل‬َ‫ط‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ َ‫و‬ ََ‫ن‬ْ‫ص‬َّ‫ب‬ َ‫َر‬‫ت‬َ‫ي‬ ََّ‫ن‬ِّ‫ه‬ِّ‫س‬ُ‫ف‬ْ‫ن‬َ‫أ‬ِّ‫ب‬ َ َ‫ة‬َ‫ث‬ َ ‫َل‬َ‫ث‬ َ‫وء‬ ُ‫ر‬ُ‫ق‬ َ ۚ ََ ‫ل‬ َ‫و‬ َُّ‫ل‬ ِّ‫ح‬َ‫ي‬ ََّ‫ن‬ُ‫ه‬َ‫ل‬ َْ‫ن‬َ‫أ‬ ََ‫ن‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ك‬َ‫ي‬ ‫ا‬َ‫م‬ ََ‫ق‬َ‫ل‬َ‫خ‬ َ ُ َّ‫ّللا‬ ‫ي‬ِّ‫ف‬ ََّ‫ن‬ِّ‫ه‬ ِّ‫م‬‫ا‬َ‫ح‬ ْ‫ر‬َ‫أ‬ َْ‫ن‬ِّ‫إ‬ ََّ‫ن‬ُ‫ك‬ ََّ‫ن‬ ِّ‫م‬ ْ‫ؤ‬ُ‫ي‬ َ ِّ َّ‫اّلل‬ِّ‫ب‬ َِّ‫م‬ ْ‫و‬َ‫ي‬ْ‫ال‬ َ‫و‬ َِّ‫ر‬ ِّ‫خ‬ ْ ‫اْل‬ َۚ ََّ‫ن‬ُ‫ه‬ُ‫ت‬َ‫ل‬‫و‬ُ‫ع‬ُ‫ب‬ َ‫و‬ َُّ‫ق‬َ‫ح‬َ‫أ‬
  • 12. 9 ََّ‫ن‬ِّ‫ه‬ِّّ‫د‬ َ‫ر‬ِّ‫ب‬ ‫ي‬ِّ‫ف‬ ََ‫ك‬ِّ‫ل‬َ‫ذ‬ َْ‫ن‬ِّ‫إ‬ ‫ُوا‬‫د‬‫ا‬ َ‫ر‬َ‫أ‬ ‫ا‬ً‫ح‬ َ ‫َل‬ْ‫ص‬ِّ‫إ‬ َ ۚ ََّ‫ن‬ُ‫ه‬َ‫ل‬ َ‫و‬ َُ‫ل‬ْ‫ث‬ ِّ‫م‬ ‫ي‬ِّ‫ذ‬َّ‫ال‬ ََّ‫ن‬ِّ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َِّ‫ف‬‫و‬ ُ‫ر‬ْ‫ع‬َ‫م‬ْ‫ال‬ِّ‫ب‬ َ ۚ َِّ‫ل‬‫ا‬َ‫ج‬ ِّّ‫ر‬‫ل‬ِّ‫ل‬ َ‫و‬ ََّ‫ن‬ِّ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫ة‬َ‫ج‬ َ‫ر‬َ‫د‬ َۚ َ ُ َّ‫ّللا‬ َ‫و‬ َ‫يز‬ ِّ‫ز‬َ‫ع‬ َ‫يم‬ِّ‫ك‬َ‫ح‬ Artinya: Dan para istri yang diceraikan hendaklah menahan diri (menunggu) tiga kali quru'. Tidak boleh mereka menyembunyikan apa yang diciptakan Allah dalam rahim mereka, jika mereka beriman kepada Allah dan hari akhirat. Dan suami- suaminya berhak merujukinya dalam masa menanti itu, jika mereka (para suami) menghendaki ishlah. Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma'ruf. Akan tetapi para suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada isterinya. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. 6. Amr menggunakan ‫أمـر‬dan ‫يأمـر‬seperti dalam QS al-Nisa ayat 58. ََّ‫ن‬ِّ‫إ‬ َ َ َّ‫ّللا‬ َْ‫م‬ُ‫ك‬ ُ‫ر‬ُ‫م‬ْ‫أ‬َ‫ي‬ َْ‫ن‬َ‫أ‬ ‫ُّوا‬‫د‬ َ‫ؤ‬ُ‫ت‬ َِّ‫ت‬‫َا‬‫ن‬‫ا‬َ‫م‬َ ْ ‫اْل‬ َ‫ى‬َ‫ل‬ِّ‫إ‬ ‫ا‬َ‫ه‬ِّ‫ل‬ْ‫ه‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِّ‫إ‬ َ‫و‬ َْ‫م‬ُ‫ت‬ ْ‫م‬َ‫ك‬َ‫ح‬ ََ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ َ ِّ ‫اس‬َّ‫ن‬‫ال‬ َْ‫ن‬َ‫أ‬ ‫وا‬ُ‫م‬ُ‫ك‬ ْ‫ح‬َ‫ت‬ َِّ‫ل‬ْ‫د‬َ‫ع‬ْ‫ال‬ِّ‫ب‬ َۚ ََّ‫ن‬ِّ‫إ‬ َ َ َّ‫ّللا‬ ‫ا‬َّ‫م‬ِّ‫ع‬ِّ‫ن‬ َْ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫ظ‬ِّ‫ع‬َ‫ي‬ َِّ‫ه‬ِّ‫ب‬ َۚ ََّ‫ن‬ِّ‫إ‬ َ َ َّ‫ّللا‬ ََ‫ن‬‫ا‬َ‫ك‬ ‫ا‬ً‫ع‬‫ي‬ ِّ‫م‬َ‫س‬ ‫ا‬ ً‫ر‬‫ي‬ ِّ ‫ص‬َ‫ب‬ Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. 7. Amr menggunakan kata ‫فـرض‬ seperti dalam QS al-Ahzab ayat 50. ‫ا‬َ‫ي‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُّ‫ي‬َ‫أ‬ َُّ‫ي‬ِّ‫ب‬َّ‫ن‬‫ال‬ ‫ا‬َّ‫ن‬ِّ‫إ‬ ‫َا‬‫ن‬ْ‫ل‬َ‫ل‬ ْ‫ح‬َ‫أ‬ ََ‫ك‬َ‫ل‬ ََ‫ك‬َ‫ج‬‫ا‬ َ‫و‬ ْ‫ز‬َ‫أ‬ ‫ي‬ِّ‫ت‬ َّ ‫الَل‬ ََ‫ت‬ْ‫ي‬َ‫ت‬‫آ‬ ََّ‫ن‬ُ‫ه‬ َ‫ور‬ُ‫ج‬ُ‫أ‬ ‫ا‬َ‫م‬ َ‫و‬ َْ‫ت‬َ‫ك‬َ‫ل‬َ‫م‬ ََ‫ك‬ُ‫ن‬‫ي‬ ِّ‫م‬َ‫ي‬ ‫ا‬َّ‫م‬ ِّ‫م‬ ََ‫ء‬‫َا‬ َ‫ف‬َ‫أ‬ َ ُ َّ‫ّللا‬ ََ‫ك‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َِّ‫ت‬‫َا‬‫ن‬َ‫ب‬ َ‫و‬ ََ‫ك‬ ِّّ‫م‬َ‫ع‬ َِّ‫ت‬‫َا‬‫ن‬َ‫ب‬ َ‫و‬ ََ‫ك‬ِّ‫ت‬‫ا‬َّ‫م‬َ‫ع‬ َِّ‫ت‬‫َا‬‫ن‬َ‫ب‬ َ‫و‬ ََ‫ك‬ِّ‫ل‬‫ا‬َ‫خ‬ َِّ‫ت‬‫َا‬‫ن‬َ‫ب‬ َ‫و‬ ََ‫ك‬ِّ‫ت‬ َ ‫ال‬َ‫خ‬ ‫ي‬ِّ‫ت‬ َّ ‫الَل‬ ََ‫ن‬ ْ‫ر‬َ‫ج‬‫َا‬‫ه‬ ََ‫ك‬َ‫ع‬َ‫م‬ َ ً‫ة‬َ‫أ‬ َ‫ر‬ ْ‫م‬‫ا‬ َ‫و‬ َ ً‫ة‬َ‫ن‬ ِّ‫م‬ ْ‫ؤ‬ُ‫م‬ َْ‫ن‬ِّ‫إ‬ َْ‫ت‬َ‫ب‬َ‫ه‬ َ‫و‬ ‫ا‬َ‫ه‬َ‫س‬ْ‫ف‬َ‫ن‬ َ ِّ ّ‫ي‬ِّ‫ب‬َّ‫ن‬‫ل‬ِّ‫ل‬ َْ‫ن‬ِّ‫إ‬ َ َ‫د‬‫ا‬ َ‫ر‬َ‫أ‬ َُّ‫ي‬ِّ‫ب‬َّ‫ن‬‫ال‬ َْ‫ن‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫ه‬َ‫ح‬ِّ‫ك‬ْ‫ن‬َ‫ت‬ْ‫س‬َ‫ي‬ َ ً‫ة‬َ‫ص‬ِّ‫ل‬‫ا‬َ‫خ‬ ََ‫ك‬َ‫ل‬ َْ‫ن‬ ِّ‫م‬ َِّ‫ن‬‫ُو‬‫د‬ ََ‫ن‬‫ي‬ِّ‫ن‬ ِّ‫م‬ ْ‫ؤ‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ َۚ َ ْ‫د‬َ‫ق‬ ‫َا‬‫ن‬ ْ‫م‬ِّ‫ل‬َ‫ع‬ ‫ا‬َ‫م‬ ‫َا‬‫ن‬ْ‫ض‬ َ‫ر‬َ‫ف‬ َْ‫م‬ِّ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫ي‬ِّ‫ف‬ َْ‫م‬ِّ‫ه‬ ِّ‫اج‬ َ‫و‬ ْ‫ز‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫م‬ َ‫و‬ َْ‫ت‬َ‫ك‬َ‫ل‬َ‫م‬ َْ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫ن‬‫ا‬َ‫م‬ْ‫ي‬َ‫أ‬ ََ ‫َْل‬‫ي‬َ‫ك‬ِّ‫ل‬ ََ‫ن‬‫و‬ُ‫ك‬َ‫ي‬ ََ‫ك‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫ج‬ َ‫ر‬َ‫ح‬ َ ۚ ََ‫ن‬‫ا‬َ‫ك‬ َ‫و‬ َ ُ َّ‫ّللا‬ ‫ا‬ ً‫ر‬‫و‬ُ‫ف‬َ‫غ‬ ‫ا‬ً‫م‬‫ي‬ ِّ‫ح‬ َ‫ر‬ Hai Nabi, sesungguhnya Kami telah menghalalkan bagimu isteri-isterimu yang telah kamu berikan mas kawinnya dan hamba sahaya yang kamu miliki yang
  • 13. 10 termasuk apa yang kamu peroleh dalam peperangan yang dikaruniakan Allah untukmu, dan (demikian pula) anak-anak perempuan dari saudara laki-laki bapakmu, anak-anak perempuan dari saudara perempuan bapakmu, anak-anak perempuan dari saudara laki-laki ibumu dan anak-anak perempuan dari saudara perempuan ibumu yang turut hijrah bersama kamu dan perempuan mukmin yang menyerahkan dirinya kepada Nabi kalau Nabi mau mengawininya, sebagai pengkhususan bagimu, bukan untuk semua orang mukmin. Sesungguhnya Kami telah mengetahui apa yang Kami wajibkan kepada mereka tentang isteri-isteri mereka dan hamba sahaya yang mereka miliki supaya tidak menjadi kesempitan bagimu. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Keadaan Amr setelah adanya qorina, adanya suatu qorinah sudah cukup dapat mengubah hakikat arti amr itu sendiri. D. Nahy Secara bahasa nahyi bisa berarti larangan dan mencegah. Adapun dalam istilah ushul, nahyi berarti : “annahyu huwa thalabul kaffa a’nil fi’lin”, artinya : “tuntutan untuk meningggalkan perbuatan “. Jumhur ulama sepakat bahwa pada asalnya nahyi itu mengandung hukum haram karena semua bentuk larangan akan mendatangkan kerusakan. Contohnya larangan merusak alam, larangan berzina, larangan berlaku riba, dan sebagainya. Jika larangan- larangan tersebut dilanggar oleh manusia , maka akan mengakibatkan kerusakan dan kemusnahan bagi kehidupan manusia. Selanjutnya bentuk-bentuk nahy atau larangan yang ada di dallam al-Qur‟an juga beragam seperti yang ada pada amr. Adapun bentuk-bentuk tersebut adalah sebagai berikut: 1. Menggunakan fi’il Mudhari’(kata kerja) yang dimasuki La nahy, seperti yang adadalam QS. Al-Isra‟ ayat 31. ََ ‫ل‬ َ‫و‬ ‫وا‬ُ‫ل‬ُ‫ت‬ْ‫ق‬َ‫ت‬ َْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫د‬ َ ‫ل‬ ْ‫و‬َ‫أ‬ َ َ‫ة‬َ‫ي‬ْ‫ش‬َ‫خ‬ َ‫ق‬ َ ‫َل‬ ْ‫م‬ِّ‫إ‬ َۚ َُ‫ن‬ ْ‫ح‬َ‫ن‬ َْ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫ق‬ ُ‫ز‬ ْ‫َر‬‫ن‬ َْ‫م‬ُ‫ك‬‫َّا‬‫ي‬ِّ‫إ‬ َ‫و‬ َۚ ََّ‫ن‬ِّ‫إ‬ َْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ل‬ْ‫ت‬َ‫ق‬ ََ‫ن‬‫ا‬َ‫ك‬ ‫ا‬ً‫ئ‬ْ‫ط‬ ِّ‫خ‬ ‫ا‬ ً‫ر‬‫ي‬ِّ‫ب‬َ‫ك‬
  • 14. 11 Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezeki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar. 2. Menggunakan kata ‫حـرم‬ seperti dalam firman Allah QS. Al-A‟raf ayat 33. َْ‫ل‬ُ‫ق‬ ‫ا‬َ‫م‬َّ‫ن‬ِّ‫إ‬ َ َ‫م‬ َّ‫ر‬َ‫ح‬ ََ‫ي‬ِّّ‫ب‬ َ‫ر‬ ََ‫ش‬ ِّ‫اح‬ َ‫و‬َ‫ف‬ْ‫ال‬ ‫ا‬َ‫م‬ ََ‫ر‬َ‫ه‬َ‫ظ‬ ‫ا‬َ‫ه‬ْ‫ن‬ ِّ‫م‬ ‫ا‬َ‫م‬ َ‫و‬ ََ‫ن‬َ‫ط‬َ‫ب‬ َ َ‫م‬ْ‫ث‬ ِّ ْ ‫اْل‬ َ‫و‬ ََ‫ي‬ْ‫غ‬َ‫ب‬ْ‫ال‬ َ‫و‬ َِّ‫ْر‬‫ي‬َ‫غ‬ِّ‫ب‬ َِّّ‫ق‬َ‫ح‬ْ‫ال‬ َْ‫ن‬َ‫أ‬ َ‫و‬ ‫وا‬ُ‫ك‬ ِّ‫ر‬ْ‫ش‬ُ‫ت‬ َ ِّ َّ‫اّلل‬ِّ‫ب‬ ‫ا‬َ‫م‬ َْ‫م‬َ‫ل‬ َْ‫ل‬ ِّّ‫ز‬َ‫ن‬ُ‫ي‬ َِّ‫ه‬ِّ‫ب‬ ‫ا‬ً‫ن‬‫ا‬َ‫ط‬ْ‫ل‬ُ‫س‬ َْ‫ن‬َ‫أ‬ َ‫و‬ ‫وا‬ُ‫ل‬‫و‬ُ‫ق‬َ‫ت‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ ِّ َّ‫ّللا‬ ‫ا‬َ‫م‬ ََ ‫ل‬ ََ‫ن‬‫و‬ُ‫م‬َ‫ل‬ْ‫ع‬َ‫ت‬ Katakanlah: "Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak ataupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu dan (mengharamkan) mengada- adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui". 3. Menggunakan kata ‫نهى‬ seperti dalam firman Allah QS. Al-Hasyr ayat 7. ‫ا‬َ‫م‬ ََ‫ء‬‫ا‬َ‫ف‬َ‫أ‬ َ ُ َّ‫ّللا‬ َ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َِّ‫ه‬ِّ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬ َ‫ر‬ َْ‫ن‬ ِّ‫م‬ َِّ‫ل‬ْ‫ه‬َ‫أ‬ َ‫ى‬ َ‫ر‬ُ‫ق‬ْ‫ال‬ َ ِّ َّ ِّ َ ‫ِلَف‬ َِّ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬ َّ‫ر‬‫ل‬ِّ‫ل‬ َ‫و‬ ‫ي‬ِّ‫ذ‬ِّ‫ل‬ َ‫و‬ َ‫ى‬َ‫ب‬ ْ‫ر‬ُ‫ق‬ْ‫ال‬ َ‫ى‬َ‫م‬‫َا‬‫ت‬َ‫ي‬ْ‫ال‬ َ‫و‬ َِّ‫ن‬‫ي‬ِّ‫ك‬‫ا‬َ‫س‬َ‫م‬ْ‫ال‬ َ‫و‬ َِّ‫ن‬ْ‫ب‬‫ا‬ َ‫و‬ َِّ‫ل‬‫ي‬ِّ‫ب‬َّ‫س‬‫ال‬ َْ‫ي‬َ‫ك‬ ََ ‫ل‬ ََ‫ن‬‫و‬ُ‫ك‬َ‫ي‬ َ ً‫ة‬َ‫ل‬‫ُو‬‫د‬ ََ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ َِّ‫ء‬‫ا‬َ‫ي‬ِّ‫ن‬ْ‫غ‬َ ْ ‫اْل‬ َْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ن‬ ِّ‫م‬ َۚ ‫ا‬َ‫م‬ َ‫و‬ َ ُ‫م‬ُ‫ك‬‫َا‬‫ت‬‫آ‬ َُ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬ َّ‫ر‬‫ال‬ َ ُ‫ه‬‫و‬ُ‫ذ‬ُ‫خ‬َ‫ف‬ ‫ا‬َ‫م‬ َ‫و‬ َْ‫م‬ُ‫ك‬‫ا‬َ‫ه‬َ‫ن‬ َ ُ‫ه‬ْ‫ن‬َ‫ع‬ ‫وا‬ُ‫ه‬َ‫ت‬ْ‫ن‬‫ا‬َ‫ف‬ َۚ ‫وا‬ُ‫ق‬َّ‫ت‬‫ا‬ َ‫و‬ َ َ َّ‫ّللا‬ َ ۚ ََّ‫ن‬ِّ‫إ‬ َ َ َّ‫ّللا‬ َ ُ‫د‬‫ي‬ِّ‫د‬َ‫ش‬ َ ِّ‫ب‬‫ا‬َ‫ق‬ِّ‫ع‬ْ‫ال‬ Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah, untuk Rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya. 4. Menggunakan Fi’il amr yang mengandung larangan seperti dalam yang ada dalam QS. Al-Ahzab ayat 48.
  • 15. 12 ََ ‫ل‬ َ‫و‬ َ ِّ‫ع‬ ِّ‫ط‬ُ‫ت‬ ََ‫ن‬‫ي‬ ِّ‫ر‬ِّ‫ف‬‫ا‬َ‫ك‬ْ‫ال‬ ََ‫ن‬‫ي‬ِّ‫ق‬ِّ‫ف‬‫َا‬‫ن‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ َ‫و‬ َ ْ‫ع‬َ‫د‬ َ‫و‬ َْ‫م‬ُ‫ه‬‫ا‬َ‫ذ‬َ‫أ‬ َْ‫ل‬َّ‫ك‬ َ‫َو‬‫ت‬ َ‫و‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ ِّ َّ‫ّللا‬ َۚ َ‫ى‬َ‫ف‬َ‫ك‬ َ‫و‬ َ ِّ َّ‫اّلل‬ِّ‫ب‬ ًَ ‫يَل‬ِّ‫ك‬ َ‫و‬ Dan janganlah kamu menuruti orang-orang yang kafir dan orang-orang munafik itu, janganlah kamu hiraukan gangguan mereka dan bertawakkallah kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai Pelindung.5 5 Aulanni'am, Saputra Tri Andi (2021). Kaidah Amr-Nahy Qorina, dan penafsiran Quraish sihap tentang jilbab. Jurnal Al-Wajid
  • 16. 13 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Muthlaq adalah lafazh yang menun- jukkan suatu hakikat tanpa memandang sifat atau qayyid-nya. Seperti lafazh ََ‫ب‬َ‫ر‬َ‫ض‬. Lafazh ini menunjukkan bentuk pemu- kulan secara mutlak, tanpa memandang jumlah, alat dan lain sebagainya. Sedangkan muqayyad adalah lafazh yang menunjukkan suatu hakikat disertai salah satu sifat-sifatnya. Seperti lafazh " ‫ضربة‬ ‫قاسية‬ " (pukulan yang keras). Muthlaq dan muqa yyad. Menurut qaul mukhtar, muthlaq ia lah suatu lafazh yang menunjukkan hakikat suatu perkara tanpa batas-batas tertentu. Menurut jumhur ulama ushul, definisi amr adalah lafazh yang menunjukkan tuntutan dari atasan kepada bawahannya untuk mengerjakan suatu pekerjaan. Adapun menurut bahasa amr itu berrati perintah . Secara bahasa nahyi bisa berarti larangan dan mencegah. Adapun dalam istilah ushul, nahyi berarti : “annahyu huwa thalabul kaffa a’nil fi’lin”, artinya : “tuntutan untuk meningggalkan perbuatan “. Jumhur ulama sepakat bahwa pada asalnya nahyi itu mengandung hukum haram karena semua bentuk larangan akan mendatangkan kerusakan. B. Saran Maka dari itu penting untuk memahami perbedaan antara mutlaq dan muqayyad serta konteksnya. Ini membantu dalam mengetahui bagaimana melaksanakan perintah secara tepat sesuai dengan batasan dan kondisi yang berlaku. Memahami konsep Amr dan Nahy membantu dalam memahami tindakan yang dianjurkan atau dilarang dalam Islam. Hal ini memungkinkan kita untuk mengikuti ajaran Islam dengan lebih baik dan menghindari perbuatan yang diharamkan.
  • 17. 14 DAFTAR PUSTAKA Aulanni'am, Saputra Tri Andi (2021). Kaidah Amr-Nahy Qorina, dan penafsiran Quraish sihap tentang jilbab. Jurnal Al-Wajid https://www.garismu.com/2017/03/makalah-usul-fiqh-amar-dan-nahyi.html. Di akses pada 1 Juni 2023 Nurpini Aulia Rapika. https://sinar5news.com/pengertian-mutlak-dan-muqayad/. Di akses pada 1 Juni 2023 Purnasiswa 2015 MHM Lirboyo. (2015). Pengantar Memahami LUBBUL USHUL. Aghitsna Publisher Thalib Dahlan M. (2021) . Al-Amr. ISSN Cetak 1089-934