Motivasi belajar dalam Islam memiliki tiga fungsi utama, yaitu (1) mendorong timbulnya kegiatan belajar, (2) menjamin kelangsungan kegiatan belajar, dan (3) memberikan arah pada kegiatan belajar agar tujuan pembelajaran tercapai. Islam memerintahkan umatnya untuk selalu menuntut ilmu karena belajar dianggap sebagai kewajiban utama dan sarana terbaik untuk mencerdaskan umat.
PPT TENTANG FUNGSI FUNGSI PENDIDIKAN ISLAM SEKALIGUS METODE NYABagirAlkaff2
Di sini menerangkan tentang fungsi fungsi tentang pendidikan Islam yg semoga bisa bermanfaat dan semoga bisa membantu untuk mempelajari tentang fungsi fungsi tentang pendidikan Islam dan di sini juga terdapat metode-metode tentang pendidikan Islam jadi bukan hanya fungsi nya aja akan tetapi terdapat juga metodenya tentang pendidikan Islam (SEMOGA MEMBANTU)
PPT TENTANG FUNGSI FUNGSI PENDIDIKAN ISLAM SEKALIGUS METODE NYABagirAlkaff2
Di sini menerangkan tentang fungsi fungsi tentang pendidikan Islam yg semoga bisa bermanfaat dan semoga bisa membantu untuk mempelajari tentang fungsi fungsi tentang pendidikan Islam dan di sini juga terdapat metode-metode tentang pendidikan Islam jadi bukan hanya fungsi nya aja akan tetapi terdapat juga metodenya tentang pendidikan Islam (SEMOGA MEMBANTU)
Mata kuliah Hadist Tarbawy berguna untuk mahasiswa sebagai pedoman sebelum mengabdi pada masyarakat yang berfokus pada pendidikan baik formal, informal atau non-formal. Tujuan umum dari mata kuliah ini adalah agar mahasiswa terbekali tentang keguruan yang sekarang menjadi trending pembahasan dalam dunia pendidikan. Mahasiswa agar bisa menjadi guru yang professional sesuai dengan tujuan pendidikan islam yaitu memanusiakan manusia.
The core of good thingking is the ability to solve problem. The essence of problem solving is the ability t learn in puzzling situation. Thus, in the school of these particular dreams, learning how to learn pervades what is taught, how it is tought, and the kind of place in which it is tought.
Pernyataan di atas menunjukkan bahwa inti dari berpikir yang baik adalah kemampuan untuk memecahkan masalah. Dasar dari pemecahan masalah adalah kemampuan untuk belajar dalam situasi proses berpikir. Dengan demikian hal ini dapat diimplementasikan bahwa kepada siswa hendaknya diajarkan bagaimana belajar yang meliputi apa yang diajarkan, bagaiamana hal itu diajarkan, jenis kondisi belajar, dan memperoleh pandangan baru. Salah satu yang termasuk model pemrosesan informasi adalah model pembelajaran inkuiri yang akan dijelaskan dalam makalah ini.
Mata kuliah Hadist Tarbawy berguna untuk mahasiswa sebagai pedoman sebelum mengabdi pada masyarakat yang berfokus pada pendidikan baik formal, informal atau non-formal. Tujuan umum dari mata kuliah ini adalah agar mahasiswa terbekali tentang keguruan yang sekarang menjadi trending pembahasan dalam dunia pendidikan. Mahasiswa agar bisa menjadi guru yang professional sesuai dengan tujuan pendidikan islam yaitu memanusiakan manusia.
The core of good thingking is the ability to solve problem. The essence of problem solving is the ability t learn in puzzling situation. Thus, in the school of these particular dreams, learning how to learn pervades what is taught, how it is tought, and the kind of place in which it is tought.
Pernyataan di atas menunjukkan bahwa inti dari berpikir yang baik adalah kemampuan untuk memecahkan masalah. Dasar dari pemecahan masalah adalah kemampuan untuk belajar dalam situasi proses berpikir. Dengan demikian hal ini dapat diimplementasikan bahwa kepada siswa hendaknya diajarkan bagaimana belajar yang meliputi apa yang diajarkan, bagaiamana hal itu diajarkan, jenis kondisi belajar, dan memperoleh pandangan baru. Salah satu yang termasuk model pemrosesan informasi adalah model pembelajaran inkuiri yang akan dijelaskan dalam makalah ini.
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Motivasi belajar dalam pendidikan islam
1. i
MOTIVASI BELAJAR DALAM PENDIDIKAN ISLAM
Makalah ini dibuat untuk memenuhi nilai mata kuliah Psikologi Pendidikan Islam
Dosen Pengampu: Dr. Titin Nurhidayati, S.Ag., M.Pd.I
Disusun Oleh:
Kelompok 10
Khoiriyatul Ma’rufah
Fahrurrozi
PASCASARJANA IAI AL-FALAH AS-SUNNIYYAH
PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
KENCONG-JEMBER
2022
2. ii
KATAPENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke Hadirat AllahSWT,
yang telah memberi hidayah dan inayah-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah “Motivasi Belajar dalam Psikologi Pendidikan
Islam” untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan Islam.
Sholawat serta salam kami haturkan kepada Rasululloh SAW,Nabi akhir
zaman yang menjadi uswah hasanah bagi seluruh umat manusia, yang
menjadi lentera kehidupan, juga menjadi sumber inspirasi kami dalam
menyelesaikan tugas makalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
psikologi pendidikan Islam.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Penulis mengakui
bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, maka dari itu kami
berharap kepada pembaca untuk memberikan masukan–masukan yang
membangun untuk makalah ini.
Jember, 20 Januari 2022
Penyusun
3. iii
DAFTAR ISI
Halaman Sampul.....................................................................................................i
Kata Pengantar.......................................................................................................ii
Daftar Isi ................................................................................................................iii
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................1
1.3 Tujuan ............................................................................................................2
BAB II Pembahasan
2.1 Motivasi belajar ............................................................................................3
2.1.1 Definisi motivasi ...............................................................................3
2.1.2 Definisi belajar ..................................................................................3
2.1.3 Motivasi belajar dalam Islam.............................................................4
2.1.4 Fungsi Motivasi .................................................................................6
2.1.5 Prinsip Motivasi .................................................................................7
2.2 Jenis-jenis motivasi .....................................................................................7
2.3 Cara menggerakkan motivasi belajar .........................................................9
BAB III Penutup
3.1 Kesimpulan...................................................................................................11
Daftar Pustaka......................................................................................................12
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Belajar merupakan bagian dari mahluk hidup. Semua mahluk yang hidup
tidak akan terhindarkan dengan belajar dan pembelajaran. Sejak manusia masih
berwujud janin dalam rahim sudah mulai belajar menyesuaikan kenyaman hidup
dalam rahim dengan dibuktikannya perindahan posisi bayi dalam rahim hingga
terlahir sebagai bayi, melalui proses belajar dalam hidup menjadi manusia.
Belajar tiap masing- masing manusia memiliki pola yang berbeda, hal ini
dipengaruhi dengan lingkungan manusia itu tinggal. Belajar dalam Islam bisa
menjadi motivasi dalam menuntut ilmu. Islam telah mengajarkan kepada
ummatnya, baik perempuan maupun laki-laki untuk menuntut ilmu itu wajib.
Diriwayatkan dari Ibnu Majah bahwa:
ٍمِلْسُم ِِّلُك ىَلَع ٌةَضْي ِرَف ِمْلِعْلا ُبَلَط
“Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim” (HR. Ibnu Majah)
Pengajaran tradisional meniti beratkan pada metode imposisi, yakni
pengajaran dengan cara menuangkan hal-hal yang dianggap penting oleh guru
bagi murid. Cara ini tidak memperhatikan dan mempertimbangkan apakah bahan
pelajaran tersebut sesuai atau tidak dengan kesanggupan, minat, tingkat
pemahaman, dan kebutuhan peserta didik. Sejak ada penemuan-penemuan baru
dalam bidang psikologi tentang kepribadian dan tingkah laku manusia, serta
padangan dalam bidang ilmu pendidikan maka pandangan pandangan tersebut
berubah. Karena faktor peserta didik menjadi unsur yang menentukan berhasil
atau tidaknya dalam proses pembelajaran.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan motivasi belajar dalam Islam ?
2. Apa sajakah fungsi dari motivasi belajar ?
5. 2
3. Apa sajakah prinsip dari motivasi belajar ?
4. Berapa jenis motivasi belajar ?
5. Bagaimana cara menggerakkan motivasi belajar ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari motivasi belajar dalam Islam.
2. Untuk mengetahui fungsi dari motivasi belajar.
3. Untuk mengetahui prinsip dari motivasi belajar.
4. Untuk mengetahui jenis motivasi belajar.
5. Untuk mengetahui cara menggerakkan motivasi belajar.
6. 3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Motivasi Belajar
2.1.1 Definisi Motivasi
Motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan daya dalam
diri seseorang menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi
kebutuhan dan mencapai sebuah tujuan, atau keadaan dan kesiapan
dalam diri individu. Jadi suatu kekuatan atau keinginan yang datang
dari dalam hati nurani manusia untuk melakukan suatu perbuatan
tertentu. Menurut Mc. Donald, motivation is an energy change within
the person characterized by affective arousal and anticipatory goal
reaction.1
Mengapa kita butuh motivasi ? Kebutuhan adalah
kecenderungan-kecenderungan permanen dalan diri seseorang yang
menimbulkan dorongan dan menimbulkan kelakuan untuk mencapai
tujuan. Kebutuhan ini timbul karena adanya perubahan (internal
change) dalam organisme atau disebabkan oleh perangsang kejadian-
kejadian di lingkungan organisme. Begitu terjadi perubahan, maka
timbullah energi yang mendasari kelakuan kearah tujuan. Jadi,
timbulnya kebutuhan ini lah yang menumbuhkan motivasi pada
seseorang.
2.1.2 Definisi Belajar
Kaum empiris seperti John Locke, kaum behavioris seperti
Watson dan Skinner, memandang hakikat manusia seperti kertas
kosong (Blank state) yang siap ditulisi masyarakat dan dipenuhi dengan
pengalaman.2 Manusia menurut hakikatnya adalah makhluk belajar. Ia
lahir tanpa memiliki pengetahuan, sikap, dan kecakapan apapun,
1 Prof. Dr. Oemar Hamalik, PROSES BELAJAR MENGAJAR (Jakarta: PT Bumi Aksara,2009),18.
2 Sutarjo Adisusilo,J.R, PEMBELAJARAN NILAI - KARAKTER (Jakarta:PT RAJAGRAFINDO PERSADA,
2012),47.
7. 4
kemudian tumbuh dan berkembang menjadi mengetahui, mengenal, dan
menguasai banyak hal. Itu terjadi karena manusia tersebut belajar
dengan menggunakan potensi dan kapsitas diri yang telah
dianegerahkan oleh Allah kepadanya. Sebagaimana firman Allah yang
artinya : ”Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam
keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu
pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, agar kamu bersyukur.”
(Qs. Annahl:78)3
Para ahli mengemukakan definisi belajar yang berbeda-beda.
Namun tampaknya ada semacam kesepakatan diantara mereka yang
menyatakan bahwa perbuatan belajar mengandung perubahan dalam
diri seseorang yang telah melakukan perbuatan belajar. Perubahan itu
bersifat,
a. Intensional, berarti perubahan terjadi karena pengalaman atau
praktik yang dilakukan dengan sengaja dan disadari.
b. Positif, berarti perubahan itu bermanfaat sesuai dengan harapan,
disamping menghasilkan sesuatu yang baru yang lebih baik
dibanding yang telah ada sebelumnya.
c. Aktif, berarti perubahan itu terjadi karena usaha yang dilakukan,
bukan terjadi dengan sendirinya seperti proses kematangan.
d. Efektif, berarti perubahan itu memberikan pengaruh dan manfaat
bagi si pelajar.
e. Fungsional, berarti perubahan itu relatif tetapserta dapat direproduksi
atau dimanfaatkan setiap kalidibutuhkan.4
2.1.3 Motivasi Belajar dalam Islam
Mengapa Islam memerintahkan untuk belajar ? Islam
memerintahkan supaya belajar pada ayat yang diturunkan kepada
Rasulullah s.a.w oleh karena belajar itu adalah kewajiban utama dan
3
4 Drs.Herry Noer Aly, MA dan Drs. H. Munzier Suparta,MA, Metodologi Pengajaran Agama Islam
(Jakarta:AMISSCO, 2005), 27.
8. 5
sarana terbaik untuk mencerdaskan umat dan kebangunan dunia,
khususnya bila ilmu itu disertai dengan amal. Imam Al-Ghazali
menegaskan pentingnya ilmu bila disertai amal, hal ini disampaikan
melalui tulisannya :
“Insan seluruhnya akan hancur, kecuali orang-orang yang
berilmu. Orang-orang yang berilmu semua akan hancur, kecuali
orang-orang yang beramal. Semua orang yang beramalpun akan
hancur, kecuali orang-orang yang ikhla dan jujur.”5
Dalam kegiatan belajar, maka motivasi dapat dikatakan
sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari
kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar,
sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat
tercapai.6
Motivasi hendaknya tidak dianggap prasyarat mutlak untuk
kegiatan belajar. Lebih baik motivasi dianggap sebagai kemauan biasa
untuk memasuki suatu situasi belajar. Kegiatan belajar tidak perlu
ditunda sampai ada motivasi yang tepat untuk belajar. Motivasi dan
belajar adalah dua hal yang sangat berkaitan. Motivasi dan belajar
merupakan hal yang pokok dalam melakukan kegiatan belajar, sehingga
tanpa motivasi seseorang tersebut tidak akan melakukan kegiatan
pembelajaran. Motivasi merupakan sebuah penggerak untuk melakukan
sesuatu agar tujuannya tercapai sesuai yang diinginkan. Bermula dari
motivasilah seseorang memiliki semangat belajar agar menjadi lebih
baik lagi dalam kegiatan pembelajaran.
Adapun ayat dan hadits yang berkenaan dengan motivasi dalam Islam
terutama motivasi untuk menuntut ilmu atau motivasi belajar adalah:
5 Al-Abrasyi,DASAR-DASARPOKOK PENDIDIKAN ISLAM (Jakarta:PT Bulan Bintang,1990), 46.
6 Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta:Raja Grafindo Persada,2000),
73.
9. 6
1. Q.S. Al-Mujadilah : 11
Artinya: .... “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”.
2. Q.S. Az-Zumar : 9
Artinya: ....Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang
mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?"
Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima
pelajaran.”
3. Dalam hadist riwayat
ُءاَهَفُّسال ِهِب َي ِارَمُي ْوَأ ُءاَمَلُعْلا ِهِب َيِهاَبُيِل َمْلِعْلا َمَّلَعَت ْنَم
ُاسَّنال َه ْوُج ُو ِهِب َف ِرْصَي ْوَأ
ِهْيَلِِ
َمَّنَهَج هللا ُهَلْخدَأ
Artinya: “Barangsiapa yang menuntut ilmu untuk mengejek para
ulama atau untuk membuat perselisihan dengan para Fuqoha atau
untuk membanggakan diri dihadapan manusia maka Allah akan
masukkan ke dalam Neraka Jahannam”.
Dalam hadits dan ayat-ayat ini sangat jelas sekali
memberikan motivasi kepada manusia bahkan mewajibkan kepada tiap-
tiap muslim baik laki-laki maupun perempuan untuk selalu belajar dan
menuntut ilmu dan kedudukan orang yang berilmu itu melebihi
daripada orang yang beribadah (yang bodoh) yang tanpa ilmu
pengetahuan bagaikan bulan di antara bintang-bintang.
2.1.4 Fungsi motivasi
Motivasi mendorong timbulnya kelakuan dan mempengaruhi
serta mengubah kelakuan. Fungsi motivasi meliputi :
a. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Dalam
artian tanpa motivasi maka tidak akan timbul sesuatu perbuatan,
seperti belajar.
10. 7
b. Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan
perbuatan kepencapaian tujuan yang diinginkan.
c. Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Besar kecilnya motivasi
akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.7
2.1.5 Prinsip motivasi
Untuk menciptakan sekolah yang berpandangan demokratis
dan menciptakan self motivation dan self disciline untuk peserta didik,
Kenneth H.Hover mengemukakan prinsip-prinsip motivasi,8
diantaranya :
a. Pujian lebih efektif daripada hukuman.
b. Motivasi yang berasal dari dalam individu lebih efektif daripada
motivasi yang dipaksakan dari luar.
c. Pemahaman yang jelas terhadaptujuan akan merangsang motivasi.
d. Pujian dari luar (external reward) terkadang diperlukan, dan cukup
efektif untuk merangsang minat yang sebenarnya.
e. Tekhnik dan proses pembelajaran yang beragam mengefektifkan
untuk memelihara minat peserta didik.
f. Kecemasan besar akan menimbulkan kesulitan belajar. Manfaat
minat yang telah dimiliki oleh peserta didik bersifat ekonomis.
g. Setiap peserta didk memeliki tingkat frustasi toleransi yang berbeda.
2.2 Jenis-Jenis Motivasi Belajar
Berdasarkan strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan
motivasi, teori Maslow mengemukakan bahwa motivasi dikelompokkan
menjadi dua jenis,9 yaitu :
a. Motivasi Intrinsik
Motivasi Intrinsik adalah berifat riil dan motivasi sesungguhnya
atau disebut dengan istilah sound motivation.10 Jenis motivasi ini timbul
7 Hamalik,PROSES BELAJAR MENGAJAR, 161.
8 Hamalik,163.
9 Noer Aly, MA dan Suparta,MA, Metodologi Pengajaran Agama Islam, 73.
11. 8
dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan atau dorongan dari
orang lain, tetapi atas kemauan diri sendiri. Motivasi ini mengacu pada
faktor-faktor dari dalam. Kebanyakan teori pendidikan modern mengambil
motivasi intrinsik sebagai pendorong bagi aktivitas dalam pengajaran dan
dalam pemecahan masalah. Ini tidak mengherankan, karena keinginan
untuk menambah pengetahuan dan melacakmerupakan faktor intrinsik dari
seseorang. Misalnya, anak mau belajar karena ingin memperoleh ilmu
pengetahuan dan ingin menjadi anak yang berguna. Oleh karena itu, anak
rajin belajar tanpa ada suruhan dari orang lain.
b. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi Ekstrisik adalah motivasi yang mengacu pada faktor-
faktor dari luar situasi belajar.11 Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat
pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau
paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya
ia mau melakukan sesuatu atau belajar. Motivasi ekstrinik bisa berupa
penghargaan, pujian, hukuman dan celaan.
Mana yang lebih baik, Intrinsik ataukah Ekstrinsik ? Sulit jika
menentukan mana yang lebih baik, intrinsik atau ekstrinsik. Memang yang
dikehendaki ialah timbulnya motivasi intrinsik , akan tetapi motivasi ini tidak
mudah dan tidak selalu dapat timbul. Oleh karena itu, dibutuhkannya peran
guru, yaitu guru sebagai motivator untuk membangkitkan motivasi belajar
siswa (self motivation). Berikut ada beberapa cara untuk membangkitkan
Motivasi Ekstrinsik dalam menumbuhkan Motivasi Intrinsik.
a. Guru berusaha menciptakan kompetisi untuk peserta didik didik untuk
meningkatkan prestasi belajar peserta didik, serta berusaha
memperbaiki hasil belajar yang telah dicapai sebelumnya.
b. Pada awal kegiatan pembelajaran, guru hendaknya membuat sebuah
pace making (tujuan sementara atau dekat) yang kemudian disampaikan
10 Hamalik,PROSES BELAJAR MENGAJAR, 163.
11 Noer Aly, MA dan Suparta,MA, Metodologi Pengajaran Agama Islam, 74.
12. 9
kepada peserta didik agar peserta didik berusaha mencapai tujuan
tersebut sesuai dengan keinginan.
c. Guru memberi kesempatan pada peserta didik untuk meraih sukses
dengan usahanya sendiri dengan bimbingannya.
d. Mengadakan penilaian menimbulkan motivasi yang kuat bagi peserta
didik. Karena pada umumnya, peserta didik mau belajar dengan tujuan
mendapat nilai yang baik. Contoh saat akan mengadakan ulangan, guru
memberi tahu sebelumnya kepada peserta didik.12
2.3 Cara Menggerakkan Motivasi Belajar
Beberapa peran guru salah satunya adalah guru sebagai motivator.
Motivasi merupakan salah satu aspek dinamis yang begitu penting. Sering
terjadi siswa yang kurang meraih prestai bukan disebabkan karena kurangnya
kemampuan, melainkan tidak adanya motivasi untuk belajar untuk berusaha
memaksimalkan kemampuannya. Sebagaimana yang telah di tulis oleh Dr.
Titin Nurhidayati, S.Ag, M.Pd.I., dalam bukunya yang berjudul “Inovasi
Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam” bahwa perwujudan interaksi
antara pendidik dan peserta didik diharapkan banyak memberikan motivasi,
agar peserta didik memiliki semangat, potensi, dan bakat untuk
dikembangkan dalam meningkatkan harga dirinya.13
Ki Hajar Dewantara membagi lembaga pendidikan menjadi tiga
yang disebutnya sebagai tri pusat pendidikan, yaitu keluarga, sekolah, dan
masyarakat.14 Dalam Undang- undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak disebutkan bahwa keluarga adalah unit terkecil dalam
masyarakat yang terdiri dari suami istri atau suami istri dan anaknya, atau
12 Dr. Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional (Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA, 2017),
29.
13 Dr. Titin Nurhidayati,S.Ag., M.Pd.I., INOVASI MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES SYSTEM (Batu Malang:Literasi Nusantara,2020),32.
14 Dr. h. Amirulloh Syarbini,M.Ag., Pendidikan Karakter Berbasis Keluarga (Yogyakarta: Ar- Ruzz
Media, 2016),101.
13. 10
ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya, atau keluarga sedarah dalam garis
lurus ke atas, atau kebawah sampai dengan derajat ketiga.15
Untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal, guru diharapkan
mempunyai kreatifitas dan inovatif dalam membangkitkan motivasi belajar,
diantaranya dengan cara :
a. Memperjelas tujuan yang akan dicapai dan level of aspiration.
b. Membangkitkan minat siswa dengan berbagai model dan strategi
pembelajaran secara bervariasi.
c. Memberi reward dan pujian yang wajar terhadap keberhasilan peserta
didik.
d. Ciptakan suaana belajar yang menyenangkan.
e. Memberikan penilaian secara objektif sesuai dengan kemampuan peserta
didik.
f. Karyawisata dan ekskursi untuk menghilangkan ketegangan dengan materi
yang ada.
g. Ciptakan persaingan dan kerjasama dengan menggunakan pendekatan
strategi pembelajaran yang tepat. Misalnya menggunakan strategi
pendekatan cooperative learning.16
15 Undang- undang No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak, Bab I Pasal I (Jakarta:
Indonesia Legal Center Publishing, 2003),03.
16 Dr. Wina Sanjaya,M.Pd, Berorientasi Standar Proses Pendidikan, 1 ed. (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2007),27.
14. 11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Motivasi dan belajar adalah dua hal yang sangat berkaitan. Motivasi
dan belajar merupakan hal yang pokok dalam melakukan kegiatan belajar,
sehingga tanpa motivasi seseorang tersebut tidak akan melakukan kegiatan
pembelajaran. Motivasi merupakan sebuah penggerak untuk melakukan
sesuatu agar tujuannya tercapai sesuai yang diinginkan. Bermula dari
motivasilah seseorang memiliki semangat belajar agar menjadi lebih baik lagi
dalam kegiatan pembelajaran. Selain memahami definisi motivasi belajar,
sebagai pendidik kita juga harus mengetahui jenis, fungsi, prinsip motivasi
dan kiat-kiat apa sajakah untuk membangkitkan motivasi belajar peserta
didik.
15. 12
DAFTAR PUSTAKA
Adisusilo, J.R, Sutarjo. PEMBELAJARAN NILAI - KARAKTER. Jakarta: PT
RAJAGRAFINDO PERSADA, 2012.
Al-Abrasyi. DASAR-DASAR POKOK PENDIDIKAN ISLAM. Jakarta: PT Bulan
Bintang, 1990.
Hamalik, Prof. Dr. Oemar. PROSES BELAJAR MENGAJAR. Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2009.
Noer Aly, MA, Drs. Herry, dan Drs. H. Munzier Suparta, MA. Metodologi
Pengajaran Agama Islam. Jakarta: AMISSCO, 2005.
Nurhidayati, S.Ag., M.Pd.I., Dr. Titin. INOVASI MODEL PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES
SYSTEM. Batu Malang: Literasi Nusantara, 2020.
Sanjaya, M.Pd, Dr. Wina. Berorientasi Standar Proses Pendidikan. 1 ed. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2007.
Sardiman A.M. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2000.
Syarbini, M. Ag., Dr. h. Amirulloh. Pendidikan Karakter Berbasis Keluarga.
Yogyakarta: Ar- Ruzz Media, 2016.
Undang- undang No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak, Bab I Pasal I.
Jakarta: Indonesia Legal Center Publishing, 2003.
Usman, Dr. Moh. Uzer. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT REMAJA
ROSDAKARYA, 2017.