Pada praktikum ini, dua siswa dari Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Trunojoyo menguji laju korosi pada logam baja SS400 dengan merendam sampel ke dalam larutan HCl selama 22,18 jam dan 143,28 jam. Mereka mengukur penurunan massa sampel akibat korosi untuk menghitung laju korosinya. Tujuan praktikum ini adalah untuk mempelajari proses pengujian laju korosi dan fak
Studi laju korosi pada plat stainless steel (ss) 304 dan 316 FerRy P. RAzi
Studi ini meneliti laju korosi pada pelat stainless steel (SS) 304 dan 316 dengan variasi media korosi seperti air laut, sungai, estuari, dan media bakteri Pseudomonas fluorescens dan Escherichia coli. Hasilnya menunjukkan laju korosi tertinggi pada SS 304 dengan media E. coli dan SS 304 dalam media air laut/estuari. Jenis korosinya adalah korosi celah yang memiliki lubang dalam dan lebar. Analisis produk korosi menunjukkan penurun
Dokumen ini membahas perhitungan laju korosi pada logam. Laju korosi dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti temperatur dan pH, serta konsentrasi zat kimia. Ada dua metode untuk menghitung laju korosi yaitu kehilangan berat dan elektrokimia. Metode kehilangan berat mengukur penurunan massa logam akibat korosi dalam satuan mil per tahun.
Akibat atau dampak korosi dalam kehidupanONi NaFitri
Dokumen tersebut membahas dampak negatif dan positif dari korosi, termasuk kerugian ekonomi, pemborosan sumber daya alam, dan bahaya terhadap jiwa manusia. Dokumen tersebut juga menjelaskan langkah-langkah untuk memilih material yang tahan korosi dan mengurangi dampak negatif dari korosi.
Studi laju korosi pada plat stainless steel (ss) 304 dan 316 FerRy P. RAzi
Studi ini meneliti laju korosi pada pelat stainless steel (SS) 304 dan 316 dengan variasi media korosi seperti air laut, sungai, estuari, dan media bakteri Pseudomonas fluorescens dan Escherichia coli. Hasilnya menunjukkan laju korosi tertinggi pada SS 304 dengan media E. coli dan SS 304 dalam media air laut/estuari. Jenis korosinya adalah korosi celah yang memiliki lubang dalam dan lebar. Analisis produk korosi menunjukkan penurun
Dokumen ini membahas perhitungan laju korosi pada logam. Laju korosi dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti temperatur dan pH, serta konsentrasi zat kimia. Ada dua metode untuk menghitung laju korosi yaitu kehilangan berat dan elektrokimia. Metode kehilangan berat mengukur penurunan massa logam akibat korosi dalam satuan mil per tahun.
Akibat atau dampak korosi dalam kehidupanONi NaFitri
Dokumen tersebut membahas dampak negatif dan positif dari korosi, termasuk kerugian ekonomi, pemborosan sumber daya alam, dan bahaya terhadap jiwa manusia. Dokumen tersebut juga menjelaskan langkah-langkah untuk memilih material yang tahan korosi dan mengurangi dampak negatif dari korosi.
Korosi besi dapat dipercepat oleh udara, air, dan larutan asam. Larutan asam seperti HCl dan cuka menghasilkan lebih banyak gelembung daripada udara dan air, menunjukkan korosi yang lebih cepat. Udara membutuhkan waktu lebih lama untuk menghasilkan efek korosi.
Dokumen tersebut membahas tentang korosi pada logam besi. Faktor-faktor yang
mempengaruhi korosi dijelaskan seperti pengaruh udara dan lingkungan sekitar. Logam-
logam seperti tembaga dan seng dapat melindungi besi dari korosi, sementara pH larutan
juga berpengaruh terhadap laju korosi. Hipotesis yang diajukan terkait faktor-faktor yang
mempengaruhi korosi besi dan logam pen
Makalah ini membahas tentang mekanisme korosi pada logam. Korosi adalah reaksi redoks antara logam dengan zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa tak diinginkan. Faktor penyebab korosi antara lain air, elektrolit, dan oksigen. Mekanisme korosi melibatkan aliran elektron dari anoda ke katoda. Teknik pencegahan korosi meliputi pengecatan, pelapisan, dan penggunaan anoda korban
Dokumen tersebut membahas tentang definisi, jenis, penyebab, dan cara mencegah korosi pada logam. Korosi adalah proses degradasi material akibat lingkungan sekitarnya, yang dapat terjadi secara kimia maupun elektrokimia. Faktor-faktor seperti kontak air dan oksigen, keberadaan zat pengotor, suhu dan pH mempengaruhi laju korosi. Untuk mencegahnya dapat dilakukan dengan pelapisan, men
Untuk studi berbagai jenis korosi, antara lain : Korosi merata (Uniform Corrosion), Korosi Galvani (Galvanic Corrosion), Korosi Celah (Crevice Corrosion),
Korosi Retak Tegang (Stress Corrosion Cracking),Korosi Intergranular (Intergranular Corrosion), Korosi Erosi (Erossion Corrosion), Korosi Sumuran (Pitting Corrosion) dan Selective Leaching. Dan juga upaya
pencegahan korosi antara lain : coating, proteksi katodik dan Corrosion Inhibitor
1. Dokumen membahas tentang korosi logam dan penggunaan inhibitor korosi untuk mencegah korosi. Jenis-jenis inhibitor korosi dijelaskan berdasarkan bahan dasar, reaksi yang dihambat, dan mekanisme kerjanya.
2. Beberapa jenis inhibitor adalah inhibitor organik, anorganik, katodik, anodik, dan campuran. Mekanisme kerjanya meliputi pasivasi, presipitasi, dan adsorpsi.
3. Pemilihan inhibitor harus
Dokumen tersebut membahas tentang korosi logam dan upaya pencegahannya. Korosi terjadi akibat reaksi kimia antara logam dengan lingkungan sekitarnya, yang dapat dicegah dengan merubah kondisi lingkungan, pelapisan permukaan logam, atau menggunakan bahan yang tahan korosi.
Dokumen tersebut membahas tentang korosi pada logam, termasuk definisi korosi, mekanisme terjadinya, klasifikasi, bentuk, dan pengukuran laju korosi. Dokumen ini menjelaskan proses pengujian laju korosi pada dua spesimen logam dengan merendamkannya di larutan asam klorida selama 1 dan 7 hari, kemudian menghitung penurunan beratnya untuk menentukan laju korosi.
Laporan praktikum ini menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi korosi besi dengan melakukan eksperimen pada empat zat berbeda. Hasilnya menunjukkan bahwa air dan oksigen sangat mempengaruhi terjadinya korosi, sedangkan zat tanpa kandungan air atau oksigen dapat mencegah korosi.
Makalah ini membahas tentang korosi di lingkungan SMA Negeri 1 Kota Lubuklinggau. Korosi merupakan masalah yang terjadi di sekolah ini karena fasilitasnya yang sudah berumur. Korosi dapat memperpendek masa pakai fasilitas sekolah dan menyebabkan kerugian materiil. Untuk itu, makalah ini bertujuan mengetahui potret korosi di sekolah, akar masalahnya, dampaknya, dan upaya pencegahann
Korosi materi korosi pada mesin. Untuk D3 teknik mesin atau vokasi otomotif. Materi ini bisa di pelajari sebagai materi dari dosen. Materi ini bisa di copy bisa di cetak. Akan sangat membantu untuk belajar dan sebagai refrensi mahasiswa dalam mengerjakan tugas
Cocok jika sebagai cauan untuk drilling soal. Semoga PT ini bermanfaat untuk kalian semua
Korosi besi dapat dipercepat oleh udara, air, dan larutan asam. Larutan asam seperti HCl dan cuka menghasilkan lebih banyak gelembung daripada udara dan air, menunjukkan korosi yang lebih cepat. Udara membutuhkan waktu lebih lama untuk menghasilkan efek korosi.
Dokumen tersebut membahas tentang korosi pada logam besi. Faktor-faktor yang
mempengaruhi korosi dijelaskan seperti pengaruh udara dan lingkungan sekitar. Logam-
logam seperti tembaga dan seng dapat melindungi besi dari korosi, sementara pH larutan
juga berpengaruh terhadap laju korosi. Hipotesis yang diajukan terkait faktor-faktor yang
mempengaruhi korosi besi dan logam pen
Makalah ini membahas tentang mekanisme korosi pada logam. Korosi adalah reaksi redoks antara logam dengan zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa tak diinginkan. Faktor penyebab korosi antara lain air, elektrolit, dan oksigen. Mekanisme korosi melibatkan aliran elektron dari anoda ke katoda. Teknik pencegahan korosi meliputi pengecatan, pelapisan, dan penggunaan anoda korban
Dokumen tersebut membahas tentang definisi, jenis, penyebab, dan cara mencegah korosi pada logam. Korosi adalah proses degradasi material akibat lingkungan sekitarnya, yang dapat terjadi secara kimia maupun elektrokimia. Faktor-faktor seperti kontak air dan oksigen, keberadaan zat pengotor, suhu dan pH mempengaruhi laju korosi. Untuk mencegahnya dapat dilakukan dengan pelapisan, men
Untuk studi berbagai jenis korosi, antara lain : Korosi merata (Uniform Corrosion), Korosi Galvani (Galvanic Corrosion), Korosi Celah (Crevice Corrosion),
Korosi Retak Tegang (Stress Corrosion Cracking),Korosi Intergranular (Intergranular Corrosion), Korosi Erosi (Erossion Corrosion), Korosi Sumuran (Pitting Corrosion) dan Selective Leaching. Dan juga upaya
pencegahan korosi antara lain : coating, proteksi katodik dan Corrosion Inhibitor
1. Dokumen membahas tentang korosi logam dan penggunaan inhibitor korosi untuk mencegah korosi. Jenis-jenis inhibitor korosi dijelaskan berdasarkan bahan dasar, reaksi yang dihambat, dan mekanisme kerjanya.
2. Beberapa jenis inhibitor adalah inhibitor organik, anorganik, katodik, anodik, dan campuran. Mekanisme kerjanya meliputi pasivasi, presipitasi, dan adsorpsi.
3. Pemilihan inhibitor harus
Dokumen tersebut membahas tentang korosi logam dan upaya pencegahannya. Korosi terjadi akibat reaksi kimia antara logam dengan lingkungan sekitarnya, yang dapat dicegah dengan merubah kondisi lingkungan, pelapisan permukaan logam, atau menggunakan bahan yang tahan korosi.
Dokumen tersebut membahas tentang korosi pada logam, termasuk definisi korosi, mekanisme terjadinya, klasifikasi, bentuk, dan pengukuran laju korosi. Dokumen ini menjelaskan proses pengujian laju korosi pada dua spesimen logam dengan merendamkannya di larutan asam klorida selama 1 dan 7 hari, kemudian menghitung penurunan beratnya untuk menentukan laju korosi.
Laporan praktikum ini menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi korosi besi dengan melakukan eksperimen pada empat zat berbeda. Hasilnya menunjukkan bahwa air dan oksigen sangat mempengaruhi terjadinya korosi, sedangkan zat tanpa kandungan air atau oksigen dapat mencegah korosi.
Makalah ini membahas tentang korosi di lingkungan SMA Negeri 1 Kota Lubuklinggau. Korosi merupakan masalah yang terjadi di sekolah ini karena fasilitasnya yang sudah berumur. Korosi dapat memperpendek masa pakai fasilitas sekolah dan menyebabkan kerugian materiil. Untuk itu, makalah ini bertujuan mengetahui potret korosi di sekolah, akar masalahnya, dampaknya, dan upaya pencegahann
Korosi materi korosi pada mesin. Untuk D3 teknik mesin atau vokasi otomotif. Materi ini bisa di pelajari sebagai materi dari dosen. Materi ini bisa di copy bisa di cetak. Akan sangat membantu untuk belajar dan sebagai refrensi mahasiswa dalam mengerjakan tugas
Cocok jika sebagai cauan untuk drilling soal. Semoga PT ini bermanfaat untuk kalian semua
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Dokumen tersebut membahas tentang mekanisme dan jenis-jenis korosi serta pengertian, macam-macam, dan kegunaan inhibitor korosi.
2. Ada beberapa jenis inhibitor yaitu organik, anorganik, campuran, dan teradsorpsi yang bekerja dengan berbagai mekanisme.
3. Penggunaan inhibitor korosi memberikan manfaat seperti biaya murah dan proses yang sederh
Dokumen tersebut membahas tentang korosi galvanis yang terjadi ketika dua logam berbeda dihubungkan dan direndam dalam cairan korosif, di mana logam yang lebih aktif akan terkorosi. Faktor yang mempengaruhi korosi galvanis antara lain lingkungan, perbandingan luas anoda dan katoda, serta jarak sambungan logam. Upaya pengendalian mencakup pemilihan material, penggunaan lapisan pelindung, dan merancang untuk men
Korosi adalah degradasi logam akibat reaksi redoks antara logam dengan lingkungan yang menghasilkan senyawa tak diinginkan. Hal ini dapat dicegah dengan menghindari kontak logam dengan oksigen dan air, menggunakan lapisan pelindung, atau meningkatkan kemurnian logam.
Dokumen tersebut membahas tentang korosi logam dan pelapisan inhibitor korosi. Terdapat beberapa jenis inhibitor korosi seperti inhibitor katodik, anodik, organik, dan adsorpsi. Inhibitor bekerja dengan membentuk lapisan tipis di permukaan logam untuk melindungi dari korosi. Dokumen ini juga menjelaskan proses persiapan inhibitor dan uji korosinya.
Dokumen ini membahas tentang pemanfaatan IT dan ICT dalam pembelajaran kimia khususnya reaksi oksidasi reduksi dan elektrokimia. Terdapat penjelasan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi korosi, cara mencegah terjadinya korosi, dan contoh penerapan pencegahan korosi pada mobil.
Korosi adalah proses degradasi material akibat reaksi kimia dengan lingkungan. Ada dua jenis korosi: kering dan basah. Faktor yang mempengaruhi ketahanan terhadap korosi antara lain elektrokimia, metalurgi, kimia fisika, dan termodinamika. Ada delapan jenis korosi utama, termasuk korosi umum, galvanik, celah, sumur, antarbutir, selektif, erosi, dan tegangan. Korosi dap
Korosi (bahasa Belanda: corrosie, bahasa Inggris: corrosion) adalah kerusakan atau kehancuran material akibat adanya reaksi kimia di sekitar lingkungannya. Secara umum, korosi dibedakan menjadi korosi basah dan korosi kering. Korosi disebabkan adanya faktor kimia fisika, metalurgi, elektrokimia dan termodinamika.
Korosi logam terjadi akibat reaksi kimia antara logam dengan lingkungannya. Ada dua jenis korosi utama, yaitu korosi kimiawa dan elektrokimia. Korosi dapat dicegah dengan memilih bahan yang tahan korosi, mengubah kondisi lingkungan, pelapisan permukaan logam, atau menggunakan proteksi katodik.
Analisis Perpatahan Akibat Keausan dengan Metode Studi Jurnal, Sisertasi Dan ...Adolvin Mahadiputra
1. Dokumen tersebut membahas tentang analisis perpatahan akibat keausan pada material dengan menggunakan studi literatur.
2. Pembahasan mencakup pengertian aus, jenis-jenis aus, faktor yang mempengaruhi aus seperti suhu, dan hubungannya dengan terjadinya patahan pada material.
3. Tujuan analisis ini adalah untuk memahami proses aus dan patahan material sehingga dapat dipilih material yang tepat untuk komponen
Praktikum pengetahuan bahan teknik modul 1 mengenai pengujian NDT dengan metode liquid penetrant inspection yang bertujuan untuk mendeteksi keberadaan retak pada baja ST-37. Prosedur pelaksanaannya meliputi pembersihan sampel, aplikasi cairan penetran dan developer, serta pengamatan hasil untuk mengidentifikasi retak. Praktikum ini memberikan pemahaman tentang proses inspeksi NDT menggunakan metode liquid penetrant inspection.
Proposal ini mengusulkan pendirian usaha penjualan fashion online bernama Bandung Shop Center yang akan menjual berbagai produk fashion dari kota Bandung secara online. Usaha ini bertujuan untuk memudahkan pembeli di luar kota Bandung dalam mendapatkan produk fashion khas Bandung tanpa harus datang langsung ke Bandung. Proposal ini juga menjelaskan rencana pemasaran, sumber modal, dan perkiraan keuntungan usaha ini.
Makalah ini membahas konsep dan prosedur perhitungan biaya berdasarkan pesanan (job order costing) termasuk akumulasi biaya bahan baku, tenaga kerja, dan overhead untuk setiap pesanan secara terpisah."
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfnarayafiryal8
Industri batu bara telah menjadi salah satu penyumbang utama pencemaran udara global. Proses ekstraksi batu bara, baik melalui penambangan terbuka maupun penambangan bawah tanah, menghasilkan debu dan gas beracun yang dilepaskan ke atmosfer. Gas-gas tersebut termasuk sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NOx), dan partikel-partikel halus (PM2.5) yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Selain itu, pembakaran batu bara di pembangkit listrik dan industri menyebabkan emisi karbon dioksida (CO2), yang merupakan penyebab utama perubahan iklim global dan pemanasan global.
Pencemaran udara yang disebabkan oleh industri batu bara juga memiliki dampak lokal yang signifikan. Di sekitar area penambangan, debu batu bara yang dihasilkan dapat mengganggu kesehatan masyarakat dan ekosistem lokal. Paparan terus-menerus terhadap debu batu bara dapat menyebabkan masalah pernapasan seperti asma dan bronkitis, serta berkontribusi pada penyakit paru-paru yang lebih serius. Selain itu, hujan asam yang disebabkan oleh emisi sulfur dioksida dapat merusak tanaman, air tanah, dan ekosistem sungai, mengancam keberlanjutan lingkungan di sekitar lokasi industri batu bara.
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
Modul2_Korosi
1. P R A K T I K U M
P E N G E T A H U A N B A H A N T E K N I K
TAHUN AKADEMIK 2013/2014
PBT 02
Laju Korosi (Corossion Rate)
Disusun oleh:
Kelompok 39
Hidayatun Ni’mah ( 13.04.2.1.1.00026 )
Achmad Agung Ferrianto ( 13.04.2.1.1.00077 )
Asisten:
M. Ali Murdani ( 12.04.2.1.1.00110 )
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TRUNOJOYO
2014
2. Praktikum Pengetahuan Bahan Teknik
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 15
RINGKASAN
Ni’mah Hidayatun,Ferrianto Achmad Agung,Program Studi
TeknikIndustri,FakultasTeknik, UniversitasTrunojoyo Madura, PBT 02 Laju
Korosi, Juni 2014
Pada pratikum pengetahuan bahan teknik modul 2 yaitu tentang laju korosi. Korosi
yaitu penurunanmutulogamakibatreaksikimiasuatulogamdenganlingkungannya.
Klasifikasi korosi dilihat dari bentuknya yaitu korosi merata, korosi sumur, korosi
galvanik, korosi erosi, korosi batas butir, dan korosi celah. Klasifikasi korosi dilihat
dari jenis reaksi chemical corrosion, electrochemicalcorrosion.Faktor yang
mempengaruhi laju korosi seperti adanya oksigen terlarut pada elektrolit, temperatur
tinggi, kecepatan gerakan elektrolit, jenis logam/paduan, adanya galvanic cell, dan
adanya tegangan (tarik).
Laju korosi merupakan ukuranuntukmenentukanbesarnyadegradasi material
logamakibatkorositerhadaplingkungannya. Beberapa cara untuk menghambat laju
reaksi diantaranya dengan melakukan pelapisan pada logam, melakukan perlakuan
lingkungan dengan mengurangi atau menghilangkan uap air serta partikel-partikel
korosi yang bersifat korosif, dan melakukan proteksi katodik.
3. Prak. Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 2-Laju Korosi
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Korosi atau pengkaratan dikenal peristiwa kerusakan logam karena adanya
reaksi elektrokimia dengan lingkungannya yang menyebabkan terjadinya
penurunan kualitas suatu bahan logam. Laju korosi merupakan peristiwa yang
terjadi secara alamiah sehingga prosesnya tidak dapat dicegah, namun laju korosi
dapat dikendalikan dengan mengurangi laju korosinya (Sidiq, 2013).
Pengujian korosi dilakukan untuk menghindari adanya kerusakan bahan, dari
pengujian ini akan dapat diketahui akibat-akibat adanya korosi, selain itu dapat
mengetahui pengaruh perlakuan bahan terhadap laju korosi dan dapat mengetahui
proses laju korosi sedetail mungkin. Dengan hal tersebut, dapat mengetahui
beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghambat laju korosi itu sendiri
(Halima, 2003).
Pada pratikum pengetahuan bahan teknik modul 2 tentang laju korosi
bertujuan untuk mengetahui proses penurunan massa atau kehilangannya massa
baja SS400 setelah dibersihkan menggunakan kertas gosok lalu dimasukkan
kedalam larutan HCL lalu didiamkan selama 22,18 jam dan 143,28 jam.
Selanjutnya menghitung massanya dengan menggunakan neraca analitik.
1.2 Tujuan Praktikum
Setelah mengikuti praktikum ini, praktikan diharapkan:
1. Mengetahui proses pengujian laju korosi.
2. Mengetahui klasifikasi korosi dari bentuknya.
3. Mengetahui klasifikasi korosi dari jenis reaksinya.
4. Mengetahui faktor-faktor yang mengpengaruhi korosi.
5. Mengetahui cara menghambat terjadinya laju korosi.
4. Prak. Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 2-Laju Korosi
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 17
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Korosi
Korosi adalah penurunan mutu logam akibat reaksi kimia suatu logam dengan
lingkungannya. Korosi penurunan kualitas yang disebabkan oleh reaksi kimia
bahan logam dengan unsur-unsur lain yang terdapat di alam (Bahri, 2007).
2.2 Mekanisme Laju Korosi
Terkorosinya suatu logam dalam lingkungan elektrolit (air) adalah suatu
proses elektrokimia. Proses ini terjadi bila ada reaksi setengah sel yang
melepaskan elektron (reaksi oksidasi pada anodik) dan reaksi setengah sel yang
menerima elektron tersebut (reaksi reduksi pada katodik). Kedua reaksi ini akan
terus berlangsung sampai terjadi kesetimbangan dinamis dimana jumlah elektron
yang dilepas sama dengan jumlah elektron yang diterima. Kebanyakan proses
terjadi karena peristiwa elektrokimia yakni adanya interaksi antara logam yang
terdiri dari anoda dan katoda. Pada anoda terjadi reaksi oksidasi dan pada katoda
terjadi reaksi reduksi. Contoh reaksi oksidasi dan reaksi reduksi adalah sebagai
berikut:
Zn Zn2+
+ 2e-
(reaksi oksidasi)
2H+
+ 2e-
H2 (reaksi reduksi)
Korosi yang terjadi pada suatu reaksi oksidasi disebut reaksi anodik (terjadi
penambahan muatan positif), sedangkan pada korosi yang terjadi pada reaksi
reduksi disebut reaksi katodik (terjadi pengurangan muatan positif). Jadi proses
korosi memerlukan sepasang reaksi elektrokimia anodik-katodik (Yusuf, 2008).
5. Prak. Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 2-Laju Korosi
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 18
2.3 Klasifikasi Korosi
Macam-macam bentuk korosi yang biasa terjadi di lingkungan sekitar dapat di
klasifikasi sebagai berikut:
2.3.1 Klasifikasi Korosi Dilihat dari Bentuknya
Berdasarkan bentuknya, korosi terbagi dalam beberapa jenis antara lain:
1. Korosi Merata
Korosi yang terjadi pada seluruh permukaan logam atau paduan yang
bersentuhan dengan elektrolit pada intensitas sama (Dewi, 2007).
2. Korosi Sumur
Korosi sumur terjadi karena adanya serangan korosi lokal pada permukaan
logam sehingga membentuk cekungan atau lubang pada permukaan logam. Korosi
logam pada baja tahan karat terjadi karena rusaknya lapisan pelindung (Sidiq,
2013).
3. Korosi Erosi
Korosi Erosi merupakan percepatan pada laju korosi disebabkan gerak yang
relatif antara cairan yang korosif dengan permukaan logam. Biasanya gerakan
sangat cepat, sehingga pengaruh abrasion dan mechanical wear juga terlihat di
dalamnya (Dewi, 2007).
4. Korosi Celah
Korosi Celah (crevice corrosion), yaitu korosi lokal yang biasanya terjadi
pada sela-sela sambungan logam yang sejenis atau pada retakan di permukaan
logam. Hal ini disebabkan perbedaan konsentrasi ion logam atau konsentrasi
oksigen antara celah dan lingkungannya. Untuk menerangkan prinsip dasar korosi
celah diumpamakan dua buah logam yang direndam dalan air laut, pada mulanya
reaksi terjadi diseluruh permukaan meliputi permukaan dalam celah dan
permukaan luar celah (Dewi, 2007).
5. Korosi Galvanic
Korosi galvanic terjadi jika dua logam yang berbeda tersambung melalui
elektrolit sehingga salah satu dari logam tersebut akan terserang korosi sedang
lainnya terlindungi dari korosi. Untuk memprediksi logam yang terkorosi pada
korosi galvanic dapat dilihat pada deret galvanic (Sidiq, 2013).
6. Prak. Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 2-Laju Korosi
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 19
6. Korosi Batas Butir
Korosi yang menyerang pada batas butir akibat adanya perpindahan dari
unsur pasif seperti krom meninggalkan batas butir sehingga pada batas butir
bersifat anodic (Sidiq, 2013).
2.3.2 Klasifikasi Korosi Dilihat dari Jenis Reaksinya
Berdasarkan jenis reaksinya, korosi terbagi dalam dua jenis yaitu:
1. Chemical Corrosion
Korosi yang terjadi karena adanya reaksi kimia secara murni, dan tidak ada
pengaruh oleh elektrolit. Untuk memperlambat reaksi korosi digunakan bahan
kimia yang disebut inhibitor corrosion yang bekerja dengan cara membentuk
lapisan pelindung pada permukaan metal (Halima, 2003).
2. Electrochemical Corrosion
Korosi yang terjadi karena adanya pengaruh zat elektrolit yang mengandung
ion-ion. Untuk mencegah terjadinya proses korosi atau setidak-tidaknya untuk
memperlambat proses korosi tersebut, maka dipasanglah suatu anoda buatan di
luar logam yang akan diproteksi. Daerah anoda adalah suatu bagian logam yang
kehilangan elektron. Ion positifnya meninggalkan logam tersebut dan masuk ke
dalam larutan yang ada sehingga logam tersebut berkarat. Terlihat disini karena
perbedaan potensial maka arus elektron akan mengalir dari anoda yang dipasang
dan akan menahan melawan arus elektron dari logam yang didekatnya, sehingga
logam tersebut berubah menjadi daerah katoda. Dalam hal diatas elektron disuplai
kepada logam yang diproteksi oleh anoda buatan sehingga elektron yang hilang
dari daerah anoda tersebut selalu diganti, sehingga akan mengurangi proses korosi
dari logam yang diproteksi (Halima, 2003).
2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Korosi
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi korosi sebagai berikut:
2.4.1 Faktor Gas Terlarut
Berikut ini beberapa faktor gas terlarut yaitu:
1. Oksigen (O2)
Menurut Sidiq, 2013. Adanya oksigen yang terlarut akan menyebabkan korosi
pada metal seperti laju korosi pada mild stell alloys akan bertambah dengan
7. Prak. Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 2-Laju Korosi
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 20
meningkatnya kandungan oksigen. Reaksi korosi secara umum pada besi karena
adanya kelarutan oksigen adalah sebagai berikut :
Reaksi Anoda : Fe Fe2- + 2e
Reaksi katoda : O2 + 2H2O+ 4e 4 OH
2. Karbondioksida (CO2)
Menurut Sidiq, 2013. Jika karbondioksida dilarutkan dalam air maka akan
terbentuk asam karbonat (H2CO3) yang dapat menurunkan pH air dan
meningkatkan korosifitas, biasanya bentuk korosinya berupa pitting yang secara
umum reaksinya adalah:
CO2 + H2O H2CO3Fe + H2CO3 FeCO3+H2.
2.4.2 Fakor Temperatur
Penambahan temperatur umumnya menambah laju korosi walaupun
kenyataannya kelarutan oksigen berkurang dengan meningkatnya temperatur
(Sidiq, 2013).
2.4.3 Faktor Derajat Keasaman (pH)
pH netral adalah 7, sedangkan ph < 7 bersifat asam dan korosif, sedangkan
untuk pH > 7 bersifat basa juga korosif. Tetapi untuk besi, laju korosi rendah pada
pH antara 7 sampai 13. Laju korosi akan meningkat pada pH < 7 dan pada pH >
13 (Sidiq, 2013).
2.4.4 Faktor Bakteri Pereduksi atau Sulfat Reducing Bacteria (SRB)
Adanya bakteri pereduksi sulfat akan mereduksi ion sulfat menjadi gas H2S,
yang mana jika gas tersebut kontak dengan besi akan menyebabkan terjadinya
korosi (Sidiq, 2013).
2.4.5 Faktor Padatan Terlarut
Berikut beberapa faktor padatan terlarut yaitu:
1. Klorida (Cl)
Klorida menyerang lapisan mild steel dan lapisan stainless steel. Padatan ini
menyebabkan terjadinya pitting, crevice corrosion, dan juga menyebabkan
pecahnya alooys (Sidiq, 2013).
8. Prak. Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 2-Laju Korosi
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 21
2. Karbonat (CO3)
Kalsium karbonat sering digunakan sebagai pengontrol korosi dimana film
karbonat diendapkan sebagai lapisan pelindung permukaan metal, tetapi dalam
produksi minyak hal ini cenderung menimbulkan masalah scale (Sidiq, 2013).
3. Sulfat (SO4)
Ion sulfat ini biasanya terdapat dalam minyak. Dalam air, ion sulfat juga
ditemukan dalam konsentrasi yang cukup tinggi dan bersifat kontaminan, dan oleh
bakteri SRB sulfat diubah menjadi sulfide yang korosif (Sidiq, 2013).
2.5 Cara Mencegah dan Menghambat Laju Korosi
2.5.1 Cara Mencegah Laju Korosi
Berikut beberapa cara mencegah laju korosi yaitu:
1. Perlindungan Mekanis
Mencegah agar permukaan logam tidak berinteraksi langsung dengan
lingkungan yaitu seperti udara dan air (Sidiq, 2013).
2. Perlindungan Elektrokimia
Mencegah dengan menghubungkan logam yang mempunyai potensial lebih
tinggi ke-struktur logam sehingga tercipta suatu sel elektrokimia dengan logam
berpotensial rendah bersifat katodik dan terproteksi (Sidiq, 2013).
2.5.2 Cara Menghambat Laju Korosi
Berikut beberapa cara menghambat laju korosi yaitu:
1. Pengubahan Media
Korosi merupakan interaksi antara logam dengan media sekitarnya, maka
pengubahan media sekitarnya akan dapat mengubah laju korosi (Sidiq, 2013).
2. Seleksi Material
Metode umum yang sering digunakan dalam pencegahan korosi yaitu
pemilihan membentuk endapan yang nampak dan melindungi logam dari serangan
yang mengkorosi logamnya dan menghasilkan produk yang membentuk lapisan
pasif, dan ada pula yang menghilangkan konstituen yang agresif (Sidiq, 2013).
3. Proteksi Katodik (Cathodic Protection)
Proteksi katodik adalah jenis perlindungan korosi dengan menghubungkan
logam yang mempunyai potensial lebih tinggi ke struktur logam sehingga tercipta
9. Prak. Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 2-Laju Korosi
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 22
suatu sel elektrokimia dengan logam berpotensial rendah bersifat katodik dan
terproteksi (Sidiq, 2013).
4. Proteksi Anodik (Anodic Protection)
Adanya arus anodik akan meningkatkan laju ketidak-larutan logam dan
menurunkan laju pembentukan hidrogen. Hal ini bisa terjadi untuk logam “active-
passive” seperti Ni, Fe, Cr, Ti dan paduannya. Jika arus yang lewat logam
dikontrol seksama, maka logam akan bersifat pasif dan pembentukan logam-
logam tak terlarut akan berkurang (Sidiq, 2013).
5. Inhibitor Korosi
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya korosi
adalah dengan penggunaan inhibitor korosi. Secara umum suatu inhibitor adalah
suatu zat kimia yang dapat menghambat atau memperlambat suatu reaksi kimia.
Sedangkan inhibitor korosi adalah suatu zat kimia yang bila ditambahkan pada
suatu lingkungan, dapat menurunkan laju penyerangan korosi lingkungan itu
terhadap suatu logam. Sejumlah inhibitor menghambat korosi melalui cara dengan
membentuk suatu lapisan tipis yang tidak nampak dengan ketebalan beberapa
molekul saja, ada pula yang karena pengaruh lingkungan (Sidiq, 2013).
6. Coating
Cara ini sering dilakukan dengan melapisi logam (coating) dengan suatu
bahan agar logam tersebut terhindar dari korosi (Sidiq, 2013).
2.6 Laju Korosi
Menurut Chodijah, 2008. Laju korosi adalah ukuran untuk menentukan
besarnya degradasi material logam akibat korosi terhadap lingkungannya. Laju
korosi dinyatakan dalam mpy (milli inch per year). Laju korosi dapat dihitung
dengan persamaan. Korosi sangat dipengaruhi oleh lingkungan misalnya
temperatur pH, oksigen, kecepatan fluida, dan zat-zat oksidator. Laju korosi juga
bergantung pada, konsentrasi reaktan, jumlah mula-mula partikel (massa) logam,
dan faktor mekanik seperti tegangan. Untuk menghitung laju korosi, terdapat dua
metode yang dapat digunakan antara lain metode kehilangan berat atau weight
gain loss (WGL) dan metode elektrokimia. Pada metode pengukuran berat,
besarnya korosi dinyatakan sebagai besarnya kehilangan berat logam yang diuji
10. Prak. Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 2-Laju Korosi
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 23
persatuan luas permukaan persatuan waktu, secara matematis dirumuskan sebagai
berikut:
CR = ............................................................................................... (1)
Dimana:
CR = Laju korosi
K = Konstanta
D = Massa jenis (g/cm3
)
A = Luas permukaan (cm2
)
T = Waktu (jam)
2.7 Unsur Kimia Logam (Baja/besi type-SS400)
Baja SS400 merupakan baja karbon rendah yang memiliki sifat keuletan yang
baik dan kekuatan yang sedang, dan memiliki kadar karbon kurang dari 0,3 % dan
memiki kandungan siliconnya antara 0.06 dan 0.037%. Baja karbon SS 400
mempunyai kandungan dari beberapa unsur kimia seperti Krom (Cr), Silikon (Si),
Mangan (Mn), Nikel (Ni), Wolfram (W), Vanadium (V), Molibdenum (Mo), dan
unsur-unsur lainnya (Fuadi, 2010).
11. Prak. Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 2-Laju Korosi
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 24
BAB III
METODE PENILITIAN
3.1 Alat dan Bahan
Sebelum melakukan praktikum dipersiapkan bahan dan alat sebagai berikut.
3.1.1 Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
1. Baja SS 400.
2. Larutan HCL.
3.1.2 Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
1. Neraca analitik.
2. Pinset (penjepit).
3. Jangka Sorong.
4. Amplas.
5. Wadah (gelas aqua).
6. Karet.
7. Plastik.
8. Majun atau lap.
9. Kamera.
3.2 Prosedur Pelaksanaan Pratikum
Prosedur praktikum PBT modul 2 adalah sebagai berikut:
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan sebelum melakukan
praktikum.
2. Melakukan pengukuran dimensi awal seperti mengukur diameter dan tinggi
dari spesimen. Mencatat hasil pengukuran pada lembar data (check sheet).
3. Mencacat massa awal spesimen yang sudah ditimbang oleh asisten pada
lembar data (check sheet).
4. Membersihkan bagian permukaan spesimen yang akan diuji dari kotoran
menggunakan kertas gosok.
12. Prak. Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 2-Laju Korosi
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 25
5. Menimbang massa spesimen setelah dibersihkan menggunakan kertas gosok
sebelum direndam dalam larutan HCL dengan alat yang sudah disediakan.
Catat hasil pengukuran dalam lembar data (check sheet).
6. Merendam spesimen yang akan diuji didalam larutan HCL yang telah
disediakan.
7. Mengangkat dan mengeringkan spesimen yang telah direndam selama kurang
lebih 24 jam untuk pengukuran hari pertama.
8. Kemudian timbang massa ke-2 setelah mengalami perendaman selama 22,18
jam. Catat pada lembar data (check sheet).
9. Setelah itu rendam kembali spesimen pada larutan HCL dan biarkan selama 8
hari.
10. Pada hari ke-8 ambil spesimen pada larutan HCL, lihat apakah spesimennya
mengalami korosi secara total atau tidak? Jika spesimennya tidak mengalami
korosi total yakni masih terdapat sisanya, kemudian keringkan dan timbang
massa ke-3 setelah mengalami perendaman selama 8 x 24 jam. Catat pada
lembar data (check sheet).
13. Prak. Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 2-Laju Korosi
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 26
3.2 Flowchart Prosedur Pelaksanaan Praktikan
Berikut adalah gambar dari flowchart prosedur pelaksanaan praktikan.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tahap Pengumpulan Data
---------------------------------------------------------------------------------------------------
Gambar 2.3.1 Flowchart Prosedur Pelaksanaan Praktikan
Mulai
Persiapan Baja SS 400
Menetapkan Tujuan
Landasan Teori
Proses pengumpulan data terdiri atas:
1. Menimbang massa dan dimensi awal dari spesimen.
2. Merendam spesimen ke dalam larutan HCL.
3. Mengangkat dan mengeringkan spesimen
4. Menimbang spesimen setelah direndam selama 22,18 jam
dengan neraca analitik.
5. Merendam kembali spesimen ke dalam larutan HCL dan biarkan
selama 8 hari.
6. Ambil spesimen, keringkan dan menimbang spesimen dengan
neraca analitik setelah direndam selama 8 hari.
Pengolahan data terdiri atas:
1. Pengukuran dimensi spesimen.
2. Pengukuran berat spesimen.
3. Perhitungan laju korosi metode weight loss.
4. Perhitungan laju korosi 22,18 jam.
5. Perhitungan laju korosi 143,28 jam
Selesai
Analisa Laju Korosi
Tahap Persiapan
Tahap Penentuan
Tujuan
Tahap Pengumpulan Data
Tahap Pengolahan Data
Tahap Analisa Data
14. Prak. Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 2-Laju Korosi
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 27
BAB IV
HASIL DAN ANALISA
4.1 Rekapan Data Hasil Pengukuran
4.1.1 Rekapan Data Hasil Pengukuran Dimensi
Berikut adalah data hasil pengukuran dimensi dari baja SS 400:
Tabel 2.4.1 Data pengukuran dimensi spesimen
Diameter
(cm)
Tinggi
(cm)
Luas Alas
)
Luas Selimut
)
Luas Permukaan
)
1,880 1,410 2,7745 8,3235 19,4215
Perhitungan Manual
Berikut pengukuran secara manual yang datanya diambil dari tabel:
Luas alas = π x r x r
= 3,14 x 0,94 cm x 0,94 cm
= 2,7745
Luas alas total = Luas alas atas + Luas alas bawah
= 2,7745 + 2,7745
= 5,549
Luas selimut = Luas keliling alas x t
= 2 x π x r x t
= 2 x 3,14 x 0,94 cm x 1,410 cm
= 8,3235
Luas permukaan tabung = 2 x Luas alas + Luas selimut
= 2 x 5,549 + 8,3235
= 11,098 + 8,3235
= 19,4215
15. Prak. Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 2-Laju Korosi
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 28
4.1.2 Rekapan Data Hasil Pengukuran Berat
Berikut adalah data hasil pengukuran berat dari baja SS 400:
Tabel 2.4.2 Data pengukuran berat spesimen
Waktu
Perendaman
(jam)
Massa Awal
(gr)
Massa Akhir
(gr)
Kehilangan
Massa (gr)
Laju Korosi
(ipm)
0 29,4175 29,4175 0 0
22,18 29,4175 27,9614 1,4561 0,1236
143,28 29,4175 26,7808 1,1806 0,0155
Berdasarkan data perhitungan berat spesimen dalam waktu perendaman 22,18
jam dan 143,28 jam dengan massa awal 29,4175 gr. Setelah direndam di cairan
HCL maka mengalami kehilangan massa sebesar 1,4561 dan 1,1806. Sehingga
dapat diperoleh nilai laju korosi sebesar 0,1236 ipm dan 0,0155 ipm. Dari kedua
perhitungan tersebut didapatkan nilai laju korosi yang mempunyai perbedaan nilai
laju korosi cukup jauh. Nilai laju korosi dari spesimen yang mengalami
perendaman terlalu lama di dalam cairan HCL akan mengakibatkan nilainya
menurun dikarenakan massa dari spesimen turun dan HCL yang sudah tercampur
dengan oksigen apabila spesimen dimasukkan kedalam HCL tersebut maka akan
mengalami kehilangan massa lebih sedikit daripada dimasukkan kedalam HCL
yang belum tercampur oleh oksigen.
4.1.3 Kandungan Kimia Baja SS 400
Baja karbon SS 400 mempunyai kandungan dari beberapa unsur kimia seperti
Krom (Cr), Silikon (Si), Mangan (Mn), Nikel (Ni), Wolfram (W), Vanadium (V),
Molibdenum (Mo), dan unsur-unsur lainnya. Baja SS 400 merupakan jenis baja
karbon rendah yang mempunyai sedikit kandungan silicon. Kandungan silicon-
nya antara 0,06-0,037%. Dari perpaduan unsur-unsur kimia pada baja akan
mempengaruhi temperaturnya, pengaruh masing-masing unsur tersebut digunakan
untuk memperbaiki atau merubah sifat-sifat mekanik baja pada perlakuan panas.
16. Prak. Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 2-Laju Korosi
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 29
4.2 Perhitungan Laju Korosi Metode Weight Loss
Berikut adalah perhitungan laju korosi dengan menggunakan metode weight
loss:
1. Saat perendaman spesimen selama 22,18 jam.
W = - Wi
= 29,4175 gr – 27,9614 gr
= 1,4561 gr
2. Saat perendaman spesimen selama 143,28 jam.
W = - Wi
= 27,9614 gr – 26,7808 gr
= 1,1806 gr
4.2.1 Perhitungan Laju Korosi 22,18 jam
Berikut adalah perhitungan laju korosi pada spesimen setelah direndam
selama 25 jam:
Laju korosi =
=
=
=
= 0,1236 ipm
4.2.2 Perhitungan Laju Korosi 143,28 jam
Berikut adalah perhitungan laju korosi pada spesimen setelah direndam
selama 143,28 jam:
Laju korosi =
=
=
=
= 0,0155 ipm
17. Prak. Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 2-Laju Korosi
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 30
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang dilakukan bisa disimpulkan sebagai berikut:
1. Proses pengujian laju korosi dengan menghitung laju korosi diantaranya dengan
reduksi ketebalan material per waktu, kehilangan berat (weight loss) area dan
unit waktu serta polarisasi.
2. Ada beberapa klasifikasi korosi dilihat dari bentuknya seperti korosi merata
(uniform corrosion), korosi sumur, korosi antar butir, korosi erosi, korosi
galvanic dan korosi celah. Klasifikasi korosi dilihat dari reaksinya ada 2 yaitu
chemical corrosion, dan electrochemical corrosion. Chemical corrosion adalah
korosi yang terjadi karena reaksi kimia secara murni sedangkan
electrochemical corrosion adalah korosi yang terjadi karena pengaruh zat
elektrolit.
4. Faktor yang mempengaruhi laju korosi seperti adanya oksigen terlarut pada
elektrolit, temperatur tinggi, kecepatan gerakan elektrolit, jenis logam/paduan,
adanya galvanic cell, dan adanya tegangan (tarik).
5. Beberapa cara untuk menghambat laju reaksi diantaranya dengan melakukan
pelapisan pada logam, melakukan perlakuan lingkungan dengan mengurangi
atau menghilangkan uap air serta partikel-partikel korosi yang bersifat korosif,
dan melakukan proteksi katodik.
6. Dari praktikum yang telah dilakukan, spesimen mengalami kehilangan massa
sebesar 1,4561 gr dan 1,1806 gr dan mempunyai nilai laju korosi sebesar
0,1236 ipm dan 0,0155 ipm.
5.2 Saran
Dari pratikum yang dilakukan ada beberapa saran sebagai berikut:
1. Mohon bimbingannya untuk praktikum selanjutnya.
2. Mohon waktunya untuk mengerjakan pretest untuk ditambah karena waktunya
sangat sempit.
3. Sarana dan prasarana yang ada pada laboratorium agar lebih ditingkatkan.
18. Prak. Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 2-Laju Korosi
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 31
DAFTAR PUSTAKA
Sidiq, Muhammad Fajar. 2013. Analisa Korosi dan Pengendaliannya, Jurnal
Foundry Vol.3 No.1. ISSN : 2087-2259. 2013. Hal.25-30.
Butarbutar, Geni Rina Sunaryo. 2011. Analisis Mekanisme Pengaruh Inhibitor
Siskem Pada Material Baja Karbon. Prosiding Seminar Nasional ke-17
Teknologi dan Keselamatan PLTN Serta Fasilitas Nuklir. 2011. Hal 559-566.
Dewita. 2000. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Korosi Lapisan Sic Oleh
Paladium Hasil Belah. Prosiding Presentasi Ilmiah Bahan Bakar Nuklir V
P2TBDU dan P2BGN. ISSN 1410-1998. 2000. Hal 169-177.
Bayuseno. 2009. Analisa Laju Korosi Pada Baja Untuk Material Kapal Dengan
dan Tanpa Perlindungan Cat. Rotasi. Volume 11 Nomor 3. 2009. Hal 32-37.