SlideShare a Scribd company logo
HERRYCRIPTON@GMAIL.COM @HERRYCMG 081262001424 HERRY210
SMK PENCAWAN
JL. BUNGA NCOLE NO. 50
KOTA MEDAN, 20136
smkpencawan@gmail.com
0618363786
HERRY CRIPTON GM
TEKNIK PENGOLAHAN AUDIO VIDEO
HERRY CRIPTON GM
KD 3.2 MEMAHAMI PENGOPRASIAN KAMERA VIDEO DENGAN
PROSEDUR
Kamera merupakan salah satu aspek penting dalam suatu
pembuatan video, fungsi kamera yaitu mengambil/merekam
adegan-adegan yang diarahkan oleh sang sutradara kemudian
divisualisasikan oleh pemain-pemain yang melakukan adegan-
adegan.
Kamera dioperasikan oleh kru yang biasa disebut kameramen,
kameramen mengoperasikan kamera sesuai dengan arahan
sutradara. Untuk menjadi seorang kameramen harus
mengetahui jenis-jenis kamera, mengenal cara-cara atau teknik
memegang kamera, teknik pengambilan gambar, unsur-unsur
dalam pengambilan gambar, dan sebagainya.
Sincerely,
HERRY CRIPTON GM
KD 3.2 TEKNIK PENGELOAHAN AUDIO VIDEO MM
SMK PENCAWAN MEDAN
A. PENGERTIAN KAMERA VIDEO
Kamera Video adalah perangkat perekam gambar video yang mampu
menyimpan gambar digital dari mode gambar analog. Kamera Video termasuk salah
satu produk teknologi digital, sehingga disebut pula salah satu perangkat digitizer
yang memiliki kemampuan mengambil input data analog berupa frekuensi sinar dan
mengubah ke mode digital elektronis.
Kamera video atau yang biasa disebut camcorder (Kamera Perekam) merupakan
perangkat elektronik yang menggabungkan kamera video dan perekam video ke
dalam satu unit. Camcorder awal
berbasis tape, merekam sinyal
analog ke kaset video. Pada
tahun 2006, perekaman digital
menjadi hal biasa, dengan pita
digantikan oleh media
penyimpanan seperti mini-HD,
microDVD, memori flash internal dan kartu SD .Video/Film adalah rangkaian banyak
Frame gambar yang diputar dengan cepat. Masing-masing Frame merupakan
rekaman dari tahapan-tahapan dari suatu gerakan. Semakin cepat
perputarannya semakin halus gerakannya, walaupun sebenarnya terdapat jeda
antara frame namun kita sebagai manusia tidak bisa menangkap jeda tersebut.
Satuan untuk frame ratr adalah fps (frame per second).
KD 3.2 TEKNIK PENGELOAHAN AUDIO VIDEO MM
SMK PENCAWAN MEDAN
B. SEJARAH KAMERA VIDEO
Kamera video yang awalnya dirancang untuk siaran televisi berukuran besar
dan berat, dipasang di atas tumpuan khusus dan disambungkan ke perekam jarak
jauh di ruang terpisah. Ketika teknologi meningkat, perekaman video di luar studio
dimungkinkan dengan kamera video ringkas dan perekam video portabel, unit
perekaman yang dapat dilepas dapat dibawa ke lokasi pemotretan. Meskipun
kameranya sendiri kompak, kebutuhan akan perekam terpisah membuat
pemotretan di tempat menjadi pekerjaan dua orang. Perekam kaset video khusus
diperkenalkan oleh JVC ( VHS ) dan Sony ( U-matic , dengan Betamax ) yang merilis
model untuk pekerjaan seluler. Perekam portabel berarti rekaman video yang
direkam dapat ditayangkan pada berita sore, karena tidak lagi diperlukan untuk
mengembangkan film.
Pada tahun 1983, Sony merilis camcorder pertama, sistem Betacam ,
untuk penggunaan profesional. Komponen utama adalah unit perekam-kamera
tunggal, menghilangkan kabel antara kamera dan perekam dan meningkatkan
kebebasan operator kamera. Betacam menggunakan format kaset yang sama (pita
0,5 inci atau 1,3 sentimeter) seperti Betamax, tetapi dengan format rekaman yang
berbeda dan tidak kompatibel. Itu menjadi perlengkapan standar untuk berita siaran.
Sony merilis camcorder konsumen pertama pada tahun 1983, Betamovie
BMC-100P. Inimenggunakan kaset Betamax dan diletakkan di bahu operator,
karena desain yang tidak memungkinkan pegangan satu tangan. Tahun itu, JVC
merilis camcorder VHS-C pertama. Kodak mengumumkan format camcorder baru
pada tahun 1984, format video 8 mm . Sony memperkenalkan format Video8 8
mm yang ringkas pada tahun 1985.
Pada tahun itu, Panasonic , RCA dan Hitachi mulai memproduksi camcorder
KD 3.2 TEKNIK PENGELOAHAN AUDIO VIDEO MM
SMK PENCAWAN MEDAN
menggunakan kaset VHS ukuran penuh dengan kapasitas tiga jam. Camcorder yang
dipasang di bahu ini digunakan oleh videofil , videografer industri, dan studio TV
kampus. Camcorder ukuran penuh Super-VHS (S- VHS) dirilis pada tahun 1987,
menyediakan cara yang murah untuk mengumpulkan segmen berita atau videografi
lainnya. Sony memutakhirkan Video8, merilis Hi8 dalam persaingan dengan S-VHS.
Teknologi digital muncul dengan Sony D1 , perangkat yang merekam data
yang tidak terkompresi dan membutuhkan bandwidth dalam jumlah besar untuk
waktunya. Pada tahun 1992 Ampex memperkenalkan DCT , format video digital
pertama dengan kompresi data menggunakan algoritma diskrit cosine transform
yang ada di sebagian besar format video digital komersial. Pada tahun 1995 Sony,
JVC, Panasonic dan produsen kamera video lainnya meluncurkan DV , yang menjadi
standar de facto untuk produksi video rumahan, pembuatan film independen dan
jurnalisme warga . Tahun itu, Ikegami memperkenalkan Editcam (sistem
perekaman video tanpa tap pertama). Camcorder yang menggunakan media DVD
populer pada pergantian abad ke-21 karena kenyamanan untuk dapat
memasukkan disk ke dalam DVD player keluarga; Namun, kemampuan DVD,
karena keterbatasan format, sebagian besar terbatas pada peralatan tingkat
konsumen yang ditargetkan untuk orang-orang yang tidak mungkin menghabiskan
banyak upaya untuk mengedit video rekaman video mereka.
KD 3.2 TEKNIK PENGELOAHAN AUDIO VIDEO MM
SMK PENCAWAN MEDAN
C. PERKEMBANGAN KAMERA VIDEO
1. Kamera Video Pertama
Kamera video paling awal dikembangkan oleh John Logie Baird, berdasarkan
mekanisme piringan Nipkow digunakan dalam siaran percobaan antara 1920-
30-an. Desain kamera yang menngunakan komponen elektronika sepenuhnya
berdasarkan kamera video tabung seperti iconoscope Vladimir Zworykin dan image
dissector Philo Farnsworth menggantikan sistem Baird pada 1930.
2. Kamera Video Televisi
Kamera video pertama yang digunakan untuk merekam gambar berwarna
muncul di studio televisi pada akhir 1950-an. Desain kamera video awal
memanfaatkan tabung vakum yang semakin lama menjadi semakin panas.
Seiring perkembangan teknologi, ukuran tabung menjadi semakin kecil sehingga
ukuran kamera video pun semakin kecil. Akhirnya, tabung pada kamera video
digantikan dengan komponen solid-state dan kamera video televisi menjadi
sangat portabel. Berkat inovasi ini, kita sekarang dapat melihat berita langsung
saat kejadian dan mengabadikan video untuk dinikmati generasi mendatang.
3. Camcoder
Kamera Video portabel paling awalnya harus terhubung dengan mesin
perekam agar dapat bekerja. Walaupun hal mengakibatkan keterbatasan
portabilitas kamera namun masih memicu minat konsumen. Pada akhir 1970-
an, pertarungan antara format kaset VHS dan Betamax berada pada puncaknya
dan kamera video yang dikembangkan untuk memilih salah satunya sebagai
format default.
Pada tahun 1982, Sony berhasil merilis kamera Betamax pertama untuk tujuan
berita dan mengantarkan pada era comcorder video portabel. Pada tahun 1983,
KD 3.2 TEKNIK PENGELOAHAN AUDIO VIDEO MM
SMK PENCAWAN MEDAN
Sony menyempurnakan kamera Betamax untuk pasar konsumen dan melepasnya
di pasaran. Pada tahun 1985, Panasonic merilis camcorder VHS, serta ada juga
format lain di pasaran seperti Video8 dan U- Matic. Akhirnya fromat VHS
mengalahkan Betamax dan Kaset Video camcorder dapat dijumpai dengan mudah
di rumah-rumah di seluruh dunia.
4. Kamera Video Digital
Sony juga yang pertama kali merilis kamera video digital saat merilis kamera
D1 pada tahun 1986. Tetapi video untuk D1 itu berformat uncompressed, yang
berarti bahwa video yang dapat direkam pada sebuah kaset sangat terbatas.
Pada tahun 1993, sebuah perusahaan bernama Ampex merilis kamera video
digital pertama dengan format video compressed yang disebut DCT, sehingga
meungkinkan satu kaset dapat merekam video hinga beberapa jam. Terobosan
dalam teknologi kompresi video membuka lebar-lebar keran produk dan
inovasi Sony, Panasonic, dan perusahaan teknologi lainnya. Kamera video
semakin kecil dan kualitas video semakin baik berkat teknologi digital.
5. High Defenition
Sebuah terobosan besar dalam teknologi kamera video terjadi pada tahun 2000
ketika Sony mengembangkan format yang mendukung perekaman video definisi
tinggi. Pada tahun 2003, format mini-tape diciptakan yang membantu
perekaman gambar dengan definisi yang lebih tinggi.
6. Teknologi Tanpa Kaset
Pada tahun 2003, Sony merevolusi industri kamera video dengan
mengeluarkan perekam digital tapeless (tanpa kaset) paling pertama. Pada
awalnya, Sony XDCAM berharga sangat mahal dan penjualannya sangat lambat.
Namun pada tahun 2006, Sony, Panasonic, dan produsen teknologi lainnya telah
KD 3.2 TEKNIK PENGELOAHAN AUDIO VIDEO MM
SMK PENCAWAN MEDAN
mengembangkan format tapeless dengan harga terjangkau dan tersedia untuk
semua orang.
Sony dan Panasonic mengakibatkan teknologi video digital tapeless
meroket, dan teknologi itu segera disematkan ke ponsel dan perangkat
komputasi mobile lainnya. Webcam pertama diperkenalkan pada tahun 1991,
tapi revolusi tapeless 2006 memungkinkan kamera digital untuk diletakkan pada
perangkat kecil seperti kartu kredit.
7. Kamera 3 Dimensi
Pada tahun 2010, kamera video 3D pertama diperkenalkan, dan teknologi itu
segera disematkan pada ponsel juga. Teknologi video terbaru yang sedang
banyak diperbincangkan adalah Ultra High-Defibitioan atau 4k. Teknologi 4k
atau UHD mampu menampilkan gambar jauh lebih besar dan lebih jernih, tentu
saja membutuhkan bit rate dan media penyimpanan yang lebih besar pula. kini
dengan kamera sekecil GoPro Hero 4 mampu merekam video dengan resolusi
4k.
KD 3.2 TEKNIK PENGELOAHAN AUDIO VIDEO MM
SMK PENCAWAN MEDAN
D. JENIS DAN KARAKTERISTIK KAMERA VIDEO
1. Kamera Studio
Kamera studio biasanya berukuran sangat besar dan cukup berat untuk
digunakan di lapangan. Karena itu, dalam penggunaannya harus disertai
dengan tripod. Untuk mendukung
pergerakan kamera, kaki tripod
dipasang dengan roda yang disebut
dengan dolly.Selain tripod, kamera
studio juga dikendalikan oleh
pedestal studio yaitu sebuah kolom
tunggal yang terdapat dalam roda untuk mendukung kamera dan dikendalikan
dengan mekanisme hidrolik atau pnematik. Jika melihat ukuran serta berat
kamera, maka kamera studio umumnya ditujukan untuk operasional di dalam
studio.
Setiap kamera studio dilengkapi dengan sebuah camera control unit atau
CCU atau disebut juga dengan remote control unit atau RCU. Camera control
unit atau unit pengontrol kamera adalah seperangkat alat yang mengendalikan
atau mengontrol sinyal video yang dikirim dari kamera dan biasanya ditempatkan
dalam sebuah ruang kontrol atau the master room control.
Camera control unit mengontrol banyak sinyal yang berasal dari kamera
termasuk warna,kontras, dan tingkat kecerahan. Di dalam ruang kontrol inilah
para teknisi video mengendalikan serta mengatur camera control unit untuk
menyesuaikan sinyal dari masing-masing kamerastudio yang terlibat dalam
proses pengambilan gambar. Kamera studio umumnya digunakan untuk
berbagai program televisi yang dilakukan dalam studio televisi dan
KD 3.2 TEKNIK PENGELOAHAN AUDIO VIDEO MM
SMK PENCAWAN MEDAN
membutuhkan lebih dari satu kamera atau multikamera seperti berita,
wawancara, pertunjukan panel, komersial, situation comedies atau sitcom,
drama seri, dan pertunjukan instruksional yang membutuhkan video
berkualitas tinggi.
2. Kamera Lapangan
Ketika kamera studio digunakan di lapangan untuk meliput berbagai
kegiatan seperti kegiatan olahraga maka kamera tersebut dinamakan kamera
lapangan. Perbedaannya dengan
kamera studio adalah terletak pada
jenis lensa yang digunakan.
Biasanya, kamera lapangan
menggunakan lensa yang memiliki
rasio zoom yang tinggi dan berukuran lebih besar dibandingkan dengan lensa
kamera studio. Di samping ukuran dan berat, kamera lapangan juga dibekali
dengan tripod yang berat.
3. Camcorder (Kamera HDV Camcorder – Sony_HDR-FX1E)
Camcorder atau camera dan recorder adalah kamera video portable yang
dilengkapi dengan videotape recorder atau alat perekam lainnya yang dipasang
pada kamera untuk membentuk
satu unit kamera. Camcorder pada
umumnya dapat dibawa, dan
sebagian digunakan untuk produksi
televisi siaran, film amatir,
electronic news gathering (ENG)
termasuk didalamnya jurnalistik warga atau jurnalisme warga serta beberapa
aplikasi lainnya.
KD 3.2 TEKNIK PENGELOAHAN AUDIO VIDEO MM
SMK PENCAWAN MEDAN
Awalnya, camcorder menggunakan pita untuk merekam sinyal-sinyal
kedalam kaset video secara analog. Pada tahun 2006, proses perekaman
video mulai beralih ke mode digital dimana media penyimpanan pita
digantikan oleh media penyimpanan baru seperti memori internal dan kartu
SD.
Secara umum, terdapat dua macam camcorder, yaitu camcorder
besar dan camcorder kecil. Camcorder besar memiliki ukuran sebahu yang
dilengkapi dengan lensa zoom berkualitas tinggi dengan rasio zoom tinggi.
Camcorder besar juga memiliki tiga sensor CCD dan alat perekam pada kartu
memori yang terpasang pada hard drive. Ketika menggunakan camcorder
besar, kita dapat memilih lensa yang sesuai dengan tujuan pengambilan
gambar. Lensa pada camcorder besar memiliki kualitas optik yang lebih baik
dan mekanisme zoom yang lebih lembut.
Camcorder besar juga memiliki video manual dan kontrol audio,
mengesampingkan sisi otomatis, merupakan perangkat perekam yang baik, dan
biasanya memiliki sistem pemrosesan yang lebih baik dengan menghasilkan
berbagai contoh warna yang lebih baik dan memastikan warna-warna tersebut
ketika melakukan pengambilan gambar dengan kondisi kurang cahaya.
Sementara itu, pada camcorder kecil, lensa zoom terpasang pada kamera dan
tidak dapat ditukarkan dengan lensa kamera yang lain. Hal ini menimbulkan
kesulitan ketika akan mengambil gambar dengan sudut yang lebih lebar karena
tidak bisa melakukan zoom lebih jauh lagi. Mikrofon kamera pada camcorder kecil
dipasang pada kamera.
KD 3.2 TEKNIK PENGELOAHAN AUDIO VIDEO MM
SMK PENCAWAN MEDAN
4. HDV Camcorder (Kamera HDV Camcorder – Sony_HDR-FX1E).
High-definition-video camcorder atau HDV camcorder merupakan
kamera video yang memiliki
kualitas tinggi. HDV camcorder
memiliki lensa berkualitas tinggi,
umumnya memiliki tiga buah chip
beresolusi tinggi. Dengan lensa
kualitas tinggi, dapat
menghasilkan warna secara akurat serta gambar yang tajam, chip
menghasilkan native yang memiliki aspek rasio 16×9, serta memiliki alat
perekam video yang superior.
5. 3D Camcorder
Keberhasilan film 3D Avatar (2009) telah mendorong produksi dan
pemasaran video tiga dimensi secara masif. Melalui 3D camcorder, video dapat
melakukan perekaman ke dalam berbagai media yang berbeda dan disimpan
dalam bentuk berkas digital. Salah satu contoh kamera video 3D camcorder
adalah HD C-SDT750 keluaran Panasonic.
Prinsip dasar proyeksi gambar tiga dimensi adalah berdasarkan fakta
bahwa kedua mata manusia melihat sebuah scene dari berbagai sudut
pandang. Ketika dimasukkan ke
dalam otak, kedua buah gambar
menghasilkan gambar stereo
yang memperkuat semua isyarat
3D lainnya yang kita dapatkan.
Untuk itu, kita membutuhkan dua
kamera camcorder identik yang masing- masing memiliki sensor CMOS untuk
KD 3.2 TEKNIK PENGELOAHAN AUDIO VIDEO MM
SMK PENCAWAN MEDAN
menggantikan kedua mata kita agar dapat melihat gambar tiga dimensi. Kedua
kamera dan lensa kembar dipasang ke dalam sebuah perangkat.
Kedua kamera mata baik kiri maupun kanan merekam sinyal HDTV pada
memori internal berkapasitas besar atau pada kartu SD. Kita dapat melihat
gambar 3D melalui monitor tanpa menggunakan kacamata 3D.
6. Kamera EFP
Kamera electronic field production atau kamera EFP adalah kamera
berkualitas tinggi yang memiliki kemiripan dengan kamera studio yang
digunakan terutama pada beberapa konfigurasi kamera. Kamera EFP hampir
tidak pernah digunakan untuk electronic news gathering (ENG) namun
digunakan di luar studio untuk membuat film dokumenter, meliput konser,
serta olahraga. Seluruh pengambilan gambar ditujukan untuk pengeditan
pasca produksi
Kamera EFP dapat di bahu atau ditempatkan pada tripod. Kamera
EFP dilengkapi lensa zoom
dengan panjang fokus yang
sangat panjang. Kamera EFP
tidak dapat merekam suatu
kejadian karena itu kamera EFP
harus dihubungkan dengan
perekam video eksternal.
Karena sebagian besar kamera EFP memiliki kualitas yang tinggi, kamera
EFP seringkali juga digunakan dalam studio dengan beberapa penyesuaian.
Ketika digunakan dalam studio, kamera EFP ditempatkan pada sebuah
kerangka kamera khusus, ditambah dengan lampu pencahayaan eksternal,
serta menggunakan jendela bidik besar yang terpasang pada kamera. Selain
KD 3.2 TEKNIK PENGELOAHAN AUDIO VIDEO MM
SMK PENCAWAN MEDAN
itu, zoom dan fokus dipindahkan ke pegangan panning dan dihubungkan ke
lensa melalui kabel servo. Lensa EFP umumnya juga diganti dengan sebuah
lensa zoom yang lebih sesuai dengan lingkungan studio. Keseluruhan
kamera kemudian dipasang pada alas studio. Dalam konfigurasi studio,
sebagaimana kamera studio, kamera EFP juga dikendalikan melalui camera
control unit.
7. Kamera ENG.
Kamera electronic news gathering (ENG) awalnya dirancang untuk
digunakan oleh operator kamera berita dalam jurnalistik televisi. Namun kini,
kamera ENG juga digunakan untuk produksi video lainnya seperti pemutaran
drama, dokumenter, pembuatan film, dan video pelatihan perusahaan.
Kamera ENG berukuran besar dan lebih berat dan biasanya dilengkapi
dengan dudukan kamera pada bahu agar kamera dapat ditempatkan di bahu
operator kamera dengan baik. Umumnya kamera ENG dibawa dengan
menggunakan tangan sehingga memudahkan untuk mengontrol lensa zoom
bekerja.
Seperti kamera EFP, pada kamera ENG tidak terpasang alat perekam
video. Kamera ENG terhubung
dengan remote control unit dan
alat perekam eksternal.
Meskipun kamera ENG dapat
beroperasi dengan
menggunakan batere, akan jauh lebih baik apabila menggunakan power
supply yang berasal dari sumber eksternal. Hal ini dapat mencegah terjadinya
low battery selama proses pengambilan gambar. Ketika berada pada situasi
yang kritis, remote control unit dapat memberikan peluang bagi operator
KD 3.2 TEKNIK PENGELOAHAN AUDIO VIDEO MM
SMK PENCAWAN MEDAN
video untuk mengesampingkan sirkuit otomatis pada kamera dan mengatur
ulang kamera agar dapat menampilkan kinerja yang lebih optimal dalam
berbagai kondisi. Melalui intercom headset, sutradara dapat memberikan
instruksi kepada para operator kamera ketika berlangsungnya proses
pengambilan gambar.
8. Kamera HDTV (Kamera HDTV-Bosch-KCM-125)
Kamera HDTV biasanya digunakan dalam studio dan di lapangan.
Umumnya, kamera HDTV menghasilkan gambar yang lebih tajam, warna
yang lebih baik, dan lebih baik dalam hal kontras antara gelap dan terang
dibandingkan dengan kamera televisi standar.
Untuk mencapai gambar yang memiliki tingkat resolusi yang tinggi,
HDTV tidak dapat bergantung pada improvisasi sistem pemindaian
melainkan membutuhkan CCD yang berkualitas tinggi, lensa yang spesifik,
alat pemrosesan sinyal,
viewfinder, dan monitor yang
dapat mengakomodasi gambar
secara horizontal dengan aspek
rasio 16×9. Kamera HDTV
biasanya dihubungkan dengan alat perekam HDTV atau alat perekam yang
telah terpasang pada kamera seperti yang dimiliki oleh camcorder besar.
9. Kamera sinema elektronik.
Kamera sinema elektronik adalah kamera video HDTV atau
camcorder yang memiliki fitur sinematografis yang telah terpasang ataupun
tidak. Beberapa dari kamera sinema elektronik memiliki jendela bidik seperti
tube yang menampilkan gambar monokrom beresolusi tinggi dan/atau layar
lebar panel datar eksternal yang beresolusi tinggi.
KD 3.2 TEKNIK PENGELOAHAN AUDIO VIDEO MM
SMK PENCAWAN MEDAN
Di depan lensa terdapat sebuah kotak yan dapat menahan beragam
filter. Salah satu kegunaan fitur kamera sinema elektronik dalam pembuatan
film adalah beragamnya tingkatan frames yang mungkin terjadi.
10. Kamera sinema digital.
Kamera sinema digital merupakan kamera HDTV super khusus atau
camcorder yang dapat menghasilkan gambar beresolusi tinggi secara
ekstrem. Kamera sinema digital
maksudnya kita mengunakan
sebuah kamera televisi digital
atau camcorder untuk membuat
film. Kamera sinema digital
memiliki sensor CMOS (complementary metal-oxide- semiconductor) sangat
tinggi. Kamera sinema digital dirancang mirip dengan kamera televisi
camcorder yang dapat menghasilkan gambar berkualitas tinggi.
11. Kamera DSLR.
Kamera DSLR atau digital-single-lens reflex camera sejatinya
dirancang untuk fotografi. Dikarenakan kamera DSLR memiliki sensor yang
tinggi dan dapat menghasilkan gambar yang berkualitas, terkadang kamera
DSLR digunakan juga untuk produksi video atau pembuatan film
KD 3.2 TEKNIK PENGELOAHAN AUDIO VIDEO MM
SMK PENCAWAN MEDAN
Resolusi yang tinggi dan disandingkan dengan memori kapasitas
besar menjadikan kamera DSLR
sebuah kamera yang atraktif
yang tidak hanya dapat
digunakan dalam fotografi
melainkan juga pembuatan film
Mereka yang menggunakan kamera DSLR untuk pembuatan video atau film
tidak perlu lensa khusus. Namun perlu dipahami bahwa penggunaan kamera
DSLR untuk pembuatan film dapat memberikan permasalahan tersendiri
diantaranya adalah terkait dengan posisi pengambilan gambar dan kualitas
suara yang dihasilkan
12. Telepon pintar atau smartphone
Hampir semua orang kini memiliki smartphone atau telepon pintar.
Seiring dengan perkembangan teknologi, telepon pintar pun kini semakin
pintar. Berbagai fitur disematkan ke dalam
telepon pintar guna memenuhi kebutuhan
penggunanya akan hiburan, pekerjaan,
hobi, dan alin sebagainya. Salah satu fitur
yang dimiliki kebanyakan telepon pintar
adalah kamera video. Zaman sekarang, orang tidak lagi tergantung pada
kamera video yang ada untuk merekam berbagai kejadian. Perlu dipahami
bahwa hasil gambar yang dihasilkan melalui kamera video telepon pintar
tidaklah sebaik apabila kita menggunakan kamera video lainnya.
KD 3.2 TEKNIK PENGELOAHAN AUDIO VIDEO MM
SMK PENCAWAN MEDAN
13. CCTV
CCTV atau closed-circuit television umumnya menggunakan kamera pan tilt
zoom (PTZ) dan diperuntukkan bagi pengawasan dan/atau tujuan tertentu.
Beberapa kamera CCTV dirancang
berukuran kecil, mudah
disembunyikan, dan mampu
beroperasi tanpa pengawasan.
Kamera CCTV umumnya digunakan
dalam dunia industri atau ilmiah
yang terkadang berada dalam lingkungan yang tidak dapat diakses secara
normal atau menimbulkan ketidaknyaman bagi manusia, misalnya akibat
radiasi, paparan racun kimia, suhu tinggi, dan lian-lain
14. Kamera video khusus
Kamera video khusus adalah kamera yang digunakan untuk tujuan
penelitian ilmiah misalnya penelitian kesehatan, penelitian robotik, satelit, dan
lain sebagainya. Beberapa kamera seringkali dirancang untuk radiasi tak
tampak seperti infra merah atau sinar X.
KD 3.2 TEKNIK PENGELOAHAN AUDIO VIDEO MM
SMK PENCAWAN MEDAN
E. PRINSIP KERJA KAMERA VIDEO
 Lensa menangkap gambar, lalu diteruskan ke bagian panel penangkap
gambar. Penangkap gambar atau biasa disebut sensor CCD -yang juga
berfungsi sebagai view finder- mengirimkan gambar ke LCD. Sementara pada
kamera DSLR, gambar juga dilewatkan ke cermin pantulan yang merefleksikan
gambar ke jendela intip (eye finder).
 Gambar yang ditangkap oleh lensa, dilewatkan pada filter warna yang
kemudian akan ditangkap oleh CCD atau sensor gambar. Jarak antara lensa
dan sensor ini dikenal dengan istilah focal length. Jarak ini pula yang akan
menjadi faktor pengali pada lensa.
 Tugas CCD adalah merubah sinyal analog (gambar yang ditangkap oleh
lensa) menjadi sinyal listrik. Pada CCD ini terdapat jutaan titik sensor yang
dikenal dengan pixel
 Gambar yang ditangkap oleh sensor CCD diteruskan ke bagian pemroses
gambar yang tugasnya memproses semua data dari sensor CCD menjadi data
digital berupa file format gambar, serta melakukan proses kompresi sesuai
format gambar yang dipilih (RAW, JPEG, dan sebagainya). Di bagian ini selain
chipset yang berperan, software (firmware) dari kamera yang bersangkutan
juga menentukan hasil akhir gambar.
 Proses yang terakhir adalah mengirimkan hasil file gambar dalam format yang
dipilih ke bagian penyimpanan (storage) atau memory card.
 Tahapan selanjutnya adalah proses yang dilakukan di luar kamera.
KD 3.2 TEKNIK PENGELOAHAN AUDIO VIDEO MM
SMK PENCAWAN MEDAN
KD 3.2 TEKNIK PENGELOAHAN AUDIO VIDEO MM
SMK PENCAWAN MEDAN
F. BAGIAN-BAGIAN KAMERA VIDEO
A. Bagian Pertama
KETERANGAN :
1. Cold Shoe atau bantalan
2. HDV/DV Interface i.Link, Input untuk memasukkan kabel i.Link yang digunakan
untuk perekaman video ataupun pemutaran video melalui VCR).
3. Lanc Blue, Digunakan untuk mengontrol transfer data video yang terhubung)
4. Headphone Jack
5. Tombol REC START/STOP.
6. Power zoom lever (Tombol untuk zooming).
7. Tombol Foto.
8. Power Switch (Tombol Power yang digunakan untuk memilih antara merekam video
melalui kaset/tape atau melalui Memory Stick Duo ketika menekan tombol hijau).
9. USB Jack.
10.Lampu Akses.
11.Memory Stick Duo slot (Wadah/tempat memasukkan memory stick duo).
12.HDMI Out Jack (Digunakan untuk memasukkan kabel yang kemudian
dihubungkan ke Monitor/TV)
13.Tombol RESET (Digunakan untuk merestart semua pengaturan kecuali tanggal dan
waktu)
14.Audio/Video Out Jack (Output untuk dihubungkan ke Monitor/TV)
15.Component Out Jack (Output penghubung pada kamera ke Monitor/TV)
KD 3.2 TEKNIK PENGELOAHAN AUDIO VIDEO MM
SMK PENCAWAN MEDAN
B. BAGIAN KEDUA
KETERANGAN
1. Eyecup.
2. View Finder, Untuk menampilkan gambar seperti pada LCD screen.
3. LCD Screen/Touch panel, Penampil gambar atau sebagai preview gambar
yang ditangkap kamera sekaligus sebagai penyettingan kamera.
4. LCD ON/OFF Switch, Digunakan untuk menghidupkan dan mematikan LCD screen.
5. Lens hood release lever, Untuk zooming/memperbesar gambar dengan
memutar bagian tersebut.
6. Viewfinder adjustment lever, Untuk mengatur pemfokusan viewfinder.
7. Hook Shoulder belt, Tempat memasang sabuk pembawa.
8. BATT RELEASE, Untuk melepaskan bterai dari slot-nya.
9. Battery Pack.
10.Charge lamp, Lampu pengisian baterai.
11.DC in Jack, Tempat memasukkan charger baterai.
12.Tombol Manual, Tombol pengaturan manual (Fokus, Zoom, eksposure, dan
sebagainya).
13.NightShot Switch, Switch untuk mengaktifkan perekaman ditempat gelap.
14.Tombol BackLight, Untuk mengatur exposure subjek backlight.
15.Tombol Info Display/Baterai.
16.Lampu Memory Mode.
17.Lampu Tape Mode.
18.Lampu Play/Edit Mode.
KD 3.2 TEKNIK PENGELOAHAN AUDIO VIDEO MM
SMK PENCAWAN MEDAN
C. BAGIAN KETIGA
KETERANGAN :
1. Microphone.
2. Tempat Kaset.
3. Buka keluarkan zooming.
4. Lampu REC (Lampu ketika recording dilakukan).
5. Lensa Kamera.
6. Infrared Port.
7. Sabuk Pengaman Pegangan.
8. RING (Untuk Zooming/perbesaran gambar).
9. Tripod Receptacle (tempat untuk memasang tripod).
KD 3.2 TEKNIK PENGELOAHAN AUDIO VIDEO MM
SMK PENCAWAN MEDAN
G. PROSEDUR PENGOPRASIAN KAMERA VIDEO
A. Pemilihan Dan Persiapan Kamera
Jenis kamera yang digunakan dalam film sangat beragam jenisnya,
namun secara garis besar kamera terbagi tiga yaitu :
Kamera foto (still photography).
Kamera foto menghasilkan gambar-gambar yang tidak bergerak (still single
picture). Bahan baku penyimpanan gambar berasal dari pita selluloid, sehingga
setelah melakukan perekaman harus diproses lagi dengan pemrosesan secara
kimiawi. Contoh : kamera analog, kamera digital.
Kamera film (cinema photography).
Kamera film memiliki bahan yang sama dengan kamera foto namun hasil yang
didapat berbeda, kamera film menghasilkan gambar yang bergerak atau biasa
disebut still motion. Contoh : kamera 8 mm, 16 mm, 35 mm.
 Kamera video (video photography).
Untuk kamera vide sendiri memiliki persamaan dengan kamera film karena
menghasilkan gambar bergerak (still motion), namun yang membedakan
yaitu bahan bakunya yang berupa kaset video yang setelah pengambilan gambar
hasilnya dapat langsung dilihat karena terjadinya gambar secara optis dan
elektronis. Contoh : kamera Betacam, MiniDV, HDCam.
Pada saat ini terdapat beragam jenis kamera yang beredar di pasaran. Ada
banyak aspek yang bisa dipertimbangkan dalam memilih kamera. Berikut adalah
factor yang paling sering digunakan dalam memilih kamera:
 Kemudahan Pengoperasian.
Salah satu keputusan penting sebelum membeli kamera video untuk melihat
bagaimana alat ini dioperasikan. Kameramen tentu tidak ingin kehilangan
KD 3.2 TEKNIK PENGELOAHAN AUDIO VIDEO MM
SMK PENCAWAN MEDAN
momen menarik yang ingin diabadikan hanya karena kamera membutuhkan
beberapa kali tekanan tombol dan beberapa menit untuk mulai merekamnya.
 Format Hasil Rekaman.
Bagaimana hasil rekaman kamera video bisa dilihat? Apakah harus diserahkan
terlebih dahulu ke profesional untuk mengubahnya ke format yang bisa dilihat,
atau langsung saja plug ‘n play ke komputer atau TV dan hasilnya langsung
kelihatan.
 Resolusi Hasil Rekaman.
Kualitas gambar kamera video akan sangat ditentukan oleh kualitas
resolusinya. Video kamera memiliki berbagai macam resolusi yang digambarkan
mulai dari VGA sampai mega pixel. Sebagai perbandingan, layar monitor
mungkin memiliki resolusi 640×480 atau 1024×768. Jika hasil rekaman adalah
352×288, maka untuk menampilkan full screen di layar monitor harus menarik
gambar sehingga tidak sesuai dengan ukuran aslinya dan menjadi pecah.
 Frame Per Second.
Kamera yang baik memiliki jumlah Frame per second (FPS) yang tinggi. FPS
yang rendah akan menyebabkan hasil rekaman video menjadi terputus-putus.
Kamera video yang paling sederhana memiliki fps 15, hasilnya masih patah-patah.
Sedangkan fps 25 sudah cukup untuk dapat diikuti mata tanpa kelihatan terputus-
putus dengan budget yang paling sedikit.
 Manual Atau Otomatis?
Kamera high end memiliki full manual control. Fokus manual kontrol, kendali
eksposur secara manual, manual white balance, manual tingkat audio DNS dan
sebagainya. Kamera ini juga dapat mengatur kontrol otomatis jika kameramen
KD 3.2 TEKNIK PENGELOAHAN AUDIO VIDEO MM
SMK PENCAWAN MEDAN
berada dalam situasi bergerak, tetapi kontrol manual lebih disukai oleh videografer
serius. Dengan stabilitas di bahu, "zoom rocker control" yang berukuran besar,
output headphone yang dilangkapi dengan "volume control" memiliki fitur
profesional yang dapat membantu Anda mengambil gambar seperti profesional.
B. PEMASANANGAN KAMERA , LENSA, DAN ASSESORIS LAIN
Kamera terdiri dari beberapa bagian. Secara umum, bagian kamera terdiri dari
lensa, tubuh kamera, dan Recorder (VCR). Secara spesifik, berikut adalah bagian-
bagian pada kamera:
Sebelum kamera digunakan, perlu dilakukan serangkaian pemasangan, pengaturan
dan pengecekan peralatan sehingga pengambilan gambar dapat berjalan dengan
baik dan lancar. Berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum kamera
digunakan:
 Menyiapkan lensa, battery, dan media penyimpan.
Lensa kamera biasanya dilengkapi dengan tutup pelindung yang berfungsi untuk
mencegah debu mengotori kamera pada saat tidak digunakan. Lepaskan tutup lensa
dengan cara menariknya dengan hati-hati. Selanjutnya pastikan battery dengan
daya yang cukup terpasang dengan benar dan tidak goyang. Persiapan terakhir
adalah memasang media penyimpanan. Pada kamera video, media penyimpanan
berbentuk kartu memory. Pastikan kartu memori dalam keadaan tidak terkunci
sebelum dipasangkan ke kamera
 Mengambil Kamera
Jika pengambilan gambar dilakukan dengan posisi handheld (tanpa
menggunakan ripod), maka biasakan mengambil dengan tangan kiri, agar lebih
mudah jika akan dipanggul di bahu. Tapi jika kamera nantinya akan dipasangkan
KD 3.2 TEKNIK PENGELOAHAN AUDIO VIDEO MM
SMK PENCAWAN MEDAN
di tripod, usahakan untuk mengambil kamera dengan tangan kanan. Teknik
pengambilan kamera ini mempermudah juru kamera saat akan memposisikan
kamera.
 Setting Kamera
Dalam proses ini, pengesetan dilakukan melalui menu di kamera. Tidak semua
menu setting perlu diubah, karena ada beberapa yang sudah dibuat standar oleh
pabrik. Setting yang paling sering dilakukan pada sound dan speeed record.
Untuk Audio, sebaiknya gunakan 16 bit, sementara untuk speed record gunakan
Standard Play (biasanya berdurasi 60 menit).Jika dalam kondisi daruratm speed
record bisa diubah ke Long Play dengan durasi 75 menit)
 Cek & Ricek
Sebelum proses rekaman dimulai, pastikan melakukan cek dan ricek untuk
perlengkapan yang digunakan di dalam pengambilan gambar diantaranya:
Apakah battery masih penuh atau belum dicharge (sebaiknya disediakan
cadangan)
Apakah mic tidak ada masalah
Apakah tripod berfungsi dengan baik
Apakah kabel sudah sesuai
Apakah stok kaset tercukupi
Apakah perlengkapan cahaya (lampu, reflector, lightmeter) berfungsi
Apakah cadangan listrik tersedia dengan cukup
C. PEMASANGAN PERALATAN PENDUKUNG KAMERA
Peralatan pendukung kamera bervariasi sesuai dengan kebutuhan
kameramen. Berikut ini adalah alat-alat pendukung yang biasa digunakan dalam
pengambilan gambar.
KD 3.2 TEKNIK PENGELOAHAN AUDIO VIDEO MM
SMK PENCAWAN MEDAN
Tripod
Penyangga kamera dengan tiga kaki berfungsi untuk membuat kamera stabil
sehingga gambar yang diambil tidak bergoyang. Sebuah tripod mempunyai bagian-
bagian sebagai berikut:
 Kamera dilekatkan dengan tripod melalui sebuat penampang kecil yang
dapat dikunci pada knob yang ada di bagian atas kamera.
 Pergerakan kamera secara vertikal dan horizontal dilakukan dengan
sebuah tungkai handle.
Lampu.
Lampu diperlukan bila keadaan cahaya terlalu gelap, selain itu juga
digunakan bila ingin membuat efek tertentu yang diinginkan. Terdapat berbagai
jenis lampu yang bisa digunakan dalam produksi video. Jika memiliki dana yang
terbatas, produksi video dapat memanfaatkan lampu yang ada dengan
dimodifikasi sedemikian rupa, misalnya lampu belajar. Jika ingin memancarkan
cahaya yang fokus dapay langsung diarahkan kepada objek, namun bila ingin
cahaya yang lembut dapat dilapisi dengan kain polos yang halus.
 Reflector.
Alat ini berfungsi untuk memantulkan sumber cahaya dari alam atau lampu
untuk memberikan cahaya tambahan. Di pasaran, pemantul ini tersedia dalam
berbagai warna (putih, emas, perak), namun jika kemampuan dana terbatas,
reflektor bisa dibuat dari selembar kain atau styrofoam.
 Microphone.
Meskipun kamera sudah dilengkapi dengan microphone internal, juga
disarankan untuk memiliki microphone eksternal. Setiap microphone memiliki taraf
KD 3.2 TEKNIK PENGELOAHAN AUDIO VIDEO MM
SMK PENCAWAN MEDAN
hasil (level output) yang berbeda, sehingga dalam situasi yang berbeda tentunya
microphone yang dibutuhkan berbeda pula.
 Earphone.
Earphone digunakan untuk mendeteksi mutu suara yang dihasilkan oleh
microphone. Dengan menggunakan earphone, segera akan diketahui jika
micrphone tidak berfungsi bagus dan ada kerusakan suara.
D. MENGUJI ASPEK PENGOPRASIAN KAMERA
Sebelum digunakan untuk mengambil gambar, beberapa aspek kamera perlu
diuji terlebih dahulu agar hasil pengambilan gambar sesuai dengan harapan.
Nyalakan terlebih dahulu kamera sebelum melakukan pengujian dengan Putar
tombol mode pada saat menekan tombol pembuka kunci (A) jika berubah dari
OFF menjadi sejajar dengan indicator status (B)
Setelah kamera menyala, lakukan pengujian untuk beberapa aspek berikut:
 White Balance.
White balance bertujuan untuk mensosialisasikan lensa kamera dengan
keadaan sekitar objek perekaman. Hal ini dilakukan karena setiap tempat memiliki
cuaca, kepekaan cahaya, dan tekstur yang berbeda, sehingga dengan mengatur
white balance akan didapatkan gambar ideal yang sesuai dengan lingkungan
bersangkutan.
 Focusing
Focusing adalah usaha mencari gambar objek yang paling jauh dari semua
objek dengan ukuran gambar (frame size) paling dekat (extreme close up) dan
memposisikan gambar sejelas mungkin dengan memutar ring focus. Selanjutnya
KD 3.2 TEKNIK PENGELOAHAN AUDIO VIDEO MM
SMK PENCAWAN MEDAN
juru kamera bisa melakukan zoom in – zoom out untuk mendapatkan variasi
gambar yang diperlukan. Jika zoom digunakan sebelum Focusing akan terjadi
blur (out of focus) saat posisi zoom in berakhir di zoom out. Para kameramen
pemula biasanya menggunakan mode auto untuk white balance dan focus.
 Zooming.
Zooming digunakan untuk memperbesar atau memperkecil objek tanpa
memindah kamera. Dalam tombol zoom terdapat dua pilihan yaitu Zoom In untuk
memperbesar objek (T) dan Zoom Out untuk memperkecil objek.
 Microphone.
Penggunaan Microphome internal banyak digunakan terutama jika kondisi
dana terbatas. Atur saklar Audio In (CH1 dan CH2) hingga beralih ke posisi front.
CH1 akan merekam audio ke saluran kiri (L-Ch) sementara CH2 akan merekam
audio ke saluran kanan (R-Ch).
Jika semua aspek tersebut dilakukan dengan baik dan sukses, maka
proses pengambilan gambar siap dilakukan.
E. PELEPASAN KAMERA DAN ALAT PENDUKUNG
Setelah proses pengambilan gambar selesai, kamera dapat dimatikan
dengan cara memutar tombol mode ke arah OFF. Jika kamera sudah dimatikan,
lepaskan kamera dari tripod dengan cara menggeser kunci knob atas ke
belakang sambil menarik kamera ke atas. Beberapa hal berikut harus
dipahami untuk merawat kamera agar awet dan tidak cepat rusak:
a) Jika kamera digunakan dalam waktu yang lama, bodi kamera akan menjadi
panas, namun ini bukan gangguan.
b) Jauhkan kamera dari peralatan yang menghasilkan medan magnet
KD 3.2 TEKNIK PENGELOAHAN AUDIO VIDEO MM
SMK PENCAWAN MEDAN
seperti ponsel, mikrowave oven, TV dan perlangkapan video game.
c) Jangan menggunakan kamera di dekat transmitter MULTIMEDIA atau kabel
bertigangan tinggi.
d) Jangan menyemprotkan pembasmi saranga atau zat kimia. Jika tersemprot
zat kimia, bodi kamera akan berubah bentuk dan lapisan permukaan akan
terkelupas.
e) Jika menggunakan kamera di pantai atau di tempat yang berpasir, lindungi
kamera agar tidak basah dan berpasir.
f) Jangan sampai terantuk atau terjatuh.
g) Jangan menggunakan bensin, cat atau alkohol untuk membersikan kamera.
h) Bersihkan kamera dengan kain yang lembut dan kering.
i) Jika LCD kotor, bersikan dengan kain lembut dan kering.
j) Pengembunan dapat terjadi pada LCD monitor, lap dengan kain lembut dan
kering.
k) Untuk membersikan viewfinder, terlibih dulu lepas viewfinder, lalu bersihkan.
Jika debu sulit dibersikan, gunakan kapas basah (jangan terlalu basah).
Setelah dipastikan bahwa selama digunakan sampai dimatikan kamera tidak
mengalami permasalahan, lepas battery dari kamera, kemudian pasang tutup
pelindung lensa. Terakhir masukkan kamera beserta perangkat pendukungnya ke
dalam tas penyimpanan
KD 3.2 TEKNIK PENGELOAHAN AUDIO VIDEO MM
SMK PENCAWAN MEDAN

More Related Content

What's hot

6. Menerapkan Desain Brief.pdf
6. Menerapkan Desain Brief.pdf6. Menerapkan Desain Brief.pdf
6. Menerapkan Desain Brief.pdf
adhalailatafida
 
RPP Animasi 2D 3D KD 3.2
RPP  Animasi 2D 3D KD 3.2RPP  Animasi 2D 3D KD 3.2
RPP Animasi 2D 3D KD 3.2
SMK MUhammadiyah Singkut
 
12 prinsip animasi
12 prinsip animasi12 prinsip animasi
12 prinsip animasi
prataMMa11
 
Desain grafis percetakan
Desain grafis percetakanDesain grafis percetakan
Dasar dasar sinematografi
Dasar dasar sinematografiDasar dasar sinematografi
Dasar dasar sinematografi
ruangbelajarku
 
Animasi 3d kd 1
Animasi 3d kd 1Animasi 3d kd 1
Animasi 3d kd 1
Dewa Mahardika
 
Perangkat broadcasting
Perangkat broadcastingPerangkat broadcasting
SOAL ESSAY HOTS ANIMASI 2D 3D SEMESTER 2
SOAL ESSAY HOTS ANIMASI 2D 3D SEMESTER 2SOAL ESSAY HOTS ANIMASI 2D 3D SEMESTER 2
SOAL ESSAY HOTS ANIMASI 2D 3D SEMESTER 2
SMK MUhammadiyah Singkut
 
Dasar Pemotretan
Dasar PemotretanDasar Pemotretan
Dasar Pemotretan
UTERO INDONESIA (utero.id)
 
Animasi 2D dan 3D KD : Menerapkan teknik animasi tweening 2 d
Animasi 2D dan 3D KD : Menerapkan teknik animasi tweening 2 dAnimasi 2D dan 3D KD : Menerapkan teknik animasi tweening 2 d
Animasi 2D dan 3D KD : Menerapkan teknik animasi tweening 2 d
MULTIMEDIA 'n BROADCASTING SMKN 1 PUNGGING MOJOKERTO
 
Animasi 2D dan 3D KD : Memahami material pada object 3 d
Animasi 2D dan 3D KD : Memahami material pada object 3 dAnimasi 2D dan 3D KD : Memahami material pada object 3 d
Animasi 2D dan 3D KD : Memahami material pada object 3 d
MULTIMEDIA 'n BROADCASTING SMKN 1 PUNGGING MOJOKERTO
 
Lkpd desain grafis dan percetakan
Lkpd desain grafis dan percetakanLkpd desain grafis dan percetakan
Lkpd desain grafis dan percetakan
SMK MUhammadiyah Singkut
 
SOAL ESSAY HOTS DESAIN GRAFIS DAN PERCETAKAN KELAS XI SEMSTER 2
SOAL ESSAY HOTS DESAIN GRAFIS DAN PERCETAKAN KELAS XI SEMSTER 2SOAL ESSAY HOTS DESAIN GRAFIS DAN PERCETAKAN KELAS XI SEMSTER 2
SOAL ESSAY HOTS DESAIN GRAFIS DAN PERCETAKAN KELAS XI SEMSTER 2
SMK MUhammadiyah Singkut
 
Menganalisis teknik pergerakan kamera saat pengambilan gambar bergerak (perek...
Menganalisis teknik pergerakan kamera saat pengambilan gambar bergerak (perek...Menganalisis teknik pergerakan kamera saat pengambilan gambar bergerak (perek...
Menganalisis teknik pergerakan kamera saat pengambilan gambar bergerak (perek...
MULTIMEDIA 'n BROADCASTING SMKN 1 PUNGGING MOJOKERTO
 
Concept art
Concept artConcept art
Concept art
Marcio Ferreri
 
Dasar-Dasar Desain Komunikasi Visual (Modul 1).pdf
Dasar-Dasar Desain Komunikasi Visual (Modul 1).pdfDasar-Dasar Desain Komunikasi Visual (Modul 1).pdf
Dasar-Dasar Desain Komunikasi Visual (Modul 1).pdf
NRForever
 
Presentation pra produksi
Presentation pra produksiPresentation pra produksi
Presentation pra produksi
FilmIndie
 
Desain Grafis Percetakan menerapkan penggabungan gambar dan teks berbasi vektor
Desain Grafis Percetakan menerapkan penggabungan gambar dan teks berbasi vektorDesain Grafis Percetakan menerapkan penggabungan gambar dan teks berbasi vektor
Desain Grafis Percetakan menerapkan penggabungan gambar dan teks berbasi vektor
MULTIMEDIA 'n BROADCASTING SMKN 1 PUNGGING MOJOKERTO
 
Materi videografi-success story
Materi videografi-success storyMateri videografi-success story
Materi videografi-success story
Fajar Baskoro
 
Materi Dasar Videografi.pptx
Materi Dasar Videografi.pptxMateri Dasar Videografi.pptx
Materi Dasar Videografi.pptx
MuhammadAinun10
 

What's hot (20)

6. Menerapkan Desain Brief.pdf
6. Menerapkan Desain Brief.pdf6. Menerapkan Desain Brief.pdf
6. Menerapkan Desain Brief.pdf
 
RPP Animasi 2D 3D KD 3.2
RPP  Animasi 2D 3D KD 3.2RPP  Animasi 2D 3D KD 3.2
RPP Animasi 2D 3D KD 3.2
 
12 prinsip animasi
12 prinsip animasi12 prinsip animasi
12 prinsip animasi
 
Desain grafis percetakan
Desain grafis percetakanDesain grafis percetakan
Desain grafis percetakan
 
Dasar dasar sinematografi
Dasar dasar sinematografiDasar dasar sinematografi
Dasar dasar sinematografi
 
Animasi 3d kd 1
Animasi 3d kd 1Animasi 3d kd 1
Animasi 3d kd 1
 
Perangkat broadcasting
Perangkat broadcastingPerangkat broadcasting
Perangkat broadcasting
 
SOAL ESSAY HOTS ANIMASI 2D 3D SEMESTER 2
SOAL ESSAY HOTS ANIMASI 2D 3D SEMESTER 2SOAL ESSAY HOTS ANIMASI 2D 3D SEMESTER 2
SOAL ESSAY HOTS ANIMASI 2D 3D SEMESTER 2
 
Dasar Pemotretan
Dasar PemotretanDasar Pemotretan
Dasar Pemotretan
 
Animasi 2D dan 3D KD : Menerapkan teknik animasi tweening 2 d
Animasi 2D dan 3D KD : Menerapkan teknik animasi tweening 2 dAnimasi 2D dan 3D KD : Menerapkan teknik animasi tweening 2 d
Animasi 2D dan 3D KD : Menerapkan teknik animasi tweening 2 d
 
Animasi 2D dan 3D KD : Memahami material pada object 3 d
Animasi 2D dan 3D KD : Memahami material pada object 3 dAnimasi 2D dan 3D KD : Memahami material pada object 3 d
Animasi 2D dan 3D KD : Memahami material pada object 3 d
 
Lkpd desain grafis dan percetakan
Lkpd desain grafis dan percetakanLkpd desain grafis dan percetakan
Lkpd desain grafis dan percetakan
 
SOAL ESSAY HOTS DESAIN GRAFIS DAN PERCETAKAN KELAS XI SEMSTER 2
SOAL ESSAY HOTS DESAIN GRAFIS DAN PERCETAKAN KELAS XI SEMSTER 2SOAL ESSAY HOTS DESAIN GRAFIS DAN PERCETAKAN KELAS XI SEMSTER 2
SOAL ESSAY HOTS DESAIN GRAFIS DAN PERCETAKAN KELAS XI SEMSTER 2
 
Menganalisis teknik pergerakan kamera saat pengambilan gambar bergerak (perek...
Menganalisis teknik pergerakan kamera saat pengambilan gambar bergerak (perek...Menganalisis teknik pergerakan kamera saat pengambilan gambar bergerak (perek...
Menganalisis teknik pergerakan kamera saat pengambilan gambar bergerak (perek...
 
Concept art
Concept artConcept art
Concept art
 
Dasar-Dasar Desain Komunikasi Visual (Modul 1).pdf
Dasar-Dasar Desain Komunikasi Visual (Modul 1).pdfDasar-Dasar Desain Komunikasi Visual (Modul 1).pdf
Dasar-Dasar Desain Komunikasi Visual (Modul 1).pdf
 
Presentation pra produksi
Presentation pra produksiPresentation pra produksi
Presentation pra produksi
 
Desain Grafis Percetakan menerapkan penggabungan gambar dan teks berbasi vektor
Desain Grafis Percetakan menerapkan penggabungan gambar dan teks berbasi vektorDesain Grafis Percetakan menerapkan penggabungan gambar dan teks berbasi vektor
Desain Grafis Percetakan menerapkan penggabungan gambar dan teks berbasi vektor
 
Materi videografi-success story
Materi videografi-success storyMateri videografi-success story
Materi videografi-success story
 
Materi Dasar Videografi.pptx
Materi Dasar Videografi.pptxMateri Dasar Videografi.pptx
Materi Dasar Videografi.pptx
 

Similar to MODUL PENGOPRASIAN KAMERA VIDEO

Menerapkanteknikpengambilangambarproduksi kd7 (ind)
Menerapkanteknikpengambilangambarproduksi kd7 (ind)Menerapkanteknikpengambilangambarproduksi kd7 (ind)
Menerapkanteknikpengambilangambarproduksi kd7 (ind)Sayugo
 
Dasar dasar video)
Dasar dasar video)Dasar dasar video)
Audio Video
Audio VideoAudio Video
Audio Video
yessyseptiani79
 
Topik Multimedia 4.2
Topik Multimedia 4.2Topik Multimedia 4.2
Topik Multimedia 4.2
Muhammad Ismail
 
Kamera 1
Kamera 1Kamera 1
DKV VIDEOGRAFI MEMAHAMI PROSES CAPTURING SMK NEGERI 1 PUNGING MOJOKERTO.pdf
DKV VIDEOGRAFI MEMAHAMI PROSES CAPTURING SMK NEGERI 1 PUNGING MOJOKERTO.pdfDKV VIDEOGRAFI MEMAHAMI PROSES CAPTURING SMK NEGERI 1 PUNGING MOJOKERTO.pdf
DKV VIDEOGRAFI MEMAHAMI PROSES CAPTURING SMK NEGERI 1 PUNGING MOJOKERTO.pdf
Zainul Arifin
 
DKV VIDROGRAFI DASAR-DASAR VIDEO SMK NEGERI 1 PUNGGING MOJOKERTO JAWA TIMUR.pdf
DKV VIDROGRAFI DASAR-DASAR VIDEO SMK NEGERI 1 PUNGGING MOJOKERTO JAWA TIMUR.pdfDKV VIDROGRAFI DASAR-DASAR VIDEO SMK NEGERI 1 PUNGGING MOJOKERTO JAWA TIMUR.pdf
DKV VIDROGRAFI DASAR-DASAR VIDEO SMK NEGERI 1 PUNGGING MOJOKERTO JAWA TIMUR.pdf
Zainul Arifin
 
Kelompok 4
Kelompok 4Kelompok 4
Kelompok 4Febriy Y
 
Menerapkan teknik pengambilan gambar produksi kd 7 ind
Menerapkan teknik pengambilan gambar produksi kd 7 indMenerapkan teknik pengambilan gambar produksi kd 7 ind
Menerapkan teknik pengambilan gambar produksi kd 7 ind
Eko Supriyadi
 
Menerapkan teknik-pengambilan-gambar-produksi-kd-7-ind
Menerapkan teknik-pengambilan-gambar-produksi-kd-7-indMenerapkan teknik-pengambilan-gambar-produksi-kd-7-ind
Menerapkan teknik-pengambilan-gambar-produksi-kd-7-ind
zuhud11
 
Perkakasan dan perisian multimedia
Perkakasan dan perisian multimediaPerkakasan dan perisian multimedia
Perkakasan dan perisian multimediazhafdiana
 
Proses capturing
Proses capturingProses capturing
PROSEDUR PENGOPERASIAN KAMERA VIDEO.pptx
PROSEDUR PENGOPERASIAN KAMERA VIDEO.pptxPROSEDUR PENGOPERASIAN KAMERA VIDEO.pptx
PROSEDUR PENGOPERASIAN KAMERA VIDEO.pptx
FileArsip
 
Modul video-editing4
Modul video-editing4Modul video-editing4
Modul video-editing4
Gilang Creative Center
 
PROPOSAL Perkenalan IP Camera Video Monitoring 2
PROPOSAL Perkenalan IP Camera Video Monitoring 2PROPOSAL Perkenalan IP Camera Video Monitoring 2
PROPOSAL Perkenalan IP Camera Video Monitoring 2
laga wicaksono
 
Mengidentifikasi jenis dan fungsi alat2 pendukung pembuatan dokumnetasi
Mengidentifikasi jenis dan fungsi alat2 pendukung pembuatan dokumnetasiMengidentifikasi jenis dan fungsi alat2 pendukung pembuatan dokumnetasi
Mengidentifikasi jenis dan fungsi alat2 pendukung pembuatan dokumnetasiEko Supriyadi
 
Modul belajar muatan lokal (mulok)
Modul belajar muatan lokal (mulok)Modul belajar muatan lokal (mulok)
Modul belajar muatan lokal (mulok)
susimi
 
Modul belajar muatan lokal (mulok)
Modul belajar muatan lokal (mulok)Modul belajar muatan lokal (mulok)
Modul belajar muatan lokal (mulok)
susimi
 

Similar to MODUL PENGOPRASIAN KAMERA VIDEO (20)

Menerapkanteknikpengambilangambarproduksi kd7 (ind)
Menerapkanteknikpengambilangambarproduksi kd7 (ind)Menerapkanteknikpengambilangambarproduksi kd7 (ind)
Menerapkanteknikpengambilangambarproduksi kd7 (ind)
 
Dasar dasar video)
Dasar dasar video)Dasar dasar video)
Dasar dasar video)
 
Audio Video
Audio VideoAudio Video
Audio Video
 
Topik Multimedia 4.2
Topik Multimedia 4.2Topik Multimedia 4.2
Topik Multimedia 4.2
 
Kamera 1
Kamera 1Kamera 1
Kamera 1
 
DKV VIDEOGRAFI MEMAHAMI PROSES CAPTURING SMK NEGERI 1 PUNGING MOJOKERTO.pdf
DKV VIDEOGRAFI MEMAHAMI PROSES CAPTURING SMK NEGERI 1 PUNGING MOJOKERTO.pdfDKV VIDEOGRAFI MEMAHAMI PROSES CAPTURING SMK NEGERI 1 PUNGING MOJOKERTO.pdf
DKV VIDEOGRAFI MEMAHAMI PROSES CAPTURING SMK NEGERI 1 PUNGING MOJOKERTO.pdf
 
DKV VIDROGRAFI DASAR-DASAR VIDEO SMK NEGERI 1 PUNGGING MOJOKERTO JAWA TIMUR.pdf
DKV VIDROGRAFI DASAR-DASAR VIDEO SMK NEGERI 1 PUNGGING MOJOKERTO JAWA TIMUR.pdfDKV VIDROGRAFI DASAR-DASAR VIDEO SMK NEGERI 1 PUNGGING MOJOKERTO JAWA TIMUR.pdf
DKV VIDROGRAFI DASAR-DASAR VIDEO SMK NEGERI 1 PUNGGING MOJOKERTO JAWA TIMUR.pdf
 
Kelompok 4
Kelompok 4Kelompok 4
Kelompok 4
 
Menerapkan teknik pengambilan gambar produksi kd 7 ind
Menerapkan teknik pengambilan gambar produksi kd 7 indMenerapkan teknik pengambilan gambar produksi kd 7 ind
Menerapkan teknik pengambilan gambar produksi kd 7 ind
 
Menerapkan teknik-pengambilan-gambar-produksi-kd-7-ind
Menerapkan teknik-pengambilan-gambar-produksi-kd-7-indMenerapkan teknik-pengambilan-gambar-produksi-kd-7-ind
Menerapkan teknik-pengambilan-gambar-produksi-kd-7-ind
 
Produksi Part 1
Produksi Part 1Produksi Part 1
Produksi Part 1
 
Perkakasan dan perisian multimedia
Perkakasan dan perisian multimediaPerkakasan dan perisian multimedia
Perkakasan dan perisian multimedia
 
Proses capturing
Proses capturingProses capturing
Proses capturing
 
PROSEDUR PENGOPERASIAN KAMERA VIDEO.pptx
PROSEDUR PENGOPERASIAN KAMERA VIDEO.pptxPROSEDUR PENGOPERASIAN KAMERA VIDEO.pptx
PROSEDUR PENGOPERASIAN KAMERA VIDEO.pptx
 
Fotografi Digital
Fotografi DigitalFotografi Digital
Fotografi Digital
 
Modul video-editing4
Modul video-editing4Modul video-editing4
Modul video-editing4
 
PROPOSAL Perkenalan IP Camera Video Monitoring 2
PROPOSAL Perkenalan IP Camera Video Monitoring 2PROPOSAL Perkenalan IP Camera Video Monitoring 2
PROPOSAL Perkenalan IP Camera Video Monitoring 2
 
Mengidentifikasi jenis dan fungsi alat2 pendukung pembuatan dokumnetasi
Mengidentifikasi jenis dan fungsi alat2 pendukung pembuatan dokumnetasiMengidentifikasi jenis dan fungsi alat2 pendukung pembuatan dokumnetasi
Mengidentifikasi jenis dan fungsi alat2 pendukung pembuatan dokumnetasi
 
Modul belajar muatan lokal (mulok)
Modul belajar muatan lokal (mulok)Modul belajar muatan lokal (mulok)
Modul belajar muatan lokal (mulok)
 
Modul belajar muatan lokal (mulok)
Modul belajar muatan lokal (mulok)Modul belajar muatan lokal (mulok)
Modul belajar muatan lokal (mulok)
 

Recently uploaded

Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
SABDA
 
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptxRENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
mukminbdk
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
sabir51
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Sosdiklihparmassdm
 
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptxPPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
AqlanHaritsAlfarisi
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Mutia Rini Siregar
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
NirmalaJane
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
indraayurestuw
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
NURULNAHARIAHBINTIAH
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
ahyani72
 
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawanpelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
EvaMirzaSyafitri
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
margagurifma2023
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
YongYongYong1
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Kanaidi ken
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
esmaducoklat
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
MildayantiMildayanti
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
irvansupriadi44
 

Recently uploaded (20)

Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
 
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptxRENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
 
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptxPPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
 
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawanpelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
 

MODUL PENGOPRASIAN KAMERA VIDEO

  • 1. HERRYCRIPTON@GMAIL.COM @HERRYCMG 081262001424 HERRY210 SMK PENCAWAN JL. BUNGA NCOLE NO. 50 KOTA MEDAN, 20136 smkpencawan@gmail.com 0618363786 HERRY CRIPTON GM TEKNIK PENGOLAHAN AUDIO VIDEO HERRY CRIPTON GM KD 3.2 MEMAHAMI PENGOPRASIAN KAMERA VIDEO DENGAN PROSEDUR Kamera merupakan salah satu aspek penting dalam suatu pembuatan video, fungsi kamera yaitu mengambil/merekam adegan-adegan yang diarahkan oleh sang sutradara kemudian divisualisasikan oleh pemain-pemain yang melakukan adegan- adegan. Kamera dioperasikan oleh kru yang biasa disebut kameramen, kameramen mengoperasikan kamera sesuai dengan arahan sutradara. Untuk menjadi seorang kameramen harus mengetahui jenis-jenis kamera, mengenal cara-cara atau teknik memegang kamera, teknik pengambilan gambar, unsur-unsur dalam pengambilan gambar, dan sebagainya. Sincerely, HERRY CRIPTON GM
  • 2. KD 3.2 TEKNIK PENGELOAHAN AUDIO VIDEO MM SMK PENCAWAN MEDAN A. PENGERTIAN KAMERA VIDEO Kamera Video adalah perangkat perekam gambar video yang mampu menyimpan gambar digital dari mode gambar analog. Kamera Video termasuk salah satu produk teknologi digital, sehingga disebut pula salah satu perangkat digitizer yang memiliki kemampuan mengambil input data analog berupa frekuensi sinar dan mengubah ke mode digital elektronis. Kamera video atau yang biasa disebut camcorder (Kamera Perekam) merupakan perangkat elektronik yang menggabungkan kamera video dan perekam video ke dalam satu unit. Camcorder awal berbasis tape, merekam sinyal analog ke kaset video. Pada tahun 2006, perekaman digital menjadi hal biasa, dengan pita digantikan oleh media penyimpanan seperti mini-HD, microDVD, memori flash internal dan kartu SD .Video/Film adalah rangkaian banyak Frame gambar yang diputar dengan cepat. Masing-masing Frame merupakan rekaman dari tahapan-tahapan dari suatu gerakan. Semakin cepat perputarannya semakin halus gerakannya, walaupun sebenarnya terdapat jeda antara frame namun kita sebagai manusia tidak bisa menangkap jeda tersebut. Satuan untuk frame ratr adalah fps (frame per second).
  • 3. KD 3.2 TEKNIK PENGELOAHAN AUDIO VIDEO MM SMK PENCAWAN MEDAN B. SEJARAH KAMERA VIDEO Kamera video yang awalnya dirancang untuk siaran televisi berukuran besar dan berat, dipasang di atas tumpuan khusus dan disambungkan ke perekam jarak jauh di ruang terpisah. Ketika teknologi meningkat, perekaman video di luar studio dimungkinkan dengan kamera video ringkas dan perekam video portabel, unit perekaman yang dapat dilepas dapat dibawa ke lokasi pemotretan. Meskipun kameranya sendiri kompak, kebutuhan akan perekam terpisah membuat pemotretan di tempat menjadi pekerjaan dua orang. Perekam kaset video khusus diperkenalkan oleh JVC ( VHS ) dan Sony ( U-matic , dengan Betamax ) yang merilis model untuk pekerjaan seluler. Perekam portabel berarti rekaman video yang direkam dapat ditayangkan pada berita sore, karena tidak lagi diperlukan untuk mengembangkan film. Pada tahun 1983, Sony merilis camcorder pertama, sistem Betacam , untuk penggunaan profesional. Komponen utama adalah unit perekam-kamera tunggal, menghilangkan kabel antara kamera dan perekam dan meningkatkan kebebasan operator kamera. Betacam menggunakan format kaset yang sama (pita 0,5 inci atau 1,3 sentimeter) seperti Betamax, tetapi dengan format rekaman yang berbeda dan tidak kompatibel. Itu menjadi perlengkapan standar untuk berita siaran. Sony merilis camcorder konsumen pertama pada tahun 1983, Betamovie BMC-100P. Inimenggunakan kaset Betamax dan diletakkan di bahu operator, karena desain yang tidak memungkinkan pegangan satu tangan. Tahun itu, JVC merilis camcorder VHS-C pertama. Kodak mengumumkan format camcorder baru pada tahun 1984, format video 8 mm . Sony memperkenalkan format Video8 8 mm yang ringkas pada tahun 1985. Pada tahun itu, Panasonic , RCA dan Hitachi mulai memproduksi camcorder
  • 4. KD 3.2 TEKNIK PENGELOAHAN AUDIO VIDEO MM SMK PENCAWAN MEDAN menggunakan kaset VHS ukuran penuh dengan kapasitas tiga jam. Camcorder yang dipasang di bahu ini digunakan oleh videofil , videografer industri, dan studio TV kampus. Camcorder ukuran penuh Super-VHS (S- VHS) dirilis pada tahun 1987, menyediakan cara yang murah untuk mengumpulkan segmen berita atau videografi lainnya. Sony memutakhirkan Video8, merilis Hi8 dalam persaingan dengan S-VHS. Teknologi digital muncul dengan Sony D1 , perangkat yang merekam data yang tidak terkompresi dan membutuhkan bandwidth dalam jumlah besar untuk waktunya. Pada tahun 1992 Ampex memperkenalkan DCT , format video digital pertama dengan kompresi data menggunakan algoritma diskrit cosine transform yang ada di sebagian besar format video digital komersial. Pada tahun 1995 Sony, JVC, Panasonic dan produsen kamera video lainnya meluncurkan DV , yang menjadi standar de facto untuk produksi video rumahan, pembuatan film independen dan jurnalisme warga . Tahun itu, Ikegami memperkenalkan Editcam (sistem perekaman video tanpa tap pertama). Camcorder yang menggunakan media DVD populer pada pergantian abad ke-21 karena kenyamanan untuk dapat memasukkan disk ke dalam DVD player keluarga; Namun, kemampuan DVD, karena keterbatasan format, sebagian besar terbatas pada peralatan tingkat konsumen yang ditargetkan untuk orang-orang yang tidak mungkin menghabiskan banyak upaya untuk mengedit video rekaman video mereka.
  • 5. KD 3.2 TEKNIK PENGELOAHAN AUDIO VIDEO MM SMK PENCAWAN MEDAN C. PERKEMBANGAN KAMERA VIDEO 1. Kamera Video Pertama Kamera video paling awal dikembangkan oleh John Logie Baird, berdasarkan mekanisme piringan Nipkow digunakan dalam siaran percobaan antara 1920- 30-an. Desain kamera yang menngunakan komponen elektronika sepenuhnya berdasarkan kamera video tabung seperti iconoscope Vladimir Zworykin dan image dissector Philo Farnsworth menggantikan sistem Baird pada 1930. 2. Kamera Video Televisi Kamera video pertama yang digunakan untuk merekam gambar berwarna muncul di studio televisi pada akhir 1950-an. Desain kamera video awal memanfaatkan tabung vakum yang semakin lama menjadi semakin panas. Seiring perkembangan teknologi, ukuran tabung menjadi semakin kecil sehingga ukuran kamera video pun semakin kecil. Akhirnya, tabung pada kamera video digantikan dengan komponen solid-state dan kamera video televisi menjadi sangat portabel. Berkat inovasi ini, kita sekarang dapat melihat berita langsung saat kejadian dan mengabadikan video untuk dinikmati generasi mendatang. 3. Camcoder Kamera Video portabel paling awalnya harus terhubung dengan mesin perekam agar dapat bekerja. Walaupun hal mengakibatkan keterbatasan portabilitas kamera namun masih memicu minat konsumen. Pada akhir 1970- an, pertarungan antara format kaset VHS dan Betamax berada pada puncaknya dan kamera video yang dikembangkan untuk memilih salah satunya sebagai format default. Pada tahun 1982, Sony berhasil merilis kamera Betamax pertama untuk tujuan berita dan mengantarkan pada era comcorder video portabel. Pada tahun 1983,
  • 6. KD 3.2 TEKNIK PENGELOAHAN AUDIO VIDEO MM SMK PENCAWAN MEDAN Sony menyempurnakan kamera Betamax untuk pasar konsumen dan melepasnya di pasaran. Pada tahun 1985, Panasonic merilis camcorder VHS, serta ada juga format lain di pasaran seperti Video8 dan U- Matic. Akhirnya fromat VHS mengalahkan Betamax dan Kaset Video camcorder dapat dijumpai dengan mudah di rumah-rumah di seluruh dunia. 4. Kamera Video Digital Sony juga yang pertama kali merilis kamera video digital saat merilis kamera D1 pada tahun 1986. Tetapi video untuk D1 itu berformat uncompressed, yang berarti bahwa video yang dapat direkam pada sebuah kaset sangat terbatas. Pada tahun 1993, sebuah perusahaan bernama Ampex merilis kamera video digital pertama dengan format video compressed yang disebut DCT, sehingga meungkinkan satu kaset dapat merekam video hinga beberapa jam. Terobosan dalam teknologi kompresi video membuka lebar-lebar keran produk dan inovasi Sony, Panasonic, dan perusahaan teknologi lainnya. Kamera video semakin kecil dan kualitas video semakin baik berkat teknologi digital. 5. High Defenition Sebuah terobosan besar dalam teknologi kamera video terjadi pada tahun 2000 ketika Sony mengembangkan format yang mendukung perekaman video definisi tinggi. Pada tahun 2003, format mini-tape diciptakan yang membantu perekaman gambar dengan definisi yang lebih tinggi. 6. Teknologi Tanpa Kaset Pada tahun 2003, Sony merevolusi industri kamera video dengan mengeluarkan perekam digital tapeless (tanpa kaset) paling pertama. Pada awalnya, Sony XDCAM berharga sangat mahal dan penjualannya sangat lambat. Namun pada tahun 2006, Sony, Panasonic, dan produsen teknologi lainnya telah
  • 7. KD 3.2 TEKNIK PENGELOAHAN AUDIO VIDEO MM SMK PENCAWAN MEDAN mengembangkan format tapeless dengan harga terjangkau dan tersedia untuk semua orang. Sony dan Panasonic mengakibatkan teknologi video digital tapeless meroket, dan teknologi itu segera disematkan ke ponsel dan perangkat komputasi mobile lainnya. Webcam pertama diperkenalkan pada tahun 1991, tapi revolusi tapeless 2006 memungkinkan kamera digital untuk diletakkan pada perangkat kecil seperti kartu kredit. 7. Kamera 3 Dimensi Pada tahun 2010, kamera video 3D pertama diperkenalkan, dan teknologi itu segera disematkan pada ponsel juga. Teknologi video terbaru yang sedang banyak diperbincangkan adalah Ultra High-Defibitioan atau 4k. Teknologi 4k atau UHD mampu menampilkan gambar jauh lebih besar dan lebih jernih, tentu saja membutuhkan bit rate dan media penyimpanan yang lebih besar pula. kini dengan kamera sekecil GoPro Hero 4 mampu merekam video dengan resolusi 4k.
  • 8. KD 3.2 TEKNIK PENGELOAHAN AUDIO VIDEO MM SMK PENCAWAN MEDAN D. JENIS DAN KARAKTERISTIK KAMERA VIDEO 1. Kamera Studio Kamera studio biasanya berukuran sangat besar dan cukup berat untuk digunakan di lapangan. Karena itu, dalam penggunaannya harus disertai dengan tripod. Untuk mendukung pergerakan kamera, kaki tripod dipasang dengan roda yang disebut dengan dolly.Selain tripod, kamera studio juga dikendalikan oleh pedestal studio yaitu sebuah kolom tunggal yang terdapat dalam roda untuk mendukung kamera dan dikendalikan dengan mekanisme hidrolik atau pnematik. Jika melihat ukuran serta berat kamera, maka kamera studio umumnya ditujukan untuk operasional di dalam studio. Setiap kamera studio dilengkapi dengan sebuah camera control unit atau CCU atau disebut juga dengan remote control unit atau RCU. Camera control unit atau unit pengontrol kamera adalah seperangkat alat yang mengendalikan atau mengontrol sinyal video yang dikirim dari kamera dan biasanya ditempatkan dalam sebuah ruang kontrol atau the master room control. Camera control unit mengontrol banyak sinyal yang berasal dari kamera termasuk warna,kontras, dan tingkat kecerahan. Di dalam ruang kontrol inilah para teknisi video mengendalikan serta mengatur camera control unit untuk menyesuaikan sinyal dari masing-masing kamerastudio yang terlibat dalam proses pengambilan gambar. Kamera studio umumnya digunakan untuk berbagai program televisi yang dilakukan dalam studio televisi dan
  • 9. KD 3.2 TEKNIK PENGELOAHAN AUDIO VIDEO MM SMK PENCAWAN MEDAN membutuhkan lebih dari satu kamera atau multikamera seperti berita, wawancara, pertunjukan panel, komersial, situation comedies atau sitcom, drama seri, dan pertunjukan instruksional yang membutuhkan video berkualitas tinggi. 2. Kamera Lapangan Ketika kamera studio digunakan di lapangan untuk meliput berbagai kegiatan seperti kegiatan olahraga maka kamera tersebut dinamakan kamera lapangan. Perbedaannya dengan kamera studio adalah terletak pada jenis lensa yang digunakan. Biasanya, kamera lapangan menggunakan lensa yang memiliki rasio zoom yang tinggi dan berukuran lebih besar dibandingkan dengan lensa kamera studio. Di samping ukuran dan berat, kamera lapangan juga dibekali dengan tripod yang berat. 3. Camcorder (Kamera HDV Camcorder – Sony_HDR-FX1E) Camcorder atau camera dan recorder adalah kamera video portable yang dilengkapi dengan videotape recorder atau alat perekam lainnya yang dipasang pada kamera untuk membentuk satu unit kamera. Camcorder pada umumnya dapat dibawa, dan sebagian digunakan untuk produksi televisi siaran, film amatir, electronic news gathering (ENG) termasuk didalamnya jurnalistik warga atau jurnalisme warga serta beberapa aplikasi lainnya.
  • 10. KD 3.2 TEKNIK PENGELOAHAN AUDIO VIDEO MM SMK PENCAWAN MEDAN Awalnya, camcorder menggunakan pita untuk merekam sinyal-sinyal kedalam kaset video secara analog. Pada tahun 2006, proses perekaman video mulai beralih ke mode digital dimana media penyimpanan pita digantikan oleh media penyimpanan baru seperti memori internal dan kartu SD. Secara umum, terdapat dua macam camcorder, yaitu camcorder besar dan camcorder kecil. Camcorder besar memiliki ukuran sebahu yang dilengkapi dengan lensa zoom berkualitas tinggi dengan rasio zoom tinggi. Camcorder besar juga memiliki tiga sensor CCD dan alat perekam pada kartu memori yang terpasang pada hard drive. Ketika menggunakan camcorder besar, kita dapat memilih lensa yang sesuai dengan tujuan pengambilan gambar. Lensa pada camcorder besar memiliki kualitas optik yang lebih baik dan mekanisme zoom yang lebih lembut. Camcorder besar juga memiliki video manual dan kontrol audio, mengesampingkan sisi otomatis, merupakan perangkat perekam yang baik, dan biasanya memiliki sistem pemrosesan yang lebih baik dengan menghasilkan berbagai contoh warna yang lebih baik dan memastikan warna-warna tersebut ketika melakukan pengambilan gambar dengan kondisi kurang cahaya. Sementara itu, pada camcorder kecil, lensa zoom terpasang pada kamera dan tidak dapat ditukarkan dengan lensa kamera yang lain. Hal ini menimbulkan kesulitan ketika akan mengambil gambar dengan sudut yang lebih lebar karena tidak bisa melakukan zoom lebih jauh lagi. Mikrofon kamera pada camcorder kecil dipasang pada kamera.
  • 11. KD 3.2 TEKNIK PENGELOAHAN AUDIO VIDEO MM SMK PENCAWAN MEDAN 4. HDV Camcorder (Kamera HDV Camcorder – Sony_HDR-FX1E). High-definition-video camcorder atau HDV camcorder merupakan kamera video yang memiliki kualitas tinggi. HDV camcorder memiliki lensa berkualitas tinggi, umumnya memiliki tiga buah chip beresolusi tinggi. Dengan lensa kualitas tinggi, dapat menghasilkan warna secara akurat serta gambar yang tajam, chip menghasilkan native yang memiliki aspek rasio 16×9, serta memiliki alat perekam video yang superior. 5. 3D Camcorder Keberhasilan film 3D Avatar (2009) telah mendorong produksi dan pemasaran video tiga dimensi secara masif. Melalui 3D camcorder, video dapat melakukan perekaman ke dalam berbagai media yang berbeda dan disimpan dalam bentuk berkas digital. Salah satu contoh kamera video 3D camcorder adalah HD C-SDT750 keluaran Panasonic. Prinsip dasar proyeksi gambar tiga dimensi adalah berdasarkan fakta bahwa kedua mata manusia melihat sebuah scene dari berbagai sudut pandang. Ketika dimasukkan ke dalam otak, kedua buah gambar menghasilkan gambar stereo yang memperkuat semua isyarat 3D lainnya yang kita dapatkan. Untuk itu, kita membutuhkan dua kamera camcorder identik yang masing- masing memiliki sensor CMOS untuk
  • 12. KD 3.2 TEKNIK PENGELOAHAN AUDIO VIDEO MM SMK PENCAWAN MEDAN menggantikan kedua mata kita agar dapat melihat gambar tiga dimensi. Kedua kamera dan lensa kembar dipasang ke dalam sebuah perangkat. Kedua kamera mata baik kiri maupun kanan merekam sinyal HDTV pada memori internal berkapasitas besar atau pada kartu SD. Kita dapat melihat gambar 3D melalui monitor tanpa menggunakan kacamata 3D. 6. Kamera EFP Kamera electronic field production atau kamera EFP adalah kamera berkualitas tinggi yang memiliki kemiripan dengan kamera studio yang digunakan terutama pada beberapa konfigurasi kamera. Kamera EFP hampir tidak pernah digunakan untuk electronic news gathering (ENG) namun digunakan di luar studio untuk membuat film dokumenter, meliput konser, serta olahraga. Seluruh pengambilan gambar ditujukan untuk pengeditan pasca produksi Kamera EFP dapat di bahu atau ditempatkan pada tripod. Kamera EFP dilengkapi lensa zoom dengan panjang fokus yang sangat panjang. Kamera EFP tidak dapat merekam suatu kejadian karena itu kamera EFP harus dihubungkan dengan perekam video eksternal. Karena sebagian besar kamera EFP memiliki kualitas yang tinggi, kamera EFP seringkali juga digunakan dalam studio dengan beberapa penyesuaian. Ketika digunakan dalam studio, kamera EFP ditempatkan pada sebuah kerangka kamera khusus, ditambah dengan lampu pencahayaan eksternal, serta menggunakan jendela bidik besar yang terpasang pada kamera. Selain
  • 13. KD 3.2 TEKNIK PENGELOAHAN AUDIO VIDEO MM SMK PENCAWAN MEDAN itu, zoom dan fokus dipindahkan ke pegangan panning dan dihubungkan ke lensa melalui kabel servo. Lensa EFP umumnya juga diganti dengan sebuah lensa zoom yang lebih sesuai dengan lingkungan studio. Keseluruhan kamera kemudian dipasang pada alas studio. Dalam konfigurasi studio, sebagaimana kamera studio, kamera EFP juga dikendalikan melalui camera control unit. 7. Kamera ENG. Kamera electronic news gathering (ENG) awalnya dirancang untuk digunakan oleh operator kamera berita dalam jurnalistik televisi. Namun kini, kamera ENG juga digunakan untuk produksi video lainnya seperti pemutaran drama, dokumenter, pembuatan film, dan video pelatihan perusahaan. Kamera ENG berukuran besar dan lebih berat dan biasanya dilengkapi dengan dudukan kamera pada bahu agar kamera dapat ditempatkan di bahu operator kamera dengan baik. Umumnya kamera ENG dibawa dengan menggunakan tangan sehingga memudahkan untuk mengontrol lensa zoom bekerja. Seperti kamera EFP, pada kamera ENG tidak terpasang alat perekam video. Kamera ENG terhubung dengan remote control unit dan alat perekam eksternal. Meskipun kamera ENG dapat beroperasi dengan menggunakan batere, akan jauh lebih baik apabila menggunakan power supply yang berasal dari sumber eksternal. Hal ini dapat mencegah terjadinya low battery selama proses pengambilan gambar. Ketika berada pada situasi yang kritis, remote control unit dapat memberikan peluang bagi operator
  • 14. KD 3.2 TEKNIK PENGELOAHAN AUDIO VIDEO MM SMK PENCAWAN MEDAN video untuk mengesampingkan sirkuit otomatis pada kamera dan mengatur ulang kamera agar dapat menampilkan kinerja yang lebih optimal dalam berbagai kondisi. Melalui intercom headset, sutradara dapat memberikan instruksi kepada para operator kamera ketika berlangsungnya proses pengambilan gambar. 8. Kamera HDTV (Kamera HDTV-Bosch-KCM-125) Kamera HDTV biasanya digunakan dalam studio dan di lapangan. Umumnya, kamera HDTV menghasilkan gambar yang lebih tajam, warna yang lebih baik, dan lebih baik dalam hal kontras antara gelap dan terang dibandingkan dengan kamera televisi standar. Untuk mencapai gambar yang memiliki tingkat resolusi yang tinggi, HDTV tidak dapat bergantung pada improvisasi sistem pemindaian melainkan membutuhkan CCD yang berkualitas tinggi, lensa yang spesifik, alat pemrosesan sinyal, viewfinder, dan monitor yang dapat mengakomodasi gambar secara horizontal dengan aspek rasio 16×9. Kamera HDTV biasanya dihubungkan dengan alat perekam HDTV atau alat perekam yang telah terpasang pada kamera seperti yang dimiliki oleh camcorder besar. 9. Kamera sinema elektronik. Kamera sinema elektronik adalah kamera video HDTV atau camcorder yang memiliki fitur sinematografis yang telah terpasang ataupun tidak. Beberapa dari kamera sinema elektronik memiliki jendela bidik seperti tube yang menampilkan gambar monokrom beresolusi tinggi dan/atau layar lebar panel datar eksternal yang beresolusi tinggi.
  • 15. KD 3.2 TEKNIK PENGELOAHAN AUDIO VIDEO MM SMK PENCAWAN MEDAN Di depan lensa terdapat sebuah kotak yan dapat menahan beragam filter. Salah satu kegunaan fitur kamera sinema elektronik dalam pembuatan film adalah beragamnya tingkatan frames yang mungkin terjadi. 10. Kamera sinema digital. Kamera sinema digital merupakan kamera HDTV super khusus atau camcorder yang dapat menghasilkan gambar beresolusi tinggi secara ekstrem. Kamera sinema digital maksudnya kita mengunakan sebuah kamera televisi digital atau camcorder untuk membuat film. Kamera sinema digital memiliki sensor CMOS (complementary metal-oxide- semiconductor) sangat tinggi. Kamera sinema digital dirancang mirip dengan kamera televisi camcorder yang dapat menghasilkan gambar berkualitas tinggi. 11. Kamera DSLR. Kamera DSLR atau digital-single-lens reflex camera sejatinya dirancang untuk fotografi. Dikarenakan kamera DSLR memiliki sensor yang tinggi dan dapat menghasilkan gambar yang berkualitas, terkadang kamera DSLR digunakan juga untuk produksi video atau pembuatan film
  • 16. KD 3.2 TEKNIK PENGELOAHAN AUDIO VIDEO MM SMK PENCAWAN MEDAN Resolusi yang tinggi dan disandingkan dengan memori kapasitas besar menjadikan kamera DSLR sebuah kamera yang atraktif yang tidak hanya dapat digunakan dalam fotografi melainkan juga pembuatan film Mereka yang menggunakan kamera DSLR untuk pembuatan video atau film tidak perlu lensa khusus. Namun perlu dipahami bahwa penggunaan kamera DSLR untuk pembuatan film dapat memberikan permasalahan tersendiri diantaranya adalah terkait dengan posisi pengambilan gambar dan kualitas suara yang dihasilkan 12. Telepon pintar atau smartphone Hampir semua orang kini memiliki smartphone atau telepon pintar. Seiring dengan perkembangan teknologi, telepon pintar pun kini semakin pintar. Berbagai fitur disematkan ke dalam telepon pintar guna memenuhi kebutuhan penggunanya akan hiburan, pekerjaan, hobi, dan alin sebagainya. Salah satu fitur yang dimiliki kebanyakan telepon pintar adalah kamera video. Zaman sekarang, orang tidak lagi tergantung pada kamera video yang ada untuk merekam berbagai kejadian. Perlu dipahami bahwa hasil gambar yang dihasilkan melalui kamera video telepon pintar tidaklah sebaik apabila kita menggunakan kamera video lainnya.
  • 17. KD 3.2 TEKNIK PENGELOAHAN AUDIO VIDEO MM SMK PENCAWAN MEDAN 13. CCTV CCTV atau closed-circuit television umumnya menggunakan kamera pan tilt zoom (PTZ) dan diperuntukkan bagi pengawasan dan/atau tujuan tertentu. Beberapa kamera CCTV dirancang berukuran kecil, mudah disembunyikan, dan mampu beroperasi tanpa pengawasan. Kamera CCTV umumnya digunakan dalam dunia industri atau ilmiah yang terkadang berada dalam lingkungan yang tidak dapat diakses secara normal atau menimbulkan ketidaknyaman bagi manusia, misalnya akibat radiasi, paparan racun kimia, suhu tinggi, dan lian-lain 14. Kamera video khusus Kamera video khusus adalah kamera yang digunakan untuk tujuan penelitian ilmiah misalnya penelitian kesehatan, penelitian robotik, satelit, dan lain sebagainya. Beberapa kamera seringkali dirancang untuk radiasi tak tampak seperti infra merah atau sinar X.
  • 18. KD 3.2 TEKNIK PENGELOAHAN AUDIO VIDEO MM SMK PENCAWAN MEDAN E. PRINSIP KERJA KAMERA VIDEO  Lensa menangkap gambar, lalu diteruskan ke bagian panel penangkap gambar. Penangkap gambar atau biasa disebut sensor CCD -yang juga berfungsi sebagai view finder- mengirimkan gambar ke LCD. Sementara pada kamera DSLR, gambar juga dilewatkan ke cermin pantulan yang merefleksikan gambar ke jendela intip (eye finder).  Gambar yang ditangkap oleh lensa, dilewatkan pada filter warna yang kemudian akan ditangkap oleh CCD atau sensor gambar. Jarak antara lensa dan sensor ini dikenal dengan istilah focal length. Jarak ini pula yang akan menjadi faktor pengali pada lensa.  Tugas CCD adalah merubah sinyal analog (gambar yang ditangkap oleh lensa) menjadi sinyal listrik. Pada CCD ini terdapat jutaan titik sensor yang dikenal dengan pixel  Gambar yang ditangkap oleh sensor CCD diteruskan ke bagian pemroses gambar yang tugasnya memproses semua data dari sensor CCD menjadi data digital berupa file format gambar, serta melakukan proses kompresi sesuai format gambar yang dipilih (RAW, JPEG, dan sebagainya). Di bagian ini selain chipset yang berperan, software (firmware) dari kamera yang bersangkutan juga menentukan hasil akhir gambar.  Proses yang terakhir adalah mengirimkan hasil file gambar dalam format yang dipilih ke bagian penyimpanan (storage) atau memory card.  Tahapan selanjutnya adalah proses yang dilakukan di luar kamera.
  • 19. KD 3.2 TEKNIK PENGELOAHAN AUDIO VIDEO MM SMK PENCAWAN MEDAN
  • 20. KD 3.2 TEKNIK PENGELOAHAN AUDIO VIDEO MM SMK PENCAWAN MEDAN F. BAGIAN-BAGIAN KAMERA VIDEO A. Bagian Pertama KETERANGAN : 1. Cold Shoe atau bantalan 2. HDV/DV Interface i.Link, Input untuk memasukkan kabel i.Link yang digunakan untuk perekaman video ataupun pemutaran video melalui VCR). 3. Lanc Blue, Digunakan untuk mengontrol transfer data video yang terhubung) 4. Headphone Jack 5. Tombol REC START/STOP. 6. Power zoom lever (Tombol untuk zooming). 7. Tombol Foto. 8. Power Switch (Tombol Power yang digunakan untuk memilih antara merekam video melalui kaset/tape atau melalui Memory Stick Duo ketika menekan tombol hijau). 9. USB Jack. 10.Lampu Akses. 11.Memory Stick Duo slot (Wadah/tempat memasukkan memory stick duo). 12.HDMI Out Jack (Digunakan untuk memasukkan kabel yang kemudian dihubungkan ke Monitor/TV) 13.Tombol RESET (Digunakan untuk merestart semua pengaturan kecuali tanggal dan waktu) 14.Audio/Video Out Jack (Output untuk dihubungkan ke Monitor/TV) 15.Component Out Jack (Output penghubung pada kamera ke Monitor/TV)
  • 21. KD 3.2 TEKNIK PENGELOAHAN AUDIO VIDEO MM SMK PENCAWAN MEDAN B. BAGIAN KEDUA KETERANGAN 1. Eyecup. 2. View Finder, Untuk menampilkan gambar seperti pada LCD screen. 3. LCD Screen/Touch panel, Penampil gambar atau sebagai preview gambar yang ditangkap kamera sekaligus sebagai penyettingan kamera. 4. LCD ON/OFF Switch, Digunakan untuk menghidupkan dan mematikan LCD screen. 5. Lens hood release lever, Untuk zooming/memperbesar gambar dengan memutar bagian tersebut. 6. Viewfinder adjustment lever, Untuk mengatur pemfokusan viewfinder. 7. Hook Shoulder belt, Tempat memasang sabuk pembawa. 8. BATT RELEASE, Untuk melepaskan bterai dari slot-nya. 9. Battery Pack. 10.Charge lamp, Lampu pengisian baterai. 11.DC in Jack, Tempat memasukkan charger baterai. 12.Tombol Manual, Tombol pengaturan manual (Fokus, Zoom, eksposure, dan sebagainya). 13.NightShot Switch, Switch untuk mengaktifkan perekaman ditempat gelap. 14.Tombol BackLight, Untuk mengatur exposure subjek backlight. 15.Tombol Info Display/Baterai. 16.Lampu Memory Mode. 17.Lampu Tape Mode. 18.Lampu Play/Edit Mode.
  • 22. KD 3.2 TEKNIK PENGELOAHAN AUDIO VIDEO MM SMK PENCAWAN MEDAN C. BAGIAN KETIGA KETERANGAN : 1. Microphone. 2. Tempat Kaset. 3. Buka keluarkan zooming. 4. Lampu REC (Lampu ketika recording dilakukan). 5. Lensa Kamera. 6. Infrared Port. 7. Sabuk Pengaman Pegangan. 8. RING (Untuk Zooming/perbesaran gambar). 9. Tripod Receptacle (tempat untuk memasang tripod).
  • 23. KD 3.2 TEKNIK PENGELOAHAN AUDIO VIDEO MM SMK PENCAWAN MEDAN G. PROSEDUR PENGOPRASIAN KAMERA VIDEO A. Pemilihan Dan Persiapan Kamera Jenis kamera yang digunakan dalam film sangat beragam jenisnya, namun secara garis besar kamera terbagi tiga yaitu : Kamera foto (still photography). Kamera foto menghasilkan gambar-gambar yang tidak bergerak (still single picture). Bahan baku penyimpanan gambar berasal dari pita selluloid, sehingga setelah melakukan perekaman harus diproses lagi dengan pemrosesan secara kimiawi. Contoh : kamera analog, kamera digital. Kamera film (cinema photography). Kamera film memiliki bahan yang sama dengan kamera foto namun hasil yang didapat berbeda, kamera film menghasilkan gambar yang bergerak atau biasa disebut still motion. Contoh : kamera 8 mm, 16 mm, 35 mm.  Kamera video (video photography). Untuk kamera vide sendiri memiliki persamaan dengan kamera film karena menghasilkan gambar bergerak (still motion), namun yang membedakan yaitu bahan bakunya yang berupa kaset video yang setelah pengambilan gambar hasilnya dapat langsung dilihat karena terjadinya gambar secara optis dan elektronis. Contoh : kamera Betacam, MiniDV, HDCam. Pada saat ini terdapat beragam jenis kamera yang beredar di pasaran. Ada banyak aspek yang bisa dipertimbangkan dalam memilih kamera. Berikut adalah factor yang paling sering digunakan dalam memilih kamera:  Kemudahan Pengoperasian. Salah satu keputusan penting sebelum membeli kamera video untuk melihat bagaimana alat ini dioperasikan. Kameramen tentu tidak ingin kehilangan
  • 24. KD 3.2 TEKNIK PENGELOAHAN AUDIO VIDEO MM SMK PENCAWAN MEDAN momen menarik yang ingin diabadikan hanya karena kamera membutuhkan beberapa kali tekanan tombol dan beberapa menit untuk mulai merekamnya.  Format Hasil Rekaman. Bagaimana hasil rekaman kamera video bisa dilihat? Apakah harus diserahkan terlebih dahulu ke profesional untuk mengubahnya ke format yang bisa dilihat, atau langsung saja plug ‘n play ke komputer atau TV dan hasilnya langsung kelihatan.  Resolusi Hasil Rekaman. Kualitas gambar kamera video akan sangat ditentukan oleh kualitas resolusinya. Video kamera memiliki berbagai macam resolusi yang digambarkan mulai dari VGA sampai mega pixel. Sebagai perbandingan, layar monitor mungkin memiliki resolusi 640×480 atau 1024×768. Jika hasil rekaman adalah 352×288, maka untuk menampilkan full screen di layar monitor harus menarik gambar sehingga tidak sesuai dengan ukuran aslinya dan menjadi pecah.  Frame Per Second. Kamera yang baik memiliki jumlah Frame per second (FPS) yang tinggi. FPS yang rendah akan menyebabkan hasil rekaman video menjadi terputus-putus. Kamera video yang paling sederhana memiliki fps 15, hasilnya masih patah-patah. Sedangkan fps 25 sudah cukup untuk dapat diikuti mata tanpa kelihatan terputus- putus dengan budget yang paling sedikit.  Manual Atau Otomatis? Kamera high end memiliki full manual control. Fokus manual kontrol, kendali eksposur secara manual, manual white balance, manual tingkat audio DNS dan sebagainya. Kamera ini juga dapat mengatur kontrol otomatis jika kameramen
  • 25. KD 3.2 TEKNIK PENGELOAHAN AUDIO VIDEO MM SMK PENCAWAN MEDAN berada dalam situasi bergerak, tetapi kontrol manual lebih disukai oleh videografer serius. Dengan stabilitas di bahu, "zoom rocker control" yang berukuran besar, output headphone yang dilangkapi dengan "volume control" memiliki fitur profesional yang dapat membantu Anda mengambil gambar seperti profesional. B. PEMASANANGAN KAMERA , LENSA, DAN ASSESORIS LAIN Kamera terdiri dari beberapa bagian. Secara umum, bagian kamera terdiri dari lensa, tubuh kamera, dan Recorder (VCR). Secara spesifik, berikut adalah bagian- bagian pada kamera: Sebelum kamera digunakan, perlu dilakukan serangkaian pemasangan, pengaturan dan pengecekan peralatan sehingga pengambilan gambar dapat berjalan dengan baik dan lancar. Berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum kamera digunakan:  Menyiapkan lensa, battery, dan media penyimpan. Lensa kamera biasanya dilengkapi dengan tutup pelindung yang berfungsi untuk mencegah debu mengotori kamera pada saat tidak digunakan. Lepaskan tutup lensa dengan cara menariknya dengan hati-hati. Selanjutnya pastikan battery dengan daya yang cukup terpasang dengan benar dan tidak goyang. Persiapan terakhir adalah memasang media penyimpanan. Pada kamera video, media penyimpanan berbentuk kartu memory. Pastikan kartu memori dalam keadaan tidak terkunci sebelum dipasangkan ke kamera  Mengambil Kamera Jika pengambilan gambar dilakukan dengan posisi handheld (tanpa menggunakan ripod), maka biasakan mengambil dengan tangan kiri, agar lebih mudah jika akan dipanggul di bahu. Tapi jika kamera nantinya akan dipasangkan
  • 26. KD 3.2 TEKNIK PENGELOAHAN AUDIO VIDEO MM SMK PENCAWAN MEDAN di tripod, usahakan untuk mengambil kamera dengan tangan kanan. Teknik pengambilan kamera ini mempermudah juru kamera saat akan memposisikan kamera.  Setting Kamera Dalam proses ini, pengesetan dilakukan melalui menu di kamera. Tidak semua menu setting perlu diubah, karena ada beberapa yang sudah dibuat standar oleh pabrik. Setting yang paling sering dilakukan pada sound dan speeed record. Untuk Audio, sebaiknya gunakan 16 bit, sementara untuk speed record gunakan Standard Play (biasanya berdurasi 60 menit).Jika dalam kondisi daruratm speed record bisa diubah ke Long Play dengan durasi 75 menit)  Cek & Ricek Sebelum proses rekaman dimulai, pastikan melakukan cek dan ricek untuk perlengkapan yang digunakan di dalam pengambilan gambar diantaranya: Apakah battery masih penuh atau belum dicharge (sebaiknya disediakan cadangan) Apakah mic tidak ada masalah Apakah tripod berfungsi dengan baik Apakah kabel sudah sesuai Apakah stok kaset tercukupi Apakah perlengkapan cahaya (lampu, reflector, lightmeter) berfungsi Apakah cadangan listrik tersedia dengan cukup C. PEMASANGAN PERALATAN PENDUKUNG KAMERA Peralatan pendukung kamera bervariasi sesuai dengan kebutuhan kameramen. Berikut ini adalah alat-alat pendukung yang biasa digunakan dalam pengambilan gambar.
  • 27. KD 3.2 TEKNIK PENGELOAHAN AUDIO VIDEO MM SMK PENCAWAN MEDAN Tripod Penyangga kamera dengan tiga kaki berfungsi untuk membuat kamera stabil sehingga gambar yang diambil tidak bergoyang. Sebuah tripod mempunyai bagian- bagian sebagai berikut:  Kamera dilekatkan dengan tripod melalui sebuat penampang kecil yang dapat dikunci pada knob yang ada di bagian atas kamera.  Pergerakan kamera secara vertikal dan horizontal dilakukan dengan sebuah tungkai handle. Lampu. Lampu diperlukan bila keadaan cahaya terlalu gelap, selain itu juga digunakan bila ingin membuat efek tertentu yang diinginkan. Terdapat berbagai jenis lampu yang bisa digunakan dalam produksi video. Jika memiliki dana yang terbatas, produksi video dapat memanfaatkan lampu yang ada dengan dimodifikasi sedemikian rupa, misalnya lampu belajar. Jika ingin memancarkan cahaya yang fokus dapay langsung diarahkan kepada objek, namun bila ingin cahaya yang lembut dapat dilapisi dengan kain polos yang halus.  Reflector. Alat ini berfungsi untuk memantulkan sumber cahaya dari alam atau lampu untuk memberikan cahaya tambahan. Di pasaran, pemantul ini tersedia dalam berbagai warna (putih, emas, perak), namun jika kemampuan dana terbatas, reflektor bisa dibuat dari selembar kain atau styrofoam.  Microphone. Meskipun kamera sudah dilengkapi dengan microphone internal, juga disarankan untuk memiliki microphone eksternal. Setiap microphone memiliki taraf
  • 28. KD 3.2 TEKNIK PENGELOAHAN AUDIO VIDEO MM SMK PENCAWAN MEDAN hasil (level output) yang berbeda, sehingga dalam situasi yang berbeda tentunya microphone yang dibutuhkan berbeda pula.  Earphone. Earphone digunakan untuk mendeteksi mutu suara yang dihasilkan oleh microphone. Dengan menggunakan earphone, segera akan diketahui jika micrphone tidak berfungsi bagus dan ada kerusakan suara. D. MENGUJI ASPEK PENGOPRASIAN KAMERA Sebelum digunakan untuk mengambil gambar, beberapa aspek kamera perlu diuji terlebih dahulu agar hasil pengambilan gambar sesuai dengan harapan. Nyalakan terlebih dahulu kamera sebelum melakukan pengujian dengan Putar tombol mode pada saat menekan tombol pembuka kunci (A) jika berubah dari OFF menjadi sejajar dengan indicator status (B) Setelah kamera menyala, lakukan pengujian untuk beberapa aspek berikut:  White Balance. White balance bertujuan untuk mensosialisasikan lensa kamera dengan keadaan sekitar objek perekaman. Hal ini dilakukan karena setiap tempat memiliki cuaca, kepekaan cahaya, dan tekstur yang berbeda, sehingga dengan mengatur white balance akan didapatkan gambar ideal yang sesuai dengan lingkungan bersangkutan.  Focusing Focusing adalah usaha mencari gambar objek yang paling jauh dari semua objek dengan ukuran gambar (frame size) paling dekat (extreme close up) dan memposisikan gambar sejelas mungkin dengan memutar ring focus. Selanjutnya
  • 29. KD 3.2 TEKNIK PENGELOAHAN AUDIO VIDEO MM SMK PENCAWAN MEDAN juru kamera bisa melakukan zoom in – zoom out untuk mendapatkan variasi gambar yang diperlukan. Jika zoom digunakan sebelum Focusing akan terjadi blur (out of focus) saat posisi zoom in berakhir di zoom out. Para kameramen pemula biasanya menggunakan mode auto untuk white balance dan focus.  Zooming. Zooming digunakan untuk memperbesar atau memperkecil objek tanpa memindah kamera. Dalam tombol zoom terdapat dua pilihan yaitu Zoom In untuk memperbesar objek (T) dan Zoom Out untuk memperkecil objek.  Microphone. Penggunaan Microphome internal banyak digunakan terutama jika kondisi dana terbatas. Atur saklar Audio In (CH1 dan CH2) hingga beralih ke posisi front. CH1 akan merekam audio ke saluran kiri (L-Ch) sementara CH2 akan merekam audio ke saluran kanan (R-Ch). Jika semua aspek tersebut dilakukan dengan baik dan sukses, maka proses pengambilan gambar siap dilakukan. E. PELEPASAN KAMERA DAN ALAT PENDUKUNG Setelah proses pengambilan gambar selesai, kamera dapat dimatikan dengan cara memutar tombol mode ke arah OFF. Jika kamera sudah dimatikan, lepaskan kamera dari tripod dengan cara menggeser kunci knob atas ke belakang sambil menarik kamera ke atas. Beberapa hal berikut harus dipahami untuk merawat kamera agar awet dan tidak cepat rusak: a) Jika kamera digunakan dalam waktu yang lama, bodi kamera akan menjadi panas, namun ini bukan gangguan. b) Jauhkan kamera dari peralatan yang menghasilkan medan magnet
  • 30. KD 3.2 TEKNIK PENGELOAHAN AUDIO VIDEO MM SMK PENCAWAN MEDAN seperti ponsel, mikrowave oven, TV dan perlangkapan video game. c) Jangan menggunakan kamera di dekat transmitter MULTIMEDIA atau kabel bertigangan tinggi. d) Jangan menyemprotkan pembasmi saranga atau zat kimia. Jika tersemprot zat kimia, bodi kamera akan berubah bentuk dan lapisan permukaan akan terkelupas. e) Jika menggunakan kamera di pantai atau di tempat yang berpasir, lindungi kamera agar tidak basah dan berpasir. f) Jangan sampai terantuk atau terjatuh. g) Jangan menggunakan bensin, cat atau alkohol untuk membersikan kamera. h) Bersihkan kamera dengan kain yang lembut dan kering. i) Jika LCD kotor, bersikan dengan kain lembut dan kering. j) Pengembunan dapat terjadi pada LCD monitor, lap dengan kain lembut dan kering. k) Untuk membersikan viewfinder, terlibih dulu lepas viewfinder, lalu bersihkan. Jika debu sulit dibersikan, gunakan kapas basah (jangan terlalu basah). Setelah dipastikan bahwa selama digunakan sampai dimatikan kamera tidak mengalami permasalahan, lepas battery dari kamera, kemudian pasang tutup pelindung lensa. Terakhir masukkan kamera beserta perangkat pendukungnya ke dalam tas penyimpanan
  • 31. KD 3.2 TEKNIK PENGELOAHAN AUDIO VIDEO MM SMK PENCAWAN MEDAN