SECURITY AWARENESS
SECURITY AWARENESS
TRAINING
TRAINING
Capt. Iskandar Zulkarnain M.Mar
SECURITY AWARENESS
SECURITY AWARENESS
TRAINING
TRAINING
Security Awareness Training adalah program
Security Awareness Training adalah program
edukasi yang dirancang untuk meningkatkan
edukasi yang dirancang untuk meningkatkan
kesadaran dan pemahaman individu tentang
kesadaran dan pemahaman individu tentang
berbagai ancaman keamanan serta cara
berbagai ancaman keamanan serta cara
melindungi informasi dan aset perusahaan dari
melindungi informasi dan aset perusahaan dari
risiko ancaman tersebut.
risiko ancaman tersebut.
Tujuan utama dari pelatihan ini adalah untuk
Tujuan utama dari pelatihan ini adalah untuk
mengurangi kemungkinan kesalahan manusia
mengurangi kemungkinan kesalahan manusia
yang dapat menyebabkan pelanggaran
yang dapat menyebabkan pelanggaran
keamanan.
keamanan.
MAKSUD DAN TUJUAN
MAKSUD DAN TUJUAN
UNTUK MENDIDIK DAN MELATIH CALON PELAUT BAGIAN
DEK DAN MESIN SESUAI KETERAMPILAN YANG MEREKA
BUTUHKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS SERTA PERAN
SEBAGAI “ANAK BUAH KAPAL” DALAM MENJAGA
KEAMANAN KAPAL
MANFAAT SECURITY AWARENESS TRAINING
MANFAAT SECURITY AWARENESS TRAINING
Meningkatkan Ketahanan Perusahaan: Mengurangi risiko
pelanggaran keamanan akibat kesalahan karyawan.
Mematuhi Regulasi: Membantu organisasi mematuhi
standar dan regulasi atau lainnya.
Membangun Budaya Keamanan: Menanamkan kebiasaan
baik dalam melindungi informasi di seluruh organisasi.
Mengurangi Biaya Potensial: Menghindari kerugian finansial
atau reputasi akibat serangan keamanan.
KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN
KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN
• Menjaga dan Mengawasi pelaksanaan SSP.
Menjaga dan Mengawasi pelaksanaan SSP.
• Mengetahui resiko keamanan, ancaman dan daerah yag
Mengetahui resiko keamanan, ancaman dan daerah yag
mudah diserang.
mudah diserang.
• Melakukan pemeriksaan di kapal secara teratur untuk
Melakukan pemeriksaan di kapal secara teratur untuk
memastikan ukuran-ukuran keamanan yang sesuai
memastikan ukuran-ukuran keamanan yang sesuai
dilaksanakan dan dipelihara.
dilaksanakan dan dipelihara.
• Menjamin bahwa peralatan keamanan dan sistimnya, jika
Menjamin bahwa peralatan keamanan dan sistimnya, jika
ada, dioperasikan, di test, dan di kalibrasi sebagaimana
ada, dioperasikan, di test, dan di kalibrasi sebagaimana
mestinya.
mestinya.
• Meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan keamanan diatas
Meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan keamanan diatas
kapal.
kapal.
POLA KEAMANAN
POLA KEAMANAN
Pola keamanan di kapal saat ini dirancang untuk
Pola keamanan di kapal saat ini dirancang untuk
melindungi kapal, awak, muatan, dan infrastruktur
melindungi kapal, awak, muatan, dan infrastruktur
pelayaran dari ancaman seperti pembajakan,
pelayaran dari ancaman seperti pembajakan,
sabotase, terorisme, dan pencurian. Pola
sabotase, terorisme, dan pencurian. Pola
keamanan ini mengacu pada standar internasional
keamanan ini mengacu pada standar internasional
seperti
seperti International Ship and Port Facility
International Ship and Port Facility
Security Code (ISPS Code)
Security Code (ISPS Code) yang ditetapkan oleh
yang ditetapkan oleh
Organisasi Maritim Internasional (IMO). Berikut
Organisasi Maritim Internasional (IMO). Berikut
penjelasan pola keamanan di kapal:
penjelasan pola keamanan di kapal:
Tingkatan Keamanan (Security Levels)
ISPS Code menetapkan tiga tingkat keamanan yang digunakan
ISPS Code menetapkan tiga tingkat keamanan yang digunakan
untuk menentukan langkah-langkah pengamanan yang harus
untuk menentukan langkah-langkah pengamanan yang harus
diambil:
diambil:
Level 1 (Normal):
Level 1 (Normal): Kondisi keamanan standar. Prosedur dasar
Kondisi keamanan standar. Prosedur dasar
seperti pemeriksaan dokumen dan kontrol akses diterapkan.
seperti pemeriksaan dokumen dan kontrol akses diterapkan.
Level 2 (Heightened):
Level 2 (Heightened): Kondisi keamanan meningkat karena
Kondisi keamanan meningkat karena
ancaman khusus. Langkah tambahan seperti peningkatan patroli
ancaman khusus. Langkah tambahan seperti peningkatan patroli
dan pengawasan dilakukan.
dan pengawasan dilakukan.
Level 3 (Exceptional):
Level 3 (Exceptional): Kondisi keamanan kritis dengan ancaman
Kondisi keamanan kritis dengan ancaman
yang jelas dan nyata. Prosedur darurat diterapkan.
yang jelas dan nyata. Prosedur darurat diterapkan.
Langkah-langkah Keamanan di Kapal
a. Akses Terbatas
a. Akses Terbatas
•Area tertentu di kapal (contoh: ruang mesin, jembatan navigasi) diberi pembatasan akses hanya untuk
Area tertentu di kapal (contoh: ruang mesin, jembatan navigasi) diberi pembatasan akses hanya untuk
personel yang berwenang.
personel yang berwenang.
•Sistem kontrol akses seperti kartu identitas, CCTV, atau penjagaan fisik digunakan.
Sistem kontrol akses seperti kartu identitas, CCTV, atau penjagaan fisik digunakan.
Membuat peringatan
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan bagasi
Pemantauan melalui CCTV
Langkah-langkah Keamanan di Kapal
b. Identifikasi dan Pendaftaran
b. Identifikasi dan Pendaftaran
•Semua orang yang naik atau turun dari kapal harus diidentifikasi dan didaftarkan.
•Pemeriksaan dokumen dilakukan untuk awak kapal, penumpang, atau pengunjung.
Langkah-langkah Keamanan di Kapal
c. Patroli dan Pemantauan
c. Patroli dan Pemantauan
•Patroli reguler dilakukan di seluruh area kapal untuk mendeteksi aktivitas mencurigakan.
•Pengawasan melalui kamera CCTV atau alat pemantauan lainnya.
d. Penanganan Kargo dan Perbekalan
d. Penanganan Kargo dan Perbekalan
Pemeriksaan muatan dan perbekalan dilakukan untuk memastikan tidak ada barang berbahaya
atau ilegal yang masuk. Pemindaian menggunakan alat deteksi seperti X-ray atau detektor bahan
kimia.
Langkah-langkah Keamanan di Kapal
e. Latihan dan Simulasi
e. Latihan dan Simulasi
Latihan keamanan seperti simulasi ancaman pembajakan atau serangan dilakukan secara
berkala untuk melatih respons awak kapal.
f. Komunikasi Keamanan
f. Komunikasi Keamanan
Kapal harus memiliki sistem komunikasi yang aman untuk berkoordinasi dengan otoritas
pelabuhan, penjaga pantai, atau otoritas keamanan lainnya.
Perspektif Sejarah
Perspektif Sejarah
Perlindungan Kapal terhadap :
• Terrorist
• Bajak laut (Piracy)
• Perampok (Robber)
• Pencurian (Pilferage)
Aktifitas Kriminal
Aktifitas Kriminal
• Santa Maria – 1961 - Dibajak
Santa Maria – 1961 - Dibajak
• Anzoátegui – 1963 – dibajak gerilyawan
Anzoátegui – 1963 – dibajak gerilyawan
• Columbia Eagle – 1970 - (Hijacking)
Columbia Eagle – 1970 - (Hijacking)
• Achille Lauro – 1985 - (Hijacking)
Achille Lauro – 1985 - (Hijacking)
• Avrasya – 1996 (Hijacking)
Avrasya – 1996 (Hijacking)
• MT Petro Ranger – 1998 (Hijacking)
MT Petro Ranger – 1998 (Hijacking)
Aktifitas Kriminal
Aktifitas Kriminal
• MV Alondra Rainbow – 1998 (Hijacking)
MV Alondra Rainbow – 1998 (Hijacking)
• USS Cole – 2000 (Bomb Attack)
USS Cole – 2000 (Bomb Attack)
• MV Inabukwa – 2001 (Hijacking)
MV Inabukwa – 2001 (Hijacking)
• WTC and Pentagon – 11/9/2001 (Terrorist
WTC and Pentagon – 11/9/2001 (Terrorist
Attack)
Attack)
• MT Han Wei – 2002 (Hijacking)
MT Han Wei – 2002 (Hijacking)
• MT Limburg – 2002 (Explosion).
MT Limburg – 2002 (Explosion).
TOPIK BERISI.
• Kesadaran akan konvensi, kode, dan
rekomendasi internasional yang relevan
• Kesadaran akan peraturan perundang-
undangan pemerintah yang relevan
• Definisi
• Menangani informasi dan komunikasi
terkait keamanan yang sensitif
Kesadaran akan konvensi, kode, dan rekomendasi
internasional yang relevan
 IMO RESOLUTION. A.584 (14). 85 - A.872 (20). 97
A. 584 (14) ADOPTED ON 20 NOVEMBER 1985 :
TINDAKAN UNTUK MENCEGAH TINDAKAN MELAWAN
HUKUM YANG MENGANCAM KESELAMATAN KAPAL
DAN KEAMANAN PENUMPANG DAN AWAKNYA.
A. 872 (20) ADOPTED ON 27 NOVEMBER 1997 :
PEDOMAN PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN
PENYELUNDUPAN NARKOBA, ZAT PSIKOTROPI DAN
BAHAN KIMIA PREKURSOR DI KAPAL YANG
MELAKUKAN LALU LINTAS MARITIM INTERNASIONAL.
Kesadaran akan konvensi, kode, dan rekomendasi
internasional yang relevan
 CIRCULAR IMO PRODUCED BY MSC. Circ. 443. 86 , 754. 96
MSC Circ. 443 (26 SEPTEMBER 1986) :
TINDAKAN UNTUK MENCEGAH TINDAKAN MELAWAN HUKUM
TERHADAP PENUMPANG DAN ABK SERTA KESELAMATAN KAPAL.
MSC Circ. 754 (5 JULY 1996) :
PASSENGER FERRY SECURITY
 PENINDAKAN TINDAK PIDANA TERHADAP KESELAMATAN
NAVIGASI MARITIM ( SUA CONVENTION) 1988.
(Into effect on March 1, 1992.)
 KONVENSI TENTANG FASILITASI LALU LINTAS MARITIM
INTERNASIONAL (FAL. CONVENTION) 1965 as AMANDED 2002.
 SOLAS CONVENTION 1974 as AMANDED 2002.
 ISPS CODE 2003.
HIJACKING ACHILLE
LAURO1985
IMO Assembly 20 November 85 adopted. IMO RESOLUTION A.584 (14).
Tindakan untuk mencegah tindakan melawan hukum yang mengancam keselamatan
kapal dan keamanan penumpang dan awaknya
26 September 86 MSC approved MSC/cir.443
Upaya Pencegahan Perbuatan Melawan Hukum Terhadap Penumpang dan Awak Kapal
1988 SUA Convention
Konvensi untuk Penindakan Melawan Hukum terhadap Keselamatan Navigasi Maritim
5 Juli 96 MSC adopted MSC/Cir.754
Keamanan Penumpang Ferry perjalanan Internasional  24 jam .
WTC attacks 11 Sept.2001
20 Nov.2001 IMO adopted Res.924(22)
“Pencegahan dan Penindakan Aksi
Terorisme terhadap Pelayaran”
Dengan Resolusi ini MSC dan organ lain
dalam IMO untuk mereview dan merevisi
IMO instrument dalam rangka mengahadapi
teroris, yaitu;
 Resolusi A.584 (14) 1985. Tindakan untuk
mencegah tindakan melawan hukum yang mengancam
keselamatan kapal dan keamanan penumpang serta
awaknya.
 MSC/Cir.443 1986.- Tindakan untuk mencegah
tindakan melawan hukum terhadap penumpang dan
awak kapal.
 SUA Convention 1988. Penindakan Perbuatan
Melawan Hukum terhadap Keselamatan Pelayaran
Maritim
MSC/Cir.754. 1996. Keamanan feri penumpang
ISWG Meeting – February 02
(Keamanan Maritim)
MSC 75 Meeting- March 02
(untuk lebih mengembangkan proposal
yang dibuat)
ISWG Meeting – Sept. 02
MSC 76 Meeting and
Diplomatic Conference–
December 02 (Menyetujui versi final
dari teks yang diusulkan untuk
dipertimbangkan oleh Konferensi
Diplomatik.)
Amd.SOLAS
Chapter V & XI
DIPLOMATIC CONFERENCE
DIPLOMATIC CONFERENCE
( 9 – 13 December 2002 )
( 9 – 13 December 2002 )
• MENYETUJUI AMANDEMEN KETENTUAN PADA KONVENSI
MENYETUJUI AMANDEMEN KETENTUAN PADA KONVENSI
INTERNASIONAL TENTANG KESELAMATAN JIWA DI LAUT
INTERNASIONAL TENTANG KESELAMATAN JIWA DI LAUT
1974 (SOLAS 74)
1974 (SOLAS 74)
• MEMPERCEPAT IMPLEMENTASI AUTOMATIC
MEMPERCEPAT IMPLEMENTASI AUTOMATIC
IDENTIFICATION SYSTEM (AIS) – SOLAS’74 BAB. V
IDENTIFICATION SYSTEM (AIS) – SOLAS’74 BAB. V
• SHIP’S IDENTIFICATION NUMBER AND CONTINUOUS
SHIP’S IDENTIFICATION NUMBER AND CONTINUOUS
SYNOPSIS RECORD.- SOLAS’74 BAB. XI-1
SYNOPSIS RECORD.- SOLAS’74 BAB. XI-1
• MENYETUJUI SEJUMLAH RESOLUSI KONFERENSI MELIPUTI
MENYETUJUI SEJUMLAH RESOLUSI KONFERENSI MELIPUTI
IMPLEMENTASI DAN REVISI CODE INI, KERJASAMA
IMPLEMENTASI DAN REVISI CODE INI, KERJASAMA
TEKNIS DAN KERJASAMA KOOPERATIF DENGAN
TEKNIS DAN KERJASAMA KOOPERATIF DENGAN
ORGANISASI BURUH SEDUNIA (ILO) DAN ORGANISASI BEA
ORGANISASI BURUH SEDUNIA (ILO) DAN ORGANISASI BEA
CUKAI SEDUNIA (WCO).
CUKAI SEDUNIA (WCO).
• KETENTUAN BAB. XI-2 – ISPS CODE.
KETENTUAN BAB. XI-2 – ISPS CODE.
Amendments to SOLAS
Amendments to SOLAS
Chapter V
Chapter V
Chapter XI
Chapter XI
Chapter XI-1
Langkah-langkah
khusus untuk
meningkatkan
KESELAMATAN
maritim
Chapter XI-2
Langkah-langkah
khusus untuk
meningkatkan
KEAMANAN maritim
Organisasi Maritim Internasional mengadopsi Kode
Organisasi Maritim Internasional mengadopsi Kode
Keamanan Kapal dan Fasilitas Pelabuhan
Keamanan Kapal dan Fasilitas Pelabuhan
Internasional (ISPS) yang baru
Internasional (ISPS) yang baru
Konferensi Diplomatik Desember
Konferensi Diplomatik Desember
2002 - London
2002 - London
Kode ISPS berlaku mulai 1 JULI
Kode ISPS berlaku mulai 1 JULI
2004
2004
TANGGUNG JAWAB KEAMANAN OLEH PEMERINTAH
Tanggung jawab pemerintah dalam keamanan, terutama terkait
sektor maritim dan transportasi, melibatkan pengawasan, regulasi,
dan implementasi kebijakan untuk melindungi masyarakat,
infrastruktur, serta kepentingan nasional dari ancaman baik
domestik maupun internasional.
Berikut adalah tanggung jawab keamanan oleh pemerintah secara
umum:
1. Regulasi dan Kebijakan
2. Penegakan Hukum dan Pengawasan
3. Perlindungan Infrastruktur Kritis
4. Pendidikan dan Kesadaran Keamanan
5. Respons terhadap Ancaman dan Krisis
6. Kerjasama Internasional
7. Monitoring dan Evaluasi
TANGGUNG JAWAB KEAMANAN OLEH PERUSAHAAN
Tanggung jawab keamanan oleh perusahaan adalah memastikan
perlindungan terhadap aset, karyawan, data, dan operasi perusahaan dari
ancaman internal maupun eksternal. Hal ini mencakup implementasi
kebijakan, prosedur, dan teknologi keamanan yang sesuai dengan regulasi
pemerintah serta kebutuhan spesifik industri perusahaan.
Berikut adalah rincian tanggung jawab keamanan perusahaan:
1. Membuat Kebijakan Keamanan
2. Perlindungan Aset Fisik
3. Pengelolaan Risiko Keamanan
4. Perlindungan Data dan Informasi
5. Keamanan Sumber Daya Manusia
6. Kerjasama dengan Pihak Ketiga
7. Penanganan Darurat dan Pemulihan
8. Audit dan Evaluasi
9. Tanggung Jawab Spesifik Berdasarkan Sektor
TANGGUNG JAWAB KEAMANAN OLEH KAPAL
Tanggung jawab keamanan oleh kapal adalah untuk memastikan
perlindungan seluruh awak, muatan, peralatan, dan operasional kapal dari
ancaman internal maupun eksternal. Hal ini diwujudkan melalui penerapan
standar internasional, seperti International Ship and Port Facility Security
(ISPS) Code, dan kebijakan internal kapal yang disesuaikan dengan kondisi
operasional dan lingkungan kapal.
Berikut adalah penjelasan tanggung jawab keamanan oleh kapal:
1. Implementasi ISPS Code
2. Pengawasan dan Kontrol Akses
3. Perlindungan Muatan dan Perbekalan
4. Pelatihan dan Tanggung Jawab Awak Kapal
5. Penanganan Ancaman Khusus
6. Tugas Personel Keamanan Kapal
7. Komunikasi dan Pelaporan
8. Alat dan Teknologi Keamanan
9. Audit dan Evaluasi Keamanan
TANGGUNG JAWAB KEAMANAN OLEH FASILITAS PELABUHAN
Tanggung jawab keamanan oleh fasilitas pelabuhan adalah untuk
memastikan keselamatan seluruh operasi pelabuhan, termasuk personel,
kapal, muatan, infrastruktur, dan lingkungan sekitarnya, dari ancaman
internal maupun eksternal. Fasilitas pelabuhan bertindak sebagai
penghubung penting dalam rantai logistik global, sehingga keamanan
pelabuhan menjadi krusial untuk melindungi perdagangan internasional.
Berikut adalah tanggung jawab keamanan oleh fasilitas pelabuhan:
1. Implementasi ISPS Code
2. Pengelolaan Akses
3. Pengawasan dan Pemantauan
4. Penanganan Kargo dan Perbekalan
5. Keamanan Siber
6. Pelatihan dan Kesadaran Keamanan
7. Penanganan Ancaman dan Insiden
8. Audit dan Evaluasi
9. Perlindungan Lingkungan dan Komunitas
SHIP SECURITY OFFICER (SSO)
Ship Security Officer (SSO) adalah individu yang ditunjuk oleh perusahaan
atau nakhoda kapal untuk bertanggung jawab atas pengelolaan dan
pelaksanaan semua aspek keamanan di atas kapal, sesuai dengan
pedoman International Ship and Port Facility Security (ISPS) Code. SSO
berperan penting dalam melindungi kapal, awak, dan muatan dari ancaman
keamanan.
Tugas dan Tanggung Jawab SSO:
1. Implementasi Keamanan Kapal
2. Identifikasi Ancaman
3. Pengawasan dan Kontrol Akses
4. Pelatihan dan Kesadaran Keamanan
5. Komunikasi Keamanan
6. Audit dan Inspeksi Keamanan
7. Penanganan Darurat
COMPANY SECURITY OFFICER (CSO)
Company Security Officer (CSO) adalah individu yang ditunjuk oleh
perusahaan pengelola kapal untuk bertanggung jawab atas
pengembangan, implementasi, dan pengelolaan kebijakan serta prosedur
keamanan di tingkat perusahaan sesuai dengan pedoman International
Ship and Port Facility Security (ISPS) Code. CSO memastikan bahwa
langkah-langkah keamanan diterapkan secara efektif pada seluruh armada
kapal yang dikelola perusahaan.
Tugas dan Tanggung Jawab CSO:
1. Penyusunan Kebijakan Keamanan Perusahaa
2. Penyusunan dan Pemeliharaan Ship Security Plan
3. Koordinasi dengan Ship Security Officer (SSO)
4. Pelatihan Keamanan
5. Manajemen Ancaman dan Risiko
6. Penanganan Insiden Keamanan
7. Kerjasama dengan Otoritas Keamanan
8. Keamanan Siber
PORT FACILITY SECURITY OFFICER (PFSO)
Port Facility Security Officer (PFSO) adalah individu yang ditunjuk oleh
operator atau pengelola fasilitas pelabuhan untuk bertanggung jawab atas
pengelolaan dan pelaksanaan keamanan di pelabuhan sesuai dengan
International Ship and Port Facility Security (ISPS) Code. PFSO memainkan
peran penting dalam memastikan bahwa fasilitas pelabuhan terlindungi
dari ancaman, baik yang bersifat fisik maupun digital, serta dalam
mendukung kelancaran operasi maritim.
Tugas dan Tanggung Jawab PFSO:
1. Implementasi Rencana Keamanan Fasilitas Pelabuhan (PFSP)
2. Identifikasi dan Penanganan Ancaman
3. Pengawasan dan Kontrol Akses
4. Pelatihan dan Kesadaran Keamanan
5. Manajemen Ancaman dan Risiko
6. Pengelolaan Kargo dan Rantai Pasokan
7. Penanganan Ancaman Siber
8. Pengawasan Lingkungan Sekitar Pelabuhan
SEAFARER DESIGNATED SECURITY DUTIES (SDSD)
Pelaut dengan tugas keamanan yang ditunjuk atau Designated Security
Duties (DSD) adalah anggota awak kapal yang telah diberi tanggung jawab
spesifik terkait keamanan kapal berdasarkan pedoman International Ship
and Port Facility Security (ISPS) Code. Mereka bekerja di bawah arahan
Ship Security Officer (SSO) untuk memastikan pelaksanaan langkah-
langkah keamanan di atas kapal.
Tugas dan Tanggung Jawab SDSD:
1. Penanganan Akses ke Kapal
2. Pengawasan Muatan dan Perbekalan
3. Pengawasan dan Pemantauan
4. Respon terhadap Ancaman
atau Insiden
5. Pelaporan dan Dokumentasi
OTHER PERSONEL SECURITY
Personel lainnya yang terlibat dalam sistem keamanan kapal dan
pelabuhan mencakup individu-individu yang tidak memiliki peran utama
dalam keamanan tetapi tetap memiliki tanggung jawab tertentu sesuai
dengan International Ship and Port Facility Security (ISPS) Code. Mereka
mendukung pelaksanaan keamanan melalui tugas-tugas spesifik atau
dengan mendukung lingkungan yang aman di kapal maupun fasilitas
pelabuhan.
Jenis Personel Lainnya dan Tugas Umumnya:
1. Awak Kapal Non-Keamanan
2. Petugas Operasional Pelabuhan
3. Petugas Administrasi
4. Penyedia Jasa (Vendor atau Kontraktor)
5. Personel Kebersihan dan Perawatan
6. Pengunjung atau Penumpang
IDENTIFIKASI ANCAMAN, PENGAKUAN & TANGGAPAN KEAMANAN
Identifikasi ancaman, pengakuan, dan tanggapan adalah komponen kunci
dalam manajemen keamanan kapal, pelabuhan, dan fasilitas maritim
lainnya. Proses ini bertujuan untuk mengenali potensi ancaman terhadap
keselamatan dan keamanan, mengidentifikasinya dengan tepat, serta
memberikan respons yang tepat dan cepat untuk mengatasi atau
mengurangi dampaknya. Proses ini sejalan dengan prinsip-prinsip dari
International Ship and Port Facility Security (ISPS) Code, yang dirancang
untuk memastikan bahwa kapal dan fasilitas pelabuhan tetap aman dari
ancaman dan gangguan.
1. Identifikasi Ancaman
2. Pengakuan Ancaman
3. Tanggapan terhadap Ancaman
IDENTIFIKASI ANCAMAN, PENGAKUAN & TANGGAPAN KEAMANAN
1. IDENTIFIKASI ANCAMAN
Identifikasi ancaman adalah langkah pertama dalam memastikan keamanan
yang memadai, yang melibatkan deteksi dan penilaian terhadap berbagai
potensi ancaman yang dapat membahayakan kapal atau fasilitas
pelabuhan. Ancaman tersebut bisa berasal dari berbagai sumber, baik
internal maupun eksternal.
2. PENGAKUAN ANCAMAN
Setelah ancaman teridentifikasi, langkah berikutnya adalah pengakuan
ancaman, yang melibatkan pengenalan atau pemahaman yang lebih
mendalam mengenai ancaman yang ada.
3. TANGGAPAN TERHADAP ANCAMAN
Tanggapan terhadap ancaman adalah langkah penting setelah ancaman
dikenali dan dipahami. Tanggapan ini bertujuan untuk mengurangi atau
menghilangkan risiko yang ditimbulkan oleh ancaman tersebut. Tanggapan
harus cepat dan tepat, mengingat banyak ancaman yang membutuhkan
waktu respons yang sangat singkat.
PENGENALAN & DETEKSI SENJATA , ZAT & PERANGKAT BERBAHAYA
Pengenalan dan deteksi senjata, zat, dan perangkat berbahaya adalah
bagian penting dari sistem keamanan kapal dan fasilitas pelabuhan.
Tujuannya adalah untuk mencegah barang-barang yang dapat
membahayakan keselamatan kapal, awak, penumpang, muatan, dan
fasilitas pelabuhan masuk secara ilegal. Proses ini melibatkan berbagai
teknik dan teknologi yang digunakan untuk mengidentifikasi, mendeteksi,
dan mengendalikan ancaman yang mungkin disembunyikan atau dibawa ke
dalam kapal atau fasilitas pelabuhan.
1. Pengenalan dan Deteksi Senjata
2. Pengenalan dan Deteksi Zat Berbahaya
3. Pengenalan dan Deteksi Perangkat Berbahaya
4. Prosedur Keamanan yang Diterapkan untuk Deteksi
PENGENALAN DAN DETEKSI SENJATA
Senjata yang dimaksud bisa berupa senjata api, bahan peledak, atau
perangkat berbahaya lainnya yang dapat digunakan untuk melakukan
serangan terhadap kapal atau fasilitas pelabuhan.
Jenis Senjata yang Dapat Dideteksi:
Senjata Api:
Pistol, senapan, dan senjata lainnya yang digunakan dalam perompakan
atau serangan.
Senjata Pemusnah Massal:
Bahan peledak, senjata kimia, atau senjata nuklir yang bisa menyebabkan
kerusakan besar.
Senjata Tajam:
Pisau, pedang, atau benda tajam lainnya yang dapat digunakan untuk
tindakan kriminal.
SENJATA API
SENJATA PEMUSNAH MASAL
SENJATA TAJAM
METODE DETEKSI SENJATA
Pemindaian X-ray:
Teknologi X-ray digunakan untuk memindai kontainer, kendaraan, dan
barang bawaan untuk mendeteksi senjata tersembunyi.
Pemeriksaan Manual:
Pemeriksaan barang bawaan dan kargo dengan tangan untuk memastikan
tidak ada senjata yang tidak terdeteksi oleh alat pemindai.
Penggunaan Detektor Logam:
Alat deteksi logam digunakan untuk mendeteksi senjata api atau benda
logam lainnya yang tersembunyi di tubuh atau dalam barang bawaan.
Sistem Pencitraan 3D:
Beberapa fasilitas pelabuhan atau kapal menggunakan sistem pencitraan
3D untuk memberikan gambar yang lebih jelas dan mendalam tentang isi
barang yang dipindai, membantu mendeteksi senjata.
PENGENALAN & DETEKSI ZAT BERBAHAYA
Zat berbahaya termasuk bahan kimia, radioaktif, atau biologis yang dapat
membahayakan keselamatan kapal, penumpang, atau lingkungan.
Jenis Zat Berbahaya yang Dapat Dideteksi:
Bahan Kimia Berbahaya:
Termasuk bahan peledak, bahan bakar berbahaya, atau zat yang bisa
digunakan dalam pembuatan senjata kimia.
Zat Radioaktif:
Bahan radioaktif yang dapat digunakan untuk membuat senjata nuklir atau
untuk terorisme.
Bakteri atau Virus Berbahaya:
Zat biologis seperti virus atau bakteri yang dapat digunakan dalam
serangan biologis.
BAHAN KIMIA BERBAHAYA
ZAT RADIO AKTIF
BAKTERI ATAU VIRUS BERBAHAYA
PENGENALAN & DETEKSI ZAT BERBAHAYA
Metode Deteksi Zat Berbahaya:
Sensor Gas:
Detektor gas dapat mendeteksi bahan kimia berbahaya atau gas beracun di udara, baik
dalam ruang terbatas atau di seluruh area pelabuhan atau kapal.
Penggunaan Perangkat Spectrometer:
Spectrometer digunakan untuk menganalisis dan mengidentifikasi zat kimia yang
terdeteksi di barang atau ruang penyimpanan.
Pemeriksaan Laboratorium:
Sampel dari barang atau bahan yang dicurigai bisa dikirim ke laboratorium untuk analisis
lebih lanjut guna mengidentifikasi keberadaan bahan berbahaya.
Pendeteksi Radiasi:
Alat pendeteksi radiasi digunakan untuk mendeteksi zat radioaktif di muatan, kargo, atau
barang bawaan yang masuk ke kapal atau pelabuhan.
Pengujian Biologis:
Tes untuk mendeteksi patogen atau bahan biologis yang dapat membahayakan kesehatan
manusia, seperti virus atau bakteri yang digunakan dalam serangan biologis.
PENGENALAN & DETEKSI SENJATA PERANGKAT BERBAHAYA
Perangkat berbahaya meliputi alat atau perangkat yang dirancang untuk
menyebabkan kerusakan fisik atau sabotase terhadap kapal, pelabuhan,
atau infrastruktur terkait.
Jenis Perangkat Berbahaya yang Dapat Dideteksi:
Perangkat Peledak:
Termasuk bom atau perangkat penghancur lainnya yang bisa dipasang di
kapal, dermaga, atau fasilitas pelabuhan.
Alat Pembajak atau Sabotase:
Alat yang digunakan untuk merusak sistem kapal, seperti sistem navigasi,
komunikasi, atau mesin kapal.
Perangkat Elektronik:
Alat atau perangkat elektronik yang dapat digunakan untuk meretas sistem
kapal atau fasilitas pelabuhan, misalnya perangkat peretasan siber.
PERANGKAT PELEDAK
PROSEDUR KEAMANAN YANG DITERAPKAN DAN UNTUK DETEKSI
Prosedur Pemeriksaan Keamanan:
Semua barang yang memasuki kapal atau pelabuhan harus diperiksa
dengan prosedur standar, seperti pemindaian X-ray atau pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan Terhadap Penumpang dan Kru:
Semua penumpang, kru, dan pengunjung harus menjalani pemeriksaan
untuk mendeteksi senjata atau perangkat berbahaya yang mereka bawa.
Pelatihan dan Kewaspadaan:
Personel kapal dan pelabuhan harus dilatih untuk mengenali tanda-tanda
ancaman dan mengikuti prosedur keamanan yang berlaku.
KARAKTERISTIK & PERILAKU YANG CENDERUNG MENGANCAM
Karakteristik umum dan pola perilaku orang-orang yang cenderung
mengancam keamanan (baik di kapal, pelabuhan, maupun fasilitas maritim
lainnya) sering kali menunjukkan tanda-tanda tertentu yang dapat dideteksi
jika personel keamanan dan otoritas pelabuhan/kapal waspada. Identifikasi
pola perilaku ini penting dalam mencegah tindakan yang berpotensi
membahayakan, seperti perompakan, terorisme, sabotase, atau kejahatan
lainnya.
Berikut adalah karakteristik umum dan pola perilaku yang dapat
menunjukkan potensi ancaman terhadap keamanan:
A. Perilaku Tidak Biasa atau Mencurigakan
Perubahan Tiba-tiba dalam Pola Perilaku
Perilaku Menghindar
Tertutup atau Mengelak Saat Ditanya
Mencoba Mengakses Area Terlarang:
KARAKTERISTIK & PERILAKU YANG CENDERUNG MENGANCAM
B. Ketidakpatuhan terhadap Protokol Keamanan
Menunjukkan Respon Negatif terhadap Pemeriksaan Keamanan
Perubahan Rencana atau Tiba-tiba Perubahan Rute
C. Keterlibatan dengan Kelompok Radikal atau Organisasi Terlarang
Koneksi dengan Kelompok Terlarang
Mengidentifikasi Diri sebagai Bagian dari Kelompok Tertentu
D. Tindakan yang Terlihat Mencurigakan
Berdiri atau Berada di Tempat yang Tidak Sesuai
Kewaspadaan Berlebihan
Pola Perilaku Orang yang Cenderung Mengancam Keamanan
A. Perilaku yang Mengarah ke Kekerasan atau Aksi Radikal
Tindakan Agresif atau Mengancam
Penyampaian Ucapan Mengancam
B. Pola Aktivitas yang Tidak Terkendali atau Berlebihan
Penyusupan ke Area Terlarang:
Sikap yang Tidak Sesuai dengan Situasi
C. Penggunaan Teknologi atau Alat yang Mencurigakan
Penyembunyian Perangkat Elektronik
Penggunaan Teknologi untuk Mencuri Data
D. Perilaku Pemantauan dan Pengamatan
Mengamati Rutin atau Keamanan
Menunjukkan Ketertarikan yang Tidak Wajar pada Sistem Keamanan
Indikasi Tindakan Terorisme atau Sabotase
Menggunakan Alat atau Metode yang Terlarang:
Pemilikan bahan kimia berbahaya, bahan peledak, atau perangkat
yang dapat digunakan untuk merusak kapal atau fasilitas
pelabuhan, misalnya, bahan yang digunakan dalam sabotase atau
pembuatan bom.
Mempersiapkan Aksi Radikal:
Menunjukkan niat untuk melakukan aksi teror atau sabotase melalui
percakapan atau pengakuan, baik dengan cara tertulis maupun
lisan, dengan tujuan merusak atau mengganggu operasional kapal
atau pelabuhan.
Indikasi Tindakan Terorisme atau Sabotase
Menggunakan Alat atau Metode yang Terlarang:
Pemilikan bahan kimia berbahaya, bahan peledak, atau perangkat
yang dapat digunakan untuk merusak kapal atau fasilitas
pelabuhan, misalnya, bahan yang digunakan dalam sabotase atau
pembuatan bom.
Mempersiapkan Aksi Radikal:
Menunjukkan niat untuk melakukan aksi teror atau sabotase melalui
percakapan atau pengakuan, baik dengan cara tertulis maupun
lisan, dengan tujuan merusak atau mengganggu operasional kapal
atau pelabuhan.
Langkah-langkah Pencegahan dan Deteksi
Pelatihan Kesadaran Keamanan untuk Personel:
Semua personel kapal dan pelabuhan harus dilatih untuk mengenali
perilaku mencurigakan dan memahami tanda-tanda peringatan dari
individu yang mungkin menimbulkan ancaman terhadap keamanan.
Penerapan Protokol Keamanan yang Ketat:
Menetapkan prosedur pemeriksaan yang ketat di setiap titik akses,
baik untuk kru, penumpang, maupun barang bawaan, termasuk
pemeriksaan latar belakang dan verifikasi identitas.
Sistem Pemantauan dan Pengawasan:
Memanfaatkan teknologi canggih, seperti kamera CCTV, detektor
logam, dan pemindai X-ray, untuk mengidentifikasi potensi
ancaman sebelum mereka dapat menimbulkan kerusakan.
Teknik yg digunakan utk menghindari langkah-langkah keamanan
Orang yang berniat mengancam keamanan kapal atau
fasilitas pelabuhan seringkali akan mencoba untuk
menghindari atau melewati langkah-langkah keamanan
yang diterapkan. Mereka dapat menggunakan berbagai
teknik untuk mencoba mengelabui petugas keamanan
dan sistem yang ada.
Berikut adalah beberapa teknik yang digunakan untuk
menghindari langkah-langkah keamanan:
1. Penyembunyian dan Pemalsuan Dokumen
 Dokumen Palsu atau Pemalsuan Identitas:
Pelaku ancaman dapat menggunakan paspor palsu, kartu
identitas, atau dokumen perjalanan yang telah dipalsukan
untuk memasuki area yang terlarang. Mereka mungkin
mencoba mengganti identitas diri untuk menghindari
pemeriksaan latar belakang atau pelacakan.
 Dokumen yang Terlihat Sah namun Dipalsukan:
Mereka juga bisa menggunakan dokumen yang terlihat sah,
namun sudah dimodifikasi untuk mencocokkan dengan
tujuan atau rencana mereka, seperti penggunaan visa palsu
atau tiket perjalanan yang dibeli dengan tujuan
mencurigakan.
2. Penggunaan Teknologi dan Perangkat Elektronik
 Perangkat Peretasan dan Pemblokiran Sistem Keamanan:
Menggunakan perangkat seperti pemblokir sinyal (jammers)
untuk menonaktifkan atau mengganggu sistem komunikasi
dan pemantauan di kapal atau fasilitas pelabuhan. Alat ini
bisa digunakan untuk menghentikan pemindai X-ray,
detektor logam, atau perangkat pengawasan lainnya.
 Modifikasi Sistem Keamanan atau Akses:
Mencoba meretas sistem informasi yang ada, seperti sistem
kontrol akses atau database keamanan untuk mengubah
status mereka dari "mencurigakan" menjadi "terverifikasi",
sehingga dapat dengan mudah mengakses area yang
terlarang tanpa deteksi.
3. Penggunaan Metode Penyembunyian Fisik
Penyembunyian di Dalam Kargo atau Kontainer:
Salah satu teknik yang sering digunakan adalah
menyembunyikan diri di dalam kontainer kargo atau di
bagian kapal yang tidak terdeteksi selama
pemeriksaan. Mereka mungkin bersembunyi di dalam
barang bawaan atau muatan kapal untuk menghindari
pemeriksaan.
Penyembunyian di Antara Penumpang atau Kru:
Menggunakan identitas palsu atau pura-pura menjadi
penumpang atau anggota kru yang sah untuk
mendapatkan akses ke area terbatas, seperti ruang
mesin atau ruang kontrol. Mereka dapat menggunakan
berbagai cara untuk berpura-pura menjadi orang
biasa.
4. Manipulasi Prosedur Pemeriksaan
 Mengalihkan Perhatian Petugas Keamanan:
Pelaku ancaman mungkin menggunakan teknik alih
perhatian (distraction techniques), seperti membuat
keributan atau menciptakan situasi darurat untuk
mengalihkan perhatian petugas keamanan sementara
mereka mencoba menghindari pemeriksaan.
 Menggunakan Pengaruh atau Suap:
Beberapa individu mungkin mencoba untuk menyuap
petugas keamanan atau personel pelabuhan untuk
melewatkan langkah-langkah pemeriksaan atau
mempercepat proses verifikasi mereka, memberi
mereka kesempatan untuk melewati pemeriksaan
dengan sedikit pengawasan.
5. Penghindaran Pemeriksaan Keamanan
 Menghindari Proses Pemeriksaan yang Ditetapkan:
Pelaku ancaman sering mencoba untuk menghindari
pemeriksaan atau prosedur standar dengan berpura-pura
tidak tahu atau bahkan menolak pemeriksaan barang atau
tubuh mereka. Mereka mungkin berpura-pura bingung atau
marah saat diminta untuk mematuhi langkah-langkah
keamanan.
 Perubahan Rencana Tiba-tiba:
Tindakan mendadak, seperti perubahan rencana perjalanan
atau rute kapal yang tidak sesuai dengan yang
dijadwalkan, sering kali dilakukan untuk menghindari
pemeriksaan atau melarikan diri dari lokasi yang dianggap
berisiko. Ini termasuk keputusan tiba-tiba untuk mengubah
waktu kedatangan atau pergi ke pelabuhan lain.
6. Penyembunyian di Dalam Sistem yang Ada
 Menggunakan Ruang Terbatas atau Tidak Teridentifikasi:
Seseorang bisa bersembunyi di ruang yang tidak
teridentifikasi atau ruang yang biasanya tidak digunakan
atau tidak terpantau, seperti ruang penyimpanan barang,
ruang mesin, atau bahkan di atas kapal di lokasi yang tidak
biasa.
 Penyembunyian dalam Bagasi atau Kargo:
Menggunakan barang bawaan atau kargo untuk
menyembunyikan senjata, bahan peledak, atau zat
berbahaya. Bahkan jika kargo atau bagasi itu sudah
melalui pemeriksaan, pelaku mungkin menggunakan teknik
penyembunyian yang canggih untuk menutupi barang
terlarang.
7. Manipulasi Informasi
 Memberikan Informasi Palsu atau Tidak Jelas:
Pelaku ancaman bisa memberikan informasi yang tidak
konsisten atau tidak jelas kepada petugas keamanan untuk
membingungkan mereka, misalnya tentang tujuan
perjalanan, identitas, atau tujuan mereka.
 Menggunakan Nama atau Identitas yang Sudah Dikenal:
Orang yang berencana untuk melancarkan ancaman mungkin
menggunakan nama atau identitas yang sudah dikenal
atau tepercaya dalam sistem keamanan untuk menghindari
perhatian ekstra, padahal mereka sebenarnya berniat
buruk..
8. Kolusi dengan Orang Dalam
 Bekerja Sama dengan Orang Dalam:
Salah satu teknik yang sering digunakan adalah bekerja sama
dengan orang dalam yang sudah tahu cara dan prosedur di
kapal atau pelabuhan. Dengan bantuan dari orang dalam,
pelaku bisa menghindari langkah-langkah pemeriksaan
atau bahkan mendapatkan akses ke area yang sangat
terjaga.
 Menyamarkan Diri Sebagai Kru atau Petugas Keamanan:
Pelaku ancaman dapat berpura-pura menjadi anggota kru
kapal atau petugas pelabuhan, menggunakan seragam
atau identitas palsu untuk mendapatkan akses ke tempat
yang terlarang tanpa menarik perhatian.
MV. INABUKWA (Mrt-2001)
• KAPAL BERBENDERA INDONESI MILIK PT.PELNI
DIBAJAK TANGGAL 15 MARET 2001.
MUATAN BERNILAI 2,2 JUTA DOLLARS .
KAPAL DARI PANGKAL BALAM MENUJU SINGAPORE
• AWAK KAPAL BERJUMLAH 22 ORANG DITURUNKAN
DI PULAU SAYAP (RIAU) DALAM KEADAAN TERIKAT
DAN MATA TERTUTUP
• PADA TANGGAL 25 MARET 2001
KAPAL DITEMUKAN OLEH COAST GUARD PHILIPINE
(PSG) DENGAN 7 (TUJUH) PELAKU TERTANGKAP
• KAPAL TELAH BERGANTI NAMA MV.CHUGSIN
Attack on MT Limburg ( Oct-2002)
Attack on MT Limburg ( Oct-2002)
Attack on MT Limburg ( Oct-2002)
Attack on MT Limburg ( Oct-2002)
On 6 October 2002, the French oil tanker the SS Limburg was rammed
by a little boat carrying high explosive. One Bulgarian sailor died and
there was extensive oil pollution. Incidents occurred of the Yemen.
MT. HAN WEI (Mrt-2002)
• KAPAL BERBENDERA HONDURAS
BERANGKAT TANGGAL 15 MARET 2002
DARI SINGAPORE MENUJU YANGON
DENGAN CARGO 1,95 JUTA M/T MINYAK
• SETELAH 2(DUA) HARI BERLAYAR KAPAL DIBAJAK
AWAK KAPAL 11 ORG INDONESIA DAN 2 ORG TAIWAN
DITURUNKAN DIDARATAN SUMATRA
• KAPAL DITEMUKAN TANGGAL 14 MEI 2002
DI PELABUHAN RA CHA, THAILAND
• KAPAL TELAH BERGANTI WARNA DARI HITAM PUTIH
MENJADI KUNING BIRU.
Sabotage & Arson
Drug & Weapons Smuggling
Stowaways
Stowaways
Piracy &
Piracy &
Robberies
Robberies
BOM BALI
12/10/02
Ketakutan
Politik Ekonomi
Simbol
11 Sept
DATA REPORTED TO IMO
DATA REPORTED TO IMO
2000
2000
471 incidents
471 incidents
72 crew members killed
72 crew members killed
129 crew members wounded
129 crew members wounded
5 crew members missing
5 crew members missing
2 ships hijacked
2 ships hijacked
3 ships missing
3 ships missing
1 ship destroyed
1 ship destroyed
2001
2001
370 incidents
370 incidents
17 crew members killed
17 crew members killed
42 crew members wounded
42 crew members wounded
5 crew members missing
5 crew members missing
16 ships hijacked
16 ships hijacked
2 ships missing
2 ships missing
1 ship lost
1 ship lost
Attack on the US WTC 911
Attack on the US WTC 911
Attack on Khobar Towers, Riyadh.
Attack on Khobar Towers, Riyadh.
Attack on the US Embassy in Tanzania
Attack on the US Embassy in Tanzania
Attack on Davao port in the Philippines
Attack on Davao port in the Philippines
Attack on Casablanca, Morocco
Attack on Casablanca, Morocco
Bali Bombing, Indonesia
Bali Bombing, Indonesia
Attack on Achille Lauro ( Oct-1985)
Attack on Achille Lauro ( Oct-1985)
KONDISI KAPAL DAN OPERASI
KONDISI KAPAL DAN OPERASI
PELABUHAN
PELABUHAN
• KENDALI SISTEM KEAMANAN
KENDALI SISTEM KEAMANAN
• KAPAL / FASILITAS PELABUHAN
KAPAL / FASILITAS PELABUHAN
• CREW / PENUMPANG / PEKERJA
CREW / PENUMPANG / PEKERJA
• KEGIATAN BONGKAR/MUAT
KEGIATAN BONGKAR/MUAT
• PERBEKALAN
PERBEKALAN
• ALAT ANGKUTAN.
ALAT ANGKUTAN.
Lecture 2.
DEVELOPMENT OF MARITIME
DEVELOPMENT OF MARITIME
SECURITY POLICIES
SECURITY POLICIES
International Ship and Port Facility
International Ship and Port Facility
Security (ISPS) Code
Security (ISPS) Code
ISPS Code
ISPS Code
with effect from
with effect from
1 JULY 2004
1 JULY 2004
THREATS AGAINST THE SHIPS.
 Ships as a target.
 Ships as a weapon
 Ships used to smuggle
SOLAS CHAPTER V SAFETY NAVIGATION
Reg. 19. Automatic Identification system
(AIS).
Dealing with the carriage requirements for ship borne navigational system and
equipments. ( 1 July 04 atau 31 December 04) (OK).
UNITED NATION CONVENTION ON THE LAW OF THE SEA 1982
UNCLOS 82
Ps.101.
Pembajaan dilaut terdiri dari salah satu diantara tindakan berikut:
a. Setiap tindakan kekerasan atau penahanan yg tidak syah, atau setiap
tindakan memusnahkan, yg dilakukan untuk tujuan pribadi oleh awak
kapal atau penumpang dari suatu kapal atau pesawat terbang swasta
dan ditujukan:
i. dilaut lepas, thd kpl pesawat terbang lain atau thd orang atau barang yg
ada diatas kapal atau pesawar terbang.
ii. thd kpl, pesawat terbang, orang atau brg disuatu tempat di luar yurisdiksi
Negara manapun.
b. Setiap tindakan turut serta secara suka rela dlm pengoperasian kapal atau
pesawat udara dengan mengetahui fakta yg membuatnya kapal atau
pesawat udara pembajak.
c. Setiap tindakan inciting atau intententional memfasilitasi sebuah tindakan
yang telah diuraikan dalan sub paragraph (a) atau (b).

 
 

DEFINITIONS
DEFINITIONS
•Ship Security Plan (SSP)
Ship Security Plan (SSP)
•Company Security Officer (CSO)
Company Security Officer (CSO)
•Ship Security Officer (SSO)
Ship Security Officer (SSO)
• Port Facility
Port Facility Security Officer (PFSO)
ecurity Officer (PFSO)
•Port Facility
Port Facility
•Ship / Port Interface
Ship / Port Interface
•Ship to ship Avtivity
Ship to ship Avtivity
•Security Incident
Security Incident
• Security Level
Security Level
•Designated Authority
Designated Authority
•Declaration of Security.
Declaration of Security.
•Recognized Security Orgsnization
Recognized Security Orgsnization
SHIP SECURITY PLAN (SSP)
SHIP SECURITY PLAN (SSP)
SSP adalah suatu rancangan yang dibuat untuk menjamin
SSP adalah suatu rancangan yang dibuat untuk menjamin
aplikasi dari tata cara diatas kapal yang dirancang untuk
aplikasi dari tata cara diatas kapal yang dirancang untuk
melindungi orang-orang diatas kapal, muatan, unit-unit
melindungi orang-orang diatas kapal, muatan, unit-unit
pengangkut muatan, gudang-gudang kapal atau kapal dari
pengangkut muatan, gudang-gudang kapal atau kapal dari
resiko insiden keamanan.
resiko insiden keamanan.

 
 


 
 

SHIP SECURITY OFFICER (SSO)
SHIP SECURITY OFFICER (SSO)
SSO berarti seseorang diatas kapal, yang
SSO berarti seseorang diatas kapal, yang
bertanggung jawab kepada Nakhoda, yang ditunjuk
bertanggung jawab kepada Nakhoda, yang ditunjuk
oleh Perusahaan sebagai penanggung jawab
oleh Perusahaan sebagai penanggung jawab
terhadap keamanan kapal, termasuk implementasi
terhadap keamanan kapal, termasuk implementasi
dan pemeliharaan dari rancangan keamanan kapal
dan pemeliharaan dari rancangan keamanan kapal
dan untuk berkoordinasi dengan Petugas Keamanan
dan untuk berkoordinasi dengan Petugas Keamanan
Perusahaan dan Petugas Keamanan Fasilitas
Perusahaan dan Petugas Keamanan Fasilitas
Pelabuhan.
Pelabuhan.

 
 

COMPANY SECURITY OFFICER (CSO)
COMPANY SECURITY OFFICER (CSO)
CSO berarti seseorang yang ditunjuk oleh Perusahaan
CSO berarti seseorang yang ditunjuk oleh Perusahaan
untuk menjamin bahwa Suatu penilaian keamanan
untuk menjamin bahwa Suatu penilaian keamanan
kapal telah dilaksanakan, Suatu rancangan keamanan
kapal telah dilaksanakan, Suatu rancangan keamanan
kapal dikembangkan, disampaikan untuk persetujuan
kapal dikembangkan, disampaikan untuk persetujuan
dan selanjutnya diterapkan dan dipelihara dan untuk
dan selanjutnya diterapkan dan dipelihara dan untuk
berkoordinasi dengan Petugas Keamanan Fasilitas
berkoordinasi dengan Petugas Keamanan Fasilitas
Pelabuhan dan Petugas Keamanan Kapal.
Pelabuhan dan Petugas Keamanan Kapal.
PORT FACILITY SECURITY OFFICER (PFSO)
PORT FACILITY SECURITY OFFICER (PFSO)
PFSO berarti seseorang yang ditunjuk sebagai
PFSO berarti seseorang yang ditunjuk sebagai
penanggung jawab untuk pengembangan,
penanggung jawab untuk pengembangan,
implementasi, revisi, dan memelihara rancangan
implementasi, revisi, dan memelihara rancangan
keamanan Fasilitas Pelabuhan dan untuk
keamanan Fasilitas Pelabuhan dan untuk
berkoordinasi dengan Petugas Keamanan Kapal dan
berkoordinasi dengan Petugas Keamanan Kapal dan
Petugas Keamanan Perusahaan.
Petugas Keamanan Perusahaan.
PORT FACILITY
PORT FACILITY
Berarti semua bentuk jenis sarana dan Fasilitas yang terdapat
Berarti semua bentuk jenis sarana dan Fasilitas yang terdapat
di daerah Pelabuhan yang digunakan atau dapat digunakan
di daerah Pelabuhan yang digunakan atau dapat digunakan
untuk melayani kapal pelayaran Internasional termasuk
untuk melayani kapal pelayaran Internasional termasuk
instalasi dan infrastruktur yang menunjang kegiatan
instalasi dan infrastruktur yang menunjang kegiatan
pelabuhan sebagaimana fungsi dari suatu kawasan
pelabuhan sebagaimana fungsi dari suatu kawasan
Pelabuhan.
Pelabuhan.
SHIP / PORT INTERFACE
SHIP / PORT INTERFACE
Berarti interaksi yang terjadi ketika sebuah kapal
Berarti interaksi yang terjadi ketika sebuah kapal
segera dan langsung dipengaruhi oleh kegiatan /
segera dan langsung dipengaruhi oleh kegiatan /
aktifitas yang terkait dengan pergerakan orang,
aktifitas yang terkait dengan pergerakan orang,
muatan atau ketentuan-ketentuan pelayanan pelabuhan
muatan atau ketentuan-ketentuan pelayanan pelabuhan
dari atau ke kapal .
dari atau ke kapal .
SHIP TO SHIP ACTIVITY
SHIP TO SHIP ACTIVITY
Berarti setiap kegiatan yang tidak berkaitan dengan
Berarti setiap kegiatan yang tidak berkaitan dengan
fasilitas palabuhan yang meliputi pemindahan muatan
fasilitas palabuhan yang meliputi pemindahan muatan
atau orang dari sebuah kapal ke kapal lain.
atau orang dari sebuah kapal ke kapal lain.
SECURITY INCIDENT
SECURITY INCIDENT
Berarti setiap tindakan kecurigaan atau keadaan yang
Berarti setiap tindakan kecurigaan atau keadaan yang
mengancam keamanan sebuah kapal termasuk unit
mengancam keamanan sebuah kapal termasuk unit
pengeboran lepas pantai yang berpindah dan kapal
pengeboran lepas pantai yang berpindah dan kapal
berkecepatan tinggi atau fasilitas pelabuhan atau
berkecepatan tinggi atau fasilitas pelabuhan atau
hubungan antar kapal/pelabuhan atau setiap kegiatan
hubungan antar kapal/pelabuhan atau setiap kegiatan
dari kapal ke kapal.
dari kapal ke kapal.
SECURITY LEVELs
SECURITY LEVELs
Security Level 1:
Security Level 1:
Berarti tingkat dimana tindakan pencegahan keamanan
Berarti tingkat dimana tindakan pencegahan keamanan
minimum yang harus dilaksanakan secara terus menerus.
minimum yang harus dilaksanakan secara terus menerus.
Security Level 2:
Security Level 2:
Berarti tingkat dimana tindakan tambahan pencegahan
Berarti tingkat dimana tindakan tambahan pencegahan
keamanan minimum harus dilaksanakan untuk jangka waktu
keamanan minimum harus dilaksanakan untuk jangka waktu
tertentu sebagai hasil dari resiko meningkatnya suatu insiden
tertentu sebagai hasil dari resiko meningkatnya suatu insiden
keamanan.
keamanan.
Security Level 3:
Security Level 3:
Berarti tingkat dimana tindakan spesifik lebih lanjut dari
Berarti tingkat dimana tindakan spesifik lebih lanjut dari
pencegahan keamanan yang harus dilaksanakan untuk suatu
pencegahan keamanan yang harus dilaksanakan untuk suatu
batasan waktu tertentu ketika suatu insiden keamanan segera
batasan waktu tertentu ketika suatu insiden keamanan segera
terjadi atau mengancam walaupun tidak memungkinkan untuk
terjadi atau mengancam walaupun tidak memungkinkan untuk
mengidentifikasi target yang spesifik.
mengidentifikasi target yang spesifik.
DESIGNATED
DESIGNATED AUTHORITY
AUTHORITY
Berarti organisasi atau penyelenggara yang dikenal
Berarti organisasi atau penyelenggara yang dikenal
didalam pemerintah yang mengadakan perjanjian
didalam pemerintah yang mengadakan perjanjian
sebagai yang bertanggung jawab untuk memastikan
sebagai yang bertanggung jawab untuk memastikan
implementasi dari ketentuan-ketentuan pasal ini yang
implementasi dari ketentuan-ketentuan pasal ini yang
menyinggung tentang kemanan fasilitas pelabuhan dan
menyinggung tentang kemanan fasilitas pelabuhan dan
hubungan kapal / pelabuhan dari sudut pandang
hubungan kapal / pelabuhan dari sudut pandang
fasilitas pelabuhan.
fasilitas pelabuhan.
DECLARATION OF SECURITY (DoS)
DECLARATION OF SECURITY (DoS)
Berarti sebuah pernyataan yang disepakati antara
Berarti sebuah pernyataan yang disepakati antara
kapal dengan fasilitas pelabuhan atau kapal lain yang
kapal dengan fasilitas pelabuhan atau kapal lain yang
mana hal ini berkaitan satu sama yang lain khususnya
mana hal ini berkaitan satu sama yang lain khususnya
bagi ukuran jaminan masing-masing yang akan
bagi ukuran jaminan masing-masing yang akan
diimplementasikan.
diimplementasikan.
RECOGNIZED SECURITY ORGANIZATION
RECOGNIZED SECURITY ORGANIZATION
Berarti sebuah organisasi dengan keahlian memadai
Berarti sebuah organisasi dengan keahlian memadai
dalam hal-hal keamanan dan dengan pengetahuan yang
dalam hal-hal keamanan dan dengan pengetahuan yang
memadai tentang kapal dan pengoperasian pelabuhan
memadai tentang kapal dan pengoperasian pelabuhan
dalam menangani / melaksanakan suatu pengujian,
dalam menangani / melaksanakan suatu pengujian,
pembuktian, pengakuan atau kegiatan sebuah
pembuktian, pengakuan atau kegiatan sebuah
sertifikasi yang diisyaratkan oleh Bab ini atau Bagian
sertifikasi yang diisyaratkan oleh Bab ini atau Bagian
A dari ISPS Code.
A dari ISPS Code.
KOMUNIKASI DIATAS KAPAL
KOMUNIKASI DIATAS KAPAL
KOMUNIKASI DIATAS KAPAL HARUS DAPAT
KOMUNIKASI DIATAS KAPAL HARUS DAPAT
DILAKUKAN SECARA LISAN, ATAU DENGAN
DILAKUKAN SECARA LISAN, ATAU DENGAN
MENGGUNAKAN ALAT PENGERAS SUARA DAN ALAT
MENGGUNAKAN ALAT PENGERAS SUARA DAN ALAT
PENERIMA / PEMANCAR.
PENERIMA / PEMANCAR.
UNTUK KOMUNIKASI KEAMANAN NAKHODA HARUS
UNTUK KOMUNIKASI KEAMANAN NAKHODA HARUS
MENGGUNAKAN FREQWENSI KHUSUS
MENGGUNAKAN FREQWENSI KHUSUS.
.
HANDLING SENSITIVE SECURITY-RELATED
INFORMATION AND COMMUNICATIONS
KOMUNIKASI DARI KAPAL KE DARAT.
KOMUNIKASI DARI KAPAL KE DARAT.
NEGARA MENGAJURKAN SYSTEM KOMUNIKASI DAN
NEGARA MENGAJURKAN SYSTEM KOMUNIKASI DAN
FREKUENSI YANG DIGUNAKAN. BILA INSTRUKSI DEMIKIAN
FREKUENSI YANG DIGUNAKAN. BILA INSTRUKSI DEMIKIAN
TIDAK DIBERIKAN KAPAL HARUS BERKOMUNIKASI DENGAN
TIDAK DIBERIKAN KAPAL HARUS BERKOMUNIKASI DENGAN
GMDSS.
GMDSS.
SEBAGAI TAMBAHAN SYSTEM KEAMANAN DARURAT DIBUAT
SEBAGAI TAMBAHAN SYSTEM KEAMANAN DARURAT DIBUAT
UNTUK MEMANCARKAN KEAMANAN DARURAT KEPADA
UNTUK MEMANCARKAN KEAMANAN DARURAT KEPADA
PEMERINTAH ATAU PERUSAHAAN.
PEMERINTAH ATAU PERUSAHAAN.
KETIKA PERUSAHAAN MENERIMA KEAMANAN DARURAT, CSO
KETIKA PERUSAHAAN MENERIMA KEAMANAN DARURAT, CSO
ATAU WAKILNYA HARUS DENGAN SEGERA MENGHUBUNGI
ATAU WAKILNYA HARUS DENGAN SEGERA MENGHUBUNGI
PEMERINTAH
PEMERINTAH.
.
KOMUNIKASI KEAMANAN KHUSUS PELABUHAN.
SEBELUM MEMASUKI SUATU PELABUHAN, KAPAL HARUS
MENYAMPAIKAN INFORMASI BERIKUT KEPADA PFSO DENGAN
TUJUAN AGAR TERHINDARI DARI TINDAKAN PENGAWASAN :
1. PENEGASAN BAHWA KAPAL DILENGKAPI SERTIFIKAT
KEAMANAN KAPAL INTERNASIONAL YANG MASIH BERLAKU
DAN DITERBITKAN OLEH YANG BERWENANG.
2. PENEGASAN TINGKAT KEAMANAN YANG DIOPERASIKAN
DIATAS KAPAL PADA SAAT ITU
3. PENEGASAN TINGKAT KEAMANAN YANG DIOPERASIKAN PADA
PELABUHAN SEBELUMNYA DIMANA KAPAL/PELABUHAN
BERINTERAKSI.
4. PENEGASAN DARI SETIAP TINDAKAN KHUSUS ATAU
TINDAKAN KEAMANAN TAMBAHAN YANG DILAKUKAN
OLEH KAPAL DIPELABUHAN SEBELUMNYA DIMANA KAPAL /
PELABUHAN BERINTERAKSI.
5. PENEGASAN PROSEDUR-PROSEDUR KEAMANAN KAPAL
YANG TEPAT TELAH DIPERTAHANKAN PADA SETIAP
KEGIATAN SEBELUMNYA YANG TERKAIT DENGAN
KEGIATAN KAPAL KE KAPAL.
6. INFORMASI PRAKTEK-PRAKTEK KEAMANAN TERKAIT
LAINNYA (TETAPI BUKAN RINCIAN DARI SSP).
SSO HARUS BERHUBUNGAN PADA KESEMPATAN PERTAMA
SSO HARUS BERHUBUNGAN PADA KESEMPATAN PERTAMA
DENGAN PFSO DARI FASILITAS PELABUHAN YANG AKAN
DENGAN PFSO DARI FASILITAS PELABUHAN YANG AKAN
DIKUNJUNGI KAPAL.
DIKUNJUNGI KAPAL.
UNTUK MENETAPKAN TINGKAT KEAMANAN YANG AKAN
UNTUK MENETAPKAN TINGKAT KEAMANAN YANG AKAN
DITERAPKAN OLEH KAPAL DI FASILITAS PELABUHAN
DITERAPKAN OLEH KAPAL DI FASILITAS PELABUHAN
TERSEBUT
TERSEBUT
SETELAH BERHUBUNGAN DENGAN KAPAL, PFSO HARUS
SETELAH BERHUBUNGAN DENGAN KAPAL, PFSO HARUS
MENYARANKAN KAPAL SETIAP ADANYA PERUBAHAN,
MENYARANKAN KAPAL SETIAP ADANYA PERUBAHAN,
TINGKAT KEAMANAN PADA FASILITAS PELABUHAN DAN
TINGKAT KEAMANAN PADA FASILITAS PELABUHAN DAN
HARUS MEMBERIKAN KEPADA KAPAL SETIAP INFORMASI
HARUS MEMBERIKAN KEPADA KAPAL SETIAP INFORMASI
KEAMANAN YANG ADA.
KEAMANAN YANG ADA.
HANDLING SENSITIVE SECURITY-RELATED
INFORMATION AND COMMUNICATIONS
KARENA ADANYA SUATU KEADAAN DIMANA SUATU KAPAL
KARENA ADANYA SUATU KEADAAN DIMANA SUATU KAPAL
SECARA TERSENDIRI BEROPERASI PADA TINGKAT KEAMANAN
SECARA TERSENDIRI BEROPERASI PADA TINGKAT KEAMANAN
YANG LEBIH TINGGI DARI FASILITAS PELABUHAN YANG
YANG LEBIH TINGGI DARI FASILITAS PELABUHAN YANG
DIKUNJUNGI, DIMANA TIDAK ADA SATU KEADAAN APAPUN
DIKUNJUNGI, DIMANA TIDAK ADA SATU KEADAAN APAPUN
KAPAL DAPAT MEMILIKI TINGKAT KEAMANAN YANG LEBIH
KAPAL DAPAT MEMILIKI TINGKAT KEAMANAN YANG LEBIH
RENDAH DARI FASILITAS PELABUHAN YANG DIKUNJUNGI.
RENDAH DARI FASILITAS PELABUHAN YANG DIKUNJUNGI.
JIKA SEBUAH KAPAL MEMILIKI TINGKAT KEAMANAN YANG
JIKA SEBUAH KAPAL MEMILIKI TINGKAT KEAMANAN YANG
LEBIH TINGGI DARI FASILITAS PELABUHAN YANG DIITUJU
LEBIH TINGGI DARI FASILITAS PELABUHAN YANG DIITUJU
DIGUNAKAN, SSO HARUS MENYAMPAKAN KEPADA PFSO
DIGUNAKAN, SSO HARUS MENYAMPAKAN KEPADA PFSO
SESEGERA MUNGKIN.
SESEGERA MUNGKIN.
PFSO HARUS MELAKUKAN PENILAIAN KEADAAN KHUSUS ITU
PFSO HARUS MELAKUKAN PENILAIAN KEADAAN KHUSUS ITU
DAN MENGKONSULTASIKANNYA DENGAN SSO DAN
DAN MENGKONSULTASIKANNYA DENGAN SSO DAN
MENYETUJUI LANGKAH-LANGKAH PENGAMANAN YANG TEPAT
MENYETUJUI LANGKAH-LANGKAH PENGAMANAN YANG TEPAT
DENGAN KAPAL.
DENGAN KAPAL.
ACTIONS REQUIRED BY DIFFERENT SECURITY
ACTIONS REQUIRED BY DIFFERENT SECURITY
LEVELS
LEVELS
MENGIDENTIFIKASI DAN MENGAMBIL TINDAKAN PENCEGAHAN TERHADAP
KEJADIAN :
• MEMASTIKAN PELAKSANAAN TUGAS – TUGAS PENGAMANAN
• MENGAWASI DAERAH TERLARANG
• MENGAWASI AKSES KE KAPAL
• MENGAWASI GELADAK & SEKITAR KAPAL
• MENGAWASI ORANG & BARANG BAWAAN KE/DARI KAPAL
• MENGAWASI PENANGANAN MUATAN
• MEMASTIKAN TERSEDIANYA PERALATAN KOMUNIKASI KEAMANAN.
SUATU KAPAL DAPAT BERTINDK SESUAI DGN TINGKAT KEAMANAN
YANG DITENTUKAN OLEH NEGARA-NEGARA PESERTA.
LEVEL - 1
ACTIONS REQUIRED BY DIFFERENT
ACTIONS REQUIRED BY DIFFERENT
SECURITY LEVELS
SECURITY LEVELS
TINDAKAN PENCEGAHAN TAMBAHAN YANG DITETAPKAN DALAM SSP
TERHADAP MASING-MASING AKTIVITAS :
• MENJAMIN PELAKSANAAN TUGAS – TUGAS PENGAMANAN
• PENGAWASAN DAERAH TERLARANG
• PENGAWASAN AKSES KE KAPAL
• PENGAWASAN GELADAK & SEKITAR KAPAL
• PENGAWASAN ORANG & BARANG BAWAAN KE/DARI KAPAL
• PENGAWASAN PENANGANAN MUATAN
• MENJAMIN TERSEDIANYA PERALATAN KOMUNIKASI KEAMANAN.
LEVEL - 2
ACTIONS REQUIRED BY DIFFERENT
ACTIONS REQUIRED BY DIFFERENT
SECURITY LEVELS
SECURITY LEVELS
TINDAKAN PENCEGAHAN KHUSUS LEBIH LANJUT YANG DITETAPKAN
DALAM SSP TERHADAP MASING-MASING AKTIVITAS :
• MENJAMIN PELAKSANAAN TUGAS – TUGAS PENGAMANAN
• PENGAWASAN DAERAH TERLARANG
• PENGAWASAN AKSES KE KAPAL
• PENGAWASAN GELADAK & SEKITAR KAPAL
• PENGAWASAN ORANG & BARANG BAWAAN KE/DARI KAPAL
• PENGAWASAN PENANGANAN MUATAN
• MENJAMIN TERSEDIANYA PERALATAN KOMUNIKASI KEAMANAN.
LEVEL - 3
MAINTAINING SECURITY OF THE SHIP/PORT
MAINTAINING SECURITY OF THE SHIP/PORT
INTERFACE
INTERFACE
• JIKA KAPAL BERADA DALAM WILAYAH SUATU NEGARA YANG
JIKA KAPAL BERADA DALAM WILAYAH SUATU NEGARA YANG
MENETAPKAN KEAMANAN TINGKAT - 2 ATAU TINGKAT - 3, MAKA KAPAL
MENETAPKAN KEAMANAN TINGKAT - 2 ATAU TINGKAT - 3, MAKA KAPAL
WAJIB MENGIKUTI INSTRUKSI INI DAN MELAPORKANNYA PADA PFSO.
WAJIB MENGIKUTI INSTRUKSI INI DAN MELAPORKANNYA PADA PFSO.
• DALAM HAL KEAMANAN TINGKAT – 3, JIKA TERDAPAT BERBAGAI
DALAM HAL KEAMANAN TINGKAT – 3, JIKA TERDAPAT BERBAGAI
KESULITAN DALAM IMPLEMENTASINYA, SSO DAN PFSO BERKOORDINASI
KESULITAN DALAM IMPLEMENTASINYA, SSO DAN PFSO BERKOORDINASI
TENTANG TINDAKAN YANG PERLU DIAMBIL.
TENTANG TINDAKAN YANG PERLU DIAMBIL.
• JIKA KAPAL BERADA DALAM TINGKAT KEAMANAN YANG LEBIH TINGGI
JIKA KAPAL BERADA DALAM TINGKAT KEAMANAN YANG LEBIH TINGGI
DARI PELABUHAN YANG DIMASUKI ATAU BERADA, MAKA KAPAL HARUS
DARI PELABUHAN YANG DIMASUKI ATAU BERADA, MAKA KAPAL HARUS
SEGERA MEMBERITAHU PEJABAT YANG BERWENANG DALAM WILAYAH /
SEGERA MEMBERITAHU PEJABAT YANG BERWENANG DALAM WILAYAH /
NEGARA ITU DAN KEPADA PFSO.
NEGARA ITU DAN KEPADA PFSO.
• JIKA KAPAL MEMASUKI SUATU PELABUHAN YANG TIDAK MEMILIKI PFSP,
JIKA KAPAL MEMASUKI SUATU PELABUHAN YANG TIDAK MEMILIKI PFSP,
MAKA KAPAL HARUS BERHUBUNGAN DENGAN PEJABAT YANG BERWENANG
MAKA KAPAL HARUS BERHUBUNGAN DENGAN PEJABAT YANG BERWENANG
PADA NEGARA PELABUHAN UNTUK MEMBERITAHUKAN TINGKAT
PADA NEGARA PELABUHAN UNTUK MEMBERITAHUKAN TINGKAT
KEAMANAN KAPALNYA DAN MEMINTA TINDAKAN PENGAMANAN YANG
KEAMANAN KAPALNYA DAN MEMINTA TINDAKAN PENGAMANAN YANG
SESUAI ATAU UNTUK MENYIAPKAN DOS.
SESUAI ATAU UNTUK MENYIAPKAN DOS.
• JIKA KAPAL BERLAYAR DALAM TERTITORIAL SUATU NEGARA PANTAI
JIKA KAPAL BERLAYAR DALAM TERTITORIAL SUATU NEGARA PANTAI
MENDAPAT ANCAMAN KEAMANAN, KAPAL HARUS MENGINFORMASIKAN
MENDAPAT ANCAMAN KEAMANAN, KAPAL HARUS MENGINFORMASIKAN
KEADAAN TERSEBUT DAN WAJIB MENGIKUTI INSTRUKSI KEAMANAN YANG
KEADAAN TERSEBUT DAN WAJIB MENGIKUTI INSTRUKSI KEAMANAN YANG
DIBERIKAN.
DIBERIKAN.
• JIKA KAPAL INTERFACE DENGAN KAPAL LAIN SSO HARUS BERKOORDINASI
JIKA KAPAL INTERFACE DENGAN KAPAL LAIN SSO HARUS BERKOORDINASI
UNTUK MEMASTIKAN TINGKAT KEAMANAN MASING-MASING.
UNTUK MEMASTIKAN TINGKAT KEAMANAN MASING-MASING.
• JIKA SALAH SATU KAPAL MEMILIKI TINGKAT KEAMANAN YANG LEBIH
JIKA SALAH SATU KAPAL MEMILIKI TINGKAT KEAMANAN YANG LEBIH
TINGGI, MAKA KAPAL LAIN WAJIB MENYIAPKAN DOS GUNA MENENTUKAN
TINGGI, MAKA KAPAL LAIN WAJIB MENYIAPKAN DOS GUNA MENENTUKAN
LANGKAH-LANGKAH KEAMANAN YANG TEPAT DARI KEDUA BELAH PIHAK.
LANGKAH-LANGKAH KEAMANAN YANG TEPAT DARI KEDUA BELAH PIHAK.
• JIKA KAPAL INTERFACE DENGAN KAPAL LAIN YANG TIDAK MEMILIKI SSP,
JIKA KAPAL INTERFACE DENGAN KAPAL LAIN YANG TIDAK MEMILIKI SSP,
MAKA KAPAL MEMINTA KEPADA KAPAL LAIN UNTUK MENYIAPKAN DOS DAN
MAKA KAPAL MEMINTA KEPADA KAPAL LAIN UNTUK MENYIAPKAN DOS DAN
MEMUTUSKAN LANGLAH-LANGKAH PENGAMANAN YANG TEPAT ANTARA
MEMUTUSKAN LANGLAH-LANGKAH PENGAMANAN YANG TEPAT ANTARA
KEDUA PIHAK.
KEDUA PIHAK.
DECLARATION OF SECURITY
WARTA KEAMANAN
SUATU KESEPAKATAN ANTARA SATU KAPAL DENGAN
PELABUHAN ATAU KAPAL LAIN YANG SALING
INTERFACE TENTANG TINDAKAN PENGAMANAN YANG
AKAN DITERAPKAN OLEH MASING – MASING PIHAK.
PERMINTAAN DOS OLEH KAPAL
•KAPAL BEROPERASI PADA TINGKAT PENGAMAN YANG LEBIH TINGGI
DARI PELABUHAN ATAU KAPAL YANG AKAN BERINTERFACE
DENGANNYA.
•ADANYA KESEPAKATAN ANTAR MASING – MASING NEGARA YANG
MENCAKUP PELAYARAN INTERNASIONAL TERTENTU ATAU KAPAL
TERTENTU PADA PELAYARAN TERSEBUT.
•ADA ANCAMAN KEAMANAN / KEJADIAN TERHADAP KAPAL ATAU
PELABUHAN
•KAPAL BERADA DI PELABUHAN YANG TIDAK MEMENUHI KETENTUAN
ISPS CODE
•KAPAL INTERFACE DENGAN KAPAL YANG TIDAK MEMENUHI ISPS
CODE.
CONTOH DOS
Nama Kapal Nama Pelabuhan
DOS valid from ------ Until ------ Untuk kapal/pelabuhan yang berinterface pada level keamanan --------
Kapal & fasilitas pelabuhan menyetujui tanggung jawab keamanan berikut :
Kapal Pelabuhan
Kapal Pelabuhan
Kapal Pelabuhan
Kapal Pelabuhan
Kapal Pelabuhan
1. Menetapkan Komunikasi antara kapal & pelabuhan
- Sarana Menghidupkan alarm
- Melaporkan setiap ketidak sesuaian
- Penyampaian kekapal informasi keamanan khusus (yang
dikontak khusus)
2. Tanggung jawab pemeriksaan ID & Screening
dan : - Penumpang, ABK & Barang – barangnya
- Muatan kapal, Storage & Kendaraan
3. Tanggung jawab mengadakan pemeriksaan dermaga & sekitarnya
Date of Issue_________
TT Nakhoda / SSO TT.PFSO
Petugas Keamanan Perusahaan (CSO) dan Personil Petugas
Perusahaan didarat, serta Petugas Keamanan Kapal (SSO) harus
Memiliki pengetahuan dan mendapatkan Pelatihan sebagai berikut :
1. Administrasi Keamanan
2. Konvensi-konvensi , Code dan Rekomendasi International yang relevan
3. Hukum dan Regulasi Pemerintah yang relevan
4. Tanggung jawab dan fungsi organisasi keamanan yang lain
5. Metodologi Penilaian Keamanan Kapal
6. Metode Survey dan pemeriksaan keamanan kapal
7. Operasi serta kondisi kapal dan pelabuhan
8. Pedoman keamanan kapal dan fasilitas pelabuhan
9. Kesiapan penanganan keadaan darurat dan contingency plan
Lanjutan
10. Tehnik-tehnik pengajaran untuk pendidikan dan pelatihan keamanan
meliputi pedoman dan prosedur keamanan
11. Penanganan Informasi dan Komunikasi keamanan yang sensitif
12. Pengetahuan tentang pola dan ancaman keamanan
13. Pengenalan dan pendeteksian senjata, alat dan bahan-bahan yang
berbahaya
14. Pengetahuan tentang karakteristik dan pola tingkah laku manusia yang
cenderung membahayakan keamanan
15. Tehnik-tehnik yang digunakan untuk menghindari tindakan keamanan
16. Sistem dan peralatan keamanan serta keterbatasan operasionalnya
17. Metode melaksanakan Audit, pemeriksaan, pengawasan, dan pemantauan
18. Cara-cara penggeledahan fisik dan pemeriksaan yang baik
19. Berlatih dan Latihan keamanan bersama dengan fasilitas pelabuhan
20. Penilaian berlatih dan latihan keamanan.
PELATIHAN BAGI ABK DENGAN TUGAS KHUSUS KEAMANAN
1. Pengetahuan tentang pola dan ancaman keamanan.
2. Pengenalan dan pendeteksian senjata, alat dan bahan-bahan yang berbahaya.
3. Pengetahuan tentang karakteristik dan pola tingkah laku manusia yang
cenderung membahayakan keamanan.
4. Tehnik-tehnik yang digunakan untuk menghindari tindakan keamanan. Manajemen
mengatasi kerusuhan dan teknik pengendaliannya.
5. Komunikasi-komunikasi kamanan.
6. Pengetahuan prosedur darurat dan Contingency plan.
7. Pengoperasian peralatan dan sistem keamanan.
8. Pengujian, kalibrasi dan pemeliharaan peralatan dan sistem keamanan di laut.
9. Tehnik-tehnik pemeriksaan, pengawasan dan pemantauan.
10.Metode penggeledahan fisik terhadap manusia, barang-barang pribadi,
bagasi, muatan dan perbekalan kapal.
PELATIHAN
PELATIHAN
S K A
SKILL
KNOWLEDGE
ATTITUDE
• WHAT I HEAR, I FORGET
• WHAT I SEE, I REMEMBER
• WHAT I DO, I UNDERSTAND
Confucius
MEMBACA : 10 % MATERI
MENDENGAR : 20 % MATERI
MELIHAT : 30 % MATERI
MENDENGAR DAN MELIHAT : 50 % MATERI
MENGUCAPKAN : 75 % MATERI
MENGUCAPKAN DAN MELAKUKAN : 90 % MATERI
SLIDE DAN MODEL
POWERPOINT
AUDIO – VISUAL
VIDEO CASSETTE
WHITE BOARD
HAND OUT
• METODE PENYAMPAIAN PEMBELAJARAN
• DEMONSTRASI / PERAGAAN
• DISKUSI KELOMPOK
• STUDI KASUS
• ANALISYS
• PENAYANGAN VIDEO / FILM
1. MENINGKATKAN KEWASPADAAN SERTA KESADARAN AKAN ANCAMAN
KEAMANAN KAPAL
2. MENGETAHUI TINDAKAN KEAMANAN YANG DILAKUKAN SESUAI
RANCANGAN KEAMANAN KAPAL
3. MENGETAHUI TINDAKAN UMUM DAN PROSEDUR DARURAT SERTA
CONTINGENCY PLAN DALAM KEADAAAN DARURAT
4. MENGETAHUI TINDAKAN KHUSUS YANG DIBUAT UNTUK MELINDUNGI
KAPAL DARI ANCAMAN KEAMANAN
THANK YOU
THANK YOU
FOR YOUR
FOR YOUR
ATTENTION
ATTENTION
GOOD LUCK !!!
GOOD LUCK !!!
Santa Maria — 1961
This ship was selected by Henrique Galvao,
a former general in the army of the Portuguese dictator Salazar,
to be seized at sea for use in a larger anti-Salazar campaign.
The decision to use the ship was based on its size and speed
(20 knots at full speed). Galvao also realized that the large
number of passengers ensured publicity and would provide
some shield against counter action.
The initial plan called for 100 armed men to be placed aboard as paying passengers.
After the ship had been taken, it was to sail to the island of Fernando Po in the hope of staging
a commando raid, seizing a gunboat, and proceeding to Angola to stage an uprising ashore.
The transit was planned to take eight days, allowing
three days’ head start before the Santa Maria was due for her next port call in Miami.
Radio silence was to be maintained while confederates ashore cabled misleading
location data and false reports of delays.
The Santa Maria and her sister ship were kept under surveillance over a period of several months
on each of their monthly calls at La Guaira, Venezuela. Careful note was made security measures
And boarding procedures and brochures and photographs were acquired to familiarize the plotters
With all aspects of the ship…….

Materi ajar - Security Awareness Training.ppt

  • 1.
  • 2.
    SECURITY AWARENESS SECURITY AWARENESS TRAINING TRAINING SecurityAwareness Training adalah program Security Awareness Training adalah program edukasi yang dirancang untuk meningkatkan edukasi yang dirancang untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman individu tentang kesadaran dan pemahaman individu tentang berbagai ancaman keamanan serta cara berbagai ancaman keamanan serta cara melindungi informasi dan aset perusahaan dari melindungi informasi dan aset perusahaan dari risiko ancaman tersebut. risiko ancaman tersebut. Tujuan utama dari pelatihan ini adalah untuk Tujuan utama dari pelatihan ini adalah untuk mengurangi kemungkinan kesalahan manusia mengurangi kemungkinan kesalahan manusia yang dapat menyebabkan pelanggaran yang dapat menyebabkan pelanggaran keamanan. keamanan.
  • 3.
    MAKSUD DAN TUJUAN MAKSUDDAN TUJUAN UNTUK MENDIDIK DAN MELATIH CALON PELAUT BAGIAN DEK DAN MESIN SESUAI KETERAMPILAN YANG MEREKA BUTUHKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS SERTA PERAN SEBAGAI “ANAK BUAH KAPAL” DALAM MENJAGA KEAMANAN KAPAL
  • 4.
    MANFAAT SECURITY AWARENESSTRAINING MANFAAT SECURITY AWARENESS TRAINING Meningkatkan Ketahanan Perusahaan: Mengurangi risiko pelanggaran keamanan akibat kesalahan karyawan. Mematuhi Regulasi: Membantu organisasi mematuhi standar dan regulasi atau lainnya. Membangun Budaya Keamanan: Menanamkan kebiasaan baik dalam melindungi informasi di seluruh organisasi. Mengurangi Biaya Potensial: Menghindari kerugian finansial atau reputasi akibat serangan keamanan.
  • 5.
    KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN KOMPETENSIYANG DIHARAPKAN • Menjaga dan Mengawasi pelaksanaan SSP. Menjaga dan Mengawasi pelaksanaan SSP. • Mengetahui resiko keamanan, ancaman dan daerah yag Mengetahui resiko keamanan, ancaman dan daerah yag mudah diserang. mudah diserang. • Melakukan pemeriksaan di kapal secara teratur untuk Melakukan pemeriksaan di kapal secara teratur untuk memastikan ukuran-ukuran keamanan yang sesuai memastikan ukuran-ukuran keamanan yang sesuai dilaksanakan dan dipelihara. dilaksanakan dan dipelihara. • Menjamin bahwa peralatan keamanan dan sistimnya, jika Menjamin bahwa peralatan keamanan dan sistimnya, jika ada, dioperasikan, di test, dan di kalibrasi sebagaimana ada, dioperasikan, di test, dan di kalibrasi sebagaimana mestinya. mestinya. • Meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan keamanan diatas Meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan keamanan diatas kapal. kapal.
  • 6.
    POLA KEAMANAN POLA KEAMANAN Polakeamanan di kapal saat ini dirancang untuk Pola keamanan di kapal saat ini dirancang untuk melindungi kapal, awak, muatan, dan infrastruktur melindungi kapal, awak, muatan, dan infrastruktur pelayaran dari ancaman seperti pembajakan, pelayaran dari ancaman seperti pembajakan, sabotase, terorisme, dan pencurian. Pola sabotase, terorisme, dan pencurian. Pola keamanan ini mengacu pada standar internasional keamanan ini mengacu pada standar internasional seperti seperti International Ship and Port Facility International Ship and Port Facility Security Code (ISPS Code) Security Code (ISPS Code) yang ditetapkan oleh yang ditetapkan oleh Organisasi Maritim Internasional (IMO). Berikut Organisasi Maritim Internasional (IMO). Berikut penjelasan pola keamanan di kapal: penjelasan pola keamanan di kapal:
  • 7.
    Tingkatan Keamanan (SecurityLevels) ISPS Code menetapkan tiga tingkat keamanan yang digunakan ISPS Code menetapkan tiga tingkat keamanan yang digunakan untuk menentukan langkah-langkah pengamanan yang harus untuk menentukan langkah-langkah pengamanan yang harus diambil: diambil: Level 1 (Normal): Level 1 (Normal): Kondisi keamanan standar. Prosedur dasar Kondisi keamanan standar. Prosedur dasar seperti pemeriksaan dokumen dan kontrol akses diterapkan. seperti pemeriksaan dokumen dan kontrol akses diterapkan. Level 2 (Heightened): Level 2 (Heightened): Kondisi keamanan meningkat karena Kondisi keamanan meningkat karena ancaman khusus. Langkah tambahan seperti peningkatan patroli ancaman khusus. Langkah tambahan seperti peningkatan patroli dan pengawasan dilakukan. dan pengawasan dilakukan. Level 3 (Exceptional): Level 3 (Exceptional): Kondisi keamanan kritis dengan ancaman Kondisi keamanan kritis dengan ancaman yang jelas dan nyata. Prosedur darurat diterapkan. yang jelas dan nyata. Prosedur darurat diterapkan.
  • 8.
    Langkah-langkah Keamanan diKapal a. Akses Terbatas a. Akses Terbatas •Area tertentu di kapal (contoh: ruang mesin, jembatan navigasi) diberi pembatasan akses hanya untuk Area tertentu di kapal (contoh: ruang mesin, jembatan navigasi) diberi pembatasan akses hanya untuk personel yang berwenang. personel yang berwenang. •Sistem kontrol akses seperti kartu identitas, CCTV, atau penjagaan fisik digunakan. Sistem kontrol akses seperti kartu identitas, CCTV, atau penjagaan fisik digunakan. Membuat peringatan Pemeriksaan fisik Pemeriksaan bagasi Pemantauan melalui CCTV
  • 9.
    Langkah-langkah Keamanan diKapal b. Identifikasi dan Pendaftaran b. Identifikasi dan Pendaftaran •Semua orang yang naik atau turun dari kapal harus diidentifikasi dan didaftarkan. •Pemeriksaan dokumen dilakukan untuk awak kapal, penumpang, atau pengunjung.
  • 10.
    Langkah-langkah Keamanan diKapal c. Patroli dan Pemantauan c. Patroli dan Pemantauan •Patroli reguler dilakukan di seluruh area kapal untuk mendeteksi aktivitas mencurigakan. •Pengawasan melalui kamera CCTV atau alat pemantauan lainnya. d. Penanganan Kargo dan Perbekalan d. Penanganan Kargo dan Perbekalan Pemeriksaan muatan dan perbekalan dilakukan untuk memastikan tidak ada barang berbahaya atau ilegal yang masuk. Pemindaian menggunakan alat deteksi seperti X-ray atau detektor bahan kimia.
  • 11.
    Langkah-langkah Keamanan diKapal e. Latihan dan Simulasi e. Latihan dan Simulasi Latihan keamanan seperti simulasi ancaman pembajakan atau serangan dilakukan secara berkala untuk melatih respons awak kapal. f. Komunikasi Keamanan f. Komunikasi Keamanan Kapal harus memiliki sistem komunikasi yang aman untuk berkoordinasi dengan otoritas pelabuhan, penjaga pantai, atau otoritas keamanan lainnya.
  • 12.
    Perspektif Sejarah Perspektif Sejarah PerlindunganKapal terhadap : • Terrorist • Bajak laut (Piracy) • Perampok (Robber) • Pencurian (Pilferage)
  • 13.
    Aktifitas Kriminal Aktifitas Kriminal •Santa Maria – 1961 - Dibajak Santa Maria – 1961 - Dibajak • Anzoátegui – 1963 – dibajak gerilyawan Anzoátegui – 1963 – dibajak gerilyawan • Columbia Eagle – 1970 - (Hijacking) Columbia Eagle – 1970 - (Hijacking) • Achille Lauro – 1985 - (Hijacking) Achille Lauro – 1985 - (Hijacking) • Avrasya – 1996 (Hijacking) Avrasya – 1996 (Hijacking) • MT Petro Ranger – 1998 (Hijacking) MT Petro Ranger – 1998 (Hijacking)
  • 14.
    Aktifitas Kriminal Aktifitas Kriminal •MV Alondra Rainbow – 1998 (Hijacking) MV Alondra Rainbow – 1998 (Hijacking) • USS Cole – 2000 (Bomb Attack) USS Cole – 2000 (Bomb Attack) • MV Inabukwa – 2001 (Hijacking) MV Inabukwa – 2001 (Hijacking) • WTC and Pentagon – 11/9/2001 (Terrorist WTC and Pentagon – 11/9/2001 (Terrorist Attack) Attack) • MT Han Wei – 2002 (Hijacking) MT Han Wei – 2002 (Hijacking) • MT Limburg – 2002 (Explosion). MT Limburg – 2002 (Explosion).
  • 15.
    TOPIK BERISI. • Kesadaranakan konvensi, kode, dan rekomendasi internasional yang relevan • Kesadaran akan peraturan perundang- undangan pemerintah yang relevan • Definisi • Menangani informasi dan komunikasi terkait keamanan yang sensitif
  • 16.
    Kesadaran akan konvensi,kode, dan rekomendasi internasional yang relevan  IMO RESOLUTION. A.584 (14). 85 - A.872 (20). 97 A. 584 (14) ADOPTED ON 20 NOVEMBER 1985 : TINDAKAN UNTUK MENCEGAH TINDAKAN MELAWAN HUKUM YANG MENGANCAM KESELAMATAN KAPAL DAN KEAMANAN PENUMPANG DAN AWAKNYA. A. 872 (20) ADOPTED ON 27 NOVEMBER 1997 : PEDOMAN PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYELUNDUPAN NARKOBA, ZAT PSIKOTROPI DAN BAHAN KIMIA PREKURSOR DI KAPAL YANG MELAKUKAN LALU LINTAS MARITIM INTERNASIONAL.
  • 17.
    Kesadaran akan konvensi,kode, dan rekomendasi internasional yang relevan  CIRCULAR IMO PRODUCED BY MSC. Circ. 443. 86 , 754. 96 MSC Circ. 443 (26 SEPTEMBER 1986) : TINDAKAN UNTUK MENCEGAH TINDAKAN MELAWAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG DAN ABK SERTA KESELAMATAN KAPAL. MSC Circ. 754 (5 JULY 1996) : PASSENGER FERRY SECURITY  PENINDAKAN TINDAK PIDANA TERHADAP KESELAMATAN NAVIGASI MARITIM ( SUA CONVENTION) 1988. (Into effect on March 1, 1992.)  KONVENSI TENTANG FASILITASI LALU LINTAS MARITIM INTERNASIONAL (FAL. CONVENTION) 1965 as AMANDED 2002.  SOLAS CONVENTION 1974 as AMANDED 2002.  ISPS CODE 2003.
  • 18.
    HIJACKING ACHILLE LAURO1985 IMO Assembly20 November 85 adopted. IMO RESOLUTION A.584 (14). Tindakan untuk mencegah tindakan melawan hukum yang mengancam keselamatan kapal dan keamanan penumpang dan awaknya 26 September 86 MSC approved MSC/cir.443 Upaya Pencegahan Perbuatan Melawan Hukum Terhadap Penumpang dan Awak Kapal 1988 SUA Convention Konvensi untuk Penindakan Melawan Hukum terhadap Keselamatan Navigasi Maritim 5 Juli 96 MSC adopted MSC/Cir.754 Keamanan Penumpang Ferry perjalanan Internasional  24 jam .
  • 19.
    WTC attacks 11Sept.2001 20 Nov.2001 IMO adopted Res.924(22) “Pencegahan dan Penindakan Aksi Terorisme terhadap Pelayaran” Dengan Resolusi ini MSC dan organ lain dalam IMO untuk mereview dan merevisi IMO instrument dalam rangka mengahadapi teroris, yaitu;  Resolusi A.584 (14) 1985. Tindakan untuk mencegah tindakan melawan hukum yang mengancam keselamatan kapal dan keamanan penumpang serta awaknya.  MSC/Cir.443 1986.- Tindakan untuk mencegah tindakan melawan hukum terhadap penumpang dan awak kapal.  SUA Convention 1988. Penindakan Perbuatan Melawan Hukum terhadap Keselamatan Pelayaran Maritim MSC/Cir.754. 1996. Keamanan feri penumpang ISWG Meeting – February 02 (Keamanan Maritim) MSC 75 Meeting- March 02 (untuk lebih mengembangkan proposal yang dibuat) ISWG Meeting – Sept. 02 MSC 76 Meeting and Diplomatic Conference– December 02 (Menyetujui versi final dari teks yang diusulkan untuk dipertimbangkan oleh Konferensi Diplomatik.) Amd.SOLAS Chapter V & XI
  • 20.
    DIPLOMATIC CONFERENCE DIPLOMATIC CONFERENCE (9 – 13 December 2002 ) ( 9 – 13 December 2002 ) • MENYETUJUI AMANDEMEN KETENTUAN PADA KONVENSI MENYETUJUI AMANDEMEN KETENTUAN PADA KONVENSI INTERNASIONAL TENTANG KESELAMATAN JIWA DI LAUT INTERNASIONAL TENTANG KESELAMATAN JIWA DI LAUT 1974 (SOLAS 74) 1974 (SOLAS 74) • MEMPERCEPAT IMPLEMENTASI AUTOMATIC MEMPERCEPAT IMPLEMENTASI AUTOMATIC IDENTIFICATION SYSTEM (AIS) – SOLAS’74 BAB. V IDENTIFICATION SYSTEM (AIS) – SOLAS’74 BAB. V • SHIP’S IDENTIFICATION NUMBER AND CONTINUOUS SHIP’S IDENTIFICATION NUMBER AND CONTINUOUS SYNOPSIS RECORD.- SOLAS’74 BAB. XI-1 SYNOPSIS RECORD.- SOLAS’74 BAB. XI-1 • MENYETUJUI SEJUMLAH RESOLUSI KONFERENSI MELIPUTI MENYETUJUI SEJUMLAH RESOLUSI KONFERENSI MELIPUTI IMPLEMENTASI DAN REVISI CODE INI, KERJASAMA IMPLEMENTASI DAN REVISI CODE INI, KERJASAMA TEKNIS DAN KERJASAMA KOOPERATIF DENGAN TEKNIS DAN KERJASAMA KOOPERATIF DENGAN ORGANISASI BURUH SEDUNIA (ILO) DAN ORGANISASI BEA ORGANISASI BURUH SEDUNIA (ILO) DAN ORGANISASI BEA CUKAI SEDUNIA (WCO). CUKAI SEDUNIA (WCO). • KETENTUAN BAB. XI-2 – ISPS CODE. KETENTUAN BAB. XI-2 – ISPS CODE.
  • 21.
    Amendments to SOLAS Amendmentsto SOLAS Chapter V Chapter V Chapter XI Chapter XI Chapter XI-1 Langkah-langkah khusus untuk meningkatkan KESELAMATAN maritim Chapter XI-2 Langkah-langkah khusus untuk meningkatkan KEAMANAN maritim
  • 22.
    Organisasi Maritim Internasionalmengadopsi Kode Organisasi Maritim Internasional mengadopsi Kode Keamanan Kapal dan Fasilitas Pelabuhan Keamanan Kapal dan Fasilitas Pelabuhan Internasional (ISPS) yang baru Internasional (ISPS) yang baru Konferensi Diplomatik Desember Konferensi Diplomatik Desember 2002 - London 2002 - London Kode ISPS berlaku mulai 1 JULI Kode ISPS berlaku mulai 1 JULI 2004 2004
  • 27.
    TANGGUNG JAWAB KEAMANANOLEH PEMERINTAH Tanggung jawab pemerintah dalam keamanan, terutama terkait sektor maritim dan transportasi, melibatkan pengawasan, regulasi, dan implementasi kebijakan untuk melindungi masyarakat, infrastruktur, serta kepentingan nasional dari ancaman baik domestik maupun internasional. Berikut adalah tanggung jawab keamanan oleh pemerintah secara umum: 1. Regulasi dan Kebijakan 2. Penegakan Hukum dan Pengawasan 3. Perlindungan Infrastruktur Kritis 4. Pendidikan dan Kesadaran Keamanan 5. Respons terhadap Ancaman dan Krisis 6. Kerjasama Internasional 7. Monitoring dan Evaluasi
  • 28.
    TANGGUNG JAWAB KEAMANANOLEH PERUSAHAAN Tanggung jawab keamanan oleh perusahaan adalah memastikan perlindungan terhadap aset, karyawan, data, dan operasi perusahaan dari ancaman internal maupun eksternal. Hal ini mencakup implementasi kebijakan, prosedur, dan teknologi keamanan yang sesuai dengan regulasi pemerintah serta kebutuhan spesifik industri perusahaan. Berikut adalah rincian tanggung jawab keamanan perusahaan: 1. Membuat Kebijakan Keamanan 2. Perlindungan Aset Fisik 3. Pengelolaan Risiko Keamanan 4. Perlindungan Data dan Informasi 5. Keamanan Sumber Daya Manusia 6. Kerjasama dengan Pihak Ketiga 7. Penanganan Darurat dan Pemulihan 8. Audit dan Evaluasi 9. Tanggung Jawab Spesifik Berdasarkan Sektor
  • 29.
    TANGGUNG JAWAB KEAMANANOLEH KAPAL Tanggung jawab keamanan oleh kapal adalah untuk memastikan perlindungan seluruh awak, muatan, peralatan, dan operasional kapal dari ancaman internal maupun eksternal. Hal ini diwujudkan melalui penerapan standar internasional, seperti International Ship and Port Facility Security (ISPS) Code, dan kebijakan internal kapal yang disesuaikan dengan kondisi operasional dan lingkungan kapal. Berikut adalah penjelasan tanggung jawab keamanan oleh kapal: 1. Implementasi ISPS Code 2. Pengawasan dan Kontrol Akses 3. Perlindungan Muatan dan Perbekalan 4. Pelatihan dan Tanggung Jawab Awak Kapal 5. Penanganan Ancaman Khusus 6. Tugas Personel Keamanan Kapal 7. Komunikasi dan Pelaporan 8. Alat dan Teknologi Keamanan 9. Audit dan Evaluasi Keamanan
  • 30.
    TANGGUNG JAWAB KEAMANANOLEH FASILITAS PELABUHAN Tanggung jawab keamanan oleh fasilitas pelabuhan adalah untuk memastikan keselamatan seluruh operasi pelabuhan, termasuk personel, kapal, muatan, infrastruktur, dan lingkungan sekitarnya, dari ancaman internal maupun eksternal. Fasilitas pelabuhan bertindak sebagai penghubung penting dalam rantai logistik global, sehingga keamanan pelabuhan menjadi krusial untuk melindungi perdagangan internasional. Berikut adalah tanggung jawab keamanan oleh fasilitas pelabuhan: 1. Implementasi ISPS Code 2. Pengelolaan Akses 3. Pengawasan dan Pemantauan 4. Penanganan Kargo dan Perbekalan 5. Keamanan Siber 6. Pelatihan dan Kesadaran Keamanan 7. Penanganan Ancaman dan Insiden 8. Audit dan Evaluasi 9. Perlindungan Lingkungan dan Komunitas
  • 31.
    SHIP SECURITY OFFICER(SSO) Ship Security Officer (SSO) adalah individu yang ditunjuk oleh perusahaan atau nakhoda kapal untuk bertanggung jawab atas pengelolaan dan pelaksanaan semua aspek keamanan di atas kapal, sesuai dengan pedoman International Ship and Port Facility Security (ISPS) Code. SSO berperan penting dalam melindungi kapal, awak, dan muatan dari ancaman keamanan. Tugas dan Tanggung Jawab SSO: 1. Implementasi Keamanan Kapal 2. Identifikasi Ancaman 3. Pengawasan dan Kontrol Akses 4. Pelatihan dan Kesadaran Keamanan 5. Komunikasi Keamanan 6. Audit dan Inspeksi Keamanan 7. Penanganan Darurat
  • 32.
    COMPANY SECURITY OFFICER(CSO) Company Security Officer (CSO) adalah individu yang ditunjuk oleh perusahaan pengelola kapal untuk bertanggung jawab atas pengembangan, implementasi, dan pengelolaan kebijakan serta prosedur keamanan di tingkat perusahaan sesuai dengan pedoman International Ship and Port Facility Security (ISPS) Code. CSO memastikan bahwa langkah-langkah keamanan diterapkan secara efektif pada seluruh armada kapal yang dikelola perusahaan. Tugas dan Tanggung Jawab CSO: 1. Penyusunan Kebijakan Keamanan Perusahaa 2. Penyusunan dan Pemeliharaan Ship Security Plan 3. Koordinasi dengan Ship Security Officer (SSO) 4. Pelatihan Keamanan 5. Manajemen Ancaman dan Risiko 6. Penanganan Insiden Keamanan 7. Kerjasama dengan Otoritas Keamanan 8. Keamanan Siber
  • 33.
    PORT FACILITY SECURITYOFFICER (PFSO) Port Facility Security Officer (PFSO) adalah individu yang ditunjuk oleh operator atau pengelola fasilitas pelabuhan untuk bertanggung jawab atas pengelolaan dan pelaksanaan keamanan di pelabuhan sesuai dengan International Ship and Port Facility Security (ISPS) Code. PFSO memainkan peran penting dalam memastikan bahwa fasilitas pelabuhan terlindungi dari ancaman, baik yang bersifat fisik maupun digital, serta dalam mendukung kelancaran operasi maritim. Tugas dan Tanggung Jawab PFSO: 1. Implementasi Rencana Keamanan Fasilitas Pelabuhan (PFSP) 2. Identifikasi dan Penanganan Ancaman 3. Pengawasan dan Kontrol Akses 4. Pelatihan dan Kesadaran Keamanan 5. Manajemen Ancaman dan Risiko 6. Pengelolaan Kargo dan Rantai Pasokan 7. Penanganan Ancaman Siber 8. Pengawasan Lingkungan Sekitar Pelabuhan
  • 34.
    SEAFARER DESIGNATED SECURITYDUTIES (SDSD) Pelaut dengan tugas keamanan yang ditunjuk atau Designated Security Duties (DSD) adalah anggota awak kapal yang telah diberi tanggung jawab spesifik terkait keamanan kapal berdasarkan pedoman International Ship and Port Facility Security (ISPS) Code. Mereka bekerja di bawah arahan Ship Security Officer (SSO) untuk memastikan pelaksanaan langkah- langkah keamanan di atas kapal. Tugas dan Tanggung Jawab SDSD: 1. Penanganan Akses ke Kapal 2. Pengawasan Muatan dan Perbekalan 3. Pengawasan dan Pemantauan 4. Respon terhadap Ancaman atau Insiden 5. Pelaporan dan Dokumentasi
  • 35.
    OTHER PERSONEL SECURITY Personellainnya yang terlibat dalam sistem keamanan kapal dan pelabuhan mencakup individu-individu yang tidak memiliki peran utama dalam keamanan tetapi tetap memiliki tanggung jawab tertentu sesuai dengan International Ship and Port Facility Security (ISPS) Code. Mereka mendukung pelaksanaan keamanan melalui tugas-tugas spesifik atau dengan mendukung lingkungan yang aman di kapal maupun fasilitas pelabuhan. Jenis Personel Lainnya dan Tugas Umumnya: 1. Awak Kapal Non-Keamanan 2. Petugas Operasional Pelabuhan 3. Petugas Administrasi 4. Penyedia Jasa (Vendor atau Kontraktor) 5. Personel Kebersihan dan Perawatan 6. Pengunjung atau Penumpang
  • 36.
    IDENTIFIKASI ANCAMAN, PENGAKUAN& TANGGAPAN KEAMANAN Identifikasi ancaman, pengakuan, dan tanggapan adalah komponen kunci dalam manajemen keamanan kapal, pelabuhan, dan fasilitas maritim lainnya. Proses ini bertujuan untuk mengenali potensi ancaman terhadap keselamatan dan keamanan, mengidentifikasinya dengan tepat, serta memberikan respons yang tepat dan cepat untuk mengatasi atau mengurangi dampaknya. Proses ini sejalan dengan prinsip-prinsip dari International Ship and Port Facility Security (ISPS) Code, yang dirancang untuk memastikan bahwa kapal dan fasilitas pelabuhan tetap aman dari ancaman dan gangguan. 1. Identifikasi Ancaman 2. Pengakuan Ancaman 3. Tanggapan terhadap Ancaman
  • 37.
    IDENTIFIKASI ANCAMAN, PENGAKUAN& TANGGAPAN KEAMANAN 1. IDENTIFIKASI ANCAMAN Identifikasi ancaman adalah langkah pertama dalam memastikan keamanan yang memadai, yang melibatkan deteksi dan penilaian terhadap berbagai potensi ancaman yang dapat membahayakan kapal atau fasilitas pelabuhan. Ancaman tersebut bisa berasal dari berbagai sumber, baik internal maupun eksternal. 2. PENGAKUAN ANCAMAN Setelah ancaman teridentifikasi, langkah berikutnya adalah pengakuan ancaman, yang melibatkan pengenalan atau pemahaman yang lebih mendalam mengenai ancaman yang ada. 3. TANGGAPAN TERHADAP ANCAMAN Tanggapan terhadap ancaman adalah langkah penting setelah ancaman dikenali dan dipahami. Tanggapan ini bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan risiko yang ditimbulkan oleh ancaman tersebut. Tanggapan harus cepat dan tepat, mengingat banyak ancaman yang membutuhkan waktu respons yang sangat singkat.
  • 38.
    PENGENALAN & DETEKSISENJATA , ZAT & PERANGKAT BERBAHAYA Pengenalan dan deteksi senjata, zat, dan perangkat berbahaya adalah bagian penting dari sistem keamanan kapal dan fasilitas pelabuhan. Tujuannya adalah untuk mencegah barang-barang yang dapat membahayakan keselamatan kapal, awak, penumpang, muatan, dan fasilitas pelabuhan masuk secara ilegal. Proses ini melibatkan berbagai teknik dan teknologi yang digunakan untuk mengidentifikasi, mendeteksi, dan mengendalikan ancaman yang mungkin disembunyikan atau dibawa ke dalam kapal atau fasilitas pelabuhan. 1. Pengenalan dan Deteksi Senjata 2. Pengenalan dan Deteksi Zat Berbahaya 3. Pengenalan dan Deteksi Perangkat Berbahaya 4. Prosedur Keamanan yang Diterapkan untuk Deteksi
  • 39.
    PENGENALAN DAN DETEKSISENJATA Senjata yang dimaksud bisa berupa senjata api, bahan peledak, atau perangkat berbahaya lainnya yang dapat digunakan untuk melakukan serangan terhadap kapal atau fasilitas pelabuhan. Jenis Senjata yang Dapat Dideteksi: Senjata Api: Pistol, senapan, dan senjata lainnya yang digunakan dalam perompakan atau serangan. Senjata Pemusnah Massal: Bahan peledak, senjata kimia, atau senjata nuklir yang bisa menyebabkan kerusakan besar. Senjata Tajam: Pisau, pedang, atau benda tajam lainnya yang dapat digunakan untuk tindakan kriminal.
  • 40.
  • 41.
  • 42.
  • 43.
    METODE DETEKSI SENJATA PemindaianX-ray: Teknologi X-ray digunakan untuk memindai kontainer, kendaraan, dan barang bawaan untuk mendeteksi senjata tersembunyi. Pemeriksaan Manual: Pemeriksaan barang bawaan dan kargo dengan tangan untuk memastikan tidak ada senjata yang tidak terdeteksi oleh alat pemindai. Penggunaan Detektor Logam: Alat deteksi logam digunakan untuk mendeteksi senjata api atau benda logam lainnya yang tersembunyi di tubuh atau dalam barang bawaan. Sistem Pencitraan 3D: Beberapa fasilitas pelabuhan atau kapal menggunakan sistem pencitraan 3D untuk memberikan gambar yang lebih jelas dan mendalam tentang isi barang yang dipindai, membantu mendeteksi senjata.
  • 44.
    PENGENALAN & DETEKSIZAT BERBAHAYA Zat berbahaya termasuk bahan kimia, radioaktif, atau biologis yang dapat membahayakan keselamatan kapal, penumpang, atau lingkungan. Jenis Zat Berbahaya yang Dapat Dideteksi: Bahan Kimia Berbahaya: Termasuk bahan peledak, bahan bakar berbahaya, atau zat yang bisa digunakan dalam pembuatan senjata kimia. Zat Radioaktif: Bahan radioaktif yang dapat digunakan untuk membuat senjata nuklir atau untuk terorisme. Bakteri atau Virus Berbahaya: Zat biologis seperti virus atau bakteri yang dapat digunakan dalam serangan biologis.
  • 45.
  • 46.
  • 47.
  • 48.
    PENGENALAN & DETEKSIZAT BERBAHAYA Metode Deteksi Zat Berbahaya: Sensor Gas: Detektor gas dapat mendeteksi bahan kimia berbahaya atau gas beracun di udara, baik dalam ruang terbatas atau di seluruh area pelabuhan atau kapal. Penggunaan Perangkat Spectrometer: Spectrometer digunakan untuk menganalisis dan mengidentifikasi zat kimia yang terdeteksi di barang atau ruang penyimpanan. Pemeriksaan Laboratorium: Sampel dari barang atau bahan yang dicurigai bisa dikirim ke laboratorium untuk analisis lebih lanjut guna mengidentifikasi keberadaan bahan berbahaya. Pendeteksi Radiasi: Alat pendeteksi radiasi digunakan untuk mendeteksi zat radioaktif di muatan, kargo, atau barang bawaan yang masuk ke kapal atau pelabuhan. Pengujian Biologis: Tes untuk mendeteksi patogen atau bahan biologis yang dapat membahayakan kesehatan manusia, seperti virus atau bakteri yang digunakan dalam serangan biologis.
  • 49.
    PENGENALAN & DETEKSISENJATA PERANGKAT BERBAHAYA Perangkat berbahaya meliputi alat atau perangkat yang dirancang untuk menyebabkan kerusakan fisik atau sabotase terhadap kapal, pelabuhan, atau infrastruktur terkait. Jenis Perangkat Berbahaya yang Dapat Dideteksi: Perangkat Peledak: Termasuk bom atau perangkat penghancur lainnya yang bisa dipasang di kapal, dermaga, atau fasilitas pelabuhan. Alat Pembajak atau Sabotase: Alat yang digunakan untuk merusak sistem kapal, seperti sistem navigasi, komunikasi, atau mesin kapal. Perangkat Elektronik: Alat atau perangkat elektronik yang dapat digunakan untuk meretas sistem kapal atau fasilitas pelabuhan, misalnya perangkat peretasan siber.
  • 50.
  • 51.
    PROSEDUR KEAMANAN YANGDITERAPKAN DAN UNTUK DETEKSI Prosedur Pemeriksaan Keamanan: Semua barang yang memasuki kapal atau pelabuhan harus diperiksa dengan prosedur standar, seperti pemindaian X-ray atau pemeriksaan fisik. Pemeriksaan Terhadap Penumpang dan Kru: Semua penumpang, kru, dan pengunjung harus menjalani pemeriksaan untuk mendeteksi senjata atau perangkat berbahaya yang mereka bawa. Pelatihan dan Kewaspadaan: Personel kapal dan pelabuhan harus dilatih untuk mengenali tanda-tanda ancaman dan mengikuti prosedur keamanan yang berlaku.
  • 52.
    KARAKTERISTIK & PERILAKUYANG CENDERUNG MENGANCAM Karakteristik umum dan pola perilaku orang-orang yang cenderung mengancam keamanan (baik di kapal, pelabuhan, maupun fasilitas maritim lainnya) sering kali menunjukkan tanda-tanda tertentu yang dapat dideteksi jika personel keamanan dan otoritas pelabuhan/kapal waspada. Identifikasi pola perilaku ini penting dalam mencegah tindakan yang berpotensi membahayakan, seperti perompakan, terorisme, sabotase, atau kejahatan lainnya. Berikut adalah karakteristik umum dan pola perilaku yang dapat menunjukkan potensi ancaman terhadap keamanan: A. Perilaku Tidak Biasa atau Mencurigakan Perubahan Tiba-tiba dalam Pola Perilaku Perilaku Menghindar Tertutup atau Mengelak Saat Ditanya Mencoba Mengakses Area Terlarang:
  • 53.
    KARAKTERISTIK & PERILAKUYANG CENDERUNG MENGANCAM B. Ketidakpatuhan terhadap Protokol Keamanan Menunjukkan Respon Negatif terhadap Pemeriksaan Keamanan Perubahan Rencana atau Tiba-tiba Perubahan Rute C. Keterlibatan dengan Kelompok Radikal atau Organisasi Terlarang Koneksi dengan Kelompok Terlarang Mengidentifikasi Diri sebagai Bagian dari Kelompok Tertentu D. Tindakan yang Terlihat Mencurigakan Berdiri atau Berada di Tempat yang Tidak Sesuai Kewaspadaan Berlebihan
  • 54.
    Pola Perilaku Orangyang Cenderung Mengancam Keamanan A. Perilaku yang Mengarah ke Kekerasan atau Aksi Radikal Tindakan Agresif atau Mengancam Penyampaian Ucapan Mengancam B. Pola Aktivitas yang Tidak Terkendali atau Berlebihan Penyusupan ke Area Terlarang: Sikap yang Tidak Sesuai dengan Situasi C. Penggunaan Teknologi atau Alat yang Mencurigakan Penyembunyian Perangkat Elektronik Penggunaan Teknologi untuk Mencuri Data D. Perilaku Pemantauan dan Pengamatan Mengamati Rutin atau Keamanan Menunjukkan Ketertarikan yang Tidak Wajar pada Sistem Keamanan
  • 55.
    Indikasi Tindakan Terorismeatau Sabotase Menggunakan Alat atau Metode yang Terlarang: Pemilikan bahan kimia berbahaya, bahan peledak, atau perangkat yang dapat digunakan untuk merusak kapal atau fasilitas pelabuhan, misalnya, bahan yang digunakan dalam sabotase atau pembuatan bom. Mempersiapkan Aksi Radikal: Menunjukkan niat untuk melakukan aksi teror atau sabotase melalui percakapan atau pengakuan, baik dengan cara tertulis maupun lisan, dengan tujuan merusak atau mengganggu operasional kapal atau pelabuhan.
  • 56.
    Indikasi Tindakan Terorismeatau Sabotase Menggunakan Alat atau Metode yang Terlarang: Pemilikan bahan kimia berbahaya, bahan peledak, atau perangkat yang dapat digunakan untuk merusak kapal atau fasilitas pelabuhan, misalnya, bahan yang digunakan dalam sabotase atau pembuatan bom. Mempersiapkan Aksi Radikal: Menunjukkan niat untuk melakukan aksi teror atau sabotase melalui percakapan atau pengakuan, baik dengan cara tertulis maupun lisan, dengan tujuan merusak atau mengganggu operasional kapal atau pelabuhan.
  • 57.
    Langkah-langkah Pencegahan danDeteksi Pelatihan Kesadaran Keamanan untuk Personel: Semua personel kapal dan pelabuhan harus dilatih untuk mengenali perilaku mencurigakan dan memahami tanda-tanda peringatan dari individu yang mungkin menimbulkan ancaman terhadap keamanan. Penerapan Protokol Keamanan yang Ketat: Menetapkan prosedur pemeriksaan yang ketat di setiap titik akses, baik untuk kru, penumpang, maupun barang bawaan, termasuk pemeriksaan latar belakang dan verifikasi identitas. Sistem Pemantauan dan Pengawasan: Memanfaatkan teknologi canggih, seperti kamera CCTV, detektor logam, dan pemindai X-ray, untuk mengidentifikasi potensi ancaman sebelum mereka dapat menimbulkan kerusakan.
  • 58.
    Teknik yg digunakanutk menghindari langkah-langkah keamanan Orang yang berniat mengancam keamanan kapal atau fasilitas pelabuhan seringkali akan mencoba untuk menghindari atau melewati langkah-langkah keamanan yang diterapkan. Mereka dapat menggunakan berbagai teknik untuk mencoba mengelabui petugas keamanan dan sistem yang ada. Berikut adalah beberapa teknik yang digunakan untuk menghindari langkah-langkah keamanan:
  • 59.
    1. Penyembunyian danPemalsuan Dokumen  Dokumen Palsu atau Pemalsuan Identitas: Pelaku ancaman dapat menggunakan paspor palsu, kartu identitas, atau dokumen perjalanan yang telah dipalsukan untuk memasuki area yang terlarang. Mereka mungkin mencoba mengganti identitas diri untuk menghindari pemeriksaan latar belakang atau pelacakan.  Dokumen yang Terlihat Sah namun Dipalsukan: Mereka juga bisa menggunakan dokumen yang terlihat sah, namun sudah dimodifikasi untuk mencocokkan dengan tujuan atau rencana mereka, seperti penggunaan visa palsu atau tiket perjalanan yang dibeli dengan tujuan mencurigakan.
  • 60.
    2. Penggunaan Teknologidan Perangkat Elektronik  Perangkat Peretasan dan Pemblokiran Sistem Keamanan: Menggunakan perangkat seperti pemblokir sinyal (jammers) untuk menonaktifkan atau mengganggu sistem komunikasi dan pemantauan di kapal atau fasilitas pelabuhan. Alat ini bisa digunakan untuk menghentikan pemindai X-ray, detektor logam, atau perangkat pengawasan lainnya.  Modifikasi Sistem Keamanan atau Akses: Mencoba meretas sistem informasi yang ada, seperti sistem kontrol akses atau database keamanan untuk mengubah status mereka dari "mencurigakan" menjadi "terverifikasi", sehingga dapat dengan mudah mengakses area yang terlarang tanpa deteksi.
  • 61.
    3. Penggunaan MetodePenyembunyian Fisik Penyembunyian di Dalam Kargo atau Kontainer: Salah satu teknik yang sering digunakan adalah menyembunyikan diri di dalam kontainer kargo atau di bagian kapal yang tidak terdeteksi selama pemeriksaan. Mereka mungkin bersembunyi di dalam barang bawaan atau muatan kapal untuk menghindari pemeriksaan. Penyembunyian di Antara Penumpang atau Kru: Menggunakan identitas palsu atau pura-pura menjadi penumpang atau anggota kru yang sah untuk mendapatkan akses ke area terbatas, seperti ruang mesin atau ruang kontrol. Mereka dapat menggunakan berbagai cara untuk berpura-pura menjadi orang biasa.
  • 62.
    4. Manipulasi ProsedurPemeriksaan  Mengalihkan Perhatian Petugas Keamanan: Pelaku ancaman mungkin menggunakan teknik alih perhatian (distraction techniques), seperti membuat keributan atau menciptakan situasi darurat untuk mengalihkan perhatian petugas keamanan sementara mereka mencoba menghindari pemeriksaan.  Menggunakan Pengaruh atau Suap: Beberapa individu mungkin mencoba untuk menyuap petugas keamanan atau personel pelabuhan untuk melewatkan langkah-langkah pemeriksaan atau mempercepat proses verifikasi mereka, memberi mereka kesempatan untuk melewati pemeriksaan dengan sedikit pengawasan.
  • 63.
    5. Penghindaran PemeriksaanKeamanan  Menghindari Proses Pemeriksaan yang Ditetapkan: Pelaku ancaman sering mencoba untuk menghindari pemeriksaan atau prosedur standar dengan berpura-pura tidak tahu atau bahkan menolak pemeriksaan barang atau tubuh mereka. Mereka mungkin berpura-pura bingung atau marah saat diminta untuk mematuhi langkah-langkah keamanan.  Perubahan Rencana Tiba-tiba: Tindakan mendadak, seperti perubahan rencana perjalanan atau rute kapal yang tidak sesuai dengan yang dijadwalkan, sering kali dilakukan untuk menghindari pemeriksaan atau melarikan diri dari lokasi yang dianggap berisiko. Ini termasuk keputusan tiba-tiba untuk mengubah waktu kedatangan atau pergi ke pelabuhan lain.
  • 64.
    6. Penyembunyian diDalam Sistem yang Ada  Menggunakan Ruang Terbatas atau Tidak Teridentifikasi: Seseorang bisa bersembunyi di ruang yang tidak teridentifikasi atau ruang yang biasanya tidak digunakan atau tidak terpantau, seperti ruang penyimpanan barang, ruang mesin, atau bahkan di atas kapal di lokasi yang tidak biasa.  Penyembunyian dalam Bagasi atau Kargo: Menggunakan barang bawaan atau kargo untuk menyembunyikan senjata, bahan peledak, atau zat berbahaya. Bahkan jika kargo atau bagasi itu sudah melalui pemeriksaan, pelaku mungkin menggunakan teknik penyembunyian yang canggih untuk menutupi barang terlarang.
  • 65.
    7. Manipulasi Informasi Memberikan Informasi Palsu atau Tidak Jelas: Pelaku ancaman bisa memberikan informasi yang tidak konsisten atau tidak jelas kepada petugas keamanan untuk membingungkan mereka, misalnya tentang tujuan perjalanan, identitas, atau tujuan mereka.  Menggunakan Nama atau Identitas yang Sudah Dikenal: Orang yang berencana untuk melancarkan ancaman mungkin menggunakan nama atau identitas yang sudah dikenal atau tepercaya dalam sistem keamanan untuk menghindari perhatian ekstra, padahal mereka sebenarnya berniat buruk..
  • 66.
    8. Kolusi denganOrang Dalam  Bekerja Sama dengan Orang Dalam: Salah satu teknik yang sering digunakan adalah bekerja sama dengan orang dalam yang sudah tahu cara dan prosedur di kapal atau pelabuhan. Dengan bantuan dari orang dalam, pelaku bisa menghindari langkah-langkah pemeriksaan atau bahkan mendapatkan akses ke area yang sangat terjaga.  Menyamarkan Diri Sebagai Kru atau Petugas Keamanan: Pelaku ancaman dapat berpura-pura menjadi anggota kru kapal atau petugas pelabuhan, menggunakan seragam atau identitas palsu untuk mendapatkan akses ke tempat yang terlarang tanpa menarik perhatian.
  • 67.
    MV. INABUKWA (Mrt-2001) •KAPAL BERBENDERA INDONESI MILIK PT.PELNI DIBAJAK TANGGAL 15 MARET 2001. MUATAN BERNILAI 2,2 JUTA DOLLARS . KAPAL DARI PANGKAL BALAM MENUJU SINGAPORE • AWAK KAPAL BERJUMLAH 22 ORANG DITURUNKAN DI PULAU SAYAP (RIAU) DALAM KEADAAN TERIKAT DAN MATA TERTUTUP • PADA TANGGAL 25 MARET 2001 KAPAL DITEMUKAN OLEH COAST GUARD PHILIPINE (PSG) DENGAN 7 (TUJUH) PELAKU TERTANGKAP • KAPAL TELAH BERGANTI NAMA MV.CHUGSIN
  • 68.
    Attack on MTLimburg ( Oct-2002) Attack on MT Limburg ( Oct-2002)
  • 69.
    Attack on MTLimburg ( Oct-2002) Attack on MT Limburg ( Oct-2002) On 6 October 2002, the French oil tanker the SS Limburg was rammed by a little boat carrying high explosive. One Bulgarian sailor died and there was extensive oil pollution. Incidents occurred of the Yemen.
  • 70.
    MT. HAN WEI(Mrt-2002) • KAPAL BERBENDERA HONDURAS BERANGKAT TANGGAL 15 MARET 2002 DARI SINGAPORE MENUJU YANGON DENGAN CARGO 1,95 JUTA M/T MINYAK • SETELAH 2(DUA) HARI BERLAYAR KAPAL DIBAJAK AWAK KAPAL 11 ORG INDONESIA DAN 2 ORG TAIWAN DITURUNKAN DIDARATAN SUMATRA • KAPAL DITEMUKAN TANGGAL 14 MEI 2002 DI PELABUHAN RA CHA, THAILAND • KAPAL TELAH BERGANTI WARNA DARI HITAM PUTIH MENJADI KUNING BIRU.
  • 71.
  • 72.
    Drug & WeaponsSmuggling
  • 73.
  • 74.
  • 75.
  • 76.
  • 77.
    DATA REPORTED TOIMO DATA REPORTED TO IMO 2000 2000 471 incidents 471 incidents 72 crew members killed 72 crew members killed 129 crew members wounded 129 crew members wounded 5 crew members missing 5 crew members missing 2 ships hijacked 2 ships hijacked 3 ships missing 3 ships missing 1 ship destroyed 1 ship destroyed 2001 2001 370 incidents 370 incidents 17 crew members killed 17 crew members killed 42 crew members wounded 42 crew members wounded 5 crew members missing 5 crew members missing 16 ships hijacked 16 ships hijacked 2 ships missing 2 ships missing 1 ship lost 1 ship lost
  • 85.
    Attack on theUS WTC 911 Attack on the US WTC 911
  • 86.
    Attack on KhobarTowers, Riyadh. Attack on Khobar Towers, Riyadh.
  • 87.
    Attack on theUS Embassy in Tanzania Attack on the US Embassy in Tanzania
  • 88.
    Attack on Davaoport in the Philippines Attack on Davao port in the Philippines
  • 89.
    Attack on Casablanca,Morocco Attack on Casablanca, Morocco
  • 90.
    Bali Bombing, Indonesia BaliBombing, Indonesia
  • 93.
    Attack on AchilleLauro ( Oct-1985) Attack on Achille Lauro ( Oct-1985)
  • 97.
    KONDISI KAPAL DANOPERASI KONDISI KAPAL DAN OPERASI PELABUHAN PELABUHAN • KENDALI SISTEM KEAMANAN KENDALI SISTEM KEAMANAN • KAPAL / FASILITAS PELABUHAN KAPAL / FASILITAS PELABUHAN • CREW / PENUMPANG / PEKERJA CREW / PENUMPANG / PEKERJA • KEGIATAN BONGKAR/MUAT KEGIATAN BONGKAR/MUAT • PERBEKALAN PERBEKALAN • ALAT ANGKUTAN. ALAT ANGKUTAN.
  • 111.
  • 112.
    DEVELOPMENT OF MARITIME DEVELOPMENTOF MARITIME SECURITY POLICIES SECURITY POLICIES
  • 113.
    International Ship andPort Facility International Ship and Port Facility Security (ISPS) Code Security (ISPS) Code ISPS Code ISPS Code with effect from with effect from 1 JULY 2004 1 JULY 2004
  • 114.
    THREATS AGAINST THESHIPS.  Ships as a target.  Ships as a weapon  Ships used to smuggle SOLAS CHAPTER V SAFETY NAVIGATION Reg. 19. Automatic Identification system (AIS). Dealing with the carriage requirements for ship borne navigational system and equipments. ( 1 July 04 atau 31 December 04) (OK).
  • 115.
    UNITED NATION CONVENTIONON THE LAW OF THE SEA 1982 UNCLOS 82 Ps.101. Pembajaan dilaut terdiri dari salah satu diantara tindakan berikut: a. Setiap tindakan kekerasan atau penahanan yg tidak syah, atau setiap tindakan memusnahkan, yg dilakukan untuk tujuan pribadi oleh awak kapal atau penumpang dari suatu kapal atau pesawat terbang swasta dan ditujukan: i. dilaut lepas, thd kpl pesawat terbang lain atau thd orang atau barang yg ada diatas kapal atau pesawar terbang. ii. thd kpl, pesawat terbang, orang atau brg disuatu tempat di luar yurisdiksi Negara manapun. b. Setiap tindakan turut serta secara suka rela dlm pengoperasian kapal atau pesawat udara dengan mengetahui fakta yg membuatnya kapal atau pesawat udara pembajak. c. Setiap tindakan inciting atau intententional memfasilitasi sebuah tindakan yang telah diuraikan dalan sub paragraph (a) atau (b).
  • 116.
          DEFINITIONS DEFINITIONS •ShipSecurity Plan (SSP) Ship Security Plan (SSP) •Company Security Officer (CSO) Company Security Officer (CSO) •Ship Security Officer (SSO) Ship Security Officer (SSO) • Port Facility Port Facility Security Officer (PFSO) ecurity Officer (PFSO) •Port Facility Port Facility •Ship / Port Interface Ship / Port Interface •Ship to ship Avtivity Ship to ship Avtivity •Security Incident Security Incident • Security Level Security Level •Designated Authority Designated Authority •Declaration of Security. Declaration of Security. •Recognized Security Orgsnization Recognized Security Orgsnization
  • 117.
    SHIP SECURITY PLAN(SSP) SHIP SECURITY PLAN (SSP) SSP adalah suatu rancangan yang dibuat untuk menjamin SSP adalah suatu rancangan yang dibuat untuk menjamin aplikasi dari tata cara diatas kapal yang dirancang untuk aplikasi dari tata cara diatas kapal yang dirancang untuk melindungi orang-orang diatas kapal, muatan, unit-unit melindungi orang-orang diatas kapal, muatan, unit-unit pengangkut muatan, gudang-gudang kapal atau kapal dari pengangkut muatan, gudang-gudang kapal atau kapal dari resiko insiden keamanan. resiko insiden keamanan.      
  • 118.
          SHIPSECURITY OFFICER (SSO) SHIP SECURITY OFFICER (SSO) SSO berarti seseorang diatas kapal, yang SSO berarti seseorang diatas kapal, yang bertanggung jawab kepada Nakhoda, yang ditunjuk bertanggung jawab kepada Nakhoda, yang ditunjuk oleh Perusahaan sebagai penanggung jawab oleh Perusahaan sebagai penanggung jawab terhadap keamanan kapal, termasuk implementasi terhadap keamanan kapal, termasuk implementasi dan pemeliharaan dari rancangan keamanan kapal dan pemeliharaan dari rancangan keamanan kapal dan untuk berkoordinasi dengan Petugas Keamanan dan untuk berkoordinasi dengan Petugas Keamanan Perusahaan dan Petugas Keamanan Fasilitas Perusahaan dan Petugas Keamanan Fasilitas Pelabuhan. Pelabuhan.
  • 119.
          COMPANYSECURITY OFFICER (CSO) COMPANY SECURITY OFFICER (CSO) CSO berarti seseorang yang ditunjuk oleh Perusahaan CSO berarti seseorang yang ditunjuk oleh Perusahaan untuk menjamin bahwa Suatu penilaian keamanan untuk menjamin bahwa Suatu penilaian keamanan kapal telah dilaksanakan, Suatu rancangan keamanan kapal telah dilaksanakan, Suatu rancangan keamanan kapal dikembangkan, disampaikan untuk persetujuan kapal dikembangkan, disampaikan untuk persetujuan dan selanjutnya diterapkan dan dipelihara dan untuk dan selanjutnya diterapkan dan dipelihara dan untuk berkoordinasi dengan Petugas Keamanan Fasilitas berkoordinasi dengan Petugas Keamanan Fasilitas Pelabuhan dan Petugas Keamanan Kapal. Pelabuhan dan Petugas Keamanan Kapal.
  • 120.
    PORT FACILITY SECURITYOFFICER (PFSO) PORT FACILITY SECURITY OFFICER (PFSO) PFSO berarti seseorang yang ditunjuk sebagai PFSO berarti seseorang yang ditunjuk sebagai penanggung jawab untuk pengembangan, penanggung jawab untuk pengembangan, implementasi, revisi, dan memelihara rancangan implementasi, revisi, dan memelihara rancangan keamanan Fasilitas Pelabuhan dan untuk keamanan Fasilitas Pelabuhan dan untuk berkoordinasi dengan Petugas Keamanan Kapal dan berkoordinasi dengan Petugas Keamanan Kapal dan Petugas Keamanan Perusahaan. Petugas Keamanan Perusahaan.
  • 121.
    PORT FACILITY PORT FACILITY Berartisemua bentuk jenis sarana dan Fasilitas yang terdapat Berarti semua bentuk jenis sarana dan Fasilitas yang terdapat di daerah Pelabuhan yang digunakan atau dapat digunakan di daerah Pelabuhan yang digunakan atau dapat digunakan untuk melayani kapal pelayaran Internasional termasuk untuk melayani kapal pelayaran Internasional termasuk instalasi dan infrastruktur yang menunjang kegiatan instalasi dan infrastruktur yang menunjang kegiatan pelabuhan sebagaimana fungsi dari suatu kawasan pelabuhan sebagaimana fungsi dari suatu kawasan Pelabuhan. Pelabuhan.
  • 122.
    SHIP / PORTINTERFACE SHIP / PORT INTERFACE Berarti interaksi yang terjadi ketika sebuah kapal Berarti interaksi yang terjadi ketika sebuah kapal segera dan langsung dipengaruhi oleh kegiatan / segera dan langsung dipengaruhi oleh kegiatan / aktifitas yang terkait dengan pergerakan orang, aktifitas yang terkait dengan pergerakan orang, muatan atau ketentuan-ketentuan pelayanan pelabuhan muatan atau ketentuan-ketentuan pelayanan pelabuhan dari atau ke kapal . dari atau ke kapal .
  • 123.
    SHIP TO SHIPACTIVITY SHIP TO SHIP ACTIVITY Berarti setiap kegiatan yang tidak berkaitan dengan Berarti setiap kegiatan yang tidak berkaitan dengan fasilitas palabuhan yang meliputi pemindahan muatan fasilitas palabuhan yang meliputi pemindahan muatan atau orang dari sebuah kapal ke kapal lain. atau orang dari sebuah kapal ke kapal lain.
  • 124.
    SECURITY INCIDENT SECURITY INCIDENT Berartisetiap tindakan kecurigaan atau keadaan yang Berarti setiap tindakan kecurigaan atau keadaan yang mengancam keamanan sebuah kapal termasuk unit mengancam keamanan sebuah kapal termasuk unit pengeboran lepas pantai yang berpindah dan kapal pengeboran lepas pantai yang berpindah dan kapal berkecepatan tinggi atau fasilitas pelabuhan atau berkecepatan tinggi atau fasilitas pelabuhan atau hubungan antar kapal/pelabuhan atau setiap kegiatan hubungan antar kapal/pelabuhan atau setiap kegiatan dari kapal ke kapal. dari kapal ke kapal.
  • 125.
    SECURITY LEVELs SECURITY LEVELs SecurityLevel 1: Security Level 1: Berarti tingkat dimana tindakan pencegahan keamanan Berarti tingkat dimana tindakan pencegahan keamanan minimum yang harus dilaksanakan secara terus menerus. minimum yang harus dilaksanakan secara terus menerus. Security Level 2: Security Level 2: Berarti tingkat dimana tindakan tambahan pencegahan Berarti tingkat dimana tindakan tambahan pencegahan keamanan minimum harus dilaksanakan untuk jangka waktu keamanan minimum harus dilaksanakan untuk jangka waktu tertentu sebagai hasil dari resiko meningkatnya suatu insiden tertentu sebagai hasil dari resiko meningkatnya suatu insiden keamanan. keamanan. Security Level 3: Security Level 3: Berarti tingkat dimana tindakan spesifik lebih lanjut dari Berarti tingkat dimana tindakan spesifik lebih lanjut dari pencegahan keamanan yang harus dilaksanakan untuk suatu pencegahan keamanan yang harus dilaksanakan untuk suatu batasan waktu tertentu ketika suatu insiden keamanan segera batasan waktu tertentu ketika suatu insiden keamanan segera terjadi atau mengancam walaupun tidak memungkinkan untuk terjadi atau mengancam walaupun tidak memungkinkan untuk mengidentifikasi target yang spesifik. mengidentifikasi target yang spesifik.
  • 126.
    DESIGNATED DESIGNATED AUTHORITY AUTHORITY Berarti organisasiatau penyelenggara yang dikenal Berarti organisasi atau penyelenggara yang dikenal didalam pemerintah yang mengadakan perjanjian didalam pemerintah yang mengadakan perjanjian sebagai yang bertanggung jawab untuk memastikan sebagai yang bertanggung jawab untuk memastikan implementasi dari ketentuan-ketentuan pasal ini yang implementasi dari ketentuan-ketentuan pasal ini yang menyinggung tentang kemanan fasilitas pelabuhan dan menyinggung tentang kemanan fasilitas pelabuhan dan hubungan kapal / pelabuhan dari sudut pandang hubungan kapal / pelabuhan dari sudut pandang fasilitas pelabuhan. fasilitas pelabuhan.
  • 127.
    DECLARATION OF SECURITY(DoS) DECLARATION OF SECURITY (DoS) Berarti sebuah pernyataan yang disepakati antara Berarti sebuah pernyataan yang disepakati antara kapal dengan fasilitas pelabuhan atau kapal lain yang kapal dengan fasilitas pelabuhan atau kapal lain yang mana hal ini berkaitan satu sama yang lain khususnya mana hal ini berkaitan satu sama yang lain khususnya bagi ukuran jaminan masing-masing yang akan bagi ukuran jaminan masing-masing yang akan diimplementasikan. diimplementasikan.
  • 128.
    RECOGNIZED SECURITY ORGANIZATION RECOGNIZEDSECURITY ORGANIZATION Berarti sebuah organisasi dengan keahlian memadai Berarti sebuah organisasi dengan keahlian memadai dalam hal-hal keamanan dan dengan pengetahuan yang dalam hal-hal keamanan dan dengan pengetahuan yang memadai tentang kapal dan pengoperasian pelabuhan memadai tentang kapal dan pengoperasian pelabuhan dalam menangani / melaksanakan suatu pengujian, dalam menangani / melaksanakan suatu pengujian, pembuktian, pengakuan atau kegiatan sebuah pembuktian, pengakuan atau kegiatan sebuah sertifikasi yang diisyaratkan oleh Bab ini atau Bagian sertifikasi yang diisyaratkan oleh Bab ini atau Bagian A dari ISPS Code. A dari ISPS Code.
  • 129.
    KOMUNIKASI DIATAS KAPAL KOMUNIKASIDIATAS KAPAL KOMUNIKASI DIATAS KAPAL HARUS DAPAT KOMUNIKASI DIATAS KAPAL HARUS DAPAT DILAKUKAN SECARA LISAN, ATAU DENGAN DILAKUKAN SECARA LISAN, ATAU DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PENGERAS SUARA DAN ALAT MENGGUNAKAN ALAT PENGERAS SUARA DAN ALAT PENERIMA / PEMANCAR. PENERIMA / PEMANCAR. UNTUK KOMUNIKASI KEAMANAN NAKHODA HARUS UNTUK KOMUNIKASI KEAMANAN NAKHODA HARUS MENGGUNAKAN FREQWENSI KHUSUS MENGGUNAKAN FREQWENSI KHUSUS. . HANDLING SENSITIVE SECURITY-RELATED INFORMATION AND COMMUNICATIONS
  • 130.
    KOMUNIKASI DARI KAPALKE DARAT. KOMUNIKASI DARI KAPAL KE DARAT. NEGARA MENGAJURKAN SYSTEM KOMUNIKASI DAN NEGARA MENGAJURKAN SYSTEM KOMUNIKASI DAN FREKUENSI YANG DIGUNAKAN. BILA INSTRUKSI DEMIKIAN FREKUENSI YANG DIGUNAKAN. BILA INSTRUKSI DEMIKIAN TIDAK DIBERIKAN KAPAL HARUS BERKOMUNIKASI DENGAN TIDAK DIBERIKAN KAPAL HARUS BERKOMUNIKASI DENGAN GMDSS. GMDSS. SEBAGAI TAMBAHAN SYSTEM KEAMANAN DARURAT DIBUAT SEBAGAI TAMBAHAN SYSTEM KEAMANAN DARURAT DIBUAT UNTUK MEMANCARKAN KEAMANAN DARURAT KEPADA UNTUK MEMANCARKAN KEAMANAN DARURAT KEPADA PEMERINTAH ATAU PERUSAHAAN. PEMERINTAH ATAU PERUSAHAAN. KETIKA PERUSAHAAN MENERIMA KEAMANAN DARURAT, CSO KETIKA PERUSAHAAN MENERIMA KEAMANAN DARURAT, CSO ATAU WAKILNYA HARUS DENGAN SEGERA MENGHUBUNGI ATAU WAKILNYA HARUS DENGAN SEGERA MENGHUBUNGI PEMERINTAH PEMERINTAH. .
  • 131.
    KOMUNIKASI KEAMANAN KHUSUSPELABUHAN. SEBELUM MEMASUKI SUATU PELABUHAN, KAPAL HARUS MENYAMPAIKAN INFORMASI BERIKUT KEPADA PFSO DENGAN TUJUAN AGAR TERHINDARI DARI TINDAKAN PENGAWASAN : 1. PENEGASAN BAHWA KAPAL DILENGKAPI SERTIFIKAT KEAMANAN KAPAL INTERNASIONAL YANG MASIH BERLAKU DAN DITERBITKAN OLEH YANG BERWENANG. 2. PENEGASAN TINGKAT KEAMANAN YANG DIOPERASIKAN DIATAS KAPAL PADA SAAT ITU 3. PENEGASAN TINGKAT KEAMANAN YANG DIOPERASIKAN PADA PELABUHAN SEBELUMNYA DIMANA KAPAL/PELABUHAN BERINTERAKSI.
  • 132.
    4. PENEGASAN DARISETIAP TINDAKAN KHUSUS ATAU TINDAKAN KEAMANAN TAMBAHAN YANG DILAKUKAN OLEH KAPAL DIPELABUHAN SEBELUMNYA DIMANA KAPAL / PELABUHAN BERINTERAKSI. 5. PENEGASAN PROSEDUR-PROSEDUR KEAMANAN KAPAL YANG TEPAT TELAH DIPERTAHANKAN PADA SETIAP KEGIATAN SEBELUMNYA YANG TERKAIT DENGAN KEGIATAN KAPAL KE KAPAL. 6. INFORMASI PRAKTEK-PRAKTEK KEAMANAN TERKAIT LAINNYA (TETAPI BUKAN RINCIAN DARI SSP).
  • 133.
    SSO HARUS BERHUBUNGANPADA KESEMPATAN PERTAMA SSO HARUS BERHUBUNGAN PADA KESEMPATAN PERTAMA DENGAN PFSO DARI FASILITAS PELABUHAN YANG AKAN DENGAN PFSO DARI FASILITAS PELABUHAN YANG AKAN DIKUNJUNGI KAPAL. DIKUNJUNGI KAPAL. UNTUK MENETAPKAN TINGKAT KEAMANAN YANG AKAN UNTUK MENETAPKAN TINGKAT KEAMANAN YANG AKAN DITERAPKAN OLEH KAPAL DI FASILITAS PELABUHAN DITERAPKAN OLEH KAPAL DI FASILITAS PELABUHAN TERSEBUT TERSEBUT SETELAH BERHUBUNGAN DENGAN KAPAL, PFSO HARUS SETELAH BERHUBUNGAN DENGAN KAPAL, PFSO HARUS MENYARANKAN KAPAL SETIAP ADANYA PERUBAHAN, MENYARANKAN KAPAL SETIAP ADANYA PERUBAHAN, TINGKAT KEAMANAN PADA FASILITAS PELABUHAN DAN TINGKAT KEAMANAN PADA FASILITAS PELABUHAN DAN HARUS MEMBERIKAN KEPADA KAPAL SETIAP INFORMASI HARUS MEMBERIKAN KEPADA KAPAL SETIAP INFORMASI KEAMANAN YANG ADA. KEAMANAN YANG ADA. HANDLING SENSITIVE SECURITY-RELATED INFORMATION AND COMMUNICATIONS
  • 134.
    KARENA ADANYA SUATUKEADAAN DIMANA SUATU KAPAL KARENA ADANYA SUATU KEADAAN DIMANA SUATU KAPAL SECARA TERSENDIRI BEROPERASI PADA TINGKAT KEAMANAN SECARA TERSENDIRI BEROPERASI PADA TINGKAT KEAMANAN YANG LEBIH TINGGI DARI FASILITAS PELABUHAN YANG YANG LEBIH TINGGI DARI FASILITAS PELABUHAN YANG DIKUNJUNGI, DIMANA TIDAK ADA SATU KEADAAN APAPUN DIKUNJUNGI, DIMANA TIDAK ADA SATU KEADAAN APAPUN KAPAL DAPAT MEMILIKI TINGKAT KEAMANAN YANG LEBIH KAPAL DAPAT MEMILIKI TINGKAT KEAMANAN YANG LEBIH RENDAH DARI FASILITAS PELABUHAN YANG DIKUNJUNGI. RENDAH DARI FASILITAS PELABUHAN YANG DIKUNJUNGI. JIKA SEBUAH KAPAL MEMILIKI TINGKAT KEAMANAN YANG JIKA SEBUAH KAPAL MEMILIKI TINGKAT KEAMANAN YANG LEBIH TINGGI DARI FASILITAS PELABUHAN YANG DIITUJU LEBIH TINGGI DARI FASILITAS PELABUHAN YANG DIITUJU DIGUNAKAN, SSO HARUS MENYAMPAKAN KEPADA PFSO DIGUNAKAN, SSO HARUS MENYAMPAKAN KEPADA PFSO SESEGERA MUNGKIN. SESEGERA MUNGKIN. PFSO HARUS MELAKUKAN PENILAIAN KEADAAN KHUSUS ITU PFSO HARUS MELAKUKAN PENILAIAN KEADAAN KHUSUS ITU DAN MENGKONSULTASIKANNYA DENGAN SSO DAN DAN MENGKONSULTASIKANNYA DENGAN SSO DAN MENYETUJUI LANGKAH-LANGKAH PENGAMANAN YANG TEPAT MENYETUJUI LANGKAH-LANGKAH PENGAMANAN YANG TEPAT DENGAN KAPAL. DENGAN KAPAL.
  • 136.
    ACTIONS REQUIRED BYDIFFERENT SECURITY ACTIONS REQUIRED BY DIFFERENT SECURITY LEVELS LEVELS MENGIDENTIFIKASI DAN MENGAMBIL TINDAKAN PENCEGAHAN TERHADAP KEJADIAN : • MEMASTIKAN PELAKSANAAN TUGAS – TUGAS PENGAMANAN • MENGAWASI DAERAH TERLARANG • MENGAWASI AKSES KE KAPAL • MENGAWASI GELADAK & SEKITAR KAPAL • MENGAWASI ORANG & BARANG BAWAAN KE/DARI KAPAL • MENGAWASI PENANGANAN MUATAN • MEMASTIKAN TERSEDIANYA PERALATAN KOMUNIKASI KEAMANAN. SUATU KAPAL DAPAT BERTINDK SESUAI DGN TINGKAT KEAMANAN YANG DITENTUKAN OLEH NEGARA-NEGARA PESERTA. LEVEL - 1
  • 137.
    ACTIONS REQUIRED BYDIFFERENT ACTIONS REQUIRED BY DIFFERENT SECURITY LEVELS SECURITY LEVELS TINDAKAN PENCEGAHAN TAMBAHAN YANG DITETAPKAN DALAM SSP TERHADAP MASING-MASING AKTIVITAS : • MENJAMIN PELAKSANAAN TUGAS – TUGAS PENGAMANAN • PENGAWASAN DAERAH TERLARANG • PENGAWASAN AKSES KE KAPAL • PENGAWASAN GELADAK & SEKITAR KAPAL • PENGAWASAN ORANG & BARANG BAWAAN KE/DARI KAPAL • PENGAWASAN PENANGANAN MUATAN • MENJAMIN TERSEDIANYA PERALATAN KOMUNIKASI KEAMANAN. LEVEL - 2
  • 138.
    ACTIONS REQUIRED BYDIFFERENT ACTIONS REQUIRED BY DIFFERENT SECURITY LEVELS SECURITY LEVELS TINDAKAN PENCEGAHAN KHUSUS LEBIH LANJUT YANG DITETAPKAN DALAM SSP TERHADAP MASING-MASING AKTIVITAS : • MENJAMIN PELAKSANAAN TUGAS – TUGAS PENGAMANAN • PENGAWASAN DAERAH TERLARANG • PENGAWASAN AKSES KE KAPAL • PENGAWASAN GELADAK & SEKITAR KAPAL • PENGAWASAN ORANG & BARANG BAWAAN KE/DARI KAPAL • PENGAWASAN PENANGANAN MUATAN • MENJAMIN TERSEDIANYA PERALATAN KOMUNIKASI KEAMANAN. LEVEL - 3
  • 139.
    MAINTAINING SECURITY OFTHE SHIP/PORT MAINTAINING SECURITY OF THE SHIP/PORT INTERFACE INTERFACE • JIKA KAPAL BERADA DALAM WILAYAH SUATU NEGARA YANG JIKA KAPAL BERADA DALAM WILAYAH SUATU NEGARA YANG MENETAPKAN KEAMANAN TINGKAT - 2 ATAU TINGKAT - 3, MAKA KAPAL MENETAPKAN KEAMANAN TINGKAT - 2 ATAU TINGKAT - 3, MAKA KAPAL WAJIB MENGIKUTI INSTRUKSI INI DAN MELAPORKANNYA PADA PFSO. WAJIB MENGIKUTI INSTRUKSI INI DAN MELAPORKANNYA PADA PFSO. • DALAM HAL KEAMANAN TINGKAT – 3, JIKA TERDAPAT BERBAGAI DALAM HAL KEAMANAN TINGKAT – 3, JIKA TERDAPAT BERBAGAI KESULITAN DALAM IMPLEMENTASINYA, SSO DAN PFSO BERKOORDINASI KESULITAN DALAM IMPLEMENTASINYA, SSO DAN PFSO BERKOORDINASI TENTANG TINDAKAN YANG PERLU DIAMBIL. TENTANG TINDAKAN YANG PERLU DIAMBIL. • JIKA KAPAL BERADA DALAM TINGKAT KEAMANAN YANG LEBIH TINGGI JIKA KAPAL BERADA DALAM TINGKAT KEAMANAN YANG LEBIH TINGGI DARI PELABUHAN YANG DIMASUKI ATAU BERADA, MAKA KAPAL HARUS DARI PELABUHAN YANG DIMASUKI ATAU BERADA, MAKA KAPAL HARUS SEGERA MEMBERITAHU PEJABAT YANG BERWENANG DALAM WILAYAH / SEGERA MEMBERITAHU PEJABAT YANG BERWENANG DALAM WILAYAH / NEGARA ITU DAN KEPADA PFSO. NEGARA ITU DAN KEPADA PFSO.
  • 140.
    • JIKA KAPALMEMASUKI SUATU PELABUHAN YANG TIDAK MEMILIKI PFSP, JIKA KAPAL MEMASUKI SUATU PELABUHAN YANG TIDAK MEMILIKI PFSP, MAKA KAPAL HARUS BERHUBUNGAN DENGAN PEJABAT YANG BERWENANG MAKA KAPAL HARUS BERHUBUNGAN DENGAN PEJABAT YANG BERWENANG PADA NEGARA PELABUHAN UNTUK MEMBERITAHUKAN TINGKAT PADA NEGARA PELABUHAN UNTUK MEMBERITAHUKAN TINGKAT KEAMANAN KAPALNYA DAN MEMINTA TINDAKAN PENGAMANAN YANG KEAMANAN KAPALNYA DAN MEMINTA TINDAKAN PENGAMANAN YANG SESUAI ATAU UNTUK MENYIAPKAN DOS. SESUAI ATAU UNTUK MENYIAPKAN DOS. • JIKA KAPAL BERLAYAR DALAM TERTITORIAL SUATU NEGARA PANTAI JIKA KAPAL BERLAYAR DALAM TERTITORIAL SUATU NEGARA PANTAI MENDAPAT ANCAMAN KEAMANAN, KAPAL HARUS MENGINFORMASIKAN MENDAPAT ANCAMAN KEAMANAN, KAPAL HARUS MENGINFORMASIKAN KEADAAN TERSEBUT DAN WAJIB MENGIKUTI INSTRUKSI KEAMANAN YANG KEADAAN TERSEBUT DAN WAJIB MENGIKUTI INSTRUKSI KEAMANAN YANG DIBERIKAN. DIBERIKAN. • JIKA KAPAL INTERFACE DENGAN KAPAL LAIN SSO HARUS BERKOORDINASI JIKA KAPAL INTERFACE DENGAN KAPAL LAIN SSO HARUS BERKOORDINASI UNTUK MEMASTIKAN TINGKAT KEAMANAN MASING-MASING. UNTUK MEMASTIKAN TINGKAT KEAMANAN MASING-MASING. • JIKA SALAH SATU KAPAL MEMILIKI TINGKAT KEAMANAN YANG LEBIH JIKA SALAH SATU KAPAL MEMILIKI TINGKAT KEAMANAN YANG LEBIH TINGGI, MAKA KAPAL LAIN WAJIB MENYIAPKAN DOS GUNA MENENTUKAN TINGGI, MAKA KAPAL LAIN WAJIB MENYIAPKAN DOS GUNA MENENTUKAN LANGKAH-LANGKAH KEAMANAN YANG TEPAT DARI KEDUA BELAH PIHAK. LANGKAH-LANGKAH KEAMANAN YANG TEPAT DARI KEDUA BELAH PIHAK. • JIKA KAPAL INTERFACE DENGAN KAPAL LAIN YANG TIDAK MEMILIKI SSP, JIKA KAPAL INTERFACE DENGAN KAPAL LAIN YANG TIDAK MEMILIKI SSP, MAKA KAPAL MEMINTA KEPADA KAPAL LAIN UNTUK MENYIAPKAN DOS DAN MAKA KAPAL MEMINTA KEPADA KAPAL LAIN UNTUK MENYIAPKAN DOS DAN MEMUTUSKAN LANGLAH-LANGKAH PENGAMANAN YANG TEPAT ANTARA MEMUTUSKAN LANGLAH-LANGKAH PENGAMANAN YANG TEPAT ANTARA KEDUA PIHAK. KEDUA PIHAK.
  • 141.
    DECLARATION OF SECURITY WARTAKEAMANAN SUATU KESEPAKATAN ANTARA SATU KAPAL DENGAN PELABUHAN ATAU KAPAL LAIN YANG SALING INTERFACE TENTANG TINDAKAN PENGAMANAN YANG AKAN DITERAPKAN OLEH MASING – MASING PIHAK.
  • 142.
    PERMINTAAN DOS OLEHKAPAL •KAPAL BEROPERASI PADA TINGKAT PENGAMAN YANG LEBIH TINGGI DARI PELABUHAN ATAU KAPAL YANG AKAN BERINTERFACE DENGANNYA. •ADANYA KESEPAKATAN ANTAR MASING – MASING NEGARA YANG MENCAKUP PELAYARAN INTERNASIONAL TERTENTU ATAU KAPAL TERTENTU PADA PELAYARAN TERSEBUT. •ADA ANCAMAN KEAMANAN / KEJADIAN TERHADAP KAPAL ATAU PELABUHAN •KAPAL BERADA DI PELABUHAN YANG TIDAK MEMENUHI KETENTUAN ISPS CODE •KAPAL INTERFACE DENGAN KAPAL YANG TIDAK MEMENUHI ISPS CODE.
  • 143.
    CONTOH DOS Nama KapalNama Pelabuhan DOS valid from ------ Until ------ Untuk kapal/pelabuhan yang berinterface pada level keamanan -------- Kapal & fasilitas pelabuhan menyetujui tanggung jawab keamanan berikut : Kapal Pelabuhan Kapal Pelabuhan Kapal Pelabuhan Kapal Pelabuhan Kapal Pelabuhan 1. Menetapkan Komunikasi antara kapal & pelabuhan - Sarana Menghidupkan alarm - Melaporkan setiap ketidak sesuaian - Penyampaian kekapal informasi keamanan khusus (yang dikontak khusus) 2. Tanggung jawab pemeriksaan ID & Screening dan : - Penumpang, ABK & Barang – barangnya - Muatan kapal, Storage & Kendaraan 3. Tanggung jawab mengadakan pemeriksaan dermaga & sekitarnya Date of Issue_________ TT Nakhoda / SSO TT.PFSO
  • 145.
    Petugas Keamanan Perusahaan(CSO) dan Personil Petugas Perusahaan didarat, serta Petugas Keamanan Kapal (SSO) harus Memiliki pengetahuan dan mendapatkan Pelatihan sebagai berikut : 1. Administrasi Keamanan 2. Konvensi-konvensi , Code dan Rekomendasi International yang relevan 3. Hukum dan Regulasi Pemerintah yang relevan 4. Tanggung jawab dan fungsi organisasi keamanan yang lain 5. Metodologi Penilaian Keamanan Kapal 6. Metode Survey dan pemeriksaan keamanan kapal 7. Operasi serta kondisi kapal dan pelabuhan 8. Pedoman keamanan kapal dan fasilitas pelabuhan 9. Kesiapan penanganan keadaan darurat dan contingency plan
  • 146.
    Lanjutan 10. Tehnik-tehnik pengajaranuntuk pendidikan dan pelatihan keamanan meliputi pedoman dan prosedur keamanan 11. Penanganan Informasi dan Komunikasi keamanan yang sensitif 12. Pengetahuan tentang pola dan ancaman keamanan 13. Pengenalan dan pendeteksian senjata, alat dan bahan-bahan yang berbahaya 14. Pengetahuan tentang karakteristik dan pola tingkah laku manusia yang cenderung membahayakan keamanan 15. Tehnik-tehnik yang digunakan untuk menghindari tindakan keamanan 16. Sistem dan peralatan keamanan serta keterbatasan operasionalnya 17. Metode melaksanakan Audit, pemeriksaan, pengawasan, dan pemantauan 18. Cara-cara penggeledahan fisik dan pemeriksaan yang baik 19. Berlatih dan Latihan keamanan bersama dengan fasilitas pelabuhan 20. Penilaian berlatih dan latihan keamanan.
  • 147.
    PELATIHAN BAGI ABKDENGAN TUGAS KHUSUS KEAMANAN 1. Pengetahuan tentang pola dan ancaman keamanan. 2. Pengenalan dan pendeteksian senjata, alat dan bahan-bahan yang berbahaya. 3. Pengetahuan tentang karakteristik dan pola tingkah laku manusia yang cenderung membahayakan keamanan. 4. Tehnik-tehnik yang digunakan untuk menghindari tindakan keamanan. Manajemen mengatasi kerusuhan dan teknik pengendaliannya. 5. Komunikasi-komunikasi kamanan. 6. Pengetahuan prosedur darurat dan Contingency plan. 7. Pengoperasian peralatan dan sistem keamanan. 8. Pengujian, kalibrasi dan pemeliharaan peralatan dan sistem keamanan di laut. 9. Tehnik-tehnik pemeriksaan, pengawasan dan pemantauan. 10.Metode penggeledahan fisik terhadap manusia, barang-barang pribadi, bagasi, muatan dan perbekalan kapal.
  • 148.
  • 149.
    • WHAT IHEAR, I FORGET • WHAT I SEE, I REMEMBER • WHAT I DO, I UNDERSTAND Confucius
  • 150.
    MEMBACA : 10% MATERI MENDENGAR : 20 % MATERI MELIHAT : 30 % MATERI MENDENGAR DAN MELIHAT : 50 % MATERI MENGUCAPKAN : 75 % MATERI MENGUCAPKAN DAN MELAKUKAN : 90 % MATERI
  • 151.
    SLIDE DAN MODEL POWERPOINT AUDIO– VISUAL VIDEO CASSETTE WHITE BOARD HAND OUT
  • 152.
    • METODE PENYAMPAIANPEMBELAJARAN • DEMONSTRASI / PERAGAAN • DISKUSI KELOMPOK • STUDI KASUS • ANALISYS • PENAYANGAN VIDEO / FILM
  • 153.
    1. MENINGKATKAN KEWASPADAANSERTA KESADARAN AKAN ANCAMAN KEAMANAN KAPAL 2. MENGETAHUI TINDAKAN KEAMANAN YANG DILAKUKAN SESUAI RANCANGAN KEAMANAN KAPAL 3. MENGETAHUI TINDAKAN UMUM DAN PROSEDUR DARURAT SERTA CONTINGENCY PLAN DALAM KEADAAAN DARURAT 4. MENGETAHUI TINDAKAN KHUSUS YANG DIBUAT UNTUK MELINDUNGI KAPAL DARI ANCAMAN KEAMANAN
  • 154.
    THANK YOU THANK YOU FORYOUR FOR YOUR ATTENTION ATTENTION GOOD LUCK !!! GOOD LUCK !!!
  • 155.
    Santa Maria —1961 This ship was selected by Henrique Galvao, a former general in the army of the Portuguese dictator Salazar, to be seized at sea for use in a larger anti-Salazar campaign. The decision to use the ship was based on its size and speed (20 knots at full speed). Galvao also realized that the large number of passengers ensured publicity and would provide some shield against counter action. The initial plan called for 100 armed men to be placed aboard as paying passengers. After the ship had been taken, it was to sail to the island of Fernando Po in the hope of staging a commando raid, seizing a gunboat, and proceeding to Angola to stage an uprising ashore. The transit was planned to take eight days, allowing three days’ head start before the Santa Maria was due for her next port call in Miami. Radio silence was to be maintained while confederates ashore cabled misleading location data and false reports of delays. The Santa Maria and her sister ship were kept under surveillance over a period of several months on each of their monthly calls at La Guaira, Venezuela. Careful note was made security measures And boarding procedures and brochures and photographs were acquired to familiarize the plotters With all aspects of the ship…….