Teks tersebut membahas pentingnya ukhuwah Islamiah dalam menciptakan kehidupan umat Islam yang harmonis dan toleran. Ukhuwah Islamiah merupakan landasan bagi terciptanya persaudaraan antar umat Islam meskipun terdapat perbedaan dalam memahami ajaran agama. Dialog dipandang sebagai kunci penting untuk mewujudkan saling penghargaan dan mengedepankan titik persamaan.
2. Istilah ukhuwah biasanya diartikan sebagai
persaudaraan. Menurut M. Quraish Shihab, kata ini
pada mulanya berarti ”persamaan dan
keserasian dalam banyak hal”. Istilah ini berasal
dari akar kata yang semula berarti
”memperhatikan”. Dari sudut analisis kebahasaan
ini ukhuwah mengandung dua ide pokok. Pertama,
prinsip dasar yang melahirkan persaudaraan
adalah persamaan (keturunan, suku, kebangsaan,
organisasi, agama, dan sebagainya). Kedua,
persaudaraan mengharuskan adanya perhatian
semua pihak yang merasa bersaudara.
3. Menurut Machasin, unsur yang sangat penting
dalam persaudaraan adalah solidaritas. Solidaritas
bukan dukungan membabi buta terhadap orang-
orang yang menjadi anggota persaudaraan.
Mewujudkan solidaritas tidak boleh melupakan
norma-norma kebenaran. Membiarkan seorang
saudara yang terus-menerus dalam kesalahan
bukan merupakan tindakan ukhuwah. Mengkritik
dan mengingatkan diperlukan untuk mengarahkan
orang pada kebajikan dan jalan yang benar.
Menghadapi saudara, hal semacam ini lebih
diperlukan.
4. Dalam konteks kehidupan yang rukun, damai, dan
harmonis, Ukhuwah Islamiah sangat penting
artinya.
Ukhuwah Islamiah menjadi landasan penting bagi
terciptanya kehidupan umat Islam yang dilandasi
persaudaraan. Islam sebagai agama memang satu,
tetapi cara memahami Islam menghasilkan Islam
dengan corak yang bermacam-macam.
Berbagai aliran dan kelompok Islam yang ada
menunjukkan bahwa upaya memahami Islam
menghasilkan karakteristik Islam tertentu. Pada
titik inilah, antar aliran Islam seharusnya saling
menghargai, memahami, dan bersatu. Landasannya
adalah ajaran Islam.
5. Tidak ada sesuatu yang sempurna. Selalu saja
ada kelebihan dan kekurangan. Aspek ini
seharusnya menjadi kesadaran. Kesadaran ini
menjadi dasar bagi terbangunnya ukhuwah
islamiyah.
Ukhuwah islamiyah tidak lahir dengan sendirinya,
melainkan merupakan wujud yang lahir dari
proses kreatif yang diusahakan bersama.
Inti ukhuwah adalah ishlâh yaitu upaya terus-
menerus untuk menghadirkan nilai manfaat
dalam diri setiap muslim. Karena itulah ukhuwah
islamiyah harus terus disosialisasikan.
6. Tidakmudah untuk membangun ukhuwah islamiahdi
tengah kompleksitas kehidupan umat Islam.
Aspek yang tampaknya penting untuk ditelusurilebih
jauhadalahmengapa terjadijurang antaraidealitas
dengan realitasukhuwah islamiahini.
7. Ukhuwah islamiah seharusnya bersifat
aktual dan operasional. Melalui cara
semacam ini diharapkan umat
beragama bisa hidup harmonis di
tengah keanekaragaman yang ada.
Ukhuwah islamiah jangan hanya
sebatas slogan.
Ukhuwah islamiah seharusnya menjadi
bagian tidak terpisah dalam kehidupan
sehari-hari.
8. Ukhuwah islamiah bukan berarti semua
harus sama dan satu. Ukhuwah islamiah
itu secara implisit justru merupakan
penegasan akan keanekaragaman. Tidak
ada sesuatu yang sama persis, apalagi
untuk fenomena kehidupan antarumat
beragama yang sangat kompleks.
Kesamaan di antara umat Islam adalah
kesamaan dalam aspek ajaran agama.
Tetapi saat memahami dan
menafsirkannya, ada perbedaan.
9. Bukan perbedaan yang seharusnya
dikedepankan, tetapi titik
persamaan.
Persaudaraan itu harus menjadi titik
tekan. Melalui titik tekan ini
diharapkan akan tumbuh saling
penghargaan dan penghormatan.
Kunci penting untuk mewujudkan
saling penghargaan ini adalah
dialog.
10. Jaring digunakan untuk menangkap ikan;
setelah ikannya ditangkap dan dihidangkan di
meja makan, jaringnya sudah tidak berguna lagi
dan tidak perlu dibawa sampai ke meja makan.
Jebakan dipakai untuk menangkap kelinci;
setelah mendapat kelinci, jebakannya bisa
dibuang.
Perahu dipakai untuk menyeberangi sungai;
setelah sampai di tepi yang lain, perahunya
ditinggalkan, bukan dipikul ke sana-ke mari.
11. Banyak konflik—antar umat beragama atau
antar kelompok dalam satu agama—terjadi
karena pihak yang bertikai belum
menangkap makna sesungguhnya.
Mereka hanya berdiskusi tentang “Jalan”,
tanpa pernah mencoba untuk menjalaninya
sehingga tidak pernah sampai di tujuan.
Kalau kita sudah sampai di tujuan, maka
tiada lagi yang bisa diperdebatkan, karena
memang tidak bisa diungkapkan dengan
kata-kata.
12. “Jika orang bisa bersaudara dengan tulus, ia berada
dalam keimanan yang bertakwa; sebaliknya jika iman
tidak disertai rasa persaudaraan, ia harus melengkapi
keimanannya dengan tobat dan takwa—yang dengan
cara demikian ia dipastikan akan membangun relasi
ukhuwah”—Prof. Dr. K.H. Miftah Faridl (Ketua Umum
MUI Jawa Barat).
Ukhuwah islamiah adalah landasan terwujudnya
masyarakat toleran, yaitu masyarakat yang
menyadari dan mengakui akan keterbatasannya dan
berbagi komitmen bersama untuk saling berbagi dan
memperat persaudaraan. Forum ini semoga menjadi
langkah semakin menguatnya masyarakat toleran di
Tulungagung.
13. Menurut K.H. Achmad Siddiq, ada tiga sikap
penting yang terkandung dalam ukhuwah.
1. Sikap akomodatif, yaitu kesediaan
menampung berbagai kepentingan,
pendapat, dan aspirasi dari berbagai pihak.
2. Sikap selektif, yaitu sikap kritis dan
analitis pada semua hal, memilah-milah
mana yang bermanfaat dan tidak.
14. 3. Sikap integratif, yaitu kesediaan
menyelaraskan, menyerasikan,
dan menyeimbangkan berbagai
kepentingan, baik kepentingan
diri maupun kelompok yang lebih
besar, dan seterusnya, dengan
tidak mempertentangkan
berbagai kepentingan yang ada.