SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...
Modul dan panduan praktikum KIMAN 1
1. MODUL DAN PANDUAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALITIK 1
DIV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
DISUSUN OLEH :
DR. IAN KURNIAWAN, S.T., M.ENG.
DIV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KATOLIK MUSI CHARITAS
PALEMBANG SUMATERA SELATAN
4. iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah memberikan rahmat-Nya
sehingga Panduan Praktikum Kiman 1 untuk mahasiswa/i program studi DIV Analis
Kesehatan Fakultas Kesehatan Universitas Katolik Musi Charitas Palembang dapat
diselesaikan dengan sebaik-baiknya.
Panduan praktikum ini dibuat sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan praktikum
Kiman 1 yang merupakan penunjang pada program studi DIV Analis Kesehatan. Panduan
praktikum ini diharapkan dapat membantu mahasiswa/I dalam mempersiapkan dan
melaksanakan praktikum dengan lebih baik, terarah dam terencana. Pada setiap topic telah
ditetapkan tujuan pelaksanaan praktikum dan semua kegiatan yang harus dilakukan oleh
mahasiswa/I serta teori singkat untuk memperdalam pemahaman mahasiswa/I mengenai
materi yang dibahas.
Panduan praktikum ini bukan merupakan referensi yang dapat dijadikan salah satu
daftar pustaka untuk sebuah makalah ataupun laporan, dengan demikian praktikan diharapkan
tetap untuk mempelajari buku-buku dasar lain guna menambah pengetahuan dan memperkuat
pemahaman atas modul-modul yang dikerjakan. Penyusun menyakini bahwa dalam
pembuatan panduan praktikum ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penyusun
mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan panduan praktikum ini
dimasa yang akan datang.
Mudah-mudahan panduan praktikum ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
memerlukannya. Sebagai penutup, penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah ikut membantu dalam mewujudkan panduan praktikum ini.
Palembang,
Tim penyusun
5. v
PETUNJUK UMUM KESELAMATAN DI LABORATORIUM
1. Praktikan wajib memakai jas praktikum dan alas kaki atau sepatu yang tertutup.
2. Rambut panjang harus diikat rapi ke belakang
3. Praktikan wajib membawa lap atau serbet atau keperluan lain yang dibutuhkan untuk
praktikum
4. Praktikan dilarang keras merokok, makan dan minum didalam ruangan laboratorium
5. Semua pekerjaan dan penggunaan bahan-bahan kimia berbahaya dengan uap beracun atau
merangsang harus dilakukan dalam lemari asam.
6. Hati-hati dengan semua pekerjaan pemanasan. Hindarkan percikan atau terhisap uapnya
selama praktikum.
7. Jauhkan semua senyawa organic yang mudah menguap seperti alcohol, eter, kloroform,
aseton dan spritus dari api secara terbuka karena bahan-bahan demikian mudah terbakar.
8. Bila pemanasan menggunakan api terbuka, nyalakan lampu pembakar spritus, nyalakan
lampu pembakar spritus dengan korek api biasa. Jangan menyalakan lampu spritus dengan
lampu spritus lain yang sudah menyala untuk menghindari terjadinya letupan api.
9. Matikan api pada lampu spritus dengan menutup sumbunya. Jangan matikan lampu
dengan meniup untuk mencegah terjadinya kebakara atau letupan api.
10. Jangan mencoba mencicipi bahan kimia atau mencium langsung asap atau uap dari mulut
tabung. Namun kipaslah terlebih dahulu uap kearah muka.
11. Jangan sekali-kali menghisap pipet melalui mulut untuk mengambil larutan asam atau
basa kaut, asam asetat glacial, NH4OH. Gunakan pipet dengan bola penghisap untuk
memindahkan bahan-bahan demikian atau bahan beracun lainnya ke dalam alat yang
digunakan.
12. Segera tutup kembali bahan kimia yang disediakan dalam botol tertutup untuk mencegah
terjadinya inhalasi bahan-bahan.
13. Jangan sampai menumpahkan bahan-bahan kimia, terutama asam atau basa pekat, dimeja
kerja atau pada lantai. Bila hal ini terjadinya, segera laporkan pada dosen dan asisten
6. Pedoman Praktikum Kimia Analitik I
Ian Kurniawan Page 1
PERCOBAAN I
PENGANTAR PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK
PENGENALAN BAHAN-BAHAN KIMIA, KLASIFIKASI DAN LABELLING
I. Tujuan percobaan :
1. Mengenal tata tertib dan kelengkapan yang diperlukan di laboratorium
2. Mengenal lokasi dan cara kerja alat keselamatan di laboratorium
3. Mengetahui material safety data sheet dari bahan kimia
4. Mengenal peralatan gelas umum yang digunakan di laboratorium
II. Dasar teori
Kegiatan praktikum di dalam laboratorium banyak menggunakan bahan kimia.
Dalam menggunakan atau memindahkan bahan kimia, diharapkan seluruh praktikan
mengganggap bahan kimia yang digunakan adalah zat kimia yang berbahaya.
Keterampilan dan kemahiran praktikan dalam menggunakan bahan kimia akan
memperkecil kemungkinan untuk terjadinya kecelakaaan dalam laboratorium.
Sebelum praktikan memasuki laboratorium, diharapkan praktikan mengetahui
tata tertib umum di dalam laboratorium. Tata tertib umum dalam laboratorium :
1. Kenakan sarung tangan dan kacamata pelindung jika menggunakan bahan kimia
yang berbahaya
2. Gunakan jas lab dan dilarang makan, merokok dan minum di dalam laboratorium
3. Jangan menghirup bahan kimia secara langsung.
4. Jangan membuang limbah bahan kimia ke wastafel secara langsung
5. Apabila terkena bahan kimia yang asam dan basa segera cucila bagian yang terkena
tersebut dengan air secara kontinu.
6. Mengenali tempat kerja keselamatan di laboratorium.
Peralatan gelas umum yang digunakan didalam laboratorium :
1. Gelas Beker
Berupa gelas tinggi, berdiameter besar dengan skala
sepanjang dindingnya. Terbuat dari kaca borosilikat
yang tahan terhadap panas hingga suhu 200 . Ukuran alat
7. Pedoman Praktikum Kimia Analitik I
Ian Kurniawan Page 2
ini ada yang 50 mL, 100 mL dan 2 L.
2. Gelas ukur.
berupa gelas tinggi dengan skala di sepanjang
dindingnya. Terbuat dari kaca atau plastik yang tidak
tahan panas. Ukurannya mulai dari 10 mL sampai 2 L.
3. Pipet
alat untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu
maupun takaran bebas.
4. Tabung reaksi
berupa tabung yang kadang dilengkapi dengan tutup.
Terbuat dari kaca borosilikat tahan panas, terdiri dari
berbagai ukuran
5. Labu Erlemeyer
berupa gelas yang diameternya semakin ke atas semakin
kecil dengan skala sepanjang dindingnya. Ukurannya
mulai dari 10 mL sampai 2 L
Nama tempat kerja keselamatan di laboratorium
1. Lemari asam
Lemari asam tempat memindahkan bahan bahan kimia
berbahaya dan mudah menguap. Contohnya asam kuat
2. Shower pengaman darurat
Shower ini digunakan untuk membilas bagian tubuh
yang terkontak langsung dengan bahan kimia yang
berbahaya dalam jumlah yang banyak.
8. Pedoman Praktikum Kimia Analitik I
Ian Kurniawan Page 3
3. Fire blanket
Karung selimut api ini digunakan untuk memadahkan api
apabila terjadi kebakaran.
4. Lemari alat kimia
Lemari alat kimia adalah lemari yang digunakan untuk
menyimpan peralatan kimia. Lemari alat kimia tidak
boleh digunakan bersamaan dengan penyimpanan
bahan kimia.
Beberapa simbol material safety data sheet bahan kimia
III. Alat Dan Bahan
Alat :
Peralatan gelas
Bahan :
Natrium Hidroksida (NaOH)
9. Pedoman Praktikum Kimia Analitik I
Ian Kurniawan Page 4
Kalium Dikromat (K2Cr2O7)
Asam nitrat (HNO3)
Natrium klorida (NaCl)
Asam Asetat glacial (CH3COOH)
IV. Prosedur percobaan.
1. Lengkapilah tabel pengamatan peralatan gelas dibawah ini
No Nama Alat Gelas Gambar Alat Fungsi
1
2
3
4
5
2. Lengkapilah tabel pengamatan bahan kimia dibawah ini
No Nama Bahan kimia Simbol MSDS Arti simbol
1
2
3
4
5
10. Pedoman Praktikum Kimia Analitik I
Ian Kurniawan Page 5
PERCOBAAN II
PEMBUATAN REAGENSIA UJI KUALITATIF KATION GOLONGAN I
I. Tujuan percobaan
1. Mengetahui cara pembuatan media dan reagensia yang dibutuhkan selama
praktikum kimia analitik
2. Mampu membuat reagensia secara baik dan benar
II. Dasar teori
Reagensia yang dibutuhkan selama praktikum kimia analitik adalah
reagensia yang mengandung kation golongan I – V dan Anion golongan I-III.
Reagensia kation dan anion ini akan ditambahkan kedalam zat uji untuk analisa
secara kualitatif. Dalam pembuatan media dan reagensia setiap mahasiswa harus
mengerti cara menstandarisasi setiap bahan kimia. Standarisasi adalah proses
menentukan suatu larutan yang belum dikethaui konsentrasinya (larutan baku
sekunder) dengan menggunakan suatu zat yang sudah diketahui konsentrasinya
secara baku (larutan baku primer).
Dalam pembuatan media dan reagensia, setiap mahasiswa /I sudah mahir
dalam perhitungan konsentrasi zat yang berupa Molaritas, molalitas, fraksi mol,
fraksi berat, part per million, dan part per billion. Dalam pembuatan media dan
reagensia setiap mahasiswa sudah mahir dalam menimbang, memindahkan,
mengukur larutan dan mencampurkan bahan kimia dengan baik dan benar
III. Alat dan bahan
Alat
Peralatan gelas
Timbangan analitik
Bahan
(CH3COOH)2Pb
AgNO3
H2SO4
K2CrO4
NaOH
HCl
11. Pedoman Praktikum Kimia Analitik I
Ian Kurniawan Page 6
KI
IV. Prosedur percobaan
1. Lakukan perhitungan untuk membuat reagensia dibawah ini
a. (CH3COOH)2Pb 0,25 M
b. AgNO3 0,1 M
c. H2SO4 1%
d. K2CrO4 2 %
e. NaOH 0,1 M
f. HCl 1%
g. KI 1%
2. Buatlah larutan diatas dengan pengetahuan media dan reagensia yang anda
ketahui.
12. Pedoman Praktikum Kimia Analitik I
Ian Kurniawan Page 7
PERCOBAAN III
UJI KUALITATIF KATION GOLONGAN I
I. Tujuan praktikum
1. Praktikan dapat menganalisa kation golongan I secara kualitatif
2. Praktikan mahir dalam mengamati reaksi kimia dan memindahkan larutan
II. Dasar teori
Untuk tujuan analisa kualitatif sistematik kation-kation diklasifikasikan
dalam lima golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap beberapa reagensia.
Dengan memakai apa yang disebut reagensia golongan secara sistematik, dapat kita
tetapkan ada tidaknya golongan-golongan kation dan dapat juga memisahkan
golongan-golongan ini untuk pemeriksaan lanjut.
Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling
umum adalah asam klorida, hidrogen sulfida, amonium sulfida dan amonium
karbonat. Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan
reagensia-reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak. Jadi boleh bisa
dikatakan, bahwa klasifikasi kation yang paling umum, didasarkan atas perbedaan
kelarutan dari klorida, sulfida dan karbonat dari kation tersebut.
Golongan I : kation ini membentuk endapan dengan asam klorida encer. Ion-ion
golongan ini adalah Timbel, merkurium (I) (raksa), dan perak
Kation golongan pertama, membentuk klorida-klorida yang tidak larut.
Namun timbal klorida sedikit larut dalam air dan karena timbel tak pernah
mengendap sempurna bila ditambahkan asam klorida encer pada suatu cuplikan
13. Pedoman Praktikum Kimia Analitik I
Ian Kurniawan Page 8
RANGKUMAN BEBERAPA REAKSI KATION GOLONGAN I
14. Pedoman Praktikum Kimia Analitik I
Ian Kurniawan Page 9
III. Alat dan bahan
Alat
Rak Tabung reaksi 1 buah
Tabung reaksi 12 buah
Pipet tetes
Bahan
(CH3COOH)2Pb 0,25 M
AgNO3 0,1 M
H2SO4 1%
K2CrO4 2 %
NaOH 0,1 M
HCl 1%
KI 1%
NH3
IV. Prosedur percobaan
1. Ambil alat dan bahan yang dibutuhkan
2. Isi larutan AgNO3 dan (CH3COOH)2Pb sebanyak 3 tetes kedalam 6 buah tabung reaksi
3. Ujilah keenam tabung tersebut dengan larutan uji sebanyak 5 tetes dengan ketentuan
sebagai berikut
Tabung 1 : Uji dengan KI
Tabung 2 : Uji dengan K2CrO4
Tabung 3 : Uji dengan NaOH
Tabung 4 : Uji dengan H2SO4
Tabung 5 : Uji dengan HCl
Tabung 6 : Uji dengan NH3
4. Lalu amati dan catat perubahan warna yang terjadi.
15. Pedoman Praktikum Kimia Analitik I
Ian Kurniawan Page 10
PERCOBAAN IV
UJI KUALITATIF KATION GOLONGAN II
I. Tujuan praktikum
1. Praktikan dapat menganalisa kation golongan II secara kualitatif
2. Praktikan mahir dalam mengamati reaksi kimia dan memindahkan larutan
II. Dasar Teori
KATION GOLONGAN KEDUA ( Hg+2
, Pb+2
, Cu+2
, Cd+2,
Bi+3
, As+3
, As+5
, Sb+3
, Sn+2
,
Sn+4
)
Reagensia golongan : Hidrogen sulfida (gas atau larutan-air jenuh)
Reaksi golongan : endapan-endapan dengan berbagai warna : Hg(s)(hitam),
PbS(s)(hitam), CuS(s)(hitam), CdS(s)(kuning), Bi2S3(s)(cokleat), As2S3(s)(kuning), Sb2S3(jingga), Sb2S5(s)(jingga),
SnS(s)(coklat) dan SnS2(s)(kuning).
Kation kation golongan kedua menurut tradisi dibagi dua sub-golongan : sub-
golongan tembaga dan sub-golongan arsenik. Dasar dari pembagian ini adalah kelarutan
endapan sulfida dalam amonium polisulfida. Sementara sulfida dari sub-golongan tembaga
tak larut dalam reagensia ini, sulfida dari sub-group arsenik melarut dengan membentuk
garam tio.
Sub-golongan tembaga terdiri dari merkurium (II), timbel (II), bismut (III),
tembaga (II), dan kadmium. Meskipun bagian terbesar ion timbel (II) diendapkan dengan
asam klorida encer bersama ion-ion lain dari golongan I, pengendapan ini agak kurang
sempurna, disebabkan oleh kelarutan timbel (II) klorida yang relatif tinggi. Maka pengerjaan
analisa sistematik, ion-ion timbel masih akan tetap ada, ketika kita bertugas mengendapkan
golongan kation ke dua.
Klorida, nitrat dan sulfat dari kation-kation sub-golongan tembaga sangat mudah
larut dalam air. Sulfida, hidroksida, dan karbonat-nya tak larut. Beberapa kation dari sub-
golongan tembaga (merkurium (II), tembaga (II), dan kadmium(II)) cenderung membentuk
kompleks (amonia, ion sianida dan seterusnya).
16. Pedoman Praktikum Kimia Analitik I
Ian Kurniawan Page 11
Sub golongan arsenik terdiri dari ion arsenik (III), arsenik (V), stibium (III),
stibium (V), timah (II) dan timah (IV). Ion-ion ini merupakan sifat amfoter : oksidanya
membentuk garam baik dengan asam maupun dengan basa. Jadi, arsenik (III) oksida dapat
dilarutkan dalam asam klorida (6M) dan terbentuk kation arsenik (III) :
As2O3 + 6HCl 2As+3
+ 6Cl-
+ 3H2O
Disamping ini, arsenik (III) oksida larut pula dalam natrium hidroksida (2M),
pada mana terbentuk ion arsenit.
As2O3 + 6OH-
2AsO3
3-
+ 3H2O
17. Pedoman Praktikum Kimia Analitik I
Ian Kurniawan Page 12
III. Alat Dan Bahan
Alat
Rak Tabung reaksi 1 Buah
Tabung reaksi 8 buah
Bahan
CuSO4
HgCl2
NH4OH 1 %
NaOH 1 %
KI 1 %
K4[Fe(CN)6] 1%
IV. Prosedur Percobaan
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Isilah masing-masing 4 tabung reaksi dengan larutan CuSO4
3. Isilah masing-masing 4 tabung reaksi dengan larutan HgCl2
4. Ujilah masing masing sampel diatas dengan :
Tabung 1 : Uji dengan NH4OH
Tabung 2 : Uji dengan NaOH
Tabung 3 : Uji dengan KI
Tabung 4 : Uji dengan K4[Fe(CN)6]
5. Amati perubahan warna yang terjadi
18. Pedoman Praktikum Kimia Analitik I
Ian Kurniawan Page 13
PERCOBAAN V
UJI KUALITATIF KATION GOLONGAN III A
I. Tujuan Praktikum
1. Praktikan dapat menganalisa secara kualitatif kation-kation golongan III A dan
menentukan reaksinya.
II. Dasar Teori
KATION GOLONGAN KETIGA ; (Fe+3
, Fe+2
, Al+3
, Cr+3
, Cr+4
, Ni, Co, Mn+2
, Mn+7
, Zn+2
)
Reagensia golongan : hidrogen sulfida (gas atau larutan air jenuh) dengan adanya
amonia dan amonium klorida, atau larutan amonium sulfida.
Reaksi golongan : endapan-endapan dengan berbagai warna : besi (II) sulfida
(hitam), alumunium hidroksida (putih), kromium (III) hidroksida (hijau), nikel sulfida
(hitam), kobalt sulfida (hitam), mangan (II) sulfida (merah jambu) dan zink sulfida (putih).
Logam-logam golongan ini tidak diendapkan oleh reagensia golongan untuk
golongan I dan II, tetapi semuanya diendapkan dengan adanya amonium klorida, oleh
hidrogen sulfida dari larutan yang telah dijadikan basa dengan larutan amonia. Logam-
logam ini diendapkan sebagai sulfida, kecuali alumunium dan kromium, yang diendapkan
sebagai hidroksida, karena hidrolisis yang sempurna dari sulfida dalam larutan air. Besi,
alumunium dan kromium (sering disertai sedikit mangan) juga diendapkan sebagai
hidroksida oleh larutan amonia dengan adanya amonium klorida, sedang logam-logam lain
dari golongan ini tetap berada dalam larutan dan dapat diendapkan sebagai sulfida oleh
hidrogen sulfida. Maka golongan ini biasa dibagi menjadi golongan besi (besi, alumunium
dan kromium) atau golongan IIIA, dan golongan Zink (nikel, kobalt, mangan, dan zink) atau
golongan IIIB.
Garam-garam besi (II) (atau fero) diturunkan dari besi (II) oksida, FeO. Dalam
larutan, garam-garam ini mengendung kation Fe+2
dan berwarna sedikit hijau. ion besi (II)
dapat mudah dioksidasi menjadi besi (III), maka merupakan zat pereduksi yang kuat.
Semakin kurang asam larutan itu, semakin nyatalah efek ini; dalam suasana netral atau basa
19. Pedoman Praktikum Kimia Analitik I
Ian Kurniawan Page 14
bahkan oksigen dari atmosfer akan mengoksidasi ion besi (II). Maka larutan besi (II) harus
sedikit asam bila ingin disimpan dalam waktu yang agak lama.
Garam-garam besi (III) (atau ferri) diturunkan dai oksida Besi (III) oksida, Fe2O3.
Mereka lebih stabil daripada garam besi (II). Dalam larutannya, terdapat kation-kation Fe+3
yang berwarna kuning muda; jika larutan mengandung klorida, warna menjadi semakin kuat.
Zat-zat pereduksi mengubah ion besi (III) menjadi besi (II).
III. Alat dan bahan
Alat
Rak tabung reaksi 1 buah
Tabung reaksi 8 buah
Pipet tetes 8 buah
Bahan
FeSO4.7H2O
FeCl3.6H2O
NaOH
NH4OH
K3[Fe(CN)6]
K4[Fe(CN)6]
IV. Prosedur Percobaan
1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan. Beri label nama larutan penguji pada tabung
reaksi.
2. Isi 4 tabung reaksi dengan larutan FeSO4.7H2O masing-masing 5 tetes
3. Isi 4 tabung lainnya dengan larutan FeCl3.6H2O masing-masing 5 tetes
4. Uji masing masing sampel dengan
Tabung 1 : Uji dengan NaOH
Tabung 2 : Uji dengan NH4OH
Tabung 3 : Uji dengan K3[Fe(CN)6]
Tabung 4 : Uji dengan K4[Fe(CN)6]
20. Pedoman Praktikum Kimia Analitik I
Ian Kurniawan Page 15
5. Amati perubahan warna yang terjadi
21. Pedoman Praktikum Kimia Analitik I
Ian Kurniawan Page 16
PERCOBAAN VI
ANALISA KUALITATIF KATION GOLONGAN III B
I. Tujuan Percobaaan
1. Praktikan dapat menganalisa secara kualitatif kation golongan IIIB
2. Praktikan mampu menuliskan reaksi yang terjadi pada kation golongan IIIB
II. Dasar Teori
Kation Logam golongan golongan IIIB terdiri dari nikel, kobalt, mangan, dan zink
. Logam-logam ini tidak diendapkan oleh reagensia golongan untuk golongan I dan II,
tetapi semuanya diendapkan dengan adanya amonium klorida, oleh hidrogen sulfida dari
larutan yang telah dijadikan basa dengan larutan amonia. Logam-logam ini diendapkan
sebagai sulfida, kecuali alumunium dan kromium, yang diendapkan sebagai hidroksida,
karena hidrolisis yang sempurna dari sulfida dalam larutan air. Besi, alumunium dan
kromium (sering disertai sedikit mangan) juga diendapkan sebagai hidroksida oleh larutan
amonia dengan adanya amonium klorida, sedang logam-logam lain dari golongan ini tetap
berada dalam larutan dan dapat diendapkan sebagai sulfida oleh hidrogen sulfida.
Nikel adalah logam putih perak yang keras. Nikel bersifat liat, dapat ditempa dan
sangat kokoh. Logam ini melebur pada suhu 1455 o
C, dan bersifat sedikit magnetis.
Mangan adalah logam putih abu-abu yang penampilannya serupa besi-tuang. Ia melebur
pada kira-kira 1250 o
C. logam ini bereaksi dengan air hangat membentuk mangan (II)
hidroksida dan hydrogen.
Zink adalah logam yang putih-kebiruan; logam ini cukup mudah ditempa dan liat
pada 110 – 150 o
C. zink melebur pada 410 o
C dan mendidih pada 906 o
C. Larutan seng (II)
sulfat bereaksi dengan larutan NaOH membentuk endapan putih yaitu Seng (II) hidroksida.
Endapan yang dihasilkan akan larut dalam asam maupun basa hal ini dikarenakan seng
adalah senyawa yang bersifat amfoter.
III. Alat dan bahan
Alat
1 rak tabung reaksi
22. Pedoman Praktikum Kimia Analitik I
Ian Kurniawan Page 17
Tabung reaksi 6 buah
Bahan
MnSO4.4H2O
ZnSO4.7H2O
Co(NO3)2
NaOH
NH4OH
IV. Prosedur percobaan
1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan, beri label nama larutan bahan pada tabung
reaksi.
2. Isilah 5 tetes larutan MnSO4.4H2O kedalam dua tabung reaksi
3. Isilah 5 tetes larutan ZnSO4.7H2O ke dalam dua tabung reaksi
4. Isilah 5 tetes larutan Co(NO3)2 kedalam dua tabung reaksi
5. Ujilah dua tbaung yang berisi MnSO4.4H2O masing-masing dengan larutan NaOH dan
NH4OH
6. Ujilah dua tbaung yang berisi ZnSO4.7H2O masing-masing dengan larutan NaOH dan
NH4OH
7. Ujilah dua tabung yang berisi Co(NO3)2 masing-masing dengan larutan NaOH dan
NH4OH
23. Pedoman Praktikum Kimia Analitik I
Ian Kurniawan Page 18
PERCOBAAN VII
ANALISA KUALITATIF KATION GOLONGAN IV
I. Tujuan Percobaan
1. Praktikan dapat menganalisa secara kualitatif kation- kation golongan IV
2. Praktikan dapat menuliskan reaksi yang terjadi terhadap kation-kation golongan IV
II. Dasar Teori
Kation golongan IV terdiri dari Barium, Stronsium, dan Kalsium. Kation golongan ini
tidak bereaksi dengan Asam klorida, Hidrogen sulfida, ataupun Amonium sulfida; tetapi
Amonium karbonat membentuk endapan-endapan putih. membentuk endapan dengan
ammonium karbonat dengan adanya ammonium klorida dalam suasana netral atau sedikit asam.
Uji ini harus dijalankan dalam larutan netral atau basa. Jika tak ada amonia atau ion amonium,
magnesium juga akan mengendap. Endapan-endapan putih yang terbentuk dengan reagensia
golongan adalah barium karbonat BaCO3, strontium karbonat SrCO3, dan kalsium karbonat
CaCO3.
Barium adalah logam putih perak, dapat ditempa dan liat, yang stabil dalam udara
kering. Barium bereaksi dengan air dalam udara yang lembab, membentuk oksida atau
hidroksida. Strontium adalah logam putih-perak, yang dapat ditempa dan liat. Strontium melebur
pada 771o
C. Sifat-sifatnya serupa dengan sifat-sifat barium Kalsium adalah logam putih perak,
yang agak lunak. Ia melebur pada 845o
C. Ia terserang oleh oksigen atmosfer dan udara lembab;
pada reaksi ini terbentuk kalsium oksida dan/atau kalsium hidroksida. Kalsium menguraikan air
dengan membentuk kalsium hidroksida dan hidrogen
Tabel Identifikasi Kation Golongan IV
Reagen
Kation
Ba2+ Sr2+ Ca2+
1. NH3 Tak ada endapan Tak ada endapan Tak ada endapan
2. (NH4)CO3
+ NH4Cl
Putih, BaCO3↓
Sedikit larut
Putih, SrCO3↓
Sedikit larut
Amorf putih,
CaCO3
Sedikit larut
3. (NH4)2C2O4
+CH3COOH
+HCl
Putih, Ba(COO)2↓
Larut
Putih, Sr(COO)2↓
Tidak larut
Putih, Ca(COO)2↓
Tidak larut
24. Pedoman Praktikum Kimia Analitik I
Ian Kurniawan Page 19
- larut larut
4. H2SO4(encer)
+(NH4)2SO4
Putih, BaSO4↓
Tidak larut
Putih, SrSO4↓
Tidak larut
Putih, CaSO4↓
Larut, [Ca(SO4)2]2-
5. CaSO4(jenuh) Putih, BaSO4↓ Putih, SrSO4↓ -
6. K2CrO4
+CH3COOH
+HCl
Kuning, BaCrO4↓
Tidak larut
Larut
Kuning, SrCrO4↓
Larut
-
-
-
-
Identifikasi kation golongan 4
Barium (Ba)
Barium adalah logam putih perak, dapat ditempa dan liat, yang stabil dalam udara kering.
1. Barium bereaksi dengan air dalam udara yang lembab, membentuk oksida atau
hidroksida. Barium melebur pada 710o
C. Logam ini bereaksi dengan air pada suhu ruang,
membentuk Barium hidroksida dan hidrogen.
Ba + 2H2O Ba2+
+ H2 + 2OH-
Asam encer melarutkan Barium dengan mudah dengan mengeluarkan hidrogen.
Ba + 2H+
Ba2+
+ H2
Barium adalah bivalen dalam garam-garam, membentuk kation barium(II), Ba2+
. Klorida
dan nitratnya larut, tetapi dengan menambahkan asam klorida pekat atau asam nitrat
pekat kepada larutan natrium, barium klorida atau nitrat mungkin mengendap sebagai
akibat hukum kegiatan masa.
2. Larutan amonia : tak terjadi endapan barium hidroksida karena kelarutannya relatif
tinggi. Jika larutan yang basa itu terkena udara luar, sedikit karbondioksida akan terserap
dan terjadi kekeruhan yang ditimbulkan oleh barium karbonat. Sedikit kekeruhan
mungkin terjadi ketika menambahkan reagensia; ini disebabkan oleh sejumlah kecil
amonium karbonat, yang sering terdapat dalam reagensia yang telah lama.
3. Larutan amonium karbonat : endapan putih barium karbonat, yang larut dalam asam
asetat dan dalam asam mineral encer.
Ba2+
+ CO3
2-
BaCO3
Endapan larut sedikit dalam larutan garam-garam amonia dari asam-asam kuat; ini
disebabkan karena ion amonium, sebagai suatu asam kuat, bereaksi dengan basa, yaitu
25. Pedoman Praktikum Kimia Analitik I
Ian Kurniawan Page 20
ion karbonat, CO3
2-
, dengan mengakibatkan terbentuknya ion hidrogen karbonat, HCO3
-
,
maka konsentrasi ion karbonat dari larutan menjadi berkurang.
NH4
+
+ CO3
2-
NH3 + HCO3
-
atau
NH4
+
+ BaCO3 NH3 + HCO3
-
+ Ba2+
Jika jumlah endapan barium karbonat sangat kecil, ia bisa larut dengan baik dalam garam
amonium yang berkonsentrasi tinggi.
4. Larutan amonium oksalat : endapan putih barium oksalat Ba(COO)2, yang hanya sedikit
larut dalam air (0,09 g/liter; Ks = 1,7 x 10-7
), tapi dilarutkan dengan mudah oleh asam
asetat encer (perbedaan dari kalsium) dan oleh asam mineral.
Ba2+
+ (COO)2
2-
Ba(COO)2
5. Asam sulfat encer : endapan putih barium sulfat BaSO4 hampir tak larut dalam asam
encer dan dalam larutan amonium sulfat, dan larut cukup baik dalam asam sulfat pekat
mendidih. Dengan mengendapkan dalam larutan yang mendidih, atau lebih baik lagi
dengan menambahkan pula amonium asetat, diperoleh bentuk yang lebih mudah disaring:
Ba2+
+ SO4
2-
BaSO4
BaSO4 + H2SO4 (pekat) Ba2+
+ 2HSO4
-
Jika barium sulfat dididihkan dengan larutan natrium karbonat pekat, terjadi transformasi
parsial menjadi barium karbonat yang kurang larut, menurut persamaan :
BaSO4 + CO3
2-
BaCO3 + SO4
2-
Karena reaksi ini reversibel, transformasi ini tak sempurna. Jika campuran disaring dan
dicuci ( jadi menghilangjkan natrium sulfat) dan residu dididihkan dengan sejumlah
larutan natrium karbonat yang baru saja dibuat, lebih banyak lagi barium sulfat akan
berubah menjadi karbonat yang bersangkutan.
6. Larutan kalsium sulfat jenuh : endapan segera dari barium sulfat putih. Fenomena yang
serupa terjadi jika dipakai reagensia strontium sulfat jenuh.
Penjelasan atas reaksi-reaksi ini adalah sebagai berikut : dari ketiga alkali tanah sulfat,
barium sulfatlah yang paling sedikit larut. Dalam larutan kalsium atau strontium sulfat
jenuh, konsentrasi ion sulfat cukup tinggi untuk menimbulkan pengendapan dengan
26. Pedoman Praktikum Kimia Analitik I
Ian Kurniawan Page 21
barium yang berjumlah agak banyak, karena hasil kali konsentrasi-konsentrasi ion
melampaui nilai hasil kali kelarutannya:
SO4
2-
+ Ba2+
BaSO4
7. Larutan kalium kromat : endapan kuning barium kromat, yang praktis tak larut dalam air
(3,2 mg/ liter, Ks = 1,6 x 10-10
).
Ba2+
+ CrO4
2-
BaCrO4
Endapan tak larut dalam asam asetat encer (perbedaan dari strontium dan kalsium) tetapi
dapat larut dengan mudah dalam asam mineral.
Penambahan asam pada larutan kalium kromat menyebabkan warna kuning dari larutan
berubah menjadi jingga-kemerahan, disebabkan terbentuknya dikromat:
2CrO4
2-
+ 2H+
Cr2O7
2-
+ H2O
Dengan penambahan basa (misalnya ion-ion OH-
) kepada larutan dikromat, reaksi atom
berlangsung dari kanan ke kiri karena ion hidrogen hilang diikat oleh ion OH-, maka
kromat akan terbentuk.
Kalsium (Ca)
Kalsium adalah logam putih perak, yang agak lunak. Yang melebur pada 845o
C ia terserang
oleh oksigen atmosfer dan udara lembab, pada reaksi ini terbentuk kalsium oksida dan
kalsium hidroksida. Kalsium menguraikan air dengan membentuk kalsium hidroksida dan
hidrogen.
Kalsium membentuk kation kalsium (II), Ca2+
, dalam larutan-larutan air. Garam-garamnya
biasanya berupa bubuk putih dan membentuk larutan yang tak bewarna, kecuali bila
anionnya berwarna. Kalsium klorida padat bersifat higroskopis dan sering digunakan sebagai
zat pengiring. Kalsium klorida dan kalsium nitrat larut dengan mudah dalam etanol atau
dalam campuran 1+1 dari etanol bebas-air dan dietil eter.
Reaksi-reaksi :
1. Larutan amonia: tak ada endapan, karena kalsium hidroksida larut cukup banyak. Dengan
zat pengendap yang telah lama dibuat, mungkin timbul kekeruhan karena terbentuknya
kalsium karbonat.
2. Larutan amonium karbonat : endapan amorf putih kalsium karbonat :
27. Pedoman Praktikum Kimia Analitik I
Ian Kurniawan Page 22
Ca2+
+ CO3
2-
CaCO3 ↓
Dengan mendidihkan, endapan menjadi berbentuk kristal. Endapan larut dalam air yang
mengandung asam karbonat berlebihan (misalnya, air soda yang baru dibuat), karena
pembentukan kalsium hidrogen karbonat yang larut :
CaCO3↓ + H2O + CO2 ↔ Ca2+
+ 2HCO-
3
Dengan mendidihkan, endapan muncul lagi karena karbondioksida keluar selama proses
itu sehingga reaksi berlangsung kearah kiri. Ion-ion barium dan sromtium bereaksi
serupa. Endapan larut dalam asam, bahkan dalam asam asetat :
CaCO3 ↓ + 2H+
→ Ca2+
+ H2O + CO2↑
CaCO3↓ + 2CH3COOH Ca2+
+ H2O + CO2↑+ 2CH3COO-
Kalsium karbonat larut sedikit dalam larutan garam-gaaram amonium dari asam kuat.
3. Asam sulfat encer : endapan putih kalsium sulfat :
Ca2+
+ SO4
2-
→ CaSO4↓
CaSO4 larut cukup berarti dalam air (0,61 gram Ca2+
, 2,06 gram CaSO4 atau 2,61 gram
CaSO4.2H2O l-1
, Ks = 2,3 x 10-6
) yaitu larut lebih banyak dari pada barium
III. Alat dan Bahan
Alat
Rak Tabung reaksi : 2 buah
Tabung reaksi : 14 buah
Pipet tetes : 9 buah
Bahan
Bahan Uji
BaCl2
CaCl2
Reagensia penguji
Na2CO3
28. Pedoman Praktikum Kimia Analitik I
Ian Kurniawan Page 23
K2CrO4
H2C2O4
NH4OH
H2SO4
HCl
CH3COOH
IV. Prosedur Percobaan
1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
2. Bagi tabung reaksi dalam dua rak tabung reaksi. Rak tabung 1 untuk pengujian BaCl2
sebanyak 7 tabung dan rak tabung 2 untuk pengujian CaCl2 sebanyak 7 tabung reaksi
3. Berilah label pada masing-masing tabung sesuai nama larutan penguji dengan urutan
sebagai berikut
Rak Tabung 1 (BaCl2) Rak Tabung 2 (CaCl2)
1. Na2CO3 5. HCl 1. Na2CO3 5. HCl
2. K2CrO4 6. CH3COOH 2. K2CrO4 6. CH3COOH
3. H2C2O4 7. NH4OH 3. H2C2O4 7. NH4OH
4. H2SO4 4. H2SO4
4. Masukkan larutan uji dalam tabung reaksi sesuai kebutuhan
5. Masukan larutan penguji dengan perlakuan dibawah ini :
Rak Tabung 1 (BaCl2) Rak Tabung 2 (CaCl2)
1. BaCl2 + Na2CO3 --- endapan
Endapan + H2SO4 dan dipanaskan
Endapan + air dipanaskan
2. BaCl2 + K2CrO4 --- Endapan
1. CaCl2 + Na2CO3 --- endapan
Endapan + H2SO4 dan dipanaskan
Endapan + Air dan dipanaskan
2. CaCl2 + K2CrO4 --- Endapan
29. Pedoman Praktikum Kimia Analitik I
Ian Kurniawan Page 24
Endapan + HCl
Endapan + CH3COOH encer
3. BaCl2 + H2C2O
4. BaCl2 + H2SO4 --- endapan
Endapan + HCl ---
5. BaCl2 + HCl
6. BaCl2 + CH3COOH
7. BaCl2 + NH4OH
Endapan + HCl
Endapan + CH3COOH encer
3. CaCl2 + H2C2O
4. CaCl2 + H2SO4 --- endapan
Endapan + HCl ---
5. CaCl2 + HCl
6. CaCl2 + CH3COOH
7. CaCl2 + NH4OH
6. Amati perubahan warna yang terjadi dan catat hasil dalam tabel hasil percobaan
30. Pedoman Praktikum Kimia Analitik I
Ian Kurniawan Page 25
PERTEMUAN VIII
ANALISA KUALITATIF KATION GOLONGAN V
I. Tujuan Percobaan
1. Praktikan dapat menganalisa secara kualitatif kation- kation golongan V
II. Dasar Teori
Untuk tinjauan analisis kualitatif sistematik, kation-kation diklasifikasikan dalam ilmu
golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu tehadap beberapa reagensia. Reagen golongan yang
dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah Asam klorida, Hidrogen sulfida,
Amonium sulfida, dan Amonium karbonat. Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation
bereaksi dengan reagen-reagen ini dengan membentuk endapan atau tidak.
Secara prinsip, zat yang akan diidentifikasi dilarutkan kemudian ditambahkan pereaksi
tertentu yang sesuai, yang akan mengendapkan segolongan kation sebagai garam yang sukar
larut atau hidroksidanya. Pereaksi haruslah sedemikian rupa sehingga pengendapan kation
golongan kation selanjutnya tidak terganggu atau sebelumnya dapat dengan mudah dihilangkan
dari larutan yang hendak dianalisis.
Kation golongan V terdiri dari Magnesium, Natrium, Kalium, dan Amonium. Kation-
kation golongan V tidak bereaksi dengan Asam klorida, Hidrogen sulfida, Amonium sulfida, dan
Amonium karbonat. Reaksi-reaksi khusus atau uji-uji nyala dapat dipakai untuk mengidentifikasi
ion-ion ini. disebut juga golongan sisa karena tidak bereaksi dengan reagensia-reagensia
golongan sebelumnya.
Identifikasi Kation-Kation Golongan Sisa (V)
Kation-kation Golongan V (Mg2+
, Na+
, K+
, dan NH4
+
) dapat diidentifikasi satu persatu
tanpa pemisahan pendahuluan. Proses identifikasinya adalah sebagai berikut :
a. Identifikasi Kation Magnesium (Mg2+)
Residu dilarutkan dalam beberapa tetes HCl encer dan tambahkan 2-3 ml air. Kemudian
bagi menjadi dua bagian yang tidak sama.
Bagian yang lebih banyak.
31. Pedoman Praktikum Kimia Analitik I
Ian Kurniawan Page 26
Olah 1 ml larutan oksina 2 % dalam asetat 2M dengan 5 ml larutan ammonia 2M. Jika
perlu panaskan untuk melarutkan setiap oksina yang diendapkan. Tambahkan NH4Cl kepada
larutan uji, diikuti dengan reagensia oksina amoniakal yang telah dibuat. Kemudian panaskan
sampai mendidih selama 1-2 menit (bau NH3 harus terbedakan). Adanya endapan kuning muda
menandakan adanya Mg oksinat.
Bagian yang lebih sedikit.
Sekitar 3-4 tetes sampel tambahkan 2 tetes reagensia ‘magneson’ diikuti dengan
beberapa tetes NaOH sampai basa. Adanya endapan biru memastikan adanya Mg. Uji ini
bergantung pada adsorpsi reagensia, yang merupakan suatu zat pewarna, diatas Mg(OH)2 dalam
larutan basa maka akan dihasilkan bahan pewarna biru.
Semua logam, kecuali logam-logam alkali tidak boleh ada. Garam ammonium
mengurangi kepekaan uji ini dengan mencegah pengendapan Mg(OH)2, dan karenanya harus
dihilangkan terlebih dahulu.
b. Identifikasi Kation Natrium (Na+)
Filtrat bagian pertama digunakan untuk mengidentifikasi kation Na. filtrate
ditambahkan sedikit uranil magnesium asetat, kocok, dan diamkan selama beberapa menit.
Adanya endapan kristalin kuning menandakan Na ada.
Na+
+ Mg2+
+ 3U2 2+ + 9CH3COO -
→ NaMg(UO2)3(CH3COO)9 ↓
Pengendapan yang paling baik untuk ion-ion natrium adalah pengendapan dengan uranil
magnesium atau zink asetat.
c. Identifikasi Kation Kalium (K+)
Filtrat ditambahkan dengan sedikit larutan natrium heksanitritokobaltat (III) atau kira-
kira 4 mg zat padatnya dan beberapa tetes asam asetat encer. Aduk-aduk, dan jika perlu
diasamkan selama 1-2 menit. Adanya endapan kuning K3[Co(NO2)6] menandakan adanya K.
3K+
+ [Co(NO2)6]3-
→ K3[Co(NO2)6] ↓
Endapan tak larut dalam asam asetat encer. Jika ada natrium dalam jumlah yang lebih
banyak (atau jika reagensia ditambahkan berlebihan) terbentuk suatu garam campuran,
32. Pedoman Praktikum Kimia Analitik I
Ian Kurniawan Page 27
K2Na[Co(NO2)6]. Endapan terbentuk dengan segera dalam larutan-larutan pekat, dan lambat
dalam larutan encer, pengendapan dapat dipercepat dengan pemanasan.
III. Alat Dan Bahan
Alat
Rak Tabung reaksi 1 buah
Tabung reaksi 8 buah
Pipet tetes 8 buah
Mikroskop untuk pengamatan bentuk kristal
Bahan
KCl
MgSO4
NaCl
(NH4)2C2O4
NaOH
NH4OH
Na2CO3
K2CrO4
IV. Prosedur Percobaan
1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
2. Lakukan pelakuan sebagai berikut :
MgSO4 + NaOH
MgSO4 + NH4OH
MgSO4 + Na2CO3
MgSO4 + K2CrO4
KCl + Asam Pikrat lalu amati bentuk kristalnya menggunakan mikroskop
KCl + Asam tartrat
NaCl + Asam pikrat lalu amati bentuk kristalnya menggunakan mikroskop
(NH4)2C2O4 + NaOH lalu dipanaskan
3. Penambahan bahan uji maupun penguji sebanyak 3 tetes.
33. Pedoman Praktikum Kimia Analitik I
Ian Kurniawan Page 28
4. Penggunaan asam pikrat sebelum ditambahkan pada KCl, amati terlebih dahulu bentuk
kristalnya dengan mikroskop
34. Pedoman Praktikum Kimia Analitik I
Ian Kurniawan Page 29
PERTEMUAN IX
ANALISA ANION GOLONGAN SULFAT
(SO3
2-, SO4
2-, CO3
2-, CrO4
2-, PO4
3-)
I. Tujuan Percobaan
1. Mahasiswa dapat menuliskan reaksi dan mengidentifikasi anion golongan sulfat
II. Dasar Teori
Anion merupakan ion yang muatan totalnya negatif akibat adanya kenaikan jumlah
elektron. Misalnya : atom klorin (Cl) dapat memperoleh tambahan satu elektron untuk
mendapat ion klorida (Cl-
). Natrium klorida (NaCl), yang dikenal sebagai garam dapur,
disebut senyawa ionik (ionik compound) karena dibentuk dari kation dan anion. Atom dapat
kehilangan atau memperoleh lebih dari satu elektron. Contoh ion-ion yang terbentuk dengan
kehilangan atau memperoleh lebih dari satu elektron adalah Mg2+
, Fe3+
, S2
-
, dan N3-
, Na+
dan
Cl-
Ion-ion ini disebut ion monoatomik karena ion-ion ini mengandung hanya satu atom.
Analisa anion adalah analisa yang bertujuan untuk menganalisa adanya ion dalam
sampel. Sedangkan analisa kualitatif untuk mengetahui jenis unsur atau ion yang terdapat
dalam suatu sampel. Penggolongan kation atau anion dilakukan untuk memudahkan analisa
kualitatif anorganik. Dalam hal ini untuk memudahkan mencari pereaksi untuk
mengidentifikasikannya, karena kation suatu golongan tidak diketahui dalam suatu
campuran, maka dapat dianalisis dengan mudah degan cara menambahkan reaksi dengan
kondisi tertentu, sehingga dapat terpisah pada tiap golongan.
Pemisahan anion-anion ke dalam golongan utama tergantung pada kelarutan garam
pelarutnya. Garam kalsium, garam barium, garam zink ini hanya boleh dianggap berguna
untuk memberi identifikasi dari keterbatasan-keterbatasan metode ini. Skema identifiasi
anion bukanlah skema yang baku, karena satu anion termasuk dalam lebih dari satu
subgolongan. Umumnya anion dibagi ke dalam tiga golongan, yaitu :
Golongan Sulfat : SO4
2-
, SO3
2-
, PO4
2-
, Cr2O4-
, BO2-
, CO3
2-
, CO4
2-
, AsO4
3-
Golongan Halida : Cl-
, Br-
, I-
, S2-
Golongan Nitrat : NO3
-
, NO2
-
, C2H3O2-
(Svehla, 1985).
Penentuan anion berlaku untuk dua bagian. Untuk penentuan ini CO3-
dan HCO3-
dan
untuk penentuan anion-anion yang lain. Untuk pnentuan anion-anion yang lain, bahan diberi
larutan Na2CO3 lalu dimasak. Bila terjadi endapan, campuran ini digunakan; bila terbentuk
35. Pedoman Praktikum Kimia Analitik I
Ian Kurniawan Page 30
endapan, disaring dan dicuci filtrat yan digunakan. Untuk setiap anion yang diambil
sebagian dari cairan tersebut dilakukan rekasi-reaksi yang membedakan anion yang sedang
dicuci dari anion yang lain (Schank, 1990).
Analisa anion bertujuan untuk menganalisa adanya ion dalam sampel. Analisa anion
dapat juga digunakan dalam berbagai bidang kehidupan, seperti dalam pemeriksaan darah,
urin, dan sebagainya. Beberapa anion menunjukkan kenampakan yang sama dalam
pemeriksaan. Untuk itu analisa anion mutlak digunakan untuk mengidentifikasi masing –
masing anion yang ada. Zat yang biasa digunakan dalam proses pengendapan terhadap uji
anion adalah zat pengendapan anorganik. Zat pengendapan anorganik umumnya
menyebabkan terbentuknya garam atau senyawa hidroksida yang sukar larut (Harjadi, 1990).
III. Alat dan Bahan
Alat
2 rak tabung reaksi
18 tabung reaksi
18 pipet tetes
Bahan
Larutan yang mengandung Anion (SO3
2-
, SO4
2-
, CO3
2-
, CrO4
2-
, PO4
3-
)
AgNO3
Pb(CH3COO)2
BaCl2
HCl Encer
KMnO4
H2SO4
Ba(OH)2
MgSO4
HgCl2
NaOH
(NH4)2MoO4
36. Pedoman Praktikum Kimia Analitik I
Ian Kurniawan Page 31
IV. Prosedur Percobaan
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Lakukan perlakuan sebagai berikut :
a) SO4
-2
+ AgNO3
b) SO4
-2
+ Pb(CH3COO)2
c) SO4
-2
+ BaCl2 ---- endapan
d) Endapan (c) + HCl Encer
e) SO4
-2
+ KMnO4
f) SO4
-2
+ H2SO4
g) SO3
2-
+ AgNO3
h) SO3
2-
+ Pb(CH3COO)2
i) SO3
2-
+ BaCl2 -- Endapan
j) Endapan (i) + HCl Encer
k) CrO4
2-
+ BaCl2
l) CO3
2-
+ HCl Encer ----
m) Hasil reaksi dari (l) + Ba(OH)2
n) CO3
2-
+AgNO3
o) CO3
2-
+ MgSO4
p) CO3
2-
+ HgCl2
q) CO3
2-
+ NaOH
r) PO4
3-
+ (NH4)2MoO4 + HNO3
3. Amati perubahan yang terjadi dan tuliskan pengamatan anda
37. Pedoman Praktikum Kimia Analitik I
Ian Kurniawan Page 32
PERTEMUAN X
ANALISA ANION GOLONGAN HALIDA
(Cl-, Br-, I-)
I. Tujuan Percobaan
1. Mahasiswa dapat mengamati dan memahami uji kualitatif terhadap anion golongan halida
2. Mahasiswa dapat menuliskan reaksi tiap perlakukan yang dilakukan.
II. Dasar Teori
Halida adalah senyawa biner, dimana salah satu bagiannya adalah salah satu atom
halogen dan bagian lainnya adalah elemen lainnya atau radikal yang mempunyai tingkat
keelektronegatifan lebih kecil daripada atom halogen, untuk membentuk senyawa fluorida,
klorida, bromida, iodida, atau astatin. Kebanyakan garam merupakan halida. Semua logam pada
elemen grup 1 akan membentuk halida yang berbentuk padatan putih dalam suhu ruangan. Ion
halida adalah atom hidrogen yang mengikat muatan negatif. Anion halida contohnya fluorida
(F−
), klorida (Cl−
), bromida (Br−
), iodida (I−
) dan astatin (At−
). Semua ion ini terdapat pada
garam halida ion. Senyawa halida seperti KCl, KBr dan KI dites menggunakan larutan perak
nitrat, AgNO3. Senyawa halogen ini akan bereaksi dengan Ag+
dan membentuk endapan, dengan
warna yang tergantung dari halogennya:
AgF: Tidak ada endapan
AgCl: Putih
AgBr: Kuning pucat
AgI: Hijau
Untuk senyawa organik yang mengandung halida, maka digunakan tes Beilstein.
Garam BaSO4, BaSO3, Ba2(PO4)3, BaCr2O4, Ba(BO2)2, BaCO3, BaC2O4, Ba3( AsO4)2
tidak larut dalam air kondisi basa, sedangkan garam barium anion lainnya mudah larut.
Berdasarkan sifat tersebut maka pemisahan dan identifikasi untuk golongan sulfat dapat
dilakukan dengan penambahan pereaksi BaCl2. Kecuali barium kromat yang berwarna kuning,
garam barium lainnya berwarna putih. Jika larutan sampel diasamkan dengan asam nitrat dan
ditambahkan perak nitrat maka hanya golongan anion halida yang akan mengendap sebagai
garam perak, yaitu: AgCl (putih), AgBr (kuning), AgI (kuning muda), Ag2S (hitam).
38. Pedoman Praktikum Kimia Analitik I
Ian Kurniawan Page 33
Anion yang tidak menunjukkan uji yang positif untuk kedua golongan di atas
kemungkinan mengandung anion golongan nitrat. Jika sampel mengandung beberapa kation
maka uji pendahuluan diatas tidak cukup untuk menentukan ada atau tidaknya suatu anion.
Karena itu setelah pengujian pendahuluan dilakukan maka perlu juga dilakukan uji spesifik
untuk tiap anion.
III. Alat dan Bahan
Alat
2 rak tabung reaksi
12 tabung reaksi
12 pipet tetes
Bahan
KCl
KBr
KI
AgNO3
NH4OH
HNO3 pekat
H2SO4
Pb(CH3COO)2
NaOH
BaCl2
IV. Prosedur Percobaan
1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
2. Bagi tabung reaksi kedalam dua rak tabung reaksi
3. Berilah label sesuai perlakukan dibawah ini
a) KCl + AgNO3 --- endapan
b) Endapan (a) + NH4OH + HNO3 pekat
c) KCl + H2SO4
d) KCl + Pb(CH3COO)2
39. Pedoman Praktikum Kimia Analitik I
Ian Kurniawan Page 34
e) KBr + AgNO3
f) KBr + Pb(CH3COO)2 ---------> dipanaskan
g) KBr + BaCl2
h) KBr + NaOH
i) KI + AgNO3
j) KI + Pb(CH3COO)2 ------- endapan
k) Endapan (j) dipanaskan
l) KI + NaOH
m) KI + BaCl2
4. Amati perubahan dan catat hasil reaksi anda
40. Pedoman Praktikum Kimia Analitik I
Ian Kurniawan Page 35
PERTEMUAN XI
ANALISA ANION GOLONGAN NITRAT
(NO3
-, NO2
-, CH3COO-)
I. Tujuan Percobaan
1. Mahasiswa dapat mengamati dan memahami uji kualitatif terhadap anion golongan nitrat
2. Mahasiswa dapat menuliskan reaksi tiap perlakukan yang dilakukan.
II. Dasar Teori
Analisa kualitatif mempunyai arti mendeteksi keberadaan suatu unsur kimia dalam
cuplikan yang tidak diketahui. Analisa kulaitatif merupakan salah satu cara yang paling efektif
untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam larutan. Dalam metode analisis
kualitatif kita menggunakan beberapa pereaksi golongan dan pereaksi spesifik, kedua pereaksi
ini dilakukan untuk mengetahui jenis anion suatu larutan (Vogel, A. I., 1957).
Metode yang tersedia untuk mendeteksi anion tidaklah sesistematik seperti metode
untuk kation. Sampai kini, belum pernah dikemukakan suatu skema yang benar-benar
memuaskan, yang memungkinkan pemisahan anion-anion yang umum kedalam glongan-
golongan utama, dan pemisahan berikutnya yang tanda dapat diragu-ragukan lagi dari masing-
masing golongan menjadi anggota-anggota golongan tersebut yang berdiri sendiri. Namun, harus
kita sebutkan di sini, bahwa kita memang bisa memisahkan anion-anion kedalam golongan-
golongan utama, bergantung pada kelarutan garam peraknya, garam kalsium atau bariumnya, dan
garam zinknya; Namun, ini hanya boleh dianggap berguna untuk memberi indikasi dari
keterbatasan-keterbatasan metode ini, dan untuk memastikan hasil-hasil yang diperoleh dengan
prosedur-prosedur yang lebih sederhana. (Vogel, A. I., 1957)
Skema klarifikasi yang berikut ternyata telah berjalan dengan baik dalam praktek.
Skema ini bukanlah skema yang kaku, karena beberapa anion termasuk dalam lebih dari satu sub
golongan, lagi pula, tak mempunyai dasar teoritis. Pada hakekatnya, proses-proses yang dipakai
dapat dibagi ke dalam (A) proses yang melibatkan identifikasi produk-produk yang mudah
menguap, yang diperoleh pada pengolahan dengan asam-asam, dan (B) proses yang tergantung
pada reaksi-reaksi dalam larutan. Kelas (A) dibagi lagi kedalam sub-kelas (i) gas-gas yang
dilepaskan dengan asam klorida encer atau asam sulfat encer, dan (ii) gas atau uap dilepaskan
41. Pedoman Praktikum Kimia Analitik I
Ian Kurniawan Page 36
dengan asam sulfat pekat. Kelas (B) dibagi lagi kedalam sub-kelas (i) reaksi pengendapan, dan
(ii) oksidasi dan reduksi dalam larutan. (Vogel, A. I., 1957)
Nitrat, NO3-. Kelarutan : Semua nitrat larut dalam air. Nitrat dari merkurium dan bismut
menghasilkan garam basa setelah diolah dengan air; garam-garam ini larut dalam asam nitart
encer. (Vogel, A. I., 1957)
Nitrit, NO2-. Kelarutan : Perak nitrit larut sangat sedikit dalam air. Semua nitrit lainnya larut
dalam air. (Vogel, A. I., 1957)
Tiosianat, CNS-. Kelarutan : Perak dan tembaga(I) tiosianat praktis tak larut dalam air,
merkurium(II) dan timbel tiosianat sangat sedikit larut; kelarutan masing-masing dalam g -1 pada
20o adalah 0,0003, 0,0005, 0,7 dan 0,45. tiosianat dari kebanyakan lagam lainnnya larut. (Vogel,
A. I., 1957)
III. Alat dan Bahan
Alat
1 rak tabung reaksi
9 tabung reaksi
9 pipet tetes
Bahan
Larutan yang mengandung anion (NO3
-
, NO2
-
, CH3COO-
)
H2SO4 pekat
H2SO4 encer
FeSO4
KMnO4
Etanol 96 %
AgNO3
IV. Prosedur Percobaan
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Masukkan 9 tabung reaksi yang telah disiapkan ke 1 rak tabung reaksi.
3. Berilah label tiap tabung reaksi berdasarkan perlakuan dibawah ini :
a) NO3
-
+ H2SO4
42. Pedoman Praktikum Kimia Analitik I
Ian Kurniawan Page 37
b) NO3
-
+ FeSO4 + H2SO4
c) Hasil (b) ditambahkan lagi dengan FeSO4 berlebih
d) NO3
-
+ KMnO4
e) NO2
-
+ KMnO4
f) NO2
-
+ H2SO4
g) CH3COO-
+ Etanol 96 % + H2SO4 pekat ( 2 tetes) kemudian dipanaskan
h) CH3COO-
+ AgNO3
i) CH3COO-
+ H2SO4
4. Amati dan catat hasil percobaan anda
43. Pedoman Praktikum Kimia Analitik I
Ian Kurniawan Page 38
PERTEMUAN XII
PENGAYAAN (CARA MEMBEDAKAN Pb DAN Ag DALAM KATION GOLONGAN I)
I. Tujuan Percobaan
1. Mahasiswa dapat membedakan endapan dari Pb dan Ag dalam suatu larutan.
2. Mahasiswa mahir membuat reaksi kation golongan I
II. Dasar Teori
Kation golongan I membentuk klorida-klorida yang tak larut, namun timbal klorida
sedikit larut dalam air, dan karena itu timbal tak pernah mengendap dengan sempurna bila
ditambahkan asam klorida encer kepada suatu cuplikan ion timbal yang tersisa itu diendapkan
secara kuantitatif dengan H2S dalam suasana asam bersama-sama kation golongan II Nitrat dari
kation-kation golongan I sangat mudah larut diantara sulfat-sulfat, timbal praktis tidak larut,
sedang perak sulfat jauh lebih banyak. Kelarutan merkurium (I) sulfat terletak diantara kedua
zat diatas.
Kation-kation golongan I diendapkan sebagai garam klorida. Pemisahan kation golongan
I tersebut dari campuran sebagai garam klorida didasarkan fakta bahwa garam klorida dari
golongan I tidak larut dalam suasana asam (pH 0,5-1). Kation-kation dalam golongan I yang
terdiri atas Ag+
, Hg+
, dan Pb2+
. Garam klorida dari kation golongan I adalah: Hg2Cl2, AgCl, dan
PbCl2. Pemisahan masing-masing kation tersebut dilakukan berdasarkan cara sebagai berikut:
1. PbCl2 dipisahkan dari Hg2Cl2 dan AgCl berdasarkan perbedaan kelarutan kation. PbCl2
larut dalam air panas, sedangkan Hg2Cl2 dan AgCl tidak dapat larut dalam air panas.
2. Hg2Cl2 dan AgCl dipisahkan berdasarkan perbedaan kelarutan antara kompleks
Hg(NH2)Cl dan [Ag(NH3)2] yang dibentuk dengan penambahan amonia terhadap Hg2Cl2
dan AgCl setelah PbCl2 terpisah. Kompleks Hg(NH2)Cl berbentuk endapan hitam yang
bercampur dengan Hg+
, sedangkan [Ag(NH3)2] tidak berbentuk endapan.
Identifikasi terhadap ketiga kation tersebut setelah terpisah adalah sebagai berikut:
1. Pb2+
dapat direaksikan dengan K2CrO4 yang akan membentuk PbCrO4 (endapan kuning).
Pb2+
+ CrO4
-
PbCrO4 (endapan kuning)
44. Pedoman Praktikum Kimia Analitik I
Ian Kurniawan Page 39
2. Ag+
dapat diidentifikasi dengan mereaksikannya terhadap KI, sehingga terbentuk AgI
(endapan kuning muda). Atau mengasamkan filtrat yang diperoleh dari pemisahan
dengan asam nitrat encer, sehingga kiompleks [Ag(NH3)2] terurai kembali dan dihasilkan
endapan putih AgCl.
[Ag(NH3)2] + KI AgI(endapan kuning muda) + 2 NH3
3. Hg (I) dapat diidentifikasi dari warna endapan yang terjadi pada pemisahannya dengan
Ag+
, adanya Hg2
2+
ditandai dengan adanya endapan berwarna hitam.
Hg2Cl2 + 2 NH3 [Hg(NH2)Cl + Hg] (endapan hitam) + NH4
+
+ Cl-
III. Alat dan Bahan
Alat
1 buah rak tabung reaksi
10 buah tabung reaksi
10 buah pipet tetes
Bahan
Pb(CH3COO)2
AgNO3
HCl
NH3
NaOH
IV. Prosedur Percobaan
1. Letakkan 10 tabung reaksi kedalam satu rak tabung reaksi.
2. Tambahakan masing-masing 3 tetes larutan Pb(CH3COO)2 ke dalam empat tabung reaksi
dan masing-masing 3 tetes larutan AgNO3 ke dalam empat tabung reaksi yang lain.
3. Berilah 3 tetes bahan penguji dengan perlakuan sebagai berikut
a) Pb(CH3COO)2 + HCl ---- endapan
b) Endapan bagian (a) + NH3
c) Pb(CH3COO)2 + HCl kemudian dipanaskan
d) Pb(CH3COO)2 + NH3 (3 tetes) + NH3 Berlebihan
45. Pedoman Praktikum Kimia Analitik I
Ian Kurniawan Page 40
e) Pb(CH3COO)2 + NaOH (3 tetes) + NaOH Berlebihan
f) AgNO3 + HCl ---- endapan
g) Endapan bagian (f) + NH3
h) AgNO3 + HCl kemudian dipanaskan
i) AgNO3 + NH3 (3 tetes) + NH3 Berlebihan
j) AgNO3 + NaOH (3 tetes) + NaOH Berlebihan
4. Amati perubahan yang terjadi dan batlah table hasil pengamatan anda
46. Pedoman Praktikum Kimia Analitik I
Ian Kurniawan Page 41
PERTEMUAN XIII
PENGAYAAN (CARA MEMBEDAKAN Cu DAN Hg
DALAM KATION GOLONGAN II)
I. Tujuan Percobaan
1. Mahasiswa dapat membedakan endapan dari Cu dan Hg dalam suatu larutan.
2. Mahasiswa mahir membuat reaksi kation golongan II
II. Dasar Teori
KATION GOLONGAN KEDUA ( Hg+2
, Pb+2
, Cu+2
, Cd+2,
Bi+3
, As+3
, As+5
, Sb+3
, Sn+2
, Sn+4
)
Reagensia golongan : Hidrogen sulfida (gas atau larutan-air jenuh)
Reaksi golongan : endapan-endapan dengan berbagai warna : Hg(s)(hitam), PbS(s)(hitam),
CuS(s)(hitam), CdS(s)(kuning), Bi2S3(s)(cokleat), As2S3(s)(kuning), Sb2S3(jingga), Sb2S5(s)(jingga), SnS(s)(coklat) dan
SnS2(s)(kuning).
Kation kation golongan kedua menurut tradisi dibagi dua sub-golongan : sub-golongan
tembaga dan sub-golongan arsenik. Dasar dari pembagian ini adalah kelarutan endapan sulfida
dalam amonium polisulfida. Sementara sulfida dari sub-golongan tembaga tak larut dalam
reagensia ini, sulfida dari sub-group arsenik melarut dengan membentuk garam tio.
Sub-golongan tembaga terdiri dari merkurium (II), timbel (II), bismut (III), tembaga
(II), dan kadmium. Meskipun bagian terbesar ion timbel (II) diendapkan dengan asam klorida
encer bersama ion-ion lain dari golongan I, pengendapan ini agak kurang sempurna, disebabkan
oleh kelarutan timbel (II) klorida yang relatif tinggi. Maka pengerjaan analisa sistematik, ion-ion
timbel masih akan tetap ada, ketika kita bertugas mengendapkan golongan kation ke dua.
Klorida, nitrat dan sulfat dari kation-kation sub-golongan tembaga sangat mudah larut
dalam air. Sulfida, hidroksida, dan karbonat-nya tak larut. Beberapa kation dari sub-golongan
tembaga (merkurium (II), tembaga (II), dan kadmium(II)) cenderung membentuk kompleks
(amonia, ion sianida dan seterusnya).
47. Pedoman Praktikum Kimia Analitik I
Ian Kurniawan Page 42
Sub golongan arsenik terdiri dari ion arsenik (III), arsenik (V), stibium (III), stibium
(V), timah (II) dan timah (IV). Ion-ion ini merupakan sifat amfoter : oksidanya membentuk
garam baik dengan asam maupun dengan basa. Jadi, arsenik (III) oksida dapat dilarutkan dalam
asam klorida (6M) dan terbentuk kation arsenik (III) :
As2O3 + 6HCl 2As+3
+ 6Cl-
+ 3H2O
Disamping ini, arsenik (III) oksida larut pula dalam natrium hidroksida (2M), pada
mana terbentuk ion arsenit.
As2O3 + 6OH-
2AsO3
3-
+ 3H2O
III. Alat dan Bahan
Alat
1 rak tabung reaksi
7 tabung reaksi
Pemanas air
7 pipet tetes
Bahan
HgCl2
CuSO4
NH3
NaOH
KI
HCl
IV. Prosedur Percobaan
1. Letakkan 6 tabung reaksi kedalam satu rak tabung reaksi.
2. Tambahakan masing-masing 3 tetes larutan HgCl2 ke dalam empat tabung reaksi dan
masing-masing 3 tetes larutan CuSO4 ke dalam empat tabung reaksi yang lain.
3. Berilah 3 tetes bahan penguji dengan perlakuan sebagai berikut
a) HgCl2 + NH3 (3 tetes) + NH3 Berlebihan
48. Pedoman Praktikum Kimia Analitik I
Ian Kurniawan Page 43
b) HgCl2 + NaOH (3 tetes) + NaOH Berlebihan
c) Endapan (b) + HCl pekat
d) HgCl2 + KI (3 tetes) + NaOH Berlebihan
e) CuSO4 + NH3 (3 tetes) + NH3 Berlebihan
f) CuSO4 + NaOH (3 tetes) + NaOH Berlebihan kemudian dipanaskan
g) CuSO4 + KI (3 tetes) + KI Berlebihan
4. Amati perubahan yang terjadi dan batlah table hasil pengamatan anda
49. Pedoman Praktikum Kimia Analitik I
Ian Kurniawan Page 44
PERTEMUAN XIV
PENGAYAAN (CARA MEMBEDAKAN Besi (III), kobalt (II) dan seng (II) DALAM
KATION GOLONGAN III)
I. Tujuan Percobaan
1. Mahasiswa dapat membedakan endapan Besi (III), kobalt (II) dan seng (II) dalam suatu
larutan.
2. Mahasiswa mahir membuat reaksi kation golongan II
II. Dasar Teori
KATION GOLONGAN KETIGA ; (Fe+3
, Fe+2
, Al+3
, Cr+3
, Cr+4
, Ni, Co, Mn+2
, Mn+7
,
Zn+2
)
Reagensia golongan : hidrogen sulfida (gas atau larutan air jenuh) dengan adanya
amonia dan amonium klorida, atau larutan amonium sulfida.
Reaksi golongan : endapan-endapan dengan berbagai warna : besi (II) sulfida (hitam),
alumunium hidroksida (putih), kromium (III) hidroksida (hijau), nikel sulfida (hitam), kobalt
sulfida (hitam), mangan (II) sulfida (merah jambu) dan zink sulfida (putih).
Logam-logam golongan ini tidak diendapkan oleh reagensia golongan untuk golongan I
dan II, tetapi semuanya diendapkan dengan adanya amonium klorida, oleh hidrogen sulfida dari
larutan yang telah dijadikan basa dengan larutan amonia. Logam-logam ini diendapkan sebagai
sulfida, kecuali alumunium dan kromium, yang diendapkan sebagai hidroksida, karena hidrolisis
yang sempurna dari sulfida dalam larutan air. Besi, alumunium dan kromium (sering disertai
sedikit mangan) juga diendapkan sebagai hidroksida oleh larutan amonia dengan adanya
amonium klorida, sedang logam-logam lain dari golongan ini tetap berada dalam larutan dan
dapat diendapkan sebagai sulfida oleh hidrogen sulfida. Maka golongan ini biasa dibagi menjadi
golongan besi (besi, alumunium dan kromium) atau golongan IIIA, dan golongan Zink (nikel,
kobalt, mangan, dan zink) atau golongan IIIB.
50. Pedoman Praktikum Kimia Analitik I
Ian Kurniawan Page 45
Garam-garam besi (II) (atau fero) diturunkan dari besi (II) oksida, FeO. Dalam larutan,
garam-garam ini mengendung kation Fe+2
dan berwarna sedikit hijau. ion besi (II) dapat mudah
dioksidasi menjadi besi (III), maka merupakan zat pereduksi yang kuat. Semakin kurang asam
larutan itu, semakin nyatalah efek ini; dalam suasana netral atau basa bahkan oksigen dari
atmosfer akan mengoksidasi ion besi (II). Maka larutan besi (II) harus sedikit asam bila ingin
disimpan dalam waktu yang agak lama.
III. Alat dan Bahan
Alat
3 rak tabung reaksi
23 tabung reaksi
Pemanas air
23 pipet tetes
Bahan
Larutan yang mengandung anion (Fe+3
, Co+2
, Zn+2
)
NH4OH
HCl Pekat
HCl encer
NaOH
K4[Fe(CN)6]
H2C2O4
IV. Prosedur Percobaan
1. Siapkan alat dan bahan
2. Bagi tabung reaksi kedalam 3 rak tabung reaksi masing masing untuk Besi (III), kobalt
(II) dan seng (II)
3. Lakukanlah perlakuan tiap sebagai berikut
4. Rak untuk besi (III)
a) FeCl3 + NH4OH sedikit
b) FeCl3 + NH4OH berlebihan kemudian endapan diambil dan dipanaskan
51. Pedoman Praktikum Kimia Analitik I
Ian Kurniawan Page 46
c) Endapan (b) + HCl pekat
d) FeCl3 + NaOH sedikit
e) FeCl3 + NaOH berlebih
f) FeCl3 + K4[Fe(CN)6] ------ > endapan. Endapan dibagi ke 4 tabung reaksi
g) Endapan (f ) + HCl encer
h) Endapan (f) + HCl pekat
i) Endapan (f) + NaOH
j) Endapan (f) + H2C2O4
5. Rak untuk Kobalt (II)
a) Co+2
+ NaOH sedikit
b) Co+2
+ NaOH berlebih
c) Co+2
+ NH4OH sedikit
d) Co+2
+ NH4OH berlebih
6. Rak untuk Seng (II)
a) Zn+2
+ NaOH sedikit
b) Zn+2
+ NaOH Berlebih ---- endapan
c) Endapan (b) + HCl Pekat
d) Zn+2
+ NH4OH sedikit
e) Zn+2
+ NH4OH berlebih
f) Zn+2
+ K4[Fe(CN)6] ------ > endapan
g) Endapan (g) + HCl Pekat
h) Endapan (g) + HCl encer
i) Endapan (g) + NaOH
7. Amati percobaan yang telah anda lakukan dan catat hasil percobaan anda
52. Pedoman Praktikum Kimia Analitik I
Ian Kurniawan Page 47
DAFTAR PUSTAKA
G.Svehla. 1978. Buku teks analisa anorganik kualitatif makro dan semimikro bagian 1
.PT.Kalman media Pusaka. Jakarta
G.Svehla. 1978. Buku teks analisa anorganik kualitatif makro dan semimikro bagian 2
.PT.Kalman media Pusaka. Jakarta
Chang, Raymond. 2002. Konsep-konsep kimia dasar jilid 1. Erlangga. Jakarta
Chang, Raymond. 2002.konsep-konsep kimia dasar jilid 2. Erlangga.Jakarta