Tsunami adalah gelombang besar yang diakibatkan oleh gempa bumi di dasar laut. Dokumen ini menjelaskan pengertian, penyebab, gejala, dampak, dan upaya mitigasi tsunami. Upaya mitigasi meliputi penilaian bahaya, sistem peringatan dini, dan persiapan masyarakat untuk mengurangi dampak bencana ini. "
Massa air permukaan selalu dalam keadaan bergerak, gerakan ini terutama ditimbulkan oleh kekuatan angin yang bertiup melintasi permukaan air dan menghasilkan energi gelombang dan arus.
Bentuk gelombang yang dihasilkan cenderung tidak menentu dan tergantung pada beberapa sifat gelombang, periode dan tinggi dimana gelombang dibentuk,.
Gelombang yang terbentuk akan bergerak ke luar menjauhi pusat asal gelombang dan merambat ke segala arah, serta melepaskan energinya ke pantai dalam bentuk empasan gelombang.
Massa air permukaan selalu dalam keadaan bergerak, gerakan ini terutama ditimbulkan oleh kekuatan angin yang bertiup melintasi permukaan air dan menghasilkan energi gelombang dan arus.
Bentuk gelombang yang dihasilkan cenderung tidak menentu dan tergantung pada beberapa sifat gelombang, periode dan tinggi dimana gelombang dibentuk,.
Gelombang yang terbentuk akan bergerak ke luar menjauhi pusat asal gelombang dan merambat ke segala arah, serta melepaskan energinya ke pantai dalam bentuk empasan gelombang.
3. Pendahuluan
• Tsunami (bahasa Jepang: 津波; tsu = pelabuhan, nami = gelombang,
secara harafiah berarti "ombak besar di pelabuhan") adalah
perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan
permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba.
• Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan oleh gempa
bumi yang berpusat di bawah laut, letusan gunung berapi bawah
laut, longsor bawah laut, atau hantaman meteor di laut dan
penyebab lain diatas atau di bawah air yang berpotensi terjadinya
tsunami.
• Sejarawan Yunani bernama Thucydides merupakan orang pertama
yang mengaitkan tsunami dengan gempa bawah lain. Namun
hingga abad ke-20, pengetahuan mengenai penyebab tsunami
masih sangat minim. Penelitian masih terus dilakukan untuk
memahami penyebab tsunami.
4. • Pada beberapa kesempatan, tsunami
disamakan dengan gelombang pasang.
Namun setelah beberapa tahun,
pernyataan tersebut dinyatakan tidak
sesuai lagi, terutama dalam komunitas
peneliti, karena gelombang pasang tidak
ada hubungannya dengan tsunami.
Persepsi ini dahulu populer karena
penampakan tsunami yang menyerupai
gelombang pasang yang tinggi.
5. • Tujuan
Untuk mengetahui pengertian tsunami,
penyebab, dampak, dan apa yang haru
kita lakukan ketika terjadinya bencana
tsunami tersebut.
6. • Metode Pembelajaran
Dalam pembahasan makalah ini menggunakan
metode media teknologi. Metode media
teknologi adalah penelitian yang
mengutamakan internet sebagai alat mencari
sumber ilmu informasi yang belum tertulis
pada media cetak.
8. Rumusan Permasalahan
•Apa yang di maksud dengan tsunami?
•Apa penyebab dari bencana tsunami?
•Gejala apa saja yang muncul sebelum tsunami
terjadi?
•Bagaimana poses terjadinya tsunami?
•Apa akibat dari bencana tsunami?
•Bagaimana upaya untuk pencegahan serta
penanggulangan tsunami?
•Dimana saja kawasan yang pernah terjadi
bencana tsunami?
9. Pembahasan
Pengertian Tsunami
Tsunami adalah rangkaian gelombang laut
yang mampu menjalar dengan kecepatan hingga
lebih 900 km per jam, terutama diakibatkan oleh
gempa bumi yang terjadi di dasar laut.
10. Lanjut…..
Kecepatan gelombang tsunami bergantung pada
kedalaman laut. Di laut dengan kedalaman7000 m
misalnya, kecepatannya bisa mencapai 942,9
km/jam. Kecepatan ini hampir sama dengan
kecepatan pesawat jet. Namun demikian tinggi
gelombangnya di tengah laut tidak lebih dari 60
cm. Akibatnya kapal-kapal yang sedang berlayar
diatasnya jarang merasakan adanya tsunami.
11. •Penyebab Tsunami
1. Gempa Bumi yang Berpusat di Bawah Laut.
Tsunami yang ditimbulkan oleh gempa bumi biasanya
menimbulkan gelombang yang cukup besar, tergantung dari
kekuatan gempanya dan besarnya area patahan yang
terjadi.
2. Letusan Gunung Berapi
Indonesia sebagai negara kepulauan yang berada di
wilayah ring of fire (sabuk berapi) dunia tentu harus
mewaspadai ancaman ini. Salah satu contohnya adalah
meletusnya gunung Krakatau di Selat Sunda.
12. Lanjut…
3. Longsor Bawah Laut.
Longsor bawah laut ini terjadi akibat adanya tabrakan
antara lempeng samudera dan lempeng benua. Proses ini
mengakibatkan terjadinya palung laut dan pegunungan.
Tsunami karena longsoran bawah laut ini dikenal dengan
nama tsunamic submarine landslide
4. Hantaman Meteor di Laut
Jatuhnya meteor berukuran besar di laut juga
merupakan penyebab terjadinya tsunami.
13. Dampak Tsunami
Dampak Positif dari bencana tsunami :
- Bencana alam merenggut banyak korban, sehingga lapangan
pekerjaan menjadi terbuka luas bagi yang masih hidup
- Kegunaan secara Psikologis: Menjalin kerjasama dan bahu-
membahu untuk menolong korban bencana, menimbulkan efek
kesadaran bahwa manusia itu saling membutuhkan satu sama lain.
- Kita bisa mengetahui samapai dimanakah konstruksi bangunan
kita serta kelemahannya, dan kita dapat melakukan inovasi baru
untuk penangkalan apabila bencana tersebut datang kembali
tetapi dengan konstruksi yang lebih baik.
15. Dampak Negatif dari bencana tsunami
•Merusak apa saja yang dilaluinya seperti bangunan, tumbuh-tumbuhan
dan dan mengakibatkan korban jiwa manusia, serta menyebabkan
genangan, pencemaran air asin lahan pertanian, tanah, dan air bersih.
•Banyak tenaga kerja ahli yang menjadi korban, sehingga sulit mencari
lagi tenaga ahli yang sesuai dalam bidang pekerjaannya.
•Pemerintah akan kewalahan dalam pelaksanaan pembangunan pasca
bencana, karena faktor dana yang besar.
•Menambah tingkat kemiskinan apabila ada masyarakat korban bencana
yang kehilangan harta benda.
16. Gejala Tsunami
• Diawali dengan gempa bumi.
• Air laut tiba-tiba surut.
• Bau garam menyengat.
• Langit tampak berwarna hitam.
• Terjadi ledakan yang dahsyat.
17. Sistem Peringtan Dini
• Banyak kota-kota di sekitar Pasifik, terutama di
Jepang dan juga Hawaii, mempunyai sistem peringatan
tsunami dan prosedur evakuasi untuk menangani
kejadian tsunami. Bencana tsunami dapat diprediksi
oleh berbagai institusi seismologi di berbagai penjuru
dunia dan proses terjadinya tsunami dapat dimonitor
melalui perangkat yang ada di dasar atu permukaan
laut yang terknoneksi dengan satelit. Salah satu sistem
untuk menyediakan peringatan dini tsunami, CREST
Project, dipasang di pantai Barat Amerika Serikat,
Alaska, dan Hawai oleh USGS, NOAA, dan Pacific
Northwest Seismograph Network, serta oleh tiga
jaringan seismik universitas.
18. Sistem Peringatan Dini di
Indonesia
• Pemerintah Indonesia, dengan bantuan negara-negara donor,
telah mengembangkan Sistem Peringatan Dini Tsunami
Indonesia (Indonesian Tsunami Early Warning System -
InaTEWS). Sistem ini berpusat pada Badan Meteorologi,
Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) di Jakarta. Sistem ini
memungkinkan BMKG mengirimkan peringatan tsunami jika
terjadi gempa yang berpotensi mengakibatkan tsunami. Sistem
yang ada sekarang ini sedang disempurnakan. Kedepannya,
sistem ini akan dapat mengeluarkan 3 tingkat peringatan, sesuai
dengan hasil perhitungan Sistem Pendukung Pengambilan
Keputusan (Decision Support System - DSS).
19. Lanjut…
• Sistem Peringatan Dini memiliki 4 komponen
terdiri dari :
• Pengetahuan mengenai Bahaya dan Resiko,
• Peramalan,
• Peringatan, dan Reaksi Observasi (Monitoring
gempa dan permukaan laut),
• Integrasi dan Diseminasi Informasi,
Kesiapsiagaan.
20. Mitigasi Tsunami
• Mitigasi meliputi segala tindakan yang mencegah bahaya,
mengurangi kemungkinan terjadinya bahaya, dan
mengurangi daya rusak suatu bahaya yang tidak dapat
dihindarkan. Mitigasi adalah dasar managemen situasi
darurat. Mitigasi dapat didefinisikan sebagai “aksi yang
mengurangi atau menghilangkan resiko jangka panjang
bahaya bencana alam dan akibatnya terhadap manusia dan
harta-benda” (FEMA, 2000). Mitigasi adalah usaha yang
dilakukan oleh segala pihak terkait pada tingkat negara,
masyarakat dan individu.
• Untuk mitigasi bahaya tsunami atau untuk bencana alam
lainnya, sangat diperlukan ketepatan dalam menilai kondisi
alam yang terancam, merancang dan menerapkan teknik
peringatan bahaya, dan mempersiapkan daerah yang
terancam untuk mengurangi dampak negatif dari bahaya
tersebut. Ketiga langkah penting tersebut:
21. A. Penilaian Bahaya (Hazard Assessment)
• Penilaian ini membutuhkan pengetahuan tentang
karakteristik sumber tsunami, probabilitas
kejadian, karakteristik tsunami dan karakteristik
morfologi dasar laut dan garis pantai. Untuk
beberapa komunitas, data dari tsunami yang
pernah terjadi dapat membantu kuantifikasi
faktor-faktor tersebut. Untuk komunitas yang
tidak atau hanya sedikit memiliki data dari masa
lalu, model numerik tsunami dapat memberikan
perkiraan. Tahapan ini umumnya menghasilkan
peta potensi bahaya tsunami, yang sangat
penting untuk memotivasi dan merancang kedua
unsur mitigasi lainnya, peringatan dan persiapan.
22. B. Peringatan (warning)
• Unsur kunci kedua untuk mitigasi tsunami yang efektif adalah suatu
sistem peringatan untuk memberi peringatan kepada komunitas
pesisir tentang bahaya tsunami yang tengah mengancam. Sistem
peringatan didasarkan kepada data gempabumi sebagai peringatan
dini, dan data perubahan muka airlaut untuk konfirmasi dan
pengawasan tsunami. Sistem peringatan juga mengandalkan
berbagai saluran komunikasi untuk menerima data seismik dan
perubahan muka airlaut, dan untuk memberikan pesan kepada pihak
yang berwenang. Pusat peringatan (warning center) haruslah: 1)
cepat – memberikan peringatan secepat mungkin setelah
pembentukan tsunami potensial terjadi, 2) tepat – menyampaikan
pesan tentang tsunami yang berbahaya seraya mengurangi
peringatan yang keliru, dan 3) dipercaya – bahwa sistem bekerja
terus-menerus, dan pesan mereka disampaikan dan diterima secara
langsung dan mudah dipahami oleh pihak-pihak yang
berkepentingan.
23. C. Persiapan
• Kegiatan kategori ini tergantung pada penilaian bahaya dan
peringatan. Persiapan yang layak terhadap peringatan bahaya
tsunami membutuhkan pengetahuan tentang daerah yang
kemungkina terkena bahaya (peta inundasi tsunami) dan
pengetahuan tentang sistem peringatan untuk mengetahui kapan
harus mengevakuasi dan kapan saatnya kembali ketika situasi telah
aman. Tanpa kedua pengetahuan akan muncul kemungkinan
kegagalan mitigasi bahaya tsunami. Tingkat kepedulian publik dan
pemahamannya terhadap tsunami juga sangat penting. Jenis
persiapan lainnya adalah perencanaan tata ruang yang
menempatkan lokasi fasilitas vital masyarakat seperti sekolah,
kantor polisi dan pemadam kebakaran, rumah sakit berada diluar
zona bahaya. Usaha-usaha keteknikan untuk membangun struktur
yang tahan terhadap tsunami, melindungi bangunan yang telah ada
dan menciptakan breakwater penghalang tsunami juga termasuk
bagian dari persiapan.
24. D. Penelitian
• Meskipun tidak terkait langsung dengan aktivitas
mitigasi, penelitian yang terkait dengan tsunami
sangatlah penting untuk meningkatkan kualitas
mitigasi. Riset yang menyelidiki bukti-bukti
paleotsunami, mengembangkan database, kuantifikasi
dampak bahaya tsunami, atau pemodelan numerik
dapat meningkatkan tingkat akurasi penilaian bahaya.
Penelitian juga mampu meningkatkan cara pendidikan
publik sehingga tingkat kepedulian masyarakat akan
bahya tsunami meningkat. Penelitian juga memberikan
panduan perencanaan tata ruang dalam zona inundasi
potensial.
25. Menghadapi Tsunami
1. Persiapan Menghadapi Tsunami
• Mengetahui pusat informasi bencana, seperti Posko Bencana, Palang
Merah Indonesia, Tim SAR. Kenali areal rumah, sekolah, tempat kerja,
atau tempat lain yang beresiko. Mengetahui wilayah dataran tinggi
dan dataran rendah yang beresiko terkena Tsunami.
• Jika melakukan perjalanan ke wilayah rawan Tsunami, kenali hotel,
motel, dan carilah pusat pengungsian. Adalah penting mengetahui
rute jalan keluar yang ditunjuk setelah peringatan dikeluarkan.
• Siapkan kotak Persediaan Pengungsian dalam suatu tempat yang
mudah dibawa (ransel punggung), di dekat pintu.
• Siapkan persediaan makanan dan air minum untuk pengungsian.
• Siapkan selalu peralatan P3K lengkap.
26. • Membawa barang secukupnya saja untuk keperluan
pengungsian.
• Segera mengungsi setelah ada pemberitahuan dari pihak yang
berwenang atas penyebaran informasi tentang tsunami.
• Jika hanya ada sedikit waktu sebelum datang tsunami,segera
mencari pintu dan mencari jalan keluar dari rumah atau gedung
dengan segera.
• Carilah tempat yang tinggi dan aman dari gelombang
tsunami,atau mengikuti rute dan tempat yang suah ditetapkan
oleh pihak yang berwenang.
27. • Utamakan keselamatan terlebih dahulu, jika terjadi kerusakan
pada tempat Anda berada,bila ingin menyelamatkan harta
benda carilah yang mudah dan ringan dibawa.
• Pastikan tidak ada anggota keluarga yang tertinggal pada saat
pergi ke tempat evakuasi. Jika bisa ajaklah tetangga dekat Anda
untuk pergi bersama-sama.
28. 2. Cara Penanggulangan Tsunami
• Melaksanakan evakuasi secara intensif.
• Melaksanakan pengelolaan pengungsi.
• Melakukan terus pencarian orang hilang, dan pengumpulan
jenazah.
• Membuka dan hidupkan jalur logistik dan lakukan resuplay serta
pendistribusian
• logistik yang diperlukan.
• Membuka dan memulihkan jaringan komunikasi antar daerah
atau kota.
• Melakukan pembersihan kota yang hancur dan penuh puing dan
lumpur.
• Menyambut dengan baik dan libatkan unsur civil society.
29. Kesimpulan
Dari uraian makalah di atas disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
• Tsunami adalah gelombang laut yang disebabkan oleh gempa bumi,
tanah longsor, meteor atau letusan gunung berapi yang terjadi di
laut.
• Terjadinya Tsunami diakibatkan oleh adanya gangguan yang
menyebabkan perpindahan sejumlah besar air meluap ke daratan,
seperti letusan gunung api, gempa bumi, longsor maupun meteor
yang jatuh ke bumi. Namun, 90% tsunami adalah akibat gempa bumi
bawah laut.
• Dampak Tsunami sebagian besar mengakibatkan kerusakan parah
dan banyak menelan korban jiwa dan harta benda sehingga perlu
adanya upaya untuk menghadapi tsunami baik dalam keadaan
waspada,persiapan,saat terjadi tsunami dan setelah terjadi tsunami.
• Ada pula berbagai macam cara untuk menanggulangi bencana
tsunami.