SlideShare a Scribd company logo
1
PAJAK PENGHASILAN
PASAL 21
2
PAJAK PENGHASILAN PASAL 21
Pajak penghasilan yang dipungut sehubungan
dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan yang
dilakukan oleh Wajib Pajak Orang Pribadi adalah
pajak atas penghasilan atas gaji, upah, honorarium,
tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan
dalam bentuk apapun sehubungan dengan
pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang
dilakukan oleh WPOP dalam negeri.
PPh pasal 21 dipotong, disetor, dan dilaporkan
oleh Pemotong Pajak, yaitu pemberi kerja,
bendaharawan pemerintah, dana pensiun, badan,
perusahaan dan penyelenggaraan kegiatan.
3
WAJIB PAJAK PPh PASAL 21
Penerima penghasilan yang dipotong PPh Ps 21:
1. Pejabat Negara
2. PNS
3. Pegawai
4. Pegawai Tetap
5. Pegawai dengan status WPLN
6. Tenaga Lepas
7. Penerima Pensiun
8. Penerima Honorarium
9. Penerima Upah
4
BUKAN WAJIB PAJAK PPh PASAL 21
1.Pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat
• Bukan WNI
• Tidak menerima/memperoleh penghasilan
lain di luar jabatannya di Indonesia
• Negara yang bersangkutan memberikan
perlakuan timbal balik
2.Pejabat perwakilan organisasi internasional
• Bukan WNI
• Tidak menjalankan usaha/melakukan
kegiatan/pekerjaan lain untuk memperoleh
penghasilan di Indonesia
5
SUBJEK PAJAK PPh PASAL 21
1. Pegawai (PNS,pegawai tetap,pegawai
lepas yang memperoleh penghasilan dari
pemberi kerja secara berkala)
2. Penerima pensiun
3. Penerima honorarium
4. Penerima upah
5. Orang pribadi yang memperoleh
penghasilan sehubungan dengan
pekerjaan,jasa,atau kegiatan dari
pemotong pajak
6
PENGECUALIAN SUBJEK PAJAK
1. Pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat
atau pejabat lain dari negara asing dan
orang-orang yang diperbantukan kepada
mereka dan bertempat tinggal sama dengan
mereka dengan syarat bukan WNI serta tidak
menerima/memperoleh penghasilan lain di
luar jabatannya
2. Pejabat perwakilan organisasi internasional
dengan syarat bukan WNI dan tidak
menjalankan usaha/kegiatan lain untuk
memperoleh penghasilan di Indonesia
7
HAK DAN KEWAJIBAN SUBJEK PAJAK
1. Pada saat mulai bekerja atau mulai
pensiun, untuk mendapatkan pengurangan
PTKP, penerima penghasilan harus
menyerahkan surat pernyataan kepada
pemotong pajak sebagaimana yang
dimaksud dalam Pasal 21 yang
menyatakan jumlah tanggungan keluarga
pada permulaan tahun takwin atau pada
permulaan menjadi subjek pajak DN
8
2. Jumlah PPh Pasal 21 yang dipotong
merupakan kredit pajak bagi penerima
penghasilan yang dikenakan pemotongan
untuk Tahun Pajak yang besangkutan,
kecuali PPh yang bersifat final
3. Apabila WP menerima penghasilan dari
pemberi kerja yang dikecualikan sebagai
pemotong pajak, maka WP tersebut harus
menghitung, menyetorkan, dan melaporkan
sendiri dalam SPT atas penghasilan
tersebut.
9
OBJEK PAJAK PPh PASAL 21
1. Penghasilan yang diterima/diperoleh
pegawai/penerima pensiun secara teratur
berupa gaji,uang pensiun
bulanan,upah,honorarium, tunjangan
2. Penghasilan yang diterima/diperoleh
pegawai/penerima pensiun secara tidak
teratur berupa jasa produksi, tantiem, THR,
gratifikasi,bonus
3. Upah harian,upah borongan,upah satuan,
upah borongan yang diterima tenaga kerja
lepas
10
4. Uang tebusan pensiun,uang THT,uang
pesangon,sehubungan dengan PHK
5. Gaji,gaji kehormatan,tunjangan lain yang
terkait dengan gaji/honorarium yang bersifat
tidak tetap yang diterima oleh PNS
6. Penerimaan dalam bentuk natura dan
kenikmatan lainnya yang diberikan oleh bukan
WP selain pemerintah atau WP yang
dikenakan PPh final dan yang dikenakan
berdasarkan norma penghitungan khusus
(deemed profit)
11
7. Honorarium,uang saku,hadiah/penghargaan,
komisi,beasiswa,dan pembayaran lain sebagai
imbalan sehubungan dengan pekerjaan,jasa:
• Tenaga ahli
• Olahrawan
• penasihat.,pengajar,pelatih,penceramah
• Pemain musik,pembawa acara,pelawak
• Agen iklan
• Peserta perlombaan
• Penjaja barang dagangan
• Peserta pendidikan,pelatihan,pemagangan
• Distributor pengusaha MLM
12
PENGECUALIAN OBJEK PAJAK PPh PASAL 21
1. Pembayaran asuransi dari perusahaan asuransi
kesehatan,asuransi jiwa,asuransi dwiguna
2. Penerimaan dalam bentuk natura/kenikmatan
kecuali penghasilan yang dipotong PPh Pasal
21 termasuk penerimaan dalam bentuk natura/
kenikmatan yang diberikan oleh bukan WP/WP
yang dikenakan PPh final
3. Iuran pensiun dan iuran jaminan hari tua yang
dibayar oleh pemberi kerja
13
4. Penerimaan dalam bentuk natura/
kenikamatan yang diberikan oleh
pemerintah
5. Kenikmatan berupa pajak yang
ditanggung pemerintah
6. Zakat yang diterima oleh OP yang
berhak dari badan/lembaga amil zakat
yang dibentuk/disyahkan oleh
pemerintah
14
PEMOTONG PPh PASAL 21
1. Pemberi kerja yang membayar gaji,upah,
honorarium,tunjangan sehubungan dengan
pekerjaan/jasa yang dilakukan oleh pegawai/
bukan pegawai
2. Bendaharawan pemerintah yang membayar
gaji,upah,honorarium,tunjangan sehubungan
dengan pekerjaan/jabatan,jasa dan kegiatan
3. Dana pensiun,badan penyelenggara
Jamsostek,dan badan lain yang membayar
uang pensiun dan THT/Jaminan Hari Tua
15
4. Perusahaan,badan,BUT yang membayar
honorarium sebagai imbalan sehubungan
dengan kegiatan dan jasa termasuk jasa tenaga
ahli dengan status WP DN yang melakukan
pekerjaan bebas
5. Persh,badan,BUT yang membayar honorarium
sebagai imbalan sehubungan dengan kegiatan
dan jasa yang dilakukan oleh OP dengan status
WP LN
6. Yayasan,lembaga kepanitiaan,asosiasi sebagai
pembayar gaji,upah sehubungan dengan
pekerjaan,jasa,kegiatan yang dilakukan OP
16
7. Perusahaan,badan,BUT yang
membayarkan honorarium atau imbalan
lain kepada peserta pendidikan,pelatihan
dan pemagangan
8. Penyelenggara kegiatan (termasuk badan
pemerintah,organisasi termasuk organisasi
internal,perkumplan,OP serta lembaga
lainnya yang melakukan kegiatan) yang
membayar honorarium,hadiah atau
penghargaan dalam bentuk apapun kepada
WPOP DN berkenaan suatu kegiatan.
17
HAK DAN KEWAJIBAN PEMOTONG
PAJAK PPh PASAL 21
KEWAJIBAN PEMOTONG PAJAK
• Mendaftarkan diri
• Menghitung, memotong, dan menyetorkan
pajak
• Menghitung kembali PPh Pasal 21 yang
terutang
• Mengisi, menandatangani dan menyampaikan
SPT
18
DIKECUALIKAN SBG PEMOTONG PAJAK
1. Kantor Perwakilan Negara Asing
2. Organisasi internasional seperti IMF, ILO
19
TARIF PAJAK PENGHASILAN
PASAL 21
Tarif pajak yang digunakan sebagai tarif
pemotongan atas penghasilan yang terutang PPh
pasal 21 yaitu tarif pajak pasal 17 UU PPh.
Besarnya tarif pajak PPh pasal 21 yang diterapkan
terhadap WP yang tidak memiliki NPWP menjadi
lebih tinggi 20% dari tarif yang ditetapkan terhadap
WP yang mempunyai NPWP.
20
BIAYA JABATAN DAN BIAYA PENSIUN
Biaya jabatan adalah biaya untuk mendapatkan,
menagih,dan memelihara penghasilan yang
besarnya 5% dari penghasilan bruto, setinggi-
tingginya Rp 6.000.000 setahun atau Rp
500.000 sebulan.
Biaya pensiun adalah biaya untuk mendapatkan,
menagih, dan memelihara uang pensiun yang
besarnya 5% dari penghasilan bruto berupa
uang pensiun setinggi-tingginya Rp 432.000
setahun atau Rp 36.000 sebulan
21
TARIF PAJAK DAN PENERAPANNYA
1. Tarif Pasal 17 UU PPh,diterapkan atas PKP
dari:
a.Pegawai tetap,besarnya penghasilan
bruto dikurangi dengan:
• Biaya jabatan
• Iuran pensiun yang dibayar sendiri
oleh pegawai (termasuk iuran
tabungan hari tua/jaminan hari tua)
• PTKP
22
b. Penerima pensiun yang dibayar
secara bulanan, besarnya penghasilan
bruto dikurangi dengan:
• Biaya pensiun
• PTKP
c. Pegawai tidak tetap,pegawai,dan calon
pegawai yang dibayarkan secara bulanan
adalah sebesar penghasilan bruto
dikurangi PTKP
23
d. Distributor perusahaan MLM/direct
selling, penghasilan bruto setiap bulan
dikurangi dengan PTKP per bulan
PPh Pasal 21 = PKP x Tarif Pasal 17 UU PPh
24
2. Tarif berdasarkan pasal 17 UU PPh, diterapkan
atas penghasilan bruto berupa:
a. Honorarium,uang saku, hadiah, penghargaan,
komisi,dan pembayaran lain dengan nama
sebagai imbalan atas jasa atau kegiatan yang
jumlahnya dihitung tidak atas dasar
banyaknya hari yang diperlukan untuk
menyelesaikan jasa atau kegiatan yang
diberikan yang diterima atau diperoleh dalam
satu bulan takwin.
Pada tahun 2009 beasiswa tidak menjadi
objek PPh pasal 21.
25
b. Honorarium yang diterima atau diperoleh anggota
dewan komisaris atau dewan pengawas yang tidak
merangkap sebagai pegawai tetap pada
perusahaan yang sama selama satu tahun takwin
c. Jasa produksi,tantiem,gratifikasi,bonus yang
diterima atau diperoleh mantan pegawai selama
satu tahun takwin
d. Penarikan dana pensiun oleh peserta program
pensiun yang dibayarkan oleh penyelenggara
program pensiun
PPh Pasal 21 = Penghasilan Bruto x Tarif
Pasal 17 UU PPh
26
3. Tarif 15%, diterapkan atas perkiraan
penghasilan neto yang dibayarkan atau
terutang kepada tenaga ahli yang
melakukan pekerjaan bebas
(pengacara,akuntan,dokter,arsitek,notaris,
penilai,aktuaris). Besarnya perkiraan
penghasilan neto adalah 50% dari
penghasilan bruto berupa honorarium
atau imbalan lain.
PPh Pasal 21 = (Penghasilan Bruto x 50%)x 15%
27
4. Tarif 5% diterapkan atas upah harian,upah
mingguan,upah satuan,upah borongan dan
uang saku harian yang jumlahnya melebihi
Rp 132.000 sehari tetapi tidak melebihi Rp
1.320.000 dalam satu bulan takwin dan/
tidak dibayarkan secara bulanan.
PPh Pasal 21 sehari =
(Penghasilan Bruto Sehari – Rp 132.000)x 5%
28
TARIF PPh PASAL 21 FINAL
1. Uang pesangon,uang tebusan pensiun dan
Tunjangan Hari Tua atau Jaminan Hari Tua
dipotong PPh bersifat final dengan ketentuan
sbb:
• Atas jumlah penghasilan bruto Rp
25.000.000 atau kurang tidak dikenakan PPh
• Atas jumlah diatas Rp 25.000.000 diatur
dengan ketentuan sbb:
29
Lapisan Kena Pajak Tarif
Sampai dengan Rp 25.000.000 5%
Rp 50.000.000 s/d Rp 100.000.000 10%
Rp 100.000.000 s/d Rp 200.000.000 15%
Diatas Rp 200.000.000 25%
30
2. Tarif 15% dan bersifat final diterapkan atas
penghasilan bruto berupa honorarium yang
diterima pejabat negara,PNS,anggota
TNI/POLRI yang sumber dananya berasal dari
keuangan negara, kecuali yang dibayarkan
kepada PNS golongan IId ke bawah dan
TNI/POLRI berpangkat Pembantu Lettu ke
bawah atau Ajun Insp. Tk Satu ke bawah.
PPh Pasal 21 FINAL = Penghasilan Bruto x 15%
31
3. Hadiah dan penghargaan perlombaan dipungut
PPh final sebesar 25% dari jumlah bruto hadiah
undian
4. Honorarium/komisi yang dibayarkan kepada
penjaja barang dan petugas dinas luar asuransi
dipungut PPh final 5% dari jumlah bruto
Saat Terutang
Pemotongan pajak penghasilan yang dilakukan
oleh pihak-pihak sebagai pemotong PPh Pasal
21 sebagaimana dimaksud pda Pasal 21 ayat 1
UU PPh tersebut terutang pada akhir bulan
dilakukannya pembayaran atau pada akhir bulan
terutangnya penghasilan yang bersangkutan
tergantung peristiwa yang terjadi terlebih dahulu.

More Related Content

Similar to MATERI PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 UNTUK UMUM.ppt

Slide-ACC-411-Slide-7.pptx
Slide-ACC-411-Slide-7.pptxSlide-ACC-411-Slide-7.pptx
Slide-ACC-411-Slide-7.pptx
IrwanMusic
 
SLIDE PER 31 TAHUN 2021 (1).pptx
SLIDE PER 31 TAHUN 2021 (1).pptxSLIDE PER 31 TAHUN 2021 (1).pptx
SLIDE PER 31 TAHUN 2021 (1).pptx
WidiaNoviaShafira
 
PPh-21-20022017.pptx
PPh-21-20022017.pptxPPh-21-20022017.pptx
PPh-21-20022017.pptx
GilangAntono
 
P ph 21-pajak-1-26022018
P ph 21-pajak-1-26022018P ph 21-pajak-1-26022018
P ph 21-pajak-1-26022018
andriandewantara
 
kelompok 3.pptx
kelompok 3.pptxkelompok 3.pptx
kelompok 3.pptx
WarihChrizt
 
kelompok 3.pptx
kelompok 3.pptxkelompok 3.pptx
kelompok 3.pptx
WarihChrizt
 
makalah Pajak penghasilan pasal 21
makalah Pajak penghasilan pasal 21makalah Pajak penghasilan pasal 21
makalah Pajak penghasilan pasal 21Fitri Bersahabat
 
Pajak witholding-p ph-21-26-tahun-pajak-2013
Pajak witholding-p ph-21-26-tahun-pajak-2013Pajak witholding-p ph-21-26-tahun-pajak-2013
Pajak witholding-p ph-21-26-tahun-pajak-2013
Almira Agusta
 
6 dan 7 PAJAK PENGHASILAN PASAL 21.ppt
6 dan 7 PAJAK PENGHASILAN PASAL 21.ppt6 dan 7 PAJAK PENGHASILAN PASAL 21.ppt
6 dan 7 PAJAK PENGHASILAN PASAL 21.ppt
CesiliaArum1
 
Tata cara pemotongan pph pasal 21
Tata cara pemotongan pph pasal 21Tata cara pemotongan pph pasal 21
Tata cara pemotongan pph pasal 21
Mohammad Luqman Firmansyah
 
Pajak penghasilan pasal 21
Pajak penghasilan pasal 21Pajak penghasilan pasal 21
Pajak penghasilan pasal 21
maryaxfate
 
(4) PENYUSUTAN, PAJAK PENGHASILAN BADAN PRIBADI.pptx
(4) PENYUSUTAN, PAJAK PENGHASILAN BADAN PRIBADI.pptx(4) PENYUSUTAN, PAJAK PENGHASILAN BADAN PRIBADI.pptx
(4) PENYUSUTAN, PAJAK PENGHASILAN BADAN PRIBADI.pptx
AlleAldine
 
Pph pasal 21
Pph pasal 21Pph pasal 21
Pph pasal 21
Ardan pratama
 
Perpajakan 2
Perpajakan 2Perpajakan 2
Perpajakan 2
DWIASTUTYARFAH
 
PPh pasal 21/26
PPh pasal 21/26PPh pasal 21/26
PPh pasal 21/26
JEMMY ESROM SERANG
 
Natal kristiono hukum pajak materi pph_21_dan_26_new
Natal kristiono hukum pajak  materi pph_21_dan_26_newNatal kristiono hukum pajak  materi pph_21_dan_26_new
Natal kristiono hukum pajak materi pph_21_dan_26_new
natal kristiono
 
Pajak Penghasilan Pasal 21 yang dilakukan oleh orang pribadi
Pajak Penghasilan Pasal 21 yang dilakukan oleh orang pribadiPajak Penghasilan Pasal 21 yang dilakukan oleh orang pribadi
Pajak Penghasilan Pasal 21 yang dilakukan oleh orang pribadi
ssuser676e10
 

Similar to MATERI PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 UNTUK UMUM.ppt (20)

Slide-ACC-411-Slide-7.pptx
Slide-ACC-411-Slide-7.pptxSlide-ACC-411-Slide-7.pptx
Slide-ACC-411-Slide-7.pptx
 
SLIDE PER 31 TAHUN 2021 (1).pptx
SLIDE PER 31 TAHUN 2021 (1).pptxSLIDE PER 31 TAHUN 2021 (1).pptx
SLIDE PER 31 TAHUN 2021 (1).pptx
 
P ph pasal21
P ph pasal21P ph pasal21
P ph pasal21
 
PPh-21-20022017.pptx
PPh-21-20022017.pptxPPh-21-20022017.pptx
PPh-21-20022017.pptx
 
P ph 21-pajak-1-26022018
P ph 21-pajak-1-26022018P ph 21-pajak-1-26022018
P ph 21-pajak-1-26022018
 
kelompok 3.pptx
kelompok 3.pptxkelompok 3.pptx
kelompok 3.pptx
 
kelompok 3.pptx
kelompok 3.pptxkelompok 3.pptx
kelompok 3.pptx
 
makalah Pajak penghasilan pasal 21
makalah Pajak penghasilan pasal 21makalah Pajak penghasilan pasal 21
makalah Pajak penghasilan pasal 21
 
Pajak witholding-p ph-21-26-tahun-pajak-2013
Pajak witholding-p ph-21-26-tahun-pajak-2013Pajak witholding-p ph-21-26-tahun-pajak-2013
Pajak witholding-p ph-21-26-tahun-pajak-2013
 
6 dan 7 PAJAK PENGHASILAN PASAL 21.ppt
6 dan 7 PAJAK PENGHASILAN PASAL 21.ppt6 dan 7 PAJAK PENGHASILAN PASAL 21.ppt
6 dan 7 PAJAK PENGHASILAN PASAL 21.ppt
 
Tata cara pemotongan pph pasal 21
Tata cara pemotongan pph pasal 21Tata cara pemotongan pph pasal 21
Tata cara pemotongan pph pasal 21
 
Pajak penghasilan pasal 21
Pajak penghasilan pasal 21Pajak penghasilan pasal 21
Pajak penghasilan pasal 21
 
(4) PENYUSUTAN, PAJAK PENGHASILAN BADAN PRIBADI.pptx
(4) PENYUSUTAN, PAJAK PENGHASILAN BADAN PRIBADI.pptx(4) PENYUSUTAN, PAJAK PENGHASILAN BADAN PRIBADI.pptx
(4) PENYUSUTAN, PAJAK PENGHASILAN BADAN PRIBADI.pptx
 
Pph pasal 21
Pph pasal 21Pph pasal 21
Pph pasal 21
 
Perpajakan 2
Perpajakan 2Perpajakan 2
Perpajakan 2
 
PPH Pasal 21
PPH Pasal 21PPH Pasal 21
PPH Pasal 21
 
PPh pasal 21/26
PPh pasal 21/26PPh pasal 21/26
PPh pasal 21/26
 
Makalah pph21
Makalah pph21Makalah pph21
Makalah pph21
 
Natal kristiono hukum pajak materi pph_21_dan_26_new
Natal kristiono hukum pajak  materi pph_21_dan_26_newNatal kristiono hukum pajak  materi pph_21_dan_26_new
Natal kristiono hukum pajak materi pph_21_dan_26_new
 
Pajak Penghasilan Pasal 21 yang dilakukan oleh orang pribadi
Pajak Penghasilan Pasal 21 yang dilakukan oleh orang pribadiPajak Penghasilan Pasal 21 yang dilakukan oleh orang pribadi
Pajak Penghasilan Pasal 21 yang dilakukan oleh orang pribadi
 

Recently uploaded

ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
mohfedri24
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 visi dan prakarsa perubahan
AKSI NYATA MODUL 1.3 visi  dan prakarsa perubahanAKSI NYATA MODUL 1.3 visi  dan prakarsa perubahan
AKSI NYATA MODUL 1.3 visi dan prakarsa perubahan
PutuRatihSiswinarti1
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdfLaporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
OcitaDianAntari
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
setiatinambunan
 
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptxRefleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
SholahuddinAslam
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
irawan1978
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
Nur afiyah
 
Annisa Qatrunnada Mardiah_2021 A_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Annisa Qatrunnada Mardiah_2021 A_Analisis Kritis Jurnal.pdfAnnisa Qatrunnada Mardiah_2021 A_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Annisa Qatrunnada Mardiah_2021 A_Analisis Kritis Jurnal.pdf
annisaqatrunnadam5
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Rima98947
 
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SDKisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
denunugraha
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
Kanaidi ken
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
jodikurniawan341
 

Recently uploaded (20)

ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 visi dan prakarsa perubahan
AKSI NYATA MODUL 1.3 visi  dan prakarsa perubahanAKSI NYATA MODUL 1.3 visi  dan prakarsa perubahan
AKSI NYATA MODUL 1.3 visi dan prakarsa perubahan
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdfLaporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
 
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptxRefleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
 
Annisa Qatrunnada Mardiah_2021 A_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Annisa Qatrunnada Mardiah_2021 A_Analisis Kritis Jurnal.pdfAnnisa Qatrunnada Mardiah_2021 A_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Annisa Qatrunnada Mardiah_2021 A_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
 
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SDKisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
 

MATERI PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 UNTUK UMUM.ppt

  • 2. 2 PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 Pajak penghasilan yang dipungut sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh Wajib Pajak Orang Pribadi adalah pajak atas penghasilan atas gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh WPOP dalam negeri. PPh pasal 21 dipotong, disetor, dan dilaporkan oleh Pemotong Pajak, yaitu pemberi kerja, bendaharawan pemerintah, dana pensiun, badan, perusahaan dan penyelenggaraan kegiatan.
  • 3. 3 WAJIB PAJAK PPh PASAL 21 Penerima penghasilan yang dipotong PPh Ps 21: 1. Pejabat Negara 2. PNS 3. Pegawai 4. Pegawai Tetap 5. Pegawai dengan status WPLN 6. Tenaga Lepas 7. Penerima Pensiun 8. Penerima Honorarium 9. Penerima Upah
  • 4. 4 BUKAN WAJIB PAJAK PPh PASAL 21 1.Pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat • Bukan WNI • Tidak menerima/memperoleh penghasilan lain di luar jabatannya di Indonesia • Negara yang bersangkutan memberikan perlakuan timbal balik 2.Pejabat perwakilan organisasi internasional • Bukan WNI • Tidak menjalankan usaha/melakukan kegiatan/pekerjaan lain untuk memperoleh penghasilan di Indonesia
  • 5. 5 SUBJEK PAJAK PPh PASAL 21 1. Pegawai (PNS,pegawai tetap,pegawai lepas yang memperoleh penghasilan dari pemberi kerja secara berkala) 2. Penerima pensiun 3. Penerima honorarium 4. Penerima upah 5. Orang pribadi yang memperoleh penghasilan sehubungan dengan pekerjaan,jasa,atau kegiatan dari pemotong pajak
  • 6. 6 PENGECUALIAN SUBJEK PAJAK 1. Pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat lain dari negara asing dan orang-orang yang diperbantukan kepada mereka dan bertempat tinggal sama dengan mereka dengan syarat bukan WNI serta tidak menerima/memperoleh penghasilan lain di luar jabatannya 2. Pejabat perwakilan organisasi internasional dengan syarat bukan WNI dan tidak menjalankan usaha/kegiatan lain untuk memperoleh penghasilan di Indonesia
  • 7. 7 HAK DAN KEWAJIBAN SUBJEK PAJAK 1. Pada saat mulai bekerja atau mulai pensiun, untuk mendapatkan pengurangan PTKP, penerima penghasilan harus menyerahkan surat pernyataan kepada pemotong pajak sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 21 yang menyatakan jumlah tanggungan keluarga pada permulaan tahun takwin atau pada permulaan menjadi subjek pajak DN
  • 8. 8 2. Jumlah PPh Pasal 21 yang dipotong merupakan kredit pajak bagi penerima penghasilan yang dikenakan pemotongan untuk Tahun Pajak yang besangkutan, kecuali PPh yang bersifat final 3. Apabila WP menerima penghasilan dari pemberi kerja yang dikecualikan sebagai pemotong pajak, maka WP tersebut harus menghitung, menyetorkan, dan melaporkan sendiri dalam SPT atas penghasilan tersebut.
  • 9. 9 OBJEK PAJAK PPh PASAL 21 1. Penghasilan yang diterima/diperoleh pegawai/penerima pensiun secara teratur berupa gaji,uang pensiun bulanan,upah,honorarium, tunjangan 2. Penghasilan yang diterima/diperoleh pegawai/penerima pensiun secara tidak teratur berupa jasa produksi, tantiem, THR, gratifikasi,bonus 3. Upah harian,upah borongan,upah satuan, upah borongan yang diterima tenaga kerja lepas
  • 10. 10 4. Uang tebusan pensiun,uang THT,uang pesangon,sehubungan dengan PHK 5. Gaji,gaji kehormatan,tunjangan lain yang terkait dengan gaji/honorarium yang bersifat tidak tetap yang diterima oleh PNS 6. Penerimaan dalam bentuk natura dan kenikmatan lainnya yang diberikan oleh bukan WP selain pemerintah atau WP yang dikenakan PPh final dan yang dikenakan berdasarkan norma penghitungan khusus (deemed profit)
  • 11. 11 7. Honorarium,uang saku,hadiah/penghargaan, komisi,beasiswa,dan pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan,jasa: • Tenaga ahli • Olahrawan • penasihat.,pengajar,pelatih,penceramah • Pemain musik,pembawa acara,pelawak • Agen iklan • Peserta perlombaan • Penjaja barang dagangan • Peserta pendidikan,pelatihan,pemagangan • Distributor pengusaha MLM
  • 12. 12 PENGECUALIAN OBJEK PAJAK PPh PASAL 21 1. Pembayaran asuransi dari perusahaan asuransi kesehatan,asuransi jiwa,asuransi dwiguna 2. Penerimaan dalam bentuk natura/kenikmatan kecuali penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 termasuk penerimaan dalam bentuk natura/ kenikmatan yang diberikan oleh bukan WP/WP yang dikenakan PPh final 3. Iuran pensiun dan iuran jaminan hari tua yang dibayar oleh pemberi kerja
  • 13. 13 4. Penerimaan dalam bentuk natura/ kenikamatan yang diberikan oleh pemerintah 5. Kenikmatan berupa pajak yang ditanggung pemerintah 6. Zakat yang diterima oleh OP yang berhak dari badan/lembaga amil zakat yang dibentuk/disyahkan oleh pemerintah
  • 14. 14 PEMOTONG PPh PASAL 21 1. Pemberi kerja yang membayar gaji,upah, honorarium,tunjangan sehubungan dengan pekerjaan/jasa yang dilakukan oleh pegawai/ bukan pegawai 2. Bendaharawan pemerintah yang membayar gaji,upah,honorarium,tunjangan sehubungan dengan pekerjaan/jabatan,jasa dan kegiatan 3. Dana pensiun,badan penyelenggara Jamsostek,dan badan lain yang membayar uang pensiun dan THT/Jaminan Hari Tua
  • 15. 15 4. Perusahaan,badan,BUT yang membayar honorarium sebagai imbalan sehubungan dengan kegiatan dan jasa termasuk jasa tenaga ahli dengan status WP DN yang melakukan pekerjaan bebas 5. Persh,badan,BUT yang membayar honorarium sebagai imbalan sehubungan dengan kegiatan dan jasa yang dilakukan oleh OP dengan status WP LN 6. Yayasan,lembaga kepanitiaan,asosiasi sebagai pembayar gaji,upah sehubungan dengan pekerjaan,jasa,kegiatan yang dilakukan OP
  • 16. 16 7. Perusahaan,badan,BUT yang membayarkan honorarium atau imbalan lain kepada peserta pendidikan,pelatihan dan pemagangan 8. Penyelenggara kegiatan (termasuk badan pemerintah,organisasi termasuk organisasi internal,perkumplan,OP serta lembaga lainnya yang melakukan kegiatan) yang membayar honorarium,hadiah atau penghargaan dalam bentuk apapun kepada WPOP DN berkenaan suatu kegiatan.
  • 17. 17 HAK DAN KEWAJIBAN PEMOTONG PAJAK PPh PASAL 21 KEWAJIBAN PEMOTONG PAJAK • Mendaftarkan diri • Menghitung, memotong, dan menyetorkan pajak • Menghitung kembali PPh Pasal 21 yang terutang • Mengisi, menandatangani dan menyampaikan SPT
  • 18. 18 DIKECUALIKAN SBG PEMOTONG PAJAK 1. Kantor Perwakilan Negara Asing 2. Organisasi internasional seperti IMF, ILO
  • 19. 19 TARIF PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 Tarif pajak yang digunakan sebagai tarif pemotongan atas penghasilan yang terutang PPh pasal 21 yaitu tarif pajak pasal 17 UU PPh. Besarnya tarif pajak PPh pasal 21 yang diterapkan terhadap WP yang tidak memiliki NPWP menjadi lebih tinggi 20% dari tarif yang ditetapkan terhadap WP yang mempunyai NPWP.
  • 20. 20 BIAYA JABATAN DAN BIAYA PENSIUN Biaya jabatan adalah biaya untuk mendapatkan, menagih,dan memelihara penghasilan yang besarnya 5% dari penghasilan bruto, setinggi- tingginya Rp 6.000.000 setahun atau Rp 500.000 sebulan. Biaya pensiun adalah biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara uang pensiun yang besarnya 5% dari penghasilan bruto berupa uang pensiun setinggi-tingginya Rp 432.000 setahun atau Rp 36.000 sebulan
  • 21. 21 TARIF PAJAK DAN PENERAPANNYA 1. Tarif Pasal 17 UU PPh,diterapkan atas PKP dari: a.Pegawai tetap,besarnya penghasilan bruto dikurangi dengan: • Biaya jabatan • Iuran pensiun yang dibayar sendiri oleh pegawai (termasuk iuran tabungan hari tua/jaminan hari tua) • PTKP
  • 22. 22 b. Penerima pensiun yang dibayar secara bulanan, besarnya penghasilan bruto dikurangi dengan: • Biaya pensiun • PTKP c. Pegawai tidak tetap,pegawai,dan calon pegawai yang dibayarkan secara bulanan adalah sebesar penghasilan bruto dikurangi PTKP
  • 23. 23 d. Distributor perusahaan MLM/direct selling, penghasilan bruto setiap bulan dikurangi dengan PTKP per bulan PPh Pasal 21 = PKP x Tarif Pasal 17 UU PPh
  • 24. 24 2. Tarif berdasarkan pasal 17 UU PPh, diterapkan atas penghasilan bruto berupa: a. Honorarium,uang saku, hadiah, penghargaan, komisi,dan pembayaran lain dengan nama sebagai imbalan atas jasa atau kegiatan yang jumlahnya dihitung tidak atas dasar banyaknya hari yang diperlukan untuk menyelesaikan jasa atau kegiatan yang diberikan yang diterima atau diperoleh dalam satu bulan takwin. Pada tahun 2009 beasiswa tidak menjadi objek PPh pasal 21.
  • 25. 25 b. Honorarium yang diterima atau diperoleh anggota dewan komisaris atau dewan pengawas yang tidak merangkap sebagai pegawai tetap pada perusahaan yang sama selama satu tahun takwin c. Jasa produksi,tantiem,gratifikasi,bonus yang diterima atau diperoleh mantan pegawai selama satu tahun takwin d. Penarikan dana pensiun oleh peserta program pensiun yang dibayarkan oleh penyelenggara program pensiun PPh Pasal 21 = Penghasilan Bruto x Tarif Pasal 17 UU PPh
  • 26. 26 3. Tarif 15%, diterapkan atas perkiraan penghasilan neto yang dibayarkan atau terutang kepada tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas (pengacara,akuntan,dokter,arsitek,notaris, penilai,aktuaris). Besarnya perkiraan penghasilan neto adalah 50% dari penghasilan bruto berupa honorarium atau imbalan lain. PPh Pasal 21 = (Penghasilan Bruto x 50%)x 15%
  • 27. 27 4. Tarif 5% diterapkan atas upah harian,upah mingguan,upah satuan,upah borongan dan uang saku harian yang jumlahnya melebihi Rp 132.000 sehari tetapi tidak melebihi Rp 1.320.000 dalam satu bulan takwin dan/ tidak dibayarkan secara bulanan. PPh Pasal 21 sehari = (Penghasilan Bruto Sehari – Rp 132.000)x 5%
  • 28. 28 TARIF PPh PASAL 21 FINAL 1. Uang pesangon,uang tebusan pensiun dan Tunjangan Hari Tua atau Jaminan Hari Tua dipotong PPh bersifat final dengan ketentuan sbb: • Atas jumlah penghasilan bruto Rp 25.000.000 atau kurang tidak dikenakan PPh • Atas jumlah diatas Rp 25.000.000 diatur dengan ketentuan sbb:
  • 29. 29 Lapisan Kena Pajak Tarif Sampai dengan Rp 25.000.000 5% Rp 50.000.000 s/d Rp 100.000.000 10% Rp 100.000.000 s/d Rp 200.000.000 15% Diatas Rp 200.000.000 25%
  • 30. 30 2. Tarif 15% dan bersifat final diterapkan atas penghasilan bruto berupa honorarium yang diterima pejabat negara,PNS,anggota TNI/POLRI yang sumber dananya berasal dari keuangan negara, kecuali yang dibayarkan kepada PNS golongan IId ke bawah dan TNI/POLRI berpangkat Pembantu Lettu ke bawah atau Ajun Insp. Tk Satu ke bawah. PPh Pasal 21 FINAL = Penghasilan Bruto x 15%
  • 31. 31 3. Hadiah dan penghargaan perlombaan dipungut PPh final sebesar 25% dari jumlah bruto hadiah undian 4. Honorarium/komisi yang dibayarkan kepada penjaja barang dan petugas dinas luar asuransi dipungut PPh final 5% dari jumlah bruto Saat Terutang Pemotongan pajak penghasilan yang dilakukan oleh pihak-pihak sebagai pemotong PPh Pasal 21 sebagaimana dimaksud pda Pasal 21 ayat 1 UU PPh tersebut terutang pada akhir bulan dilakukannya pembayaran atau pada akhir bulan terutangnya penghasilan yang bersangkutan tergantung peristiwa yang terjadi terlebih dahulu.