Lingkup kegiatan dan pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah :
Pekerjaan : Pembangunan Pasar Jatinegara
Lokasi : Kecamatan Jatinegara Kabupaten Tegal
Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan Konstruksi
Lingkup kegiatan dan pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah :
Pekerjaan : Pembangunan Pasar Jatinegara
Lokasi : Kecamatan Jatinegara Kabupaten Tegal
Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan Konstruksi
Ukuran penyebaran data berkelompok (statistika)hendriko8
Ukuran penyebaran data berkelompok. Standar deviasi digunakan untuk membandingkan
penyebaran atau penyimpangan dua kelompok data.
Koefisien Deviasi Rata-rata
Ukuran penyebaran dengan menggunakan deviasi rata-rata relatif
terhadap nilai rata-ratanya atau persentase dari deviasi rata-rata terhadap
nilai rata-ratanya
atau lebih.
Penggunaan ukuran relatif memberikan manfaat :
Data mempunyai satuan pengukuran yang
berbeda
Data mempunyai satuan ukuran yang sama
Ukuran penyebaran relatif terdiri dari:
Koefisien range
Koefisien deviasi rata-rata
Koefisien deviasi standar
1. BDEW/INF1/ATGRADE/2020/0007
METODE PEKERJAAN LAPIS
PONDASI AGGREGATE B
Created by : Ketut Adi M.
Reviewed by : Zikri Fathoni
Sketch by : Ketut Adi M.
Team : PMME Zona 2
Reviewed II by : M. Yamin Malawat
Date : 28 Februari 2020
Sketch by :
Team :
2. PENDAHULUAN
A
B METODE
a. Material
b. Alat Yang Digunakan
c. Flowchart
d. Urutan Pelaksanaan
C QHSE
a. Inspeksi dan Test Plan
b. Quality Target
c. Implementasi SHE
PRODUKTIFITAS
LANGKAH STRATEGIS
REFERENSI PERSONIL INTI & TENAGA
AHLI
REFERENSI VENDOR
D
E
F
G
a. Gambaran Umum Metode
b. Spesifikasi Metode
c. Standar Acuan Metode
d. Gambaran Umum Lokasi
Metode
DAFTAR ISI
3. A. PENDAHULUAN
LAPIS PONDASI AGGREGATE B
• Lapis Pondasi Agregat Kelas B adalah mutu Lapis Pondasi Bawah untuk suatu lapisan di bawah lapisan
pondasi A, lapisan ini berda di atas subgrade
• Pekerjaan ini meliputi pengadaan, pemrosesan, pengangkutan, penghamparan, pembasahan dan
pemadatan agregat batu pecah yang bergradasi sesuai spesifikasi teknis, pada pekerjalan Tol di
indonesia, sudah merujuk ke Spesifikasi Teknis Jalan Tahun 2020, yang di keluarkan oleh BPJT
• Lingkup Pekerjaan :
• Pekerjaan Lapis pondasi agregat ini meliputi:
• Agregat Base Kelas B
4. A. PENDAHULUAN
STANDAR ACUAN LAPIS PONDASI AGREGAT KELAS B
Tabel 1. Gradasi Lapis Pondasi Agregat
Sumber : Spesifikasi Teknis Jalan
Tol
Tabel 2. Sifat – Sifat Lapis Pondasi
Agregat
Sumber : Spesifikasi Teknis Jalan
Tol
9. B. METODE
1. TAHAPAN PELAKSANAAN:
1. Quarry/sumber bahan
Aggregate sub grade material akan diseleksi dari sumber yang disetujui dan sesuai dengan spesifikasi.
2. Crushing pada stone crusher
Material yang telah disetujui, dikirim ke stone crusher untuk proses pemecahan.
3. Pencampuran
Mixing akan dilakukan menggunakan excavator pada lokasi stone crusher. Seluruh aggregate harus
bersih dari material organic, kotoran, lumpur, ataupun material lain yang mengganggu pencapaian
gradasi seperti yang ditunjuk dalam spesifikasi.
4. Transportasi
Batu pecah yang telah selesai dicampur di angkut ke titik lokasi pekerjaan menggunakan Dump
Truck.
10. B. METODE
2. PENGHAMPARAN DENGAN
MOTO GRADER
3. PEMADATAN DENGAN VIBRO-
ROLLER
4. PENYIRAMAN AIR DENGAN
TRUK TANGKI
5. TEST KEPADATAN LAYER PER
LAYER
1. SUPLAI MATERIAL DENGAN
DUMP TRUCK
11. B. METODE
METODE PELAKSANAAN
• Marking pekerjaan lapis pondasi aggregat harus dipasang dengan acuan centre line.
• Material agregat siap di lapangan.
• Material sub base dihamparkan dan dipadatkan, dengan layer yang sama sehingga
ketebalan setelah pemadatan tidak lebih dari 29 cm atau sesuai gambar dan spesifikasi.
Penghamparan menggunakan finisher atau sesuai spesifikasi.
• Pemadatan menggunakan Vibro Roller setiap layer akan dipadatkan hingga mencapai
kepadatan maksimal sesuai spesifikasi. Apabila ditemukan ketidakrataan, akan dikoreksi
dengan mengurangi material sehingga permukaan dapat halus dan seragam.
• Setelah dilevelling dan dicek elevasi, kemudian dipadatkan dengan menggunakan vibro
roller. Sewaktu pemadatan dilakukan, kadar air harus dijaga dalam kondisi optimum.
Pemadatan oleh vibro roller harus overlapping selebar 15 cm antar area pemadatan. Untuk
menjaga kekurangan kadar air Aggregat, dilakukan dengan cara penyiraman air dari truck
tangki air.
• Tingkat kepadatan lapisan harus senantiasa dipantau dengan serangkaian pengetesan
kepadatan sampai memenuhi spesifikasi yang diharapkan.
12. C. QHSE
1. Pelaksanaan penghamparan Aggregate B harus sesuai dengan Gambar Kerja (Shop Drawing) meliputi
tebal dan lebar penghamparan.
2. Jika setelah dilakukan penghamparan, jika menemukan ketidaksesuaian agar diinformasikan dengan
Konsultan Pengawas agar ditindaklanjuti langkah apa yang akan dilakukan.
3. Pengujian kepadatan agregat menggunakan metode sand cone. Tingkat kepadatan sampai 100%.
4. Pengujian CBR lapangan dan CBR lab. Nilai CBR minimal 60%
5. Tahap akhir adalah membuat Berita Acara bahwa pekerjaan tersebut sudah selesai sesuai dengan
Spesifikasi, yang ditandatangani oleh Kontraktor dan Konsultan Pengawas.
14. C. QHSE
RAMBU PEMBERITAHUAN
PENGGUNAAN APD.
RAMBU PENGALIHAN
LALU LINTAS
PAGAR PENGAMAN /
POLICE LINE
RAMBU-RAMBU YANG PERLU DIPASANG SAAT PEKERJAAN AGGREGATE BASE B
15. C. QHSE
Safety
Inductio
n
• Induksi keselamatan oleh Tim
HSE
• Penyerahan Salinan KTP
• Pembagian ID Card Proyek
Ijin Kerja
• Pengajuan ijin kerja oleh
Superintendent dan diperiksa
Bersama oleh Tim HSE.
TBM
• Dipimpin oleh Superintendent dan HSE
• Penyampaian metode kerja dan bahaya yang ada.
• Memastikan semua pekerja sudah menggunakan APD lengkap (Helm,
rompi, sepatu, full body harness) dan ID Card.
• Tindakan pertoolongan pertama apabila terjadi hal hal yang tidak
diinginkan.
• Doa Bersama sebelum diimulai pekerjaan.
FLOWCHART PELAKSANAAN PROGRAM K3 DI PROYEK
16. D. PRODUKTIFITAS
CONTOH PERHITUNGAN KOMBINASI ALAT
Jumlah alat 1=
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑙𝑎𝑡 1 Durasi =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑃𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎𝑎𝑛
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
Produksi rata-rata pada
proyek ini sekitar 1.200,01
m3/hari
17. E. LANGKAH STRATEGIS
1. Kontrol bagian Kritikal
• Penentuan metode kerja dan alokasi pekerja diperhitungkan dengan matang,
Bagian kritikal terletak pada saat penghamparan, karena penghamparan tidak boleh kering akibatnya bisa
segregasi, jadi harus selalu di perhatikan kadar air, dan batas-batas patok yang jelas sehingga water
material tidak banyak
2. Improvisasi
• Pekerjaan dilapangan harus selalu memperhatikan aspek QHSE.
3. Kerjasama Tim
• Pekerjaan dilapangan harus selalu dikomunikasikan antar lini, baik Superintendent dengan Engineering
maupun bagian lainnya agar pelaksanaan tetap baik dan tepat waktu.
18. F. ASPEK RESIKO
NO URUTAN KERJA POTENSI BAHAYA UPAYA PENGENDALIAN
1 Toolbox Meeting
Tidak mengerti dengan potensi
bahaya pada saat pekerjaan
1. Memberi pengarahan dengan teliti dan jelas tentang
pentingnya keselamatan kerja.
2. Pastikan seluruh pekerja sudah menggunakan APD dengan
baik & benar.
3. Ijin kerja dipastikan sudah disetujui oleh Kontrktor.
4. Menentukan Master point untuk sarana berkumpul pada saat
keadaan darurat.
5. Pasang barrikade pada tempat-tempat yang dibutuhkan.
2 Pengecekan SIO & SILO
Terjadi kerusakan pada alat berat dan
juga operator yang salah
mengoperasikan alat.
1. Pengecekan alat berat sebelum dioperasikan apakah masih
layak untuk dioperasikan atau tidak.
2. Pastikan operator dalam keadaan sehat dan bugar.
3 Cuaca Hujan
Hentikan pekerjaan jika terjadi hujan, karana hasil pekerjaan
akan kurang baik.
4
House Keeping Sampah dibuang sembarangan
Menyediakan tempat sampah pada sekitar area pekerjaan.
19. G. REFERENSI PERSONIL INTI & TENAGA AHLI
NAMA JABATAN CONTACT PERSON
Dhetik Ariyanto Project Manager 085351690009
Zikri Fathoni Site Engineering Manager 085355069505
Marsudiyanto Site Oprational Manager 082231340437
Azriel Ferris Site Contract Administration & Risk Manager 082193111955
Adi Kurniawan Site QHSE Manager 082321121846
Hedrata Angga S HSE Superintendent 085770930555
Juhardi Site Administration Manager 08126504679
Dwi Putranto Site Procurement, Logistic & Equipment Manager 081381467778
20. H. REFERENSI VENDOR
NAMA PERUSAHAAN JENIS PEKERJAAN ADDRESS
PT. BATU MAKMUR SUPLAYER AGGREGAT BASE B
Jl. Ikan Manyu No. 144 Sukaraja,
Kota Bandar Lamoung, Lampung