Dokumen tersebut membahas tentang Wawasan Wiyata Mandala yang merupakan cara memandang sekolah sebagai lingkungan pendidikan. Untuk mewujudkannya diperlukan peran kepala sekolah, guru, siswa, dan masyarakat sekitar. Sekolah harus menjadi tempat belajar yang aman, nyaman, bersih dan tertib.
Model
Group Investigation
menurut Slavin (2005:216) ”Penting bagi
GroupInvestigation
adalah perencanaan kooperatif siswa atas apa yang dituntut dari mereka.Anggota kelompok mengambil bagian dalam merencanakan berbagai dimensi dantuntutan dari proyek mereka. Kemampuan perencanaan kooperatif harus diperkenalkansecara bertahap kedalam kelas dan dilatih dalam berbagai situasi sebelum kelas
tersebut melaksanakan proyek investigasi penuh”. Hal ini dimaksudkan ba
hwa
GroupInvestigation
akan berhasil dilakukan apabila setiap anggota kelompok ikut sertaberpartisipasi aktif dari awal kegiatan sampat akhir yaitu dalam hal perencanaan,investigasi, penyusunan laporan atau pun presentasi hasil investigasi yang harusdilakukan untuk bisa berjalan dengan lancar. Setiap anggota juga dituntut untuk bisamelaksanakan proyek investigasi secara penuh dan mempunyai kemampuanperencanaan baik secara bertahap.Model
Group Investigation
menurut Winata Putra (1992 ; 63) “Sifat de
mokrasidalam kooperatif tipe GI ditandai oleh keputusan-keputusan yang dikembangkan atausetidaknya diperkuat oleh pengalaman kelompok dalam konteks masalah yang menjadi
titik sentral kegiatan belajar”. Dari penyataan diatas dapat disimpulkan bahwa model
Group Investigation memiliki keunggulan yaitu model ini membantu peserta didik untuklebih berperan aktif dalam melakukan kegiatan belar mengajar karena merekadilinatkan secara langsung untuk memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapi,membantu peserta didik untuk lebih peka melihat permasalahan sehingga hasil belajarpun memjadi meningkat.Pembelajaran pada kelas Group Investigation memberikan kesempatan kepadapeserta didik untuk mengalami sendiri aktivitas dan pengalaman dalam belajar secaranyata. Mereka memperoleh informasi dengan mengkonstruksi sendiri dari data-datayang didapatkannya. Selain itu, dalam pembelajaran Group Investigation siswaberperan sebagai ilmuwan. Mereka memilih topik yang ingin mereka ketahui,melakukan penyelidikan, memperoleh kesimpulan dari penyelidikannya yang kemudiandisebarkan kepada siswa yang lainnya, dan mengkritisi hasil penyelidikan kelompokdalam tahap evaluasi. Dengan diperlakukan seperti ilmuwan, siswa terlatih untuk tekun,bersikap ingin tahu dalam mencari informasi, jujur dalam mengolah data, terbuka dalam
menerima pendapat dari orang lain, dan teliti demi memperoleh informasi sevalidmungkin.Pada model pembelajaran Group Investigation, siswa melalui presentasidipancing untuk mengembangkan sikap terbuka terhadap pendapat orang lain, maupundalam menyampaikan pendapat sendiri. Selain itu, karena informasi yang diperolehdalam penyelidikan dipresentasikan kepada siswa lain, siswa menjadi lebih tergugahuntuk tekun dalam melaksanakan kegiatan belajar dengan tujuan apa yangdisampaikan kepada siswa lain terhindar dari kesalahan yang berarti. Merekatertantang untuk mencari jawaban dari keingintahuan mereka sejujur mungkin karenadalam presentasi, siswa lain akan menyanggah jika apa yang diutarakannya tidaksesuai dengan kebe
Model
Group Investigation
menurut Slavin (2005:216) ”Penting bagi
GroupInvestigation
adalah perencanaan kooperatif siswa atas apa yang dituntut dari mereka.Anggota kelompok mengambil bagian dalam merencanakan berbagai dimensi dantuntutan dari proyek mereka. Kemampuan perencanaan kooperatif harus diperkenalkansecara bertahap kedalam kelas dan dilatih dalam berbagai situasi sebelum kelas
tersebut melaksanakan proyek investigasi penuh”. Hal ini dimaksudkan ba
hwa
GroupInvestigation
akan berhasil dilakukan apabila setiap anggota kelompok ikut sertaberpartisipasi aktif dari awal kegiatan sampat akhir yaitu dalam hal perencanaan,investigasi, penyusunan laporan atau pun presentasi hasil investigasi yang harusdilakukan untuk bisa berjalan dengan lancar. Setiap anggota juga dituntut untuk bisamelaksanakan proyek investigasi secara penuh dan mempunyai kemampuanperencanaan baik secara bertahap.Model
Group Investigation
menurut Winata Putra (1992 ; 63) “Sifat de
mokrasidalam kooperatif tipe GI ditandai oleh keputusan-keputusan yang dikembangkan atausetidaknya diperkuat oleh pengalaman kelompok dalam konteks masalah yang menjadi
titik sentral kegiatan belajar”. Dari penyataan diatas dapat disimpulkan bahwa model
Group Investigation memiliki keunggulan yaitu model ini membantu peserta didik untuklebih berperan aktif dalam melakukan kegiatan belar mengajar karena merekadilinatkan secara langsung untuk memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapi,membantu peserta didik untuk lebih peka melihat permasalahan sehingga hasil belajarpun memjadi meningkat.Pembelajaran pada kelas Group Investigation memberikan kesempatan kepadapeserta didik untuk mengalami sendiri aktivitas dan pengalaman dalam belajar secaranyata. Mereka memperoleh informasi dengan mengkonstruksi sendiri dari data-datayang didapatkannya. Selain itu, dalam pembelajaran Group Investigation siswaberperan sebagai ilmuwan. Mereka memilih topik yang ingin mereka ketahui,melakukan penyelidikan, memperoleh kesimpulan dari penyelidikannya yang kemudiandisebarkan kepada siswa yang lainnya, dan mengkritisi hasil penyelidikan kelompokdalam tahap evaluasi. Dengan diperlakukan seperti ilmuwan, siswa terlatih untuk tekun,bersikap ingin tahu dalam mencari informasi, jujur dalam mengolah data, terbuka dalam
menerima pendapat dari orang lain, dan teliti demi memperoleh informasi sevalidmungkin.Pada model pembelajaran Group Investigation, siswa melalui presentasidipancing untuk mengembangkan sikap terbuka terhadap pendapat orang lain, maupundalam menyampaikan pendapat sendiri. Selain itu, karena informasi yang diperolehdalam penyelidikan dipresentasikan kepada siswa lain, siswa menjadi lebih tergugahuntuk tekun dalam melaksanakan kegiatan belajar dengan tujuan apa yangdisampaikan kepada siswa lain terhindar dari kesalahan yang berarti. Merekatertantang untuk mencari jawaban dari keingintahuan mereka sejujur mungkin karenadalam presentasi, siswa lain akan menyanggah jika apa yang diutarakannya tidaksesuai dengan kebe
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
2. DEFINISI WAWASAN WIYATA MANDALA
Wawasan berarti cara meninjau, cara memandang, cara
melihat, cara tanggapan indrawi terhadap sesuatu
(lingkungan).
Wiyata berarti pendidikan.
Mandala berati lingkaran, bundaran, bulatan, atau lingkungan.
Wawasan Wiyata Mandala adalah cara memandang sekolah
sebagai lingkungan pendidikan dan pembelajaran.
3. SEKOLAH SEBAGAI LINGKUNGAN PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
MAKA ................
Sekolah mengemban misi pendidikan oleh
karena itu sekolah tidak boleh digunakan untuk
tujuan-tujuan lain diluar bidang pendidikan.
Sekolah harus benar-benar menjadi ciri khas
masyarakat belajar di dalamnya.
Sekolah terus menerus menggali, mengenal,
memahami, menyadari, menguasai,
menghayati , dan menyampaikan nilai-nilai
positif yang ada pada sekolah.
Sekolah menjadi suri tauladan masyarakat
sekitarnya karena misi pendidikannya itu.
4. CARA MEWUJUDKAN WAWASAN WIYATA MANDALA ADALAH
:
Ada 5 komponen penting :
1. Peran Kepala Sekolah
2. Peran Guru
3. Peran Civitas Akademika
4. Peran Murid
5. Peran masyarakat sekitar
5. 1. PERAN KEPALA SEKOLAH :
a. Berwenang dan bertanggung jawab penuh terhadap
penyelenggaraan pendidikan di lingkungan sekolah.
b. Kepala sekolah dihormati dan berwibawa artinya siapapun
yang berkepentingan dengan sekolah harus melalui kepala
sekolah.
c. Semua aparat sekolah tidak boleh bertindak sendiri-sendiri
melainkan atas seijin kepala sekolah.
d. Kepala sekolah melaksanakan program-program yang
telah disusun bersama komite sekolah.
e. Menyelenggarakan musyawarah sekolah yang melibatkan
pendidik, osis, komite sekolah, toma, dan pihak keamanan
setempat.
6. f. Menertibkan lingkungan sekolah baik yang
berbentuk sarana maupun peraturan atau tata
tertib.
g. Mengadakan rapat koordinasi yang bersifat
insidentil interen antara guru, wali murid,
maupaun siswa.
h. Menyelenggarakan kegiatan yang dapat
menunjang kegiatan sekolah seperti (PKS,
Pramuka, PMR, Paskibraka, Kesenian, dll).
7. 2. PERAN GURU :
a. Menjunjung tinggi martabat dan citranya baik
sikap dan tingkah lakunya.
b. Menjadi tauladan di masyarakat (pamong).
c. Guru harus mampu memimpin baik di lingkungan
sekolah maupun diluar lingkungan sekolah.
d. Digugu dan ditiru, dipercaya oleh diri sendiri dan
warga sekolah.
8. 3. PERAN CIVITAS AKADEMIKA :
a. Tata Usaha harus mendukung kepentingan
administrasi dalam rangka proses belajar
mengajar di sekolah.
b. Perangkat sekolah yang lain seperti pegawai,
Satpam, Tukang Kebun, piket dll, harus
melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai
bidang tugas masing-masing.
b. Semua warga sekolah menjalin rasa
persaudaraan demi kenyaman warga sekolah.
9. 4. PERANAN MURID :
a. Mentaati tata tertib yang berlaku di sekolah tanpa
kecuali.
b. Hormat dan sopan kepada guru dan warga
sekolah yang lain.
c. Hormat dan sopan kepada teman
d. Belajar yang tekun
e. Menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.
f. Menjaga nama baik keluarga dan sekolah di
manapun berada.
g. Menjauhi narkoba.
h. Menjaga dan memelihara fasilitas belajar dan
mengajar.
10. i. Menjaga keamanan sekolah.
j. Melaporkan peristiwa negatif yang terjadi di
sekolah kepada OSIS, guru, wakil kepala
sekolah, BP atau Kepala sekolah.
k. Memelihara lingkungan sekolah.
11. 5. PERANAN MASYARAKAT :
a. Mendukung program dan kebijakan
sekolah dalam rangka pemajuan PBM.
b. Memberi saran dalam pemajuan proses
belajar dan mengajar.
c. Ikut menjaga keamanan lingkungan
sekolah.
d. Mengadakan kerjasama dengan pihak
sekolah melalui Komite sekolah.
12. SEKOLAH SEBAGAI KAWASAN WIYATA
MANDALA
7 K
1. Keamanan/Kenyamanan
2. Kekeluargaan
3. Kedisiplinan
4. Kerindangan
5. Kebersihan
6. Keindahan
7. Ketertiban
13. PENGGUNAAN SEKOLAH
Sebagai Lembaga Pendidikan Maka Sekolah tidak boleh
digunakan untuk :
a. Promosi dan penjualan produk yang tidak ada
hubungannya dengan pendidikan.
b. Tempat penyebaran aliran sesat dan penyebaran ajaran
agama tertentu yang bertentangan dengan Undang-
Undang.
c. Propaganda politik atau tempat berkampanye.
d. Shooting film atau sinetron tanpa izin Pemda.
e. Kegiatan yang dapat menimbulkan kerusakan,
perselisihan, sehingga susana sekolah menjadi
tidak kondusif.
14. MEKANISME PELAKSANAAN WIYATA
MANDALA
A. Tahap Preventif :
1. Memelihara sekolah melalui 7 K.
2. Menciptakan suasana harmonis antar
warga sekolah.
3. Membentuk jaring pengawasan ( Razia).
4. Menghilangkan bentuk peloncoan saat
MOS.
5. Mengisi jam kosong dengan kegiatan
ekstrakurikuler.
6. Meningkatkan keamanan dan ketertiban
saat berangkat dan usai sekolah.
15. B. Tahap represif :
1. Mendamaikan pihak yang terlibat perselisihan.
2. Menetralisisr isu negatif yang berkembang.
3. Berkoordinasi dengan pihak keamanan bila ada
kriminal di Sekolah.
4. Penyelesaian kasus secara hukum terhadap
kasus
yang melibatkan pihak luar sekolah.
5. Mengadakan Bimbingan dan Penyuluhan.
6. Memberikan sanksi sesuai tata tertib yang
berlaku.