Islam memperhatikan etika makan dan minum yang berlandaskan prinsip-prinsip halal, baik, bersyukur, berbagi, dan menjaga kesehatan. Beberapa etika pentingnya adalah menyebut basmalah, makan dengan tangan kanan, tidak berlebihan, menutup makanan, serta berdoa setelah makan. Hal ini menunjukkan bahwa Islam mendidik umatnya untuk menikmati nikmat Allah dengan cara yang teratur dan bermanfaat.
Konsep Halalan Tayyiban Menurut Ulama Aiisy Afifah
Tugasan ini adalah tugasan kumpulan di bawah subjek Fiqh Al - Atimah Wa Al - Aiman Wa Al - Nuzur (HIN 3013) di UPSI.
P/s : Rujukan buku, artikel telah kami sertakan di dalam penulisan ilmiah dek kerana terlalu banyak. Hal ini adalah kerana syarat bagi rujukan tugasan ini adalah sebanyak 10 buah buku dan beberapa rujukan lain. Semoga bermanfaat buat semua.
sebagai seorang muslim kita perlu tahu bagaimana cara memandikan jenazah dengan baik dan benar. Berikut ini merupakan ketentuan-ketentuan memandikan jenazah sesuai syariat Islam.
Secara etimologi kata “thaharah” adalah masdar atau kata benda yang diambil
dari kata kerja yang berarti bersuci. Sedangkan menurut istilah thaharah mempunyai
banyak definisi sebagaimana dikemukakan oleh para imam mazhab berikut ini:
a. Hanafiyyah : thaharah adalah membersihkan hadats dan khobats.
b. Malikiyyah : thaharah adalah sifat hukum yang diwajibkan sifat itu agar bisa
melaksanakan shalat, dengan pakaian yang membawanya untuk melaksanakan
shalat, dan pada tempat untuk melaksanakan shalat.
c. Syafi‟iyyah : thaharah adalah suatu perbuatan yang mengarah untuk
memperbolehkan shalat dari berupa wudhu, membasuh, tayamum, dan
menghilangkan najis.
d. Hanabilah : thahaharah adalah menghilangkan hadats dan apa-apa yang
semacamnya, dan menghilangkan najis.
Allah berfirman di dalam surah Al-Baqarah ayat 168 yang bermaksud:
“Wahai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik daripada apa yang terdapat di bumi, dan jangan kamu mengikuti langkah-langkah syaitan kerana sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.”
Islam demikian menyeluruh mengatur segala aspek kehidupan demi kebaikan manusia itu sendiri, hingga urusan makan dan minum pun telah ada aturannya, silakan menyimak
Konsep Halalan Tayyiban Menurut Ulama Aiisy Afifah
Tugasan ini adalah tugasan kumpulan di bawah subjek Fiqh Al - Atimah Wa Al - Aiman Wa Al - Nuzur (HIN 3013) di UPSI.
P/s : Rujukan buku, artikel telah kami sertakan di dalam penulisan ilmiah dek kerana terlalu banyak. Hal ini adalah kerana syarat bagi rujukan tugasan ini adalah sebanyak 10 buah buku dan beberapa rujukan lain. Semoga bermanfaat buat semua.
sebagai seorang muslim kita perlu tahu bagaimana cara memandikan jenazah dengan baik dan benar. Berikut ini merupakan ketentuan-ketentuan memandikan jenazah sesuai syariat Islam.
Secara etimologi kata “thaharah” adalah masdar atau kata benda yang diambil
dari kata kerja yang berarti bersuci. Sedangkan menurut istilah thaharah mempunyai
banyak definisi sebagaimana dikemukakan oleh para imam mazhab berikut ini:
a. Hanafiyyah : thaharah adalah membersihkan hadats dan khobats.
b. Malikiyyah : thaharah adalah sifat hukum yang diwajibkan sifat itu agar bisa
melaksanakan shalat, dengan pakaian yang membawanya untuk melaksanakan
shalat, dan pada tempat untuk melaksanakan shalat.
c. Syafi‟iyyah : thaharah adalah suatu perbuatan yang mengarah untuk
memperbolehkan shalat dari berupa wudhu, membasuh, tayamum, dan
menghilangkan najis.
d. Hanabilah : thahaharah adalah menghilangkan hadats dan apa-apa yang
semacamnya, dan menghilangkan najis.
Allah berfirman di dalam surah Al-Baqarah ayat 168 yang bermaksud:
“Wahai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik daripada apa yang terdapat di bumi, dan jangan kamu mengikuti langkah-langkah syaitan kerana sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.”
Islam demikian menyeluruh mengatur segala aspek kehidupan demi kebaikan manusia itu sendiri, hingga urusan makan dan minum pun telah ada aturannya, silakan menyimak
Adakah semua para muslimin mengikut garisan yang sepatutnya semasa makan dan minum??Walaupun kelihatan seperti mudah tetapi ramai lagi yang tidak memandang berat terhadap adab yang patut kita amalkna.Semoga dengan ilmu yang sedikit dapat kita amalkan dalam gaya hidup kita
Kisah Nyata Pengorbanan dan Cinta Seorang IbuBambang Dhoni
Seorang wanita yang berusaha menjadi ibu dan isteri yang baik
Bisa juga dilihat di http://www.pkspiyungan.org/2013/01/selamat-jalan-istriku-engkau-layak-atas.html
Berdakwah melalui Internet / Media SosialBambang Dhoni
Berdakwah di internet. Jika Khotib Jumat memiliki pendengar sekitar seratus orang. maka di internet kita bisa berdakwah kepada berjuta orang dengan menggunakan sosial media
2. Halal dan Baik
“dan makanlah makanan yang halal lagi baik
(thayib) dari apa yang telah dirizkikan
kepadamu dan bertaqwalah kepada Allah dan
kamu beriman kepada-Nya”
(QS. Al Maidah : 88 ) kandungan gizi
Nilai – Nilai yang terkandung :
Halal -> Islam melarang mengambil harta yang bukan haknya serta
makanan yang berbahaya buat manusia
Baik -> Islam memperhatikan kandungan gizi
3. Basmalah
Dari 'Aisyah r.a. berkata: Rasulullah s.a.w. bersabda,
"Apabila seorang daripada kamu hendak makan,
sebutlah nama Allah (yakni: 'Bismillah' ). Jika dia terlupa
menyebut nama Allah pada awal (mula makan), maka
sebutlah 'Bismillahi awwalahu wa akhirahu' (Dengan
nama Allah yang memulai dan yang mengakhiri). " (HR
Abu Dawud dan atTirmidzi.)
Nilai – Nilai yang terkandung :
Basmalah -> Syukur, Dzikir mengundang keberkahan
4. Tangan kanan,
Ambil Yang dekat
Wahai anak! Sebutlah nama Allah dan makanlah
dengan tangan kananmu dan makanlah yang ada
disekitarmu (didekatmu).”{HR.Al Bukhari dan
Muslim}
Nilai – Nilai yang terkandung :
Tangan Kanan -> Perbuatan menyelisihi Syaitan
Ambil yang Dekat -> Etika kesopanan, Menghindari
permusuhan
5. Tidak Berlebih-lebihan
Yang artinya kurang lebih: ” Hai anak Adam, pakailah pakaianmu
yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan
janganlah berlebih- lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berlebih-lebihan. (Al A’raf ayat 31).
Nilai – Nilai yang terkandung :
Penghematan Sumber Daya Alam
6. Tidak Meniup Makanan
Dari ‘Abdullah bin ‘Abbas Radhiallahu ‘anhuma bahwasannya
Nabi Shollallahu ‘alaihi wasallam melarang bernafas di atas
(tempat makanan atau minuman) dan meniup di atasnya. (HR.
Abu Dawud dan Tirmidzi)
Nilai – Nilai yang terkandung :
Tidak Bernafas dan meniup di tempat Minum Memperhatikan
kesehatan , Melatih kesabaran
7. Memulai Dari Pinggir
Jika makanan diletakkan, maka mulailah dari
pinggirnya dan jauhi (memulai) dari
Tengahnya, karena sesungguhnya barakah itu
turun di tengah-tengah makanan.”{HR Ibnu
Majah }
Nilai – Nilai yang terkandung :
Mengutamakan keberkahan. Makanan yang
lebih dulu dingin adalah yang dipinggir
8. Tidak Mencela
• Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam tidak
pernah mencerca makanan sama sekali. Bila
beliau menginginkan sesuatu beliau memakannya
dan bila tidak suka beliau meninggalkannya.”{HR.
Al Bukhari dan Muslim}
Nilai – Nilai yang terkandung :
Tidak mencerca -> Islam mengajarkan akhlaq mulia
Tidak Memakan -> Islam menyelesaikan masalah
dengan sederhana
9. Mengambil yang Masih Bersih
Dari Jabir r.a., Sabda Rasulullah s.a.w., "Apabila jatuh
sebahagian (kecil) makanan seorang dari kamu, ambil
dan buang bahagian yang terkena kotoran dan makanlah
ia, dan jangan tinggalkan ia untuk syaitan, dan jangan
dia menyapu tangannya dengan kain sehingga dia
menjilat jarinya dahulu kerana dia tidak mengetahui pada
makanannya, bahagian mana yang terdapat keberkatan"
(HR Muslim)
Nilai – Nilai yang terkandung :
Islam mengajarkan untuk berhemat dan tangkas di
dalam menyelesaikan masalah
10. Makan Dengan Perlahan
Dari Ka'ab bin Malik r.a., katanya: "Saya
melihat Rasulullah s.a.w. makan dengan
menggunakan tiga jari. Kemudian setelah
beliau selesai lalu menjilatinya." (Riwayat
Muslim)
Nilai – Nilai yang terkandung :
Menyuap dengan sedikit-demi sedikit
menimbulkan rasa kenyang sehingga tidak
rakus serta kunyahan yang sempurna
mengoptimalkan pencernaan
11. Secukupnya
“Tiada memenuhi anak Adam suatu tempat
yang lebih buruk daripada perutnya. Cukuplah
untuk anak Adam itu beberapa suap yang
dapat menegakkan tulang punggungnya. Jika
tidak ada cara lain, maka sepertiga (dari
perutnya) untuk makanannya, sepertiga lagi
untuk minuman dan sepertiganya lagi untuk
bernafas.” (HR. Tirmidzi dan Hakim)
Nilai – Nilai yang terkandung :
Makan sesuai dengan kebutuhan (Tawazun)
12. Berbagi
Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah
s.a.w. bersabda: "Makanan untuk dua orang itu
dapat mencukupi tiga orang sedang makanan
untuk tiga orang itu dapat mencukupi empat
orang." (Muttafaq 'alaih)
Nilai – Nilai yang terkandung :
Berbagi akan dicukupi oleh Allah. Tidak akan
berkurang secara kualitas walaupun kuantitas
berkurang
13. Berkumpul Saat Makan
Berkumpullah kalian ketika makan dan sebutlah
Nama Allah Subhanahu wa Ta’ala padanya, maka
makanan kalian akan diberkahi.”
[HR.Abu Dawud ]
Nilai – Nilai yang terkandung :
Islam menganjurkan menyambung silaturahim dan
bersosial untuk menciptakan keakraban
14. Menjauhi makanan dan Minuman Haram
“Barang siapa yang beriman kepada Allah
dan hari akhir, maka hendaknya ia tidak
duduk pada meja makan yang padanya
diedarkan minuman khamr.” (HR. Imam
Tirmidzi)
Nilai – Nilai yang terkandung :
Menghindari godaan dan langkah-langkah
syetan
15. Doa Setelah Makan
Dari Muad bin Anas r.a. berkata: Rasulullah s.a.w. bersabda,
"Sesiapa yang selesai makan, kemudian menyebut,
'Alhamdulillah- illazi ath'amani haaza, wa razaqanihi min ghairi
haulin minni wa la quwwatin', akan diampunkan dosa-dosanya
yang telah lalu." (Hadith Riwayat Tirmidzi)
Juga boleh baca doa berikut
Maksudnya : "Segala puji bagi Allah Yang telah memberi
makanan dan minuman kepada kami, dan telah menjadikan
kami tergolong dalam orang-orang Muslim."
Nilai – Nilai yang terkandung :
Bersyukur dan tetap berdzikir
16. Menutup Makanan
“Tutuplah tempat makanan dan tempat
minuman!” (HR. Bukhari Muslim)
Nilai – Nilai yang terkandung :
Menjaga Kebersihan
Editor's Notes
Dari Jabir r.a. berkata, Rasulullah s.a.w. bersabda: "Jangan engkau makan dengan (tangan) kirimu, sesungguhnya syaitan itu makan dan minum dengan (tangan) kirinya." (Hadith Riwayat Muslim)
إِنَّ اللهَ لَيَرْضَى عَنِ الْعَبْدِ أَنْ يَأْكُلَ اْلأَكْلَةَ فَيَحْمَدَهُ عَلَيْهَا أَوْ يَشْرَبَ الشُّرْبَةَ فَيَحْمَدَهُ عَلَيْهَا“Sesungguhnya Allah betul-betul ridha terhadap seorang hamba yang memakan makanan, kemudian memuji-Nya dan yang meminum minuman lalu memuji-Nya.” {HR. Muslim}