SlideShare a Scribd company logo
P R A K T I K U M
P E N G E T A H U A N B A H A N T E K N I K
TAHUN AKADEMIK 2013/2014
PBT 02
Laju Korosi (Corossion Rate)
Disusun oleh:
Kelompok 39
Hidayatun Ni’mah ( 13.04.2.1.1.00026 )
Achmad Agung Ferrianto ( 13.04.2.1.1.00077 )
Asisten:
M. Ali Murdani ( 12.04.2.1.1.00110 )
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TRUNOJOYO
2014
Praktikum Pengetahuan Bahan Teknik
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 15
RINGKASAN
Ni’mah Hidayatun,Ferrianto Achmad Agung,Program Studi
TeknikIndustri,FakultasTeknik, UniversitasTrunojoyo Madura, PBT 02 Laju
Korosi, Juni 2014
Pada pratikum pengetahuan bahan teknik modul 2 yaitu tentang laju korosi. Korosi
yaitu penurunanmutulogamakibatreaksikimiasuatulogamdenganlingkungannya.
Klasifikasi korosi dilihat dari bentuknya yaitu korosi merata, korosi sumur, korosi
galvanik, korosi erosi, korosi batas butir, dan korosi celah. Klasifikasi korosi dilihat
dari jenis reaksi chemical corrosion, electrochemicalcorrosion.Faktor yang
mempengaruhi laju korosi seperti adanya oksigen terlarut pada elektrolit, temperatur
tinggi, kecepatan gerakan elektrolit, jenis logam/paduan, adanya galvanic cell, dan
adanya tegangan (tarik).
Laju korosi merupakan ukuranuntukmenentukanbesarnyadegradasi material
logamakibatkorositerhadaplingkungannya. Beberapa cara untuk menghambat laju
reaksi diantaranya dengan melakukan pelapisan pada logam, melakukan perlakuan
lingkungan dengan mengurangi atau menghilangkan uap air serta partikel-partikel
korosi yang bersifat korosif, dan melakukan proteksi katodik.
Prak. Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 2-Laju Korosi
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Korosi atau pengkaratan dikenal peristiwa kerusakan logam karena adanya
reaksi elektrokimia dengan lingkungannya yang menyebabkan terjadinya
penurunan kualitas suatu bahan logam. Laju korosi merupakan peristiwa yang
terjadi secara alamiah sehingga prosesnya tidak dapat dicegah, namun laju korosi
dapat dikendalikan dengan mengurangi laju korosinya (Sidiq, 2013).
Pengujian korosi dilakukan untuk menghindari adanya kerusakan bahan, dari
pengujian ini akan dapat diketahui akibat-akibat adanya korosi, selain itu dapat
mengetahui pengaruh perlakuan bahan terhadap laju korosi dan dapat mengetahui
proses laju korosi sedetail mungkin. Dengan hal tersebut, dapat mengetahui
beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghambat laju korosi itu sendiri
(Halima, 2003).
Pada pratikum pengetahuan bahan teknik modul 2 tentang laju korosi
bertujuan untuk mengetahui proses penurunan massa atau kehilangannya massa
baja SS400 setelah dibersihkan menggunakan kertas gosok lalu dimasukkan
kedalam larutan HCL lalu didiamkan selama 22,18 jam dan 143,28 jam.
Selanjutnya menghitung massanya dengan menggunakan neraca analitik.
1.2 Tujuan Praktikum
Setelah mengikuti praktikum ini, praktikan diharapkan:
1. Mengetahui proses pengujian laju korosi.
2. Mengetahui klasifikasi korosi dari bentuknya.
3. Mengetahui klasifikasi korosi dari jenis reaksinya.
4. Mengetahui faktor-faktor yang mengpengaruhi korosi.
5. Mengetahui cara menghambat terjadinya laju korosi.
Prak. Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 2-Laju Korosi
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 17
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Korosi
Korosi adalah penurunan mutu logam akibat reaksi kimia suatu logam dengan
lingkungannya. Korosi penurunan kualitas yang disebabkan oleh reaksi kimia
bahan logam dengan unsur-unsur lain yang terdapat di alam (Bahri, 2007).
2.2 Mekanisme Laju Korosi
Terkorosinya suatu logam dalam lingkungan elektrolit (air) adalah suatu
proses elektrokimia. Proses ini terjadi bila ada reaksi setengah sel yang
melepaskan elektron (reaksi oksidasi pada anodik) dan reaksi setengah sel yang
menerima elektron tersebut (reaksi reduksi pada katodik). Kedua reaksi ini akan
terus berlangsung sampai terjadi kesetimbangan dinamis dimana jumlah elektron
yang dilepas sama dengan jumlah elektron yang diterima. Kebanyakan proses
terjadi karena peristiwa elektrokimia yakni adanya interaksi antara logam yang
terdiri dari anoda dan katoda. Pada anoda terjadi reaksi oksidasi dan pada katoda
terjadi reaksi reduksi. Contoh reaksi oksidasi dan reaksi reduksi adalah sebagai
berikut:
Zn Zn2+
+ 2e-
(reaksi oksidasi)
2H+
+ 2e-
H2 (reaksi reduksi)
Korosi yang terjadi pada suatu reaksi oksidasi disebut reaksi anodik (terjadi
penambahan muatan positif), sedangkan pada korosi yang terjadi pada reaksi
reduksi disebut reaksi katodik (terjadi pengurangan muatan positif). Jadi proses
korosi memerlukan sepasang reaksi elektrokimia anodik-katodik (Yusuf, 2008).
Prak. Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 2-Laju Korosi
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 18
2.3 Klasifikasi Korosi
Macam-macam bentuk korosi yang biasa terjadi di lingkungan sekitar dapat di
klasifikasi sebagai berikut:
2.3.1 Klasifikasi Korosi Dilihat dari Bentuknya
Berdasarkan bentuknya, korosi terbagi dalam beberapa jenis antara lain:
1. Korosi Merata
Korosi yang terjadi pada seluruh permukaan logam atau paduan yang
bersentuhan dengan elektrolit pada intensitas sama (Dewi, 2007).
2. Korosi Sumur
Korosi sumur terjadi karena adanya serangan korosi lokal pada permukaan
logam sehingga membentuk cekungan atau lubang pada permukaan logam. Korosi
logam pada baja tahan karat terjadi karena rusaknya lapisan pelindung (Sidiq,
2013).
3. Korosi Erosi
Korosi Erosi merupakan percepatan pada laju korosi disebabkan gerak yang
relatif antara cairan yang korosif dengan permukaan logam. Biasanya gerakan
sangat cepat, sehingga pengaruh abrasion dan mechanical wear juga terlihat di
dalamnya (Dewi, 2007).
4. Korosi Celah
Korosi Celah (crevice corrosion), yaitu korosi lokal yang biasanya terjadi
pada sela-sela sambungan logam yang sejenis atau pada retakan di permukaan
logam. Hal ini disebabkan perbedaan konsentrasi ion logam atau konsentrasi
oksigen antara celah dan lingkungannya. Untuk menerangkan prinsip dasar korosi
celah diumpamakan dua buah logam yang direndam dalan air laut, pada mulanya
reaksi terjadi diseluruh permukaan meliputi permukaan dalam celah dan
permukaan luar celah (Dewi, 2007).
5. Korosi Galvanic
Korosi galvanic terjadi jika dua logam yang berbeda tersambung melalui
elektrolit sehingga salah satu dari logam tersebut akan terserang korosi sedang
lainnya terlindungi dari korosi. Untuk memprediksi logam yang terkorosi pada
korosi galvanic dapat dilihat pada deret galvanic (Sidiq, 2013).
Prak. Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 2-Laju Korosi
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 19
6. Korosi Batas Butir
Korosi yang menyerang pada batas butir akibat adanya perpindahan dari
unsur pasif seperti krom meninggalkan batas butir sehingga pada batas butir
bersifat anodic (Sidiq, 2013).
2.3.2 Klasifikasi Korosi Dilihat dari Jenis Reaksinya
Berdasarkan jenis reaksinya, korosi terbagi dalam dua jenis yaitu:
1. Chemical Corrosion
Korosi yang terjadi karena adanya reaksi kimia secara murni, dan tidak ada
pengaruh oleh elektrolit. Untuk memperlambat reaksi korosi digunakan bahan
kimia yang disebut inhibitor corrosion yang bekerja dengan cara membentuk
lapisan pelindung pada permukaan metal (Halima, 2003).
2. Electrochemical Corrosion
Korosi yang terjadi karena adanya pengaruh zat elektrolit yang mengandung
ion-ion. Untuk mencegah terjadinya proses korosi atau setidak-tidaknya untuk
memperlambat proses korosi tersebut, maka dipasanglah suatu anoda buatan di
luar logam yang akan diproteksi. Daerah anoda adalah suatu bagian logam yang
kehilangan elektron. Ion positifnya meninggalkan logam tersebut dan masuk ke
dalam larutan yang ada sehingga logam tersebut berkarat. Terlihat disini karena
perbedaan potensial maka arus elektron akan mengalir dari anoda yang dipasang
dan akan menahan melawan arus elektron dari logam yang didekatnya, sehingga
logam tersebut berubah menjadi daerah katoda. Dalam hal diatas elektron disuplai
kepada logam yang diproteksi oleh anoda buatan sehingga elektron yang hilang
dari daerah anoda tersebut selalu diganti, sehingga akan mengurangi proses korosi
dari logam yang diproteksi (Halima, 2003).
2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Korosi
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi korosi sebagai berikut:
2.4.1 Faktor Gas Terlarut
Berikut ini beberapa faktor gas terlarut yaitu:
1. Oksigen (O2)
Menurut Sidiq, 2013. Adanya oksigen yang terlarut akan menyebabkan korosi
pada metal seperti laju korosi pada mild stell alloys akan bertambah dengan
Prak. Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 2-Laju Korosi
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 20
meningkatnya kandungan oksigen. Reaksi korosi secara umum pada besi karena
adanya kelarutan oksigen adalah sebagai berikut :
Reaksi Anoda : Fe Fe2- + 2e
Reaksi katoda : O2 + 2H2O+ 4e 4 OH
2. Karbondioksida (CO2)
Menurut Sidiq, 2013. Jika karbondioksida dilarutkan dalam air maka akan
terbentuk asam karbonat (H2CO3) yang dapat menurunkan pH air dan
meningkatkan korosifitas, biasanya bentuk korosinya berupa pitting yang secara
umum reaksinya adalah:
CO2 + H2O H2CO3Fe + H2CO3 FeCO3+H2.
2.4.2 Fakor Temperatur
Penambahan temperatur umumnya menambah laju korosi walaupun
kenyataannya kelarutan oksigen berkurang dengan meningkatnya temperatur
(Sidiq, 2013).
2.4.3 Faktor Derajat Keasaman (pH)
pH netral adalah 7, sedangkan ph < 7 bersifat asam dan korosif, sedangkan
untuk pH > 7 bersifat basa juga korosif. Tetapi untuk besi, laju korosi rendah pada
pH antara 7 sampai 13. Laju korosi akan meningkat pada pH < 7 dan pada pH >
13 (Sidiq, 2013).
2.4.4 Faktor Bakteri Pereduksi atau Sulfat Reducing Bacteria (SRB)
Adanya bakteri pereduksi sulfat akan mereduksi ion sulfat menjadi gas H2S,
yang mana jika gas tersebut kontak dengan besi akan menyebabkan terjadinya
korosi (Sidiq, 2013).
2.4.5 Faktor Padatan Terlarut
Berikut beberapa faktor padatan terlarut yaitu:
1. Klorida (Cl)
Klorida menyerang lapisan mild steel dan lapisan stainless steel. Padatan ini
menyebabkan terjadinya pitting, crevice corrosion, dan juga menyebabkan
pecahnya alooys (Sidiq, 2013).
Prak. Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 2-Laju Korosi
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 21
2. Karbonat (CO3)
Kalsium karbonat sering digunakan sebagai pengontrol korosi dimana film
karbonat diendapkan sebagai lapisan pelindung permukaan metal, tetapi dalam
produksi minyak hal ini cenderung menimbulkan masalah scale (Sidiq, 2013).
3. Sulfat (SO4)
Ion sulfat ini biasanya terdapat dalam minyak. Dalam air, ion sulfat juga
ditemukan dalam konsentrasi yang cukup tinggi dan bersifat kontaminan, dan oleh
bakteri SRB sulfat diubah menjadi sulfide yang korosif (Sidiq, 2013).
2.5 Cara Mencegah dan Menghambat Laju Korosi
2.5.1 Cara Mencegah Laju Korosi
Berikut beberapa cara mencegah laju korosi yaitu:
1. Perlindungan Mekanis
Mencegah agar permukaan logam tidak berinteraksi langsung dengan
lingkungan yaitu seperti udara dan air (Sidiq, 2013).
2. Perlindungan Elektrokimia
Mencegah dengan menghubungkan logam yang mempunyai potensial lebih
tinggi ke-struktur logam sehingga tercipta suatu sel elektrokimia dengan logam
berpotensial rendah bersifat katodik dan terproteksi (Sidiq, 2013).
2.5.2 Cara Menghambat Laju Korosi
Berikut beberapa cara menghambat laju korosi yaitu:
1. Pengubahan Media
Korosi merupakan interaksi antara logam dengan media sekitarnya, maka
pengubahan media sekitarnya akan dapat mengubah laju korosi (Sidiq, 2013).
2. Seleksi Material
Metode umum yang sering digunakan dalam pencegahan korosi yaitu
pemilihan membentuk endapan yang nampak dan melindungi logam dari serangan
yang mengkorosi logamnya dan menghasilkan produk yang membentuk lapisan
pasif, dan ada pula yang menghilangkan konstituen yang agresif (Sidiq, 2013).
3. Proteksi Katodik (Cathodic Protection)
Proteksi katodik adalah jenis perlindungan korosi dengan menghubungkan
logam yang mempunyai potensial lebih tinggi ke struktur logam sehingga tercipta
Prak. Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 2-Laju Korosi
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 22
suatu sel elektrokimia dengan logam berpotensial rendah bersifat katodik dan
terproteksi (Sidiq, 2013).
4. Proteksi Anodik (Anodic Protection)
Adanya arus anodik akan meningkatkan laju ketidak-larutan logam dan
menurunkan laju pembentukan hidrogen. Hal ini bisa terjadi untuk logam “active-
passive” seperti Ni, Fe, Cr, Ti dan paduannya. Jika arus yang lewat logam
dikontrol seksama, maka logam akan bersifat pasif dan pembentukan logam-
logam tak terlarut akan berkurang (Sidiq, 2013).
5. Inhibitor Korosi
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya korosi
adalah dengan penggunaan inhibitor korosi. Secara umum suatu inhibitor adalah
suatu zat kimia yang dapat menghambat atau memperlambat suatu reaksi kimia.
Sedangkan inhibitor korosi adalah suatu zat kimia yang bila ditambahkan pada
suatu lingkungan, dapat menurunkan laju penyerangan korosi lingkungan itu
terhadap suatu logam. Sejumlah inhibitor menghambat korosi melalui cara dengan
membentuk suatu lapisan tipis yang tidak nampak dengan ketebalan beberapa
molekul saja, ada pula yang karena pengaruh lingkungan (Sidiq, 2013).
6. Coating
Cara ini sering dilakukan dengan melapisi logam (coating) dengan suatu
bahan agar logam tersebut terhindar dari korosi (Sidiq, 2013).
2.6 Laju Korosi
Menurut Chodijah, 2008. Laju korosi adalah ukuran untuk menentukan
besarnya degradasi material logam akibat korosi terhadap lingkungannya. Laju
korosi dinyatakan dalam mpy (milli inch per year). Laju korosi dapat dihitung
dengan persamaan. Korosi sangat dipengaruhi oleh lingkungan misalnya
temperatur pH, oksigen, kecepatan fluida, dan zat-zat oksidator. Laju korosi juga
bergantung pada, konsentrasi reaktan, jumlah mula-mula partikel (massa) logam,
dan faktor mekanik seperti tegangan. Untuk menghitung laju korosi, terdapat dua
metode yang dapat digunakan antara lain metode kehilangan berat atau weight
gain loss (WGL) dan metode elektrokimia. Pada metode pengukuran berat,
besarnya korosi dinyatakan sebagai besarnya kehilangan berat logam yang diuji
Prak. Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 2-Laju Korosi
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 23
persatuan luas permukaan persatuan waktu, secara matematis dirumuskan sebagai
berikut:
CR = ............................................................................................... (1)
Dimana:
CR = Laju korosi
K = Konstanta
D = Massa jenis (g/cm3
)
A = Luas permukaan (cm2
)
T = Waktu (jam)
2.7 Unsur Kimia Logam (Baja/besi type-SS400)
Baja SS400 merupakan baja karbon rendah yang memiliki sifat keuletan yang
baik dan kekuatan yang sedang, dan memiliki kadar karbon kurang dari 0,3 % dan
memiki kandungan siliconnya antara 0.06 dan 0.037%. Baja karbon SS 400
mempunyai kandungan dari beberapa unsur kimia seperti Krom (Cr), Silikon (Si),
Mangan (Mn), Nikel (Ni), Wolfram (W), Vanadium (V), Molibdenum (Mo), dan
unsur-unsur lainnya (Fuadi, 2010).
Prak. Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 2-Laju Korosi
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 24
BAB III
METODE PENILITIAN
3.1 Alat dan Bahan
Sebelum melakukan praktikum dipersiapkan bahan dan alat sebagai berikut.
3.1.1 Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
1. Baja SS 400.
2. Larutan HCL.
3.1.2 Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
1. Neraca analitik.
2. Pinset (penjepit).
3. Jangka Sorong.
4. Amplas.
5. Wadah (gelas aqua).
6. Karet.
7. Plastik.
8. Majun atau lap.
9. Kamera.
3.2 Prosedur Pelaksanaan Pratikum
Prosedur praktikum PBT modul 2 adalah sebagai berikut:
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan sebelum melakukan
praktikum.
2. Melakukan pengukuran dimensi awal seperti mengukur diameter dan tinggi
dari spesimen. Mencatat hasil pengukuran pada lembar data (check sheet).
3. Mencacat massa awal spesimen yang sudah ditimbang oleh asisten pada
lembar data (check sheet).
4. Membersihkan bagian permukaan spesimen yang akan diuji dari kotoran
menggunakan kertas gosok.
Prak. Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 2-Laju Korosi
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 25
5. Menimbang massa spesimen setelah dibersihkan menggunakan kertas gosok
sebelum direndam dalam larutan HCL dengan alat yang sudah disediakan.
Catat hasil pengukuran dalam lembar data (check sheet).
6. Merendam spesimen yang akan diuji didalam larutan HCL yang telah
disediakan.
7. Mengangkat dan mengeringkan spesimen yang telah direndam selama kurang
lebih 24 jam untuk pengukuran hari pertama.
8. Kemudian timbang massa ke-2 setelah mengalami perendaman selama 22,18
jam. Catat pada lembar data (check sheet).
9. Setelah itu rendam kembali spesimen pada larutan HCL dan biarkan selama 8
hari.
10. Pada hari ke-8 ambil spesimen pada larutan HCL, lihat apakah spesimennya
mengalami korosi secara total atau tidak? Jika spesimennya tidak mengalami
korosi total yakni masih terdapat sisanya, kemudian keringkan dan timbang
massa ke-3 setelah mengalami perendaman selama 8 x 24 jam. Catat pada
lembar data (check sheet).
Prak. Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 2-Laju Korosi
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 26
3.2 Flowchart Prosedur Pelaksanaan Praktikan
Berikut adalah gambar dari flowchart prosedur pelaksanaan praktikan.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tahap Pengumpulan Data
---------------------------------------------------------------------------------------------------
Gambar 2.3.1 Flowchart Prosedur Pelaksanaan Praktikan
Mulai
Persiapan Baja SS 400
Menetapkan Tujuan
Landasan Teori
Proses pengumpulan data terdiri atas:
1. Menimbang massa dan dimensi awal dari spesimen.
2. Merendam spesimen ke dalam larutan HCL.
3. Mengangkat dan mengeringkan spesimen
4. Menimbang spesimen setelah direndam selama 22,18 jam
dengan neraca analitik.
5. Merendam kembali spesimen ke dalam larutan HCL dan biarkan
selama 8 hari.
6. Ambil spesimen, keringkan dan menimbang spesimen dengan
neraca analitik setelah direndam selama 8 hari.
Pengolahan data terdiri atas:
1. Pengukuran dimensi spesimen.
2. Pengukuran berat spesimen.
3. Perhitungan laju korosi metode weight loss.
4. Perhitungan laju korosi 22,18 jam.
5. Perhitungan laju korosi 143,28 jam
Selesai
Analisa Laju Korosi
Tahap Persiapan
Tahap Penentuan
Tujuan
Tahap Pengumpulan Data
Tahap Pengolahan Data
Tahap Analisa Data
Prak. Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 2-Laju Korosi
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 27
BAB IV
HASIL DAN ANALISA
4.1 Rekapan Data Hasil Pengukuran
4.1.1 Rekapan Data Hasil Pengukuran Dimensi
Berikut adalah data hasil pengukuran dimensi dari baja SS 400:
Tabel 2.4.1 Data pengukuran dimensi spesimen
Diameter
(cm)
Tinggi
(cm)
Luas Alas
)
Luas Selimut
)
Luas Permukaan
)
1,880 1,410 2,7745 8,3235 19,4215
Perhitungan Manual
Berikut pengukuran secara manual yang datanya diambil dari tabel:
Luas alas = π x r x r
= 3,14 x 0,94 cm x 0,94 cm
= 2,7745
Luas alas total = Luas alas atas + Luas alas bawah
= 2,7745 + 2,7745
= 5,549
Luas selimut = Luas keliling alas x t
= 2 x π x r x t
= 2 x 3,14 x 0,94 cm x 1,410 cm
= 8,3235
Luas permukaan tabung = 2 x Luas alas + Luas selimut
= 2 x 5,549 + 8,3235
= 11,098 + 8,3235
= 19,4215
Prak. Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 2-Laju Korosi
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 28
4.1.2 Rekapan Data Hasil Pengukuran Berat
Berikut adalah data hasil pengukuran berat dari baja SS 400:
Tabel 2.4.2 Data pengukuran berat spesimen
Waktu
Perendaman
(jam)
Massa Awal
(gr)
Massa Akhir
(gr)
Kehilangan
Massa (gr)
Laju Korosi
(ipm)
0 29,4175 29,4175 0 0
22,18 29,4175 27,9614 1,4561 0,1236
143,28 29,4175 26,7808 1,1806 0,0155
Berdasarkan data perhitungan berat spesimen dalam waktu perendaman 22,18
jam dan 143,28 jam dengan massa awal 29,4175 gr. Setelah direndam di cairan
HCL maka mengalami kehilangan massa sebesar 1,4561 dan 1,1806. Sehingga
dapat diperoleh nilai laju korosi sebesar 0,1236 ipm dan 0,0155 ipm. Dari kedua
perhitungan tersebut didapatkan nilai laju korosi yang mempunyai perbedaan nilai
laju korosi cukup jauh. Nilai laju korosi dari spesimen yang mengalami
perendaman terlalu lama di dalam cairan HCL akan mengakibatkan nilainya
menurun dikarenakan massa dari spesimen turun dan HCL yang sudah tercampur
dengan oksigen apabila spesimen dimasukkan kedalam HCL tersebut maka akan
mengalami kehilangan massa lebih sedikit daripada dimasukkan kedalam HCL
yang belum tercampur oleh oksigen.
4.1.3 Kandungan Kimia Baja SS 400
Baja karbon SS 400 mempunyai kandungan dari beberapa unsur kimia seperti
Krom (Cr), Silikon (Si), Mangan (Mn), Nikel (Ni), Wolfram (W), Vanadium (V),
Molibdenum (Mo), dan unsur-unsur lainnya. Baja SS 400 merupakan jenis baja
karbon rendah yang mempunyai sedikit kandungan silicon. Kandungan silicon-
nya antara 0,06-0,037%. Dari perpaduan unsur-unsur kimia pada baja akan
mempengaruhi temperaturnya, pengaruh masing-masing unsur tersebut digunakan
untuk memperbaiki atau merubah sifat-sifat mekanik baja pada perlakuan panas.
Prak. Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 2-Laju Korosi
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 29
4.2 Perhitungan Laju Korosi Metode Weight Loss
Berikut adalah perhitungan laju korosi dengan menggunakan metode weight
loss:
1. Saat perendaman spesimen selama 22,18 jam.
W = - Wi
= 29,4175 gr – 27,9614 gr
= 1,4561 gr
2. Saat perendaman spesimen selama 143,28 jam.
W = - Wi
= 27,9614 gr – 26,7808 gr
= 1,1806 gr
4.2.1 Perhitungan Laju Korosi 22,18 jam
Berikut adalah perhitungan laju korosi pada spesimen setelah direndam
selama 25 jam:
Laju korosi =
=
=
=
= 0,1236 ipm
4.2.2 Perhitungan Laju Korosi 143,28 jam
Berikut adalah perhitungan laju korosi pada spesimen setelah direndam
selama 143,28 jam:
Laju korosi =
=
=
=
= 0,0155 ipm
Prak. Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 2-Laju Korosi
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 30
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang dilakukan bisa disimpulkan sebagai berikut:
1. Proses pengujian laju korosi dengan menghitung laju korosi diantaranya dengan
reduksi ketebalan material per waktu, kehilangan berat (weight loss) area dan
unit waktu serta polarisasi.
2. Ada beberapa klasifikasi korosi dilihat dari bentuknya seperti korosi merata
(uniform corrosion), korosi sumur, korosi antar butir, korosi erosi, korosi
galvanic dan korosi celah. Klasifikasi korosi dilihat dari reaksinya ada 2 yaitu
chemical corrosion, dan electrochemical corrosion. Chemical corrosion adalah
korosi yang terjadi karena reaksi kimia secara murni sedangkan
electrochemical corrosion adalah korosi yang terjadi karena pengaruh zat
elektrolit.
4. Faktor yang mempengaruhi laju korosi seperti adanya oksigen terlarut pada
elektrolit, temperatur tinggi, kecepatan gerakan elektrolit, jenis logam/paduan,
adanya galvanic cell, dan adanya tegangan (tarik).
5. Beberapa cara untuk menghambat laju reaksi diantaranya dengan melakukan
pelapisan pada logam, melakukan perlakuan lingkungan dengan mengurangi
atau menghilangkan uap air serta partikel-partikel korosi yang bersifat korosif,
dan melakukan proteksi katodik.
6. Dari praktikum yang telah dilakukan, spesimen mengalami kehilangan massa
sebesar 1,4561 gr dan 1,1806 gr dan mempunyai nilai laju korosi sebesar
0,1236 ipm dan 0,0155 ipm.
5.2 Saran
Dari pratikum yang dilakukan ada beberapa saran sebagai berikut:
1. Mohon bimbingannya untuk praktikum selanjutnya.
2. Mohon waktunya untuk mengerjakan pretest untuk ditambah karena waktunya
sangat sempit.
3. Sarana dan prasarana yang ada pada laboratorium agar lebih ditingkatkan.
Prak. Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 2-Laju Korosi
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 31
DAFTAR PUSTAKA
Sidiq, Muhammad Fajar. 2013. Analisa Korosi dan Pengendaliannya, Jurnal
Foundry Vol.3 No.1. ISSN : 2087-2259. 2013. Hal.25-30.
Butarbutar, Geni Rina Sunaryo. 2011. Analisis Mekanisme Pengaruh Inhibitor
Siskem Pada Material Baja Karbon. Prosiding Seminar Nasional ke-17
Teknologi dan Keselamatan PLTN Serta Fasilitas Nuklir. 2011. Hal 559-566.
Dewita. 2000. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Korosi Lapisan Sic Oleh
Paladium Hasil Belah. Prosiding Presentasi Ilmiah Bahan Bakar Nuklir V
P2TBDU dan P2BGN. ISSN 1410-1998. 2000. Hal 169-177.
Bayuseno. 2009. Analisa Laju Korosi Pada Baja Untuk Material Kapal Dengan
dan Tanpa Perlindungan Cat. Rotasi. Volume 11 Nomor 3. 2009. Hal 32-37.

More Related Content

What's hot

Makalah korosi
Makalah korosiMakalah korosi
Makalah korosi
anisaalfiyana
 
Praktikum Kimia - Laporan Korosi
Praktikum Kimia - Laporan KorosiPraktikum Kimia - Laporan Korosi
Praktikum Kimia - Laporan Korosi
21 Memento
 
makalah macam-macam korosi
makalah macam-macam korosimakalah macam-macam korosi
makalah macam-macam korosi
adimasmc
 
jenis-jenis korosi by rafi dwi rachmani
jenis-jenis korosi by rafi dwi rachmanijenis-jenis korosi by rafi dwi rachmani
jenis-jenis korosi by rafi dwi rachmani
Rafi Dwi Rachmani
 
40038330 makalah-kimia-korosi
40038330 makalah-kimia-korosi40038330 makalah-kimia-korosi
40038330 makalah-kimia-korosi
kejo1234
 
120327262 makalah-korosi
120327262 makalah-korosi120327262 makalah-korosi
120327262 makalah-korosi
Beny Firiya
 
Mekanisme Korosi
Mekanisme KorosiMekanisme Korosi
Mekanisme Korosi
randiramlan
 
macam-macam korosi
macam-macam korosimacam-macam korosi
macam-macam korosi
adimasmc
 
Material Teknik - Korosi
Material Teknik - KorosiMaterial Teknik - Korosi
Material Teknik - Korosi
Zhafran Anas
 
Korosi dan proteksi katodik
Korosi dan proteksi katodikKorosi dan proteksi katodik
Korosi dan proteksi katodik
cakbentra
 
inhibitor korosi
inhibitor korosiinhibitor korosi
inhibitor korosi
Chyka JepaNk
 
Pencegahan korosi
Pencegahan korosiPencegahan korosi
Pencegahan korosi
kimia12ipa1213
 
Korosi
KorosiKorosi
Laporan Kimia_korosi besi
Laporan Kimia_korosi besiLaporan Kimia_korosi besi
Laporan Kimia_korosi besi
Feren Jr
 
Kel 1 laporan inhibitor korosi (autosaved)
Kel 1 laporan inhibitor korosi (autosaved)Kel 1 laporan inhibitor korosi (autosaved)
Kel 1 laporan inhibitor korosi (autosaved)XINYOUWANZ
 
Makalah Korosi
Makalah KorosiMakalah Korosi
Makalah Korosi
Mar'ie Muhammad
 
Presentation KOROSI BESI
Presentation KOROSI BESIPresentation KOROSI BESI
Presentation KOROSI BESI
Christina Agusta
 
Korosi 2
Korosi 2Korosi 2
Korosi 2
Wage Karsana
 
Korosi atau Perkaratan
Korosi atau PerkaratanKorosi atau Perkaratan
Korosi atau Perkaratan
HIA Class.
 

What's hot (20)

Makalah korosi
Makalah korosiMakalah korosi
Makalah korosi
 
Praktikum Kimia - Laporan Korosi
Praktikum Kimia - Laporan KorosiPraktikum Kimia - Laporan Korosi
Praktikum Kimia - Laporan Korosi
 
makalah macam-macam korosi
makalah macam-macam korosimakalah macam-macam korosi
makalah macam-macam korosi
 
jenis-jenis korosi by rafi dwi rachmani
jenis-jenis korosi by rafi dwi rachmanijenis-jenis korosi by rafi dwi rachmani
jenis-jenis korosi by rafi dwi rachmani
 
40038330 makalah-kimia-korosi
40038330 makalah-kimia-korosi40038330 makalah-kimia-korosi
40038330 makalah-kimia-korosi
 
120327262 makalah-korosi
120327262 makalah-korosi120327262 makalah-korosi
120327262 makalah-korosi
 
Mekanisme Korosi
Mekanisme KorosiMekanisme Korosi
Mekanisme Korosi
 
macam-macam korosi
macam-macam korosimacam-macam korosi
macam-macam korosi
 
korosi
korosikorosi
korosi
 
Material Teknik - Korosi
Material Teknik - KorosiMaterial Teknik - Korosi
Material Teknik - Korosi
 
Korosi dan proteksi katodik
Korosi dan proteksi katodikKorosi dan proteksi katodik
Korosi dan proteksi katodik
 
inhibitor korosi
inhibitor korosiinhibitor korosi
inhibitor korosi
 
Pencegahan korosi
Pencegahan korosiPencegahan korosi
Pencegahan korosi
 
Korosi
KorosiKorosi
Korosi
 
Laporan Kimia_korosi besi
Laporan Kimia_korosi besiLaporan Kimia_korosi besi
Laporan Kimia_korosi besi
 
Kel 1 laporan inhibitor korosi (autosaved)
Kel 1 laporan inhibitor korosi (autosaved)Kel 1 laporan inhibitor korosi (autosaved)
Kel 1 laporan inhibitor korosi (autosaved)
 
Makalah Korosi
Makalah KorosiMakalah Korosi
Makalah Korosi
 
Presentation KOROSI BESI
Presentation KOROSI BESIPresentation KOROSI BESI
Presentation KOROSI BESI
 
Korosi 2
Korosi 2Korosi 2
Korosi 2
 
Korosi atau Perkaratan
Korosi atau PerkaratanKorosi atau Perkaratan
Korosi atau Perkaratan
 

Similar to Modul2_Korosi

Pertemuan 12_KOROSI.pptx
Pertemuan 12_KOROSI.pptxPertemuan 12_KOROSI.pptx
Pertemuan 12_KOROSI.pptx
WindiAmilia
 
Bahan konstruksi dan korosi inhibitor
Bahan konstruksi dan korosi inhibitorBahan konstruksi dan korosi inhibitor
Bahan konstruksi dan korosi inhibitor
Bagus Kurniawan
 
Makalah korosi
Makalah korosiMakalah korosi
Makalah korosi
anisaalfiyana
 
Analisa korosi
Analisa korosiAnalisa korosi
Analisa korosi
anas alauddin
 
Rangkuman tugas kimia
Rangkuman tugas kimiaRangkuman tugas kimia
Rangkuman tugas kimia
yahyakurnia23
 
Rangkuman tugas kimia
Rangkuman tugas kimiaRangkuman tugas kimia
Rangkuman tugas kimia
yahyakurnia23
 
Jurnal Tentang Mesin
Jurnal Tentang MesinJurnal Tentang Mesin
Jurnal Tentang MesinAlen Pepa
 
Korosi 212
Korosi 212Korosi 212
Korosi 212
Mubarak Muhammad
 
Inhibitor
InhibitorInhibitor
Inhibitor
agusindro
 
jenis-jenis korosi
jenis-jenis korosijenis-jenis korosi
jenis-jenis korosi
Ahmad Jihad Almuhdhor
 
Tugasmediakorosi prof suharta
Tugasmediakorosi prof suhartaTugasmediakorosi prof suharta
Tugasmediakorosi prof suharta
elisabethsembiring
 
Material-Teknik-Pertemuan-11.ppt
Material-Teknik-Pertemuan-11.pptMaterial-Teknik-Pertemuan-11.ppt
Material-Teknik-Pertemuan-11.ppt
MuktarSinaga
 
Material teknik-pertemuan-11
Material teknik-pertemuan-11Material teknik-pertemuan-11
Material teknik-pertemuan-11
erin eriyanti
 
materi korosi.pptx
materi korosi.pptxmateri korosi.pptx
materi korosi.pptx
achmadkurniawanZakar
 
Pencegahan korosi
Pencegahan korosi Pencegahan korosi
Pencegahan korosi
Mubarak Muhammad
 
Analisis Perpatahan Akibat Keausan dengan Metode Studi Jurnal, Sisertasi Dan ...
Analisis Perpatahan Akibat Keausan dengan Metode Studi Jurnal, Sisertasi Dan ...Analisis Perpatahan Akibat Keausan dengan Metode Studi Jurnal, Sisertasi Dan ...
Analisis Perpatahan Akibat Keausan dengan Metode Studi Jurnal, Sisertasi Dan ...
Adolvin Mahadiputra
 
MAKALAH KIMIA KOROSI
MAKALAH KIMIA KOROSIMAKALAH KIMIA KOROSI
MAKALAH KIMIA KOROSI
Cahya Mutiara
 
Korosi ms 21
Korosi ms 21Korosi ms 21
Korosi ms 21
Muhammad Dimas
 

Similar to Modul2_Korosi (20)

Pertemuan 12_KOROSI.pptx
Pertemuan 12_KOROSI.pptxPertemuan 12_KOROSI.pptx
Pertemuan 12_KOROSI.pptx
 
3 korosi
3 korosi3 korosi
3 korosi
 
Bahan konstruksi dan korosi inhibitor
Bahan konstruksi dan korosi inhibitorBahan konstruksi dan korosi inhibitor
Bahan konstruksi dan korosi inhibitor
 
Makalah korosi
Makalah korosiMakalah korosi
Makalah korosi
 
Analisa korosi
Analisa korosiAnalisa korosi
Analisa korosi
 
Rangkuman tugas kimia
Rangkuman tugas kimiaRangkuman tugas kimia
Rangkuman tugas kimia
 
Rangkuman tugas kimia
Rangkuman tugas kimiaRangkuman tugas kimia
Rangkuman tugas kimia
 
Jurnal Tentang Mesin
Jurnal Tentang MesinJurnal Tentang Mesin
Jurnal Tentang Mesin
 
Korosi 212
Korosi 212Korosi 212
Korosi 212
 
Inhibitor
InhibitorInhibitor
Inhibitor
 
jenis-jenis korosi
jenis-jenis korosijenis-jenis korosi
jenis-jenis korosi
 
Tugasmediakorosi prof suharta
Tugasmediakorosi prof suhartaTugasmediakorosi prof suharta
Tugasmediakorosi prof suharta
 
Material-Teknik-Pertemuan-11.ppt
Material-Teknik-Pertemuan-11.pptMaterial-Teknik-Pertemuan-11.ppt
Material-Teknik-Pertemuan-11.ppt
 
Material teknik-pertemuan-11
Material teknik-pertemuan-11Material teknik-pertemuan-11
Material teknik-pertemuan-11
 
Metallurgi 2
Metallurgi 2Metallurgi 2
Metallurgi 2
 
materi korosi.pptx
materi korosi.pptxmateri korosi.pptx
materi korosi.pptx
 
Pencegahan korosi
Pencegahan korosi Pencegahan korosi
Pencegahan korosi
 
Analisis Perpatahan Akibat Keausan dengan Metode Studi Jurnal, Sisertasi Dan ...
Analisis Perpatahan Akibat Keausan dengan Metode Studi Jurnal, Sisertasi Dan ...Analisis Perpatahan Akibat Keausan dengan Metode Studi Jurnal, Sisertasi Dan ...
Analisis Perpatahan Akibat Keausan dengan Metode Studi Jurnal, Sisertasi Dan ...
 
MAKALAH KIMIA KOROSI
MAKALAH KIMIA KOROSIMAKALAH KIMIA KOROSI
MAKALAH KIMIA KOROSI
 
Korosi ms 21
Korosi ms 21Korosi ms 21
Korosi ms 21
 

More from Achmad Agung Ferrianto

Modul 4_Uji Kekerasan
Modul 4_Uji KekerasanModul 4_Uji Kekerasan
Modul 4_Uji Kekerasan
Achmad Agung Ferrianto
 
Modul3_Fiberglass
Modul3_FiberglassModul3_Fiberglass
Modul3_Fiberglass
Achmad Agung Ferrianto
 
Modul1_NDT
Modul1_NDTModul1_NDT
Makalah Sistem politik Islam
Makalah Sistem politik IslamMakalah Sistem politik Islam
Makalah Sistem politik Islam
Achmad Agung Ferrianto
 
Proposal usaha online shop
Proposal usaha online shopProposal usaha online shop
Proposal usaha online shop
Achmad Agung Ferrianto
 
Makalah pembuatan es puter dan faktor lingkungannya
Makalah pembuatan es puter dan faktor lingkungannyaMakalah pembuatan es puter dan faktor lingkungannya
Makalah pembuatan es puter dan faktor lingkungannya
Achmad Agung Ferrianto
 
Kalkulasi Biaya Pesanan (Job Order Costing)
Kalkulasi Biaya Pesanan (Job Order Costing)Kalkulasi Biaya Pesanan (Job Order Costing)
Kalkulasi Biaya Pesanan (Job Order Costing)
Achmad Agung Ferrianto
 
Pendapatan nasional keseimbangan 4 faktor
Pendapatan nasional keseimbangan 4 faktorPendapatan nasional keseimbangan 4 faktor
Pendapatan nasional keseimbangan 4 faktor
Achmad Agung Ferrianto
 
Makalah Pengantar Teknik Industri
Makalah Pengantar Teknik IndustriMakalah Pengantar Teknik Industri
Makalah Pengantar Teknik Industri
Achmad Agung Ferrianto
 

More from Achmad Agung Ferrianto (9)

Modul 4_Uji Kekerasan
Modul 4_Uji KekerasanModul 4_Uji Kekerasan
Modul 4_Uji Kekerasan
 
Modul3_Fiberglass
Modul3_FiberglassModul3_Fiberglass
Modul3_Fiberglass
 
Modul1_NDT
Modul1_NDTModul1_NDT
Modul1_NDT
 
Makalah Sistem politik Islam
Makalah Sistem politik IslamMakalah Sistem politik Islam
Makalah Sistem politik Islam
 
Proposal usaha online shop
Proposal usaha online shopProposal usaha online shop
Proposal usaha online shop
 
Makalah pembuatan es puter dan faktor lingkungannya
Makalah pembuatan es puter dan faktor lingkungannyaMakalah pembuatan es puter dan faktor lingkungannya
Makalah pembuatan es puter dan faktor lingkungannya
 
Kalkulasi Biaya Pesanan (Job Order Costing)
Kalkulasi Biaya Pesanan (Job Order Costing)Kalkulasi Biaya Pesanan (Job Order Costing)
Kalkulasi Biaya Pesanan (Job Order Costing)
 
Pendapatan nasional keseimbangan 4 faktor
Pendapatan nasional keseimbangan 4 faktorPendapatan nasional keseimbangan 4 faktor
Pendapatan nasional keseimbangan 4 faktor
 
Makalah Pengantar Teknik Industri
Makalah Pengantar Teknik IndustriMakalah Pengantar Teknik Industri
Makalah Pengantar Teknik Industri
 

Recently uploaded

PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdf
PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdfPROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdf
PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdf
afifsalim12
 
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
narayafiryal8
 
Paparan Pengawasan Bangunan Gedung.pptx
Paparan  Pengawasan Bangunan Gedung.pptxPaparan  Pengawasan Bangunan Gedung.pptx
Paparan Pengawasan Bangunan Gedung.pptx
RifkiAbrar2
 
1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
ymikhael4
 
BAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptx
BAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptxBAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptx
BAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptx
ssuser5e48eb
 
111078825-Nilai-Maksimum-Dan-Minimum-Turunan-Fungsi.pptx
111078825-Nilai-Maksimum-Dan-Minimum-Turunan-Fungsi.pptx111078825-Nilai-Maksimum-Dan-Minimum-Turunan-Fungsi.pptx
111078825-Nilai-Maksimum-Dan-Minimum-Turunan-Fungsi.pptx
RobiahIqlima
 
Sistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu induk
Sistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu indukSistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu induk
Sistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu induk
ssuser0b6eb8
 
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdfDAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
benediktusmaksy
 

Recently uploaded (8)

PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdf
PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdfPROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdf
PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdf
 
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
 
Paparan Pengawasan Bangunan Gedung.pptx
Paparan  Pengawasan Bangunan Gedung.pptxPaparan  Pengawasan Bangunan Gedung.pptx
Paparan Pengawasan Bangunan Gedung.pptx
 
1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
 
BAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptx
BAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptxBAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptx
BAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptx
 
111078825-Nilai-Maksimum-Dan-Minimum-Turunan-Fungsi.pptx
111078825-Nilai-Maksimum-Dan-Minimum-Turunan-Fungsi.pptx111078825-Nilai-Maksimum-Dan-Minimum-Turunan-Fungsi.pptx
111078825-Nilai-Maksimum-Dan-Minimum-Turunan-Fungsi.pptx
 
Sistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu induk
Sistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu indukSistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu induk
Sistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu induk
 
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdfDAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
 

Modul2_Korosi

  • 1. P R A K T I K U M P E N G E T A H U A N B A H A N T E K N I K TAHUN AKADEMIK 2013/2014 PBT 02 Laju Korosi (Corossion Rate) Disusun oleh: Kelompok 39 Hidayatun Ni’mah ( 13.04.2.1.1.00026 ) Achmad Agung Ferrianto ( 13.04.2.1.1.00077 ) Asisten: M. Ali Murdani ( 12.04.2.1.1.00110 ) LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TRUNOJOYO 2014
  • 2. Praktikum Pengetahuan Bahan Teknik LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 15 RINGKASAN Ni’mah Hidayatun,Ferrianto Achmad Agung,Program Studi TeknikIndustri,FakultasTeknik, UniversitasTrunojoyo Madura, PBT 02 Laju Korosi, Juni 2014 Pada pratikum pengetahuan bahan teknik modul 2 yaitu tentang laju korosi. Korosi yaitu penurunanmutulogamakibatreaksikimiasuatulogamdenganlingkungannya. Klasifikasi korosi dilihat dari bentuknya yaitu korosi merata, korosi sumur, korosi galvanik, korosi erosi, korosi batas butir, dan korosi celah. Klasifikasi korosi dilihat dari jenis reaksi chemical corrosion, electrochemicalcorrosion.Faktor yang mempengaruhi laju korosi seperti adanya oksigen terlarut pada elektrolit, temperatur tinggi, kecepatan gerakan elektrolit, jenis logam/paduan, adanya galvanic cell, dan adanya tegangan (tarik). Laju korosi merupakan ukuranuntukmenentukanbesarnyadegradasi material logamakibatkorositerhadaplingkungannya. Beberapa cara untuk menghambat laju reaksi diantaranya dengan melakukan pelapisan pada logam, melakukan perlakuan lingkungan dengan mengurangi atau menghilangkan uap air serta partikel-partikel korosi yang bersifat korosif, dan melakukan proteksi katodik.
  • 3. Prak. Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 2-Laju Korosi LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 16 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Korosi atau pengkaratan dikenal peristiwa kerusakan logam karena adanya reaksi elektrokimia dengan lingkungannya yang menyebabkan terjadinya penurunan kualitas suatu bahan logam. Laju korosi merupakan peristiwa yang terjadi secara alamiah sehingga prosesnya tidak dapat dicegah, namun laju korosi dapat dikendalikan dengan mengurangi laju korosinya (Sidiq, 2013). Pengujian korosi dilakukan untuk menghindari adanya kerusakan bahan, dari pengujian ini akan dapat diketahui akibat-akibat adanya korosi, selain itu dapat mengetahui pengaruh perlakuan bahan terhadap laju korosi dan dapat mengetahui proses laju korosi sedetail mungkin. Dengan hal tersebut, dapat mengetahui beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghambat laju korosi itu sendiri (Halima, 2003). Pada pratikum pengetahuan bahan teknik modul 2 tentang laju korosi bertujuan untuk mengetahui proses penurunan massa atau kehilangannya massa baja SS400 setelah dibersihkan menggunakan kertas gosok lalu dimasukkan kedalam larutan HCL lalu didiamkan selama 22,18 jam dan 143,28 jam. Selanjutnya menghitung massanya dengan menggunakan neraca analitik. 1.2 Tujuan Praktikum Setelah mengikuti praktikum ini, praktikan diharapkan: 1. Mengetahui proses pengujian laju korosi. 2. Mengetahui klasifikasi korosi dari bentuknya. 3. Mengetahui klasifikasi korosi dari jenis reaksinya. 4. Mengetahui faktor-faktor yang mengpengaruhi korosi. 5. Mengetahui cara menghambat terjadinya laju korosi.
  • 4. Prak. Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 2-Laju Korosi LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Korosi Korosi adalah penurunan mutu logam akibat reaksi kimia suatu logam dengan lingkungannya. Korosi penurunan kualitas yang disebabkan oleh reaksi kimia bahan logam dengan unsur-unsur lain yang terdapat di alam (Bahri, 2007). 2.2 Mekanisme Laju Korosi Terkorosinya suatu logam dalam lingkungan elektrolit (air) adalah suatu proses elektrokimia. Proses ini terjadi bila ada reaksi setengah sel yang melepaskan elektron (reaksi oksidasi pada anodik) dan reaksi setengah sel yang menerima elektron tersebut (reaksi reduksi pada katodik). Kedua reaksi ini akan terus berlangsung sampai terjadi kesetimbangan dinamis dimana jumlah elektron yang dilepas sama dengan jumlah elektron yang diterima. Kebanyakan proses terjadi karena peristiwa elektrokimia yakni adanya interaksi antara logam yang terdiri dari anoda dan katoda. Pada anoda terjadi reaksi oksidasi dan pada katoda terjadi reaksi reduksi. Contoh reaksi oksidasi dan reaksi reduksi adalah sebagai berikut: Zn Zn2+ + 2e- (reaksi oksidasi) 2H+ + 2e- H2 (reaksi reduksi) Korosi yang terjadi pada suatu reaksi oksidasi disebut reaksi anodik (terjadi penambahan muatan positif), sedangkan pada korosi yang terjadi pada reaksi reduksi disebut reaksi katodik (terjadi pengurangan muatan positif). Jadi proses korosi memerlukan sepasang reaksi elektrokimia anodik-katodik (Yusuf, 2008).
  • 5. Prak. Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 2-Laju Korosi LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 18 2.3 Klasifikasi Korosi Macam-macam bentuk korosi yang biasa terjadi di lingkungan sekitar dapat di klasifikasi sebagai berikut: 2.3.1 Klasifikasi Korosi Dilihat dari Bentuknya Berdasarkan bentuknya, korosi terbagi dalam beberapa jenis antara lain: 1. Korosi Merata Korosi yang terjadi pada seluruh permukaan logam atau paduan yang bersentuhan dengan elektrolit pada intensitas sama (Dewi, 2007). 2. Korosi Sumur Korosi sumur terjadi karena adanya serangan korosi lokal pada permukaan logam sehingga membentuk cekungan atau lubang pada permukaan logam. Korosi logam pada baja tahan karat terjadi karena rusaknya lapisan pelindung (Sidiq, 2013). 3. Korosi Erosi Korosi Erosi merupakan percepatan pada laju korosi disebabkan gerak yang relatif antara cairan yang korosif dengan permukaan logam. Biasanya gerakan sangat cepat, sehingga pengaruh abrasion dan mechanical wear juga terlihat di dalamnya (Dewi, 2007). 4. Korosi Celah Korosi Celah (crevice corrosion), yaitu korosi lokal yang biasanya terjadi pada sela-sela sambungan logam yang sejenis atau pada retakan di permukaan logam. Hal ini disebabkan perbedaan konsentrasi ion logam atau konsentrasi oksigen antara celah dan lingkungannya. Untuk menerangkan prinsip dasar korosi celah diumpamakan dua buah logam yang direndam dalan air laut, pada mulanya reaksi terjadi diseluruh permukaan meliputi permukaan dalam celah dan permukaan luar celah (Dewi, 2007). 5. Korosi Galvanic Korosi galvanic terjadi jika dua logam yang berbeda tersambung melalui elektrolit sehingga salah satu dari logam tersebut akan terserang korosi sedang lainnya terlindungi dari korosi. Untuk memprediksi logam yang terkorosi pada korosi galvanic dapat dilihat pada deret galvanic (Sidiq, 2013).
  • 6. Prak. Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 2-Laju Korosi LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 19 6. Korosi Batas Butir Korosi yang menyerang pada batas butir akibat adanya perpindahan dari unsur pasif seperti krom meninggalkan batas butir sehingga pada batas butir bersifat anodic (Sidiq, 2013). 2.3.2 Klasifikasi Korosi Dilihat dari Jenis Reaksinya Berdasarkan jenis reaksinya, korosi terbagi dalam dua jenis yaitu: 1. Chemical Corrosion Korosi yang terjadi karena adanya reaksi kimia secara murni, dan tidak ada pengaruh oleh elektrolit. Untuk memperlambat reaksi korosi digunakan bahan kimia yang disebut inhibitor corrosion yang bekerja dengan cara membentuk lapisan pelindung pada permukaan metal (Halima, 2003). 2. Electrochemical Corrosion Korosi yang terjadi karena adanya pengaruh zat elektrolit yang mengandung ion-ion. Untuk mencegah terjadinya proses korosi atau setidak-tidaknya untuk memperlambat proses korosi tersebut, maka dipasanglah suatu anoda buatan di luar logam yang akan diproteksi. Daerah anoda adalah suatu bagian logam yang kehilangan elektron. Ion positifnya meninggalkan logam tersebut dan masuk ke dalam larutan yang ada sehingga logam tersebut berkarat. Terlihat disini karena perbedaan potensial maka arus elektron akan mengalir dari anoda yang dipasang dan akan menahan melawan arus elektron dari logam yang didekatnya, sehingga logam tersebut berubah menjadi daerah katoda. Dalam hal diatas elektron disuplai kepada logam yang diproteksi oleh anoda buatan sehingga elektron yang hilang dari daerah anoda tersebut selalu diganti, sehingga akan mengurangi proses korosi dari logam yang diproteksi (Halima, 2003). 2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Korosi Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi korosi sebagai berikut: 2.4.1 Faktor Gas Terlarut Berikut ini beberapa faktor gas terlarut yaitu: 1. Oksigen (O2) Menurut Sidiq, 2013. Adanya oksigen yang terlarut akan menyebabkan korosi pada metal seperti laju korosi pada mild stell alloys akan bertambah dengan
  • 7. Prak. Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 2-Laju Korosi LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 20 meningkatnya kandungan oksigen. Reaksi korosi secara umum pada besi karena adanya kelarutan oksigen adalah sebagai berikut : Reaksi Anoda : Fe Fe2- + 2e Reaksi katoda : O2 + 2H2O+ 4e 4 OH 2. Karbondioksida (CO2) Menurut Sidiq, 2013. Jika karbondioksida dilarutkan dalam air maka akan terbentuk asam karbonat (H2CO3) yang dapat menurunkan pH air dan meningkatkan korosifitas, biasanya bentuk korosinya berupa pitting yang secara umum reaksinya adalah: CO2 + H2O H2CO3Fe + H2CO3 FeCO3+H2. 2.4.2 Fakor Temperatur Penambahan temperatur umumnya menambah laju korosi walaupun kenyataannya kelarutan oksigen berkurang dengan meningkatnya temperatur (Sidiq, 2013). 2.4.3 Faktor Derajat Keasaman (pH) pH netral adalah 7, sedangkan ph < 7 bersifat asam dan korosif, sedangkan untuk pH > 7 bersifat basa juga korosif. Tetapi untuk besi, laju korosi rendah pada pH antara 7 sampai 13. Laju korosi akan meningkat pada pH < 7 dan pada pH > 13 (Sidiq, 2013). 2.4.4 Faktor Bakteri Pereduksi atau Sulfat Reducing Bacteria (SRB) Adanya bakteri pereduksi sulfat akan mereduksi ion sulfat menjadi gas H2S, yang mana jika gas tersebut kontak dengan besi akan menyebabkan terjadinya korosi (Sidiq, 2013). 2.4.5 Faktor Padatan Terlarut Berikut beberapa faktor padatan terlarut yaitu: 1. Klorida (Cl) Klorida menyerang lapisan mild steel dan lapisan stainless steel. Padatan ini menyebabkan terjadinya pitting, crevice corrosion, dan juga menyebabkan pecahnya alooys (Sidiq, 2013).
  • 8. Prak. Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 2-Laju Korosi LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 21 2. Karbonat (CO3) Kalsium karbonat sering digunakan sebagai pengontrol korosi dimana film karbonat diendapkan sebagai lapisan pelindung permukaan metal, tetapi dalam produksi minyak hal ini cenderung menimbulkan masalah scale (Sidiq, 2013). 3. Sulfat (SO4) Ion sulfat ini biasanya terdapat dalam minyak. Dalam air, ion sulfat juga ditemukan dalam konsentrasi yang cukup tinggi dan bersifat kontaminan, dan oleh bakteri SRB sulfat diubah menjadi sulfide yang korosif (Sidiq, 2013). 2.5 Cara Mencegah dan Menghambat Laju Korosi 2.5.1 Cara Mencegah Laju Korosi Berikut beberapa cara mencegah laju korosi yaitu: 1. Perlindungan Mekanis Mencegah agar permukaan logam tidak berinteraksi langsung dengan lingkungan yaitu seperti udara dan air (Sidiq, 2013). 2. Perlindungan Elektrokimia Mencegah dengan menghubungkan logam yang mempunyai potensial lebih tinggi ke-struktur logam sehingga tercipta suatu sel elektrokimia dengan logam berpotensial rendah bersifat katodik dan terproteksi (Sidiq, 2013). 2.5.2 Cara Menghambat Laju Korosi Berikut beberapa cara menghambat laju korosi yaitu: 1. Pengubahan Media Korosi merupakan interaksi antara logam dengan media sekitarnya, maka pengubahan media sekitarnya akan dapat mengubah laju korosi (Sidiq, 2013). 2. Seleksi Material Metode umum yang sering digunakan dalam pencegahan korosi yaitu pemilihan membentuk endapan yang nampak dan melindungi logam dari serangan yang mengkorosi logamnya dan menghasilkan produk yang membentuk lapisan pasif, dan ada pula yang menghilangkan konstituen yang agresif (Sidiq, 2013). 3. Proteksi Katodik (Cathodic Protection) Proteksi katodik adalah jenis perlindungan korosi dengan menghubungkan logam yang mempunyai potensial lebih tinggi ke struktur logam sehingga tercipta
  • 9. Prak. Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 2-Laju Korosi LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 22 suatu sel elektrokimia dengan logam berpotensial rendah bersifat katodik dan terproteksi (Sidiq, 2013). 4. Proteksi Anodik (Anodic Protection) Adanya arus anodik akan meningkatkan laju ketidak-larutan logam dan menurunkan laju pembentukan hidrogen. Hal ini bisa terjadi untuk logam “active- passive” seperti Ni, Fe, Cr, Ti dan paduannya. Jika arus yang lewat logam dikontrol seksama, maka logam akan bersifat pasif dan pembentukan logam- logam tak terlarut akan berkurang (Sidiq, 2013). 5. Inhibitor Korosi Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya korosi adalah dengan penggunaan inhibitor korosi. Secara umum suatu inhibitor adalah suatu zat kimia yang dapat menghambat atau memperlambat suatu reaksi kimia. Sedangkan inhibitor korosi adalah suatu zat kimia yang bila ditambahkan pada suatu lingkungan, dapat menurunkan laju penyerangan korosi lingkungan itu terhadap suatu logam. Sejumlah inhibitor menghambat korosi melalui cara dengan membentuk suatu lapisan tipis yang tidak nampak dengan ketebalan beberapa molekul saja, ada pula yang karena pengaruh lingkungan (Sidiq, 2013). 6. Coating Cara ini sering dilakukan dengan melapisi logam (coating) dengan suatu bahan agar logam tersebut terhindar dari korosi (Sidiq, 2013). 2.6 Laju Korosi Menurut Chodijah, 2008. Laju korosi adalah ukuran untuk menentukan besarnya degradasi material logam akibat korosi terhadap lingkungannya. Laju korosi dinyatakan dalam mpy (milli inch per year). Laju korosi dapat dihitung dengan persamaan. Korosi sangat dipengaruhi oleh lingkungan misalnya temperatur pH, oksigen, kecepatan fluida, dan zat-zat oksidator. Laju korosi juga bergantung pada, konsentrasi reaktan, jumlah mula-mula partikel (massa) logam, dan faktor mekanik seperti tegangan. Untuk menghitung laju korosi, terdapat dua metode yang dapat digunakan antara lain metode kehilangan berat atau weight gain loss (WGL) dan metode elektrokimia. Pada metode pengukuran berat, besarnya korosi dinyatakan sebagai besarnya kehilangan berat logam yang diuji
  • 10. Prak. Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 2-Laju Korosi LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 23 persatuan luas permukaan persatuan waktu, secara matematis dirumuskan sebagai berikut: CR = ............................................................................................... (1) Dimana: CR = Laju korosi K = Konstanta D = Massa jenis (g/cm3 ) A = Luas permukaan (cm2 ) T = Waktu (jam) 2.7 Unsur Kimia Logam (Baja/besi type-SS400) Baja SS400 merupakan baja karbon rendah yang memiliki sifat keuletan yang baik dan kekuatan yang sedang, dan memiliki kadar karbon kurang dari 0,3 % dan memiki kandungan siliconnya antara 0.06 dan 0.037%. Baja karbon SS 400 mempunyai kandungan dari beberapa unsur kimia seperti Krom (Cr), Silikon (Si), Mangan (Mn), Nikel (Ni), Wolfram (W), Vanadium (V), Molibdenum (Mo), dan unsur-unsur lainnya (Fuadi, 2010).
  • 11. Prak. Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 2-Laju Korosi LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 24 BAB III METODE PENILITIAN 3.1 Alat dan Bahan Sebelum melakukan praktikum dipersiapkan bahan dan alat sebagai berikut. 3.1.1 Bahan Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah: 1. Baja SS 400. 2. Larutan HCL. 3.1.2 Alat Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah: 1. Neraca analitik. 2. Pinset (penjepit). 3. Jangka Sorong. 4. Amplas. 5. Wadah (gelas aqua). 6. Karet. 7. Plastik. 8. Majun atau lap. 9. Kamera. 3.2 Prosedur Pelaksanaan Pratikum Prosedur praktikum PBT modul 2 adalah sebagai berikut: 1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan sebelum melakukan praktikum. 2. Melakukan pengukuran dimensi awal seperti mengukur diameter dan tinggi dari spesimen. Mencatat hasil pengukuran pada lembar data (check sheet). 3. Mencacat massa awal spesimen yang sudah ditimbang oleh asisten pada lembar data (check sheet). 4. Membersihkan bagian permukaan spesimen yang akan diuji dari kotoran menggunakan kertas gosok.
  • 12. Prak. Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 2-Laju Korosi LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 25 5. Menimbang massa spesimen setelah dibersihkan menggunakan kertas gosok sebelum direndam dalam larutan HCL dengan alat yang sudah disediakan. Catat hasil pengukuran dalam lembar data (check sheet). 6. Merendam spesimen yang akan diuji didalam larutan HCL yang telah disediakan. 7. Mengangkat dan mengeringkan spesimen yang telah direndam selama kurang lebih 24 jam untuk pengukuran hari pertama. 8. Kemudian timbang massa ke-2 setelah mengalami perendaman selama 22,18 jam. Catat pada lembar data (check sheet). 9. Setelah itu rendam kembali spesimen pada larutan HCL dan biarkan selama 8 hari. 10. Pada hari ke-8 ambil spesimen pada larutan HCL, lihat apakah spesimennya mengalami korosi secara total atau tidak? Jika spesimennya tidak mengalami korosi total yakni masih terdapat sisanya, kemudian keringkan dan timbang massa ke-3 setelah mengalami perendaman selama 8 x 24 jam. Catat pada lembar data (check sheet).
  • 13. Prak. Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 2-Laju Korosi LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 26 3.2 Flowchart Prosedur Pelaksanaan Praktikan Berikut adalah gambar dari flowchart prosedur pelaksanaan praktikan. --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Tahap Pengumpulan Data --------------------------------------------------------------------------------------------------- Gambar 2.3.1 Flowchart Prosedur Pelaksanaan Praktikan Mulai Persiapan Baja SS 400 Menetapkan Tujuan Landasan Teori Proses pengumpulan data terdiri atas: 1. Menimbang massa dan dimensi awal dari spesimen. 2. Merendam spesimen ke dalam larutan HCL. 3. Mengangkat dan mengeringkan spesimen 4. Menimbang spesimen setelah direndam selama 22,18 jam dengan neraca analitik. 5. Merendam kembali spesimen ke dalam larutan HCL dan biarkan selama 8 hari. 6. Ambil spesimen, keringkan dan menimbang spesimen dengan neraca analitik setelah direndam selama 8 hari. Pengolahan data terdiri atas: 1. Pengukuran dimensi spesimen. 2. Pengukuran berat spesimen. 3. Perhitungan laju korosi metode weight loss. 4. Perhitungan laju korosi 22,18 jam. 5. Perhitungan laju korosi 143,28 jam Selesai Analisa Laju Korosi Tahap Persiapan Tahap Penentuan Tujuan Tahap Pengumpulan Data Tahap Pengolahan Data Tahap Analisa Data
  • 14. Prak. Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 2-Laju Korosi LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 27 BAB IV HASIL DAN ANALISA 4.1 Rekapan Data Hasil Pengukuran 4.1.1 Rekapan Data Hasil Pengukuran Dimensi Berikut adalah data hasil pengukuran dimensi dari baja SS 400: Tabel 2.4.1 Data pengukuran dimensi spesimen Diameter (cm) Tinggi (cm) Luas Alas ) Luas Selimut ) Luas Permukaan ) 1,880 1,410 2,7745 8,3235 19,4215 Perhitungan Manual Berikut pengukuran secara manual yang datanya diambil dari tabel: Luas alas = π x r x r = 3,14 x 0,94 cm x 0,94 cm = 2,7745 Luas alas total = Luas alas atas + Luas alas bawah = 2,7745 + 2,7745 = 5,549 Luas selimut = Luas keliling alas x t = 2 x π x r x t = 2 x 3,14 x 0,94 cm x 1,410 cm = 8,3235 Luas permukaan tabung = 2 x Luas alas + Luas selimut = 2 x 5,549 + 8,3235 = 11,098 + 8,3235 = 19,4215
  • 15. Prak. Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 2-Laju Korosi LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 28 4.1.2 Rekapan Data Hasil Pengukuran Berat Berikut adalah data hasil pengukuran berat dari baja SS 400: Tabel 2.4.2 Data pengukuran berat spesimen Waktu Perendaman (jam) Massa Awal (gr) Massa Akhir (gr) Kehilangan Massa (gr) Laju Korosi (ipm) 0 29,4175 29,4175 0 0 22,18 29,4175 27,9614 1,4561 0,1236 143,28 29,4175 26,7808 1,1806 0,0155 Berdasarkan data perhitungan berat spesimen dalam waktu perendaman 22,18 jam dan 143,28 jam dengan massa awal 29,4175 gr. Setelah direndam di cairan HCL maka mengalami kehilangan massa sebesar 1,4561 dan 1,1806. Sehingga dapat diperoleh nilai laju korosi sebesar 0,1236 ipm dan 0,0155 ipm. Dari kedua perhitungan tersebut didapatkan nilai laju korosi yang mempunyai perbedaan nilai laju korosi cukup jauh. Nilai laju korosi dari spesimen yang mengalami perendaman terlalu lama di dalam cairan HCL akan mengakibatkan nilainya menurun dikarenakan massa dari spesimen turun dan HCL yang sudah tercampur dengan oksigen apabila spesimen dimasukkan kedalam HCL tersebut maka akan mengalami kehilangan massa lebih sedikit daripada dimasukkan kedalam HCL yang belum tercampur oleh oksigen. 4.1.3 Kandungan Kimia Baja SS 400 Baja karbon SS 400 mempunyai kandungan dari beberapa unsur kimia seperti Krom (Cr), Silikon (Si), Mangan (Mn), Nikel (Ni), Wolfram (W), Vanadium (V), Molibdenum (Mo), dan unsur-unsur lainnya. Baja SS 400 merupakan jenis baja karbon rendah yang mempunyai sedikit kandungan silicon. Kandungan silicon- nya antara 0,06-0,037%. Dari perpaduan unsur-unsur kimia pada baja akan mempengaruhi temperaturnya, pengaruh masing-masing unsur tersebut digunakan untuk memperbaiki atau merubah sifat-sifat mekanik baja pada perlakuan panas.
  • 16. Prak. Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 2-Laju Korosi LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 29 4.2 Perhitungan Laju Korosi Metode Weight Loss Berikut adalah perhitungan laju korosi dengan menggunakan metode weight loss: 1. Saat perendaman spesimen selama 22,18 jam. W = - Wi = 29,4175 gr – 27,9614 gr = 1,4561 gr 2. Saat perendaman spesimen selama 143,28 jam. W = - Wi = 27,9614 gr – 26,7808 gr = 1,1806 gr 4.2.1 Perhitungan Laju Korosi 22,18 jam Berikut adalah perhitungan laju korosi pada spesimen setelah direndam selama 25 jam: Laju korosi = = = = = 0,1236 ipm 4.2.2 Perhitungan Laju Korosi 143,28 jam Berikut adalah perhitungan laju korosi pada spesimen setelah direndam selama 143,28 jam: Laju korosi = = = = = 0,0155 ipm
  • 17. Prak. Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 2-Laju Korosi LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 30 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari praktikum yang dilakukan bisa disimpulkan sebagai berikut: 1. Proses pengujian laju korosi dengan menghitung laju korosi diantaranya dengan reduksi ketebalan material per waktu, kehilangan berat (weight loss) area dan unit waktu serta polarisasi. 2. Ada beberapa klasifikasi korosi dilihat dari bentuknya seperti korosi merata (uniform corrosion), korosi sumur, korosi antar butir, korosi erosi, korosi galvanic dan korosi celah. Klasifikasi korosi dilihat dari reaksinya ada 2 yaitu chemical corrosion, dan electrochemical corrosion. Chemical corrosion adalah korosi yang terjadi karena reaksi kimia secara murni sedangkan electrochemical corrosion adalah korosi yang terjadi karena pengaruh zat elektrolit. 4. Faktor yang mempengaruhi laju korosi seperti adanya oksigen terlarut pada elektrolit, temperatur tinggi, kecepatan gerakan elektrolit, jenis logam/paduan, adanya galvanic cell, dan adanya tegangan (tarik). 5. Beberapa cara untuk menghambat laju reaksi diantaranya dengan melakukan pelapisan pada logam, melakukan perlakuan lingkungan dengan mengurangi atau menghilangkan uap air serta partikel-partikel korosi yang bersifat korosif, dan melakukan proteksi katodik. 6. Dari praktikum yang telah dilakukan, spesimen mengalami kehilangan massa sebesar 1,4561 gr dan 1,1806 gr dan mempunyai nilai laju korosi sebesar 0,1236 ipm dan 0,0155 ipm. 5.2 Saran Dari pratikum yang dilakukan ada beberapa saran sebagai berikut: 1. Mohon bimbingannya untuk praktikum selanjutnya. 2. Mohon waktunya untuk mengerjakan pretest untuk ditambah karena waktunya sangat sempit. 3. Sarana dan prasarana yang ada pada laboratorium agar lebih ditingkatkan.
  • 18. Prak. Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 2-Laju Korosi LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 31 DAFTAR PUSTAKA Sidiq, Muhammad Fajar. 2013. Analisa Korosi dan Pengendaliannya, Jurnal Foundry Vol.3 No.1. ISSN : 2087-2259. 2013. Hal.25-30. Butarbutar, Geni Rina Sunaryo. 2011. Analisis Mekanisme Pengaruh Inhibitor Siskem Pada Material Baja Karbon. Prosiding Seminar Nasional ke-17 Teknologi dan Keselamatan PLTN Serta Fasilitas Nuklir. 2011. Hal 559-566. Dewita. 2000. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Korosi Lapisan Sic Oleh Paladium Hasil Belah. Prosiding Presentasi Ilmiah Bahan Bakar Nuklir V P2TBDU dan P2BGN. ISSN 1410-1998. 2000. Hal 169-177. Bayuseno. 2009. Analisa Laju Korosi Pada Baja Untuk Material Kapal Dengan dan Tanpa Perlindungan Cat. Rotasi. Volume 11 Nomor 3. 2009. Hal 32-37.