SlideShare a Scribd company logo
Memetakan Potensi konflik di
Jawa Timur
Prof. Dr. Nur Syam, MSi
Guru Besar Sosiologi Fakultas
Dakwah IAIN Sunan Ampel
Bagan Konseptual
• Konflik adalah suatu keadaan dimana dua atau lebih
orang atau kelompok berada di dalam posisi diametral,
dengan ciri khas adanya perbedaan pandangan, sikap
dan perilaku.
• Konflik kelas: konflik yang melibatkan dua kelas dalam
masyarakat yang berbeda, yaitu kelas borjuis (majikan)
dan kelas proletar (rakyat jelata)
• Konflik fungsional: konflik bisa menyebabkan dinamika
antar atau intern pelaku. Konflik dapat menjadi
penyebab perubahan.
• Konflik otoritas: konflik yang terjadi karena perbedaan
dalam otoritas di antara pelaku-pelaku.
Pandangan tentang Konflik
• Pandangan tradisional: konflik harus dihindari
dan dijauhkan dari kehidupan. Keteraturan
sosial terjadi ketika tidak ada konflik.
• Pandangan interaksionis: konflik dianggap
penting untuk melakukan perubahan. Melalui
konflik perubahan dapat dilakukan.
• Pandangan human relation: konflik adalah
sesuatu yang tidak dapat dihindarkan. Bahkan
konflik suatu ketika bisa menguntungkan.
Konflik dan Faktor Konflik
• Konflik terjadi apabila dua atau lebih
orang atau kelompok berbeda
kepentingan, tujuan dan sarana mencapai
tujuan.
• Konflik kepentingan biasanya memiliki
tensi yang lebih keras dibandingkan
lainnya.
• Konflik bisa difasilitasi oleh faktor politik,
sosial, budaya, agama dan ekonomi.
Faktor Konflik (Politik dan Agama)
• Konflik politik, seperti: konflik dalam pemilu,
pilkada, partai politik, konflik kekuasaan,
birokrasi dan sebagainya.
• Konflik agama, seperti: konflik antar umat
beragama (Islam vs Kristen, Katolik, Hindu,
Budha dan sebagainya), konflik intern umat
beragama, seperti: Kristen vs Katolik, NU vs
Muhammadiyah, Islam radikal vs Islam Liberal,
Ahmadiyah vs Islam lainnya, Syi’i vs Sunni.
Faktor Budaya, Sosial dan
Ekonomi
• Konflik budaya: konflik etnis (madura vs
dayak, Jawa vs Cina), konflik tradisi
(misalnya abangan vs santri vs priyayi)
• Konflik sosial: konflik majikan vs buruh,
konflik antara wong gede vs wong cilik,
konflik antara generasi tua vs generasi tua
• Konflik ekonomi: konflik antara pengusaha
besar vs pengusaha kecil, konflik antara
tuan tanah vs petani gurem.
Potensi konflik
• Konflik aktual: konflik yang terjadi dalam bentuk
kekerasan nyata, sehingga memiliki dampak
terhadap fisik dan lingkungan
• Konflik simbolik: konflik yang terjadi karena
tekanan psikhologis dan memiliki dampak
terhadap kejiwaan
• Konflik aktual dan simbolik: konflik yang terjadi
dalam bentuk kekerasan nyata dan psikhologis
dan memiliki dampak fisik dan psikhis
Kesenjangan Ekonomi
• Kesenjangan ekonomi antar wilayah: suatu
daerah dengan daerah lain berbeda sangat jauh
dalam pendapatan perkapitanya.
• Kesenjangan ekonomi antar penduduk: antar
penduduk satu dengan lainnya memiliki
kesenjangan yang besar, misalnya ada yang
sangat kaya sementara ada yang sangat miskin.
• Kesenjangan ekonomi antar etnis: antar etnis
memiliki perbedaan ekonomi yang tinggi,
misalnya etnis Cina dan Jawa.
Faham Keagamaan
• Agama bercorak ekspansionistik: agama
memiliki domain ekspansionistik, sehingga
keyakinan agama itu harus disebarkan
• Problem truth claimed. Setiap agama
memiliki kebenaran tunggal, sehingga
menegasikan kebenaran lainnya.
• Problem ketuhanan. Setiap agama
mengklaim Tuhan yang benar dan salah
• Problem ritual. Setiap agama meyakini
ritual yang benar dan ritual yang salah.
Hubungan Sosial
• Masalah Sosial: konflik yang difasilitasi oleh
hubungan sosial antar individu atau kelompok
atau masyarakat.
• konflik karena perebutan sumber daya sosial di
suatu wilayah, seperti di dalam organisasi sosial
kemasyarakatan. Misalnya perebutan
kepemimpinan di suatu wilayah (RT/RW,
kepemimpinan informal dsb)
• Konflik intern masyarakat desa, konflik antar
desa, atau konflik yang lebih luas. Misalnya
konflik antar nelayan, carok, konflik antar
pemuda dsb.
Faktor Budaya dan Etnis
• Setiap masyarakat dalam suatu entitas etnis
memiliki budayanya sendiri.
• Setiap etnis memiliki pattern for behaviour yang
berbeda.
• Setiap etnis menyimpan anggapan bahwa pola
bagi tindakannya yang lebih unggul (secara
laten)
• Konflik bisa terjadi karena perbedaan budaya
yang berposisi diametral. Seperti tesis
Huntngton akan terjadi konflik peradaban yaitu
antara Timur dengan Barat yang difasilitasi oleh
agama dan budayanya.
Potensi Konflik di Jawa Timur
• Realitas konflik antar umat beragama, yaitu Kasus
Soleh sebagai pemicu konflik di Situbondo yang
melibatkan umat Islam dan Katolik
• Realitas konflik dari perbedaan faham agama seperti
kasus Yusman Roy (shalat Bahasa Indonesia), Kasus
Ardhi Hussein (YANK), Kasus (Shalat menyentuh tanah)
dan sebagainya
• Realitas konflik antar etnis, seperti penganiayaan PRT
dan berakibat munculnya sentimen etnis
• Realitas konflik politik, seperti ketika terjadi pemilu,
pilkada, pilpres, pilkades dan sebagainya.
Pandangan Antropologis
• Masyarakat Jawa Timur terbagi ke dalam
wilayah Mataraman dan Monconegari
• Secara tipologikal, masyarakat Mataraman lebih
halus dibanding masyarakat Monconegari
• Potensi konflik di wilayah monconegari lebih
tinggi dibanding dengan wilayah mataraman.
• Daerah tapal kuda sering diidentifikasi rawan
konflik demikian pula wilayah pesisir.
• Wilayah konflik bercorak lokalitas (intern desa
atau antar desa)
Pandangan Politik
• Konflik mengeras karena faktor politik.
• Kasus Pemilu, pilpres, pilkada, pilkades.
• Kasus Pilkada di Tuban, Banyuwangi,
Situbondo dan sebagainya.
• Kasus PAN, PKB, PDIP dalam kampanye
Pemilu.
Memanej Konflik agama
• Menjadikan konflik fungsional bagi perubahan
• Mengisi ruang kosong humanitas (agama)
• Menghargai “kebenaran universal” dalam setiap
keyakinan beragama.
• Tidak mendialogkan persoalan keyakinan
(Tuhan, Nabi, Kitab suci, dan keyakinan prinsip
dalam agama.
• Mendialogkan persoalan kemanusiaan, seperti
kemiskinan, keterbelakangan, ekonomi dsb.
• Melakukan kerjasama lintas struktur agama.
Memanej konflik-ekonomi
• Mengurangi kesenjangan ekonomi antar
golongan sosial
• Membangun lembaga kebersamaan untuk
mengentas dan memberdayakan ekonomi kaum
lemah.
• Membangun jaringan kerjasama untuk saling
menguntungkan.
• Mengurangi prejudice antar kelompok dalam
pengembangan ekonomi.
• Menguatkan kelembagaan ekonomi di wilayah
rawan konflik-ekonomi.
Memanej konflik budaya-etnis
•
•
•
•
•
•

Membangun kesepahaman antar etnis
Membangun sikap inklusif.
Meminimalkan prasangka antar etnis.
Membangun program berbasis humanitas.
Membangun kerjasama antar etnis.
Mengembangkan upaya bersama untuk
memberdayakan masyarakat.
Bagaimana Caranya?
•
•
•
•
•

Duduk bersama
Dialog
Ambil kesepakatan
Lakukan kerjasama merumuskan program
Kerjakan bersama atas dasar potensi
yang dimiliki.
• Lakukan secara berkesinambungan
• Rasakan manfaat kebersamaan
Akhirnya..
•
•
•
•
•
•

Terima kasih
Matur kaso’on
Syukran katsiran
Thanks
Sampai jumpa lagi.
Wassalamu alaikum wr.wb dan salam
sejahtera.

More Related Content

Similar to Memetakan potensi-konflik-di-jawa-timur

Problematika sosial budaya
Problematika sosial budayaProblematika sosial budaya
Problematika sosial budaya
Ira Musarafa
 
Soal dan Jawaban - ISBD
Soal dan Jawaban - ISBDSoal dan Jawaban - ISBD
Soal dan Jawaban - ISBD
Fox Broadcasting
 
Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat
Pertentangan Sosial dan Integrasi MasyarakatPertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat
Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat
Angling_seto
 
Bab i23 fix
Bab i23 fixBab i23 fix
Bab i23 fix
NofriantiSari2
 
otonomi daerah, konflik dan masalah etnisitas
otonomi daerah, konflik dan masalah etnisitasotonomi daerah, konflik dan masalah etnisitas
otonomi daerah, konflik dan masalah etnisitas
ANTON HILMAN
 
Seksualitas dan hegemoni
Seksualitas dan hegemoniSeksualitas dan hegemoni
Seksualitas dan hegemoni
Nur Agustinus
 
Suplemen kb 5 modul pdab multikulturalisme ok
Suplemen kb 5 modul pdab multikulturalisme okSuplemen kb 5 modul pdab multikulturalisme ok
Suplemen kb 5 modul pdab multikulturalisme ok
Istna Zakia Iriana
 
486385994-PPT-Sosiologi-BAB-4.pptx
486385994-PPT-Sosiologi-BAB-4.pptx486385994-PPT-Sosiologi-BAB-4.pptx
486385994-PPT-Sosiologi-BAB-4.pptx
heyafa30
 
Bab 4 konflik, kekerasan, dan perdamaian std fix
Bab 4 konflik, kekerasan, dan perdamaian std fixBab 4 konflik, kekerasan, dan perdamaian std fix
Bab 4 konflik, kekerasan, dan perdamaian std fix
RezaWahyuni5
 
Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat
Pertentangan Sosial dan Integrasi MasyarakatPertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat
Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat
VierryAlybasith
 
Agama dan masyarakat
Agama dan masyarakatAgama dan masyarakat
Agama dan masyarakat
ilhamdwipurnomo
 
Konflik dan Konsensus.ppt
Konflik dan Konsensus.pptKonflik dan Konsensus.ppt
Konflik dan Konsensus.ppt
KukuhDt
 
Ilmu Sosial Dasar : Agama dan Masyarakat
Ilmu Sosial Dasar : Agama dan MasyarakatIlmu Sosial Dasar : Agama dan Masyarakat
Ilmu Sosial Dasar : Agama dan Masyarakat
argiosalsanov26
 
Multikulturalisme di Indonesia dan Pengaruhnya Bagi Masyarakat
Multikulturalisme di Indonesia dan Pengaruhnya Bagi MasyarakatMultikulturalisme di Indonesia dan Pengaruhnya Bagi Masyarakat
Multikulturalisme di Indonesia dan Pengaruhnya Bagi Masyarakat
Anissatul Mukhoiriyah
 
Manajemen konflik
Manajemen konflikManajemen konflik
Manajemen konflik
Wdd Wuryanto
 
Bab 8 Pertentangan dan Integrasi Masyarakat
Bab 8 Pertentangan dan Integrasi MasyarakatBab 8 Pertentangan dan Integrasi Masyarakat
Bab 8 Pertentangan dan Integrasi Masyarakat
muhammad harsye ibra
 
Manusia, keragaman dan kesetaraan
Manusia, keragaman dan kesetaraanManusia, keragaman dan kesetaraan
Manusia, keragaman dan kesetaraanAfdal Zikri
 
Makalah kel 3 manj konflik
Makalah kel 3 manj konflikMakalah kel 3 manj konflik
Makalah kel 3 manj konflik
YusmiDarni
 
PPT KONFLIK SOSIAL 1.pptx
PPT KONFLIK SOSIAL 1.pptxPPT KONFLIK SOSIAL 1.pptx
PPT KONFLIK SOSIAL 1.pptx
WidiyaWati24
 

Similar to Memetakan potensi-konflik-di-jawa-timur (20)

Problematika sosial budaya
Problematika sosial budayaProblematika sosial budaya
Problematika sosial budaya
 
Soal dan Jawaban - ISBD
Soal dan Jawaban - ISBDSoal dan Jawaban - ISBD
Soal dan Jawaban - ISBD
 
Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat
Pertentangan Sosial dan Integrasi MasyarakatPertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat
Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat
 
Bab i23 fix
Bab i23 fixBab i23 fix
Bab i23 fix
 
otonomi daerah, konflik dan masalah etnisitas
otonomi daerah, konflik dan masalah etnisitasotonomi daerah, konflik dan masalah etnisitas
otonomi daerah, konflik dan masalah etnisitas
 
Seksualitas dan hegemoni
Seksualitas dan hegemoniSeksualitas dan hegemoni
Seksualitas dan hegemoni
 
Suplemen kb 5 modul pdab multikulturalisme ok
Suplemen kb 5 modul pdab multikulturalisme okSuplemen kb 5 modul pdab multikulturalisme ok
Suplemen kb 5 modul pdab multikulturalisme ok
 
486385994-PPT-Sosiologi-BAB-4.pptx
486385994-PPT-Sosiologi-BAB-4.pptx486385994-PPT-Sosiologi-BAB-4.pptx
486385994-PPT-Sosiologi-BAB-4.pptx
 
Bab 4 konflik, kekerasan, dan perdamaian std fix
Bab 4 konflik, kekerasan, dan perdamaian std fixBab 4 konflik, kekerasan, dan perdamaian std fix
Bab 4 konflik, kekerasan, dan perdamaian std fix
 
Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat
Pertentangan Sosial dan Integrasi MasyarakatPertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat
Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat
 
Agama dan masyarakat
Agama dan masyarakatAgama dan masyarakat
Agama dan masyarakat
 
Konflik dan Konsensus.ppt
Konflik dan Konsensus.pptKonflik dan Konsensus.ppt
Konflik dan Konsensus.ppt
 
Ilmu Sosial Dasar : Agama dan Masyarakat
Ilmu Sosial Dasar : Agama dan MasyarakatIlmu Sosial Dasar : Agama dan Masyarakat
Ilmu Sosial Dasar : Agama dan Masyarakat
 
Bab x-konflik-sosial
Bab x-konflik-sosialBab x-konflik-sosial
Bab x-konflik-sosial
 
Multikulturalisme di Indonesia dan Pengaruhnya Bagi Masyarakat
Multikulturalisme di Indonesia dan Pengaruhnya Bagi MasyarakatMultikulturalisme di Indonesia dan Pengaruhnya Bagi Masyarakat
Multikulturalisme di Indonesia dan Pengaruhnya Bagi Masyarakat
 
Manajemen konflik
Manajemen konflikManajemen konflik
Manajemen konflik
 
Bab 8 Pertentangan dan Integrasi Masyarakat
Bab 8 Pertentangan dan Integrasi MasyarakatBab 8 Pertentangan dan Integrasi Masyarakat
Bab 8 Pertentangan dan Integrasi Masyarakat
 
Manusia, keragaman dan kesetaraan
Manusia, keragaman dan kesetaraanManusia, keragaman dan kesetaraan
Manusia, keragaman dan kesetaraan
 
Makalah kel 3 manj konflik
Makalah kel 3 manj konflikMakalah kel 3 manj konflik
Makalah kel 3 manj konflik
 
PPT KONFLIK SOSIAL 1.pptx
PPT KONFLIK SOSIAL 1.pptxPPT KONFLIK SOSIAL 1.pptx
PPT KONFLIK SOSIAL 1.pptx
 

Memetakan potensi-konflik-di-jawa-timur

  • 1. Memetakan Potensi konflik di Jawa Timur Prof. Dr. Nur Syam, MSi Guru Besar Sosiologi Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel
  • 2. Bagan Konseptual • Konflik adalah suatu keadaan dimana dua atau lebih orang atau kelompok berada di dalam posisi diametral, dengan ciri khas adanya perbedaan pandangan, sikap dan perilaku. • Konflik kelas: konflik yang melibatkan dua kelas dalam masyarakat yang berbeda, yaitu kelas borjuis (majikan) dan kelas proletar (rakyat jelata) • Konflik fungsional: konflik bisa menyebabkan dinamika antar atau intern pelaku. Konflik dapat menjadi penyebab perubahan. • Konflik otoritas: konflik yang terjadi karena perbedaan dalam otoritas di antara pelaku-pelaku.
  • 3. Pandangan tentang Konflik • Pandangan tradisional: konflik harus dihindari dan dijauhkan dari kehidupan. Keteraturan sosial terjadi ketika tidak ada konflik. • Pandangan interaksionis: konflik dianggap penting untuk melakukan perubahan. Melalui konflik perubahan dapat dilakukan. • Pandangan human relation: konflik adalah sesuatu yang tidak dapat dihindarkan. Bahkan konflik suatu ketika bisa menguntungkan.
  • 4. Konflik dan Faktor Konflik • Konflik terjadi apabila dua atau lebih orang atau kelompok berbeda kepentingan, tujuan dan sarana mencapai tujuan. • Konflik kepentingan biasanya memiliki tensi yang lebih keras dibandingkan lainnya. • Konflik bisa difasilitasi oleh faktor politik, sosial, budaya, agama dan ekonomi.
  • 5. Faktor Konflik (Politik dan Agama) • Konflik politik, seperti: konflik dalam pemilu, pilkada, partai politik, konflik kekuasaan, birokrasi dan sebagainya. • Konflik agama, seperti: konflik antar umat beragama (Islam vs Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan sebagainya), konflik intern umat beragama, seperti: Kristen vs Katolik, NU vs Muhammadiyah, Islam radikal vs Islam Liberal, Ahmadiyah vs Islam lainnya, Syi’i vs Sunni.
  • 6. Faktor Budaya, Sosial dan Ekonomi • Konflik budaya: konflik etnis (madura vs dayak, Jawa vs Cina), konflik tradisi (misalnya abangan vs santri vs priyayi) • Konflik sosial: konflik majikan vs buruh, konflik antara wong gede vs wong cilik, konflik antara generasi tua vs generasi tua • Konflik ekonomi: konflik antara pengusaha besar vs pengusaha kecil, konflik antara tuan tanah vs petani gurem.
  • 7. Potensi konflik • Konflik aktual: konflik yang terjadi dalam bentuk kekerasan nyata, sehingga memiliki dampak terhadap fisik dan lingkungan • Konflik simbolik: konflik yang terjadi karena tekanan psikhologis dan memiliki dampak terhadap kejiwaan • Konflik aktual dan simbolik: konflik yang terjadi dalam bentuk kekerasan nyata dan psikhologis dan memiliki dampak fisik dan psikhis
  • 8. Kesenjangan Ekonomi • Kesenjangan ekonomi antar wilayah: suatu daerah dengan daerah lain berbeda sangat jauh dalam pendapatan perkapitanya. • Kesenjangan ekonomi antar penduduk: antar penduduk satu dengan lainnya memiliki kesenjangan yang besar, misalnya ada yang sangat kaya sementara ada yang sangat miskin. • Kesenjangan ekonomi antar etnis: antar etnis memiliki perbedaan ekonomi yang tinggi, misalnya etnis Cina dan Jawa.
  • 9. Faham Keagamaan • Agama bercorak ekspansionistik: agama memiliki domain ekspansionistik, sehingga keyakinan agama itu harus disebarkan • Problem truth claimed. Setiap agama memiliki kebenaran tunggal, sehingga menegasikan kebenaran lainnya. • Problem ketuhanan. Setiap agama mengklaim Tuhan yang benar dan salah • Problem ritual. Setiap agama meyakini ritual yang benar dan ritual yang salah.
  • 10. Hubungan Sosial • Masalah Sosial: konflik yang difasilitasi oleh hubungan sosial antar individu atau kelompok atau masyarakat. • konflik karena perebutan sumber daya sosial di suatu wilayah, seperti di dalam organisasi sosial kemasyarakatan. Misalnya perebutan kepemimpinan di suatu wilayah (RT/RW, kepemimpinan informal dsb) • Konflik intern masyarakat desa, konflik antar desa, atau konflik yang lebih luas. Misalnya konflik antar nelayan, carok, konflik antar pemuda dsb.
  • 11. Faktor Budaya dan Etnis • Setiap masyarakat dalam suatu entitas etnis memiliki budayanya sendiri. • Setiap etnis memiliki pattern for behaviour yang berbeda. • Setiap etnis menyimpan anggapan bahwa pola bagi tindakannya yang lebih unggul (secara laten) • Konflik bisa terjadi karena perbedaan budaya yang berposisi diametral. Seperti tesis Huntngton akan terjadi konflik peradaban yaitu antara Timur dengan Barat yang difasilitasi oleh agama dan budayanya.
  • 12. Potensi Konflik di Jawa Timur • Realitas konflik antar umat beragama, yaitu Kasus Soleh sebagai pemicu konflik di Situbondo yang melibatkan umat Islam dan Katolik • Realitas konflik dari perbedaan faham agama seperti kasus Yusman Roy (shalat Bahasa Indonesia), Kasus Ardhi Hussein (YANK), Kasus (Shalat menyentuh tanah) dan sebagainya • Realitas konflik antar etnis, seperti penganiayaan PRT dan berakibat munculnya sentimen etnis • Realitas konflik politik, seperti ketika terjadi pemilu, pilkada, pilpres, pilkades dan sebagainya.
  • 13. Pandangan Antropologis • Masyarakat Jawa Timur terbagi ke dalam wilayah Mataraman dan Monconegari • Secara tipologikal, masyarakat Mataraman lebih halus dibanding masyarakat Monconegari • Potensi konflik di wilayah monconegari lebih tinggi dibanding dengan wilayah mataraman. • Daerah tapal kuda sering diidentifikasi rawan konflik demikian pula wilayah pesisir. • Wilayah konflik bercorak lokalitas (intern desa atau antar desa)
  • 14. Pandangan Politik • Konflik mengeras karena faktor politik. • Kasus Pemilu, pilpres, pilkada, pilkades. • Kasus Pilkada di Tuban, Banyuwangi, Situbondo dan sebagainya. • Kasus PAN, PKB, PDIP dalam kampanye Pemilu.
  • 15. Memanej Konflik agama • Menjadikan konflik fungsional bagi perubahan • Mengisi ruang kosong humanitas (agama) • Menghargai “kebenaran universal” dalam setiap keyakinan beragama. • Tidak mendialogkan persoalan keyakinan (Tuhan, Nabi, Kitab suci, dan keyakinan prinsip dalam agama. • Mendialogkan persoalan kemanusiaan, seperti kemiskinan, keterbelakangan, ekonomi dsb. • Melakukan kerjasama lintas struktur agama.
  • 16. Memanej konflik-ekonomi • Mengurangi kesenjangan ekonomi antar golongan sosial • Membangun lembaga kebersamaan untuk mengentas dan memberdayakan ekonomi kaum lemah. • Membangun jaringan kerjasama untuk saling menguntungkan. • Mengurangi prejudice antar kelompok dalam pengembangan ekonomi. • Menguatkan kelembagaan ekonomi di wilayah rawan konflik-ekonomi.
  • 17. Memanej konflik budaya-etnis • • • • • • Membangun kesepahaman antar etnis Membangun sikap inklusif. Meminimalkan prasangka antar etnis. Membangun program berbasis humanitas. Membangun kerjasama antar etnis. Mengembangkan upaya bersama untuk memberdayakan masyarakat.
  • 18. Bagaimana Caranya? • • • • • Duduk bersama Dialog Ambil kesepakatan Lakukan kerjasama merumuskan program Kerjakan bersama atas dasar potensi yang dimiliki. • Lakukan secara berkesinambungan • Rasakan manfaat kebersamaan
  • 19. Akhirnya.. • • • • • • Terima kasih Matur kaso’on Syukran katsiran Thanks Sampai jumpa lagi. Wassalamu alaikum wr.wb dan salam sejahtera.