PRESENTASI PAM JAYA DKI tata cara pelaksanaan pekerjaanbocahjeblog
Sebelum Pekerjaan dimulai terlebih dahulu dilakukan pembersihan lokasi dari sampah, rumput, dan berbagai hal lain yang dapat menggangu pelaksanaan pekerjaan. Pembersihan dilakukan dengan menggunakan bantuan alat berat excavator. Sampah-sampah yang dihasilkan dari pekerjaan ini dikumpulkan di suatu tempat yang telah disetujui oleh pengawas, kemudian baru diangkut dengan menggunakan dump truck untuk dibuang ke tempat pembuangan sampah akhir. Seiring pembersihan lokasi dibuat papan nama proyek, papan nama proyek ini dipasang pada tempat yang mudah dilihat dengan mencantumkan data-data proyek antara lain nama proyek, pekerjaan, lokasi, nilai proyek, waktu pelaksanaan, pengawas pelaksana proyek, dll. Setelah pekerjaan pembersihan lapangan selesai dilakukan, barulah dilakukan pengukuran lokasi. Hal ini bertujuan untuk menentukan letak bangunan, elevasi dan titik ikat (Bench Mark). Dalam pengukuran digunakan alat Theodolit dan rambu ukur. Pengukuran ini dilakukan oleh seorang surveyor. Titik-titik yang menjadi acuan ditandai dengan menggunakan patok. Patok terbuat dari kayu bulat dengan panjang ± 1m yang ditancapkan kedalam tanah
Mobilisasi dan Demobilisasi
Yang dimaksud dengan mobilisasi dan demobilisasi adalah semua kegiatan yangberhubungan dengan transportasi peralatan dan material yang akan dipergunakandalam melaksanakan paket pekerjaan. Penyedia jasa harus sudah bisamemperhitungkan semua biaya yang diperlukan dalam rangkaian kegiatan untukmendatangkan peralatan dan mengembalikannya nanti bila pekerjaan telah selesai ketempat semula.Pekerjaan Galian adalah galian yang diperlukan pemasangan pipa.
Jalur pipa yang telah siap kemudian digali. Metode pelaksanaan galian disatu lokasi dengan lokasi lain adakalanya tidak sama. Terdapat beberapa hal penting yang menjadi faktor utama dalam menentukan metode pelaksanaan penggalian, yaitu; Lebar daerah milik jalan (Damija), Jenis tanah, Elevasi muka air tanah dan Kepadatan lalu lintas. Berdasarkan lebar Damija, metode pelaksanaan terbagi menjadi 2 yaitu secara manual (tenaga manusia) dan dengan mesin gali (excavator). Bahan galian langsung diangkut ke tempat pembuangan. Di lokasi - lokasi tertentu penggalian dilakukan dengan mesin dan manual. Bagian atas, dilakukan secara manual untuk menghindari kerusakan utilitas, dan selanjutnya dengan excavator.
Tahap pemasangan pipa dan aksesories adalah pemasang pipa dan aksesories sesuai dengan RAB, spesifikasi dan metode yang telah ditentukan.
Pada tahap ini prosesnya terdiri dari pengangkutan material dari Gudang dan penempatan material dilapangan, disini diperlukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait seperti lingkungan, jalan raya/lalulintas.
Pemasangan pipa HDPE ini dilakukan setelah pekerjaan galian dan pekerjaan pengelasan/penyambungan pipa HDPE selesai dikerjakan. Pekerjaan Pengelasan/penyambungan pipa HDPE :
Penyambungan pipa digunakan dengan metode Butt Fusion. Metode penyambungan ter
PRESENTASI PAM JAYA DKI tata cara pelaksanaan pekerjaanbocahjeblog
Sebelum Pekerjaan dimulai terlebih dahulu dilakukan pembersihan lokasi dari sampah, rumput, dan berbagai hal lain yang dapat menggangu pelaksanaan pekerjaan. Pembersihan dilakukan dengan menggunakan bantuan alat berat excavator. Sampah-sampah yang dihasilkan dari pekerjaan ini dikumpulkan di suatu tempat yang telah disetujui oleh pengawas, kemudian baru diangkut dengan menggunakan dump truck untuk dibuang ke tempat pembuangan sampah akhir. Seiring pembersihan lokasi dibuat papan nama proyek, papan nama proyek ini dipasang pada tempat yang mudah dilihat dengan mencantumkan data-data proyek antara lain nama proyek, pekerjaan, lokasi, nilai proyek, waktu pelaksanaan, pengawas pelaksana proyek, dll. Setelah pekerjaan pembersihan lapangan selesai dilakukan, barulah dilakukan pengukuran lokasi. Hal ini bertujuan untuk menentukan letak bangunan, elevasi dan titik ikat (Bench Mark). Dalam pengukuran digunakan alat Theodolit dan rambu ukur. Pengukuran ini dilakukan oleh seorang surveyor. Titik-titik yang menjadi acuan ditandai dengan menggunakan patok. Patok terbuat dari kayu bulat dengan panjang ± 1m yang ditancapkan kedalam tanah
Mobilisasi dan Demobilisasi
Yang dimaksud dengan mobilisasi dan demobilisasi adalah semua kegiatan yangberhubungan dengan transportasi peralatan dan material yang akan dipergunakandalam melaksanakan paket pekerjaan. Penyedia jasa harus sudah bisamemperhitungkan semua biaya yang diperlukan dalam rangkaian kegiatan untukmendatangkan peralatan dan mengembalikannya nanti bila pekerjaan telah selesai ketempat semula.Pekerjaan Galian adalah galian yang diperlukan pemasangan pipa.
Jalur pipa yang telah siap kemudian digali. Metode pelaksanaan galian disatu lokasi dengan lokasi lain adakalanya tidak sama. Terdapat beberapa hal penting yang menjadi faktor utama dalam menentukan metode pelaksanaan penggalian, yaitu; Lebar daerah milik jalan (Damija), Jenis tanah, Elevasi muka air tanah dan Kepadatan lalu lintas. Berdasarkan lebar Damija, metode pelaksanaan terbagi menjadi 2 yaitu secara manual (tenaga manusia) dan dengan mesin gali (excavator). Bahan galian langsung diangkut ke tempat pembuangan. Di lokasi - lokasi tertentu penggalian dilakukan dengan mesin dan manual. Bagian atas, dilakukan secara manual untuk menghindari kerusakan utilitas, dan selanjutnya dengan excavator.
Tahap pemasangan pipa dan aksesories adalah pemasang pipa dan aksesories sesuai dengan RAB, spesifikasi dan metode yang telah ditentukan.
Pada tahap ini prosesnya terdiri dari pengangkutan material dari Gudang dan penempatan material dilapangan, disini diperlukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait seperti lingkungan, jalan raya/lalulintas.
Pemasangan pipa HDPE ini dilakukan setelah pekerjaan galian dan pekerjaan pengelasan/penyambungan pipa HDPE selesai dikerjakan. Pekerjaan Pengelasan/penyambungan pipa HDPE :
Penyambungan pipa digunakan dengan metode Butt Fusion. Metode penyambungan ter
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi Unit PengolahanJoy Irman
Pelatihan Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem (SPAL-S atau on-site) terdiri dari beberpa modaul, yaitu Modul (A) Dasar-dasar Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL-S atau on-site), (B) Cubluk Kembar, (C) Tangki Septik dengan Bidang Resapan), (D) Mandi-Cuci-Kakus atau MCK, (E) Biofilter, (F) Upflow Aerobic Filter, (G) Rotating Biological Contactactor atau RBC, (H) Anaerobic Bafle Reactor, (I) Sarana Pengangkut Tinja, dan (J) Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT).
Masing-masing Modul tersebut terdiri lagi dari beberapa sub-modul yang menjelaskan mengenai aspek-aspek (1) Perencanaan Teknis, (2) Pelaksanaan Konstruksi, (3) Operasional, Pemeliharaan dan Rehabilitasi, (4) Kelembagaan, Administrasi dan Keuangan, (5) Pemantauan dan Evaluasi. Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Lingkup kegiatan dan pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah :
Pekerjaan : Pembangunan Pasar Jatinegara
Lokasi : Kecamatan Jatinegara Kabupaten Tegal
Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan Konstruksi
Tahap Konstruksi SPAL Pembangunan Unit Pengumpulan - Pipa Servis dan Pipa IndukJoy Irman
Pelatihan Pelaksanaan Konstruksi atau Pembangunan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu Modul (A) Dasar-dasar Pelaksanaan Konstruksi, (B) Tahap Pra Konstruksi, (C) Pelaksanaan Konstruksi/Pembangunan, dan (D) Penyelenggaraan Pelaksanaan Konstruksi. Masing-masing Modul tersebut terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfnarayafiryal8
Industri batu bara telah menjadi salah satu penyumbang utama pencemaran udara global. Proses ekstraksi batu bara, baik melalui penambangan terbuka maupun penambangan bawah tanah, menghasilkan debu dan gas beracun yang dilepaskan ke atmosfer. Gas-gas tersebut termasuk sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NOx), dan partikel-partikel halus (PM2.5) yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Selain itu, pembakaran batu bara di pembangkit listrik dan industri menyebabkan emisi karbon dioksida (CO2), yang merupakan penyebab utama perubahan iklim global dan pemanasan global.
Pencemaran udara yang disebabkan oleh industri batu bara juga memiliki dampak lokal yang signifikan. Di sekitar area penambangan, debu batu bara yang dihasilkan dapat mengganggu kesehatan masyarakat dan ekosistem lokal. Paparan terus-menerus terhadap debu batu bara dapat menyebabkan masalah pernapasan seperti asma dan bronkitis, serta berkontribusi pada penyakit paru-paru yang lebih serius. Selain itu, hujan asam yang disebabkan oleh emisi sulfur dioksida dapat merusak tanaman, air tanah, dan ekosistem sungai, mengancam keberlanjutan lingkungan di sekitar lokasi industri batu bara.
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi Unit PengolahanJoy Irman
Pelatihan Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem (SPAL-S atau on-site) terdiri dari beberpa modaul, yaitu Modul (A) Dasar-dasar Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL-S atau on-site), (B) Cubluk Kembar, (C) Tangki Septik dengan Bidang Resapan), (D) Mandi-Cuci-Kakus atau MCK, (E) Biofilter, (F) Upflow Aerobic Filter, (G) Rotating Biological Contactactor atau RBC, (H) Anaerobic Bafle Reactor, (I) Sarana Pengangkut Tinja, dan (J) Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT).
Masing-masing Modul tersebut terdiri lagi dari beberapa sub-modul yang menjelaskan mengenai aspek-aspek (1) Perencanaan Teknis, (2) Pelaksanaan Konstruksi, (3) Operasional, Pemeliharaan dan Rehabilitasi, (4) Kelembagaan, Administrasi dan Keuangan, (5) Pemantauan dan Evaluasi. Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Lingkup kegiatan dan pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah :
Pekerjaan : Pembangunan Pasar Jatinegara
Lokasi : Kecamatan Jatinegara Kabupaten Tegal
Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan Konstruksi
Tahap Konstruksi SPAL Pembangunan Unit Pengumpulan - Pipa Servis dan Pipa IndukJoy Irman
Pelatihan Pelaksanaan Konstruksi atau Pembangunan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu Modul (A) Dasar-dasar Pelaksanaan Konstruksi, (B) Tahap Pra Konstruksi, (C) Pelaksanaan Konstruksi/Pembangunan, dan (D) Penyelenggaraan Pelaksanaan Konstruksi. Masing-masing Modul tersebut terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfnarayafiryal8
Industri batu bara telah menjadi salah satu penyumbang utama pencemaran udara global. Proses ekstraksi batu bara, baik melalui penambangan terbuka maupun penambangan bawah tanah, menghasilkan debu dan gas beracun yang dilepaskan ke atmosfer. Gas-gas tersebut termasuk sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NOx), dan partikel-partikel halus (PM2.5) yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Selain itu, pembakaran batu bara di pembangkit listrik dan industri menyebabkan emisi karbon dioksida (CO2), yang merupakan penyebab utama perubahan iklim global dan pemanasan global.
Pencemaran udara yang disebabkan oleh industri batu bara juga memiliki dampak lokal yang signifikan. Di sekitar area penambangan, debu batu bara yang dihasilkan dapat mengganggu kesehatan masyarakat dan ekosistem lokal. Paparan terus-menerus terhadap debu batu bara dapat menyebabkan masalah pernapasan seperti asma dan bronkitis, serta berkontribusi pada penyakit paru-paru yang lebih serius. Selain itu, hujan asam yang disebabkan oleh emisi sulfur dioksida dapat merusak tanaman, air tanah, dan ekosistem sungai, mengancam keberlanjutan lingkungan di sekitar lokasi industri batu bara.
2. 1. ORGANISASI PROYEK PT. GADING ASLI SEJATI- PT. KARYA MANDIRI, KSO
Untuk menyelesaikan Pekerjaan Pelebaran Jalan Buyat – Molobog 02,
maka diperlukan suatu Organisasi Kerja Lapangan sebagai berikut :
Struktur Organisasi Lapangan
ANTJE KUMENDONG
Kuasa KSO
GENERAL SUPERINTENDENT
STEVEN KAPOJOS, ST
LAB. TECHNICIAN
Gery
ADMINISTRASI / KEUANGAN
OLIVIA PUA
ADMINISTRASI LOGISTIK
FARLI
JURU UKUR
YAKUB SUBUR
PETUGAS K3
JEEPRYAMEN, ST
QUANTITY ENGINEER
FENNY NATALIA, ST
MATERIAL ENGINEER
SAMUEL GAMIS
QUALITY ENGINEER
RIVINDY KAMBEY, ST
PELAKSANA
FERDINAN ROMPAS
3. 2. TATA CARA PENGATURAN PELAKSANAAN
A.UMUM
Terdiri dari :
1. Pekerjaan Persiapan
• Pengukuran / Survey
• Administrasi / dokumentasi
• P3K
2. Mobilisasi
3. Manajemen Keselamatan Lalu Lintas
B. PEKERJAAN DRAINASE
Terdiri dari :
• Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air V = 1.155,20 M3
• Pekerjaan Pasangan Batu dengan Mortar V = 520,30 M3
• Saluran bentuk U tipe DS 3 m’ , V = 200,00 M3
• Beton K250 (fc’ 20 Mpa) V = 812,00 M3
• Pasangan Batu Tanpa Adukan V = 70,90 M3
• Bahan Porous untuk bahan penyaringan V = 40,80 M3
4. C. PEKERJAAN TANAH
Terdiri dari :
• Galian Biasa V = 110.660,31 M3
• Galian Batu V = 2.259,61 M3
• Galian Struktur kedalaman 0-2 meter V = 819,12 M3
• Galian Perkerasan beraspal tanpa cold milling machine V = 94,50 M3
• Galian Perkerasan Berbutir V = 81,25 M3
• Timbunan Biasa dari sumber galian V = 109,25 M3
• Timbunan Biasa dari galian V = 3.245,76 M3
• Timbunan Pilihan dari sumber galian V = 1.703,04 M3
• Timbunan Pilihan (diukur diatas bak truk) V = 17,50 M3
• Penyiapan Badan Jalan V = 676,09 M2
• Pembersihan dan pengupasan lahan V = 67,73 M2
• Pemotongan Pohon pilihan diameter 15-30 cm v = 42,00 buah
D. PEKERJAAN PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN
Terdiri dari :
• Lapis Pondasi Aggregat Kelas S V = 1.943,75 M3
E. PERKERASAN BERBUTIR Terdiri dari :
• Lapis Pondasi Aggregat Kelas A V = 2.697,69 M3
• Lapis Pondasi Aggregat Kelas B V = 3.190,00 M3
5. F. PERKERASAN ASPAL
Terdiri dari :
• Lapis Resap Pengikat V = 8.940,25 Ltr
• Lapis Perekat V = 1.833,75 Ltr
• Laston Lapis Aus (AC-WC) V = 1.012,68 Ton
• Laston Lapis Antara (AC-BC) V = 1.523,20 Ton
• Laston Lapis Antara (AC-BC) L V = 59,24 Ton
• Bahan Anti Pengelupasan (anti stripping agent) V = 471,06 Kg
• Lapis Permukaan Penetrasi Macadam V = 55,00 M3
G. PEKERJAAN STRUKTUR
Terdiri dari :
• Beton fc’ 20 MPa V = 245,70 M3
• Beton fc 10 Mpa V = 246,50 M3
• Baja Tulangan U24 Polos V = 21.365,30 Kg
• Pasangan Batu V = 367,99 M3
• Bronjong dengan kawat yang dilapisi galvanis V = 1.402,50 M3
6. H. PENGEMBALIAN KONDISI DAN PEKERJAAN MINOR
Terdiri dari :
• Stabilitas Tanaman V = 6.668,90 M2
• Marka Jalan Termoplastik V = 576,68 M2
• Rambu jalan tunggal dengan permukaan pemantul engineer grade V = 22 Buah
• Patok Pengarah V = 24,00 Buah
• Patok Kilometer V = 1,00 Buah
• Patok Hektometer V = 18,00 Buah
• Rel Pengaman V = 250,00 M
• Marka Jalan Bukan Thermoplastik V = 1.151,90 M2
7. 3. METODE PEKERJAAN
Strategi pelaksanaan pada prinsipnya, pekerjaan yang tidak berkaitan dan
saling mempengaruhi secara langsung atau ketergantungan pada pekerjaan
lainnya dilaksanakan serentak untuk mencapai target waktu pelaksanaan.
Pekerjaan dibagi dalam beberapa segmen penanganan agar biar belum
seluruhnya selesai tetapi di segmen yang sudah siap dapat dilanjutkan
dengan tahap pekerjaan berikutnya. Selain itu juga perhatian lebih
diberikan terhadap factor keselamatan dan kesehatan kerja apalagi
pekerjaan ini dilakukan di ruas jalan trans nasional yang merupakan jalur
penghubung utama Propinsi Sulawesi Utara dan Propinsi Gorontalo
sehingga lalu lintas sangat ramai dan rata-rata berkecepatan tinggi.
Mengingat hal itu dalam setiap tahap pelaksanaan tanda-tanda peringatan
disiapkan dan personil yang berada di lapangan mengenakan kelengkapan
alat pelindung diri.
8. 1. PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan persiapan merupakan kegiatan pada awal proyek yang dimaksudkan untuk
menyediakan segala sesuatu yangdiperlukan utuk memenuhi pelaksanaan pekerjaan. Hal-
hal yang diperlukan tersebut bukan hanya meliputi tenaga, bahan dan peralatan tetapi juga
data-data pendukung.
Dalam pekerjaan persiapan terdapat beberapa sub pekerjaan atau kegiatan antara lain :
• Survey lapangan
Dilaksanakan survey lengkap terhadap kondisi fisik dan struktur pada pekerjaan jalan lama,
bahu jalan lama dan semua ciri-ciri laiannya seperti drainase, jembatan dan struktur
bangunan pelengkap lainnya. Bandingkan perbedaan-perbedaan yang mungkin ada
diantara gambar rencana dengan kondisi lapangan yang terkini. Berdasarkan data-data
tersebut dapat dibuat penyesuaian seperlunya terhadap gambar rencana dan kuantitas
pekerjaan.
• Menyiapkan lahan dan fasilitas sementara seperti kantor lapangan, gedung, bengkel dan
tempat tinggal.
• Mobilisasi para personil inti proyek, staf dan pekerjaan diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan.
• Mobilisasi dan pemasangan peralatan dari pool ke tempat pekerjaan.
• Menyusun rencana kerja serta kebutuhan bahan, alat dan tenaga.
Sebagai langkah awal sebelum pelaksanaan pekerjaan sangat penting dilakukan pekerjaan
persiapan untuk menyediakan kebutuhan material selama proses pelaksanaan di lapangan
agar pekerjaan dapat berlangsung terus-menerus tanpa terganggu oleh tersendat-
sendatnya pasokan material.
9. Untuk paket Pekerjaan Pelebaran Jalan Buyat – Molobog 02 digunakan Quarry
dan Plant yang berada di Desa Molobog. Lokasi quarry tersebut dekat daerah
penanganan.
Di Plant Molobog sudah terpasang 1 unit Stone Crusher berkapasitas 40 - 60
ton/jam dan 1 unit AMP dengan kapasitas 1000 kg/batch.
Pada lokasi tersebut terdapat peralatan untuk melayani quarry dan plant
tersebut seperti Excavator, Wheel Loader dan Dump Truck. Quarry ini memiliki
Ijin Galian C yang dikeluarkan Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten
Bolaang Mongondow Timur dengan Surat Keputusan Nomor 01 Tahun 2010
tentang Izin Usaha Pertambangan (IUP) Batu Kali, Kerikil, Pasir. Begitu juga
untuk Plant memiliki ijin pengolahan material dari Dinas Pertambangan dan
Energi Kabupaten Bolaang Mongondow Utara dengan Surat Keputusan Nomor
04 Tahun 2010 tentang Pemberian Izin Usaha Pertambangan (IUP) Pengolahan
Batu Pecah, Kerikil, Sirtu Pecah.
Surat dari Kantor Lingkungan Hidup tentang Rekomendasi Kelayakan
Lingkungan Hidup Pembangunan AMP dan Crusher Di Molobog tentang Izin
Prinsip Pembangunan AMP dan Crusher di Desa Molobog.
10. PELAKSANAAN PEKERJAAN :
1. GALIAN SELOKAN DRAINASE DAN SALURAN AIR
• Penggalian menggunakan excavator dan hasil galian dimuat ke dump truck
• Tanah galian dibuang dengan Dump Truck ke lokasi yang rendah dan aman.
• Pekerja merapikan hasil pekerjaan secara manual
2. PASANGAN BATU DENGAN MORTAR
• Bahan yang digunakan berupa batu, semen, pasir, dan air.
• Semen, pasir, dan air dicampur menjadi adukan mortar
• Batu dibersihkan dan dibasahi permukaannya sebelum dipasang.
• Batu-batu dipasang hingga tertanam kuat dan diikat satu sama lain dengan
adukan mortar.
• Permukaan pasangan dirapikan.
11. 5. GALIAN BIASA/GALIAN BATU
• Penggalian menggunakan excavator, breker, dan metode Blasting dan
kemudian hasil galian dimuat ke dump truck
• Dump truck membuang hasil galian ke luar lokasi pekerjaan
6. TIMBUNAN BIASA
• Wheel loader memuat material timbunan ke dump truck
• Dump truck mengangkutnya ke lokasi pekerjaan dan menurunkannya dalam
bentuk tumpukan-tumpukan yang teratur
• Penghamparan material menggunakan motor greder
• Sebelum pemadatan, material dibasahi dengan menggunakan water tanker
• Pemadatan dengan menggunakan Vibratory Roller
• Selama proses pelaksanaan pekerja mengeluarkan kotoran atau bahan tak
diinginkan yang tercampur dalam material.
12. 7. PENYIAPAN BADAN JALAN
• Permukaan badan jalan diratakan dengan dengan motor greder
• Vibratory Roller memadatkan permukaan yang telah diratakan.
8. LAPIS PONDASI AGGREGAT KELAS S UNTUK BAHU JALAN
• Wheel Loader memuat aggregat kelas B ke dump truck
• Dump truck mengangkutnya ke lokasi pekerjaan dan menurunkannya dalam
bentuk tumpukan-tumpukan yang teratur
• Penghamparan material dengan menggunakan motor greder
• Sebelum pemadatan, material dibasahi dengan menggunakan water tanker
• Pemadatan menggunakan vibratory roller
• Pemadatan akhir menggunakan tire roller
• Pekerja merapikan tepi hamparan dan mengeluarkan kotoran atau bahan tak
diinginkan yang tercampur dalam material.
13. 9. LAPIS PONDASI AGGREGAT KELAS A
• Wheel Loader memuat aggregat kelas A ke dump truck
• Dump truck mengangkutnya ke lokasi pekerjaan dan menurunkannya dalam
bentuk tumpukan-tumpukan yang teratur
• Penghamparan material dengan menggunakan motor greder
• Sebelum pemadatan, material dibasahi dengan menggunakan water tanker
• Pemadatan menggunakan vibratory roller
• Pemadatan akhir menggunakan tire roller
• Pekerja merapikan tepi hamparan dan mengeluarkan kotoran atau bahan tak
diinginkan yang tercampur dalam material.
10. LAPIS PONDASI AGGREGAT KELAS B
• Wheel Loader memuat aggregat kelas B ke dump truck
• Dump truck mengangkutnya ke lokasi pekerjaan dan menurunkannya dalam
bentuk tumpukan-tumpukan yang teratur
• Penghamparan material dengan menggunakan motor greder
• Sebelum pemadatan, material dibasahi dengan menggunakan water tanker
• Pemadatan menggunakan vibratory roller
• Pemadatan akhir menggunakan tire roller
• Pekerja merapikan tepi hamparan dan mengeluarkan kotoran atau bahan tak
diinginkan yang tercampur dalam material.
14. 11. LAPIS RESAP PENGIKAT
• Aspal dan kerosin komposisi 80 pph dipanaskan bersama-sama sehingga menjadi
campuran aspal cair.
• Permukaan badan jalan dibersihkan dengan air compressor.
• Campuran aspal cair dihampar dengan menggunakan aspal sprayer
• Light truck menggandeng aspal sprayer dan compressor.
12. LAPIS PEREKAT
• Aspal dan kerosin komposisi 80 pph dipanaskan bersama-sama sehingga menjadi
campuran aspal cair.
• Permukaan badan jalan dibersihkan dengan air compressor.
• Campuran aspal cair dihampar dengan menggunakan aspal sprayer
• Light truck menggandeng aspal sprayer dan compressor.
13. LASTON LAPIS AUS (AC-WC) (Gradasi halus/kasar)
• Komposisi material berdasarkan JMF
• Wheel Loader memasukkan material ke Cold Bin AMP.
• AMP memproses aggregat, aspal, filler, dan anti stripping menjadi hot mix AC-WC.
• Dump Truck membawa campuran panas AC-WC ke lokasi pekerjaan
• Campuran panas AC-WC dihampar dengan aspalth finisher
• Pemadatan dilakukan dengan tandem roller dan tire roller
• Pekerja merapikan tepi hamparan perkerasan.
15. 14. LASTON LAPIS ANTARA (AC-BC) (Gradasi halus/kasar)
• Komposisi material berdasarkan JMF
• Wheel Loader memasukkan material ke Cold Bin AMP.
• AMP memproses aggregat, aspal, filler, dan anti stripping menjadi hot mix
AC-BC.
• Dump Truck membawa campuran panas AC-BC ke lokasi pekerjaan
• Campuran panas AC-BC dihampar dengan aspalth finisher
• Pemadatan dilakukan dengan tandem roller dan tire roller
• Pekerja merapikan tepi hamparan perkerasan.
15. BETON K-250
• Komposisi material sesuai dengan Mix Design
• Semen, pasir, aggregat kasar, dan air dicampur dengan menggunakan
concrete mixer.
• Adukan beton dimasukkan ke dalam bekisting yang telah disiapkan
• Bekisting dan perancah dibuka jika beton sudah cukup umur.
16. 16. BAJA TULANGAN U-24 POLOS
• Baja tulangan dipotong dan dibengkokkan sesuai ukuran
• Baja tulangan dipasang dan dianyam dengan kawat beton dalam bekisting.
17. PASANGAN BATU
• Bahan yang digunakan berupa batu, semen, pasir dan air.
• Semen, pasir dan air dicampur menjadi adukan pasta semen.
• Batu dibersihkan dan dibasahi permukaannya sebelum dipasang.
• Batu-batu dipasang hingga tertanam kuat dan diikat satu sama lain dengan
adukan pasta semen.
17. 18. GALIAN UNTUK BAHU JALAN DAN PEKERJAAN MINOR LAINNYA
• Penggalian dilakukan secara manual oleh pekerja
• Hasil galian dimuat ke Dump Truck dan dibuang ke luar lokasi pekerjaan.
19. MARKA JALAN BUKAN THERMOPLASTIK
• Batas-batas marking diberi tanda sementara
• Permukaan aspal dibersihkan dari kotoran
• Cat disemprotkan pada cetakan yang telah disiapkan
• Glass Bit diberikan segera setelah cat marka selesai disemprotkan.
18. PEKERJAAN AKHIR.
Jika pelaksanaan pekerjaan telah selesai, maka dilakukan pemeriksaan
kembali terhadap pekerjaan-pekerjaan yang kurang / cacat kemudian
diperbaiki kembali. Adapun Setelah itu, maka dilakukan pembersihan dari
kotoran ataupun sisa – sisa material yang tidak terpakai lagi, dan dilakukan
demobilisasi baik itu terhadap alat-alat berat maupun tenaga kerja yang ada.
PEKERJAAN PEMELIHARAAN.
Apabila dalam jangka waktu pemeliharaan yang telah ditetapkan, terjadi
kerusakan terhadap pekerjaan yang telah dikerjakan maka dilakukan perbaikan
pekerjaan tersebut.
19. 4. RENCANA DAN PELAKSANAAN PEMERIKSAAN LAPANGAN (MUTUAL CHECK).
Kontraktor dan Panitia peneliti pelaksanaan kontrak melakukan mutual check
terhadap :
• Gambar Rencana
• Volume Tiap Kegiatan
Tanggal Pelaksanaan Pemeriksaan Lapangan ditetapkan oleh Direksi.
5. MENENTUKAN LOKASI SUMBER OLAHAN MATERIAL (BASE CAMP)
Lokasi Base Camp direncanakan di Saleo Kab. Buroko dan bekerja sama dengan
Kepala Desa setempat serta tokoh – tokoh masyarakat yang ada maka kontraktor
sebagai pemakai Lokasi Base Camp berkewajiban membantu desa sebagai
kontribusi penggunaan lokasi Base Camp tersebut.
Hal ini dilakukan untuk meredam gejolak sosial yang mungkin bisa muncul.
6. PENDEKATAN TERHADAP MASYARAKAT DAN PEMERINTAH SETEMPAT
• Pelaporan mengenai adanya Proyek Jalan dengan menghubungi Camat, Danramil
Polsek dan Kepala – Kepala Desa.
• Memanfaatkan tenaga kerja lokal.
• Bersama – sama dengan direksi Proyek mensosialisasikan betapa pentingnya
pelebaran ruas jalan tersebut apabila nantinya proyek ini selesai.
20. 7. RENCANA KENDALI MUTU PROYEK
MUTU (Q)
Q = 1, Bermutu baik
Q < 1, Bermutu jelek / tidak baik
Q > 1, Bermutu baik
PERMINTAAN PEMILIK : Dinyatakan dalam spesifikasi dan gambar
SPESIFIKASI :
• Persyaratan bahan mentah
• Persyaratan bahan olahan
• Cara / Metode pelaksanaan
• Persyaratan pekerjaan jadi
PEMILIK
PERMINTAAN
KONTRAKTOR
PEKERJAAN
HASIL
21. GAMBAR :
• Panjang
• Lebar
• Tebal
• Elevasi
• Kemiringan
• Lokasi
AGAR PEKERJAAN KONTRAKTOR MEMENUHI PERMINTAAN PEMILIK, DILAKUKAN :
• Quality Management
• Quality Assurance
• Quality Control
22. QUALITY ASSURANCE :
Cek proses dan produk
A B C
C
Bahan mentah Pekerjaan jadi
Cek
Cek Cek Cek
Cek
Bahan olahan
Cek
CEK :
• Seleksi RAW Material
• Design And Production Of Material Construction
• Kualitas Bahan Mentah
• Kualitas Bahan Olahan
• Kualitas Bahan Jadi
23. TUJUAN QUALITY ASSURANCE :
– Mencegah terjadinya kesalahan
– Mengetahui kesalahan sedini mungkin
QUALITY CONTROL (PENGENDALIAN MUTU) :
• Cek mutu produk pada setiap tahap pekerjaan
• Melakukan Pengujian / pemeriksaan, apakah produk pada tahap itu sudah
memenuhi persyaratan.
A B C
C
Bahan mentah Bahan olahan Pekerjaan jadi
Cek Cek Cek
24. PRINSIP METODE DALAM PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu dilakukan pada 3 tahap :
• Tahap Bahan Mentah
• Tahap Bahan Olahan
• Tahap Pekerjaan Jadi
Setiap tahap mengandung 2 lingkup pemeriksaan :
• Pemeriksaan dimensi
• Pemeriksaan sifat fisis
Setiap pemeriksaan mengandung 5 hal :
• Nama / Jenis pemeriksaan
• Metode Pemeriksaan
• Frekuensi Pemeriksaan
• Persyaratan
• Toleransi